• Tidak ada hasil yang ditemukan

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Prabumulih 2015-2019

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Prabumulih 2015-2019"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Dalam pembangunan prasarana bidang Cipta Karya, untuk mencapai hasil

yang optimal diperlukan kelembagaan yang dapat berfungsi sebagai motor

penggerak RPIJM agar dapat dikelola dengan baik dan dapat meningkatkan

kesejahteraan Masyarakat.

Kelembagaan di bagi dalam 3 komponen utama, yaitu organisasi, tata

laksana dan sumber daya manusia. Organisasi sebagai wadah untuk melakukan

tugas dan fungsi yang ditetapkan kepada lembaga; tata laksana merupakan

motor yang menggerakkan organisasi melalui mekanisme kerja yang diciptakan;

dan sumber daya manusia sebagai operator dari kedua komponen tersebut.

Dengan demikian untuk meningkatkan kinerja suatu lembaga, penataan terhadap

ketiga komponen harus dilaksanakan secara bersamaan dan sebagai satu

kesatuan

10.1 Kebijakan Kelembagaan Bidang Cipta Karya

Beberapa kebijakan berikut merupakan landasan hukum dalam pengembangan

dan peningkatan kapasitas kelembagaan RPIJM pada pemerintahan Kabupaten

Banyuasin:

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah 1.

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian 2.

Urusan Pemerintahan

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Daerah 3.

Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014 4.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2010 Tentang

5.

Grand Design

Reformasi Birokrasi 2010-2025

Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender 6.

dalam Pembangunan Nasional

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar 7.

Pelayanan Minimum

BAB X

(2)

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk 8.

Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah

Permendagri Nomor 57 tahun 2010 tentang Pedoman Standar Pelayanan 9.

Perkotaan

Kepmen PAN Nomor 75 tahun 2004 tentang Pedoman Perhitungan 10.

Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka Penyusunan

Formasi Pegawai Negeri Sipil

Berdasarkan peraturan-peraturan di atas, maka dimungkinkan untuk

mengeluarkan peraturan daerah untuk pemantapan dan pengembangan

perangkat daerah, khususnya untuk urusan pemeri ntahan bidang pekerjaan

umum dan lebih khusus lagi tentang urusan pemerintahan pada sub bidang Cipta

Karya. Dengan adanya suatu kelembagaan yang definitif untuk menangani urusan

pemerintah pada bidang/sub bidang Cipta Karya maka diharapkan dapat

meningkatkan kinerja pelayanan kelembagaan.

10.2 Kondisi Kelembagaan Saat Ini

Bagian ini menguraikan secara sistematis tentang kondisi eksisting kelembagaan

Pemerintah kabupaten/kota yang menangani bidang Cipta Karya.

Dinas Pekerjaan Umum mempunyai tugas melaksanak an kewenangan daerah di

bidang Pekerjaan Umum serta melaksanakan tugas pembantuan yang diberikan

oleh pemerintah dan/atau pemerintah provinsi.

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Dinas

Pekerjaan Umum mempunyai fungsi:

Perumusan kebijakan teknis sesuai kewenangan di bidang pekerjaan umum;

-Pengelolaan dan fasilitasi di bidang pekerjaan umum;

-Pemberian perizinan dan pelaksanaan pelayanan umum sesuai bidang

-pekerjaan umum;

Pembinaan pelaksanaan tugas sesuai dengan bidang pekerjaan umum;

-Pengendalian dan pembinaan UPTD dalam lingkup tugasnya; dan

-Pelaksanaan tugas lain yang diberikan bupati sesuai tugas pokok dan

(3)

10.2.1 Kondisi Keorganisasian Bidang Cipta Karya

Penataan dan penguatan organisasi merupakan Program ke-3 dar i Sembilan

Program Reformasi Birokrasi. Keorganisasian yang dimaksud dalam pedoman ini

adalah struktur, tugas, dan fungsi pemerintah daerah yang menangani bidang

Cipta Karya.

Susunan struktur organisasi Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya terdiri dari:

Kepala Dinas; dan 1.

Sekretariat, membawahi: 2.

Sub Bagian Umum dan Perlengkapan;

-Sub Bagian Kepegawaian; dan

-Sub Bagian Keuangan.

