PROFIL KABUPATEN
PESISIR SELATAN
Secara geografis terletak antara 0º59’ - 2º28,6´ Lintang Selatan dan 109º19´ - 101º18´ Bujur Timur dengan batas-batas :
Sebelah Utara dengan Kota Padang;
Sebelah Selatan dengan Kabupaten Mukomuko (Provinsi Bengkulu);
Sebelah Timur dengan Kabupaten Solok, Kabupaten Solok Selatan dan Kabupaten Kerinci (Provinsi Jambi);
Sebelah Barat dengan Samudera Indonesia;
Dengan letak tersebut menjadikan Kabupaten Pesisir Selatan sebagai gerbang masuk wilayah
Selatan Provinsi Sumatera Barat yang perlu didukung oleh prasarana, baik transportasi darat
dan laut yang memadai, seperti jalan nasional Padang Bengkulu dan pelabuhan Panasahan
Carocok Painan.
Luas daratan ± 5.794,95 km² dan luas perairan (laut) ± 84,312 km² dengan panjang pantai ±
234 km yang memiliki 47 pulau-pulau kecil. Lebih jelasnya mengenai letak dan luas wilayah
dapat dilihat pada Tabel 4.1
Dari tabel 4.1 tersebut, diketahui bahwa Kecamatan yang paling luas adalah Kecamatan
Lengayang (590,60 Km2) dan Kecamatan Ranah Pesisir(564.39 Km2) serta Kecamatan
Lunang (564,00 Km2),Sedangkan Kecamatan dengan luas wilayah paling kecil adalah
Kecamatan Bayang dengan luas (77,50 Km2) dan Kecamatan IV Nagari Bayang Utara
dengan luas (250,74 Km2).
BABII
TABEL 2.1
1. Koto XI Tarusan 23 51 425,63 7,40
2. Bayang 17 45 250,74 4,36
3. IV Nagari Bayang Utara 6 17 77,50 1,35
4. IV Jurai 20 52 373,80 6,50
5. Batang Kapas 9 29 359,07 6,24
6. Sutera 12 32 445,65 7,75
7. Lengayang 9 45 590,60 10,27
8. Ranah Pesisir 10 27 564,39 9,82
9. Linggo Sari Baganti 16 43 315,41 5,49
10. Airpura 10 20 314,00 5,46
11. Pancung Soal 10 24 426,10 7,41
12. Ranah Ampek Hulu Tapan 10 18 312,22 5,43
13. Basa IV Balai Tapan 10 22 365,28 6,35
14. Lunang 10 28 564,00 9,81
15. Silaut 10 27 365,50 6,36
Jumlah 182 480 5.749,89
Sumber : Kabupaten Pesisir Selatan Angka, Tahun 2013
Dari jumlah nagari dan kampung, Kecamatan Koto XI Tarusan merupakan nagari yang
terbanyak yaitu, mempunyai 23 nagari (dua puluh tiga) dan 51 kampung. Kecamatan Lunang
Silaut merupakan kecamatan yang mempunyai nagari terbanyak setelah kecamatan Koto XI
Tarusan yaitu 20 nagari (dua puluh) dan 55 kampung, sedangkan Kecamatan IV Nagari
Bayang Utara merupakan kecamatan yang memiliki nagari yang terkecil yaitu 6 (enam) Nagari
dan 17 kampung.
GAMBAR 2.1
Kabupaten Pesisir Selatan merupakan salah satu dari 19 kabupaten / kota di Propinsi
Sumatra Barat, dengan luas wilayah 5.749,89 Km2. Wilayah Kabupaten Pesisir Selatan
terletak di bagian selatan Propinsi SumatraBarat, memanjang dari utara ke selatan dengan
Panjang garis pantai 234,2 Km47 pulau dan 19 buah sungai.
Kabupaten Pesisir Selatan, sebelah utara berbatasan dengan Kota Padang, sebelah timur
dengan Kabupaten Solok dan Propinsi Jambi, sebetah selatan dengan Propinsi Bengkutu
dan sebelah barat dengan Samudera Indonesia.
Wilayah administrasi pemerintahan terdiri atas 15 kecamatan (pemekaran 3 kecamatan, 16
Juli 2012) dan 182 nagari (pemekaran nagari tahun 2011). Sebagian besar penduduk Pesisir
Selatan bergantung pada sektor pertanian tanaman pangan, perikanan dan perdagangan.
Sementara sumber daya potensial lainnya adalah pertambangan, perkebunan dan
pariwisata.
Sektor perkebunan terutama perkebunan sawit mulai berkembang pesat sejak sepuluh
tahun terakhir, yang berlokasi di Kecamatan Pancung Soal, Basa Ampek Balai dan Lunang
Silaut. Melibatkan beberapa investor nasional dengan pola perkebunan inti dan plasma.
