• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh gaya kepemimpinan, kemampuan mengelola stres, dan tingkat kepercayaan diri terhadap motivasi kerja : studi kasus pada Hotel Sahid Raya, Yogyakarta - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh gaya kepemimpinan, kemampuan mengelola stres, dan tingkat kepercayaan diri terhadap motivasi kerja : studi kasus pada Hotel Sahid Raya, Yogyakarta - USD Repository"

Copied!
131
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen

Disusun oleh:

Nama : Fransiskus Freddy Tisna NIM : 052214054

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen

Disusun oleh:

Nama : Fransiskus Freddy Tisna NIM : 052214054

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

iv

Kalau Anda berpikir Anda kalah, Anda kalah. Kalau Anda berpikir anda tidak berani, Anda tidak berani. Kalau Anda ingin menang tetapi berpikir Anda tidak bisa,

Hampir dapat dipastikan anda tidak bisa. Perjuangan hidup tidak selalu dimenangkan Oleh orang yang lebih kuat atau lebih cepat, Tetapi cepat atau lambat, orang yang menang

Adalah orang yang berpikir dia bisa menang. (Arnold Palmer)

Kegagalan hanyalah kesempatan untuk memulai lagi secara lebih cerdik. (John C. Maxwell)

Skripsi ini dipersembahkan kepada

(6)
(7)
(8)

vii

atas karunia dan rahmatNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

dengan judul “Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Kemampuan Mengelola Stres, dan

Tingkat Kepercayaan Diri: Studi Kasus pada Hotel Sahid Raya Yogyakarta.”

Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulisan Skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai

pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Drs. Y.P. Supardiyono, M.Si. Akt., Q.I.A., selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak V. Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A., selaku Ketua Program Studi

Manajemen Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Dr. H. Herry Maridjo, M.Si., selaku dosen pembimbing I, yang telah

mengarahkan dan membimbing penulis dengan kesungguhan hati.

4. Bapak A. Yudi Yuniarto, SE., M.B.A., selaku dosen II, yang telah

mengarahkan dan membimbing penulis sehingga skripsi ini menjadi lebih

baik.

5. Bapak Drs. Marianus Moktar Modesir M.M., selaku dosen penguji yang telah

(9)

viii

Triwahyudi dan kawan – kawan manajemen lainnya, yang telah membantu

penulis berproses dalam penulisan skripsi.

8. Kawan – kawan kos Jl. STM Pembangunan no 4a, yang telah memberikan

dukungannya.

9. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak

dapat disebutkan satu – persatu

.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya,

oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca guna

menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat menjadi

bahan masukan bagi rekan – rekan dalam menyusun skripsi.

Yogyakarta, 6 Oktober 2009

Penulis

Fransiskus Freddy Tisna

(10)

ix

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……… ii

HALAMAN PENGESAHAN……….. iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN……….. iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS……. v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN………. vi

HALAMAN KATA PENGANTAR………. vii

HALAMAN DAFTAR ISI……… ix

HALAMAN DAFTAR TABEL……… xiii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR……….. xiv

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN……… xv

ABSTRAK……… xvi

ANSTRACT………. xvii

BAB I PENDAHULUAN……….. 1

A. Latar Belakang Masalah ……… 1

B. Rumusan Masalah……….. 3

C. Pembatasan Masalah ……….. 4

D. Tujuan Penelitian……… 4

E. Manfaat Penelitian……….. 5

(11)

x

2. Fungsi Sumber Daya Manusia ……….... 9

3. Kepemimpinan ……… 11

4. Penemuan Klasik tentang Kepemimpinan……… 13

5. Gaya Kepemimpinan Kontinum……… 14

6. Fungsi Kepemimpinan ………. 14

7. Definisi Stres ………... 15

8. Sumber Stres………. 16

9. Kemampuan Mengelola Stres ……….. 18

10. Kiat Menanggulangi Stres ……… 19

11. Tingkat Kepercayan Diri………... 23

12. Motivasi ………. 24

B. Penelitian – Penelitian Sebelumnya……… 26

C. Kerangka Konseptual Penelitian ……….. 28

D. Hipotesis………. 28

BAB III METODE PENELITIAN………. 30

A. Jenis Penelitian……… 30

B. Subyek dan Obyek Penelitian………. 30

C. Waktu dan Lokasi Penelitian……….. 30

(12)

xi

H. Sumber Data……… 33

I. Teknik Pengumpulan Data………. 34

J. Teknik Pengujian Instrumen ……… 34

K. Teknik Analisis Data ………. 36

BAB IV GAMBARAN UMUM HOTEL SAHID RAYA……… 43

BAB V ANALISIS DATA & PEMBAHASAN……… 64

A. Identitas Responden……… 64

1. Jenis Kelamin………. 64

2. Status Perkawinan………. 64

3. Lama Bekerja……… 65

4. Pendidikan Terakhir………. 65

B. Analisis Uji Validitas dan Uji Reabilitas……… 66

1 Hasil Uji Validitas………. 66

2. Hasil Uji Reliabilitas……….. 68

C. Analisis Data……… 68

1. Analisis Regresi Linier Berganda……….. 68

2. Uji Asumsi Klasik………. 69

3. Koefisien Determinasi……….. 74

4. Pengujian Signifikansi Pengaruh Simultan dengan uji F 74

(13)

xii

B. Saran……….. 79

C. Keterbatasan……… 80

DAFTAR PUSTAKA………. 81

(14)

xiii

IV.1 Kapasitas Convention Hall……… 49

V.1 Jenis Kelamin ……… 64

V.2 Status Perkawinan ……… 64

V.3 Lama Bekerja ………. 65

V.4 Pendidikan Terakhir ………. 65

V.5 Uji Validitas Variabel Penelitian……….. 67

V.6 Hasil Uji Reliabilitas Penelitian ……… 68

V.7 Hasil Uji Regresi Linier Berganda ……… 69

V.8 Hasil Uji Asumsi Klasik Multikolinieritas ……… 69

V.9 Hasil Uji Asumsi Klasik Autokorelasi ………. 73

V.10 Hasil Koefisien Determinasi………. 74

V.11 Hasil Uji F ……… 74

(15)

xiv

Halaman

V.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas ………. 71

V.2 Gambar Histogram………. 72

(16)

xv

Nomor Judul Lampiran

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian

Lampiran 2 Print out hasil olah data kuesioner penelitian I

Lampiran 3 Print out hasil olah data kuesioner penelitian II

Lampiran 4 Tabel Responden

Lampiran 5 Daftar data SPSS

Lampiran 6 Daftar Tabel F

(17)

xvi

KERJA

Studi Kasus pada Hotel Sahid Raya,Yogyakarta

Fransiskus Freddy Tisna Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan, kemampuan mengelola stres, dan tingkat kepercayaan diri terhadap motivasi kerja di Hotel Sahid Raya, Yogyakarta. Penelitian dilakukan pada bulan September sampai Oktober 2009 di Hotel Sahid Raya, Yogyakarta. Pemgumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan Hotel Sahid Raya, Yogyakarta. Sampel dalam penelitian ini ditentukan sebanyak 100 responden, dan pengambilannya dengan teknik simple random sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan (X1), kemampuan mengelola stres (X2), dan tingkat kepercayaan

diri (X3) secara bersama – sama berpengaruh terhadap motivasi kerja (Y). Secara

parsial, gaya kepemimpinan (X1) berpengaruh negatif terhadap motivasi kerja

(Y), kemampuan mengelola stres (X2) berpengaruh secara positif terhadap

motivasi kerja (Y), sedangkan tingkat kepercayaan diri (X3) tidak berpengaruh

(18)

xvii

Case Study at Hotel Sahid Raya Yogyakarta

Fransiskus Freddy Tisna Sanata Dharma University

Yogyakarta 2009

This research aims to determine the influences of leadership style, the ability of managing stress, and the level of confidence on work motivation at Hotel Sahid Raya Yogyakarta. Research was conducted from September to October 2009 at Hotel Sahid Raya Yogyakarta. The data was gathered by employing questionnaire method. Populations in this research are employees of Hotel Sahid Raya Yogyakarta. The samples of the study are 100 respondents, and the acquisitioned by Accidental sampling techniques. Data analysis technique used was multiple linear regression analysis. The results of this study indicated that leadership style (X 1), the ability of managing stress (X 2), and the level of

confidence (X 3) brought the same influence on work motivation (Y). Partially,

leadership style (X1)negatively influenced the work motivation (Y), the ability to

manage stress (X 2) positively influenced the work motivation(Y), while the

(19)

1

A. Latar Belakang Masalah

Dalam mengelola organisasi saat ini dituntut adanya perubahan dari

yang tradisionil menjadi yang modern. Perubahan manajemen dalam suatu

organisasi akan terjadi dengan baik apabila lingkungan yang ada mendukung

sepenuhnya baik di tingkat atas maupun di tingkat bawah. Dalam menghadapi

perubahan tentunya sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang

memberikan andil untuk meningkatkan kinerja organisasi. Perilaku individu

dalam suatu organisasi akan memiliki hubungan yang erat dengan kondisi

lingkungannya.

