• Tidak ada hasil yang ditemukan

INSTRUMEN DAN TEKNIK PENGUKURAN PEMBELAJARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INSTRUMEN DAN TEKNIK PENGUKURAN PEMBELAJARAN"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

26

Pengukuran merupakan proses yang natural dan biasa dilaksanakan baik sengaja maupun tidak sengaja. Sebagai seorang pendidik, segala pengukuran yang dilakukan selayaknya dapat dipertanggungjawabkan secara akademik, transparan dan logis. Oleh karena itu, selain dibutuhkan instrumen dalam pengukuran dibutuhkan pula teknik yang jelas dan logis dalam mengukur hasil belajar.

Pelaksanaan pengukuran tidak lepas dari sebuah alat pengukur yang disebut instrumen. Alat yang baik niscaya akan memberikan hasil pengukuran yang baik jika dibarengi dengan teknik yang baik pula. Dalam dunia pendidikan dikenal 2 instrumen yang sering digunakan dalam pengukurannya, yaitu : Instrumen Tes dan Non Tes. Dalam bab ini dibahas tentang pengukuran yang menggunakan tes dan non tes dalam kegiatan pembelajaran.

A. Tes

Tes merupakan suatu bentuk instrumen yang paling akrab digunakan dalam dunia pendidikan diberbagai jenjang. Oleh karena itu, penting kiranya untuk memahami tes, kegunaan dan jenis tes dari berbagai sudut pandang. Djaali dan Pudjiono (2004) mengatakan tes merupakan sejumlah pertanyaan yang memiliki jawaban yang benar atau salah. Tes diartikan juga sebagai sejumlah pertanyaan yang membutuhkan jawaban, atau sejumlah pertanyaan yang harus diberikan tanggapan dengan tujuan mengukur tingkat kemampuan seseorang atau mengungkap aspek tertentu dari orang yang dikenai tes (testee).

Tes merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka melaksanakan kegiatan pengukuran, yang didalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh peserta didik untuk mengukur aspek perilaku peserta didik. Dalam rumusan ini terdapat beberapa unsur penting. Pertama, tes merupakan suatu cara atau teknik yang disusun secara sistematis dan digunakan dalam rangka kegiatan pengukuran. Kedua, di dalam tes terdapat berbagai pertanyaan dan pernyataan atau serangkaian tugas yang harus dijawab dan dikerjakan

(2)

oleh peserta didik. Ketiga, tes digunakan untuk mengukur suatu aspek perilaku peserta didik. Keempat, hasil tes peserta didik perlu diberi skor dan nilai.

Tes adalah himpunan pertanyaan yang harus dijawab, atau pernyataan – pernyataan yang harus dipilih/ditanggapi, atau tugas – tugas yang harus dilakukan oleh orang dites dengan tujuan mengukur suatu aspek (perilaku) tertentu dari orang yang dites. Secara umum tes dibedakan menjadi tes tertulis dan tes tidak tertulis. Tes tertulis adalah sebuah tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada siswa dalam bentuk bahan tulisan. Dalam menjawab soal siswa tidak selalu harus merespons dalam bentuk menulis kalimat jawaban tetapi dapat juga dalam bentuk mewarnai, memberi tanda, menggambar grafik, diagram dan lain sebagainya.

Dari berbagai penjelasan tentang tes tersebut di atas, ada baiknya diketahui pula kelemahan dari tes, antara lain

1. Hampir semua tes hanya dapat mengukur hasil belajar yang bersifat kognitif dan keterampilan sederhana. Walaupun dapat mengukur hasil belajar yang esensial, maka konstruksi tesnya akan membutuhkan waktu dan keterampilan yang lebih tinggi.

2. Hasil tes seringkali disalahartikan. Hasil tes seringkali dianggap gambaran utuh dan keseluruhan dari kemampuan dan pengetahuan seseorang. Padahal, butir – butir tes seringkali hanya mengukur sebagian ranah kognitif maupun psikomotor yang sangat sederhana dari seseorang. Selain itu, hasil tes seringkali dianggap suatu hasil yang permanen dan cenderung menetap, padahal hasil tes selalu berubah – ubah karena memang hakikat hasil belajar sesungguhnya berubah – ubah.

3. Dalam proses pelaksanaannya, tes selalu menimbulkan kecemasan. Walaupun kadar kecemasan setiap peserta didik berbeda – beda namun demikian, tetap saja faktor kecemasan dapat mengakibatkan terjadinya perbedaan hasil yang diperoleh dalam dengan kemampuan yang sesungguhnya.

Dalam berbagai kesempatan kita seringkali berhadapan dengan berbagai jenis tes antara lain pilihan ganda, menjodohkan maupun isian dan essay atau uraian. Berikut ini dapat dijelaskan Jenis jenis tes tersebut

(3)

Tes bentuk pilihan ganda adalah soal yang jawabnya harus dipilih dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Secara umum, setiap soal pilihan ganda terdiri dari pokok soal (steam) dan pilihan jawaban (option). Pilihan jawaban terdiri atas kunci jawaban dan pengecoh (distractor). Kunci jawaban yang tidak benar, namun memungkinkan seseorang terkecoh untuk memilihnya apabila tidak menguasai bahannya atau materi pelajarannya dengan baik.

Soal tes bentuk pilihan-ganda dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar yang lebih kompleks dan berkenaan dengan aspek ingatan, pengertian, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Soal tes bentuk pilihan-ganda terdiri atas pembawa pokok persoalan dan pilihan jawaban. Pembawa pokok persoalan dapat dikemukakan dalam bentuk pertanyaan dan dapat pula dalam bentuk pernyataan (statement) yang belum sempurna yang sering disebut stem. Sedangkan pilihan jawaban itu mungkin berbentuk perkataan, bilangan atau kalimat dan sering disebut pilihan jawaban (option).

Pilihan jawaban terdiri atas jawaban yang benar atau yang paling benar, selanjutnya disebut kunci jawaban dan kemungkinan jawaban salah yang dinamakan pengecoh (distractor atau decoy atau fails) namun memungkinkan seseorang memilihnya apabila tidak menguasai materi yang ditanyakan dalam soal.

Mengenai jumlah alternatif jawaban sebenarnya tidak ada aturan baku. Anda bisa membuat 3, 4 atau 5 alternatif jawaban. Semakin banyak semakin bagus. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi faktor menebak (chance of guessing), sehingga dapat meningkatkan validitas dan reliabilitas soal. Semakin banyak alternatif jawaban, semakin kecil kemungkinan peserta didik menerka. Adapun kemampuan yang dapat diukur oleh bentuk soal pilihan-ganda, antara lain : mengenal istilah, fakta, prinsip, metode, dan prosedur; mengidentifikasi penggunaan fakta dan prinsip; menafsirkan hubungan sebab-akibat; dan menilai metode dan prosedur.

Ada beberapa jenis tes bentuk pilihan-ganda, yaitu :

a. Distracters, yaitu setiap pertanyaan atau pernyataan mempunyai beberapa pilihan jawaban yang salah, tetapi disediakan satu pilihan jawaban yang benar. Tugas peserta didik adalah memilih satu jawaban yang benar itu.

(4)

b. Analisis hubungan antara hal, yaitu bentuk soal yang dapat digunakan untuk melihat kemampuan peserta didik dalam menganalisis hubungan antara pernyataan dengan alasan (sebab-akibat).

c. Variasi negatif, yaitu setiap pertanyaan atau pernyataan mempunyai beberapa pilihan jawaban yang benar tetapi disediakan satu kemungkinan jawaban yang salah. Tugas peserta didik adalah memilih jawaban yang salah tersebut.

d. Variasi berganda, yaitu memilih beberapa kemungkinan jawaban yang semuanya benar, tetapi ada satu jawaban yang paling benar. Tugas peserta didik adalah memilih jawaban yang paling benar.

e. Variasi yang tidak lengkap, yaitu pertanyaan atau pernyataan yang memiliki beberapa kemungkinan jawaban yang belum lengkap. Tugas peserta didik adalah mencari satu kemungkinan jawaban yang benar dan melengkapinya.

Kebaikan soal bentuk pilihan-ganda antara lain (1) cara penilaian dapat dilakukan dengan mudah, cepat, dan objektif (2) kemungkinan peserta didik menjawab dengan terkaan dapat dikurangi (3) dapat digunakan untuk menilai kemampuan peserta didik dalam berbagai jenjang kemampuan kognitif (4) dapat digunakan berulang-ulang (5) sangat cocok untuk jumlah peserta tes yang banyak. Adapun kelemahan tes bentuk pilihan ganda antara lain (1) tidak dapat digunakan untuk mengukur kemampuan verbal dan pemecahan masalah (2) penyusunan soal yang benar-benar baik membutuhkan waktu lama (3) sukar menentukan alternatif jawaban yang benar-benar homogin, logis, dan berfungsi.

a. Beberapa petunjuk praktis dalam menyusun soal bentuk pilihan-ganda : 1. Harus mengacu kepada kompetensi dasar dan indikator soal.

2. Berilah petunjuk mengerjakannya dengan jelas.

3. Jangan memasukkan materi soal yang tidak relevan dengan apa yang sudah dipelajari peserta didik.

4. Pernyataan pada soal seharusnya merumuskan persoalan yang jelas dan berarti. 5. Pernyataan dan pilihan hendaknya merupakan kesatuan kalimat yang tidak

terputus.