Sebuah industri pengola minyak sawit CPO kini sudah berdiri di Kec. Pancung Soal,
dengan kapasitas produksi sebesar 4.000 ton per hari.
Dalam perencanaan pembangunan, penduduk merupakan faktor yang penting, karena
tujuanutama pembangunan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk
/masyarakat. Persebarannya, jumlah, kepadatan dan pola penduduk merupakan faktor
pembentuk suatu kegiatan dan pembentuk karakteristik suatu wilayah. Pertumbuhan suatu
wilayah banyak dipengaruhi oleh jumlah penduduk dan kegiatan sosial ekonominya.
Keberadaan penduduk harus direncanakan, baik pola persebaran maupun jumlah
kepadatannya sesuai dengan daya dukung dan daya tampung wilayah. Selain itu, hal yang
lebih penting adalah masalah kualitas penduduk. Dengan kualitas penduduk yang rata-rata
baik akan berdampak pada tingkat kesejahteraan penduduk. Kualitas penduduk juga akan
menentukan pertumbuhan wilayah terutama dalam pemanfaatan seluruh potensi daerah
yang dimiliki untuk pembangunan daerah.
2.3.1 Jumlah Penduduk Secara Keseluruhan dan Menurut Jenis Kelamin
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2014, jumlah penduduk sekitar 446.480
jiwa. Dengan rasio, jumlah penduduk laki-laki lebih rendah dibandingkan perempuan,
yaitu sebanyak 221.095. jiwa dan 225.384 jiwa. Jumlah ini mengalami penambahan
(peningkatan) sebesar 8.365 jiwa, jika dibandingkan tahun 2011. Jumlah penduduk tahun
2012 menurut jenis kelamin menunjukkan bahwa penduduk perempuan lebih banyak
dibandingkan dengan jumlah penduduk laki-laki. Hal ini ditunjukkan oleh rasio jenis
kelamin (sex ratio) sebesar 97,25 %, yang artinya setiap jumlah penduduk laki-laki
sebanyak 97,25 jiwa, maka jumlah penduduk perempuan sebanyak 100 jiwa. Untuk lebih
jelasnya mengenai struktur penduduk berdasarkan jenis kelamin ini dapat dilihat pada
Tabel 4.2
TABEL 2.2
JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN JENIS KELAMIN
NO NAMA KECAMATAN JENIS KELAMIN (JIWA)
JUMLAH
PENDUDUK SEK RASIO
LAKI-LAKI PEREMPUAAN (JIWA)
1. Koto XI Tarusan 23854 24332 48186 98.04
2. Bayang 17635 19108 36743 92.29
3. IV Nagari Bayang Utara 3471 3808 7279 91.15
4. IV Jurai 22060 22569 44629 97.74
5. Batang Kapas 15265 15846 31111 96.33
6. Sutera 23842 24025 47867 99.24
7. Lengayang 25410 26631 52041 95.42
8. Ranah Pesisir 14494 15938 30432 90,94
9. Linggo Sari Baganti 21711 21798 43509 99.60
10
Airpura 7450 7353 14803 101.32
11 Pancung Soal 12367 12061 24428 102.54
12
Ranah Ampek Hulu Tapan 6960 6975 13935 99.78
13
Basa IV Balai Tapan 6502 6610 13112 98.37
14 Lunang 9986 9636 19622 103.63
15 Silaut 6929 6355 13284 109.03
Sumber : BPS Kabupaten Pesisir Selatan, 2014
2.3.2 Jumlah Penduduk Miskin
Secara umum, angka kemiskinan di kabupaten Pesisir Selatan sejaktahun 2005 – 2014
terus menurun, ini ditandai dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Penurunan tersebut tidak lepas dari upaya keras pemerintah daerah kabupaten Pesisir
Selatan untuk menanggulangi kemiskinan melalui berbagai program pro-rakyat. Kendati
belum bisa dikatakan maksimal, akan tetapi grafik penurunan menunjukan bahwa
program-program penanggulangan kemiskinan yang diluncurkan pemerintah telah
memberikan efek positif bagi peningkatan kemampuan masyarakat dalam
mengembangkan hak-hak dasar mereka. Penurunan angka kemiskinan tersebut dapat
dilihat pada tabel 4.3
TABEL2.3
PARSENTASE TINGKAT KEMISKINAN DAN TINGKAT PERTUMBUHAN EKONOMI
2.3.3 Persebaran Penduduk
Penduduk dengan jumlah terbanyak terdapat di Kecamatan Lengayang yaitu 54.441
jiwa, sedangkan yang paling sedikit terdapat di Kecamatan IV Nagari Bayang Utara
