• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KETERAMPILAN SHOLAT DENGAN TEHKIK MODELING THE WAY DIKELAS II MIFTAHUNNAJIHIM KAUMAN OR KEC. PABELAN KAB.SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN KETERAMPILAN SHOLAT DENGAN TEHKIK MODELING THE WAY DIKELAS II MIFTAHUNNAJIHIM KAUMAN OR KEC. PABELAN KAB.SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 - Test Repository"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KETERAMPILAN SHOLAT DENGAN TEHNIK

M ODELING THE W A Y D l KELAS II MI MIFTAHUNNAJIHIN

KAUMAN LOR KEC. PABELAN KAB. SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2 0 0 9 / 2 0 1 0

S K R I P S I

Diajukan u n tu k M em peroleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

UMI NADZIROH

N IM : 11408080

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

(2)

DEPARTEMEN AGAMA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

Jl Stadion 03 telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 website : www.stainsalatiqa.ac.id e-mail: [email protected]

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Lamp. : 3 Eksemplar

Hal : Pengajuan Naskah Skripsi

Kepada

Yth. Ketua STAIN Salatiga

di-Salatiga

Assalamu’alaikum wr. Wb.

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama

ini, kami kirimkan naskah skripsi saudari: Nama : Umi Nadziroh

NIM :11408080

Jurusan/Progdi : Tarbiyah / PAI

Judul

PENINGKATAN KETERAMPILAN SHOLAT DENGAN TEHNIK

MODELING THE WAY DI KELAS II MI MIFTAHUNNAJIHIN KAUMAN LOR KEC.PABELAN KAB.SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010.

Dengan ini kami mohon skripsi saudari tersebut di atas supaya segera

dimunaqosahkan.

Demikian agar menjadi perhatian.

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Salatiga, 14 Agustus 2010

Pembimbing,

(3)
(4)

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Umi Nadziroh

NIM 11408080

Jurusan Tarbiyah

Progran Studi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar merupakan hasil karya

sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang

lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik

ilmiah.

Salatiga, 4 September 2010 Yang menyatakan,

(5)

M O T T O DAN P E R S E M B A H A N

M O T T O

X Z'

^ 9 ' o f ^ i - ' i - ' , - ' f

(*j p ^ o i

17. H ai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (m anusia) m engerjakan yang baik dan cegahlah (m ereka) dari perbuatan yang m ungkar dan bersabarlah terhadap apa yang m enim pa kam u. S esungguhnya yang dem ikian itu T erm asuk hal-hal yang diw ajibkan (oleh A llah). (Q S:L U Q M A N : 17)

PERSEMBAHAN

U ntuk orang tuaku,S uam iku

P ara dosenku,Sahabat-sahabat perjuanganku Saudaraku yang telah m em bantu dan

m endam pingiku

(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya

kepada penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “

PENINGKATAN KETERAMPILAN SHALAT DENGAN TEKNIK

MODELING THE WAY DI KELAS II MI MIFTAHUNNAJIHIN KAUMAN

LOR KECAMATAN PABELAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN

PELAJARAN 2009-2010”, untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

saijana pendidikan Islam dalam Ilmu Tarbiyah.

Penulis memperoleh banyak bimbingan, dukungan dan arahan dari banyak

pihak dalam menyusun skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan

penghargaan yang tak terhingga kepada:

L Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag. dan Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd,

selaku Ketua Sidang dan Sekretaris Sidang Munaqosah STAIN Salatiga.

2. Bapak H. Muh. Irfan Helmy, Lc. MA yang telah memberikan bimbingan dan

pengarahan tanpa lelah kepada penulis.

3. Bapak Drs. H. Sa’adi, M.Ag. dan Bapak Norwanto , M.Hum. selaku penguji I

dan penguji II.

4. Para Dosen Pengajar di lingkungan STAIN Salatiga yang telah memberikan

ilmu pengetahuan hingga skripsi ini selesai.

5. Kepala MI Miftahunnajihin Kauman Lor, Bapak H. Asjhari, A.Ma. yang telah

memberikan ijin untuk melakukan penelitian ini.

6. Suami, bapak, ibu dan sudara-saudaraku tercinta yang telah memberikan

bantuan baik secara moril maupun materiil.

Semoga amal baik dan bantuannya tersebut mendapatkan balasan yang baik

dari Allah SWT.Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis sendiri

maupun pembaca pada umumnya. Amiin.

Salatiga, September 2010

Penulis

(7)

ABSTRAK

Umi Nadziroh, 2010.” Peningkatan Keterampilan Shalat Dengan Teknik

Modeling The Way di Kelas II MI Miftahunnajihin Kauman -L o r Kec. Pabelan

Kab. Semarang Tahun 2009-2010. Jurusan Tarbiyah. Program studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: H. Muh. Irfan Helmy, Lc. MA.

Kata Kunci: Keterampilan shalat, Modeling The Way

Tujuan penelitian dalam skripsi ini adalah bagaimana cara meningkatkan keterampilan shalat dengan teknik modeling the way. Teknik yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang termasuk dalam penelitian kualitatif dan dilaksanakan dalam tiga siklus penelitian.

Hasil penelitian tindakan kelas dengan teknik modeling the way menunjukkan bahwa keterampilan shalat siswa dalam melafalkan niat meningkat dari siklus I, II dan III berturut-turut dari 58,8% menjadi 94%. Sedangkan dalam melafalkan bacaan shalat meningkat dari 47,1% menjadi 94, 1%. Adapun untuk gerakan shalat dari 64,7% menjadi 94,1 %. Keseriusan siswa juga diketahui meningkat pada setiap siklus penelitian.

(8)

A. Keterampilan Shalat... 12

1. Pengertian Keterampilan... 12

2. Pengertian Shalat... 12

B. TEKNIK MODELING THE W AY... 24

1. Pengertian Teknik... 24

2. Pengertian Modeling The W ay... 24

3. Pengertian Metode Demonstrasi... 26

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN... 34

A. Diskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 34

1. Perencanaan (Planing) ... 34

2. Tindakan (Akting ) ... 35

3. Pengamatan (observasing)... 36

4. Refleksi ( Reflecting) ... 40

B. Diskripsi Pelaksanaan Siklus I I ... 41

1. Perencanaan... 41

2. Tindakan / Pelaksanaan... 42

3. Pengamatan... 44

4. Refleksi... 46

C. Diskripsi Pelaksanaan Siklus I I I ... 47

1. Perencanaan... 47

2. Tindakan / Pelaksanaan... 49

3. Pengamatan... 51

(9)

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya,masyarakat,bangsa dan negara. (Direktorat Jenderal Pendidikan Islam

DEPAG RI,2006:5) Sedangkan menurut Zakiah Dradjat, pendidikan adalah

Usaha atau tindakan untuk membentuk manusia atau Insan Kamil yang bertakwa.

(Zakiah Draj at, 1996:30)

Keluarga merupakan lembaga pendidikan pertama dan utama bagi setiap

anak lahir,tumbuh dan berkembang secara manusiawi dalam mencapai

kematangan fisik dan mental masing-masing anak. Sekolah merupakan

pendidikan kedua yang bertugas membantu keluarga dalam membimbing dan

mengarahkan perkembangan serta pendayagunaan potensi tertentu yang dimiliki

siswa.

Sekolah merupakan pendidikan yang berlangsung secara formal artinya

terikat oleh peraturan -peraturan tertentu yang harus diketahui dan dilaksanakan.

Di sekolah,' murid atau anak tidak lagi diajarkan orang tua,akan tetapi gurulah

(10)

Untuk dapat menyampaikan pelajaran dengan baik agar siswa lebih mudah

memahami pelajaran, seorang guru juga dituntut untuk dapat terampil dalam

menggunakan metode mengajar yang tepat untuk kondisi yang dihadapinya.

Mengingat pentingnya pembelajaran shalat ,agar siswa mampu dan terampil

dalam mengerjakan shalat juga tercapai tujuan utama pembelajaran yaitu membentuk

pribadi yang taqwa, memiliki jiwa yang tenang dan seimbang, juga memiliki

kemampuan untuk tidak terjerumus kedalam perbuatan keji dan munkar, diperlukan

metode atau teknik pembelajaran yang relevan. Karena materi yang disampaikan

adalah pembelajaran shalat maka untuk mencapai kompetensi dasar siswa dapat

mempraktekkan keserasian gerakan dan bacaan shalat fardhu maka teknik yang

digunakan adalah teknik modeling the way.(Direktorat Jenderal Pendidikan Islam

DEPAG RI,2009:108)

Dengan teknik modeling the way ini, diharapkan siswa merasa senang untuk

mencoba dan untuk biasa, sehingga mereka lebih bersungguh-sungguh dalam

mengikuti pembelajaran. Dan dengan adanya ketertarikan dan kesungguhan

diharapkan akan bisa mencapai hasil yang maksimal.

