• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA ONLINE PUBLIC ACCESS CATALOGUE (OPAC)(Studi Eksplanatif Pengaruh Efektivitas, Efisiensi dan Kualitas terhadap Kinerja OPAC di Perpustakaan Universitas Trunojoyo Madura) Repository - UNAIR REPOSITORY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA ONLINE PUBLIC ACCESS CATALOGUE (OPAC)(Studi Eksplanatif Pengaruh Efektivitas, Efisiensi dan Kualitas terhadap Kinerja OPAC di Perpustakaan Universitas Trunojoyo Madura) Repository - UNAIR REPOSITORY"

Copied!
181
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA ONLINE PUBLIC ACCESS CATALOGUE (OPAC)

(Studi Eksplanatif Pengaruh Efektivitas, Efisiensi dan Kualitas terhadap Kinerja OPAC di Perpustakaan Universitas Trunojoyo Madura)

SKRIPSI

OLEH:

M. ROIHAN HANAFI 071211632053

PROGRAM STUDI ILMU INFORMASI DAN PERPUSTAKAAN DEPARTEMEN INFORMASI DAN PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

(2)
(3)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA ONLINE PUBLIC ACCESS CATALOGUE (OPAC)

(Studi Eksplanatif Pengaruh Efektivitas, Efisiensi dan Kualitas terhadap Kinerja OPAC di Perpustakaan Universitas Trunojoyo Madura)

SKRIPSI

Maksud : Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Studi S1 jurusan Ilmu Informasi dan Perpustakaan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga

OLEH:

M. ROIHAN HANAFI 071211632053

PROGRAM STUDI ILMU INFORMASI DAN PERPUSTAKAAN DEPARTEMEN INFORMASI DAN PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

(4)

HALAMAN PERSEMBAHAN

::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::: :::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

Sembah Syukur kepada Yang Maha Suci dan Maha Terpuji

Dia Yang telah “Memercikkan” Ruh-Nya ke dalam diri Bani Adam sebagai khalifah-Nya di muka bumi,

Yang telah Mengenalkan Diri-Nya melalui cahaya Kekasih-Nya, Muhammad SAW,

Yang Maha „Adil membagi Sifat-sifatnya kepada masing-masing

Buah dari “Tangan”-Nya,

Yang telah “Menurunkan” sifat „Alimnya melalui suara-suara

Auliya‟, „Ulama‟ dan para Guru,

Yang telah sudi “Mewariskan” sifat Rahman dan Rahimnya kepada

kedua manusia termulia dalam kehidupan ini, Ayahanda M. Ra‟i dan Ibunda Harimah,

Yang “Mengirim” seorang yang senantiasa menguatkan “manusiaku”

Pamanda Syamsiri Ardiansyah

Yang telah Memberikan sedikit Cinta-Nya kepada seorang yang Diutus-Nya untuk menemani

petualanganku di dunia dan keberhasilanku di akhirat nanti, Ririn Masrina

dan

Yang telah dan “akan” Menitipkan malaikat-malaikat kecil sebagai Penghibur dan Pengobat lelahku,

Misyka Nadhira Hanafi

dan Hanafi-Hanafi muda yang akan datang

(5)

HALAMAN MOTTO

...

Terkadang Tuhan “merasa” perlu untuk menghancurkanmu,

agar kau tetap kokoh ketika yang lain mencoba

menghancurkanmu

--- Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani ---

(6)
(7)
(8)

ABSTRAK

Online Publik Access Catalogue (OPAC) merupakan sistem temu kembali informasi dengan pengaplikasian Teknologi Informasi (TI), yang ditujukan untuk memberikan pelayanan optimal kepada pengguna perpustakaan sebagai representasi dari kinerja perpustakaan yang optimal. Perpustakaan UTM merupakan perpustakaan yang telah menyediakan layanan OPAC. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja OPAC di perpustakaan Universitas Trunojoyo Madura.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif eksplanatif dengan metode survai. Adapun populasinya adalah sivitas akademika UTM yang memanfaatkan layanan OPAC di Perpustakaan UTM. Pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling. Sebanyak 100 responden diteliti melalui kuesioner dengan kriteria pemakaian OPAC >10 kali.

Berdasarkan hasil regresi diketahui adanya pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai analisa korelasi ganda (R) diketahui makin kuat korelasi/hubungan antar variabel variabel yang ada. Dengan uji simultan didapatkan adanya pengaruh yang signifikan antara variable independen terhadap variabel dependen dan hal tersebut terbukti. Sedangkan pada uji parsial ditemukan adanya pengaruh yang signifikan pada masing-masing variabel terhadap kinerja OPAC yang terbukti faktor-faktor pada semua variabel independen. Sedangkan pada uji determinasi ditemukan bahwa variabel kualitas OPAC berpengaruh paling dominan.

(9)

ABSTRACT

Online Public Access Catalogue (OPAC) is a kind of information retrieval system which employs Information Technology (IT) which aims to give exellent and ultimate services to library users. UTM'S library is the library which has already provided the OPAC services to its users as representation of library’s performance. This research is dedicated to find out any factors that possibly influence the OPAC performance to UTM'S library.

This research applies the quantitative explanative approach which employs the survay research method. The population of this research is the civitas academic of the university which have used the OPAC services at the library. The research is conducted by applying the purposive sampling where 100 respondents which have used the OPAC servises for more than 10 times are questioned by quesioners.

By applying the regression equation analysis is known that there are apparently influences of the independent variable towards the dependent variables. The value of the double correlations analysis (R) shows that there is strong correlations or relationships among the given variables. On the other hand, by applying the simultanious test is find out that there is a strong and significant influences among the independent variable to the dependent variables . That is evident and proved, meanwhile by applying the partial test the researcher finds out that there are significant influences for any independent variables to the performance of the OPAC. Meanwhile by determination analysis the researcher finds out that quality variable is the most influence factor to the OPAC performance.

(10)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT., berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya akhirnya peneliti dapat menyelesaikan penulisan laporan penelitian (Skripsi) dengan judul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA ONLINE PUBLIC ACCESS CATALOGUE (OPAC) : Studi Eksplanatif Pengaruh Efektivitas, Efisiensi dan Kualitas terhadap Kinerja OPAC di Perpustakaan Universitas Trunojoyo Madura” ini dengan tepat waktu. Skripsi ini berisi tentang laporan penelitian yang dilakukan peneliti di UPT Perpustakaan Universitas Trunojoyo Madura selama kurang lebih 4 (empat) bulan terhitung sejak Januari hingga April 2016.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, peneliti banyak dibantu oleh beberapa pihak dan oleh karenanya peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu Rahma Sugihartati selaku ketua Departemen Informasi dan Perpustakaan FISIP UNAIR, yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu. 2. Bapak Yunus Abdul Halim, selaku dosen pembimbing skripsi, yang telah

memberikan bimbingan dan pengarahan kepada peneliti sejak masih berbentuk proposal hingga skripsi ini selesai.

3. Ibu Fitri Mutia selaku dosen wali, yang selalu memberikan motivasi bagi penulis untuk dapat selalu aktif dalam berbagai kegiatan akademis maupun non akademis selama perkuliahan.

(11)

5. Ibu Lilik, selaku Kepala Perpustakaan Universitas Trunojoyo Madura yang telah memberikan izin bagi peneliti untuk melakukan kegiatan penelitian.

6. Pak Hamim, pak Bondhan, pak Yoga, bu Nora, bu Uus, bu Ina, pak Junaidi, bu Deasy, bu Hanin, pak Yayak, pak Imam dan seluruh staff karyawan yang namanya tidak dapat peneliti sebutkan secara satu persatu yang telah ikut membantu peneliti dalam proses penelitian.

7. Bapak, Ibu, Om Sam, Ririn, Misyka, mbak Titik, mbak Nur, kak Umam, tante Sun, tante Yaya, serta segenap keluarga besar peneliti yang tidak pernah bosan memberikan semangat dan motivasi kepada peneliti sehingga sangat membantu peneliti dalam menyelesaikan laporan ini. 8. Teman-teman senasib seperjuangan, para mahasiswa IIP 2k12, terutama

teman-teman “fighting” (Bibin, Een, Vivin, Imeh, Feb, Icha dan Shiro) yang juga telah banyak membantu menyelesaikan laporan ini.

Akhirnya peneliti memohon maaf apabila dalam laporan ini terdapat hal yang kurang berkenan. Kritik dan saran sangat dibutuhkan untuk lebih menyempurnakan skripsi ini. Akhirnya peneliti berharap agar skripsi ini dapat memberikann manfaat kepada siapa saja yang membacanya.