(5)

7. Panjang pilihan pada suatu soal hendaknya lebih pendek daripada itemnya. 8. Usahakan agar pernyataan dan pilihan tidak mudah diasosiasikan

9. Alternatif jawaban yang betul hendaknya jangan sistematis. 10. Harus diyakini benar bahwa hanya ada satu jawaban yang benar

b. Keunggulan dan keterbatasan Bentuk Tes Pilihan Ganda 1. Keunggulan

a) Mengukur berbagai jenjang kognitif (dari mengetahui sampai mencipta) b) Penskorannya mudah, cepat, objektif dan dapt mencakup ruang lingkup

bahan/materi/pokok bahasan yang luas dalam suatu tes untuk suatu kelas atau jenjang pendidikan.

c) Bentuk ini sangat tepat untuk ujian yang pesertanya sangat banyak atau sifatnya missal, sedangkan hasilnya harus segera diumumkan, seperti Ujian Semester, Ujian Kenaikan Kelas, Ujian Sekolah dan Ujian Nasional.

2. Keterbatasan

a) Memerlukan waktu yang relatif lama untuk membuatnya b) Sulit membuat pengecoh yang homogenitas dan berfungsi c) Terdapat peluang untuk menebak kunci jawaban (guessing)

c. Kaidah penulisan soal bentuk pilihan ganda 1. Materi

a) Soal harus sesuai dengan indikator. Artinya, soal harus menanyakan perilaku dan materi yang hendak diukur sesuai dengan tuntutan indikator b) Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi. Artinya,

semua pilihan jawaban harus berasal dari materi yang sama seperti terkandung dalam pokok soal, penulisannya harus setara dan semua pilihan jawaban harus berfungsi

c) Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar atau yang paling benar. Artinya satu soal hanya mempunyai satu kunci jawaban. Jika terdapat beberapa pilihan jawaban yang benar, maka kunci jawabannya adalah pilihan jawaban yang paling benar.

(6)

2. Konstruksi

a) Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas. Artinya, kemampuan/ materi yang hendak diukur/ ditanyakan harus jelas, tidak menimbulkan pengertian atau penafsiran yang berbeda dari yang dimaksudkan penulis dan hanya mengandung satu persoalan untuk setiap nomor. Bahasa yang digunakan harus komunikatif, sehingga mudah dimengerti peserta didik. Apabila tanpa harus melihat dahulu pilihan jawaban, siswa sudah dapat mengerti pertanyaan/ maksud pokok soal, maka dapat disimpulkan bahwa pokok soal tersebut sudah jelas.

b) Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan yang diperlukan saja. Artinya, apabila terdapat rumusan atau pernyataan yang sebetulnya tidak diperlukan, maka rumusan atau pernyataan tersebut dihilangkan saja.

c) Pokok soal jangan memberikan petunjuk kea rah jawaban yang benar. Artinya pada pokok soal jangan sampai terdapat kata, frase atau ungkapan yang dapat memberikan petunjuk ke arah jawaban yang benar.

d) Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negative ganda. Artinya, pada pokok soal jangan sampai terdapat dua kata atau lebih yang mengandung arti negative. Penggunaan kata negative ganda dapat mempersulit siswa dalam memahami maksud soal. Oleh karena itu, perlu dihindari. Namun untuk keterampilan bahasa, penggunaan kata negative ganda diperbolehkan kalau ayang ingin diukur justru pengertian tentang negative ganda itu sendiri

e) Panjang rumusan pilihan jawaban harus relative sama. Kaidah ini perlu diperhatikan karena adanya kecenderungan siswa untuk memilih jawaban yang paling panjang, karena seringkali jawaban yang lebih panjang itu lebih lengkap dan merupakan kunci jawaban.

f) Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan, “semua pilihan jawaban di atas salah”, atau “semua pilihan jawaban di atas benar”. Artinya, dengan adanya pilihan jawaban seperti itu, maka dari segi materi pilihan jawaban

(7)

berkurang satu, karena pernyataan itu hanya merujuk kepada materi dari jawaban sebelumnya.

g) Pilihan jawaban yang berbentuk angka harus disusun berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka tersebut, dan pilihan jawaban berbentuk angka yang menunjukan waktu harus disusun secara kronologis. Pengurutan angka dilakukan dari nilai angka paling kecil ke besar atau sebaliknya. Pengurutan waktu berdasarkan kronologis waktunya. Pengurutan tersebut dimaksudkan untuk memudahkan siswa melihat dan memahami pilihan jawaban.

h) Gambar, grafik, tabel, diagram dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas dan berfungsi. Artinya, apa saja yang menyertai suatu soal yang ditanyakan harus jelas, terbaca, dapat dimengerti oleh siwa. Apabila soal tersebut tetap bisa dijawab tanpa melihat gambar, grafik, table atau sejenisnya yang terdapat pada soal, berarti gambar grafik atau table tersebut tidak berfungsi.

i) Butir materi soal jangan tergantung pada jawaban soal sebelumnya. Ketergantungan pada soal sebelumnya menyebabkan siswa yang tidak dapat menjawab benar soal pertama tidak akan dapat menjawab dengan benar soal berikutnya.

3. Bahasa

a) Gunakan bahasa Indonesia (Bahasa Nasional) dalam pembuatan soal. Artinya jangan menggunakan bahasa asing, karena kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pengukuran akan sangat tinggi, selain itu bertentangan dengan Undang – Undang No.20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS.

b) Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.

c) Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat, jika soal akan digunakan untuk daerah lain atau nasional

(8)

d) Pilihan jawaban jangan mengulang kata atau frase yang bukan merupakan satu kesatuan pengertian. Letakan kata tersebut pada pokok soal.

d. Contoh – contoh bentuk butir tes (soal) pilihan Ganda

Bacaan berikut ini untuk contoh soal no. 1 sampai dengan 3.

1) Soal harus sesuai dengan indikator dan hanya mengukur satu kemampuan per

butirnya

Indikator : Siswa dapat memprediksi keadaan populasi dalam ekosistem kolam setelah jangka waktu lama, berdasarkan ilustrasi yang diberikan.

Contoh : Soal yang Kurang Baik

Manakah di antara hewan-hewan berikut yang paling terpengaruh oleh insektisida ? a. Ikan .

b. Ular. c. Katak. d. Serangga. Penjelasan:

Dalam contoh di atas dapat dilihat bahwa kemampuan yang ingin diukur dalam indikator adalah memprekdiksi keadaan populasi dalam ekosistem kolam setelah jangka waktu lama, sedangkan soal menanyakan tentang hewan yang terpengaruh oleh adanya insektisida. Rumusan pokok soal ini tidak sesuai dengan indikator.

Contoh Soal yang Lebih Baik :

Apakah yang akan terjadi dengan populasi dalam ekosistrem kolam pak irfan dalam jangka waktu yang lama?

a. Populasi ikan akan langsung mati karena mereka memakan insektisida.

Pak Irfan membuka usaha perikanan darat yang dilakukan disebuah kolam. Ekosistem

kolam tersebut yang didalamnya terdapat populasi ikan (seperti bawal, gabus, gurame, nila), katak, serangga, bangau, ular, teratai, eceng gondok, dan ganggang, berada didekat sawah yang sering disemprot dengan insektisida. Secara terus menerus sisa-sisa insektisida ini terbawa aliran air dan masuk ke dalam kolam.

(9)

b. Populasi eceng gondok akan meledak karena insektisida merupaka pupuk bagi tumbuhan tersebut.

c. Populasi ikan akan berkurang karena mereka memangsa plankton yang mengandung insektisida.

d. Semua populasi yang terdapat dalam kolam akan mati. Kunci: D

2) Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi

Contoh Soal yang Kurang Baik:

Organisme yang dapat membuat makanannya sendiri dalam ekosistem kolam pak Irfan adalah…. a. Katak . b. Ikan. c. Teratai. d. Air. Kunci: C Penjelasan :

Pilihan jawaban d pada contoh soal diatas tidak homogen dari segi materi karena air bukanlah organisme, sedangkan pokok soal menanyakan tentang organism yang dapat membuat makanannya sendiri.

Contoh Soal yang Baik:

Organisme yang dapat membuat makanannya sendiri dalam ekosistem kolam pak Irfan adalah…. a. Katak . b. Ikan. c. Teratai. d. Serangga. Kunci: C

3) Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar atau yang benar.

Contoh Soal yang Kurang Baik:

Bila populasi serangga punah, apa yang terjadi dengan populasi lain dalam kolam pak Irfan? a. Katak dan ular meningkat.

(10)

Harumanis 35% Manalagi 20% Golek indra mayu c. Katak meningkat dan ular menurun. d. Katak dan ular menurun.

Kunci: B dan D Penjelasan :

Contoh soal diatas lebih dari satu pilihan jawaban yang benar,yaitu b dan d sehingga dapat membingungkan siswa. Sedangkan jawaban yang diminta hanya satu jawaban yang benar atau paling tepat.

Contoh Soal yang Lebih Baik:

Bila populasi serangga punah, apa yang terjadi dengan populasi lain dalam kolam pak Irfan?

a. Katak dan ular meningkat.

b. Katak menurun dan ular menurun. c. Katak meningkat dan ular menurun. d. Katak dan ular menurun.

Kunci: D

4) Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas.

Kebun pak Budi ditanami 4 jenis pohon mangga, yaitu golek, indramayu, manalagi dan harumanis. Pohon mangga golek mempunyai batang yang kokoh dan buah yang masam, sedangkan pohon mangga harumanis mempunyai batang yang tidak kokoh dan buah yang manis.

Diagram lingkaran berikut menggambarkan mangga yang dihasilkan dari kebun pak Budi.Mangga yang dihasilkan dari kebun pak Budi kemudian diolah menjadi manisan dan selai.

Contoh Soal yang Kurang baik :

(11)

a. 750 buah b. 450 buah c. 300 buah d. 50 buah Kunci : A Penjelasan :

Penjelasan perumusan permasalahan dalam pokok soal tidak jelas, pengoceh menjadi sangat heterogen, dan tidak jelas konsep apa yang ditanyakan.

