BAB II
TINJAUAN TEORI
1. KEHAMILAN A. Definisi
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi
(Wiknjosastro, 2009 h; 213)
Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa
dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Kehamilan
normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu. ( Prawirohardjo S,
2008; h.213)
B. Faktor – faktor yang mempengaruhi kehamilan
a. Faktor fisik
Faktor fisik yang mempengaruhi kehamilan antara lain
kesehatan ,status gizi dan gaya hidup .(Suryati ,hal 102
,2011)
1. Status Kesehatan
Status kesehatan merupakan salah satu fartor yang
termasuk faktor fisik yang bergabungan dengan kondisi
kesehatan ibu hamil .Pengaruh kesehatan dalam
kehamilan terdiri dari penyakit atau komplikasi akibat
langsung kehamilan .(Suryati ,hal 102 ,2011)
2. Status Gizi
Status gizi merupakan hal yang penting
sangat berpengaruh terhadap status kesehatan ibu selama
hamil serta guna pertumbuhan dan perkembangan janin
.Hubungan antara gizi ibu hamil dan kesejahteraan janin
merupakan hal yang terpenting untuk diperhatikan(Suryati
,hal 104 ,2011). Kebutuhan zat gizi pada ibu hamil secara
garis besar adalah sebagai berikut :
a) Asam folat
b) Energi
c) Protein
d) Zat besi (Fe)
e) Kalsium
f) Vitamin D
g) Yodium
h) Vitamin A
3. Gaya Hidup
Selain pada makan yang dibuhungkan dengan
gaya hidup masyarakat sekarang ,ternyata ada beberapa
gaya hidup lain yang cukup merugikan kesehatan seorang
wanita hamil.Gaya hidup merupakan kebiasaa-kebiasaan
yang ada pada masyarakat baik yang bersifat positif
maupun kebiasaan yang negatif yang dapat
mempengaruhi kesehatan (Sondakh hal 107 ,2011)
C. Perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi pada ibu hamil
1. Sistem Reproduksi
1). Trimester I
Pengaruh hormon estrogen ,vagina dan vulva mengalami
peningkatan pembuluh darah sehingga nampak semakin
merah dan kebiruan .Hormon kehamilan mempersiapkan
vagina supaya distensi selama persalinan dengan
memproduksi mukosa vagina yang tebal.Sel-sel vagina
yang glikogen terjadi akibat stimulasi estrogen .Selama
masa hamil pH sekresi vagina menjadi asam .Peningkatan
pH membuat wanita hamil lebih rentang terhadap infeksi
vagina ,khususnya jamur . (Suryati ,hal 73 ,2011)
2). Trimester II
Karena hormon estrogen dan progesteron terus
meningkat dan terjadi hipervaskularisasi mengakibatkan
pembuluh – pembuluh darah alat genetalia membesar.Hal
ini dapat di mengerti karena ogsigenasi dan nutrisi pada
alat-alat genetalia tersebut meningkat .(Sruyati,hal
76,2011)
3).Trimester III
Dinding vagina mengalami banyak perubahan yang
merupakan persiapan untuk mengalami peregangan pada
waktu persalinan dengan meningkatnya ketebalan mukosa
mengendornya jaringan ikat . Perubahan ini
mengakibatkan bertambah panjangnya dinding vagina
(Marmi,2011)
1).Trimester I
Pada trimester pertama kehamilan ,berkas kolagen
menjadi kurang kuat terbungkus .Hal ini terjadi akibat
penurunan konsentrasi kolagen secara keseluruhan.
(Suryati ,hal 74 ,2011)
2).Trimester II
Konsistensi serviks lunak dan kelenjar-kelenjar di
serviks akan berfungsi lebih dan akan mengeluarkan
sekresi lebih banyak .(Suryati,hal 77 ,2011)
3).Trimester III
Pada saat kehamilan mendekati aterm ,terjadi
penurunan penurunan lebih lanjut dari konsentrasi kolagen
.Proses perbaikan serviks terjadi setelah persalinan hingga
siklus kehamilan yang berikutnya akan berkurang .(Marmi
,hal 75,2011)
c. Uterus
1).Trimester I
Pada minggu pertama kehamilan uterus masih
seperti bentuk aslinya seperti buah avokad,seiring dengan
perkembangan kehamilan ,daerah fundus dan korpus akan
membulat dan kan menjadi bentuk sferis pada kehamilan
12 minggu . (Suryati ,hal 75 ,2011)
2).Trimester II
Pada kehamlian cukup bulan ,ukuran uterus adalah
memungkinkan bagi adekuatnya akomodasi pertumbuhan
janin .(Suryati,76,2011)
3).Trimester III
Pada akhir kehamilan uterus akan membesar
dalam rongga pelvis dan seiring perkembangannya uterus
akan menyentung dinding abdomen .(Suryati,76,2011)
d. Ovarium
1).Trimester I
Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus
luteum graviditatum berdiameter kira-kira 3cm
,kemudingan korpus mengecil setelah plasenta terbentuk
.(Marmi,h;40,2011)
2).Trimester II
Pada usia 16 minggu plasenta mulai terbentuk dan
menggantikan fungsi korpus luteum graviditatum. (Suryati
,hal 76 ,2011)
3).Trimester III
Pada trimester III korpus lateum graviditatum sudah
mulai tidak berfungsi ,karena oleh plasenta yang telah
terbentuk.
2. Sistem Payudara
1).Trimester I
Payudara akan membesar dan tegang akibar
hormon estrogen dan progesteron akan tetapi belum
sistem saluran ,sedangkan progesteron menambah sel-sel
pada payudara.(Suryati,h;77,2011)
2).Trimester II
Pada kehamilan setelah 12 minggu dari puting susu
dapat mengeluarkan cairan putih agak jernih disebut
dengan colostrum.Colostrum ini berasal dari asinus yang
mulai bersekresi .(Suryati,h;79,2011)
3).Trimester III
Pada trimester III pertunbuhan kelenjar mammae
membuat ukuran payudara semakin meningkat
.(Suryati,hal:79 2011)
3. Sistem Endokrim
1).Trimester I
Perubahan besar pada sistem endokrim yang penting
terjadi untuk mempertahankan kehamilan ,pertumbuhan
normal janin dan nifas .(Marmi ,2011)
2).Trimester II
Adanya peningkatan hormon estrogen dan
progesterom serta terhambatnya pembentukan FSH dan
LH .
3).Trimester III
Kelenjar tyroid akan mengalami pmbesaran hingga
kelenjar dan peningkatan vaskularisasi. ( Suryati ,hal 78
,2011)
4. Sistem perkemihan
1)Trimester I
Pada awal kehamilan kandung keih tertekan
sehingga sering timbul kencing.Ginjal pada kehamilan
bertambah besar panjang bertambah 1-1,5 cm ,volume
renal meningkat 60ml dari 10 ml pada wanita yang tidsk
hsmil.Protein urin secara normal disekresikan 200-300
mg/hari ,bila melebihi 300 mg/hari maka harus diwaspadai
terjadi komplikasi.(Marmi,hal 45,2011)
2).Trimester II
Kandung kencing tertekan oleh uterus yang
membesar mulai berkurang ,karena uterus sudah mulai
keluar dari uterus.(Marmi,2011)
3).Trimester III
Pada kehamilan kepala janin mulai turun ke pintu
atas panggul keluhan sering muncul akan timbul lagi
karena kandung kemih akan tertekan kembali. (Suryati ,hal
80,2011)
5. Sistem pencernaan
1).Trimester I
Perubahan yang nyata akan terjadi pada
dan muntah yang sering terjadi pada
kehamilan.(Suryati,h:83,2011)
2).Trimester II
Biasanya sering terjadi konstipasi karena pengaruh
hormon progesteron yang meningkat .
3).Trimeter III
Perut kembung juga sering terjadi karena adanya
tekanan uterus yang membesar dalam rongga
perut.(Suryati,hal:83,2011)
6. Sirkulasi darah
Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi
oleh adanya sirkulasi keplasenta ,uterus yang membesar
dengan pembuluh -pembuluh yang membesar pula
,mamma dan alt-alat lain yang memang berfungsi
berlebihan dalam kehamilan .Volume darah akan
bertambah banyak kira-kira 25 % dengan puncak
kehamilan 32 minggu.( Prawiroharjo hal 96 ,2008 ).
D. Kebutuhan fisik ibu hamil
1. Oksigen
Kebutuhan oksigen adalah yang utama pada manusia
termasuk ibu hamil.Berbagai gangguan pernafasan bisa
terjadi saat hamil sehingga akan mengganggu pemenuhan
kebutuhan oksigen pada ibu hamil yang akan berpengaruh
hamil perlu latihan nafas melalui senam hamil , tidur dengan
bantal yang lebih tinggi,makan tidak terlalu banyak.( Suryati
hal 134 ,2011).