Karena begitu pentingnya pembelajaran shalat agar siswa mampu dan terampil

maka penulis tertarik mengambil judul penelitian : “Peningkatan Keterampilan shalat

dengan Teknik Modeling The Way di Kelas II MI Miftahunnajihin Kauman Lor

(11)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas,maka penelitian ini adalah:

1. Apakah pembelajaran shalat dengan teknik modeling the way dapat

meningkatkan keterampilan shalat siswa?

2. Bagaimanakah upaya untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam

pembelajaran shalat dengan teknik modeling the way ?

3. Sejauh manakah kemampuan keterampilan shalat siswa dalam penerapan

pembelajaran shalat dengan teknik modeling the way?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan keterampilan sholat sebelum

dan sesudah mengikuti pembelajaran sholat di MI Miftahunnajihin

Kauman-Lor Kec.Pabelan Kab.Semarang.

2. Untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran shalat dengan

teknik modeling the way.

3. Untuk mengetahui penerapan teknik modeling the way dalam peningkatan

keterampilan sholat di MI Miftahunnajihin Kauman Lor Kec.Pabelan Kab.

Semarang.

D. Hipotesis Tindakan

Sesuai dengan kajian teori di atas,penulis dapat mengajukan hipotesis

akan terjadi peningkatan keterampilan sholat dengan teknik modeling the way

(12)

kepada Allah atau juga ibadah kepada Allah yang berbentuk ucapan dan

perbuatan yang diketahui lagi khusus.diawali dengan takbir dan diakhiri

dengan salam.

4. Teknik

Teknik adalah metode atau sistem mengerjakan sesuatu.

Sedangkan

Metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan

suatu pekerjaan agar tercapai dengan yang dikehendaki/cara kerja yang

bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai

tujuan yang ditentukan.(Kamus Besar Bahasa Indonesia 2003:740)

5. Modeling the way

Modeling the way adalah Demonstrasi kecakapan. Demonstrasi

adalah peragaan atau pertunjukan tata cara melakukan /mengerjakan

sesuatu. (Kamus Besar Bahasa Indonesia 2003:250).

Kecakapan adalah kemampuan, kesanggupan , kepandaian atau

kemahiran mengerjakan sesuatu.

Jadi yang dimaksud dengan peningkatan kemampuan keterampilan

sholat kelas II melalui teknik modeling the way adalah usaha untuk

meningkatkan kemampuan keterampilan sholat siswa kelas II dengan cara

mempraktekkan materi yang disampaikan guru yaitu dengan

(13)

b. Pelaksanaan tindakan

c. Observasi

d. Analisis dan refleksi tindakan

2. Subjek Penelitian

a. Siswa

Untuk mengukur seberapa jauh minat siswa kelas II dalam

mengikuti pembelajaran shalat dengan teknik modeling the way di MI

Miftahunnajihin Kauman lor kec.Pabelan Kab.Semarang.

b. Guru

Mengamati guru dalam menyampaikan materi melalui teknik

modeling the way agar siswa merasa tertarik terhadap pembelajaran

tersebut.

c. Orang tua

Bagaimana dukungan dan dorongan orang tua terhadap siswa

dalam kegiatan belajar di rumah dan pengawasan terhadap tingkah laku

anak.

3. Langkah -langkah Siklus

Sesuai dengan jenis penelitian yang penulis pilih yaitu penelitian

tindakan kelas, maka tindakan ini menggunakan model penelitian tindakan

Kemmis dan Taggant (dalam Arikunto Suharsimi,2002:83),yaitu berbentuk

spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi

(14)

b. Kegiatan dan pengamatan meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti

sebagai upaya menambah keterampilan siswa serta mengamati hasil atau

dampak dari diterapkan pembelajaran kontekstual model pembelajaran.

c. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau

dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan

yang diisi pengamat atau kolaborator.

d. Rancangan / rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi pengamat

membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus

berikutnya. Observasi dibagi dalam tiga putaran 1,2 dan 3 dimana masing-

masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama )

dan membahas satu sub pokok bahasan yang di akhiri dengan tes praktik

diakhir masing-masing putaran. Siklus ini akan berkelanjutan dan akan

dihentikan sesuai dengan kebutuhan setelah dirasa cukup.

4. Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data dengan menggunakan

a. Observasi

Observasi dalam penelitian ini, aktifitas siswa selama proses

pembelajaran berlangsung.

b. Wawancara

Dalam hal ini, peneliti mencari bahan atau sumber berita / informasi

(15)

c. Tes praktik

Peneliti mengadakan tes praktik satu- persatu terhadap objek penelitian,

bertujuan mengetahui dan menjajagi kemampuan siswa

5. Instrument Penelitian

a. Lembar penelitian

b. Lembar Wawancara

c. Lembar tes praktik

6. Teknik Analisis Data

Dalam rangka menyusun dan mengelola data terkumpul, sehingga

dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat dipertanggung jawabkan

maka digunakan analisis data kuantitatif dan kualitatif. Dalam penelitian

ini ada dua instrumen yang digunakan tes hasil belajar untuk mengukur

penguasaan materi pembelajaran, sedang aktifitas siswa dalam kegiatan

belajar mengajar dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif,

sedang interpretasi hasil dianalisis secara kualitatif.

- Statistik Deskriptif

Rumus yang dipakai adalah

P = F X 100% N F = Frekwensi

N = jumlah subjek

Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas II beijumlah 17

(16)

dari sudut batiniyah dikemukakan oleh para pentahqiq,salat adalah

menghadapkan hati kepada Allah SWT yang mendatangkan takut kepada-

Nya dan menumbuhkan didalam hati rasa keagungan dan kebesaran-Nya.

(Imam Musbikin:2007: 263-264).

Sedangkan menurut Moh. Rifa’i shalat adalah berhadap hati kepada

Allah sebagai ibadat, dalam bentuk beberapa perkataan dan perbuatan, yang

dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam serta menurut syarat-syarat

yang telah ditentukan syara’.

Dilihat dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa shalat

adalah ibadah yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam dengan

syarat-syarat tertentu. Jadi yang dimaksud keterampilan shalat adalah

kecakapan dalam melaksanakan shalat artinya shalat dilaksanakan dengan

serasi antara gerakan dan bacaan shalat.

Setiap orang islam harus menguasai gerakan dan bacaan shalat yang

benar. Shalat akan sah apabila dilakukan dengan gerakan dan bacaan yang

benar atau shalat akan syah bila sudah terpenuhi syarat dan rukunnya.

Seseorang diwajibkan salat apabila memenuhi syarat wajib shalat.

1. Syarat wajib shalat:

a Beragama Islam

b. Sudah baligh

c. Berakal sehat

(17)

e. Dakwah islam sudah sampai kepadanya

Syarat syah shalat adalah perbuatan yang harus ada sebelum

salat seseorang diterima Allah apabila terpenuhi syarat syah shalat.

2. Syarat syah salat:

a. Bersih dari hadas besar dan kecil

b. Bersih badan, pakaian, dan tempat dari najis

c. Menutup aurat

d. Telah masuk waktu shalat

e. Menghadap kiblat

f. Mengetahui tata cara shalat

g. Meninggalkan perbuatan yang membatalkan shalat

Rukun shalat adalah perbuatan dalam shalat yang harus

dikeijakan dan apabila meninggalkan salah satu rukunnya shalat yang

dilakukan tidak syah.

3. Rukun shalat:

a. Niat

b. Takbirotul ikhram

c. Membaca surah al-fatihah

d. Rukuk

e. Iktidal

f. Sujud

(18)

h. Duduk tasyahud akhir

i. Salam

j. Tertib

Rukun shalat harus dikerjakan dengan tertib. Tertib berarti berurutan

sesuai dengan rukunnya. Mengerjakan rukun shalat tidak boleh diacak.

4. Sunah Shalat:

a. Sunah shalat yang berupa bacaan:

1) Membaca do’a iftitah

2) Membaca amin setelah membaca surah Alfatihah

3) Membaca salah satu surah alqur’an setelah membaca Alfatihah pada

rekaat pertama dan kedua.

4) Membaca takbir pada setiap perpindahan gerakan.

5) Membaca tasbih ketika rukuk.

6) Membaca do’a i’tidal

7) Membaca tasbih ketika sujud

8) Membaca do’a ketika duduk diantara dua sujud.

9) Membaca salam kedua sambil menolehkan muka ke kiri.

10) Membaca shalawat nabi ketika tasyahud awal.

b. Sunah shalat berupa gerakan :

1) Mengangkat kedua belah tangan sejajar dengan bahu ketika takbiratul

ihram.