Surabaya, 13 April 2015

(12)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL DALAM I ... i

PERNYATAAN TIDAK MELAKUKAN PLAGIAT ... ii

HALAMAN JUDUL DALAM II ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... vi

HALAMAN PENGESAHAN PANITIA PENGUJI ... vii

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii BAB I PENDAHULUAN

(13)

1.8.3. Metode Penelitian ... I-30 1.8.4. Lokasi Penelitian ... I-30 1.8.5. Penentuan Populasi dan Sampel ... . I-31 1.8.5.1. Populasi ... I-31 1.8.5.2. Sampel ... I-31 1.8.6. Instrumen Penelitian ... I-33 1.8.7. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... I-33 1.8.7.1. Validitas ... I-34 1.8.10.1. Uji Multikolinearitas ... I-41 1.8.10.2. Uji Autokorelasi ... I-42 1.8.10.3. Uji Heteroskedastisitas ... I-43 1.8.11.Analisis Data ... I-43 1.8.12.Regresi Linear Berganda ... I-44 1.8.12.1. Analisis Korelasi Ganda (R) ... I-45 1.8.12.2. Analisis Determinasi (R2) ... I-46 1.8.12.3. Uji Hipotesis ... I-46 1.8.12.3.1. Koefisien Regresi Secara Simultan (Bersama-sama) dengan Uji F ... I-46 1.8.12.3.2. Koefisien Regresi Secara Parsial dengan Uji t ... I-47 1.8.12.3.3. Pengujian Variabel Independen yang Dominan ... I-49 BAB II GAMBARAN UMUM

2.1. Koleksi Perpustakaan UTM ... II-1 2.2. Pengunjung Perpustakaan ... II-3 2.3. Layanan Perpustakaan ... II-3 2.3.1. Layanan Administrasi ... II-5 2.3.2. Layanan Sirkulasi ... II-7 2.3.3. Layanan Referensi ... II-7 2.3.4. Layanan Tugas Akhir ... II-7 2.3.5. Laboratorium Komputer dan WiFi Zone ... II-8 2.3.6. Layanan Terbitan Berkala ... II-8 2.4. OPAC Perpustakaan UTM ... II-8 2.5. LINSPro ... II-9 BAB III PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

(14)

3.1.1.2. Jenjang Pendidikan ... III-2 3.1.1.3. Jenis Kelamin ... III-2 3.1.1.4. Frekuensi Penggunaan OPAC ... III-3 3.2. Pengujian Instrumen ... III-3 3.2.1. Analisis Uji Validitas ... III-3 3.2.2. Analisis Uji Reliabilitas ... III-6 3.3. Analisis dan Hasil Penelitian ... III-8 3.3.1. Tingkat Pengaruh Faktor-faktor Kinerja OPAC ... III-9 3.3.2. Kinerja OPAC ... III-21 3.3.3. Uji Normalitas dan Homogenitas ... III-24

3.3.3.1. Uji Normalitas ... III-24 3.3.3.2. Uji Homogenitas ... III-25 3.3.4. Uji Asumsi Klasik ... III-27 3.3.4.1. Uji Multikolinearitas ... III-27 3.3.4.2. Uji Autokorelasi ... III-28 3.3.4.3. Uji Heteroskedastisitas ... III-30 3.3.5. Analisis Regresi Linear Berganda ... III-31

3.3.5.1. Analisis Regresi pada Variabel Efektivitas dan Efisiensi ... III-32 3.3.5.2. Analisis Regresi pada Variabel Kualitas ... III-34 3.3.5.3. Analisis Korelasi Ganda (R) ... III-35

3.3.5.3.1. Analisis Korelasi pada Variabel Efektivitas dan Efisiensi ... III-35 3.3.5.3.2. Analisis Korelasi pada Variabel Kualitas ... ... III-36 3.3.5.4. Analisis Determinasi (R2) ... III-36 3.3.6. Pengujian Hipotesis ... III-38

3.3.6.1. Koefisien Regresi Secara Simultan (Bersama-sama) dengan Uji F ... III-38 3.3.6.1.1. Koefisien Regresi Secara Simultan (Bersama-sama) dengan Uji F pada Variabel Efektivitas dan Efisiensi ... III-38 3.3.6.1.2. Koefisien Regresi Secara Simultan (Bersama-sama) dengan Uji F pada Variabel Kualitas ... ... III-38 3.3.6.2. Koefisien Regresi Secara Parsial dengan Uji T ... ... III-42 3.3.6.3. Pengujian variabel Independen yang Dominan ... ... III-46

BAB IV INTERPRETASI

(15)

4.2.1. Interpretasi Faktor Efektivitas dan Efisiensi ... IV-8 4.2.2. Interpretasi Faktor Kualitas ... IV-9 4.2.3. Efektivitas ... IV-10 4.2.4. Efisiensi ... IV-11 4.2.5. Kualitas ... IV-11 4.3. Pengaruh Faktor-faktor terhadap Kinerja OPAC ... IV-12 BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan ... V-1 5.2. Saran ... V-2 DAFTAR PUSTAKA

(16)
(17)

... III-18 Tabel 3.27. Tanggapan Pengguna Terhadap OPAC Dapat Diakses di Mana Saja ... III-19 Tabel 3.28. Tanggapan Pengguna terhadap Tingkat Notifikasi Ketika Sistem

Error ... III-19 Tabel 3.29. Tanggapan Pengguna terhadap Solusi Ketika Sistem Error ... ... III-20 Tabel 3.30. Tanggapan Pengguna terhadap Kecepatan Respon OPAC ... ... III-20 Tabel 3.31. Tanggapan Pengguna terhadap Perasaan Puas ... III-21 Tabel 3.32. Tanggapan Pengguna Untuk Selalu Menggunakan OPAC ... III-22 Tabel 3.33. Tanggapan Pengguna Untuk Merekomendasikan OPAC kepada Orang Lain ... III-22 Tabel 3.34. Tanggapan Pengguna dalam Terpenuhinya Harapan Pengguna ... ... III-23 Tabel 3.35. Hasil Pengujian Normalitas Kuesioner ... III-25 Tabel 3.36. Hasil Uji Homogenitas ... III-26 Tabel 3.37. Hasil Uji Multikolinearitas ... III-28 Tabel 3.38. Ketentuan Uji Durbin Watson ... III-29 Tabel 3.39. Hasil Uji Durbin Watson ... III-29 Tabel 3.40. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... III-31 Tabel 3.41. Hasil Analisis Koefisien Regresi pada Variabel Efektivitas dan Efisiensi ... III-33 Tabel 3.42. Hasil Analisis Koefisien Regresi pada Variabel Kualitas ... III-34 Tabel 3.43. Penafsiran Analisis ... III-35 Tabel 3.44. Hasil Analisis Regresi pada Variabel Efektivitas dan Efisiensi III-35 Tabel 3.45. Hasil Analisis Regresi pada Variabel Kualitas ... III-36 Tabel 3.46. Hasil Uji F pada Variabel Efektivitas dan Efisiensi ... III-39 Tabel 3.47. Hasil Uji F pada Variabel Kualitas ... III-40 Tabel 3.48. Hasil Uji t pada Variabel Efektivitas dan Efisiensi ... III-43 Tabel 3.49. Hasil Uji t pada Variabel kualitas ... III-45

(18)

DAFTAR GAMBAR

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Kartu Bimbingan Penulisan Skripsi Kuesioner Penelitian

Rekapitulasi Hasil Kuesioner Frekuensi Karakteristik Responden Uji Validitas

Uji Reliabilitas Frekuensi Uji Normalitas Uji Homogenitas Uji Asumsi Klasik

Uji Regresi Linear Berganda Tabel F

(20)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Perkembangan Teknologi Informasi (TI) saat ini telah berkembang sangat pesat jika kita bandingkan dengan beberapa tahun yang lalu. Hal ini secara tidak langsung membuat peran perpustakaan terasa semakin penting. Mau tidak mau, perpustakaan sebagai penyedia informasi juga harus memiliki strategi yang tepat agar perpustakaan tidak ditinggalkan oleh penggunanya. Dengan makin mudahnya akses informasi, maka perpustakaan harus mengikuti perkembangan teknologi informasi dan mengaplikasikannya ke dalam layanan-layanan perpustakaan, sehingga kinerja (performance) perpustakaan juga akan meningkat. Untuk itu, sistem pelayanan perpustakaan yang pada mulanya dilakukan secara manual sekarang harus menggunakan komputer baik dari sistem peminjaman, pengembalian sampai dengan penelusuran informasi. Bahkan tidak hanya pada perpustakaan, akan tetapi hampir setiap instansi maupun perorangan saat ini telah mengadopsi TI yang ditandai oleh kepemilikan dan penggunaan komputer. Hal ini disebabkan karena banyaknya manfaat yang diperoleh dengan diterapkannya TI.

Meski semua teknologi tidak dapat menggantikan tenaga manusia, semua orang telah mengetahui bahwa tujuan utama diciptakannya teknologi adalah untuk mempermudah pekerjaan manusia. Jika dipergunakan dengan tepat, bukan tidak mungkin teknologi dapat mengoptimalkan kinerja manusia dalam memenuhi tanggung jawab mereka di dunia kerja. Hal inilah yang membuat beberapa instansi lebih maju dari pada saat mereka belum mengenal TI. Oleh karena itu, saat ini kebanyakan instansi sangat mengandalkan TI, tidak terkecuali perpustakaan. Tidak heran apabila ada yang mengatakan bahwa kemajuan perpustakaan banyak diukur dengan menggunakan teknologi informasi yang diterapkan1, yakni dengan menerapkan sistem otomasi perpustakaan (Library Automation Sistem).

