• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Upacara Bendera 1. Sejarah Singkat Upacara Bendera - BAB II INDRI PRIMAVERA PGSD'17

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Upacara Bendera 1. Sejarah Singkat Upacara Bendera - BAB II INDRI PRIMAVERA PGSD'17"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Upacara Bendera

1. Sejarah Singkat Upacara Bendera

Upacara bendera dalam sejarahnya menurut peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga (2015 : 1) “Lahir bersamaan dengan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia”. Proklamasi pertama kali dikumandangkan di pada Jumat, 17 Agustus 1945 tepat pukul 10.00 pagi, untuk pertama kali secara resmi diperdengarkan, Bendera Kebangsaan Merah Putih dikibarkan oleh dua orang yang dipimpin oleh Latief Hendradiningrat. Bendera yang dijahit tangan oleh Fatmawati Soekarno inilah yang kemudian disebut “Bendera Pusaka”. Menumbuhkan rasa

persatuan bangsa, melaui pengibaran Bendera Pusaka dilakukan oleh para pemuda Indonesia.

Asal usul dan sejarah bendera merah putih serta awal mula dilaksanakannya upacara bendera menurut Purnama (2016) adalah

(2)

bersamaan dengan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 agustus 1945. Bendera yang dijahit tangan oleh Fatmawati Soekarno inilah yang kemudian disebut “Bendera Pusaka”. Menumbuhkan rasa persatuan

bangsa, melaui pengibaran Bendera Pusaka sebaiknya dilakukan oleh para pemuda Indonesia. Bendera pusaka ini terus diikut sertakan setiap ada upacara kemerdekaan.

2. Pengertian Upacara Bendera

Upacara menurut Suhadi (2015 :78) adalah “serangkaian perbuatan yang dalam suatu ketentuan peraturan yang wajib dilaksanakan dengan khidmat, sehingga merupakan kegiatan yang teratur dan tertib, untuk membentuk suatu tradisi dan budi pekerti yang baik”. Upacara Bendera Menurut Geetz dalam Sholehah (2014:7) “upacara adalah Suatu adat atau kebiasaan yang diadakan secara rutin menurut waktu dan tempat, peristiwa atau keperluan tertentu”. Pendapat lain mengenai pengertian upacar juga dijelaskan oleh Depdiknas (1997 :1) upacara adalah “kegiatan pengibaran/penurunan bendera kebangsaan Republik Indonesia Sang Merah Putih, dilaksanakan pada saat-saat tertentu atau saat yang telah ditentukan, dihadiri oleh peserta didik, aparat sekolah, diselenggarakan secara tertib dan khidmat.

(3)

dilaksanakan dilapangan atau tempat terbuka. Dihadiri oleh peserta didik, aparat sekolah. Dilaksanakan dengan tertib dan khidmad oleh seluruh peserta upacara bendera untuk membentuk budi pekerti yang baik.

3. Tujuan Upacara Bendera

Tujuan merupakan sasaran yang hendak dicapai dalam melaksanakan kegiatannya. Dilaksanakannya upacara bendera di sekolah menurut Suhadi (2015 : 79) bahwa upacara bendera memiliki tujuan sebagai berikut :

a) Memiliki rasa cinta tanah kepada tanah air, bangsa, dan agama, b) Memiliki rasa tanggung jawab dan disiplin pribadi, c) Selalu tertib didalam hidup sehari-hari, d) Memiliki jiwa gotong royong dan percaya kepada orang lain, e) Dapat memimpin dan dipimpin, f) Dapat melaksanakan upacara dengan khidmat dan tertib, g) Meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Pendapat lain tujuan dilaksanakannya upacara bendera di sekolah menurut Depdikbud (1997 : 4) sebagai berikut :

a) Membiasakan bersikap tertib dan disiplin, b) Membiasakan berpenampilan rapi, c) Meningkatkan kemampuan memimpin, d) Membiasakan kesediaan dipimpin, e) Membina kekompakan dan kerjasama, f) Mempertebal semangat kebangsaan.