(19)

(4) Tidak mengerjakan rukuk atau sujud

(5) Tidak Tumakninah

(6) Tidak tertib mengerjakan rukun shalat.

(7) Banyak bergerak di luar ketentuan shalat

(8) Mendahului imam dalam shalat berjamaah

b) Syarat syah tidak dipenuhi

Perbuatan yang membatalkan shalat karena tidak terpenuhi syarat

syah shalat adalah:

(1) Sajadah yang dipakai shalat terkena najis tersebut berupa air kencing

adiknya yang sudah sekolah ditaman kanak-kanak.

(2) Aurat tidak tertutup sempurna karena shalat memakai celana pendek.

(3) Tidak berwudhu sebelum shalat padahal usai bermain.

Atas tiga perbuatan tersebut seseorang harus mengulangi shalatnya.

c) Karena Sebab lain

Ada perbuatan lain yang membatalkan shalat selain yang disebutkan

diatas yaitu:

(1) Shalat sambil tertawa

(2) Banyak bergerak di luar ketentuan shalat

(3) Berkata-kata diluar bacaan shalat

(4) Makan dan minum ketika shalat

(20)

“Perintahkan anak anakmu mengerjakan shalat pada waktu usia mereka

meningkat tujuh tahun dan pukullah (kalau enggan melakukan shalat) pada waktu

mereka meningkat usia sepuluh tahun, (hadist riwayat Abu dawud dari Amr bin

Syu’aib nomor.418)

6. Tata Cara Shalat

a) Berdiri tegak menghadap kiblat dan niat mengeijakan shalat. Niat

shalat menurut shalat yang sedang dikerjakan, misalnya shalat

shubuh dan sebagainya.

b) Mengangkat kedua belah tangan serta membaca ‘ALLAHU

AKBAR’ (Takbiratul ihram)

c) Setelah takbiratul ihram kedua belah tangannya disedekapkan pada

dada. Kemudian membaca do’a iftitah.

n* «*-■-' Csuut t o u t d) Membaca Surah Alfatihah

e) Membaca surah-surah pendek .

(21)

g) I’tidal

h) Sujud

(22)

1. Siswa mampu menyebutkan ketentuan tata cara shalat fardhu.

2. Siswa mampu mempraktekkan keserasian gerakan dan bacaan shalat

fardhu.

Semua kompetensi yang telah disebutkan diatas adalah tujuan

jangka pendek. Jangan sampai dilupakan bahwa semua itu adalah wasila 7

jalan agar anak didik menjadi manusia yang bertaqwa.karena tujuan akhir

dari pembelajaran shalat adalah tujuan shalat itu sendiri, yaitu:

1. Mengingat dan mendekatkan diri kepada Allah , sebagaimana dalam

surat thaha ayat 14 berikut ini:

5

J\'5

° b l

'J\ ^

b l ^ 1

14. Sesungguhnya aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak)

selain Aku, Maka sembahlah aku dan dirikanlah shalat untuk

mengingat aku.(Thaha:14)

2. Memiliki jiwa yang tenang dan seimbang, sebagaimana firman Allah

berikut ini.

OV*Ja3 4i)T j£=>Jb & \ j f j u C fr& J

28. (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi

tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati

(23)

mencapai kompetensi ini. Di bawah ini adalah beberapa teknik atau

metode yang dapat digunakan untuk untuk menyampaikan materi shalat

dan bacaannya:

1. Teknik make a match ( mencari Pasangan )

2. Teknik Explicit Intruction ( perintah yang jelas )

3. Teknik modeling the way

4. Teknik Example Non examples

5. Teknik Bola Pertanyaan

6. Metode Ceramah

7. Metode Tanya Jawab

8. Metode Hafalan dan Teknik Akronim

9. Metode Kisah

10. Metode Praktek

Berdasarkan pendapat ahli pendidikan, dan sesuai dengan judul

penelitian maka penulis akan menjelaskan lebih rinci tentang teknik

modeling the way.

C. Teknik Modeling The Way

1. Teknik

Teknik adalah metode atau sistem mengajarkan sesuatu. Dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Susunan W.I.S Poerwadarminta, bahwa

teknik adalah pengetahuan dan kepandaian membuat sesuatu.

(24)

Pemodelan dapat berbentuk demonstrasi, pemberian contoh

tentang konsep atau aktivitas belajar. Dengan kata lain model itu bisa

berupa cara melakukan sesuatu, seperti cara memperagakan shalat.

Dengan begitu, guru memberi model tentang ‘bagaimana cara shalat yang

benar’ yaitu bagaimana mempraktekkan keserasian antara gerakan dan

bacaan.

Tetapi dalam pembelajaran kontekstual guru bukan satu-satunya

model. Model dapat dirancang dengan melibatkan siswa. Salah seorang

siswa bisa ditunjuk untuk memberi contoh temannya. Model juga bisa

didatangkan dari luar.(Nur Hadi:49)

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Modeling

the way adalah demonstrasi kecakapan artinya dalam proses pembelajaran

menggunakan model sebagai pemberian contohnya sedangkan dalam inti

pembelajarannya menggunakan metode demonstrasi.

3. Metode Demonstrasi

Metode adalah Cara yang paling tepat dan cepat untuk melakukan

sesuatu.

Sedangkan demonstrasi adalah peragaan atau pertunjukan tata cara

melakukan atau mengerjakan sesuatu.( Ahmad Tafsir.2008:9)

Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan

(25)

memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu proses pembentukan

tertentu kepada siswa.(Armai Arief:2002:190).

Sedangkan dalam ilmu pendidikan metode demonstrasi adalah cara

penyajian pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada

siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari,

baik sebenarnya ataupun tiruan yang sering disertai dengan penjelasan

lisan.(Sudirman: 1989:133)

Dari uraian dan definisi diatas dapat dipahami bahwa metode

demonstrasi adalah dimana seorang guru memperagakan langsung suatu

hal yang kemudian diikuti oleh murid sehingga ilmu atau keterampilan

yang didemonstrasikan lebih bermakna dalam ingatan masing - masing

murid.

Sejak Nabi Muhammad Saw, bahkan semenjak awal sejarah

kehidupan manusia, penggunaan metode demonstrasi dalam pendidikan

sudah ada. Contohnya pada waktu itu Nabi, seorang pendidik yang agung,

banyak menggunakan metode demonstrasi perilaku keseharian seorang

muslim, maupun praktek ibadah seperti mengajarkan shalat.

A. Langkah -langkah penerapan metode demonstrasi:

1) Perencanaan

a) Merumuskan tujuan yang jelas baik dari sudut kecakapan kegiatan

yang diharapkan dapat tercapai setelah metode demonstrasi

(26)

ditangkapnya dan memperkuat daya ingatnya mengetahui apa yang

dipelajarinya.

Untuk mengetahui sejauhmana hasil yang dicapai dari

penggunaan metode demonstrasi tersebut diadakan evaluasi dengan

cara menyuruh murid mendemonstrasikan atau dipraktekkan guru.

Pada hakekatnya, semua metode itu baik. Tidak ada yang paling baik

dan paling efektif, karena hal itu tergantung kepada penempatan dan

penggunaan metode terhadap materi yang sedang dibahas. Yang

paling penting, guru mengetahui kelebihan dan kekurangan metode-

. metode tersebut.

Metode demonstrasi ini tepat digunakan apabila bertujuan

untuk: Memberikan keterampilan tertentu, memudahkan berbagai

jenis penjelasan sebab penggunaan bahasa lebih terbatas, menghindari

verbalisme, membantu anak dalam memahami dengan jelas jalannya

suatu proses dengan penuh perhatian sebab lebih menarik.

C. Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi Dalam Proses Belajar

-Mengajar

Penggunaan metode demonstrasi dalam proses belajar- mengajar

memiliki arti penting. Banyak keuntungan psikologis -pedagogis yang dapat

diraih dengan menggunakan metode demonstrasi, antara lain:

a) Dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses

(27)

d) Bila siswa tidak aktif maka metode demonstrasi menjadi tidak efektif.

Oleh karena itu, setiap siswa harus diikut sertakan dan melarang mereka

berbuat kegaduhan.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

dengan metode adalah suatu usaha atau cara yang dilakukan oleh guru

(pendidik) untuk menyampaikan materi pelajaran kepada siswa yang

bertujuan agar murid dapat menerima dan menanggapi serta mencerna

pelajaran dengan mudah dan efisien, sehingga apa yang menjadi tujuan

pembelajaran tersebut tercapai dengan baik.

Setiap orang yang yang berbuat dan bertindak dengan sadar,

seperti seorang pendidik, tentu menggunakan metode atau cara tertentu

untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Oleh karena itu, berhasil atau

tidak suatu perbuatan banyak bergantung kepada metode atau teknik

yang digunakan. Untuk dapat menggunakan metode atau teknik yang

baik, seorang pendidik harus mempunyai pengetahuan tentang kebaikan

dan keburukan metode tersebut.

