BAB II TINJAUAN TEORI
A. Kehamilan
1. Pengertian kehamilan
Masa kehamilan adalah sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dilanjutkan dengan nidasi atau
implantasi.Lamanya hamil normal 40 minggu atau 9 bulan 7 hari dihitung dari hari pertama haid terakhir. (Prawirohardjo, 2008 hal 133).
Kehamilan adalah masa dimana terdapat janin di dalam rahim
seorang perempuan. Masa kehamilan didahului oleh terjadinya
pembuahan yaitu bertemunya sel sperma laki-laki dengan sel telur.
setelah pembuahan, terbentuk kehidupan baru berupa janin dan tumbuh
di dalam rahim ibu yang merupakan tempat berlindung yang aman dan
nyaman bagi janin. (Ratna, 2011 hal 92)
Periode antepartum adalah periode kehamilan yang dihitung sejak hari pertama haid terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati,
yang menandai awal periode antepartum. Sebaliknya periode
prenataladalah kurun waktu terhitung sejak hari pertama haid terakhir hingga kelahiran bayi yang menandai awal periode pascanatal. (Varney, 2007 hal 492)
secara umum pengertian kehamilan adalah dimulai dari konsepsi
sampai lahirnya janin. Dimana periode kehamilan dihitung dari hari
pertama haid terakhir (HPHT). Lamanya kehamilan normal yaitu 40
minggu atau 9 bulan 7 hari.Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan
dibagi menjadi 3 bagian yaitu:
a. Kehamilan triwulan pertama (antara 0 sampai 13 minggu).
b. Kehamilan triwulan kedua (antara 13 sampai 27 minggu).
c. Kehamilan triwulan ketiga/terakhir (antara 27 sampai 40
2. Perubahan fisiologis selama kehamilan trimster III
a. Uterus
Pada kehamilan trimester 3 atau kehamilan tua segmen bawah rahim menjadi lebih lebar dan tipis, tampak batas nyata antara
bagian atas yang lebih tebal dan segmen bawah yang lebih tipis. Batas itu dikenal dengan lingkaran retraksi fisiologis dinding uterus. (Kusmiyati, 2010 hal 67)
Tabel 2.1Perkiraan Tinggi Fundus Terhadap Usia Gestasi
Minggu gestasi Perkiraan tinggi fundus 12 minggu Setinggi simfisis pubis
16 minggu Pertengahan antara simfisis pubis umbilikus 20 minggu 1-2 jadi di bawah umbilikus
24 minggu 1-2 jari diatas umbilikus 28-30 minggu 1/3 antara umbilikus dan px 32 minggu 3-4 jari di bawah px 36-38 minggu 1 jari di bawah px
40 minggu 2-3 jari di bawah px dan janin sudah masuk ke PAP Sumber : Varney, 2007 hal 1055
b. Serviks
Perubahan-perubahan normal akibat kehamilan menyebabkan
perluasan, eversi, kelenjar endoservikskolumnar. Pada trimester tiga kehamilan aktivitas uterus selama kehamilan menyebabkan
serviksmengalami pematangan secara bertahap dan kanal
mengalami dilatasi. (Cuningham, 2012 hal 114)
c. Vagina dan perineum
Dinding vagina mengalami perubahan sebagai persiapan untuk meregang saat persalinan. Perubahan ini mencakup peningkatan
bermakna ketebalan mukosa, melonggarnya jaringan ikat, dan
hipertofisel otot polos. (Cuningham 2012, hal 116)
d. Sistem Traktus Uranius
Pada akhir kehamilan kepala janin mulai turun ke pintu atas panggul
pergeseran uterus. Perubahan ini membuat pelvis dan ureter
mampu menampung urine dalam volume yang lebih besar dan juga meperlambat laju aliran urine. (Kusmiyati 2010 hal 68)
e. Sistem Respirasi
Pada umur kehamilan > dari 32 minggu diafragmakurang luas untuk bergerak dikarenakan usus-usus tertekan uterus yang membesar ke
arah diafragma sehingga mengakibatkan wanita hamil mengalami kesulitan bernafas. (Kusmiyati, 2010 hal 68)
f. Kenaikan berat Badan
Perubahan sistemik yang paling mendasar pada kehamilan normal adalah retensi cairan. Kondisi ini menyebabkan peningkatan 8-10 kg dari total peningkatan rata-rata berat badan 11-13 kg pada
wanita hamil. (Holmes, 2011 hal 33)
g. Sirkulasi Darah
Aliran darah meningkat dengan cepat bersamaan dengan
pembesara uterus. Pada kehamilan cukup bulan yang normal
kecepatan rata-rata aliran darah uterus yaitu 500 ml/menit dan
konsumsi rata-rata oksigen uterus gravida yaitu 25 ml/menit. Tekanan arteri maternal, kontraksi uterus, dan posisi maternal mempengaruhi aliran darah. Estrogen juga berperan dalam mengatur aliran darah ke uterus. (Kusmiyati, 2010 hal 68)
3. Adaptasi Psikologis dalam masa kehamilan Trimester III
Trimester 3 sering disebut periode penantian. Wanita menanti kehadiran
bayinya sebagai bagian dari dirinya, dia menjadi tidak sabar untuk
segera melihat bayinya. Ada perasaan tidak menyenangkan ketika
bayinya tidak lahir tepat pada waktunya, fakta yang menempatkan
wanita tersebut gelisah hanya bisa melihat dan menunggu tandadan
gejalanya. (Kusmiati,2010 hal 71-74)
4. Tanda dan gejala kehamilan
a. Tanda tidak pasti kehamilan
1) Amenorhea (tidak dapat haid)
Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak
umur kehamilan dan taksiran tanggal persalinan dapat
diketahui menggunakan rumus Neagle.
2) Mual dan muntah
Bisa terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir
trimester pertama.Sering terjadi pada pagi hari disebut “morning sickness”.
3) Anoreksia (tidak ada selera makan)
Hanya berlangsung pada trimester pertama kehamilan, tetapi
setelah itu nafsu makan timbul lagi.
4) Mamae menjadi tegang dan membesar
Keadaan ini disebabkan pengaruh hormon estrogen dan
progesteroneyang merangsang duktus dan alveoli payudara. 5) Miksing sering (sering buang air kecil)
disebabkan karena kandung kemih tertekan oleh uterus yang
mulai membesar. Gejala ini akan hilang pada trimester kedua
kehamilan, gejala ini kembali karena kandung kemih ditekan
oleh kepala janin.
6) Konstipasi atau obstipasi
Ini terjadi karena tonus otot uterus menurun yang disebabkan
oleh pengaruh hormon steroid yang dapat menyebabkan kesulitan untuk buang air besar.
b. Tanda kemungkinan kehamilan
1) Perut membesar
Setelah kehamilan 16 minggu, rahim dapat diraba dari luar
dan mulai pembesaran perut.
2) Tanda Hegar
Konsistensi rahim dalam kehamilan berubah menjadi lunak,
terutama daerah ismus.Pada minggu-minggu pertama ismus uteri mengalami hipertrofi seperti korpus uteri.Hipertrofi ismus
3) Tanda Chadwick
Perubahan warna mejadi kebiruan atau keuangan pada vulva, vagina, dan serviks.Perubahan warna ini disebabkan oleh pengaruh hormon estrogen.
4) Tanda Piscaseck
Uterus mengalami pembesaran, kadang-kadang pembesaran
tidak rata tetapi di daerah telur bernidasi lebih cepat
tumbuhnya. Hal ini menyebabkan uterus membesar ke salah
satu jurusan hingga menonjol jelas ke jurusan pembesaran.
5) Tanda Broxton-Hicks
Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi.
6) Teraba ballottement
Merupakan fenomena bandul atau pantulan balik.Ini adalah
tanda adanya janin di dalam uterus.
7) Reaksi kehamilan positif
Dengan tes ini dapat membantu menentukan diagnosa
kehamilan sedini mungkin yaitu dengan menggunakan urin.
c. Tanda pasti kehamilan
1) Gerakan janin yang dapat dilihat, dirasa atau diraba
bagian-bagian janin. Gerakan janin dapat dirasakan pada usia
kehamilan sekitar 20 minggu.
2) Terdengar denyut jantung janin
Dapat didengar usia 12 minggu dengan menggunakan alat
fetal misalnya dopler. Dengan stetoskop laenec dapat didengar pada usia kehamlan 18-20 minggu.
3) Bagian-bagian janin
Yaitu bagian besar janin (kepala dan bokong) serta bagian
kecil janin (lengan dan kaki) dapat diraba dengan jelas pada
usia kehamilan lebih tua. Pada pemeriksaan USG terlihat
adanya kantong kehamilan, ada gambaran embrio.
