• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN TEKNIS POHON FAKTOR DENGAN TABELARIS DALAM MENENTUKAN FAKTOR PERSEKUTUAN TERBESAR (FPB) DAN KELIPATAN PERSEKUTUAN TERKECIL (KPK) PADA SISWA KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH AL MA’ARIF KEBUMEN KECAMATAN BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG TA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN TEKNIS POHON FAKTOR DENGAN TABELARIS DALAM MENENTUKAN FAKTOR PERSEKUTUAN TERBESAR (FPB) DAN KELIPATAN PERSEKUTUAN TERKECIL (KPK) PADA SISWA KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH AL MA’ARIF KEBUMEN KECAMATAN BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG TA"

Copied!
148
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN

TEKNIS POHON FAKTOR DENGAN TABELARIS DALAM MENENTUKAN FAKTOR PERSEKUTUAN TERBESAR (FPB) DAN

KELIPATAN PERSEKUTUAN TERKECIL (KPK) PADA SISWA KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH AL MA’ARIF KEBUMEN

KECAMATAN BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh:

RIFQI SILFIANA

11513008

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

(2)

STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN

TEKNIS POHON FAKTOR DENGAN TABELARIS DALAM MENENTUKAN FAKTOR PERSEKUTUAN TERBESAR (FPB) DAN

KELIPATAN PERSEKUTUAN TERKECIL (KPK) PADA SISWA KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH AL MA’ARIF KEBUMEN

KECAMATAN BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh:

RIFQI SILFIANA

11513008

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

(3)
(4)

STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN

TEKNIS POHON FAKTOR DENGAN TABELARIS DALAM MENENTUKAN FAKTOR PERSEKUTUAN TERBESAR (FPB) DAN

KELIPATAN PERSEKUTUAN TERKECIL (KPK) PADA SISWA KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH AL MA’ARIF KEBUMEN

KECAMATAN BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh:

RIFQI SILFIANA

11513008

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

(5)
(6)
(7)
(8)
(9)

MOTTO HIDUP

“Jika nilai 9 adalah kesuksesan dalam hidup,

maka nilai 9 sama dengan X ditambah Y ditambah Z.

Berkerja adalah X, Y adalah bermain, dan Z adalah untuk berdiam diri”

(Albert Einstein).

“Jenius adalah 1% inspirasi dan 99% keringat.

Tidak ada yang dapat menggantikan kerja keras”

(10)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang-orang yang telah

membantu mewujudkan mimpiku:

1. Kedua orangtuaku, Bapak Munasikhin dan Ibu Siti Muawanah yang tiada

pernah hentinya selama ini memberiku semangat, doa, dorongan, nasehat, dan

kasih sayang serta pengorbanan yang tidak tergantikan sehingga aku selalu

kuat menjalani rintangan yang ada di depanku.

2. Adikku, Muhammad Ulil Absor yang selalu menghiburku disaat hati risau.

3. Keluarga Besar Yaa Bismillah IAIN Salatiga, Bidikmisi angkatan 2013 yang

selalu memberikan dorongan serta motivasi agar selalu bersabar dalam

menghadapi setiap masalah.

4. Keluarga Al Khidmah Kampus Kota Salatiga yang memberikan banyak

pengalaman dan ilmu serta menjadikanku lebih yakin bahwa segala sesuatu

harus didasari dengan keimanan.

5. Guru-guruku yang hebat dari Madrasah Ibtidaiyah sampai Perguruan Tinggi

yang penulis sayangi dan hormati dalam memberikan ilmu dan membimbing

dengan penuh kesabaran.

6. Keluarga Besar Pondok Pesantren Edi Mancoro yang sudah menjadi bagian

hidup selama 2 tahun.

7. Sahabat-sahabatku tercinta, Diyan A, Ayu, Uswatun, Iis, Nurul, Tiyas Milati,

terimakasih banyak untuk segala hal, untuk kenangan indah dalam setiap bait

(11)

KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum Wr.Wb.

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT. Atas

segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya serta memberi kejernihan dalam berfikir

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Sholawat serta

salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat,

serta para pengikut setianya.

Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar

kesarjanaan dalam Ilmu Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih

kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK.

3. Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku ketua jurusan PGMI.

4. Bapak Sri Guno Najib Chaqoqo, S.Pdi, M.A. selaku dosen pembimbing

akademik.

5. Ibu Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang

telah dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta

pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis skripsi ini.

6. Bapak Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yeng telah banyak

(12)

7. Almamater tercinta Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga

terutama teman-teman Jurusan PGMI angkatan 2013 yang penulis

banggakan.

8. Bapak Rozikin, S.Ag selaku Kepala Madrasah MI Al Ma‟arif Kebumen yang telah memberika dukungan dan kesempatan penulis.

9. Ibu Budiningsih, S. Pd. selaku Guru Kelas VA dan Ibu Anis Ardiana,

S.Pd.I Selaku Guru Kelas V B MI Al Ma‟arif Kebumen yang telah

banyak membantu dan membimbing penulis.

10. Dewan Guru MI Al Ma‟arif Kebumen Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang.

11. Siswa-siswi kelas V A & V B MI Al Ma‟arif Kebumen Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang.

Kepada mereka semua penulis tidak dapat memberikan balasan apapun.

Hanya untaian kata terima kasih yang bisa penulis sampaikan, semoga Allah

SWT senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah

membantu penulis.

Penulis berharap apabila dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini

kurang memenuhi syarat, pembaca hendaknya memberikan saran maupun

kritik yang membangun ke arah perbaikan dan penyempurnaan.

Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan

pembaca pada umumnya. Amin.

Salatiga, 09 Mei 2017

(13)

ABSTRAK

Silfiana, Rifqi. 2017. Studi Komparasi Penggunaan Teknis Pohon Faktor Dengan Tabelaris Dalam Menentukan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) Pada Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Al Ma’arif Kebumen Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

Kata Kunci: Komparasi, Pohon Faktor, Tabelaris, FPB, dan KPK

Proses pembelajaran merupakan penentu kualitas keberhasilan siswa. Salah satu persoalan yang sering terjadi dalam proses tersebut adalah cara mengajar guru. Khususnya dalam bidang matematika, cara mengajar yang diterapkan guru matematika saat ini cenderung kurang kreatif. Dalam hal ini proses pembelajaran matematika perlu diperbaiki. Karena itulah penelitian ini mencoba menguji secara komparatif antara penggunaan teknis Pohon Faktor dengan Tabelaris dalam menentukan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar hasil belajar siswa yang menggunakan teknis pohon faktor, untuk mengetahui seberapa besar hasil belajar siswa yang menggunakan teknis tabelaris, dan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan teknis pohon faktor dengan tabelaris dalam menentukan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) pada siswa kelas V MI

Al Ma‟arif Kebumen Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan bentuk desain

Quasi Eksperimental. Adapun jenis masalah yang peneliti kaji adalah masalah komparatif yaitu akan membandingkan hasil belajar siswa antara yang

menggunakan teknis pohon faktor dengan teknis tabelaris. Di MI Al Ma‟arif

Kebumen terdapat 2 kelas untuk kelas V yaitu kelas V A dan V B. Peneliti menjadikan V A sebagai kelas kontrol yang diajarkan menggunakan teknis pohon faktor dan kelas V B sebagai kelas eksperimen dengan teknis tabelaris, pengambilan sampel ini dengan cara purposive sampling.