2. Nutrisi
Pada ibu hamil harus makan makanan yang
mengandung nilai gizi bermutu tinggi meskipun tidak berati
makanan yang mahal harganya .Gizi pada ibu hamil harus
ditingkatkan hingga 300 kalori per hari ,ibu hamil harus
mengomsumsi makanan yang mengandung protein,zat besi
dan minum cukup cairan .(Sondakh hal 122,2011).
3. Personal higiene
Personal higiene adalah kebersihan yang dilakukan
untuk diri sendiri ,kebersihan badan mengurangkan
kemungkinan terjadi infeksi karena badan yang kotor banyak
mengandung kuman –kuman . Ibu hamil sangat penting
menjaga kebersihan seperti cara merawat gigi,mandi dua
kali sehari ,perawatan rambut,perwatan vagina atau
vulva,payudara,perawatan kuku.(Marmi ,hal121 ,2011)
4. Pakaian
Pakaian yang dipakai ibu harus nyaman dan menyerap
keringan ,mudah dicucui tanpa sabuk dan pita yang
menekan bagian perut /pergelangan tangan ,pakaian juga
tidak baik terlalu ketat dibagian leher ( Marmi ,hal 121
.2011).
Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan
dengan eliminasi adalah konstipasi dan sering buang air
kecil .Konstipasi yang terjadi karena adanya pengaruh
hormon progesteron.( Suryati ,hal 138 2011)
6. Seksual
Selama kehamilan berjalan normal ,koitus
diperbolehkan sampai akhir kehamilan ,meskipun beberapa
ahli berpendapat sebaiknya tidak lagi berhubungan seks
selama 14 hari menjelang kelahiran.(Suryati hal 139 )
7. Mobilitas
Ibu boleh melakukan aktifitas /kegiatan fisik biasa
selama tidak terlalu melelahkan .
8. Ketidaknyamanan
a. Trimester I
Mengalami ketidaknyamanan sering buang air
kecil,kelelahan keputihan sering terjadi,mengidam ,mual
muntah.
b. Trimester II
Ketidaknyamanan trimester II yaitu seperti
hemoroid timbul,keputihan juga sering,keringan
bertambah secara perlahan terus meningkat sampai akhir
kehamilan,nafas sesak,perut kembung (Marmi,hal
150,2011)
Sering buang air kecil,keputihan ,nafas sesak
,pusing / sakit kepala ,sakit punggung atas dan bawah
varises pada kaki .
E. Tanda Bahaya Kehamilan
Tanda –tanda bahaya kehamilan adalah
tanda-tanda yang terjadi pada seorang ibu hamil yang
merupakan suatu pertanda telah terjadi suatu masalah
yang serius pada ibu hamil atau janin yang
dikandungnya.Tanda-tanda bahaya ini dapat terjadi pada
awal kehamilan (hamil muda ) atau pada pertengahan atau
pada akhir kehamilan.Tanda-tanda bahaya pada ibu hamil
antara lain :
a) Perdarahan per vagina
Perdarahan pervagina pada kehamilan lanjut
disebut juga dengan perdarahan anterpartum yaitu
perdarahan dari jalan lahir setelah umur kehamilan
22 minggu.(Marmi,hal:226,2011)
b) Keluarnya cairan per vagina
Cairan per vagina dalam kehamilan normal tidak
berupa perdarahan banyak ,air ketuban maupun
leukhore yang patologis.Penyebab terbesar
persalinan prematur adalah ketuban pecah
sebelum waktunya.(Marmi,hal:222,2011)
Wanita hamil bisa mengeluh nyeri kepala yang
hebat.Sakit kepala seringkali merupakan
ketidaknyamanan yang normal dalam
kehamilan.Namun satu saat sakit kepala pada
kehamilan menunjukan sesuatu masalah serius
apabila sakit kepala itu dirasakan menetap dan
tidak hilang dengan beristirahat.
(Marmi,hal:224,2011)
d) Penglihatan kabur
Wanita hamil mengeluh penglihatan yang
kabur.Karena pengaruh hormonal,ketajaman
penglihatan ibu dapat berubahan dalam
kehamilan.
e) Bengkak diwajah dan jari-jari tangan
Bengkak bisa menunjukan adanya masalah serius
yang muncul pada muka dan tangan ,tidak hilang
setelah beristirahat ,dan disertai dengan keluhan
fisik yang lain .Hal ini merupakan pertanda
anemia,gagal jantung atau pre-eklamsia
.(Marmi,hal:225,2011)
f) Gerak janin tidak terasa
Ibu tidak merasakan gerakan janin sesudah
kehamilan trimester .Normalnya ibu merasakan
enam,beberapa ibu dapat dapat merasakan
gerakan bayinya lebih awal .
g) Nyeri perut yang hebat
Ibu mengeluh nyeri hebat pada kehamilan
trimester 3.Apabila nyeri abdomen itu
berhubungan dengan proses persalinan normal
adalah normal.(Marmi,hal;226,2011)
B. PERSALINAN
1. Pengertian
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil
konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui
vagina kedunia luar .Sedangkan persalinan normal adalah
proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan
yang cukup bulan ( 37 minggu – 40 minggu ) lahir spontan
dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung
dalam 18 jam tanpa komplikasi pada ibu maupun pada
janin . (Ai yeyen rukiyah . 2009)
Persalinan atau kelahiran normal adalah proses
pengeluaran janin yang terjadi karena bulan (32-42
minggu) dan bersifat spontan kurang dari 18 jam,tanpa ada
faktor penyulit dan komplikasi baik bagi ibu maupun
janin.(Yongky hal 47,2012).Secara garis besar persalinan
terbagi menjadi 4 kala yaitu:
Dimulai dengan saat mulainya persalinan sampai
pembukaan lengkap yaitu pembukaan/dilatasi serviks
sekitar 10 cm.Proses pada kala 1 ini terbagi menjadi 2
bagian fase,yang masing-masing fase tidak sama lama
waktunya.Fase laten berlangsung 8 jam,pada fase ini
dperlukan waktu yang lama hanya untuk mencapai 3
cm.Fase berikutnya adalah fase akselerasi atau fase
aktif,pada fase ini pembukaan serviks dapat mencapai
maksimal antara 10 cm.(yongky,Hal 47.2012)
Kala satu ditandai dengan kontraksi uterus yang kuat
dan semakin lama frekuensinya semakin sering.Pada kala
satu biasanya ibu ingin segera mengeluarkan janin dan
sering mencoba untuk mengejan.Sebagai seorang bidan
hendaknya pada kala ini memberikan nasihat pada ibu
yang melahirkan untuk menyimpan tenaga dengan cara
tidak mengejan karena kemungkinan kehabisan tenaga
pada saat akan memasuki proses persalinan dapat
terjadi.(yongky,Hal 47.2012).
B. Kala II
Kala ini dimulai dengan pembukaan lengkap (10cm)
sampai janin lahir,proses ini tergantung dari persalinan
multipara atau primipara.Lamanya kala II 1-2 jam perlu di
antisipasi pada kala ini adalah ukuran jalan lahir dan
perbandingan dari janin terutama kepala janin. Hal lain
ibi untuk mengejan diperlukan cara yang
tepat,pemantauan janin meliputi presentasi penurunan
janin dan detak jantung janin setelah kontraksi,status
kesehan ibu tentang kebutuhan cairan dan perilaku ibu. Dalam keadaan normal pada saat “crowning”atau
setelah bahu depan lahir disunikan oksitosin intramuskular
sebanyak 5 unit.Oksitosin bekerja dalam waktu 2-3 menit
sehingga penyuntikan ini dapat menurunkan resiko
terjadinya pendarahan pasca persalinan bila injeksi dilakukan saat „‟crowning‟‟ maka sisa proses persalinan
selanjutnya akan berlangsung tidak secara
tergesah-gesah,oksitoksin akan menunjukan efeknya saat
persalinan kala II berakhir sempurna.( Yongky,Hal 48
2012)
C. Kala III
Proses ini dimulai dari setelah janin lahir sampai
peneluaran plasenta,lamanya proses ini harus kurang dari
30 menit persalinan kala I dan II berakhir,maka kala III
akan mulai terjadi pada kasus yang sudah diyakini bahwa
ini merupakan persalinan pada kehamilan tunggal,maka
antisipasi terhadap jalanya persalinan kala III sudah
dipersiapkan menjelang akhir kala II. Plasenta selanjutnya
akan turun dari segmen bawah uterus seperti
bentuknya.Tinggu fundus uteri naik diatas pusat
kembali kosong ,fundus uteri turun dan mengeras oleh
karena mengalami kontraksi.(Rodiyah,Hal 49,2012)
D. Kala IV
Saat yang paling kritis pada ibu pasca melahirkan
adalah pada masa post partum.pemantauan ini dilakukan
untuk mencegah adanya kematian ibu akibat
pendarahan.Kematian ibu pasca persalinan biasanya
terjadi dalam 6 jam post partum.Hal ini disebabkan oleh
infeksi,pendarahan dan eksklamsia post partum.Selama
kala IV,pemantauan dilakukan 15 menit pertama setelah
plasenta lahir dan 30 menit kedua setelah
persalinan.(yongky Hal,49 2012)
2. Sebab – sebab Mulainya Persalinan
Sebab yang mendasari terjadinya partus secara
teoritis masih merupakan kumpulan teoritis yang kompleks
teori yang turut dalam proses terjadinya persalinan antara
lain : teori hormonal ,Prostaglandin, Struktur uterus
,Sirkulasi uterus ,pengaruh saraf dan nutrisi , hal inilah
yang memberikan pengaruh sehingga partus dimulai .