5. Kebutuhan dasar ibu hamil
a. Oksigen
Kebutuhan oksigen ibu berpengaruh terhadap kebutuhan bayi
yang dikandung. Untuk mencegah terjadinya kekurangan oksigen
ibu hamil perlu latihan nafas melalui senam hamil dan tidur dengan
bantal yang lebih tinggi.
b. Kebutuhan nutrisi
Bahan pangan yang dikonsumsi ibu hamil harus mengandung gizi
yang terdiri dari karbohidrat, protein, vitamin, mineral lemak, dan
air. Makanan yang mengandung protein (nabati dan hewani), Susu
dan olahannya, Roti dan biji-bijian, Buah dan sayur yang kaya
akan vitamin c, Nasi atau gandum atau umbi-umbian, Buah dan
sayur lain.
c. Personal higiene
Kebersihan harus dijaga selama hamil. Mandi dianjurkan
sedikitnya dua kali sehari karena ibu hamil cenderung
mengeluarkan banyak keringat.
d. Kebutuhan fisik ibu hamil
Kebutuhan fisik ibu hamil terdiri dari pakaian hamil dan hubungan
seksual.Dianjurkan pakaian yang longgar dan terbuat dari katun
sehingga mempunyai kemampuan menyerap.Hubungan seksual
sepenuhnya aman selama dua bulan terakhir kehamilan,
hubungan seksual disarankan dihentikan bila Terdapat tanda
infeksi dengan pengeluaran cairan disertai rasa nyeri atau panas.
e. Istirahat dan tidur
Pada trimester III terjadi insomia, gangguan pola tidur yang menurunkan angka kematian bayi karena infeksi tetanus, vaksinasi toksoid tetanus dilakukan dua kali selama hamil.
f. Mobilisasi
Adaptasi maternal yang membuat wanita terpapar pada nyeri
punggung dan kemungkinan cedera, sendi panggul melunak dan
meregangi tekanan terutama pada otot abdomen. Wanita dapat
mendapatkan postur tubuh yang baik, aktivitas yang tertera kotak
pendekatan pengajaran dapat digunakan.
g. Senam hamil
Senam hamil bertujuan untuk mempersiapkan dan melatih
otot-otot sehingga dapat dimanfaatkan untuk berfungsi secara optimal
dalam persalinan normal.
h. Imunisasi
Tabel 2.2 Jadwal Imunisasi
Antigen Interval Lama perlindungan Perlindungan TT1 Pada kunjungan antenatal pertama - -
TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun 80 TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95 TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 99 TT5 1 tahun setelah TT4 25 tahun/seumur hidup - Sumber Kusmiati.2010.perawatan ibu hamil. Yogyakarta: fitramaya
i. Persiapan Laktasi
Sejak bulan keenam dan ketujuh kehamilan, kebanyakan wanita
termotivasi untuk mempelajari persiapan payudara dan
menyusui.(Kusmiyati, 2010 hal 103-126)
6. Ketidaknyamanan selama kehamilan trimester III
a. Keputihan
Penyebabnya peningkatan produksi lendir dan kelenjar
endoservikal sebagai akibat peningkatan kadar estrogen. Pencegahannya yaitu meningkatkan kebersihan sengan mandi
setiap hari dan menghindari pencucian vagina dan mencuci vagina
dengan sabun dari arah depan ke belakang.
b. Sering BAK
Penyebabnya tekanan uterus pada kandung kemih. Cara
mengatasinya yaitukosongkan serasa ada dorongan untuk
kencing, perbanyak minum pada siang hari, batasi minum bahan
c. Hemorroid
Penyebabnya tekanan yang meningkat dari uterus gravid terhadap
vena hemoroida. Pencegahannya yaitu mengkonsumsi makanan yang berserat, gunakan kompres es, kompres hangat atau sit
bath.
d. Konstipasi
Peningkatan kadar progesteron yang menyebabkan peristaltik
usus jadi lambat, dan penurunan motilitas sebagai akibat dari
relaksasi otot-otot halus. Pencegahannya yaitu minum cairan
dingin atau panas ketika perut kosong, istirahat cukup, senam.
e. Sesak nafas
Uterus membesar dan penekanan pada diafragma.
Pencegahannya yaitu Latihan nafas melalui senam hamil, tidur
dengan bantal ditinggikan, makan tidak terlalu banyak, konsul
dokter bila ada asma.
f. Pusing
Penyebabnya yaitu pengumpulan darah di dalam tungkai, yang
mengurangi aliran balik vena dan menurunkan output cardiac serta tekanan darah dengan tekanan darah dengan tegangan yang
meningkat. Pencegahannya yaitu bangun secara perlahan dari
posisi istirahat, hindari berdiri terlalu lama dalam lingkungan yang
hangat, hindari berbaring dalam posisi terlentang, konsul untuk
rasa sakit yang terus menerus.(Kusmiyati, 2010 hal 143-153)
7. Deteksi dini bahaya atau komplikasi ibu dan janin pada kehamilan
muda
a. Perdarahan pervaginam
Perdarahan pervaginam adalah perdarahan yang terjadi pada kehamilan kurang dari 22 minggu. Perdarahan berwarna merah
terang maupun berwarna merah tua (coklat kehitaman). Hal ini
dapat mengancam kesehatan ibu dan janin sehingga perdarahan
yang terjadi selama kehamilan harus diselidiki.Penyebab
Tabel 2.3 Penatalaksanaan perdarahan
Perdarahan Serviks Uterus Gejala Diagnosis Tindakan Bercak
hingga sedang
Tertutup Sesuai dengan usia kehamilan
A. kram perut
bawah
B. uterus lunak
Abortus imminens
a.observasi perdarahan b. istirahat c. hindari koitus Bercak
hingga sedang
Tertutup Sedikit membesar dari normal
a. pingsan
b. nyeri perut bawah
c. nyeri goyang portio
d. masa adneksa e. cairan bebas
intra abdomen
KET a. laparotomi b. parsial c.lalpingektomi d. salpingostomi Bercak hingga sedang Terbuka atau tertutup
Lebih kecil dari usia gestasi
a. sedikit tanpa nyeri perut bawah
b. riwayat ekspulsi hasil konsepsi
Abortus komplit
Tidak perlu terapi spesifik kecuali perdarahan lanjut atau terjadi infeksi Sedang
hingga masih/banyak
Terbuka Sesuai umur kehamilan
a. kram atau nyeri perut bawah b. belum terjadi
ekspulsi hasil konsepsi
Abortus insipien
Evakuasi hasil konsepsi
Sedang hingga masih/ banyak
Terbuka Sesuai umur kehamilan
a. kram atau nyeri perut bawah b. ekspulsi bagian
hasil konsepsi.
Abortus inkomplit
Evakuasi hasil konsepsi
Sedang hingga masih banyak
Terbuka Lunak dan lebih besar dari umur kehamilan
a. mual atau muntah
b. kram perut bawah
c. sindrom mirip tidak ada janin d. keluar jaringan
seperti anggur
Abortus mola
Evakuasi tatalaksana mola
Sumber Astuti, Puji.2012. buku ajar asuhan kehamilan.Yogyakarta:rohima press
b. Hipertensi Gravidarum
Hipertensi adalah kenaikan tekanan diastolik15 mmhg atau paling rendah 90 mmhg tekanan sistolik 30 mmhg atau paling rendah 140 mmhg. Hipertensi gravidarum dibagi menjadi dua yaitu : 1) Hipertensi gestasionalyaitu hipertensi yang terjadi setelah usia
kehamilan 20 minggu tanpa disertai proteinuria atau edema, preeklamsia, dan eklamsia
c. Nyeri perut bagian bawah
Nyeri perut bagian bawah pada kehamilan muda adalah nyeri
perut pada usia kehamilan kurang dari 22 minggu.
Penatalaksanaan nyeri perut pada kehamilan muda:
Tabel 2.4Penatalaksanaan Nyeri Perut
No Tanda dan gejala Diagnosis kemungkinan Penatalaksanaan 1 a. Nyeri perut
b. Tumor adneksa pada periksa dalam c. Masa tumor di perut bawah
d. Perdarahan vagina ringan
Kista ovarium Laparotomi
2 a. Nyeri perut bawah b. Demam
c. Perut membengkak d. Anoreksi dan mual muntah e. Lekositosis
Apendisitis Laparotomi
3 a. Disuria
b. Sering berkemih c. Nyeri perut
d. Nyeri retro atau suprapubik
Sistisis Antibiotika
4 a. Disuria
b. Sering berkemih dan nyeri perut c. Demam tinggi
d. Nyeri retro e. Nyeri pinggang
Pielonefritis Antibiotika
5 a. Demam
b. Nyeri perut bawah c. Perut kembung
d. Anoreksi, dan mual muntah e. Syok
Peritonitis Antibiotika
6 a. nyeri perut b. perdarahan sedikit c. serviks tertutup
d. uterus sedikit besar dan lunak e. pingsan
f. tumor adneksa nyeri g. amenorea
h. serviks nyeri goyang
Kehamilan ektopik Laparotomi
Sumber Astuti, Puji, 2012
8. Deteksi dini bahaya atau komplikasi ibu dan janin pada masa
kehamilan lanjut
a. Perdarahan pervaginam
Pada kehamilan lanjut perdarahan yang tidak normal adalah
warnanya merah, banyak, dan kadang-kadang, tetapi tidak selalu
disertai dengan rasa nyeri. Macam-macam perdarahan pada
1) Solusio plasenta
Solusia plasenta adalah keadaan dimana plasenta yang letaknya normal terlepas sebelum janin keluar biasanya
dihitung sejak kehamilan 28 minggu.