Selain harus menguasai materi pendidik juga harus dapat

menempatkan metode/teknik sesuai dengan materi pelajaran agar

maksud dan tujuan tercapai, seperti materi shalat di MI Miftahunnajihin

agar siswa mampu dan terampil untuk mengeijakan shalat lima waktu

(28)
(29)

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian

Tindakan Kelas terdiri dari 3 (tiga) siklus yaitu siklus I,II dan III.

Tahapan-tahapan dalam setiap siklus terdiri dari:

1. Perencanaan ( Planning)

Peneliti membuat perencanaan sebagai berikut:

a. Peneliti menentukan permasalahan dan pengkajian evaluasi

terhadap pembelajaran materi shalat yang selama ini dilakukan

dengan menggunakan metode ceramah sehingga siswa kurang

aktif dalam mengikuti proses pembelajaran dan akhir

pembelajaranya tidak diadakan evaluasi.

b. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan

menggunakan media dan metode ataupun pendekatan

pembelajaran yang sesuai teknik modeling the way dengan pokok

bahasan dan instrument pengumpulan data selama penelitian

tindakan.

c. Memperagakan bacaan dan gerakan untuk mengetahui hasil

(30)

d. Menyiapkan media dan fasilitas pendukung meliputi buku paket

fiqih kelas II, gambar praktek shalat dan musholla sebagai sarana

penunjang dalam proses pembelajaran.

e. Membuat panduan observasi (instrument) untuk mengetahui

motivasi belajar siswa, dan kelancaran kegiatan pembelajaran

dengan teknik modeling the way.

2. Tindakan (Akting)

Pelaksanan tindakan yang dilakukan peneliti untuk

mengoptimalkan hasil belajar pada mata pelajaran fiqih pada materi

shalat bagi siswa kelas II MI Miftahunnajihin Kauman Lor

Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang melalui teknik modeling

the way dan kegiatan ini ada beberapa tahapan antara lain :

a. Tahap pertama:

1) Membuka kegiatan pembelajaran dengan salam

2) Mengkondisikan siswa dilanjutkan dengan berdoa bersama

3) Guru menjelaskan tata cara shalat dengan memperagakan

bacaan dan gerakan shalat.

4) Siswa bersama-sama melafalkan bacaan shalat shubuh.

5) Semua siswa diajak ke musholla

6) Siswa yang beijumlah 17 diberi kesempatan untuk berlatih

dan diambil 2 siswa sebagai model, sedang siswa yang lain

(31)

b. Tahap kedua

1) Semua siswa memperagakan shalat Shubuh berjamaah.

2) Guru dan kolaborator mengamati dan membetulkan jika ada

bacaan dan gerakan yang masih salah.

3) Setelah selesai siswa maju satu persatu untuk mempraktekkan

shalat subuh sesuai contoh Nabi Muhammad SAW.

4) Seluruh siswa diminta untuk memperhatikan demonstrasi

temannya.

5) Tiap siswa diminta mengemukakan pemahamannya atas

gerakan -gerakan yang dicontohkan.

6) Guru memberi ulasan dan kesimpulan.

c. Tahap ketiga

1) Melakukan penilaian yang sebenarnya melalui kegiatan

praktek/demonstrasi siswa (Komponen penilaian yang

sebenarnya)

2) Melakukan refleksi di akhir pertemuan agar siswa merasa

bahwa hari ini mereka belajar sesuatu (Komponen refleksi

langkah akhir dari pembelajaran).

2. Pengamatan (Observing)

Selama guru dan siswa terlihat dalam pembelajaran di

kelas maka pada saat siswa aktif terlihat dalam pembelajaran

(32)

aktif mempraktekan, menyiapkan alat tindakan berlangsung atau

mengamati aktivitas siswa dibantu lembar observasi yang telah

dipersiapkan.

Hal-hal yang harus dicermati guru dalam melaksanakan

tindakan antara lain :

a. Peragaan siswa ketika menerima perintah guru

b. Cara siswa memperagakan bacaan dan gerakan dalam shalat

c. Partisipasi siswa dalam kegiatan praktek shalat

d. Hal-hal yang berpengaruh terhadap tindakan yang diberikan

Demikian juga guru dalam melakukan aktivitasnya

diamati oleh guru pelaksana yang berstatus sebagai pengamat

untuk melakukan pengamatan balik dan mencatat terhadap apa

yang teijadi ketika tindakan berlangsung. Guru dalam

melaksanakan aktivitasnya juga diamati oleh siswa dilengkapi

lembar observasi yang telah dipersiapkan.

Data hasil observasi tersebut digunakan oleh guru

sebagai masukan untuk melaksanakan pembelajaran berikutnya.

Setelah guru telah menyelesaikan materi secara keseluruhan maka

guru mengadakan evaluasi dan selama berlangsungnya evaluasi

tersebut guru mengamati perilaku siswa selama aktivitas tersebut.

Kemudian guru menilai hasil evaluasi tersebut serta hasil balikan

(33)

9 M. Bayu W V V V

10 Nanda Bagus T

11 Silfi Afit'atuz z V V V

12 Syifa Sirrurahmah V V

13 Syukria Abdila

14 Tegar Arya S

15 Tina Auliya F

16 Randika Eka P V V V

17 Fadilla Nur S V V V

JUMLAH 11 10 8

RATA-RATA 11+10+8:2(=9,7(56,9%)

Lembar pengamatan niat, bacaan dan gerakan siswa sebagai berikut:

No Nama Niat Bacaan Gerakan

Baik Ckp Krg Baik Ckp Krg Baik Ckp Krg

1 Rafli V V V

2 AnnisaDwi M V V V

3 Ardian A. P V V V

4 Aqil Annasikh V V V

5 Harsindu Agam V V V

6 Lisania Qurrota A V V V

7 M.Adam B V V V

8 M.Amal Nur S V V V

(34)

10 Nanda Bagus T V V V

11 Silfi Afifatuz z V V V

12 Syifa Sirrurahmah V V V

13 Syukria Abdila V V V

14 Tegar Arya S V V V

15 Tina Auliya F V V V

16 Randika Eka P V V V

17 Fadilla Nur S V V V

Jumlah 10 7 8 9 11 6

3. Refleksi (Reflecting)

Pada tahap ini dianalisis perubahan yang teijadi : (1) )

pada siswa, (2) suasana kelas. Pada tahap ini guru sebagai peneliti

bersama guru pelaksana yang telah mengamati perubahan yang

teijadi dan hal-hal yang dialami selama proses pembelajaran, dan

subjek penelitian (siswa-siswi yang diajar) berhadapan untuk

bersama-sama mendiskusikan pelaksanaan tindakan yang telah

berlangsung. Para siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan

pendapat tentang apa yang dialami serta adanya kemungkinan usul

untuk penyempurnaan tindakan berikutnya.

Dari hasil lembar observasi dan hasil evaluasi dinilai

apakah intervensi yang dilakukan guru menghasilkan perubahan yang

signifikan? Perubahan tersebut merupakan efektivitas : (1) perilaku

(35)

pada materi tentang keterampilan shalat. Target prosentase yang

diharapkan adalah lebih dari 75%.

Adapun langkah-langkah yang peneliti lakukan adalah sebagai

berikut:

a. Tahap pertama:

1) Membuka kegiatan pembelaj aran dengan salam

2) Mengkondisikan siswa dilanjutkan dengan berdoa bersama

3) Guru menjelaskan sekilas tentang shalat

4) Siswa bersama-sama melafalkan bacaan shalat subuh.

5) Semua siswa diajak ke musholla.

