• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORI - Diah Lestari BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN TEORI - Diah Lestari BAB II"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Kehamilan

1. Pengertian kehamilan

Masa kehamilan adalah sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

spermatozoa dan ovum dilanjutkan dengan nidasi atau

implantasi.Lamanya hamil normal 40 minggu atau 9 bulan 7 hari dihitung dari hari pertama haid terakhir. (Prawirohardjo, 2008 hal 133).

Kehamilan adalah masa dimana terdapat janin di dalam rahim

seorang perempuan. Masa kehamilan didahului oleh terjadinya

pembuahan yaitu bertemunya sel sperma laki-laki dengan sel telur.

setelah pembuahan, terbentuk kehidupan baru berupa janin dan tumbuh

di dalam rahim ibu yang merupakan tempat berlindung yang aman dan

nyaman bagi janin. (Ratna, 2011 hal 92)

Periode antepartum adalah periode kehamilan yang dihitung sejak hari pertama haid terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati,

yang menandai awal periode antepartum. Sebaliknya periode

prenataladalah kurun waktu terhitung sejak hari pertama haid terakhir hingga kelahiran bayi yang menandai awal periode pascanatal. (Varney, 2007 hal 492)

secara umum pengertian kehamilan adalah dimulai dari konsepsi

sampai lahirnya janin. Dimana periode kehamilan dihitung dari hari

pertama haid terakhir (HPHT). Lamanya kehamilan normal yaitu 40

minggu atau 9 bulan 7 hari.Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan

dibagi menjadi 3 bagian yaitu:

a. Kehamilan triwulan pertama (antara 0 sampai 13 minggu).

b. Kehamilan triwulan kedua (antara 13 sampai 27 minggu).

c. Kehamilan triwulan ketiga/terakhir (antara 27 sampai 40

(2)

2. Perubahan fisiologis selama kehamilan trimster III

a. Uterus

Pada kehamilan trimester 3 atau kehamilan tua segmen bawah rahim menjadi lebih lebar dan tipis, tampak batas nyata antara

bagian atas yang lebih tebal dan segmen bawah yang lebih tipis. Batas itu dikenal dengan lingkaran retraksi fisiologis dinding uterus. (Kusmiyati, 2010 hal 67)

Tabel 2.1Perkiraan Tinggi Fundus Terhadap Usia Gestasi

Minggu gestasi Perkiraan tinggi fundus 12 minggu Setinggi simfisis pubis

16 minggu Pertengahan antara simfisis pubis umbilikus 20 minggu 1-2 jadi di bawah umbilikus

24 minggu 1-2 jari diatas umbilikus 28-30 minggu 1/3 antara umbilikus dan px 32 minggu 3-4 jari di bawah px 36-38 minggu 1 jari di bawah px

40 minggu 2-3 jari di bawah px dan janin sudah masuk ke PAP Sumber : Varney, 2007 hal 1055

b. Serviks

Perubahan-perubahan normal akibat kehamilan menyebabkan

perluasan, eversi, kelenjar endoservikskolumnar. Pada trimester tiga kehamilan aktivitas uterus selama kehamilan menyebabkan

serviksmengalami pematangan secara bertahap dan kanal

mengalami dilatasi. (Cuningham, 2012 hal 114)

c. Vagina dan perineum

Dinding vagina mengalami perubahan sebagai persiapan untuk meregang saat persalinan. Perubahan ini mencakup peningkatan

bermakna ketebalan mukosa, melonggarnya jaringan ikat, dan

hipertofisel otot polos. (Cuningham 2012, hal 116)

d. Sistem Traktus Uranius

Pada akhir kehamilan kepala janin mulai turun ke pintu atas panggul

(3)

pergeseran uterus. Perubahan ini membuat pelvis dan ureter

mampu menampung urine dalam volume yang lebih besar dan juga meperlambat laju aliran urine. (Kusmiyati 2010 hal 68)

e. Sistem Respirasi

Pada umur kehamilan > dari 32 minggu diafragmakurang luas untuk bergerak dikarenakan usus-usus tertekan uterus yang membesar ke

arah diafragma sehingga mengakibatkan wanita hamil mengalami kesulitan bernafas. (Kusmiyati, 2010 hal 68)

f. Kenaikan berat Badan

Perubahan sistemik yang paling mendasar pada kehamilan normal adalah retensi cairan. Kondisi ini menyebabkan peningkatan 8-10 kg dari total peningkatan rata-rata berat badan 11-13 kg pada

wanita hamil. (Holmes, 2011 hal 33)

g. Sirkulasi Darah

Aliran darah meningkat dengan cepat bersamaan dengan

pembesara uterus. Pada kehamilan cukup bulan yang normal

kecepatan rata-rata aliran darah uterus yaitu 500 ml/menit dan

konsumsi rata-rata oksigen uterus gravida yaitu 25 ml/menit. Tekanan arteri maternal, kontraksi uterus, dan posisi maternal mempengaruhi aliran darah. Estrogen juga berperan dalam mengatur aliran darah ke uterus. (Kusmiyati, 2010 hal 68)

3. Adaptasi Psikologis dalam masa kehamilan Trimester III

Trimester 3 sering disebut periode penantian. Wanita menanti kehadiran

bayinya sebagai bagian dari dirinya, dia menjadi tidak sabar untuk

segera melihat bayinya. Ada perasaan tidak menyenangkan ketika

bayinya tidak lahir tepat pada waktunya, fakta yang menempatkan

wanita tersebut gelisah hanya bisa melihat dan menunggu tandadan

gejalanya. (Kusmiati,2010 hal 71-74)

4. Tanda dan gejala kehamilan

a. Tanda tidak pasti kehamilan

1) Amenorhea (tidak dapat haid)

Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak

(4)

umur kehamilan dan taksiran tanggal persalinan dapat

diketahui menggunakan rumus Neagle.

2) Mual dan muntah

Bisa terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir

trimester pertama.Sering terjadi pada pagi hari disebut “morning sickness”.

3) Anoreksia (tidak ada selera makan)

Hanya berlangsung pada trimester pertama kehamilan, tetapi

setelah itu nafsu makan timbul lagi.

4) Mamae menjadi tegang dan membesar

Keadaan ini disebabkan pengaruh hormon estrogen dan

progesteroneyang merangsang duktus dan alveoli payudara. 5) Miksing sering (sering buang air kecil)

disebabkan karena kandung kemih tertekan oleh uterus yang

mulai membesar. Gejala ini akan hilang pada trimester kedua

kehamilan, gejala ini kembali karena kandung kemih ditekan

oleh kepala janin.

6) Konstipasi atau obstipasi

Ini terjadi karena tonus otot uterus menurun yang disebabkan

oleh pengaruh hormon steroid yang dapat menyebabkan kesulitan untuk buang air besar.

b. Tanda kemungkinan kehamilan

1) Perut membesar

Setelah kehamilan 16 minggu, rahim dapat diraba dari luar

dan mulai pembesaran perut.

2) Tanda Hegar

Konsistensi rahim dalam kehamilan berubah menjadi lunak,

terutama daerah ismus.Pada minggu-minggu pertama ismus uteri mengalami hipertrofi seperti korpus uteri.Hipertrofi ismus

(5)

3) Tanda Chadwick

Perubahan warna mejadi kebiruan atau keuangan pada vulva, vagina, dan serviks.Perubahan warna ini disebabkan oleh pengaruh hormon estrogen.

4) Tanda Piscaseck

Uterus mengalami pembesaran, kadang-kadang pembesaran

tidak rata tetapi di daerah telur bernidasi lebih cepat

tumbuhnya. Hal ini menyebabkan uterus membesar ke salah

satu jurusan hingga menonjol jelas ke jurusan pembesaran.

5) Tanda Broxton-Hicks

Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi.

6) Teraba ballottement

Merupakan fenomena bandul atau pantulan balik.Ini adalah

tanda adanya janin di dalam uterus.

7) Reaksi kehamilan positif

Dengan tes ini dapat membantu menentukan diagnosa

kehamilan sedini mungkin yaitu dengan menggunakan urin.

c. Tanda pasti kehamilan

1) Gerakan janin yang dapat dilihat, dirasa atau diraba

bagian-bagian janin. Gerakan janin dapat dirasakan pada usia

kehamilan sekitar 20 minggu.

2) Terdengar denyut jantung janin

Dapat didengar usia 12 minggu dengan menggunakan alat

fetal misalnya dopler. Dengan stetoskop laenec dapat didengar pada usia kehamlan 18-20 minggu.

3) Bagian-bagian janin

Yaitu bagian besar janin (kepala dan bokong) serta bagian

kecil janin (lengan dan kaki) dapat diraba dengan jelas pada

usia kehamilan lebih tua. Pada pemeriksaan USG terlihat

adanya kantong kehamilan, ada gambaran embrio.

