• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN - 5b isi proposal daun pepaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN - 5b isi proposal daun pepaya"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Belakangan ini industri pertanian tanaman Kunyit (Curcuma domestica val..) dalam perannya tidaklah hanya dalam ranah semata-mata menjaga kelangsungan tanaman. Namun industri pertanian juga tetap harus mengupayakan keseimbangan ekosistem yang kerjasama lintas sektor dengan Badan Lingkungan Hidup (BLH). Sehingga menuntut industri pertanian untuk dapat menggunakan teknologi pertanian yang ramah lingkungan, misalnya dengan memanfaatkan bahan-bahan alami untuk mengusir atau menghalau Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) seperti hama ulat daun (Handeuleum doleschallia polibete) yang menyerang tanaman tanpa harus mematikannya, sehingga siklus keseimbangan ekosistem masih tetap terjaga.

(2)

Oleh sebab itu, industri pertanian dan pelaku bercocok tanam perlu melakukan inovasi dalam pengembangan dunia pertanian dan bisnis pertanian. Cukup tingginya dampak negatif dari penggunaan pestisida kimiawi, mendorong berbagai usaha untuk menekuni pemberdayaan atau pemanfaatan pestisida alami sebagai alternatif pengganti pestisida kimiawi. Dalam aplikasi pestisida nabati dapat memanfaatkan musuh alami hama yang dimiliki oleh berbagai bahan alami yang tersedia. Salah satunya adalah ekstrak daun pepaya. Dari berbagai aspek ekonomis, kemudahan, serta rendahnya bahaya keracunan dan residu pestisida yang menjadikan daun pepaya sebagai teknologi sederhana alternatif untuk digunakan sebagai pestisida.

1.2 Rumusan Masalah

Peneliti merumuskan masalah pada bagaimana cara pembuatan pestisida nabati dari daun pepaya (Carica papaya L.) untuk mengendalikan hama ulat daun (Handeuleum doleschallia polibete) pada tanaman Kunyit (Curcuma domestica val..)

1.3 Tujuan

Adapun tujuan penulisan yang dapat penulis ambil dari rumusan masalah tersebut adalah :

1. Mengetahui pembuatan pestisida dari daun papaya (Carica papaya L.).

2. Mengetahui manfaat daun pepaya (Carica papaya L.) sebagai pestisida nabati pada pengendalian hama ulat daun (Handeuleum doleschallia polibete) pada Kunyit (Curcuma domestica val..)

(3)

Manfaat penulisan dari proposal praktikum ini adalah untuk menambah wawasan penulis khususnya dan pada umumnya mengenai pembuatan pestisida alami dari daun papaya dan pemanfaatannya sebagai teknologi sederhana alternatif.

(4)

LANDASAN TEORI 2.1 Tanaman Pepaya

Pepaya (Carica papaya L.), adalah tumbuhan yang berasal dari Meksiko bagian selatan dan bagian utara dari Amerika Selatan, dan kini menyebar luas dan banyak ditanam di seluruh daerah tropis untuk diambil buahnya. C. papaya adalah satu-satunya jenis dalam genus Carica.

Carica papaya mengandung berbagai macam zat, antara lain : vitamin A 18250 SI , vitamin B1 0,15 mg, vitamin C 140 mg, kalori 79 kal, protein 8,0 gram, lemak 2 gram, hidrat Arang 11,9 gram, kalsium 353 mg, fosfor 63 mg, besi 0,8 mg, air 75,4 gram , papayotin, kautsyuk, karpain, karposit, dan enzim aktif papain. Dalam penelitian ini yang menjadi fokus adalah enzim papain. Enzim ini sangat aktif dan memiliki kemampuan mempercepat proses pemecahan protein. Kemampuan memecah protein inilah yang membuat Carica papaya memiliki berbagai keistimewaan seperti:

1)Bagi pencernaan

Mempercepat proses pencernaan kareana papain mampu memecah protein, meningkatkan absorbsi berbagai nutrisi karena protein menyusun dan mengoptimalkan kerja enzim dan hormon

2)Bagi Metabolisme

Memperlancar metabolisme karena enzim papain memecah protein menjadi asam amino yang digunakan tubuh untuk berbagai aktifitas biologis dan kimiawi tubuh.

