• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORI 1. KEHAMILAN - Ajeng Maya W.S BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN TEORI 1. KEHAMILAN - Ajeng Maya W.S BAB II"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN TEORI

1. KEHAMILAN A. Definisi

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi

(Wiknjosastro, 2009 h; 213)

Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa

dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Kehamilan

normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu. ( Prawirohardjo S,

2008; h.213)

B. Faktor – faktor yang mempengaruhi kehamilan

a. Faktor fisik

Faktor fisik yang mempengaruhi kehamilan antara lain

kesehatan ,status gizi dan gaya hidup .(Suryati ,hal 102

,2011)

1. Status Kesehatan

Status kesehatan merupakan salah satu fartor yang

termasuk faktor fisik yang bergabungan dengan kondisi

kesehatan ibu hamil .Pengaruh kesehatan dalam

kehamilan terdiri dari penyakit atau komplikasi akibat

langsung kehamilan .(Suryati ,hal 102 ,2011)

2. Status Gizi

Status gizi merupakan hal yang penting

(2)

sangat berpengaruh terhadap status kesehatan ibu selama

hamil serta guna pertumbuhan dan perkembangan janin

.Hubungan antara gizi ibu hamil dan kesejahteraan janin

merupakan hal yang terpenting untuk diperhatikan(Suryati

,hal 104 ,2011). Kebutuhan zat gizi pada ibu hamil secara

garis besar adalah sebagai berikut :

a) Asam folat

b) Energi

c) Protein

d) Zat besi (Fe)

e) Kalsium

f) Vitamin D

g) Yodium

h) Vitamin A

3. Gaya Hidup

Selain pada makan yang dibuhungkan dengan

gaya hidup masyarakat sekarang ,ternyata ada beberapa

gaya hidup lain yang cukup merugikan kesehatan seorang

wanita hamil.Gaya hidup merupakan kebiasaa-kebiasaan

yang ada pada masyarakat baik yang bersifat positif

maupun kebiasaan yang negatif yang dapat

mempengaruhi kesehatan (Sondakh hal 107 ,2011)

C. Perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi pada ibu hamil

1. Sistem Reproduksi

(3)

1). Trimester I

Pengaruh hormon estrogen ,vagina dan vulva mengalami

peningkatan pembuluh darah sehingga nampak semakin

merah dan kebiruan .Hormon kehamilan mempersiapkan

vagina supaya distensi selama persalinan dengan

memproduksi mukosa vagina yang tebal.Sel-sel vagina

yang glikogen terjadi akibat stimulasi estrogen .Selama

masa hamil pH sekresi vagina menjadi asam .Peningkatan

pH membuat wanita hamil lebih rentang terhadap infeksi

vagina ,khususnya jamur . (Suryati ,hal 73 ,2011)

2). Trimester II

Karena hormon estrogen dan progesteron terus

meningkat dan terjadi hipervaskularisasi mengakibatkan

pembuluh – pembuluh darah alat genetalia membesar.Hal

ini dapat di mengerti karena ogsigenasi dan nutrisi pada

alat-alat genetalia tersebut meningkat .(Sruyati,hal

76,2011)

3).Trimester III

Dinding vagina mengalami banyak perubahan yang

merupakan persiapan untuk mengalami peregangan pada

waktu persalinan dengan meningkatnya ketebalan mukosa

mengendornya jaringan ikat . Perubahan ini

mengakibatkan bertambah panjangnya dinding vagina

(Marmi,2011)

(4)

1).Trimester I

Pada trimester pertama kehamilan ,berkas kolagen

menjadi kurang kuat terbungkus .Hal ini terjadi akibat

penurunan konsentrasi kolagen secara keseluruhan.

(Suryati ,hal 74 ,2011)

2).Trimester II

Konsistensi serviks lunak dan kelenjar-kelenjar di

serviks akan berfungsi lebih dan akan mengeluarkan

sekresi lebih banyak .(Suryati,hal 77 ,2011)

3).Trimester III

Pada saat kehamilan mendekati aterm ,terjadi

penurunan penurunan lebih lanjut dari konsentrasi kolagen

.Proses perbaikan serviks terjadi setelah persalinan hingga

siklus kehamilan yang berikutnya akan berkurang .(Marmi

,hal 75,2011)

c. Uterus

1).Trimester I

Pada minggu pertama kehamilan uterus masih

seperti bentuk aslinya seperti buah avokad,seiring dengan

perkembangan kehamilan ,daerah fundus dan korpus akan

membulat dan kan menjadi bentuk sferis pada kehamilan

12 minggu . (Suryati ,hal 75 ,2011)

2).Trimester II

Pada kehamlian cukup bulan ,ukuran uterus adalah

(5)

memungkinkan bagi adekuatnya akomodasi pertumbuhan

janin .(Suryati,76,2011)

3).Trimester III

Pada akhir kehamilan uterus akan membesar

dalam rongga pelvis dan seiring perkembangannya uterus

akan menyentung dinding abdomen .(Suryati,76,2011)

d. Ovarium

1).Trimester I

Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus

luteum graviditatum berdiameter kira-kira 3cm

,kemudingan korpus mengecil setelah plasenta terbentuk

.(Marmi,h;40,2011)

2).Trimester II

Pada usia 16 minggu plasenta mulai terbentuk dan

menggantikan fungsi korpus luteum graviditatum. (Suryati

,hal 76 ,2011)

3).Trimester III

Pada trimester III korpus lateum graviditatum sudah

mulai tidak berfungsi ,karena oleh plasenta yang telah

terbentuk.

2. Sistem Payudara

1).Trimester I

Payudara akan membesar dan tegang akibar

hormon estrogen dan progesteron akan tetapi belum

(6)

sistem saluran ,sedangkan progesteron menambah sel-sel

pada payudara.(Suryati,h;77,2011)

2).Trimester II

Pada kehamilan setelah 12 minggu dari puting susu

dapat mengeluarkan cairan putih agak jernih disebut

dengan colostrum.Colostrum ini berasal dari asinus yang

mulai bersekresi .(Suryati,h;79,2011)

3).Trimester III

Pada trimester III pertunbuhan kelenjar mammae

membuat ukuran payudara semakin meningkat

.(Suryati,hal:79 2011)

3. Sistem Endokrim

1).Trimester I

Perubahan besar pada sistem endokrim yang penting

terjadi untuk mempertahankan kehamilan ,pertumbuhan

normal janin dan nifas .(Marmi ,2011)

2).Trimester II

Adanya peningkatan hormon estrogen dan

progesterom serta terhambatnya pembentukan FSH dan

LH .

3).Trimester III

Kelenjar tyroid akan mengalami pmbesaran hingga

(7)

kelenjar dan peningkatan vaskularisasi. ( Suryati ,hal 78

,2011)

4. Sistem perkemihan

1)Trimester I

Pada awal kehamilan kandung keih tertekan

sehingga sering timbul kencing.Ginjal pada kehamilan

bertambah besar panjang bertambah 1-1,5 cm ,volume

renal meningkat 60ml dari 10 ml pada wanita yang tidsk

hsmil.Protein urin secara normal disekresikan 200-300

mg/hari ,bila melebihi 300 mg/hari maka harus diwaspadai

terjadi komplikasi.(Marmi,hal 45,2011)

2).Trimester II

Kandung kencing tertekan oleh uterus yang

membesar mulai berkurang ,karena uterus sudah mulai

keluar dari uterus.(Marmi,2011)

3).Trimester III

Pada kehamilan kepala janin mulai turun ke pintu

atas panggul keluhan sering muncul akan timbul lagi

karena kandung kemih akan tertekan kembali. (Suryati ,hal

80,2011)

5. Sistem pencernaan

1).Trimester I

Perubahan yang nyata akan terjadi pada

(8)

dan muntah yang sering terjadi pada

kehamilan.(Suryati,h:83,2011)

2).Trimester II

Biasanya sering terjadi konstipasi karena pengaruh

hormon progesteron yang meningkat .

3).Trimeter III

Perut kembung juga sering terjadi karena adanya

tekanan uterus yang membesar dalam rongga

perut.(Suryati,hal:83,2011)

6. Sirkulasi darah

Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi

oleh adanya sirkulasi keplasenta ,uterus yang membesar

dengan pembuluh -pembuluh yang membesar pula

,mamma dan alt-alat lain yang memang berfungsi

berlebihan dalam kehamilan .Volume darah akan

bertambah banyak kira-kira 25 % dengan puncak

kehamilan 32 minggu.( Prawiroharjo hal 96 ,2008 ).

D. Kebutuhan fisik ibu hamil

1. Oksigen

Kebutuhan oksigen adalah yang utama pada manusia

termasuk ibu hamil.Berbagai gangguan pernafasan bisa

terjadi saat hamil sehingga akan mengganggu pemenuhan

kebutuhan oksigen pada ibu hamil yang akan berpengaruh

(9)

hamil perlu latihan nafas melalui senam hamil , tidur dengan

bantal yang lebih tinggi,makan tidak terlalu banyak.( Suryati

hal 134 ,2011).

