• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah partisipasi non pertanian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "METODE PENELITIAN. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah partisipasi non pertanian"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

III. METODE PENELITIAN

A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Penelitian

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah partisipasi non pertanian (KNP), sedangkan variabel independen yang digunakan adalah Pendapatan (PP),

Pendidikan (PD) dan Usia (US). Berikut ini adalah definisi operasional variabel pada penelitian ini:

1. Pendapatan (PP)

Variabel ini mencerminkan pendapatan yang diterima responden. Variabel ini diukur dengan menggunakan ukuran rasio dengan satuan rupiah.

2. Pendidikan (PD)

Variabel ini merepresentasikan latar belakang pendidikan responden. Variabel ini berupa variabel politom yang terdiri dari 4 kategori. Variabel ini diukur dengan menggunakan ukuran ordinal, dimana:

1 = Sekolah Dasar, 2 = Sekolah Menengah Pertama, 3 = Sekolah Menengah Atas, 4 = Diploma Atau Sarjana.

3. Usia (US)

Variabel ini mencerminkan bagaimana usia bisa menentukan pilihan atau mengambil keputusan untuk mengikuti kegiatan non pertanian.

(2)

Tabel 6. Definisi Operasional Variabel

Variabel Uraian

Variabel Dependen

KNP

Partisipasi sektor non pertanian 0 = Bekerja di sektor pertanian (tidak) 1 = Bekerja di sektor non pertanian (Ya) Variabel Independen Pendapatan Responden 1 = < 15.000.000 PP 2 = 15.000.000 > 20.000.000 3 = 20.000.000 > 25.000.000 4 = > 25.000.000 PD Pendidikan 1 = Sekolah Dasar

2 = Sekolah Menengah Pertama 3 = Sekolah Menengah Atas 4 = Diploma / Sarjana Usia 1 = 15 – 27 Tahun US 2 = 28 – 40 Tahun 3 = 41 – 53 Tahun 4 = 54 – 65 Tahun B. Coding

Coding atau pengkodean adalah usaha mengklasifikasikan jawaban responden menurut macamnya. Tujuannya adalah menyederhanakan jawaban responden tersebut sehingga dapat diolah. Biasanya usaha pengkodean dilakukan dengan member simbol atau angka

(3)

pada jawaban responden. simbol atau angka inilah yang kita sebut kode. Dalam pengkodean, semua variable diberi kode kemudian ditentukan tempatnya dalam coding sheet (coding form) atau matriks. Pada pertanyaan tertutup, kode tersebut sudah ditentukan. Misalnya Ya diberi kode 1 dan Tidak diberi kode 0.

C. Populasi dan Sampel

Populasi berarti keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang ingin diteliti (Sugiarto dkk, 2001). Populasi dibedakan menjadi:

a. Populasi Sasaran (target population) yaitu keseluruhan individu dalam area / wilayah / lokasi / kurun waktu yang sesuai dengan tujuan penelitian

b. Populasi Sampel (sampling population) yaitu keseluruhan individu yang akan menjadi satuan analisis dalam populasi yang layak dan sesuai untuk dijadikan atau ditarik sebagai sampel penelitian sesuai dengan kerangka sampelnya (Sampling Frame).

Kerangka sampel adalah seluruh daftar individu yang menjadi satuan analisis yang ada dalam populasi dan akan diambil sampelnya. Adapun sampel adalah sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasinya. Banyaknya anggota suatu sampel disebut “statistik” (Sugiarto dkk, 2001).

Sedangkan pengambilan sampel (sampling) adalah suatu proses yang dilakukan untuk memilih dan mengambil sampel secara “benar” dari suatu populasi, sehingga dapat

(4)

digunakan sebagai “wakil” yang sah (dapat mewakili) bagi populasi tersebut (Sugiarto dkk, 2001).

Populasi dalam penelitian ini adalah individu yang berusia 15 - 65 tahun yang telah bekerja, baik di sektor pertanian maupun non-pertanian di Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran Desa Way Harong yakni Definisi orang yang telah bekerja pada penelitian ini mengacu pada definisi orang yang bekerja menurut definisi Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia. BPS mendefinisikan orang yang telah bekerja sebagai orang yang bekerja untuk memperoleh gaji/upah, atau membantu orang lain untuk mendapatkan keuntungan sekurang-kurangnya satu jam pada hari seminggu sebelum survei, atau orang yang memiliki pekerjaan namun sementara tidak bekerja untuk beberapa alasan selama seminggu yang lalu. Status pekerja terdiri dari berusaha sendiri tanpa bantuan orang lain, berusaha sendiri dibantu oleh anggota keluarga/ karyawan sementara, pengusaha dengan pekerja tetap, karyawan, pekerja tidak dibayar.