Dalam menjalankan organisasi dibutuhkan kerjateambukan individual karenanya faktor kepemimpinan menjadi kunci suksesnya suatu kelompok

kerja. Harapan yang ada adalah bahwa dengan berbagai macam personality

yang dimiliki oleh seseorang pemimpin harus dapat menciptakan dorongan

bagi pengikutnya atau orang lain yang yang ada di sekitarnya. Pemimpin

sebagai orang yang bertanggung jawab terhadap jalannya organisasi mestinya

telah mempunyai banyak strategi dalam melaksanakan tugasnya, antara lain

dengan mensosialisasikan apa yang diharapkan agar tujuan organisasi dapat

tercapai dengan sempurna. Karena sifat manusia berbeda-beda, maka gaya

(20)

berdasarkan karakteristik tugas, penanganan masalah dan pendelegasian tugas.

Oleh karena itu gaya kepemimpinan memiliki peran yang penting.

Dalam dunia kerja, tiap individu memiliki kondisi tertentu. Misal

bekerja selama 5 hari seminggu, bekerja selama 8 jam sehari, mengejar target,

mendapat keluhan dari pelanggan, bekerja lembur, dan lain-lain. Hal hal di

atas dapat menimbulkan stres pada individu yang bersangkutan. Stres yang

berkelanjutan dapat merusak performa kerja individu dan juga dapat

berpengaruh pada kegiatan usaha. Oleh karena itu pengelolaan stres yang tepat

sangat dibutuhkan.

Ada beberapa sikap yang dibutuhkan oleh individu untuk sukses. Salah

satu sikap yang diperlukan adalah percaya diri. Individu yang tidak memiliki

percaya diri sangat diragukan bisa cepat berkembang. Individu yang percaya

diri akan dapat melihat tujuan dan dapat bersikap dengan baik. Oleh karena itu

percaya diri menjadi sesuatu yang mutlak ada.

Dalam suatu organisasi, tidak ada yang berhasil tanpa tingkat usaha

dan komitmen tertentu dari para anggotanya. Motivasi adalah sesuatu yang

menimbulkan semangat. Motivasi berhubungan dengan psikologis seseorang

yang mencerminkan hubungan atau interaksi antara sikap, kebutuhan, dan

kepuasan yang terjadi pada diri manusia. Karena alasan itu, atasan perlu

memahami motivasi sebagai faktor yang menyebabkan, menyalurkan, dan

(21)

Untuk itu penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul:

“Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Kemampuan Mengelola Stres, dan Tingkat Kepercayaan Diri terhadap Motivasi Kerja”: Studi Kasus pada Hotel Sahid Raya, Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah gaya kepemimpinan, kemampuan mengelola stres dan tingkat

kepercayaan diri secara simultan berpengaruh terhadap motivasi kerja?

2. Apakah gaya kepemimpinan, kemampuan mengelola stres dan tingkat

kepercayaan diri secara parsial berpengaruh terhadap motivasi kerja?

C. Pembatasan Masalah

Bertitik tolak pada rumusan masalah, maka penulis perlu membatasi

permasalahan dengan tujuan agar pembahasan permasalahan tidak terlalu luas.

Berikut ini adalah masalah yang dibatasi:

1. Pengujian pada gaya kepemimpinan, kemampuan mengelola stres, dan

tingkat kepercayaan diri terhadap motivasi kerja.

2. Responden yang diambil yaitu sebagian dari karyawan Hotel Sahid Raya

Yogyakarta.

(22)

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui apakah gaya kepemimpinan, kemampuan mengelola stres, dan

tingkat kepercayaan diri secara simultan berpengaruh terhadap motivasi

kerja

2. Mengetahui apakah gaya kepemimpinan, kemampuan mengelola stres, dan

tingkat kepercayaan diri secara parsial berpengaruh terhadap motivasi

kerja

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Hotel Sahid Raya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dalam

pemecahan masalah terutama yang berkaitan dengan motivasi kerja.

2. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan informasi dan referensi bagi

mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

3. Bagi Penulis

Dengan adanya penelitian ini penulis dapat mengetahui, menganalisis dan

(23)

F. Sistematika Penulisan

BAB I: PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika

penulisan.

BAB II: KAJIAN PUSTAKA

Kajian Pustaka memuat empat hal pokok, yaitu landasan teori,

hasil penelitian sebelumnya, kerangka konseptual penelitian, dan

hipotesis.

BAB III: METODE PENELITIAN

Bab ini mencakup tentang jenis penelitian, subjek dan objek

penelitian, waktu dan lokasi penelitian, variabel penelitian,

populasi dan sampel, definisi operasional, sumber data, teknik

pengumpulan data, teknik pengujian instrumen dan teknik analisis

data.

BAB IV: GAMBARAN UMUM SUBYEK PENELITIAN

Gambaran Umum Subyek Penelitian secara garis besar

menjelaskan mengenai subyek penelitian. Subyek Penelitian dalam

hal ini adalah karyawan Hotel Sahid Raya Yogyakarta. Di sini akan

dikemukakan mengenai sejarah singkat Hotel Sahid Raya

Yogyakarta, visi, misi, semboyan, lokasi hotel, fasilitas hotel,

(24)

BAB V: ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai deskriptif data, uji validitas

dan reliabilitas, analisis dan pembahasannya.

BAB VI: KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN

Pada bab ini akan dikemukan mengenai kesimpulan yang diperoleh

(25)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia adalah sumber daya yang paling penting

dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan dimana bersama unsur

lainnya seperti modal, dan bahan baku terkadang merupakan input yang

diubah melalui proses manajemen menjadi output yang berupa barang atau

jasa dalam upaya mencapai tujuan organisasi (Tulus, 1993:2).

Manusia bukan hanya mengkonsumsi produk yang dihasilkan

tetapi juga merupakan barang yang utama dalam organisasi

(Heidjrachman, 1997:3). Unsur manusia berkembang menjadi suatu

bidang ilmu manajemen yang disebut Manajemen Sumber Daya Manusia,

yang didefinisikan sebagai serangkaian tindakan dalam pemikiran, seleksi,

pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaaan sumber daya manusia dan

bukan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan, baik tujuan individu

maupun tujuan organisasi (Mudji dan Purbudi, 1997:4).

Perencanaan sumber daya manusia mempunyai kegunaan (Mudji.

dan Purbudi, 1997:17) sebagai berikut:

(26)

1. Seperti halnya pada semua perencanaan, memberikan pedoman

bertindak, serta memungkinkan manajemen memusatkan pada

masalah-masalah yang dihadapi dalam mencapai tujuan perusahaan.

2. Mempersiapkan tenaga manusia yang dibutuhkan oleh perusahaan,

utamanya menghadapi perubahan dan rencana baru di masa yang akan

datang.

3. Bagi perusahaan, penggunaan sumber daya manusia secara efisien.

4. Bagi individu, memungkinkan karyawan berkembang sesuai dengan

jalur karir yang ada.

5. Secara nasional perencanaan sumber daya manusia secara sistematis

pada tingkat perusahaan, yang pada gilirannya akan memungkinkan

perusahaan mampu bersaing.

Langkah-langkah perencanaan meliputi:

a. Perencanaaan kebutuhan untuk masa yang akan datang, yaitu berapa

orang yang akan dibutuhkan oleh organisasi agar tetap beroperasi di

waktu-waktu mendatang.

b. Perencanaan keseimbangan untuk waktu yang akan datang, yaitu

berapa orang yang akan dipekerjakan saat ini diharapkan akan tetap

tinggal dalam organisasi. Selisih antara jumlah ini dan jumlah yang

diperlukan oleh organisasi mengarah pada langkah berikut.

c. Perencanaan untuk merekrut, menyeleksi dan memberhentikan, yaitu

(27)

d. Perencanaan untuk pengembangan, yaitu bagaimana pelatihan dan

pemeliharaan orang-orang di dalam organisasi dapat dikelola agar

dapat menjamin bahwa organisasi memperoleh persediaan tenaga kerja

yang berpengalaman dan mampu secara kontinyu.

2. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

Menurut Heidjrachman (1997:5) mengatakan bahwa manajemen

sumber daya manusia memiliki fungsi-fungsi. Di dalam fungsi tersebut

dibagi dalam 2 bagian yaitu fungsi struktural dan fungsi operasional yang

meliputi:

a. Fungsi struktural.

1) Perencanaan.

Perencanaan adalah merencanakan program kebutuhan sumber

daya manusia untuk kebutuhan yang akan datang yang akan

membantu mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan.

Fungsi perencanaan ini sangat penting dalam pengelolaan sumber

daya manusia.

2) Pengorganisasian.

Setelah rencana program yang akan dilaksanakan ditentukan maka

diperlukan organisasi sebagai alat untuk melaksanakan rencana

tersebut. Organisasi ini tugasnya merancang susunan dari berbagai

(28)

3) Pengarahan.