-Kabid Perencanaan dan Program, membawahi: 3.

Seksi Perencanaan Program;

-Seksi Perencanaan Teknis;

-4. Bidang Tata Ruang Tata Bangunan, membawahi:

Seksi Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang;

-Seksi Tata Bangunan;

-Seksi Pembinaan Teknis/Konstruksi.

-5. Bidang Permukiman, Perumahan dan Penyehatan Lingkungan, membawahi:

Seksi Prasarana Permukiman dan Perumahan;

-Seksi Prasarana Penyehatan Lingkungan;

-Seksi Pengembangan Fasilitas Umum.

-6. Bidang Pengendalian dan Operasional, membawahi:

Seksi Pengujian Kualitas Bangunan dan Bahan;

-Seksi Pengendalian dan Pengawasan;

-Seksi Evaluasi/Pelaporan.

-Kelompok Jabatan Fungsional.

10.2.2 Kondisi Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya

Sebagaimana ditetapkan dalam Program RB, penataan tata laksana

merupakan salah satu prioritas program untuk peningkatan kapasitas

(4)

menciptakan hubungan kerja antar perangkat da erah dengan

menumbuhkembangkan rasa kebersamaan dan kemitraan dalam melaksanakan

beban kerja dan tanggung jawab bagi peningkatan produktifitas dan kinerja.

Secara internal, keorganisasian urusan pemerintah bidang keciptakaryaan,

perlu mengembangkan hubunga n fungsional sesuai dengan kompetensi dan

kemandirian dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang untuk

masing-masing bidang/seksi. Selanjutnya juga perlu dikembangkan hubungan kerja yang

koordinatif baik antar bidang/seksi di dalam keorganisasian urusan

keciptakaryaan, maupun untuk hubungan kerja lintas dinas/bidang dalam rangka

menghindari tumpang tindih atau duplikasi program dan kegiatan secara

substansial dan menjamin keselarasan program dan kegiatan antar perangkat

daerah.

Prinsip-prinsip hubungan kerja yang diuraikan di atas perlu dituangkan di

dalam Peraturan Daerah tentang keorganisasian Pemerintah Kabupaten/kota,

khususnya menyangkut tupoksi dari masing-masing instansi pemerintah bidang

keciptakaryaan. Dengan mengacu pada tabel berikut, dapat dic antumkan

penjabaran peran masing- masing instansi dalam pembangunan bidang Cipta

Karya.

Tabel 10.1 Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya

No Instansi

Peran Instansi dalam

Pembangunan Cipta

Karya

Unit / Bagian yang

Menangani

Pembangunan Bidang CK

1 Dinas PU CK &

Perumahan

2 Bappeda

3 Dinas Tata Kota

4 Dinas Kebersihan

5 Dinas PJP &

Pemakaman

(5)

Selain itu, guna memperjelas pelaksanaan tugas pada setiap satuan kerja,

perlu dilengkapi dengan tatalaksana dan tata hubungan kerja antar satuan kerja,

serta Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk setiap pelaksanaan tugas, yang

dapat dijadikan pedoman bagi pegawai dalam melakukan tugasnya. Dengan

mengisi table berikut bisa dicantumkan inventarisasi SOP Bidang Cipta Karya di

daerah.

10.2.3 Kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya

Dalam kaitannya dengan Reformasi Birokrasi, penataan sistem manajemen SDM

aparatur merupakan program ke-5 dari Sembilan Program Reformasi Birokrasi,

yang perlu ditingkatka n tidak hanya dari segi kuantitas tetapi juga kualitas.

Bagian ini menguraikan kondisi SDM di keorganisasian instansi yang menangani

bidang Cipta Karya, yang dapat dilakukan dengan mengisi tabel berikut mengenai

komposisi pegawai dalam unit kerja bidang Cipta Karya

Tabel 10.2

Komposisi Pegawai dalam Unit Kerja Bidang Cipta Karya

Unit Kerja Golongan Jenis Kelamin Pendidikan

Dinas PU CK &

Perumahan

Gol I :

-Gol II : Orang

Gol III : Orang

Gol IV : Orang

Pria : Orang

Wanita : Orang

< SMA :