(6)

5. Kebutuhan dasar ibu hamil

a. Oksigen

Kebutuhan oksigen ibu berpengaruh terhadap kebutuhan bayi

yang dikandung. Untuk mencegah terjadinya kekurangan oksigen

ibu hamil perlu latihan nafas melalui senam hamil dan tidur dengan

bantal yang lebih tinggi.

b. Kebutuhan nutrisi

Bahan pangan yang dikonsumsi ibu hamil harus mengandung gizi

yang terdiri dari karbohidrat, protein, vitamin, mineral lemak, dan

air. Makanan yang mengandung protein (nabati dan hewani), Susu

dan olahannya, Roti dan biji-bijian, Buah dan sayur yang kaya

akan vitamin c, Nasi atau gandum atau umbi-umbian, Buah dan

sayur lain.

c. Personal higiene

Kebersihan harus dijaga selama hamil. Mandi dianjurkan

sedikitnya dua kali sehari karena ibu hamil cenderung

mengeluarkan banyak keringat.

d. Kebutuhan fisik ibu hamil

Kebutuhan fisik ibu hamil terdiri dari pakaian hamil dan hubungan

seksual.Dianjurkan pakaian yang longgar dan terbuat dari katun

sehingga mempunyai kemampuan menyerap.Hubungan seksual

sepenuhnya aman selama dua bulan terakhir kehamilan,

hubungan seksual disarankan dihentikan bila Terdapat tanda

infeksi dengan pengeluaran cairan disertai rasa nyeri atau panas.

e. Istirahat dan tidur

Pada trimester III terjadi insomia, gangguan pola tidur yang menurunkan angka kematian bayi karena infeksi tetanus, vaksinasi toksoid tetanus dilakukan dua kali selama hamil.

f. Mobilisasi

Adaptasi maternal yang membuat wanita terpapar pada nyeri

punggung dan kemungkinan cedera, sendi panggul melunak dan

meregangi tekanan terutama pada otot abdomen. Wanita dapat

(7)

mendapatkan postur tubuh yang baik, aktivitas yang tertera kotak

pendekatan pengajaran dapat digunakan.

g. Senam hamil

Senam hamil bertujuan untuk mempersiapkan dan melatih

otot-otot sehingga dapat dimanfaatkan untuk berfungsi secara optimal

dalam persalinan normal.

h. Imunisasi

Tabel 2.2 Jadwal Imunisasi

Antigen Interval Lama perlindungan Perlindungan TT1 Pada kunjungan antenatal pertama - -

TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun 80 TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95 TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 99 TT5 1 tahun setelah TT4 25 tahun/seumur hidup - Sumber Kusmiati.2010.perawatan ibu hamil. Yogyakarta: fitramaya

i. Persiapan Laktasi

Sejak bulan keenam dan ketujuh kehamilan, kebanyakan wanita

termotivasi untuk mempelajari persiapan payudara dan

menyusui.(Kusmiyati, 2010 hal 103-126)

6. Ketidaknyamanan selama kehamilan trimester III

a. Keputihan

Penyebabnya peningkatan produksi lendir dan kelenjar

endoservikal sebagai akibat peningkatan kadar estrogen. Pencegahannya yaitu meningkatkan kebersihan sengan mandi

setiap hari dan menghindari pencucian vagina dan mencuci vagina

dengan sabun dari arah depan ke belakang.

b. Sering BAK

Penyebabnya tekanan uterus pada kandung kemih. Cara

mengatasinya yaitukosongkan serasa ada dorongan untuk

kencing, perbanyak minum pada siang hari, batasi minum bahan

(8)

c. Hemorroid

Penyebabnya tekanan yang meningkat dari uterus gravid terhadap

vena hemoroida. Pencegahannya yaitu mengkonsumsi makanan yang berserat, gunakan kompres es, kompres hangat atau sit

bath.

d. Konstipasi

Peningkatan kadar progesteron yang menyebabkan peristaltik

usus jadi lambat, dan penurunan motilitas sebagai akibat dari

relaksasi otot-otot halus. Pencegahannya yaitu minum cairan

dingin atau panas ketika perut kosong, istirahat cukup, senam.

e. Sesak nafas

Uterus membesar dan penekanan pada diafragma.

Pencegahannya yaitu Latihan nafas melalui senam hamil, tidur

dengan bantal ditinggikan, makan tidak terlalu banyak, konsul

dokter bila ada asma.

f. Pusing

Penyebabnya yaitu pengumpulan darah di dalam tungkai, yang

mengurangi aliran balik vena dan menurunkan output cardiac serta tekanan darah dengan tekanan darah dengan tegangan yang

meningkat. Pencegahannya yaitu bangun secara perlahan dari

posisi istirahat, hindari berdiri terlalu lama dalam lingkungan yang

hangat, hindari berbaring dalam posisi terlentang, konsul untuk

rasa sakit yang terus menerus.(Kusmiyati, 2010 hal 143-153)

7. Deteksi dini bahaya atau komplikasi ibu dan janin pada kehamilan

muda

a. Perdarahan pervaginam

Perdarahan pervaginam adalah perdarahan yang terjadi pada kehamilan kurang dari 22 minggu. Perdarahan berwarna merah

terang maupun berwarna merah tua (coklat kehitaman). Hal ini

dapat mengancam kesehatan ibu dan janin sehingga perdarahan

yang terjadi selama kehamilan harus diselidiki.Penyebab

(9)

Tabel 2.3 Penatalaksanaan perdarahan

Perdarahan Serviks Uterus Gejala Diagnosis Tindakan Bercak

hingga sedang

Tertutup Sesuai dengan usia kehamilan

A. kram perut

bawah

B. uterus lunak

Abortus imminens

a.observasi perdarahan b. istirahat c. hindari koitus Bercak

hingga sedang

Tertutup Sedikit membesar dari normal

a. pingsan

b. nyeri perut bawah

c. nyeri goyang portio

d. masa adneksa e. cairan bebas

intra abdomen

KET a. laparotomi b. parsial c.lalpingektomi d. salpingostomi Bercak hingga sedang Terbuka atau tertutup

Lebih kecil dari usia gestasi

a. sedikit tanpa nyeri perut bawah

b. riwayat ekspulsi hasil konsepsi

Abortus komplit

Tidak perlu terapi spesifik kecuali perdarahan lanjut atau terjadi infeksi Sedang

hingga masih/banyak

Terbuka Sesuai umur kehamilan

a. kram atau nyeri perut bawah b. belum terjadi

ekspulsi hasil konsepsi

Abortus insipien

Evakuasi hasil konsepsi

Sedang hingga masih/ banyak

Terbuka Sesuai umur kehamilan

a. kram atau nyeri perut bawah b. ekspulsi bagian

hasil konsepsi.

Abortus inkomplit

Evakuasi hasil konsepsi

Sedang hingga masih banyak

Terbuka Lunak dan lebih besar dari umur kehamilan

a. mual atau muntah

b. kram perut bawah

c. sindrom mirip tidak ada janin d. keluar jaringan

seperti anggur

Abortus mola

Evakuasi tatalaksana mola

Sumber Astuti, Puji.2012. buku ajar asuhan kehamilan.Yogyakarta:rohima press

b. Hipertensi Gravidarum

Hipertensi adalah kenaikan tekanan diastolik15 mmhg atau paling rendah 90 mmhg tekanan sistolik 30 mmhg atau paling rendah 140 mmhg. Hipertensi gravidarum dibagi menjadi dua yaitu : 1) Hipertensi gestasionalyaitu hipertensi yang terjadi setelah usia

kehamilan 20 minggu tanpa disertai proteinuria atau edema, preeklamsia, dan eklamsia

(10)

c. Nyeri perut bagian bawah

Nyeri perut bagian bawah pada kehamilan muda adalah nyeri

perut pada usia kehamilan kurang dari 22 minggu.

Penatalaksanaan nyeri perut pada kehamilan muda:

Tabel 2.4Penatalaksanaan Nyeri Perut

No Tanda dan gejala Diagnosis kemungkinan Penatalaksanaan 1 a. Nyeri perut

b. Tumor adneksa pada periksa dalam c. Masa tumor di perut bawah

d. Perdarahan vagina ringan

Kista ovarium Laparotomi

2 a. Nyeri perut bawah b. Demam

c. Perut membengkak d. Anoreksi dan mual muntah e. Lekositosis

Apendisitis Laparotomi

3 a. Disuria

b. Sering berkemih c. Nyeri perut

d. Nyeri retro atau suprapubik

Sistisis Antibiotika

4 a. Disuria

b. Sering berkemih dan nyeri perut c. Demam tinggi

d. Nyeri retro e. Nyeri pinggang

Pielonefritis Antibiotika

5 a. Demam

b. Nyeri perut bawah c. Perut kembung

d. Anoreksi, dan mual muntah e. Syok

Peritonitis Antibiotika

6 a. nyeri perut b. perdarahan sedikit c. serviks tertutup

d. uterus sedikit besar dan lunak e. pingsan

f. tumor adneksa nyeri g. amenorea

h. serviks nyeri goyang

Kehamilan ektopik Laparotomi

Sumber Astuti, Puji, 2012

8. Deteksi dini bahaya atau komplikasi ibu dan janin pada masa

kehamilan lanjut

a. Perdarahan pervaginam

Pada kehamilan lanjut perdarahan yang tidak normal adalah

warnanya merah, banyak, dan kadang-kadang, tetapi tidak selalu

disertai dengan rasa nyeri. Macam-macam perdarahan pada

(11)

1) Solusio plasenta

Solusia plasenta adalah keadaan dimana plasenta yang letaknya normal terlepas sebelum janin keluar biasanya

dihitung sejak kehamilan 28 minggu.