2) Plasenta previa
Plasenta previa merupakan keadaan dimana plasenta berimplantasi pada segmen bawah rahim dan menutupi
sebagian atau seluruh ostium uteri uternum.(Astuti, 2012 hal 189-192)
b. Sakit kepala yang hebat
Sakit kepala yang hebat adalah gejala dari preeklamsia yang disebabkan vasopasmusatau oedema otak. Penanganannya yaitu Istirahat, rileksasi, pantau tekanan darah, proteinuria, refleks,
analgetik jika perlu. (Astuti,2012 hal 192)
c. Penglihatan kabur
Masalah visual yang mengidentifikasikan keadaan yang
mengancam adalah perubahan visual yang mendadak, misal
pandangan kabur dan ada bayang-bayang.Perubahan penglihatan
mungkin disertai sakit kepala yang hebat dan mungkin
menandakan preeklamsi. Penangananya yaitu pemeriksaan retina berulang, konsumsi makanan mengandung vitamin A, dan
istirahat. (Astuti,2012 hal 193)
d. Bengkak di wajah dan jari tangan
Bengkak bisa menunjukan adanya masalah serius jika muncul
pada muka, tangan, kaki, tidak hilang setelah beristirahat, dan
disertai dengan keluhan fisik yang lain. (Asrinah, 2010)
e. Keluar cairan pervaginam
Dapat disebut Ketuban pecah sebelum waktunya yang pecah
sebelum ada pembukaan pada servik. Untuk primigravidakurang dari 3 cm dan pada multigravida kurang dari 5 cm. harus dapat membedakan antara urine dengan air ketuban, jika keluarnya
cairan tidak terasa, berbau amis, dan warna putih keruh, berarti
yang keluar adalah air ketuban. Penilaian dapat menggunakan
kehamilan dan persalinan adalah prematuritas, gawat janin, infeksi
intrauterine dan persalinan patologis. Penangananya yaitu dengan antibiotik, observasi keluar cairan. (Astuti,2012)
f. Gerakan janin tidak terasa
Gerakan janin mulai dirasakan oleh ibu pada kehamilan trimester
II sekitar minggu ke 20 atau minggu ke 24.Total gerakan janin
pada trimester III mencapai 20 kali perhari. Keadaan berbahaya
yang bisa mengancam keselamatan janin dalam kandungan yaitu
bila gerakannya kurang dari tiga kali dalam periode 3 jam.Hal ini
bisa merupakan pertanda adanya gawat janin. Penilaian yaitu
pastikan ke ibu kapan mulai tidak dirasakan, raba gerakan janin,
dengarkan DJJ, USG. (Astuti, 2012 hal 195)
9. Pemeriksaan Kehamilan (ANC)
ANC adalah pemeriksaan/pengawasan antenatal adalah
pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalisasi kesehatan mental
dan fisik ibu hamil, sehingga, mampu menghadapi persalinan, nifas,
persiapkan pemberian ASI, dan kehamilan kesehatan reproduksi
secara wajar. Tujuan utama ANC adalah menurunkan/ mencegahan kesakitan dan kematian maternal dan perinatal.
a. Tujuan asuhan antenatal care (ANC)
1) Memonitor kemajuan kehamilan guna memastikan kesehatan
ibu dan perkembangan bayi yang normal.
2) Mengenali secara dini penyimpangan dari normal dan
memberikan penatalaksanaan yang diperlukan.
3) Membina hubungan saling percaya antara ibu dan bidan
dalam rangka mempersiapkan ibu dan keluarga secara fisik,
emosional dan logis untuk menghadapi kelahiran serta
kemungkinan adanya komplikasi. (Astuti, 2012 hal 172)
b. Standar pelayanan minimal ANC 10 T yaitu :
1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
Penambahan berat badan yang kurang dari 9 kg selama
kehamilan atau 1 kg setiap bulannya menunjukkan adanya
gangguan pertumbuhan janin. Pengukuran tinggi badan pada
faktor resiko pada ibu hamil . Tinggi badan ibu hamil kurang
dari 145 cm meningkatkan resiko untuk terjadinya
CPD(cephalo pelvic disproportion). 2) Ukuran tekanan darah
Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan
antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah > 140/90 mmhg ) pada kehamilan dan
preeklamsia (hipertensi disertai edema wajah dan atau tungkai
bawah dan atau proteinuria).
3) Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas /LILA)
Dimana LILA < dari 23,5 cm beresiko kekurangan energi
kronis (KEK) . ibu hami yang KEK akan dapat melahirkan bayi
dengan berat badan lahir rendah (BBLR).
4) Ukur tinggi fundus uteri
Pengukuran tinggi fundus pada setiap kali kunjungan antenatal
dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau
tidak sesua dengan umur kehamilan.
5) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui letak janin.
Jika pada trimester III diketahui bagian bawah janin bukan
kepala dan kepala janin belum masuk panggul berarti ada
kelainan letak, panggul sempit atau masalah lain. DJJ
dilakukan pada akhir trimester I selanjutnya setiap kali
kunjungan antenatal. Normalnya 120-160 kali/menit.
6) Pemberian imunisasi TT lengkap
Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum ibuhamil harus mendapat imunisasi TT. Pada saat kontak pertama, ibu
hamil diskrining status imunisasinya. Ibu hamil minimal
memiliki status imunisasi TT2 agar mendapatkan perlindungan
terhadap infeksi tetanus.
7) Pemberian tablet Fe minimal 90 tablet selama kehamilan
Untuk mencegah anemia gizi, setiap ibu hamil harus
8) Periksa laboratorium
a) Pemeriksaan golongan darah
b) Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (HB) dilakukan satu
kali pada trimester I dan sekali pada trimester III. Pada
trimester II dilakukan apabila ada indikasi.
c) Pemeriksaan protein urin dilakukan pada trimester II dan
trimester III atas indikasi.
d) Pemeriksaan kadar gula darah dilakukan apabila dicurigai
menderita diabetes melitus.
9) Tatalaksana / penanganan kasus
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasil
pemeriksaan laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan
pada ibu hamil harus ditangani sesuai dengan standar dan
kewenangan tenaga kesehatan.
10) Temu wicara
Kesehatan ibu, peran suami dan keluarga dalam kehamilan
dan perencanaan persalinan, tanda bahaya pada kehamilan
persalinan dan nifas serta kesiapan menghadapi komplikasi,
asupan gizi seimbang, pemberian ASI eksklusif, KB pasca
persalinan, dan munisasi. (Kepmenkes RI 2012)
10. Jadwal kunjungan ANC
a. Trimester 1 yaitu 1-14 minggu
1) Mendeteksi masalah yang dapat ditangani sebelum
membahayakan jiwa.
2) Mencegah masalah misalnya tetanus neonatal, anemia,
kebiasaan tradisional yang berbahaya.
3) Membangun hubungan saling percaya antara petugas
kesehatan dengan ibu hamil.
4) Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk
menghadapi komplikasi
5) Mendorong perilaku yang sehat (nutrisi, latihan dan
kebersihan, istirahat, seks)
b. Trimester 2 yaitu 14-28 minggu
2) Waspada terhadap hipertensi kehamilan (deteksi gejala
preeklamsia, pantau tekanan darah, evaluasi edema,
proteinuria).
c. Trimester 3 yaitu 28-36 minggu
Sama seperti di atas ditambah palpasi abdominal untuk deteksi
kehamilan ganda.
d. Trimester 3 yaitu > 36 minggu
1) sama seperti di atas ditambah ddeteksi kelainan letak bayi
yang tidak normal atau kondisi lain atau yang memerlukan
persalinan di RS. (Hanni Ummi, 2011 hal 13)
B. Persalinan
1. Pengertian Persalinan
Persalinan merupakan kejadian fisiologis yang normal. Dimana
proses pengeluaran janin yang terjadi kehamilan cukup bulan (37-42
minggu). Dimana peran ibu penting dalam proses persalinan sedangkan
petugas kesehatan adalah memantau persalinan untuk mendeteksi dini
adanya komplikasi, sedangkan peran keluarga adalah memberikan
dukungan pada ibu bersalin. (Saifuddin,2006)
Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan
pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi
persalinan sejati,yang ditandai oleh perubahan progesif pada
serviks,dan diakhiri dengan kelahiran plasenta. (Varney, Helen,2007:672).
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dalam uri) yang dapat hidup kedunia dan di luar rahim melalui jalan lahir.