(4)

4. Urutan Upacara Bendera

Urutan merupakan tata acara atau langkah-langkah yang disusun secara teratur yang akan dilakukan dalan melakukan sesuatu. Urutan upacara bendera di sekolah menurut Depdikbud (1997 : 25-26) adalah :

a) Pembina upacara memasuki lapangan upacara, b) Penghormatan umum c) Laporan pemimpin upacara, d) Pengibaran bendera sang merah putih, e) Mengheningkan cipta, f) Pembacaan teks pembukaan UUD 1945, g) Pembacaan teks Pancasila, h) Amanat Pembina upacara, i) Menyanyikan salah satu lagu wajib nasional, j) Pembacaan doa, k) Laporan pemimpin upacara, l) Penghormatan umum, m) Pembina upacara meninggalkan lapangan upacara, n) Upacara selesai, barisan dibubarkan, o) Penghormatan pemimpin upacara.

Berdasarkan uraian tentang urutan upacara bendera dapat disimpulkan bahwa urutan upacara harus dilaksanakan sesuai tata upacara yang sudah ada. Urutan yang dilakukan mulai dari Pembina memasuki lapangan upacara sampai penghormatan pemimpin upacara. Dan dilaksanakan secara tertib dan khidmat.

5. Unsur Pelaksana Upacara Bendera

Unsur pelaksana merupakan petugas yang akan melaksanakan tugas dalam suatu kegiatan. Upacara bendera memiliki unsur pelaksana menurut Depdikbud (1997:5-8) antara lain :

(5)

Jalannya upacara dipandu oleh pembawa acara dan dipimpin oleh pemimpin upacara. Amanat upacara disampaikan oleh Pembina dan biasanya berisi nasihat-nasihat. Pemimpin upacara bertugas sebagai pengatur upacara agar upacara berjalan dengan baik dan tertib.

6. Upacara hari besar Nasional

Upacara hari besar nasional menurut Depdikbud (1997 :25) antara lain:

Tabel 2.1 Upacara Hari Besar Nasional

Tanggal Hari Besar Nasional

21 April Hari Kartini

2 Mei Hari Pendidikan Nasional 20 Mei Hari Kebangkitan Nasional

17 Agustus Hari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 1 Oktober Hari Kesaktian Pancasila

28 Oktober Hari Sumpah Pemuda 10 Nopember Hari Pahlawan

22 Desember Hari Ibu

B. Karakter

1. Pengertian Karakter

Karakter menurut Saptono, (2011: 18) dalam bahasa Yunani

karasso, yang berarti “cetak biru‟‟, „„format dasar‟‟, atau „„sidik‟‟ seperti

(6)

terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebijakan (virtues), yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak.

Pengertian karakter juga dijelaskan oleh Zubaendi (2011: 19) yaitu segala upaya yang dilakukan guru, yang mampu memengaruhi karakter peserta didik. Guru membantu membentuk watak peserta didik. Hal ini mencangkup keteladanan bagaimana perilaku guru, cara guru berbicara atau menyampaikan materi, bagaimana guru bertoleransi dan berbagai hal terkait lainnya. Karakter adalah usaha yang sungguh-sungguh untuk memahami, membentuk, memupuk nilai-nilai etika, baik untuk diri sendiri maupun untuk semua warga masyarakat atau warga negara secara keseluruhan.

Berdasarkan uraian tentang pengertian karakter dapat disimpulkan bahwa karakter watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang menjadikan seseorang mempunyai ciri khas tersendiri dan membedakan dirinya dengan orang lain. Karakter juga merupakan cerminan dari sikap dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.

2. Prinsip Pendidikan Karakter

Prinsip pendidikan karakter menurut Saptono (2011: 25) perlu memperhatikan sebelas prinsip pendidikan karakter dalam menerapkan ke peserta didik, meliputi:

1) Sekolah harus berkomitmen pada nilai–nilai etis inti.

(7)

3) Sekolah harus bersikap proaktif dan bertindak sistematis dalam pembelajaran karakter dan tidak sekedar menunggu datangnya kesempatan.

4) Sekolah harus membangun sarana saling memperhatikan satu sama lain dan menjadi dunia kecil (mikrokosmos) mengenai masyarakat yang saling peduli.

5) Kesempatan untuk mempraktikkan tindakan moral harus bervariasi dan tersedia bagi semua.

6) Studi akademis harus menjadi hal yang utama.

