ASPEK EKONOMI DAN
KEUANGAN
Jumlah dana modal tetap dan modal kerja yang dibutuhkan
Struktur permodalan, perbandingan modal sendiri
dan pinjaman; sumber pinjaman yang diharapkan dan persyaratannya
Kemampuan proyek memenuhi kewajiban finansial,
mendatangkan laba dan manfaat sosial-ekonomi lainnya
biaya kegiatan pra-investasi,
biaya pengadaan tanah, gedung, mesin, peralatan, kendaraan
biaya pengadaan modal tetap biaya pengadaan teknologi biaya produksi percobaan
biaya bunga pinjaman selama periode pembangunan proyek.
biaya tak terduga.
DANA MODAL TETAP
JUMLAH DANA MODAL TETAP
PROYEK :
NO KELOMPOK BIAYA RUPIAH VALUTA ASING JUMLAH
1. Pra-investasi
a) Perijinan b) Riset/Studi
c) Evaluasi Partner
2. Tanah
a) Pembelian
b) Penyiapan, pematangan c) Prasarana
d) Pengosongan
3. Gedung dan Bangunan Lain
a) Bangunan
Lanjutan …….. JUMLAH DANA MODAL TETAP
NO KELOMPOK BIAYA RUPIAH VALUTA ASING JUMLAH
4. Mesin dan Peralatan
a) Pembelian b) Pemasangan c) Instalasi Listrik
5. Kendaraan
a) Pembelian b) Pengurusan
6. Pengadaan Teknologi
7. Bunga Pinjaman selama pembangunan
8. Produksi Percobaan
DANA MODAL KERJA
biaya bahan baku
biaya bahan pembantu
biaya bahan setengah jadi biaya barang jadi
piutang dagang
cadangan uang tunai dll.
DANA MODAL KERJA
DANA UNTUK MEMUTAR RODA OPERASI PROYEK
JUMLAH DANA MODAL KERJA NETTO
PROYEK :
NO KELOMPOK BIAYA DASAR PERHITUNGAN JUMLAH
1. Harta Lancar
a) Persediaan
- Bahan baku lokal - Bahan baku import - Bahan setengah jadi - Bahan jadi
b) Piutang Dagang c ) Kas
Jumlah Harta Lancar
…… bulan
2. Hutang Lancar
a) Hutang Dagang b) Lain-lain
Jumlah Hutang Lancar
STRUKTUR PERMODALAN
Modal sendiri
Pinjaman
• kredit bank pemerintah (jangka pendek, jangka panjang)
STRUKTUR PERMODALAN
PROYEK :
A. JUMLAH BIAYA PROYEK
(US$’000) (Rp juta) a) Modal Tetap
Tanah Bangunan
Mesin dan peralatan Teknologi
Pra-investasi
Bunga selama periode pembangunan Produksi percobaan
Biaya tak terduga
b) Modal Kerja Netto
Lanjutan ……….. STRUKTUR PERMODALAN
B. SUMBER DANA PEMBIAYAAN
( US$’000 ) ( Rp juta) a) Modal sendiri
b) Pinjaman
Kredit jangka pendek, Bank Pemerintah Kredit jangka panjang, Bank Pemerintah
Kredit jangka panjang, Lembaga Keuangan Asing
Mampu memenuhi kewajiban finansial kedalam :
beban pembiayaan operasi seperti pembelian bahan
baku, bahan pembantu, pembayaran gaji/upah
karyawan dan penyediaan piutang dagang
Mampu memenuhi kewajiban finansial keluar :
pembayaran pinjaman beserta bunganya serta dapat mendatangkan keuntungan yang layak.
PROSEDUR PENGAMBILAN KEPUTUSAN
PENENTUAN ALTERNATIF
PENENTUAN HORISON PERENCANAAN
ESTIMASI ALIRAN KAS
PENENTUAN MARR
MEMBANDINGKAN ALTERNATIF
1. Penentuan Alternatif
Dilakukan oleh
mereka yang mengetahuipermasalahan teknis pada bidang investasi yang direncanakan.
JENIS SIFAT ALTERNATIF
Independent
Mutually
Contoh 1) : Akan dievaluasi 3 alternatif investasi dengan kebutuhan dana untuk investasi awal sbb : A (Rp 20 juta), B ( Rp 30 juta ) dan C ( Rp 50 juta). Dana yang tersedia Rp 50 juta. Alternatif B tergantung pada alternatif A; alternatif A dan C bersifat mutually exclusive
No Alt A Alt B Alt C Keterangan
1 - - - Ok
2 √ Ok
3 √ B tergantung A
4 √ Ok
5 √ √ Ok
6 √ √ Dana tidak cukup,
Mutually exclusive
7 √ √ B tergantung A,
Dana tidak cukup
8 √ √ √ Mutually exclusive,
Horison Perencanaan merupakan periode dimana
analisa ekonomi teknik dilakukan
Horison perencanaan tidak selalu dipengaruhi oleh
umur teknis dan umur depresiasi suatu peralatan atau investasi
Horison Perencanaan digunakan sebagai bingkai
waktu untuk membandingkan alternatif-alternatif yang secara realistis menunjukkan periode waktu yang bisa memberikan estimasi aliran kas yang cukup akurat
Penentuan horison perencanaan tergantung pada jenis
investasi atau aset. Aset yang termasuk produk yang perkembangan teknologinya cepat membutuhkan horison perencanaan yang lebih pendek dibanding dengan produk teknologi menengah yang tidak terlalu peka terhadap perkembangan teknologi.