-SMA : Orang

D3 : Orang

S1 : Orang

S2 : Orang

Bappeda

Gol I :

-Gol II : Orang

Gol III : Orang

Gol IV : Orang

Pria : Orang

Wanita : Orang

< SMA :

-SMA : Orang

D3 : Orang

S1 : Orang

S2 : Orang

Dinas Tata Kota

Gol I :

-Gol II : Orang

Gol III : Orang

Gol IV : Orang

Pria : Orang

Wanita : Orang

< SMA :

-SMA : Orang

D3 : Orang

(6)

S2 : Orang

Dinas Kebersihan

Gol I :

-Gol II : Orang

Gol III : Orang

Gol IV : Orang

Pria : Orang

Wanita : Orang

< SMA :

-SMA : Orang

D3 : Orang

S1 : Orang

S2 : Orang

Dinas PJP &

Pemakaman

Gol I :

-Gol II : Orang

Gol III : Orang

Gol IV : Orang

Pria : Orang

Wanita : Orang

< SMA :

-SMA : Orang

D3 : Orang

S1 : Orang

S2 : Orang

Catatan: Masih dalam proses pendataan

10.3 Analisis Kelembagaan

Dengan mengacu pada kondisi eksisting kelembagaan perangkat daerah, bagian

ini menguraikan analisis permasalahan kelembagaan Pemerintah kabup aten/kota

yang menangani bidang Cipta Karya.

10.3.1 Analisis Keorganisasian Bidang Cipta Karya

Tujuan analisis keorganisasian adalah untuk mengetahui permasalahan

keorganisasian bidang cipta karya yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi

maupun keluaran produk RPIJM Bidang Cipta Karya.

Salah satu cara yang dapat dipergunakan untuk melakukan analisis ini adalah

dengan melakukan diskusi antar anggota Tim RPIJM.

10.3.2 Analisis Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya

Tujuan analisis permasalahan ketatalaks anaan kelembagaan bidang cipta karya

adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja

organisasi maupun keluaran produk RPIJM Bidang Cipta Karya.

Apa saja faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi ketatalaksanaan perangkat

(7)

10.3.3 Analisis Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya

Tujuan analisis Sumber Daya Manusia adalah untuk mengetahui permasalahan

SDM bidang cipta karya yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun

keluaran produk RPIJM Bidang Cipta Karya.

Tabel 10.3 Matriks Kebutuhan Sumber Daya Manusia

No Instansi Tingkat Pendidikan Jumlah Pegawai yang

ada

Jumlah Pegawai yang diperlukan

1 Bappeda SMA

Diploma

3 Dinas Tata Kota SMA

Diploma

4 Dinas Kebersihan SMA

(8)

S1 Tehnik S1 Ekonomi

-Strata 2

Strata 3

-Orang

-Catatan: Masih dalam proses pendataan

10.3.4 Analisis SWOT Kelembagaan

Analisis SWOT Kelembagaan merupakan suatu metode perencanaan

strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (

strengths

), kelemahan

(

weaknesses

), peluang (

opportunities

), dan ancaman (

threats

) di bidang

kelembagaan. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan

memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kem udian

menerapkannya dalam matriks SWOT.

Strategi yang digunakan adalah bagaimana kekuatan mampu mengambil

keuntungan dari peluang yang ada (strategi S-O); bagaimana cara mengatasi

kelemahan yang mencegah keuntungan dari peluang yang ada (strategi W-O);

bagaimana kekuatan mampu menghadapi ancaman yang ada (strategi S-T); dan

terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan yang mampu membuat

ancaman menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru (strategi W-T)

Berdasarkan informasi yang disusun dari pertanyaan serta analisis tentang

keorganisasian, tata laksana dan SDM bidang Cipta Karya pada sub-bab

sebelumnya, selanjutnya dapat dirumuskan Matriks Analisis SWOT Kelembagaan.

Perumusan strategi bidang kelembagaan berdasarkan Analisis SWOT diharapkan

dapat menjadi acuan dalam rencana pengembangan kelembagaan

Masalah yang Dihadapi a.

Permasalahan yang sering dihadapi antara lain masih terbatasnya tingkat

pendidikan, pengetahuan dan keterampilan dari aparatur/sumber daya manusia

(SDM) yang menangani/mengelola Bidang Cipta Karya di Kabupaten Banyuasin.

