SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen
Disusun oleh:
Nama : Fransiskus Freddy Tisna NIM : 052214054
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen
Disusun oleh:
Nama : Fransiskus Freddy Tisna NIM : 052214054
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
Kalau Anda berpikir Anda kalah, Anda kalah. Kalau Anda berpikir anda tidak berani, Anda tidak berani. Kalau Anda ingin menang tetapi berpikir Anda tidak bisa,
Hampir dapat dipastikan anda tidak bisa. Perjuangan hidup tidak selalu dimenangkan Oleh orang yang lebih kuat atau lebih cepat, Tetapi cepat atau lambat, orang yang menang
Adalah orang yang berpikir dia bisa menang. (Arnold Palmer)
Kegagalan hanyalah kesempatan untuk memulai lagi secara lebih cerdik. (John C. Maxwell)
Skripsi ini dipersembahkan kepada
vii
atas karunia dan rahmatNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul “Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Kemampuan Mengelola Stres, dan
Tingkat Kepercayaan Diri: Studi Kasus pada Hotel Sahid Raya Yogyakarta.”
Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulisan Skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai
pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Drs. Y.P. Supardiyono, M.Si. Akt., Q.I.A., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak V. Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A., selaku Ketua Program Studi
Manajemen Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Dr. H. Herry Maridjo, M.Si., selaku dosen pembimbing I, yang telah
mengarahkan dan membimbing penulis dengan kesungguhan hati.
4. Bapak A. Yudi Yuniarto, SE., M.B.A., selaku dosen II, yang telah
mengarahkan dan membimbing penulis sehingga skripsi ini menjadi lebih
baik.
5. Bapak Drs. Marianus Moktar Modesir M.M., selaku dosen penguji yang telah
viii
Triwahyudi dan kawan – kawan manajemen lainnya, yang telah membantu
penulis berproses dalam penulisan skripsi.
8. Kawan – kawan kos Jl. STM Pembangunan no 4a, yang telah memberikan
dukungannya.
9. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak
dapat disebutkan satu – persatu
.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya,
oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca guna
menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat menjadi
bahan masukan bagi rekan – rekan dalam menyusun skripsi.
Yogyakarta, 6 Oktober 2009
Penulis
Fransiskus Freddy Tisna
ix
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……… ii
HALAMAN PENGESAHAN……….. iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN……….. iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS……. v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN………. vi
HALAMAN KATA PENGANTAR………. vii
HALAMAN DAFTAR ISI……… ix
HALAMAN DAFTAR TABEL……… xiii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR……….. xiv
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN……… xv
ABSTRAK……… xvi
ANSTRACT………. xvii
BAB I PENDAHULUAN……….. 1
A. Latar Belakang Masalah ……… 1
B. Rumusan Masalah……….. 3
C. Pembatasan Masalah ……….. 4
D. Tujuan Penelitian……… 4
E. Manfaat Penelitian……….. 5
x
2. Fungsi Sumber Daya Manusia ……….... 9
3. Kepemimpinan ……… 11
4. Penemuan Klasik tentang Kepemimpinan……… 13
5. Gaya Kepemimpinan Kontinum……… 14
6. Fungsi Kepemimpinan ………. 14
7. Definisi Stres ………... 15
8. Sumber Stres………. 16
9. Kemampuan Mengelola Stres ……….. 18
10. Kiat Menanggulangi Stres ……… 19
11. Tingkat Kepercayan Diri………... 23
12. Motivasi ………. 24
B. Penelitian – Penelitian Sebelumnya……… 26
C. Kerangka Konseptual Penelitian ……….. 28
D. Hipotesis………. 28
BAB III METODE PENELITIAN………. 30
A. Jenis Penelitian……… 30
B. Subyek dan Obyek Penelitian………. 30
C. Waktu dan Lokasi Penelitian……….. 30
xi
H. Sumber Data……… 33
I. Teknik Pengumpulan Data………. 34
J. Teknik Pengujian Instrumen ……… 34
K. Teknik Analisis Data ………. 36
BAB IV GAMBARAN UMUM HOTEL SAHID RAYA……… 43
BAB V ANALISIS DATA & PEMBAHASAN……… 64
A. Identitas Responden……… 64
1. Jenis Kelamin………. 64
2. Status Perkawinan………. 64
3. Lama Bekerja……… 65
4. Pendidikan Terakhir………. 65
B. Analisis Uji Validitas dan Uji Reabilitas……… 66
1 Hasil Uji Validitas………. 66
2. Hasil Uji Reliabilitas……….. 68
C. Analisis Data……… 68
1. Analisis Regresi Linier Berganda……….. 68
2. Uji Asumsi Klasik………. 69
3. Koefisien Determinasi……….. 74
4. Pengujian Signifikansi Pengaruh Simultan dengan uji F 74
xii
B. Saran……….. 79
C. Keterbatasan……… 80
DAFTAR PUSTAKA………. 81
xiii
IV.1 Kapasitas Convention Hall……… 49
V.1 Jenis Kelamin ……… 64
V.2 Status Perkawinan ……… 64
V.3 Lama Bekerja ………. 65
V.4 Pendidikan Terakhir ………. 65
V.5 Uji Validitas Variabel Penelitian……….. 67
V.6 Hasil Uji Reliabilitas Penelitian ……… 68
V.7 Hasil Uji Regresi Linier Berganda ……… 69
V.8 Hasil Uji Asumsi Klasik Multikolinieritas ……… 69
V.9 Hasil Uji Asumsi Klasik Autokorelasi ………. 73
V.10 Hasil Koefisien Determinasi………. 74
V.11 Hasil Uji F ……… 74
xiv
Halaman
V.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas ………. 71
V.2 Gambar Histogram………. 72
xv
Nomor Judul Lampiran
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian
Lampiran 2 Print out hasil olah data kuesioner penelitian I
Lampiran 3 Print out hasil olah data kuesioner penelitian II
Lampiran 4 Tabel Responden
Lampiran 5 Daftar data SPSS
Lampiran 6 Daftar Tabel F
xvi
KERJA
Studi Kasus pada Hotel Sahid Raya,Yogyakarta
Fransiskus Freddy Tisna Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2009
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan, kemampuan mengelola stres, dan tingkat kepercayaan diri terhadap motivasi kerja di Hotel Sahid Raya, Yogyakarta. Penelitian dilakukan pada bulan September sampai Oktober 2009 di Hotel Sahid Raya, Yogyakarta. Pemgumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan Hotel Sahid Raya, Yogyakarta. Sampel dalam penelitian ini ditentukan sebanyak 100 responden, dan pengambilannya dengan teknik simple random sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan (X1), kemampuan mengelola stres (X2), dan tingkat kepercayaan
diri (X3) secara bersama – sama berpengaruh terhadap motivasi kerja (Y). Secara
parsial, gaya kepemimpinan (X1) berpengaruh negatif terhadap motivasi kerja
(Y), kemampuan mengelola stres (X2) berpengaruh secara positif terhadap
motivasi kerja (Y), sedangkan tingkat kepercayaan diri (X3) tidak berpengaruh
xvii
Case Study at Hotel Sahid Raya Yogyakarta
Fransiskus Freddy Tisna Sanata Dharma University
Yogyakarta 2009
This research aims to determine the influences of leadership style, the ability of managing stress, and the level of confidence on work motivation at Hotel Sahid Raya Yogyakarta. Research was conducted from September to October 2009 at Hotel Sahid Raya Yogyakarta. The data was gathered by employing questionnaire method. Populations in this research are employees of Hotel Sahid Raya Yogyakarta. The samples of the study are 100 respondents, and the acquisitioned by Accidental sampling techniques. Data analysis technique used was multiple linear regression analysis. The results of this study indicated that leadership style (X 1), the ability of managing stress (X 2), and the level of
confidence (X 3) brought the same influence on work motivation (Y). Partially,
leadership style (X1)negatively influenced the work motivation (Y), the ability to
manage stress (X 2) positively influenced the work motivation(Y), while the
1
A. Latar Belakang Masalah
Dalam mengelola organisasi saat ini dituntut adanya perubahan dari
yang tradisionil menjadi yang modern. Perubahan manajemen dalam suatu
organisasi akan terjadi dengan baik apabila lingkungan yang ada mendukung
sepenuhnya baik di tingkat atas maupun di tingkat bawah. Dalam menghadapi
perubahan tentunya sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang
memberikan andil untuk meningkatkan kinerja organisasi. Perilaku individu
dalam suatu organisasi akan memiliki hubungan yang erat dengan kondisi
lingkungannya.