7) Sekolah perlu mengembangkan cara–cara meningkatkan motivasi interistik peserta didik yang mencakup nilai–nilai inti. 8) Sekolah perlu bekerja sama dan mendialogkan norma mengenai

pendidikan karakter.

9) Guru dan peserta didik harus berbagi dalam kepemimpinan moral sekolah.

10) Orang tua dan masyarakat harus menjadi rekan kerja dalam pendidikan karakter disekolah.

11) Harus dilakukan evaluasi mengenai efektivitas pendidikan karakter disekolah, terutama terhadap guru dan karyawan, serta peserta didik.

Berdasarkan penjelasan tersebut, prinsip pendidikan karakter dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah, pendidik dan pengurus sekolah berperan penting dalam terlaksananya pendidikan karakter di sekolah. Sekolah harus bersikap proaktif dan bertindak sistematis dalam pembelajaran karakter. Sekolah perlu mengembangkan cara–cara meningkatkan motivasi agar terbentuk keselarasan antar semua warga sekolah dalam pembentukan karakter peserta didik.

3. Tujuan Pendidikan Karakter

(8)

falsafah Negara Republik Indonesia adalah mengembangkan karakter peserta didik agar mampu mewujudkan nilai-nilai luhur Pancasila. Ada 3 tujuan pendidikan karakter, yaitu :

a. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai penerus bangsa

b. Mengembangkan keampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif, berwawasan kebagsaan

c. Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kretivitas dan persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan.

Pendidikan berkarakter dalam setting sekolah Kesuma, dkk (2012: 9) memiliki tujuan sebagai berikut:

a. Menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang dianggap penting dan perlu sehingga menjadi kepribadian/ kepemilikan peserta didik yang khas sebagaimana nilai-nilai yang dikembangkan;

b. Mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian dengan nilai-nilai yang dikembangkan oleh sekolah;

c. Membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat dalam memerankan tanggungjawab pendidikan karakter secara bersama.

Berdasarkan penjelasan tujuan pendidikan karakter dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan–tujuan karakter adalah mengembangkan nilai– nilai kehidupan yang yang sesuia dengan kepribadian peserta didik. Agar tertanam jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab pada peserta didik. Memiliki nilai-nilai yang baik sesuai aturan di sekolah maupun di masyarakat.

4. Indikator Pendidikan Karakter

(9)

diterapkan di sekolah. Keberhasilan program pendidikan karakter menurut Mu‟in (2011:161) memiliki ciri-ciri antara lain:

1) Karakter adalah “siapakah dan apakah kamu pada saat orang lain sedang melihat kamu.”

2) Karakter merupakan hasil nilai-nilai keyakinan.

3) Karakter adalah sebuah kebiasaan yang menjadi sifat alamiah kedua. 4) Karakter bukanlah reputasi atau apa yang dipikirkan oleh orang lain

terhadapmu.

5) Karakter bukanlah seberapa baik kamu dari pada orang lain. 6) Karakter tidaklah relatif.

Berdasarkan penjelasan tentang indikator pendidikan karakter, dapat disimpulkan ciri–ciri atau indikator karakter terdiri dari nilai-nilai keyakinan sebuah kebiasaan, reputasi, seberapa baik kamu dan tidak relatif. Terbentuk dari sikap dalam kehidupannya sehari-hari. Memerlukan waktu yang lama dalam pembentukan karakter.

Indikator terkait nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa juga harus dibangun, menurut Yaumi (2014: 58) dapat dibangun melalui proses pembelajaran mencakup 18 karakter, yaitu religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, dan peduli sosial, serta tanggungjawab. Penelitian ini terfokus pada pembentukan karakter disiplin, tanggung jawab dan semangat kebangsaan.

5. Karakter Disiplin

(10)

dijelaskan oleh Samani (2012 :121) disiplin adalah sikap dan perilaku yang muncul akibat dari pelatihan atau kebiasaan menaati aturan, hukum atau perintah. Elfindri (2012:102) disiplin menunjukkan ketaatan atau kepatuhan terhadap peraturan, waktu, serta tata tertib.

Nilai karakter akan dikatakan berhasil terbentuk pada peserta didik apabila memenuhi indikator keberhasilan yang telah ada. Berikut ini terdapat beberapa indikator keberhasilan disiplin menurut beberapa sumber .