(Ratna, 2011 hal 124)
Pengertian persalinan secara umum adalah pengeluaran hasil
2. Sebab- sebab terjadinya persalinan
a. Estrogen
Berfungsi untuk meningkatkan sensitivitas otot rahim serta
memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti oksitosin,
prostaglandin dan mekanis.
b. Progesteron
berfungsi untuk menurunkan sensitivitas otot rahim menghambat
rangsangan oksitosin, prostaglandin dan mekanis serta menyebabkan otot rahim dan otot polos relaksasi.
c. Teori penurunan hormone
Pada minggu pertama dan kedua sebelum proses melahirkan,
kadar estrogen dan progesteron menurun sehingga menyebabkan tegangnya pembuluh darah dan menimbulkan his.
d. Teori plasenta menjadi tua
Villi chorialis dalam plasenta mengalami perubahan setelah usia kehamilan aterm. Hal ini menyebabkan turunya kadar estrogen dan
progesterone yang mengakibatkan pembuluh darah menegang sehingga menimbulkan kontaksi uterus.
e. Teori distensi rahim
Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu
dan menyebabkan kontraksi sehingga terjadi persalinan.
f. Teori oksitosin
Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis posterior. Menurunya konsentrasi progesterone karena matangnya usia kehamilan menyebabkan oksitosin meningkatkan aktvitas dalam merangsang
otot rahim untuk berkontraksi.
g. Teori hipotalamus-pituari dan glandula suprarenalis
Prostaglandin yang tinggi di dalam air ketuban dan dalam darah
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan
a. Power
Power adalah tenaga atau kekuatan yang mendorong janin keluar.
Kekuatan tersebut meliputi his, kontraksi otot-otot perut, kontraksi
diagfragma dan aksi dari ligamen.
1) His
His adalah kekuatan kontraksi uterus karena otot-otot polos rahim bekerja dengan baik dan sempurna.
2) Tenaga mengejan
Setelah pembukaan lengkap dan ketuban pecah tenaga yang
medorong anak keluar selain his, terutama disebabkan oleh
kontraksi otot-otot dinding perut, yang mengakibatkan peninggian
tekanan intraabdominal.
b. Faktor passanger
Faktor yang berpengaruh terhadap persalinan adalah faktor janin,
letak, presentasi, bagian terbawah, dan posisi janin.
c. Passage
Passageatau faktor jalan lahir dibagi menjadi bagian keras, tulang-tulang panggul, bagian lunak, jaringan-jaringan dan
ligamen-ligamen. (Asrinah, 2010)
4. Tahapan pada persalinan
a. Kala 1 persalinan
Kala 1 persalinan adalah sebagai permulaan kontaksi persalinan
sesungguhnya, yang ditandai oleh perubahan serviks yang progresif dan diakhiri dengan pembukaan lengkap. Kala 1 persalinan dibagi
menjadi 2 yaitu fase laten dan fase aktif. (Cuningham, 2012 hal 402)
1) Fase laten
Fase laten umumnya dimulai sejak kontraksi muncul hingga
pembukaan 3-4 cm. Selama fase ini serviks menipis secara lengkap. Penipisan dan pembukaan harus dianggap kejadian
berlangsung antara 3 dan 8 jam lebih singkat pada wanita
multipara. (Holmes, 2012 hal 223) 2) Fase aktif
Umumnya dimulai dari pembukaan 4 cm sampai pembukaan
lengkap. Penurunan bagian presentasi janin yang progresif
terjadi selama akhir fase aktif. Kontraksi selama fase aktif
menjadi lebih sering dengan durasi yang lebih panjang dan
intensitas lebih kuat.Lama fase aktif biasanya berlangsung 2
dan 6 jam lebih singkat pada wanita multipara. (Cuningham,
2012 hal 402)
3) Tanda dan gejala menjelang persalinan :
a) Lightening
Mulai dirasakan kira-kira 2 minggu sebelum persalinan,
adalah penurunan bagian persentasi bayi ke dalam pelvik minor. Lightening menyebabkan tinggi fundus menurun ke posisi yang sama dengan posisi fundus pada usia
kehamilan 8 bulan.
b) Perubahan serviks
Perubahan serviks terjadi akibat peningkatan intensitas
kontraksi braxton hicks. Serviks menjadi lunak, mulai menipis, dan sedikit terbuka.
c) Persalinan palsu
Persalinan palsu terdiri dari kontraksi uterus yang sangat
nyeri. Persalinan palsu dapat terjadi selama berhari-hari
atau secara intermiten bahkan tiga atau empat minggu sebelum mengawali persalinan yang sejati.
d) Ketuban pecah dini
Pada kondisi normal ketuban pecah pada akhir kala satu
persalinan. Apabila terjadi sebelum masuk fase persalinan
itu disebut ketuban pecah dini.
e) Bloody show
sebagai rabas lendir bercampur darah yang lengket yang
harus dapat dibedakan dari perdarahan murni.
f) Kontraksi
Kontraksi uterus bersifat intemten sehingga ada periode relaksasi uterus diantara kontraksi. Kontraksi pada
persalinan aktif berlangsung dari 45-90 detik sengan durasi
rata-rata 60 detik. Pada persalinan awal kontraksi
berlangsung 15-20 detik. (Cuningham, 2012)
4) Menenjukan penurunan bagian terbawah janin
a) 5/5 jika bagian terbawah janin seluruhnya teraba di atas
simfisis pubis.
b) 4/5 jika sebagian (1/5) bagian terbawah janin telah
memasuki pintu atas panggul.
c) 3/5 jika sebagian (2/5) bagian terbawah janin telah
memasuki rongga panggul
d) 2/5 jika hanya sebagian dari bagian terbawah janin masih
berada di atas simfisis dan (3/5) bagian telah turun
melewati bidang tengah rongga panggul.
e) 1/5 jika hanya satu dari 5 jari masih dapat meraba bagian
terbawah janin yang berada di atas simfisis dan 4/5 bagian
telah masuk ke dalam rongga panggul.
f) 0/5 jika bagian terbawah janin sudah tidak dapat diraba dari
pemeriksaan luar dan seluruh bagian terbawah janin sudah
masuk ke rongga panggul. (JNPK 2008 hal 44)
5) Asuhan sayang ibu dalam masa proses persalinan
a) Memanggil ibu sesuai namanya, menghargai dan
memperlakukan ibu sesuai dengan martabatnya.
b) Menjelaskan semua asuhan dan perawatan kepada ibu
sebelum memulai asuhan.
c) Memberikan dukungan, membesarkan hatinya dan
menentramkan hati ibu beserta anggota keluarganya.
d) Secara konsisten melakukan praktik-praktik pencegahan
infeksi.
f) Menganjurkan ibu untuk mencoba berbagai posisi selama
persalinan dan kelahiran bayi.\
g) Menganurkan ibu untuk minum dan makan makanan ringan
sepanjang ibu menginginkannya.
h) Menyiapkan rencana kesehatan. (JPNK-KR,2008)
b. Kala 2 persalinan
Kala dua persalinan dimulai dengan dilatasi lengkap serviks dan
diakhiri dengan kelahiran bayi. Tahap ini dikenal dengan tahap
ekspulsi. Durasi kala dua normal adalah dua jam pada primiparadan satu jam pada multipara.Mekanisme persalinan yaitu:
1) Engagement yaitu janin berada setinggi spina istiadika ibu. 2) Penurunan yaitu selama kala I persalinan kontraksi dan retraksi
otot uterusmemberikan tekanan pada janin untuk turun.
3) Fleksiyaitu gerakan janin yang menunduk ke depan sehingga dagunya merapat pada dada.
4) Rotasi internal yaitu gerakan rotasi kepala yang memudahkan pelintasan kepala melewani spina istiadika.
5) Ekstensi yaitu oksiputdilahirkan lewat gerakan ekstensi kepala janin akan mendongak (ekstensi) dan bagian kepala muka serta dagu dilahirkan.
6) Restitusi yaitu lepasnya putaran kepala janin yang terjadi akibat
rotasi internal.
7) Rotasi eksternal yaitu bahu harus berotasi ke bidang anterior-posteriordiameter terluas pada pintu bawah panggul.
8) Ekspulsi yaitu kelahiran bagian tubuh janin lainnya. (Holmes, 2012 hal 224)
c. Kala 3 persalinan
Persalinan kala tiga dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir
dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Segera setelah
kelahiran neonatus ukuran dan kondisi fundus uteri harus diperiksa.
Jika uterus tetap keras dan tidak ada perdarahan yang abnormal
tunggu sampai ada tanda-tanda pelepasan plasenta. Yaitu uterus
plasenta saat terlepas berjalan turun menuju ke segmen uterus
bagian bawah dan vagina, tali usat bertambah panjang menunjukan
bahwa plasenta telah berjalan turun. Pelahiran plasenta sebaiknya
jangan dipaksa karena dapat menyebabkan intervensi uterus.