Dalam menjalankan organisasi dibutuhkan kerjateambukan individual karenanya faktor kepemimpinan menjadi kunci suksesnya suatu kelompok
kerja. Harapan yang ada adalah bahwa dengan berbagai macam personality
yang dimiliki oleh seseorang pemimpin harus dapat menciptakan dorongan
bagi pengikutnya atau orang lain yang yang ada di sekitarnya. Pemimpin
sebagai orang yang bertanggung jawab terhadap jalannya organisasi mestinya
telah mempunyai banyak strategi dalam melaksanakan tugasnya, antara lain
dengan mensosialisasikan apa yang diharapkan agar tujuan organisasi dapat
tercapai dengan sempurna. Karena sifat manusia berbeda-beda, maka gaya
berdasarkan karakteristik tugas, penanganan masalah dan pendelegasian tugas.
Oleh karena itu gaya kepemimpinan memiliki peran yang penting.
Dalam dunia kerja, tiap individu memiliki kondisi tertentu. Misal
bekerja selama 5 hari seminggu, bekerja selama 8 jam sehari, mengejar target,
mendapat keluhan dari pelanggan, bekerja lembur, dan lain-lain. Hal hal di
atas dapat menimbulkan stres pada individu yang bersangkutan. Stres yang
berkelanjutan dapat merusak performa kerja individu dan juga dapat
berpengaruh pada kegiatan usaha. Oleh karena itu pengelolaan stres yang tepat
sangat dibutuhkan.
Ada beberapa sikap yang dibutuhkan oleh individu untuk sukses. Salah
satu sikap yang diperlukan adalah percaya diri. Individu yang tidak memiliki
percaya diri sangat diragukan bisa cepat berkembang. Individu yang percaya
diri akan dapat melihat tujuan dan dapat bersikap dengan baik. Oleh karena itu
percaya diri menjadi sesuatu yang mutlak ada.
Dalam suatu organisasi, tidak ada yang berhasil tanpa tingkat usaha
dan komitmen tertentu dari para anggotanya. Motivasi adalah sesuatu yang
menimbulkan semangat. Motivasi berhubungan dengan psikologis seseorang
yang mencerminkan hubungan atau interaksi antara sikap, kebutuhan, dan
kepuasan yang terjadi pada diri manusia. Karena alasan itu, atasan perlu
memahami motivasi sebagai faktor yang menyebabkan, menyalurkan, dan
Untuk itu penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul:
“Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Kemampuan Mengelola Stres, dan Tingkat Kepercayaan Diri terhadap Motivasi Kerja”: Studi Kasus pada Hotel Sahid Raya, Yogyakarta.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah gaya kepemimpinan, kemampuan mengelola stres dan tingkat
kepercayaan diri secara simultan berpengaruh terhadap motivasi kerja?
2. Apakah gaya kepemimpinan, kemampuan mengelola stres dan tingkat
kepercayaan diri secara parsial berpengaruh terhadap motivasi kerja?
C. Pembatasan Masalah
Bertitik tolak pada rumusan masalah, maka penulis perlu membatasi
permasalahan dengan tujuan agar pembahasan permasalahan tidak terlalu luas.
Berikut ini adalah masalah yang dibatasi:
1. Pengujian pada gaya kepemimpinan, kemampuan mengelola stres, dan
tingkat kepercayaan diri terhadap motivasi kerja.
2. Responden yang diambil yaitu sebagian dari karyawan Hotel Sahid Raya
Yogyakarta.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk:
1. Mengetahui apakah gaya kepemimpinan, kemampuan mengelola stres, dan
tingkat kepercayaan diri secara simultan berpengaruh terhadap motivasi
kerja
2. Mengetahui apakah gaya kepemimpinan, kemampuan mengelola stres, dan
tingkat kepercayaan diri secara parsial berpengaruh terhadap motivasi
kerja
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Hotel Sahid Raya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dalam
pemecahan masalah terutama yang berkaitan dengan motivasi kerja.
2. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan informasi dan referensi bagi
mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
3. Bagi Penulis
Dengan adanya penelitian ini penulis dapat mengetahui, menganalisis dan
F. Sistematika Penulisan
BAB I: PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika
penulisan.
BAB II: KAJIAN PUSTAKA
Kajian Pustaka memuat empat hal pokok, yaitu landasan teori,
hasil penelitian sebelumnya, kerangka konseptual penelitian, dan
hipotesis.
BAB III: METODE PENELITIAN
Bab ini mencakup tentang jenis penelitian, subjek dan objek
penelitian, waktu dan lokasi penelitian, variabel penelitian,
populasi dan sampel, definisi operasional, sumber data, teknik
pengumpulan data, teknik pengujian instrumen dan teknik analisis
data.
BAB IV: GAMBARAN UMUM SUBYEK PENELITIAN
Gambaran Umum Subyek Penelitian secara garis besar
menjelaskan mengenai subyek penelitian. Subyek Penelitian dalam
hal ini adalah karyawan Hotel Sahid Raya Yogyakarta. Di sini akan
dikemukakan mengenai sejarah singkat Hotel Sahid Raya
Yogyakarta, visi, misi, semboyan, lokasi hotel, fasilitas hotel,
BAB V: ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai deskriptif data, uji validitas
dan reliabilitas, analisis dan pembahasannya.
BAB VI: KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN
Pada bab ini akan dikemukan mengenai kesimpulan yang diperoleh
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia adalah sumber daya yang paling penting
dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan dimana bersama unsur
lainnya seperti modal, dan bahan baku terkadang merupakan input yang
diubah melalui proses manajemen menjadi output yang berupa barang atau
jasa dalam upaya mencapai tujuan organisasi (Tulus, 1993:2).
Manusia bukan hanya mengkonsumsi produk yang dihasilkan
tetapi juga merupakan barang yang utama dalam organisasi
(Heidjrachman, 1997:3). Unsur manusia berkembang menjadi suatu
bidang ilmu manajemen yang disebut Manajemen Sumber Daya Manusia,
yang didefinisikan sebagai serangkaian tindakan dalam pemikiran, seleksi,
pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaaan sumber daya manusia dan
bukan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan, baik tujuan individu
maupun tujuan organisasi (Mudji dan Purbudi, 1997:4).
Perencanaan sumber daya manusia mempunyai kegunaan (Mudji.
dan Purbudi, 1997:17) sebagai berikut:
1. Seperti halnya pada semua perencanaan, memberikan pedoman
bertindak, serta memungkinkan manajemen memusatkan pada
masalah-masalah yang dihadapi dalam mencapai tujuan perusahaan.
2. Mempersiapkan tenaga manusia yang dibutuhkan oleh perusahaan,
utamanya menghadapi perubahan dan rencana baru di masa yang akan
datang.
3. Bagi perusahaan, penggunaan sumber daya manusia secara efisien.
4. Bagi individu, memungkinkan karyawan berkembang sesuai dengan
jalur karir yang ada.
5. Secara nasional perencanaan sumber daya manusia secara sistematis
pada tingkat perusahaan, yang pada gilirannya akan memungkinkan
perusahaan mampu bersaing.
Langkah-langkah perencanaan meliputi:
a. Perencanaaan kebutuhan untuk masa yang akan datang, yaitu berapa
orang yang akan dibutuhkan oleh organisasi agar tetap beroperasi di
waktu-waktu mendatang.
b. Perencanaan keseimbangan untuk waktu yang akan datang, yaitu
berapa orang yang akan dipekerjakan saat ini diharapkan akan tetap
tinggal dalam organisasi. Selisih antara jumlah ini dan jumlah yang
diperlukan oleh organisasi mengarah pada langkah berikut.
c. Perencanaan untuk merekrut, menyeleksi dan memberhentikan, yaitu
d. Perencanaan untuk pengembangan, yaitu bagaimana pelatihan dan
pemeliharaan orang-orang di dalam organisasi dapat dikelola agar
dapat menjamin bahwa organisasi memperoleh persediaan tenaga kerja
yang berpengalaman dan mampu secara kontinyu.
2. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
Menurut Heidjrachman (1997:5) mengatakan bahwa manajemen
sumber daya manusia memiliki fungsi-fungsi. Di dalam fungsi tersebut
dibagi dalam 2 bagian yaitu fungsi struktural dan fungsi operasional yang
meliputi:
a. Fungsi struktural.
1) Perencanaan.
Perencanaan adalah merencanakan program kebutuhan sumber
daya manusia untuk kebutuhan yang akan datang yang akan
membantu mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan.
Fungsi perencanaan ini sangat penting dalam pengelolaan sumber
daya manusia.
2) Pengorganisasian.
Setelah rencana program yang akan dilaksanakan ditentukan maka
diperlukan organisasi sebagai alat untuk melaksanakan rencana
tersebut. Organisasi ini tugasnya merancang susunan dari berbagai
3) Pengarahan.