Setelah mempunyai rencana organisasi maka yang diperlukan

adalah bagaimana melaksanakannya. Fungsi ini mempunyai

pengertian bagaimana mengusahakan dan mengarahkan karyawan

agar dapat bekerja secara efektif.

4) Pengawasan.

Pengawasan merupakan fungsi manajeman untuk mengamati dan

membandingkan antara rencana dengan pelaksanaan dan

mengoreksi apabila terjadi penyimpangan atau penyesuaian

kembali rencana yang telah dibuat.

b. Fungsi Operasional.

1) Pengadaan.

Pengadaan adalah fungsi manajemen untuk mendapatkan jumlah

dan jenis karyawan untuk mencapai tujuan organisasi. Fungsi

utama menyangkut tentang penentuan kebutuhan tenaga kerja,

penarikan seleksi dan penempatannya.

2) Pengembangan.

Pengembangan adalah fungsi manajemen untuk meningkatkan

kemampuan dan keterampilan tenaga kerja melalui pelatihan yang

diperlukan agar dapat menjalankan tugas dengan baik.

3) Kompensasi.

Kompensasi adalah pemberian penghargaan yang adil dan layak

terhadap karyawan sesuai tunjangan mereka untuk mencapai tujuan

(29)

4) Pemeliharaan.

Pemeliharaan adalah bagaimana mempertahankan dan

meningkatkan kondisi kerja yang telah ada.

3. Kepemimpinan

Pemimpin adalah orang yang bertanggung jawab terhadap kinerja

organisasi, sehingga seorang pemimpin harus mempunyai banyak strategi

dalam melaksanakan tugasnya antara lain dengan menyampaikan apa yang

mereka harapkan agar tujuan organisasi dapat tercapai. Banyak hal yang

dituntut dari seorang pemimpin dalam melaksanakan tugasnya, namun

pada hakekatnya perlu memperoleh gambaran yang jelas tentang diri

seorang pemimpin. Sering terjadi salah persepsi tentang istilah pemimpin

oleh karena itu, di sini dikemukakan pendapat-pendapat ahli tentang

kepemimpinan. Menurut Kartini Kartono (dalam Anoraga dan Suyati,

1995:91), pemimpin adalah pribadi yang memiliki kecakapan khusus

dengan atau tanpa adanya pengangkatan resmi dapat mempengaruhi

kelompok yang dipimpinnya, untuk melakukan usaha bersama mengarah

pada pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

Kepemimpinan menurut R.E. Byrd dan Block (dalam Sujak,

1996:1-2), kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi,

menggerakkan, dan mengarahkan suatu tindakan pada diri seseorang atau

sekelompok orang, untuk mencapai tujuan tertentu pada situasi tertentu.

Keterampilan dalam memimpin terdiri dari:

(30)

Pemberian kuasa adalah pembagian atau pemberian kuasa oleh

pemimpin terhadap bawahannya.

b. Intuisi (intuition)

Intuisi adalah keterlibatan manajer atau pimpinan dalam menatap

situasi, mengantisipasi perubahan, mengambil resiko dan membangun

kejujuran.

c. Pemahaman diri (self understanding)

Pemahaman diri adalah kemampuan untuk mengenali

kekuatan-kekuatan atau hal-hal yang positif yang ada pada dirinya dan

kemampuan dalam menetapkan upaya mengatasi kelemahan yang ada

pada dirinya.

d. Pandangan (vision)

Pandangan adalah keterlibatan dirinya dalam mengimajinasi kondisi

lingkungan yang berbeda-beda, serta dalam mengimajinasikan suatu

kondisi untuk memperbaiki lingkungan organisasi.

e. Nilai keseluruhan (congruence value)

Nilai keseluruhan adalah kemampuan pimpinan dalam mengetahui dan

memahami nilai yang berkembang dalam organisasinya,

nilai-nilai yang dimiliki bawahannya, serta dalam memadukan dua nilai-nilai

(31)

4. Penemuan Klasik tentang Kepemimpinan

a. Studi Iowa

Usaha untuk mempelajari kepemimpinan pada mulanya dilakukan

pada tahun 1930 oleh Ronald Lippit dan Ralph K.White di bawah

pengawasan Kurt Lewin di Universitas Iowa didapati terdapat 3 Gaya

kepemimpinan, yaitu:

1) Gaya Otokratis

Pemimpin yang otoriter bertindak sangat direktif, selalu

memberikan pengarahan, dan tidak memberikan kesempatan

timbulnya partisipasi.

2) Gaya Demokratis

Pemimpin yang demokratis mendorong kelompok diskusi dan

pembuat keputusan.

3) GayaLaissez Faire

Pemimpin yang laissez faire memberikan kebebasan yang mutlak pada kelompok.

b. Studi Ohio

Dalam tahun 1945, biro penelitian bisnis dari Universitas Negeri Ohio

melakukan serangkaian penemuan dalam bidang kepemimpinan.

Penelitian Ohio menemukan 4 macam kombinasi dari struktur inisiatif

(perilaku tugas) dengan perhatian (perilaku hubungan), yaitu:

1) Rendah struktur dan tinggi perhatian..

2) Tinggi struktur dan tinggi perhatian.

(32)

4) Tinggi struktur dan rendah perhatian.

c. Studi Michigan

Studi Michigan menghasilkan dimensi perilaku kepemimpinan yang

disebut berorientasi karyawan dan berorientasi produk. Pemimpin yang

berorientasi karyawan dideskripsikan sebagai menekankan hubungan

antar pribadi. Mereka secara berminat pada kebutuhan bawahan

mereka dan menerima perbedaan individual di antara anggota-anggota.

Pemimpin yang berorientasi produksi, cenderung menekankan pada

aspek teknis atau tugas atas pekerjaan tertentu.

5. Gaya Kepemimpinan Kontinum

Gaya kepemimpinan kontinum, pertama kali diperkenalkan oleh

Robert Tannenbaum dan Warren Schmidt. Ada dua bidang pengaruh yang

ekstrem. Pertama, bidang pengaruh pimpinan dan kedua, bidang pengaruh

kebebasan bawahan. Kedua bidang pengaruh ini dipergunakan dalam

hubungan kalau pemimpin melakukan aktivitas pembuatan keputusan.

6. Fungsi Kepemimpinan

Menurut Stoner (1996:119), seorang pemimpin harus memiliki dua

fungsi utama yaitu:

a. Fungsi yang berkaitan dengan tugas atau fungsi pemecahan

permasalahan yang meliputi pemberian saran pemecahan, menawarkan

informasi, dan pendapat.

b. Fungsi pemeliharaan kelompok atau fungsi sosial, yang meliputi

(33)

atau memuji anggota lain dalam kelompok, menengahi

ketidaksepahaman kelompok atau bahkan membuat catatan dalam

diskusi kelompok.

7. Definisi Stres

Kreitner dan Kinicky (2005:351) mendefinisikan stres sebagai suatu

respon yang adaptif, dihubungkan oleh karakteristik dan/atau proses

psikologis individu, yang merupakan suatu konsekuensi dari setiap

tindakan eksternal, situasi, atau peristiwa yang menempatkan tuntutan

psikologis dan/atau fisik khusus seseorang. Looker dan Gregson (2004:44)

mendefinisikan stres sebagai sebuah keadaan yang kita alami ketika ada

sebuah ketidaksesuaian antara tuntutan-tuntutan yang diterima dan

kemampuan untuk mengatasinya. George (1996:252) mendefinisikan stres

sebagai peluang atau ancaman yang dianggap sebagai suatu hal yang

penting tetapi kemungkinan tidak dapat dilakukan secara efektif. Stres

dapat dialami karena 2 sebab yakni:

a. Peluang

Peluang adalah sesuatu yang mempunyai potensi mendatangkan

keuntungan bagi seseorang. Peluang dimaksud seperti belajar

keterampilan baru atau mendapat pekerjaan baru yang bisa

(34)

b. Ancaman

Ancaman adalah sesuatu yang mempunyai potensi untuk melukai

seseorang.

8. Sumber Stres

Baron (dalam Rohi dan Dupe, 2004:232) menyatakan bahwa ada dua

faktor utama yang menjadi sumber stres. Pertama, berhubungan langsung

dengan organisasi atau pekerjaan dan yang kedua, berhubungan dengan

aspek kehidupan individu.

Faktor-faktor organisasional atau pekerjaan yang menjadi sumber

stres terdiri dari:

a. Hubungan dalam pekerjaan (work related)

b. Tuntutan tugas/pekerjaan (occupational demand) c. Konflik peran (role conflict)

d. Kekaburan peran (role ambiquity)

e. Kelebihan beban kerja dan atau terlampau sedikitnya beban kerja

(overload and underload)

f. Tanggung jawab terhadap orang lain (responsibility for others)

g. Kurangnya dukungan sosial (lack of social support)

h. Kurangnya partisipasi dalam pengambilan keputusan (lack of

(35)

Di samping faktor-faktor organisasional, ada beberapa faktor yang

bersifat pribadi yang dapat mempengaruhi stres dan pada akhirnya akan

berpengaruh terhadap prestasi kerja seseorang. Baron (dalam Rohi,

2004:233) menyatakan, faktor individu sebagai sumber stres terdiri dari:

a. Kejadian-kejadian kehidupan yang menegangkan (stresfull live event)

b. Percekcokan dalam kehidupan sehari-hari (the hassles of daily life) Sujak (1996:80) mengatakan, factor-faktor yang bersifat pribadi

dapat mempengaruhi stres. Mudah terpengaruh oleh situasi yang penuh

stres karena ada keterkaitan antara:

a. Harga diri yang berlebihan.