yaitu 7.101 jiwa. Kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Bayang yaitu
471,587 jiwa/Km² dan terendah terdapat di Kecamatan Lunang (terjarang) yaitu 35,057
jiwa/Km². Untuk lebih jelasnya mengenai distribusi penduduk pertumbuhan jumlah,
TABEL 2.4
1 Koto XI Tarusan 425,63 425,63 47898 48399 48554
2 Bayang 78,00 77,50 36697 37081 36548
3 Bayang Utara 250,24 250,74 7276 7352 7101
4 IV Jurai 373,80 373,80 43019 43755 44821
5 Batang Kapas 359,07 359,07 30829 31151 31334
6 Sutera 445,65 445,65 46019 46500 48015
7 Lengayang 590,60 590,60 51623 52163 52425
8 Ranah Pesisir 564,39 564,39 30089 30404 30432
9 Linggo Sari Baganti 315,41 315,41 42319 42762 43721
10 Airpura 314,00 14823
11 Pancung Soal 740,10 426,10 37002 37389 24425
12 Ranah Ampek Hulu Tapan 312,22 13791
13 Basa IV Balai Tapan 677,50 365,28 25742 26011 13294
Lunang Silaut 929,50 30450 30768
14 Lunang 564,00 19722
15 Silaut 365,50 13053
JUMLAH 5.749,89 5.749,89 429246 433735 442100
Kondisi topografi wilayah memiliki keberagaman kemiringan lereng berkisar antara 0-40%
dan > 40%.Klasifikasi Kemiringan lereng untuk wilayah Kabupaten Pesisir Selatan
meliputi:
1) Kemiringan 0 – 2% yang merupakan kemiringan datar, terdapat di seluruh kecamatan
yang ada di Kabupaten Pesisir Selatan, dengan luas 181.654 Ha (31,59%).
2) Kemiringan 2 – 15% yang merupakan kemiringan agak landai, terdapat dikecamatan
Lunang Silaut, Kecamatan Basa IV Balai Tapan, Kecamatan Pacung Soal,
Kecamatan Linggo Sari Baganti, Kecamatan Sutera, Kecamatan Batang Kapas, dan
Kecamatan Koto XI Tarusan, dengan luas 5.102 Ha (0,89%).
3) Kemiringan 15 – 25% yang merupakan kemiringan Landai terdapat di seluruh
kecamatan yang ada di Kabupaen Pesisir Selatan, dengan luas 24.562 Ha (4,27%).
4) Kemiringan 25 – 40% yang merupakan kemiringan agak curam terdapat di seluruh
kecamatan yang ada di Kabupaten Pesisir Selatan, dengan luas 59.436 Ha (10,34%).
5) Kemiringan > 40% yang merupakan kemiringan curam terdapat di seluruh kecamatan
yang ada di Kabupaten Pesisir Selatan, dengan luas 304.235 Ha (52,91%).
TABEL 2.5
LUAS DAN PERSEBARAN KELAS LERENG
sumber : Kabupaten Pesisir Selatan Dalam Angka, Tahun 2011
NO NAMA
1. Koto XI Tarusan 5.436 350 2.314 4.824 29.639 42.563
2. Bayang 3.668 - 1.152 2.088 1.624 8.532
3.
Ampek Nagari Bayang
Utara 724 - 1.080 4.104 18.384 24.292
4. IV Jurai 2.808 - 1.800 4.500 28.272 37.380
5. Batang Kapas 4.932 396 2.880 5.976 21.723 35.907
6. Sutera 9.792 468 2.304 6.408 25.593 44.565
7. Lengayang 9.432 - 252 3.348 46.028 59.060
8. Ranah Pesisir 6.804 - 1.296 13.428 34.911 56.439
9. Linggo Sari Baganti 9.720 396 1.584 8.388 11.453 31.541
10. Pancung Soal 34.380 504 3.672 2.124 33.330 74.010
11. Basa IV Balai Tapan 22.788 720 972 2.700 40.570 67.750
12. Lunang Silaut 71.170 2.268 5.256 1.548 12.708 92.950
TOTAL 181.654 5.102 24.562 59.436 304.235 574.989
TABEL 2.6
Sebagian daerah Sungai Pinang, Sungai Nyalo, Madeh, Teluk, Raya, Pulau Karam, Kampung Pansur, Simpang Carocok, Gurun Panjang
Bayang Sebagian daerah Karang Pauh, Api-Api, Pasar Baru, Selayang Pandang
IV Jurai Sebagian daerah Sago, Laban, Painan Selatan, Sungai Nipah, Koto Salido
Batang Kapas
Sebagian daerah Teluk Batung, Teluk Kasai Sungai Bungin, Anakan, Bukit Tambun Tulang, Koto Nan Tigo, Taluak Limpaso
Sutera
Sebagian daerah Taratak, Lansano, Rawang Gunung Malelo, Gunung Rajo, Surantiah, Aur Duri, Hamparan Perak, Padang Tarok, Pantai Camin
Lengayang Sebagian daerah Pasar Gompong, Pasar Kambang, Koto Nan IV 1, Lakitan, Pulakek
Ranah Pesisir Sebagian daerah Pasia Palangai, Nyiur Melambai, Pasia Harapan
Linggo Sari Baganti Sebagian daerah Punggasan Utara, Pasa Aia Haji, Aia Haji Barat, Pasa Punggasan