Setelah mempunyai rencana organisasi maka yang diperlukan
adalah bagaimana melaksanakannya. Fungsi ini mempunyai
pengertian bagaimana mengusahakan dan mengarahkan karyawan
agar dapat bekerja secara efektif.
4) Pengawasan.
Pengawasan merupakan fungsi manajeman untuk mengamati dan
membandingkan antara rencana dengan pelaksanaan dan
mengoreksi apabila terjadi penyimpangan atau penyesuaian
kembali rencana yang telah dibuat.
b. Fungsi Operasional.
1) Pengadaan.
Pengadaan adalah fungsi manajemen untuk mendapatkan jumlah
dan jenis karyawan untuk mencapai tujuan organisasi. Fungsi
utama menyangkut tentang penentuan kebutuhan tenaga kerja,
penarikan seleksi dan penempatannya.
2) Pengembangan.
Pengembangan adalah fungsi manajemen untuk meningkatkan
kemampuan dan keterampilan tenaga kerja melalui pelatihan yang
diperlukan agar dapat menjalankan tugas dengan baik.
3) Kompensasi.
Kompensasi adalah pemberian penghargaan yang adil dan layak
terhadap karyawan sesuai tunjangan mereka untuk mencapai tujuan
4) Pemeliharaan.
Pemeliharaan adalah bagaimana mempertahankan dan
meningkatkan kondisi kerja yang telah ada.
3. Kepemimpinan
Pemimpin adalah orang yang bertanggung jawab terhadap kinerja
organisasi, sehingga seorang pemimpin harus mempunyai banyak strategi
dalam melaksanakan tugasnya antara lain dengan menyampaikan apa yang
mereka harapkan agar tujuan organisasi dapat tercapai. Banyak hal yang
dituntut dari seorang pemimpin dalam melaksanakan tugasnya, namun
pada hakekatnya perlu memperoleh gambaran yang jelas tentang diri
seorang pemimpin. Sering terjadi salah persepsi tentang istilah pemimpin
oleh karena itu, di sini dikemukakan pendapat-pendapat ahli tentang
kepemimpinan. Menurut Kartini Kartono (dalam Anoraga dan Suyati,
1995:91), pemimpin adalah pribadi yang memiliki kecakapan khusus
dengan atau tanpa adanya pengangkatan resmi dapat mempengaruhi
kelompok yang dipimpinnya, untuk melakukan usaha bersama mengarah
pada pencapaian sasaran-sasaran tertentu.
Kepemimpinan menurut R.E. Byrd dan Block (dalam Sujak,
1996:1-2), kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi,
menggerakkan, dan mengarahkan suatu tindakan pada diri seseorang atau
sekelompok orang, untuk mencapai tujuan tertentu pada situasi tertentu.
Keterampilan dalam memimpin terdiri dari:
Pemberian kuasa adalah pembagian atau pemberian kuasa oleh
pemimpin terhadap bawahannya.
b. Intuisi (intuition)
Intuisi adalah keterlibatan manajer atau pimpinan dalam menatap
situasi, mengantisipasi perubahan, mengambil resiko dan membangun
kejujuran.
c. Pemahaman diri (self understanding)
Pemahaman diri adalah kemampuan untuk mengenali
kekuatan-kekuatan atau hal-hal yang positif yang ada pada dirinya dan
kemampuan dalam menetapkan upaya mengatasi kelemahan yang ada
pada dirinya.
d. Pandangan (vision)
Pandangan adalah keterlibatan dirinya dalam mengimajinasi kondisi
lingkungan yang berbeda-beda, serta dalam mengimajinasikan suatu
kondisi untuk memperbaiki lingkungan organisasi.
e. Nilai keseluruhan (congruence value)
Nilai keseluruhan adalah kemampuan pimpinan dalam mengetahui dan
memahami nilai yang berkembang dalam organisasinya,
nilai-nilai yang dimiliki bawahannya, serta dalam memadukan dua nilai-nilai
4. Penemuan Klasik tentang Kepemimpinan
a. Studi Iowa
Usaha untuk mempelajari kepemimpinan pada mulanya dilakukan
pada tahun 1930 oleh Ronald Lippit dan Ralph K.White di bawah
pengawasan Kurt Lewin di Universitas Iowa didapati terdapat 3 Gaya
kepemimpinan, yaitu:
1) Gaya Otokratis
Pemimpin yang otoriter bertindak sangat direktif, selalu
memberikan pengarahan, dan tidak memberikan kesempatan
timbulnya partisipasi.
2) Gaya Demokratis
Pemimpin yang demokratis mendorong kelompok diskusi dan
pembuat keputusan.
3) GayaLaissez Faire
Pemimpin yang laissez faire memberikan kebebasan yang mutlak pada kelompok.
b. Studi Ohio
Dalam tahun 1945, biro penelitian bisnis dari Universitas Negeri Ohio
melakukan serangkaian penemuan dalam bidang kepemimpinan.
Penelitian Ohio menemukan 4 macam kombinasi dari struktur inisiatif
(perilaku tugas) dengan perhatian (perilaku hubungan), yaitu:
1) Rendah struktur dan tinggi perhatian..
2) Tinggi struktur dan tinggi perhatian.
4) Tinggi struktur dan rendah perhatian.
c. Studi Michigan
Studi Michigan menghasilkan dimensi perilaku kepemimpinan yang
disebut berorientasi karyawan dan berorientasi produk. Pemimpin yang
berorientasi karyawan dideskripsikan sebagai menekankan hubungan
antar pribadi. Mereka secara berminat pada kebutuhan bawahan
mereka dan menerima perbedaan individual di antara anggota-anggota.
Pemimpin yang berorientasi produksi, cenderung menekankan pada
aspek teknis atau tugas atas pekerjaan tertentu.
5. Gaya Kepemimpinan Kontinum
Gaya kepemimpinan kontinum, pertama kali diperkenalkan oleh
Robert Tannenbaum dan Warren Schmidt. Ada dua bidang pengaruh yang
ekstrem. Pertama, bidang pengaruh pimpinan dan kedua, bidang pengaruh
kebebasan bawahan. Kedua bidang pengaruh ini dipergunakan dalam
hubungan kalau pemimpin melakukan aktivitas pembuatan keputusan.
6. Fungsi Kepemimpinan
Menurut Stoner (1996:119), seorang pemimpin harus memiliki dua
fungsi utama yaitu:
a. Fungsi yang berkaitan dengan tugas atau fungsi pemecahan
permasalahan yang meliputi pemberian saran pemecahan, menawarkan
informasi, dan pendapat.
b. Fungsi pemeliharaan kelompok atau fungsi sosial, yang meliputi
atau memuji anggota lain dalam kelompok, menengahi
ketidaksepahaman kelompok atau bahkan membuat catatan dalam
diskusi kelompok.
7. Definisi Stres
Kreitner dan Kinicky (2005:351) mendefinisikan stres sebagai suatu
respon yang adaptif, dihubungkan oleh karakteristik dan/atau proses
psikologis individu, yang merupakan suatu konsekuensi dari setiap
tindakan eksternal, situasi, atau peristiwa yang menempatkan tuntutan
psikologis dan/atau fisik khusus seseorang. Looker dan Gregson (2004:44)
mendefinisikan stres sebagai sebuah keadaan yang kita alami ketika ada
sebuah ketidaksesuaian antara tuntutan-tuntutan yang diterima dan
kemampuan untuk mengatasinya. George (1996:252) mendefinisikan stres
sebagai peluang atau ancaman yang dianggap sebagai suatu hal yang
penting tetapi kemungkinan tidak dapat dilakukan secara efektif. Stres
dapat dialami karena 2 sebab yakni:
a. Peluang
Peluang adalah sesuatu yang mempunyai potensi mendatangkan
keuntungan bagi seseorang. Peluang dimaksud seperti belajar
keterampilan baru atau mendapat pekerjaan baru yang bisa
b. Ancaman
Ancaman adalah sesuatu yang mempunyai potensi untuk melukai
seseorang.
8. Sumber Stres
Baron (dalam Rohi dan Dupe, 2004:232) menyatakan bahwa ada dua
faktor utama yang menjadi sumber stres. Pertama, berhubungan langsung
dengan organisasi atau pekerjaan dan yang kedua, berhubungan dengan
aspek kehidupan individu.
