• Tidak ada hasil yang ditemukan

P U T U S A N Nomor 00/Pdt.G/2014/PTA. Btn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "P U T U S A N Nomor 00/Pdt.G/2014/PTA. Btn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

P U T U S A N Nomor 00/Pdt.G/2014/PTA. Btn

ﺑـ

ـ

ﺤﺮﻠا

ـ

ﻦﻤ

ﺤﺮﻠا

ـﯾ

ـ

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Banten yang memeriksa dan mengadili perkara Cerai Gugat pada tingkat banding dalam persidangan majelis telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara antara:

PEMBANDING, umur 46 tahun, agama Islam, pekerjaan Mengurus rumah tangga, bertempat tinggal di KOTA TANGERANG SELATAN, dalam hal ini memberi kuasa kepada RUSDIANTO MATULATUA, S.H, Advokat pada Kantor Hukum MATULATUA & MAKTA yang beralamat di Wisma Nugra Santana 14th floor, Suite 1416, Jl. Jenderal Sudirman Kav. 7-8 Jakarta, semula sebagai Penggugat sekarang Pembanding;

melawan

TERBANDING, umur 49 tahun, agama Islam, pekerjaan Pegawai Negeri Sipil, tempat tinggal di KOTA TANGERANG SELATAN, dalam hal ini memberi kuasa kepada BAYU ADJI HERNAWAN, S.H, M.H, Advokat dan Konsultan Hukum pada Kantor Hukum SUNARTO, BAYU & ASSOCIATES, beralamat dI Gedung Plaza Aminta Lt. 3 Suite 302 Jl. Tb. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan, semula sebagai Tergugat sekarang Terbanding;

Pengadilan Tinggi Agama tersebut;

Telah membaca dan memperhatikan berkas perkara dan surat-surat yang berkaitan dengan perkara yang dimohonkan banding;

DUDUK PERKARA

Mengutip uraian sebagaimana termuat dalam putusan Pengadilan Agama Tigaraksa Nomor 0000/Pdt.G/2013/PA.Tgrs, tanggal 25 Februari 2014 Miladiyah, bertepatan dengan tanggal 25 Rabiul Akhir 1435 Hijriyah yang amarnya berbunyi sebagai berikut:

(2)

DALAM EKSEPSI:

- Menolak eksepsi Tergugat; DALAM POKOK PERKARA:

1. Menolak gugatan Penggugat;

2. Membebankan kepada Penggugat untuk membayar biaya perkara yang hingga kini dihitung sebesar Rp 1.041.000,- (satu juta empat puluh satu ribu rupiah).

Membaca akta permohonan banding yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Agama Tigaraksa yang menerangkan bahwa pada hari Selasa tanggal 4 Maret 2014, Penggugat yang diwakili kuasa hukumnya telah mengajukan banding atas putusan Pengadilan Agama Tigaraksa Nomor 0000/Pdt.G/2013/PA.Tgrs, tanggal 25 Februari 2014. Permohonan banding tersebut telah diberitahukan kepada Terbanding pada hari Rabu, tanggal 26 Maret 2014;

Membaca memori banding dari Pembanding yang diterima dikepaniteraan Pengadilan Agama Tigaraksa pada hari Rabu, tanggal 2 April 2014 yang pada pokoknya keberatan atas putusan Pengadilan Agama Tigaraksa Nomor 0000/Pdt.G/2013/PA.Tgrs dan memohon kepada Majelis Hakim Tingkat Banding untuk membatalkan putusan Pengadilan Agama Tigaraksa tersebut dengan alasan-alasan sebagai berikut:

1. Majelis Hakim Tingkat pertama telah salah menerapkan hukum pembuktian dalam mempertimbangkan alasan cerai yang pertama (alasan zina), dimana batas minimum saksi dalam hukum acara yang berlaku dalam HIR adalah 2 orang saksi, bukan 4 orang saksi;

2. Majelis Hakim Tingkat Pertama dalam mempertimbangkan alasan cerai yang ke dua (perselisihan dan pertengkaran terus menerus) tidak memperhatikan Yurisprudensi Nomor 379 K/AG/1995 tanggal 26 Maret 1997;

Membaca kontra memori banding dari Terbanding yang diterima di kepaniteraan Pengadilan Agama Tigaraksa pada hari Kamis, tanggal 24 April 2014, yang pada pokoknya menyatakan putusan Pengadilan Agama Tigaraksa sudah tepat menurut tata cara yang ditentukan oleh Undang-Undang dan memohon agar Majelis Hakim Tingkat Banding menguatkan putusan Pengadilan Agama Tigaraksa yang dimintakan banding ini.

