i
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN MASALAH KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA KLIEN TUBERCULOSIS PARU DI BANGSAL DAHLIA
RSUD DR. SOEDIRMAN KEBUMEN
Karya Tulis Ilmiah Ini Disusun Sebagai Salah Satu Persyaratan Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Keperawatan
Disusun oleh : Ulfatun Nikmah
A01401989
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini
Nama : Ulfatun Nikmah
NIM : A01401989
Program Studi : DIII KEPERAWATAN
Institusi : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini adalah benar-benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran oranglain yang saya aku sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri
Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan karya tulis ilmiah ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanki atau perbuatan tersebut.
Gombong, Juni 2017
Pembuat Pernyataan
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah oleh Ulfatun Nikmah, NIM: A01401989, dengan judul “Asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah keperawatan nyeri akut pada klien tuberculosis paru di Bangsal Dahlia RSUD DR. Soedirman Kebumen” telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan.
Hari/ Tanggal : Tempat :
Pembimbing
v
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong KTI, Juli 2017
Ulfatun Nikmah 1), Putra Agina W.S 2)
ABSTRAK
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TUBERCULOSIS PARU DENGAN MASALAH KEPERAWATAN NYERI AKUT DI BANGSAL DAHLIA
RSUD DR. SOEDIRMAN KEBUMEN
Latar belakang: masalah karya tulis ilmiah ini berdasarkan sumber kepustakaan menyatakan bahwa tuberculosis paru adalah suatu penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman Tuberculosis menyerang paru tapi dapat juga menyerang organ tubuh lainnya. Gejala klinis tuberkulosis di bagi menjadi gejala lokal dan gejala sistemik. Bila organ yang terkena adalah paru maka gejala lokal berupa gejala respiratori seperti batuk lebih dari 2 minggu, batuk darah, sesak napas, nyeri dada.
Tujuan penulis: penulisan karya ilmiah yaitu untuk menguraikan hasil asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah keperawatan nyeri akut pada klien tuberculosis paru di Bangsal Dahlia RSUD DR. Soedirman Kebumen.
Metode:karya tulis ilmiah ini adalah Descriptive analytic dengan pendekatan studi kasus (care study approach). Data diperoleh dari hasil observasi wawancara, pemeriksaan fisik, dan study dokumentasi. Respondennya adalah 2 orang pasien penderita tuberculosis paru dengan masalah nyeri akut.
Hasil: setelah dilakukan selama tiga hari menunjukkan nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis dan bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi mukus berlebihan teratasi. Terapi musik efektif mengurangi nyeri pada pasien tuberculosis paru.
Kata Kunci:nyeri akut, tuberculosis paru
vi
D III PROGRAM OF NURSING DEPARTMENT
MUHAMMADIYAH HEALTH SCIENCE INSTITUTE OF GOMBONG Scientific Paper, July 2017
Ulfatun Nikmah 1), Putra Agina W.S 2)
ABSTRACT
THE NURSING CARE FOR PULMONARY TUBERCULOSIS PATIENTS WITH ACUTE PAIN IN DAHLIA WARD OF DR. SOEDIRMAN HOSPITAL
KEBUMEN
Background: Pulmonary tuberculosis is a contagious disease directly caused by mycobacterium tuberculosis. Most Tuberculosis germs attack the lungs but can also invade other organs. Clinical symptoms of tuberculosis are divided into local symptoms and systemic symptoms. If the affected organ is the lungs then local symptoms are respiratory symptoms, such as coughing more than 2 weeks, coughing up blood, shortness of breath, chest pain.
Objective: Describing nursing care for pulmonary tuberculosis patients with acute pain in Dahlia Ward of dr. Soedirman hospital of Kebumen.
Method: This research is an analytical descriptive with a case study approach. Data were obtained through interview, direct observation, physical examination, and documentation study. The respondents were 2 pulmonary tuberculosis patients with acute pain.
Result: After having nursing care for three days, acute pain associated with biological injury agents and ineffective airway clearance associated with excessive mucus accumulation were solvable.