1 Supriyanto, Wahyu dan Ahmad Muhsin. 2008. Teknologi informasi perpustakaan : Strategi

(21)

Untuk merubah dari sistem manual menjadi sistem otomasi dengan memanfaatkan TI bukanlah perkara mudah. Dalam menerapkan sistem diperlukan suatu kajian yang mendalam agar dapat mendapat wawasan yang sama tentang apa yang dimaksud dengan otomasi perpustakaan, tujuan otomasi perpustakaan, manfaat otomasi perpustakaan dan kendala dalam melaksanakan otomasi perpustakaan. Dengan memiliki wawasan yang baik dan benar, diharapkan dapat melaksanakan otomasi perpustakaan sesuai dengan yang dikehendaki oleh Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan yang menjelaskan pengembangan layanan perpustakaan berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Merujuk Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 ini, jelas bahwa penggunaan teknologi informasi dan komunikasi menjadi yang disarankan atau bahkan kedepan bukan mustahil menjadi keharusan bagi semua perpustakaan2.

Lebih Jauh, sistem otomasi perpustakaan adalah sebuah sistem informasi yang diterapkan dalam sistem pelayanan di perpustakaan sehingga beberapa pekerjaan dapat dilakukan secara otomatis dengan bantuan teknologi informasi tersebut3. Otomasi perpustakaan dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kinerja di perpustakaan, sehingga perpustakaan dapat memiliki daya saing dengan menonjolkan segi kepraktisan, kemudahan, kecepatan dan keakuratan dalam pelayanannya4.

Adapun software untuk otomasi perpustakaan pada umumnya terbagi atas 2 (dua) jenis, yakni software open source dan sofware komersial. Software open source bisa didapatkan dari internet karena didistribusikan secara gratis kepada semua saja yang memerlukan. Walaupun gratis perangkat lunak ini masih banyak kekurangan dan masih harus dimodifikasi lebih lanjut agar memenuhi sesuai dengan kebutuhan masing-masing perpustakaan, seperti Senayan Library Management System (SliMS), Ganesha Digital Library (GDL), Otomigen-X, Laser Ver. 2.0, Athenaeum Light dan lain-lain. Sedangkan software komersial,

2 Mahmun, M.Thoha. 2010. Otomasi Perpustakaan (Pengertian, Tujuan, Manfaat dan

Kendalanya. (online). Tersedia pada : http://dokumen.tips/documents/kendala-dalam-otomasi-perpustakaana.html. Diakses pada 19 Februari 2016 Jam 20.34.

3 La Tommeng. 2010. Otomasi dan Digitalisasi Perpustakaan. Makalah bahan ceramah disajikan

dalam acara Mata Kuliah Otomasi dan Digitalisasi Dokumen Perpustakaan.

(22)

merupakan hasil riset pengembangnya dan mudah untuk diimplementasikan karena hanya perlu dilakukan perubahan fitur sedikit atau tidak sama sekali. Training dan Support selama beberapa periode waktu juga akan diberikan oleh vendor secara penuh sehingga pengguna dapat langsung menggunakan tanpa harus bersusah payah lagi. Software komersial ini banyak sekali macamnya, diantaranya Ex Libris Alma, Libertoy, Resourcemate, NCI Bookman, IBRA Advance, Athenaeum Pro, LINSPro dan sebagainya.

Pada umumnya software yang digunakan untuk otomasi perpustakaan menggunakan model relational database5. Database atau pangkalan data merupakan kumpulan dari suatu data. Dalam perpustakaan paling tidak ada dua pangkalan data yaitu data buku dan data pengguna. Disebut relational database karena dua pangkalan data tersebut akan saling dikaitkan apabila terjadi transaksi, misalnya pada saat terjadinya proses peminjaman dan pengembalian buku. Kebanyakan sistem otomasi perpustakaan memisahkan fungsi software kedalam program tersendiri yang disebut dengan modul.

Sedangkan modulnya terdiri dari modul pengadaan, katalogisasi, sirkulasi, serial, dan Online Public Access Catalog (OPAC). Sistem otomasi perpustakaan di Indonesia pada umunya hanya mempunyai tiga modul yaitu katalogisasi sirkulasi dan OPAC dan ini merupakan modul minimal yang harus dimiliki oleh perpustakaan untuk kepentingan otomasi. Modul-modul tersebut merupakan sistem yang sudah terintegrasi sehingga istilah system otomasi perpustakaan juga sering disebut dengan sistem perpustakaan terintegrasi (Integrated Library System).

Adapun OPAC adalah bentuk baru dari katalog perpustakaan yang sebelumnya manual (berbentuk kartu). Katalog perpustakaan sendiri mempunyai pengertian sebagai senarai dokumen yang dimiliki sebuah perpustakaan atau kelompok perpustakaan6. Katalog juga berarti daftar buku atau koleksi pustaka dalam suatu perpustakaan atau dalam suatu koleksi7. Pendapat lain mengatakan

5 Hendriani, 2009. Makalah pentingnya otomasi dalam perpustakaan. Ilmu Perpustakaan Fakultas

Adab Institut Agama Islam Negeri Ar-Raniry : Aceh

(23)

bahwa katalog adalah susunan yang sistematis dari seperangkat cantuman bibliografis yang merepresentasikan kumpulan dari suatu koleksi yang bisa terdiri dari berbagai jenis bahan, seperti buku, terbitan berkala, peta, rekaman suara, gambar, notasi musik, dan sebagainya8. Berbagai pengertian tersebut menekankan keberadaan katalog perpustakaan yang merupakan representasi dari berbagai bahan pustaka yang ada di suatu perpustakaan. Dalam bidang sistem informasi, katalog juga dapat berarti data (berisi metadata) tentang suatu koleksi sehingga mencerminkan koleksi yang sebenarnya. Setiap organisasi informasi khususnya perpustakaan akan selalu membutuhkan katalog untuk menunjukkan jumlah atau ketersediaan koleksinya. Namun, seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, katalog kartu mulai ditinggalkan. Jumlah koleksi perpustakaan yang kian bertambah memaksa katalog berubah bentuk menjadi katalog yang lebih mudah diakses oleh pengguna (user friendly), bisa diakses dari segala arah dan tidak memakan tempat. Untuk itu, lahirlah OPAC sebagai bentuk baru dari katalog perpustakaan.

OPAC adalah sebuah fitur yang digunakan untuk memfasilitasi pengunjung web untuk mencari katalog koleksi perpustakaan yang dapat diakses oleh umum9. Dari sini dapat kita simpulkan bahwa OPAC merupakan katalog yang tersimpan dalam basis data (Database) yang dapat diakses dari segala arah atau lokasi selama lokasi tersebut terhubung ke dalam jaringan internet. Untuk mencari sebuah koleksi, kita langsung dapat mengetikkan judul, pengarang maupun subyek secara langsung di kolom pencarian yang telah disediakan pada aplikasi (software) yang telah dihubungkan pada database. Dengan begitu, penelusuran informasi dapat dilakukan dengan cepat dan tepat. Dalam OPAC juga tidak ada batas rekaman bibliografi dan pengurutan-pengurutan tertentu karena menggunakan sistem yang mengelola secara otomatis dan tanpa batas. Selain itu, dengan menggunakan OPAC, penelusuran informasi dapat dilakukan secara bersamaan dari semua arah. Berbeda dengan katalog kartu dimana kita harus mencarinya dengan melihat kartu katalog satu persatu karena kartu diurutkan

8 Taylor, Arlene G. 1992. Introduction to Cataloguing and Classification, Eighth Edition.

Englewood: Libraries Unlimited. hlm. 6.

(24)

sesuai dengan nomor klasifikasi koleksi sehingga seringkali proses penelusuran informasi berlangsung relatif lama. Kurangnya efisiensi waktu yang digunakan dalam menelusur informasi tersebut mengakibatkan antrian pengguna yang juga ingin melakukan hal serupa, disamping juga karena katalog kartu hanya bisa diakses di sebuah tempat saja.

Secara umum, fungsi OPAC hampir sama dengan katalog kartu yakni menunjukkan tempat suatu koleksi, menginventarisasikan koleksi serta memberikan kemudahan bagi pengguna dalam mencari koleksi di sebuah perpustakaan. Namun, kemudahan yang lebih banyak ditawarkan OPAC membuat pengguna lebih senang menggunakan OPAC dari pada katalog kartu. Oleh karena itulah, para ahli di bidang sistem informasi perpustakaan kian mengembangkan teknologi OPAC demi meningkatkan kinerja OPAC yang berujung pada kepuasan pengguna perpustakaan. Akan tetapi, penggunaan suatu sistem seperti OPAC tidak selalu berhasil. Penerapan suatu sistem dalam perusahaan selalu dihadapkan pada dua hal, apakah perusahaan mendapatkan keberhasilan penerapan sistem atau kegagalan sistem10. Untuk menghindari kegagalan sistem, maka perlu diketahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan implementasi suatu sistem informasi.