Peningkatan pendidikan formal para aparatur, kursus singkat, pelatihan dll masih

sangat dibutuhkan dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas (

capacity

building

) sehingga kualitas SDM Bidang Cipta Karya semakin tahun semakin

(9)

Selain masih terbatasnya SDM Bidang Cipta Karya, prasarana dan sarana kerja

juga masih terbatas seperti: ruang kerja, perangkat komputer, perangkat survey,

kendaraan operasional dll sehingga belum optimal dalam pelaksanaan kerja.

Analisis Permasalahan b.

Pengembangan dan peningkatan kapasitas (

capacity building

) Bidang

Cipta Karya di Kabupaten Banyuasin sangat dibutuhkan sehingga mampu

mengikuti perkembangan waktu, informasi dan teknologi. Peningkatan SDM

melalui pendidikan formal, pe latihan, kursus singkat dll sangat diperlukan

sehingga perlu dipersiapkan SDM yang mau dan mampu dalam meningkatkan

kapasitasnya.

Pengembangan teknologi dan informasi Bidang Cipta Karya sangat cepat dan

ini perlu kecepatan pula dalam menangkap dan merespo nnya. Untuk itu

peningkatan SDM Bidang Cipta Karya di Kabupaten Banyuasin sangat dibutuhkan.

Bantuan teknis berupa pelatihan, kursus singkat (persampahan, air minum, tata

bangunan dan lingkungan, dll) dan peningkatan pendidikan formal (dari

pendidikan S-1 ke S-2) serta dukungan dari Departemen Pekerjaan

Umum dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas (

capacity building

)

Bidang Cipta Karya di Kabupaten Banyuasin masih sangat dibutuhkan.

10.4 Rencana Pengembangan Kelembagaan

Bagian ini menguraikan rencana dan usulan kelembagaan Pemerintah

kabupaten/kota yang menangani bidang Cipta Karya

Berdasarkan strategi yang dirumuskan dalam analisis SWOT sebelumnya, maka

dapat dirumuskan tiga kelompok strategi meliputi strategi pengembangan

organisasi, strategi pengem bangan tata laksana, dan strategi pengembangan

sumber daya manusia. Berdasarkan strategi-strategi tersebut, dapat

dikembangkan rencana pengembangan kelembagaan di daerah.

10.4.1 Rencana Pengembangan Keorganisasian

(10)

Rencana pengembangan keorganisasian dilakukan dengan mengacu pada analisis dan evaluasi tugas da n fungsi satuan organisasi termasuk perumusan dan pengembangan jabatan struktural dan fungsional di lingkungan Pemda, serta menyusun analisis jabatan dan beban kerja dalam rangka mendayagunakan dan meningkatkan kapasitas kelembagaan satuan organisasi di ma sing-masing unit kerja di lingkungan Pemerintah Daerah, khususnya bidang Cipta Karya.

10.4.2 Rencana Pengembangan Tata Laksana

Untuk merumuskan rencana pengembangan tata laksana, dengan

mengacu pada analisis SWOT sebelumnya, antara lain diperlukan evaluas i tata

laksana pengembangan standar dan operasi prosedur, serta pembagian kerja dan

program yang jelas antar unit dalam instansi ataupun lintas instansi di lingkungan

Pemerintah Daerah, khususnya di bidang Cipta Karya.

10.4.3 Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM )

Untuk merumuskan rencana pengembangan Sumber Daya Manusia, dengan

mengacu pada analisis SWOT, antara lain diperlukan perencanaan karier setiap

pegawai sesuai

dengan kompetensi individu dan kebutuhan organisasi. Guna meningkatkan

pelayanan

kepegawaian, maka perencanaan pegawai hendaknya mengacu pada analisis

jabatan yang terintegrasi sesuai dengan kebutuhan organisasi

Selain itu, rencana pengembangan SDM dapat dilakukan dengan peningkatan

jenjang pendidikan serta mendukung pembinaan kapas itas pegawai melalui

pelatihan. Sesuai dengan lingkup kegiatan bidang keciptakaryaan, dalam rangka

peningkatan kualitas SDM terdapat beberapa pelatihan yang diadakan oleh

Direktorat Jenderal Cipta Karya.