Keywords: Acute pain, pulmonary tuberculosis
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Masalah Keperawatan Nyeri Akut Pada Efusi Pleura Yang Terpasang Water Sealed Drainage (WSD) di rumah sakit”. Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW sehingga penulis mendapat kemudahan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Sehubungan dengan itu penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Herniyatun, S. Kp., M.Kep Sp., Mat, selaku Ketua STIKES Muhammadiyah Gombong.
2. Nurlaila, S.Kep.Ns, M.Kep, selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong
3. Putra Agina W.S., S.Kep.Ns., M.Kep, selaku pembimbing yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan.
4. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, penulis ucapkan terimakasih atas bantuan dan dukungannya.
Penulis menyadari betul bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kesalahan yang perlu dikoreksi dan diperbaiki. Oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan untuk perbaikan di kemudian hari. Harapan penulis semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan semoga Allah SWT selalu memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya. Amin.
viii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMANORISINALITAS ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
ix
BAB IV HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN ... 39
A. Hasil Studi Kasus ... 39
B. Pembahasan ... 52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 59
A. Kesimpulan ... 59
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Contoh Analisa Data ... 9
Tabel 2.2 Perbedaan antara Nyeri Akut dan Nyeri Kronis ... 15
Tabel 2.3 Skala Intensitas Nyeri Numerik ... 21
Tabel 2.4 Contoh Analisa Data ... 9
Tabel 2.5 Perbedaan antara Nyeri Akut dan Nyeri Kronis ... 15
xi
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Menurut World Health Organization (WHO) sehat dapat diartikan suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya beban dari penyakit atau kelemahan (Perry & Potter, 2010). Tuberculosis paru adalah suatu penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman Tuberculosis menyerang paru tapi dapat juga menyerang organ tubuh lainnya (Depkes. RI, 2008).
Tuberculosis (TB) adalah penyakit menular yang masih menjadi perhatian dunia. Hingga saat ini, belum ada satu negara pun bebas TB. Angka kematian dan kesakitan akibat kuman Mycobacterium tuberculosis ini pun tinggi. Sekitar 75% pasien Tuberculosis (TB) adalah kelompok usia yang paling produktif secara ekonomis (15-50 tahun). Diperkirakan seorang pasien Tuberculosis (TB) dewasa, akan kehilangan rata-rata waktu kerjanya 3 sampai 4 bulan. Hal tersebut berakibat pada kehilangan pendapatan tahunan rumah tangganya sekitar 20-30%. Jika ia meninggal akibat Tuberculosis (TB), maka akan kehilangan pendapatannya sekitar 15 tahun. Selain merugikan secara ekonomi Tuberculosis(TB) juga memberikan dampak buruk lainnya secara sosial stigma bahkan dikucilkan oleh masyarakat (Depkes. RI, 2008).
Dalam laporan Tuberkulosis Global 2014 yang dirilis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) disebutkan, insidensi di Indonesia pada angka 460.000 kasus baru per tahun. Namun, di laporan serupa tahun 2015, angka tersebut sudah direvisi, yakni naik menjadi 1 juta kasus baru per tahun. Persentase jumlah kasus di Indonesia pun menjadi 10 persen terhadap seluruh kasus di dunia sehingga menjadi negara dengan kasus terbanyak kedua bersama dengan Tiongkok. India menempati urutan pertama dengan persentase kasus 23 persen terhadap yang ada di seluruh dunia (Tuberkulosis Global 2016)
Hasil Riskesdas (2013), didapatkan hasil pendataan penyakit menular tahun 2013 yang berhubungan dengan TB paru di peroleh prevalensi penduduk Indonesia yang di diagnosis TB paru tertinggi adalah Jawa Barat (0. 7%), Papua (0.6%), DKI Jakarta (0,6%), Gorontalo (0,5%), Banten (0,4%), dan Papua Barat (0,4%), Penduduk yang didiagnosis TB paru oleh tenaga kesehatan hanya 44.4% diobati dengan program. Lima provinsi terbanyak yang mengobati TB dengan obat program adalah DKI Jakarta (68.9%), DI Yogyakarta (67.3%), Jawa Barat (56.2%), Sulawesi Barat (54.2%), dan Jawa Tengah (50.4%) (Riskesdas, 2013).