Tiga situasi berkaitan dengan penentuan horison
• Menggunakan kelipatan persekutuan terkecil alternatif yang dipertimbangkan
1
• Menggunakan ukuran deret seragam dari aliran kas setiap alternatif
2
• Menggunakan umur alternatif yang lebih pendek
3
• Menggunakan umur alternatif yang lebih panjang
4
• Menggunakan suatu periode yang umum dipakai
5
Estimasi aliran kas dibuat dengan pertimbangan prediksi
kondisi yang akan datang dan berdasarkan kecenderungan yang digambarkan oleh data masa lalu
Aliran kas bisa digambarkan dengan diagram aliran kas.
Diagram aliran kas adalah suatu ilustrasi grafis dari transaksi ekonomi yang digambarkan pada garis skala waktu. Skala waktu digambarkan dengan garis horisontal, aliran kas digambarkan dengan garis vertikal. Aliran kas masuk digambarkan dengan panah ke atas dan aliran kas keluar digambarkan dengan panah ke bawah.
Diasumsikan aliran kas terjadi pada akhir periode bunga
Aliran kas masuk (panah ke atas )
(skala waktu (garis horisontal)
Aliran kas keluar (panah ke bawah)
Dalam mengestimasi aliran kas, semua biaya dan pendapatan selama periode perencanaan termasuk nilai sisa digambarkan dengan lengkap
Estimasi Pendapatan
Berdasarkan rencana penjualan (hasil prediksi di atas),
dengan harga/unit yang telah ditentukan, dapat disusun pendapatan selama horison perencanaan berikut :
Estimasi Biaya
estimasi biaya mendasarkan pada Biaya Siklus Hidup : semua pengeluaran yang berkaitan dengan suatu item sejak
dirancang sampai tidak terpakai lagi. Terdiri dari a. biaya awal,
Tahun 0 1 2 3 4 5 6 7 8
Vol. Penjualan (unit) 29.896 65.696 62.982 60.284 66.188 63.474 60.776 66.680
Harga(Rp.000/unit) 80 82 85 87 90 92 92 93
Pengertian Biaya
biaya diartikan sebagai pengorbanan yang dilakukan agar memperoleh barang atau jasa. Pengorbanan dapat diukur dengan uang tunai yang dibelanjakan, aktiva tetap yang ditransfer, jasa yang diberikan dsb (Ray H. Garrison,1999)
biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh
penghasilan atau revenue yang akan dipakai sebagai pengurang penghasilan. (Supriyono, 2000)
Penggolongan Biaya
Biaya digolongkan sebagai berikut (Mulyadi 2005)
Menurut objek pengeluaran, yaitu penggolongan yang didasarkan pada penjelasan singkat mengenai suatu objek pengeluaran, contoh : pengeluaran yang berhubungan
dengan listrik disebut “biaya listrik”.
Menurut fungsi pokok dalam perusahaan,
digolongkan menjadi 3 kelompok, yaitu: (a). Biaya Produksi, yaitu semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi atau kegiatan pengolahan bahan baku menjadi suatu produk. Biaya produksi terdiri dari biaya bahan baku langsung , biaya
…….
Penggolongan Biaya
. (b). Biaya Pemasaran, adalah biaya-biaya yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk,
contoh : biaya iklan, biaya promosi, biaya sampel, dll.
(c). Biaya Administrasi dan Umum, adalah biaya yang digunakan untuk mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan produksi dan pemasaran produk, contoh : gaji bagian akuntansi, gaji personalia, dll.
dalam perusahaan manufaktur biaya operasi total (harga pokok
…….
Penggolongan Biaya
(b). Biaya tak langsung adalah biaya yang sulit atau tidak mungkin ditentukan langsung pada suatu operasi,
produk atau proyek. Biaya tak langsung terdiri dari biaya bahan tak langsung, biaya tenaga kerja tak langsung dan biaya lain yang sejenis. Biaya overhead adalah biaya
selain biaya langsung.
Menurut Hubungan Biaya dengan Sesuatu Yang Dibiayai. (a). Biaya langsung adalah biaya yang
dengan mudah dapat ditentukan pada suatu operasi, produk atau proyek. Terdiri dari biaya bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung.
bahan baku langsung
Tenaga kerja langsung
Menurut Hubungannya Dengan Volume Produksi, terdiri dari (1). Biaya tetap adalah biaya yang besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh tingkat kegiatan atau volume produksi, misal biaya penyusutan (2). Biaya variabel adalah biaya yang secara proporsional dipengaruhi oleh tingkat kegiatan, misal biaya bahan baku langsung. (3). Biaya semivariabel adalah biaya
yang memiliki komponen tetap dan komponen variabel, misal biaya listrik, telpon . (4). Biaya Semi Fixed, biaya yang tetap untuk tingkat volume
kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu.
Untuk tujuan analitis, umumnya biaya diklasifikasikan sebagai biaya tetap atau biaya variabel. Biaya semivariabel harus dipisahkan kedalam komponen biaya tetap dan variabel.