2) Plasenta previa

Plasenta previa merupakan keadaan dimana plasenta berimplantasi pada segmen bawah rahim dan menutupi

sebagian atau seluruh ostium uteri uternum.(Astuti, 2012 hal 189-192)

b. Sakit kepala yang hebat

Sakit kepala yang hebat adalah gejala dari preeklamsia yang disebabkan vasopasmusatau oedema otak. Penanganannya yaitu Istirahat, rileksasi, pantau tekanan darah, proteinuria, refleks,

analgetik jika perlu. (Astuti,2012 hal 192)

c. Penglihatan kabur

Masalah visual yang mengidentifikasikan keadaan yang

mengancam adalah perubahan visual yang mendadak, misal

pandangan kabur dan ada bayang-bayang.Perubahan penglihatan

mungkin disertai sakit kepala yang hebat dan mungkin

menandakan preeklamsi. Penangananya yaitu pemeriksaan retina berulang, konsumsi makanan mengandung vitamin A, dan

istirahat. (Astuti,2012 hal 193)

d. Bengkak di wajah dan jari tangan

Bengkak bisa menunjukan adanya masalah serius jika muncul

pada muka, tangan, kaki, tidak hilang setelah beristirahat, dan

disertai dengan keluhan fisik yang lain. (Asrinah, 2010)

e. Keluar cairan pervaginam

Dapat disebut Ketuban pecah sebelum waktunya yang pecah

sebelum ada pembukaan pada servik. Untuk primigravidakurang dari 3 cm dan pada multigravida kurang dari 5 cm. harus dapat membedakan antara urine dengan air ketuban, jika keluarnya

cairan tidak terasa, berbau amis, dan warna putih keruh, berarti

yang keluar adalah air ketuban. Penilaian dapat menggunakan

(12)

kehamilan dan persalinan adalah prematuritas, gawat janin, infeksi

intrauterine dan persalinan patologis. Penangananya yaitu dengan antibiotik, observasi keluar cairan. (Astuti,2012)

f. Gerakan janin tidak terasa

Gerakan janin mulai dirasakan oleh ibu pada kehamilan trimester

II sekitar minggu ke 20 atau minggu ke 24.Total gerakan janin

pada trimester III mencapai 20 kali perhari. Keadaan berbahaya

yang bisa mengancam keselamatan janin dalam kandungan yaitu

bila gerakannya kurang dari tiga kali dalam periode 3 jam.Hal ini

bisa merupakan pertanda adanya gawat janin. Penilaian yaitu

pastikan ke ibu kapan mulai tidak dirasakan, raba gerakan janin,

dengarkan DJJ, USG. (Astuti, 2012 hal 195)

9. Pemeriksaan Kehamilan (ANC)

ANC adalah pemeriksaan/pengawasan antenatal adalah

pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalisasi kesehatan mental

dan fisik ibu hamil, sehingga, mampu menghadapi persalinan, nifas,

persiapkan pemberian ASI, dan kehamilan kesehatan reproduksi

secara wajar. Tujuan utama ANC adalah menurunkan/ mencegahan kesakitan dan kematian maternal dan perinatal.

a. Tujuan asuhan antenatal care (ANC)

1) Memonitor kemajuan kehamilan guna memastikan kesehatan

ibu dan perkembangan bayi yang normal.

2) Mengenali secara dini penyimpangan dari normal dan

memberikan penatalaksanaan yang diperlukan.

3) Membina hubungan saling percaya antara ibu dan bidan

dalam rangka mempersiapkan ibu dan keluarga secara fisik,

emosional dan logis untuk menghadapi kelahiran serta

kemungkinan adanya komplikasi. (Astuti, 2012 hal 172)

b. Standar pelayanan minimal ANC 10 T yaitu :

1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan

Penambahan berat badan yang kurang dari 9 kg selama

kehamilan atau 1 kg setiap bulannya menunjukkan adanya

gangguan pertumbuhan janin. Pengukuran tinggi badan pada

(13)

faktor resiko pada ibu hamil . Tinggi badan ibu hamil kurang

dari 145 cm meningkatkan resiko untuk terjadinya

CPD(cephalo pelvic disproportion). 2) Ukuran tekanan darah

Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan

antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah > 140/90 mmhg ) pada kehamilan dan

preeklamsia (hipertensi disertai edema wajah dan atau tungkai

bawah dan atau proteinuria).

3) Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas /LILA)

Dimana LILA < dari 23,5 cm beresiko kekurangan energi

kronis (KEK) . ibu hami yang KEK akan dapat melahirkan bayi

dengan berat badan lahir rendah (BBLR).

4) Ukur tinggi fundus uteri

Pengukuran tinggi fundus pada setiap kali kunjungan antenatal

dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau

tidak sesua dengan umur kehamilan.

5) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui letak janin.

Jika pada trimester III diketahui bagian bawah janin bukan

kepala dan kepala janin belum masuk panggul berarti ada

kelainan letak, panggul sempit atau masalah lain. DJJ

dilakukan pada akhir trimester I selanjutnya setiap kali

kunjungan antenatal. Normalnya 120-160 kali/menit.

6) Pemberian imunisasi TT lengkap

Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum ibuhamil harus mendapat imunisasi TT. Pada saat kontak pertama, ibu

hamil diskrining status imunisasinya. Ibu hamil minimal

memiliki status imunisasi TT2 agar mendapatkan perlindungan

terhadap infeksi tetanus.

7) Pemberian tablet Fe minimal 90 tablet selama kehamilan

Untuk mencegah anemia gizi, setiap ibu hamil harus

(14)

8) Periksa laboratorium

a) Pemeriksaan golongan darah

b) Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (HB) dilakukan satu

kali pada trimester I dan sekali pada trimester III. Pada

trimester II dilakukan apabila ada indikasi.

c) Pemeriksaan protein urin dilakukan pada trimester II dan

trimester III atas indikasi.

d) Pemeriksaan kadar gula darah dilakukan apabila dicurigai

menderita diabetes melitus.

9) Tatalaksana / penanganan kasus

Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasil

pemeriksaan laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan

pada ibu hamil harus ditangani sesuai dengan standar dan

kewenangan tenaga kesehatan.

10) Temu wicara

Kesehatan ibu, peran suami dan keluarga dalam kehamilan

dan perencanaan persalinan, tanda bahaya pada kehamilan

persalinan dan nifas serta kesiapan menghadapi komplikasi,

asupan gizi seimbang, pemberian ASI eksklusif, KB pasca

persalinan, dan munisasi. (Kepmenkes RI 2012)

10. Jadwal kunjungan ANC

a. Trimester 1 yaitu 1-14 minggu

1) Mendeteksi masalah yang dapat ditangani sebelum

membahayakan jiwa.

2) Mencegah masalah misalnya tetanus neonatal, anemia,

kebiasaan tradisional yang berbahaya.

3) Membangun hubungan saling percaya antara petugas

kesehatan dengan ibu hamil.

4) Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk

menghadapi komplikasi

5) Mendorong perilaku yang sehat (nutrisi, latihan dan

kebersihan, istirahat, seks)

b. Trimester 2 yaitu 14-28 minggu

(15)

2) Waspada terhadap hipertensi kehamilan (deteksi gejala

preeklamsia, pantau tekanan darah, evaluasi edema,

proteinuria).

c. Trimester 3 yaitu 28-36 minggu

Sama seperti di atas ditambah palpasi abdominal untuk deteksi

kehamilan ganda.

d. Trimester 3 yaitu > 36 minggu

1) sama seperti di atas ditambah ddeteksi kelainan letak bayi

yang tidak normal atau kondisi lain atau yang memerlukan

persalinan di RS. (Hanni Ummi, 2011 hal 13)

B. Persalinan

1. Pengertian Persalinan

Persalinan merupakan kejadian fisiologis yang normal. Dimana

proses pengeluaran janin yang terjadi kehamilan cukup bulan (37-42

minggu). Dimana peran ibu penting dalam proses persalinan sedangkan

petugas kesehatan adalah memantau persalinan untuk mendeteksi dini

adanya komplikasi, sedangkan peran keluarga adalah memberikan

dukungan pada ibu bersalin. (Saifuddin,2006)

Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan

pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi

persalinan sejati,yang ditandai oleh perubahan progesif pada

serviks,dan diakhiri dengan kelahiran plasenta. (Varney, Helen,2007:672).

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dalam uri) yang dapat hidup kedunia dan di luar rahim melalui jalan lahir.