2. Nutrisi

Pada ibu hamil harus makan makanan yang

mengandung nilai gizi bermutu tinggi meskipun tidak berati

makanan yang mahal harganya .Gizi pada ibu hamil harus

ditingkatkan hingga 300 kalori per hari ,ibu hamil harus

mengomsumsi makanan yang mengandung protein,zat besi

dan minum cukup cairan .(Sondakh hal 122,2011).

3. Personal higiene

Personal higiene adalah kebersihan yang dilakukan

untuk diri sendiri ,kebersihan badan mengurangkan

kemungkinan terjadi infeksi karena badan yang kotor banyak

mengandung kuman –kuman . Ibu hamil sangat penting

menjaga kebersihan seperti cara merawat gigi,mandi dua

kali sehari ,perawatan rambut,perwatan vagina atau

vulva,payudara,perawatan kuku.(Marmi ,hal121 ,2011)

4. Pakaian

Pakaian yang dipakai ibu harus nyaman dan menyerap

keringan ,mudah dicucui tanpa sabuk dan pita yang

menekan bagian perut /pergelangan tangan ,pakaian juga

tidak baik terlalu ketat dibagian leher ( Marmi ,hal 121

.2011).

(10)

Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan

dengan eliminasi adalah konstipasi dan sering buang air

kecil .Konstipasi yang terjadi karena adanya pengaruh

hormon progesteron.( Suryati ,hal 138 2011)

6. Seksual

Selama kehamilan berjalan normal ,koitus

diperbolehkan sampai akhir kehamilan ,meskipun beberapa

ahli berpendapat sebaiknya tidak lagi berhubungan seks

selama 14 hari menjelang kelahiran.(Suryati hal 139 )

7. Mobilitas

Ibu boleh melakukan aktifitas /kegiatan fisik biasa

selama tidak terlalu melelahkan .

8. Ketidaknyamanan

a. Trimester I

Mengalami ketidaknyamanan sering buang air

kecil,kelelahan keputihan sering terjadi,mengidam ,mual

muntah.

b. Trimester II

Ketidaknyamanan trimester II yaitu seperti

hemoroid timbul,keputihan juga sering,keringan

bertambah secara perlahan terus meningkat sampai akhir

kehamilan,nafas sesak,perut kembung (Marmi,hal

150,2011)

(11)

Sering buang air kecil,keputihan ,nafas sesak

,pusing / sakit kepala ,sakit punggung atas dan bawah

varises pada kaki .

E. Tanda Bahaya Kehamilan

Tanda –tanda bahaya kehamilan adalah

tanda-tanda yang terjadi pada seorang ibu hamil yang

merupakan suatu pertanda telah terjadi suatu masalah

yang serius pada ibu hamil atau janin yang

dikandungnya.Tanda-tanda bahaya ini dapat terjadi pada

awal kehamilan (hamil muda ) atau pada pertengahan atau

pada akhir kehamilan.Tanda-tanda bahaya pada ibu hamil

antara lain :

a) Perdarahan per vagina

Perdarahan pervagina pada kehamilan lanjut

disebut juga dengan perdarahan anterpartum yaitu

perdarahan dari jalan lahir setelah umur kehamilan

22 minggu.(Marmi,hal:226,2011)

b) Keluarnya cairan per vagina

Cairan per vagina dalam kehamilan normal tidak

berupa perdarahan banyak ,air ketuban maupun

leukhore yang patologis.Penyebab terbesar

persalinan prematur adalah ketuban pecah

sebelum waktunya.(Marmi,hal:222,2011)

(12)

Wanita hamil bisa mengeluh nyeri kepala yang

hebat.Sakit kepala seringkali merupakan

ketidaknyamanan yang normal dalam

kehamilan.Namun satu saat sakit kepala pada

kehamilan menunjukan sesuatu masalah serius

apabila sakit kepala itu dirasakan menetap dan

tidak hilang dengan beristirahat.

(Marmi,hal:224,2011)

d) Penglihatan kabur

Wanita hamil mengeluh penglihatan yang

kabur.Karena pengaruh hormonal,ketajaman

penglihatan ibu dapat berubahan dalam

kehamilan.

e) Bengkak diwajah dan jari-jari tangan

Bengkak bisa menunjukan adanya masalah serius

yang muncul pada muka dan tangan ,tidak hilang

setelah beristirahat ,dan disertai dengan keluhan

fisik yang lain .Hal ini merupakan pertanda

anemia,gagal jantung atau pre-eklamsia

.(Marmi,hal:225,2011)

f) Gerak janin tidak terasa

Ibu tidak merasakan gerakan janin sesudah

kehamilan trimester .Normalnya ibu merasakan

(13)

enam,beberapa ibu dapat dapat merasakan

gerakan bayinya lebih awal .

g) Nyeri perut yang hebat

Ibu mengeluh nyeri hebat pada kehamilan

trimester 3.Apabila nyeri abdomen itu

berhubungan dengan proses persalinan normal

adalah normal.(Marmi,hal;226,2011)

B. PERSALINAN

1. Pengertian

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil

konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui

vagina kedunia luar .Sedangkan persalinan normal adalah

proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan

yang cukup bulan ( 37 minggu – 40 minggu ) lahir spontan

dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung

dalam 18 jam tanpa komplikasi pada ibu maupun pada

janin . (Ai yeyen rukiyah . 2009)

Persalinan atau kelahiran normal adalah proses

pengeluaran janin yang terjadi karena bulan (32-42

minggu) dan bersifat spontan kurang dari 18 jam,tanpa ada

faktor penyulit dan komplikasi baik bagi ibu maupun

janin.(Yongky hal 47,2012).Secara garis besar persalinan

terbagi menjadi 4 kala yaitu:

(14)

Dimulai dengan saat mulainya persalinan sampai

pembukaan lengkap yaitu pembukaan/dilatasi serviks

sekitar 10 cm.Proses pada kala 1 ini terbagi menjadi 2

bagian fase,yang masing-masing fase tidak sama lama

waktunya.Fase laten berlangsung 8 jam,pada fase ini

dperlukan waktu yang lama hanya untuk mencapai 3

cm.Fase berikutnya adalah fase akselerasi atau fase

aktif,pada fase ini pembukaan serviks dapat mencapai

maksimal antara 10 cm.(yongky,Hal 47.2012)

Kala satu ditandai dengan kontraksi uterus yang kuat

dan semakin lama frekuensinya semakin sering.Pada kala

satu biasanya ibu ingin segera mengeluarkan janin dan

sering mencoba untuk mengejan.Sebagai seorang bidan

hendaknya pada kala ini memberikan nasihat pada ibu

yang melahirkan untuk menyimpan tenaga dengan cara

tidak mengejan karena kemungkinan kehabisan tenaga

pada saat akan memasuki proses persalinan dapat

terjadi.(yongky,Hal 47.2012).

B. Kala II

Kala ini dimulai dengan pembukaan lengkap (10cm)

sampai janin lahir,proses ini tergantung dari persalinan

multipara atau primipara.Lamanya kala II 1-2 jam perlu di

antisipasi pada kala ini adalah ukuran jalan lahir dan

perbandingan dari janin terutama kepala janin. Hal lain

(15)

ibi untuk mengejan diperlukan cara yang

tepat,pemantauan janin meliputi presentasi penurunan

janin dan detak jantung janin setelah kontraksi,status

kesehan ibu tentang kebutuhan cairan dan perilaku ibu. Dalam keadaan normal pada saat “crowning”atau

setelah bahu depan lahir disunikan oksitosin intramuskular

sebanyak 5 unit.Oksitosin bekerja dalam waktu 2-3 menit

sehingga penyuntikan ini dapat menurunkan resiko

terjadinya pendarahan pasca persalinan bila injeksi dilakukan saat „‟crowning‟‟ maka sisa proses persalinan

selanjutnya akan berlangsung tidak secara

tergesah-gesah,oksitoksin akan menunjukan efeknya saat

persalinan kala II berakhir sempurna.( Yongky,Hal 48

2012)

C. Kala III

Proses ini dimulai dari setelah janin lahir sampai

peneluaran plasenta,lamanya proses ini harus kurang dari

30 menit persalinan kala I dan II berakhir,maka kala III

akan mulai terjadi pada kasus yang sudah diyakini bahwa

ini merupakan persalinan pada kehamilan tunggal,maka

antisipasi terhadap jalanya persalinan kala III sudah

dipersiapkan menjelang akhir kala II. Plasenta selanjutnya

akan turun dari segmen bawah uterus seperti

bentuknya.Tinggu fundus uteri naik diatas pusat

(16)

kembali kosong ,fundus uteri turun dan mengeras oleh

karena mengalami kontraksi.(Rodiyah,Hal 49,2012)

D. Kala IV

Saat yang paling kritis pada ibu pasca melahirkan

adalah pada masa post partum.pemantauan ini dilakukan

untuk mencegah adanya kematian ibu akibat

pendarahan.Kematian ibu pasca persalinan biasanya

terjadi dalam 6 jam post partum.Hal ini disebabkan oleh

infeksi,pendarahan dan eksklamsia post partum.Selama

kala IV,pemantauan dilakukan 15 menit pertama setelah

plasenta lahir dan 30 menit kedua setelah

persalinan.(yongky Hal,49 2012)

2. Sebab – sebab Mulainya Persalinan

Sebab yang mendasari terjadinya partus secara

teoritis masih merupakan kumpulan teoritis yang kompleks

teori yang turut dalam proses terjadinya persalinan antara

lain : teori hormonal ,Prostaglandin, Struktur uterus

,Sirkulasi uterus ,pengaruh saraf dan nutrisi , hal inilah

yang memberikan pengaruh sehingga partus dimulai .