Dalam pengintegrasian teknologi informasi pada suatu lembaga atau instansi, setidaknya perangkat lunak yang digunakan harus memiliki karakteristik efektif dan efisien11. Kata efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang berarti berhasil atau sesuatu yang dilakukan yang menghasilkan perolehan hasil yang baik. Efektif merupakan kata dasar, sementara kata sifat dari efektif adalah efektivitas.

Efektivitas merupakan daya pesan untuk mempengaruhi atau tingkat kemampuan pesan-pesan untuk mempengaruhi. Menurut pengertian tersebut, efektivitas bisa diartikan sebagai suatu pengukuran akan tercapainya tujuan yang

10 Delone dan Raymond dalam Komara, Acep. 2005. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Kinerja Sistem Informasi Akuntansi. Jurnal Ilmiah, Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon.

11 Quible dalam Sukoco, Badri Munir. Manajemen Administrasi Perkantoran Modern. Surabaya:

(25)

telah direncanakan sebelumnya secara matang. Pengertian lain menyebutkan bahwa efektivitas merupakan hubungan antara output dengan tujuan, semakin besar kontribusi (sumbangan) output terhadap pencapaian tujuan, maka semakin efektif organisasi, program atau kegiatan12. Memperhatikan pendapat para ahli di atas, bahwa konsep efektivitas merupakan suatu konsep yang bersifat multidimensional, artinya dalam mendefinisikan efektivitas berbeda-beda sesuai dengan dasar ilmu yang dimiliki walaupun tujuan akhir dari efektivitas adalah pencapaian tujuan. Kata efektif sering dicampuradukkan dengan kata efisien walaupun artinya tidak sama, sesuatu yang dilakukan secara efisien belum tentu efektif. Efektivitas yaitu berfokus pada akibatnya, pengaruhnya atau efeknya, sedangkan efisiensi berarti tepat atau sesuai untuk mengerjakan sesuatu dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga dan biaya13. Berdasarkan penjelasan tersebut, efektivitas lebih memfokuskan pada akibat atau pengaruh sedangkan efisiensi menekankan pada ketepatan mengenai sumber daya, yaitu mencakup anggaran, waktu, tenaga, alat dan cara supaya dalam pelaksanaannya tepat waktu. Sehubungan dengan hal-hal yang dikemukakan di atas, maka secara singkat pengertian daripada efisiensi dan efektivitas adalah, efisiensi berarti melakukan atau mengerjakan sesuatu secara benar, “doing things right”, sedangkan efektivitas melakukan atau mengerjakan sesuatu tepat pada sasaran “doing the right things”. Tingkat efektivitas itu sendiri dapat ditentukan oleh terintegrasinya sasaran dan kegiatan sistem secara menyeluruh, kemampuan adaptasi dari sistem terhadap perubahan lingkungannya.

Mengacu pada penjelasan diatas, maka untuk mencapai tujuan OPAC efektif perlu adanya harmonisasi kemampuan sumberdaya dengan menggunakan sarana yang lain sehingga sasaran yang akan dacapai menjadi jelas. Pencapaian sasaran tersebut dapat dikatakan efektif apabila adanya keharmonisan. Setiap kegiatan pengguna dalam berinteraksi dengan sistem sangat menentukan bagi pencapaian hasil kinerja seperti yang telah direncanakan terlebih dahulu. Untuk

(26)

itu faktor keefektifannya banyak mempengaruhi kepada kemampuan pengguna dan sistem dalam berinteraksi.

Frederick H.WU14 menyatakan bahwa suatu sistem beroperasi dan berinteraksi dengan lingkungannya untuk mencapai sasaran (objective) tertentu. Suatu sistem menunjukkan tingkah lakunya melalui interaksi di antara komponen-komponen di dalam sistem dan di antara lingkungannya. Untuk dapat mencapai sasaran yang dituju di dalam perusahaan maka sistem perlu untuk berinteraksi dengan lingkungan. Salah satu lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan user/pengguna dari sistem tersebut. Robert A. Leitch dan K. Roscoe Davis15 juga mengatakan suatu sistem adalah suatu kumpulan dari elemen-elemen (orang, perangkat keras, informasi, dan lain-lain) diorganisasikan untuk mencapai tujuan tertentu. Adanya keterkaitan antara sistem informasi dengan user dari sistem itu sendiri menunjukkan bahwa dibutuhkan keselarasan diantara keduanya. User merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kinerja suatu sistem informasi, sehingga dibutuhkan user yang dapat mengoperasikan sistem dengan baik demi kelancaran aktivitas perusahaan.

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam pencapaian kinerja OPAC yang baik adalah kualitas OPAC itu sendiri16. Kualitas sistem terfokus pada interaksi antara pengguna dengan sistem. Beberapa dimensi untuk mengukur kualitas sistem antara lain reliabilitas sistem, fleksibilitas sistem, integrasi sistem, aksesibilitas sistem, dan waktu respon sistem17. Pengguna sistem informasi tentu berharap bahwa dengan menggunakan sistem informasi akan memperoleh informasi yang mereka butuhkan. Beberapa dimensi untuk mengukur kualitas informasi adalah informasi yang dibutuhkan harus akurat, tepat waktu, dan relevan18. Sistem informasi yang mampu menghasilkan informasi dengan tepat waktu, akurat, dan

14 Frederick H.WU dalam Jogiyanto, H. M. Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer:

Konsep Dasar dan Komponen. Yogyakarta. BPFE. 1997

15Ibid

16 Gasperez, Vincent. 1997. Manajemen Kualitas: Penerapan Konsep-Konsep Kualitas Dalam

Manajemen Bisnis Total. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. hlm. 78.

17 Nelson, R. R., Todd, P. A., and Wixom, B. H. 2005. Antecedents of Information and System

Quality: An Empirical Examination Within The Context of Data Warehousing. Management Information Systems, 21(4): 199-235.

18 Jogiyanto, Hartono, 2005. Analisis & Desain Sistem Informasi Pendekatan. Terstruktur Teori

(27)

relevan serta memenuhi kriteria dan ukuran lain tentang kualitas informasi, akan berdampak terhadap kepuasan penggunanya.

Sesuai dengan hasil observasi awal banyak menemukan beberapa kasus diantaranya, sebagian pegawai perpustakaan belum mendapat pelatihan tentang bagaimana penerapan sistem OPAC, kurangnya fasilitas perpustakaan seperti komputer sistem OPAC untuk mahasiswa, dan ada seorang mahasiswa yang menelusur lokasi buku lewat sistem informasi komputer, namun hasil penelusuran tidak menampilkan buku yang dimaksud, tetapi ketika mahasiswa tersebut mencoba langsung menelusuri ke dalam rak buku, ternyata mahasiswa tersebut menemukan buku yang dimaksud, dan sebaliknya seorang mahasiswa menelusuri langsung ke rak buku, namun tidak menemukan buku yang dimaksud, tetapi ketika mahasiswa tersebut mencoba menelusuri buku melalui sistem OPAC (Online Public Acces Catalog) ternyata buku tersebut ditemukan.

(28)

Hal-hal seperti yang dipaparkan diatas tentunya akan sangat berpengaruh pada kinerja OPAC yang dilayankan bagi pengguna, mereka akan merasa tidak puas dengan layanan yang ada. Hal ini tentu saja dikarenakan faktor efektivitas, efisiensi dan kualitas OPAC yang didapati kurang maksimal.

Sementara itu, terpisah dari unsur user, Kinerja dari suatu sistem sendiri dapat diukur melalui tingkat kepuasan pemakai dan pemakaian sistem informasi tersebut. Hal ini serupa dengan beberapa penelitian terdahulu seperti Jong Min Choe19, Soegiharto20, Acep Komara21, Almilia dan Briliantien22, serta Agnes Elvira23. Beberapa penelitian tersebut mengukur kinerja sistem informasi berdasarkan sisi pemakai yaitu kepuasan pemakai dan pemakaian sistem informasi.

Adanya beberapa faktor yang dapat berdampak pada kinerja sistem informasi tersebut menjadi suatu kajian yang menarik untuk diteliti. Sebuah penelitian Christian Sebastianus Handoko yang berjudul “Analisis Faktor-faktor yang Terkait dengan

User dalam Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

Terkomputerisasi”24 menyimpulkan bahwa faktor-faktor terkait dengan user

memiliki pengaruh signifikan sebesar 58,4% terhadap kinerja sistem informasi akuntansi terkomputerisasi. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 58,4% kinerja sistem informasi akuntansi terkomputerisasi dipengaruhi oleh faktor-faktor terkait dengan

user, sedangkan 41,6% sisanya dipengaruhi oleh faktor lainnya diluar variabel penelitian.