Untuk menentukan besarnya sampel dari populasi digunakan rumus Slovin untuk menentukan ukuran sampel minimal (n) jika diketahui ukuran populasi (N) pada taraf signifikansi α adalah : n = 2 1 NN  n = Ukuran Sampel N = Banyaknya populasi

α = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalah pengambilan sampel yang masih dapat ditolelir populasi (10 persen).

(5)

Dalam penelitian ini jumlah populasi yang diambil yaitu dari jumlah rumah tangga yang tertinggi di Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran disalah satu desa yang bernama Desa Way Harong yaitu berjumlah 1.335 rumah tangga.

n = 2 ) 10 , 0 ( 135 . 1 1 335 . 1  n = 455 . 1 335 . 1 n = 93

Dari hasil perhitungan tersebut sampel yang dihasilkan adalah 93 responden dari jumlah rumah tangga sebesar 1.335.

D. Jenis dan Sumber Data

Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh (Suharsimi, 1998). Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. a. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya atau objek

penelitian (Suharyadi dan Purwanto, 2003). Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara secara langsung dengan responden dengan menggunakan daftar pertanyaan atau kuesioner.

b. Data sekunder adalah data yang sudah diterbitkan atau sudah digunakan pihak lain (Suharyadi dan Purwanto, 2003). Data sekunder merupakan data-data penunjang dalam penelitian ini yang diperoleh dari lembaga/instansi yang terkait dalam penelitian ini, antara lain BPS Kabupaten Pesawaran, dan BPS Propinsi Lampung.

E. Metode Pengumpulan Data

Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah, sebagai berikut:

(6)

a. Wawancara, dalam penelitian ini dilakukan dengan bertanya langsung kepada responden dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner, yaitu daftar pertanyaan-pertanyaan yang disusun secara tertulis, yang bertujuan untuk memperoleh data berupa jawaban-jawaban para responden

b. Dokumentasi, dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan literaturliteratur, penerbitan, koran, dan majalah, serta informasi-informasi tertulis baik yang berasal dari instansi terkait maupun internet, yang berhubungan dengan topik penelitian untuk memperoleh data sekunder.

F. Pengolahan Data

1. Pengolahan Data Deskriptif

Pengolahan data deskriptif dalam penelitian ini menggunakan analisis kualitatif sebagai prodesur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan objek penelitian berdasarkan fakta yang terjadi dilapangan secara utuh yaitu dengan

menggunakan analisis tabel dan grafik. Analisis tabel digunakan untuk mengetahui median, modus, dan rata-rata dari setiap variabel yang diamati dengan bantuan tabulasi data.

2. Regresi Logistik

Regresi logistik adalah sebuah pendekatan untuk membuat model prediksi seperti halnya regresi linear atau yang biasa disebut dengan istilah Ordinary Least Squares (OLS) regression. Perbedaannya adalah pada regresi logistik, peneliti memprediksi variabel terikat yang berskala dikotomi. Skala dikotomi yang dimaksud adalah skala data nominal dengan dua kategori, misalnya: Ya dan Tidak, Baik dan Buruk atau Tinggi dan Rendah.

(7)

Apabila pada OLS mewajibkan syarat atau asumsi bahwa error varians (residual) terdistribusi secara normal. Sebaliknya, pada regresi logistik tidak dibutuhkan asumsi tersebut sebab pada regresi logistik mengikuti distribusi logistik.

3. Asumsi Regresi Logistik antara lain:

1. Regresi logistik tidak membutuhkan hubungan linier antara variabel independen dengan variabel dependen.

2. Variabel independen tidak memerlukan asumsi multivariate normality. 3. Asumsi homokedastisitas tidak diperlukan

4. Variabel bebas tidak perlu diubah ke dalam bentuk metrik (interval atau skala ratio).

5. Variabel dependen harus bersifat dikotomi (2 kategori, misal: tinggi dan rendah atau baik dan buruk)

6. Variabel independen tidak harus memiliki keragaman yang sama antar kelompok

variabel

7. Kategori dalam variabel independen harus terpisah satu sama lain atau bersifat eksklusif

8. Sampel yang diperlukan dalam jumlah relatif besar, minimum dibutuhkan hingga

50 sampel data untuk sebuah variabel prediktor (independen).