Berdasarkan Data Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen Tahun 2015, pada tahun 2015 ditemukan jumlah kasus baru BTA+ sebanyak 672 kasus, naik bila dibandingkan kasus baru BTA+ yang ditemukan tahun 2014 yang sebesar 435 kasus. Jumlah kasus tertinggi yang dilaporkan terdapat di wilayah kerja UPTD Unit Puskesma Karanggayam II sebanyak 20 kasus.
Gejala klinis tuberkulosis di bagi menjadi gejala lokal dan gejala sistemik. Bila organ yang terkena adalah paru maka gejala lokal berupa gejala respiratori seperti batuk lebih dari 2 minggu, batuk darah, sesak napas, nyeri dada (Hariadi, 2010). Menurut Tamsuri, (2007) nyeri adalah suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang, dan eksistensinya diketahui bila seseorang pernah mengalami nyeri. Menurut Maslow memenuhi kebutuhan yang paling penting dahulu kemudian meningkatkan yang tidak terlalu penting. Adapun hirarki kebutuhan tersebut adalah kebutuhan fisiologis dasar, kebutuhan akan rasa aman dan tentram, kebutuhan akan dicintai dan disayangi, kebutuhan untuk dihargai, dan kebutuhan untuk aktualisasi diri. Kebutuhan fisiologis adalah pertahanan hidup jangka pendek. Kebutuhan fisiologis ini sangat kuat, dalam keadaan absolute (kelaparan dan kehausan) semua kebutuhan lain ditinggalkan dan mencurahkan semua kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan ini.
perawatan, menimbulkan stres, dan ketegangan yang akan menimbulkan respon fisik dan psikis sehingga memerlukan upaya penatalaksanaan dan perawatan yang tepat (Potter & Perry, 2010).
Proses keperawatan adalah suatu metoda di mana suatu konsep diterapkan dalam praktek keperawatan. Hal ini bisa disebut sebagai suatu pendekatan problem solving yang memerlukan ilmu, teknik dan ketrampilan interpersonal dan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan klien/ keluarga. Proses keperawatan terdiri dari lima tahap yang sequensial dan berhubungan : pengkajian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (Iyer et al, 2009)
Strategi penatalaksanaan keperawatan nyeri harus mencakup pendekatan farmakologis dan non farmakologis. Teknik farmakologis dapat digunakan bersama dengan penatalaksanaan nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri. Salah satu cara terapi non farmakologis untuk mengurangi nyeri pada pasien nyeri kronis adalah dengan terapi perilaku kognitif. Dalam penggunaan terapi perilaku dan terapi kognitif selalu digunakan bersamaan, karena kedua terapi tersebut saling mendukung kebersamaannya untuk mengurangi nyeri (Norman, 2009). Terapi perilaku kognitif mencakup teknik relaksasi, manajemen stres, distraksi dan cara lain untuk membantu pasien dalam mengatasi nyeri yang dirasakan (Murwani, 2009).
Tujuan dari terapi perilaku kognitif adalah untuk merubah cara berfikir tentang nyeri agar respon tubuh dan pikiran lebih baik ketika mengalami nyeri. Terapi berfokus pada perubahan pikiran tentang penyakit dan kemudian membantu menjadi suatu koping positif bagi pasien terhadap penyakitnya, terapi kognitif dan perilaku ini sangat berpengaruh terhadap penurunan nyeri. Salah satu cara distraksi yang efektif adalah mendengarkan musik. Khususnya jenis musik yang mampu mendistraksikan pola pikir pasien dari rasa nyeri yang dirasakan sehingga timbul rasa nyaman bagi pasien (Murwani, 2009).
Nilssons, 2008). Saat gerbang (gate) tertutup, sinyal nyeri akan dicegah mencapai otak. Namun saat gerbang membuka, impus-impuls tersebut akan mampu mencapai otak dan menginformasikan pesan sebagai nyeri. Saat impuls sensori lain yang dikirim (musik) bersamaan dengan berjalannya impuls nyeri, maka impuls-impuls ini akan berkompetisi untuk mencapai otak. Pada keadaan gerbang baik terbuka maupun tertutup, musik dipercaya dapat mengurangi persepsi nyeri pasien (Huss, 2007).