(Cuningham,2012)
d. Kala 4 persalinan
Kala 4 dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir 2 jam setelah
itu. Pada masa ini bisa disebut masa kritis. Meskipun oksitosin
sudah diberikan perdarahan pascapartum sebagai akibat atonia uterus dapat terjadi. Sehingga uterus dan perineum sering dievaluasi. Terkanan darah dan denyut nadi ibu dicatat segera
setelah pelahiran dan setiap 15 menit selama 1 jam pertama.
(Cuningham, 2012)
e. 58 langkah asuhan persalinan normal
1) Memastikan adanya tanda kala II : Ibu mempunyai keinginan
untuk meneran, Ibu merasa ada tekanan yang meningkat pada
rectum dan vagina, Perineum menonjol, Vulva-vagina dan
sfingter anal membuka.
2) Memastikan kelengkapan partus set dan obat-obatan esensial
untuk menolong persalinan dengan tambahan : Menggelar kain
di atas perut ibu, Menyiapkan oksitosin dan alat suntik steril.
3) Memakai alat pelindung diri.
4) Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan dan mencuci
tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir.
5) Memakai sarung tangan DTT untuk melakukan VT.
6) Memasukkan oksitosin ke dalam tabung suntik dengan
menggunakan tangan yang memakai sarung tangan.
7) Melakukan vulva hygiene. 8) Melakukan periksa dalam (VT).
9) Mendekontaminasikan sarung tangan yang telah di pakai ke
dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
10) Memeriksa denyut jantung janin.
12) Meminta keluarga membantu menyiapkanposisi serta ibu dalam
keadaan mengejan.
13) Melaksanakan bimbingan untuk meneran ketika ada kontraksi.
14) Menganjurkan ibu untuk barbering miring ke kiri jika belum ada
dorongan meneran.
15) Meletakkan handuk bersih di perut ibu apabila kepala bayi telah
membuka dengan diameter 5-6 cm.
16) Meletakkan 1/3 kain(underpad) bersih di bawah bokong ibu.
17) Membuka tutup partus set dan periksa kembali
kelengkapannya.
18) Memakai sarung tangan DTT.
19) Melakukan tindakan setelah kepala nampak 5-6 cm membuka
vulva, melindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain bersih dan kering, tangan yang lain (kiri) menahan kepala
bayi agar mampu mengatur laju defleksi supaya tidak terlalu cepat, menganjurkan ibu untuk meneran perlahan sambil
bernafas cepat dan dangkal.
20) Memeriksa adanya lilitan tali pusat.
21) Menunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar.
22) Menggerakkan atau memegang secara biparietal setelah adanya putaran paksi luar dengan cara gerakan kepala kearah
bawah untuk melahirkan bahu depan kemudian gerakan kearah
atas untuk melahirkan bahu belakang.
23) Menggeser tangan bawah kearah perineum untuk menyangga
kepala lengan dan siku sebelah bawah menggunakan tangan
atas untuk menelusuri dan memegang lengan serta siku
sebelah atas.
24) Melakukan penelusuran sebelah tubuh dan lengan bayi lahir,
berlanjut ke punggung bokong, tungkai serta kaki, memegang
kedua mata kaki.
25) Melakukan penilaian bayi sekilas.
26) Mengeringkan dan memposisikan tubuh bayi di atas perut ibu.
27) Memeriksa kembali perut ibu untuk memastikan janin tunggal.
29) Menyuntikkan oksitosin dalam waktu satu menit setelah bayi
lahir di 1/3 paha atas distal lateral.
30) Menjepit tali pusat menggunakan klem dalam waktu 2 menit
setelah bayi lahir dengan jarak 3 cm dari umbilicus bayi, sisi luar klem dorong tali pusat (pijat) kearah ibu dan lakukan
penjepitan kedua dengan jarak 2 cm dari klem pertama.
31) Melakukan pemotongan dan pengikatan tali pusat.
32) Melakukan IMD dengan prinsip skin to skin.
33) Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi
di kepala bayi.
34) Memindahkan klem pada tali pusat hingga bejarak 5-10 cm dari
vulva.
35) Meletakkan satu tangan diatas kain perut ibu di tepi atas
simpisis dan tangan kanan melakukan penegangan tali pusat.
36) Menegangkan tali pusat setelah uterus kea rah belakang- atas
(dorsokranial) secara hati-hati.
37) Melakukan penegangan dan dorongan dorsokranial hingga plasenta lepas.
38) Melahirkan plasenta dengan kedua tangan saat plasenta
muncul di introitus vagina, pegang dengan kedua tangan dan putar hingga selaput ketuban terpilin.
39) Melakukan masase uterus segera setelah plasenta lahir selama
10 detik.
40) Memeriksa kelengkapan plasenta bagian fetal dan maternal
serta tidak ada bagian yang tertinggal.
41) Mengevaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan
perineum.
42) Memmastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi
perdarahan pervaginam.
43) Memberi cukup waktu untuk kontak kulit ibu dengan bayi.
44) Melakukan penimbangan / pengukuran bayi, memberikan salep
mata dan suntik vitamin K.
45) Memberikan suntikan imunisasi hepatitis B 1 jam setelah
46) Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan
pervaginam, yaitu :
a) 2-3x dalam 15 menit pertama pasca persalinan.
b) 15 menit pada satu jam kedua pasca persalinan.
c) Setiap 20-30 menit pada jam kedua psaca persalinan.
47) Mengajarjan ibu dan keluarga cara melakukan masase uteus
dan menilai kontraksi.
48) Mengevaluasi dan estimasi jumlah perdarahan/ kehilangan
darah.
49) Memantau kontraksi uterus jumlah perdarahan,TFU,TD,Nadi
setiap 15 menit pada jam pertama post partum serta setiap 30
menit, pada jam kedua post partum dan mengukur suhu setiap
2 jam.
50) Memeriksa kembali kondisi bayi untuk memastikan bahwa bayi
bernafas dengan baik(40-60x/menit) serta suhu normal
(36,5-37,5 derajat Celcius).
51) Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan
klorin 0,5% untuk didekontaminasi selama 10 menit cuci dan
bilas peralatan setelah di dekontaminasikan.
52) Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat
sampah yang sesuai.
53) Membersihkan ibu dari sisa air ketuban, lendir darah, dan
memastikan ibu dalam keadaan bersih dan nyaman.
54) Memastikan ibu merasa nyaman, memantau ibu dalam
pemberian ASI dan menganjurkan keluarga untuk memberikan
minuman kepada ibu dan makanan yang diinginkan.
55) Mendekontaminasikan tempat bersalin dengan larutan klorin
0,5%.
56) Mencelupkan sarung tangan kedalam larutan klorin 0,5%.
57) Mencuci kedua tangan dengan menggunakan sabun dan air
mengalir.
f. Patograf
Patograf adalah alat bantú untuk memantau kemajuan persalinan dan
informasi untuk membuat keputusan klinik. Tujuan utama dari
pengguinaan patograf adalah untuk mencatat hasil observasi dan
kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan serviks melalui
periksa dalam.
5. Komplikasi dan kondisi resiko tinggi pada persalinan
a. Persalinan prematur
Persalinan prematur adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan 21 minggu dan 37 minggu. Penyebab dari persalinan prematur yaitu penyakit kardiovaskular, diabetes melitus, hipertensi gestasional, infeksi, pembedahan atau trauma abdomen, kelainan plasenta,
ketuban pecah dini, hidramnion, dan kehamilan kembar.
Penanganan tirah baring jika diperlukan terapi dengan preparat tokolitik syaratnya yaitu kehamilan kurang dari 20 minggu, dilatasi serviksmelebihi 4 cm, effacement serviks lebih dari 50%.(Anita, 2014 hal 148)
b. Syok
Syok adalah suatu keadaan disebabkan gangguan sirkulasi darah
ke dalam jaringan sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan
oksigen dan nutrisi jaringan dan tidak mampu mengeluarkan hasil
metabolisme. Penyebab terjadinya syok adalah perdarahan,
neurologik, endotoksik/septik, anafilaktik, emboli, komplikasi anastesi, dan kombinasi.Penanganan syok yaitu hentikan segera penyebab perdarahan, bersihkan saluran nafas, pasang dua set
infus untuk transfusi, terapi obat-obatan, monitoring. (Prawirohardjo,
2009)
c. Kelainan letak
1) Letak sungsang
Letak sungsang adalah kehamilan dengan janin letak
memanjang dengan bokong atau kaki sebagai bagian
terendah.Penatalaksanaan yaitu melakukan USG terlebih dahulu
untuk mengecek keadaan janin dan melakukan penapisan yaitu
presentasi kaki kecuali TBJ > 1800 gram. Jika keadaan diatas
tidak ada maka dapat dilakukan persalinan pervaginam jika salah salah satu keadaan di atas ada maka dilakukan persalinan
dengan SC.