9. Regresi logistik dapat menyeleksi hubungan karena menggunakan pendekatan non linier log transformasi untuk memprediksi odds ratio. Odd dalam regresi logistik sering dinyatakan sebagai probabilitas.

(8)

Model persamaan aljabar layaknya OLS yang biasa kita gunakan adalah berikut: Y = B0 + B1X + e. Dimana e adalah error varians atau residual. Dengan regresi logistik, tidak menggunakan interpretasi yang sama seperti halnya persamaan regresi OLS. Model Persamaan yang terbentuk berbeda dengan persamaan OLS.

Berikut persamaannya:

Persamaan Regresi Logistik Di mana:

Ln: Logaritma Natural.

B0 + B1X: Persamaan yang biasa dikenal dalam OLS.

Sedangkan P Aksen adalah probabilitas logistik yang didapat rumus sebagai berikut:

Probabilitas Regresi Logistik Di mana:

exp atau ditulis "e" adalah fungsi exponen.

(Perlu diingat bahwa exponen merupakan kebalikan dari logaritma natural. Sedangkan

logaritma natural adalah bentuk logaritma namun dengan nilai

(9)

Besarnya nilai Exp(B) dapat diartikan misalnya nilai Exp (B) pengaruh rokok terhadap terhadap kanker paru adalah sebesar 2,23, maka disimpulkan bahwa orang yang merokok lebih beresiko untuk mengalami kanker paru dibadningkan dengan orang yang tidak merokok. Interprestasi ini diartikan apabila pengkodean kategori pada tiap variabel sebagai berikut:

1. Variabel bebas adalah Rokok: Kode 0 untuk tidak merokok, kode 1 untuk merokok.

2. Variabel terikat adalah kanker Paru: Kode 0 untuk tidak mengalami kanker paru, kode 1 untuk mengalami kanker paru.

Perbedaan lainnya yaitu pada regresi logistik tidak ada nilai "R Square" untuk mengukur besarnya pengaruh simultan beberapa variabel bebas terhadap variabel terikat. Dalam regresi logistik dikenal istilah Pseudo R Square, yaitu nilai R Square Semu yang maksudnya sama atau identik dengan R Square pada OLS.

Jika pada OLS menggunakan uji F Anova untuk mengukur tingkat signifikansi dan seberapa baik model persamaan yang terbentuk, maka pada regresi logistik menggunakan Nilai Chi-Square. Perhitungan nilai Chi-Square ini berdasarkan perhitungan Maximum Likelihood.

3. Justifikasi Statistika

Analisis Binary Logistik digunakan untuk menganalisis model pada skenario yang telah dirancang diatas. Model yang dapat memberikan hasil estimasi yang paling baik, dalam

(10)

arti tingkat signifikansi statistik, kesesuaian tanda koefisien parameter hasil estimasi dengan teori atau kesesuaian implikasinya di lapangan dipilih sebagai model yang sesuai (best fit) bagi penelitian ini. Pengolahan dan analisis data penelitian menggunakan bantuan paket program komputer SPSS PASW 18.

Untuk menentukan justifikasi statistik kelayakan model (Goodness of Fit), dilakukan uji Hosmer and Lameshow dengan pendekatan metode Chi square. Apabila nilai

signifikansi diatas 0,05, maka model itu sudah memenuhi (fit). Sebaliknya jika nilai signifikansi dibawah 0,05, maka model tersebut tidak memenuhi Uji kelayakan secara keseluruhan (Overall Fit Test) dilihat dari nilai -2 log likelihood. Nilai -2 log likelihood yang semakin rendah dibandingkan dengan nilai awal, menunjukkan bahwa model akan semakin fit secara keseluruhan.

Uji kemaknaan koefisien regresi overall fit test juga dapat dilakukan dengan menggunakan omnibus test of model coefficient. Pengujian ini juga menggunakan pendekatan uji chi square. Dengan nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 tersebut maka dapat disimpulkan bahwa keputusan di kegiatan ekonomi non-pertanian dapat diprediksi dari variabel bebas.