Berdasarkan hasil penelitian ini, kelas kontrol dengan teknis pohon faktor nilai rata-rata tesyaitu 60,96. Sedangkan kelas eksperimen dengan teknis tabelaris rata-rata hasil tes yaitu 83,48. Berdasarkan uji hipotesis yang dilakukan dengan menggunakan uji t-tes dua sampel diperoleh thitung = 6,4787dan ttabel adalah 2,6737

dengan taraf kepercayaan 99% dan taraf kesalahan 1%, karena thitung > ttabel

sehingga H1 diterima dan Ho ditolak, artinya ada perbedaan secara signifikan

antara siswa yang diajarkan dengan teknis pohon faktor dengan teknis tabelaris dalam menentukan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dan Kelipatan Persekutuan

Terkecil (KPK) pada siswa kelas V MI Al Ma‟arif Kebumen Kecamatan

(14)

DAFTAR ISI

SAMPUL... i

LEMBAR BERLOGO ... ii

HALAMAN JUDUL ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ... v

HALAMAN DEKLARASI ... vi

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vii

HALAMAN MOTTO ... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN... ix

KATA PENGANTAR ... x

ABSTRAK ... xii

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Masalah ... 5

D. Hipotesis Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Definisi Operasional ... 8

G. Metode Penelitian ... 12

(15)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Teknis Pohon Faktor

1. Pengertian Teknis Pohon Faktor ... 21

2. Langkah Menentukan Faktor dan Faktorisasi Prima dengan Teknis

Pohon Faktor ... 22

3. Langkah-langkah menentukan FPB dan KPK dengan Teknis Pohon

Faktor ... 24

B. Teknis Tabelaris

1. Pengertian Teknis Tabelaris ... 26

2. Langkah Menentukan Faktor dan Faktorisasi Prima dengan Teknis

Tabelaris ... 27

C. Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dan Kelipatan Persekutuan Terkecil

(KPK)

1. Faktor Persekutuan Terbesar (FPB)

a. Pengertian Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) ... 30

b. Cara Mencari Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) ... 30

2. Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK)

a. Pengertian Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) ... 35

b. Cara Mencari Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) ... 36

BAB III HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Identitas Sekolah ... 41

(16)

3. Sarana dan Prasarana ... 43

4. Keadaan Guru MI Al Ma‟arif Kebumen ... 45

5. Keadaan Siswa MI Al Ma‟arif Kebumen ... 47

6. Keadaan Siswa yang diteliti ... 47

B. Hasil Penelitian 1. Tahap Persiapan ... 50

2. Tahap Pelaksanaan ... 51

3. Tahap Evaluasi ... 53

BAB IV ANALISIS DATA A. Uji Prasyarat Analisis ... 56

1. Analisis Tahap Awal ... 56

2. Analisis Tahap Akhir ... 66

B. Pembahasan ... 79

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 81

B. Saran ... 82

DAFTAR PUSTAKA ... 83

(17)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Data Bangunan/Ruang MI Al Ma‟arif Kebumen ... 43

Tabel 3.2 Data Inventaris MI Al Ma‟arif Kebumen ... 44

Tabel 3.3 Data Nama Guru MI Al Ma‟arif Kebumen ... 45

Tabel 3.4 Data Siswa MI Al Ma‟arif Kebumen ... 47

Tabel 3.5 Data Nama Siswa yang Diteliti ... 47

Tabel 3.7 Perolehan Nilai Pre Test & Post Test Kelas Kontrol ... 54

Tabel 3.8 Perolehan Nilai Pre Test & Post Test Kelas Eksperimen ... 55

Tabel 4.1 Distribusi Nilai Pre Test Kelas Kontrol ... 57

Tabel 4.2 Uji Normalitas Pre Test Kelas Kontrol ... 58

Tabel 4.3 Distribusi Nilai Pre Test Kelas Eksperimen ... 60

Tabel 4.4 Uji Normalitas Pre Test Kelas Eksperimen ... 61

Tabel 4.5 Perhitungan Varians ... 63

Tabel 4.6 Ringkasan Analisis Uji T-test ... 64

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Nilai Post Test Kelas Kontrol ... 66

Tabel 4.8 Kriteria Hasil Belajar Siswa ... 68

Tabel 4.9 Interpretasi Nilai Post Test Kelas Kontrol ... 68

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Nilai Post Test Kelas Eksperimen ... 69

Tabel 4.11 Kriteria Hasil Belajar ... 70

Tabel 4.12 Interpretasi Nilai Post Test Kelas Eksperimen ... 71

Tabel 4.13 Uji Normalitas Post Test Kelas Kontrol ... 72

(18)

Tabel 4.15 Perhitungan Varians ... 76

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Surat Keterangan Pembimbing... 86

Lampiran II Surat Izin Melakukan Penelitian ... 87

Lampiran III Surat Keterangan Sudah Melakukan Penelitian ... 88

Lampiran IV SKK ... 89

Lampiran V Lembar Konsultasi Skripsi ... 94

Lampiran VI RPP Kelas Kontrol ... 95

Lampiran VII RPP Kelas Eksperimen ... 100

Lampiran VIII Soal Pre Test dan Kunci Jawaban ... 104

Lampiran IX Soal Post Test Kelas Kontrol... 106

Lampiran X Kunci Jawaban Kelas Kontrol ... 107

Lampiran XI Soal Post Test Kelas Eksperimen ... 110

Lampiran XII Kunci Jawaban Kelas Eksperimen ... 111

Lampiran XIII Lembar Kerja Siswa Pre Test Kelas Kontrol ... 113

Lampiran XIV Lembar Kerja Siswa Post Test Kelas Kontrol ... 114

Lampiran XV Lembar Kerja Siswa Pre Test Kelas Eksperimen ... 116

Lampiran XVI Lembar Kerja Siswa Post Test Kelas Eksperimen ... 117

Lampiran XVII Tabel Nilai Distribusi t ... 119

Lampiran XVIII Tabel Luas di Bawah Lengkungan Kurva Normal Z ... 121

Lampiran XIX Tabel Nilai Chi-Kuadrat ... 122

Lampiran XX Tabel Nilai Distribusi F ... 123

(20)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah merupakan salah satu institusi pendidikan formal dan merupakan

lembaga yang secara khusus bertugas mengatur pengalaman-pengalaman

belajar serta menunjang perkembangan peserta didik. Pentingnya pendidikan

sebagai sebuah konsep yang perlu ditanamkan pada anak-anak sejak usia

dini. Mereka perlu diberitahu bahwa pendidikan tidak hanya berarti

pengetahuan atau hanya mengenal buku dan tulisan atau hal-hal belajar

dengan hafalan atau berhitung, tetapi memegang makna yang jauh lebih

dalam. Tujuan pendidikan pada dasarnya mengantarkan peserta didik menuju

pada perubahan-perubahan tingkah laku baik intelektual, moral, maupun

sosial.

Pendidikan sebagai upaya perbaikan yang meliputi keseluruhan hidup

individu termasuk akal, hati, rohani, jasmani, akhlaq, dan tingkah laku.

Melalui pendidikan, setiap potensi yang dianugerahkan oleh Allah SWT

dapat dioptimalkan dan dimanfaatkan untuk menjalankan fungsi sebagai

khalifah di muka bumi. Sehingga pendidikan merupakan suatu proses yang

sangat penting, tidak hanya dalam hal pengembangan kecerdasannya, namun

juga untuk membawa peserta didik pada tingkat manusiawi dan peradaban,

(21)

Pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks, yang

tidak sepenuhnya dapat dijelaskan. Pembelajaran dapat diartikan sebagai

produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup.

Dalam makna yang lebih kompleks pembelajaran hakikatnya adalah usaha

sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan

interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai

tujuan yang diharapkan (Trianto, 2009: 17).

Kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan setiap hari, merupakan

kehidupan dari suatu kelas, dimana guru dan peserta didik saling terkait

dalam pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan oleh guru. Keberhasilan

kegiatan tersebut sepenuhnya menjadi tanggungjawab guru, karena guru

merupakan pengelola tunggal di dalam kelas. Oleh karena itu, bila peserta

didik kurang menunjukkan keterampilan dalam suatu mata pelajaran maka

tuduhan kekurang berhasilan juga tertuju pada guru.

Menurut Ruseffedi dalam Heruman(2007:1), matematika adalah bahasa

symbol; ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif; ilmu

tentang pola keteraturan, dan struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur

yang tidak didefinisikan, ke unsur yang didefinisikan, ke aksioma atau

postulat, dan akhirnya ke dalil. Sedangkan hakikat matematika menurut

Soedjadi dalam Heruman (2007:1), yaitu memiliki objek tujuan abstrak,

bertumpu pada kesepakatan, dan pola pikir yang deduktif. Jadi dapat

disimpulkan bahwa matematika adalah suatu cara berfikir, suatu cara

(22)

Siswa Sekolah Dasar (SD) umurnya berkisar antara 6 sampai 12 tahun.

Menurut Piaget, mereka berada pada fase operasional konkrit. Dalam

pembelajaran matematika yang abstrak, siswa memerlukan alat bantu berupa

media, ataupun teknis baru yang dapat memperjelas apa yang akan

disampaikan oleh guru sehingga lebih cepat dipahami dan dimengerti oleh

siswa (Heruman, 2007: 1-2).