Musik dapat mempengaruhi hidup dan seseorang dengan memberikan rasa santai dan nyaman atau menyenangkan, disamping sebagai hiburan musik juga dapat menyembuhkan stres, depresi dan rasa nyeri. Musik terbukti dapat menurunkan denyut jantung, hal ini membantu menenangkan dan merangsang bagian otak yang terkait ke aktivitas emosi dan nyeri (Muttaqin, 2008).
Menurut Greer (2013), terapi musik adalah penggunaan musik untuk relaksasi, mempercepat penyembuhan, meningkatkan fungsi mental dan menciptakan rasa sejahtera. Musik dapat mempengaruhi fungsi-fungsi fisiologis, seperti respirasi, denyut jantung, dan tekanan darah. Musik juga merangsang pelepasan hormon endorfin, hormon tubuh yang memberikan perasaan senang yang berperan dalam penurunan nyeri sehingga musik dapat digunakan untuk mengalihkan rasa nyeri sehingga pasien merasa nyerinya berkurang.
Musik merupakan satu sarana yang sangat bermanfaat dan mudah di peroleh. Musik dapat menenangkan, mengangkat spirit , membuat sedih, dll. Dengan mempelajari jenis-jenis musik yang berbeda dan merasakan efek-efek musik tertentu terhadap tubuh, seseorang dapat secara efektif memilih musik pada saat membutuhkannya (Manz, 2013).
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis merasa perlu untuk melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah keperawatan nyeri akut pada klien tuberculosis paru di Rumah Sakit.
B.Rumusan Masalah
C.Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan ini untuk menguraikan hasil asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah keperawatan nyeri akut pada klien tuberculosis paru di Rumah Sakit.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui hasil pengkajian pada pasien dengan masalah keperawatan nyeri akut pada klien tuberculosis paru di Rumah Sakit.
b. Mengetahui hasil analisa data dan keperawatan pada pasien dengan masalah keperawatan nyeri akut pada klien tuberculosis paru di Rumah Sakit.
c. Mengetahui hasil diagnosa pada pasien dengan masalah keperawatan nyeri akut pada pasien dengan masalah keperawatan nyeri akut pada klien tuberculosis paru di Rumah Sakit.
d. Mengetahui perencanaan keperawatan yang dilakukan pada pasien dengan masalah keperawatan nyeri akut pada klien tuberculosis paru di Rumah Sakit.
e. Mengetahui implementasi keperawatan yang dilakukan pada pasien dengan masalah keperawatan nyeri akut pada klien tuberculosis paru di Rumah Sakit.
f. Mengetahui evaluasi keperawatan yang dilakukan pada pasien dengan masalah keperawatan nyeri akut pada klien tuberculosis paru di Rumah Sakit.
g. Mengetahui hasil inovasi tindakan pada pasien dengan masalah keperawatan nyeri akut pada klien tuberculosis paru di Rumah Sakit.
D.Manfaat Penulisan
1. Bagi pasien dan keluarga
2. Manfaat untuk Rumah Sakit
Sebagai dasar untuk memberikan dan meningkatkan mutu pemberian asuhan keperawatan dengan masalah nyeri akut pada pasien dengan masalah keperawatan nyeri akut pada klien tuberculosis paru.
3. Manfaat untuk institusi
DAFTAR PUSTAKA
Alsagaff, H dan Mukty (2008). Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru. Jakarta: Airlangga University Perss
Aru W, Sudoyo. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid II, edisi V. Jakarta: Interna Publishing
Bally, Nilson, U. (2008). The Anxiety and Pain Reducingng Effeccts of Music Intervetions: A Systemic Review, 780,782,785
Brunner & Suddarth. (2012). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC
Davey, Patrick. (2008). At a Glance MEDICINE. Alih bahasa Annisa Rahmalia dan Novianty R. Jakarta: Gramedia
Farida, A. (2010). Efektifitas terapi musik terhadap penurunan nyeri post operasi pada anak usia sekolah di RSUP Haji Adam Malik Medan. Skripsi, Universitas Sumatera Utara.