Faktor-faktor organisasional atau pekerjaan yang menjadi sumber
stres terdiri dari:
a. Hubungan dalam pekerjaan (work related)
b. Tuntutan tugas/pekerjaan (occupational demand) c. Konflik peran (role conflict)
d. Kekaburan peran (role ambiquity)
e. Kelebihan beban kerja dan atau terlampau sedikitnya beban kerja
(overload and underload)
f. Tanggung jawab terhadap orang lain (responsibility for others)
g. Kurangnya dukungan sosial (lack of social support)
h. Kurangnya partisipasi dalam pengambilan keputusan (lack of
Di samping faktor-faktor organisasional, ada beberapa faktor yang
bersifat pribadi yang dapat mempengaruhi stres dan pada akhirnya akan
berpengaruh terhadap prestasi kerja seseorang. Baron (dalam Rohi,
2004:233) menyatakan, faktor individu sebagai sumber stres terdiri dari:
a. Kejadian-kejadian kehidupan yang menegangkan (stresfull live event)
b. Percekcokan dalam kehidupan sehari-hari (the hassles of daily life) Sujak (1996:80) mengatakan, factor-faktor yang bersifat pribadi
dapat mempengaruhi stres. Mudah terpengaruh oleh situasi yang penuh
stres karena ada keterkaitan antara:
a. Harga diri yang berlebihan.
Hal ini sangat mudah terpengaruh oleh situasi yang penuh stres.
Karena ada keterkaitan antara harga diri yang berlebihan dengan
tingkat kepercayaan diri yang begitu tinggi, maka akan mengarahkan
dirinya pada tuntutan perlakuan yang selalu istimewa pada dirinya,
selalu ingin dilayani dan ingin menjadi pusat perhatian orang lain.
b. Kemampuan dan kebutuhan.
Pada dasarnya kemampuan, kebutuhan dan tuntutan terhadap tugas
pekerjaan mempunyai hubungan yang erat dengan tingkatan stres yang
dialami. Semakin tinggi terpuaskannya kebutuhan dan semakin besar
kemampuan seseorang untuk melaksanakan tugas secara efektif maka
bersangkutan dalam pekerjaaannya sebaliknya bila tingkat kepuasan
rendah dan kemampuan menjalankan tugas minim, cenderung
mengantar seseorang kepada situasi stres yang berat.
c. Karakteristik Kepribadian.
Pegawai yang cenderung introvert, akan lebih cepat stres pada waktu berhadapan dengan aspek-aspek menyangkut hubungan antar manusia
yang menyebabkan konflik, dibanding dengan pegawai yang
ekstrovert.
9. Kemampuan Mengelola Stres
Gibson (1997:94) kemampuan adalah ciri dari sesuatu yang disahkan
pada diri seseorang untuk melakukan sesuatu yang berhubungan dengan
kecakapan mental dan fisik.
Hersey dan Blanchard (dalam Suwarto, 2006:61) menyatakan bahwa
sedikitnya ada tiga ranah kemampuan manajerial yaitu:
a. Kemampuan teknis
Kemampuan teknis adalah kemampuan untuk menggunakan
pengetahuan, metode, teknik, dan perlengkapan yang dibutuhkan bagi
pelaksanaan tugas khusus yang didapat melalui pengalaman,
b. Kemampuan kemanusiaan
Kemampuan kemanusiaan adalah kemampuan dan penilaian dalam
kerja melalui manusia.
c. Kemampuan konseptual
Kemampuan konseptual adalah kemampuan untuk memahami
kompleksitas dari seluruh organisasi, dimana seseorang akan cocok
melakukan pekerjaannya.
Banyak cara untuk untuk mengelola stres: meminimkan efek
konsekuensi jasmani melalui kelegaan sementara; memperkuat
kemampuan orang untuk mengatasi konsekuensi jasmani berdasarkan
basis jangka panjang; mengintepretasikan peristiwa-peristiwa dalam
kehidupan sehingga dapat menyingkirkan konsekuensi mental, emosional,
relasional, dan spiritual yang negatif agar dapat hidup panjang dengan
damai; menafsirkan kembali situasi; mengatasi secara langsung
masalah-masalah yang menjadi sumber stres.
10. Kiat Menangggulangi Stres
Adalah suatu kemungkinan yang sangat mustahil untuk
menghapuskan stres sama sekali dari kehidupan manusia. Stres dapat
ditanggulangi secara pribadi maupun melalui organisasi.
Rohi dan Dupe (2004:234) mengatakan bahwa ada beberapa strategi
a. Peningkatan kesadaran diri.
Suatu pengetahuan tentang bagaimana bersikap wajar pada lingkungan
pekerjaan dan pada lingkungan situasi sosial, serta suatu kemampuan
untuk dapat mengenali tanda-tanda adanya ketegangan secara dini
merupakan strategi yang akan dapat meningkatkan kesadaran diri
terhadap stres yang akan melanda individu.
b. Latihan fisik.
Penelitian para pakar medis telah menunjukkan bahwa perubahan
fisiologis dan biokimia yang dihasilkan melalui latihan fisik/olahraga
berperan positif untuk mengurangi efek-efek stres. Dengan
mengadakan latihan fisik akan dapat mengurangi tekanan-tekanan
mengelisahkan, depresi, dan rasa mudah marah.
c. Pengembangan hobi, minat, dan persahabatan.
Situasi kerja yang menuntut produktifitas tinggi akan menuntut
konsentrasi fisik, mental, dan pikiran yang tinggi. Jika kondisi tersebut
sudah sampai pada titik jenuh, maka akan dapat menimbulkan bahaya
rutinitas, mudah lengah, ceroboh, serta pelenturan bobot tanggung
jawab yang diakibatkan oleh menurunnya tingkat konsentrasi. Usaha
pemulihan kesehatan mental seperti tersebut dapat ditempuh melalui
pengembangan hobi, minat, dan penciptaan situasi yang dapat
d. Pengembangan sikap rileks dan meditasi.
Pengembangan sikap rileks ketika seseorang sedang mengalami stres
akan dapat menjadi salah satu cara untuk mengurangi dan
menghilangkan stres.
e. Pengaturan waktu dan penyelesaian konflik.
Dengan mengatur waktu secara baik, menetapakan prioritas aktivitas,
menggunakan pendelegasian sesuai porsinya maka individu akan dapat
mengontrol kegiatan-kegiatan yang dilakukan dan dapat pula
menghilangkan beberapa sumber stres yang diakibatkan oleh
kegagalan pengaturan waktu dalam menghadapi tugas-tugas yang
menumpuk.
f. Perubahan sikap dan perilaku.
Terkadang perubahan sikap dan perilaku diperlukan dalam
menanggulangi stres.
g. Pengunduran diri.
Sikap pengunduran ini tepat dilakukan apabila pegawai menghadapi
situasi manajer yang otoriter dengan tuntutan-tuntutan yang tidak
realistis, atau timbulnya konflik sudah tidak ada jalan keluar.
Rohi dan Dupe (2004:235) mengatakan ada beberapa cara
a. Penetapan tujuan secara partisipatif.
Proses partisipasi dalam penetapan tujuan yang menjadi aktivitas
organisasi akan dapat mengurangi dan memecahkan konflik serta suatu
ketidakpastian.
b. Ketepatan penyeleksian dan penempatan.
Prosedur penyeleksian dan penempatan yang tersusun secara
sistematis, akan dapat mencegah timbulnya stres yang bersumber dari
ketidakseimbangan tuntutan kualitas hasil kerja dengan kemampuan
yang dimiliki pegawai.
c. Pelatihan.
Ketika para pegawai mengetahui bagaimana mengerjakan
pekerjaannya atas dasar kemampuan, ketrampilan, dan wawasan
kognitif yang diperoleh melalui pelatihan, maka sumber stres yang
disebabkan oleh beratnya tuntutan kualitas kerja telah dapat
dihilangkan.
d. Pusat konseling.
Suatu pusat konseling yang ada dalam suatu organisasi, akan dapat
menjadi media sebagai wadah untuk menampung dan menyelesaikan
masalah-masalah yang menyebabkan stres bagi pegawai.
e. Komunikasi terbuka.
Stres dapat diatasi bila pegawai mengetahui informasi apa yang sedang
organisasi terhadap perilaku yang diharapkan dan prestasi yang telah
dicapai.
f. Informasi jabatan.
Suatu analisis jabatan yang antara lain menghasilkan sejumlah
informasi sebagai standar evaluasi pekerjaan. Bila analisis jabatan
dikerjakan dengan baik, maka evaluasi pekerjaan akan dapat terlaksana
sesuai dengan standar prestasi kerja yang ada.
g. Dukungan emosional positif.
Dukungan emosional seperti simpati, perhatian dan kasih sayang, dan
kepercayaan yang diberikan oleh orang lain dalam personil lain dalam
suatu organisasi, akan membantu meningkatkan suasana
keharmonisan.
11. Tingkat Kepercayaan Diri
Kemampuan untuk meraih cita-cita, adalah didorong oleh rasa
percaya diri yang terbentuk oleh kemampuan mengembangkan
kemampuan, belajar dari kekecewaan dan kesalahan, kemudian menikmati
keberhasilan yang diraihnya.