2) Letak lintang
Letak lindang adalah suatu keadaan dimana janin melintang di
dalam uterus dengan kepala pada posisi yang satusedangkan
bokong berada pada posisi yang lain.Penatalaksanaan yaitu
persalinan dilakukan dengan sectio caesaria apabila janin hidup usia kehamilan >28 minggu, Dilakukan embriotomi apabila janin mati. (Anita,2014 hal 162-168)
d. Inersia uteri
His yang sifatnya jarang, lemah, dan waktunya singkat. Keadaan ini
dapat terjadi setiap saat dalam proses persalinan meskipun
umumnya digolongkan menjadi primer dan sekunder.Penanganan
yaitu perbaikan kekuatan kontraksi., Peningkatan istirahat,
pelaksanaan analgesia dengan obat seperti morfin sulfatyang mungkin akan menimbulkan sadasi sehingga pasien dapat
beristirahat.(Anita,2014 hal 157-160)
e. Distosia bahu
Distosia bahu adalah presentasi sefalik dengan bahu anterior
terjepit diatas simpisis pubis bukan masuk ke pelvis minor. (Varney, 2007)
f. Ketuban pecah dini (KPD)
Pecah ketuban dini didefinisikan sesuai dengan jumlah jam dari
waktu pecah ketuban sampai masuk persalinan. Interval ini disebut
periode laten dan dapat terjadi kapan saja dari 1 sampai 12 jam
atau lebih. (Varney,2007)
g. Prolaps tali pusat
Terdapat dua jenis prolaps yaitu menumbung biasanya masuk ke dalam pelviks atau terkemuka yaitu lati pusat berada di samping
h. Disproporsi sefalopelvik( CPD)
CPD adalah disproporsi antara ukuran janin dan ukuran pelviksyaitu ukuran pelviksyang tidak terlalu besar untuk mengakomodasi keluarnya janin. CPD akan menyebabkan kegagalan dalam
kemajuan persalinan.(Anita, 2014 hal 190)
i. Ruptur Uterus
Penyebabnya adalah cedera atau defek pada uterus yang terjadi
sebelum atau selama kehamilan.Ruptur uteri terjadi karena uterus mengalami strain yang berlebihan. Penanganan yaitu penggantian
cairan, pemberian oksitosin IV untuk menghasilkan kontraksi uterus
dan meminimalkan perdarahan dan jika mungkin lakukan operasi
sectio caesaria. (Anita, 2014 hal 185)
C. Nifas
1. Pengertian Masa Nifas
Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Periode
pascapersalinan meliputi masa transisi kritis bagi ibu bayi dan keluarga
secara fisiologis, emosional, dan sosial.Masa nifas adalah suatu periode
dalam minggu-minggu pertama setelah kelahiran 4 sampai 6 minggu.
(Prawiroharjo, 2008)
Masa nifas adalah masa pulih kembali yang dimulai dari persalinan
selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil yang
berlangsung selama kira-kira 6 minggu. (Ratna, 2011 hal 133)
Secara umum masa nifas adalah yang dimulai setelah lahirnya
plasenta sampai dengan 6 minggu dimana masa untuk memulihkan
kembali alat-alat kandungan seperti sebelum hamil.
2. Tahapan masa nifas menurut yaitu:
a. Puerperium dini : masa dimana ibu diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.
c. Remote puerpeium : Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama apabila ibu selama hamil dan bersalin
mempunyai komplikasi.(Suherni,2009)
3. Rencana Penatalaksanaan Puerperium
a. Melakukan evaluasi kontinyu dan penatalaksanaan perawatan
kesejahteraan wanita.
b. Memberi pemulihan dan ketidaknyamanan fisik.
c. Memberi bantuan dalam menyusui.
d. Menfasilitasi pelaksanaan peran sebagai orang tua.
e. Melakukan pengkajian bayi selama kunjungan rumah.
f. Memberi pedoman antisipasi dan intruksi.
g. Melakukan penapisan kontinyu untuk komplikasi puerperium.
(Varney, 2007)
4. Tujuan Asuhan Masa Nifas
a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya.
b. Melaksanakan skrining secara komprehensif.
c. Memberikan pendidikan kesehatan pada ibu.
d. Memberikan pelayanan KB. (Suherni, 2009 hal 2)
5. Kunjungan masa nifas
a. Kunjungan pertama 6-8 jam setelah persalinan.
1) Mencegah perdarahan masa nifas karena persalinan atonia
uteri.
2) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan. Rujuk jika
perdarahan berlanjut.
3) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota
keluarga bagaimana cara mencegah perdarahan masa nifas
karena atonia uteri. 4) Pemberian ASI awal.
5) Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.
6) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi.
7) Jika petugas kesehatan menolong persalinan, dia harus tinggal
bersama ibu dan bayi yang baru lahir selama 2 jam pertama
setelah kelahiran atau sampai ibu dan bayinya dalam keadaan
b. Kunjungan kedua 6 hari setelah persalinan
1) Memasikan involusi uterus berjalan normal. Uterus
berkontraksi, fundus dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.
2) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan
abnormal.
3) Memastikan mendapat cukup makanan, cairan, dan istirahat.
4) Memastikan ibu menyusui dengan benar tidak ada tanda-tanda
penyulit.
5) Memberi konseling pada ibu mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan asuhan pada bayi.
c. Kunjungan ketiga 2 minggu setelah persalinan
Sama seperti kunjungan hari kedua setelah persalinan.
d. Kunjungan keempat 6 minggu setelah persalinan
1) Menanyakan penyulit- penyulit yang ada.
2) Konseling KB. (Suherni, 2009 hal 4)
6. Perubahan fisiologis masa nifas
a. Tanda-tanda vital dan perubahan fisik
Tekanan darah, Nadi , Pernafasan , Suhu, Perubahan sistem renal,
Penurunan berat badan rata-rata 4,5 kg, Perubahan
gastrointestinal, Dinding abdomen. (varney, 2007) b. Payudara
Perkembangan payudara fisiologis terjadi pada saat pubertas dan
dapat menghasilkan susu dalam dua minggu setelah mendapat
stimulasi hormonal. Kolostum adalah cairan kekuningan yang
diekresi oleh payudara dapat dikeluarkan pada kehamilan minggu
ke-16 dan diganti dengan susu setelah hari ke-3 pascapartum.
Kolostrum diyakini memiliki efek laktasif yang dapat membantu
c. Perubahan uterus
Tabel 2.5 Perubahan Uterus
Involusi Tinggi fundus uteri Berat uterus
Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram
Plasenta lahir 2 jari dibawah pusat 750 gram 6 hari Pertengahan pusat-syimphisis 500 gram 2 minggu Tak teraba di atas symphisis 350 gram
6 minggu Bertambah kecil 50 gram
Sumber Suherni.2009.perawatan masa nifas.yogyakarta: fitramaya
d. Lochea
Lochea adalah cairan secret dari kavum uteri. Adapun jenis lochea:
1) Lochea rubra: berwarna merah segar. Keluar segera setelah kelahiran sampai 2-3 hari postpartum.
2) Lochea sanguinolenta berwarna merah kuning berisi darah dan lendir pada hari ke 3-7 postpartum.
3) Lochea serosa berwarna kuning dan cairan ini tidak berdarah pada hari ke 7-14 postpartum.
4) Lochea alba berupa cairan putih pada hari setelah 2 minggu postpartum.
5) Lochea parulenta, terjadi infeksi keluar cairan seperti nanah berbau busuk.
6) Lochiotosis, lochea tidak lancar keluarnya. e. Perubahan saluran genital
Setelah kelahiran plasenta dan ketuban segmen bawah uterus
dan seviks tampak lunak dan dapat terjadi laserasi serviks. Pada
beberapa hari pertama servik masih terbuka sedikit namun pada
akhir minggu kedua servik kemali seperti semula dan os internal
harus tertutup. Ruang vagina menjadi lebih besar meregang dan
menjadi lunak namun pada minggu ketiga mulai tampak kembali,
mengembalikan tonusnya dan memungkinkan kembali vaginanya
kencang. (Holmes, 2011 hal 281)
f. Perubahan sistem renal
Pelis renalis dan ureteryang menegang dan dilatasi selama kehamilan kembali normal pada akhir minggu ke empat
pascapartum.
g. Dinding abdomen
Dinding abdomen setelah pelahiran menjadi lunak karena dinding
meregang selama kehamilan. Semua wanita mengalami beberapa
derajat diastasis rekti-pemisahan otot rektum abdomen.
h. Perubahan hematologi
Hemoglobin, hematokrit, dan hitung eritrosit sangan bervariasi dalam puerperium awal sebagai akibat fluktuasi volume darah,
volume plasma, dan kadar volume, sel darah merah. Kadar semua
unsur darah kembali normal pada keadaan tidak hamil atau pada
akhir puerperium.(Suherni,2009 hal 77-82)
7. Kebutuhan dasar ibu nifas
a. Gizi
Kualitas dan jumlah makanan yang dikonsumsi akan sangat
mempengaruhi produksi ASI. Terutama kebutuhan energi dan
protein.
b. Energi
Penambahan kalori selam 3 bulan pertama pasca partum mencapai
500 kkal. Rata-rata peoduksi ASI sehari 800 cc yang berarti
mengandung 600 kkal. Sementara itu, kalori yang dihabiskan untuk
menghasilkan ASI sebanyak adalah 750 kkal.
c. Protein
Selama menyusui ibu membutuhkan tambahan protein diatas
normal sebesar 20 gram/hari. Sehingga dianjurkan untuk
mengkonsumsi tambahan kalori tiap hari sebanyak 500 kalori,
makan dengan diet berimbang, cukup protein, mineral dan vitamin,
minum sedikitnya 3 liter setiap hari terutama setelah menyusui,
A (200.000 unit) agar dapat memberikan vitamin A kepada bayinya
melalui ASI.
d. Ambulasi dini
Ambulasi dini adalah membimbing pasien untuk bergerak seperti
duduk, berdiri, dan berjalan. Ambulasi dini tidak mempunyai
pengaruh buruk terhadap pemulihan masa nifas. Ambulasi tidak
boleh dilakukan pada pasien yang mempunyai penyakit anemia,
jantung, pau-paru, demam, dan keadaan lain yang masih
membutuhkan istirahat.
e. Eliminasi
Dalam 6 jam postpartum pasien harus sudah dapat buang air kecil.