Tanda – tanda dan gejala – gejala persalinan seharian

bahwan benar – benar lahir .Tanda –tanda ini

memberitahukan anda bahwa persalinan sudah dekat ,dan

(17)

Kebidanan Persalinan , Ai yeyen rukiyah ,Lia yulianti ,hj

Maemunah ,hj Lilik susilawati . 2009)

3. Lamanya Persalinan

Lamanya persalinan tentu berlainan bagi

primigravida dan multigravida .Untuk primigravida Kala I :

12,5 jam , Kala II : 80 menit , Kala III : 10 menit sedangkan

Kala IV : 14 jam .Multigravida Kala I : 7 jam ,Kala II : 30

menit , Kala III : 10 menit , Kala IV : 8 jam . Pembukaan

servik terbagi 2 fase : fase laten pada fase ini pembukaan

sangat lambat dari 0-3 cm ,fase aktif : pada fase aktif ini

pembukaan lebih cepat . (Asuhan Kebidanan Persalinan ,

Ai yeyen rukiyah ,Lia yulianti ,hj Maemunah ,hj Lilik

susilawati . 2009)

4. Tanda – Tanda Persalinan

Menurut Manuba gejlan persalinan jika sudah dekat

akan menyebabkan kekuatan his makin sering terjadi dan

teratur dengan jarak kontraksi semakin pendek ,dengan

terjadi pengeluaran tanda seperti lendir bercampur darah

lebih banyak karena robekan –robekan kecil pada servik

,terkadang ketuban pecah dengan sendirinya ,pada

pemeriksa dalt kelihatan lebih melebar ,fundus uteri

menurun ,pemiriksa dalam didapat perlunakan servik

pendataran serviks dan terjadi pembukaan serviks. Tanda –tanda permulaan persalinan ,sebelum terjadinya

(18)

wanita memasuki bulanya atau minggunya atau harinya

yang disebut dengan kala pendahuluan ini memberikan

tanda- tanda sebagai berikut : kepala turun memasuki

pintu atas panggul terutama pada primigravida ,pada

multipara tidak begitu tertera perut kelihatan melebar

,fundus uteri menurun ,persaan sering kencing atau susah

kencing karena kandung kemih kertekan oleh bagian

terbawah janin ,sakit perut dan pinggang oleh adanya

kontraksi –kontraksi lemah dari uterus ,serviks menjadi

lembek .(Lilik susilawati . 2009)

Untuk rasa sakit yang dirasakan oleh wanita pada

saat menghadapi persalinan berbeda –beda tergantung

dari ambang rasa sakit itu sendiri ,akan tetapi secara

umum wanita yang akan mendekati persalinan akan

merasakan rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih

kuat sering dan teratur ,keluar lendir bercampur darah

.Dengan his persalinan yang terjadi perubahan pada

serviks yang menimbulkan pendataran dan pembukaan

,pembukaan menyebabkan lendir yang terdapat pada

kanalis servikalis lepas ,terjadi perdarahan kapiler

pembuluh darah pecah . Pada beberapa kasus ketuban

pecah yang menimbulkan pengeluaran cariran ,sebagaian

ketuban baru pecah menjelang pembukaan

lengkap,dengan pecahnya ketuban diharapkan

(19)

5. Perubahan fisiologis pada persalinan

1. Kala I

a. Keadaan segmen atas dan segmen bawah rahim pada

persalinan

Selama persalinan uterus berubah bentuk menjadi

dua bagian yang berbeda,yaitu segmen atas dan

segmen bawah.Dalam persalinan perbedaan antara

segmen atas dan segmen bawah lebih jelas

lagi.Segmen atas memegang peranan yang aktif

karena berkontraksi dan dindingnya bertambah tebal

dengan majunya persalinan,sebaliknya segmen bawah

rahim memegang peran pasif dan makin tipis dengan

majunya persalinan karena direnggangkan.(Eka

puspita ,hal 73,2013).

b. Perubahan bentuk uterus

Setiap kontraksi menghasilkan pemanjangan uterus

berbentuk ovoid disertai pengurangan diameter

horizontal.( Kurnia dwi rimandini,hal 74,2013 )

c. Perubahan pada serviks

Tenaga yang efektif pada kala I persalinan adalah

kontraksi uterus yang selanjutnya akan menghasilkan

tekanan hidrostatik keseluruh selaput ketuban

terhadap serviks dan segmen bawah uterus. (Eka

puspita,hal 76,2013)

(20)

Jalan lahir disokong dan secara fungsional ditutup

oleh sejumlah lapisan jaringan yang bersama-sama

membentuk dasar panggul.Dalam kala I ketuban ikut

meregangkan bagian atas vagina yang sejak

kehamilan mengalami perubahan – perubahan

sedemikian rupa,sehingga dapat dilalui oleh

janin.Setelah ketuban pecah ,segala perubahan

terutama pada dasar panggul ditimbulkan oleh tekanan

dari bagian terbawah janin.(Eka puspita ,hal 79,2013)

2. Kala II

a. Kontraksi ,dorongan otot-otot dinding

Kontraksi uterus pada persalinan mempunyai sifat

tersendiri.Kontraksi menimbulkan nyeri,merupakan

satu-astunya kontraksi normal muskulus.Kontraksi ini

dikendalikan oleh saraf intrinsik ,tidak disadari,tidak

dapat diatur oleh ibu bersalin.(Eka puspita ,hal

85,2013).

b. Uterus

Uterus terbentuk dari pertemuan duktus muller kanan

dan kiri digaris tengah sehingga otot rahim terbentuk

dari dua spriral yang saling beranyaman dan

membentuk sudut disebelah kanan dan kiri sehingga

pembuluh darah dapat tertutup dengan kuat saat

terjadi kontraksi.(Eka puspita ,hal 88,2013)

(21)

Jalan lahir disokong dan secara fungsional ditutup

oleh sejumlah lapisan jaringan yang bersama-sama

membentuk dasar panggul.

3. Kala III

a. Fisiologis kala III persalinan

Pada kala III persalinan ,otot uterus berkontraksi

mengikuti berkurangnya ukuran rongga uterus secara

tiba-tiba setelah lahirnya bayi.Penyusutan rongga

uterus/berkurangnya ukuran tempat implantasi

plasenta.(Kurnia dwi,hal 90,2013)

b. Cara-cara pelepasan plasenta

Pelepasan ini dapat dimulai dari tengah atau dari

pinggir plasenta.Ditandai oleh makin panjang

keluarnya tali pusat dari vagina tanda adanya

perdarahan dari vagina.Lebih besar kemungkinan

terjadi pada plasenta melekat difundus.(Kurnia dwi,hal

91,2013 )

4. Kala IV

a. Fisiologi kala IV

Segera setelah kelahiran plasenta,sejumlah

perubahan meternal terjadi pada saat stres fisik dan

emosional akibat persalinan dan kelahiran mereda dan

ibu memasuki kesembuhan pascapartum dan

bonding.Pada periode ini bidan harus mengkaji setiap

(22)

tanda vital,uterus,serviks,vagina dan perinium.( Kurnia

dwi ,hal 94,2013 )

b. Evaluasi uterus

Tindakan pertama bidan setelah kelahiran plasenta

adalah mengevaluasi konsistensi uterus dan

melakukan massase uterus sesuai kebutuhan untuk

memperkuat kontraksi.Pada saat yang sama,derajat

penurunan serviks/uterus didalam vagina dapat

dikaji.Setelah kelahiran plasenta,uterus dapat

ditemukan di tengah-tengah abdomen kurang lebih

antara simpisis pubis dan umbilikus.(Puspita ,hal

97,2013).

c. Pemeriksaan vagina,serviks dan perinium

Untuk memahami apakah ada tidaknya robekan

jalan lahir periksa daerah perinium,vagina dan

vulva.Setelah bayi lahir vagina akan mengalami

peregangan,oleh kemungkinan oedema dan

lecet.Introitus vagina juga tampak terluka dan

terbuka.Sedangkan vulva bisa berwarna merah

bengkak dan mengalami lecet-lecet.( Puspita,hal98

2013)

6. Kebutuhan dasar persalinan

dasar ibu dalam melahirkan telah diperkenalkan

oleh lesser dan keane.Untuk dapat membantu pasien

(23)

dapat memperlihatkan perasaan berada terus dekat

pasien,bahkan bila mereka tidak lagi berada dirungan

kapan saja persalinan terjadi.(Sondakh,hal 13,2013).