Davies (2004:1) menyatakan percaya diri adalah perasaan bahagia,
bersemangat, bergembira, dan pada umumnya memegang kendali atas
kehidupan. Rasa percaya diri mempengaruhi kemampuan seseorang untuk
George (1996:360) menyatakan kepercayaan diri adalah modal dari
aktualisasi sebagai bekal untuk sukses. Orang perlu mengembangkan
kepercayaan (confidence) untuk bergantung pada pengamatan diri sendiri,
pada kemampuan sendiri untuk menentukan makna segala sesuatu di
tengah-tengah kekacauan, kehati-hatian yang didasarkan pada kepercayaan
diri sendiri untuk memperhatikan hal-hal yang berharga di sekitarnya.
Orang yang percaya diri mempunyai sikap yang luwes, lebih bersedia
mengambil resiko-resiko, dan menikmati pengalaman-pengalaman baru.
Mereka merasa senang dengan dirinya dan cenderung bersikap santai di
dalam situasi-situasi sosial. Contoh:
a. Menikmati hidup yang bergembira.
b. Mengetahui dan menilai diri sendiri.
c. Mempunyai keahlian-keahlian sosial yang baik.
d. Mempunyai sikap yang positif.
e. Tegas.
f. Mempunyai tugas yang jelas.
g. Siap menghadapi tantangan-tantangan.
12. Motivasi
Motivasi (Martoyo, 2000:164) sebagai dorongan dan semangat kerja
dilandasi oleh kemampuan yang kuat untuk memenuhi kebutuhan individu
maupun kelompok, tetapi munculnya motivasi tidak hanya karena adanya
kebutuhan non fisik, sering terlupakan begitu saja padahal masalah ini
tidak terindentifikasi dengan baik menjadikan motivasi semu yang muncul
dari seseorang.
Menurut Mudji dan Purbudi (1997:52) motivasi kerja adalah sesuatu
yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja, oleh karena itu motivasi
kerja dalam psikologi kerja biasa disebut pendorong semangat kerja. Kuat
lemahnya motivasi kerja seorang tenaga kerja ikut menentukan besar
kecilnya prestasi kerja.
Menurut Munandar (2001:332) motivasi adalah suatu proses dimana
kebutuhan-kebutuhan mendorong seseorang untuk melakukan serangkaian
kegiatan yang mengarah ke tujuan tertentu. Tujuan yang berhasil dicapai
akan memuaskan atau memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut.
Menurut Robbins (2006:213) motivasi adalah proses yang ikut
menentukan intensitas, arah, dan ketekunan individu dalam usaha
mencapai sasaran.
Menurut As’ad (1978:34) motivasi kerja adalah segala sesuatu yang
memberikan dorongan dalam bekerja. Faktor penting yang menentukan
dan mendorong manusia untuk bekerja ialah adanya kebutuhan yang harus
dipenuhi. As’ad menyimpulkan factor-faktor yang mendorong motivasi
kerja, sebagai berikut:
a. Pekerjaan yang tetap.
b. Teman kerja yang baik.
d. Kesempatan untuk memperoleh pengalaman dari pekerjaan.
e. Suasana kerja yang menyenangkan
f. Kesempatan untuk mengabdi pada masyarakat.
g. Jaminan sosial yang baik.
h. Keadaan tempat kerja yang menyenangkan.
i. Kesempatan untuk maju memperoleh jabatan yang lebih tinggi.
j. Gaji yang tinggi.
k. Jam kerja yang singkat.
l. Pekerjaan yang mudah.
B. Hasil Penelitian Sebelumnya
Suwarto. 2006. Hubungan antara Ketahanan Fisik Mental Spiritual dan
Kemampuan Mengelola Stres serta Tingkat Kepercayaan Diri dengan
Motivasi Kerja. Jurnal Ekonomi Perusahaan(IBII), edisi maret 2006 vol 13,
no1. Memiliki tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara
ketahanan fisik mental spiritual dengan motivasi kerja para petugas front office. Mengetahui hubungan antara kemampuan mengelola stres dengan motivasi kerja para petugasfront office. Mengetahui hubungan antara tingkat percaya diri dengan motivasi kerja para petugasfront office.Populasi yang di ambil adalah 21 hotel berbintang tiga, empat dan lima yang beroperasi di
kabupaten Yogya, Solo, dan Semarang. Sedangkan sampel penelitian adalah
63 manajer yang terdiri dari manajer puncak, manajer tengah dan manajer
dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis butir dan uji
asumsi. Kesimpulan yang didapat yaitu terdapat hubungan secara positif
antara ketahanan fisik mental spiritual dengan motivasi kerja, terdapat
hubungan secara positif antara kemampuan mengelola stres dengan motivasi
kerja, terdapat hubungan secara positif antara tingkat kepercayaan diri
dengan motivasi kerja dan terdapat hubungan secara positif antara ketahanan
fisik mental spiritual, kemampuan mengelola stres serta tingkat kepercayaan
diri secara bersama-sama dengan motivasi kerja. Didapat juga bahwa tingkat
kepercayaan diri merupakan variabel yang sangat mendasar dalam
memotivasi kerja. Dalam meningkatkan rasa percaya diri, gejala yang cukup
C. Kerangka Konseptual
Keterangan:
= Pengaruh secara parsial
= Pengaruh secara simultan
D. Hipotesis
Pemimpin memiliki peranan yang penting dalam organisasi, dimana
setiap pemimpin dapat memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda. Dengan
gaya kepemimpinan yang tepat dapat mewujudkan tujuan organisasi. Gaya
kepemimpinan yang tepat dapat meningkatkan motivasi kerja. Apabila
kegiatan dan aktivitas terganggu maka dapat menimbulkan stres, dengan Gaya
Kepemipinan
Kemampuan Mengelola Stres
Tingkat Kepercayaan Diri
stimulus-stimulus baru dapat meningkatkan kinerjanya. Apabila stres kerja
dapat dikelola dengan baik maka akan semakin kuat motivasi kerjanya.
Dalam suatu kehidupan kerja, seseorang yang mempunyai kepercayaan diri
yang tinggi tentu akan memandang hidup lebih mudah ditaklukkan. Dengan
kata lain bahwa semakin kuat rasa percaya diri para pekerja, berarti semakin
kuat motivasi kerjanya.
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan yang
diajukan dalam identifikasi masalah. Hipotesis tersebut harus diuji atau
dibuktikan kebenarannya lewat pengumpulan dan penganalisaan data.
Berdasarkan alas an-alasan di atas penulis menyusun hipotesis sebagai:
H1: Gaya kepemimpinan, kemampuan mengelola stres, dan tingkat
kepercayaan diri secara simultan berpengaruh terhadap motivasi kerja.
H2: Gaya kepemimpinan, kemampuan mengelola stres, dan tingkat
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian.
Penelitian dilakukan oleh penulis adalah penelitian studi kasus pada hotel
Sahid Raya. Dalam penelitian ini peneliti meneliti tentang pengaruh gaya
kepemimpinan, kemampuan mengelola stress, dan tingkat kepercayaan diri
terhadap motivasi kerja.
B. Subyek dan Obyek Penelitian.
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah karyawan Hotel Sahid Raya Yogyakarta.
2. Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah variabel-variabel gaya kepemimpinan,
kemampuan mengelola stres, tingkat kepercayaan diri yang berpengaruh
pada motivasi kerja.
C. Waktu dan Lokasi Penelitian.
Lokasi : Hotel Sahid Raya, Yogyakarta.
Waktu : September - Oktober 2009
D. Variabel Penelitian.
1. Identifikasi Variabel
Variabel adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan obyek
penelitian atau faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala
yang diteliti, sesuai dengan perumusan masalah yang ada, dalam penelitian
penulis maka yang menjadi penelitian adalah pelayanan yang meliputi
aspek-aspek sebagai berikut :
a. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah gaya kepemimpinan,
kemampuan mengelola stres dan tingkat kepercayaan diri.
b. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah motivasi kerja.