Tabel 2.2 Indikator Keberhasilan pendidikan karakter Disiplin

No Nilai Indikator

1 Disiplin a) Guru dan Siswa hadir tepat waktu

b) Menegakkan prinsip dengan memberikan

punishment bagi yang melanggar dan reward bagi

yang berprestasi

c) Menjalankan tata tertib sekolah

Sumber: Fitri (2012:41) Tabel 2.3 Indikator keberhasilan karakter disiplin Untuk Sekolah Dasar

Nilai Indikator tugas kelas terlaksana dengan baik

(11)

sekolah dan kelas

e) Berpakaian rapi

f) Mematuhi aturan permainan

melanggar peraturan dengan kata-kata sopan dan tidak menyinggung

e) Berpakaian sopan dan rapi f) Mematuhi aturan sekolah

Kemendikas (2010:34)

Berdasarkan pendapat tentang pengertian disiplin dapat disimpulkan bahwa disiplin merupakan tindakan tertib dan patuh pada ketentuan dan peraturan. Muncul akibat dari pelatihan atau kebiasaan menaati aturan, hukum atau perintah dan dilaksanakan dengan penuh kesadaran.

6. Karakter Tanggung Jawab

Tanggung jawab menurut Fitri (2012 : 112) adalah pertanggungan perbuatan sendiri, orang yang memiliki tanggung jawab akan menghadapi persoalan dengan menelaah dan mencari solusi terbaik dengan melihat berbagai sudut pandang dalam penyelesaiannya. Seseorang dengan rasa tanggung jawab akan memiliki karakter berbuat baik dan tidak menyalahkan orang lain ketika berbuat kesalahan. Pengertian tanggung jawab juga dikemukakan oleh Yaumi (2014 : 72) yaitu suatu tugas atau kewajiban untuk melakukan atau menyelesaikan tugas dengan penuh kepuasaan yang harus dipenuhi seseorang, dan memiliki konsekuen hukuman terhadap kegagalan.

(12)

terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan, (alam, sosial, dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa. Nilai karakter akan dikatakan berhasil terbentuk pada peserta didik apabila memenuhi indikator keberhasilan yang telah ada. Berikut ini terdapat beberapa indikator keberhasilan tanggung jawab menurut beberapa sumber .

Tabel 2.4. Indikator Keberhasilan Karakter Tanggung Jawab

No Nilai Indikator

1 Tanggung Jawab

a) Mengerjakan tugas dan pekerjaan rumah dengan baik

b) Beranggung jawab pada setiap perbuatan c) Melakukan piket sesuai dengan jadwal yang

ditetapkan

d) Mengerjakan tugas kelompok secara bersama-sama Sumber : Fitri (2012 :43) Tabel 2.5 Indikator keberhasilan karakter tanggung jawab Untuk Sekolah

Dasar

Nilai Indikator

Sekolah Kelas

Tanggung Jawab a) Membuat laporan setiap kegiatan yang dilakukan dalam bentuk lisan maupun tertulis.

b) Melakukan tugas tanpa disuruh.

(13)

Berdasarkan pendapat tentang pengertian tanggung jawab dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab merupakan sikap seseorang yang menyadari penuh akan kewajiban dan tugasnya. Melakukan dan menyelesaikan tugas dengan penuh kepuasan dan tidak menyalahkan orang lain ketika mengalami kegagalan.

7. Karakter Semangat Kebangsaan

Pengertian Semangat kebangsaan menrut Yaumi (2014 : 103) mengatakan bahwa peserta didik harus diarahkan untuk memiliki semangat kebangsaan agar dapat mencintai negaranya sehingga dapat mengabdi kepada bangsa dan negara selain mengabdi pada agama yang dianut. Semangat kebangsaan menurut Elfindri (2012 :148), rasa kebangsaan berisi cinta bangsa dan tanah air, ingin membela bangsa, ingin memajukan bangsa, ingin memandu bangsa ke jalan yang tepat dengan berani berkorban (harta dan jiwa) demi membela bangsa.