a. Menjaga kebersihan dan kondisi kering

Kebersihan dan kondisi kering dapat meningkatkan

kenyamanan dan relaksas,serta menirukan risiko

terinfeksi. Kombinasi blodyshow,keringat,cairan

amnion,larutan untuk pemeriksaan vagina dan fese

dapat membuat wanita merasa sangat kotor tidak

nyaman ,sangat tidak karuan.Perawatan perinium dan

mempertahankanya tetap kering akan menambah

perasaan sejahtera pada wanita.(Sondkh hal,14 2013

).

b. Eliminasi

Kandung kemih harus kosong secara perkala

sepanjang proses persalinan,minum setiap 2

jam.Catatan yang jelas pada saat berkemih harus

disertakan.Bila ibu tidak mampu untuk berkemih dan

kandung kemihnya menjadi distensi,turunya kepala

janin kepelvis akan terganggu.(Sondakh hal,15 2013)

c. Peran orang terdekat

Suami atau orang terdekat dapat memainkan peranan

penting bagi wanita sedang melahirkan.Bila orang

terdekat menghadiri kelas prenatal bersama ibu,maka

(24)

membantu dan menemani ibu selama proses

persalinan.(Sondakh,hal 14 2013)

d. Kontrol rasa nyeri

Rasa sakit selama melahirkan dan persalinan

disebabkan oleh ketegangan emosional,tekanan pada

ujung saraf,regangan pada jaringan dan

persendian,serta hipoksia otot uterus selama dan

setelah kontraksi yang panjang.Pada proses persalinan

terdapat beberapa jenis latihan relaksasi yang dapat

membantu wanita bersalin yaitu relaksasi

progesif,relaksasi terkendali,serta mengambil dan

mengeluarkan nafas.(Sondakh,hal 16,2013)

7. Asuhan Persalinan

a. Kala I

Asuhan sayang ibu yang baik dan aman selama

persalinan memerlukan:anemesis dan pemeriksaan

fisik secara seksama.Pertama,siapa ibu dan beritahu

apa yang akan di lakukan.Jelaskan pada ibu tujuan

anamesis dan pemeriksaan fisik.Jawab semua

pertanyaan yang di ajukan oleh ibu.Selama anamesis

dan pemeriksaan fisik ,perhatikan tanda-tanda penyulit

atau gawat darurat dan segera lakukan tindakan sesuai

bila diperlukan.Catat semua temuan anamesis dan

(25)

hasil pemeriksaan dan kesimpulanya pada ibu dan

keluarga.(Kurnia,hal 157,2014)

b. Kala II

Asuhan sayang ibu selama persalinan menurut

(Kurnia,hal 168,2014)upaya asuhan sayang ibu selama

proses persalinan meliputi kegiatan:

1. Memanggil ibu sesuai nama panggilan

sehingga akan ada perasaan dekat dengan

bidan.

2. Meminta ijin dan menjelaskan prosedur

tindakan yang akan dilakukan bidan dalam

pemberian asuhan.

3. Bidan memberikan penjelasan tentang proses

persalinan yang akan dihadapi ibu dan keluarga

4. Memberikan informasi dan menjawab

pertanyaan dari ibu dan keluarga sehubungan

dengan proses persalinan

5. Memberikan dukungan mental ,memberikan

rasa percaya diri kepada ibu ,serta memberikan

rasa nyaman dan aman.

6. Mempersiapkan persalinan dan kelahiran bayi

dengan baik meliputi sarana dan prasarana

pertolongan persalinan.

7. Menganjurkan suami dan keluarga untuk

(26)

8. Membimbing ibu dan menganjurkan ibu untuk

mencoba posisi senyaman mungkin

9. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum saat

tidak ada his.

10. Memberi kesempatan ibu untuk memeluk

bayinya segera setelah lahir

11. Membantu ibu melalui pemberian ASI dalam

waktu 1 jam pertama setelah kelahiran bayi

dengan membimbing ibu membersihkan

payudara ,posisi menyusui yang benar dan

pendidikan kesehatan tentang manfaat ASI.

c. Kala III

Asuhan sayang ibu yang diberikan pada kala III

melakukan manajemen aktif kala III bertujuan untuk

menghasilkan kontraksi uterus yang lebih efektif

sehingga dapat mempersingkat waktu setiap kala

,mencegah perdarahan ,dan mengurangi kehilangan

darah kala III.Tiga langkah manajemen aktif kalaIII yaitu

:Pemberian oksitoksin segera mungkin,melakukan

peregangan tali pusat terkendali,rangsang taktil pada

dinding uterus.(Puspita,hal 188,2014)

d. Kala IV

Ibu pada kala ini secara fisik mengalami suatu

keadaan yang lelah setelah proses persalinan ,terlebih

(27)

memakan waktu yang lama.Ibu membutuhkan rasa

nyaman ,tenang untuk istirahat ,nutri dan cairan juga

sangat penting untuk mengembalikan kondisi setelah

persalinan.Asuhan yang diberikan yaitu:Dukungan

mental dari bidan dan keluarga atau

pendamping.Informasi yang jelas mengenai keadaan

pasien sekarang dan tindakan apa yang akan

dilakukan.Mendekatkan bayi dan ibu .( Puspita ,hal

192,2014)

8. Deteksi Dini Kegawatdaruratan Persalinan

A. Kala I

1. Kala I fase laten memanjang

Tiga tahap fungsional pada persalinan untuk

menjelaskan tujuan-tujuan fisiologis persalinan .Pertama

tahap persiapan hanya terjadi pembukaan serviks ,cukup

banyak perubahan yang berlangsung di komponen

jaringan ikat serviks.Tahap ini persalinan peka terhadap

sedasi .Kedua tahan pembukaan,saat pembukaan

berlangsung paling cepat,tidak dipengaruhi oleh sedasi

.Ketiga ,tahap panggul berawal dari fase deselarasi

pembukaan serviks.(Puspita,hal:203,2014)

Kriteria minimum freadman untuk fase laten ke

dalam fase aktif adalah kecepatan pembukaan serviks

1,2cm/jam bagi nulipara dan 1,5 cm /jam untuk

(28)

ini adalah lebih dari 20 jam pada nulipara dan 14 jam

pada multipara.Faktor-faktor yang mempengaruhi durasi

fase laten antara lain adanya anestesi regional atau

sedasi yang berlebihan ,keadaan serviks yang buruk

(misal tebal,tidak mengalami pendataran atau tidak

membuka)dan persalinan palsu .(Kurnia ,hal 204,2014)

2. Kala I fase aktif memanjang

Masalah fase aktif menjadi gangguan

berkepanjangan atau berlarut-larut dan tak maju.Protaksi

menjadi kecepatan pembukaan dan penurunan lambat

,yang untuk nulipara adalah kecepatan pembukaan

kurang dari 1,2cm per jam penurunan kurang dari 1 cm

per jam.Untuk multipara protaksi didefinisikan sebagai

kecepatan pembukaan kurang dari 1,5 cm /jam atau

penurunan kurang dari 2 cm/jam.Faktor yang berperan

dalam persalinan yang berkepanjangan dan macet

adalah sedasi berlebihan ,anestesi regional dan malposisi

janun.(Puspita ,hal 206,2014)

B. Kala II

1. Presentasi

Macam-macam presentasi janin dalam uterus antara lain

:

a. Presentasi oksiput posterior

Presentasi belakang kepala dengan oksiput (UUK)

(29)

mencapai angka 8% dari kehamilan yang

ada.(Puspita,hal:209,2014)

b. Presentasi oksiput transversalis

Presentasi oksiput transversalis adalah presentasi

belakang kepala dengan oksiput(UUK)

melintang.(Puspita ,hal:210,2014)

c. Presentasi puncak kepala

Presentasi puncak kepala adalah presentasi

dengan defleksi/ekstensi minimal dengan sinsiput

menurunkan bagian terendah .(Puspita,hal:210,2014)

d. Presentasi dahi

Presentasi dahi adalah presentasi belakang kepala

dengan defleksi/ekstensi maksimal sedang dahi

merupakan bagian terendah .Biasanya akan berubah

menjadi presentasi muka atau belakang

kepala.(Puspita,hal:210,2014)

2. Posisi

a. Posisi oksiputalis posterior persistensi

Keadaan dimana ubun-ubun kecil tidak berputar ke

depan ,sehingga tetap dibelkang .Keadaan ini

dinamakan posisi oksiput poterior persistensi.(Kunia

,hal:212,2014)

b. Posisi oksipitalis transversal persistensi

Pada arsitektur panggul normal ,posisi occiput

(30)

berakhir sebagai posisi occiput anterior atau posterior

.Bila kontraksi uterus cukup kuat,dapat terjadi putaran

paksi dalam,ke anterior dan persalinan dapat

berlangsung secara normal ,Bila kontraksi uterus tidak

kuat atau terdapat kelainan bentuk panggul,persalinan

pervagina mungkin berlangsung dengan didahului

oleh tindakan rotasi manual kepala ,dilanjutkan

dengan persalinan ekstraksi cunam dengan occiput di

anterior atau posterior (Kurnia,hal:214,2014)