2. Definisi Operasional Variabel
a. X1= Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan adalah gaya yang dipakai seorang manajer
dalam pembuatan keputusan.
b. X2= Kemampuan Mengelola Stres
Kemampuan mengelola stres kemampuan karyawan dalam
mengatasi dan mengatur diri pada suatu keadaan atau tuntutan
yang dikehendaki sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan
indikator:
1. Kemampuan teknis.
3. Kemampuan konseptual.
c. X3= Tingkat Kepercayaan Diri
Tingkat kepercayaan diri adalah tingkat kepercayaan diri
karyawan dalam bekerja. Indikator kepercayaan diri:
1. Menikmati hidup dan bergembira.
2. Mengetahui dan menilai diri sendiri.
3. Mempunyai keahlian-keahlian sosial yang baik.
4. Mempunyai sikap yang positif.
5. Tegas.
6. Mempunyai tujuan yang jelas.
7. Siap menghadapi tantangan-tantangan
d. Y = Motivasi Kerja karyawan Hotel Sahid Raya Yogyakarta
E. Pengukuran Variabel
Pengukuran variabel dengan menggunakan skala Likert. Skala Likert
didesain untuk menelaah seberapa kuat subyek setuju atau tidak setuju dengan
pernyataan pada skala 5 titik dengan susunan berikut:
1. Sangat Tidak Setuju
2. Tidak Setuju
3. Netral/ragu-ragu
4. Setuju
F. Populasi dan Sampel.
Populasi adalah keseluruhan dari objek yang diteliti. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh karyawan hotel Sahid Raya.
Sampel adalah sebagian atau wakil dari keseluruhan karyawan hotel
Sahid Raya.
G. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah tekniksimple random sampling, yaitu pengambilan sampel dimana dari keseluruhan populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih. Jumlah sampel yang diteliti
100 orang.
H. Sumber Data
1. Data Primer
Data Primer yaitu informasi yang diperoleh dari tangan pertama oleh
peneliti yang berkaitan dengan variabel minat untuk tujuan spesifik studi
(Sekaran, 2006:60).
2. Data Sekunder
Data Sekunder yaitu informasi yang dikumpulkan dari sumber yang telah
I. Teknik Pengumpulan Data
1. Kuesioner
Kuesioner yaitu teknik pengumpulan data dengan memberikan daftar
pertanyaan untuk dijawab oleh responden. Jumlah sampel yang diambil
sebagai sampel sebanyak 100 orang.
2. Interview
Interview yaitu teknik pengumpulan data melalui wawancara yang hanya
ditujukan pada pihak hotel Sahid Raya sehubungan dengan kegiatan
pelayanan jasa.
3. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu teknik pegumpulan data dengan pengamatan langsung
oleh peneliti terhadap obyek yang diteliti.
J. Teknik Pengujian Instrumen
1. Uji Validitas
Uji validitas adalah uji yang digunakan untuk mengetahui seberapa cermat
suatu alat ukur dalam melakukan fungsi sebagai alat ukur. Instrumen yang
valid adalah instrumen yang mampu mengukur apa yang hendak diukur.
Pengukuran atau pengujian validitas dilakukan dengan menghitung
korelasi antara nilai dari tiap-tiap item pertanyaan dengan skor total. Dari
perhitungan tersebut dapat diketahui seberapa besar sumbangan
}
R : Koefisien korelasi
x : Nilai masing-masing item butir
y : Nilai seluruh item
n : jumlah responden/sampel
Untuk menentukan apakah instrumen itu valid atau tidak valid, maka
ketentuannya adalah sebagai berikut:
Jika r hitung r kritis dengan taraf keyakinan 95% maka instrumen
tersebut dikatakan valid.
Jika r hitung < r kritis dengan taraf keyakinan 95% maka instrumen
tersebut dikatakan tidak valid.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana suatu
pengukuran memberikan hasil yang relatif sama bila dilakukan
pengukuran pada subyek yang sama, atau suatu instrumen cukup reliabel
atau dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data.
Keterangan:
σt = Varian total
∑σb2 = Jumlah varian butir
Untuk menentukan apakah instrumen itu reliabel atau tidak digunakan
ketentuan sebagai berikut:
Jika r hitung r kritis dengan tarif keyakinan 95%, maka instrumen
dikatakan reliabel.
Jika r hitung < r kritis dengan tarif keyakinan 95%, maka instrumen
dikatakan tidak reliabel.
K. Teknik Analisis Data
1. Analisis Regresi Linier Berganda
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis regresi linier berganda. Analisis regresi berganda adalah analisis
tentang hubungan antara satu dependent variabel dengan dua atau lebih
independent variabel. Rumus regresi berganda sebagai berikut:
3
Untuk mencari persamaan a, b1, b2, b3 digunakan persamaan simultan
Dengan keterangan :
Y = Variabel motivasi kerja
a = Nilai konstanta
b1 = Koefisien regresi variabel Gaya Kepemimpinan
b2 = Koefisien regresi variabel Kemampuan Mengelola Stres
b3 = Koefisien regresi variabel Tingkat Kepercayaan Diri
X1= Variabel gaya kepemimpinan
X2= Variabel kemampuan mengelola stres
X3= Variabel tingkat kepercayaan diri
2. Asumsi Klasik OLS dalam Regresi Berganda
a. Kenormalan
Regresi linear normal klasik mengasumsikan bahwa tiap ui
didistribusikan secara normal dengan
ui N(0,2)
Di mana berarti “didistribusikan sebagai” dan di mana N berarti
“didistribusikan normal”, unsur dalam tanda kurung menyatakan dua
parameter distribusi normal yaitu rata-rata dan varians.
Dalam asumsi keabnormalan, penaksiran OLS ˆ0, ˆ1, dan 2
ˆ
mempunyai sifat-sifat statistik berikut:
1. Penaksiran tadi tidak bisa
2. Penaksiran tadi mempunyai varians yang minimum. Digabungkan
dengan 1, ini berarti penaksiran tadi tidak bisa dengan varians yang
3. Konsisten yaitu dengan meningkatnya ukuran sampel secara tak
terbatas, penaksiran mengarah ke (coverage) nilai populasi yang sebenarnya.
6. (N2)ˆ2didistribusikan secara distribusi X2(chi-kuadrat) dengan derajat kebebasan (df)N-2.
7. (βˆ0,βˆ1)didistribusikan secara bebas dari ˆ2.
8. ˆ0 dan
1 ˆ
mempunyai varians minimum dalam seluruh kelas
penaksir tak bisa, baik linier maupun bukan.
Asumsi kenormalan memungkinkan kita untuk memperoleh
distribusi probabilitas dari ˆ0 (normal),
1 ˆ
(normal), dan ˆ2
(chi-kuadrat), hal ini menyederhanakan tugas dalam menetapkan selang
keyakinan dan pengujian hipotesis (secara statistik).
b. Multikolinearitas
Digunakan untuk menunjukkan adanya hubungan linier di antara
variabel-variabel bebas dalam model regresi. Bila variabel-variabel
bebas berkorelasi dengan sempurna, maka disebut multikolinieritas
sempurna.
Bila asumsi tidak terpenuhi konsekuensi yang akan diperoleh
adalah:
2. Rentang dan tingkat keyakinan menjadi semakin lebar, sehingga
probabilitas menerima hipotesa pada hal hipotesa itu salah semakin
besar.
3. Jika koefisien determinasi tinggi, tetapi tidak ada atau hanya
sedikit sekali koefisien regresi yang signifikan, maka variabel
bebas tersebut berpengaruh terhadap y.
Ada beberapa yang bisa dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya
kolinieritas ganda antar variabel bebas, yaitu:
1) Dengan melihat besarnya koefisien determinasi.
2) Dengan melihat koefisien korelasi sederhana antar variabel.
3) Dengan melihat koefisien korelasi parsial.
4) Dengan melakukan regresi atau membuat regresi terhadap variabel
bebas.
Untuk mengatasi adanya kolinieritas ganda yang dilakukan
adalah:
1) Menggabungkan data time series dengan data cross section yang disebut denganpooling data.
2) Membuang atau menghilangkan salah satu atau lebih variabel
bebas.
3) Transformasi variabel.
4) Mencari informasi sebelumnya mengenai variabel yang
berkolinieritas ganda.
c. Autokorelasi
Autokorelasi adalah korelasi (hubungan) yang terjadi di antara
anggota-anggota dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam
rangkaian waktu (seperti pada data runtun waktu atau time series data)
atau yang tersusun dalam rangkaian ruang (seperti pada data silang
waktu atau cross-sectional data). Dalam model regresi klasik mensyaratkan tidak ada Autokorelasi antara ei dan ej. Jika terjadi
Autokorelasi maka konsekuensinya adalah estimator masih tidak
efisien dan varian kesalahan penggangu menjadi underestimate yang pada akhirnya penggunaan uji t dan F tidak lagi bisa digunakan.
Ada beberapa cara yang bisa ditempuh untuk mendeteksi adanya
Autokorelasi adalah:
1) Dengan metode grafik.
2) Uji Durbin Watson, dengan rumus:
Untuk mengatasi adanya Autokorelasi dilakukan dengan jalan
melakukan regresi atau et sebagai variabel terikat dan c sebagai variabel bebas dengan tidak memasukkan intersep sehingga persamaan
Tabel III.1
Uji statistik Durbin – Watson d
Nilai Statistik d Hasil
0< d < dL Menolak hipotesis nol, ada autokorelasi positif.
dL≤d≤dU Daerah keragu – raguan, tidak ada keputusan.
dU< d≤4-dU Menerima hipotesis nol, tidak ada autokorelasi
positif/negatif.