Membaca Akta Pemeriksaan Berkas Perkara banding Nomor 0000/Pdt.G/2013/PA.Tgrs yang menerangkan, bahwa pada hari Selasa

(3)

tanggal 15 April 2014, Kuasa Pembanding telah melaksanakan pemeriksaan berkas perkara banding (inzage) dengan tidak memberikan catatan sesuatu apapun, sedang berdasarkan surat keterangan Panitera Pengadilan Agama Tigaraksa tertanggal 8 Mei 2014, bahwa sampai batas waktu yang telah ditentukan, Terbanding tidak melaksanakan pemeriksaan terhadap berkas perkara banding (inzage).

PERTIMBANGAN HUKUM

Menimbang, bahwa permohonan banding ini diajukan dalam tenggang waktu masa banding dan sesuai dengan tata-cara yang ditentukan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka berdasarkan Pasal 7 ayat (1), Pasal 10 dan Pasal 11 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1947 tentang Peradilan Ulangan di Jawa dan Madura, permohonan banding ini secara formil harus dinyatakan dapat diterima (Onvankelijk Verklaard);

Menimbang, bahwa dalam hal upaya perdamaian, Majelis Hakim Tingkat Pertama telah berusaha mendamaikan kedua belah pihak berperkara, baik oleh majelis hakim sendiri, maupun melalui proses mediasi dengan mediator Drs. Hendi Rustandi S.H, namun ternyata upaya perdamaian tersebut tidak berhasil. Oleh karena itu Majelis Hakim Tingkat Banding berpendapat upaya perdamaian tersebut telah memenuhi ketentuan Pasal 130 ayat (1) HIR jo Pasal 82 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 jo Pasal 39 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 jo Pasal 31 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2008, sehingga proses penyelesaian perkara secara litigatif dapat dilanjutkan;

Menimbang, bahwa setelah mempelajari secara seksama segala uraian dalam pertimbangan sebagaimana dalam putusan Pengadilan Agama Tigaraksa yang dimintakan banding ini, Majelis Hakim Tingkat Banding

sependapat dengan pertimbangan dalam putusan tersebut dan oleh karena

itu pertimbangan dimaksud diambil alih menjadi pertimbangan dalam putusan tingkat banding ini;

Menimbang, bahwa terhadap keberatan Pembanding/Penggugat yang menyatakan, Majelis Hakim Tingkat Pertama telah salah menerapkan hukum pembuktian dalam mempertimbangkan alasan ceraii yang pertama (alasan zina), dimana batas minimum saksi dalam hukum acara yang berlaku dalam HIR adalah 2 orang saksi, bukan 4 orang saksi, Majelis Hakim Tingkat

(4)

Banding berpendapat keberatan tersebut tidak dapat dibenarkaan, dengan pertimbangan sebagai berikut:

1. Bahwa Pasal 49 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang perubahan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, menyatakan; “Pengadilan Agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara di

tingkat pertama antara orang-orang yang beragama islam”.

Kemudian dalam penjelasannya dinyatakan, bahwa yang dimaksud

“antara orang-orang yang beragama islam adalah termasuk orang atau badan hukum yang dengan sendirinya menundukkan diri dengan suka rela kepada hukum Islam”;

2. Bahwa pembuktian dalam hal menuduh zina menurut hukum islam telah ditentukan secara tegas dan bersifat qath’i di dalam al-qur’an surat an-nur ayat 4, sehingga Pengadilan Agama Tigaraksa sebagai peradilan khusus bagi orang-orang beragama islam yang memberlakukan hukum islam harus melaksanakan hukum pembuktian menurut hukum islam, yakni menghadirkan 4 (empat) orang saksi ;

3. Bahwa terhadap pendapat Pembanding/Penggugat yang cenderung untuk tidak menerima pembuktian tuduhan zina menurut hukum islam yakni dengan 4 (empat) orang saksi, Majelis Hakim Tingkat Banding berpendapat, 2 (dua) orang saksi yang diajukan oleh Pembanding/Penggugat ternyata juga tidak memenuhi syarat materiil kesaksian karena apa yang diterangkan saksi-saksi tersebut ternyata hanya asumsi belaka;

4. Bahwa oleh karena zina merupakan perbuatan tindak pidana, maka jika Pembanding/Penggugat tidak menerima system hukum pembuktian menurut hukum islam, seharusnya dapat membuktikan tuduhan zina tersebut melalui putusan pidana. Namun Pembanding/Penggugat ternyata tidak membuktikan tuduhan perbuatan zina tersebut melalui putusan pidana;