Salah satu materi yang menjadi dasar matematika sekolah adalah

bilangan, pemahaman yang baik tentang konsep bilangan akan sangat

membantu dalam memahami konsep-konsep yang lain. Konsep bilangan juga

disebutkan dalam al-Qur‟an. Seperti firman Allah SWT dalam Al Qur‟an Jadikan tanda siang itu terang benderang, agar kamu dapat mencari karunia dari Tuhan-mu, dan agar kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Dan segala sesuatu telah Kami Terangkan dengan jelas”.

Teknis pengajaran khususnya dalam pembelajaran matematika banyak

sekali ragamnya yang dapat digunakan oleh guru sesuai dengan kebutuhan,

situasidan kondisi. Banyak pula ditemukan teknis pembelajaran yang

merangsang siswa untuk belajar mandiri, kreatif, dan lebih aktif dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran. Penggunaan teknis yang tepat akan

(23)

dengan teknis pohon faktor (faktorisasi prima), dalam menentukan FPB dan

KPK juga dapat menggunakan teknistabelaris.

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap MI Al Ma‟arif Kebumen diperoleh gambaran bahwa gurumatematika di MI Al Ma‟arif Kebumen cenderung masih menggunakan teknis pohon faktor. Berdasarkan uraian di

atas tentang pentingnya suatu teknis pembelajaran yang baik terhadap hasil

belajar siswa, penulis mengadakan penelitian dengan mengambil judul

Studi Komparasi Penggunaan Teknis Pohon Faktor dengan Tabelaris dalam Menentukan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) Pada Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Al Ma’arif Kebumen Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, yang menjadi pokok

permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah hasil belajar siswa yangmenggunakan teknisPohon Faktor

dalam menentukan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dan Kelipatan

Persekutuan Terkecil (KPK) pada siswa kelas V MI Al Ma‟arif Kebumen Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang?

2. Bagaimanakah hasil belajar siswa yang menggunakan teknis tabelaris

dalam menentukan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dan Kelipatan

(24)

3. Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang

menggunakan teknis pohon faktor dengan kelas yang menggunakan

teknis tabelaris dalam menentukan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB)

dan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) pada siswa kelas V MI Al

Ma‟arif Kebumen Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan teknis pohon

faktor dalam menentukan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dan

Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) pada siswa kelas V MI Al Ma‟arif Kebumen Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun Ajaran

2016/2017.

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan teknis

tabelaris dalam menentukan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dan

Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) pada siswa kelas V MI Al Ma‟arif Kebumen Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun Ajaran

2016/2017.

3. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang

menggunakan teknis pohon faktor dengan kelas yang menggunakan

teknis tabelaris dalam menentukan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB)

dan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) pada siswa kelas V MI Al

(25)

D. Hipotesis Penelitian

Dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis bahwa ada perbedaan hasil

belajar antara siswa yang menggunakan teknis pohon faktor dengan siswa

yang menggunakan teknis tabelaris dalam menentukan FPB dan KPK.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun

secara praktis.

1. Manfaat Teoritis

Diharapkan menjadi salah satu sumbangan pemikiran dalam

mengoptimalisasikan proses pembelajaran di Sekolah Dasar/Madrasah

Ibtidaiyah.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peserta Didik

Dengan mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan

teknis pohon faktor dan tebelaris diharapkan dapat meningkatkan

pemahaman dan prestasi peserta didik dalam menentukan Faktor

Persekutuan Terbesar (FPB) dan Kelipatan Persekutuan Terkecil

(KPK).

b. Bagi Guru

1) Penelitian ini diharapkan memberikan pengalaman langsung

kepada guru kelas untuk memecahkan masalah secara terencana

(26)

2) Dapat memberikan masukan dalam menggunakan teknis

mengajar yang tepat, sehingga hasil pelaksanaan KBM dapat

meningkatkan hasil belajar peserta didik.

a. Bagi Sekolah

1) Memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam perbaikan

proses pembelajaran para gurunya.

2) Meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di sekolah.

3) Meningkatkan prestasi sekolah dengan peningkatan prestasi

belajar siswa dan kinerja guru.

b. Bagi peneliti

1) Menambah wawasan tentang pelaksanaan pembelajaran dengan

penerapan teknis tabelaris untuk meningkatkan prestasi belajar

matematika materi Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dan

Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) sehingga mampu

menciptakan keaktifan siswa dan memperoleh hasil belajar yang

baik.

2) Memberikan pengalaman dan masukan kepada peneliti mengenai

pembelajaran matematika dengan menggunakan teknis pohon

faktor dan teknis tabelaris dalam menentukan Faktor Persekutuan

(27)

F. Definisi Operasionl

Untuk menghindari kesalahan penafsiran dalam memahami istilah-istilah

yang ada dalam judul perlu adanya penegasan istilah dan pembatasan ruang

lingkup penelitian, bagian-bagian yang perlu dijelaskan adalah sebagai

berikut:

1. Komparasi

Komparasi berasal dari bahasa Inggris comparation yang berarti

perbandingan (Suharsimi, 2013: 6).

Sedangkan Penelitian komparasi adalah penelitian yang dilakukan

untuk membandingkan nilai satu variabel dengan variabel lainnya dalam

waktu yang berbeda. Penelitian ini menggunakan lebih dari satu sampel

(Iqbal, 2004: 7).

2. Pohon Faktor

Pohon Faktor (faktorisasi prima) adalah langkah-langkah yang

digunakan dalam menentukan faktor perkalian prima dari suatu bilangan

(Aep dkk, 2009:23). Sedangkan Faktor prima adalah sebuah perkalian

dari suatu bilangan dimana faktor tersebut berupa bilangan prima (Aep

dkk, 2009:23). Perkalian dari semua faktor-faktor primanya disebut

faktorisasi prima (Mas & Siti, 2009: 15). Untuk lebih jelasnya, di bawah

ini disajikan gambar mencari Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dan

(28)

FPB dan KPK dari 12 dan 20 adalah:

Faktorisasi prima dari 12 = 2 x 2 x 3 = 22 x 3

Faktorisasi prima dari 20 = 2 x 2 x 5 = 22 x 5

FPB dari 12 dan 20 adalah = 4

KPK dari 12 dan 20 adalah x 3 x 5= 60

3. Tabelaris

Tabel adalah daftar bilangan yang disusun dalam baris dan kolom

(Dadi & Triyati, 2008: 142). Mencari FPB dan KPK dengan

menggunakan teknis Tabelaris ini sebenarnya bukan hal yang baru, hanya

saja banyak yang tidak mengetahui tentang teknis mengerjakan ini. Untuk

lebih jelasnya, di bawah ini disajikan gambar mencari Faktor Persekutuan

Terbesar (FPB) dan KPK menggunakan teknis tabelaris FPB dan KPK. 12

2 3

2 6 2

20

2 10

(29)

Berapa KPK dan FPB dari 12 dan 20?

KPK 12 20 FPB

2 6 10 2

2 3 5 2

3 1 1

5 1 1

KPK dari 12 dan 20 adalah 2 x 2 x 3 x 5 = 60

FPB dari 12 dan 20 adalah 2 x 2 = 4

Caranya adalah dengan membagi bilangan di soal tersebut dengan

bilangan prima yang terkecil hingga habis semua, ditandai dengan hasil

akhirnya harus 1. Bilangan prima yang terkecil itu diletakkan disebelah

kiri, dan itulah yang akan menjadi pembagi angka-angka tersebut. Ketika

bilangan-bilangan tersebut sama-sama bisa dibagi dengan bilangan prima

tersebut, maka tulis bilangan prima tersebut di sebelah kanan juga. Kalau

tidak semua bilangan bisa dibagi dengan bilangan prima tersebut, jangan

ditulis di sebelah kanan, cukup tulis di sebelah kiri saja (Indah: 2016:12).

Penjelasannya seperti terlihat tersebut. Jadi tabelaris FPB dan KPK dalam

penelitian ini adalah cara mengerjakan FPB dan KPK dengan

menggunakan tabel.

4. Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dan Kelipatan Persekutuan Terkecil

(KPK)

KPK adalah singkatan dari Kelipatan Persekutuan Terkecil sedangkan

(30)

adalah salah satu materi pelajaran matematika yang telah diajarkan mulai

dari sekolah dasar. Faktor persekutuan terbesar (FPB) adalah faktor

persekutuan yang terbesar dari dua atau lebih bilangan asli (Dadi &

Triyati, 2008: 142).

Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) adalah dua bilangan terkecil

yang habis dibagi oleh kedua bilangan tersebut (Sugiyono & Dedi, 2009:

185).

Studi Komparasi Penggunaan Teknis Pohon Faktor dengan Tabelaris

dalam Menentukan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dan Kelipatan

Persekutuan Terkecil (KPK) Pada Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Al

Ma‟arif Kebumen Kecamatan Banyubiru Tahun Ajaran 2016/2017. Maksud dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa

antara kelas yang menggunakan teknis pohon faktor dengan kelas yang

menggunakan teknis tabelaris dalam menentukan Faktor Persekutuan

Terbesar (FPB) dan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) pada siswa kelas

V MI Al Ma‟arif Kebumen Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang.

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian adalah suatu proses atau kegiatan yang dilakukan secara

sistematis, logis, dan berencana, untuk mengumpulkan, mengolah,

manganalisis data, serta menyimpulkan dengan menggunakan metode

atau teknik tertentu untuk mencari jawaban atas permasalahan yang

(31)

dipandang sebagai cara mencari kebenaran secara ilmiah (Kasiram, 2008:

31).

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan bentuk desain

Quasi Eksperimental. Adapun jenis masalah yang peneliti kaji adalah

masalah komparatif yaitu akan membandingkan hasil belajar siswa antara

yang menggunakan teknis pohon faktor dengan teknis tabelaris. Karena

pada pendekatan penelitian ini adalah menghubungkan sebab akibat

diantara variabel-variabel dengan cara menghadapkan kelas eksperimen

dengan membandingkan hasilnya dengan kelas kontrol yang tidak diberi

perlakuan. Jadi, suatu penelitian eksperimen pada prinsipnya dapat

didefinisikan sebagai penelitian yang dilakukan dengan mengadakan

manipulasi terhadap objek penelitian serta diadakannya kontrol terhadap

variabel tertentu (Iqbal, 2004:10).

2. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di MI Al Ma‟arif Kebumen Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang dan waktu penelitian yakni berlangsung

pada tanggal 14 – 25 November 2016. 3. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian, sedangkan menurut

Sudjana dalam Bahrul, (2011: 56) mengatakan populasi sebagai

karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan

(32)

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh peserta

didik kelas V MI Al Ma‟arif Kebumen Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang, dimana kelas V terdapat dua kelas. 27 peserta didik dari kelas

V A sebagai kelas kontrol dan 27 peserta didik dari kelas V B sebagai

kelas eksperimen. Keseluruhan subjek penelitian yang penulis lakukan

berjumlah 54 peserta didik. Jumlah tersebut diperoleh dari kelas A

terdapat 3 siswa yang tidak hadir pada saat penelitian, dan dari kelas B

terdapat 1 siswa yang tidak hadir pada saat penelitian.

4. Sampel

Menurut Nana Danapriatna dan Rony Setiawan (2005 :5), sempel

merupakan bagian dari populasi yang paling tidak mempunyai satu ciri

yang sama dengan populasinya untuk mewakili populasi. Menurut

Suharsimi Arikunto (dalam Nana Danapriyatna dan Rony Setiawan,

2005:63) “sehubungan dengan pengambilan jumlah sampel yang juga cukup mudah dilakukan, yaitu apabila objek penelitian lebih besar dari

100 responden maka diambil 10%-15% atau 20%-25%, tetapi bila kurang

dari 100 orang maka responden (sampel) harus diambil seluruhnya”. Karena jumlah populasi kelas V di MI Al Ma‟arif Kebumen Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang kurang dari 100 orang yaitu 54 siswa

maka peneliti mengambil seluruh populasi tersebut sebagai sampel sesuai

dengan penjelasan Suharsimi diatas. Sedangkan dalam pemilihan kelas

kontrol dan kelas eksperimen peneliti menggunakan cara purposive

(33)

matematika kelas V MI Al Ma‟arif Kebumen Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang bahwa kelas VA dan kelas VB memiliki

kemampuan belajar matematika sama.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

a. Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang

digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi,

kemampuan bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok

(Suharsimi Arikunto, 2013: 193). Tes yang digunakan dalam

penelitian ini adalah tes prestasi (achievement test), yaitu tes yang

digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah

mempelajari sesuatu.

b. Dokumentasi

Analisis dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang

bersumber dari arsip dan dokumen baik yang berada disekolah

ataupun yang berada diluar sekolah, yang ada hubungannya dengan

penelitian tersebut.

Menurut Arikunto (2013: 201), teknik dokumentasi yaitu

“mencari data mengenai hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda

(34)

6. Instrumen Penelitian

Suharsimi Arikunto (2013 :203) menyatakan bahwa “instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih

baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih

mudah diolah”. Pada hakikatnya penelitian itu adalah melakukan suatu

pengukuran pada suatu objek tertentu. Sehingga dalam penelitian harus

mempunyai alat ukur yang baik, yaitu instrumen penelitian. Seperti yang

dikemukakan Sugiyono (2013:102) bahwa “Instrumen penelitian suatu

alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang

diamati”. Berdasarkan teknik pengumpulan data yang digunakan, maka instrumen yang dipakai dalam penelitian ini adalah tes objektif.

7. Teknik Analisis Data

Menurut Patton dalam Iqbal, (2004: 29) analisis data adalah proses

mengatur urutan data, mengorganisasikannya kedalam satu pola, kategori,

dan satuan uraian dasar. Dalam penelitian ini analisis data terbagi menjadi

dua tahap, yaitu analisis tahap awal dan tahap akhir.

a. Analisis Tahap Awal

Analisis tahap awal digunakan untuk mengetahui kondisi awal

dari sempel yaitu antara kelompok eksperimen dan kelompok kotrol.

Untuk menganalisis tahap awal dalam penelitian ini yaitu dengan

(35)

1) Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menentukan apakah kelas

tersebut berdistribusi normal atau tidak. Rumus yang digunakan

adalah uji Chi Kuadrat (Iqbal, 2004: 148):

X

2

=

Keterangan:

= Frekuensi Observasi = Frekuensi Hitung

2) Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang ditetapkan

berasal dari populasi yang memiliki varians yang relatif sama,

rumus yang digunakan adalah Uji Fisher:

F=

(Amos, 2014: 106).

3) Uji Perbedaan Rata-Rata

Uji ini digunakan untuk menguji apakah kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol yang telah ditetapkan memiliki

perbedaan rata-rata yang signifikan, dari data nilai pre test hasil

belajar, rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

t

=

̅̅̅̅ ̅̅̅̅ √

dengan S2gab=

(36)

Keterangan:

̅̅̅: rata-rata data kelompok eksperimen.

̅̅̅: rata-rata data kelompok kontrol.

n1: banyaknya kelompok eksperimen.

n2: banyaknya kelompok kontrol

s1: simpangan baku kelas eksperimen.

s2: simpangan baku kelas kontrol (Ronny, 2006: 180).

b. Analisis Tahap Akhir

1) Uji Normalitas

Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui normal

tidaknya data yang akan dipakai. Uji statistik yang digunakan

adalah uji Chi Kuadrat, rumusnya adalah:

X

2

=

Keterangan:

= Frekuensi Observasi

= Frekuensi Hitung

2) Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang ditetapkan

berasal dari populasi yang memiliki varians yang relatif sama,

rumus yang digunakan adalah:

F =

(37)

3) Uji Hipotesis (Uji t)

Menurut Riduwan dalam Nanang (2011: 171), pengujian

dengan menggunakan t Test ini tergolong dalam uji perbandingan

(komparatif) yang bertujuan untuk membandingkan

(membedakan) apakah rata-rata kedua kelompok yang diuji

berbeda secara signifikan atau tidak. Fungsinya adalah untuk

menguji kemampuan generalisasi (signifikasi) hasil penelitian

yang berupa perbandingan keadaan kelompok dari dua rata-rata

sampel.

Pada penelitian ini, rumus t Test digunakan untuk

mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan

teknis pohon faktor dengan teknis tabelaris dalam menentukan

Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dan Kelipatan Persekutuan

Terkecil (KPK). Prosedur uji statistiknya adalah sebagai berikut:

a) Menentukan formulasi hipotesis

H0 : Tidak ada perbedaan antara kelompok I dan kelompok II

H1 : Ada perbedaan antara kelompok I dan kelompok II

b) Menentukan taraf nyata (α) dan t tabel

Taraf nyata yang digunakan adalah 1% (0,01) dan nilai t

tabel dengan derajat bebas (db) = n1+n2-2 sehingga tα;(db) atau

(38)

c) Menentukan kriteria pengujian

H0 diterima (H1 ditolak) apabila t0≤ tα;(db)

H0 ditolak (H1 diterima) apabila t0> tα;(db)

d) Menentukan nilai uji statistik (nilai t0 )

t

=

̅̅̅̅ ̅̅̅̅

̅̅̅: rata-rata data kelompok eksperimen.