(5)

Gambar 2.1 Struktur Enzim Papain

Sumber : www. google. Liptan-pestisida.Doc. 2007.

Papain terdapat pada seluruh bagian Carica papaya. Hal ini lah yang membuat setiap bagian dari tumbuhan pepaya memiliki khasiat. Bahkan, getah pepaya yang terdapat di seluruh bagian tanaman, mulai dari buah, daun, batang, sampai akarnya. Dengan adanya enzim papain pada daun Carica papaya sehingga efektif untuk mengendalikan ulat dan hama penghisap hal ini dikarenakan enzim papain juga pada getah secara alami membuat Organisme Penggaggu Tanaman (OPT) menjauh.

2.2 Tanaman Kunyit (Curcuma domestica val..)

(6)

Kunyit merupakan komoditi pangan dan mempunyai nilai ekonomis untuk rumah tangga di Indonesia. Kunyit menjadi salah satu rempah-rempah yang memberikan identitas negara Indonesia sebagai kekayaan rempah-rempahya.

2.3 Ulat daun

Ulat adalah tahap larva dari spesies dalam ordo Lepidoptera. Kebanyakan adalah pemakan tumbuhan walaupun beberapa spesies merupakan pemakan serangga. Kebanyakan ulat dianggap sebagai hama dalam pertanian. Banyak spesies ngengat dikenal karena tahap ulatnya menyebabkan kerusakan pada buah dan produk pertanian lainnya.

Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda

Kelas : Insekta

Ordo : Lepidoptera

Family : Hyblaeadae

Genus : Hyblaea

Spesies : Handeuleum doleschallia polibete

(7)

2. Dada

3. Perut

4. Spirakulum

5. Kait anal

6. Tungkai perut (abdominal)

7. Segmen

8. Tungkai dada (thoracis)

9. Antena

Kebanyakan ulat memiliki badan panjang dan berbentuk giling (silinder). Ulat memiliki tiga pasang tungkai yang sejati pada tiga segmen dada, ditambah dengan empat pasang tungkai semu yang disebut tungkai perut pada segmen tengah perut dan sering sepasang tungkai perut pada segmen perut terakhir. Ulat mempunyai sepuluh segmen perut.

(8)

2.4 Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman

Dalam Peraturan Pemerintah No. 6/1995 ditetapkan bahwa perlindungan tanaman dilaksanakan dengan sistem Pemberantasan Hama terpadu (PHT). Demikian juga dengan penggunaan pestisida dalam Pemberantasan Hama terpadu (PHT) haruslah mengacu pada prinsip Pemberantasan Hama terpadu (PHT). Penekanan pengendalian tetap pada cara-cara bercocok tanam dan pendayagunaan musuh alami Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), yang mengutamakan penggunaan cara alami atau non-kimiawi terlebih dahulu. Sedangkan penggunaan pestisida kimia atau pestisida sintetis dapat digunakan bila cara non-kimiawi tidak dapat menekan populasi Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) hingga tingkat yang tidak merugikan. Prinsip Pemberantasan Hama terpadu (PHT) yang lain adalah pemantauan hama atau Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang lain secara teratur dan benar sehingga pengendalian dapat dilakukan tepat waktu. Dan beberapa pestisida sifat penggunaannya dapat sebagai komplementer ataupun substitusi.

2.4.1 Pestisida

(9)

2.4.2 Pestisida Nabati

Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan atau tanaman alami. Pembuatan pestisida nabati dapat dengan menggunakan teknologi sederhana yaitu dapat berupa larutan hasil perasan, rendaman, ekstrak dan rebusan dari bagian tanaman antara lain berupa akar, umbi, batang, daun,biji, dan buah.