Pancung Soal Sebagian daerah Pasia Ganting
Lunang Silaut Sebagian daerah Suka Maju, Tanjung Makmur
2 Berbukit
Koto XI tarusan Sebagian daerah Sungai Pinang, Sungai Nyalo, Mudiak Aia, Simpang Carocok, Gurun Panjang, Kapuh
Bayang Sebagian daerah Karang Pauh, Selayang Pandang
IV Jurai Sebagian daerah Sago, Laban, Painan Selatan, Sungai Nipah, Koto Salido
Batang Kapas
Sebagian daerah Teluk Batung, Teluk Kasai Sungai Bungin, Anakan, Bukit Tambun Tulang, Koto Nan Tigo, Taluak Limpaso
Sutera
Sebagian dearah Taratak, Padang Tarok, Rawang Gunung Malelo, Gunung Rajo Surantiah, Hamparan Perak
Berdasarkan peta topografi dan klasifikasi kelas lereng wilayah, diketahui bahwa sebagian besar
wilayah termasuk dalam kelas lereng curam dengan kemiringan lereng di atas 40 % yang
mencapai luas 304.235 Ha (52,91 %) terdapat pada seluruh Kecamatan Kabupaten Pesisir
Selatan. Sementara luas wilayah dengan kemiringan lereng datar 0 – 2 % dengan luas 181.654
Ha (31,59) terdapat diseluruh kecamatan, Kemiringan 2 – 15% dengan luas 5.102 Ha (0,89%)
terdapat di Kecamatan Lunang Silaut,Basa IV Balai Tapan, Pancung Soal, Linggo Sari
Baganti, Sutera, Batang Kapas dan Koto XI Tarusan, kemiringan 15 – 25% dengan luas 24.562
Ha (4,27%) terdapat diseluruh kecamatan, dan agak curam dengan kemiringan 25 – 40%
dengan luas 304.235 Ha (52,91%) terdapat diseluruh Kecamatan.Untuk lebih jelasnya
mengenai kelas kelerengan dapat dilihat padaPeta 4.3
PETA 2.3 TOPOGRAFI
Kondisi Hidrologi di daerah ini terdiri dari 19 sungai besar dan sungai kecil yang
merupakan bagian dari sistem jaringan sungai yang dipengaruhi oleh kondisi topografi
dan struktur fisiografi terpapar dari timur ke barat. Seluruh sungai yang berada di daerah
(HSAW) serta Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) yang debit rata-rata 29,696M3/dt
(tahun 2011) dengan luas 6.232,02 km2. Selain dari sungai sebagai sumber daya air, potensi
ketersediaan air tanah cukup memedai yaitu 9.420,44 juta M3.Untuk lebih jelasnya dapat
di lihat pada tabel 4.7 di bawah ini.
TABEL 2.7
2 Batang Tapan Basa Iv Balai Tapan 711,12 2,55
3 Batang Inderapura Pancung Soal, Basa IV
Balai, Linggo Sari Baganti 2,035.89 7,315
4 Batang Air Haji Linggo Sari Baganti 45,85 367,37 1,319
5 Batang Pelangai Ranah Pesisir 51,11 498,86 1,792
6 Batang Kambang Lengayang 45,75 457,14 1,642
7 Batang Surantih Sutera 45,69 297,1 1,067
8 Batang Kapas Batang Kapas 37,12 449,67 1,620
9 Batang Lumpo Iv Jurai 32,71 120,53 0,430
10 Batang Bayang Bayang 43,86 396,17 1,423
11 Batang Tarusan Koto Xi Tarusan 52,47 508,34 1,826
12 Batang Salido IVJurai 18,16 85,1 0,305
13 Batang Painan IV Jurai 13,61 23,36 0,084
14 Batang Amping Parak Sutera 17,41 110,47 0,396
15 Batang Lakitan Lengayang 29,18 117,78 0,423
16 Batang Punggasan Linggo Sari Baganti 20,84 142,07 0,510
17 Batang Bantaian Linggo Sari Baganti 16,06 103,38 0,371
18 Batang Sindang Lunang Silaut 43,47 239,17 0,859
19 Batang Silaut Lunang Silaut 56,43 516,89 1,857
JUMLAH 663,42 6.232,02 29,696
Sumber : Laporan Identifikasi Permasalahan Sungai-sungai yang bermuara ke Pantai Barat Sumatera Dep. PU 2011
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa Batang Inderapura merupakan sungai terpanjang dengan panjang aliran sungai 93,70 km2dan luas Daerah Aliran Sungai 2.035.89 km2serta debit aliran sebesar 7,315 M3/dt. Sungai ini melalui tiga kecamatan yaitu kecamatan Pancung soal, Basa IV Balai dan Linggo Sari Baganti, sedangkan yang terpendek adalah Batang Painan dengan panjang aliran sungai 13,61 Km dan luas Daerah Aliran Sungai 23,36 km2serta debit aliran sebesar 0,084 M3/dt.