(Ratna, 2011 hal 124)

Pengertian persalinan secara umum adalah pengeluaran hasil

(16)

2. Sebab- sebab terjadinya persalinan

a. Estrogen

Berfungsi untuk meningkatkan sensitivitas otot rahim serta

memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti oksitosin,

prostaglandin dan mekanis.

b. Progesteron

berfungsi untuk menurunkan sensitivitas otot rahim menghambat

rangsangan oksitosin, prostaglandin dan mekanis serta menyebabkan otot rahim dan otot polos relaksasi.

c. Teori penurunan hormone

Pada minggu pertama dan kedua sebelum proses melahirkan,

kadar estrogen dan progesteron menurun sehingga menyebabkan tegangnya pembuluh darah dan menimbulkan his.

d. Teori plasenta menjadi tua

Villi chorialis dalam plasenta mengalami perubahan setelah usia kehamilan aterm. Hal ini menyebabkan turunya kadar estrogen dan

progesterone yang mengakibatkan pembuluh darah menegang sehingga menimbulkan kontaksi uterus.

e. Teori distensi rahim

Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu

dan menyebabkan kontraksi sehingga terjadi persalinan.

f. Teori oksitosin

Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis posterior. Menurunya konsentrasi progesterone karena matangnya usia kehamilan menyebabkan oksitosin meningkatkan aktvitas dalam merangsang

otot rahim untuk berkontraksi.

g. Teori hipotalamus-pituari dan glandula suprarenalis

Prostaglandin yang tinggi di dalam air ketuban dan dalam darah

(17)

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan

a. Power

Power adalah tenaga atau kekuatan yang mendorong janin keluar.

Kekuatan tersebut meliputi his, kontraksi otot-otot perut, kontraksi

diagfragma dan aksi dari ligamen.

1) His

His adalah kekuatan kontraksi uterus karena otot-otot polos rahim bekerja dengan baik dan sempurna.

2) Tenaga mengejan

Setelah pembukaan lengkap dan ketuban pecah tenaga yang

medorong anak keluar selain his, terutama disebabkan oleh

kontraksi otot-otot dinding perut, yang mengakibatkan peninggian

tekanan intraabdominal.

b. Faktor passanger

Faktor yang berpengaruh terhadap persalinan adalah faktor janin,

letak, presentasi, bagian terbawah, dan posisi janin.

c. Passage

Passageatau faktor jalan lahir dibagi menjadi bagian keras, tulang-tulang panggul, bagian lunak, jaringan-jaringan dan

ligamen-ligamen. (Asrinah, 2010)

4. Tahapan pada persalinan

a. Kala 1 persalinan

Kala 1 persalinan adalah sebagai permulaan kontaksi persalinan

sesungguhnya, yang ditandai oleh perubahan serviks yang progresif dan diakhiri dengan pembukaan lengkap. Kala 1 persalinan dibagi

menjadi 2 yaitu fase laten dan fase aktif. (Cuningham, 2012 hal 402)

1) Fase laten

Fase laten umumnya dimulai sejak kontraksi muncul hingga

pembukaan 3-4 cm. Selama fase ini serviks menipis secara lengkap. Penipisan dan pembukaan harus dianggap kejadian

(18)

berlangsung antara 3 dan 8 jam lebih singkat pada wanita

multipara. (Holmes, 2012 hal 223) 2) Fase aktif

Umumnya dimulai dari pembukaan 4 cm sampai pembukaan

lengkap. Penurunan bagian presentasi janin yang progresif

terjadi selama akhir fase aktif. Kontraksi selama fase aktif

menjadi lebih sering dengan durasi yang lebih panjang dan

intensitas lebih kuat.Lama fase aktif biasanya berlangsung 2

dan 6 jam lebih singkat pada wanita multipara. (Cuningham,

2012 hal 402)

3) Tanda dan gejala menjelang persalinan :

a) Lightening

Mulai dirasakan kira-kira 2 minggu sebelum persalinan,

adalah penurunan bagian persentasi bayi ke dalam pelvik minor. Lightening menyebabkan tinggi fundus menurun ke posisi yang sama dengan posisi fundus pada usia

kehamilan 8 bulan.

b) Perubahan serviks

Perubahan serviks terjadi akibat peningkatan intensitas

kontraksi braxton hicks. Serviks menjadi lunak, mulai menipis, dan sedikit terbuka.

c) Persalinan palsu

Persalinan palsu terdiri dari kontraksi uterus yang sangat

nyeri. Persalinan palsu dapat terjadi selama berhari-hari

atau secara intermiten bahkan tiga atau empat minggu sebelum mengawali persalinan yang sejati.

d) Ketuban pecah dini

Pada kondisi normal ketuban pecah pada akhir kala satu

persalinan. Apabila terjadi sebelum masuk fase persalinan

itu disebut ketuban pecah dini.

e) Bloody show

(19)

sebagai rabas lendir bercampur darah yang lengket yang

harus dapat dibedakan dari perdarahan murni.

f) Kontraksi

Kontraksi uterus bersifat intemten sehingga ada periode relaksasi uterus diantara kontraksi. Kontraksi pada

persalinan aktif berlangsung dari 45-90 detik sengan durasi

rata-rata 60 detik. Pada persalinan awal kontraksi

berlangsung 15-20 detik. (Cuningham, 2012)

4) Menenjukan penurunan bagian terbawah janin

a) 5/5 jika bagian terbawah janin seluruhnya teraba di atas

simfisis pubis.

b) 4/5 jika sebagian (1/5) bagian terbawah janin telah

memasuki pintu atas panggul.

c) 3/5 jika sebagian (2/5) bagian terbawah janin telah

memasuki rongga panggul

d) 2/5 jika hanya sebagian dari bagian terbawah janin masih

berada di atas simfisis dan (3/5) bagian telah turun

melewati bidang tengah rongga panggul.

e) 1/5 jika hanya satu dari 5 jari masih dapat meraba bagian

terbawah janin yang berada di atas simfisis dan 4/5 bagian

telah masuk ke dalam rongga panggul.

f) 0/5 jika bagian terbawah janin sudah tidak dapat diraba dari

pemeriksaan luar dan seluruh bagian terbawah janin sudah

masuk ke rongga panggul. (JNPK 2008 hal 44)

5) Asuhan sayang ibu dalam masa proses persalinan

a) Memanggil ibu sesuai namanya, menghargai dan

memperlakukan ibu sesuai dengan martabatnya.

b) Menjelaskan semua asuhan dan perawatan kepada ibu

sebelum memulai asuhan.

c) Memberikan dukungan, membesarkan hatinya dan

menentramkan hati ibu beserta anggota keluarganya.

d) Secara konsisten melakukan praktik-praktik pencegahan

infeksi.

(20)

f) Menganjurkan ibu untuk mencoba berbagai posisi selama

persalinan dan kelahiran bayi.\

g) Menganurkan ibu untuk minum dan makan makanan ringan

sepanjang ibu menginginkannya.

h) Menyiapkan rencana kesehatan. (JPNK-KR,2008)

b. Kala 2 persalinan

Kala dua persalinan dimulai dengan dilatasi lengkap serviks dan

diakhiri dengan kelahiran bayi. Tahap ini dikenal dengan tahap

ekspulsi. Durasi kala dua normal adalah dua jam pada primiparadan satu jam pada multipara.Mekanisme persalinan yaitu:

1) Engagement yaitu janin berada setinggi spina istiadika ibu. 2) Penurunan yaitu selama kala I persalinan kontraksi dan retraksi

otot uterusmemberikan tekanan pada janin untuk turun.

3) Fleksiyaitu gerakan janin yang menunduk ke depan sehingga dagunya merapat pada dada.

4) Rotasi internal yaitu gerakan rotasi kepala yang memudahkan pelintasan kepala melewani spina istiadika.

5) Ekstensi yaitu oksiputdilahirkan lewat gerakan ekstensi kepala janin akan mendongak (ekstensi) dan bagian kepala muka serta dagu dilahirkan.

6) Restitusi yaitu lepasnya putaran kepala janin yang terjadi akibat

rotasi internal.

7) Rotasi eksternal yaitu bahu harus berotasi ke bidang anterior-posteriordiameter terluas pada pintu bawah panggul.

8) Ekspulsi yaitu kelahiran bagian tubuh janin lainnya. (Holmes, 2012 hal 224)

c. Kala 3 persalinan

Persalinan kala tiga dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir

dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Segera setelah

kelahiran neonatus ukuran dan kondisi fundus uteri harus diperiksa.

Jika uterus tetap keras dan tidak ada perdarahan yang abnormal

tunggu sampai ada tanda-tanda pelepasan plasenta. Yaitu uterus

(21)

plasenta saat terlepas berjalan turun menuju ke segmen uterus

bagian bawah dan vagina, tali usat bertambah panjang menunjukan

bahwa plasenta telah berjalan turun. Pelahiran plasenta sebaiknya

jangan dipaksa karena dapat menyebabkan intervensi uterus.

(Cuningham,2012)

d. Kala 4 persalinan

Kala 4 dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir 2 jam setelah

itu. Pada masa ini bisa disebut masa kritis. Meskipun oksitosin

sudah diberikan perdarahan pascapartum sebagai akibat atonia uterus dapat terjadi. Sehingga uterus dan perineum sering dievaluasi. Terkanan darah dan denyut nadi ibu dicatat segera

setelah pelahiran dan setiap 15 menit selama 1 jam pertama.

(Cuningham, 2012)

e. 58 langkah asuhan persalinan normal

1) Memastikan adanya tanda kala II : Ibu mempunyai keinginan

untuk meneran, Ibu merasa ada tekanan yang meningkat pada

rectum dan vagina, Perineum menonjol, Vulva-vagina dan

sfingter anal membuka.

2) Memastikan kelengkapan partus set dan obat-obatan esensial

untuk menolong persalinan dengan tambahan : Menggelar kain

di atas perut ibu, Menyiapkan oksitosin dan alat suntik steril.