Tanda – tanda dan gejala – gejala persalinan seharian
bahwan benar – benar lahir .Tanda –tanda ini
memberitahukan anda bahwa persalinan sudah dekat ,dan
Kebidanan Persalinan , Ai yeyen rukiyah ,Lia yulianti ,hj
Maemunah ,hj Lilik susilawati . 2009)
3. Lamanya Persalinan
Lamanya persalinan tentu berlainan bagi
primigravida dan multigravida .Untuk primigravida Kala I :
12,5 jam , Kala II : 80 menit , Kala III : 10 menit sedangkan
Kala IV : 14 jam .Multigravida Kala I : 7 jam ,Kala II : 30
menit , Kala III : 10 menit , Kala IV : 8 jam . Pembukaan
servik terbagi 2 fase : fase laten pada fase ini pembukaan
sangat lambat dari 0-3 cm ,fase aktif : pada fase aktif ini
pembukaan lebih cepat . (Asuhan Kebidanan Persalinan ,
Ai yeyen rukiyah ,Lia yulianti ,hj Maemunah ,hj Lilik
susilawati . 2009)
4. Tanda – Tanda Persalinan
Menurut Manuba gejlan persalinan jika sudah dekat
akan menyebabkan kekuatan his makin sering terjadi dan
teratur dengan jarak kontraksi semakin pendek ,dengan
terjadi pengeluaran tanda seperti lendir bercampur darah
lebih banyak karena robekan –robekan kecil pada servik
,terkadang ketuban pecah dengan sendirinya ,pada
pemeriksa dalt kelihatan lebih melebar ,fundus uteri
menurun ,pemiriksa dalam didapat perlunakan servik
pendataran serviks dan terjadi pembukaan serviks. Tanda –tanda permulaan persalinan ,sebelum terjadinya
wanita memasuki bulanya atau minggunya atau harinya
yang disebut dengan kala pendahuluan ini memberikan
tanda- tanda sebagai berikut : kepala turun memasuki
pintu atas panggul terutama pada primigravida ,pada
multipara tidak begitu tertera perut kelihatan melebar
,fundus uteri menurun ,persaan sering kencing atau susah
kencing karena kandung kemih kertekan oleh bagian
terbawah janin ,sakit perut dan pinggang oleh adanya
kontraksi –kontraksi lemah dari uterus ,serviks menjadi
lembek .(Lilik susilawati . 2009)
Untuk rasa sakit yang dirasakan oleh wanita pada
saat menghadapi persalinan berbeda –beda tergantung
dari ambang rasa sakit itu sendiri ,akan tetapi secara
umum wanita yang akan mendekati persalinan akan
merasakan rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih
kuat sering dan teratur ,keluar lendir bercampur darah
.Dengan his persalinan yang terjadi perubahan pada
serviks yang menimbulkan pendataran dan pembukaan
,pembukaan menyebabkan lendir yang terdapat pada
kanalis servikalis lepas ,terjadi perdarahan kapiler
pembuluh darah pecah . Pada beberapa kasus ketuban
pecah yang menimbulkan pengeluaran cariran ,sebagaian
ketuban baru pecah menjelang pembukaan
lengkap,dengan pecahnya ketuban diharapkan
5. Perubahan fisiologis pada persalinan
1. Kala I
a. Keadaan segmen atas dan segmen bawah rahim pada
persalinan
Selama persalinan uterus berubah bentuk menjadi
dua bagian yang berbeda,yaitu segmen atas dan
segmen bawah.Dalam persalinan perbedaan antara
segmen atas dan segmen bawah lebih jelas
lagi.Segmen atas memegang peranan yang aktif
karena berkontraksi dan dindingnya bertambah tebal
dengan majunya persalinan,sebaliknya segmen bawah
rahim memegang peran pasif dan makin tipis dengan
majunya persalinan karena direnggangkan.(Eka
puspita ,hal 73,2013).
b. Perubahan bentuk uterus
Setiap kontraksi menghasilkan pemanjangan uterus
berbentuk ovoid disertai pengurangan diameter
horizontal.( Kurnia dwi rimandini,hal 74,2013 )
c. Perubahan pada serviks
Tenaga yang efektif pada kala I persalinan adalah
kontraksi uterus yang selanjutnya akan menghasilkan
tekanan hidrostatik keseluruh selaput ketuban
terhadap serviks dan segmen bawah uterus. (Eka
puspita,hal 76,2013)
Jalan lahir disokong dan secara fungsional ditutup
oleh sejumlah lapisan jaringan yang bersama-sama
membentuk dasar panggul.Dalam kala I ketuban ikut
meregangkan bagian atas vagina yang sejak
kehamilan mengalami perubahan – perubahan
sedemikian rupa,sehingga dapat dilalui oleh
janin.Setelah ketuban pecah ,segala perubahan
terutama pada dasar panggul ditimbulkan oleh tekanan
dari bagian terbawah janin.(Eka puspita ,hal 79,2013)
2. Kala II
a. Kontraksi ,dorongan otot-otot dinding
Kontraksi uterus pada persalinan mempunyai sifat
tersendiri.Kontraksi menimbulkan nyeri,merupakan
satu-astunya kontraksi normal muskulus.Kontraksi ini
dikendalikan oleh saraf intrinsik ,tidak disadari,tidak
dapat diatur oleh ibu bersalin.(Eka puspita ,hal
85,2013).
b. Uterus
Uterus terbentuk dari pertemuan duktus muller kanan
dan kiri digaris tengah sehingga otot rahim terbentuk
dari dua spriral yang saling beranyaman dan
membentuk sudut disebelah kanan dan kiri sehingga
pembuluh darah dapat tertutup dengan kuat saat
terjadi kontraksi.(Eka puspita ,hal 88,2013)
Jalan lahir disokong dan secara fungsional ditutup
oleh sejumlah lapisan jaringan yang bersama-sama
membentuk dasar panggul.
3. Kala III
a. Fisiologis kala III persalinan
Pada kala III persalinan ,otot uterus berkontraksi
mengikuti berkurangnya ukuran rongga uterus secara
tiba-tiba setelah lahirnya bayi.Penyusutan rongga
uterus/berkurangnya ukuran tempat implantasi
plasenta.(Kurnia dwi,hal 90,2013)
b. Cara-cara pelepasan plasenta
Pelepasan ini dapat dimulai dari tengah atau dari
pinggir plasenta.Ditandai oleh makin panjang
keluarnya tali pusat dari vagina tanda adanya
perdarahan dari vagina.Lebih besar kemungkinan
terjadi pada plasenta melekat difundus.(Kurnia dwi,hal
91,2013 )
4. Kala IV
a. Fisiologi kala IV
Segera setelah kelahiran plasenta,sejumlah
perubahan meternal terjadi pada saat stres fisik dan
emosional akibat persalinan dan kelahiran mereda dan
ibu memasuki kesembuhan pascapartum dan
bonding.Pada periode ini bidan harus mengkaji setiap
tanda vital,uterus,serviks,vagina dan perinium.( Kurnia
dwi ,hal 94,2013 )
b. Evaluasi uterus
Tindakan pertama bidan setelah kelahiran plasenta
adalah mengevaluasi konsistensi uterus dan
melakukan massase uterus sesuai kebutuhan untuk
memperkuat kontraksi.Pada saat yang sama,derajat
penurunan serviks/uterus didalam vagina dapat
dikaji.Setelah kelahiran plasenta,uterus dapat
ditemukan di tengah-tengah abdomen kurang lebih
antara simpisis pubis dan umbilikus.(Puspita ,hal
97,2013).