10.4.4 Usulan Program

Usulan program dalam pengem bangan dan peningkatan kapasitas

(

capacity building

) Bidang Cipta Karya di Kabupaten Banyuasin ditekankan

(11)

bangunan gedung, dll yang diharapkan selama 5 (lima) tahun ke depan ada

peningkatan kualitas SDM. Diharapkan dari peningkatan kapasitas SDM Bidang

Cipta Karya ini, dapat diimplementasikan dalam aktivitas ke rja dan pelayanan ke

masyarakat meningkat.

Selain masih terbatasnya SDM Bidang Cipta Karya, prasarana dan sarana

kerja ju ga masih terbatas seperti: ruang kerja, perangkat komputer, perangkat

survey, kendaraan operasional dll sehingga belum optimal dalam pelaksanaan

kerja.

Analisis Permasalahan 1.

Pengembangan dan peningkatan kapasitas (

capacity building

) Bidang

Cipta Karya di K ota Prabumulih sangat dibutuhkan sehingga mampu

mengikuti perkembangan waktu, informasi dan teknologi. Peningkatan SDM

melalui pendidikan formal, pelatihan, kursus singkat dll sangat diperlukan

sehingga perlu dipersiapkan SDM yang mau dan mampu dalam

meningkatkan kapasitasnya.

Pengembangan teknologi dan informasi Bidang Cipta Karya sangat cepat dan

ini perlu kecepatan pula dalam menangkap dan meresponnya, untuk itu

peningkatan SDM Bidang Cipta Karya di Kota Prabumulihsangat dibutuhkan.

Bantuan teknis berup a pelatihan, kursus singkat (persampahan, air minum,

tata bangunan dan lingkungan dll) dan peningkatan pendidikan formal (dari

pendidikan S-1 ke S-2) serta dukungan dari Departemen Pekerjaan Umum

dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas (

capacity build ing

)

Bidang Cipta Karya di Kota Prabumulih masih sangat dibutuhkan.

Usulan Program 2.

Usulan program dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas (

capacity

building

) Bidang Cipta Karya di Kota Prabumulih ditekankan pada pelatihan

dan kursus singkat, seperti

pengelolaan persampahan, air minum, bangunan gedung dll yang diharapkan

selama 5 (lima) tahun kedepan ada peningkatan kualitas SDM. Diharapkan

dari peningkatan kapasitas SDM Bidang Cipta Karya ini, dapat

(12)

Gambar

Tabel 10.1 Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya
Tabel 10.2
Tabel 10.3  Matriks Kebutuhan Sumber Daya Manusia

Referensi

Dokumen terkait

Rencana pengembangan keorganisasian dilakukan dengan mengacu pada analisis dan evaluasi tugas dan fungsi satuan organisasi termasuk perumusan dan pengembangan

Rencana pengembangan keorganisasian dilakukan dengan mengacu pada analisis dan evaluasi tugas dan fungsi satuan organisasi termasuk perumusan dan pengembangan

Rencana pengembangan keorganisasian dilakukan dengan mengacu pada analisis dan evaluasi tugas dan fungsi satuan organisasi termasuk perumusan dan pengembangan jabatan struktural

Rencana pengembangan keorganisasian dilakukan dengan mengacu pada analisis dan evaluasi tugas dan fungsi satuan organisasi termasuk perumusan dan pengembangan jabatan struktural dan

Rencana pengembangan keorganisasian dilakukan dengan mengacu pada analisis dan evaluasi tugas dan fungsi satuan organisasi termasuk perumusan dan pengembangan

Rencana pengembangan keorganisasian dilakukan dengan mengacu pada analisis dan evaluasi tugas dan fungsi satuan organisasi termasuk perumusan dan pengembangan jabatan struktural

Rencana pengembangan keorganisasian dilakukan dengan mengacu pada analisis dan evaluasi tugas dan fungsi satuan organisasi termasuk perumusan dan pengembangan jabatan

Rencana pengembangan keorganisasian dilakukan dengan mengacu pada analisis dan evaluasi tugas dan fungsi satuan organisasi termasuk perumusan dan pengembangan jabatan