Contoh Soal yang Lebih Baik :

Bila banyak manga golek 150 buah, jumlah seluruh manga yang diperoleh pak Budi adalah…. a. 750 buah b. 450 buah c. 300 buah d. 50 buah Kunci : A

5) Rumusan pokok dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan yang diperlukan

saja.

Contoh Soal yang Kurang Baik :

Pak Budi ingin mengembangkan usaha perkebunan mangga, oleh karena itu dia harus menanam bibit mangga yang baik. Bagaimanakah cara pak Budi untuk memperoleh pohon mangga baru dengan menggabungkan sifat-sifat yang baik dari pohon mangga golek harumanis ?

a. Melakukan perkawinan silang dari kedua pohon tersebut.

b. Mencangkok pohon mangga harumanis dan memberi pupuk sebanyak mungkin. c. Melakukan penyambungan dengan pohon mangga harumanis sebagai pohon pokok. d. Menempelkan bakal tunas dari pohon mangga harumanis ke batang pohon mangga golek. Kunci : D

(12)

Penjelasan :

Pokok soal di atas mengandung pernyataan yang tidak diperlukan, yaitu kalimat pertama. Hal ini akan membingungkan siswa dan menyita waktu yang disediakan untuk membaca dan memahami maksud soal.

Contoh Soal yang lebih Baik :

Bagaimanakah cara pak Budi untuk memperoleh pohon mangga baru dengan menggabungkan sifat-sifat yang lebih baik dari pohon mangga golek dan harumanis ?

a. Melakukan perkawinan silang dari kedua pohon tersebut.

b. Mencangkok pohon mangga harumanis dan member pupuk sebanyak mungkin. c. Melakukan penyambungan dengan pohon mangga harumanis sebagai pohon pokok. d. Menempelkan bakal tunas dari pohon mangga harumanis kebatang pohon mangga golek

Kunci jawaban : D

6) Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban benar

Contoh Soal yang Kurang Baik:

Jenis unit koperasi apakah yang tepat dijadikan sebagai tempat pemasaran manisan dan selai Pak Budi ?

a. Koperasi Unit Desa b. Koperasi SimpanPinjam c. Koperasi Konsumsi d. Koperasi Produksi Kunci jawaban : A Penjelasan :

Kata unit pada pokok soal akan memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar. Contoh Soal yang Kurang Baik:

Jenis koperasi apakah yang tepat dijadikan sebagai tempat pemasaran manisan dan selai Pak Budi ?

a. Koperasi Unit Desa b. Koperasi SimpanPinjam c. Koperasi Konsumsi d. Koperasi Produksi

(13)

7) Pokok soal yang menggunakan pernyataan yang bersifat negative ganda seperti bukan, tidak, tanpa, kecuali dan sejenisnya dapat membingungkan peserta didik dalam memahami pokok permasalahan yang ditayakan.

Contoh Soal yang Kurang Baik :

Berikut ini adalah organisasi yang tidak bergerak di bidang politik, kecuali …. a. Budi Utomo b. Muhammadiyah c. Indische Partij d. Taman siswa Kunci : C Penjelasan :

Pokok soal di atas menggunakan pernyataan yang bersifat negatif ganda, yaitu tidak dan kecuali. Penggunaan kata negatif ganda tersebut dapat membingungkan siswa dalam memahami pokok permasalahan yang ditanyakan.

Contoh soal yang Lebih baik :

Organisasi pada masa pergerakan nasional yang bergerak dibidang politik adalah … a. Budi Utomo

b. Muhammadiyah c. Indische Partij d. Taman siswa Kunci : C

8) Panjang rumusan pilihan jawaban harus relative sama.

Contoh soal yang Kurang Baik :

Salah satu isi Dekrit Presiden 5 juli 1959 adalah …. a. Pembubaran Partai Komunis Indonesia

b. Kembali ke Undang-undang Dasar 1945 c. Pembentukan Dewan Perwakilan Rakyat

d. Dibentuknya Dewan Nasional yang terdiri dari wakil-wakil semua partai yang ada. Kunci : B

Penjelasan :

Pada contoh soal di atas pilihan jawaban paling panjang. Hal ini perlu dihindari karena ada kecenderungan peserta didik untuk memilih jawaban terpanjang sebagai kunci.

(14)

Contoh soal yang lebih baik:

Salah satu isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959 adalah …. a. Pembubaran Partai Komunis Indonesia

b. Kembali ke Undang-undang Dasar 1945 c. Pembentukan Dewan Perwakilan Rakyat d. Pembentukan dewan Nasional

Kunci B

9) Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan, “Semua pilihan jawaban di atas

salah”, atau “Semua pilihan jawaban di atas benar”. Contoh soal yang kurang baik :

Apa akibat yang ditimbulkan pada kehidupan manusia jika kita menebang pohon secara sembarangan?

a. Akan terjadi banjir karena tidak ada akar tumbuhan yang menahan air.

b. Kehidupan manusia tidak akan terpengaruh karena manusia dapat menanam hutan yang baru.

c. Kehidupan manusia semakin sulit karena tidak ada lagi sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan.

d. Semua pilihan jawaban di atas salah.

Kunci A

Penjelasan :

Contoh soal di atas kurang baik karena hanya terdapat tiga pilihan jawaban yang dipertimbangkan. Jika semua jawaban di atas benar merupakan kunci, maka kita tidak mendapat informasi apakah peserta didik telah mengetahui dan memahami dengan baik jawaban yang benar. Sebaliknya bila semua jawaban di atas salah merupakan kunci maka kita tidak mendapatin formasi apa-apa dari jawaban siswa untuk pertanyaan tersebut.

Contoh soal yang lebih baik:

Apa akibat yang ditimbulkan pada kehidupan manusia jika kita menebang pohon secara sembarangan?

a. Akan terjadi banjir karena tidak ada akar tumbhan yang menahan air.

b. Kehidupan manusia tidak akan terpengaruh karena manusia dapat menanam hutan yang baru.

(15)

c. kehidupan manusia semakin sulit karena tidak ada lagi sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan.

d. Manusia akan mencari sumber daya alam yang lain sebagai pengganti hutan. Kunci: A

10)Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus disusun berdasarkan urutan

besar kecilnya nilai angka tersebut, atau kronologis waktunya. Contoh Soal yang kurang baik:

Bila suhu pada malam itu 20 C, berapa derajat suhu pada malam itu bila diukur dengan menggunakan thermometer Fahrenheit?

a. 77 F b. 45 F c. 68 F d. 36 F Kunci: C Penjelasan:

Pilihan jawaban di atas tidak berurutan dari besar ke kecil atau sebaliknya. Hal ini akan menyita waktu lebih banyak bagi siswa untuk memahami dan memilih jawaban yang tepat, karena harus membaca angka pilihan jawaban yang meloncat-loncat tidak berurutan.

Contoh soal yang lebih baik :

Bila suhu pada malam itu , berapa derajat suhu pada malam itu bila di ukur dengan menggunakan termometer Fahrenheit?

a. b. c. d. Kunci : C

(16)

11)Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas dan berfungsi.

Contoh soal yang kurang baik : (Membaca Grafik)

Jumlah murid yang mempunyai berat badan 30 kg adalah .... murid. a. 5 b. 10 c. 20 d. 25 Kunci : C Penjelasan:

Grafik dalam soal belum di lengkapi dengan angka yang memberikan informasi tentang jumlah murid dan berat badan, sehingga informasi dalam grafik itu tidak jelas. Akibatnya siswa yang mengerjakan soal itu tidak dapat menjawab dengan benar.

(17)

Contoh Soal Yang Lebih Baik (Membaca grafik)

Jumlah murid yang mempunyai berat badan 30 Kg adalah…….murid a. 5

b. 10 c. 20 d. 25 Kunci : C

12)Butir Soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya.

Contoh :

1) Kongres Pemuda II yang menghasilkan Sumpah Pemuda terjadi pada tanggal…. a. 20 Mei 1908

b. 5 Oktober 1945 c. 28 Oktober 1945 d. 10 Nopember 1945 Kunci : C

2) Tanggal yang dimaksudkan pada nomor 1, sekarang diperingati sebagai…. a. Hari Kebangkitan Nasional

b. Hari Sumpah Pemuda c. Hari Pahlawan d. Hari ABRI Kunci : B 0 5 10 15 20 25 30 25 30 35 40 45

Berat Badan (dalam Kg)

Ju

m

la

h

(18)

Penjelasan:

Soal di atas dapat merugikan siswa, karena siswa yang tidak menjawab dengan benar pada soal nomor 1, pasti akan menjawab salah pada soal nomor 2. Oleh karena itu soal nomor 2 harus diperbaiki sehingga menjadi soal yang berdiri sendri.

13)Rumusan butir soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa

Indonesia.

Contoh Soal yang Kurang Baik:

Andi punya duit Rp 20.000,00 dan Anto Rp 15.000,00.Mereka pengen beli bola voli seharga Rp 30.000,00. Sisa duit Fikri dan Maula adalah ….

a. Rp 1.000,00 b. Rp 5.000,00 c. Rp 10.000,00 d. Rp 15.000,00 Kunci : B Penjelasan:

Bahasa yang digunakan pada rumusan pokok soal tidak sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Contoh Soal yang lebih baik

Andi mempunyai uang Rp 20.000,00 dan Anto Rp 15.000,00. Mereka ingin membeli bola voli seharga Rp 30.000,00. Sisa uang Fikri dan Maula adalah ….

a. Rp 1.000,00 b. Rp 5.000,00 c. Rp 10.000,00 d. Rp 15.000,00 Kunci : B

(19)

14)Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat, jika soal akan digunakan untuk daerah lain atau nasional.