̅̅̅: rata-rata data kelompok kontrol.

n1: banyaknya kelompok eksperimen.

n2: banyaknya kelompok kontrol

s1: simpangan baku kelas eksperimen.

s2: simpangan baku kelas kontrol.

e) Membuat kesimpulan yaitu menyimpulkan H0 diterima atau

ditolak (Roni, 2006: 180).

H. Sistematika Penulisan

Sistematika dalam laporan penelitian yang akan di susun adalah sebagai

berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab pendahuluan ini berisi latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian,

manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian,

(39)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab ini akan diuraikan mengenaiTeknis Pohon

Faktor, Teknis Tabelaris, Faktor Persekutuan Terbesar

(FPB) dan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK).

BAB III HASIL PENELITIAN

Pada bab ini menjelaskan tentang pelaksanaan penelitian

yang meliputi gambaran umum lokasi penelitian, subjek

penelitian, waktu penelitian, deskripsi penelitian dan

penyajian data.

BAB IV ANALISIS DATA

Pada bab ini menjelaskan tentang analisis tahap awal dan

analisis tahap akhir dengan melakukan uji normalitas, uji

homogenitas, dan uji hipotesis.

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan

(40)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Teknis Pohon Faktor

1. Pengertian TeknisPohon Faktor

Pohon Faktor adalah cara untuk menentukan pembagian bilangan

dalam menentukan faktor prima sebuah bilangan (Aep dkk, 2009: 31).

Menurut Mas & Siti (2009: 15), pohon faktor adalah cara menentukan

faktor prima dengan membagi bilangan tersebut dengan bilangan prima

sampai bersisa bilangan prima. Bilangan prima adalah bilangan yang

tepat mempunyai dua faktor, yaitu 1 (satu) dan bilangan itu sendiri (Joko

& Tim Guru Indonesia, 2010:11). Contoh bilangan prima adalah

2,3,5,7,11,13,17,19,... dan masih banyak contoh lain yang merupakan

bilangan prima.

Bilangan 1 bukan merupakan bilangan prima karena bilangan 1 hanya

mempunyai faktor 1.Bilangan 2 merupakan bilangan prima karena

mempunyai dua faktor, yaitu 1 dan 2.Bilangan 3 merupakan bilangan

prima karena mempunyai dua faktor, yaitu 1 dan 3.Bilangan 4 bukan

bilangan prima karena mempunyai tiga faktor, yaitu 1 2 dan 4. Bilangan 5

merupakan bilangan prima karena mempunyai dua faktor, yaitu 1 dan 5

(Joko & Tim Guru Indonesia, 2010:11).

Sedangkan faktor prima menurut Aep dkk (2009: 23) adalah sebuah

(41)

bilangan prima. Perkalian dari semua faktor-faktor primanya disebut

faktorisasi prima (Mas & Siti, 2009: 15).

Contoh:

Bilangan 10:

Faktor dari 10 adalah: 1, 2, 5, 10

Faktor prima dari 10 adalah: 2 dan 5

Bilangan 12:

Faktor dari 12 adalah: 1, 2, 3, 4, 6, 12

Faktor prima dari 12 adalah: 2 dan 3

Bilangan 24:

Faktor dari 24 adalah: 1, 2, 3, 4, 6, 8, 12, 24

Faktor prima dari 24 adalah: 2 dan 3

Bilangan 27:

Faktor dari 27adalah: 1, 3, 9, 27

Faktor prima dari 27 adalah: 3

2. Langkah-langkah Menentukan Faktor dan Faktorisasi Prima dengan

Model Pohon Faktor

Adapun langkah atau cara untuk menentukan faktor prima dengan

pohon faktor adalah sebagai berikut:

a. Bilangan yang akan dicari faktor primanya di taruh pada posisi paling

atas.

b. Membagi bilangan tersebut dengan bilangan prima, bilangan prima

(42)

c. Membagi hasil dengan bilangan prima sampai bersisa bilangan prima

disetiap akhir pembagian (Mas & Siti, 2009: 15).

Contoh:

1) Tentukan faktor dan faktorisasi prima dari 12

Dengan pohon faktor, dapat menentukan faktor prima dari

bilangan-bilangan tertentu. Dari pohon faktor diatas dapat dilihat

bahwa:

Faktor prima dari 12 adalah 2 dan 3

Faktorisasi dari 12 adalah 2 x 2 x 3 = x 3 (Mas & Siti, 2009:

15).

2) Tentukan faktor dan faktorisasi prima dari 42 12

Karena sisanya sudah merupakan bilangan prima maka pengerjaan selesai.

Karena sisanya sudah merupakan bilangan prima maka pengerjaan selesai.

(43)

Dari pohon faktor tersebut dapat dilihat bahwa:

Faktor prima dari 42 adalah 2, 3, dan 7

Faktorisasi dari 42 adalah 2 x 3 x 7

3. Langkah-langkah menentukan FPB dan KPK dengan Teknis Pohon

Faktor

Teknis pohon faktor dapat juga digunakan untuk menyelesaikan

masalah yang berkaitan dengan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dan

Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK).

Langkah-langkah menentukan FPB dengan pohon faktor adalah

sebagai berikut:

a. Menentukan faktorisasi prima dari setiap bilangan.

b. Mengambil faktor yang sama dari bilangan-bilangan itu.

c. Jika faktor yang sama pangkatnya berbeda, ambillah faktor yang

pangkatnya terkecil (Dadi & Triyati, 2008: 6)

Adapun langkah-langkah menentukan KPK dengan pohon faktor

adalah sebagai berikut:

a. Menentukan faktorisasi prima dari setiap bilangan.

b. Ambil semua faktor yang sama atau tidak sama dari

bilangan-bilangan tersebut.

c. Jika faktor yang sama memiliki pangkat berbeda, ambillah faktor

(44)

Contoh:

1) Tentukan FPB dan KPK dari 12 dan 18

Faktorisasi prima dari 12 adalah 2 x 2 x 3 = x 3

Faktorisasi prima dari 18 adalah 2 x 3 x 3 = 2 x

Menentukan FPB yaitu dengan mengambil faktor yang sama dan

pangkatnya yang terkecil.

FPB dari 12 dan 18 adalah 2 x 3 = 6

Menentukan KPK yaitu dengan mengambil semua faktor yang

sama atau tidak sama, dan jika faktor yang sama mempunyai

pangkat yang berbeda, ambil pangkat yang terbesar.

KPK dari 12 dan 18 adalah x = 4 x 9 = 36

2) Tentukan FPB dan KPK dari 12, 18, 20

2 6

2 3

9 2

3 3

12 18

2 6

2 3

9 2

3 3

(45)

Faktorisasi prima dari 12 adalah 2 x 2 x 3 = x 3

Faktorisasi prima dari 18 adalah 2 x 3 x 3 = 2 x

Faktorisasi prima dari 20 adalah 2 x 2 x 5 = x 5

Menentukan FPB yaitu dengan mengambil faktor yang sama dan

pangkatnya yang terkecil.

FPB dari 12, 18, dan 20 adalah 2

Menentukan KPK yaitu dengan mengambil semua faktor yang

sama atau tidak sama, dan jika faktor yang sama mempunyai

pangkat yang berbeda, ambil pangkat yang terbesar.

KPK dari 12, 18, dan 20 adalah x x 5 = 4 x 9 x 5 = 180

B. Teknis Tabelaris

1. Pengertian Teknis Tabelaris

Tabel adalah daftar bilangan yang disusun dalam baris dan kolom

(Dadi & Triyati, 2008: 142). Indah (2016: 12) mengatakan bahwa

tabelmatika FPB dan KPK adalah cara mengerjakan FPB dan KPK

dengan menggunakan tabel.

Berdasarkan uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa

TeknisTabelaris adalah “cara menentukan faktor prima dengan

2 10

2 5

(46)

menggunakan tabel dan membagi bilangan tersebut dengan bilangan

prima sampai bersisa bilangan prima yaitu 1”.