(14)

Tabel 2.6 Indikator keberhasilan karakter semangat kebangsaan

No Nilai Indikator

1 Semangat Kebangsaan

a) Memperingati hari-hari besar nasional b) Meneladani para pahlawan masional c) Berkunjung ke tempat-tempat bersejarah d) Melaksanakan upacara rutin sekolah e) Mengikutsertakan dalam kegiatan-kegiatan

kebangsaan

f) Memajang gambar tokoh-tokoh bangsa

Sumber : Fitri (2012:41) Tabel 2.7 Indikator keberhasilan karakter semangat kebangsaan Untuk

Sekolah Dasar

Nilai Indikator

1-3 4-6

Disiplin a) Turut serta dalam upacara peringatan hari pahlawan

dan proklamasi

kemerdekaan

b) Menggunakan Bahasa Indonesia ketika ada teman dari suku lain

c) Menyanyikan lagu Indonesia raya dan lagu-lagu wajib

d) Mengagumi banyaknya keragaman Bahasa di peringatan hari pahlawan

dan proklamasi

kemerdekaan

b) Menggunakan bahasa Indonesia ketika berbicara di kelas.

c) Menyanyikan lagu-lagu perjuangan

d) Menyukai berbagai upacara adat di nusantara.

(15)

budaya lain

f) Membaca buku-buku mengenai suku bangsa dan etnis yang berjuang

bersama dalam

mempertahankan kemerdekaan

f) Menyadari bahwa setiap perjuangan

mempertahankan

kemerdekaan dilakukan bersama oleh berbagai suku, etnis yang ada di Indonesia.

Kemendiknas (2010:36) Berdasarkan pendapat para tentang pengertian semangat kebangsaan, maka dapat disimpulkan mengabdi kepada bangsa dan menepatkan kepentingan bangsa diatas kepentingan kelompoknya. memajukan bangsa dan ingin memandu bangsa ke jalan yang tepat dengan berani berkorban (harta dan jiwa) demi membela bangsa. memajukan bangsa, ingin memandu bangsa ke jalan yang tepat dengan berani berkorban (harta dan jiwa) demi membela bangsa.

8. Hubungan Upacara Bendera dalam Pembentukan Karakter

(16)

Upacara bendera merupakan salah satu hal yang berperan dalam pembentukan karakter peserta didik, upacara bendera dilaksanakan setiap hari senin atau untuk memperingati hari-hari besar nasional memiliki tujuan yang dapat mengembangkan karakter peserta didik, tujuan tersebut diantaranya membiasakan bersikap tertib dan disiplin, membiasakan berpenampilan rapi, meningkatkan kemampuan memimpin, membiasakan kesediaan dipimpin, membina kekompakan dan kerjasama, mempertebal semangat kebangsaan. Upacara dilaksanakan dengan khidmat, sehingga merupakan kegiatan yang teratur dan tertib, untuk membentuk suatu tradisi dan budi pekerti yang baik peserta upacara.

Pembentukan karakter tidak bisa dilakukan dalam waktu yang singkat dengan memberikan nasihat, perintah, atau intruksi, namun lebih dari hal tersebut. Pembentukan karakter memerlukan teladan/role, model, keabaran, pembiasaan, dan pengulangan. Proses pendidikan karakter merupakan proses pendidikan yang dialami oleh peserta didik dalam pembentukan kepribadian melalui mengalami sendiri nilai-nilai kehidupan, agama dan moral.

C. Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian terkait upacara bendera dan karakter disilin, tanggung jawab dan semangat kebangsaan peserta didik.

(17)

Hasil Penelitian tentang menanamkan nilai nasionalisme melalui kegiatan upacara hari senin untuk memperkuat karakter peserta didik diketahui bahwa penanaman nilai nasionalisme di kalangan peserta didik dapat diawali melalui kegiatan upacara hari senin.

2. Ayu dan Suwanda (2013). Pembentukan karakter peserta didik SMP Negeri 6 Mojokerto Melalui Kegiatan Upacara Bendera. FKIP Universitas Negeri Surabaya. Hasil Penelitian tentang pembentukan karakter diketahui bahwa upacara bendera sangat berpengaruh besar dalam pembentukan karakter peserta didik. Karakter yang dapat dibentuk yaitu disiplin, tanggung jawab, percaya diri dan semangat kebangsaan. 3. Pala, Aynur. 2011. The Need For Character Education. Celal Bayar

University. Vol 3, No 2. Penelitian ini mengungkapkan bahwa Pendidikan karakter adalah suatu gerakan nasional menciptakan sekolah yang mampu membina etika, bertanggung jawab dan peduli terhadap orang lain. Pengajaran karakter yang baik melalui penekanan pada nilai-nilai universal/umum yang kita semua tahu. Nilai-nilai-nilai etika seperti kepedulian, kejujuran, keadilan, tanggung jawab dan menghormati diri sendiri dan orang lain. Karakter tidak terbentuk secara otomatis melainkan dikembangkan dari waktu ke waktu melalui proses berkelanjutan misalnya dengan belajar dan juga dipraktekkan.