Perhatikan gambar di bawah ini:

Contoh soal yang kurang baik:

Gambar di atas memperlihatkan adanya angin yang sedang bertiup. Angin tersebut terjadi karena….

a. Hawa di darat lebih tinggi daripada di laut

b. Tekanan hawa di darat lebih rendah daripada di laut c. Tekanan hawa di darat lebih tinggi daripada di laut d. Hawa di darat lebih renggang daripada di laut Kunci: C

Penjelasan:

Kata hawa hanya berlaku setempat saja (untuk masyarakat Jawa). Kata tersebut dapat menimbulkan pengertian berbeda bagi siswa di daerah lain. Oleh karena itu kata hawa perlu diganti dengan kata yang mudah dimengerti dan lazim digunakan yaitu udara. Contoh soal yang lebih baik:

Gambar di atas adanya angin yang sedang bertiup. Angin tersebut terjadi karena …. a. Suhu di darat lebih tinggi daripada di laut

b. Tekanan udara di darat lebih rendah daripada di laut c. Tekanan udara di darat eabih tinggi daripada di laut d. Udara di darat lebih renggang daripada di laut. Kunci: C

(20)

15)Pilihan jawaban jangan mengulang kata atau frase yang bukan merupakan satu pengertian. Letakkan kata dan frase tersebut pada pokok soal.

Contoh Soal yang Kurang Baik :

Takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa harus ditunjukkan dengan… a. Melakukan semua perintah dan menjauhi larangan Nya b. Melakukan semua perintah dengan rasa terpaksa c. Melakukan perintah Nya karena takut dimarahi d. Melakukan perintah dan larangan dengan ikhlas

Kunci : A Penjelasan:

Kata melakukan ditulis secara berulang sampai 4 kali. Hal ini menyebabkan siswa harus membaca kata tersebut berulang kali, sehingga menyita lebih banyak waktu.

Contoh Soal yang Lebih Baik:

Takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa harus ditunjukan dengan melakukan … a. Semua perintah dan menjauhi larangan Nya

b. Semua perintah Nya dengan rasa terpaksa c. Perintah Nya karena takut hukuman d. Perintah dan larangan Nya dengan ikhlas

(21)

2. Tes dengan bentuk tes/ soal dua pilihan jawaban (B-S/ YA-TIDAK) a. Pengertian

Bentuk tes ini menuntut peserta tes untuk memilih dua kemungkinan jawaban. Bentuk tes benar-salah (B - S) adalah pernyataan yang mengandung dua kemungkinan jawaban, yaitu benar atau salah. Peserta didik diminta untuk menentukan pilihannya mengenai pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-pernyataan dengan cara seperti yang diminta dalam petunjuk mengerjakan soal.

Salah satu fungsi bentuk soal benar-salah adalah untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam membedakan antara fakta dengan pendapat. Agar soal dapat berfungsi dengan baik, maka materi yang ditanyakan hendaknya homogen dari segi isi. Bentuk soal seperti ini lebih banyak digunakan untuk mengukur kemampuan mengidentifikasi informasi berdasarkan hubungan yang sederhana. Jika akan digunakan untuk mengukur kemampuan yang lebih tinggi, paling juga untuk kemampuan menghubungkan antara dua hal yang homogen. Dalam penyusunan soal bentuk benar-salah tidak hanya menggunakan kalimat pertanyaan atau pernyataan tetapi juga dalam bentuk gambar, tabel dan diagram.

Bentuk soal benar-salah dapat juga digunakan untuk mengukur kemampuan tentang sebab akibat. S.Surapranata (2004 : 96) menjelaskan “soal semacam ini biasanya mengandung dua hal benar dalam satu pernyataan ataupun pertanyaan dan peserta didik diminta untuk memutuskan benar-salahnya hubungan antara dua hal tersebut.

Di dalam petunjuk pengerjaan soal hendaknya ditekankan agar peserta didik bekerja dengan cepat dan tepat. Oleh karena itu, petunjuk perlu ditambahkan dengan kata-kata, “Bekerjalah dengan cepat dan tepat agar dalam waktu 50 menit Anda dapat menyelesaikannya”. Di samping itu, perlu ditekankan pula agar peserta didik jangan main terka atau main tebak. Dalam bentuk ini ada baiknya kita menyediakan lembar jawaban tersendiri, terpisah dari lembar soal. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pengoreksian lembar jawaban.

(22)

b. Kebaikan dan keterbatasan bentuk tes/ soal pilihan dua jawaban

Kebaikan tes bentuk B - S antara lain (1) mudah disusun dan dilaksanakan,karena itu banyak digunakan (2) dapat mencakup materi yang lebih luas. Namun demikian, tidak semua materi dapat diukur dengan bentuk benar-salah (3) dapat dinilai dengan cepat dan objektif (4) banyak digunakan untuk mengukur fakta-fakta dan prinsip-prinsip.

Sedangkan kelemahan atau keterbatasan tes bentuk B - S antara lain (1) ada kecenderungan peserta didik menjawab coba-coba (2) pada umumnya memiliki derajat validitas dan reliabilitas yang rendah, kecuali jika itemnya banyak sekali (3) sering terjadi kekaburan, karena itu sukar untuk menyusun item yang benar-benar jelas (4) dan terbatas mengukur aspek pengetahuan saja.

c. Beberapa petunjuk praktis dalam menyusun soal bentuk B - S :

1) Dalam menyusun item bentuk benar-salah ini hendaknya jumlah item cukup banyak, sehingga dapat dipertanggungjawabkan. Sebaliknya, jika jumlah item kurang dari 50, kiranya kurang dapat dipertanggungjawabkan. 2) Jumlah item yang benar dan salah hendaknya sama.

3) Berilah petunjuk cara mengerjakan soal yang jelas dan memakai kalimat yang sederhana.

4) Hindarkan pernyataan yang terlalu umum, kompleks, dan negatif.

5) Hindarkan penggunaan kata yang dapat memberi petunjuk tentang jawaban yang dikehendaki. Misalnya, biasanya, umumnya, selalu.

d. Usaha Memperbaiki Soal Bentuk B - S :

Kelemahan yang paling menyolok dari bentuk tes benar-salah ini adalah sangat mudahnya ditebak tanpa dapat diketahui oleh korektor. Untuk menghilangkan kelemahan ini, maka orang menambahkan pada item benar-salah ini dengan “koreksi”. Di sini peserta didik tidak hanya dituntut memilih benar atau salah dari setiap item, tetapi harus dapat memberikan koreksi jika item tersebut dinyatakan salah oleh peserta didik yang bersangkutan.

Jika pernyataannya benar, maka tidak perlu dikoreksi lagi, artinya peserta didik langsung menyilang huruf B (benar). Sebaliknya, jika pernyataannya salah,

(23)

peserta didik harus membenarkan bagian kalimat yang dicetak miring atau digarisbawahi dan menempatkannya pada titik-titik atau garis kosong yang terletak di belakang item yang bersangkutan. Adapun bagian kalimat yang dicetak miring itu harus merupakan inti persoalannya. Jadi, tidak boleh sembarangan kata saja.

e. Kaidah penulisan dan contoh – contoh bentuk tes/soal dua pilihan jawaban 1) Soal harus sesuai dengan indikator dan hanya mengukur satu kemampuan per

butirnya.

2) Soal harus menggunakan bahasa yang baik dan benar, serta kalimat singkat dan jelas, sehingga peserta tes dapat memahami dengan mudah.

3) Hindari penggunaan kata: terpenting, selalu, tidak pernah, hanya, sebagian besar, dan kata-kata lain yang sejenis, karena dapat membingungkan peserta tes dalam menjawab. Rumusan butir soal harus jelas, dan pasti benar atau pasti salah.

Contoh rumusan butir soal yang kurang baik:

B - S Unsur yang terpenting dari organisasi Negara adalah rakyat.

Penggunaan kata terpenting dalam kalimat butir soal tersebut dapat

menimbulkan kesan yang membingungkan peserta tes. Terpenting menurut siapa? Apakah dapat terwujud suatu negara apabila ada rakyat, namun salah satu unsur lain, misalnya wilayah atau pemerintah yang berdaulat tidak ada? Oleh karena itu, rumusan butir soal tersebut perlu diperbaiki.

Rumusan yang baik dari butir soal tersebut sebagai berikut.

B – S Salah satu unsur negara adalah rakyat. (Jawaban: B)

4) Hindari pernyataan negatif.

Contoh rumusan butir soal yang kurang baik:

B – S Gunung Kerinci letaknya bukan di Propinsi Sumatera

Selatan (Jawaban: B)

(24)

Kata bukan dalam kalimat butir soal tersebut merupakan kata negatif penggunaan kata negatif dalam kalimat butir soal tersebut membuat peseta tes lebih sukar memahami maksud soal. Perlu dipahami bahwa rumusan soal tes prestasi belajar yang baik adalah jelas danmudah dipahami oleh siswa peserta tes. Dengan demikian, benar atau salah jawaban siswa semata-mata ditentukan oleh faktor penguasaan materi yang ditanyakan, tidak dipengaruhi oleh faktor penguasaan bahasa atau faktor lain yang tidak relevan.

Rumusan yang lebih baik dari butir soal di atas sebagai berikut.

B - S Gunung Kerinci letaknya di Propinsi Sumatera Selatan

(Jawabannya: S)

5) Hindari penggunaan kata yang dapat menimbulkan penafsiran ganda.

