• Tidak ada hasil yang ditemukan

10 BAB II TINAJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori - PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP INTEGRITAS LAPORAN KEUANGAN (Studi pada Perusahaan Manufaktur Semua Sektor yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014) - repository perp

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "10 BAB II TINAJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori - PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP INTEGRITAS LAPORAN KEUANGAN (Studi pada Perusahaan Manufaktur Semua Sektor yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014) - repository perp"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINAJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

Pengaruh Corporate Governance, Dan Kualitas Audit Terhadap

Integritas Laporan Keuangan membutuhkan kajian sebagai berikut :

2.1.1. Teori Keaganan (Agency Theory)

Teori agensi (agency theory) yaitu hubungan antara pemilik

(principal) dan manajemen (agent). Menurut Jensen dan Meckling teori Agensi (agency theory) menjelaskan adanya hubungan kontraktual antara

dua atau lebih orang (pihak), dimana salah satu pihak disebut pemilik (principal) yang menyewa pihak lain disebut agen (agent) untuk melakukan

beberapa jasa atas nama pemilik yang meliputi pendelegasian wewenang.

Agency Theory atau teori keagenan menjelaskan tentang (kontrak) hubungan antara dua pihak yaitu principal (investor) dan agen (manajer).

Teori mengenai hubungan keagenan ini digunakan dalam rangka untuk memahami corporate governance lebih dalam. Menurut Jensen dan

Meckling (1976) dalam Astria (2011) menyatakan bahwa terdapat dua macam bentuk hubungan keagenan, yaitu antara manajer dan pemegang saham (shareholders) dan antara manajer dan pemberi pinjaman

(bondholders).

Prinsipal meninggikan pengembalian sebesar-besarnya dan secepatnya

(2)

maupun deviden dari tiap tahun yang dimiliki. Agen menginginkan kepentingannya dipenuhi dengan pemberian kompensasi yang memadai dan

sebesar-sebarnya atas kinerjanya. Prinsipal menilai prestasi agen berdasarkan kemampuannya membesarkan laba untuk dialokasikan pada

pembagian deviden. Makin tinggi laba, harga saham dan makin besar deviden, maka agen dianggap berhasil sehingga layak mendapatkan insentif yang tinggi sebaliknya agenpun memenuhi tuntutan principal agar

mendapatkan kompensasi yang tinggi. Adanya asimetri informasi antara manajemen (agent) dengan pemilik (principal) dapat membuka peluang

bagi manajer untuk melakukan tindakan earnings manajement dalam rangka mengelabuhi pemilik mengenai kinerja ekonomi perusahaan. Dalam hal ini apabila manajer memiliki informasi yang lebih banyak dibandingkan

pemilik saham, maka manajer akan cenderung melakukan kecurangan dengan melakukan praktik manajemen laba untuk meningkatkan

keuntungannya sendiri.

2.1.2 Integritas Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat

digunakan oleh manajemen perusahaan sebagai alat untuk berkomunikasi dengan pihak luar perusahaan tentang data keuangan atau aktivitas

perusahaan tersebut selama periode tertentu bisa juga disebut dengan gambaran keuangan dari sebuah perusahaan. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI, 2002) dalam PSAK NO.1 mengemukakan bahwa tujuan laporan keuangan

(3)

kas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan

pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumberdaya-sumberdaya yang dipercayakan kepada Laporan keuangan seharusnya memberikan

informasi yang berguna.

Informasi akuntansi yang memiliki integritas yang tinggi akan dapat diandalkan karena merupakan suatu penyajian yang jujur sehingga

memungkinkan pengguna informasi akuntansi bergantung pada informasi tersebut. Mulyadi (2004) dalam Jamaan (2008) mendefinisikan integritas sebagai berikut: “Integritas adalah prinsip moral yang tidak memihak, jujur,

seseorang yang berintegritas tinggi memandang fakta seperti apa adanya dan mengemukakan fakta tersebut seperti apa adanya. Pada penelitian Mayangsari (2003) integritas laporan keuangan didefinisikan sebagai berikut: “Integritas

laporan keuangan adalah sejauh mana laporan keuangan yang disajikan

menunjukkan informasi yang benar dan jujur.”