4. Tannir. 2013. Effects of Character Education on the Self-Esteem of Intellectually Able and Less Able Elementary Students in Kuwait.

International Journal of Special Education, v28 n2 p47-59 2013

(18)

lebih rendah di Kuwait. Peserta 39 peserta didik kelas tiga dengan usia rata-rata berusia delapan tahun. Peserta didik pertama kali dibagi menjadi dua sub kelompok kemampuan (intelektual mampu vs intelektual kurang mampu), berdasarkan skor IQ mereka di Kuwait Raven Standard Progressive Matrices (RSPM). The Rosenberg Self-Esteem Scale (RSS) juga diberikan sebelum dan setelah pelaksanaan lima minggu program. Kelompok eksperimen menerima pendidikan karakter, dan kelompok kontrol menerima pelajaran tradisional Inggris tanpa pendidikan karakter tertentu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta didik intelektual mampu yang menerima pendidikan karakter menunjukkan tinggi rating harga diri daripada intelektual kurang mampu. Program pendidikan karakter telah mendapat manfaat intelektual mampu lebih dari peserta didik intelektual kurang mampu.

Penelitian tentang upacara bendera relevan karena fokus dalam penelitian ini sama-sama membahas terkait upacara dan pembentukan karakter peserta didik di sekolah dasar. Penelitian ini mencari tahu peran upacara bendera dalam pembentukan karakter peserta didik. Karakter yang akan dibentuk dalam penelitian ini adalah disiplin, tanggung jawan dan semangt kebangsaan.

D. Kerangka Pikir

(19)

perbuatan yang dalam suatu ketentuan peraturan yang wajib dilaksanakan dengan khidmat, sehingga merupakan kegiatan yang teratur dan tertib, untuk membentuk suatu tradisi dan budi pekerti yang baik. Upacara mempunyai peran dalam pembentukan karakter peserta didik Karena dalam upacara mengandung tujuan yang dapat membentuk karakter disiplin, tanggung jawab dan semangat kebangsaan yang penting dimiliki peserta didik

Adapun alur dari kerangka pikir penelitian ini sebagai berikut

Peran upacara bendera dalam pembentukan karakter peserta didik. Rendahnya karakter peserta didik

Pelaksanaan Upacara Bendera dalam Pembentukan karakter Peserta didik

Mengetahui peran Upacara Bendera dalam membentuk karakter peserta didik kendala dan solusi dalam pelaksanaan upacara bendera

Gambar

Tabel 2.1 Upacara Hari Besar Nasional
Tabel 2.2 Indikator Keberhasilan pendidikan karakter Disiplin
Tabel 2.4. Indikator Keberhasilan Karakter Tanggung Jawab
Tabel 2.7  Indikator keberhasilan karakter semangat kebangsaan Untuk
+2

Referensi

Dokumen terkait

18 Tanggung-jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam,

Terdapat nilai pendidikan karakter menurut Kemendiknas (Wibowo, 2013: 15), yaitu sebagai berikut. 1) Religius merupakan sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan

Semakin tinggi disiplin karyawan, semakin tinggi prestasi kerja yang dicapai.Disiplin adalah merupakan cerminan besarnya tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas

Dengan pendekatan ini, komitmen dapat dilihat dari tiga komponen yaitu identifikasi (sikap yang menunjukkan seseorang tahu dan menerima nilai-nilai), keterlibatan (perilaku

Tanggung jawab merupakan sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan

Dongeng ini mengandung nilai-nilai budaya tanggung jawab, yaitu sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan,

3. Tanggung-Jawab: Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri,

Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa peranan adalah suatu sikap atau perilaku yang diharapkan oleh banyak orang atau sekelompok orang terhadap seseorang yang