Grafik Perilaku Biaya
Tingkat Kegiatan Biaya Variabel Total
Biaya total
Biaya Variabel per Unit
biaya per unit
Biaya Tetap per Unit
Biaya per unit
Tingkat Kegiatan Biaya Tetap Total
500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 100.000 200.000 400.000 300.000 500.000 700.000 600.000 800.000 900.000 1.000.000 0 Biaya
Grafik Biaya Total
Grafik Biaya Tetap
Grafik Biaya Variabel
Biaya Variabel: 200 X
Biaya Tetap: 390.000
Hubungan Fungsional Biaya Tetap dan Biaya Variabel
Hubungan Korelatif Biaya Semivariabel
100 500 700 900
2000 4000 8000 6000 10.000 12.000
200 400 600 800
Hubungan biaya dengan kegiatan dalam biaya
semivariabel umumnya bersifat korelatif bukan fungsional, oleh karena itu perlu metoda estimasi untuk memisahkan komponen secara tepat.
Dikenal tiga metode pemisahan biaya
semivariabel yaitu: metode tinggi-rendah
(high-low method), metode pengepasan grafis
(graphical fitting method) dan metode regresi
1. Metode tinggi-rendah
Pada metode ini pemisahan biaya hanya mendasarkan pada data tertinggi dan terendah pada suatu periode. Contoh : diketahui data biaya
semivariabel ( Y ) dan volume produksi (X) selama 12 bulan
X Y
Tingkat kegiatan tertinggi 610 7100
Tingkat kegiatan terendah 380 4800
Selisih 230 2300
Biaya variabel/unit = 2300/230 = 10
Dengan mengambil tingkat kegiatan tertinggi : Biaya tetap = 7100 – 10 (610) = 1000
Dengan mengambil tingkat kegiatan terendah: Biaya tetap = 4800 – 10 (380) = 1000
2. Metoda Pengepasan Grafis
Pada metoda ini semua titik dipertimbangkan untuk menemukan garis estimasi. Metoda ini mengandalkan kemampuan visual seseorang sehingga tidak praktis dan tidak objektif.
3. Metoda Regresi
Metode ini mirip dengan pengepasan grafis tetapi dilakukan dengan cara mencari angka terkecil
penjumlahan kuadrat penyimpangan dari garis estimasi.
Meregresi adalah menghubungkan satu atau beberapa variabel
independen dengan variabel dependen untuk menentukan apakah satu variabel independen atau lebih menjelaskan variasi variabel dependen. Biaya semivariabel sebagai variabel dependen (Y), tingkat kegiatan
∑ Y = a n + b ∑ X
∑ X Y = a ∑ X + b ∑ X2
atau : b = ( n ∑ X Y – ∑ X ∑ Y )/( n ∑ X2 – (∑ X)2 )
a = ( ∑ Y – b ∑ X )/n
Y = a + b X
Y = total biaya semi variabel a = total biaya tetap
Metode Regresi dengan WinQS
Menurut Jangka Waktu Manfaatnya, (1). Pengeluaran Modal (Capital Expenditure), yaitu pengeluaran yang akan memberikan manfaat/benefit pada periode akuntansi atau pada periode akuntansi yang akan datang.
Contoh 2) Aliran kas
Aliran Kas Netto
PT Bulan Purnama (Rp juta)
Tahun 0 1 2 3 4 5
Program produksi/ penjualan
Konstruksi 70% 90% 90% 100% 100%
A. Aliran Kas Masuk
Hasil penjualan - 3.500 4.500 4.500 5.000 5.000
JUMLAH - 3.500 4.500 4.500 5.000 5.000
B. Arus Kas Keluar
1. Investasi awal 2. Biaya operasional
dan perawatan
2.000
2.825 3.675 3.675 4.175 4.050
JUMLAH 2.000 2.825 3.675 3.675 4.175 4.050
C. Selisih Kas (2.000) 675 825 825 825 950
Contoh 3) : (untuk prosedur 2 dan 3)
Estimasi aliran kas
Akhir Tahun Aliran Kas Netto
Proyek A Proyek B
0 - 200 juta -160 juta
1 50 juta 80 juta
2 70 juta 90 juta
3 80 juta 85 juta
4 85 juta 95 juta
5 95 juta
6 90 juta
Akhir Tahun
Aliran kas Netto
Proyek A Proyek B
0 - 200 juta -160 juta
1 50 juta 80 juta
2 70 juta 90 juta
3 80 juta 85 juta
4 85 juta 95 juta -160 juta
5 95 juta 80 juta
6 90 juta - 200 juta 90 juta
7 50 juta 85 juta
8 70 juta 95 juta -160 juta
9 80 juta 80 juta
Secara umum nilai uang senantiasa berubah (turun)
seiring dengan berjalannya waktu
Dikenal 2 jenis bunga berkaitan dengan konsep nilai
uang dari waktu, yaitu bunga sederhana dan bunga majemuk
Bunga sederhana, besarnya bunga dihitung dari induk
tanpa memperhitungkan bunga yang telah diakumulasikan pada periode sebelumnya
Bunga majemuk, besarnya bunga pada suatu periode
dihitung berdasarkan besarnya induk ditambah dengan besarnya bunga yang telah terakumulasi pada periode
Bunga majemuk terbagi menjadi bunga majemuk diskrit
dan bunga majemuk kontinyu.
Pemajemukan diskrit berarti dalam satu periode (misal
setahun), banyaknya periode pembungaan (periode pemajemukan) dalam jumlah tertentu.