6) Siswa yang beijumlah 17 diberi kesempatan untuk berlatih

dan diambil 2 siswa sebagai model,sedangkan siswa yang

lain dibelakang untuk memperhatikan demonstrasi

temannya.

b. Tahap kedua

1) Semua siswa memeperagakan shalat shubuh beijamaahsalah

satu siswa menjadi imam.

b. Guru dan kolaborator mengamati dan membetulkan ketika

ada bacaan atau gerakan yang masih salah.

c. Setelah selasai siswa maju satu persatu untuk

mempraktekkan shalat shubuh sesuaia contoh nabi

(36)

2 Annisa Dwi M V V V

3 Ardian A. P V V V

4 Aqil Annasikh V V V

5 Harsindu Agam

6 Lisania Qurrota A V V V

7 M.Adam B V V V

8 M.Amal Nur S V V V

V9 M. Bayu w V V V

10 Nanda Bagus T V V V

11 Silfi Afifatuz z V V V

12 Syifa Sirrurahmah V V V

13 Syukria Abdila V V V

14 Tegar Arya S V V V

15 Tina Auliya F V V V

16 Randika Eka P V V V

17 Fadilla Nur S V V V

JUMLAH 16 16 16

RATA-RATA 16+16+16:3=16(94%)

(37)

No Nama Niat Bacaan Gerakan Baik Ckp Krg Baik Ckp Krg Baik Ckp Krg

1 Rafi i V V V

12 Syifa Sirrurahmah V V V

13 Syukria Abdila V V V

14 Tegar Arya S V V V

Kegiatan ini bertujuan untuk menilai seluruh kegiatan

pembelajaran dengan modeling the way dalam rangka

meningkatkan hasil belajar pada materi keterampilan shalat. Atau

lebih kongkretnya untuk mengetahui seberapa besar prosentase

(38)

Berdasarkan hasil analisis data pengamatan selama

berlangsungnya tindakan praktek shalat, yaitu:

a. Dalam mengikuti praktek shalat beberapa siswa yang pada

siklus I belum bisa mengikuti bacaan dan gerakan shalat, pada

tahapan ini sudah bisa mengikuti dengan baik sesuai harapan.

b. Ketika guru menjelaskan bacaan dan gerakan shalat, siswa

lebih termotivasi untuk mendengarkan dengan teknik modeling

the way.

c. Tugas siswa untuk mempraktekkan bacaan dan gerakan shalat

sudah cukup jelas dengan teknik modeling the way.

Deskripsi Pelaksanaan Siklus III

1. Perencanaan

Perencanaan tindakan pada siklus ke III merupakan revisi

rencana tindakan pada siklus II. Kegiatan ini merupakan tindak

lanjut dari siklus II. Bentuk rencana tindakan ke tiga adalah

peningkatan hasil belajar fiqih pada materi keterampilan shalat.

Dan untuk lebih memantapkan siswa dalam keterampilan shalat,

siswa mempraktekkan shalat yang lain, yaitu praktek shalat

maghrib secara bersama-sama. Cara yang ditempuh ialah dengan lebih baik yang telah ditentukan pada pembelajaran dengan

(39)

way.

Dalam tahapan perencanaan ini mencakup kegiatan sebagai

berikut:

a. Peneliti menentukan permasalahan dan pengkajian evaluasi

terhadap pembelajaran materi shalat yang selama ini dilakukan

pada siklus I yang menyebabkan siswa kurang aktif dalam

mengikuti proses pembelajaran pada siklus I

b. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan

menggunakan media dan metode ataupun pendekatan

pembelajaran yang sesuai teknik modeling the way dengan

pokok bahasan dan instrument pengumpulan data selama

penelitian tindakan.

c. Memperagakan bacaan dan gerakan untuk mengetahui hasil

belajar siswa sebelum/sesudah pelaksanaan tindakan kelas.

d. Menyiapkan media dan fasilitas pendukung meliputi buku

paket fiqih kelas II, gambar praktek shalat dan musholla

sebagai sarana penunjang dalam proses pembelajaran.

e. Menginformasikan kepada siswa supaya lebih focus pada

materi, sehingga dapat mempraktekan materi dengan baik.

f. Membuat kontrak atau kesepakatan belajar sebelum proses

belajar mengajar dimulai

(40)

g. Membuat panduan observasi (instrument) untuk mengetahui

motivasi belajar siswa, dan kelancaran kegiatan pembelajaran

dengan teknik modeling the way.

2. Tindakan / Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan III pada hakekatnya sama dengan

tindakan II. Perbedaanya terletak pada peningkatan tindakan

perbaikan. Inti sasaran tindakan adalah meningkatkan hasil belajar

pada materi tentang keterampilan shalat. Target prosentase yang

diharapkan adalah lebih dari 75%.

Adapun langkah-langkah yang peneliti lakukan adalah

sebagai berikut:

a. Tahap pertama:

1) Membuka kegiatan pembelajaran dengan salam

2) Mengkondisikan siswa dilanjutkan dengan berdoa bersama

3) Guru menjelaskan tata cara shalat maghrib dengan

memperagakan bacaan dan gerakan shalat.

4) Siswa bersama-sama melafalkan bacaan shalat maghrib

5) Semua siswa diajak ke musholla.

6) Siswa yang berjumlah 17 di beri kesempatan untuk berlatih

dan diambil dua sebagai model, sedang siswa yang lain

dibelakang untuk memperhatikan demonstrasi temannya.

(41)

1) . Semua siswa memperagakan shalat maghrib berjamaah salah

satu siswa menjadi imam.

2) . Guru dan kolaborator mengamati dan membetulkan jika ada

bacaan dan gerakan yang masih salah.

3) Setelah selesai siswa maju satu persatu dan mempraktekkan

shalat maghrib sesuai contoh Nabi Muhammad Saw.

4) Seluruh siswa diminta untuk memperhatikan demonstrasi

temannya.

5) Tiap siswa diminta mengemukakan pemahamannya atas

gerakan -gerakan yang dicontohkan.

6) Guru memberi ulasan dan kesimpulan,

c. Tahap ketiga

1) Melakukan penilaian yang sebenarnya melalui kegiatan

praktek/demonstrasi siswa (Komponen penilaian yang

sebenarnya)

2) Melakukan refleksi di akhir pertemuan agar siswa merasa

bahwa hari ini mereka belajar sesuatu (Komponen refleksi

langkah akhir dari pembelajaran).

3. Pengamatan

Pengamatan pada siklus III terhadap pelaksanaan tindakan

siklus III dilakukan secara lebih cermat terhadap proses dan

(42)

pengamatan peneliti menggunakan lembar pengamatan sebagai

12 Syifa Sirrurahmah V V V

13 Syukria Abdi la V V V

(43)

15 Tina Auliya F V V V

16 Randika Eka P V V V

17 Fadilla Nur S V V V

JUMLAH 16 16 16

RATA-RATA 15+15+16:3=15,3(90,2%)

Lembar pengamatan niat, bacaan dan gerakan siswa sebagai berikut:

No Nama Niat Bacaan Gerakan

Baik Ckp Krg Baik Ckp Krg Baik Ckp Krg

1 Rafli V V V

13 Syukria Abdila V V V

14 Tegar Arya S V V V

15 Tina Auliya F V V V

16 Randika Eka P V V V

17 Fadilla Nur S V V V

(44)

4. Refleksi

Kegiatan ini bertujuan untuk menilai seluruh kegiatan

pembelajaran dengan modeling the way dalam rangka

meningkatkan hasil belajar pada materi keterampilan shalat

Berdasarkan hasil pengamatan selama berlangsungnya

tindakan praktek shalat pada siklus ke III ini, yaitu:

a. Dalam mengikuti praktek shalat beberapa siswa yang pada

siklus I belum bisa mengikuti bacaan dan gerakan shalat

dengan baik, pada siklus II siswa telah dapat mengikuti

bacaan dan gerakan dengan baik. Dan pada tahapan ini siklus

ke III, hampir 90% siswa sudah bisa mengikuti dengan baik

sesuai harapan.

b. Ketika guru menjelaskan bacaan dan gerakan shalat, siswa

lebih termotivasi untuk mendengarkan dengan teknik

modeling the way.

c. Tugas siswa untuk memprakktekkan bacaan dan gerakan

shalat sudah cukup jelas dengan teknik modeling the way.

Pada siklus III ini guru telah menerapkan pembelajaran

modeling the way dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta

hasil belajar siswa proses belajar mengajar sudah berjalan dengan

baik. Untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan

(45)

pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya dengan teknik

modeling the way dapat meningkatkan proses belajar mengajar,

(46)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Reduksi data telah dilaksanakan sejak pengambilan data penelitian

dan dilakukan proses penyelesaiannya, sehingga diperoleh hasil sebagai

berikut:

1. SIKLUS I

a. Hasil Pengamatan

Siklus I merupakan proses pembelajaran shalat dengan

mengunakan model atau peragaan, dengan materi mempraktekkan

shalat shubuh dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 20 April 2010

dengan alokasi waktu satu kali pertemuan 2 jam pelajaran (2x 35

menit).

Jam pelajaran pertama digunakan untuk persiapan dan

pelaksanaan tindakan , sedangkan jam pelajaran kedua digunakan

untuk melaksanakan uji coba dalam penelitian ini tidak dilakukan

sebelum seluruh proses pembelajaran shalat dilaksanakan.

Sebelum pelaksanaan, guru menjelaskan terlebih dahulu

tentang cara melakukan shalat dengan memperagakan shalat

selanjutnya guru menyuruh dua siswa maju satu laki - laki dan satu

(47)

Setelah pelaksanaan tindakan selesai dilaksanakan ujicoba

yaitu semua siswa mendemonstrasikan shalat shubuh berjamaah .