c. Pemeriksaan vagina,serviks dan perinium
Untuk memahami apakah ada tidaknya robekan
jalan lahir periksa daerah perinium,vagina dan
vulva.Setelah bayi lahir vagina akan mengalami
peregangan,oleh kemungkinan oedema dan
lecet.Introitus vagina juga tampak terluka dan
terbuka.Sedangkan vulva bisa berwarna merah
bengkak dan mengalami lecet-lecet.( Puspita,hal98
2013)
6. Kebutuhan dasar persalinan
dasar ibu dalam melahirkan telah diperkenalkan
oleh lesser dan keane.Untuk dapat membantu pasien
dapat memperlihatkan perasaan berada terus dekat
pasien,bahkan bila mereka tidak lagi berada dirungan
kapan saja persalinan terjadi.(Sondakh,hal 13,2013).
a. Menjaga kebersihan dan kondisi kering
Kebersihan dan kondisi kering dapat meningkatkan
kenyamanan dan relaksas,serta menirukan risiko
terinfeksi. Kombinasi blodyshow,keringat,cairan
amnion,larutan untuk pemeriksaan vagina dan fese
dapat membuat wanita merasa sangat kotor tidak
nyaman ,sangat tidak karuan.Perawatan perinium dan
mempertahankanya tetap kering akan menambah
perasaan sejahtera pada wanita.(Sondkh hal,14 2013
).
b. Eliminasi
Kandung kemih harus kosong secara perkala
sepanjang proses persalinan,minum setiap 2
jam.Catatan yang jelas pada saat berkemih harus
disertakan.Bila ibu tidak mampu untuk berkemih dan
kandung kemihnya menjadi distensi,turunya kepala
janin kepelvis akan terganggu.(Sondakh hal,15 2013)
c. Peran orang terdekat
Suami atau orang terdekat dapat memainkan peranan
penting bagi wanita sedang melahirkan.Bila orang
terdekat menghadiri kelas prenatal bersama ibu,maka
membantu dan menemani ibu selama proses
persalinan.(Sondakh,hal 14 2013)
d. Kontrol rasa nyeri
Rasa sakit selama melahirkan dan persalinan
disebabkan oleh ketegangan emosional,tekanan pada
ujung saraf,regangan pada jaringan dan
persendian,serta hipoksia otot uterus selama dan
setelah kontraksi yang panjang.Pada proses persalinan
terdapat beberapa jenis latihan relaksasi yang dapat
membantu wanita bersalin yaitu relaksasi
progesif,relaksasi terkendali,serta mengambil dan
mengeluarkan nafas.(Sondakh,hal 16,2013)
7. Asuhan Persalinan
a. Kala I
Asuhan sayang ibu yang baik dan aman selama
persalinan memerlukan:anemesis dan pemeriksaan
fisik secara seksama.Pertama,siapa ibu dan beritahu
apa yang akan di lakukan.Jelaskan pada ibu tujuan
anamesis dan pemeriksaan fisik.Jawab semua
pertanyaan yang di ajukan oleh ibu.Selama anamesis
dan pemeriksaan fisik ,perhatikan tanda-tanda penyulit
atau gawat darurat dan segera lakukan tindakan sesuai
bila diperlukan.Catat semua temuan anamesis dan
hasil pemeriksaan dan kesimpulanya pada ibu dan
keluarga.(Kurnia,hal 157,2014)
b. Kala II
Asuhan sayang ibu selama persalinan menurut
(Kurnia,hal 168,2014)upaya asuhan sayang ibu selama
proses persalinan meliputi kegiatan:
1. Memanggil ibu sesuai nama panggilan
sehingga akan ada perasaan dekat dengan
bidan.
2. Meminta ijin dan menjelaskan prosedur
tindakan yang akan dilakukan bidan dalam
pemberian asuhan.
3. Bidan memberikan penjelasan tentang proses
persalinan yang akan dihadapi ibu dan keluarga
4. Memberikan informasi dan menjawab
pertanyaan dari ibu dan keluarga sehubungan
dengan proses persalinan
5. Memberikan dukungan mental ,memberikan
rasa percaya diri kepada ibu ,serta memberikan
rasa nyaman dan aman.
6. Mempersiapkan persalinan dan kelahiran bayi
dengan baik meliputi sarana dan prasarana
pertolongan persalinan.
7. Menganjurkan suami dan keluarga untuk
8. Membimbing ibu dan menganjurkan ibu untuk
mencoba posisi senyaman mungkin
9. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum saat
tidak ada his.
10. Memberi kesempatan ibu untuk memeluk
bayinya segera setelah lahir
11. Membantu ibu melalui pemberian ASI dalam
waktu 1 jam pertama setelah kelahiran bayi
dengan membimbing ibu membersihkan
payudara ,posisi menyusui yang benar dan
pendidikan kesehatan tentang manfaat ASI.
c. Kala III
Asuhan sayang ibu yang diberikan pada kala III
melakukan manajemen aktif kala III bertujuan untuk
menghasilkan kontraksi uterus yang lebih efektif
sehingga dapat mempersingkat waktu setiap kala
,mencegah perdarahan ,dan mengurangi kehilangan
darah kala III.Tiga langkah manajemen aktif kalaIII yaitu
:Pemberian oksitoksin segera mungkin,melakukan
peregangan tali pusat terkendali,rangsang taktil pada
dinding uterus.(Puspita,hal 188,2014)
d. Kala IV
Ibu pada kala ini secara fisik mengalami suatu
keadaan yang lelah setelah proses persalinan ,terlebih
memakan waktu yang lama.Ibu membutuhkan rasa
nyaman ,tenang untuk istirahat ,nutri dan cairan juga
sangat penting untuk mengembalikan kondisi setelah
persalinan.Asuhan yang diberikan yaitu:Dukungan
mental dari bidan dan keluarga atau
pendamping.Informasi yang jelas mengenai keadaan
pasien sekarang dan tindakan apa yang akan
dilakukan.Mendekatkan bayi dan ibu .( Puspita ,hal
192,2014)
8. Deteksi Dini Kegawatdaruratan Persalinan
A. Kala I
1. Kala I fase laten memanjang
Tiga tahap fungsional pada persalinan untuk
menjelaskan tujuan-tujuan fisiologis persalinan .Pertama
tahap persiapan hanya terjadi pembukaan serviks ,cukup
banyak perubahan yang berlangsung di komponen
jaringan ikat serviks.Tahap ini persalinan peka terhadap
sedasi .Kedua tahan pembukaan,saat pembukaan
berlangsung paling cepat,tidak dipengaruhi oleh sedasi
.Ketiga ,tahap panggul berawal dari fase deselarasi
pembukaan serviks.(Puspita,hal:203,2014)
Kriteria minimum freadman untuk fase laten ke
dalam fase aktif adalah kecepatan pembukaan serviks
1,2cm/jam bagi nulipara dan 1,5 cm /jam untuk
ini adalah lebih dari 20 jam pada nulipara dan 14 jam
pada multipara.Faktor-faktor yang mempengaruhi durasi
fase laten antara lain adanya anestesi regional atau
sedasi yang berlebihan ,keadaan serviks yang buruk
(misal tebal,tidak mengalami pendataran atau tidak
membuka)dan persalinan palsu .(Kurnia ,hal 204,2014)
2. Kala I fase aktif memanjang
Masalah fase aktif menjadi gangguan
berkepanjangan atau berlarut-larut dan tak maju.Protaksi
menjadi kecepatan pembukaan dan penurunan lambat
,yang untuk nulipara adalah kecepatan pembukaan
kurang dari 1,2cm per jam penurunan kurang dari 1 cm
per jam.Untuk multipara protaksi didefinisikan sebagai
kecepatan pembukaan kurang dari 1,5 cm /jam atau
penurunan kurang dari 2 cm/jam.Faktor yang berperan
dalam persalinan yang berkepanjangan dan macet
adalah sedasi berlebihan ,anestesi regional dan malposisi
janun.(Puspita ,hal 206,2014)
B. Kala II
1. Presentasi
Macam-macam presentasi janin dalam uterus antara lain
:
a. Presentasi oksiput posterior
Presentasi belakang kepala dengan oksiput (UUK)
mencapai angka 8% dari kehamilan yang
ada.(Puspita,hal:209,2014)
b. Presentasi oksiput transversalis
Presentasi oksiput transversalis adalah presentasi
belakang kepala dengan oksiput(UUK)
melintang.(Puspita ,hal:210,2014)
c. Presentasi puncak kepala
Presentasi puncak kepala adalah presentasi
dengan defleksi/ekstensi minimal dengan sinsiput
menurunkan bagian terendah .(Puspita,hal:210,2014)
d. Presentasi dahi
Presentasi dahi adalah presentasi belakang kepala
dengan defleksi/ekstensi maksimal sedang dahi
merupakan bagian terendah .Biasanya akan berubah
menjadi presentasi muka atau belakang
kepala.(Puspita,hal:210,2014)
2. Posisi
a. Posisi oksiputalis posterior persistensi
Keadaan dimana ubun-ubun kecil tidak berputar ke
depan ,sehingga tetap dibelkang .Keadaan ini
dinamakan posisi oksiput poterior persistensi.(Kunia
,hal:212,2014)
b. Posisi oksipitalis transversal persistensi
Pada arsitektur panggul normal ,posisi occiput
berakhir sebagai posisi occiput anterior atau posterior
.Bila kontraksi uterus cukup kuat,dapat terjadi putaran
paksi dalam,ke anterior dan persalinan dapat
berlangsung secara normal ,Bila kontraksi uterus tidak
kuat atau terdapat kelainan bentuk panggul,persalinan
pervagina mungkin berlangsung dengan didahului
oleh tindakan rotasi manual kepala ,dilanjutkan
dengan persalinan ekstraksi cunam dengan occiput di
anterior atau posterior (Kurnia,hal:214,2014)
3. Letak
a. Letak sungsang
Letak sungsang adalah janin dimana dengan
letaknya memanjang dengan bagian terbawah bokong
dengan atau tanpa kaki.Angka kejadian mencapai 3
% dari kelahiran .(Puspita,hal:215,2014)
b. Letak lintang
Letak lintang adalah keadaan mana sumbu janin
kira-kira tegak lurus dengan sumbu panjang tubuh
ibu.Pada primigravida umur kehamilan kurang dari 28
minggu dianjurkan posisi lutut dada ,jika lebih dari 28
minggu dilakukan versi luar ,kalau gagal dianjurkan
posisi lutut dada sampai persalinan .Pada
multigravida umur kehamilan kurang dari 32 minggu
versi luar,kalau gagal posisi lutut dada sampai
persalinan.(Puspita ,hal:216,2014)
C. Kala III
1. Perdarahan postpartum
Perdarahan postpartum adalah perdarahan yang
terjadi dalam 24 jam setelah persalinan
berlangsung.Perdarahan postpartum dibagi menjadi
perdarahan pospartum primer dan perdarahan postpartum
sekunder .Perdarahan postpartum primer terjadi dalam 24
jam pertama.Penyebab untema perdarahan postpartum
primer adalah atonia uteri ,retensio plasenta,sisa plasenta
dan robekan jalan lahir .Perdarahan postpartum sekunder
terjadi setelah 24 jam pertama ,penyebab utama perdarahan
postpartum sekunder adalah robekan jalan lahir dan sisa
plasenta atau membran.(Manuaba,hal:395,2013).