4-dU≤d≤4-dL Daerah keragu – raguan, tidak ada keputusan.
4-dL≤d≤4 Menolak hipotesis nol, ada autokorelasi negatif.
Sumber: Widarjono (2007). Ekonometri, Yogyakarta: Ekonosia
d. Heteroskedastisitas
Asumsi lain yang penting dari model regresi linier klasik adalah
kesalahan pengganggu mempunyai varian sama untuk semua
pengamatan. Jika asumsi ini tidak terpenuhi maka sekalipun sampel
diperbesar standar error tidak lagi minimum. Sehingga estimasi OLS
tidak lagi efisien dan kita akan membuat kesimpulan yang tidak tepat.
Cara mendeteksi kondisi heteroskedastisitas bisa dilakukan dengan
membuat grafik dari residu yang digunakan sebagai sumbu tegak dan
variabel bebas sebagai sumbu mendatar. Cara yang kedua dengan uji
park dalam bentuk.
v
Cara ketiga adalah dengan uji korelasi Rank Spearman, dengan rumus sebagai berikut.
Cara termudah untuk mengatasi heteroskedastisitas adalah dengan
e. Uji Signifikansi
1. Uji F
Uji F digunakan untuk menguji ada tidaknya pengaruh signifikan
variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat. Bila
Fhitung Ftabel, maka secara simultan variabel bebas berpengaruh
terhadap variabel terikat, sebaliknya bila Fhitung < Ftabel, maka
secara simultan variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel
terikat.
n = ukuran sampel
R2 = koefisien determinasi k = banyaknya variabel bebas
Kriteria yang digunakan untuk mencari Ftabel df = N-1 dengan
tingkat signifikansi 5%.
Hoditerima:
Apabila Fhitung < Ftabel pada =0,05 atau Fhitung pada Pvalue > 0,05
secara simultan gaya kepemimpinan, kemampuan mengelola stres,
dan tingkat kepercayaan diri tidak berpengaruh terhadap motivasi
kerja.
Apabila Fhitung Ftabel pada =0,05 atau Fhitung pada Pvalue < 0,05
secara simultan gaya kepemimpinan, kemampuan mengelola stres,
dan tingkat kepercayaan diri berpengaruh terhadap motivasi kerja.
f. Uji t
Uji t digunakan untuk menguji ada tidaknya pengaruh variabel X
secara parsial terhadap Y, jika Variabel X yang lain tetap. Bila
thitung ttabel maka ada pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat, sebaliknya apabila thitung < ttabel maka tidak ada pengaruh
variabel bebas terhadap variabel terikat, maka dilakukan uji t.
Langkah – langkah pengujian sebagai berikut :
1) Pendefinisian hipotesis pada uji t dua sisi.
Ho:b1;b2;b3 = 0
H1:b1;b2;b3 ≠0
2) Menghitung nilai t hitung dan mencari nilai t kritis dari tabel
distribusi t. Nilai thitungdicari dengan formula sebagai berikut :
)
3) Bandingkan nilai t hitung untuk masing-masing estimator dengan t
tabel.
Keputusan menolak atau menerima Hosebagai berikut:
Jika nilai thitung> nilai ttabelmaka Hoditolak atau menerima Ha.
BAB IV
GAMBARAN UMUM HOTEL SAHID RAYA
A. Hotel Sahid Raya Yogyakarta
1. Sejarah Hotel Sahid Raya Yogyakarta
Hotel Sahid Raya pada mulanya Koba Motel dan Cottage yang
didirikan pada 10 september 1973, mulai beroperasi tahun 1975 sampai
dengan agustus 1980.
Baru sejak diadakannya transaksi jual beli tanggal 1 September 1980
resmilah Koba Motel dan Cottege menjadi milik Sahid Group pada tanggal
4 September 1980 diadakan timbang terima Koba Motel dan Cottage dari
Bapak Sianipar kepada Bapak...????
Mulai pada tanggal 1 April 1981 diadakan peresmian, maka Koba
Mottel dan Cottage diganti dengan nama Sahid Garden Hotel. Peresmian
itu cukup meriah, dihadiri oleh semua Direksi Sahid Group, pimpinan
yang tergabung dalam Sahid Group, para kontraktor, pejabat militer
maupun sipil, wakil kepala daerah tingkat II Kabupaten Sleman, seluruh
karyawan dan karyawati Sahid Garden Hotel dan utusan-utusan
karyawan/karyawati Kusuma Sahid Prince Hotel dan Sahid Solo.
Perubahan Nama Hotel
1992 Pemerintah telah mencanangkan tahun “Penggunaan Bahasa
Indonesia” dimana semua nama yang mengandung bahasa asing
harus diganti. Begitu juga Hotel Sahid Garden diubah menjadi
Hotel Sahid Yogya.
1997 Ada kebijakan baru dari Direksi Sahid Group bahwa untuk
membedakan tingkat klasifikasi hotel bintang diberilah nama
tambahan:
- Jaya : Untuk Hotel Sahid bintang 5.
- Raya : Untuk Hotel Sahid bintang 4.
- : Untuk Hotel Sahid di bawah bintang 4, hanya
mencantumkan nama kota saja.
Dari Kebijakan baru tersebut Hotel Sahid Yogya berubah nama menjadi “
Hotel Sahid Raya Yogyakarta”
2. Visi
Terbentuknya sumber daya manusia yang kompeten pada jabatan
masing-masing (attitude, skill, dan knowledge) sehingga mampu berproduksi yang tinggi dalam menunjang pendapatan dari hotel.
3. Misi
a. Terbentuknya organisasi yang mengatur tentang tugas, tanggung
jawab, dan wewenang sehingga memperjelas kaitan antara proses
organisasi, proses produksi, dan proses bisnis.
b. Pemberlakuan sistem yang diatur dalam Human Resources Administration (HRA), Human Resources Strategy (HRS), Human Resources Maintenance (HRM), dan Human Resources Development
4. Semboyan
a. Melu Andar Beni
Karyawan seakan-akan ikut memiliki Hotel Sahid Raya Yogyakarta
dan Sahid Group.
b. Melu Hangondali
Karyawan ikut mempertahankan Hotel Sahid Raya Yogyakarta dan
Sahid Group.
c. Murat Saliro Hangroso Wani
Karyawan akan membela mati-matian apabila terjadi sesuatu dengan
Hotel Sahid Raya Yogyakarta dan Sahid Group.
5. Lokasi Hotel
Hotel Sahid Raya dapat dikategorikan resort hotel terletak di Jalan
Babarsari, bagian timur Daerah Istimewa Yogyakarta namun dapat
ditempuh dengan waktu lima menit dari Bandara Adisucipto, dan dua
puluh menit dari pusat kota.
Hotel dengan bintang empat ini mempunyai tiga jenis bentuk
bangunan, yaitu :
a. High Rise Building. b. Motel.
c. Cottages.
Ketiga jenis bentuk bangunan ini di atas terdapat dalam satu area
1. Moderate rooms : 70 kamar. 2. Business Suites : 7 kamar. 3. StandardMotel : 26 kamar. 4. Cottage : 22 kamar. 5. SuiteMotel : 6 kamar. 6. Family Cottage : 2 kamar. 7. SuperiorMotel : 2 kamar. 8. Pent House : 1 kamar. 6. Fasilitas-fasilitas hotel
Fasilitas-fasilitas yang dimiliki Hotel Sahid Raya ini terbagi menjadi
beberapa kategori, yaitu:
a. Coffe Shop, Bar,danCafé
1) Pasir Putih Coffe Shop.
Terletak di sebelah timur dari front desk dan lobby, coffe shop ini berkapasitas 60 tempat duduk dan buka dari pukul 06.00
WIB-23.00 WIB, di dalam Pasir Putih Coffe Shop ini menyediakan 3 cara
macam cara penyajian makanan (menu), yaitu:
a) Ala carte
b) Table D’ hote
c) Buffet
Selain itu Pasir Putih Coffe Shop menyediakan breakfast menu ,
yaitu:
b) American Breakfast
c) Indonesian Breakfast 2) BaronBar
Terletak di sebelahlobby front desk high rise building. Baron bar ini buka dari 16.00 WIB-00.00 WIB, di sini tersedia juga karaoke,
aneka snack, minuman alkohol dan minuman non alkohol.
3) PoolCafé.