Hal ini sangat mudah terpengaruh oleh situasi yang penuh stres.

Karena ada keterkaitan antara harga diri yang berlebihan dengan

tingkat kepercayaan diri yang begitu tinggi, maka akan mengarahkan

dirinya pada tuntutan perlakuan yang selalu istimewa pada dirinya,

selalu ingin dilayani dan ingin menjadi pusat perhatian orang lain.

b. Kemampuan dan kebutuhan.

Pada dasarnya kemampuan, kebutuhan dan tuntutan terhadap tugas

pekerjaan mempunyai hubungan yang erat dengan tingkatan stres yang

dialami. Semakin tinggi terpuaskannya kebutuhan dan semakin besar

kemampuan seseorang untuk melaksanakan tugas secara efektif maka

(36)

bersangkutan dalam pekerjaaannya sebaliknya bila tingkat kepuasan

rendah dan kemampuan menjalankan tugas minim, cenderung

mengantar seseorang kepada situasi stres yang berat.

c. Karakteristik Kepribadian.

Pegawai yang cenderung introvert, akan lebih cepat stres pada waktu berhadapan dengan aspek-aspek menyangkut hubungan antar manusia

yang menyebabkan konflik, dibanding dengan pegawai yang

ekstrovert.

9. Kemampuan Mengelola Stres

Gibson (1997:94) kemampuan adalah ciri dari sesuatu yang disahkan

pada diri seseorang untuk melakukan sesuatu yang berhubungan dengan

kecakapan mental dan fisik.

Hersey dan Blanchard (dalam Suwarto, 2006:61) menyatakan bahwa

sedikitnya ada tiga ranah kemampuan manajerial yaitu:

a. Kemampuan teknis

Kemampuan teknis adalah kemampuan untuk menggunakan

pengetahuan, metode, teknik, dan perlengkapan yang dibutuhkan bagi

pelaksanaan tugas khusus yang didapat melalui pengalaman,

(37)

b. Kemampuan kemanusiaan

Kemampuan kemanusiaan adalah kemampuan dan penilaian dalam

kerja melalui manusia.

c. Kemampuan konseptual

Kemampuan konseptual adalah kemampuan untuk memahami

kompleksitas dari seluruh organisasi, dimana seseorang akan cocok

melakukan pekerjaannya.

Banyak cara untuk untuk mengelola stres: meminimkan efek

konsekuensi jasmani melalui kelegaan sementara; memperkuat

kemampuan orang untuk mengatasi konsekuensi jasmani berdasarkan

basis jangka panjang; mengintepretasikan peristiwa-peristiwa dalam

kehidupan sehingga dapat menyingkirkan konsekuensi mental, emosional,

relasional, dan spiritual yang negatif agar dapat hidup panjang dengan

damai; menafsirkan kembali situasi; mengatasi secara langsung

masalah-masalah yang menjadi sumber stres.

10. Kiat Menangggulangi Stres

Adalah suatu kemungkinan yang sangat mustahil untuk

menghapuskan stres sama sekali dari kehidupan manusia. Stres dapat

ditanggulangi secara pribadi maupun melalui organisasi.

Rohi dan Dupe (2004:234) mengatakan bahwa ada beberapa strategi

(38)

a. Peningkatan kesadaran diri.

Suatu pengetahuan tentang bagaimana bersikap wajar pada lingkungan

pekerjaan dan pada lingkungan situasi sosial, serta suatu kemampuan

untuk dapat mengenali tanda-tanda adanya ketegangan secara dini

merupakan strategi yang akan dapat meningkatkan kesadaran diri

terhadap stres yang akan melanda individu.

b. Latihan fisik.

Penelitian para pakar medis telah menunjukkan bahwa perubahan

fisiologis dan biokimia yang dihasilkan melalui latihan fisik/olahraga

berperan positif untuk mengurangi efek-efek stres. Dengan

mengadakan latihan fisik akan dapat mengurangi tekanan-tekanan

mengelisahkan, depresi, dan rasa mudah marah.

c. Pengembangan hobi, minat, dan persahabatan.

Situasi kerja yang menuntut produktifitas tinggi akan menuntut

konsentrasi fisik, mental, dan pikiran yang tinggi. Jika kondisi tersebut

sudah sampai pada titik jenuh, maka akan dapat menimbulkan bahaya

rutinitas, mudah lengah, ceroboh, serta pelenturan bobot tanggung

jawab yang diakibatkan oleh menurunnya tingkat konsentrasi. Usaha

pemulihan kesehatan mental seperti tersebut dapat ditempuh melalui

pengembangan hobi, minat, dan penciptaan situasi yang dapat

(39)

d. Pengembangan sikap rileks dan meditasi.

Pengembangan sikap rileks ketika seseorang sedang mengalami stres

akan dapat menjadi salah satu cara untuk mengurangi dan

menghilangkan stres.

e. Pengaturan waktu dan penyelesaian konflik.

Dengan mengatur waktu secara baik, menetapakan prioritas aktivitas,

menggunakan pendelegasian sesuai porsinya maka individu akan dapat

mengontrol kegiatan-kegiatan yang dilakukan dan dapat pula

menghilangkan beberapa sumber stres yang diakibatkan oleh

kegagalan pengaturan waktu dalam menghadapi tugas-tugas yang

menumpuk.

f. Perubahan sikap dan perilaku.

Terkadang perubahan sikap dan perilaku diperlukan dalam

menanggulangi stres.

g. Pengunduran diri.

Sikap pengunduran ini tepat dilakukan apabila pegawai menghadapi

situasi manajer yang otoriter dengan tuntutan-tuntutan yang tidak

realistis, atau timbulnya konflik sudah tidak ada jalan keluar.

Rohi dan Dupe (2004:235) mengatakan ada beberapa cara

(40)

a. Penetapan tujuan secara partisipatif.

Proses partisipasi dalam penetapan tujuan yang menjadi aktivitas

organisasi akan dapat mengurangi dan memecahkan konflik serta suatu

ketidakpastian.

b. Ketepatan penyeleksian dan penempatan.

Prosedur penyeleksian dan penempatan yang tersusun secara

sistematis, akan dapat mencegah timbulnya stres yang bersumber dari

ketidakseimbangan tuntutan kualitas hasil kerja dengan kemampuan

yang dimiliki pegawai.

c. Pelatihan.

Ketika para pegawai mengetahui bagaimana mengerjakan

pekerjaannya atas dasar kemampuan, ketrampilan, dan wawasan

kognitif yang diperoleh melalui pelatihan, maka sumber stres yang

disebabkan oleh beratnya tuntutan kualitas kerja telah dapat

dihilangkan.

d. Pusat konseling.

Suatu pusat konseling yang ada dalam suatu organisasi, akan dapat

menjadi media sebagai wadah untuk menampung dan menyelesaikan

masalah-masalah yang menyebabkan stres bagi pegawai.

e. Komunikasi terbuka.

Stres dapat diatasi bila pegawai mengetahui informasi apa yang sedang

(41)

organisasi terhadap perilaku yang diharapkan dan prestasi yang telah

dicapai.

f. Informasi jabatan.

Suatu analisis jabatan yang antara lain menghasilkan sejumlah

informasi sebagai standar evaluasi pekerjaan. Bila analisis jabatan

dikerjakan dengan baik, maka evaluasi pekerjaan akan dapat terlaksana

sesuai dengan standar prestasi kerja yang ada.

g. Dukungan emosional positif.

Dukungan emosional seperti simpati, perhatian dan kasih sayang, dan

kepercayaan yang diberikan oleh orang lain dalam personil lain dalam

suatu organisasi, akan membantu meningkatkan suasana

keharmonisan.

11. Tingkat Kepercayaan Diri

Kemampuan untuk meraih cita-cita, adalah didorong oleh rasa

percaya diri yang terbentuk oleh kemampuan mengembangkan

kemampuan, belajar dari kekecewaan dan kesalahan, kemudian menikmati

keberhasilan yang diraihnya.

Davies (2004:1) menyatakan percaya diri adalah perasaan bahagia,

bersemangat, bergembira, dan pada umumnya memegang kendali atas

kehidupan. Rasa percaya diri mempengaruhi kemampuan seseorang untuk

(42)

George (1996:360) menyatakan kepercayaan diri adalah modal dari

aktualisasi sebagai bekal untuk sukses. Orang perlu mengembangkan

kepercayaan (confidence) untuk bergantung pada pengamatan diri sendiri,

pada kemampuan sendiri untuk menentukan makna segala sesuatu di

tengah-tengah kekacauan, kehati-hatian yang didasarkan pada kepercayaan

diri sendiri untuk memperhatikan hal-hal yang berharga di sekitarnya.