Karakteristik lahan yang mempengaruhi bencana alam berupa longsor, banjir, dan erosi
pantai /abrasi. Berdasarkan peta geologi lembar Painan oleh Kastowo dan Gerhard W. Leo
(1972) skala 1: 250.000, terbitan Direktorat Geologi Bandung, daerah Kabupaten Pesisir
gunung api dengan sejumlah kecil batuan sediment. Batuan gunung api terdiri dari lava,
breksi, breksituff, tuf, hablur, ignimbrid dan tuf sela, kebanyakan bersusunan andesitan dan
dasitan. Tuf sela ini terdiri dari rombakan.Pecahan andesit, lempung pasiran, gelas dan
rijang, dengan perekat gelas, kalsit lembut, kuarsa dan feldspar. Tuf hablur mengandung
banyak feldspar dan kuarsa dengan masa dasar serisit, mineral lempung dan gelas,
termasuk arkosa, serpih bituminan, batubara serpihan, batupasir tufan, serpih tufan, tuf
andesitan dan breksi tuf. Dalam formasi ini termasuk batuan sedimen berumur miosen
awal yang mengandung fosil Dicotylenblendad di sebelah selatan gunung Kerinci.Umur
formasi ini dinyatakan sebagai oligo-miosen.Tebalnya mencapai 700 meter.Dilembar
Painan dinamakan formasi Painan. (Tomh) Lava, breksi gunung api dan tuf terubah,
bersusunan andesit, basal. Tebal 700 meter. (Tdb) Diabas : retas berstekstur diabasan ;
tersusun oleh Cabradiorit, augit, diopsid, dan olivine. Beberapa dari diabas ini mengalami
kloritisasi.Diabas dinyatakan berumur tersier tengah karena menerobos formasi Painan
(Tomp) yang berumur tersier akhir.
GRANIT : Granit biotit, porfir kuarsa dan granit grafik. Granit terdapat sebagai inti di
dalam batuan pluton granodiorit di daerah selatan gunung Kerinci.Granit ini dinyatakan
berumur miosen tengah karena hubungannya dengan batuan pluton granodiorit.
GRANODIORIT : Granit horenblenda sampai granodiorit. Dinyatakan berumur miosen
tengah karena menerobos formasi Painan yang berumur tersier bawah di sebelah selatan
gunung kerinci. (Qtb) Konglomerat aneka bahan, batupasir berbatuapung dan batulanau,
batu lempung dengan sisa tanaman, sisipan lignit dan batu gamping.Tebal 250
meter.LAVA : susunan dan asalnya sama dengan batuan gunung api yang tak terpisahkan
(Qyu). Aliran terdapat di sekitar Gunung Kerinci dan Gunung Tujuh. (Qv) Lava
bersusunan andesit-Basal, tuf dan breksi lahar. Sumber Gunung Pandan (Qvp), Gunung
Kunyit (qvk), Gunung Raya (Qvr), Gunung Kebongsong (qvkb), Gunung Medan (Qvm).
(Qa) Aluvium : bongkah kerikil, pasir, lanau, lumpur dan lempung. (Qas) ENDAPAN
RAWA : Pasir, lanau, lumpur, lempung mengandung sisa tanaman. (Qal) ALUVIUM :
Lanau, pasir, lempung, lumpur dan kerikil. (Jgr) GRANIT : susunannya berkisar antara
granit biotit horenblenda sampai granodiorit, dengan bintik-bintik mineral mafik, plagioklas
dari jenis oligiklas, horenblenda tidak mengalami kloritisasi, dan secara setempat terdapat
apatit. Terdapat sebagai stok.Granodiorit disimpulkan berumur lebih muda daripada
batuan paleozoikum dan lebih tua daripada formasi tabir yang berumur jura.Mungkin
berumur jura awal.
FORMASI BARISAN (Pb) : Filit, batusabak, batugamping, batu tanduk dan grewake
dan grafit; setempat telah berikal terutama di jalur koyak dimana pendaunannya
berkembang baik.Belahan batusabak umumnya berkembang baik.Rijang banyak sekali
terdapat.Urat kuarsa sulfida magmatik mengandung emas terdapat di daerah sungai sapat.