Ukuran integritas laporan keuangan selama ini belum ada walaupun demikian secara intuitif dapat dibedakan menjadi dua, yaitu diukur dengan

konservatisme serta keberadaan manipulasi laporan keuangan yang biasanya diukur dengan manajemen laba. Menurut Mayangsari (2003) laporan

keuangan yang reliable atau berintegritas dapat dinilai dengan cara penggunaan prinsip konservatisme dan penggunaan earning management karena informasi dalam laporan keuangan akan lebih reliable apabila laporan

(4)

supaya tidak ada pihak yang dirugikan akibat informasi dalam laporan keuangan tersebut.

Integritas informasi laporan keuangan menyangkut keandalan informasi akuntansi yang dihasilkan yaitu kejujuran dalam penyajian, dapat dipercaya, dan netralitas (Jam’an, 2008) yang antara lain dapat dijelaskan sebagai

berikut:

1. Kejujuran (faithfulness) berarti bahwa terdapat kesesuaian antara satu

ukuran keuangan atau penjelasan dan feenomena aktivitas ekonomi yang diukur atau dijelaskan. Dalam akuntansi, sumber-sumber ekonomi,

kewajiban dan kejadian-kejadian yang membawa perubahan sumber-sumber dan kewajiban-kewajiban dinyatakan dalam laporan keuangan.

2. Dapat dipercaya (Reliability) berarti bahwa seorang pengguna dapat

menggantungkan atau memiliki keyakinan pada informasi yang dilaporkan. Informasi akuntansi dipertimbangkan dapat dipercaya

(reliability) jika informasi secara nyata menyatakan apa yang dimaksud, apa yang diungkapkan dan dapat diuji kebenaranya.

3. Netral (Neutrality) berarti bahwa informasi akuntansi harus netral, atau

tidak memihak yang memberikan dampak pada perilaku para pengguna informasi. Oleh karena informasi akuntansi memberi pengaruh terhadap

(5)

kekayaan, oleh karenanya informasi harus bersifat netral dari segala

konsekwensi lainnya.

2.1.3. Kualitas Audit

Kualitas audit merupakan segala kemungkinan dimana auditor pada saat mengaudit laporan keuangan klien dapat menemukan pelanggaran yang

terjadi dalam sistem akuntansi klien dan melaporkannya dalam laporan keuangan auditan, dimana dalam melaksanakan tugasnya tersebut auditor

berpedoman pada standar auditing dan kode etik akuntan publik yang relevan. Auditor yang memiliki reputasi baik akan cenderung untuk

mempertahankan kualitas auditnya agar reputasinya terjaga dan tidak kehilangan klien. Namun, apakah reputasi auditor dapat dijadikan proksi kualitas audit yang realibel masih diragukan karena tingginya kegagalan audit

yang terungkap akhir-akhir ini. Kualitas audit ditentukan oleh dua hal yaitu kompentensi dan independensi. Kedua hal tersebut berpengaruh langsung

terhadap kualitas audit (Astria, 2011).

Auditor melakukan fungsi monitoring pekerjaan agen melalui suatu sarana yaitu laporan keuangan. Audit laporan keuangan ini dimaksudkan

untuk mengurangi risiko informasi dan meningkatkan pengambilan keputusan. Audit dilakukan oleh pihak independen yang diharapkan dapat

meningkatkan kualitas informasi keuangan yang dilaporkan oleh manajemen. Kualitas audit merupakan segala kemungkinan dimana auditor pada saat mengaudit laporan keuangan klien dapat menemukan pelanggaran yang

(6)

keuangan auditan, dimana dalam melaksanakan tugasnya tersebut auditor berpedoman pada standar auditing dan kode etik akuntan publik yang relevan

(Astina, 2013).

Sesuai dengan ketentuan yang berlaku di indonesia pengelompokan

data KAP yang berafiliasi dengan “the big four” memiliki kualitas audit yang lebih baik dibandingkan non Big Four, karena auditor di kantor-kantor Big Four memiliki lebih banyak pengalaman kolektif dalam pengelola audit pada

perusahaan publik. Dengan demikian, sebuah KAP besar akan memiliki lebih besar keahlian dalam mendeteksi masalah yang bersifat material dalam

keuangan klien dengan implikasi, auditor di KAP kecil kurang memiliki pengalaman dan kurang memiliki ketrampilan dalam mendeteksi masalah. Berdasarkan (www.Ppajp.depkeu.go.id) Tahun 2014 KAP the Big Four

sebagai berikut:

a. KAP Purwantono, Suherman dan Surja – Berafiliasi dengan ernst

& yaoung

b. KAP Osman Bing Satrio dan Rekan - Berafiliasi dengan Deloitte.

c. KAP Sidharta, dan widjaja - Berafiliasi dengan KPMG.