Perdarahan pospartum merupakan penyebab penting
dari kematian maternal khususnya di negara berkembang
.Faktor-faktor yang menyebabkan perdarahan adalah
grandemultipara ,jarak dari persalinan pendek kurang dari 2
tahun .persalinan yang dilakukan dengan tindakan
:pertolongan kala uri sebelum waktunya ,pertolongan
persalinan oleh dukun,persalinan dengan tindakan paksa.
2. Retensio Plasenta
Retensio plasenta adalah terlambatnya kelahiran plasenta
dapat terjadi retensio plasenta berulang.Plasenta harus keluar
karena ini dapat menyebabkan bahaya perdarahan ,infeksi
karena sebagai benda mati.Dalam melakukan pengeluaran
plasenta secara manual perlu diperhatikan tekniknya sehingga
tidak menimbulkan komplikasi seperti perforasi dinding uterus
,bahaya infeksi dan inversio uteri. (Manuaba,hal399,2013).
3. Inversio Uteri
Inversio uteri merupakan keadaan ketika fundus uteri
masuk ke dalam kavum uteri ,yang terjadi secara mendadak
atau perlahan .Selain itu,pertolongan persalinan yang makin
banyak dilakukan tenaga terlatih menyebabkan kejadian uteri
makin berkurang.
4. Perdarahan robekan jalan lahir
Robekan jalan lahir selalu memberikan perdarahan dalam
jumlah yang bervariasi banyaknya.Perdarahan yang berasal
dari jalan lahir selalu harus dievaluasi yaitu sumber dan
jumlah perdarahan sehingga dapat diatasi .Sumber
perdarahan dapat berasal dari dari perinium
,vagina,servik,robekan uterus(ruptur
uteri).(Manuaba,hal:410,2013 )
C. NIFAS
a. Pengertian Masa Nifas
Masa nifas dimulai setelah plasenta lahir dan
berakhir ketika alat – alat kandungan kembali seperti
kira –kira 6 minggu atau 42 hari ,namun secara keseluruhan
akan pulih dalam waktu 3 bulan ,masa nifas atau post
partum disebut juga dengan puerperinium yang berasal dari bahasa latin yaitu „‟puer‟‟ yang artinya bayi „‟parous‟‟ yang
artinya melahirkan .
Nifas yaitu darah yang keluar dari rahim karena
sebab melahirkan atau setelah melahirkan ,darah nifas
yaotu darah yang tertahan tidak bisa keluar dari rahim
dikarenakan hamil ,maka ketika melahirkan ,darah tersebut
keluar sedikit demi sedikit .Darah yag keluar sebelum
melahirkan disertai tanda-tanda kelahiran ,maka itu
termasuk darah nifas. ( Asuhan Kebidanan Masa Nifas ,Yetti
Anggraini ,2010)
Waktu masa nifas yang paling lama pada wanita
umumnya adalah 40 hari ,dimulai sejak melahirkan atau
sebelum melahirkan .jika sudah selesai masa 40 hari akan
tetapi darah tidak terhenti –henti atau tetap keluar darah
,maka perhatikanlah bila keluarnya di saat kebiasaan
haid,maka itu darah haid .akan tetapi darah yang keluar
terus tidak pada masa kebiasaan haidnya dan darah itu teru
dan tidak berhenti mengalir ,perlu diperiksa bidan atau
dokter .( Asuhan Kebidanan Masa Nifas ,Yetti Anggraini
b. Tujuan Asuhan Masa Nifas
Selama bidan memberikan asuhan sebaiknya bidan
mengetahui apa tujuan dari asuhan pada ibu nifas ,tujuan
diberikanya asuhan pada ibu selama masa nifas antara
lain yaitu , menjaga kesehtan ibu dan bayinya baik fisik
maupun psikologis dimana dalam asuhan pada masa ini
peranan keluarga sangat penting ,dengan pemberian
nutrisi ,dukungan psikologi maka kesehatan ibu dan bayi
selalu terjaga. ( Asuhan Kebidanan Masa Nifas ,Yetti
Anggraini ,2010).
c. Komplikasi Masa Nifas
a. Infeksi
Beberapa bakteri dapat menyebabkan infeksi
setelah persalinan ,infeksi masa nifas masih merupakan
penyebab tertinggi AKI.Infeksi alat genital nifas masih
merupakan komplikasi nifas .Infeksi yang melias kesaliran
urinaria ,payudara dan pembedahan merupakan penyebab
terjadinya AKI tinggi.Gejala umum dapat terlihat dari
temperature atau suhu pembengkakan kakikardi dan
malaise,sedangkan sejala local dapat berupa uterus
lembek ,kemerahan,dan rasa nyeri pada payudara
.(asuhan kebidanan masa nifas ,Marmi hal 164 ,2012)
b. Perdarahan pervagina
Perdarahan postpartum paling sering diartikan sebagai
pertama sesudah kelahiran bayi.Perdarahan postpartum
adalah merupakan penyebab penting kehilangan darahserius
yang paling sering dijumpai dibagian ostetrik.Perkiraan
kehilangan darah biasanya tidak sbanyak yang sebenarnya
,kadang-kadang hanya setengah dari biasanya.Darah tersebut
tercampur dengan cairan amnion atau dengan urine,darah
juga tersebar pada spon,handuk dan kain didalam ember dan
lantai.( asuhan kebidanan ibu nifas .Marmi S,ST hal
161,2012).
Volume darah yang hilang juga bervariasi akibatnya
sesuai dengan kadar haemoglobin ibu,seorang ibu dengan
kadar HB normal akan dapat menyesuaikan diri terhadap
kehilangan darah yang akan.berakibat fatal pada anemia .
c. Skit kepala ,nyeri ,penglihatan kabur
Wanita yang baru melahirkan sering mengeluh sakit kepala
yang hebat atau penglihatan kabur.
d. Demam ,muntah ,rasa sakit saat berkemih
Pada masa nifas dini kandung kemih terhadap
tegangan air kemih didalam vesika sering menurun akibat
trauma persalinan ,peregangan kandung kemih juga
mungkin berkuang akibat rasa tidak nyaman yang
ditimbulkan oleh episiotomi yang lebar.( Marmi ,Hal
e. Permasalahan dalam menyusui
1. Payudara bengkak
Disebabkan karena menyusui yang tidak
kontinyu,sehingga sisa ASI terkumpul pada daerah duktus,hal ini
dapat terjadi 3 hari setelah melahirkan.Selain itu penggunaan bra
yang ketat serta keadaan putih susu yang tidak bersih dapat
menyebabkan sumbatan pada duktus.( Marmi ,hal 168 2012)
2. Mastitis
Mastitis adalah peradangan pada payudara,mastitis ini
bisa trjadi kapan saja sepanjang periode menyusui,tapi paling
sering terjadi anatara hari ke 10 dan hari ke 28 setelah melahirkan
Penyebabnya payudara bengkak akibat tidak disusui secara
adekuat,bra yang ketat ,puting susu yang lecet yang
menyebabkan infeksi.
