Pendahuluan
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat
Metode penelitian
Sistematika penulisan
Tinjauan Pustaka
Etiologi Kolesterol
Faktanya, sekitar 70% kolesterol dalam darah merupakan hasil sintesis di hati, sedangkan sisanya berasal dari asupan makanan. Kolesterol yang kita butuhkan biasanya diproduksi oleh tubuh dalam jumlah yang tepat, namun jumlah kolesterol tersebut dapat meningkat karena asupan makanan yang berasal dari lemak hewani, telur dan junk food atau yang biasa disebut junk food (Sasongko, 2013) . Menjadi sehat hendaknya memperhatikan keseimbangan zat gizi yang dibutuhkan tubuh, dengan porsi yang tepat atau tidak berlebihan dan bersumber dari bahan alami (Noviyanti, 2015).
Klasifikasi Kolesterol
Jenis – jenis kolesterol
Kolesterol HDL membawa lebih sedikit kolesterol dibandingkan LDL dan sering disebut kolesterol baik karena dapat membuang kelebihan kolesterol jahat di arteri kembali ke hati untuk diproses. HDL mencegah kolesterol mengendap di arteri dan melindungi pembuluh darah dari proses aterosklerosis (pembentukan plak di pembuluh darah).
Manifestasi Klinis Kolesterol
Patofisiologi Kolesterol
Komplikasi Kolesterol
Menurut penulis kesenjangan tersebut tidak terjadi karena pada tinjauan literatur dan tinjauan kasus ditemukan data yang sama yaitu klien mengatakan dirinya menderita kolesterol dalam 2 tahun terakhir. Pada tinjauan kasus, hasil pemeriksaan hematopoietik menunjukkan tidak ada perdarahan/memar yang tidak normal, pembengkakan kelenjar getah bening, anemia, dan riwayat transfusi darah. Dalam tinjauan literatur ditemukan telinga kanan dan kiri simetris, tidak ada sensitivitas (Wartonah, 2014) Pada lansia hiperkolesterolemia tidak terjadi perubahan pada telinga akibat hiperkolesterolemia.
Menurut penulis, tidak ada pertanyaan tentang adanya lubang pada hidung dan sinus, karena pada tinjauan kasus ditemukan data yang sama yaitu tidak ada rasa sakit. Menurut hemat penulis, tidak ada kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus karena pada tinjauan kasus diperoleh hasil yang sama yaitu tidak ada nyeri tekan dan tidak ada gumpalan. Berdasarkan peninjauan kasus, hasil pemeriksaan fisik menunjukkan tidak ada disfagia (susah menelan), tidak nyeri ulu hati, tidak mual/muntah, tidak ada hematemesis (muntah darah), tidak ada perubahan nafsu makan, tidak nyeri, tidak ada.
Berdasarkan tinjauan kasus, hasil pemeriksaan fisik sistem endokrin menunjukkan tidak ada penyakit gondok (pembengkakan kelenjar tiroid), polifagia (makan berlebihan), polidipsia (terlalu banyak minum), dan poliuria (sering buang air kecil). ).
Pemerikasaan penunjang Kolesterol
Penatalaksanaan Kolesterol
Merekomendasikan memilih buah-buahan, sayuran, biji-bijian dan makanan rendah lemak untuk menurunkan kadar kolesterol total darah. Obat ini menurunkan kadar kolesterol dengan cara mengikat asam empedu di saluran cerna yang dapat mengganggu sirkulasi enterohepatik hingga meningkatkan ekskresi steroid asam melalui feses.
Pencegahan Kolesterol
Konsep Lansia
- Klasifikasi lansia
- Ciri – ciri lansia
- Perubahan Fisik
- Perubahan kognitif
- Perubahan mental
- Perubahan psikososial
Menurut penulis, tidak terjadi kesenjangan karena dalam tinjauan literatur dan studi kasus ditemukan data yang sama yaitu klien menderita penyakit kolesterol setelah menopause. Menurut penulis, terdapat gap antara tinjauan literatur dan tinjauan kasus, yaitu tidak adanya perubahan pada pendengaran, tidak adanya alat prostetik, tininus (suara di telinga).
Konsep Masalah Keperawatan
- Batasan Karakteristik
- Faktor yang Berhubungan
- Tanda Gejala Mayor dan Minor
- Kondisi Klinis Terkait
Konsep Asuhan Keperawatan
- Tinjauan sistem
- Analisa data
- Diagnosa keperawatan
- Intervensi keperawatan
- Implementasi keperawatan
- Evaluasi
Khusus pada penderita hiperkolesterolemia lanjut usia, tidak ada perubahan khusus yang disebabkan oleh kondisi hiperkolesterolemia tersebut. Khusus pada penderita hiperkolesterolemia lanjut usia, tidak terjadi perubahan pada telinga akibat hiperkolesterolemia. Khususnya pada lansia yang mengalami hiperkolesterolemia yang terjadi pada wanita lanjut usia, indung telur dan rahim mengecil sehingga wanita lanjut usia terkadang mengalami pendarahan pasca senggama dan nyeri pada daerah panggul.
