Ketertelusuran Pengukuran
Oleh : NuryatiniPENDAHULUAN
Ketertelusuran pengukuran dalam analisis kimia kini merupakan masalah yang sangat penting dalam kimia analitik. Sejak tahun 1990 dua organisasi dunia yaitu EURACHEM ( A Focus for Analytical Chemistry in Europe) ) dan CITAC ( Cooperation on International Traceability in Analitycal Chemistry ) telah didirikan dengan tujuan untuk meningkatkan komparabilitas dan ketertelusuran pengukuran di dalam analisis kimia sehingga akan meningkatkan kehandalan dari hasil analisis yang dikeluarkan. Kehandalan hasil pengujian ini sangat penting karena hasil analisis sering dipergunakan untuk mengambil keputusan penting, misalnya dalam proses industri, pencemaran lingkungan, dan bidang kesehatan sehingga dapat mempengaruhi daya saing industri, masa depan berkelanjutan dari lingkungan serta kesehatan masyarakat. Komparabilitas yang berarti keberterimaan, hasil uji yang diperoleh dari bahan sama pada lokasi dan waktu yang berbeda-beda akan didapatkan apabila masing-masing hasil uji itu dapat dikaitkan (memiliki ketertelusuran) ke standar pengukuran yang diakui, yang berfungsi sebagai “reference point” yang sama. Ketertelusuran pengukuran ke satuan standar internasional yang diakui diperlukan oleh setiap negara untuk dapat berpartisipasi aktif dalam era perdagangan bebas. Ketertelusuran pengukuran juga telah tercantum dalam bagian 5.6 dari SNI 19-17025-2000 ”persyaratan umum kompetensi laboratorium penguji dan Kalibrasi” yang merupakan salah satu kriteria yang
sesuai, biasanya berupa standar nasional atau internasional melalui rantai perbandingan yang tidak terputus, yang masing masing rantai mempunyai nilai ketidakpastiannya”.
Berdasarkan definisi tersebut diatas karakteristik ketertelusuran dapat diuraikan menjadi 3 elemen yaitu :
1. Keterkaitan ke standar yang sesuai. Standar yang sesuai disini dapat mencakup
• SI( International System Of Unit/ Standar International satuan UIkuran ) • CRM (Certified Reference Materials /Bahan Acuan Bersertifikat )
• Reference method ( Metode Acuan )
2. Rantai pembandingan yang tidak terputus. Ketertelusuran dimulai dengan rantai perbandingan yang tidak terputus berawal dari standar pengukuran nasional, Internasional ,atau standar pengukuran intrinsik. 3. Ketidakpastian pengukuran. Ketidakpastian pengukuran dari setiap
langkah dalam rantai ketertelusuran harus dihitung menggunakan metode yang tepat dan harus dinyatakan pada setiap langkah sehingga ketidakpastian total dari seluruh rantai dapat diperhitungkan .
SI ( Standar Internasional Satuan Ukuran )
Jika sejumlah pengukuran akan dibandingkan hasilnya, maka semua pengukuran itu harus tertelusur ke satuan satuan dasar standar International. Satuan-satuan dasar standar internasional satuan ukuran (SI) dapat dilihat pada table 1 berikut ini .
Tabel 1 : SI (IStandar Internasional Satuan Ukuran )
Kuantitas dasar Symbol dimensi Nama satuan SI Simbol satuan SI Panjang (Length)
Massa (Mass) Waktu (Time) Arus listrik (Electric
current) Temperatur (Thermodynamic
Temperature) Jumlah zat (Amount of
Subctance ) Intensitas cahaya (Luminous intensity) L M T I Θ N J Meter Kilogram Second Ampere Kelvin Mole Candela m kg s A K mol cd
Ketertelusuran dalam penimbangan di laboratorium penguji dapat digambarkan sebagai berikut :
Standar Nasional Kalibrasi Alat ukur berakurasi tinggi
Kalibrasi Standar Acuan (Reference Standard)
Alat ukur, kalibrasi Transfer Standard
Alat ukur, kalibrasi Traveling Standard
M o l e (SI untuk Pengukuran Kimia)
Semua pengukuran kimia seharusnya tertelusur ke satuan mole.