19 Choe, Jong-Min. The Relationship among Performance of Accounting Information System,

Influence Factors, and Evolution Level of Information Systems. Journal of Managment Information Systems. Spring 1996, Vol.12, No.4, h. 215-239.

20 Soegiharto. Influence Factors Affecting The Performance of Accounting Information Systems.

Gadjah Mada Internasional Journal of Business. Mei 2001, Vol. 3, No.2, h.177-202.

21 Komara, Acep. 2005. Loc. Cit.

22 Almilia, Luciana., Irmaya Briliantien. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem

Informasi Akuntansi Pada Bank Umum Pemerintah di Wilayah Surabaya dan Sidoarjo. Surabaya. STIE Perbanas. 2007.

23 Pratita, Agnes Elvira. Analisis Keterlibatan Pemakai Dalam Pengembangan Sistem dan

Kemampuan Teknik Personal Sebagai Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Terkomputerisasi Pada PT. Bank Tabungan Negara (PERSERO) Yogyakarta. Yogyakarta. UAJY. 2009. (tidak dipublikasikan)

24 Handoko, Christian Sebastianus. 2009. Analisis Faktor-faktor yang Terkait dengan User dalam

(29)

Akan tetapi, beberapa penelitian terdahulu seperti Choe25, Soegiharto26, Almilia dan Briliantien27 telah menyimpulkan hasil yang berbeda-beda. Penelitian terdahulu sebagian besar melihat faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi secara menyeluruh. Penggunaan berbagai faktor dalam penelitian yang dilaksanakan peneliti terdahulu secara tidak langsung menyebabkan adanya hasil penelitian yang berbeda-beda antara penelitian satu dengan yang lainnya, tergantung pada situasi dan kondisi dari penelitian. Adanya hasil penelitian terdahulu yang berbeda-beda tersebut menyebabkan penelitian ini dapat dilaksanakan kembali namun dengan kondisi dan keadaan yang lebih spesifik.

Berbeda dengan penelitian terdahulu, penelitian saat ini dilaksanakan dengan melihat pengaruh faktor-faktor hanya dari sisi user. Hal ini didasarkan adanya fakta bahwa penggerak sebuah perusahaan sebagian besar adalah user, tak terkecuali perpustakaan. Sehingga baik buruknya kinerja perusahaan secara tidak langsung juga ditentukan oleh seorang user. Penelitian menjadi lebih spesifik karena hanya melihat faktor-faktor yang terkait dengan user, namun dengan adanya penelitian ini akan menjadi lebih jelas besarnya faktor user dalam mempengaruhi kinerja sistem informasi OPAC.

Disamping penelitian di bidang Sistem Informasi Akuntansi (SIA), penelitian tentang sistem informasi OPAC juga telah dilakukan. Akan tetapi, masih belum ada yang meneliti Sistem Informasi OPAC yang melihat pada kinerjanya. Sebagian besar penelitian masih melihat OPAC sebagai layanan. Misalnya saja sebuah penelitian dengan judul “Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas OPAC di perpustakaan Universitas Airlangga” yang disusun oleh Lusi Dian Wahyudiani28 membuktikan bahwa ada 5 (lima) faktor yang secara simultan berpengaruh terhadap kualitas layanan. Kelima faktor tersebut ditinjau dari variabel reliability, responsiveness, assurance, empathy dan tangibles. Lebih jauh Wahyudiani menjelaskan bahwa faktor-faktor tersebut meliputi kemudahan akses OPAC melalui Local Area Network (LAN) dan Wide Area Network (WAN),

25 Choe, Jong-Min. 1996. Loc. Cit. 26 Soegiharto. 2001. Loc. Cit.

27 Almilia, Luciana., Irmaya Briliantien. 2007. Loc. Cit.

28 Wahyudiani, Lusi Dian. 2010. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas OPAC di

(30)

kehandalan koneksi / sambungan, kecepatan akses, kelengkapan, kemudahan, sikap pustakawan yang melayankan OPAC, kecepatan waktu respon OPAC, tingkat kesuksesan mendapatkan informasi, kualitas informasi, kenyamanan, kemampuan pustakawan memecahkan masalah efektifitas solusi, kemampuan technical support, kesopanan petugas layanan, check connection time, waktu beroperasi OPAC, desain homepage, interface, bahasa dan fasilitas pendukung. Kemudian, faktor-faktor yang paling dominan mempengaruhi adalah desain homepage, interface, bahasa dan fasilitas pendukung.

Penelitian-penelitian di atas secara tidak langsung membantu memberi pandangan yang lebih luas terhadap pengetahuan peneliti. Namun, peneliti ingin mengetahui bagaimana kinerja OPAC dikatakan berhasil menurut pandangan pengguna. Berbagai temuan sebelumnya dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin baik faktor yang mempengaruhi kinerja OPAC, semakin baik pula kinerja OPAC. Dari sini, peneliti ingin mengkaji lebih dalam mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja OPAC sehingga pada akhirnya akan diperoleh kesimpulan tentang bagaimana kinerja OPAC dikatakan berhasil. Sedangkan lokasi dalam penelitian ini bertempat di UPT Perpustakaan Universitas Trunojoyo Madura (UTM) sebagai representasi dari sebuah perpustakaan modern yang dapat dibilang baik dengan telah mengimplementasikan OPAC lebih dari 5 (lima) tahun, dan memiliki jumlah pengunjung yang relatif tinggi, yakni mencapai 250 orang per hari29. Tentunya hal ini tidak menutup kemungkinan apabila penelitian serupa akan diselenggarakan di lokasi yang berbeda, karena fokus penelitian ini adalah sistem informasi OPAC dan bukan lokasi penelitian, sehingga penelitian ini dapat dilakukan pada perpustakaan selain Perpustakaan UTM.

Dari berbagai permasalahan OPAC di atas, peneliti akan mengangkat permasalahan yang menekankan pada kinerja OPAC. Oleh karena itu, peneliti mengangkat judul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Online Public Access Catalog (OPAC) (Studi Eksplanatif Pengaruh

(31)

Efektivitas, Efisiensi dan Kualitas terhadap Kinerja OPAC di Perpustakaan Universitas Trunojoyo Madura)”.

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh faktor Efektivitas, Efisiensi dan Kualitas secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja OPAC di Perpustakaan UTM?

2. Bagaimana pengaruh faktor faktor Efektivitas, Efisiensi dan Kualitas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja OPAC di Perpustakaan UTM?

3. Manakah diantara faktor Efektivitas, Efisiensi dan Kualitas yang memiliki kontribusi paling dominan terhadap kinerja OPAC di Perpustakaan UTM?

1.3.Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang masalah dan rumusan masalah yang diajukan, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Mengetahui pengaruh faktor Efektivitas, Efisiensi dan Kualitas yang secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja OPAC di Perpustakaan UTM.

2. Mengetahui pengaruh faktor Efektivitas, Efisiensi dan Kualitas yang secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja OPAC di Perpustakaan UTM.

(32)

1.4.Manfaat Penelitian

Sedangkan manfaat dari penelitian Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Online Public Access Catalog (OPAC) di Perpustakaan Universitas Trunojoyo Madura meliputi sebagai berikut :

1. Manfaat Akademis, penelitian ini diharapkan memberikan tambahan informasi dan masukan kepada pengguna dalam memanfaatkan layanan OPAC di perpustakaan.

2. Manfaat Praktis, hasil penelitian ini dapat dipergunakan oleh perpustakaan UTM sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan kualitas kinerja OPAC kepada para pengguna yang sekaligus memberikan kepuasan pengguna. Disamping itu, penelitian ini dapat sebagai input perpustakaan dalam meningkatkan dan mempertahankan pengguna OPAC.

1.5. Kerangka Teori

Kerangka teori adalah dukungan dasar teoritis sebagai dasar pemikiran dalam rangka pemecahan masalah yang dihadapi peneliti. Kerangka teoritis adalah bagian dari penelitian, tempat peneliti memberikan penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan variabel pokok, subvariabel, atau pokok masalah yang ada dalam penelitiannya. Teori adalah satu set konstruk, konsep, definisi, dan proposisi yang saling berhubungan, yang menyajikan suatu pandangan yang sistematik mengenai suatu fenomena dengan menspesifikkan hubungan antarvariabel dengan tujuan untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena30. Lebih jauh, teori sendiri adalah seperangkap keterkaitan konstrak atau konsep, definisi, dan proposisi yang mencerminkan pandngan sistematik mengenai fenomena melalui penentuan hubungan antar variabel secara sepesifik, dengan tujuan menjelaskan dan memprediksi suatu fenomena31.

Berdasarkan definisi diatas, kerangka teori dalam penelitian Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Online Public Access Catalog (Opac) Di Perpustakaan Universitas Trunojoyo Madura sebagai berikut:

30 Kerlinger. 2000. Asas-asas Penelitian Behavioral. Edisi 3. Cet. 7 Gajah Mada University Press:

Yogyakarta. hlm 11.