5. Bahwa telah ternyata sebagaimana dalam berita acara sidang pada persidangan tingkat pertama, Pembanding/Penggugat tidak dapat membuktikan sesuai dengan hukum pembuktian, baik menurut hukum acara dalam HIR, yakni 2 (dua) orang saksi, atau dengan putusan pidana, maupun menurut hukum islam, yakni dengan 4 (empat) orang saksi yang menyaksikan telah terjadi perzinaan yang

(5)

dilakukan oleh Terbanding/Tergugat dengan perempuan seks komersial yang dituduhkan tersebut;

6. Bahwa Pembanding/Penggugat dalam perkara ini telah menghadirkan seorang ahli bernama Dr. H. M. Nurul Irvan, Dosen Fakultas Hukum UIN. Ahli tersebut di bawah sumpahnya menerangkan, bahwa foto-foto yang diajukan sebagai bukti perzinaan oleh Pembanding/Penggugat mempunyai kekuatan pembuktian apabila ada keterangan ahli dibidangnya (ahli IT). sedangkan keterangan ahli dibidang IT sebagaimana dalam bukti P.8 berupa akta pernyataan ahli IT atas nama Agung Harsoyo yang dibuat oleh seorang notaris ternyata hanya menyatakan keaslian foto-foto tersebut dan sama sekali tidak menyatakan adanya perzinaan Terbanding/Tergugat dengan seorang wanita perempuan seks komersial;

7. Bahwa Terbanding/Tergugat dalam perkara ini menghadirkan seorang ahli bernama Neng Zubaidah, S.H, M.H, Dosen Fakultas Hukum UI. Ahli tersebut di bawah sumpahnya menerangkan, bahwa untuk membuktikan perbuatan zina harus mendatangkan 4 (empat) orang saksi laki-laki yang melihat langsung perbuatan zina tersebut pada waktu dan tempat bersamaan berdasarkan surat An-Nisa ayat 15 dan surat An-Nur ayat 4 dan 13 serta Al-Hadits. Menurut hukum Islam, video dan foto tidak dapat dijadikan bukti zina. Bukti foto, BBM, SMS, Chating sebagaimana bukti P. 7 tidak dapat dijadikan bukti perbuatan zina;

Menimbang, bahwa terhadap keberatan Pembanding/Penggugat yang menyatakan, Majelis Hakim Tingkat Pertama dalam mempertimbangkan alasan cerai yang ke dua (alasan perselisihan dan pertengkaran terus menerus) tidak memperhatikan Yurisprudensi Nomor 379 K/AG/1995 tanggal 26 Maret 1997, Majelis Hakim Tingkat Banding berpendapat keberatan tersebut tidak dapat dibenarkan dengan pertimbangan sebagai berikut:

1. Bahwa Kaidah hukum yang terkandung dalam Yurisprudensi Nomor 379 K/AG/1995 tanggal 26 Maret 1997 adalah “tidak adanya saling hormat menghormati antara Penggugat dan Tergugat atau sudah tidak adanya komunikasi sama sekali atau tidak tinggal dalam satu rumah, dapat dipandang telah memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975”;

(6)

2. Bahwa berdasarkan berita acara sidang pada peridangan tingkat pertama tanggal 10 Desember 2013 halaman 76 s/d halaman 82, ternyata Pengadilan Agama Tigaraksa telah memberi kesempatan kepada Pembanding/Penggugat untuk membuktikan adanya perselisihan dan pertengkaran yang terus menerus dan atau adanya unsur-unsur sebagaimana terkandung di dalam Yurisprudensi tersebut;

3. Bahwa ternyata dua orang saksi Pembanding/Penggugat yang diajukan di persidangan tingkat pertama masing-masing kakak kandung Pembanding/Penggugat bernama Aan Dianta dan ayah Kandung Pembanding/Penggugat bernama Agung Sugianta tidak memenuhi syarat materiil saksi sebagaimana ketentuan Pasal 171 ayat (1) dan ayat (2) HIR. karena keterangannya bukan berdasarkan penglihatan atau pendengarannya sendiri, tetapi bersumber dari curhat dan cerita dari Pembanding/Penggugat. Sehingga keterangan tersebut harus dinyatakan Testimonium de auditu;