Uji secara parsial bertujuan menghubungkan 2 atau lebih variabel bebas dengan variabel terikat. Parameter yang digunakan adalah membandingan antara nilai signifikansi setiap variabel dengan taraf nyata 5%. Apabila nilai signifikansi dibawah 5%, maka variabel bebas tersebut berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat, berlaku pula sebaliknya. Apabila nilai B di Variables In the Equation pada variabel bebas adalah positif (+), maka variabel bebas tersebut berpengaruh signifikan positif (+) terhadap variabel terikat, berlaku pula sebaliknya.

(11)

G. Gambaran Umum Kabupaten Pesawaran

Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2007 tanggal 10 Agustus 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Pesawaran di Provinsi Lampung dan diresmikan pada tanggal 2 November 2007, ditandai dengan dilantiknya Penjabat Bupati Pesawaran oleh Menteri Dalam Negeri di Jakarta.

Berdasarkan pasal 2 Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 dinyatakan bahwa

“pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang menjadi urusan Pemerintah, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi,

pemerataan, keadilan serta potensi dan keanekaragaman daerah”. Selain itu pasal 27 ayat (2) juga menegaskan bahwa Kepala Daerah mempunyai kewajiban menyampaikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada pemerintah pusat dan memberikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada DPRD, atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah selama satu tahun anggaran.

Bagi daerah otonom baru mengacu kepada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraaan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Informasi Laporan Penyelenggaraaan Pemerintahan Daerah kepada masyarakat, menyatakan Kepala Daerah otonom baru menyusun dan menyampaikan Laporan Perkembangan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Presiden melalui Menteri Dalam Negeri dan melalui Gubernur sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sekali.

(12)

Kabupaten Pesawaran telah melaksanakan struktur dan mekanisme pemerintahan daerah yang mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah yang telah tertuang pada Peraturan Daerah Kabupaten Pesawaran dan telah terbentuknya DPRD Kabupaten Pesawaran. Disini akan kami sampaikan Laporan Penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pelaksanaan Pelantikan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah serta tugas-tugas lain yang sudah dijalankan baik menyangkut urusan wajib, urusan pilihan serta tugas pembantuan yang sudah diterima.

1. Kondisi Geografis

Secara geografis Kabupaten Pesawaran terletak pada 104o54’ sampai dengan 105o14’ bujur timur dan 5o7’ sampai dengan 5o48’ lintang selatan. Secara umum memiliki iklim hujan tropis sebagaimana iklim Provinsi Lampung pada umumnya, curah hujan per tahun berkisar antara 2.264 mm sampai dengan 2.868 mm dan jumlah hari hujan antara 90 sampai dengan 176 hari/tahun. luas wilayah Kabupaten Pesawaran adalah ± 1173.77 Km2 dengan kedudukan ibukota di Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran Pada Tahun 2010 berpenduduk 397.294 jiwa berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk 2010,

memiliki potensi pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan dan pariwisata yang masih terbuka untuk dikembangkan. Dengan kondisi wilayah yang ada Kabupaten Pesawaran memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan menjadi pusat kawasan perdagangan dan perekonomian di Provinsi Lampung, karena letaknya yang strategis yang berbatasan langsung dengan 4 (empat) kabupaten/kota dan disebelah selatan yang berbatasan

langsung dengan Teluk Lampung, selengkapnya batas wilayah Kabupaten Pesawaran mencakup yaitu:

(13)

Bumiratu Nuban, Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah.

 Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Natar Kab. Lampung Selatan, Kemiling dan Telukbetung Barat Kota Bandar Lampung.

 Sebelah Barat Berbatasan dengan Kecamatan Pardasuka, Ambarawa, Gading Rejo, Sukoharjo Kabupaten Tanggamus.

 Sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Lampung, Kelumbayan, Cukuh Balak Kabupaten Tanggamus

Kabupaten Pesawaran terdiri dari 7 Kecamatan dan 133 Desa, secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel 7. berikut:

Tabel 7. Daftar Nama Kecamatan dan Luas Wilayah

No Kecamatan Luas (Km) Luas (Ha) Jumlah Desa 1. Gedong Tataan 97.06 9.706 19 Desa

2. Negeri Katon 152.69 15.269 19 Desa

3. Tegineneng 151.26 15.126 15 Desa

4. Way Lima 99.83 9.983 16 Desa

5. Padang Cermin 317.63 31.763 22 Desa 6. Punduh Pedada 224.19 22.419 21 Desa

7. Kedondong 131.11 13.111 21 Desa

Jumlah 1.173.77 117.377 133 Desa

Sumber Badan Pusat Statistik Kabupaten Pesawaran, 2010.