Contoh rumusan butir soal yang kurang baik:

B – S Banyak wanita usia subur di Desa A mengikuti program Keluarga Berencana

Kata banyak dalam kalimat butir soal tersebut dapat menimbulkan penafsiran ganda. Kata tersebut dapat ditafsirkan lebih dari dua orang, lebih dari 50%, atau mendekati 100%. Oleh karena itu dapat membingungkan peserta untuk memilih jawaban yang tepat, sesuai dengan yang diharapkan oleh penulis soal.

Rumusan yang baik dari butir soal di atas sebagai berikut :

B – S Lebih dari 50% wanita usia subur di Desa A mengikuti program Keluarga Berancana

6) Jumlah rumusan butir soal yang jawabanya benar dan salah hendaknya seimbang

(25)

8) Susunan pernyataan benar dan pernyataan salah secara random, tidak sistematis mengikutip pola tertentu. Misalnya : B B S S, atau B S B S, dan sebagainya. Susunan yang terpolasi sitematis seperti itu dapat member petunjuk kepada jawaban yang benar.

9) Hindari pengambilan kalimat langsung dari buku text. Pengambilan kalimat langsung dari buku text lebih mendorong siswa untuk menghafal daripada memahami dan menguasai konsep dengan baik

3. Tes menjodohkan a. Pengertian

Soal tes bentuk menjodohkan sebenarnya masih merupakan bentuk pilihan-ganda. Perbedaannya dengan bentuk pilihan-ganda adalah pilihan-ganda terdiri atas stem dan option, kemudian peserta didik tinggal memilih salah satu option yang dianggap paling tepat.

Soal bentuk menjodohkan terdiri dari dua kelompok pernyataan. Kelompok pertama ditulis pada lajur sebelah kiri, biasanya merupakan pernyataan soal atau pernyataan stimulus. Kelompok kedua ditulis pada lajur sebelah kanan, biasanya merupakan pernyataan jawaban atau pernyataan respon. Peserta tes diminta untuk menjodohkan, atau memilih pasangan yang tepat bagi pernyataan yang ditulis pada lajur sebelah kiri di antara pernyataan yang ditulis pada lajur sebelah kanan.

Bentuk soal menjodohkan sangat baik untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam mengidentifikasi informasi berdasarkan hubungan yang sederhana dan kemampuan menghubungkan antara dua hal. Semakin banyak hubungan antara premis dengan respon dibuat, maka semakin baik soal yang disajikan

b. Keunggulan dan keterbatasan

Keunggulan soal bentuk menjodohkan antara lain (1) relatif mudah disusun (2) penyekorannya mudah, objektif dan cepat (sekor 0 untuk salah dan 1 untuk

(26)

benar) (3) dapat digunakan untuk menilai teori dengan penemunya, sebab dan akibatnya, istilah dan definisinya (4) materi tes cukup luas. Adapun keterbatasan soal bentuk menjodohkan yaitu (1) ada kecenderungan untuk menekankan ingatan saja (2) Kemungkinan menebak dengan benar relatif tinggi, karena jumlah pernyataan soal ( dalam lajur sebelah kiri ) dengan pernyataan jawaban(dalam lajur sebelah kanan) tidak banyak berbeda.

Beberapa petunjuk praktis dalam menyusun soal bentuk menjodohkan :

1) Buatlah petunjuk tes dengan jelas, singkat, dan mudah dipahami. 2) Harus sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator.

3) Hendaknya kumpulan soal diletakkan di sebelah kiri sedangkan jawabannya di sebelah kanan.

4) Jumlah alternatif jawaban hendaknya lebih banyak daripada jumlah soal 5) Susunlah item-item dan alternatif jawaban dengan sistematika tertentu.

Misalnya, sebelum pada pokok persoalan, didahului dengan stem, atau bisa juga langsung pada pokok persoalan.

6) Hendaknya seluruh kelompok soal dan jawaban hanya terdapat dalam satu halaman.

7) Gunakan kalimat yang singkat dan langsung terarah pada pokok persoalan.

c. Kaidah dan contoh soal/ tes menjodohkan

1) Soal harus sesuai dengan indikator dan hanya mengukur satu kemampuan per butirnya

2) Soal harus menggunakan bahasa yang baik dan benar, serta kalimat singkat dan jelas, sehingga peserta tes dapat memahami dengan mudah.

3) Tulislah seluruh pernyataan dalam lajur kiri sejenis, dan pertanyataan dalam lajur kanan juga sejenis. Dengan kata lain : pernyataan dalam lajur sebelah kiri isinya homogen, demikian juga pernyataan dalam lajur sebelah kanan isinya harus homogen.

4) Tulislah pernyataan jawaban lebih banyak dari pernyataan soal. Hal ini penting untuk memperkecil probabilitas peserta tes menjawab soal secara

(27)

menebak dengan benar. Seperti contoh berikut, pernyataan soal yg ada di lajur kiri adalah lima butir, pernyataan jawaban yang ada di lajur kanan adalah enam butir.

5) Susunlah jawaban yang berbentuk angka secara berurutan dari besar ke kecil atau sebaliknya. Apabila alternatif jawabannya berupa tanggal dan tahun terjadinya peristiwa, maka susunlah tanggal dan tahun tersebut berurutan secara kronologis,seperti dalam penulisan soal pilihan ganda.

6) Tulislah petunjuk mengerjakan tes yang jelas dan mudah dipahami oleh peserta tes. Oleh karena itu dalam perumusan kalimatdan penggunaan kosakata perlu memperhatikan perkembangan kemampuan bahasa peserta tes.

Contoh bentuk soal menjodohkan Petunjuk:

Kerjakan soal berikut dengan cara memasangkan secara tepat antara pernyataan yang terdapat pada lajur kiri dengan pernyataan yang terdapat pada lajur kanan! Tulislah huruf pasangan yang tepat bagi setiap nomor soal dalam lembar jawaban yang disediakan!

Contoh soal kurang baik:

1. Tahun sarekat dagang islam terbentuk 2. Tempat partai nasional indonesia terbentuk 3. Pemimpin partai Indonesia Raya

4. Pemimpin perhimpunan indonesia

5. Kapan gabungan politik indonesia terbentuk?

A. 1939 C. Bandung E. Jakarta

B. Dr. Sutomo D. 1909 F. Drs. Moh. Hatta

Kunci :

1. D 4. F

(28)

3. B 5. A Penjelasan :

Rumusan butir soal tersebut kurang baik karena pernyataan pada lajur kiri maupun pada lajur kanan tidak sejenis karena alternated jawaban yang ada tidak berfungsi untuk seluruh pertanyaan. Ruang lingkup pertanyaan meliputi pergerakan nasional namun pertanyaan kurang homogen sehingga siswa hanya mencari padanan yang tepat tentang tempat tahun, atau pemimpin.

Contoh Soal Lebih Baik :

1. Pemimpin Sarekat Dagang Islam a. Moh. Husni Thamrin 2. Pemimpin Partai Nasional Indonesia b. Dr. Soetomo

3. Pemimpin Partai Indonesia Raya c. Ir. Soekarno 4. Pemimpin Perhinpunan Indonesia d. RM Tirtoadisuryo 5. Pemimmpin Gabungan Politik Indonesia e. Danudirja Setiabudi

f. Drs. Moh. Hatta

Kunci: 1.D 2.C 3.B 4.F 5.A

Contoh soal yang kurang baik :

Jodohkan uangkapan di sebelah kanan dengan maknanya di sebelah kiri dengan cara menuliskan huruf pilihan jawaban di depan pertanyaan yang tepat.

Makna Ungkapan Ungkapan

 1. Ibu sedang memasang kancing yang lepas a. sempit hati

 2. Orang itu menjadi wakil atasannya b. mata air

 3. Anak pemarah itu capat tersinggung c. buah baju

 4. Setiap hari Runa mandi di sumber air d. tangan kanan

 5. Ketua memimpin rapat dengan sabar e. lapang dada f. hati dingin g.buah pinggang

(29)

Contoh di atas memperlihatkan ungkapan pada pilihan jawaban (respon) tidak homogen. Setiap pilihan jawaban tidak memiliki kemungkinan yang sama untuk menjadi kunci jawaban bagi seluruh butir soal. Coba lihat uangkapan buah baju tidak memiliki kemungkinan menjadi jawaban makna ungkapan wakil atau sumber atau sabar.

Contoh soal yang lebih baik:

Jodohkanlah ungkapan di sebelah kanan dengan maknanya di sebelah kiri, dengan cara membubuhkan huruf pilihan jawaban di depan pernyataan yang tepat.

Makna Ungkapan

1. Ibu sedang memasang kancing yang lepas. 2. Anak itu menjadi bahan pembicaraan di kelas. 3. Ayah membawa oleh-oleh dari Jambi.

4. Runa menjadi anak kesayangan ayahnya. 5. Silahkan mengajukan pendapat pribadi.

Ungkapan a. buah hati b. buah pena c. buah bibir d. buah baju e. buah pikiran f. buah tangan g. buah pinggang

(30)

4. Tes Isian dan melengkapi a. Pengertian

Kedua bentuk tes ini masing-masing menghendaki jawaban dengan kalimat dan atau angka-angka yang hanya dapat dinilai benar atau salah. Soal tes bentuk jawaban singkat biasanya dikemukakan dalam bentuk pertanyaan. Soal isian adalah soal yang menuntut peserta tes untuk memberikan jawaban singkat, berupa kata, frase, angka, atau simbol.

b. Keunggulan dan keterbatasan

Keunggulan tes jenis ini apat mencakup lingkup materi yang banyak dan dapat diskor dengan mudah, cepat, dan objektif (sekor salah 0 sekor benar 1), serta mudah menyusunnya, sangat baik untuk menilai kemampuan peserta didik yang berkenaan dengan fakta-fakta, prinsip-prinsip, dan terminologi,menuntut peserta didik untuk mengemukakan pendapatnya secara singkat dan jelas.