(7)

2.1.4. Corporate Governance

Corporate Governance merupakan salah satu elemen kunci dalam

meningkatkan efisiensi ekonomis, yang meliputi serangkaian hubungan antara manajemen perusahaan, dewan komisaris, para pemegang saham, dan

stakeholders lainnya yang juga memberikan suatu struktur yang memfasilitasi penentuan sasaran–sasaran dari suatu perusahaan, dan sebagai sarana untuk

menentukan teknik monitoring kinerja (Hadiningsih, 2010).

Herawaty (2008) menyatakan bahwa prinsip-prinsip Corporate Governance yang diterapkankan memberikan manfaat diantaranya yaitu:

a. Meminimalkan agency costs dengan mengontrol konflik kepentingan yang

mungkin terjadi antara pemilik dengan agen;

b. Meminimalkan cost of capital dengan menciptakan sinyal positif kepada

para penyedia modal;

c. Meningkatkan citra perusahaan;

d. Meningkatkan nilai perusahaan yang dapat dilihat dari cost of capital yang rendah;

e. Peningkatan kinerja keuangan dan persepsi stakeholder terhadap masa

depan perusahaan yang lebih baik, Corporate governance diharapkan bisa berfungsi sebagai alat untuk memberikan keyakinan kepada para investor

(8)

kepercayaan terhadap kinerja manajemen dalam mengelola kekayaan pemilik, sehingga dapat meminimalkan konflik kepentingan dan biaya keagenan.

Good corporate governance menghasilkan berbagai mekanisme yang bertujuan untuk meyakinkan bahwa tindakan manajemen sudah selaras

dengan kepentingan pemegang saham (Susiana dan Herawaty, 2007).

Dalam penelitian ini praktek Corporate governance diprokasi dengan mengunakan, komisaris independen, kepemilikan manajerial dan kepemilikan

institusional.

1. Komite Audit

Komite audit merupakan komite yang dibentuk oleh dewan

direksi yang bertugas melaksanakan pengawasan independen atas proses laporan keuangan dan audit ekstern. Dalam hal pelaporan

keuangan, peran dan tanggungjawab komite audit adalah memonitor dan mengawasi audit laporan keuangan dan memastikan agar standar

dan kebijaksanaan keuangan yang berlaku terpenuhi, memeriksa ulang laporan ke-uangan apakah sudah sesuai dengan standar dan kebijksanaan tersebut dan apakah sudah konsisten dengan informasi

lain yang diketahui oleh anggota komite audit, serta menilai mutu pelayanan dan kewajaran biaya yang diajukan auditor eksternal (Jam’an, 2008).

2. Komisaris Independen

Variabel corporate governance berhubungan dengan peranan

(9)

komisaris merupakan sebuah determinan penting dalam corporate governance. Dalam suatu perusahaan dewan memegang peranan yang

sangat signifikan dalam penentuan statergi perusahaan tersebut. Keberadaan dan karakteristik dewan sebagai salah satu motor pengerak

corporate governance akan menentukan tingkat kesehatan kinerja keuangan perusahaan.( Hutapea, 2013)

3. Kepemilikan institusional

Astina (2011) menyatakan bahwa kepemilikan institusional memiliki peranan yang sangat penting dalam meminimalisasi konflik

keagenan yang terjadi antara manajer dan pemegang saham. Keberadaan investor institusional dianggap mampu menjadi mekanisme monitoring yang efektif dalam setiap keputusan yang diambil oleh

manajer. Hal ini disebabkan investor institusional terlibat dalam pengambilan yang setrategis sehingga tidak mudah percaya terhadap

tindakan manipulasi laba.

a. dikelola secara independen sehingga masing-masing organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat

dintervensi oleh pihak lain.

b. Kewajaran dan kesetaraan yaitu dalam melaksanakan

(10)

2.2. Penelitian Terdahulu

No Nama peneliti, tahun

Variabel penelitian Hasil penelitian

1 Nicolin (2013) Variabel dependen :

Hasil penelitian ini menujukan komisaris independen dan

komite audit bepengsruh positif terhadap integritas laporan keuangan. Sedangakan

kepemilikan saham, manajerial saham, kepemilikan saham

institusional dan spesialisasi auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap integritas

laporan keuangan. governance, kualitas audit, dan manajemen laba.