3. Abses payudara
Abses payudara berbeda dengan mastitis,abses payudara
terjadi apabila mastitis tidak tertangani dengan baik,sehingga
memperberat infeksi.
4. Perubahan fisiologi pada masa nifas
Setelahkelahiran bayi dan pengeluaran plasenta,ibu
mengalami suatu periode pemulihan kembali kondisi fisik dan
psikologisnya.yang diharapkan pada periode 6 minggu setelah
melahirkan adalah semua system dalam tubuh ibu akan pulih dari
berbagai pengaruh kehamilan dan kembali pada keadaan
1. Sistem reproduksi pada masa nifas
Dalam masa nifas alat-alat genetalia interna maupun eksterna
akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum
hamil,perubahan lat-alat genetalia ini dalam keseluruhanya
disebut involusi.Perubahan yang terjadi didalam tubuh seorang
wanita sangatlah menakjubkan,uterus atau rahim yang berbobot
60 gram sebelum kehamilan secara perlahan-lahan bertambah
besrnya hingga 1 kg selama kehamilan dan setelah persalinan
akan kembali kekeadaan sebelum hamil.
2. Sistem pencernaan masa nifas
Sistem gastrointestinal selama kehamilan dipengaruhi oleh
beberapa hal ,diantaranya tingginya kadar progesteron yang dapat
menganggu keseimbangan cairan tubuh ,meningkatkan kolestrol
darah dan melambatkn kontraksi otot-otot polos.Pasca melahirkan
,kadar progesteron juga mulai menurun,namun demikian,faal usus
memerlukan waktu 3-4 hari untuk kembali normal.
3. Perubahan sistem perkemihan
Pada masa hamil,perubahan hormonal yaitu kadar steroid
tinggi yang berperan meningkatkan fungsi ginjal.Begitu sebaliknya
pada pasca melahirkan kadar steroid menurun sehingga
menyebabkan penurunan fungsi ginjal.Fungsi ginjal kembali
normal dalam waktu satu bulan setelah melahirkan .Urin dalam
jumlah besar akan dihasilkan dalam waktu 12-36 jam sesudah
melahirkan.(asuhan kebidanan nifas ,Marmi hal 93.2012)
Pada merekam yang melahirkan secara normal ,tidak ada
pantangan diet,dua jam setelah melahirkan perempuan boleh
minum dan makan seperti biasa bila ingin . Namun perlu di
perhatikan jumlah kalori dan protein ibu menyusui harus lebih
besar dari pada ibu hamil kecuali apabila ibu menyusui bayinya
.Kebutuhan nutrisi pada masa menyusui meningkat 25% yaitu
untuk produksi ASI dan memenuhi kebutuhan cairan yang
meningkat tiga kali dari biasanya .Penambahan kalori pada ibu
menyusui sebanyak 500 kkal tiap hari ,makanan yang dikonsumsi
ibu berguna untuk melakukan aktifitas ,metabolisme ,cadangan
dalam tubuh,proses produksi ASI serta sebagai ASI itu sendiri
yang dikonsumsi bayi untuk pertubuhan dan perkebanganya
.Makanan yang dikonsumsi juga perlu memenuhi syarat seperti
susunanya harus seimbang ,porsinya cukup dan teratur ,tidak
terlalu asin ,pedas atau berlemak ,tidak mengandung alkohol
,nikotin serta pengawet dan pewarna .Menu makanan yang
seimbang mengandung unsur-unsur ,seperti sumber tenaga
,pembangun ,pengatur dan pelindung .(Yetti ,2010)
6. Asuhan pada masa nifas
Pada masa nifas terjadi perubahan –perubahan fisik
maupun psikis berupa organ reproduksi ,terbentuk proses laktaksi
terbentuknya hubungan anatara oratua dan bayi dengan
memberikan dukungan .Asuhan pada masa nifas yaitu: menjaga
kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun
dini ,mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu
maupun bayi .Memberikan pendidikan kesehatan
diri,nutrisi,keluarga berencana manfaat menyusui ,pemberian
iminisasi serta perawatan bayi sehari-hari.Memberikan pelayanan
keluarga berencana. (Marmi,hal 12,2011)
D. BAYI BARU LAHIR
1. Pengertian
Menurut Saefuddin, (2002) bayi baru lahir adalah bayi yang baru
lahir selama satu jam pertama kelahiran.Menurut Donna L. Wong (2003)
bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai usia 4 minggu. Lahirnya
biasanya degan usia gestasi 38-42 minggu.
Menurut Dep. Kes. RI, (2005) bayi baru lahir normal adalah bayi
yang lahir dengan umur kehamian 37 minggu sampai 42 minggu dengan
berat lahir 2500-4000 gram.
Menurut M. Soleh Kosim, (2007) bayi baru lahir normal adalah
berat lahir antara 2500-4000 gram, cuup bulan, lahir langsung menangis,
dan tidak ada kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat.Bayi baru
lahir (neonatus) adalah bayi yang baru mengalamiproses kelahiran,
berusia 0-28 hari.
2. Ciri – ciri bayi baru lahir
a) Berat badan 2500-4000 gram
b) Panjang badan 48-52 cm
c) Lingkar dada 30-38 cm
e) Frekuensi jantung 120-160 kali/menit
f) Pernafasan 40-60 kali/menit
g) Kulit kemerah merahan dan licin karena jaringan sub cutan cukup
h) Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna
i) Kuku agak anjang dan lemas
j) Genetalia
Perempuan : labiya mayora sudah menutupi labia minora
Laki – laki : testis sudah turun, scrotum sudah ada
k) Pemeriksaan neorologis :
1. Reflek moro atau terkejut ,apabila bayi diberi sentuhan mendadak
terutama dengan jari dan tangan ,maka akan menimbulkan gerak
terkejut (Sondakh,hal 163,2013).
2. Reflek menggenggam apabila telapak tangan bayi disentuh
dengan jari pemeriksa ,maka bayi akan berusaha menggenggam
jari pemeriksa.
3. Reflek rooting atau mencari apabila pipi bayi disentuh oleh jari
pemeriksa maka akan menoleh dan mencari sentuhan itu .
4. Reflek sucking atau menghisap apabila bayi diberikan dot atau
puting ibu mata bayi akan berusaha untuk menghisap.
5. Reflek glabella apabila bayi pada daerah os glabella dengan jari
tangan pemeriksa maka ia akan mengerutkan keningnya dan
mengedipkan matanya.
6. Tonick neck reflek apabila bayi diangkat dari tempat tidur maka ia
l) Eliminasi baik,mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama,
mekonium berwarna hitam kecoklatan.
(marmi, kukuh raharjo. Asuhan neonates bayi, balita dan anak
prasekolah.2012).
3. Neonates Resiko Tinggi
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir resiko tinggi yang memiliki ciri –
ciri sebagai berikut :
a) BBL dari kehamilan resiko tinggi
b) BBL dengan bb <2500 gram dan atau >4000 gram
c) BBL dengan usia kehamilan <37 minggu dan atau >42 minggu
d) BBL yang BB lair kurang dari BB menurut usia kehamilan (IDER)
e) Nilai APGAR <7
f) BBL dengan infeksi intrapartum, trauma lahir, atau kelainan congenital
g) BBL dari keluarga problem sosial.
Berdasarkan ciri – ciri tersebut,neonatus beresiko tinggi
diklasifikasikan dalam beberapa, misalnya : BBLR, Asfiksia
neonatorum, Sindroma ganggua pernafsan, Kejang, Ikterus
neonatorum, Perdarahan tali pusat, Hypotermi, Hipertermi,
Hypoglikemi, Tetanus neonatorum, dan penyakit yang diderita ibu
selama hamil. (kukuh raharjo 2012)
4. Asuhan bayi baru lahir
Asuhan yang akan diberikan kepada bayi baru lahir adalah
memastikan tersebut tetap hangat dan terjadi kontak kulit bayi
dengan ibu ,menjaga kehangatan bayi .Mempertahankan
penghangat pancaran dengan menggunakan sensor kulit untuk
memantau suhu sesuai kebutuhan .Memelihara
pernafasan,Perawatan bayi baru lahir ,penilaian APGAR
,pemotongan tali pusat .(Jenny,hal149,2013).