Pemajemukan kontinyu berarti dalam satu periode
(misal setahun), banyaknya periode pembungaan
(periode pemajemukan) adalah tak berhingga.
Rasio dari bunga yang dibayarkan terhadap induk
dalam suatu periode waktu (dinyatakan dalam
Bunga Majemuk Diskrit
F = P (1 + i)n
nilai (1 + i)n dapat dilihat pada tabel F/P,i,n Jadi F = P (F/P,i,n)
Contoh : P = 1.000, i = 0,10, n = 3
F = P (1 + i)n ; F = 1.000 (1 + 0,10)3 = 1.331
Dengan cara yang sama diperoleh hubungan sbb:
P = F (P/F,i,n)
F = A (F/A,i,n) ; A = F (A/F,i,n) P = A (P/A,i,n) ; A = P (A/P,i,n) P = G (P/G,i,n) ; A = G (A/G,i,n)
A = A1 + A2
A = A1 + G ( A/G,i,n)
Catatan : perlu
Pemajemukan kontinyu
Karena transaksi moneter mungkin berlangsung setiap saat, maka pemajemukan sebenarnya berlangsung dalam
jumlah yang banyak sekali dalam setahun. Pemajemukan kontinyu berarti dalam setahun banyaknya periode
pemajemukan adalah tak terhingga
Tingkat Bunga Efektif dan Nominal
Istilah bunga nominal dan bunga efektif mengacu pada perbedaan antara bunga sederhana dan bunga majemuk, yaitu apakah bunga yang dihasilkan oleh induk akan berbunga pada periode-periode berikutnya atau hanya induknya saja yang
Tingkat bunga nominal tahunan : perkalian antara jumlah periode pemajemukan pertahun dengan tingkat bunga per periode
r = m × i
dengan : r = tingkat bunga nominal (tahunan)
i = tingkat bunga nominal (atau tingkat bunga efektif) perperiode pemajemukan
m = jumlah pemajemukan tiap tahun
Tingkat bunga efektif : tingkat bunga tahunan termasuk efek pemajemukan dari setiap periode yang kurang dari satu tahun.
4. Penentuan MARR
100 juta
2012 2013 115 juta 2014 131 juta
LAYAK ?
.
.
TARGET MARR
Minimum Attractive Rate of Return
5. Membandingkan Alternatif
•
P
Metode nilai sekarang (Present Worth)
•
A
Metode deret seragam (Annual Worth)
•
F
Metode nilai mendatang (Future Worth)
•
i
Metode tingkat pengembalian (Rate of Return)
•
n
Metode periode pengembalian (Payback Period)
• P, A, F, i, n
Contoh 4) Aliran kas
Aliran Kas Netto
PT Bulan Purnama (Rp juta)
Tahun 0 1 2 3 4 5
Program produksi/ penjualan
Konstruksi 700 900 900 1000 1000
A. Aliran Kas Masuk
Hasil penjualan - 3.500 4.500 4.500 5.000 5.000
JUMLAH - 3.500 4.500 4.500 5.000 5.000
B. Arus Kas Keluar
1. Investasi awal 2. Biaya operasional
dan perawatan
2.000
2.825 3.675 3.675 4.175 4.050
JUMLAH 2.000 2.825 3.675 3.675 4.175 4.050
C. Selisih Kas (2.000) 675 825 825 825 950
D. Nilai Sisa Harta Tetap - - - 150
Metode Nilai Sekarang (Present Worth)
Pada metode ini semua aliran kas selama horison
perencanaan dikonversikan menjadi nilai sekarang (P). Rencana investasi dikatakan layak ( menguntung kan) jika pada MARR tertentu menghasilkan P(W) atau NPV
(Net Present Value) ≥ 0. Jika proyek dibandingkan
hanya berdasarkan ongkos maka pilih proyek dengan P(W) terkecil biayanya.
Jika MARR contoh 4 di atas adalah 15%/tahun, maka
NPV = ̶ 2.000 + 675 (P/F,15%,1) + 825 (P/A,15%,3) (P/F,15%,1) + 1.100 (P/F,15%,5)
Metode Deret Seragam (Annual Worth)
Pada metode ini semua aliran kas selama horison
perencanaan dikonversikan kedalam deret seragam (A). Rencana investasi dikatakan layak ( menguntung kan) jika pada MARR tertentu menghasilkan A(W) ≥ 0. Jika proyek dibandingkan hanya berdasarkan ongkos maka pilih proyek dengan A(W) terkecil biayanya.
AW = P (A/P,15%,5)
Metode Nilai Mendatang (Future Worth)
Pada metode ini semua aliran kas selama horison
perencanaan dikonversikan menjadi nilai mendatang (F). Rencana investasi dikatakan layak ( menguntung kan) jika pada MARR tertentu menghasilkan F(W) ≥ 0. Jika proyek dibandingkan hanya berdasarkan ongkos maka pilih proyek dengan F(W) terkecil biayanya.