3) Memakai alat pelindung diri.

4) Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan dan mencuci

tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir.

5) Memakai sarung tangan DTT untuk melakukan VT.

6) Memasukkan oksitosin ke dalam tabung suntik dengan

menggunakan tangan yang memakai sarung tangan.

7) Melakukan vulva hygiene. 8) Melakukan periksa dalam (VT).

9) Mendekontaminasikan sarung tangan yang telah di pakai ke

dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.

10) Memeriksa denyut jantung janin.

(22)

12) Meminta keluarga membantu menyiapkanposisi serta ibu dalam

keadaan mengejan.

13) Melaksanakan bimbingan untuk meneran ketika ada kontraksi.

14) Menganjurkan ibu untuk barbering miring ke kiri jika belum ada

dorongan meneran.

15) Meletakkan handuk bersih di perut ibu apabila kepala bayi telah

membuka dengan diameter 5-6 cm.

16) Meletakkan 1/3 kain(underpad) bersih di bawah bokong ibu.

17) Membuka tutup partus set dan periksa kembali

kelengkapannya.

18) Memakai sarung tangan DTT.

19) Melakukan tindakan setelah kepala nampak 5-6 cm membuka

vulva, melindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain bersih dan kering, tangan yang lain (kiri) menahan kepala

bayi agar mampu mengatur laju defleksi supaya tidak terlalu cepat, menganjurkan ibu untuk meneran perlahan sambil

bernafas cepat dan dangkal.

20) Memeriksa adanya lilitan tali pusat.

21) Menunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar.

22) Menggerakkan atau memegang secara biparietal setelah adanya putaran paksi luar dengan cara gerakan kepala kearah

bawah untuk melahirkan bahu depan kemudian gerakan kearah

atas untuk melahirkan bahu belakang.

23) Menggeser tangan bawah kearah perineum untuk menyangga

kepala lengan dan siku sebelah bawah menggunakan tangan

atas untuk menelusuri dan memegang lengan serta siku

sebelah atas.

24) Melakukan penelusuran sebelah tubuh dan lengan bayi lahir,

berlanjut ke punggung bokong, tungkai serta kaki, memegang

kedua mata kaki.

25) Melakukan penilaian bayi sekilas.

26) Mengeringkan dan memposisikan tubuh bayi di atas perut ibu.

27) Memeriksa kembali perut ibu untuk memastikan janin tunggal.

(23)

29) Menyuntikkan oksitosin dalam waktu satu menit setelah bayi

lahir di 1/3 paha atas distal lateral.

30) Menjepit tali pusat menggunakan klem dalam waktu 2 menit

setelah bayi lahir dengan jarak 3 cm dari umbilicus bayi, sisi luar klem dorong tali pusat (pijat) kearah ibu dan lakukan

penjepitan kedua dengan jarak 2 cm dari klem pertama.

31) Melakukan pemotongan dan pengikatan tali pusat.

32) Melakukan IMD dengan prinsip skin to skin.

33) Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi

di kepala bayi.

34) Memindahkan klem pada tali pusat hingga bejarak 5-10 cm dari

vulva.

35) Meletakkan satu tangan diatas kain perut ibu di tepi atas

simpisis dan tangan kanan melakukan penegangan tali pusat.

36) Menegangkan tali pusat setelah uterus kea rah belakang- atas

(dorsokranial) secara hati-hati.

37) Melakukan penegangan dan dorongan dorsokranial hingga plasenta lepas.

38) Melahirkan plasenta dengan kedua tangan saat plasenta

muncul di introitus vagina, pegang dengan kedua tangan dan putar hingga selaput ketuban terpilin.

39) Melakukan masase uterus segera setelah plasenta lahir selama

10 detik.

40) Memeriksa kelengkapan plasenta bagian fetal dan maternal

serta tidak ada bagian yang tertinggal.

41) Mengevaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan

perineum.

42) Memmastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi

perdarahan pervaginam.

43) Memberi cukup waktu untuk kontak kulit ibu dengan bayi.

44) Melakukan penimbangan / pengukuran bayi, memberikan salep

mata dan suntik vitamin K.

45) Memberikan suntikan imunisasi hepatitis B 1 jam setelah

(24)

46) Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan

pervaginam, yaitu :

a) 2-3x dalam 15 menit pertama pasca persalinan.

b) 15 menit pada satu jam kedua pasca persalinan.

c) Setiap 20-30 menit pada jam kedua psaca persalinan.

47) Mengajarjan ibu dan keluarga cara melakukan masase uteus

dan menilai kontraksi.

48) Mengevaluasi dan estimasi jumlah perdarahan/ kehilangan

darah.

49) Memantau kontraksi uterus jumlah perdarahan,TFU,TD,Nadi

setiap 15 menit pada jam pertama post partum serta setiap 30

menit, pada jam kedua post partum dan mengukur suhu setiap

2 jam.

50) Memeriksa kembali kondisi bayi untuk memastikan bahwa bayi

bernafas dengan baik(40-60x/menit) serta suhu normal

(36,5-37,5 derajat Celcius).

51) Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan

klorin 0,5% untuk didekontaminasi selama 10 menit cuci dan

bilas peralatan setelah di dekontaminasikan.

52) Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat

sampah yang sesuai.

53) Membersihkan ibu dari sisa air ketuban, lendir darah, dan

memastikan ibu dalam keadaan bersih dan nyaman.

54) Memastikan ibu merasa nyaman, memantau ibu dalam

pemberian ASI dan menganjurkan keluarga untuk memberikan

minuman kepada ibu dan makanan yang diinginkan.

55) Mendekontaminasikan tempat bersalin dengan larutan klorin

0,5%.

56) Mencelupkan sarung tangan kedalam larutan klorin 0,5%.

57) Mencuci kedua tangan dengan menggunakan sabun dan air

mengalir.

(25)

f. Patograf

Patograf adalah alat bantú untuk memantau kemajuan persalinan dan

informasi untuk membuat keputusan klinik. Tujuan utama dari

pengguinaan patograf adalah untuk mencatat hasil observasi dan

kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan serviks melalui

periksa dalam.

5. Komplikasi dan kondisi resiko tinggi pada persalinan

a. Persalinan prematur

Persalinan prematur adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan 21 minggu dan 37 minggu. Penyebab dari persalinan prematur yaitu penyakit kardiovaskular, diabetes melitus, hipertensi gestasional, infeksi, pembedahan atau trauma abdomen, kelainan plasenta,

ketuban pecah dini, hidramnion, dan kehamilan kembar.

Penanganan tirah baring jika diperlukan terapi dengan preparat tokolitik syaratnya yaitu kehamilan kurang dari 20 minggu, dilatasi serviksmelebihi 4 cm, effacement serviks lebih dari 50%.(Anita, 2014 hal 148)

b. Syok

Syok adalah suatu keadaan disebabkan gangguan sirkulasi darah

ke dalam jaringan sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan

oksigen dan nutrisi jaringan dan tidak mampu mengeluarkan hasil

metabolisme. Penyebab terjadinya syok adalah perdarahan,

neurologik, endotoksik/septik, anafilaktik, emboli, komplikasi anastesi, dan kombinasi.Penanganan syok yaitu hentikan segera penyebab perdarahan, bersihkan saluran nafas, pasang dua set

infus untuk transfusi, terapi obat-obatan, monitoring. (Prawirohardjo,

2009)

c. Kelainan letak

1) Letak sungsang

Letak sungsang adalah kehamilan dengan janin letak

memanjang dengan bokong atau kaki sebagai bagian

terendah.Penatalaksanaan yaitu melakukan USG terlebih dahulu

untuk mengecek keadaan janin dan melakukan penapisan yaitu

(26)

presentasi kaki kecuali TBJ > 1800 gram. Jika keadaan diatas

tidak ada maka dapat dilakukan persalinan pervaginam jika salah salah satu keadaan di atas ada maka dilakukan persalinan

dengan SC.