Khususnya: Pada orang lanjut usia yang mengalami hiperkolesterolemia, aliran darah ke otak akan menurun sehingga mengakibatkan penurunan massa dan kekuatan otot. Lansia akan mengalami penurunan produksi hormon paratiroid yang dapat menurunkan kadar kalsium sehingga dapat terjadi osteoporosis (Udjianti, 2011).
Pathway
Tinjauan Kasus
Identitas klien
Riwayat kesehatan saat ini
Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat keluarga
Riwayat pekerjaan
Riwayat lingkungan hidup
Riwayat rekreasi
Pada saat peninjauan kasus ditemukan bahwa keluarga klien mempunyai penyakit keturunan yaitu hiperkolesterolemia, sehingga tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus. Dalam peninjauan kasus tersebut, diketahui bahwa hasil pemeriksaan fisik kepala klien tidak menunjukkan pusing, sakit kepala, dan tidak terjadi trauma berarti pada masa lalu. Berdasarkan tinjauan kasus, hasil pemeriksaan fisik leher tidak menunjukkan adanya kekakuan dan keterbatasan gerak, tidak ada nyeri tekan, dan tidak ada benjolan.
Menurut hemat penulis, tidak ada kesenjangan antara tinjauan literatur dan tinjauan kasus, dan ditemukan data yang sama yaitu tidak terjadi pernafasan, terjadi batuk, dan tidak terjadi sesak nafas. Pada tinjauan kasus didapatkan hasil pemeriksaan fisik organ reproduksi wanita tidak terdapat lesi, tidak ada perdarahan pasca koitus, tidak nyeri, tidak ada penyakit kelamin dan tidak ada infeksi.
Sistem pendukung
Obat-obatan
Nutrisi
Tinjauan Sistem
Menurut penulis, kesenjangan tersebut tidak terjadi karena klien mengonsumsi makanan tinggi lemak seperti daging, ayam, dan gorengan. Saat meninjau kasus, temuan pemeriksaan fisik menunjukkan tidak ada perubahan pendengaran, tidak ada alat prostetik, tinnitus (telinga berdenging), kebiasaan, tidak ada vertigo, tidak ada riwayat infeksi telinga, namun telinga klien biasanya dibersihkan dengan kapas. Saat meninjau kasus, hasil pemeriksaan fisik menunjukkan tidak ada riwayat rhinorrhea (pilek), kesulitan bernapas, mendengkur, nyeri, alergi dan infeksi, serta klien tidak memiliki kepekaan terhadap bau.
Berdasarkan peninjauan kasus, hasil pemeriksaan fisik menunjukkan tidak ada batuk, tidak ada sesak nafas, tidak ada hemoptheses (batuk darah), tidak ada dahak, tidak ada mengi dan tidak ada asma/alergi pernafasan. Dalam peninjauan kasus tersebut, hasil pemeriksaan fisik penyakit kardiovaskular menunjukkan tidak ada sesak nafas, tidak ada dyspnea saat beraktivitas, tidak ada orthopnea (nafas tidak nyaman), tidak ada perubahan warna pada tungkai, tidak ada varises, tidak ada paresthesia (kesemutan). . . , tidak ada nyeri dada, tidak ada edema, tidak ada bunyi jantung tambahan.
Indeks katz
Barthel indeks
Pengkajian status mental
Menurut penulis, terdapat kesenjangan antara tinjauan literatur dan studi kasus, karena tinjauan literatur tidak memberikan hasil sejarah lingkungan. Menurut penulis, terdapat kesenjangan antara studi literatur dan studi kasus, karena studi literatur tidak membuahkan hasil rekreasi sejarah. Menurut penulis, terdapat kesenjangan antara tinjauan literatur dan studi kasus, karena tinjauan literatur tidak memberikan hasil historis sumber/sistem pendukung.
Menurut penulis, tidak ada kesenjangan karena klien memiliki obat yang tercantum dalam tinjauan literatur. Menurut penulis, terdapat kesenjangan antara tinjauan literatur dan tinjauan kasus dimana ditemukan data yang tidak sama dengan tidak ada.
Pembahasan
Identitas klien
Dalam tinjauan literatur ditemukan bahwa pada wanita, kolesterol biasanya melonjak pada saat menopause, usia 45-65 tahun, tekanan pekerjaan dan gaya hidup dapat menyebabkan kolesterol seseorang meningkat.
Riwayat kesehatan saat ini
Riwayat kesehatan dahulu
Berdasarkan peninjauan kasus, riwayat kesehatan klien sebelumnya menunjukkan bahwa klien tidak mengalami trauma, tidak pernah dirawat di rumah sakit, tidak pernah menjalani operasi, dan menderita hiperkolesterolemia selama 2 tahun terakhir. Menurut hemat penulis, terdapat gap antara studi literatur dan studi kasus yang menunjukkan bahwa datanya tidak sama, seperti klien mengatakan tidak mengalami trauma, tidak pernah dirawat di rumah sakit, tidak pernah dioperasi dan menderita. hiperkolesterolemia selama 2 tahun terakhir.