Orang yang percaya diri mempunyai sikap yang luwes, lebih bersedia

mengambil resiko-resiko, dan menikmati pengalaman-pengalaman baru.

Mereka merasa senang dengan dirinya dan cenderung bersikap santai di

dalam situasi-situasi sosial. Contoh:

a. Menikmati hidup yang bergembira.

b. Mengetahui dan menilai diri sendiri.

c. Mempunyai keahlian-keahlian sosial yang baik.

d. Mempunyai sikap yang positif.

e. Tegas.

f. Mempunyai tugas yang jelas.

g. Siap menghadapi tantangan-tantangan.

12. Motivasi

Motivasi (Martoyo, 2000:164) sebagai dorongan dan semangat kerja

dilandasi oleh kemampuan yang kuat untuk memenuhi kebutuhan individu

maupun kelompok, tetapi munculnya motivasi tidak hanya karena adanya

(43)

kebutuhan non fisik, sering terlupakan begitu saja padahal masalah ini

tidak terindentifikasi dengan baik menjadikan motivasi semu yang muncul

dari seseorang.

Menurut Mudji dan Purbudi (1997:52) motivasi kerja adalah sesuatu

yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja, oleh karena itu motivasi

kerja dalam psikologi kerja biasa disebut pendorong semangat kerja. Kuat

lemahnya motivasi kerja seorang tenaga kerja ikut menentukan besar

kecilnya prestasi kerja.

Menurut Munandar (2001:332) motivasi adalah suatu proses dimana

kebutuhan-kebutuhan mendorong seseorang untuk melakukan serangkaian

kegiatan yang mengarah ke tujuan tertentu. Tujuan yang berhasil dicapai

akan memuaskan atau memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut.

Menurut Robbins (2006:213) motivasi adalah proses yang ikut

menentukan intensitas, arah, dan ketekunan individu dalam usaha

mencapai sasaran.

Menurut As’ad (1978:34) motivasi kerja adalah segala sesuatu yang

memberikan dorongan dalam bekerja. Faktor penting yang menentukan

dan mendorong manusia untuk bekerja ialah adanya kebutuhan yang harus

dipenuhi. As’ad menyimpulkan factor-faktor yang mendorong motivasi

kerja, sebagai berikut:

a. Pekerjaan yang tetap.

b. Teman kerja yang baik.

(44)

d. Kesempatan untuk memperoleh pengalaman dari pekerjaan.

e. Suasana kerja yang menyenangkan

f. Kesempatan untuk mengabdi pada masyarakat.

g. Jaminan sosial yang baik.

h. Keadaan tempat kerja yang menyenangkan.

i. Kesempatan untuk maju memperoleh jabatan yang lebih tinggi.

j. Gaji yang tinggi.

k. Jam kerja yang singkat.

l. Pekerjaan yang mudah.

B. Hasil Penelitian Sebelumnya

Suwarto. 2006. Hubungan antara Ketahanan Fisik Mental Spiritual dan

Kemampuan Mengelola Stres serta Tingkat Kepercayaan Diri dengan

Motivasi Kerja. Jurnal Ekonomi Perusahaan(IBII), edisi maret 2006 vol 13,

no1. Memiliki tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara

ketahanan fisik mental spiritual dengan motivasi kerja para petugas front office. Mengetahui hubungan antara kemampuan mengelola stres dengan motivasi kerja para petugasfront office. Mengetahui hubungan antara tingkat percaya diri dengan motivasi kerja para petugasfront office.Populasi yang di ambil adalah 21 hotel berbintang tiga, empat dan lima yang beroperasi di

kabupaten Yogya, Solo, dan Semarang. Sedangkan sampel penelitian adalah

63 manajer yang terdiri dari manajer puncak, manajer tengah dan manajer

(45)

dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis butir dan uji

asumsi. Kesimpulan yang didapat yaitu terdapat hubungan secara positif

antara ketahanan fisik mental spiritual dengan motivasi kerja, terdapat

hubungan secara positif antara kemampuan mengelola stres dengan motivasi

kerja, terdapat hubungan secara positif antara tingkat kepercayaan diri

dengan motivasi kerja dan terdapat hubungan secara positif antara ketahanan

fisik mental spiritual, kemampuan mengelola stres serta tingkat kepercayaan

diri secara bersama-sama dengan motivasi kerja. Didapat juga bahwa tingkat

kepercayaan diri merupakan variabel yang sangat mendasar dalam

memotivasi kerja. Dalam meningkatkan rasa percaya diri, gejala yang cukup

(46)

C. Kerangka Konseptual

Keterangan:

= Pengaruh secara parsial

= Pengaruh secara simultan

D. Hipotesis

Pemimpin memiliki peranan yang penting dalam organisasi, dimana

setiap pemimpin dapat memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda. Dengan

gaya kepemimpinan yang tepat dapat mewujudkan tujuan organisasi. Gaya

kepemimpinan yang tepat dapat meningkatkan motivasi kerja. Apabila

kegiatan dan aktivitas terganggu maka dapat menimbulkan stres, dengan Gaya

Kepemipinan

Kemampuan Mengelola Stres

Tingkat Kepercayaan Diri

(47)

stimulus-stimulus baru dapat meningkatkan kinerjanya. Apabila stres kerja

dapat dikelola dengan baik maka akan semakin kuat motivasi kerjanya.

Dalam suatu kehidupan kerja, seseorang yang mempunyai kepercayaan diri

yang tinggi tentu akan memandang hidup lebih mudah ditaklukkan. Dengan

kata lain bahwa semakin kuat rasa percaya diri para pekerja, berarti semakin

kuat motivasi kerjanya.

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan yang

diajukan dalam identifikasi masalah. Hipotesis tersebut harus diuji atau

dibuktikan kebenarannya lewat pengumpulan dan penganalisaan data.

Berdasarkan alas an-alasan di atas penulis menyusun hipotesis sebagai:

H1: Gaya kepemimpinan, kemampuan mengelola stres, dan tingkat

kepercayaan diri secara simultan berpengaruh terhadap motivasi kerja.

H2: Gaya kepemimpinan, kemampuan mengelola stres, dan tingkat

(48)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian.

Penelitian dilakukan oleh penulis adalah penelitian studi kasus pada hotel

Sahid Raya. Dalam penelitian ini peneliti meneliti tentang pengaruh gaya

kepemimpinan, kemampuan mengelola stress, dan tingkat kepercayaan diri

terhadap motivasi kerja.

B. Subyek dan Obyek Penelitian.

1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah karyawan Hotel Sahid Raya Yogyakarta.

2. Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah variabel-variabel gaya kepemimpinan,

kemampuan mengelola stres, tingkat kepercayaan diri yang berpengaruh

pada motivasi kerja.

C. Waktu dan Lokasi Penelitian.

Lokasi : Hotel Sahid Raya, Yogyakarta.

Waktu : September - Oktober 2009

(49)

D. Variabel Penelitian.

1. Identifikasi Variabel

Variabel adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan obyek

penelitian atau faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala

yang diteliti, sesuai dengan perumusan masalah yang ada, dalam penelitian

penulis maka yang menjadi penelitian adalah pelayanan yang meliputi

aspek-aspek sebagai berikut :

a. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah gaya kepemimpinan,

kemampuan mengelola stres dan tingkat kepercayaan diri.

b. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah motivasi kerja.

2. Definisi Operasional Variabel

a. X1= Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan adalah gaya yang dipakai seorang manajer

dalam pembuatan keputusan.

b. X2= Kemampuan Mengelola Stres

Kemampuan mengelola stres kemampuan karyawan dalam

mengatasi dan mengatur diri pada suatu keadaan atau tuntutan

yang dikehendaki sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan

indikator:

1. Kemampuan teknis.

(50)

3. Kemampuan konseptual.

c. X3= Tingkat Kepercayaan Diri

Tingkat kepercayaan diri adalah tingkat kepercayaan diri

karyawan dalam bekerja. Indikator kepercayaan diri:

1. Menikmati hidup dan bergembira.

2. Mengetahui dan menilai diri sendiri.

3. Mempunyai keahlian-keahlian sosial yang baik.

4. Mempunyai sikap yang positif.

5. Tegas.

6. Mempunyai tujuan yang jelas.

7. Siap menghadapi tantangan-tantangan

d. Y = Motivasi Kerja karyawan Hotel Sahid Raya Yogyakarta

E. Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel dengan menggunakan skala Likert. Skala Likert

didesain untuk menelaah seberapa kuat subyek setuju atau tidak setuju dengan

pernyataan pada skala 5 titik dengan susunan berikut:

1. Sangat Tidak Setuju

2. Tidak Setuju

3. Netral/ragu-ragu

4. Setuju

(51)

F. Populasi dan Sampel.

Populasi adalah keseluruhan dari objek yang diteliti. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh karyawan hotel Sahid Raya.