(33)

1.5.1. Katalog Online / Online Public Access Catalogue (OPAC)

Hingga kini, istilah „katalog‟ sebagai istilah dari alat perpustakaan dalam kegiatan temu kembali informasi masih umum digunakan. Oleh karena fungsinya yang sangat penting bagi kegiatan temu kembali informasi, dapat dikatakan bahwa semua perpustakaan pasti akan memerlukan katalog. Katalog sendiri memiliki beberapa definisi. Jean Key Gates32 dalam bukunya yang berjudul “Guide to the Use of Libraries and Information Sources” menyatakan bahwa, katalog perpustakaan adalah suatu daftar yang sistematis dari buku dan bahan-bahan lain dalam suatu perpustakaan, dengan informasi deskriptif mengenai pengarang, judul, penerbit, tahun terbit, bentuk fisik, subyek, ciri khas bahan dan tempatnya. Pendapat ini menjelaskan apa yang menjadi entri dari suatu katalog.

Kemudian muncul pendapat lain yang menyatakan bahwa katalog perpustakaan adalah susunan yang sistematis dari seperangkat cantuman bibliografis yang merepresentasikan kumpulan dari suatu koleksi tertentu. Koleksi tersebut terdiri dari berbagai jenis bahan, seperti buku, terbitan berkala, peta, rekaman suara, gambar, notasi musik, dan sebagainya33. Uraian ini menekankan keberadaan katalog perpustakaan yang merupakan representasi dari berbagai bahan pustaka yang ada di suatu perpustakaan.

Dari kedua pengertian diatas dapat kita simpulkan bahwa katalog adalah representasi dari berbagai koleksi yang tersusun secara sistematis dan memuat informasi yang mendeskripsikan sebuah koleksi. Dalam kajian sistem informasi katalog juga dapat berarti data (berisi metadata) tentang suatu koleksi sehingga mencerminkan koleksi yang sebenarnya. Setiap organisasi informasi khususnya perpustakaan akan selalu membutuhkan katalog untuk menunjukkan jumlah atau ketersediaan koleksinya.

32 Gates, Jean Key. 1989. Guide to the Use of Libraries and Information Sources, Sixth Edition.

New York: McGraw-Hill Book Company. hlm. 62.

(34)

Seiring dengan perkembangan waktu, katalog sebagai alat temu kembali informasi pada perpustakaan juga mengalami perubahan dan perkembangan yang relatif cepat. Terlebih ketika teknologi infomasi mulai masuk dan mempengaruhi hampir semua aspek kehidupan manusia. Determinasi teknologi juga merubah bentuk katalog yang semula berbentuk kartu hingga katalog komputer terpasang (online computer catalogue). Online computer catalogue atau yang lebih sering disebut dengan “Online Public Access Catalogue” adalah bentuk katalog terbaru yang kini telah terpasang pada hampir seluruh perpustakaan di dunia. Hal ini dikarenakan OPAC merupakan bentuk katalog yang paling flexibel diantara bentuk katalog lainnya34. Meski demikian istilah OPAC dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia masih belum dapat dirumuskan dengan pasti.

Corbin35 mendefinisikan OPAC sebagai katalog yang berisikan cantuman bibliografi dari sebuah koleksi atau beberapa perpustakaan yang disimpan pada magnetic disk atau media rekam lainnya dan dibuat secara online kepada pengguna. OPAC juga dapat diartikan sebagai sistem katalog terpasang yang dapat diakses secara umum dan dapat dipakai pengguna untuk menelusur pangkalan data katalog, untuk memastikan apakah perpustakaan menyimpan karya tertentu, untuk mendapatkan informasi tentang lokasinya. Jika sistem katalog dihubungkan dengan sistem sirkulasi, maka pengguna dapat mengetahui apakah bahan pustaka yang sedang dicari sedang tersedia di perpustakaan atau sedang dipinjam36. Gerald Patrick Horgan 37dalam karyanya yang berjudul “Staff Use of Online Public Access Catalogues (OPAC) in an University Library” juga menyatakan, OPAC adalah suatu sistem temu balik informasi, dengan

34Ibid. hlm 11.

35 Corbin dalam Rusthiningsih, Lilies. 2012. Makalah Keilmuan Studi Perpustakaan Opac (Online

Public Acces Catalog). Surakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret.

36 Tedd, Lucy A. 1993. An Introduction to Computer-Based Library Systems. Third Edition.

Chisester: John Wiley & Sons. hlm. 141.

37 Horgan, Gerald Patrick. 1994. Staff Use of Online Public Access Catalogues (OPAC) in an

(35)

satu sisi masukan (input) yang menggabungkan pembuatan file cantuman dan indeks.

OPAC menyediakan akses umum kepada file pangkalan data yang dimiliki perpustakaan. Melalui OPAC pengguna berinteraksi untuk memeriksa isi file yang ada. Kebutuhan pengguna berkomunikasi dengan sistem komputer dalam rangka memecahkan suatu pertanyaan atau permintaan (query) merupakan aspek paling penting pada OPAC. Pengguna menggunakan OPAC adalah untuk menjawab query tertentu. Melakukan penelusuran informasi melalui OPAC biasanya menggunakan suatu terminal yang tersambung ke sistem komputer. Oleh karena itu, OPAC adalah sistem temu balik informasi yang merupakan bagian dari sistem komputer perpustakaan. OPAC menawarkan akses secara online kepada pengguna untuk menelusur informasi secara online. Sejak adanya OPAC, siapapun dapat dengan mudah menelusur informasi dengan menggunakan judul, pengarang, subyek, kata kunci, dan sebagainya. Disamping itu, pengguna juga dapat mengetahui kekayaan dan keberagaman koleksi perpustakaan malalui OPAC. Oleh karena itu, OPAC tidak hanya berfungsi sebagai media penyimpanan data dan alat telusur informasi saja, akan tetapi OPAC juga dapat berfungsi untuk menunjukkan keberadaan, kekayaan maupun keberagaman koleksi dari sebuah perpustakaan. Dari sini, OPAC dapat kita definisikan sebagai sebuah sistem temu kembali informasi berbasis komputer yang digunakan untuk menelusur informasi di sebuah perpustakaan maupun lembaga penyedia informasi lainnya.

Ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi sehingga akses terhadap sumber-sumber informasi perpustakaan dikatakan ideal38. Syarat itu adalah akurasi dari sistem katalog yang digunakan. Sistem katalog harus didasarkan pada standar baku (standar internasional) yang diimplementasikan pada Online Public Access Catalog (OPAC). Sistem

38 Salmubi. [s.n.]. Perpustakaan Universitas Indonesia menuju „World Class University Library‟.

(36)

katalog itu harus didukung dengan sistem pengaturan koleksi yang logis dan mudah dimengerti oleh pengguna perpustakaan.

OPAC sebagai bagian dari software sistem otomasi perpustakaan harus dapat diakses oleh user perpustakaan (meskipun user dalam jumlahnya besar) dan dilakukan secara simultan serta dengan kepentingan akses yang berbeda-beda. Artinya, software yang digunakan memang harus sangat kompatibel (compatible software) sehingga meminimalisir kemungkinan terjadinya crash pada software tersebut. Di samping itu, software yang digunakan dapat diintegrasikan (terhubung) dengan electronic resource lainnya, seperti e-journals.

Syarat kedua, ketersediaan „computer terminal‟ dalam jumlah memadai di perpustakaan, di laboratorium komputer, di fakultas dan sarana belajar lainya di dalam lingkungan perguruan tinggi sebagai institusi yang menaungi perpustakaan. Dengan kondisi seperti itu, pemakai perpustakaan dapat mengakses katalog dan sumber-sumber informasi electronic (electronic resources) lainya dari berbagai sudut kampus.

Selain yang tersebut di atas, syarat ideal lain yang diperlukan untuk akses informasi adalah Perpustakaan harus menyediakan akses terhadap sumbersumber informasi yang berada di beberapa perpustakaan atau pusat-pusat informasi lain di luar perguruan tinggi. Artinya, bila Perpustakaan UI tidak memiliki sumber-sumber informasi yang dibutuhkan pemakainya, maka perpustakaan harus memfasilitasi adanya akses di perpustakaan lain. Akses seperti ini hanya dapat difasilitasi dengan adanya kerja sama perpustakaan yang dijalin oleh Perpustakaan.

1.5.2. Sistem Informasi Perpustakaan

Menurut Davis39, Sistem Informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan data harian, penunjang kegiatan dalam penyimpanan data, dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. Dalam pengertian lain

(37)

juga mengatakan bahwa Sistem Informasi Perpustakaan adalah sebuah perangkat lunak berbasis WEB dan barcode scanner yang bermanfaat untuk membantu pengelola perpustakaan dalam melaksanakan tugasnya40. misalnya melakukan pencatatan peminjaman dan pengembalian buku, katalogisasi, pencatan kegiatan sirkulasi buku, pembuatan laporan, kartu anggota dan sebagainya. Selain itu, dapat pula digunakan oleh anggota perpustakaan dan pengguna umum untuk mencari buku dengan kategori tertentu, melakukan pemesanan buku, dan melihat data peminjamannya serta besar dendanya (jika ada).