2) Letak lintang

Letak lindang adalah suatu keadaan dimana janin melintang di

dalam uterus dengan kepala pada posisi yang satusedangkan

bokong berada pada posisi yang lain.Penatalaksanaan yaitu

persalinan dilakukan dengan sectio caesaria apabila janin hidup usia kehamilan >28 minggu, Dilakukan embriotomi apabila janin mati. (Anita,2014 hal 162-168)

d. Inersia uteri

His yang sifatnya jarang, lemah, dan waktunya singkat. Keadaan ini

dapat terjadi setiap saat dalam proses persalinan meskipun

umumnya digolongkan menjadi primer dan sekunder.Penanganan

yaitu perbaikan kekuatan kontraksi., Peningkatan istirahat,

pelaksanaan analgesia dengan obat seperti morfin sulfatyang mungkin akan menimbulkan sadasi sehingga pasien dapat

beristirahat.(Anita,2014 hal 157-160)

e. Distosia bahu

Distosia bahu adalah presentasi sefalik dengan bahu anterior

terjepit diatas simpisis pubis bukan masuk ke pelvis minor. (Varney, 2007)

f. Ketuban pecah dini (KPD)

Pecah ketuban dini didefinisikan sesuai dengan jumlah jam dari

waktu pecah ketuban sampai masuk persalinan. Interval ini disebut

periode laten dan dapat terjadi kapan saja dari 1 sampai 12 jam

atau lebih. (Varney,2007)

g. Prolaps tali pusat

Terdapat dua jenis prolaps yaitu menumbung biasanya masuk ke dalam pelviks atau terkemuka yaitu lati pusat berada di samping

(27)

h. Disproporsi sefalopelvik( CPD)

CPD adalah disproporsi antara ukuran janin dan ukuran pelviksyaitu ukuran pelviksyang tidak terlalu besar untuk mengakomodasi keluarnya janin. CPD akan menyebabkan kegagalan dalam

kemajuan persalinan.(Anita, 2014 hal 190)

i. Ruptur Uterus

Penyebabnya adalah cedera atau defek pada uterus yang terjadi

sebelum atau selama kehamilan.Ruptur uteri terjadi karena uterus mengalami strain yang berlebihan. Penanganan yaitu penggantian

cairan, pemberian oksitosin IV untuk menghasilkan kontraksi uterus

dan meminimalkan perdarahan dan jika mungkin lakukan operasi

sectio caesaria. (Anita, 2014 hal 185)

C. Nifas

1. Pengertian Masa Nifas

Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Periode

pascapersalinan meliputi masa transisi kritis bagi ibu bayi dan keluarga

secara fisiologis, emosional, dan sosial.Masa nifas adalah suatu periode

dalam minggu-minggu pertama setelah kelahiran 4 sampai 6 minggu.

(Prawiroharjo, 2008)

Masa nifas adalah masa pulih kembali yang dimulai dari persalinan

selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil yang

berlangsung selama kira-kira 6 minggu. (Ratna, 2011 hal 133)

Secara umum masa nifas adalah yang dimulai setelah lahirnya

plasenta sampai dengan 6 minggu dimana masa untuk memulihkan

kembali alat-alat kandungan seperti sebelum hamil.

2. Tahapan masa nifas menurut yaitu:

a. Puerperium dini : masa dimana ibu diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.

(28)

c. Remote puerpeium : Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama apabila ibu selama hamil dan bersalin

mempunyai komplikasi.(Suherni,2009)

3. Rencana Penatalaksanaan Puerperium

a. Melakukan evaluasi kontinyu dan penatalaksanaan perawatan

kesejahteraan wanita.

b. Memberi pemulihan dan ketidaknyamanan fisik.

c. Memberi bantuan dalam menyusui.

d. Menfasilitasi pelaksanaan peran sebagai orang tua.

e. Melakukan pengkajian bayi selama kunjungan rumah.

f. Memberi pedoman antisipasi dan intruksi.

g. Melakukan penapisan kontinyu untuk komplikasi puerperium.

(Varney, 2007)

4. Tujuan Asuhan Masa Nifas

a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya.

b. Melaksanakan skrining secara komprehensif.

c. Memberikan pendidikan kesehatan pada ibu.

d. Memberikan pelayanan KB. (Suherni, 2009 hal 2)

5. Kunjungan masa nifas

a. Kunjungan pertama 6-8 jam setelah persalinan.

1) Mencegah perdarahan masa nifas karena persalinan atonia

uteri.

2) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan. Rujuk jika

perdarahan berlanjut.

3) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota

keluarga bagaimana cara mencegah perdarahan masa nifas

karena atonia uteri. 4) Pemberian ASI awal.

5) Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.

6) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi.

7) Jika petugas kesehatan menolong persalinan, dia harus tinggal

bersama ibu dan bayi yang baru lahir selama 2 jam pertama

setelah kelahiran atau sampai ibu dan bayinya dalam keadaan

(29)

b. Kunjungan kedua 6 hari setelah persalinan

1) Memasikan involusi uterus berjalan normal. Uterus

berkontraksi, fundus dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.

2) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan

abnormal.

3) Memastikan mendapat cukup makanan, cairan, dan istirahat.

4) Memastikan ibu menyusui dengan benar tidak ada tanda-tanda

penyulit.

5) Memberi konseling pada ibu mengenai hal-hal yang berkaitan

dengan asuhan pada bayi.

c. Kunjungan ketiga 2 minggu setelah persalinan

Sama seperti kunjungan hari kedua setelah persalinan.

d. Kunjungan keempat 6 minggu setelah persalinan

1) Menanyakan penyulit- penyulit yang ada.

2) Konseling KB. (Suherni, 2009 hal 4)

6. Perubahan fisiologis masa nifas

a. Tanda-tanda vital dan perubahan fisik

Tekanan darah, Nadi , Pernafasan , Suhu, Perubahan sistem renal,

Penurunan berat badan rata-rata 4,5 kg, Perubahan

gastrointestinal, Dinding abdomen. (varney, 2007) b. Payudara

Perkembangan payudara fisiologis terjadi pada saat pubertas dan

dapat menghasilkan susu dalam dua minggu setelah mendapat

stimulasi hormonal. Kolostum adalah cairan kekuningan yang

diekresi oleh payudara dapat dikeluarkan pada kehamilan minggu

ke-16 dan diganti dengan susu setelah hari ke-3 pascapartum.

Kolostrum diyakini memiliki efek laktasif yang dapat membantu

(30)

c. Perubahan uterus

Tabel 2.5 Perubahan Uterus

Involusi Tinggi fundus uteri Berat uterus

Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram

Plasenta lahir 2 jari dibawah pusat 750 gram 6 hari Pertengahan pusat-syimphisis 500 gram 2 minggu Tak teraba di atas symphisis 350 gram

6 minggu Bertambah kecil 50 gram

Sumber Suherni.2009.perawatan masa nifas.yogyakarta: fitramaya

d. Lochea

Lochea adalah cairan secret dari kavum uteri. Adapun jenis lochea:

1) Lochea rubra: berwarna merah segar. Keluar segera setelah kelahiran sampai 2-3 hari postpartum.

2) Lochea sanguinolenta berwarna merah kuning berisi darah dan lendir pada hari ke 3-7 postpartum.

3) Lochea serosa berwarna kuning dan cairan ini tidak berdarah pada hari ke 7-14 postpartum.

4) Lochea alba berupa cairan putih pada hari setelah 2 minggu postpartum.

5) Lochea parulenta, terjadi infeksi keluar cairan seperti nanah berbau busuk.

6) Lochiotosis, lochea tidak lancar keluarnya. e. Perubahan saluran genital

Setelah kelahiran plasenta dan ketuban segmen bawah uterus

dan seviks tampak lunak dan dapat terjadi laserasi serviks. Pada

beberapa hari pertama servik masih terbuka sedikit namun pada

akhir minggu kedua servik kemali seperti semula dan os internal

harus tertutup. Ruang vagina menjadi lebih besar meregang dan

menjadi lunak namun pada minggu ketiga mulai tampak kembali,

(31)

mengembalikan tonusnya dan memungkinkan kembali vaginanya

kencang. (Holmes, 2011 hal 281)

f. Perubahan sistem renal

Pelis renalis dan ureteryang menegang dan dilatasi selama kehamilan kembali normal pada akhir minggu ke empat

pascapartum.

g. Dinding abdomen

Dinding abdomen setelah pelahiran menjadi lunak karena dinding

meregang selama kehamilan. Semua wanita mengalami beberapa

derajat diastasis rekti-pemisahan otot rektum abdomen.

h. Perubahan hematologi

Hemoglobin, hematokrit, dan hitung eritrosit sangan bervariasi dalam puerperium awal sebagai akibat fluktuasi volume darah,

volume plasma, dan kadar volume, sel darah merah. Kadar semua

unsur darah kembali normal pada keadaan tidak hamil atau pada

akhir puerperium.(Suherni,2009 hal 77-82)

7. Kebutuhan dasar ibu nifas

a. Gizi

Kualitas dan jumlah makanan yang dikonsumsi akan sangat

mempengaruhi produksi ASI. Terutama kebutuhan energi dan

protein.

b. Energi

Penambahan kalori selam 3 bulan pertama pasca partum mencapai

500 kkal. Rata-rata peoduksi ASI sehari 800 cc yang berarti

mengandung 600 kkal. Sementara itu, kalori yang dihabiskan untuk

menghasilkan ASI sebanyak adalah 750 kkal.

c. Protein

Selama menyusui ibu membutuhkan tambahan protein diatas

normal sebesar 20 gram/hari. Sehingga dianjurkan untuk

mengkonsumsi tambahan kalori tiap hari sebanyak 500 kalori,

makan dengan diet berimbang, cukup protein, mineral dan vitamin,

minum sedikitnya 3 liter setiap hari terutama setelah menyusui,

(32)

A (200.000 unit) agar dapat memberikan vitamin A kepada bayinya

melalui ASI.

d. Ambulasi dini

Ambulasi dini adalah membimbing pasien untuk bergerak seperti

duduk, berdiri, dan berjalan. Ambulasi dini tidak mempunyai

pengaruh buruk terhadap pemulihan masa nifas. Ambulasi tidak

boleh dilakukan pada pasien yang mempunyai penyakit anemia,

jantung, pau-paru, demam, dan keadaan lain yang masih

membutuhkan istirahat.

e. Eliminasi

Dalam 6 jam postpartum pasien harus sudah dapat buang air kecil.

