• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V GAMBARAN UMUM USAHA SIMPAN PINJAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V GAMBARAN UMUM USAHA SIMPAN PINJAM"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

GAMBARAN UMUM USAHA SIMPAN PINJAM

5.1 Gambaran Umum USP Swamitra Cileungsi 5.1.1 Latar Belakang Pendirian

USP Swamitra Cileungsi terbentuknya berawal dari minimnya pengetahuan Koperasi Pasar (Koppas) Cileungsi mengenai manajemen koperasi terutama cara yang benar dalam mengelola usaha kredit simpan pinjam serta kurangnya permodalan dalam memenuhi kebutuhan para anggota dalam pendanaan pinjaman yang mulai meningkat. Usaha Simpan Pinjam (USP) yang dijalankan Koppas Cileungsi tidak mampu melayani semua anggota maupun calon anggotanya karena keterbatasan dana dan pengetahuan mengenai pengelolaan simpan pinjam yang benar dan terarah, sedangkan potensi untuk mengembangkan USP sangat besar sekali.

Koppas Cileungsi mengajukan proposal permohonan kepada Bank Bukopin dalam rangka kerjasama pelaksanaan kemitraan antara Koperasi dan Bank Bukopin mengenai pengelolaan usaha simpan pinjam, melalui rekomendasi dari Kantor Wilayah Departemen Koperasi maka pada tanggal 10 Agustus 1998. Berdasarkan analisa kelayakan yang dilakukan oleh Bank Bukopin terhadap kegiatan usaha Koppas Cileungsi dalam pengajuannya untuk bergabung dalam wadah kelembagaan “Swamitra”, akhirnya pada tanggal 9 September 1998 disepakati perjanjian kerjasama antara Bank Bukopin dengan Koppas Cileungsi mengenai pengelolaan Usaha Simpan Pinjam.

Usaha Simpan Pinjam (USP) Swamitra Cileungsi dalam mengelola transaksi keuangannya dijalankan oleh manajemen Bank Bukopin melalui jaringan teknologi

(2)

modern sehingga secara periodik Bank Bukopin akan menyampaikan laporan keungan kepada Koppas Cileungsi atas pengelolaan usaha Swamitranya. USP Swamitra Cileungsi berlokasi di Pasar Cileungsi Ruko Blok C-10 No.5 Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor, dengan jumlah karyawan sebanyak lima orang.

5.1.2. Struktur dan Organisasi USP Swamitra Cileungsi

MOU MANAGER SWAMITRA BAGIAN OPERASI KOORDINATOR PEMBINA PEMBINA PEMBINA PINJAMAN ADMINISTRASI PINJAMAN TELLER BANK BUKOPIN INTERNAL KONTROL KOLEKTOR PINJAMAN PENGURUS KOPERASI

Gambar 3. Struktur Organisasi USP SWAMITRA KOPPAS Cileungsi

Sumber : PT. Bank Bukopin, Tbk, 2004.

Organisasi USP Swamitra Cileungsi terkait dengan Bank Bukopin dan dalam MOU pendirian USP, Bank Bukopin bekerjasama dengan pengurus koperasi yang diawasi oleh internal control. USP Swamitra Cileungsi ini dipimpin oleh Manajer

(3)

Swamitra lalu membawahi bagian operasi dan koordinator, untuk lebih jelasnya adapun struktur organisasi USP Swamitra Cileungsi tergambarkan pada Gambar 3.

5.2 Sejarah dan Perkembangan Koperasi KILAT a. Sejarah Singkat Koperasi KILAT

Koperasi Warga Instalasi Listrik atau yang lebih dikenal Koperasi KILAT berdiri pada tahun 1990, tepatnya 4 Januari 1990. Koperasi ini sesuai dengan namanya, yang selalu berusaha memenuhi permintaan anggotanya secara kilat dan perkembangan usahanya pun tumbuh secara kilat. Berdasarkan permintaan PLN Distribusi Jabar agar instalatir di Wilayah kerja PLN Cabang Bogor untuk mendirikan Lembaga koperasi yang bertujuan untuk menunjang upaya peningkatan usaha dan kesejahteraan bagi pengusaha dan karyawan Kontraktor listrik di Wilayah Kerja Cabang Bogor yang tergabung dalam Asosiasi Kontraktor Listrik Indonesia (AKLI). Nama Koperasi Warga Asosiasi Kontraktor Listrik Kotamadya Bogor “KILAT” akhirnya terbentuk, dengan memperoleh pengesahan dari Kantor Departemen Perkoperasian Propinsi Jawa Barat Pada tanggal 17 Februari 1990 dengan Nomor Badan Hukum 9218/BH/KWK.10/22 yang pada saat itu anggotanya sebanyak 63 orang, sedangkan simpanan anggota modal awal Rp 1.575.000,00.