Pestisida nabati dapat mengendalikan serangga hama atau Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) lainnya melalui cara kerja yang unik, yaitu dapat melalui perpaduan berbagai cara atau secara tunggal. Beberapa cara kerja pestisida nabati spseifik yaitu antara lain :

1) merusak perkembangan telur, larva dan pupa

2) mengganggu komunikasi serangga

3) menyebabkan serangga menolak makan

4) menghambat reproduksi serangga betina

5) memblokir kemampuan makan serangga

6) mengusir serangga

7) menghambat perkembangan patogen penyakit. Tabel 2.1 kelebihan dan kekurangan Pestisida Nabati

Kelebihan Kekurangan

1) murah dan mudah dibuat sendiri oleh petani

2) relatif aman terhadap lingkungan

1) daya kerjanya relatif lambat

(10)

3) menyebabkan keracunan pada tanaman

4) sulit menimbulkan kekebalan terhadap hama

5) kompatibel digabung dengan cara pengendalian yang lain

6) menghasilkan produk pertanian yang sehat karena bebas residu pestisida kimia.

3) tidak tahan terhadap sinar matahari

4) kurang praktis

5) tidak tahan disimpan

2.5 Pestisida Nabati Daun Pepaya

Pestisida nabati adalah suatu pestisida alami yang bahan dasarnya berasal dari alam yaitu tumbuhan. Adapun beberapa fungsi penggunaan pestisida alami untuk pengendalian hama, antara lain:

(11)

daun (Handeuleum doleschallia polibete), sehingga menurunnya aktivitas makan ulat daun (Handeuleum doleschallia polibete)secara perlahan-lahan dan mati. Hal ini didukung oleh pendapat Trizelia (2001), residu pestisida menyebabkan aktivitas makan serangga menurun bahkan dapat terhenti. Selain itu, serangga juga menunjukkan penurunan akitivitas gerakan seperti dari cepat menjadi lambat dan akhirnya mati.

2) mudah terurai (biodegradable) di alam, sehingga tidak mencemarkan lingkungan (ramah lingkungan).

3) Relatif aman bagi manusia dan ternak karena residunya mudah hilang. 4) Dapat sebagai pengumpul sehingga dapat menjadi alat perangkap hama tanaman

5) Bahan yang digunakan pun tidak sulit untuk dijumpai bahkan tersedia bibit secara gratis (ekonomis).

(12)

Gambar 2.3 Daun Carica papaya L. Sumber : www.kebonkembang.com

Pestisida alami merupakan pemecahan jangka pendek untuk mengatasi masalah hama dengan cepat. Pestisida alami harus menjadi bagian dari sistem pengendalian hama terpadu, dan hanya digunakan bila diperlukan (tidak digunakan jika tidak terdapat hama yang merusak tanaman). Pestisida alami dari ekstrak daun pepaya memiliki beberapa manfaat, antara lain: dapat digunakan untuk mencegah hama seperti aphid, rayap, hama kecil, dan ulat bulu, ulat daun serta berbagai jenis serangga.

BAB 3

METODELOGI PENELITIAN

(13)

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan teknologi sederhana alernatif yang diuji cobakan. Yaitu dengan memanfaatkan bahan alam sebagai bahan pestisida dan tanaman Kunyit (Curcuma domestica val..) sebagai salah satu upaya Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Penelitian dilakukan dengan mengamati tiga Tanaman Kunyit (Curcuma domestica val..) yang terserang hama ulat daun (Handeuleum doleschallia polibete). Susunan perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Botol 1 = Daun pepaya 150g

Botol 2 = Konsentasi campuran larutan detergen 2,5g dan ekstrak daun pepaya 150g

Botol 3 = Konsentarsi campuran larutan daun pepaya 150 g, detergen 2,5g, minyak tanah 25ml

Sehingga subjek penelitian yaitu tanaman Kunyit (Curcuma domestica val..) yang ditemukan langsung telah terserang hama ulat daun (Handeuleum doleschallia polibete) dan setiap potnya masing-masing mendapat perlakuan berbeda yaitu botol 1, botol 2, botol 3dengan penyemprotan sebanyak 15ml yang dilakukan bersamaan yaitu pada sore hari pukul 15.00.