3. Letak

a. Letak sungsang

Letak sungsang adalah janin dimana dengan

letaknya memanjang dengan bagian terbawah bokong

dengan atau tanpa kaki.Angka kejadian mencapai 3

% dari kelahiran .(Puspita,hal:215,2014)

b. Letak lintang

Letak lintang adalah keadaan mana sumbu janin

kira-kira tegak lurus dengan sumbu panjang tubuh

ibu.Pada primigravida umur kehamilan kurang dari 28

minggu dianjurkan posisi lutut dada ,jika lebih dari 28

minggu dilakukan versi luar ,kalau gagal dianjurkan

posisi lutut dada sampai persalinan .Pada

multigravida umur kehamilan kurang dari 32 minggu

(31)

versi luar,kalau gagal posisi lutut dada sampai

persalinan.(Puspita ,hal:216,2014)

C. Kala III

1. Perdarahan postpartum

Perdarahan postpartum adalah perdarahan yang

terjadi dalam 24 jam setelah persalinan

berlangsung.Perdarahan postpartum dibagi menjadi

perdarahan pospartum primer dan perdarahan postpartum

sekunder .Perdarahan postpartum primer terjadi dalam 24

jam pertama.Penyebab untema perdarahan postpartum

primer adalah atonia uteri ,retensio plasenta,sisa plasenta

dan robekan jalan lahir .Perdarahan postpartum sekunder

terjadi setelah 24 jam pertama ,penyebab utama perdarahan

postpartum sekunder adalah robekan jalan lahir dan sisa

plasenta atau membran.(Manuaba,hal:395,2013).

Perdarahan pospartum merupakan penyebab penting

dari kematian maternal khususnya di negara berkembang

.Faktor-faktor yang menyebabkan perdarahan adalah

grandemultipara ,jarak dari persalinan pendek kurang dari 2

tahun .persalinan yang dilakukan dengan tindakan

:pertolongan kala uri sebelum waktunya ,pertolongan

persalinan oleh dukun,persalinan dengan tindakan paksa.

2. Retensio Plasenta

Retensio plasenta adalah terlambatnya kelahiran plasenta

(32)

dapat terjadi retensio plasenta berulang.Plasenta harus keluar

karena ini dapat menyebabkan bahaya perdarahan ,infeksi

karena sebagai benda mati.Dalam melakukan pengeluaran

plasenta secara manual perlu diperhatikan tekniknya sehingga

tidak menimbulkan komplikasi seperti perforasi dinding uterus

,bahaya infeksi dan inversio uteri. (Manuaba,hal399,2013).

3. Inversio Uteri

Inversio uteri merupakan keadaan ketika fundus uteri

masuk ke dalam kavum uteri ,yang terjadi secara mendadak

atau perlahan .Selain itu,pertolongan persalinan yang makin

banyak dilakukan tenaga terlatih menyebabkan kejadian uteri

makin berkurang.

4. Perdarahan robekan jalan lahir

Robekan jalan lahir selalu memberikan perdarahan dalam

jumlah yang bervariasi banyaknya.Perdarahan yang berasal

dari jalan lahir selalu harus dievaluasi yaitu sumber dan

jumlah perdarahan sehingga dapat diatasi .Sumber

perdarahan dapat berasal dari dari perinium

,vagina,servik,robekan uterus(ruptur

uteri).(Manuaba,hal:410,2013 )

C. NIFAS

a. Pengertian Masa Nifas

Masa nifas dimulai setelah plasenta lahir dan

berakhir ketika alat – alat kandungan kembali seperti

(33)

kira –kira 6 minggu atau 42 hari ,namun secara keseluruhan

akan pulih dalam waktu 3 bulan ,masa nifas atau post

partum disebut juga dengan puerperinium yang berasal dari bahasa latin yaitu „‟puer‟‟ yang artinya bayi „‟parous‟‟ yang

artinya melahirkan .

Nifas yaitu darah yang keluar dari rahim karena

sebab melahirkan atau setelah melahirkan ,darah nifas

yaotu darah yang tertahan tidak bisa keluar dari rahim

dikarenakan hamil ,maka ketika melahirkan ,darah tersebut

keluar sedikit demi sedikit .Darah yag keluar sebelum

melahirkan disertai tanda-tanda kelahiran ,maka itu

termasuk darah nifas. ( Asuhan Kebidanan Masa Nifas ,Yetti

Anggraini ,2010)

Waktu masa nifas yang paling lama pada wanita

umumnya adalah 40 hari ,dimulai sejak melahirkan atau

sebelum melahirkan .jika sudah selesai masa 40 hari akan

tetapi darah tidak terhenti –henti atau tetap keluar darah

,maka perhatikanlah bila keluarnya di saat kebiasaan

haid,maka itu darah haid .akan tetapi darah yang keluar

terus tidak pada masa kebiasaan haidnya dan darah itu teru

dan tidak berhenti mengalir ,perlu diperiksa bidan atau

dokter .( Asuhan Kebidanan Masa Nifas ,Yetti Anggraini

(34)

b. Tujuan Asuhan Masa Nifas

Selama bidan memberikan asuhan sebaiknya bidan

mengetahui apa tujuan dari asuhan pada ibu nifas ,tujuan

diberikanya asuhan pada ibu selama masa nifas antara

lain yaitu , menjaga kesehtan ibu dan bayinya baik fisik

maupun psikologis dimana dalam asuhan pada masa ini

peranan keluarga sangat penting ,dengan pemberian

nutrisi ,dukungan psikologi maka kesehatan ibu dan bayi

selalu terjaga. ( Asuhan Kebidanan Masa Nifas ,Yetti

Anggraini ,2010).

c. Komplikasi Masa Nifas

a. Infeksi

Beberapa bakteri dapat menyebabkan infeksi

setelah persalinan ,infeksi masa nifas masih merupakan

penyebab tertinggi AKI.Infeksi alat genital nifas masih

merupakan komplikasi nifas .Infeksi yang melias kesaliran

urinaria ,payudara dan pembedahan merupakan penyebab

terjadinya AKI tinggi.Gejala umum dapat terlihat dari

temperature atau suhu pembengkakan kakikardi dan

malaise,sedangkan sejala local dapat berupa uterus

lembek ,kemerahan,dan rasa nyeri pada payudara

.(asuhan kebidanan masa nifas ,Marmi hal 164 ,2012)

b. Perdarahan pervagina

Perdarahan postpartum paling sering diartikan sebagai

(35)

pertama sesudah kelahiran bayi.Perdarahan postpartum

adalah merupakan penyebab penting kehilangan darahserius

yang paling sering dijumpai dibagian ostetrik.Perkiraan

kehilangan darah biasanya tidak sbanyak yang sebenarnya

,kadang-kadang hanya setengah dari biasanya.Darah tersebut

tercampur dengan cairan amnion atau dengan urine,darah

juga tersebar pada spon,handuk dan kain didalam ember dan

lantai.( asuhan kebidanan ibu nifas .Marmi S,ST hal

161,2012).

Volume darah yang hilang juga bervariasi akibatnya

sesuai dengan kadar haemoglobin ibu,seorang ibu dengan

kadar HB normal akan dapat menyesuaikan diri terhadap

kehilangan darah yang akan.berakibat fatal pada anemia .

c. Skit kepala ,nyeri ,penglihatan kabur

Wanita yang baru melahirkan sering mengeluh sakit kepala

yang hebat atau penglihatan kabur.

d. Demam ,muntah ,rasa sakit saat berkemih

Pada masa nifas dini kandung kemih terhadap

tegangan air kemih didalam vesika sering menurun akibat

trauma persalinan ,peregangan kandung kemih juga

mungkin berkuang akibat rasa tidak nyaman yang

ditimbulkan oleh episiotomi yang lebar.( Marmi ,Hal

(36)

e. Permasalahan dalam menyusui

1. Payudara bengkak

Disebabkan karena menyusui yang tidak

kontinyu,sehingga sisa ASI terkumpul pada daerah duktus,hal ini

dapat terjadi 3 hari setelah melahirkan.Selain itu penggunaan bra

yang ketat serta keadaan putih susu yang tidak bersih dapat

menyebabkan sumbatan pada duktus.( Marmi ,hal 168 2012)

2. Mastitis

Mastitis adalah peradangan pada payudara,mastitis ini

bisa trjadi kapan saja sepanjang periode menyusui,tapi paling

sering terjadi anatara hari ke 10 dan hari ke 28 setelah melahirkan

Penyebabnya payudara bengkak akibat tidak disusui secara

adekuat,bra yang ketat ,puting susu yang lecet yang

menyebabkan infeksi.

3. Abses payudara

Abses payudara berbeda dengan mastitis,abses payudara

terjadi apabila mastitis tidak tertangani dengan baik,sehingga

memperberat infeksi.