Semakin lama urine tertahan dalam kandung kemihmaka dapat
mengakibatkan kesulitan pada organ perkemihan misalnya infeksi.
f. Istirahat dan tidur
Seorang ibu nifas membutuhkan istirahat yang cukup untuk
memulihkan kembali keadaan fisiknya dan sebagai persiapan untuk
energi menyusui bayinya nanti. Kurang istirahat pada ibu
postpartum dapat mengurangi jumlah ASI yang diproduksi dan
memperlamat proses involusi uterus dan memperlambat
perdarahan, menyebabkan depresi dan ketidaknyaman untuk
merawat bayi dan dirinya sendiri.
g. Kebersihan diri
Menjaga kebersihan seluruh tubuh untuk mencegah infeksi dan
alergi kulit pada bayi. Membersihkan daerah genetalia dengan
sabun dan air. Mengganti pembalut setiap kali darah sudah penuh
atau minimal 2 kali dalam sehari. Jika mempunyai luka jahitan
hindari untuk menyentuh daerah luka terlalu sering. Untuk menjaga
kebersihan diri dapat melibatkan keluarga dalam perawatan
kebersihan ibu.
h. Seksual
Secara fisik aman untuk melakukan hubungan seksual betelah
darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua
i. Senam nifas
Senam nifas dilakukan dengan tujuan untuk mencapai hasil
pemulihan otot yang maksimal dengan catatan ibu menjalani
persalina dengan normal dan tidak ada penyulit
postpartum.(Sulistyawati, 2009 hal 97-105)
8. Deteksi dini komplikasi masa nifas
a. Perdarahan pervaginam
Perdarahan pada masa nifas adalah komplikasi yang terjadi pada
tenggang waktu diantara persalinan dan masa
pascapersalinan.Penyebab perdarahan yang paling sering adalah
atonia uteri serta retensio plasenta, laserasi serviks atau vagina,
ruptur uteri, dan inversi uteri. Perdarahan Yaitu kehilangan darah
lebih dari 500 cc. Penanganannya yaitu pijat uterus agar
berkontraksi dan keluarkan bekuan darah. Bila plasenta telah
dilahirkan secara lengkap tetapi masih perdarahan berikan suntik
oksitosin. Keadaan ibu memerlukan pengawasan (tekanan darah,
nadi, suhu, respirasi). (Prawiroharjo,2008)
b. Infeksi masa nifas
Demam merupakan salah satu gejala yang paling mudah dikenal
yaitu suhunya 38,5 C. nyeri pelviks, rabas vagina yang abnormal
dan berbau busuk, lambat dan terlalu cepat penurunan uterus.
c. Eklamsia
Eklamsia adalah salah satu penyebab kematian ibu di seluruh dunia. Dengan itu ibu yang mempunyai riwayat persalinan dengan
eklamsia atau preeklamsia berat harus di rawat inap dan
pengobatannya dengan menggunakan Mgso4. (Prawiroharjo, 2008)
d. Kelainan payudara
1) Bendungan air susu
Payudara sering mengalami distensi menjadi keras dan
berbenjol, benjol. Penatalaksanaanya yaitu keluarka ASI,
menyangga payudara, kompres.
2) Mastitis
Payudara menjadi keras, kemerahan, pasien mengeluh rasa
paracetamol, harus tetap menyusui bayinya, pantau suhu
tubuh,jika infeksius berikan antipiretik (ibuprofen, asetaminofen)
untuk mengurangi demam dan nyeri. (Suherni, 2009 hal 136)
e. Masalah-masalah dalam pemberian ASI
1) Putting susu lecet atau luka
Penyebabnya yaitu salah dalam teknik menyusui.
Penatalaksanaanya yaitu bayi lebih dahulu disusui pada putting
susu yang lecetnya sedikit.
2) Payudara bengkak
Kira-kira pada hari ketiga dan keempat setelah melahirkan.
payudara terasa penuh, tegang, dan nyeri. Penatalaksanaanya
yaitu ASI harus di keluarkan dengan menyusukan pada bayi,
kompres dengan air dingin.
3) Mastitis atau radang payudara
Penyebabnya yaitu payudara bengkak, putting susu lecet, BH
terlalu ketat. Penatalaksanaan yaitu konpresi hangat, gunakan
BH yang longgar.
4) Abses payudara
Payudara berwarna lebih merah mengkilat, ibu merasa lebih
sakit, benjolan lebih lunak karena berisi nanah.
Penatakasanana yaitu lakukan insisi untuk mengeluarkan
nanah, berikan antibiotik. Bayi disusui dengan payudara yang
sehat. (Suherni,2009 hal 53)
D. Bayi Baru Lahir
1. Pengertian Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan
37 minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai
4000 gram.(Sondakh 2013 hal 151).
Masa neonatal adalah masa sejak lahir sampai 28 hari sesudah
kelahiran. Neonatus dini adalah bayi berumur 0-7 hari. Neonatus lanjut
2. Adaptasi fisiologis bayi baru lahir
Adaptasi BBL adalah proses penyesuaian fungsional neonatus dari
kehidupan di dalam uterus ke kehidupan di luar uterus. Masa transisi ini
terjadi pada 4 bagian penting terdiri dari sistem pernafasan, sistem
sirkulasi, kemampuan termoregulasi, dan kemampuan memperoleh
sumber glukosa.
a. Perubahan pernafasan
Bayi baru lahir yang sehat dapat mengatur nafasnya sehingga
mencapai keseimbangan yang tepat antara oksigen, karbon
dioksida dan kapasitas residu fungsional.Pola pernafasan bayi baru
lahir bervariasi terdapat respon normal dan abnormal. Berikut tabel
respon normal dan abnormal :
Tabel 2.6 Perubahan Pernafasan
Normal Abnormal
30-60xpemenit > dari 60xpermenit
Pernafasan diafragma dan abdomen Retraksi interkosta, retraksi prosesus
Harus bernafas melalui hidung Nafas cuping hidung, suara dengkur pada saat ekspirasi
Sumber Varney.2007.buku ajar asuhan kebidanan.jakarta:EGC
b. Termoregulasi
Faktor yang berperan dalam kehilangan panas pada bayi baru lahir
adalah permukaan tubuh bayi yang luas, tingkat insulasi lemak
subkutan, dan derajat fleksi otot. Bayi mengalami kehilangan panas
melalui 4 cara yaitu:
1) Konduksi : melalui benda-benda padat yang berkontak dengan kulit bayi.
2) Konveksi : mendinginan melalui aliran udara di sekitar bayi 3) Evaporasi : kehilangan panas melalui penguapan air pada
kulit bayi yang basah.
Tindakan yang harus dilakukan adalah hangatkan dahulu
setiap selimut, topi, atau pakaian sebelum kelahiran, segera
keringkan bayi baru lahir, ganti selimut basah dengan yang
kering, mengatur suhu ruangan. Suhu bayi baru lahir dapat
dikaji dengan termometer. Yang normalnya 36,5 C – 37,5 C.
(Varney, 2007 hal 881)
c. Pengaturan glukosa
Sebelum kelahiran janin memiliki kadar glukosa darah yang konstan
sekitar 60 sampai 70 persen kadar glukosa darah maternal. Bayi
baru lahir dianjurkan untuk segera menyusui karena ASI memiliki
konsentrasi glukosa darah yang lebih rendah dibandingkan bayi
yang diberi susu formula dalam 2-3 hari pertama kehidupan. ASI
juga meningkatkan konsentrasi badan keton dan otak neonatus
dapat menggunakan badan keton sebagai bahan bakar alternatif.