FW = P (F/P,15%,5)
Metode Tingkat Pengembalian (Rate of Return)
Rate of Return (ROR) merupakan tingkat bunga ( i )
yang menyebabkan terjadinya keseimbangan antara semua pengeluaran dan pemasukan pada suatu
periode tertentu. Jadi pada metode ini adalah
menentukan nilai i sehingga P = 0, atau F = 0 atau A = 0. Rencana investasi dikatakan layak jika i (ROR) atau Internal Rate of Return (IRR) ≥ MARR
Pada kasus dimana terdapat sejumlah alternatif yang
bersifat mutually exclusive, pemilihan alternatif
Berdasarkan contoh 4, cari pada i berapa % sehingga NPV = 0. Akan dicoba untuk i = 25% dan i = 30%
NPV = ̶ 2.000 + 675 (P/F,25%,1) + 825 (P/A,25%,3)
(P/F,25%,1) + 1.100 (P/F,25%,5)
NPV = ̶ 2.000 + 675 (P/F,30%,1) + 825 (P/A,30%,3) (P/F,30%,1) + 1.100 (P/F,30%,5)
= ̶ 2.000 + 675 (0,7692) + 825 (1,8161) (0,7692) + 1.100 (0,2693) = − 32,0811
Langkah-langkah IROR
1. Hitung ROR masing-masing alternatif
2. Bandingkan ROR masing-masing alternatif dengan MARR, buang alternatif yang ROR < MARR
3. Urutkan alternatif dengan ROR ≥ MARR mulai dari investasi awal yang terkecil
4. Hitung IROR mulai dari investasi terkecil dengan investasi terkecil berikutnya
Metode Periode Pengembalian (Payback Period)
Pada dasarnya payback Period adalah jumlah periode
(n) yang diperlukan untuk mengembalikan (menutup) ongkos investasi dengan tingkat pengembalian tertentu. Payback Period berarti menentukan nilai n sehingga P = 0, atau F = 0 atau A = 0.
Rencana investasi dikatakan layak jika periode
Berdasarkan contoh 4), cari pada periode berapa tahun
sehingga NPV = 0. Untuk itu perlu prediksi nilai sisa jika asset tersebut digunakan sebelum umur ekonomisnya. Misal nilai sisa akhir tahun 1,2,3,4 masing-masing 850 juta, 650 juta, 450 juta dan 300 juta.
NPV(2tahun)= ̶ 2.000+675 (P/F,15%,1) + 1475 (P/F,15%,2)
= ̶ 2.000 + 675 (0,8696) + 1475 (0,7561) = - 297,7725
NPV(3tahun)= ̶ 2.000+675 (P/F,15%,1) + 825 (P/F,15%,2) +1275 (P/F,15%,3)
Metode Manfaat Biaya (Benefit Cost Ratio)
Metode BC ratio umumnya digunakan untuk meng
evaluasi proyek-proyek pemerintah. Suatu proyek
dikatakan layak jika rasio antara manfaat terhadap biaya yang dibutuhkan (B/C) ≥ 1.
B = semua manfaat setelah dikurangi dampak negatif dinyatakan dengan nilai uang.
C = semua ongkos setelah dikurangi besarnya peng hematan
Contoh benefit, disbenefit dan ongkos proyek jalan tol.
Benefit bagi masyarakat umum :
- Penurunan biaya operasional kendaraan - Perjalanan menjadi singkat dan lancar - Peningkatan keamanan lalulintas
- Kemudahan mengendarai kendaraan
- Peningkatan harga tanah disekitar jalan tol
Disbenefit bagi masyarakat umum :
- Pengurangan lahan pertanian
Ongkos yang ditanggung oleh pemerintah
- Ongkos konstruksi - Ongkos perawatan - Ongkos administratif
Pendapatan bagi pemerintah
- Pendapatan dari iuran jalan tol pemakai jalan
Analisis Finansial Menggunakan Excel
Nilai Net Present Value (NPV) maupun Internal Rate of
5. Analisis Suplemen
Pada analisis yang telah dilakukan di atas, diasumsi
kan bahwa nilai-nilai parameter dari model diketahui dengan pasti.
Pada kenyataannya berbagai parameter seperti horison
perencanaan, MARR, aliran kas dsb masih dalam bentuk estimasi yang mengandung ketidakpastian.
Secara umum ada empat faktor yang menjadi sumber
ketidakpastian yaitu : kemungkinan estimasi yang tidak akurat akibat sedikitnya informasi, tipe bisnis dan
Metode yang digunakan untuk menangani
ketidakpastian antara lain adalah : 1. Analisis BEP (Break Even Point)
Analisis BEP (Break Even Point)
Analisis BEP dapat digunakan untuk :
1. Menentukan nilai MARR dimana dua alternatif proyek sama baiknya
NPV
MARR 5% 10% 15% 20% 25%
Alt A
Alt B
o Pada MARR 15%, alt A sama baiknya dengan
alt B..
o Pada MARR < 15 % alt A lebih baik dibanding
alt B.
o Pada MARR > 15 % alt B lebih baik dibanding
alt A.
o Alt A layak pada MARR ≤ 19%, Alt B layak pada
2. Menentukan tingkat produksi dimana dua atau lebih alternatif sama baiknya
Biaya
Vol produksi (unit) 100 200 300 400 500
Alt A
Alt B
o Pada vol produksi 300 unit alt A sama baiknya dengan
alt B..
o Pada vol produksi > 300 unit alt A lebih baik dibanding
alt B.
o Pada vol produksi < 300 unit alt B lebih baik dibanding
3. Melakukan analisis buat beli
Biaya
kebutuhan (unit) 100 200 300 400 500
buat bel
i
o Pada tingkat kebutuhan 300 unit alt buat sama baiknya dengan alt
beli
o Pada tingkat kebutuhan > 300 unit alt buat lebih baik dibanding alt
beli.