Sedangkan, keterbatasan tes jenis ini Cenderung mengukur kemampuan mengingat (simple recall), pada soal bentuk melengkapi, jika titik-titik kosong yang harus diisi terlalu banyak, para peserta didik sering terkecoh, dalam memeriksa lembar jawaban dibutuhkan waktu yang cukup banyak

c. Kaidah dan contoh soal/ tes Isian dan melengkapi

Kaidah dalam menulis tes jenis ini adalah sebagai berikut :

1) Soal harus sesuai dengan indikator dan hanya mengukur satu kemampuan per butirnya

2) Soal harus menggunakan bahasa yang baik dan benar, serta kalimat singkat dan jelas, sehingga peserta tes dapat memahami dengan mudah.

3) Hendaknya tidak menggunakan soal yang terbuka, sehingga ada kemungkinan peserta didik menjawab secara terurai.

4) Jawaban yang dituntut oleh soal harus singkat dan pasti yaitu berupa kata, frase, angka, simbol, tempat, atau waktu

(31)

6) Soal tidak memberikan petunjuk ke kunci jawaban

7) Pernyataan hendaknya hanya mengandung satu alternatif jawaban.

8) Bagian kalimat yang harus dilengkapi sebaiknya hanya satu bagian dalam ratio butir soal, dan paling banyak dua bagian, supaya tidak membingungkan siswa.

9) Titik-titik kosong sebagai tempat jawaban hendaknya diletakkan pada akhir atau dekat akhir kalimat daripada pada awal kalimat.

10) Jangan menyediakan titik-titik kosong terlalu banyak. Pilihlah untuk masalah yang penting (urgen) saja.

11) Jika perlu dapat digunakan gambar-gambar sehingga dapat dipersingkat dan jelas.

Contoh – Contoh Bentuk Soal Isian a. Melengkapi

Gunung kerinci terletak di Propinsi .... (Kunci jawaban : Jambi) b. Asosiasi

Pada titik-titik disebelah kanan dari setiap lagu daerah, tuliskan asal (daerah) lagu tersebut!

Lagu Daerah Daerah

1. Keroncong Kemayoran ....

2. Ayam Den Lapeh ....

3. Manuk Dadali ....

4. Tanduk Majeng ....

5. Suwe Ora Jamu ....

Kunci Jawaban :

1. Jakarta

(32)

3. Jawa Barat

4. Madura

5. Jawa Tengah

5. Tes Jawaban singkat a. Pengertian

Tes atau soal jawaban singkat adalah Tes atau Soal yang jawabannya berupa kata, kalimat pendek, atau frase terhadap suatu pertanyaan.

b. Keunggulan dan keterbatasan

Keunggulan bentuk tes jawaban singkat dapat mencakup lingkup materi yang banyak dan dapat diskor dengan mudah, cepat, serta objektif. Sedangkan keterbatasanya adalah Cenderung mengukur kemampuan mengingat (simple recall)

c. Kaidah penyusunan dan contoh tes/ soal jawaban singkat

Kaidah penulisan tes atau soal jawaban singkat dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Soal harus sesuai dengan indikator dan hanya mengukur satu kemampuan per

butirnya.

2) Soal harus menggunakan bahasa yang baik dan benar, serta kalimat singkat dan jelas, sehingga peserta tes dapat memahami dengan mudah. 3) Menggunakan kalimat pertanyaan langsung atau kalimat perintah. 4) Pertanyaan atau perintah harus jelas, agar mendapat jawaban yang

singkat.

5) Panjang kata atau kalimat yang harus dijawab oleh siswa pada semua soal diusahakan relatif sama.

6) Hindari penggunaan kata, kalimat, atau frase yang diambil langsung dari buku teks, sebab akan mendorong siswa untuk sekedar mengingat atau menghafal apa yang tertulis di buku.

(33)

Contoh-Contoh Bentuk Soal Jawaban Singkat Contoh soal yang kurangbaik:

Kalimat pertanyaan:

Bagaimanakah susunan pengurus suatu koperasi? Kalimat perintah:

Tulislah susunan pengurus suatu koperasi! Kunci Jawaban:

1. Dewan Pengawas

2. Pengurus harian terdiri dari Ketua, wakil ketua, sekretaris, dan anggota Penjelasan:

Contoh soal kurang baik Karena ruang lingkup pertanyaan menuntut jawaban yang tidak pasti, artinya setiap jawaban siswa dapat berbeda-beda satu sama lainnya.

Contoh soal lebih baik: Kalimat pertanyaan:

Siapakah pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi? Kalimat perintah:

Sebutkan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi!

Kunci jawaban: Rapat Anggota

6. Tes Uraian a. Pengertian

Pengertian tes uraian adalah butir tes yang mengandung pertanyaan atau tugas yang jawaban atau pengerjaannya harus dilakukan dengan cara mengekspresikan pikiran peserta didik. Soal bentuk uraian juga dapat didefinisikan suatu soal yang jawabannya menuntut siswa untuk mengingat dan mengorganisasikan gagasan-gagasan atau hal-hal yang telah dipelajarinya dengan

(34)

cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis

Ciri khas tes uraian adalah jawaban terhadap soal tersebut tidak disediakan oleh pembuat tes, akan tetapi diberikan oleh peserta didik dengan bahasanya sendiri dengan mengacu kepada topik yang sedang ditanyakan.

Berdasarkan penskorannya soal bentuk uraian diklasifikasikan atas uraian objektif dan uraian nonobjektif.

1) Soal bentuk uraian objektif adalah rumusan soal atau pertanyaan yang menuntut sehimpunan jawaban dengan pengertian /konsep tertentu, sehingga penskorannya dapat dilakukan secara objektif

2) Soal bentuk uraian nonobjektif adalah rumusan soal yang menuntut sehimpunan jawaban yang berupa pengertian/konsep menurut pendapat masing-masing siswa, sehingga penskorannya sukardilakukan secara objektif (penskorannya dapat engandung unsur subjektifitas

Pada prinsipnya, perbedaan antara soal bentuk objektif dan non objektif terletak pada kepastian penskorannya. Pada soal bentuk objektif, kunci jawaban dan pedoman penskorannya lebih pasti (diuraikan secara jelas komponen-komponen yang diskor dan berapa besarnya skor untuk setiap komponen-komponen).

Pada soal bentuk uraian non objektif skornya dinyatakan dalam bentuk „rentangan‟ atau biasa disebut rentang parameter pengukuran yang bergerak dari satu kutub (negatif, kurang baik atau salah) ke kutub lainnya (positif, baik atau benar), karena hal-hal atau komponen yang diskor hanya diuraikan secara garis besar dan berupa kriteria tertentu. Karena kriteria penskoran belum jelas sekali seperti halnya pada penskoran objektif dan kemungkinan masuknya unsur subjektifitas dari penskor dapat mempengaruhi pada waktu melakukan skoring, maka cara penskoran ini disebut penskoran non objektif

b. Keunggulan dan keterbatasan

Keunggulan tes bentuk ini adalah Dapat mengukur kemampuan siswa dalam hal menyajikan jawaban terurai secara bebas, mengorganisasikan

(35)

pikirannya, mengemukakan pendapatnya, dan mengekspresikan gagasan-gagasan dengan menggunakan kata-kata atau kalimat siswa sendiri.

Sedangkan keterbatasanannya Jumlah materi atau pokok bahasan dapat ditanyakan relatif terbatas, waktu untuk memeriksajawaban siswa cukup lama, penskorannya relatif sunjektif terutama untuk soal nonobjektif, dan tingkat reliabilitasnya relatif lebih rendah dibandingkan dengan soal bentuk pilihan ganda, karena reliabilitas skor pada soal bentuk uraian sangat tergantung pada penskor tes.

Perbandingan Antara bentuk Soal Pilihan Ganda dan Uraian

KARAKTERISTIK URAIAN PILIHAN GANDA

Penulisan Soal Relatif mudah Relatif sukar

Jumlah pokok bahasan yang ditanyakan

Terbatas Lebih Banyak

Aspek atau kemampuan Yng diukur oleh satu soal

Dapat lebih dari satu Hanya satu

Persiapan siswa Penekannannya pada

kedalaman materi

Lebih menekan pada keluasan materi

Jawaban siswa Menggorganisasikan

jawaban

Memilih jawaban

Kecenderungan menebak Tidak ada Ada

Penskoran Sukar, lama, kurang

konsisten (reliabel) dan subjektif

Mudah, cepat, sangat konsisten, dan objektif

c. Kaidah penyusunan

Pada dasarnya setiap penulisan soal bentuk uraian harus selalu berpedoman pada langkah-langkah atau kaidah – kaidah penulisan soal secara umum, misalnya mengacu pada kisi-kisi tes yang telah dibuat dan tujuan soalnya. Dalam menulis soal bentuk uraian, seorang penulis soal harus mempunyai gambaran tentang ruang lingkup materi yang ditanyakan dan lingkup jawaban yang diharapkan, kedalaman dan panjang jawaban, atau rincian jawaban yang mungkin diberikan siswa. Dengan kata lain, ruang lingkup ini menunjukan kriteria luas atau sempitnya masalah yang ditanyakan.