2. Kondisi Demografis

Hasil Rekapitulasi Sensus Pendudukan tahun 2010, Kabupaten Pesawaran memiliki jumlah penduduk 397.294 jiwa, Terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 204.934 jiwa dan penduduk perempuan berjumlah 192.360 jiwa yang tersebar di 7 (tujuh) Kecamatan.

(14)

Perincian penduduk menurut jenis kelamin dan wilayah kecamatan selengkapnya dapat dilihat pada tabel 2. berikut:

Tabel 8. Jumlah Penduduk Per Kecamatan Dilihat Dari Jenis Kelamin JUMLAH PENDUDUK

NO KECAMATAN JUMLAH DESA JUMLAH

Laki - Laki (Jiwa) Perempuan (Jiwa) 1. Gedong Tataan 19 43.386 42.310 85.696 2. Negeri Katon 19 31.157 29.526 60.683 3. Tigineneng 15 25.453 24.252 49.705 4. Way Lima 16 15.359 14.384 29.743 5. Padang Cermin 22 45.922 42.135 88.057 6. Punduh Pidada 21 13.650 12.269 25.919 7. Kedondong 21 30.007 27.484 57.491 Jumlah 133 204.934 192.360 397.294

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Pesawaran, 2010.

3. Kondisi Ekonomi

Secara umum potensi daerah di Kabupaten Pesawaran dapat dilihat dari berbagai sumber yang bila diusahakan secara optimal dapat memberikan konstribusi terhadap peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Potensi Sumber Daya Alam Kabupaten Pesawaran mencakup ekosistem lahan pantai/laut, ekosistem sawah, dan ekosistem lahan kering. Potensi lahan basah seluas 21.552 ha (18,36%), lahan kering seluas 17.271 ha (81,95%) dan budidaya laut seluas 4.775 ha. Sektor pertanian di wilayah Pesawaran terdiri dari dua komoditas utama, yaitu tanaman pangan dan holtikultura yang terdiri dari padi sawah (25.134 Ha, dengan hasil produksi 127.485 ton), padi ladang (2.136 Ha, dengan hasil produksi 7.222 ton), jagung (19.519 Ha, dengan hasil produksi 102.397 ton),

(15)

Ubi Kayu (2.860 Ha, dengan hasil produksi 64.460 ton), Ubi kayu (2.860 ha, dengan jumlah produksi 64.460 Ton), Kacang Tanah (380 Ha, dengan hasil produksi 453 Ton), Kacang Kedelai (16 ha dengan hasil produksi 15 Ton), Kacang hijau (256 ha dengan hasil produksi 220 Ton).

Tabel 9. Luas Lahan Komoditi di Kabupaten Pesawaran

No Komoditi Luas Tanam (ha) Produksi (ton)

1. Tanam padi 27.270 134.707 2. Padi sawah 25.134 127.485 3. Padi ladang 2.136 7.222 4. Jagung 19.519 102.397 6. Ubi kayu 2.860 64.460 7. Kacang Tanah 380 453 8. Kacang kedelai 16 15 9. Kacang Hijau 256 220 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Pesawaran, 2010.

4. Pertumbuhan Ekonomi/PDRB

Nilai PDRB per kapita atas dasar harga berlaku masyarakat Kabupaten Pesawaran pada Tahun 2008 adalah sebesar Rp.7.898.978 adanya peningkatan nilai PDRB per kapita atas dasar harga berlaku dibandingkan tahun sebelumnya menunjukan bahwa perekonomian di Kabupaten Pesawaran mengalami peningkatan. Untuk tahun 2009 diasumsikan nilai PDRB per kapita Kabupaten Pesawaran meningkat menjadi sebesar Rp.8.688.875 dan diharapkan mencapai Rp.9.557.762 pada tahun 2010. secara rinci data PDRB tertera pada tabel 10. berikut:

(16)

Tabel 10. Laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Pesawaran menurut Lapangan Usaha atas Dasar Harga Konstan (2000=100) Tahun 2007 – 2008 (persen)

