50
51
Lampiran 3. Gambar simplisia dan serbuk sponge Suberites diversicolor Becking & Lim
52 Lampiran 3 (Lanjutan)
53
Lampiran 4. Gambar miroskopik serbuk simplisia sponge Suberites diversicolor Becking & Lim
Keterangan gambar:
1. Spikula megasklera monoaxon tipe substylostyle
54 Lampiran 5. Bagan kerja penelitian
Isolat murni
Sponge Suberites diversicolor Becking & Lim
Berat sponge Suberites diversicolor Becking & Lim = 2,2 kg
Serbuk sponge Triterpenoid -Pemeriksaan makroskopik
dan mikroskopik -Penetapan kadar air
-Penetapan kadar sari yang larut dalam air
-Penetapan kadar sari yang larut dalam etanol
-Penetapan kadar abu total -Penetapan kadar abu yang
tidak larut dalam asam
dipisahkan dari pengotor dicuci dengan air kran mengalir ditiriskan
ditimbang
dihaluskan dengan blender dipotong-potong
dikeringkan dalam lemari pengering dengan suhu 40-50oC selama 6 hari
ditimbang
Berat sponge Suberites diversicolor Becking & Lim = 400 g
55
Lampiran 6. Bagan pembuatan ekstrak n-heksan simplisia sponge Suberites diversicolor Becking & Lim
Serbuk sponge (280 g)
dimasukkan ke dalam sebuah bejana
ditambahkan sebanyak 75 bagian n-heksan
ditutup
dibiarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya sambil sering diaduk
diserkai dan diperas
Maserat Ampas
dicuci ampas dengan n-heksan dan disaring hingga
diperoleh 100 bagian
Maserat
dipindahkan ke dalam bejana tertutup
dibiarkan di tempat sejuk, terlindung dari cahaya selama 2 hari
dienap tuangkan atau saring
Ekstrak kental n-heksan
dipekatkan dengan rotary evaporator pada suhu tidak lebih dari 40°C
56
Lampiran 7. Bagan isolasi senyawa steroid/triterpenoid dari ekstrak n-heksan sponge Suberites diversicolor Becking & Lim
s
Ekstrak n-heksan
diKLT preparatif dengan fase diam silika gel GF254, fase gerak
n-heksan-etilasetat (70:30) disemprot dengan Lieberrmann-Burchard
diuji kemurnian dengan KLT satu arah dan dua arah
diKLT, fase gerak:
n-heksan–etilasetat dengan berbagai perbandingan, fase diam silika gel 60 F254, penampak bercak
Liebermann-Burchard Kromatogram
dikerok
dimasukkan ke dalam vial direndam dengan metanol selama 1 malam
disaring
Isolat murni Isolat
diidentifikasi dengan spektrofotometer UV dan IR
Bagian yang tidak disemprot
Filtrat
diuapkan hingga kering
ditambahkan sedikit metanol dingin
dimasukkan ke dalam lemari pendingin
57
Lampiran 8. Kromatogram KLT ekstrak n-heksan sponge Suberites diversicolor Becking & Lim
Fase gerak: n-heksan-etilasetat, a. (90:10); b. (80:20); c.(70:30); d;
(60:40); e. (50:50), fase diam: silika gel 60 F254, penampak bercak:
Liebermann-Burchard, tp = titik penotolan, hm = hijau muda, mu = merah ungu, b = biru, ht = hijau tua, bp = batas pengembangan.
58 Lampiran 9. Kromatogram hasil KLT preparatif
Keterangan:
bp
tp
Penampak bercak Liebermann-Burchard, fase diam: silika gel 60 GF254, fase gerak: n-heksan-etilasetat (70:30), tp = titik penotolan,
59
Lampiran 10. Kromatogram isolat hasil KLT preparatif
Keterangan:
bp
tp
Penampak bercak Liebermann-Burchard, fase diam: silika gel 60 F254, fase gerak: n-heksan-etilasetat (70:30), tp = titik penotolan,
60
Lampiran 11. Kromatogram hasil KLT dua arah dari isolat murni
Keterangan: A1= arah pengembangan pertama, A2 = arah pengembangan kedua, penampak bercak Liebermann–Burchard, fase gerak I: n-heksan– etilasetat (70:30), fase gerak II: toluen-etilasetat (80:20), fase diam silika gel 60 F254, tp = titik pentotolan, bp1= arah pengembangan 1,
bp2= arah pengembangan 2.
A1 A2
tp
61
Lampiran 12. Spektrum ultraviolet dari isolat murni sponge Suberites diversicolor Becking & Lim
Panjang gelombang (nm) 3.50
0.500/ div
0.00
200.0 50/div 400.0
62
Lampiran 13. Spektrum IR isolat murni sponge Suberites diversicolor Becking & Lim
4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500
Bilangan gelombang (1/cm) 75
63
Lampiran 14. Perhitungan Hasil Penetapan Kadar
a. Perhitungan hasil penetapan kadar air
64 Lampiran 14.(Lanjutan)
b. Perhitungan hasil penetapan kadar sari yang larut dalam air Kadar sari yang larut dalam air = berat sari
berat simplisia x 100
20 x100%
1. Kadar sari yang larut dalam air I
Berat cawan = 47,8147 g
Berat cawan + berat sari = 48,0404 g
Berat sampel = 5,0030 g
Berat sari = 0,2257 g
Kadar sari yang larut dalam air = 0,2245
5,0030 x 100
20 x 100%
= 22,55% 2. Kadar sari yang larut dalam air II
Berat cawan = 47,8150 g
Berat cawan + berat sari = 48,0558 g
Berat sampel = 5,0035 g
Berat sari = 0,2408 g
Kadar sari yang larut dalam air
=
0,24085,0035 x 100
20 x100%
= 24,06% 3. Kadar sari larut dalam air III
Berat cawan = 47,8154 g
Berat cawan + berat sari = 48,0303 g
Berat sampel = 5,0040 g
65 c. Perhitungan hasil penetapan kadar sari yang larut dalam etanol d.
e.
1. Kadar sari yang larut dalam etanol I
Berat cawan = 47,8138 g 2. Kadar sari yang larut dalam etanol II
Berat cawan = 47,8103 g 3. Kadar sari yang larutdalam etanol III
Berat cawan = 47,8105 g
Berat cawan + berat sari = 47,9730 g
Berat sampel = 5,0055 g
Berat sari = 0,1625 g Kadar sari yang larut dalam etanol
=
berat sariberat simplisia
x
10066
Kadar sari yang larut dalam etanol rata-rata = 16,69%+16,58%+16,23%
3
=16,5%
d. Perhitungan hasil penetapan kadar abu total
1. Sampel I
67 Lampiran 14.(lanjutan)
Kadar abu total rata-rata = 25,50% + 26,27% + 24,9%
3
= 25,58%
e. Perhitungan hasil penetapan kadar abu tidak larut dalam asam
1. Sampel I Kadar abu tidak larut dalam asam