(36)

Di samping itu, ruang lingkup tersebut harus tegas dan jelas tergambar dalam rumusan soalnya. Dengan adanya batasan sebagai ruang lingkup soal, kemungkinan terjadi ketidakjelasan soal dapat di hindari. Ruang lingkup tersebut juga akan membantu mempermudah pembuatan criteria atau pedoman penskoran. Secara rinci beberapa kaidah yang perlu diperhatikan dalam penulisan soal uraian adalah sebagai berikut:

1) Materi

a) Soal harus sesuai dengan indikator, artinya soal harus menanyakan perilaku dan materi yang hendak diukur sesuai dengan tuntutan indikator. b) Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan (ruang lingkup) harus

jelas.

c) Isi materi sesuai dengan petunjuk pengukuran.

d) Isi materi yang ditanyakan sudah sesuai dengan jenjang,jenis sekolah, atau tingkat kelas.

2) Konstruksi

a) Rumusan kalimat soal atau pertanyaan harus menggunakan kata-kata Tanya atau perintah yang menuntut jawaban terurai, seperti: Mengapa, uraikan, jelaskan, bandingkan, hubungkan, tafsirkan, buktikan, hitunglah. b) Jangan menggunakan kata Tanya yang tidak menuntut jawaban uraian,

misalnya: siapa, dimana, kapan. Demikian juga kata-kata Tanya yang hanya menuntut jawaban ya atau tidak.

c) Buatlah petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal

d) Buatlah pedoman penskoran segera setelah soalnya ditulis dengan cara menguraikan komponen yang akan dinilai atau kriteria penskoranya,besarnya skor bagi setiap koponen atau rentangan skor yang dapat diperoleh untuk setiap criteria dalam soal yang bersangkutan.

e) Hal-hal lain yang menyertai soal seperti table,gambar,grafik,peta,atau yang sejenisnya harus disajikan dengan jelas dan terbaca. Sehingga tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda dan juga harus bermakna.

(37)

3) Bahasa

a) Rumusan butir soal menggunakan bahasa (kalimat dan kata-kata) yang sederhana dan komunikatif, sehingga mudah dipahami oleh siswa. b) Rumusan soal tidak mengandung kata-kata yang dapat menyinggung

perasaan peserta didik atau kelompok tertentu.

c) Rumusan soal tidak menggunakan kata-kata/kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda atau salah pengertian.

d) Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang baik benar. e) Rumusan soal sudah mempertingkan segi bahas dan budaya. f) Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat,jika soal akan

digunakan untuk daerah lain atau nasional.

4) Penyusunan Pedoman Penskoran

Pedoman penskoran merupakan panduan atau petunjuk yang menjelaskan tentang :

a) Batasan atau kata-kata kunci atau konsep untuk melakukan penskoran terhadap soal-soal bentuk uraian objektif.

b) Kemungkinan-kemungkinan jawaban yang diharapkan

c) Kriteria-kriteria jawaban yang digunakan untuk melakukan penskoran terhadap soal-soal uraian non objektif.

d) Pedoman pemberian skor untuk setiap butir soal uraian harus disusun segera setalah perumusan kalimat-kalimat butir soal tersebut.

d. Contoh-Contoh Bentuk Soal Uraian

1. Uraian Objektif :

Indikator :Siswa dapat menghitung suhu akhir campuran dan massa es yang melebur dengan menggunakan rumus kekekalan energi : Q lepas = Q diterima

Contoh Soal yang kurang Baik:

Es sebanyak 1 kg pada suhu 0˚C dicampur dengan air 2 kg yang bersuhu

(38)

Hitunglah :Kalor yang dilepaskan!

Soal tersebut tidaks esuai dengan indikator. Tuntutan indikator adalah menghitung suhu akhir campuran dan massa es yang melebur dengan menggunakan rumus kekekalan energi : Q lepas = Qditerima, bukan kalor yang dilepaskan.

Contoh Soal yang Lebih Baik :

Es sebanyak 1kg pada suhu 0˚ C dicampur dengan air sebanyak 2 kg yang bersuhu 30˚C. Diketahui kalor lebur es = 80 kal

Hitunglah :

1. Suhu akhir campuran 2. Massa es yang melebur.

PEDOMAN PENSKORAN

Kunci / Kriteria Jawaban Skor

Diketahui : m es = 1 kg = 1000 gram t es = 0 0 C m a = 2 kg = 1000 gram L es = 80 kal g-1 C a = 1 kal g-1 C-1 Ditanyakan : a. Suhu akhir ( t c) = ....

b. Massa es yang mencair (m) = .... Jawaban :

a. Untuk melebur es memerlukan kalor Q es. Q es = m . L

= 1000 x 80 = 8 x 104 kalor

1

(39)

Kunci / Kriteria Jawaban Skor Untuk mencapai 00C air melepaskan kalor Q air

Q air = m . C . ∆t = 2000 x 1 x 30 = 6 x 106 kalori

Q es > Q air

Es tidak mencair seluruhnya sehingga suhu air = suhu es = 00 C t c = 00 C

b. Misalkan es yang lebur = x gram M . L = ma . C . ∆t

X . L = ma . C . ∆t

80 x = 6 . 104 jadi x = Es yang melebur = 750 gram

1 1 1 1 1 Skor Maksimum 7

2. Uraian Non Objektif

Contoh Soal yang kurang baik

Buatlah karangan dengan Topik “Meningkatkan minat baca siswa”

Penjelasan :

Contoh soal di atas kurang baik karena panjang karangan tidak dibatasi, dan apa yang dinilai dari karangan siswa tidak diberitahukan.

Contoh soal yang lebih baik

Buatlah karangan dengan topik “meningkatkan minat baca siswa” sekurang – kurang nya 150 kata. Perhatikan ejaan, tanda baca, struktur kalimat dan hubungan/keterkaitan (koherensi) antar kalimat.

(40)

No Kriteria Jawaban Sekor

1 Kesesuaian antara judul dan isi cerita

- Judul sesuai dengan isi cerita - Judul agak sesuai dengan isi cerita - Judul tidak sesuai dengan isi cerita

2-0 2 1 0

2 Ketepatan penulisan ejaan

- Tidak ada kesalahan ejaan - Ada kesalahan 1-3 kata - Ada kesalahan 4-6 kata

- Kesalahan ejaan lebih dari 6 kata

3-0 3 2 1 0 3 Ketepatan penulisan tanda baca

- Tidak ada kesalahan tanda baca - Ada kesalahan tanda baca 1 – 5. - Ada kesalahan tanda baca 6-10

- Ada kesalahan tanda baca lebih dari 10

3-0 3 2 1 0 4 Ketepatan struktur kalimat

- Semua kalimat memiliki struktur yang tepat - Ada 1 -2 kalimat yang strukturnya tidak tepat - Ada 2 -3 kalimat yang strukturnya tidak tepat - Lebih dari 3 kalimat yang strukturnya tidak tepat.

3-0 3 2 1 0 5 Keterpaduan antar kalimat

- Semua kalimat padu

- Ada 1 -2 kalimat yang tidak padu - Ada 2 -3 kalimat yang tidak padu - Lebih dari 3 kalimat yang tidak padu

3-0 3 2 1 0 Sekor Maksimum 14 7. Tes Lisan

Tes lisan adalah tes yang menuntut jawaban dari peserta didik dalam bentuk lisan. Peserta didik akan mengucapkan jawaban dengan kata-katanya sendiri sesuai dengan pertanyaan atau perintah yang diberikan. Pada dasarnya tes lisan hampir

(41)

mirip dengan tes tertulis, hanya saja dalam penyampaiannya berbentuk lisan. Oleh karena itu diperlukan alat perekam atau kerta catatan agar lebih terformulasi dengan baik. Tes lisan dapat berbentuk seperti berikut :

a. Seorang guru menilai seorang peserta didik. b. Seorang guru menilai sekelompok peserta didik. c. Sekelompok guru menilai seorang peserta didik. d. Sekelompok guru menilai sekelompok peserta didik.

Kebaikan tes lisan antara lain (1) dapat mengetahui langsung kemampuan peserta didik dalam mengemukakan pendapatnya secara lisan (2) tidak perlu menyusun soal-soal secara terurai, tetapi cukup mencatat pokok-pokok permasalahannya saja (3) kemungkinan peserta didik akan menerka-nerka jawaban dan berspekulasi dapat dihindari. Sedangkan kelemahannya adalah (1) memakan waktu yang cukup banyak, apalagi jika jumlah peserta-didiknya banyak (2) sering muncul unsur subjektifitas bilamana dalam suasana ujian lisan itu hanya ada seorang guru dan seorang peserta didik.

Beberapa petunjuk praktis dalam pelaksanaan tes lisan adalah :

a. Jangan terpengaruh oleh faktor-faktor subjektifitas, misalnya dilihat dari kecantikan, kekayaan, anak pejabat atau bukan, hubungan keluarga.

b. Berikanlah skor bagi setiap jawaban yang dikemukakan oleh peserta didik. Biasanya kita memberikan penilaian setelah tes itu selesai. Cara ini termasuk cara yang kurang baik, akibatnya penilaian akan dipengaruhi oleh jawaban- jawaban yang terakhir.

c. Catatlah hal-hal atau masalah yang akan ditanyakan dan ruang lingkup jawaban yang diminta untuk setiap pertanyaan. Hal ini dimaksudkan agar jangan sampai pertanyaan yang diajukan menyimpang dari permasalahan dan tak sesuai dengan jawaban peserta didik.

d. Ciptakan suasana ujian yang menyenangkan. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik tidak ketakutan menghadapi ujian lisan tersebut. Kadang- kadang ada juga guru yang sampai berbuat tidak wajar seperti membentak-bentak peserta didik, dan mungkin pula bertindak berlebihan. Tindakan ini harus dihindari, karena dapat mengakibatkan proses pemikiran peserta didik menjadi terhambat,

(42)

sehingga apa yang dikemukakan oleh mereka tidak mencerminkan kemampuan yang sesungguhnya.

e. Jangan mengubah suasana ujian lisan menjadi suasana diskusi atau suasana ngobrol santai atau juga menjadi suasana pembelajaran.