4. Menentukan lamanya periode (atau banyaknya unit yang harus diproduksi) agar total pemasukan sama dengan total pengeluaran
Rp
100 200 300 400 500
TC bel
i
o Pada tingkat kebutuhan 300 unit, impas (TR =TC) o Pada tingkat kebutuhan > 300 unit, untung (TR > TC) o Pada tingkat kebutuhan < 300 unit, rugi (TR < TC)
Contoh 4
PT ABC Indonesia merencanakan untuk
memproduksi produk baru yang membutuhkan
ongkos awal Rp 150 juta, ongkos operasional dan perawatan Rp 35.000,-/jam serta ongkos lain Rp 75
juta/tahun. Berdasarkan waktu standar dapat
Titik impas diperoleh jika AC (annual cost) = AR (annual
revenue).
AC = 150 juta (A/P,20%,10) + 75 juta + 0,150 (35.000) X = 150 juta (0,23852) + 75 juta + 5.250 X
AR = 15.000 X
110,778 juta = 9.750 X
X = 11.362 unit/tahun
Jadi rencana investasi tersebut layak jika yang diproduksi
Soal Latihan 2
Seorang ahli diserahi tugas untuk melakukan analisis buat beli 2 buah komponen yang akan digunakan untuk melakukan inovasi pada produk yang menjadi andalan perusahaan. Data teknis dan finansial pembuatan kedua komponen ditunjukkan oleh tabel berikut :
KOMPONEN A KOMPONEN B
Investasi awal Rp 200.000.000,00 Rp 350.000.000
Biaya tenaga kerja/unit Rp 2.000,00 Rp 2.500,00
Biaya bahan baku/unit Rp 3.000,00 Rp 2.500,00
Biaya overhead/tahun Rp 18.000.000,00 Rp 15.000.000,00
Umur ekonomis (tahun) 5 7
Jika diasumsikan tidak ada biaya lain yang
terlibat dalam proses pembelian komponen,
Analisa Sensitifitas
Analisa ini digunakan untuk mengetahui seberapa
sensitif
suatu
keputusan
terhadap
perubahan
parameter yang mempengaruhinya.
Analisa sensitifitas dilakukan dengan mengubah
nilai suatu parameter pada suatu saat untuk dilihat
bagaimana pengaruhnya terhadap aseptabilitas
suatu alternatif investasi.
Parameter
yang
biasanya
berubah
dan
Contoh 5
Sebuah
alternatif
investasi
diperkirakan
membutuhkan dana awal Rp 10.000.000,00
dengan nilai sisa nol diakhir tahun ke 5.
Pendapatan
tahunan
diperkirakan
Rp
3.000.000,00.
Perusahaan
menggunakan
NPV = - 10 juta + 3 juta (P/A, 12%,5)
= - 10 juta + 3 juta (3,6048) = 0,8144 juta Jika pendapatan naik 25 %
NPV = - 10 juta + 3,75 juta (3,6048) = 3,518 juta Jika pendapatan turun 25 %
NPV = - 10 juta + 2,25 juta (3,6048) = - 1,889 juta
Jadi sifat perubahan pendapatan sebesar 25 % adalah sensitif. Alternatif diatas menjadi tidak layak jika
Analisis sensitifitas Contoh 4
Aliran Kas Netto
PT Bulan Purnama (Rp juta)
Tahun 0 1 2 3 4 5
Program produksi/ penjualan
Konstruksi 700 900 900 1000 1000
A. Aliran Kas Masuk
Hasil penjualan - 3.500 4.500 4.500 5.000 5.000
JUMLAH - 3.500 4.500 4.500 5.000 5.000
B. Arus Kas Keluar
1. Investasi awal 2. Biaya operasional
dan perawatan
2.000
2.825 3.675 3.675 4.175 4.050
JUMLAH 2.000 2.825 3.675 3.675 4.175 4.050
C. Selisih Kas (2.000) 675 825 825 825 950
D. Nilai Sisa Harta Tetap - - - 150
Berdasarkan analisis sensitifitas
Proyek tetap layak, jika volume penjualan turun 13,08
%, dengan parameter yang lain tetap.
Jika diinginkan NPV = Rp 1000,- maka volume
penjualan harus dinaikkan 3,87%, dengan parameter yang lain tetap.
Jika penjualan naik 3,87%, IRR = 33,14%
Proyek tetap layak, jika harga jual turun 5,23 %, dengan
parameter yang lain tetap.
Proyek tetap layak, jika volume penjualan dan harga
jual, keduanya turun 3,84 %, dengan parameter yang lain tetap.
7. Memilih Alternatif Terbaik
Berdasarkan langkah 5 dan 6 dapat ditentukan alternatif
DEPRESIASI
Depresiasi : penurunan nilai suatu asset karena waktu
dan pemakaian
Penyebab depresiasi :
1. Kerusakan fisik akibat pemakaian
2. Perubahan kebutuhan produksi atau jasa 3. Adanya perkembangan teknologi
Faktor yang mempengaruhi besarnya depresiasi:
Walaupun depresiasi bukan merupakan aliran kas
Metode-metode depresiasi
1. Metode garis lurus (straight line method)
2. Metode jumlah digit tahun (sum of years digit method) 3. Metode keseimbangan menurun (declining balance
method)
4. Metode dana sinking (sinking fund method)
Metode garis lurus
Metode garis lurus didasarkan pada asumsi bahwa berkurangnya nilai suatu asset berlangsung secara linear (proporsional) terhadap waktu atau umur suatu asset.