Untuk lebih jelasnya gambaran tentang hasil pengamatan proses

pembelajaran dengan teknik modeling the way dapat dilihat pada

lampiran.

b. Data hasil uji coba pelaksanaan praktik shalat pada siklus I

HASIL SIKLUS I

NO NAMA MURID PERNILA1AN JUMLAH RT2

NIAT BACAAN GERAK

1 Rafli 75 69 75 219 73.0

2 Annisa Dwi M 80 78 80 238 79.3

3 Ardian S 70 69 75 214 71.3

4 Aqil Annasikh 85 85 85 255 85.0 5 Harsindu Agam 60 60 62 182 60.7

6 Lisania Qurrota 80 79 80 239 79.7 7 M. Adam B. 70 69 70 209 69.7 8 M. Amal Nur S 80 79 80 239 79.7 9 M. Bayu B. 75 73 75 223 74.3 10 Nanda Bagus b 70 68 69 207 69.0

11 Silfi Afifatuz Z 80 79 79 238 79.3

12 Syifa S 75 73 75 223 74.3

13 Syukria Abdila 70 70 69 209 69.7

14 Tegar Arya S 70 69 69 208 69.3

15 Tina Auliya F 62 68 70 200 66.7

16 Randika Eka P 80 79 80 239 79.7 17 Fadhila Nur S 80 80 83 243 81.0

Jumlah 1262 1247 1276 3785 1 2 6 1 .7

(48)

Jumlah 17 100%

Nilai rata-rata uji coba melafalkan niat 1262 : 17 = 74,4

Banyaknya siswa yang mendapat nilai KKM > dari 75 sebanyak 58,8

%

Nilai rata-rata Bacaan shalat 1247 : 17 = 73,4. Banyaknya

siswa yang mendapatkan nilai KKM > 7 5 sebanyak 47,1 %

Nilai rata-rata gerakan shalat 1276 : 17 = 75,1 .Banyaknya

siswa yang mendapatkan nilai KKM > 75 = 64,7 %

c. Analisis

Dari hasil pengamatan pelaksanaan oleh guru pengamat siklus

I ini secara keseluruhan proses pembelajaran dengan teknik modeling

the way berlangsung sesuai rencana .Setelah seluruh proses

pembelajaran pada siklus ini selesai dilaksanakan, peneliti dan

kolaborator mendiskusikan hasil pengamatan untuk menemukan

kekurangan yang terdapat disiklus I. Selanjutnya hasil temuan

dimanfaatkan untuk melakukan perbaikan tindakan pada siklus II.

Adapun temuan diskusi tersebut antara lain:

1. Yang berkaitan dengan siswa :

a. Pada umumnya perhatian siswa sudah ada walaupun masih

(49)

b. Siswa merasa senang mengikuti kegiatan tersebut.

c. Siswa lebih bersungguh - sungguh dalam mengikuti praktik

shalat.

2. Yang berkaitan dengan guru

a. Guru membimbing siswa yang masih kekurangan

b. Guru tetap mengawasi dan memberikan pengarahan.

c. Memberi penghargaan bagi siswa yang hasilnya baik

3. Yang berkaitan dengan hasil uji coba siklus I

Hasil uji coba siswa pada siklus I belum tentu sesuai

harapan. Nilai rata -rata belum sesuai harapan. Nilai rata - rata

untuk indikator melafalkan niat 74,4 untuk indikator bacaan shalat

nilai rata-rata 73,4 sedangkan untuk indikator gerakan shalat nilai

nilai rata-rata 75,1. Sedangkan presentase ketuntasan siswa dalam

melafalkan niat mencapai 58,8 %. Untuk persentase ketuntasan

siswa dalam bacaan shalat mencapai 47,1 %.Adapun persentase

ketuntasan siswa dalam gerakan shalat mencapai 64,7%. Dari

ketiga indikator didapatkan hasil yang belum sesuai harapan, hal

ini disebabkan masih ada murid yang mendapat nilai di bawah

nilai KKM kurang dari 75 sekurang-kurangnya 75 % .

Pada data hasil uji coba I penelitian tindakan kelas ini

(50)

untuk mencapai hasil yang yang sesuai harapan dengan KKM yang

telah ditetapkan.

SIKLUS II

a. Hasil Pengamatan

Siklus II merupakan proses pembelajaran keterampilan shalat

dengan menggunakan metode modelling the way sebagai sarana untuk

mempemudah murid memahami, mengerti, dan menirukan gerak dengan

benar yang dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 27 April 2010 dengan

alokasi waktu satu kali pertemuan 2 jam pelajaran (2x 35 menit). Jam

pelajaran pertama digunakan untuk persiapan dan pelaksanaan tindakan,

sedangkan jam pelajaran kedua untuk pelaksanaan uji coba.

Sebelum pelaksanaan, guru menjelaskan terlebih dahulu tentang

cara melakukan shalat dengan memperagakan shalat selanjutnya guru

menyuruh dua siswa maju satu laki - laki dan satu perempuan untuk

melaksanakan shalat shubuh.

Setelah pelaksanaan tindakan selesai dilaksanakan ujicoba yaitu

semua siswa mendemonstrasikan shalat shubuh beijamaah . Untuk lebih

jelasnya gambaran tentang hasil pengamatan proses pembelajaran dengan

(51)

b. Data hasil uji coba pelaksanaan praktik shalat pada siklus I

HASIL SIKLUS II

NO NAMA MURID PERNILAIAN JUMLAH RT2

NIAT BACAAN GERAK

1 Rafli 80 85 80 245 81.7

2 Annisa Dwi M 85 85 80 250 83.3

3 Ardian S 75 76 78 229 76.3

4 Aqil Annasikh 90 85 85 260 86.7 5 Harsindu Agam 62 62 62 186 62.0

6 Lisania Qurrota 85 85 80 250 83.3 7 M. Adam B. 76 78 79 233 77.7 8 M. Amal Nur S 85 85 80 250 83.3 9 M. Bayu B. 75 78 75 228 76.0 10 Nanda Bagus b 72 75 75 222 74.0

11 Silfi Afifatuz Z 80 85 80 245 81.7

12 Syifa S 75 80 78 233 77.7

13 Syukria Abdila 78 78 78 234 78.0 14 Tegar Arya S 78 80 79 237 79.0 15 Tina Auliya F 75 70 75 220 73.3 16 Randika Eka P 80 85 82 247 82.3 17 Fadhila Nur S 85 85 85 255 85.0

Jumlah 1336 1357 1331 4024 1341.3

Rata-rata 78.6 79.8 78.3 236.7 78.9

Tabel Analisis Hasil Test Niat

No Nilai Kategori Jumlah Prosentase

1

.

8 6 -1 0 0 Baik 1 6%

2. 75-85 Cukup 14 82%

3. 40- 74 Kurang 2 12 %

(52)

Tabel Analisis Hasil Test Bacaan

No Nilai Kategori Jumlah Prosentase

1

.

86 -1 0 0 Baik

-

-2. 7 5 -8 5 Cukup 15 88%

3. 4 0 -7 4 Kurang 2 12%

Jumlah 17 100%

Tabel Analisis Hasil Test Gerakan

No Nilai Kategori Jumlah Prosentase

1 8 6 -1 0 0 Baik

-7 5 -8 5 Cukup 16 94%

4 -74 Kurang 1 6%

Jumlah 17 100%

Nilai rata-rata uji coba melafalkan niat 1336 : 17 = 78,6 Banyaknya

siswa yang mendapat nilai KKM > 7 5 sebanyak 94,1 %

Nilai rata -rata Bacaan shalat 1357 : 17 = 79,8. Banyaknya siswa

yang mendapatkan nilai KKM > 94,1 %.

Nilai rata-rata gerakan shalat 1331 : 17 = 78,3 .Banyaknya siswa

(53)

c. Analisis

Dari hasil pengamatan pelaksanaan oleh guru pengamat siklus II ini

secara keseluruhan proses pembelajaran dengan teknik modeling the way

berlangsung sesuai rencana .Setelah seluruh proses pembelajaran pada siklus

ini selesai dilaksanakan, peneliti dan kolaborator mendiskusikan hasil

pengamatan untuk menemukan kekurangan yang terdapat disiklus II.

Selanjutnya hasil temuan dimanfaatkan untuk melakukan perbanding

tindakan pada siklus I dengan siklus II. Adapun temuan diskusi tersebut

antara lain:

1. Yang berkaitan dengan siswa :

a. Pada umumnya perhatian siswa sudah ada walaupun masih ada

siswa yang gerakannya belum kompak.

b. Beberapa siswa memahami nama gerakan yang diperagakan.

Diketahui ternyata siswa tersebut ketika ditanya nama gerakan salah

satu rukun shalat kurang begitu tanggap menjawabnya.

c. Secara umum siswa aktif mengikuti kegiatan belajar mengajar.