NO LAPANGAN USAHA 2007 2008

1. PERTANIAN 5.80 3.72

a. Tanaman bahan makanan 2.89 3.51 b. Tanaman perkebunan 4.60 7.39 c. Perternakan (3.51) 1.73

d. Kehutanan 8.83 0.88

e. Perikanan 12.58 2.86 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 3.68 3.60 a. Pertambangan tanpa migas (24.13) 28.16 b. Penggalian 3.04 4.79 3. INDUSTRI PENGELOLAHAN TANPA MIGAS 8.41 9.99 4. LISTRIK & AIR BERSIH 8.51 4.72

a. Listrik 8.66 4.76

b. Air bersih 1.79 2.68

5. BANGUNAN 1.93 4.44

6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 5.75 6.74 a. Perdagangan besar dan eceran 5.67 6.90

b. Hotel 0.00 0.00

c. Restoran/Rumah Makan 7.53 9.47 7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 9.52 5.82 a. Pengangkutan 8.18 9.36 1). Angkutan Rel 0.00 0.00 2). Angkutan Jalan Raya 8.30 9.47 3). Angkutan Penyebrangan 4.30 5.82 4). Angkutan Udara 3.02 3.97 5). Jasa Penunjang angkutan 20.79 17.42 b. Komunikasi 5.19 6.61 8. KEUANGAN, PERSW & JASA PERUSAHAN 19.31 26.17

a. Bank

b. Lembaga keuangan tanpa Bank 5.16 12.69

c. Persewaan 3.17 3.08 d. Jasa Perusahaan 3.41 5.75 9. jasa – Jasa 4.78 5.42 a. Pemerintahan Umum 3.22 4.48 b. Swasta 11.20 9.00 1). Sosial Kemasyarakatan 10.75 11.69 2). Hiburan dan Rekreasi 10.92 12.67 3) Perorangan dan Rumah Tangga 11.84 4.77

Produk Domistik Regional Bruto 5.88 5.17

(17)

Jika melihat data pada tabel tersebut diatas terlihat bahwa sektor pengakutan dan komunikasi memiliki jumlah pendapat tertinggi berturut-turut sejak tahun 2007 sebesar 9,52 % dan 10,29 % pada tahun 2008. Hal ini mengindikasikan bahwa sektor ini masih menjadi andalan pemerintah Kabupaten Pesawaran dalam pengelolaannya sebagai pendapatan uang daerah.

Gambar

Tabel 6.  Definisi Operasional Variabel
Tabel  7.  Daftar Nama Kecamatan dan Luas Wilayah
Tabel 8.  Jumlah Penduduk Per Kecamatan Dilihat Dari Jenis Kelamin                 JUMLAH PENDUDUK
Tabel 9. Luas Lahan Komoditi di Kabupaten Pesawaran
+2

Referensi

Dokumen terkait

Siklus II diperoleh bahwa tindakan yang dilakukan peneliti sudah optimal, hal ini diketahui dari jumlah anak yang mengalami perkembangan bahasa lebih baik dari

Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa peneliti menggunakan teori semiotika dari John Fiske untuk penelitian ini karena setiap level yang dipaparkan oleh

6. Informed consent yang sudah di tanda tangani oleh pasien atau keluarga pasien disimpan dalam rekam medic.. Bila informed consent yang diberikan oleh pihak lain atau pihak ke

Agar dapat menentukan zona gempa yang tepat untuk mengaplikasikan dinding geser, maka harus dilakukan perhitungan gaya gempa terlebih dahulu. Karena belum adanya standar

(Bandung: PT Remaja Rosda karya.. Diduga desain LKS dan kandungan materi serta langkah-langkah pendekatan dan penyampaiannya dalam LKS kurang memperhatikan karakteristik

Berdasarkan hasil analisis Shift Share Esteban Marquillas, sektor-sektor potensial yang secara konsisten memiliki keunggulan kompetitif selama tahun analisis

Hasil dari penelitian ini adalah aplikasi web berbasis SMS yang mampu mempermudah komunikasi antara sekolah dan orang tua siswa dengan hasil pengujian sebagai berikut : Dari ahli

2) Guru membentuk kelompok yang terdiri dari 3 orang siswa secara heterogen dengan kemampuan berbeda-beda (tinggi, sedang, rendah). 3) Guru mengatur kelompok tersebut di