Hasil penelitian menemukan pengaruh antara independensi,

komite audit, manajemen laba menujukan hasil berpengaruh

terhadap integritas laporan keuangan. sedangkan komisaris independen, kepemilikan

(11)

Sampel populasi:

Pengaruh audit tenure,

struktur corporate

governance, dan ukuran KAP.

Sempel dan populasi:

Perusahan manufaktur

2007-2009

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa struktur

corporate governance keuangan. Sementara itu, audit

tenure tidak berpengaruh corporate governance, dan

Hasil penelitian menujukan kepemilikan saham manejerial secara signifikan berpengaru

positif terhadap integritas laporan keuangan. Sedangkan

(12)

kualitas audit.

Sampel dan pepulasi:

Perusahaan manufaktur 2005-2008

memiliki pengaruh terhadap integritas laporan keuangan.

5 Argianti (2009) Variabel dependen:

Integritas laporan keuangan.

Variabel independen:

Pengaruh karakteristik

perusahan, kualitas auditor, pergantian auditor, dan

independensi auditor.

Sampel dan populasi:

Perusahan di bursa efek

jakarta (BEJ) dan BUMN pada tahun 1999-2009.

Hasil penelitian menujukan karakteristik perusahaan,

komite audit secara statistik tidak dapat mempengaruhi

tingi rendahnya earnings manajement tetapi ada korelasi menujukan tingakat integritas

laporan keuangan juga tinggi. Sedangkan kualitas audit tidak

berpengaruh signifikan terhadap integritas laporan

(13)

Variabel indenpenden :

Mekanisme corporate

governance (kepemilikan

institusional, komite audit,

komsisaris independen)

dan kualitas kantor akuntan

public

Sampel dan populasi :

Perusahaan manufaktur

2003-2006

(kepemilikan institusional,

komisaris independen dan

komite audit) serta kualitas

kantor akuntan public

menunjukkan hasil yang positif

signifikan

2.3. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan urutan teoritis dan tinjauan penelitian diatas, maka variabel independen penelitian adalah corporate governance (kepemilikan institusional, komite audit, komsisaris independen), dan kualitas audit

Sedangkan variabel dependennya adalah Integritas laporan keuangan. Berdasarkan hubungan diantara variabel tersebut dapat kedalam kerangka sebagai berikut:

Penelitian yang dilakukan (Jam’an, 2008), meneliti tentang pengaruh

mekanisme comporate governance, dan kualitas kantor akuntan publik

(14)

arah positif terhadap integritas laporan keuangan sedangkan spesialisasi industri auditor berpengaruh signifikan namun dengan arah negatih.

Penelitian yang di lakukan oleh Putra, (2012) meneliti tentang pengaruh independensi, mekanisme comporate governance, kualitas audit,

dan manajemen laba terhadap integritas laporan keuangan pada perusahaan manufaktur pada tahun 2008-2010 menyimpulkan bahwa independensi, komite audit, manajemen laba berpengaruh signifikan terhadap integritas

laporan keuangan sedangkan komisaris independen, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan istitusional menujukan tidak berpengaruh terhadap integritas

laporan keuangan.

Penelitian yang dilakukan Astria, (2013) meneliti tentang analisi pengaruh audit tenure, setruktur corporate governance, dan ukuran KAP

terhadap integritas laporan keuangan mengahasilkan bahwa kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komite audit, komisaris independen dan

ukuran KAP memiliki pengaruh yang signifikan terhadap integritas laporan keuangan, sedangkan audit tenure tidak berpengaruh signifikan terhadap integritas laporan keuangan.

Penelitian yang dilakukan Nicolin, (2013) meneliti tentang pengaruh struktur corporate governance, audit tenure, dan spesialisasi industri auditor

(15)

kepemilikan saham manejerial saham, kepemilikan saham institusional, dan spesialisasi auditor tidak berpengaruh.

Hardiningsih (2010) dalam penelitiannya pengaruh independensi, corporat govermence, dan kualitas audit terhadap integritas laporan keuangan

pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2005-2008. Hasil penelitianya secara umum keseluruhan variabel tidak memiliki pengaruh terhadap integritas laporan keuangan, hanya variabel kepemilikan

saham manajerial yang signifikan terhadap integritas laporan keuangan.