2. Langkah-langkah menentukan FPB dan KPK dengan Teknis Tabelaris

Menggunakan Teknis Tabelarisini sebenarnya bukan hal yang baru,

hanya saja banyak yang tidak mengetahui tentang model mengerjakan ini.

Dengan menggunakan tabelaris, kita bisa mencari FPB dan KPK secara

bersama-sama. Langkah-langkahnyaa tidak jauh berbeda dengan

menggunakan tabel.

Langkah-langkah menentukan FPB dan KPK dengan model

Tabelmatika adalah sebagai berikut:

a. Membagi bilangan dengan bilangan prima yang terkecil.

b. Bilangan prima yang terkecil itu diletakkan disebelah kiri, dan itulah

yang akan jadi pembagi angka-angka tersebut.

c. Ketika bilangan-bilangan tersebut sama-sama bisa dibagi dengan

bilangan prima tersebut, maka tulis bilangan prima tersebut disebelah

kanan juga.

d. Apabila tidak semua bilangan bisa dibagi dengan bilangan prima

tersebut, cukup ditulis di sebelah saja.

e. Pengerjaan selesai ditandai dengan hasil akhirnya harus satu.

f. Hasil kali bilangan prima yang disebelah kiri merupakan KPK dan

hasil kali bilangan prima disebelah kanan merupakan FPB (Indah,

(47)

Untuk lebih jelasnya, di bawah ini disajikan gambar menentukan FPB

dan KPK dengan menggunakan Teknis Tabelaris.

1) Berapakah KPK dan FPB dari 12 dan 20

KPK 12 20 FPB

2 6 10 2

2 3 5 2

3 1 5

5 1 1

Hasil kali bilangan prima disebelah kiri merupakan KPK

KPK dari 12 dan 20 adalah 2 x 2 x 3 x 5 = x 3 x 5 = 60

Hasil kali bilangan prima disebelah kanan merupakan FPB

FPB dari 12 dan 20 adalah 2 x 2 = = 4 (Indah, 2016: 52).

2) Berapakah KPK dan FPB dari 5 dan 15

KPK 5 15 FPB

3 5 5

5 1 1 5

Hasil kali bilangan prima disebelah kiri merupakan KPK

KPK dari 5 dan 15 adalah 3 x 5 = 15

Hasil kali bilangan prima disebelah kanan merupakan FPB

(48)

3) Berapakah KPK dan FPB dari 12, 20, dan 32

KPK 12 20 32 FPB

2 6 10 16 2

2 3 5 8 2

2 3 5 4

2 3 5 2

2 3 5 1

3 1 5 1

5 1 1 1

Hasil kali bilangan prima disebelah kiri merupakan KPK

KPK dari 12, 20 dan 32 adalah x 3 x 5 = 480

Hasil kali bilangan prima disebelah kanan merupakan FPB

FPB dari 12, 20 dan 32 adalah 2 x 2 = = 4 (Indah, 2016: 52).

C. Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK)

Mempelajari bilangan prima akan berhubungan dengan cara menetukan

Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dan Kelipatan Persekutuan Terkecil

(KPK) dari dua atau tiga bilangan. Cara pengerjaannya, yaitu dengan cara

mencari faktorisasi prima dari bilangan yang akan dicari Faktor Persekutuan

(49)

faktorisasi tersebut akan dihasilkan perkalian bilangan prima berpangkat (Aep

dkk, 2009: 21).

1. Faktor Persekutuan Terbesar (FPB)

a. Pengertian Faktor Persekutuan Terbesar (FPB)

Faktor suatu bilangan adalah sebuah bilangan yang dapat

membagi habis bilangan tersebut (Yoni & Hidayati, 2009: 36).

Sedangakan faktor persekutuan terbesar adalah faktor dari dua

bilangan atau lebih yang bernilai sama dan paling besar (Joko & Tim

Guru Indonesia, 2016:11). Menurut Dadi & Triyati (2008: 142), FPB

adalah faktor persekutuan yang terbesar dari dua atau lebih bilangan

asli. Mas dan Siti (2009 :17) mengatakan bahwa FPB merupakan

faktor bersama terbesar dari beberapa bilangan.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahawa “FPB

adalah suatu bilangan terbesar yang merupakan faktor dari

bilangan-bilangan tersebut”.

b. Cara Mencari Faktor Persekutuan Terbesar (FPB)

1) Menggunakan Faktor Persekutuan

Faktor persekutuan merupakan faktor yang sama dari dua

bilangan atau lebih dan FPB itu sendiri adalah nilai paling besar

(50)

Contoh:

a) Tentukan FPB dari bilangan 28 dan 36

Penyelesaian:

Faktor dari 28 adalah {1, 2, 4, 7, 14, 28}

Faktor dari 36 adalah = {1, 2, 3, 4, 6, 9, 12, 18, 36} Faktor persekutuannya adalah 1, 2, 4

Nilai yang terbesar adalah 4, sehingga FPB-nya adalah 4

b) Carilah FPB dari 4, 8 dan 12

adalah 4, sehingga FPB-nya adalah 4 (Indah, 2016: 44 - 45).

2) Menggunakan Faktorisasi Prima

Pada cara ini kita ambil bilangan faktor yang sama,

selanjutnya ambil yang terkecil dari 2 atau lebih bilangan.

Contoh:

a) Carilah FPB dari 4, 8 dan 12

Buatlah pohon faktornya

(51)

Faktorisasi prima dari 4 adalah 2 x 2 =

Faktorisasi primadari 8 adalah 2 x 2 x 2 =

Faktorisasi prima dari 12 adalah 2 x 2 x 3 = x 3

Sehingga faktor dari 4,8 dan 12 yang sama adalah 2, dan

yang terkecil adalah = 4

Maka FPB dari 4, 8 dan 12 adalah 4 (Indah, 2016: 45).

b) Tentukan FPB dari bilangan 20 dan 30

Faktorisasi prima dari 20 adalah x 5

Faktorisasi prima dari 30 adalah 2 x 3 x 5

2 dan 5 adalah bilangan prima yang sama-sama terdapat

faktorisasi prima kedua pohon faktor. Pangkat terendah dari 2

adalah 1. Pangkat terendah dari 5 adalah 1.

Maka FPB dari 20 dan 30 adalah 2 x 5 = 10

20

2 10

2 5

30

15 2

(52)

c) Tentukan FPB dari bilangan 48 dan 60

Faktorisasi prima dari 48adalah x 3

Faktorisasi prima dari 60 adalah x 3 x 5

2 dan 3 merupakan bilangan prima yang sama terdapat

faktorisasi prima dari kedua pohon faktor, dimana pangkat

terendah dari 2 adalah 2 dan pangkat terendah dari 3 adalah 1

sehingga FPB dari kedua bilangan tersebut yaitu x 3=12

3) Menggunakan Tabel

Cara tabel ini yaitu dengan membagi bilangan yang dicari

menggunakan bilangan prima.

24 2

48

2

12

2 6

2 3

60

2 30

2 15

(53)

Contoh:

a) Tentukan FPB dari bilangan 21 dan 15

21 15

3 7 5

5 7 1

7 1 1

FPB dari bilangan 21 dan 15 adalah 3

b) Tentukan FPB dari bilangan 36 dan 54

FPB dari bilangan 36 dan 54 adalah 2 x 3 x 3= 2 x = 18

Untuk contoh a karena hanya bilangan 3 saja yang bisa

membagi habis 21 dan 35 maka FPB = 3

Untuk contoh b hanya yang diberi huruf tebal yang bisa bagi

habis bilangan di atasnya saja (Indah, 2016: 48). 36 54

2 18 27

2 9 27

3 3 9

3 1 3

(54)

c) Tentukan FPB dari bilangan 10, 12 dan 16

10 12 16

2 5 6 8

2 5 3 4

2 5 3 2

2 5 3 1

3 5 1 1

5 1 1 1

FPB dari bilangan 10, 12 dan 16 adalah 2

2. Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK)

a. Pengertian Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK)

Kelipatan suatu bilangan adalah bilangan-bilangan yang

merupakan hasil kali bilangan itu dengan bilanagn asli (Yoni &

Hidayati, 2009: 37). Misalnya himpunan 2 adalah {2, 4, 6, 8, 10}

himpunan kelipatan dari 4 adalah {4, 8, 12, 16,……}. Sedangkan pengertian kelipatan persekutuan adalah himpunan irisan dari

himpunan-himpunan kelipatan. Misalnya dari himpunan kelipatan

persekutuan 2 dan 4 adalah {4, 8, 12,……} dari himpunan itu

anggota terkecilnya adalah 4, maka kelipatan persekutuan terkecil

(55)

Dalam operasi hitung matematika, Kelipatan Persekutuan

Terkecil (KPK) merupakan persekutuan (kumpulan) bilangan yang

sama dan terkecil yang merupakan kelipatan dari dua buah bilangan

atau lebih ( Aep dkk, 2009: 26).