4. Perubahan fisiologi pada masa nifas

Setelahkelahiran bayi dan pengeluaran plasenta,ibu

mengalami suatu periode pemulihan kembali kondisi fisik dan

psikologisnya.yang diharapkan pada periode 6 minggu setelah

melahirkan adalah semua system dalam tubuh ibu akan pulih dari

berbagai pengaruh kehamilan dan kembali pada keadaan

(37)

1. Sistem reproduksi pada masa nifas

Dalam masa nifas alat-alat genetalia interna maupun eksterna

akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum

hamil,perubahan lat-alat genetalia ini dalam keseluruhanya

disebut involusi.Perubahan yang terjadi didalam tubuh seorang

wanita sangatlah menakjubkan,uterus atau rahim yang berbobot

60 gram sebelum kehamilan secara perlahan-lahan bertambah

besrnya hingga 1 kg selama kehamilan dan setelah persalinan

akan kembali kekeadaan sebelum hamil.

2. Sistem pencernaan masa nifas

Sistem gastrointestinal selama kehamilan dipengaruhi oleh

beberapa hal ,diantaranya tingginya kadar progesteron yang dapat

menganggu keseimbangan cairan tubuh ,meningkatkan kolestrol

darah dan melambatkn kontraksi otot-otot polos.Pasca melahirkan

,kadar progesteron juga mulai menurun,namun demikian,faal usus

memerlukan waktu 3-4 hari untuk kembali normal.

3. Perubahan sistem perkemihan

Pada masa hamil,perubahan hormonal yaitu kadar steroid

tinggi yang berperan meningkatkan fungsi ginjal.Begitu sebaliknya

pada pasca melahirkan kadar steroid menurun sehingga

menyebabkan penurunan fungsi ginjal.Fungsi ginjal kembali

normal dalam waktu satu bulan setelah melahirkan .Urin dalam

jumlah besar akan dihasilkan dalam waktu 12-36 jam sesudah

melahirkan.(asuhan kebidanan nifas ,Marmi hal 93.2012)

(38)

Pada merekam yang melahirkan secara normal ,tidak ada

pantangan diet,dua jam setelah melahirkan perempuan boleh

minum dan makan seperti biasa bila ingin . Namun perlu di

perhatikan jumlah kalori dan protein ibu menyusui harus lebih

besar dari pada ibu hamil kecuali apabila ibu menyusui bayinya

.Kebutuhan nutrisi pada masa menyusui meningkat 25% yaitu

untuk produksi ASI dan memenuhi kebutuhan cairan yang

meningkat tiga kali dari biasanya .Penambahan kalori pada ibu

menyusui sebanyak 500 kkal tiap hari ,makanan yang dikonsumsi

ibu berguna untuk melakukan aktifitas ,metabolisme ,cadangan

dalam tubuh,proses produksi ASI serta sebagai ASI itu sendiri

yang dikonsumsi bayi untuk pertubuhan dan perkebanganya

.Makanan yang dikonsumsi juga perlu memenuhi syarat seperti

susunanya harus seimbang ,porsinya cukup dan teratur ,tidak

terlalu asin ,pedas atau berlemak ,tidak mengandung alkohol

,nikotin serta pengawet dan pewarna .Menu makanan yang

seimbang mengandung unsur-unsur ,seperti sumber tenaga

,pembangun ,pengatur dan pelindung .(Yetti ,2010)

6. Asuhan pada masa nifas

Pada masa nifas terjadi perubahan –perubahan fisik

maupun psikis berupa organ reproduksi ,terbentuk proses laktaksi

terbentuknya hubungan anatara oratua dan bayi dengan

memberikan dukungan .Asuhan pada masa nifas yaitu: menjaga

kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun

(39)

dini ,mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu

maupun bayi .Memberikan pendidikan kesehatan

diri,nutrisi,keluarga berencana manfaat menyusui ,pemberian

iminisasi serta perawatan bayi sehari-hari.Memberikan pelayanan

keluarga berencana. (Marmi,hal 12,2011)

D. BAYI BARU LAHIR

1. Pengertian

Menurut Saefuddin, (2002) bayi baru lahir adalah bayi yang baru

lahir selama satu jam pertama kelahiran.Menurut Donna L. Wong (2003)

bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai usia 4 minggu. Lahirnya

biasanya degan usia gestasi 38-42 minggu.

Menurut Dep. Kes. RI, (2005) bayi baru lahir normal adalah bayi

yang lahir dengan umur kehamian 37 minggu sampai 42 minggu dengan

berat lahir 2500-4000 gram.

Menurut M. Soleh Kosim, (2007) bayi baru lahir normal adalah

berat lahir antara 2500-4000 gram, cuup bulan, lahir langsung menangis,

dan tidak ada kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat.Bayi baru

lahir (neonatus) adalah bayi yang baru mengalamiproses kelahiran,

berusia 0-28 hari.

2. Ciri – ciri bayi baru lahir

a) Berat badan 2500-4000 gram

b) Panjang badan 48-52 cm

c) Lingkar dada 30-38 cm

(40)

e) Frekuensi jantung 120-160 kali/menit

f) Pernafasan 40-60 kali/menit

g) Kulit kemerah merahan dan licin karena jaringan sub cutan cukup

h) Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna

i) Kuku agak anjang dan lemas

j) Genetalia

Perempuan : labiya mayora sudah menutupi labia minora

Laki – laki : testis sudah turun, scrotum sudah ada

k) Pemeriksaan neorologis :

1. Reflek moro atau terkejut ,apabila bayi diberi sentuhan mendadak

terutama dengan jari dan tangan ,maka akan menimbulkan gerak

terkejut (Sondakh,hal 163,2013).

2. Reflek menggenggam apabila telapak tangan bayi disentuh

dengan jari pemeriksa ,maka bayi akan berusaha menggenggam

jari pemeriksa.

3. Reflek rooting atau mencari apabila pipi bayi disentuh oleh jari

pemeriksa maka akan menoleh dan mencari sentuhan itu .

4. Reflek sucking atau menghisap apabila bayi diberikan dot atau

puting ibu mata bayi akan berusaha untuk menghisap.

5. Reflek glabella apabila bayi pada daerah os glabella dengan jari

tangan pemeriksa maka ia akan mengerutkan keningnya dan

mengedipkan matanya.

6. Tonick neck reflek apabila bayi diangkat dari tempat tidur maka ia

(41)

l) Eliminasi baik,mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama,

mekonium berwarna hitam kecoklatan.

(marmi, kukuh raharjo. Asuhan neonates bayi, balita dan anak

prasekolah.2012).

3. Neonates Resiko Tinggi

Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir resiko tinggi yang memiliki ciri –

ciri sebagai berikut :

a) BBL dari kehamilan resiko tinggi

b) BBL dengan bb <2500 gram dan atau >4000 gram

c) BBL dengan usia kehamilan <37 minggu dan atau >42 minggu

d) BBL yang BB lair kurang dari BB menurut usia kehamilan (IDER)

e) Nilai APGAR <7

f) BBL dengan infeksi intrapartum, trauma lahir, atau kelainan congenital

g) BBL dari keluarga problem sosial.

Berdasarkan ciri – ciri tersebut,neonatus beresiko tinggi

diklasifikasikan dalam beberapa, misalnya : BBLR, Asfiksia

neonatorum, Sindroma ganggua pernafsan, Kejang, Ikterus

neonatorum, Perdarahan tali pusat, Hypotermi, Hipertermi,

Hypoglikemi, Tetanus neonatorum, dan penyakit yang diderita ibu

selama hamil. (kukuh raharjo 2012)

4. Asuhan bayi baru lahir

Asuhan yang akan diberikan kepada bayi baru lahir adalah

memastikan tersebut tetap hangat dan terjadi kontak kulit bayi

dengan ibu ,menjaga kehangatan bayi .Mempertahankan

(42)

penghangat pancaran dengan menggunakan sensor kulit untuk

memantau suhu sesuai kebutuhan .Memelihara

pernafasan,Perawatan bayi baru lahir ,penilaian APGAR

,pemotongan tali pusat .(Jenny,hal149,2013).

E. MASA ANTARA ( KB )

1. Sejarah kb di Indonesia

Plato (427-347) menyarankan agar pranata sosial dan

pemerintahan sebaiknya direncanakan dengan pertumbuhan

penduduk yang stabil sehingga terjadi keseimbangan antara

jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi.

Malthus (1766-1834) pada zaman industry sedang

berkembang manusia jangan terlalu banyak berhayal bahwa

kemampuan tehnologi meraka akan dapat memenuhi segala

kebutuhan karena pertumbuhan dan kemampuan sumber daya

alam untuk memenuhinya berkambang dalam deret hitung.

Dengan demikian dalam suatu saat manusia akan sulit untuk

memenuhi segala kebutuhannya karena sumber alam yang

sangat terbatas.