Semakin lama urine tertahan dalam kandung kemihmaka dapat

mengakibatkan kesulitan pada organ perkemihan misalnya infeksi.

f. Istirahat dan tidur

Seorang ibu nifas membutuhkan istirahat yang cukup untuk

memulihkan kembali keadaan fisiknya dan sebagai persiapan untuk

energi menyusui bayinya nanti. Kurang istirahat pada ibu

postpartum dapat mengurangi jumlah ASI yang diproduksi dan

memperlamat proses involusi uterus dan memperlambat

perdarahan, menyebabkan depresi dan ketidaknyaman untuk

merawat bayi dan dirinya sendiri.

g. Kebersihan diri

Menjaga kebersihan seluruh tubuh untuk mencegah infeksi dan

alergi kulit pada bayi. Membersihkan daerah genetalia dengan

sabun dan air. Mengganti pembalut setiap kali darah sudah penuh

atau minimal 2 kali dalam sehari. Jika mempunyai luka jahitan

hindari untuk menyentuh daerah luka terlalu sering. Untuk menjaga

kebersihan diri dapat melibatkan keluarga dalam perawatan

kebersihan ibu.

h. Seksual

Secara fisik aman untuk melakukan hubungan seksual betelah

darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua

(33)

i. Senam nifas

Senam nifas dilakukan dengan tujuan untuk mencapai hasil

pemulihan otot yang maksimal dengan catatan ibu menjalani

persalina dengan normal dan tidak ada penyulit

postpartum.(Sulistyawati, 2009 hal 97-105)

8. Deteksi dini komplikasi masa nifas

a. Perdarahan pervaginam

Perdarahan pada masa nifas adalah komplikasi yang terjadi pada

tenggang waktu diantara persalinan dan masa

pascapersalinan.Penyebab perdarahan yang paling sering adalah

atonia uteri serta retensio plasenta, laserasi serviks atau vagina,

ruptur uteri, dan inversi uteri. Perdarahan Yaitu kehilangan darah

lebih dari 500 cc. Penanganannya yaitu pijat uterus agar

berkontraksi dan keluarkan bekuan darah. Bila plasenta telah

dilahirkan secara lengkap tetapi masih perdarahan berikan suntik

oksitosin. Keadaan ibu memerlukan pengawasan (tekanan darah,

nadi, suhu, respirasi). (Prawiroharjo,2008)

b. Infeksi masa nifas

Demam merupakan salah satu gejala yang paling mudah dikenal

yaitu suhunya 38,5 C. nyeri pelviks, rabas vagina yang abnormal

dan berbau busuk, lambat dan terlalu cepat penurunan uterus.

c. Eklamsia

Eklamsia adalah salah satu penyebab kematian ibu di seluruh dunia. Dengan itu ibu yang mempunyai riwayat persalinan dengan

eklamsia atau preeklamsia berat harus di rawat inap dan

pengobatannya dengan menggunakan Mgso4. (Prawiroharjo, 2008)

d. Kelainan payudara

1) Bendungan air susu

Payudara sering mengalami distensi menjadi keras dan

berbenjol, benjol. Penatalaksanaanya yaitu keluarka ASI,

menyangga payudara, kompres.

2) Mastitis

Payudara menjadi keras, kemerahan, pasien mengeluh rasa

(34)

paracetamol, harus tetap menyusui bayinya, pantau suhu

tubuh,jika infeksius berikan antipiretik (ibuprofen, asetaminofen)

untuk mengurangi demam dan nyeri. (Suherni, 2009 hal 136)

e. Masalah-masalah dalam pemberian ASI

1) Putting susu lecet atau luka

Penyebabnya yaitu salah dalam teknik menyusui.

Penatalaksanaanya yaitu bayi lebih dahulu disusui pada putting

susu yang lecetnya sedikit.

2) Payudara bengkak

Kira-kira pada hari ketiga dan keempat setelah melahirkan.

payudara terasa penuh, tegang, dan nyeri. Penatalaksanaanya

yaitu ASI harus di keluarkan dengan menyusukan pada bayi,

kompres dengan air dingin.

3) Mastitis atau radang payudara

Penyebabnya yaitu payudara bengkak, putting susu lecet, BH

terlalu ketat. Penatalaksanaan yaitu konpresi hangat, gunakan

BH yang longgar.

4) Abses payudara

Payudara berwarna lebih merah mengkilat, ibu merasa lebih

sakit, benjolan lebih lunak karena berisi nanah.

Penatakasanana yaitu lakukan insisi untuk mengeluarkan

nanah, berikan antibiotik. Bayi disusui dengan payudara yang

sehat. (Suherni,2009 hal 53)

D. Bayi Baru Lahir

1. Pengertian Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan

37 minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai

4000 gram.(Sondakh 2013 hal 151).

Masa neonatal adalah masa sejak lahir sampai 28 hari sesudah

kelahiran. Neonatus dini adalah bayi berumur 0-7 hari. Neonatus lanjut

(35)

2. Adaptasi fisiologis bayi baru lahir

Adaptasi BBL adalah proses penyesuaian fungsional neonatus dari

kehidupan di dalam uterus ke kehidupan di luar uterus. Masa transisi ini

terjadi pada 4 bagian penting terdiri dari sistem pernafasan, sistem

sirkulasi, kemampuan termoregulasi, dan kemampuan memperoleh

sumber glukosa.

a. Perubahan pernafasan

Bayi baru lahir yang sehat dapat mengatur nafasnya sehingga

mencapai keseimbangan yang tepat antara oksigen, karbon

dioksida dan kapasitas residu fungsional.Pola pernafasan bayi baru

lahir bervariasi terdapat respon normal dan abnormal. Berikut tabel

respon normal dan abnormal :

Tabel 2.6 Perubahan Pernafasan

Normal Abnormal

30-60xpemenit > dari 60xpermenit

Pernafasan diafragma dan abdomen Retraksi interkosta, retraksi prosesus

Harus bernafas melalui hidung Nafas cuping hidung, suara dengkur pada saat ekspirasi

Sumber Varney.2007.buku ajar asuhan kebidanan.jakarta:EGC

b. Termoregulasi

Faktor yang berperan dalam kehilangan panas pada bayi baru lahir

adalah permukaan tubuh bayi yang luas, tingkat insulasi lemak

subkutan, dan derajat fleksi otot. Bayi mengalami kehilangan panas

melalui 4 cara yaitu:

1) Konduksi : melalui benda-benda padat yang berkontak dengan kulit bayi.

2) Konveksi : mendinginan melalui aliran udara di sekitar bayi 3) Evaporasi : kehilangan panas melalui penguapan air pada

kulit bayi yang basah.

(36)

Tindakan yang harus dilakukan adalah hangatkan dahulu

setiap selimut, topi, atau pakaian sebelum kelahiran, segera

keringkan bayi baru lahir, ganti selimut basah dengan yang

kering, mengatur suhu ruangan. Suhu bayi baru lahir dapat

dikaji dengan termometer. Yang normalnya 36,5 C – 37,5 C.

(Varney, 2007 hal 881)

c. Pengaturan glukosa

Sebelum kelahiran janin memiliki kadar glukosa darah yang konstan

sekitar 60 sampai 70 persen kadar glukosa darah maternal. Bayi

baru lahir dianjurkan untuk segera menyusui karena ASI memiliki

konsentrasi glukosa darah yang lebih rendah dibandingkan bayi

yang diberi susu formula dalam 2-3 hari pertama kehidupan. ASI

juga meningkatkan konsentrasi badan keton dan otak neonatus

dapat menggunakan badan keton sebagai bahan bakar alternatif.

Evaluasi hipoglikemia dilakukan melalui sampel darah. (Varney, 2007 hal 883)

d. Perubahan pada darah

Bayi baru lahir mempunyai nilai hematokritatau hemoglobin yang tinggi. Konsentrasi hemoglobinyang normal adalah 13,7 samapi 20 g/dl. Nilaihemoglobin awal pada bayi baru lahir dipengaruhi oleh waktu pengekleman tali pusat dan posisi bayi baru lahir segera

setelah lahir. (Varney 2007 hal 884)

e. Perubahan pada sistem imun

Imunitas alami terdiri dari struktur tubuh yang mencegah atau

meminimalkan infeksi.(Varney, 2007 hal 886)

f. Adaptasi kardiovaskular

Sirkulasi perifer lambat yang menyebabkan akrosianosis (pada tangan, kaki, dan sekitar mulut). denyut nadi 120-160 kali/menit saat

bangun dan 100 kali/menit saat tidur. Rata-rata tekanan darah

adalah 80/46 mmhg dan bervariasi sesuai dengan ukuran dan

tingkat aktivitas bayi. nilai hematologi normal. dengan

(37)

resistensi pembuluh darah dari arteri pulmonalis mengalir ke paru-paru dan duktus arteriosus tertutup. Setelah tali pusat dipotong. Aliran darah dari plasentan terhenti dan foramen ovale tertutup. (Sondakh 2013 hal 152)

g. Adaptasi Neurologis

Sistem neurologis bayi secara anatomik atau fisiologis belum berkembang sempurna. Bayi baru lahir menunjukan gerakan tidak

terkoordinasi, pengaturan suhu yang labil, kontrol otot yang buruk,

mudah terkejut, dan tremor pada ekstremitas. Refleks bayi baru

lahir merupakan indikator penting perkembangan normal. (Sondakh

2013 hal 153)

h. Adaptasi gastrointestinal

Pencernaan protein dan karbohidrat telah tercapai. Pengeluaran

mekonium yaitu feses berwarna hitam kehijauan, lengket, dan

mengandung darah sama, diekresikan dalam 24 jam pada 90% bayi

baru lahir normal. (Sondakh 2013 hal 156)

i. Adaptasi ginjal

Laju filtrasi glomelurus relatif rendah pada saat lahir disebabkan oleh tidak adekuatnya area permukaan kapiler glomelurus. Sebagian bayi baru lahir berkemih dalam 24 jam pertama setelah

lahir dan 2-6 kali sehari pada 1-2 hari pertama, setelah itu mereka

berkemih 5-20 kali dalam 24 jam. Urin dapat keluar karena lendir

dan garam asam urat noda kemerahan dapat diamati pada popok

karena kristal asam urat. (Sondakh 2013 hal 156)