Demikianlah beberapa kelebihan dan kelemahan tes lisan berikut petunjuk praktisnya. Petunjuk ini dapat dijadikan pegangan atau pedoman bagi guru dalam menyelenggarakan tes lisan. Petunjuk-petunjuk praktis untuk suatu ujian biasanya telah dimuat sebagai pedoman seperti yang telah disebutkan tadi. Jadi, Anda harus mempelajari petunjuk praktis itu sebaik-baiknya sebelum kegiatan tes dimulai.

Contoh format tes lisan

No Pertanyaan Ringkasan jawaban Ket

1 Kapan perang Diponegoro berlangsung

2 Dimana letak basis pertahanan pangeran Diponegoro dalam memerangi Belanda

3 Apa yang menyebabkan perang Jawa terjadi

4 Apa yang kamu ketahui tentang perjanjian Giyanti 5 Nilai/ pelajaran apa yang bisa

diambil dari perjuangan pangeran Diponegoro

8. Tes perbuatan (Kinerja)

Tes perbuatan atau tes praktik adalah tes yang menuntut jawaban peserta didik dalam bentuk perilaku, tindakan, atau perbuatan. Lebih jauh Stigins (1994 : 375) mengemukakan “tes tindakan adalah suatu bentuk tes dimana peserta didik diminta untuk melakukan kegiatan khusus di bawah pengawasan penguji yang akan mengobservasi penampilannya dan membuat keputusan tentang kualitas hasil belajar yang didemontrasikan”. Peserta didik bertindak sesuai dengan apa yang diperintahkan

(43)

dan ditanyakan. Misalnya, praktikkan bagaimana cara melaksanakan pekerjaan dinding dengan baik dan benar (tes praktik dalam SMK Teknik Sipil).

Untuk melihat bagaimana cara melaksanakan pekerjaan dinding dengan baik dan benar, guru harus meminta peserta didik mempraktikkan atau mendemonstrasikan menyiapkan adukan, menyusun bata, mengukur sudut siku – siku antara dinding dan lantai dll. Begitu juga untuk mengetahui apakah seorang peserta didik sudah dapat membuat “Cheese Cake” (tes praktik SMK Tata Boga) sesuai dengan resep yang diajukan, maka cara yang paling tepat adalah melakukan tes tindakan dengan meminta peserta didik mempraktikkan langsung. Dalam pelaksanaannya, tes kinerja/ praktik dapat dilakukan dalam situasi yang sebenarnya atau situasi yang dimanipulasi. Alat yang dapat digunakan dalam tes tindakan adalah lembar kerja, lembar pengamatan dan portofolio.

Tes-tes semacam inilah yang dimaksudkan dengan tes perbuatan atau tindakan. Tes tindakan sebagai suatu teknik evaluasi tidak hanya digunakan dalam mata pelajaran kejuruan saja, tetapi dapat juga digunakan dalam menilai hasil-hasil pelajaran tertentu, seperti olahraga, teknologi informasi dan komunikasi, bahasa, kesenian, dan sebagainya. Tes tindakan dapat dilakukan secara kelompok dan individual. Secara kelompok berarti seorang guru menghadapi sekelompok peserta didik, sedangkan secara individual berarti seorang guru menghadapi seorang peserta didik. Tes tindakan dapat digunakan untuk menilai kualitas suatu perkerjaan yang telah selesai dikerjaan oleh peserta didik, termasuk juga keterampilan dan ketepatan menyelesaikan suatu pekerjaan, kecepatan dan kemampuan merencanakan suatu pekerjaan, dan mengidentifikasi suatu piranti (komputer misalnya). Tes tindakan dapat difokuskan kepada proses, produk atau keduanya.

Tes tindakan sangat bermanfaat untuk memperbaiki kemampuan/perilaku peserta didik, karena secara objektif kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh peserta didik dapat diamati dan diukur, sehingga menjadi dasar pertimbangan untuk praktik selanjutnya. Sebagaimana jenis tes yang lain, tes tindakanpun mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan tes tindakan adalah (1) satu-satunya teknik tes yang dapat digunakan untuk mengetahui hasil belajar dalam bidang keterampilan, (2) sangat baik digunakan untuk mencocokkan kesesuaian antara pengetahuan teori dengan

(44)

keterampilan praktik, sehingga hasil penilaian menjadi lengkap (3) dalam pelaksanaannya tidak memungkinkan peserta didik untuk menyontek (4) guru dapat mengenal lebih dalam tentang karakteristik masing-masing peserta didik sebagai dasar tindak lanjut hasil penilaian, seperti pembelajaran selanjutnya maupun remedial.

Adapun kelemahan/kekurangan tes Kinerja/ tes praktik adalah sebagai berikut:

a. Memakan waktu yang lama

b. Dalam hal tertentu membutuhkan biaya yang besar c. Cepat membosankan

d. Jika tes tindakan sudah menjadi sesuatu yang rutin, maka ia tidak mempunyai arti apa-apa lagi

e. Memerlukan syarat-syarat pendukung yang lengkap, baik waktu, tenaga maupun biaya. Jika syarat-syarat tersebut tidak terpenuhi, maka hasil penilaian tidak dapat dipertanggungjawabkan dengan baik.

Contoh tes kinerja

PERCOBAAN PERUBAHAN PANJANG (MUAI PANJANG)

No. Pokok-Pokok yang dinilai Skor

1 Data Pengamatan

Mengisi Tabel Pengamatan

No. Jenis Logam Pertambahan Panjang Keterangan

1. Tembaga ……… cm 2. Nikelin ……… cm 3. dll ……… cm 4. 2 2 Pembahasan Membahas tentang:

 pemuaian suatu logam

 perubahan pertambahan panjang logam karena pengaruh panas

6

3 Kesimpulan:

(45)

No. Pokok-Pokok yang dinilai Skor

4 Jawaban pertanyaan

1. Menuliskan logam/kawat yang mengalami pertambahan panjang paling besar, beserta alasannya (disesuaikan dengan hasil percobaan)

2. Yang akan mengalami pertambahan panjang paling besar adalah kawat tembaga karena memiliki panas jenis lebih besar

(bila menjawab tepat dan benar diberi poin yang sesuai, bila tidak diberi nilai nol)

2

2

Jumlah 18

B. Non tes

Instrumen non tes pada dasarnya dapat dipakai untuk mengukur ranah – ranah yang dimiliki tiap orang. Adapun ranah yang diukur dengan menggunakan non tes ini adalah kognitif, psikomotorik, persepsi, dan ranah afektif. Mardapi (2004), mengatakan bahwa dalam kaitan dengan afektif ada empat tipe karakteristik afektif yang penting, yaitu sikap, minat, konsep diri, dan nilai. Instumen non tes sebagai alat pengumpul data secara garis besar terdiri dari 2, yaitu yang berupa kertas yang berisi pertanyaan, pernyataan dan daftar isian serta manusia itu sendiri sebagai instrumen.

Untuk kegiatan evaluasi yang bersifat kualitatif dengan menggunakan wawancara dan observasi, maka subyek pengumpul data adalah instrumennya sedangkan borang dan pedoman hanyalah alat bantu. Lain halnya ketika evaluasi yang sifatnya kuantitatif, maka angket, kuisioner, daftar isian dan skala adalah insrtumennya.

1. Kuisioner/ angket a. Pengertian

Kuisioner merupakan salah satu instrumen yang seringkali digunakan baik dalam pembelajaran sekolah, perguruan tinggi maupun penelitian. Menurut Djaali (2005) kuisioner terdiri dari daftar pertanyaan yang disampaikan kepada responden untuk dijawab secara tertulis.

Gambar

Diagram lingkaran berikut menggambarkan mangga yang dihasilkan dari kebun pak Budi.Mangga  yang dihasilkan dari kebun pak Budi kemudian diolah menjadi manisan dan selai.
Grafik dalam soal belum di lengkapi dengan angka yang memberikan informasi tentang  jumlah murid dan berat badan, sehingga informasi dalam grafik itu tidak jelas
Gambar di atas memperlihatkan adanya angin yang sedang bertiup. Angin tersebut terjadi  karena…

Referensi

Dokumen terkait

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Laporan Tugas Akhir yang telah saya buat ini dengan judul “ Metode WebQual 4.0 untuk Evaluasi Kualitas Website (studi kasus : Politeknik

Namun awal 70-an dengan terbitnya buku Tata Bahasa Indonesia karangan Gorys Keraf dan Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia karangan Sutan Takdir Ali Sjahbana yang

Dialog Antar Agama adalah sesuatu yang menuntut sikap terbuka dari pada defensif, semangat untuk belajar satu sama lain disertai dengan sikap rendah hati dari pada perasaan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam jangka pendek terdapat kausalitas satu arah dari konsumsi energi terhadap tingkat pendapatan di India dan

Adapun program individu utama adalah Pembuatan Video Profil untuk Departemen Elektronika dengan tujuan Untuk membuat video promosi Prodi Elektronika Pertahanan di

Untuk penerimaan suatu merk, pembuat harus melengkapi pendaftaran merk dan jaminan sesuai persetujuan Direksi Pekerjaan dan menunjukkan nama mutu ataupun perencanaan, cara

Dana Alokasi Khusus adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus

Penelitian ini berjuan untuk mengetahui Upaya pengembangan usaha ekonomi kreatif kerajinan bordir Aceh dalam bidang produksi, pemasaran, dan kemampuan beradaptasi