Ketebalannya lebih dari 3500 meter, (Jgr)
GRANIT : susunannya berkisar antara granit biotit horenblenda sampai granodiorit,
dengan bintik-bintik mineral mafik. Plagioklas dari jenis oligoklas, horenblenda telah
mengalami kloritisasi, dan secara setempat terdapat apatit, terdapat sebagai
stok.Granodiorit disimpulkan berumur lebih muda daripada batuan paleozoikum dan lebih
tua daripada formasi sabir yang erumur jura. Mungkin berumur jura awal, (Gd)
GRANODIORIT : Granodiorit, biotit, hornblenda, setempat terkloritkan. Adapun sebaran
spasial geologi Kabupaten Pesisir Selatan dapat dilihat pada Peta4.4
PETA 2.4 JENIS TANAH
B. JENIS TANAH
Jenis tanah terdiri dari tanah organosol, alluvial, regosol, andosol, podsolit, dan latosol. Jenis
tanah organosol disebut juga sebagai tanah gambut, tersusun dari timbunan bahan organic
dengan ketebalan sangat bervariasi, mulai dari 50 cm sampai 5 meter diatas tanag mineral.
Tekstur tanahnya bervariasi, tanpa struktur, konsistensi tanah lepas, pH tanah sangat masam
dan tergenang air sepanjang tahun. Tanah ini tidak begitu potensial bagi pertanaian karena sifat
kimia dan fisiknya sangat jelek.
Jenis tanah alluvial disebut juga sebagai tanah tumbuh tanah endapan, kandungan bahan
struktur dan konsistensinya keras waktu kering, teguh waktu lembab, kandungan unsure
haranya relative kaya dan banyak bergantung pada bahan induknya. Secara keseluruhan tanah
alluvial mempuyai sifat fisik kurang baik sampai sedang, sifat kimia sedang sampai baik,
sehingga produktivitas tanahnya sedang sampai tinggi.
Jenis tanah podsolik memiliki solum tanah yang agak tebal, yaitu 90-180 cm,tektur tanahnya
lempung berliat hingga liat, konsistensinya gembur dibagian atas dan teguh di lapisan bawah,
kandungan bahan organiknya kurang dari 5% kandungan unsure hara tanaman rendah, reaksi
tanah (PH) sangat rendah sampai rendah yaitu antara 4 – 4,5. Secara keseluruhan tanah ini
memiliki sifat kimia yang kurang baik, sifat kimia tidak mantap karena stabilitas agregatifnya
kurang, sehingga mudah terkenak erosi. Produktifitas tanah ini rendah sampai sedang tumbuh
dengan baik, tetapi harus dengan perlakuan khusus untuk mencegah erosi, karena tanah yang
bertektur sedang lebih peka terhadap erosi. Tanah dengan tekstur kasar menyerap air sangat
tinggi, tetapi daya simpan air sangat rendah,sehingga kurang cocok untuk tanaman pangan
lahan kering.
Jenis tanah yang paling dominan di Kabupaten Pesisir Selatan adalah tanah latasol, yaitu
seluas 188,153 Ha yang paling dominan adalah di Kecamatan Pc.Soal seluas 10.440 Ha dan
tanah andasol seluas 181.399 Ha yang paling dominan di Kecamatan Lengayang seluas 26.885
Ha dan sisa tersebar hampir diseluruh Kecamatan. Jenis tanah podsol seluas 88.447 Ha tersebar
di tiga kecamatan yaitu IV Nagari Bayang utara, BAB Tapan dan Lunang Silaut. Jenis tanah
Alluvial seluas 58.096 Ha tersebar hampir diseluruh kecamatan dan paling dominan di
Kecamatan Pc.Soal seluas 10.440 Ha. Jenis tanah organosol seluas 41.830 Ha tersebar pada
tiga kecamatan yaitu Pancung Soal, BAB Tapan dan Lunang Silaut sedangkan jenis tanah
regosol seluas 17.064 Ha, di kecamatan lunang Silaut dan Pancung Soal. Untuk lebih jelas
dapat dilihat pada tabel 4.4dan gambarPeta 4.4
Berdasarkan geografisnya, Kabupaten Pesisir Selatan berada pada bagian barat pantai
Sumatera. Karena pengaruh letak ini pula, maka daerah ini tergolong beriklim tropis
dengan suhu udara dan kelembaban yang tinggi. Ketinggian permukaan daratan sangat
bervariasi yakni berada pada dataran rendah kecuali Kecamatan IV Nagari Bayu yang
hampir seluruh daerahnya berada di dataran tinggi dataran tinggi. Namum dalam
tahun-tahun terakhir ini, keadaan musim kadang tidak menentu, pada bulan-bulan yang
Kondisi iklim berdasarkan curah hujan tahunan rata-rata 299,6 mm/tahun. Puncak curah
hujan maksimum terjadi sekitar bulan Januari dan Desember. Sedangkan curah hujan
minimum terjadi pada bulan Mei.
Suhu minimum terjadi antara bulan April sampai dengan Juni dan suhu maksimum terjadi
antara bulan Januari dan Oktober dengan temperatur suhu udara berkisar antara 22º C –
28º C dan 23º C – 32º C serta kelembaban rata-rata 80 %.