KOMISARIS INDEPENDEN

KEPEMILIKAN INSTITUSI

KUALITAS AUDIT KOMITE AUDIT

INTEGRITAS

LAPORAN

KEUANGAN

H1(+)

H2(+)

H3(+)

(16)

2.4. Pengembangan Hipotesis :

2.4.1 Corporate Governance, Kualitas Audit dan Integritas Laporan

Keuangan

Corporate Governance Salah satu elemen kunci dalam

meningkatkan efesiensi ekonomis, yaitu meliputi serangkaian hubungan antara manajemen perusahaan, dewan komisaris, para pemegang saham, dan stakeholders lainya juga memberikan suatu struktur yang memfasilitasi

penentuan sasaran-sasaran dari suatu perusahan dan sebagai sarana untuk menentukan teknik monitoring. Penelitian yang dilakukan Jam’an (2008)

dalam penelitianya menerangkan corporate governance yang sehat menghasilkan informasi laporan keuangan yang bermutu.

Kualitas audit sebagai suatu kemungkinan (joint probability)

dimana seorang auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran yang ada dalam sistem akuntansi kliennya. Kemungkinan dimana auditor akan

menemukan salah saji tergantung pada kemampuan teknikal auditor sementara tindakan melaporkan salah saji tergantung pada independensi auditir tesebut. Kualitas audit ini sangat penting karena kualitas audit yang

tinggi akan menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya sebagai dasar pembelian kepeutusan (De Angelo, 1981 dalam Hardiningsih, 2010).

(17)

H1 : Corporat Govermence meliputi ( Komisaris Independen, Kepemilikan Institusi, Kepemilikan Manajerial)dan Kualitas Audit secara simultan

berpengaruh terhadap Integritas Laporan Keuangan. 2.4.2 Komite Audit dan Integritas Laporan Keuangan

Keputusan Menteri BUMN Nomor 117/Tahun 2000, dan Undang-undang BUMN Nomor 19/2003, pembentukan komite audit merupakan suatu keharusan. Komite audit merupakan salah satu komite yang memiliki

peranan penting dalam corporate governance. Komite audit harus terdiri dari individu-individu yang mandiri dan tidak terlibat dengan tugas sehari-hari

dari manajemen yang mengelola perusahaan, dan yang memiliki pengalaman untuk melaksanakan fungsi pengawasan secara efektif. Salah satu dari beberapa alasan utama kemandirian ini adalah untuk memelihara

integritas serta pandangan yang objektif dalam laporan serta penyusunan rekomendasi yang diajukan oleh komite audit, karena individu yang mandiri

cenderung lebih adil dan tidak memihak serta objektif dalam menangani suatu permasalahan.

Turley dan Zaman (2004) meneliti pengaruh corporate

governance dan komite audit, menemukan bahwa bukti menunjukkan adanya hubungan positif antara eksistensi komite audit dengan kualitas

laporan keuangan dan kinerja perusahaan. Salah satu cara auditor mempertahankan independensinya adalah dengan membentuk komite audit. Sesuai dengan fungsi dan tujuan dibentuknya komite audit, yang salah

(18)

menyesatkan dan sesuai dengan praktik akuntansi yang berlaku umum, maka sedikit banyak keberadaan dan efektivitas komite audit kerja dari

masing-masing anggota dewan itu sendiri, kesulitan dalam mengawasi dan mengendalikan tindakan dari manajemen, serta kesulitan dalam mengambil

keputusan yang berguna bagi perusahaan. Adanya kesulitan dalam perusahaan dengan anggota dewan komisaris yang banyak ini, membuat sulitnya menjalankan tugas pengawasan terhadap manajemen perusahaan

yang nantinya berdampak pula pada laporan keuangan dan kinerja perusahaan yang smakin menurun.

Maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H2: Ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap integritas laporan keuangan.

2.4.3 Komisaris Independen dan Integritas Laporan Keuangan

komisaris independensi merupakan posisi terbaik untuk melakukan

fungsi monitoring agar tercipta perusahaan yang good corporate governance. Beasley (1996) dalam Hardiningsih (2010) menyarankan bahwa masuknya dewan komisaris yang berasal dari luar perusahaan

(komisaris independen), meningkatkan efektifitas dewan tersebut dalam mengawasi manajemen untuk mencegah kecurangan laporan keuangan.

(19)

Komisaris independen dapat menjadi penengah apabila terjadi perselisihan diantara manajer internal dan mengawasi kebijakan-kebijakan

manajer sera memberikan nasihat kepada manajemen. Dapat disimpulkan keberadaan komisaris independen pada suatu perusahaan dapat

mempengaruhi integritas laporan keuangan yang dihasilkan oleh manajemen. Jika perusahaan memiliki komisaris independen maka laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen cenderung lebih berintegritas,

karena terdapat badan yang mengawasi dan melindungi hak-hak diluar perusahaan (Astria, 2011). Maka dapat dirumuskan hipotesis ketiga yang

akan diuji dalam penelitian sebagai berikut:

H3 : komisaris independen berpengaruh positif terhadap Integritas

Laporan Keuangan.