Sampel adalah sebagian atau wakil dari keseluruhan karyawan hotel

Sahid Raya.

G. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah tekniksimple random sampling, yaitu pengambilan sampel dimana dari keseluruhan populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih. Jumlah sampel yang diteliti

100 orang.

H. Sumber Data

1. Data Primer

Data Primer yaitu informasi yang diperoleh dari tangan pertama oleh

peneliti yang berkaitan dengan variabel minat untuk tujuan spesifik studi

(Sekaran, 2006:60).

2. Data Sekunder

Data Sekunder yaitu informasi yang dikumpulkan dari sumber yang telah

(52)

I. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuesioner

Kuesioner yaitu teknik pengumpulan data dengan memberikan daftar

pertanyaan untuk dijawab oleh responden. Jumlah sampel yang diambil

sebagai sampel sebanyak 100 orang.

2. Interview

Interview yaitu teknik pengumpulan data melalui wawancara yang hanya

ditujukan pada pihak hotel Sahid Raya sehubungan dengan kegiatan

pelayanan jasa.

3. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu teknik pegumpulan data dengan pengamatan langsung

oleh peneliti terhadap obyek yang diteliti.

J. Teknik Pengujian Instrumen

1. Uji Validitas

Uji validitas adalah uji yang digunakan untuk mengetahui seberapa cermat

suatu alat ukur dalam melakukan fungsi sebagai alat ukur. Instrumen yang

valid adalah instrumen yang mampu mengukur apa yang hendak diukur.

Pengukuran atau pengujian validitas dilakukan dengan menghitung

korelasi antara nilai dari tiap-tiap item pertanyaan dengan skor total. Dari

perhitungan tersebut dapat diketahui seberapa besar sumbangan

(53)

}

R : Koefisien korelasi

x : Nilai masing-masing item butir

y : Nilai seluruh item

n : jumlah responden/sampel

Untuk menentukan apakah instrumen itu valid atau tidak valid, maka

ketentuannya adalah sebagai berikut:

Jika r hitung  r kritis dengan taraf keyakinan 95% maka instrumen

tersebut dikatakan valid.

Jika r hitung < r kritis dengan taraf keyakinan 95% maka instrumen

tersebut dikatakan tidak valid.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana suatu

pengukuran memberikan hasil yang relatif sama bila dilakukan

pengukuran pada subyek yang sama, atau suatu instrumen cukup reliabel

atau dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data.

Keterangan:

(54)

σt = Varian total

∑σb2 = Jumlah varian butir

Untuk menentukan apakah instrumen itu reliabel atau tidak digunakan

ketentuan sebagai berikut:

Jika r hitung  r kritis dengan tarif keyakinan 95%, maka instrumen

dikatakan reliabel.

Jika r hitung < r kritis dengan tarif keyakinan 95%, maka instrumen

dikatakan tidak reliabel.

K. Teknik Analisis Data

1. Analisis Regresi Linier Berganda

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis regresi linier berganda. Analisis regresi berganda adalah analisis

tentang hubungan antara satu dependent variabel dengan dua atau lebih

independent variabel. Rumus regresi berganda sebagai berikut:

3

Untuk mencari persamaan a, b1, b2, b3 digunakan persamaan simultan

(55)

Dengan keterangan :

Y = Variabel motivasi kerja

a = Nilai konstanta

b1 = Koefisien regresi variabel Gaya Kepemimpinan

b2 = Koefisien regresi variabel Kemampuan Mengelola Stres

b3 = Koefisien regresi variabel Tingkat Kepercayaan Diri

X1= Variabel gaya kepemimpinan

X2= Variabel kemampuan mengelola stres

X3= Variabel tingkat kepercayaan diri

2. Asumsi Klasik OLS dalam Regresi Berganda

a. Kenormalan

Regresi linear normal klasik mengasumsikan bahwa tiap ui

didistribusikan secara normal dengan

ui N(0,2)

Di mana berarti “didistribusikan sebagai” dan di mana N berarti

“didistribusikan normal”, unsur dalam tanda kurung menyatakan dua

parameter distribusi normal yaitu rata-rata dan varians.

Dalam asumsi keabnormalan, penaksiran OLS ˆ0, ˆ1, dan 2

ˆ

mempunyai sifat-sifat statistik berikut:

1. Penaksiran tadi tidak bisa

2. Penaksiran tadi mempunyai varians yang minimum. Digabungkan

dengan 1, ini berarti penaksiran tadi tidak bisa dengan varians yang

(56)

3. Konsisten yaitu dengan meningkatnya ukuran sampel secara tak

terbatas, penaksiran mengarah ke (coverage) nilai populasi yang sebenarnya.

6. (N2)ˆ2didistribusikan secara distribusi X2(chi-kuadrat) dengan derajat kebebasan (df)N-2.

7. (βˆ0,βˆ1)didistribusikan secara bebas dari ˆ2.

8. ˆ0 dan

1 ˆ

 mempunyai varians minimum dalam seluruh kelas

penaksir tak bisa, baik linier maupun bukan.

Asumsi kenormalan memungkinkan kita untuk memperoleh

distribusi probabilitas dari ˆ0 (normal),

1 ˆ

 (normal), dan ˆ2

(chi-kuadrat), hal ini menyederhanakan tugas dalam menetapkan selang

keyakinan dan pengujian hipotesis (secara statistik).

b. Multikolinearitas

Digunakan untuk menunjukkan adanya hubungan linier di antara

variabel-variabel bebas dalam model regresi. Bila variabel-variabel

bebas berkorelasi dengan sempurna, maka disebut multikolinieritas

sempurna.

Bila asumsi tidak terpenuhi konsekuensi yang akan diperoleh

adalah:

(57)

2. Rentang dan tingkat keyakinan menjadi semakin lebar, sehingga

probabilitas menerima hipotesa pada hal hipotesa itu salah semakin

besar.

3. Jika koefisien determinasi tinggi, tetapi tidak ada atau hanya

sedikit sekali koefisien regresi yang signifikan, maka variabel

bebas tersebut berpengaruh terhadap y.

Ada beberapa yang bisa dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya

kolinieritas ganda antar variabel bebas, yaitu:

1) Dengan melihat besarnya koefisien determinasi.

2) Dengan melihat koefisien korelasi sederhana antar variabel.

3) Dengan melihat koefisien korelasi parsial.

4) Dengan melakukan regresi atau membuat regresi terhadap variabel

bebas.

Untuk mengatasi adanya kolinieritas ganda yang dilakukan

adalah:

1) Menggabungkan data time series dengan data cross section yang disebut denganpooling data.

2) Membuang atau menghilangkan salah satu atau lebih variabel

bebas.

3) Transformasi variabel.

4) Mencari informasi sebelumnya mengenai variabel yang

berkolinieritas ganda.

(58)

c. Autokorelasi

Autokorelasi adalah korelasi (hubungan) yang terjadi di antara

anggota-anggota dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam

rangkaian waktu (seperti pada data runtun waktu atau time series data)

atau yang tersusun dalam rangkaian ruang (seperti pada data silang

waktu atau cross-sectional data). Dalam model regresi klasik mensyaratkan tidak ada Autokorelasi antara ei dan ej. Jika terjadi

Autokorelasi maka konsekuensinya adalah estimator masih tidak

efisien dan varian kesalahan penggangu menjadi underestimate yang pada akhirnya penggunaan uji t dan F tidak lagi bisa digunakan.

Ada beberapa cara yang bisa ditempuh untuk mendeteksi adanya

Autokorelasi adalah:

1) Dengan metode grafik.

2) Uji Durbin Watson, dengan rumus:

Untuk mengatasi adanya Autokorelasi dilakukan dengan jalan

melakukan regresi atau et sebagai variabel terikat dan c sebagai variabel bebas dengan tidak memasukkan intersep sehingga persamaan

(59)

Tabel III.1

Uji statistik Durbin – Watson d

Nilai Statistik d Hasil

0< d < dL Menolak hipotesis nol, ada autokorelasi positif.

dL≤d≤dU Daerah keragu – raguan, tidak ada keputusan.

dU< d≤4-dU Menerima hipotesis nol, tidak ada autokorelasi

positif/negatif.

4-dU≤d≤4-dL Daerah keragu – raguan, tidak ada keputusan.

4-dL≤d≤4 Menolak hipotesis nol, ada autokorelasi negatif.

Sumber: Widarjono (2007). Ekonometri, Yogyakarta: Ekonosia

d. Heteroskedastisitas

Asumsi lain yang penting dari model regresi linier klasik adalah

kesalahan pengganggu mempunyai varian sama untuk semua

pengamatan. Jika asumsi ini tidak terpenuhi maka sekalipun sampel

diperbesar standar error tidak lagi minimum. Sehingga estimasi OLS

tidak lagi efisien dan kita akan membuat kesimpulan yang tidak tepat.