Dari kedua pengertian diatas, dapat kita definisikan Sistem Informasi Perpustakaan adalah sistem yang dibuat untuk memudahkan petugas perpustakaan dalam mengelola suatu perpustakaan. Semua di proses secara komputerisasi yaitu digunakannya suatu software tertentu seperti software pengolah database. Petugas perpustakaan dapat selalu memonitor tentang ketersediaan buku, daftar buku baru, peminjaman buku dan pengembalian buku. Dengan sistem ini, peminjam buku maupun yang mengembalikan buku tidak perlu menunggu lama untuk proses peminjaman/pengembalian buku. Petugas perpustakaan pun tifdak akan mengalami kesulitan dalam proses pelaporan kepada kepala perpustakaan. Dalam pengertian yang lain, Sistem informasi juga dapat berarti suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung operasi bersifat managerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyedikan pihak luar tertentu dengan laporan yang diperlukan41.

Suatu sistem memiliki komponen sistem informasi yaitu : 1. Blok Masukan

Input yang mewakili masuk kedalam sistem informasi input disini termasuk metode dan media untuk menangkap data yang akan di masukan, yang dapat berupa dokumen dasar.

40 Sumardi. [s.n.]. Sistem Informasi Perpustakaan. Pusat L ayanan Teknologi Fakultas Teknik

Universitas Diponegoro: Semarang. hlm. 2.

(38)

2. Blok Model

Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah tentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

3. Blok Keluaran

Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan hal yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk smeua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.

4. Blok Teknologi

Tekhnologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilakan dan mengirimkan data keluaran dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Tekhnologi terdiri dari 3 (tiga) bagian utama yaitu teknisi (brainware atau humanware), perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware).

5. Blok Basis data

Basis data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. 6. Blok Kendali

Pengendalian yang dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan dapat langsung diatasi.

1.5.3. Pengukuran Kinerja Sistem Informasi

(39)

Prawirosentono42, performance atau kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.

Kinerja dari suatu sistem dapat diukur melalui tingkat kepuasan pemakai dan pemakaian sistem informasi tersebut. Hal ini serupa dengan beberapa penelitian terdahulu seperti Jong Min Choe43, Soegiharto44, Acep Komara45, Almilia dan Briliantien46, serta Agnes Elvira47. Beberapa penelitian tersebut mengukur kinerja sistem informasi berdasarkan sisi pemakai yaitu kepuasan pemakai dan pemakaian sistem informasi.

Berbeda dengan Gasperez48 yang mengatakan bahwa kinerja dibangun dari kualitas, dan kualitas adalah terdiri dari segala sesuatu yang bebas dari kekurangan atau kerusakan yang dihasilkan untuk memuaskan semua unsur yang berkaitan, baik internal maupun eksternal.

Menurut Boyle49, untuk mengukur kinerja sebuah organanisasi ada empat (4) hal yang dilihat yakni: Input, Proses, Out Put dan Out Come. Sedangkan menurut Scott50 konsep kinerja dapat diukur dengan melihat aspek efektifitas dan efesiensi. Dalam Kamus Bahasa Indonesia sendiri, sampai edisi sekarang kata kinerja belum tercantum. Istilah-istilah yang sering dipakai yang berkaitan dengan kinerja adalah efektivitas dan efisiensi.

Markus Zahnd51 mendefinisikan efektivitas dan efisiensi, sebagai berikut:

42 Prawirosentono, Suyadi. 1999. Loc. Cit. 43 Choe, Jong-Min. 1996. Loc. Cit. 44 Soegiharto. 2001. Loc. Cit. 45 Komara, Acep. 2005. Loc. Cit.

46 Almilia, Luciana., Irmaya Briliantien. 2007. Loc. Cit. 47 Pratita, Agnes Elvira. 2009. Loc. Cit.

48 Gasperez, Vincent. 1997. Manajemen Kualitas: Penerapan Konsep-Konsep Kualitas Dalam

Manajemen Bisnis Total. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. hlm. 78.

49 Boyle dalam Imbrarudin, Amir. 2001. “Kinerja Organisasi Publik”. Jurnal Administrasi. hlm.8. 50 Scott dalam Imbaruddin. 2001. Ibid. hlm.7

(40)

“Efektivitas yaitu berfokus pada akibatnya, pengaruhnya atau efeknya, sedangkan efisiensi berarti tepat atau sesuai untuk mengerjakan sesuatu dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga dan biaya”.

Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa efektivitas lebih memfokuskan pada akibat atau pengaruh, sedangkan efisiensi menekankan pada ketepatan mengenai sumber daya, yaitu mencakup anggaran, waktu, tenaga, alat dan cara supaya dalam pelaksanaannya tepat waktu.

Mengacu pada berbagai pengertian diatas, bahwa unsur pembentuk kinerja adalah terdiri atas: efektivitas, efisiensi dan kualitas. Maka dapat didefinisikan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang secara akumulatif dicapai berdasarkan sasaran yang ditetapkan untuk mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya. Untuk mengukur tingkat keberhasilan mencapai sasaran tersebut, maka indikator yang biasa dipakai adalah efektivitas, efisiensi dan kualitas. Jadi dengan demikian, kinerja sistem dapat diukur berdasarkan tingkat pencapaian hasil kerja berdasarkan sasaran yang ditetapkan sebelumnya. Demikian pula mengukur tentang hasil kerja sebuah sistem bukan hanya hasil yang secara output diberikan kepada lingkungan eksternalnya yaitu masyarakat atau penggunanya, tetapi hasil kerja dapat pula diberikan kepada pelanggan internalnya, yaitu pihak pengelola yang berfungsi mengelola sistem guna mencapai tujuannya. Dengan demikian konsep tentang kinerja sangat luas ruang lingkupnya; bukan hanya kinerja yang dihasilkan untuk lingkungannya internalnya, tetapi kinerja dapat pula diperuntukkan bagi sasaran eksternal organisasi. Oleh karena itu pendekatan untuk mengukur kinerja suatu sistem sangat tergantung sudut pandang yang digunakan dan masing-masing pendekatan memiliki indikator yang berbeda. Pada penelitian ini pengukuran kinerja organisasi menggunakan pendekatan Scott dan Gasperez, yaitu kinerja OPAC diukur dari efektivitas, efisiensi dan kualitas OPAC tersebut dilihat dari perspektif pengguna.

(41)

tidak.Unit-unit ditingkat atas mungkin telah menjadi sasaran yang mereka tetapkan, dan sebaliknya mereka yang ada dibawah mungkin belum memenuhi sasaran.

Berdasarkan teori yang digunakan, maka diperoleh kerangka pemikiran sebagai berikut :

1.5.4. Faktor-faktor Pengaruh Kinerja Sistem Informasi

Mempunyai standard berarti mempunyai dimensi-dimensi yang menunjukkan kinerja yang sedang dinilai, yang umumnya diterjemahkan dari sasaran kinerja, misalnya hasil kinerja berupa informasi yang dihasilkan, kualitas atau kuantitas, dan lain-lain. Namun pada penelitian ini, peneliti menggunakan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi menurut Scott dan Gasperez sebagai standard untuk mengukur kinerja sistem informasi OPAC.

Berikut ini akan dijelaskan beberapa faktor untuk mengukur kinerja sistem informasi OPAC menurut Scott52:

a. Efektivitas

Efektivitas Sistem Informasi dapat diukur dengan menentukan indikator-indikator yang sesuai dengan permasalahan yang sedang

52Ibid.

Efektivitas

Efisiensi

Kualitas

Kinerja

(42)

diteliti. Mengacu pada Bodnar53 yang menjabarkan beberapa indikator efektivitas sistem informasi berbasis teknologi sebagai berikut:

a. Keamanan data, berhubungan dengan tindakan disengaja, maupun kesalahan manusia dan tingkat kemampuan sistem informasi berbasis teknologi dalam mengantisipasi illegal access dan kerusakan pada sistem.

b. Waktu, berhubungan dengan kecepatan dan ketepatan sistem informasi dalam permintaan pemakaian sistem. Tingkat kemampuan sistem informasi berbasis teknologi dalam memproses data menjadi suatu informasi, untuk rentang waktu yang telah ditentukan.

c. Ketelitian, berhubungan dengan tingkat kebebasan dari kesalahan keluaran informasi. Pada volume data yang besar biasanya terdapat dua jenis kesalahan, yakni kesalahan pencatatan dan kesalahan perhitungan.

d. Variasi informasi atau output yang berhubungan dengan kelengkapan isi informasi. Dalam hal ini tidak hanya mengenai volumenya, tetapi juga mengenai informasinya. Tingkat kemampuan sistem informasi berbasis teknologi untuk membuat suatu informasi dengan pengembangan dan perhitungan sesuai dengan kebutuhan yang berguna bagi pengguna informasi.

e. Relevansi, menunjukkan manfaat yang dihasilkan dari produk atau keluaran informasi, baik dalam analisis data, pelayanan, maupun penyajian data. Indikator relevansi menunjukkan kesesuaian dan manfaat laporan yang dihasilkan.