Hujan terjadi hampir sepanjang tahun tanpa ada bulan-bulan kering dengan jumlah hari
hujan berkisar antara 13-15 hari perbulan.
Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi iklim dapat dilihat pada Tabel 4.8 dan Tabel 4.9
danPeta4.5
TABEL 2.8
JUMLAH CURAH HUJAN BERDASARKAN BULAN
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
1. Koto XI Tarusan 56.20 30.10 26.00 17.75 17.00 23.00 23.90 31.09 18.29 33.85 27 49.73
2. Bayang - - -
-3. IV Nag. Bayang Utara - - -
-4. IV Jurai - - -
-5. Batang Kapas - - -
-6. Sutera 17.73 29.08 69.00 20.85 7.69 14.10 11.56 23.67 21.22 18.72 15.8 17.67
7. Lengayang - - -
-8. Ranah Pesisir - - -
-9. Linggo Sari Baganti - - -
-10. Pancung Soal - - -
-11. Basa IV Balai Tapan 23.13 43.80 21.14 18.75 38.00 43.78 27.00 19.42 38.75 69.67 83.67 71.45
12. Lunang Silaut 60.70 44.90 31.00 30.90 16.80 44.80 39.10 27.50 23.40 19.30 14.9 40.4
TOTAL 157.76 147.88 147.14 88.25 79.49 125.68 101.56 101.68 101.66 141.54 99.47 179.25 CURAH HUJAN RATA-RATA BULANAN (mm)
NO KECAMATAN
TABEL 2.9
DATA SUHU BERDASARKAN HUJAN
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
1. Koto XI Tarusan 33,21 33,57 32,45 27,28 26,23 27,11 32,15 33,19 32,86 33,21 28,33 26,79
2. Bayang 33,22 31,07 31,53 27,28 26,32 26,18 31,51 33,21 31,16 32,65 27,34 26,27
3. IV Nag. Bayang Utara 33,13 32,27 32,25 27,28 26,23 26,32 32,05 32,21 32,18 31,25 26,54 27,86
4. IV Jurai 33,12 31,33 32,45 27,28 26,23 27,13 31,57 32,31 31,76 32,27 26,18 28,15
5. Batang Kapas 33,15 32,42 31,15 27,28 26,23 26,87 31,89 32,14 32,23 32,12 27,12 28,23
6. Sutera 32,43 33,11 31,73 26,79 26,97 27,16 32,19 33,03 32,45 32,97 32,97 29,13
7. Lengayang 31,51 32,77 31,13 26,29 26,17 26,19 32,24 32,03 32,15 33,17 27,53 26,96
8. Ranah Pesisir 32,42 33,21 31,14 27,13 27,77 26,17 31,56 33,12 31,55 32,24 26,34 26,79
9. Linggo Sari Baganti 33,03 33,13 31,27 26,43 27,21 26,65 31,65 33,24 32,36 31,27 28,54 27,86
10. Pancung Soal 32,13 31,67 32,12 26,77 26,87 26,46 32,34 32,11 31,51 32,67 27,38 28,57
11. Basa IV Balai Tapan 31,53 32,66 31,24 27,17 27,57 27,62 31,14 33,45 32,15 31,13 26,15 27,93 12. Lunang Silaut 32,23 31,32 31,19 26,81 26,88 26,45 32,08 32,23 31,57 33,35 27,17 26,87
TOTAL 391,11 388,53 379,65 323,79 320,68 320,31 382,37 392,27 383,93 388,30 331,59 331,41 NO KECAMATAN SUHU RATA-RATA BULANAN (mm)
Sumber : Kantor Lingkungan Hidup Kab.Pesisir Selatan, Tahun 2013
PETA 2.5
Struktur perekonomian dibentuk berdasarkan 9 (sembilan) sektor utama kegiatan, meliputi
sektor pertanian, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, listrik, gas dan air
minum, bangunan, perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi,
keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, serta jasa-jasa. Struktur ekonomi tahun 2014
didominasi oleh sektor pertanian, atas harga berlaku maupun harga konstan dimana dari
PDRB atas dasar berlaku terlihat bahwa sumbangan sektor ini tahun 2014 sebesar 35,14 %,
sedang menurut harga konstan sebesar 33,68 %. Sektor lain yang cukup besar memberikan
kontribusinya terhadap PDRB adalah sektor perdagangan besar dan eceran bukan mobil
dan sepeda motor 9,98%, konstruksi 8,99% industri pengolahan 7,9%, administrasi
pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib 6,66%, informasi dan komunikasi
5,73% sektor transportasi dan dan perdagaangan 3,64 % sektor keuangan dan asuransi
2,27% dan jasa pendidikan 2,81%.