Cara mendeteksi kondisi heteroskedastisitas bisa dilakukan dengan

membuat grafik dari residu yang digunakan sebagai sumbu tegak dan

variabel bebas sebagai sumbu mendatar. Cara yang kedua dengan uji

park dalam bentuk.

v

Cara ketiga adalah dengan uji korelasi Rank Spearman, dengan rumus sebagai berikut.

Cara termudah untuk mengatasi heteroskedastisitas adalah dengan

(60)

e. Uji Signifikansi

1. Uji F

Uji F digunakan untuk menguji ada tidaknya pengaruh signifikan

variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat. Bila

Fhitung  Ftabel, maka secara simultan variabel bebas berpengaruh

terhadap variabel terikat, sebaliknya bila Fhitung < Ftabel, maka

secara simultan variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel

terikat.

n = ukuran sampel

R2 = koefisien determinasi k = banyaknya variabel bebas

Kriteria yang digunakan untuk mencari Ftabel df = N-1 dengan

tingkat signifikansi 5%.

Hoditerima:

Apabila Fhitung < Ftabel pada  =0,05 atau Fhitung pada Pvalue > 0,05

secara simultan gaya kepemimpinan, kemampuan mengelola stres,

dan tingkat kepercayaan diri tidak berpengaruh terhadap motivasi

kerja.

(61)

Apabila Fhitung  Ftabel pada  =0,05 atau Fhitung pada Pvalue < 0,05

secara simultan gaya kepemimpinan, kemampuan mengelola stres,

dan tingkat kepercayaan diri berpengaruh terhadap motivasi kerja.

f. Uji t

Uji t digunakan untuk menguji ada tidaknya pengaruh variabel X

secara parsial terhadap Y, jika Variabel X yang lain tetap. Bila

thitung  ttabel maka ada pengaruh variabel bebas terhadap variabel

terikat, sebaliknya apabila thitung < ttabel maka tidak ada pengaruh

variabel bebas terhadap variabel terikat, maka dilakukan uji t.

Langkah – langkah pengujian sebagai berikut :

1) Pendefinisian hipotesis pada uji t dua sisi.

Ho:b1;b2;b3 = 0

H1:b1;b2;b3 ≠0

2) Menghitung nilai t hitung dan mencari nilai t kritis dari tabel

distribusi t. Nilai thitungdicari dengan formula sebagai berikut :

)

3) Bandingkan nilai t hitung untuk masing-masing estimator dengan t

tabel.

Keputusan menolak atau menerima Hosebagai berikut:

Jika nilai thitung> nilai ttabelmaka Hoditolak atau menerima Ha.

(62)

BAB IV

GAMBARAN UMUM HOTEL SAHID RAYA

A. Hotel Sahid Raya Yogyakarta

1. Sejarah Hotel Sahid Raya Yogyakarta

Hotel Sahid Raya pada mulanya Koba Motel dan Cottage yang

didirikan pada 10 september 1973, mulai beroperasi tahun 1975 sampai

dengan agustus 1980.

Baru sejak diadakannya transaksi jual beli tanggal 1 September 1980

resmilah Koba Motel dan Cottege menjadi milik Sahid Group pada tanggal

4 September 1980 diadakan timbang terima Koba Motel dan Cottage dari

Bapak Sianipar kepada Bapak...????

Mulai pada tanggal 1 April 1981 diadakan peresmian, maka Koba

Mottel dan Cottage diganti dengan nama Sahid Garden Hotel. Peresmian

itu cukup meriah, dihadiri oleh semua Direksi Sahid Group, pimpinan

yang tergabung dalam Sahid Group, para kontraktor, pejabat militer

maupun sipil, wakil kepala daerah tingkat II Kabupaten Sleman, seluruh

karyawan dan karyawati Sahid Garden Hotel dan utusan-utusan

karyawan/karyawati Kusuma Sahid Prince Hotel dan Sahid Solo.

Perubahan Nama Hotel

1992 Pemerintah telah mencanangkan tahun “Penggunaan Bahasa

Indonesia” dimana semua nama yang mengandung bahasa asing

(63)

harus diganti. Begitu juga Hotel Sahid Garden diubah menjadi

Hotel Sahid Yogya.

1997 Ada kebijakan baru dari Direksi Sahid Group bahwa untuk

membedakan tingkat klasifikasi hotel bintang diberilah nama

tambahan:

- Jaya : Untuk Hotel Sahid bintang 5.

- Raya : Untuk Hotel Sahid bintang 4.

- : Untuk Hotel Sahid di bawah bintang 4, hanya

mencantumkan nama kota saja.

Dari Kebijakan baru tersebut Hotel Sahid Yogya berubah nama menjadi “

Hotel Sahid Raya Yogyakarta”

2. Visi

Terbentuknya sumber daya manusia yang kompeten pada jabatan

masing-masing (attitude, skill, dan knowledge) sehingga mampu berproduksi yang tinggi dalam menunjang pendapatan dari hotel.

3. Misi

a. Terbentuknya organisasi yang mengatur tentang tugas, tanggung

jawab, dan wewenang sehingga memperjelas kaitan antara proses

organisasi, proses produksi, dan proses bisnis.

b. Pemberlakuan sistem yang diatur dalam Human Resources Administration (HRA), Human Resources Strategy (HRS), Human Resources Maintenance (HRM), dan Human Resources Development

(64)

4. Semboyan

a. Melu Andar Beni

Karyawan seakan-akan ikut memiliki Hotel Sahid Raya Yogyakarta

dan Sahid Group.

b. Melu Hangondali

Karyawan ikut mempertahankan Hotel Sahid Raya Yogyakarta dan

Sahid Group.

c. Murat Saliro Hangroso Wani

Karyawan akan membela mati-matian apabila terjadi sesuatu dengan

Hotel Sahid Raya Yogyakarta dan Sahid Group.

5. Lokasi Hotel

Hotel Sahid Raya dapat dikategorikan resort hotel terletak di Jalan

Babarsari, bagian timur Daerah Istimewa Yogyakarta namun dapat

ditempuh dengan waktu lima menit dari Bandara Adisucipto, dan dua

puluh menit dari pusat kota.

Hotel dengan bintang empat ini mempunyai tiga jenis bentuk

bangunan, yaitu :

a. High Rise Building. b. Motel.

c. Cottages.

Ketiga jenis bentuk bangunan ini di atas terdapat dalam satu area

(65)

1. Moderate rooms : 70 kamar. 2. Business Suites : 7 kamar. 3. StandardMotel : 26 kamar. 4. Cottage : 22 kamar. 5. SuiteMotel : 6 kamar. 6. Family Cottage : 2 kamar. 7. SuperiorMotel : 2 kamar. 8. Pent House : 1 kamar. 6. Fasilitas-fasilitas hotel

Fasilitas-fasilitas yang dimiliki Hotel Sahid Raya ini terbagi menjadi

beberapa kategori, yaitu:

a. Coffe Shop, Bar,danCafé

1) Pasir Putih Coffe Shop.

Terletak di sebelah timur dari front desk dan lobby, coffe shop ini berkapasitas 60 tempat duduk dan buka dari pukul 06.00

WIB-23.00 WIB, di dalam Pasir Putih Coffe Shop ini menyediakan 3 cara

macam cara penyajian makanan (menu), yaitu:

a) Ala carte

b) Table D’ hote

c) Buffet

Selain itu Pasir Putih Coffe Shop menyediakan breakfast menu ,

yaitu:

(66)

b) American Breakfast

c) Indonesian Breakfast 2) BaronBar

Terletak di sebelahlobby front desk high rise building. Baron bar ini buka dari 16.00 WIB-00.00 WIB, di sini tersedia juga karaoke,

aneka snack, minuman alkohol dan minuman non alkohol.

3) PoolCafé.

Buka dari pukul 08.00 WIB-18.00 WIB menyediakan

bermacam-macam snack dan minuman ringan yang disajikan di PoolCafé. b.Convention Hall

Hotel Sahid Raya juga menyediakan ruangan pertemuan yang dapat

digunakan untuk rapat, seminar, meeting dan lain-lain. Ruang-ruang

tersebut antara lain:

1) Parang KusumaBall Room

Terletak di sebelah Parang TritisSwimming Pool. 2) Parang Garuda Room

Terletak di sebelah utaralobby front desk. 3) Melati Room

Terletak di sebelah selatan selatan Parang Tritis Swimming Pool.

4) Nusa Indah.

(67)

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel IV.1

Kapasitas Convention Hall

Capacity

No Ruang

Standing Class Room Restaurant

1. Parang Kusuma Ball Room 350 200 150

2. Parang Garuda Room 150 100 75

3. Melati Room 30 15 15

4. Nusa Indah 40 25 25

7. Depatemen-depatemen pendukung

a. Front Office Department

Front office adalah merupakan First Impression dari sebuah hotel berbintang. Di dalam suatu perhotelan terutama di Hotel Sahid Raya

Yogyakarta ini, Front Office dipimpin oleh Front Office Manager.