Riwayat keluarga
Riwayat pekerjaan
Dalam peninjauan kasus tersebut, klien mengatakan bahwa ia bekerja sebagai petani, pekerjaan sebelumnya juga di bidang pertanian, sumber pendapatannya berasal dari anak-anaknya dan bertani. Menurut penulis, terdapat kesenjangan antara tinjauan literatur dan tinjauan kasus karena riwayat pekerjaan yang dapat mempengaruhi hiperkolesterolemia adalah pekerjaan yang tidak melibatkan aktivitas terlalu banyak, dimana Anda hanya duduk di belakang meja, sedangkan pekerjaan klien adalah pekerjaan berat. . yaitu pertanian. Pekerja kantoran memiliki kadar kolesterol yang tinggi, Peningkatan kadar kolesterol dalam darah dapat dipicu oleh beberapa faktor antara lain usia, genetik, berat badan, asupan lemak berlebih, kurang aktivitas fisik, merokok dan stres (Gyantiet al., 2015).
Riwayat lingkungan hidup
Riwayat rekreasi
Menurut hemat penulis, tidak ada kesenjangan antara telaah kasus dengan telaah pustaka karena dalam telaah kasus data yang ditemukan tidak sama dan data yang muncul dalam telaah kasus merupakan pikiran klien. Hasil penelitian literatur menunjukkan hidung simetris antara kanan dan kiri, hidung bersih, dan pada lansia tidak ada nyeri hiperkolesterolemia (Wartonah, 2014). Secara khusus perubahan sistem penciuman pada lansia yang terjadi akibat proses penuaan mengalami penurunan atau hilangnya sensasi penciuman sehingga mengakibatkan berkurangnya sensitivitas penciuman pada lansia (Sunaryo dkk, 2016). Menurut hemat penulis, tidak ada kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus karena yang ditemukan pada tinjauan kasus sama yaitu tidak ada sakit tenggorokan, tidak ada lesi, tidak ada perubahan suara, tidak ada gangguan menelan.
Pada tinjauan literatur ditemukan tidak adanya pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan (Wartonah, 2014). Menurut hemat penulis, tidak ada kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus, karena pada tinjauan kasus ditemukan data yang sama yaitu pada tampilan fisik payudara tidak ada perubahan pada puting, payudara tidak ada nyeri tekan dan kelembutan, dan tidak ada benjolan.
Sistem pendukung
Obat-obatan
Menurut (Evania, 2018), penatalaksanaan hiperkolesterolemia dapat dilakukan dengan menjaga kadar kolesterol total di bawah 200 mg/dL, sedangkan kadar kolesterol LDL tidak melebihi 100 mg/dL.
Nutrisi
Tinjauan Sistem
Tinjauan literatur menemukan bahwa klien hiperkolesterolemia sering mengeluh pusing atau nyeri sendi (Susilowati, 2014). Dalam tinjauan literatur, hasilnya menunjukkan bahwa orang lanjut usia dengan hiperkolesterolemia biasanya mengalami perubahan pada rambut dan tekstur kulit kendur atau tidak elastis (Rahmayani, 2016). Menurut penulis kesenjangan tersebut tidak terjadi karena tinjauan literatur dan tinjauan kasus menemukan data yang sama mengenai perubahan tekstur kulit klien yaitu kendur, keriput dan tidak elastis, terdapat perubahan pada rambut yaitu hitam dan agak putih. .
Dalam tinjauan literatur ditemukan bahwa pada lansia hiperkolesterolemia tidak terdapat lesi, tidak terdapat gangguan menelan, tidak terjadi perubahan suara, tidak ada kelembutan (Wartonah, 2014) Terutama perubahan pada mulut dan tenggorokan pada lansia yang terjadi akibat penyakit hiperkolesterolemia. proses penuaan adalah hilangnya kepekaan indera perasa pada lidah terutama rasa manis dan asin, berkurangnya kekuatan otot rahang akan menyebabkan kelelahan pada lansia saat mengunyah makanan (Sanjaya, 2016). Hasil tinjauan literatur menunjukkan pernafasan normal, tidak ada retraksi otot pernafasan, tidak ada sesak nafas, tidak ada batuk dan vokalisasi.
Saran
Perawat sebagai tenaga pelayanan kesehatan harus mempunyai pengetahuan, keterampilan yang cukup dan mampu bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien hiperkolesterolemia. Hasil penelitian ini dapat dijadikan tambahan informasi dan sumber bagi peneliti selanjutnya terkait asuhan keperawatan pada klien hiperkolesterolemia. Pentingnya pendidikan berkelanjutan harus ditingkatkan baik secara formal maupun informal, terutama pengetahuan tentang hiperkolesterolemia yang dialami klien.
Pengaruh terapi bekam terhadap kadar kolesterol total pada pasien hiperkolesterolemia di klinik pijat refleksi dan bekam pengobatan Islam di Samarinda. Pasien yang mengalami nyeri akut biasanya menunjukkan gejala peningkatan keringat, peningkatan detak jantung dan tekanan darah, serta pucat.