Standar mole tidak berbentuk “artifact” seperti misalnya standar massa (kg). Ketertelusuran pengukuran kimia digambarkan sbb. :
1 mol (12 g atom 12 C)
Bahan Acuan Primer
Bahan Acuan Sekunder
Bahan Acuan Kerja
Standar mole berupa “12 C mole” atau 12 gram atom C, tidak tersedia di laboratorium. Standar “mole” didefinisikan sebagai jumlah atom-atom C dalam 1 mol 12C atau 12 gram atom 12C. Jadi seharusnya hasil pengukuran kimia dinyatakan sebagai jumlah atom, molekul, ion atau bagian dari mole.
Pengukuran kimia
Satuan kg untuk massa telah digunakan sebagai pengganti mole sebagai acuan ketertelusuran/reference point. karena, selama ini laboratorium telah rutin menggunakan neraca analitik dalam pengukuran kimia, hasil pengukuran dapat dinyatakan dalam “mass fraction” (massa analit per satuan massa matriks), misalnya mg Pb per gram darah, mg DDT per gram ikan,dan satu mole dihubungkan dengan satuan massa melalui faktor “molar mass” (massa molar atau berat molekul).
CRM
CRM biasa digunakan sebagai “stated references” untuk pengukuran kimia. Dalam penggunaan CRM ini perlu diketahui ketidakpastiannya karena nilai ketidakpastian pengukuran dari CRM akan mempengaruhi nilai
1 mol (6,022 x1023 atom) Hasil Pengukuran = Jumlah Hasil Pengukuran = Jumlah Hasil Pengukuran = Jumlah
ketidakpastian hasil pengukuran sampel, begitu pula matriks CRM. Matriks CRM khusus, digunakan untuk validasi metode dan kalibrasi peralatan (instrumentasi kimia analitik) maupun peralatan uji “tak merusak” (non destructive testing seperti XRF spectrometer). Untuk seluruh bidang pengujian kimia dibutuhkan “matrix CRM” dengan variasi komposisi, jenis matriks, kadar analit dsb. yang “tidak terbatas” keragamannya karena mengikuti keragaman jenis matriks sampel. Untuk medapatkan hasil uji yang akurat perlu “the best match” antara matriks CRM dengan matriks sampel uji. Efek matriks yang timbul karena perbedaan antara matriks CRM dengan matriks sampel menjadi sumber penyimpangan hasil uji (bias).
CRM sering juga digunakan dalam pengukuran fisika misalnya dalam kalibrasi spektrofotometer, melting point apparatus, densitymeter, viscometer, refraktometer, dsb.
REFERENCE METHODS, STANDARD METHODS
Reference method dapat digunakan sebagai “stated references”, namun standard method ini memiliki karakteristik sbb. :
Para pengguna metode ini dapat memperoleh komparabilitas hasil uji dengan syarat-syarat :
• metode ditulis amat rinci pada semua tahap dan harus diikuti dengan tepat agar ketertelusuran ke metode standar ini “tidak terputus”,
• pada estimasi ketidakpastian pengukurannya, efek “bias” hasil uji kurang dipertimbangkan.
• “absolute accuracy” kurang diutamakan,
• proses-proses pengujian biasanya sulit dipahami dari sudut metrologi, • ketertelusuran pengukuran kurang jelas, kecuali ke metode itu sendiri, • sulit untuk menstandarkan seluruh tahap/elemen yang penting dari
• Oleh sebab itu metode standar dapat juga dipakai sebagai “stated references” atau reference point, untuk kepentingan regulasi.
• Contoh : metode AOAC, APHA, ISO, ASTM, JIS, BS, SNI dsb.
UNBROKEN CHAIN OF COMPARISON (Rantai pembandingan yang tidak
terputus)
Dalam pengukuran fisika, rantai pembandingan bisa terputus apabila alat pengukuran tidak dikalibrasi secara valid. Dalam pengukuran kimia, rantai pembandingan itu lebih rentan terputus, seperti dalam analisis instrumental umumnya, karena :
1. Proses pengukurannya kompleks, melewati banyak tahapan (pelarutan sampel, pemisahan analit dengan distilasi, ekstraksi, kromatografi dsb). 2. Dalam kalibrasi instrumen pengukuran, potensial terjadi efek matriks, yaitu;
• Respon instrumen pada sejumlah analit yang sama bisa berbeda, apabila analit dalam larutan standar dengan analit dalam larutan sampel.