Dt = (P – S)/N BVt = P – t Dt
Dt = besarnya depresiasi pada tahun ke-t P = ongkos awal asset
S = nilai sisa asset N = umur asset
Contoh 6
Sebuah peralatan seharga Rp 46 juta membutuhkan biaya pengiriman dan uji coba sebesar Rp 4 juta. Masa pakai
ekonomis 5 tahun dengan perkiraan nilai sisa Rp 5 juta.
Akhir tahun Depresiasi Nilai Buku
0 0 Rp 50 juta
1 Rp 9 juta Rp 41 juta
2 Rp 9 juta Rp 32 juta
3 Rp 9 juta Rp 23 juta
4 Rp 9 juta Rp 14 juta
Metode jumlah digit tahun
Metode jumlah digit tahun merupakan salah satu
metode yang dirancang untuk membebankan
depresiasi yang lebih besar pada awal periode dan
semakin mengecil pada periode berikutnya.
Besarnya depresiasi dan nilai buku contoh 6 ditunjukkan oleh tabel berikut :
Akhir tahun
Depresiasi Nilai buku
0 0 Rp 50 juta
1 Rp 15 juta Rp 35 juta
2 Rp 12 juta Rp 23 juta
3 Rp 9 juta Rp 14 juta
4 Rp 6 juta Rp 8 juta
Metode keseimbangan
menurun
Pada metode ini besarnya depresiasi pada tahun
tertentu
dihitung
dengan
mengalikan
suatu
persentase tetap dari nilai buku asset tersebut pada
akhir tahun sebelumnya.
D
t= d BV
t-1B
Vt= B
Vt-1–
D
tAkhir tahun
Depresiasi Nilai buku
0 0 Rp 50 juta
1 Rp 20 juta Rp 30 juta
2 Rp 12 juta Rp 18 juta
3 Rp 7,2 juta Rp 10,8 juta
4 Rp 4,32 juta Rp 6,48 juta
5 Rp 2,592 juta (1,48
juta)
Rp 3,888 juta (5 juta)
Metode sinking fund
Pada metode ini diasumsikan bahwa penurunan
nilai suatu asset semakin cepat dari suatu periode
ke periode berikutnya, sehingga ditinjau dari pajak
yang harus ditanggung oleh perusahaan metode
ini
tidak
menguntungkan.
Peningkatan
ini
diakibatkan oleh penggunaan konsep nilai waktu
dari uang sehingga besarnya depresiasi akan
meningkat seirama dengan tingkat bunga yang
berlaku.
D
t= ( P
−
S ) (A/F, i%, N)(F/P, i%,
Dari contoh 6 jika i = 15 %, maka :
D1 = (50jt – 5 juta)(A/F,15%,5)(F/P, 15%, 0)
= 45 juta (0,1483)(1) = 6,6735 juta, dengan cara yang sama nilai D2 …. D5 ditunjukkan oleh tabel berikut :
Akhir tahun
Depresiasi Nilai buku
0 - Rp 50 juta
1 Rp 6,6735 juta Rp 43,3265 juta
2 Rp 7,6745 juta Rp 35,6520 juta
3 Rp 8,8257 juta Rp 26,8263 juta
4 Rp10,1497 juta Rp 16,6766 juta
Metode unit produksi
Apabila penyusutan suatu asset lebih ditentukan oleh intensitas pemakaiannya dibandingkan dengan lamanya alat tersebut dimiliki maka depresiasinya bisa didasarkan atas unit produksi dari asset tersebut.
Dt = Ut/U × (P − S) BVt = BVt-1 – Dt
Akhir tahun
Depresiasi Nilai buku
0 - Rp 50,00 juta
1 Rp 8,10 juta Rp 41,90 juta
2 Rp 9,90 juta Rp 32,00 juta
3 Rp 9,00 juta Rp 23,00 juta
4 Rp 8,55 juta Rp 14,45 juta
PENGARUH PAJAK PADA ANALISIS FINANSIAL
Beberapa definisi dalam perhitungan pajak
Pendapatan kotor (gross income=GI) : jumlah semua
pendapatan baik yang berasal dari penjualan maupun bunga selama satu periode akuntansi
Pengeluaran (expenses=E) : ongkos-ongkos yang harus
ditanggung ketika terjadi transaksi bisnis, termasuk
pengeluaran bunga atas pinjaman modal dan
pengeluaran-pengeluaran lainnya
Pendapatan terkena pajak (taxable income=TI) : jumlah
pendapatan yang akan dikenai pajak pendapatan
TI = GI – E – D D = depresiasi
Pendapatan kapital (capital gain=CG) adalah suatu
pendapatan yang diperoleh apabila harga jual suatu asset (SP) melebihi harga belinya (PP)
CG = SP – PP
Apabila penjualan berlangsung dalam selang yang kurang dari satu tahun sejak saat pembelian asset maka
pendapatan tersebut dinamakan pendapatan kapital
Pengaruh model depresiasi terhadap
pajak
Pemilihan model depresiasi yang tepat bisa
mempengaruhi besarnya nilai present worth pajak yang
harus ditanggung oleh perusahaan. Pengaruh ini
diakibatkan karena besarnya pendapatan terkena pajak dipengaruhi oleh besarnya depresiasi.