Kegiatan usaha yang dikelola pada saat itu, pada awalnya hanya meliputi pengadaan alat-alat listrik untuk Instalasi Rumah (IR) sistem paket kantong yang diberi kepercayaan dari PLN Cabang Bogor. Kantor yang pertama untuk memulai kegiatan usaha di Jl. Sawojajar No. 3A dengan sistem kontrak. Tahun 1992 Koperasi KILAT membeli gedung di jalan Merdeka Nomor 139 Bogor. Perkembangan usaha sudah

(4)

semakin meningkat secara kilat sesuai yang diharapkan, maka pada tahun 1995 Koperasi KILAT membeli gedung yang ke dua di jalan Merdeka Nomor 116 Bogor.

b. Perkembangan Keanggotaan

Koperasi KILAT pada awal berdirinya mengalami penambahan jumlah anggota dari 87 orang (1992) menjadi 115 orang (2006) yang terdiri dari instalatur atau disebut juga dengan Biro Teknik. Dari ke 115 orang biro teknik berasal dari 45 perusahaan instalasi listrik berbentuk CV maupun PT. Anggota yang gugur sebanyak sepuluh orang pada tahun 2006, tetapi juga ada anggota baru sebanyak tujuh orang.

Status keanggotaan Koperasi KILAT terbagi menjadi tiga yaitu calon anggota, anggota penuh dan anggota luar biasa. Calon anggota adalah mereka yang permohonannya untuk menjadi anggota telah disetujui oleh pengurus tetapi belum memenuhi kewajibannya (simpanan pokok dan simpanan wajib). Anggota penuh adalah anggota yang dikukuhkan keanggotaannya dalam Rapat Anggota telah memenuhi kewajibannya dan telah didaftarkan dalam buku daftar anggota. Ketentuan bagi penerimaan anggota penuh koperasi yaitu:

a). Mempunyai kemampuan penuh untuk melakukan tindakan hukum (dewasa, tidak dalam perwalian, sehat jasmani dan rohani).

b). Bermata pencaharian sebagai berikut :

1) Kontraktor listrik anggota AKLI DPC Bogor yang lama, yang tercantum dalam SBUJK Elektrikal dan Mekanikal dan SPPJT di wilayah kerja PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten APJ Bogor dan Staff yang ditunjuk perusahaan (maksimal keanggotaan dari perusahaan tiga orang).

(5)

2) Untuk perusahaan anggota AKLI DPC Bogor yang baru, yang tercantum dalam SBUJK Elektrikal dan Mekanikal dan SPPJT di wilayah kerja PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten APJ Bogor.

3) Telah melunasi Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib. c. Organisasi dan Manajemen

Koperasi KILAT merupakan bagian dari masyarakat listrik Indonesia dan secara bersama-sama dengan Asosiasi Kontraktor Listrik Indonesia (AKLI) ikut berperan serta dalam pembangunan kelistrikan nasional, sehingga KILAT yang memiliki badan hukum koperasi dengan tujuan utama untuk peningkatan usaha dan kesejahteraan anggotanya menyelenggarakan usaha-usaha sebagai berikut:

1. Pembelian, penjualan, penyewaan alat-alat kerja instalatir listrik untuk kepentingan anggota dan masyarakat.

2. Penyediaan barang-barang cetakan untuk keperluan anggota dan masyarakat. 3. Unit usaha jasa perbengkelan untuk kepentingan anggota dan masyarakat.

4. Unit Usaha Simpan Pinjam (USP) berdasarkan Pengesahan Sekjen Dep. Koperasi dan PPK RI tanggal 10 Juli 1997, kemudian di tahun 2005 USP Koperasi KILAT bekerja sama dengan Bank Bukopin dalam memodernisasi usaha simpan pinjamnya dengan nama Swamitra KILAT.