(14)

3.1.1 Prosedur Penelitian

Dalam hal penelitian ini, kami melakukan uji coba pestisida nabati daun pepaya untuk mengetahui keefektifannya sebagai teknologi alternatif pengendalian hama ulat daun (Handeuleum doleschallia polibete) pada Tanaman Kunyit (Curcuma domestica val..). Sehingga subjek penelitian adalah pada Jenis Tanaman Kunyit (Curcuma domestica val..) yang telah ditemukan terserang hama ulat daun (Handeuleum doleschallia polibete). Kemudian penelitian meliputi kegiatan:

1) pembuatan larutan daun pepaya 2) pemberian perlakuan

3) pengamatan

4) Pencatatan waktu respon

Setelah dilakukan perlakuan dengan penyemprotan, dapat dilakukan pengamatan dengan batasan pengamatan selama 1 jam setelah penyemprotan. Yang diamati adalah perubahan tingkah laku hama ulat daun (Handeuleum doleschallia polibete) dan waktu respon setelah penyemprotan. Diharapkan dengan penggunaan pestisida nabati daun pepaya dapat mengurangi aktifitas atau melemahkan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) sebagai upaya pengendalian.

3.1.2 Cara Pembuatan Pestisida Nabati Daun Pepaya

Langkah-langkah dalam pembuatan pestisida nabati dari daun pepaya, yaitu: 1. Kumpulkan kurang lebih 500 g daun pepaya

2. Menumbuk daun pepaya hingga halus.

(15)

detergen yang berfungsi sebagai pengemulsi. Hasil campuran, didiamkan semalam.

4. Menyaring larutan hasil perendaman dengan kain halus.

5. Semprotkan larutan hasil saringan ke tanaman. Dengan butiran semprot harus diarahkan ke bagian tanaman dimana jasad Organisme Pengganggu tanaman (OPT) sasaran berada.

3.1.3 Perkiraan Rincian Biaya Penelitian

500 g Daun pepaya segar Rp

3000,-1sachet Detergent Rp

1.500,-¼ liter Minyak tanah Rp

4.500,-3 Penyemprot Rp

18.000.-Total Rp

27.000,-3.2 Waktu dan Tempat

Pelaksanaan dimulai pada tanggal 3 mei 2013. Penelitian ini dilaksanakan di pekarangan TOGA rumah salah satu anggota kelompok. Dengan Timeline jadwal praktikum terlampir pada lampiran 1.

(16)

2. Penumbuk

3 Saringan Kain halus. 4. Penyemprot

5. Kamera dokumentasi Bahan : 1. Air

2. Daun pepaya segar 3. Detergent

4. Minyak tanah

5. Tanaman Kunyit (Curcuma domestica val..) yang terserang ulat daun

3.4 Sasaran Penelitian

Sasaran pengamatan penelitian dengan aplikasi pestisida nabati dari daun papaya (Carica papaya L.) adalah hama ulat daun (Handeuleum doleschallia polibete).

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Praktikum

(17)

laku hama ulat daun (Handeuleum doleschallia polibete) dan waktu respon setelah penyemprotan pada pukul 15.00 dengan batasan pengamatan selama 1 jam.

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Perubahan Tingkah Laku dan Waktu Respon Respon__ Perlakuan Bergerak Menghindar Aktifitas Melemah Mati

Botol 1 60’’ -

-Botol 2 60’’ 2215’’

-Botol 3 60’’ 1387’’

-4.2 Pembahasan

Ulat daun (Handeuleum doleschallia polibete)dengan perlakuan botol 1, botol 2, dan botol 3 waktu respon untuk menghindar dari lokasi dimana mendapat penyemprotan langsung sangat cepat, yaitu 1 detik setelah perlakuan masing-masing. Hal ini dikarenakan bentuk pestisida nabati yang cairan, sehingga ulat daun (Handeuleum doleschallia polibete) menjauh dari lokasi yang menjadi basah karena penyemprotan langsung.