TI = BTCF – D P = (TI) T
BTCF = before tax cash flow (aliran kas sebelum pajak) P = besarnya pajak
Contoh 8. Sebuah asset seharga 45 juta dengan umur ekonomis 5 tahun dan tanpa nilai sisa diakhir umur ekonomisnya. Aliran kas sebelum pajak sebesar Rp 20 juta/tahun. Tingkat pajak 30% dan ROR setelah pajak 10%. Besarnya pajak yang dikenakan apabila menggunakan :
a) metode depresiasi garis lurus adalah :
PV pajak = 3,3 juta (P/A, 10%,5)
Tahun BTCF Depresia
si
TI Pajak
0 - 45 juta
b) metode depresiasi jumlah angka tahun adalah :
PV pajak = 1,5 juta (P/A, 10%, 5)+0,9 juta (P/G, 10%,5) = 1,5 juta (3,7908)+ 0,9 juta(6,8618) =
Tahun BTCF Depresiasi TI Pajak
0 -45juta
1 20 juta 15 juta 5 juta 1,5 juta
2 20 juta 12 juta 8 juta 2,4 juta
3 20 juta 9 juta 11 juta 3,3 juta
4 20 juta 6 juta 14 juta 4,2 juta
Aliran kas setelah pajak
Analisa pemilihan alternatif baik dengan beberapa metode
yang telah dijelaskan diatas pada prinsipnya sama antara sebelum dan sesudah pajak. Namun karena nilai-nilai aliran kas antara sesebelum dan sesudah pajak berbeda maka kesimpulan dari analisis di atas bisa berbeda.
Contoh 9. Sebuah peralatan produksi seharga Rp 80 juta diperkirakan mempunyai umur ekonomis 5 tahun dengan nilai sisa Rp 5 juta. Diperkirakan alat tersebut menghasilkan pendapatan tahunan (Rp 50 juta – 2 juta × n ) dan
pengeluaran tahunan ( Rp 20 juta + 1 juta × n), n adalah tahun terjadinya aliran kas
Tahu n Pendapata n Pengeluara n BTCF Depresia si
TI Pajak ATCF
0 80 - 80 - 80
1 48 21 27 15 12 3,6 23,4
2 46 22 24 15 9 2,7 21,3
3 44 23 21 15 6 1,8 19,2
4 42 24 18 15 3 0,9 17,1
5 40 25 15 15 0 0 15
5 5 5
NPV aliran kas setelah pajak (dalam jutaan rupiah) :
NPV = − 80+(23,4 – 2,1 A/G,10%,5)P/A,10%,5+5 P/F,10%,5
Tahu n Pendapata n Pengeluara n BTCF Depresia si
TI Pajak ATCF
0 80 - 80 - 80
1 48 21 27 25 2 0,6 26,4
2 46 22 24 20 4 1,2 22,8
3 44 23 21 15 6 1,8 19,2
4 42 24 18 10 8 2,4 15,6
5 40 25 15 5 10 3,0 12,0
5 5 5
NPV aliran kas setelah pajak (dalam jutaan rupiah) :
NPV = − 80+(26,4 – 3,6 A/G,10%,5)P/A,10%,5+5 P/F,10%,5
ROR sebelum pajak
Misal i =12%
NPV = − 80+(27 – 3 A/G,12%,5)P/A,12%,5+5P/F,12%,5 = − 80 +(27 − 3 × 1,7746) 3,6048 + 5 × 0,5674 =
…..
Misal i =15%
NPV = − 80+(27 – 3 A/G,15%,5)P/A,15%,5+10P/F,15%,5
= − 80 +(27 − 3 × 1,7228) 3,3522 + 5 × 0,4972 =……. Dengan interpolasi NPV = 0 diperoleh pada saat i =
12,22%
ROR sesudah pajak
Misal i =8%
NPV = − 80+(23,1 – 2,1 A/G, 8%,5)P/A, 8%,5+5 P/F,8%,5 = − 80 +(23,1 − 2,1 × 1,8465) 3,9927 + 5 × 0,6806=…. Misal i =10%
NPV = − 80+(23,1 – 2,1
A/G,10%,5)P/A,10%,5+10P/F,10%,5
= − 80 +(23,1 − 2,1 × 1,8101) 3,7908 + 5 ×
0,6209=…..
Dari keempat aspek dalam studi kelayakan di atas faktor
kritisnya sangat tergantung pada kedalaman analisis yang diinginkan. Pada rencana investasi yang berskala besar perlu tingkat ketelitian dan kedalaman yang tinggi sehingga faktor kritisnya juga tinggi. Pada rencana investasi berskala kecil sebaliknya. Bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap studi kelayakan, setiap faktor kritis memiliki bobot yang berbeda.
Pada aspek keuangan juga perlu diperhatikan dampak
proyek terhadap ekonomi secara nasional, kesempatan kerja, transfer teknologi, pengurangan ketergantungan terhadap negara lain dsb
Faktor kritis pada aspek keuangan berkaitan dengan