2.4.4 Kepemilikan Institusi dan Integritas Laporan Keuangan

Presentase saham institusi ini diperoleh dari penjumlahan atas

presentase saham perusahaan yang dimiliki oleh perusahaan lain baik yang berada dalam di dalam maupun di luar negeri serta saham pemerintah dalam maupun luar negeri.

Astria (2011) menyatakan bahwa persentase saham tertentu yang dimiliki institusi dapat mempengaruhi proses penyusunan laporan

(20)

memfokuskan perhatiannya terhadap kinerja perusahaan sehingga akan

mengurangi perilaku opportunistic atau mementingkan diri sendiri.

Kepemilikan institusional yang tinggi membatasi manajer untuk melakukan pengelolaan laba dan dapat meningkatkan integritas laporan keuangan. Hal

ini berarti bahwa kepemilikan institusional dalam perusahaan dapat meningkatkan monitoring terhadap perilaku manajer dalam mengantisipasi

manipulasi yang mungkin dilakukan sehingga dapat meningkatkan integritas laporan keuangan. Maka dapat dirumuskan hipotesis keempat yang akan diuji sebagai berikut:

H4 : Kepemilikan Institusi berpengaruh positif terhadap Integritas Laporan Keuangan.

2.4.5. Kualitas Audit dan Integritas Laporan Keuangan

Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa auditor menawarkan berbagai tingkat kualitas audit untuk merespon adanya variasi

permintaan klien terhadap kualitas audit. Penelitian-penelitian sebelumnya membedakan kualitas auditor berdasarkan perbedaan big four dan non big

four dan ada juga yang menggunakan spesialisasi industri auditor untuk memberi nilai bagi kualitas audit ini seperti penelitian (Mayangsari, 2003

dalam Hardiningsih, 2010).

Teoh (1993) dalam Putra (2012) berargumen bahwa kualitas audit berhubungan positif dengan kualitas earnings, yang diukur dengan Earnings

(21)

berdasarkan pengelompokkan auditor big four dengan non big four, dikarenakan salah satu KAP big five yaitu Arthur Andersen telah dinyatakan

collapsed.

Penelitian De Angelo (1981) mengemukakan bahwa KAP yang besar memiliki insentif yang lebih untuk menghindari hal-hal yang dapat

merusak reputasinya dibandingkan dengan KAP yang lebih kecil. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis keenam yang akan diuji dalam

penelitian ini sebagai berikut:

H5 : Kualitas Audit berpengaruh positif terhadap Integritas Laporan

Referensi

Dokumen terkait

Adapun karakteristik dari Blended Learning yaitu: 1) Pembelajaran yang menggabungkan berbagai cara penyampaian, model pendidikan, gaya pembelajaran, serta berbagai

Diperolehhasil penelitian bahwa siswa yang memiliki kemampuan pemahaman konsep kategori baik memiliki frekuensi terbanyak yaitu 12 siswa (43%).Persentase rata-rata kemunculan

Meningkatkan Minat Serta Prestasi Belajar Dalam Pembelajaran Matematika Pokok Bahasan Penjumlahan Dengan Menggunakan Alat Peraga Pada Siswa Kelas Dua SD Kanisius Sorowajan

Dan setelah itu dari hasil pewarnaan tersebut di dapat jadwal mata kuliah kemudian mengatur jadwal yang telah ada sesuai dengan sks pada mata kuliah tersebut lalu membagi

15-0449-1989 Selanjutnya dari Tabel 3.b dan Tabel 3.c, diperoleh data pengaruh pemanasan dan pengaruh pengaktifan kimia terhadap nilai kapasitas tukar kation masing-masing

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sikap mahasiswa terhadap iklan dan sikap terhadap produk Hand & Body Lotion Citra serta untuk mengetahui apakah ada

Berdasarkan penjelasan yang telah dijelaskan dalam sebelumnya, maka Dinamika Proses pemekaran Indragiri Hilir Tahun 2008-2010, dapat ditarik kesimpulan bahwa

secara tertulis maupun lisan tentang hasil dari suatu kegiatan atau intervensi yang telah. dilaksanakan.