TABEL 2.10
PERKEMBANGAN PDRB PERKAPITA DAN PENDAPATAN PERKAPITA
PDRB Perkapita atas dasar harga berlaku menunjukan PDRB per kepala atau per satu
orang penduduk. Pada tahun 2014, PDRB perkapita Kabupaten Pesisir Selatan mencapai
20,58 juta rupiah dengan laju pertumbuhan sebesar 4,81 % pada tahun 2011 dan berturut
turut sebesar 4,85 ; 4,96 ; dan 4,8 persen pada tahun 2012 - 2014
Dalam memanfaatkan dana pembangunan, di bawah ini disajikan tabel tentang
penerimaan dana DAU (Dana Alokasi Umum), DAK-Non DR, dana perimbangan dan 2.8 SOSIAL DAN EKONOMI WILAYAH
lainnya tahun 2014. Dengan informasi melalui APBD, hingga saat ini Pesisir Selatan
masih mengandalkan sumber pembiayaan pembangunannya dari dana perimbangan,
sementara sumber dana yang berasal dari APBD, yang berasal dari pajak dan retribusi
daerah, masih relatif kecil kontribusinya. Sementara pengeluaran setiap tahun terlihat
meningkat pada pos pengeluaran rutin/belanja tidak langsung. Ini sebagai konsekuensi
dari besarnya beban pemerintah daerah dalam membiayai kelangsungan pelayanan publik
untuk warganya.
TABEL 2.11
PERKEMBANGAN PENDAPATAN DAERAH DALAM 5 TAHUN TERAKHIR
TABEL 2.12
TABEL 2.13
DATA PERKEMBANGAN PEMBIAYAAN DAERAH 5 TAHUN TERAKHIR
Jika dalam jangka panjang keuangan daerah masih dijadikan sebagai sumber pembiayaan
pembangunan, maka akan terjadi kesulitan dalam menumbuhkan ekonomi daerah. Hal ini
terutama disebabkan keterbatasan dana pembangunan, sementarakebutuhan anggaran
untuk penyediaan sarana fisik, dan pelayanan publik lainnya semakin meningkat dari
tahun ke tahun.
Celah yang mungkin dapat dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan adalah
dengan mengupayakan peningkatan dana perimbangan berdasarkan dana kompensasi
(Bantuan Luar Negeri) untuk perbaikan ekonomi masyarakat disektor hutan lindung,
mengingat Kabupaten Pesisir Selatan memiliki hutan lindung yang sangat strategis sebagai
bagian dari paru-paru dunia. Namun sebagai daerah yang memelihara hutan lindung
untuk paru – paru dunia pemerintah pusat belum memperlihatkan adanya perhatian
yang sungguh – sungguh dalam peningkatan ekonomi masyarakat miskin yang berada
dilokasi hutan lindung. Selain dari itu upaya untuk mendatangkan investasi masyarakat,
baik yang berasal dari investasi domestik, maupun investasi asing, adalah sesuatu yang
perlu ditempatkan ke dalam kerangka kebijakan investasi daerah. Untuk dapat
A. PENDIDIKAN
Tingkat pendidikan menjadi salah satu tolak ukur kualitas sumberdaya manusia yang akan
menjadi pelaku pembangunan di daerah. Keberhasilan pembangunan bidang pendidikan
didukung dengan tersedianya sarana dan prasarana yang memadai, sehingga proses
mengajar dan mendidik dapat berlangsung dengan baik. Struktur penduduk berdasarkan
tingkat pendidikan tahun 2012, sebagian besar didominasi oleh penduduk dengan tingkat
pendidikan tamat SLTP/ setara yaitu berjumlah sekitar 79394 jiwa (31,81 %) dan yang
paling rendah adalah penduduk dengan tingkat pendidikan S2/S3 yaitu 659 jiwa.
B. ANGKATAN KERJA
Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) adalah banyaknya penduduk usia kerja yang terserap
dalam pasar kerja atau penduduk umur 15 tahun dan lebih yang bekerja. Dalam pengertian
ini, kesempatan kerja bukanlah lapangan pekerjaan yang masih terbuka, walaupun
komponen yang terakhir ini akan menambah kesempatan kerja yang akan datang. Pada
suatu waktu, lapangan pekerjaan yang masih terbuka cukup banyak, sementara jumlah
pencari kerja juga banyak. Hal ini dapat terjadi karena kurang baiknya distribusi lapangan
pekerjaan yang masih terbuka serta bertalian dengan pola penyebaran penduduk, ataupun
karena alasan lain seperti faktor keterampilan keahlian dari pada pencari kerja.
Jumlah angkatan kerja tahun 2012, tercatat sebanyak 178.290 orang. Bila dilihat dari
angkatan kerja yang ada terdapat sebanyak 150.225 orang (88,94%) yang berkerja atau yang
memiliki perkerjaan sedangkan sisanya sebanyak 18.688 orang (11,841%) adalah mereka
yang sedang mencari pekerjaan atau menganggur. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai
jumlah angkatan kerja dapat dilihat pada Tabel 4.7.2 dan Tabel 4.7.3
TABEL 2.14
TABEL 2.15