Tahun 1978, WHO dan UNICEF melakukan pertemuan di

Alam ata yang memutuskan perhatian terhadap tingginya angka

kematian maternal perinatal. Dalam pertemuan tersebut disepakati

untuk menentukan konsep primary health care yang memberikan

pelayanan antenatal, persalinan bersih dan aman, melakukan

upaya penerimaan keluarga berencana, dan meningkatkan

(43)

1. Pengertian

Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dari

dan jarak yang diinginkan ,agar dapat mencapai hal tersebut

,maka dibuatlah beberapa cara atau alternatif untuk mencegah

ataupun menunda kehamilan cara-cara tersebut termasuk

kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan perencanaan

keluarga. (Selemba Medika ,2011 )

Faktor yang mempengaruhi pemilihan kontrasepsi adalah

efektifitas, keamanan, frekuensi pemaikan, efek samping, serta

kemampuan dan kemauan untuk melakukan kontrasepsi secara

teratur dan benar. Selain hal tersebut, pertimbangan kontrasepsi

juga didasarkan atas biaya serta peran dari agama dan kultur

budaya mengenai kontrasepsi tersebut, faktor lainnya adalah

frekuensi melakukan hubungan seksual.

Beberapa Definisi tentang KB

1. Upaya peningkatan kepedulian masyarakat dalam

mewujudkan keluarga kecil yang bahagia sejahtera

(undang-undang No. 10/1992)

2. Keluarga Berencana (family planning/planned parenthood)

merupakan suatu usaha menjarangkan atau merencanakan

jumlah dan jarak kehamilan dengan menggunakan kontrasepsi.

3. Menurut WHO (Expert Commite,1997), tindakan yang

membantu individu/pasutri untuk mendapatkan objektif-objektif

(44)

mendapatkan kelahiran yang diinginkan, mengatur interval

diantara kehamilan, dan menentukan jumlah anak dalam keluarga.

4. Macam – macam KB

a. Metode alamiah

1) Metode kalender

Metode kalender adalah metode yang digunakan

berdasarkan masa subur dimana harus menghindari hubungan

seksual tanpa perlindungan kontrasepsi pada hari ke 8-19 siklus

menstruasinya. (Sri Handayani.buku ajar pelayanan keuarga

berencana, hal 57. 2010)

2) Metode suhu basal badan

Suatu metode kontrasepsi yang dilakukan dengan

mengukur suhu tubuh untuk mengetahui suhu tubuh basal, untuk

menentukan masa ovulasi.

Metode suhu basal tubuh mendeteksi kapan ovulasi terjadi.

Keadaan ini dapat terjadi karena progesterone, yang dihasilkan

oleh korpus luteum, menyebabkan peningkatan suhu basal tubuh

dipertimbangkan sebagai masa ovulasi, suhu tub uh mengalami

peningkatan sedikitnya 0,2-0,5 derajat celcius di atas 6 kali

perubahan suhu sebelumnya yang diukur. (Sri Handayani. Buku

ajar pelayanan keluarga berencana, hal 60-61. 2010)

3) Metode lender serviks

Metode kontrasepsi dengan menghubungkan pengawasan

terhadap perubahan lender serviks anita yang dapat dideteksi dari

(45)

perubahan lender serviks selama siklus menstruasi yang

menggambarkan masa subur dalam siklus dan waktu fertilisasi

maksimal dalam masa subur. (Sri Handayani. Buku ajar

pelayanan keluarga berencana. Hal 63. 2010)

4) Metode Amenorhea Laktasi (MAL)

Metode amenorrhea laktasi adalah kontrasepsi yang

mengandalkan pemberian air susu ibu (ASI) secara

eksklusif,artinya hanya diberikan ASI saja tanpa pemberian

maknan atau minuman apapun.(Sri Handayani. Buku ajar

pelayanan keluarga berencana. Hal 68. 2010)

b. Metode sederhana dengan alat

1) Kondom

Kondom adalah suatu selubung atau sarung karet yang

terbuat dari berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastic

(vinil), atau bahan alami (produksi hewani) yang dipasang pada

penis (kondom pria) atau vagina (kondom wanita) pada saat

berhubungan seksual. (Sri Handayani. Buku ajar pelayanan

keluarga berencana. Hal 71-72. 2010)

2) Spermiside

Spermiside adalah zat – zat kimia yang kerjanya

melumpuhkan spermatozoa didalam vagina sebelum spermatozoa

bergerak kedalam traktus genetalia interna.(Sri Handayani, buku

(46)

3) Diafragma

Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat

dari lateks (karet)yang dimasukan kedalam vagina sebelum

melakukan hubungan seksual yang menutupi serviks. .(Sri

Handayani, buku ajar pelayanan keluarga berencana. Hal 82.

2010)

4) Kap serviks

Kap serviks yaitu alat kontrasepsi yang hanya menutupi

serviks saja. .(Sri Handayani, buku ajar pelayanan keluarga

berencana. Hal 90. 2010)

c. Kontrasepsi hormonal

1) Pil oral kombinasi

Pil kombinasi merupakan pil yang berisi hormonal sintesis

esterogen dan progesterone. .(Sri Handayani, buku ajar

pelayanan keluarga berencana. Hal 99.2010)

2) Pil progestin

Pil progestin merupakan pil kontrasepsi yang berisi

hormona sintesis proesteron. .(Sri Handayani, buku ajar

pelayanan keluarga berencana. Hal 103. 2010)

3) Suntikan kombinasi

Suntikan kombinasi merupakan kontrasepsi suntik yang

berisi hormone sintesis progesterone dan esterogen.

(47)

Suntik progestin merupakan pil kontrasepsi yang berisi

hormona sintesis proesteron. .(Sri Handayani, buku ajar

pelayanan keluarga berencana. Hal 111. 2010)

5) Implan

Suatu alat kontrasepsi yang berupa susuk yang terbuat

dari sejenis karet silastik yang berisi hormone, dipasang dilengan

atas. (Sri Handayani, buku ajar pelayanan keluarga berencana.

Hal 116. 2010)

d. AKDR

AKDR merupakan suatu benda kecil dari plastic yang lentur,

kebanyakan mempunyai lilitan tembaga namun ada juga yang

tidak berlogam, ada yang mengandung hormone dimasukan

kedalam rahim kebanyakan mempunyai benang.

G. TINJAUAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN

1. Teori Manajemen Kebidanan Varney

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah

yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran

dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan,

keterampilan dalam rangkaian/ tahapan yang logis untuk

pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien

(Estiwadani,dkk, 2008; h.124).

Proses manajemen kebidanan merupakan langkah

sistematis yang merupakan pola pikir. Bidan dalam melaksanakan

asuhan kepada klien diharapkan dengan pendekatan pemecahan

(48)

tindakan yang bersifat coba-coba yang akan berdampak kurang

baik untuk klien (Estiwadani,dkk, 2008; h.134).

Langkah-langkah Manajemen Kebidanan Varney :

Langkah I : Pengumpulan Data Dasar

Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi

yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan

dengan kondisi klien. Untuk memperoleh data dilakukan dengan

cara anamnesa, pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan

pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan khusus dan

pemeriksaan penunjang. Kelengkapan data sesuai dengan kasus

yang dihadapi yang akan menentukan proses interpretasi yang

benar. Sehingga dalam tahap ini harus komprehensif meliputi data

subyektif, obyektif dan hasil pemeriksaan sehingga dapat

menggambarkan kondisi pasien yang sebenarnya dan valid

(Estiwadani,dkk, 2008; h. 134).

1) Data Subyektif

Data subyektif adalah data yang diperoleh dari apa yang

klien katakana atau keluhkan. Data tersebut dapat ditentukan

tetapi melalui suatu interaksi atau komunikasi dengan klien

(Nursalam, 2004).

(a) Identitas Klien

a) Nama

Nama jelas dan lengkap, bila perlu beserta nama panggilan

sehari-hari agar dalam memberikan pelayanan tidak terjadi

(49)

b) Umur

Dicatat dalam tahun untuk mengetahui resiko yang akan

terjadi seperti kurang dari 20 tahun, karena alat reproduksinya

belum matang, psikis dan mentalnya belum siap. Sedangkan umur

lebih dari 35 tahun rentan sekali untuk terjadi perdarahan dalam

masa nifas (Ratna, 2008).

c) Agama

Untuk mengetahui keyakinan yang klien ant untuk

membimbing dan mengarahkan klien dalam berdoa (Ratna, 2008).

d) Suku / Bangsa

Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari-hari

(Ratna, 2008).

e) Pendidikan

Untuk megetahui tingkat pendidikanyang nantinya penting dalam

memeberikan pendidikan kesehatan atau KIE pada klien sesuai

dengan tingkat pendidikannya (Ambarwati, 2008).

f) Pekerjaan

Untuk mengetahui dan mengukur tingkat sociala ekonominya,

karena ini mempengaruhi dengan gizi klien tersebut (Ratna, 2008).

Untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pekerjaan dengan

permasalahan kesehatan atau untuk mengetahui tingkat social

(50)

g) Alamat

Ditanyakan untuk mempermudah dalam melakukan kunjungan

rumah (Ratna, 2008). Untuk mengetahui tempat tinggal klien dan

keadaan lingkungan sekitarnya (Ambarwati, 2008).