Buka dari pukul 08.00 WIB-18.00 WIB menyediakan
bermacam-macam snack dan minuman ringan yang disajikan di PoolCafé. b.Convention Hall
Hotel Sahid Raya juga menyediakan ruangan pertemuan yang dapat
digunakan untuk rapat, seminar, meeting dan lain-lain. Ruang-ruang
tersebut antara lain:
1) Parang KusumaBall Room
Terletak di sebelah Parang TritisSwimming Pool. 2) Parang Garuda Room
Terletak di sebelah utaralobby front desk. 3) Melati Room
Terletak di sebelah selatan selatan Parang Tritis Swimming Pool.
4) Nusa Indah.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel IV.1
Kapasitas Convention Hall
Capacity
No Ruang
Standing Class Room Restaurant
1. Parang Kusuma Ball Room 350 200 150
2. Parang Garuda Room 150 100 75
3. Melati Room 30 15 15
4. Nusa Indah 40 25 25
7. Depatemen-depatemen pendukung
a. Front Office Department
Front office adalah merupakan First Impression dari sebuah hotel berbintang. Di dalam suatu perhotelan terutama di Hotel Sahid Raya
Yogyakarta ini, Front Office dipimpin oleh Front Office Manager.
Front Office Departmentmembawahi (5)sectionyaitu: 1) Operator
2) Reservation
3) Reception
4) Front Office Cashier
5) Bell Boy
Adapun tugas-tugas dari beberapa section tersebut pada dasarnya adalah untuk kelancaran daripada operasional hotel yang diberikan oleh
manajemen juga agar para tamu yang menginap di hotel merasa aman,
a) Operator bertugas:
Menerima dan melayaniIncomingmaupunOutgoing Callsdari tamu internal ataupun eksternal, yang berhubungan dengan bisnis
hotel. Merecord billing telephone official ataupun dari para tamu individu dan group yang menginap di hotel tersebut. Memberikan
informasi tentang apa saja yang ada hubungannya dengan bisnis
perhotelan.
b) Reservation bertugas:
Menerima pemesanan kamar via telephone, fax, internet dari
tamu ataupun group lewat individual. Kemudian dimasukan ke
dalam Holding Reservation sesuai tanggal pemesanan, serta memantau High Occupancy agar jangan terjadi Over Booking
(kelebihan pemesanan) yang dampaknya akan terjadi komplain
tamu. Menganalisa serta membuat Draft Forecast Daily yang disempurnakan oleh Night Receptionist. Serta assignment room
bagi para pemesan sesuai dengan permintaan juga bekerjasama
dengansectionyang terkait. c) Reseption bertugas:
Menerima dan melayani tamu atau group yang check in di hotel. Receptionist juga bertugas sebagai informan yang
d) Front Office Cashier bertugas:
Menerima deposit dari tamu atau clients yang ada hubungannya
dengan bisnis hotel. Melayani tamu individu maupun group yang
memerlukan penyimpanan barang berharga yang di counter front office cashier tersedia Safety Box Deposit Free Charge bagi tamu yang menginap. Juga melayani tamu atau group yang akan check out, agar jangan sampai terjadi Late Charge (pembayaran yang tertinggal).
e) Bell Boy bertugas:
Membantu melayani barang-barang bawaan tamu atau group
yang akan check in ataupun tamu yang akan check out, serta membantu kelancaran tamu atau group yang memerlukan segala
informasi tentang sesuatu yang dibutuhkan kerjasama sebagaiwork
yang baik dengan section yang terkait agar pelayanan terhadap
tamu dapat memuaskan.
b. Housekeeping Department.
Housekeepingadalah bagian dalam hotel yang mengurusi masalah kerumahtanggaan, dengan selalu menjaga agar memelihara kebersihan,
keindahan, kelengkapan, serta seninya sebuah hotel, agar para tamu
yang menginap merasa senang dan puas. Kebersihan adalah tuntutan
tamu yang utama, jika kamar tidak bersih tamu akan kecewa dan
masukan tentang harapan para tamu tentang kebersihan yang selalu
terjaga, ini sering kita jumpai dalam setiap tamu melihat kamar
(showing), dan dalam memberikansugestion/commentdalam comment slip d isetiap kamar, bahkan selalu ditekankan dalam masalah kebersihan.
1. Peranan Housekeeping pada suatu hotel:
Housekeeping sebagai salah satu bagian hotel yang mempunyai
tugas pokok menjaga dan memelihara kebersihan, kerapihan serta
keindahan daripada suatu hotel, demi kepuasan tamu yang menginap
dan dengan melihat pada kedudukan housekeepingyang merupakan salah satu bagian yang langsung berhadapan dengan tamu dalam
pelayanannya, maka housekeeping department harus dapat memberikan service yang terbaik, agar setiap tamu selalu merasa
puas dan senang. Housekeeping department haruslah dapat mengusahakan agar tamu selalu merasa betah tinggal di dalam hotel,
sehingga diharapkan tamu tersebut akan kembali lagi (returned guest), yaitu dengan cara sebagai berikut:
a. Menjaga kebersihan (cleanliness) b. Menjaga kenyamanan (comfort) c. Bersikap sopan (courtesy)
2. Tugas dan tanggung jawab:
Melihat peranan housekeeping dalam suatu hotel yang begitu banyak dan besar dapatlah ditarik suatu kesimpulan tentang tugas
dan tanggung jawab yang pokok yaitu:
a. Memelihara kebersihan dan kerapihan dari pada kamar-kamar
tamu, baik kamar tersebut dalam keadaan terisi tamu (accupied), maupun dalam keadaan kosong (vacant).
b. Menjaga kebersihan dan kerapihan dari pada area hotel,
termasuk ruangan-ruangan kantor, bar, restaurant, public toilet, dll, kecualikitchen.
c. Di dalam suatu acara yang diselenggarakan oleh hotel,
housekeeping bertanggung jawab atas perlengkapan dan dekorasinya.
d. Memelihara dan menyediakan keutuhan pakaian kerja bagi
karyawan.
e. Menyediakan dan memelihara keutuhan linen yang
dipergunakan sehari-hari.
Semua tugas tersebut di atas semata hanyalah untuk memberi
kesan yang menyenangkan bagi tamu yang akan menikmati fasilitas
hotel baik berupa keindahan, kebersihan kamar, restaurant dan fasilitas hotel lainnya.
1) Floor section
Yaitu seksi yang bertugas menjaga dan memelihara tentang
kebersihan dan keindahan kamar – kamar tamu (guest room), baik kamar dalam keadaan isi (accupied) maupun kosong (vacant).
2) Houseman section
Yaitu seksi yang bertugas menjaga dan memelihara kebersihan
area hotel selain kamar tamu / tempat- tempat umum (public areaseperti:restaurant, bar,lobby, hall, kantor, dll).
3) Linen&uniform section
Yaitu seksi yang bertugas mengadakan dan memelihara adanya
linen dan seragam karyawan, serta keutuhannya sehingga selalu
layak dipakai.
4) Gardening section
Yaitu seksi yang bertugas mengatur dan memelihara tanaman
hotel, menyaiapkan pembibitan tanaman, serta mengatur
landscaping dan gardening baik out door maupun in door gardening.
c. Laundry Department.
Laundry adalah bagian hotel yang bertanggung jawab terhadap pencucian, baik pencucian pakaian tamu, seragam karyawan maupun
linen-linen hotel. Sesuai dengan besar kecilnya hotel, maka pimpinan
1. Bila hotel besar dan mempunyai laundry yang lengkap maka pimpinan bagian ini adalahLaundry Manager.
2. Bila hotel sedang dengan laundry yang kecil, maka pimpinan seksi ini adalahChief Laundrydan masuk bagian tata graha.
Manager harus dapat mengkoordinasi, memimpin, dan bekerjasama
dengan anak buah yang ada di seksi-seksi di laundry, sehingga pekerjaan yang ada dapat diselesaikan dengan memuaskan sehingga
target yang ditetapkan oleh manajemen dapat tercapai. Operasional
laundrydi hotel dimulai dari 06.00 WIB-18.00 WIB. Tugas dan Tanggung Jawab:
Tanggung jawab bagian laundry sangat besar karena mendukung operasional pelayanan hotel kepada tamu. Pelayanan tersebut meliputi:
1) Perincian yang dipergunakan di food dan beverage, yaitu: table clothdannapkin.
2) Pencucian linen yang dipergunakan di kamar-kamar, yaitu: sheet, pillow case, towel, blanket,danbed cover.
3) Pencucian semua seragam karyawan yang meliputi: jas, kemeja,
celana, baju,jaket cook,cook aprondan lainnya.
4) Cucian tamu hotel (guest laundry), yaitu: pakaian – pakaian tamu yang menginap di hotel. Layanan ini meliputi:
a) laundry
b) dry cleaning