E. MASA ANTARA ( KB )
1. Sejarah kb di Indonesia
Plato (427-347) menyarankan agar pranata sosial dan
pemerintahan sebaiknya direncanakan dengan pertumbuhan
penduduk yang stabil sehingga terjadi keseimbangan antara
jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi.
Malthus (1766-1834) pada zaman industry sedang
berkembang manusia jangan terlalu banyak berhayal bahwa
kemampuan tehnologi meraka akan dapat memenuhi segala
kebutuhan karena pertumbuhan dan kemampuan sumber daya
alam untuk memenuhinya berkambang dalam deret hitung.
Dengan demikian dalam suatu saat manusia akan sulit untuk
memenuhi segala kebutuhannya karena sumber alam yang
sangat terbatas.
Tahun 1978, WHO dan UNICEF melakukan pertemuan di
Alam ata yang memutuskan perhatian terhadap tingginya angka
kematian maternal perinatal. Dalam pertemuan tersebut disepakati
untuk menentukan konsep primary health care yang memberikan
pelayanan antenatal, persalinan bersih dan aman, melakukan
upaya penerimaan keluarga berencana, dan meningkatkan
1. Pengertian
Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dari
dan jarak yang diinginkan ,agar dapat mencapai hal tersebut
,maka dibuatlah beberapa cara atau alternatif untuk mencegah
ataupun menunda kehamilan cara-cara tersebut termasuk
kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan perencanaan
keluarga. (Selemba Medika ,2011 )
Faktor yang mempengaruhi pemilihan kontrasepsi adalah
efektifitas, keamanan, frekuensi pemaikan, efek samping, serta
kemampuan dan kemauan untuk melakukan kontrasepsi secara
teratur dan benar. Selain hal tersebut, pertimbangan kontrasepsi
juga didasarkan atas biaya serta peran dari agama dan kultur
budaya mengenai kontrasepsi tersebut, faktor lainnya adalah
frekuensi melakukan hubungan seksual.
Beberapa Definisi tentang KB
1. Upaya peningkatan kepedulian masyarakat dalam
mewujudkan keluarga kecil yang bahagia sejahtera
(undang-undang No. 10/1992)
2. Keluarga Berencana (family planning/planned parenthood)
merupakan suatu usaha menjarangkan atau merencanakan
jumlah dan jarak kehamilan dengan menggunakan kontrasepsi.
3. Menurut WHO (Expert Commite,1997), tindakan yang
membantu individu/pasutri untuk mendapatkan objektif-objektif
mendapatkan kelahiran yang diinginkan, mengatur interval
diantara kehamilan, dan menentukan jumlah anak dalam keluarga.
4. Macam – macam KB
a. Metode alamiah
1) Metode kalender
Metode kalender adalah metode yang digunakan
berdasarkan masa subur dimana harus menghindari hubungan
seksual tanpa perlindungan kontrasepsi pada hari ke 8-19 siklus
menstruasinya. (Sri Handayani.buku ajar pelayanan keuarga
berencana, hal 57. 2010)
2) Metode suhu basal badan
Suatu metode kontrasepsi yang dilakukan dengan
mengukur suhu tubuh untuk mengetahui suhu tubuh basal, untuk
menentukan masa ovulasi.
Metode suhu basal tubuh mendeteksi kapan ovulasi terjadi.
Keadaan ini dapat terjadi karena progesterone, yang dihasilkan
oleh korpus luteum, menyebabkan peningkatan suhu basal tubuh
dipertimbangkan sebagai masa ovulasi, suhu tub uh mengalami
peningkatan sedikitnya 0,2-0,5 derajat celcius di atas 6 kali
perubahan suhu sebelumnya yang diukur. (Sri Handayani. Buku
ajar pelayanan keluarga berencana, hal 60-61. 2010)
3) Metode lender serviks
Metode kontrasepsi dengan menghubungkan pengawasan
terhadap perubahan lender serviks anita yang dapat dideteksi dari
perubahan lender serviks selama siklus menstruasi yang
menggambarkan masa subur dalam siklus dan waktu fertilisasi
maksimal dalam masa subur. (Sri Handayani. Buku ajar
pelayanan keluarga berencana. Hal 63. 2010)
4) Metode Amenorhea Laktasi (MAL)
Metode amenorrhea laktasi adalah kontrasepsi yang
mengandalkan pemberian air susu ibu (ASI) secara
eksklusif,artinya hanya diberikan ASI saja tanpa pemberian
maknan atau minuman apapun.(Sri Handayani. Buku ajar
pelayanan keluarga berencana. Hal 68. 2010)
b. Metode sederhana dengan alat
1) Kondom
Kondom adalah suatu selubung atau sarung karet yang
terbuat dari berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastic
(vinil), atau bahan alami (produksi hewani) yang dipasang pada
penis (kondom pria) atau vagina (kondom wanita) pada saat
berhubungan seksual. (Sri Handayani. Buku ajar pelayanan
keluarga berencana. Hal 71-72. 2010)
2) Spermiside
Spermiside adalah zat – zat kimia yang kerjanya
melumpuhkan spermatozoa didalam vagina sebelum spermatozoa
bergerak kedalam traktus genetalia interna.(Sri Handayani, buku
3) Diafragma
Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat
dari lateks (karet)yang dimasukan kedalam vagina sebelum
melakukan hubungan seksual yang menutupi serviks. .(Sri
Handayani, buku ajar pelayanan keluarga berencana. Hal 82.
2010)
4) Kap serviks
Kap serviks yaitu alat kontrasepsi yang hanya menutupi
serviks saja. .(Sri Handayani, buku ajar pelayanan keluarga
berencana. Hal 90. 2010)
c. Kontrasepsi hormonal
1) Pil oral kombinasi
Pil kombinasi merupakan pil yang berisi hormonal sintesis
esterogen dan progesterone. .(Sri Handayani, buku ajar
pelayanan keluarga berencana. Hal 99.2010)
2) Pil progestin
Pil progestin merupakan pil kontrasepsi yang berisi
hormona sintesis proesteron. .(Sri Handayani, buku ajar
pelayanan keluarga berencana. Hal 103. 2010)
3) Suntikan kombinasi
Suntikan kombinasi merupakan kontrasepsi suntik yang
berisi hormone sintesis progesterone dan esterogen.
Suntik progestin merupakan pil kontrasepsi yang berisi
hormona sintesis proesteron. .(Sri Handayani, buku ajar
pelayanan keluarga berencana. Hal 111. 2010)
5) Implan
Suatu alat kontrasepsi yang berupa susuk yang terbuat
dari sejenis karet silastik yang berisi hormone, dipasang dilengan
atas. (Sri Handayani, buku ajar pelayanan keluarga berencana.
Hal 116. 2010)
d. AKDR
AKDR merupakan suatu benda kecil dari plastic yang lentur,
kebanyakan mempunyai lilitan tembaga namun ada juga yang
tidak berlogam, ada yang mengandung hormone dimasukan
kedalam rahim kebanyakan mempunyai benang.
G. TINJAUAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN
1. Teori Manajemen Kebidanan Varney
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah
yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran
dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan,
keterampilan dalam rangkaian/ tahapan yang logis untuk
pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien
(Estiwadani,dkk, 2008; h.124).
Proses manajemen kebidanan merupakan langkah
sistematis yang merupakan pola pikir. Bidan dalam melaksanakan
asuhan kepada klien diharapkan dengan pendekatan pemecahan
tindakan yang bersifat coba-coba yang akan berdampak kurang
baik untuk klien (Estiwadani,dkk, 2008; h.134).
Langkah-langkah Manajemen Kebidanan Varney :
Langkah I : Pengumpulan Data Dasar
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi
yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan
dengan kondisi klien. Untuk memperoleh data dilakukan dengan
cara anamnesa, pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan
pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan khusus dan
pemeriksaan penunjang. Kelengkapan data sesuai dengan kasus
yang dihadapi yang akan menentukan proses interpretasi yang
benar. Sehingga dalam tahap ini harus komprehensif meliputi data
subyektif, obyektif dan hasil pemeriksaan sehingga dapat
menggambarkan kondisi pasien yang sebenarnya dan valid
(Estiwadani,dkk, 2008; h. 134).
1) Data Subyektif
Data subyektif adalah data yang diperoleh dari apa yang
klien katakana atau keluhkan. Data tersebut dapat ditentukan
tetapi melalui suatu interaksi atau komunikasi dengan klien
(Nursalam, 2004).