(18)

menunjukkan bahwa ekstrak daun pepaya yang diaplikasikan memberikan pengaruh terhadap perilaku ulat daun (Handeuleum doleschallia polibete) dan dapat menurunkan aktifitas dari ulat daun (Handeuleum doleschallia polibete).

Untuk melihat penurunan fungsi sistemik tubuh membutuhkan waktu pengamatan lebih dari 60 menit (1 jam) dan perlakuan lebih dari 1 kali penyemprotan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pestisida nabati Carica papaya L. Memberikan efek utama yaitu melemahkan dengan waktu respon dibawa 1 jam.

BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan

(19)

5.2 Saran

Sebaiknya pestisida nabati ini dimanfaatkan secara optimal sebagai salah satu teknologi alternatif ramah lingkungan untuk mengusir hama. Karena penggunaan pestisida nabati lebih aman digunakan dari pada pestisida kimia. Disamping itu harganya relatif lebih murah dan lebih efisien jika dibandingkan dengan pestisida kimia karena bisa dibuat secara mandiri oleh pelaku bercocok tanam.

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk melihat keefektifan dan keefisienan

pengendalian ulat daun handeuleum doleschallia polibete dengan menggunakan pestisida

nabati daun pepaya.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qodar, F. 2008. Pengaruh Air Perasan Daun Pepaya (Carica papaya L.) Terhadap Hama Bayam Cabut (Amaranthus tricolor). www. Google .com/ [email protected]. diakses pada 5 Maret 2013 18.37

Rachmawati, Diding dan Korlina, Eli. Teknologi untuk Petani. BPTP Jawa Timur. FEATI. 2009

(20)

Prijono, D. 2007. Modul Praktikum Toksikologi Insektisida Pengujian Toksisitas Insektisida. Departemen Proteksi Tanaman. IPB. Bogor.

Setiadi. 2001. Bertanam Cabai. Penebar Swadaya. Jakarta.

http://www.kebonkembang.com diakses pada 5 Maret 2013 18:35

http://www.tipspetani.blogspot.com diakses pada 5 Maret 2013 18.59

Gambar

Gambar 2.1 Struktur Enzim Papain
Gambar 2.3 Daun Carica papaya L.Sumber : www.kebonkembang.com
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Perubahan Tingkah Laku dan Waktu Respon

Referensi

Dokumen terkait

Judul : Pengaruh Penambahan Daun Surian (Toona sureni, Bl, Merr) dan Lama Perebusan Daun Pepaya (Carica papaya L.) terhadap Kualitas Mie Basah Daun Pepaya.. Nama

Kesimpulan: penelitian ini menunjukkan bahwa daun pepaya ( Carica papaya L.) mempunyai dosis efektif sebagai insektisida nabati terhadap larva buah jeruk yaitu 28.125 ppm.

Kesimpulan: penelitian ini menunjukkan bahwa daun pepaya (Carica papaya L.) mempunyai dosis efektif sebagai insektisida nabati terhadap larva buah jeruk yaitu 28.125 ppm..

Memacu pada hal tersebut maka salah satu cara alternatif yang dapat dilakukan adalah dengan penggunaan pestisida nabati daun sirsak untuk mengendalikan hama ulat

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, insektisida nabati dari ekstrak daun pepaya (Carica papaya), daun sirsak (Annona muricata L.) dan kombinasi keduanya dapat

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan konsentrasi ekstrak daun pepaya (Carica papaya L.) terbaik sebagai biopestisida terhadap ulat grayak pada

Uji Ekstrak Daun Pepaya (Carica papaya L) terhadap Mortalitas Hama Ulat Titik Tumbuh (Crocidolomia binotalis Zell) dan Ulat Tritip (Plutella xylostella) Pada

(Plutella xylostella) dapat disimpulkan bahwa: 1) Pemberian ekstrak daun pepaya (Carica papaya L.) berpengaruh positif terhadap mortalitas ulat daun (Plutella xylostella);