4. Bahwa telah ternyata Pembanding/Penggugat dan Terbanding/ Tergugat sampai saat ini masih tinggal dalam satu rumah dan masih ada komunikasi satu sama lain, sehingga Majelis Hakim Tingkat Banding tidak menemukan indikasi rumah tangga kedua belah pihak berperkara telah pecah sedemikian rupa yang sulit untuk dirukunkan kembali dalam rumah tangga;

Menimbang, bahwa segala apa yang menjadi keberatan Pembanding/ Penggugat tersebut ternyata telah pula dipertimbangkan seluruhnya oleh Pengadilan Agama Tigaraksa secara seksama dengan tepat dan benar sesuai dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dengan demikian, maka putusan Pengadilan Agama Tigaraksa Nomor 0000/Pdt.G/2013/PA.Tgrs tanggal 25 Februari 2014 Miladiyah bertepatan dengan tanggal 25 Rabiul Akhir 1435 Hijriyah dapat dipertahankan dan oleh karena itu harus dikuatkan;

Menimbang, bahwa perkara ini termasuk dalam bidang Perkawinan, maka berdasarkan Pasal 89 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan terakhir telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, biaya perkara pada tingkat pertama dibebankan kepada Penggugat dan biaya perkara pada tingkat banding dibebankan kepada Pembanding;

(7)

Mengingat dan memperhatikan segala peraturan perundang-undangan yang berlaku dan syariat islam yang berkaitan dengan perkara ini;

M E N G A D I L I

I. Menyatakan permohonan banding Pembanding dapat diterima;

II. Menguatkan putusan Pengadilan Agama Tigaraksa Nomor 0000/Pdt.G/2013/PA.Tgrs, Tanggal 25 Februari 2014 Miladiyah, bertepatan dengan Tanggal 25 Rabiul Akhir 1435 Hijriyah yang di mohonkan banding;

III. Membebankan kepada Pembanding untuk membayar biaya perkara pada tingkat banding sebesar Rp 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah).

Demikian diputuskan dalam permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Agama Banten pada hari Senin tanggal 23 Juni 2014 Miladiyah bertepatan dengan tanggal 25 Sya’ban 1435 Hijriyah, oleh kami

Drs. H. Humaidi Husen, S.H., M.H, sebagai Ketua Majelis, Drs. H. Abu Bakar, S.H., M.H., dan Drs. H. Masrum, M.H., sebagai Hakim-hakim anggota. Putusan mana pada hari itu juga dibacakan dalam sidang yang terbuka untuk umum dibantu oleh Dra. Hj. Fauziah Sy Anasi sebagai Panitera Pengganti dengan tidak dihadiri oleh Pembanding dan Terbanding.

KETUA MAJELIS ttd Drs. H. Humaidi Husen, S.H., M.H. HAKIM ANGGOTA ttd Drs. H. Abu Bakar, S.H., M.H HAKIM ANGGOTA Ttd Drs. H. Masrum., M.H PANITERA PENGGANTI ttd

Dra. Hj. Fauziah Sy. Anasi

Perincian biaya perkara:

1. Biaya Proses………. Rp 139.000 2. Radaksi……….. Rp 5.000 3. Materai ……….. Rp 6.000

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Setelah penulis melakukan penelitian tentang Pola Bimbingan Orang Tua Asuh Dalam Menanamkan Kadisiplinan Anak di Panti Asuhan Yatim Piatu Rohadi Kaliwungu Kendal,

Kegiatan prioritas Produksi Benih 200 juta ekor, merupakan kegiatan bantuan benih ikan oleh UPT dan UPTD Provinsi kepada Pokdakan dan untuk kegiatan penebaran

Maksud dan Tujuan, dalam rangka untuk merealisasikan pemanfaatan endapan gambut secara terpadu dan berkonseptual, maka dibentuk tim yang menangani mengenai Kajian Potensi

Penerimaan retribusi parkir di pemerintah Kota Yogyakarta masuk katagori perima karena memberikan kontribusi yang besar (potensil) dengan tingkat pertumbuhan yang

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut bahwa strategi pemerintah daerah dalam penaganan

Peningkatan aset yang terdiri dari penempatan deposito berjangka sebesar Rp 126,24 milyar, perolehan saham sebesar Rp 8 milyar dan perolehan aset tetap perusahaan sebesar Rp 7,58

tetapi juga melakukan investasi pada infrastruktur yaitu: sumber daya manusia, sistem dan prosedur. Tolak ukur kinerja keuangan, pelanggan, dan proses bisnis internal

(1) Maksud dibentuknya Peraturan Walikota ini adalah sebagai pedoman bagi Pemerintah Daerah dalam melakukan pembukaan, pengoperasian dan penutupan rekening serta