Greer, S. (2013). The effects of music on pain perception. hubel.sfasu.edu
Guyton, A.C. dan Hall, J.E. (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC
Hidayat. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Tekhnik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika
Iyer Patricia W, & Nancy H Camp. (2009). Dokumentasi Keperawatan. Jakarta : EGC
Kemper, K. J., & Danhauer, S. C. (2010) . Music as therapy. Complementary and Alternative Medicine, 282-287.
Kopman, D., Berkowitz D., Boiselle P., and Ernst A. Large-volume thoracentesis and the risk of reexpansion pulmonary edema. Ann Thorac Surg [Internet]. 2007 Nov [cited 2017 June 5];84(5):1656–61. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17954079
Labbe, E., Schmidt, N., Babin, J., & Pharr, M. (2007). Coping with stress: the effectiveness of different types of music. Appl psychophysiol biofeedback
Longo, D.L., Fauci, A.S., Kasper, D.L., Hauser, S.L., Jameson, J.L., Loscalzo, J. Harrison’s Principeles of Internal Medicine 18th Edition. New York: The MacGraw – Hill Companies; 2012: 2178-81
Mansjoer, Arif. (2007). Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid II. Jakarta: Media Aesculapius
Manz, C.C. (2013). Emotional discipline: langkah pengubah hidup untuk merasa lebih baik setiap hari. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.
Murwani, A. (2009). Perawatan Pasien Penyakit Dalam. Jogjakarta: Mitra Cendikia
Muttaqin, A. (2008). Musik Klasik. Jakarta: Pusat Perbukuan Pendidikan
Norman, J. Greer I, (ed) (2009). Preterm Labour Managing Risk in Clinical Practice. Cambridge University Press, Cambridge.
Notoatmodjo. (2010). Metodologi penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Porcel, J.M., Light, R.W., Tuberculosis pulmo. Dis Mon [Internet]. 2013 Feb [cited 2017 June 5];59(2):29–57. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23374395
Potter, & Perry, A. G. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, Dan Praktik, edisi 4, Volume.2. Jakarta: EGC
Potter, Patricia A. dan Anne G. Perry. (2010). Fundamental Keperawatan Buku 1. Jakarta: Salemba Medika
Prabowo, H. & Regina, H.S. (2007). Tritmen Meta Musik Untuk Menurunkan Stres. Jakarta: Universitas Gunadarma
Prasetyo, S. N. (2010). Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Price, S. A. and Wilson, L. M. (2010). Patofisiologi: Konsep klinis proses-proses penyakit. Edisi ke-6. Volume 2. Jakarta : EGC
Rubins J, Mosenifar Z, Manning, H.L., Peters, S.P., (2009). Tuberculosis pulmo. Available from URL : http://emedicine.medscape.com/article/299959-overview
Satiadarma, M. P & Zahra. (2014). Cerdas dengan musik. Jakarta: Puspa Suara.
Suhartini. (2008). Effectiveness of music therapy toward reducing patient’s anxiety in intensive care unit. Media Ners, Volume 2, Nomor 1, Mei 2008, hlm 1-44
Syaifuddin. (2011). Anatomi Fisiologi: Kurikulum Berbasis Kompetensi untuk Keperawatan dan Kebidanan Edisi 4. Jakarta: EGC.
Tamsuri. (2007). Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta : EGC
Tierney, L.M., McPhee, SJ., Papadakis, MA., (2012). Diagnosis dan Terapi Kedokteran (Penyakit Dalam) Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Medika.
Tucker, (2008), Standar Perawatan Pasien : Proses Perawatan, Diagnosa dan Evaluasi, Edisi V, Vol 2, EGC, Jakarta.
Wilkinson, Judith, M. (2011). Buku Saku Diagnosis Keperawatan (Edisi 7), Jakarta : EGC
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada
Yth……… Di
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong :
Nama : Ulfatun Nikmah NIM : A01401989
Saat ini sedang mengadakan penelitian studi kasus dengan judul “asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah keperawatan nyeri akut pada efusi pleura yang terpasang water sealed drainage (WSD) di Rumah Sakit”.