Jadi, pengertian Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) adalah

“hasil perkalian dari sebuah faktor-faktor (prima) yang berbeda dengan mengambil pangkat tertinggi”.

b. Cara Mencari Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK)

1) Menggunakan Kelipatan Persekutuan

Kelipatan persekutuan merupakan kelipatan yang sama dari

dua bilangan atau lebih (Indah, 2016: 49).

Contoh:

a) Berapakah KPK dari 4 dan 8?

Jawab: :

Kelipatan 4 adalah = {4, 8, 12, 16, 20, 24, 28, 32, 36, 40,...} Kelipatan 8 adalah = {8, 16, 24, 32, 40, 48, 56, …}

Kelipatan persekutuannya adalah 8, 16, 24, 32, …(kelipatan

yang sama dari 4 dan 8).

Nilai yang terkecil adalah 8, sehingga KPK-nya adalah 8

(Indah, 2016: 49).

b) Tentukan KPK dari 6, 8, dan 12

Jawab:

(56)

Kelipatan dari 8 adalah {8, 16, 24, 32,40, 48, 56,…} Kelipatan dari 12 adalah {12, 24, 36, 48, 60, 72,....} Kelipatan persekutuan dari 6, 8, 12 adalah 24, 48, ...

Bilangan terkecil yang terdapat pada kelipatan persekutuan

dari 6, 8, 12 adalah 24, sehingga KPK-nya adalah 24 (Yoni &

Hidayati, 2009: 42).

2) Menggunakan Faktorisasi Prima

Hal yang harus dilakukan dalam mencari KPK menggunakan

cara faktorisasi prima yaitu mengalikan semua bilangan faktor

dan apabila ada yang sama ambil yang terbesar, apabila keduanya

sama ambil salah satunya.

Contoh:

a) Tentukan KPK dari bilangan 20 dan 30

Jawab

Faktorisasi prima dari 20 adalah x 5

Faktorisasi prima dari 30 adalah 2 x 3 x 5

Faktor 2 yang terbesar adalah

Faktor 3 ada 1 ambil nilai 3

20

2 10

2 5

30

15 2

(57)

Faktor 5 nilainya sama untuk 20 dan 30 ambil salah satunya

yaitu 5

Maka KPK dari 20 dan 30 adalah x 3 x 5 = 60

b) Berapakah KPK dari 8, 12, dan 30

Jawab :

Buat pohon faktornya

Faktorisasi prima dari 8 adalah 2 x 2 x 2 =

Faktorisasi prima dari 12 = x 3

Faktorisasi prima dari 30 = 2 x 3 x 5

Faktor 2 yang terbesar adalah

Faktor 3 nilainya sama untuk 12 dan 30 ambil salah satunya

yaitu 3

Faktor 5 ada 1 ambil nilai 5, sehingga KPK dari 8, 12, dan 30

adalah x 3 x 5 = 120 (Indah, 2016: 50).

8

2 2

2 2

12

4 6

2 3

30

2 15

3

(58)

c) Tentukan KPK dari bilangan 20 dan 18

Jawab

Faktorisasi prima dari 20 adalah x 5

Faktorisasi prima dari 18 adalah 2 x

Faktor 2 yang terbesar adalah

Faktor 3 ada 1 ambil nilai

Faktor 5 ada 1 ambil nilai 5

Maka KPK dari 20 dan 18 adalah x x 5 = 180

3) Menggunakan Tabel

Sama hal nya dengan mencari FPB, hakikatnya cara ini

memiliki prinsip yang sama.

Contoh :

a) Tentukan KPK dari bilangan 12 dan 20

12 20

2 6 10

2 3 5

3 1 5

5 1 1

KPK dari bilangan 12 dan 20 adalah x 3 x 5 = 60

20

2 10

2 5

18

9 2

(59)

b) Tentukan KPK dari bilangan 12, dan 15

12 15

2 6 15

2 3 15

3 1 5

5 1 1

KPK dari bilangan 12, dan 15 adalah x 3 x 5 = 60

c) Tentukan KPK dari bilangan 12,20, dan 32

12 20 32

2 6 10 16

2 3 5 8

2 3 5 4

2 3 5 2

2 3 5 1

3 1 5 1

5 1 1 1

(60)

BAB III

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MI Al-Ma‟arif Kebumen Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang. Dalam bagian ini penulis akan memaparkan

lokasi dilaksanakannya penelitian ini. Secara garis besar lokasi penelitian

dapat penulis sampaikan hal-hal sebagai berikut:

1. Identitas Sekolah

Nama Sekolah : MI Al-Ma‟arif Kebumen

NSS : 111233220080

Tahun Berdiri : 1956

Alamat Sekolah : Desa Kebumen Kecamatan Banyubiru

Kabupaten Semarang,

Provinsi Jawa Tengah

Kode Pos : 50664

Nomor Telepon : (0298) 5992986

Akreditasi : Akreditasi tahun 2009 (B)

Nama kepala Sekolah : Rozikin, S. Ag.

Nama Ketua Komite : Khadziq Faisol, S. Sos.

(61)

2. Sejarah Berdirinya MI Al-Ma‟arif Kebumen Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang

Madrasah Ibtidaiyah Al-Ma‟arif Kebumen Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang didirikan pada tahun 1956. Dibangun dengan

menggunakan dana swadaya masyarakat. Gedung sekolah didirikan di

atas tanah wakaf seluas 2.436 m2 (Profil MI Al Ma‟arif, 2013: 7).

Adapun visi misi dari MI Al-Ma‟arif Kebumen Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang adalah sebagai berikut:

a. Visi

Terwujudnya pendidikan yang berkwalitas dan bermanfaat bagi

masyarakat didunia dan akherat.

b. Misi

1) Melaksanakan pendidikan melalui pembinaan aqidah Islamiyah

yang berakhlakul karimah „ala ahlussunah waljamaah.

2) Pelayanan dan pengabdian yang sungguh dengan menejemen

yang baik dan tertata.

3) Mengusahakan tenaga pendidik yang dapat menjadi suri tauladan

dan sumberdaya yang tinggi

4) Melaksanakan kegiatan pendidikan yang dapat menciptakan anak

didik yang kreatif, aktif, cerdas trampil dan soleh.

5) Menjalin hubungan dan kerja sama yang harmonis dengan

(62)

3. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh MI Al-Ma‟arif Kebumen Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang secara rinci dapat dilihat

pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.1

Data Bangunan/Ruang Kelas MI Al-Ma‟arif Kebumen Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang

Tahun Pelajaran 2016/2017

No Nama Bangunan/Ruang Jumlah

1. Ruang Komite Sekolah 1 ruang

2. Ruang Kepalas Sekolah 1 ruang

3. Ruang Guru 1 ruang

4. Ruang Kelas 12 ruang

5. Mushola 1 ruang

6. Gedung Perpustakaan 1 ruang

7. WC Guru 2 ruang

8. WCSiswa 4 ruang

9. Kantin 1 ruang

10. Gudang 1 ruang

11. Taman Toga 1 buah

12. Tempat Praktik Sikat Gigi 1 buah

13. Halaman Bermain 600 m2

(63)

Tabel 3.2

Data Inventaris MI Al-Ma‟arif Kebumen Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017

No Nama Barang Jumlah

1. Kursi siswa 260 buah

2. Meja siswa 150 buah

3. Kursi guru di ruang kelas 18 buah

4. Meja guru di ruang kelas 18 buah

5. Papan tulis 12 buah

6. Lemari di ruang kelas 10 buah

7. Alat peraga Matematika 3 set

8. Alat peraga IPA (Sains) 3 set

9. Alat Peraga IPS 3 set

10. Meja Kursi Tamu 1 set

11. Printer 2 buah

12. Komputer 3 buah

13. Rak Buku 6 buah

14. Tape Recorder 2 buah

15. DVD Player 2 buah

16. Salon 2 buah

17. TV 2 buah

18. Alat Olahraga 2 set

19. Alat Dapur 1 set

20. Tempat Tidur UKS 1 buah

(64)