2. Yang berkaitan dengan guru

a. Guru sudah cukup memahami dan mengetahui sampai sejauh mana

kemampuan siswa dalam gerak, bacaan, dan niat shalat.

b. Intensitas guru dalam memberikan bimbingan kepada siswa secara

individual sudah memadai, tetapi masih ada beberapa siswa yang

(54)

pemahaman terhadap lafal bacaan niat dan bacaan lain dalam shalat

serta gerakan shalat yang benar, juga kurangnya perhatian orang tua

terhadap pendidikan TPQ/TPA anak di rumah.

c. Guru tampak sudah cukup sabar dalam menyampaikan dan

mendemontrasikan bacaan dan gerakan shalat dengan pelan dan

jelas terhadap siswa yang lambat dalam mengikuti KBM dan tidak

lupa juga memberi motivasi kepadanya.

d. Tempat yang luas, bersih dan kondusif belum tersedia dengan baik,

sehingga kurang mendukung terciptanya suasana yang

menyenangkan bagi proses KBM.

e. Guru tidak mendominasi kegiatan belaj ar mengaj ar.

f. Metode yang digunakan guru sudah cukup komunikatif

3. Yang berkaitan dengan hasil uji coba siklus II

Pada penelitian siklus ke II sudah mencapai target, namun untuk

mengetahui lebih jelasnya pemahaman dan penguasaan praktek shalat

anak, siswa di uji coba sekali lagi di siklus ke III dengan praktik shalat

yang berbeda dari siklus I dan II.

SIKLUS III

a. Hasil Pengamatan

Siklus III merupakan proses pembelajaran keterampilan shalat

dengan menggunakan metode modelling the way sebagai sarana untuk

(55)

benar yang dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 11 mei 2010 dengan

alokasi waktu satu kali pertemuan 2 jam pelajaran (2x 35 menit). Jam

pelajaran pertama digunakan untuk persiapan dan pelaksanaan tindakan,

sedangkan jam pelajaran kedua untuk pelaksanaan uji coba.

Sebelum pelaksanaan, guru menjelaskan terlebih dahulu tentang

cara melakukan shalat dengan memperagakan shalat selanjutnya guru

menyuruh dua siswa maju satu laki - laki dan satu perempuan untuk

melaksanakan shalat shubuh.

Setelah pelaksanaan tindakan selesai dilaksanakan ujicoba yaitu

semua siswa mendemonstrasikan shalat shubuh berjamaah . Untuk lebih

jelasnya gambaran tentang hasil pengamatan proses pembelajaran dengan

teknik modeling the way dapat dilihat pada lampiran,

b. Data hasil uji coba pelaksanaan praktik shalat pada siklus III

HASIL SIKLUS III

NO NAMA MURID PERNILAIAN JUMLAH RT2

NIAT BACAAN GERAK

1 Rafli 80 75 80 235 78.3

2 Annisa Dwi M 85 85 85 255 85.0

3 Ardian S 76 78 78 232 77.3

4 Aqil Annasikh 90 85 85 260 86.7 5 Harsindu Agam 63 63 63 189 63.0

6 Lisania Qurrota A 85 85 85 255 85.0 7 M. Adam B. 77 78 79 234 78.0 8 M. Amal Nur S 85 85 85 255 85.0 9 M. Bayu B. 76 78 76 230 76.7 10 Nanda Bagus b 73 75 76 224 74.7

11 Silfi Afifatuz Z 85 80 85 250 83.3

(56)

13 Syukria Abdila 78 80 79 237 79.0

14 Tegar Arya S 75 70 76 221 73.7

15 Tina Auliya F 80 85 83 248 82.7

16 Randika Eka P 90 85 85 260 86.7

17 Fadhila Nur S 90 85 85 260 86.7

Jumlah 1363 1352 1365 4080 1360.0

Rata-rata 80.2 79.5 80.3 240.0 80.0

Tabel Analisis Hasil Test Niat

No Nilai Kategori Jumlah Prosentase

1 8 6 -1 0 0 Baik 3 18%

2 7 5 -8 5 Cukup 12 71%

3 4 0 -7 4 Kurang 2 12%

Jumlah 17 100%

Tabel Analisis Hasil Test Bacaan

No Nilai Kategori Jumlah Prosentase

1 8 6 -1 0 0 Baik -

-2 7 5 -8 5 Cukup 15 88%

3 4 0 -7 4 Kurang 2 12%

(57)

Tabel Analisis Hasil Test Gerakan

No Nilai Kategori Jumlah Prosentase

1 So -1 0 0 Baik -

-2 7 5 -8 5 Cukup 16 94%

3 40 -7 4 Kurang 1 6%

Jumlah 17 100%

Nilai rata-rata uji coba melafalkan niat 1363 : 17 = 80,2. Banyaknya

siswa yang mendapat nilai KKM > 75 sebanyak 88,2 %

Nilai rata -rata Bacaan shalat 1352 : 17 = 79,5. Banyaknya siswa

yang mendapatkan nilai KKM > 88,2 %.

Nilai rata-rata gerakan shalat 1365 : 17 = 80,3. Banyaknya siswa

yang mendapatkan nilai KKM > : 94,1 %,

c. Analisis

Dari hasil pengamatan pelaksanaan oleh guru pengamat siklus III

ini secara keseluruhan proses pembelajaran dengan teknik modeling the

way berlangsung sesuai rencana. Setelah seluruh proses pembelajaran

pada siklus ini selesai dilaksanakan, peneliti dan kolaborator

mendiskusikan hasil pengamatan untuk menemukan memantapkan

(58)

hasil temuan dimanfaatkan untuk melakukan perbandingan tindakan pada

siklus I dengan siklus II. Adapun temuan diskusi tersebut antara lain:

1. Yang berkaitan dengan siswa :

a. Pada umumnya perhatian siswa sudah ada walaupun masih ada

siswa yang gerakannya belum kompak.

b. Beberapa siswa memahami nama gerakan yang diperagakan.

Diketahui ternyata siswa tersebut ketika ditanya nama gerakan

salah satu rukun shalat kurang begitu tanggap menjawabnya.

c. Secara umum siswa aktif mengikuti kegiatan belajar mengajar.

2. Yang berkaitan dengan guru

a. Guru sudah cukup memahami dan mengetahui sampai sejauh mana

kemampuan siswa dalam gerak, bacaan, dan niat shalat.

b. Intensitas guru dalam memberikan bimbingan kepada siswa secara

individual sudah memadai, tetapi masih ada beberapa siswa yang

kurang. Hal ini dikarenakan siswa yang bersangkutan kurang

pemahaman terhadap lafal bacaan niat dan bacaan lain dalam

shalat serta gerakan shalat yang benar, juga kurangnya perhatian

orang tua terhadap pendidikan TPQ/TPA anak di rumah.

c. Guru tampak sudah cukup sabar dalam menyampaikan dan

mendemontrasikan bacaan dan gerakan shalat dengan pelan dan

jelas terthadap siswa yang lambat dalam mengikuti KBM dan tidak

(59)

d. Tempat yang luas, bersih dan kondusif belum tersedia dengan baik,

sehingga kurang mendukung terciptanya suasana yang

menyenangkan bagi proses KBM.

e. Guru tidak mendominasi kegiatan belajar mengajar.

f. Metode yang digunakan guru sudah cukup komunikatif

3. Yang berkaitan dengan hasil uji coba siklus III

Pada penelitian ini dilakukan III siklus didapat hasil yang

dirasa sudah cukup. Hal ini terbukti hasil yang diperoleh sudah sesui

harapan dan tujuan yang di kehendaki dalam penelitian.

B. Pembahasan

Pembahasan hasil penelitian didasarkan pada pengamatan selama

berlangsungnya proses pembelajaran dan hasil analisisnya, serta hasil

refleksinya.

1. Pembahasan Hasil Siklus I

a. Adanya peningkatan keterampilan shalat siswa dibandingkan hasil

tahun lalu ajaran 2008-2009.

b. Nilai rata-rata kelas belum memenuhi target penelitian yaitu 75%,

tetapi untuk ketuntasan belajar siswa belum sesuai harapan yaitu baru

mencapai 74,2%, karena masih di bawah indikator yang ditetapkan.

Walaupun sudah mengalami peningkatan dibanding dengan tahun

(60)

c. Siswa sudah cukup berpartisipasi dalam proses pembelajaran, tetapi

dominasi guru dalam proses pembelajaran agar dikurangi dengan

lebih banyak memberi kesempatan kepada siswa untuk berinisiatif

dan melakukan sendiri, sehingga pembelajaran lebih aktif.

d. Bahasa yang digunakan guru dalam menyampaikan penjelasan sudah

dapat di tangkap oleh sebagian besar siswa, akan tetapi untuk

beberapa siswa perlu pengantar yang lebih sederhana dan

komunikatif.

e. Guru sudah melakukan bimbingan secara klasikal dengan baik,

terbukti teijadi peningkatan keterampilan, akan tetapi beberapa siswa

perlu diberi bimbingan individual.