3. Tahapan bayi baru lahir

a. Tahap pertama yaitu terjadi segera setelah lahir selama menit-menit

pertama kelahiran. Tahap ini digunakan sistem scoring apgar untuk

fisik dan scoring gray untuk interaksi bayi dan ibu.

b. Tahap dua disebut tahap transisional reaktivitas. Dilakukan

pengkajian selama 24 jam pertama terhadap adanya perubahan

perilaku.

c. Tahap ketiga disebut tahap periodik pengkajian dilakukan selama

(38)

4. Pengkajian umum bayi baru lahir

a. Tanda vital

1) Bunyi jantung dalam menit pertama ±180xpermenit kemudian

turun sampai 140-120xpermenit pada saat bayi berumur 30

menit.

2) Pernafasan cepat pada menit-menit pertama kira-kira

80xpermenit disertai pernafasan cuping hidung, retraksi

supraternal dan interkostal, serta rintihan hanya berlangsung

10-15 menit.(Sondakh, 2013 hal 150)

3) Bayi cukup bulan dengan berat badan lahir normal dan fleksi

otot baik memiliki perlindungan alami terhadap kehilangan

panas. Normalnya suhu bayi yaitu aksila : 36,50 C – 370 C dan

suhu kulit 36-36,50 C. (Varney 2007 hal 881)

b. Antropometri

1) Berat badan normalnya antara 2500-4000 gram.

2) Panjang badan normalnya 48 cm-50 cm.

3) Lingkar kepala normalnya 33 cm - 35 cm.

4) Lingkar dada normalnya 32 cm- 34 cm. (Sondakh 2013 hal

150)

c. Pemeriksaan fisik bayi baru lahir

1) Warna kulit kemerahan dan licin karena jaringan subkutan

cukup terbetuk dan dilapisi verniks.

2) Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala tumbuh baik.

3) Kuku telah agak panjang lemas.

4) Tonus otot rentang normal tingkat kesadaran BBL adalah

mulai dari diam hingga sadar penuh dan dapat ditenangkan

jika rewel, dapat dibangunkan jika diam atau sedang tidur.

5) Tali pusat normalnya berwarna putih kebiruan pada hari

pertama, dan mulai kering dan lepas pada hari ke 7-10 hari.

6) Genetalia pada perempuan labia mayora sudah menutupi

labia minora, testis pada laki-laki sudah turun.

7) Reflek isap, menelan, dan moro sudah terbentuk baik.

8) Eliminasi, urin dan mekonium akan keluardalam 24 jam

(39)

5. Refleks pada bayi baru lahir

Tabel 2. 7 Refleks pada Bayi Baru Lahir

Refleks Respon normal

Rooting dan Menghisap Bayi baru lahir menolehkan kepala ke arah stimulus, embuka mulut, dan mulai mengisap bila pipi, bibir, atau sudut mulut bayi disentuh dengan jari atau putting.

Menelan Bayi baru lahir menelan berkoordinasi dengan mengisap bila cairan di taruh dibelakang lidah.

Ekstrusi Bayi baru lahir menjulurkan lidah keluar bila ujung lidah disentuh dengan jari atau putting.

Moro Ekstensi simetris bilateral dan abduksi seluruh ekstremitas dengan ibu jari dan jari telunjuk membentuk huruf c diikuti dengan abduksi ekstemitas dan kembali ke fleksi relaks jika posisi bayi berubah tiba-tiba atau jika ditelakan terlentang pada permukaan yang datar.

Melangkah Bayi akan melangkah dengan satu kaki dan kmudian kaki lainnya dengan gerakan berjalan bila satu kaki disentuh pada permukaan rata.

Merangkak Bayi akan berusaha untuk merangkak ke depan dengan kedua tangan dan kaki bila diletakkan telungkup pada permukaan datar.

Tonik leher atau fencing Ekstremitas pada satu sisi dimana saat kepala di tolehkan akan ekstensi dan ekstremitas yang berlawanan atau fleksi bila kepala bayi ditolehkan ke satu sisi selagi beristirahat.

Terkejut Bayi melakukan abduksi dan fleksi seluruh ekstremitas dan dapat mulai menangis bila mendapat gerakan mendadak atau suara keras.

Ekstensi silang Kaki bayi yang berlawanan akan fleksi dan kemudian ekstensi dengan cepat seolah-olah berusaha untuk memindahkan stimulus ke kaki yang lain bila diletakkan terlentang bayi akan mengekstensikan satu kaki ebagai respons terhadap stimulus pada telapak kaki.

Glabellar blink Bayi akan berkedip bila dilakukan 4 atau 5 ketuk pertama pada batang hidung saat mata teruka.

Palmar grasp Jari bayi akan melekuk di sekeliling benda dan menggenggemnya seketika bila jari diletakkan di tangan bayi. Plantar grasp Jari bayi akan melekuk disekeliling benda seketika bila bayi

diletakakan di telapak kaki bayi.

Tanda babinsky Jari-jari bayi akan hiperekstensi dan terpisah seperti kipas dari dorsofleksi ibu jari kaki bila satu sisi kaki digosok dai tumit ke atas melintasi bantalan kaki.

Sumber Sondakh 2013 hal 154-155

6. Asuhan Kebidanan pada Neonatus

a. Saat lahir sampai 2 jam pertama

(40)

2) Memotong dan merawat tali pusat tanpa membubuhi apapun

kira-kira 2 menit setelah lahir.

3) Inisiasi Menyusu Dini

4) Pencegahan infeksi mata dengan memberikan suntikan vitamin

KI 1 mg intramuskular di paha kiri anterolateral setelah inisiasi menyusui dini.

5) Pemberian imunisasi hepatitis B 0.5 mL intramuskular di paha kanan kra-kira 1-2 jam setelah pemberian vitamin K1.

(JNPK-KR 2008)

b. Kunjungan neonatal pertama (6- 48 jam)

1) Memastikan bayi dalam keadaan baik.

2) Konseling tanda bahaya.

3) Konseling perawatan bayi baru lahir.

4) Konseling tentang pemberian ASI.

5) Penjadwalan kunjungan neonatus. (JNPK-KR 2008)

c. Kunjungan neonatal kedua (3-7 hari)

1) Menanyakan kepada ibu masalah yang dihadapi oleh bayinya

seperti minum, defekasi, berkemih, tidur, kebersihan kulit,

keamanan.

2) Jika sakit klasifikasikan penyakit untuk

Gambar

Tabel 2.1Perkiraan Tinggi Fundus Terhadap Usia Gestasi
Tabel 2.2 Jadwal Imunisasi
Tabel 2.3 Penatalaksanaan perdarahan
Tabel 2.4Penatalaksanaan Nyeri Perut
+5

Referensi

Dokumen terkait

Keterlibatan masyarakat tampak pada antara lain tahapan pelaksanaan Musrengbangdes.Tahapan Musrengbangdes diawali dengan kegiatan yang dikenal sebagai Rembug Warga

Pada tahun 1990 Aceh telah berada dalam posisi konflik sehingga suami saya terpaksa ikut dalam Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang menangani wilayah Aceh Timur dan

Rata-rata dari warga yang berprofesi sebagai nelayan itu masih bisa2. dibilang “miskin”, untuk yang memiliki ekonomi

Kakiay (2003, p1) mengemukakan definisi simulasi sebagai suatu sistem yang digunakan untuk memecahkan atau menguraikan persoalan-persoalan dalam kehidupan nyata yang penuh

Dari penelitian yang dilakukan dapat dilihat bahwa dalam proses pembuatan interaktif company profile Keyna Galeri dengan menggunakan teknik Parallax. Scrolling

Aliran uap reheat yang terjadi adalah sebagai berikut: Uap superheat yang berasal dari turbin tekanan tinggi, kembali ke steam generator(boiler), untuk mendapatkan panas

Ekstraksi solven dapat dilakukan dengan alat khusus menggunakan CO 2   superkritik sebagi  pelarut, yang sangat ramah lingkungan karena tidak menggunakan pelarut

Dalam upaya menumbuhkan partisipasi publik guna mengungkap tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam butir kesatu diatas, harus diciptakan iklim yang kondusif antara lain