4. Keadaan Guru

Jumlah guru atau staf pengajar di MI Al-Ma‟arif Kebumen Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017

secara rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.3

Data Nama Guru MI Al-Ma‟arif Kebumen Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017

No Nama Guru/ NIP Jabatan/ Tugas Mengajar

1. Rozikin, S. Ag. Kepala Madrasah dan Guru Penjas

3. Khusnu Indrawati, S.Pd.I. Guru Kelas 1B, Akidah Akhlak 4A

4. M. Adib, A. Ma Guru Kelas II.A, Penjas IIB, Akidah VIA

5. Dwi Astuti, S.Pd.I.

Guru Kelas II.B, Fikih IVA

Tugas Tambahan : Pembina Dokter Kecil

6. Achmad Bindari, S.Ag Guru Kelas III.A, B Jawa IA, IVB

7. Mustamiroh, S.Pd.

Guru Kelas 3B, Penjas IA dan IB, SBK 6A

Tugas tambahan: Pembina Rebana

8. Nur Latifah, S.Pd.I. Guru Kelas IVA, B Arab IVB

(65)

Sambungan . . . .

9. M Sofiyul Hadi, S.Pd.I.

Guru Kelas IVB Penjaskes Kelas IVA,

Tugas Tambahan: Pembina Pramuka

10. Budiningsih, S. Pd. Guru Kelas VA, B Jawa Kelas VB

11. Anis Ardiana K.,S.Pd.I.

Guru Kelas VB

Tugas Tambahan: Pembina Pramuka

12. Siti Maemonah, S. Ag.

Guru Kelas VIA, IPS VIB

Tugas Tambahan: Pembina Koperasi

13. Nur Sururiyah, B.A.

Guru Kelas VIB, B Jawa VIA,

Tugas Tambahan: Bendahara

14. M. Son‟ani, S. Pd.I.

Guru Bahasa Inggris

Tugas Tambahan: B Arab, TIK,

Tugas Tambahan, KepalaTata Usaha, dan Kepala Perpustakaan

16. Alun Sassia Pegawai Tata Usaha

17. Supriyono Petugas Kebersihan

(66)

5. Keadaan Siswa

Siswa MI Al-Ma‟arif Kebumen Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 Kabupaten Semarang berjumlah

318 siswa dengan perincian sebagai berikut:

Tabel 3.4

Data Siswa MI Al-Ma‟arif Kebumen Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017

No Kelas Jumlah

1. I 61

2. II 52

3. III 55

4. IV 47

5. V 58

6. VI 45

Jumlah Total 318

(SK Pembagian Tugas, 2016: 2)

6. Keadaan Siswa yang Diteliti

Siswa kelas V MI Al-Ma‟arif Kebumen yang menjadi subjek penelitian berjumlah 54 siswa, 27 siswa dari kelas V A dan 27 siswa dari

kelas V B. Jumlah tersebut diperoleh dari kelas A terdapat 3 siswa yang

tidak hadir pada saat penelitian, dan dari kelas B terdapat 1 sisiwa yang

tidak hadir pada saat penelitian. Adapun data keadaan siswa kelas V MI

(67)

Tabel 3.5

Data Nama Siswa Kelas VA MI Al-Ma‟arif Kebumen Tahun Pelajaran 2016/2017 23 Andika Febrian Galih Kencono VA L

24 Nabila Maulida Putri VA P

25 Kamila Nikmatus Sari VA P

26 Sintiya Ulya Kamila VA P

27 Muhammad Kharis Hidayat VA L

(68)

Tabel 3.6

Data Nama Siswa Kelas VB MI Al-Ma‟arif Kebumen Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017

No Nama Kelas Jenis Kelamin

(69)

B. Hasil Penelitian

Setelah melakukan penelitian, peneliti mendapatkan hasil studi lapangan

untuk memperoleh data dengan teknik tes, setelah di lakukan suatu

pembelajaran antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Pelaksanaan pembelajaran kelas V MI Al Ma‟arif Kebumen Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang meliputi:

1. Tahap Persiapan

Pelaksanaan pembelajaran pada penelitian ini merupakan penelitian

eksperimental dengan komparasi dua teknis yang terbagi atas dua

kelompok, yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kegiatan

ini dilaksanakan mulai tanggal 14 sampai dengan 25 November 2016.

Kelas V A sebagai kelompok kontrol yang diberi pembelajaran dengan

teknis pohon faktor dan kelas V B sebagai kelompok eksperimen diberi

pembelajaran dengan teknis tabelaris. Sebelum penelitian ini

dilaksanakan, peneliti menentukan materi pelajaran yang akan dijadikan

bahan penelitian, menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran bersama

guru kelas VA dan kelas VB, dan menyiapkan soal evaluasi untuk

mengukur hasil belajar siswa. Materi yang dipilih adalah Faktor

Persekutuan Terbesar (FPB) dan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK).

Instrumen yang dijadikan evaluasi dalam penelitian ini adalah instrumen

tes objektif dalam bentuk essay dengan jumlah 5 butir soal. Pembelajaran

yang dilakukan dalam menentukan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB)

(70)

menggunakan teknis pohon faktor sedangkan kelompok eksperimen

dengan teknis tabelaris.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Proses Pembelajaran pada Kelompok Eksperimen

Pelaksanaan pembelajaran untuk kelompok eksperimen

dilaksanakan pada hari selasa, tanggal 22 November 2016 di MI Al

Ma‟arif Kebumen Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang pada kelas V B sebanyak 27 siswa.

Pembelajaran yang dilaksanakan pada kelompok eksperimen

yaitu dengan pembelajaran menggunakan teknis tabelaris dalam

menentukan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) Dan Kelipatan

Persekutuan Terkecil (KPK).

Dalam pelaksanaan penelitian ini waktu yang digunakan adalah 1

kali pertemuan (2 jam pelajaran). Pelaksanaan kelompok eksperimen

pada awalnya dilakukan pre test untuk mengetahui awal pengetahuan

siswa tentang materi yang akan dibahas. Setelah itu siswa

memperoleh penjelasan dari guru tentang materi Faktor Persekutuan

Terbesar (FPB) Dan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dengan

menggunakan teknis tabelaris. Guru memberikan arahan kepada

siswa setelah menjelaskan materi dengan membagi siswa menjadi 5

kelompok, selanjutnya siswa menyampaikan hasil pekerjaannya

didepan kelas secara lisan dan tulisan. Siswa diberi kesempatan untuk

Gambar

Tabel adalah daftar bilangan yang disusun dalam baris dan kolom
tabelmatika FPB dan KPK adalah cara mengerjakan FPB dan KPK
Tabel 3.2 Ma‟arif Kebumen
Tabel 3.3 Ma‟arif Kebumen
+7

Referensi

Dokumen terkait

Akuntabilitas, Partisipasi Masyarakat, dan Transparansi Kebijakan Publik sebagai Pemoderating Hubungan Pengetahuan Dewan tentang Anggaran dan Pengawas Keuangan Daerah

Hal itu sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Richa Widyaningtyas (2011) dalam penelitiannya “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LOYALITAS SERTA DAMPAKNYA PADA KEPUASAN

Citra merek berpengaruh signifikan terhadap loyalitas merek pada MY Salon di Kota Gresik, sehingga MY Salon Gresik harus merubah desain brosurnya karena brosur MY

untuk mengupayakan adanya dialog antara pemerintahan China dengan Dalai lama dan wakil-wakilnya yang menyangkut perbaikan hubungan antara kedua

1. Pengguna, data yang berisi username , password , dan jabatan untuk mengakses aplikasi. Data Supplier , data yang berisi informasi supplier seperti nama supplier ,

MTs N jeketro tidak semuanya melaksanakan apa yang tertulis dalam konsep Edward sallis. Tapi di beberapa kesempatan MTs N Jeketro telah melakukan usaha-usaha

Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin meneliti dan membahasnya lebih jauh dan rinci lagi dengan mengangkatnya dalam sebuah laporan penelitian dengan judul “

Pada PT Kayu Lima Sentosa dalam meningkatkan sumber daya manusiannya agar mengetahui kepuasan kerja, motivasi kerja dan komitmen organisasi terhadap kierja