Berdasarkan hasil pembahasan di atas, maka penelitian perlu dilanjutkan

ke siklus II, dengan merefleksikan pada siklus I.

2. Pembahasan Hasil Siklus II

Pembahasan hasil penelitian didasarkan pada pengamatam

selama berlangsungnya proses pembelajaran dan hasil analisisnya serta

hasil refleksi. Adapun hasilnya sebagai berikut:

a. Nilai rata-rata kelas pada siklus II mengalami kenaikan dibanding

pada siklus I sesuai harapan.

b. Secara umum siswa aktif, tetapi guru perlu lebih mendorong siswa

(61)

c. Bahwa guru menentukan target cukup tinggi adalah yang positif,

tetapi hendaknya dapat melihat potensi objektif siswa, jangan

menggunakan standar dirinya maupun standar siswa dari sekolah lain

dalam menyampaikan materi pelajaran, sehingga siswa lebih dapat

menerima dan mengikuti.

d. Siswa sudah cukup berpartisipasi dalam proses pembelajaran,

dominasi KBM guru dalam proses pembelajaran tidak menonjol,

sehingga siswa dapat berperan aktif dalam mengikuti pelajaran.

e. Bahasa yang digunakan guru dalam menyampaikan penjelasan sudah

dapat ditangkap oleh sebagian besar siswa, tetapi untuk beberapa

siswa perlu pengantar yang lebih sederhana dan komunikatif.

f. Guru sudah melakukan bimbingan secara klasikal dengan baik

terbukti terjadi peningkatan daya serap, tetapi untuk beberapa siswa

perlu adanya bimbingan individual.

g. Presentase ketuntasan belajar bila dibandingkan dengan siklus I, pada

siklus II mengalami kenaikan 4,7.

h. Adanya peningkatan prestasi yang cukup signifikan dibanding tahun

ajaran 2008-2009. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata siswa dan

(62)

3. Pembahasan Hasil Siklus III

Pembahasan hasil penelitian didasarkan pada pengamatan

selama berlangsungnya proses pembelajaran dan hasil analisisnya serta

hasil refleksi. Adapun hasilnya sebagai berikut:

a. Nilai rata-rata kelas pada siklus III sudah sesuai KKM yang telah

ditentukan.

b. Secara umum siswa aktif, tetapi guru perlu lebih mendorong siswa

agar lebih termotivasi untuk shalat.

c. Bahwa guru menentukan target cukup tinggi adalah yang positif,

tetapi hendaknya dapat melihat potensi objektif siswa, jangan

menggunakan standar dirinya maupun standar siswa dari sekolah lain

dalam menyampaikan materi pelajaran, sehingga siswa lebih dapat

menerima dan mengikuti.

d. Siswa sudah cukup berpartisipasi dalam proses pembelajaran,

dominasi KBM guru dalam proses pembelajaran tidak menonjol,

sehingga siswa dapat berperan aktif dalam mengikuti pelajaran.

e. Bahasa yang digunakan guru dalam menyampaikan penjelasan sudah

dapat ditangkap oleh sebagian besar siswa, tetapi untuk beberapa

siswa perlu pengantar yang lebih sederhana dan komunikatif.

f. Guru sudah melakukan bimbingan secara klasikal dengan baik

terbukti terjadi peningkatan daya serap, tetapi untuk beberapa siswa

(63)

g. Adanya peningkatan prestasi yang cukup signifikan dibanding tahun

ajaran 2008-2009. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata siswa dan

ketuntasan belajar.

Dari hasil pembahasan dari siklus pembahasan dari siklus I ,11

dan III serta berdasarkan nilai rata-rata hasil uji coba pada setiap akhir

siklus telah terjadi peningkatan nilai rata-rata kelas yaitu dari 74,2 pada

siklus I naik menjadi 78,9 Pada siklus II dan 80,0 pada siklus III,

peningkatan ketuntasan belajar siswa sebesar yaitu dari 56,9% menjadi

94,1% dan siklus III telah mencapai target 90,2%, dari data tersebut dapat

diartikan bahwa pemakaian Teknik modeling the way pada pelajaran fiqih

(praktek shalat) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas II Miftahun

Najihin Kauman Lor Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. Dengan

(64)

BABY

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pembelajaran shalat dengan teknik modeling the way dapat meningkatkan

keterampilan shalat siswa terbukti teijadi perbedaan yang signifikan

antara sebelum dan sesudah pembelajaran praktik shalat dengan

menggunakan Teknik modeling the way. Hal ini dapat diketahui dari nilai

rata-rata sebelum diadakan penelitian adalah 70, banyaknya siswa yang

mendapat nilai >75 sebanyak 75%. Dari hasil siklus I diperoleh data rata-

rata nilai siklus I 74,2 banyaknya siswa yang mendapat nilai > 7 5

sebanyak 56,9%. Hasil siklus II diperoleh rata-rata 78,9 banyaknya siswa

yang mendapat nilai > 75 sebanyak 94,1% dan siklus III diperoleh data

rata-rata nilai 80,0 banyaknya siswa yang mendapat nilai > 75 sebanyak

90,2%.

2. Upaya untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran shalat

dengan teknik modeling the way dilakukan dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

1. Menentukan permasalahan dan pengkajian evaluasi terhadap

pembelajaran materi shalat yang selama ini dilakukan yang

menyebabkan siswa kurang aktif dalam mengikuti proses

(65)

2. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang sesuai dengan

teknik modeling the way.

3. Memperagakan bacaan dan gerakan untuk mengetahui hasil belajar

siswa sebelum dan sesudah pelaksanaan tindakan kelas.

4. Menyiapkan media dan fasilitas pendukung meliputi buku paket fiqih

kelas II, gambar praktek shalat dan musholla sebagai sarana

penunjang dalam proses pembelajaran.

5. Menginformasikan kepada siswa supaya lebih focus pada materi,

sehingga dapat mempraktekkan dengan baik.

6. Membuat kontrak atau kesepakatan belajar sebelum proses belajar

mengajar dimulai.

7. Membuat panduan observasi untuk mengetahui motivasi belajar siswa,

dan kelancaran kegiatan pembelajaran dengan teknik modeling the

way.

3. Kemampuan keterampilan Shalat siswa dalam Penerapan pembelajaran

shalat dengan Teknik modeling the way mengalami peningkatan dari

sebelumnya. Hal ini dapat dibuktikan dari antusias siswa dan hasil praktek

yang meningkat dari siklus I sampai siklus III dari 56,9% menjadi 94%

dan ketika praktek shalat yang lain bisa langsung mencapai 90,2%. Dari

kesimpulan di atas menunjukkan bahwa hasil penelitian dan pembelajaran

dengan menggunakan Teknik modelling the way dapat meningkatkan

Gambar

Tabel Analisis Hasil Test Niat
Tabel Analisis Hasil Test Bacaan
Tabel Analisis Hasil Test Niat
Tabel Analisis Hasil Test Gerakan

Referensi

Dokumen terkait

Judul dari proyek akhir ini Perancangan Buku Saku Panduan Menanam Tanaman Obat Keluarga di Kota Semarang, dengan pemilihan judul dan tema ini diharapkan

Lembaga non- syariah yang kemunculannya sangat cepat dan terstuktur di berbagai wilayah di Jambi, dengan perkembangan LKM sebagian besar bertujuan untuk

Selain BglII dengan gen sitokrom b, enzim dan daerah gen lain dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan lebah AHB.. Daerah gen tersebut adalah lrRNA/Eco

Penelitian pertama menggunakan sampel sejumlah 4,8 kg dengan debit udara rendah yaitu 0,57 L/menit dan debit udara tinggi yaitu 1,13 L/menit dengan waktu tinggal 7 hari..

Adapun judul dari laporan akhir ini adalah Perencanaan Jaringan Irigasi Daerah Air Rias Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Selanjutnya pada kesempatan ini pula,

Pernyataan di atas dengan jelas menunjukkan bahwa analisa ekonomi regional pada hakekatnya membahas mengenai kegiatan perekonomian ditinjau dari segi sudut

1) Jika Satuan Organisasi/Unit Kerja/Istana-istana Kepresidenan di daerah telah memiliki SOP, maka proses penilaian kebutuhan dapat dimulai dengan mengevaluasi SOP

Seperti umumnya orang dengan tipe kepribadian pengawal (David Keirsey, 1998), Wiranto menunjukkan ciri bangga terhadap dirinya sebagai orang yang dapat diandalkan,.. penolong,