Evaluasi hipoglikemia dilakukan melalui sampel darah. (Varney, 2007 hal 883)
d. Perubahan pada darah
Bayi baru lahir mempunyai nilai hematokritatau hemoglobin yang tinggi. Konsentrasi hemoglobinyang normal adalah 13,7 samapi 20 g/dl. Nilaihemoglobin awal pada bayi baru lahir dipengaruhi oleh waktu pengekleman tali pusat dan posisi bayi baru lahir segera
setelah lahir. (Varney 2007 hal 884)
e. Perubahan pada sistem imun
Imunitas alami terdiri dari struktur tubuh yang mencegah atau
meminimalkan infeksi.(Varney, 2007 hal 886)
f. Adaptasi kardiovaskular
Sirkulasi perifer lambat yang menyebabkan akrosianosis (pada tangan, kaki, dan sekitar mulut). denyut nadi 120-160 kali/menit saat
bangun dan 100 kali/menit saat tidur. Rata-rata tekanan darah
adalah 80/46 mmhg dan bervariasi sesuai dengan ukuran dan
tingkat aktivitas bayi. nilai hematologi normal. dengan
resistensi pembuluh darah dari arteri pulmonalis mengalir ke paru-paru dan duktus arteriosus tertutup. Setelah tali pusat dipotong. Aliran darah dari plasentan terhenti dan foramen ovale tertutup. (Sondakh 2013 hal 152)
g. Adaptasi Neurologis
Sistem neurologis bayi secara anatomik atau fisiologis belum berkembang sempurna. Bayi baru lahir menunjukan gerakan tidak
terkoordinasi, pengaturan suhu yang labil, kontrol otot yang buruk,
mudah terkejut, dan tremor pada ekstremitas. Refleks bayi baru
lahir merupakan indikator penting perkembangan normal. (Sondakh
2013 hal 153)
h. Adaptasi gastrointestinal
Pencernaan protein dan karbohidrat telah tercapai. Pengeluaran
mekonium yaitu feses berwarna hitam kehijauan, lengket, dan
mengandung darah sama, diekresikan dalam 24 jam pada 90% bayi
baru lahir normal. (Sondakh 2013 hal 156)
i. Adaptasi ginjal
Laju filtrasi glomelurus relatif rendah pada saat lahir disebabkan oleh tidak adekuatnya area permukaan kapiler glomelurus. Sebagian bayi baru lahir berkemih dalam 24 jam pertama setelah
lahir dan 2-6 kali sehari pada 1-2 hari pertama, setelah itu mereka
berkemih 5-20 kali dalam 24 jam. Urin dapat keluar karena lendir
dan garam asam urat noda kemerahan dapat diamati pada popok
karena kristal asam urat. (Sondakh 2013 hal 156)
3. Tahapan bayi baru lahir
a. Tahap pertama yaitu terjadi segera setelah lahir selama menit-menit
pertama kelahiran. Tahap ini digunakan sistem scoring apgar untuk
fisik dan scoring gray untuk interaksi bayi dan ibu.
b. Tahap dua disebut tahap transisional reaktivitas. Dilakukan
pengkajian selama 24 jam pertama terhadap adanya perubahan
perilaku.
c. Tahap ketiga disebut tahap periodik pengkajian dilakukan selama
4. Pengkajian umum bayi baru lahir
a. Tanda vital
1) Bunyi jantung dalam menit pertama ±180xpermenit kemudian
turun sampai 140-120xpermenit pada saat bayi berumur 30
menit.
2) Pernafasan cepat pada menit-menit pertama kira-kira
80xpermenit disertai pernafasan cuping hidung, retraksi
supraternal dan interkostal, serta rintihan hanya berlangsung
10-15 menit.(Sondakh, 2013 hal 150)
3) Bayi cukup bulan dengan berat badan lahir normal dan fleksi
otot baik memiliki perlindungan alami terhadap kehilangan
panas. Normalnya suhu bayi yaitu aksila : 36,50 C – 370 C dan
suhu kulit 36-36,50 C. (Varney 2007 hal 881)
b. Antropometri
1) Berat badan normalnya antara 2500-4000 gram.
2) Panjang badan normalnya 48 cm-50 cm.
3) Lingkar kepala normalnya 33 cm - 35 cm.
4) Lingkar dada normalnya 32 cm- 34 cm. (Sondakh 2013 hal
150)
c. Pemeriksaan fisik bayi baru lahir
1) Warna kulit kemerahan dan licin karena jaringan subkutan
cukup terbetuk dan dilapisi verniks.
2) Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala tumbuh baik.
3) Kuku telah agak panjang lemas.
4) Tonus otot rentang normal tingkat kesadaran BBL adalah
mulai dari diam hingga sadar penuh dan dapat ditenangkan
jika rewel, dapat dibangunkan jika diam atau sedang tidur.
5) Tali pusat normalnya berwarna putih kebiruan pada hari
pertama, dan mulai kering dan lepas pada hari ke 7-10 hari.
6) Genetalia pada perempuan labia mayora sudah menutupi
labia minora, testis pada laki-laki sudah turun.
7) Reflek isap, menelan, dan moro sudah terbentuk baik.
8) Eliminasi, urin dan mekonium akan keluardalam 24 jam
5. Refleks pada bayi baru lahir
Tabel 2. 7 Refleks pada Bayi Baru Lahir
Refleks Respon normal
Rooting dan Menghisap Bayi baru lahir menolehkan kepala ke arah stimulus, embuka mulut, dan mulai mengisap bila pipi, bibir, atau sudut mulut bayi disentuh dengan jari atau putting.
Menelan Bayi baru lahir menelan berkoordinasi dengan mengisap bila cairan di taruh dibelakang lidah.
Ekstrusi Bayi baru lahir menjulurkan lidah keluar bila ujung lidah disentuh dengan jari atau putting.
Moro Ekstensi simetris bilateral dan abduksi seluruh ekstremitas dengan ibu jari dan jari telunjuk membentuk huruf c diikuti dengan abduksi ekstemitas dan kembali ke fleksi relaks jika posisi bayi berubah tiba-tiba atau jika ditelakan terlentang pada permukaan yang datar.
Melangkah Bayi akan melangkah dengan satu kaki dan kmudian kaki lainnya dengan gerakan berjalan bila satu kaki disentuh pada permukaan rata.
Merangkak Bayi akan berusaha untuk merangkak ke depan dengan kedua tangan dan kaki bila diletakkan telungkup pada permukaan datar.
Tonik leher atau fencing Ekstremitas pada satu sisi dimana saat kepala di tolehkan akan ekstensi dan ekstremitas yang berlawanan atau fleksi bila kepala bayi ditolehkan ke satu sisi selagi beristirahat.
Terkejut Bayi melakukan abduksi dan fleksi seluruh ekstremitas dan dapat mulai menangis bila mendapat gerakan mendadak atau suara keras.
Ekstensi silang Kaki bayi yang berlawanan akan fleksi dan kemudian ekstensi dengan cepat seolah-olah berusaha untuk memindahkan stimulus ke kaki yang lain bila diletakkan terlentang bayi akan mengekstensikan satu kaki ebagai respons terhadap stimulus pada telapak kaki.
Glabellar blink Bayi akan berkedip bila dilakukan 4 atau 5 ketuk pertama pada batang hidung saat mata teruka.
Palmar grasp Jari bayi akan melekuk di sekeliling benda dan menggenggemnya seketika bila jari diletakkan di tangan bayi. Plantar grasp Jari bayi akan melekuk disekeliling benda seketika bila bayi
diletakakan di telapak kaki bayi.
Tanda babinsky Jari-jari bayi akan hiperekstensi dan terpisah seperti kipas dari dorsofleksi ibu jari kaki bila satu sisi kaki digosok dai tumit ke atas melintasi bantalan kaki.
Sumber Sondakh 2013 hal 154-155
6. Asuhan Kebidanan pada Neonatus
a. Saat lahir sampai 2 jam pertama
2) Memotong dan merawat tali pusat tanpa membubuhi apapun
kira-kira 2 menit setelah lahir.
3) Inisiasi Menyusu Dini
4) Pencegahan infeksi mata dengan memberikan suntikan vitamin
KI 1 mg intramuskular di paha kiri anterolateral setelah inisiasi menyusui dini.
5) Pemberian imunisasi hepatitis B 0.5 mL intramuskular di paha kanan kra-kira 1-2 jam setelah pemberian vitamin K1.
(JNPK-KR 2008)
b. Kunjungan neonatal pertama (6- 48 jam)
1) Memastikan bayi dalam keadaan baik.
2) Konseling tanda bahaya.
3) Konseling perawatan bayi baru lahir.
4) Konseling tentang pemberian ASI.
5) Penjadwalan kunjungan neonatus. (JNPK-KR 2008)
c. Kunjungan neonatal kedua (3-7 hari)
1) Menanyakan kepada ibu masalah yang dihadapi oleh bayinya
seperti minum, defekasi, berkemih, tidur, kebersihan kulit,
keamanan.
2) Jika sakit klasifikasikan penyakit untuk