(b) Keluhan Utama

Keluhan yang terjadi pada ibu bersalin dengan perdarahan

postpartum primer adalah mengalami perdarahan yang lebih

banyak, pasien mengeluh lemah, berkeringat dingin, dan

menggigil (Saiffudin, 2006).

(c) Riwayat Menstruasi

Menarche umur berapa, haidnya teratur atau tidak, siklusnya

berapa lama, lama menstruasi, banyaknya jumlah darah, sifat darah

(cair atau ada bekuan,warnanya, baunya), ada dismenorhoe atau

tidak, haid yang terakhir (Saffudin, 2006).

(d) Riwayat Perkawinan

Untuk mengetahui status perkawinannya, lama perkawinan,

syah atau tidaknya perkawinan, sudah berapa kali menikah,

berapa jumlah anak (Wiknjosastro, 2006).

(e) Riwayat kehamilan, persalian dan nifas yang lalu

a) Riwayat Kehamilan

Untuk mengetahui ada gangguan seperti muntah-muntah,

(51)

b) Riwayat Persalinan

Untuk mengetahui persalinan yang dilakukan spontan atau

buatan, lahir aterm, preterm, posterm, ada tidaknya perdarahan saat

persalinan, ditolong siapa, dimana tempat persalinannya (Wheeler,

2004).

c) Riwayat Nifas

Untuk mengetahui apakah pernah mengalami perdarahan, infeksi,

bagaimana proses laktasi dan apakah ada jahitan pada perineum

(Manuaba, 2008).

d) Riwayat Anak

Untuk mengetahui jumlah anak, jenis kelamin, hidup atau mati,

berat badan lahir.

(f) Riwayat keluarga berencana

Untuk mengetahui apakah ibu sebelum hamil

menggunakan KB atau tidak, jika pernah berapa lama

penggunaannya, dan jenis kontrasepsinya (Varney, 2004).

(g) Riwayat penyakit

a) Riwayat penyakit yang lalu

Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya

riwayat penyakit akut atau kronis seperti; jantung, diabetes

mellitus, hipertensi, asma, yang dapat mempengaruhi dalam masa

(52)

b). Riwayat penyakit sekarang

Data-data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan

adanya penyakit yang sedang diderita yang ada hubungannya

dengan perdarahan yang dialami ibu seperti anemia, hipertensi.

c). Riwayat penyakit keluarga

Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya

pengaruh penyakit keluarga terhadap kesehatan klien, yaitu

apabila ada penyakit yang menyertainya (Retna, 2008).

(h) Prilaku kebutuhan sehari-hari

a) Nutrisi

pada masa nifas diet perlu mendapat perhatian yang

serius, karena dengan nutrisi yang baik dapat mempercepat

penyembuhan ibu dan sangat memengaruhi susunan air susu.

Nutrisi terutama protein akan sangat mempengaruhi terhadap

proses penyembuhan luka pada perinium karena penggantian

jaringan sangat membutuhkanprotein

(http/id.gilib.unimus.ac.id/download.php/id.384).

b) Eliminasi

ibu diminta untuk buang air kecil (miksi) 6 jam postpartum,

ibu postpartum diharapkan dapat buang air besar (defekasi)

setelah hari kedua.

(53)

secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri

begitu darah merah berhenti ibu dapat memasukan satu dua

jarinya kedalam vagina tanpa rasa nyeri, maka ibu aman untuk

memulai hubungan suami istri.

d) Istirahat tidur

anjurkan ibu agar istirahat cukup untuk mencegah

kelelahan yang berlebihan, waktu untuk istirahat yang cukup untuk

ibu nifas pada siang hari 2 jam dan malam hari 7-8 jam, saran kan

ibu untuk kembali pada kegiatan rumah tangga secara

perlahan-lahan serta itu tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur.

e) Personal Hygiene

ibu nifas sangat rentan sekali terkena infeksi, oleh karena

itu kebersihan diri sangat penting untuk mencegah terjadinya

infeksi,seperti: kebersihan pakaian, tempat tidur, pakaian dalam

dan lingkungan (Saleha, 2009; h. 73-75)

f) Kepercayaaan yang berhubungan dengan nifas

Budaya dan keyakinan akan mempengaruhi penyembuhan

luka perineum seperti kebiasaan telur, ikan, daging, ayam akan

mempengaruhi asupan gizi ibu yang akan mempengaruhi

penyembuhan.

2) Pemeriksaan objektif

Data ini dikumpulkan guna melengkapi data untuk

menegakkan diagnosa. Bidan melakukan pengkajian data objektif

(54)

pemeriksaan penunjang yang dilakukan secara berurutan

(Sulistiawati dkk,2010;h.226)

(a) Pemeriksaan Umum

Pemeriksaan yang dilakukan kepada pasien sebagai berikut:

1. Keadaan umum

Di lakukan untuk mengetahui keadaan umum kesehatan klien

(Tambunan dkk, 2011; h. 7).

2. Kesadaran apakah kompos mentis, apatis, latergi, somnolen, sopor

atau koma

3. Tinggi badan dan berat badan sebagai penilaian keadaan gizi pasien

apakah normal, kurang dan lebih

4. Tanda-tanda vital:

a. Tekanan darah

Tenaga yang di gunakan darah untuk melawan dinding pembuluh

normalnya tekana darah 110-130 MmHg (Tambunan dkk, 2011; h.

48).

b. Nadi

Gelombang yang di akibatkan adanya perubahan pelebaran

(vasodilatasi)dan penyempitan (vasokontriksi) dari pembuluh

darah arteri akibat kontraksi vertikel melawan dinding aorta,

normalnya nadi 60-80 kali permenit (Tambunan dkk, 2011; h. 34).

c. Suhu

Derajat panas yang di pertahankan oleh tubuh dan di atur oleh

hipotalamus (di pertahankan dalam batas normal 37,5-38ºC

(55)

d. Pernafasan

Suplai O2 ke sel-sel tubuh dan membuang CO2 keluar dari sel

tubuh, normalnya 20-30 kali permenit (Tambunan dkk, 2011; h.

43).

e. Pemeriksaan fisik

1. Kepala

Pemeriksaan dilakukan secara insfeksi dan palpasi, dilakukan

dengan memperhatikan bentuk kepala yang abnormal,

distribusi rambut berpariasi pada setiap orang kulit kepala

dikaji dari adanya peradangan, luka maupun tumor.

2. Muka

Pada daerah muka di lihat kesimetrisan muka, apakah kulitnya

normal, pucat. Ketidak simetrisan muka menunjukkan adanya

gangguan pada saraf ke tujuh (nervus fasialis).

3. Mata

Untuk mengetahui bentuk dan fungsi mata, teknik yang di

gunakan inspeksi dan palpasi, mata yang diperiksa semetris

apa tidak, kelopak mata, konjungtiva, sklera.

4. Telinga

Untuk mengetahui keadaan telinga luar, saluran telinga,

(56)

yang di gunakan adalah inspeksi dan palpasi, dilihat simetris

apa tidak, gangguan pendengaran apa tidak.

5. Hidung

Dikaji untuk mengetahui keadaan bentuk dan fungsi hidung,

bagian dalam, lalu sinus- sinus, kebersihan nya dan apakah

ada nyeri tekan apa tidak.

6. Mulut

Untuk mengetahui bentuk dan kelainan pada mulut lihat warna

bibir, apakah ada stomatitis apa tidak.

7. Leher

Untuk mengetahui bentuk leher, serta organ- organ lain yang

berkaitan. Teknik yang di gunakan adalah inspeksi dan

palpasi, apakah ada kelenjar getah bening dan kelenjar tyroid.

8. Dada

Mengkaji kesehatan pernafasan, retraksi dan mendengar

bunyi jantung dan paru-paru.

9. Perut

Untuk mengkaji adanya distensi, nyeri tekan dan adanya

Referensi

Dokumen terkait

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi. belakang kepala melaluin

Asfiksia neonaturum dapat terjadi pada bayi baru lahir dengan jenis persalinan. apapun, khususnya pada persalinan pervaginam.Pada persalinan

2) Bayi baru lahir lazimnya bernapas melalui hidung. Pernapasan pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu. 30 detik. Tekanan rongga dada bayi pada saat melalui

Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran, atau sampai ibu dan..

lahir adalah bayi yang cukup bulan, 38-42 minggu dengan berat badan.. Bayi baru lahir adalah neonatus yang sedang bertambah dan baru. saja mengalami trauma kelahiran serta harus

Kontak kulit bayi dengan kulit ibu dan bayi menyusu sendiri segera setelah lahir dalam satu jam pertama kehidupan sangatlah penting, karena dada ibu menghangatkan bayi dengan

Pada waktu di pindahkan ketempat lain, jaga bayi tetap hangat dan gunakan pemancar panas atau kontak kulit dengan perawat, bayi harus tetap berpakaian atau diselimuti setiap

Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi, pencegahan hipotermi, inisiasi menyusu dini, injeksi vitamin K1, perawatan bayi baru lahir pada masa