Front Office Departmentmembawahi (5)sectionyaitu: 1) Operator

2) Reservation

3) Reception

4) Front Office Cashier

5) Bell Boy

Adapun tugas-tugas dari beberapa section tersebut pada dasarnya adalah untuk kelancaran daripada operasional hotel yang diberikan oleh

manajemen juga agar para tamu yang menginap di hotel merasa aman,

(68)

a) Operator bertugas:

Menerima dan melayaniIncomingmaupunOutgoing Callsdari tamu internal ataupun eksternal, yang berhubungan dengan bisnis

hotel. Merecord billing telephone official ataupun dari para tamu individu dan group yang menginap di hotel tersebut. Memberikan

informasi tentang apa saja yang ada hubungannya dengan bisnis

perhotelan.

b) Reservation bertugas:

Menerima pemesanan kamar via telephone, fax, internet dari

tamu ataupun group lewat individual. Kemudian dimasukan ke

dalam Holding Reservation sesuai tanggal pemesanan, serta memantau High Occupancy agar jangan terjadi Over Booking

(kelebihan pemesanan) yang dampaknya akan terjadi komplain

tamu. Menganalisa serta membuat Draft Forecast Daily yang disempurnakan oleh Night Receptionist. Serta assignment room

bagi para pemesan sesuai dengan permintaan juga bekerjasama

dengansectionyang terkait. c) Reseption bertugas:

Menerima dan melayani tamu atau group yang check in di hotel. Receptionist juga bertugas sebagai informan yang

(69)

d) Front Office Cashier bertugas:

Menerima deposit dari tamu atau clients yang ada hubungannya

dengan bisnis hotel. Melayani tamu individu maupun group yang

memerlukan penyimpanan barang berharga yang di counter front office cashier tersedia Safety Box Deposit Free Charge bagi tamu yang menginap. Juga melayani tamu atau group yang akan check out, agar jangan sampai terjadi Late Charge (pembayaran yang tertinggal).

e) Bell Boy bertugas:

Membantu melayani barang-barang bawaan tamu atau group

yang akan check in ataupun tamu yang akan check out, serta membantu kelancaran tamu atau group yang memerlukan segala

informasi tentang sesuatu yang dibutuhkan kerjasama sebagaiwork

yang baik dengan section yang terkait agar pelayanan terhadap

tamu dapat memuaskan.

b. Housekeeping Department.

Housekeepingadalah bagian dalam hotel yang mengurusi masalah kerumahtanggaan, dengan selalu menjaga agar memelihara kebersihan,

keindahan, kelengkapan, serta seninya sebuah hotel, agar para tamu

yang menginap merasa senang dan puas. Kebersihan adalah tuntutan

tamu yang utama, jika kamar tidak bersih tamu akan kecewa dan

(70)

masukan tentang harapan para tamu tentang kebersihan yang selalu

terjaga, ini sering kita jumpai dalam setiap tamu melihat kamar

(showing), dan dalam memberikansugestion/commentdalam comment slip d isetiap kamar, bahkan selalu ditekankan dalam masalah kebersihan.

1. Peranan Housekeeping pada suatu hotel:

Housekeeping sebagai salah satu bagian hotel yang mempunyai

tugas pokok menjaga dan memelihara kebersihan, kerapihan serta

keindahan daripada suatu hotel, demi kepuasan tamu yang menginap

dan dengan melihat pada kedudukan housekeepingyang merupakan salah satu bagian yang langsung berhadapan dengan tamu dalam

pelayanannya, maka housekeeping department harus dapat memberikan service yang terbaik, agar setiap tamu selalu merasa

puas dan senang. Housekeeping department haruslah dapat mengusahakan agar tamu selalu merasa betah tinggal di dalam hotel,

sehingga diharapkan tamu tersebut akan kembali lagi (returned guest), yaitu dengan cara sebagai berikut:

a. Menjaga kebersihan (cleanliness) b. Menjaga kenyamanan (comfort) c. Bersikap sopan (courtesy)

(71)

2. Tugas dan tanggung jawab:

Melihat peranan housekeeping dalam suatu hotel yang begitu banyak dan besar dapatlah ditarik suatu kesimpulan tentang tugas

dan tanggung jawab yang pokok yaitu:

a. Memelihara kebersihan dan kerapihan dari pada kamar-kamar

tamu, baik kamar tersebut dalam keadaan terisi tamu (accupied), maupun dalam keadaan kosong (vacant).

b. Menjaga kebersihan dan kerapihan dari pada area hotel,

termasuk ruangan-ruangan kantor, bar, restaurant, public toilet, dll, kecualikitchen.

c. Di dalam suatu acara yang diselenggarakan oleh hotel,

housekeeping bertanggung jawab atas perlengkapan dan dekorasinya.

d. Memelihara dan menyediakan keutuhan pakaian kerja bagi

karyawan.

e. Menyediakan dan memelihara keutuhan linen yang

dipergunakan sehari-hari.

Semua tugas tersebut di atas semata hanyalah untuk memberi

kesan yang menyenangkan bagi tamu yang akan menikmati fasilitas

hotel baik berupa keindahan, kebersihan kamar, restaurant dan fasilitas hotel lainnya.

(72)

1) Floor section

Yaitu seksi yang bertugas menjaga dan memelihara tentang

kebersihan dan keindahan kamar – kamar tamu (guest room), baik kamar dalam keadaan isi (accupied) maupun kosong (vacant).

2) Houseman section

Yaitu seksi yang bertugas menjaga dan memelihara kebersihan

area hotel selain kamar tamu / tempat- tempat umum (public areaseperti:restaurant, bar,lobby, hall, kantor, dll).

3) Linen&uniform section

Yaitu seksi yang bertugas mengadakan dan memelihara adanya

linen dan seragam karyawan, serta keutuhannya sehingga selalu

layak dipakai.

4) Gardening section

Yaitu seksi yang bertugas mengatur dan memelihara tanaman

hotel, menyaiapkan pembibitan tanaman, serta mengatur

landscaping dan gardening baik out door maupun in door gardening.

c. Laundry Department.

Laundry adalah bagian hotel yang bertanggung jawab terhadap pencucian, baik pencucian pakaian tamu, seragam karyawan maupun

linen-linen hotel. Sesuai dengan besar kecilnya hotel, maka pimpinan

(73)

1. Bila hotel besar dan mempunyai laundry yang lengkap maka pimpinan bagian ini adalahLaundry Manager.

2. Bila hotel sedang dengan laundry yang kecil, maka pimpinan seksi ini adalahChief Laundrydan masuk bagian tata graha.

Manager harus dapat mengkoordinasi, memimpin, dan bekerjasama

dengan anak buah yang ada di seksi-seksi di laundry, sehingga pekerjaan yang ada dapat diselesaikan dengan memuaskan sehingga

target yang ditetapkan oleh manajemen dapat tercapai. Operasional

laundrydi hotel dimulai dari 06.00 WIB-18.00 WIB. Tugas dan Tanggung Jawab:

Tanggung jawab bagian laundry sangat besar karena mendukung operasional pelayanan hotel kepada tamu. Pelayanan tersebut meliputi:

1) Perincian yang dipergunakan di food dan beverage, yaitu: table clothdannapkin.

2) Pencucian linen yang dipergunakan di kamar-kamar, yaitu: sheet, pillow case, towel, blanket,danbed cover.

3) Pencucian semua seragam karyawan yang meliputi: jas, kemeja,

celana, baju,jaket cook,cook aprondan lainnya.

4) Cucian tamu hotel (guest laundry), yaitu: pakaian – pakaian tamu yang menginap di hotel. Layanan ini meliputi:

a) laundry

b) dry cleaning

Gambar

Tabel Judul
Tabel III.1
Tabel IV.1
Tabel V.2Status Perkawinan
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Berkenaan dengan hal tersebut diatas, diharapkan agar Saudara dapat hadir tepat waktu dengan membawa dokumen asli dan 1 (satu) rangkap fotocopy untuk setiap data yang telah

Aroma yang ditimbulkan yaitu aroma harum edamame dan pisang, serta tekstur lembut, kurang keras dan kurang renyah.Beberapa panelis mendeskripsikan produk MAMABAR seperti diatas

Untuk mengetahui golongan senyawa aktif yang terkandung dalam fraksi paling besar aktivitas antibakteri dan antibiofilm dari ekstrak etanol biji kelengkeng (Euphoria

Tinjauan terhadap karakteristik campuran pada pengamatan adalah hasil pengujian di laboratorium berdasarkan Marshall Test yang selanjutnya dibahas sesuai dengan teori

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi. Pada Fakultas Ekonomi Universitas

1) Kurikulum SMA/MA Kelas X terdiri atas 16 mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri seperti tertera pada Tabel 4. Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler

3) Pembuktian kualifikasi untuk menilai pengalaman sejenis yang sesuai dengan pekerjaan yang akan dikompetisikan dilakukan dengan melihat dokumen kontrak asli dan