Pendirian usaha ini pada awalnya, pengurus Koperasi KILAT telah mengalami tiga kali penggantian kepengurusan koperasi karena masa jabatan bagi pengurus koperasi adalah tiga tahun, dapat dipilih kembali berdasarkan keputusan Rapat Anggota selama dua periode berturut-turut. Hal ini dilakukan agar dapat mempermudah kelancaran unit usahanya, maka pengurus dapat mengangkat pengelola beradasrkan keputusan rapat

(6)

pleno pengurus dan pengawas. Tugas, wewenang dan tanggung jawab pengelola serta pedoman pelaksanaannya ditetapkan oleh pengurus di dalam perjanjian kerja. Badan Pengawas yang diangkat dari anggota koperasi, bertugas mengawasi pelaksanaan tugas pengurus dan pengelola tentang kebenaran administrasi, organisasi usaha dan keuangan. Anggota koperasi berhak mendapatkan penjelasan dari pengurus dan pengelola, apabila anggota pengawas menemukan sesuatu yang meragukan. Struktur organisasi Koperasi KILAT terlihat pada Gambar 4.

RAPAT ANGGOTA PENGURUS MANAJER UMUM USP Swamitra KILAT Usaha Pengadaan Barang Usaha Jasa Perbaikan A N G G O T A DEWAN PENGAWAS

Gambar 4. Struktur Organisasi Koperasi KILAT

Prinsip-prinsip manajemen modern nampak telah diusahakan untuk diterapkan dengan sebaik-baiknya, yaitu ditandai dengan:

1) Pengadaan pembagian kerja dengan mengembangkan unit usaha dan penugasan personil dengan kontrak, tugas, tujuan dan kegiatan yang jelas,

2) Pengelolaan yang diusahakan dengan prinsip Good Corporate Governance yaitu Tranparansi, Akuntabilitas, Keadilan,

(7)

Jaringan kerja sama dan kemitraan dengan pihak terkait dengan sebaik-baiknya dikembangkan, baik dengan lembaga perbankan seperti Bank Bukopin, Bank BRI, Bank Mandiri dan Bank BCA, serta kemitraan dengan Koperasi Sekunder Jawa Barat, CV Harapan Jaya, CV Duta Kencana, dan PT WECO. Hal itu dilakukan guna tercapainya prestasi dan penghargaan, yang merupakan nilai tambah usaha, antara lain sebagai berikut:

¾ Juara I Gerakan Tabungan Koperasi Tingkat Kodya Bogor Tahun 1992. ¾ Juara II Jenis Koperasi Lain-lain Tingkat Kodya Bogor Tahun1993. ¾ Juara III Jenis Koperasi Lain-lain Tingkat Kodya Bogor Tahun 1994. ¾ Juara I Koperasi Aneka Usaha Tingkat Jawa Barat Tahun 1996. ¾ Juara II Koperasi Aneka Usaha Tingkat Nasional Tahun 1996.

Gambar

Gambar 3. Struktur Organisasi USP SWAMITRA KOPPAS Cileungsi
Gambar 4. Struktur Organisasi Koperasi KILAT

Referensi

Dokumen terkait

Dilihat pada gambar 1.1 keuntungan yang diperoleh koperasi selalu mengalami kenaikan terutama dari USP (Usaha Simpan Pinjam), untuk saat ini pengolahan data yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Koperasi Simpan Pinjam Karya ... Profil Singkat Koperasi Simpan Pinjam Karya ... Visi dan Misi Koperasi Simpan Pinjam Karya

Berdasarkan hasil dari identifikasi masalah di atas peneliti akan membangun sistem informasi simpan pinjam di Koperasi Ittihadul Simpan Pinjam Ittihadul Muhajirin

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM MULTI USAHA. PESANGGARAN

Tesis berjudul (dalam bahasa Indonesia) : ”Analisis Pengaruh Budaya Organisasi dan Kepemimpinan Pengelolaan Koperasi Simpan Pinjam/Unit Simpan Koperasi terhadap

Koperasi Simpan Pinjam (KSP) adalah koperasi yang melaksanakan kegiatan usahanya hanya usaha simpan pinjam. Koperasi bernaung di Dinas Koperasi dan UMKM daerah setempat

perkembanganya memang koperasi simpan pinjam melayani tidak saja anggota tetapi juga masyarakat luas. Koperasi simpan pinjam dilihat dari aspek pasiva melakukan kegiatan

Selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Koperasi Pegawai Kementerian Sosial RI, praktikan ditempatkan pada unit Usaha Simpan Pinjam (Hasipin),