• Maka rantai ketertelusuran hasil pengukuran dengan instrument tsb. ke standar kalibrasi menjadi terputus.
Sumber terputusnya rantai pembandingan dalam pengujian kimia dapat disebabkan oleh:
(i) pelarutan sampel, misalnya sampel padat, (ii) pemisahan analit sebelum diukur,
(i) perbandingan respon instrumen terhadap analit dalam larutan standar kalibrasi dengan dalam larutan sampel yang diukur.
Ketertelusuran hasil analisis yang terputus dapat digambarkan pada skema berikut ini :
KETERTELUSURAN HASIL ANALISIS KIMIA Penimbangan Sampel………Mampu telusur ke Standar kg Pelarutan ……… Efisiensi Pelarutan Analit Pemisahan Analit : Destilasi Ekstraksi Kromatografi Pengendapan Dll.
Pengukuran Analit (Instrumental)
(Alat ukur dikalibrasi dengan standar (CRM), sehingga tertelusur ke CRM atau ke SI.
Hasil Analisis
Sifat mampu telusur hasil analisis ini terputus dalam proses pelarutan contoh dan pemisahan analit dimana efisiensi prosesnya kurang dari 100%, belum termasuk adanya kontaminasi dari luar, sehingga tanpa ketertelusuran hasil analisis akan menjadi bias.
Untuk mendesiminasikan ketertelusuran dalam analisis/pengujian kimia ini perlu dibentuk NMI ( Nasional Metrologi Institute ) di setiap Negara.
Ketertelusuran pengukuran nasional di bidang kimia khususnya dapat < 100% (memutuskan rantai ketertelusuran ke sampel) Efisiensi pemisahan < 100% (memutuskan rantai Ketertelusuran ke sampel) CRM Kalibrasi Kal-
Model metrologi
LMN LMN LMN
Lab Rujukan Lab Rujukan Lab Rujukan
Lab Lapangan Lab Lapangan. Lab Lapangan
Infrastruktur Kesesuaian CCQM (Consultatif Commite Ammount of Substance)
Evaluasi Badan Akreditasi
LMN Lab Rujukan Lab Lapangan Bukti Valid Internasional
Hasil Pengukuran Pengukuran
Produsen CRM :
Dapat memberikan ketertelusuran pengukuran kepada laboratorium-laboratorium lapangan. Yang mana produsen CRM memperoleh ketertelusuran pengukurannya dari LMN atau CRM dengan kualitas yang paling tinggi. Produsen CRM dapat menggantikan posisi “Lab Rujukan”, sehingga menjadi
ILAC ( International Laboratory accreditation Cooperation )
LMN
Produsen CRM Lab Lapangan
Ketertelusuran juga bisa diperoleh dari Penyelenggara Uji Profisiensi yang akan memberikan ketertelusuran pengukuran kepada laboratorium laboratorium lapangan peserta uji profisiensi, dimana nilai acuan nya memperoleh ketertelusuran dari LMN
LMN
Penyelenggara Uji Profisiensi
Lab Lapangan
KESIMPULAN
Ketertelusuran pengukuran akan memberikan hasil pengujian/analisis yang handal yang dapat diterima dimanapun berada. Untuk membangun ketertelusuran dalam pengukuran /pengujian kimia diperlukan jaringan antara LMN, laboratorium rujukan (reference laboratorium), Produsen CRM, koordinator atau penyelenggara uji profisiensi serta laboratorium-laboratorium yang terakreditasi .
DAFTAR PUSTAKA :
1. P. D. Bieve and P.D-P Taylor, Traceability to the SI of Amount of Substance Measurement from Ignoring to Realizing a Chemist’s View,
3. Plonski Ary Guilherme, Cláudio Rodrigues, Ana Paula Packer, Vera Monteiro, Dissemination of Traceability in Analytical Chemistry for Many, www,metrologiaquimica.org.br/publicacoes/internationais/Israel_final.com.