(a) Identitas Klien
a) Nama
Nama jelas dan lengkap, bila perlu beserta nama panggilan
sehari-hari agar dalam memberikan pelayanan tidak terjadi
b) Umur
Dicatat dalam tahun untuk mengetahui resiko yang akan
terjadi seperti kurang dari 20 tahun, karena alat reproduksinya
belum matang, psikis dan mentalnya belum siap. Sedangkan umur
lebih dari 35 tahun rentan sekali untuk terjadi perdarahan dalam
masa nifas (Ratna, 2008).
c) Agama
Untuk mengetahui keyakinan yang klien ant untuk
membimbing dan mengarahkan klien dalam berdoa (Ratna, 2008).
d) Suku / Bangsa
Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari-hari
(Ratna, 2008).
e) Pendidikan
Untuk megetahui tingkat pendidikanyang nantinya penting dalam
memeberikan pendidikan kesehatan atau KIE pada klien sesuai
dengan tingkat pendidikannya (Ambarwati, 2008).
f) Pekerjaan
Untuk mengetahui dan mengukur tingkat sociala ekonominya,
karena ini mempengaruhi dengan gizi klien tersebut (Ratna, 2008).
Untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pekerjaan dengan
permasalahan kesehatan atau untuk mengetahui tingkat social
g) Alamat
Ditanyakan untuk mempermudah dalam melakukan kunjungan
rumah (Ratna, 2008). Untuk mengetahui tempat tinggal klien dan
keadaan lingkungan sekitarnya (Ambarwati, 2008).
(b) Keluhan Utama
Keluhan yang terjadi pada ibu bersalin dengan perdarahan
postpartum primer adalah mengalami perdarahan yang lebih
banyak, pasien mengeluh lemah, berkeringat dingin, dan
menggigil (Saiffudin, 2006).
(c) Riwayat Menstruasi
Menarche umur berapa, haidnya teratur atau tidak, siklusnya
berapa lama, lama menstruasi, banyaknya jumlah darah, sifat darah
(cair atau ada bekuan,warnanya, baunya), ada dismenorhoe atau
tidak, haid yang terakhir (Saffudin, 2006).
(d) Riwayat Perkawinan
Untuk mengetahui status perkawinannya, lama perkawinan,
syah atau tidaknya perkawinan, sudah berapa kali menikah,
berapa jumlah anak (Wiknjosastro, 2006).
(e) Riwayat kehamilan, persalian dan nifas yang lalu
a) Riwayat Kehamilan
Untuk mengetahui ada gangguan seperti muntah-muntah,
b) Riwayat Persalinan
Untuk mengetahui persalinan yang dilakukan spontan atau
buatan, lahir aterm, preterm, posterm, ada tidaknya perdarahan saat
persalinan, ditolong siapa, dimana tempat persalinannya (Wheeler,
2004).
c) Riwayat Nifas
Untuk mengetahui apakah pernah mengalami perdarahan, infeksi,
bagaimana proses laktasi dan apakah ada jahitan pada perineum
(Manuaba, 2008).
d) Riwayat Anak
Untuk mengetahui jumlah anak, jenis kelamin, hidup atau mati,
berat badan lahir.
(f) Riwayat keluarga berencana
Untuk mengetahui apakah ibu sebelum hamil
menggunakan KB atau tidak, jika pernah berapa lama
penggunaannya, dan jenis kontrasepsinya (Varney, 2004).
(g) Riwayat penyakit
a) Riwayat penyakit yang lalu
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya
riwayat penyakit akut atau kronis seperti; jantung, diabetes
mellitus, hipertensi, asma, yang dapat mempengaruhi dalam masa
b). Riwayat penyakit sekarang
Data-data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan
adanya penyakit yang sedang diderita yang ada hubungannya
dengan perdarahan yang dialami ibu seperti anemia, hipertensi.
c). Riwayat penyakit keluarga
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya
pengaruh penyakit keluarga terhadap kesehatan klien, yaitu
apabila ada penyakit yang menyertainya (Retna, 2008).
(h) Prilaku kebutuhan sehari-hari
a) Nutrisi
pada masa nifas diet perlu mendapat perhatian yang
serius, karena dengan nutrisi yang baik dapat mempercepat
penyembuhan ibu dan sangat memengaruhi susunan air susu.
Nutrisi terutama protein akan sangat mempengaruhi terhadap
proses penyembuhan luka pada perinium karena penggantian
jaringan sangat membutuhkanprotein
(http/id.gilib.unimus.ac.id/download.php/id.384).
b) Eliminasi
ibu diminta untuk buang air kecil (miksi) 6 jam postpartum,
ibu postpartum diharapkan dapat buang air besar (defekasi)
setelah hari kedua.
secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri
begitu darah merah berhenti ibu dapat memasukan satu dua
jarinya kedalam vagina tanpa rasa nyeri, maka ibu aman untuk
memulai hubungan suami istri.
d) Istirahat tidur
anjurkan ibu agar istirahat cukup untuk mencegah
kelelahan yang berlebihan, waktu untuk istirahat yang cukup untuk
ibu nifas pada siang hari 2 jam dan malam hari 7-8 jam, saran kan
ibu untuk kembali pada kegiatan rumah tangga secara
perlahan-lahan serta itu tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur.
e) Personal Hygiene
ibu nifas sangat rentan sekali terkena infeksi, oleh karena
itu kebersihan diri sangat penting untuk mencegah terjadinya
infeksi,seperti: kebersihan pakaian, tempat tidur, pakaian dalam
dan lingkungan (Saleha, 2009; h. 73-75)
f) Kepercayaaan yang berhubungan dengan nifas
Budaya dan keyakinan akan mempengaruhi penyembuhan
luka perineum seperti kebiasaan telur, ikan, daging, ayam akan
mempengaruhi asupan gizi ibu yang akan mempengaruhi
penyembuhan.
2) Pemeriksaan objektif
Data ini dikumpulkan guna melengkapi data untuk
menegakkan diagnosa. Bidan melakukan pengkajian data objektif
pemeriksaan penunjang yang dilakukan secara berurutan
(Sulistiawati dkk,2010;h.226)
(a) Pemeriksaan Umum
Pemeriksaan yang dilakukan kepada pasien sebagai berikut:
1. Keadaan umum
Di lakukan untuk mengetahui keadaan umum kesehatan klien
(Tambunan dkk, 2011; h. 7).
2. Kesadaran apakah kompos mentis, apatis, latergi, somnolen, sopor
atau koma
3. Tinggi badan dan berat badan sebagai penilaian keadaan gizi pasien
apakah normal, kurang dan lebih
4. Tanda-tanda vital:
a. Tekanan darah
Tenaga yang di gunakan darah untuk melawan dinding pembuluh
normalnya tekana darah 110-130 MmHg (Tambunan dkk, 2011; h.
48).
b. Nadi
Gelombang yang di akibatkan adanya perubahan pelebaran
(vasodilatasi)dan penyempitan (vasokontriksi) dari pembuluh
darah arteri akibat kontraksi vertikel melawan dinding aorta,
normalnya nadi 60-80 kali permenit (Tambunan dkk, 2011; h. 34).
c. Suhu
Derajat panas yang di pertahankan oleh tubuh dan di atur oleh
hipotalamus (di pertahankan dalam batas normal 37,5-38ºC
d. Pernafasan
Suplai O2 ke sel-sel tubuh dan membuang CO2 keluar dari sel
tubuh, normalnya 20-30 kali permenit (Tambunan dkk, 2011; h.
43).
e. Pemeriksaan fisik
1. Kepala
Pemeriksaan dilakukan secara insfeksi dan palpasi, dilakukan
dengan memperhatikan bentuk kepala yang abnormal,
distribusi rambut berpariasi pada setiap orang kulit kepala
dikaji dari adanya peradangan, luka maupun tumor.
2. Muka
Pada daerah muka di lihat kesimetrisan muka, apakah kulitnya
normal, pucat. Ketidak simetrisan muka menunjukkan adanya
gangguan pada saraf ke tujuh (nervus fasialis).
3. Mata
Untuk mengetahui bentuk dan fungsi mata, teknik yang di
gunakan inspeksi dan palpasi, mata yang diperiksa semetris
apa tidak, kelopak mata, konjungtiva, sklera.
4. Telinga
Untuk mengetahui keadaan telinga luar, saluran telinga,
yang di gunakan adalah inspeksi dan palpasi, dilihat simetris
apa tidak, gangguan pendengaran apa tidak.
5. Hidung
Dikaji untuk mengetahui keadaan bentuk dan fungsi hidung,
bagian dalam, lalu sinus- sinus, kebersihan nya dan apakah
ada nyeri tekan apa tidak.
6. Mulut
Untuk mengetahui bentuk dan kelainan pada mulut lihat warna
bibir, apakah ada stomatitis apa tidak.
7. Leher
Untuk mengetahui bentuk leher, serta organ- organ lain yang
berkaitan. Teknik yang di gunakan adalah inspeksi dan
palpasi, apakah ada kelenjar getah bening dan kelenjar tyroid.
8. Dada
Mengkaji kesehatan pernafasan, retraksi dan mendengar
bunyi jantung dan paru-paru.
9. Perut
Untuk mengkaji adanya distensi, nyeri tekan dan adanya