Prosedur penelitian studi kasus ini tidak akan menimbulkan risiko atau kerugian kepada responden. Kerahasiaan semua tindakan yang telah dilakukan akan dijaga dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Atas kerjasamanya, saya mengucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Peneliti
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Yang bertanda tangan dibawah ini saya :
Nama :
Umur :
Alamat :
Dengan ini saya bersedia menjadi responden pada penelitian studi kasus dengan judul “asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah keperawatan nyeri akut pada efusi pleura yang terpasang water sealed drainage (WSD) di Rumah Sakit”, yang diteliti oleh :
Nama : Ulfatun Nikmah NIM : A01401989
Demikian persetujuan ini saya buat dengan sesungguhnya dan tidak ada paksaan dari pihak manapun.
Gombong, …….…………2017
Peneliti, Yang Membuat Pernyataan
STANDAR
Pengertian Asesmen nyeri merupakan asesmen yang dilakukan terhadap pasien jika didapatkan data subyektif dan/atau data obyektif bahwa pasien mengalami nyeri
Tujuan 1. Memahami pelayanan apa yang dicari pasien 2. Memilih jenis pelayanan yang terbaik bagi pasien
Kebijakan Setiap pasien rawat inap dan rawat jalan dilakukan skrining nyeri dan dilakukan asesmen terhadap rasa nyerinya
Prosedur 1. Asesmen dilakukan oleh dokter atau perawat 2. Cara melakukan asesmen nyeri:
- Mengumpulkan data melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik
- Mengidentifikasi tingkat nyeri dengan skala nyeri dengan:
NumericRatingScale
Instruksi: pasien akan ditanya mengenai intensitas nyeri yang dirasakan
dan dilambangkan dengan angka antara 0–10. 0 =tidak nyeri
1–3 =nyeri ringan (sedikit mengganggu aktivitas sehari- hari)
4–6 =nyeri sedang (gangguan nyata terhadap aktivitas sehari-hari)
7–10 =nyeri berat (tidak dapat melakukan aktivitas sehari- hari
Wong Baker Faces Pain Scale
mana yang paling sesuai dengan yang dia rasakan. Tanyakan juga lokasi dan durasi nyeri :
0 – 1 = sangat bahagia karena tidak merasa nyeri sama dapat dinilai menggunakan Numeric Rating Scale dan Wong Baker Faces Pain Scale
Instruksi :terdapat 9 kategori dengan setiap kategori memiliki skor 1-5, dengan skor total antara 9-45
? Kewaspadaan
Pada pasien dalam pengaruh obat anestesi atau, asesmen dan penanganan nyeri dilakukan saat pasien menunjukkan respon berupa ekspresi tubuh atau verbal akan rasa nyeri
3. Tingkat nyeri ditulis dalam lembar asesmen pasien untuk selanjutnya dilakukan intervensi
SOP PEMBERIAN TERAPI MUSIK INSTRUMENTAL
PROSEDUR TETAP NO DOKUMEN NO REVISI Halaman
TANGGAL TERBIT DITETAPKAN OLEH
1 Pengertian Terapi musik adalah materi yang mampu mempengaruhi kondisi seseorang baik fisik maupun mental. Musik memberi rangsangan pertumbuhan fungsi –fungsi otak seperti fungsi ingatan, belajar, mendengar, berbicara, serta analisis intelek dan fungsi kesadaran.
2 Tujuan Distraksi teknik reduksi nyeri dengan mengalihkan perhatian kepada hal lain sehingga kesadaran terhadap nyeri berkurang
3 Kebijakan Bahwa semua pasien nyeri dapat diberikan terapi musik distraksi
4 Prosedur Waktu yang dibutuhkan untuk memberikan terapi relaksasi autogenik yaitu 30 menit.
Pelaksanaan
pemberian terapi relaksasi autogenik 1. Persiapan
a. Siapkan lingkungan yang nyaman dan tenang. b. Kontrak waktu dan jelaskan tujuan.
2. Pelaksanaan
a. Persiapan sebelum memulai latihan
1) Tubuh berbaring, kepala disanggah dengan bantal, dan mata terpejam
2) Atur napas hingga napas menjadi lebih lentur 3) Tarik napas sekuat-kuatnya lalu buang secara
perlahan-lahan b. Langkah :
1) Fokuskan diri saat menikmati musik instrumental
2) Bayangkan anda sedang berada di tempat yang tenang, sejuk dan damai. lakukan sampai 30 menit.