53 Bodnar, George H., William S. Hopwood. 2000. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi keenam.

(43)

Selanjutnya mengacu pada penelitian Lestari, dkk54. peneliti juga menambahkan indikator Keakuratan dan Kualitas Informasi sebagai indikator tambahan.

f. Keakuratan tingkat kemampuan sistem dalam hal melakukan input data, memproses data serta menyajikan informasi secara akurat

g. Kualitas Informasi, yaitu tingkat kemampuan sistem untuk menghasilkan informasi yang benar-benar berguna sesuai yang diharapkan.

b. Efisiensi

Efisiensi Sistem Informasi dapat diukur dengan menentukan indikator-indikator yang sesuai dengan permasalahan yang sedang diteliti. Mengacu pada Kurniawan55 yang menjabarkan beberapa indikator efisiensi sistem informasi berbasis teknologi sebagai berikut:

a. Anggaran, berkaitan dengan besaran dana yang dipakai. b. Waktu, menyangkut ketersediaan waktu dalam menelusur

informasi.

c. Tenaga sistem informasi yang memadai

d. Alat, berkaitan dengan kelengkapan alat yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan sistem informasi.

e. Cara, yaitu kemudahan cara akses sistem informasi. c. Kualitas

Faktor selanjutnya adalah kualitas sistem informasi. Dimana menurut Gasperez, kualitas sistem informasi juga merupakan faktor utama untuk mengukur kinerja dari sebuah sistem informasi56. Kualitas adalah terdiri dari segala sesuatu yang bebas dari kekurangan atau kerusakan yang

54 Lestari, Ni Putu, Nyoman Trisna Herawati, Ni Kadek Sinarwati. 2014. Jurnal Persepsi Pengguna

Informasi Tentang Efektivitas Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer Pada PT Adira Dinamika Multi Finance, Tbk Kantor Cabang Singaraja. Jurnal S1 AK Universitas Pendidikan Ganesha. Volume 2. No. 1. Tersedia pada : http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/S1ak/article/download/2894/2396 Diakses pada : 28 Oktober 2015 jam 01.16.

(44)

dihasilkan untuk memuaskan semua unsur yang berkaitan sehingga tercapailah kinerja yang baik. Sementara dimensi kualitas sistem informasi sendiri menurut Negash et al.57 adalah sebagai berikut :

a. Accesibility, menunjukkan bahwa sistem informasi memiliki security, aksesnya cepat dan dapat diakses dimana saja.

b. Interactivity, yaitu sistem informasi dapat memberikan informasi bila sedang terjadi error, mudah digunakan, memberikan penyelesaian (solusi), merespon dengan cepat, dan informasi yang dihasilkan tepat.

Sedangkan untuk mengukur kinerja sendiri, mengacu pada penelitian-penelitian sebelumnya, kinerja sistem informasi dapat diukur melalui kepuasan pengguna dan pemakaian sistem informasi. Namun yang akan digunakan dalam penelitian ini hanyalah kepuasan pengguna, karena pemakaian sistem informasi sudah terdapat dalam indikator kepuasan pengguna. Menurut Irawan58, kepuasan pengguna adalah hasil akumulasi dari pengguna dalam menggunakan produk dan jasa. Indikator pengukuran kepuasan pelanggan adalah Perasaan puas, Selalu membeli / memakai produk, merekomendasikan kepada orang lain dan terpenuhinya harapan pelanggan setelah membeli produk.

1.6. Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan yang diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya, pada saat fenomena dikenal dan merupakan dasar kerja serta panduan dalam verifikasi59. Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori dan belum menggunakan fakta. Oleh karena itu, setiap penelitian yang dilakukan memiliki suatu hipotesis atau jawaban

57 Negash, Solomon, Ryan, Terry, Igbaria, Magid. 2002. Quality and Effectiveness in web based

costumer support systems. Information & Management 40. hlm. 757-768.

(45)

sementara terhadap penelitian yang akan dilakukan. Dari hipotesis tersebut akan dilakukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan apakah hipotesis tersebut benar adanya atau tidak benar.

Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Diduga faktor-faktor dari variabel Efektivitas, Efisiensi dan Kualitas secara simultan berpengaruh terhadap kinerja OPAC di perpustakaan UTM.

2. Diduga faktor-faktor dari variabel Efektivitas, Efisiensi dan Kualitas secara parsial berpengaruh terhadap kinerja OPAC di perpustakaan UTM. 3. Diduga faktor-faktor dari variabel Efektivitas, Efisiensi atau Kualitas

berpengaruh paling dominan terhadap kinerja OPAC di perpustakaan UTM.

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah hipotesis statistik, yaitu dugaan keadaan populasi dengan menggunakan data sampel. Penelitian yang melakukan pengujian hipotesis statistik adalah penelitian yang menggunakan data sampel60.

1.7. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional 1.7.1. Definisi Konseptual

Variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai61. Variabel dibedakan menjadi:

1. Variabel bebas / independen (X), kondisi atau karakteristik yang dimanipulasi guna menetapkan hubungannya dengan gejala yang diobservasi. Jadi variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat)62. Variabel bebas yang dipakai adalah faktor-faktor kinerja dari variabel Efektifitas, Efisiensi dan Kualitas.

60 Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. CV.Alfabeta: Bandung. hlm. 24. 61 NAZIR, Mohammad. 1999.Loc. Cit. hlm. 149.

(46)

a. Efektivitas OPAC (X1)

Efektivitas Sistem Informasi dapat diukur dengan menentukan indikator-indikator yang sesuai dengan permasalahan yang sedang diteliti, dimana kinerja OPAC ditentukan oleh indikator keamanan data, waktu, ketelitian, variasi informasi, relevansi, keakuratan, Kualitas Informasi yang dihasilkan.

b. Efisiensi OPAC (X2)

Efisiensi Sistem Informasi dapat diukur dengan menentukan indikator-indikator yang sesuai dengan permasalahan yang sedang diteliti. Indikator efisiensi sistem informasi berbasis teknologi meliputi anggaran, waktu, tenaga, alat, dan kemudahan akses sistem informasi.

c. Kualitas OPAC (X3)

Dimensi kualitas sistem informasi menurut Hegash et. al.63 adalah Accesibility, dan Interactivity.

2. Variabel tak bebas / dependen / terikat (Y), adalah variabel yang tergantung atas variabel lain. Variabel ini berupa tingkat (besar) kinerja OPAC di Perpustakaan UTM. Indikator kinerja sistem informasi meliputi kepuasan pengguna, dimana indikator penilaiannya adalah perasaan puas, Selalu membeli / memakai produk, merekomendasikan kepada orang lain dan terpenuhinya harapan pelanggan setelah membeli produk.

1.7.2. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikasi kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk

(47)

mengukur konstrak atau variabel tersebut64. Definisi Operasional masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Independen (X).

1.1.Variabel penilaian Efektivitas (X1), meliputi keamanan data, kecepatan, ketelitian, variasi informasi, relevansi, keakuratan, dan kualitas informasi. Indikator penilaian antara lain :

a. Keamanan Data

- Kebenaran data OPAC b. Kecepatan Sistem Informasi

- Kecepatan memberikan informasi c. Ketelitian Sistem Informasi

- Ketepatan OPAC memberikan informasi d. Variasi Informasi

- Kelengkapan isi informasi. e. Relevansi Informasi

- Kecocokan informasi dengan permintaan. f. Keakuratan Informasi

- Akurasi informasi yang diberikan OPAC. g. Kualitas Informasi

- Kesamaan informasi dengan harapan.

1.2.Variabel penilaian Efisiensi (X2) meliputi anggaran, waktu,tenaga sistem informasi, peralatan dan cara. Indikator penilaian antara lain : a. Anggaran Biaya

- Informasi yang diberikan OPAC adalah tanpa biaya (gratis) b. Efisiensi Waktu

- Kecepatan OPAC menelusur informasi. c. Tenaga Sistem Informasi

- Tenaga yang dimiliki OPAC d. Peralatan yang Digunakan

- Peralatan yang menunjang sistem OPAC.

Gambar

Tabel 1.2. Kode Status di UTM
Tabel 3.14. Tanggapan Pengguna terhadap Tingkat Ketelitian Sistem
Tabel 3.21. Tanggapan Pengguna terhadap Tenaga Sistem Informasi
Tabel 3.23. Tanggapan Pengguna terhadap Cara yang Digunakan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Maka dari hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti mengenai kendala yang dihadapi oleh pemustaka dalam penelusuran OPAC ( Online Public Access Catalogue ) di

OPAC sudah berbasis komputer yang dapat dipakai pengguna untuk menelusuri pangkalan data katalog dengan menggunakan kata kunci seperti judul, pengarang, subyek dan