DAFTAR ISI
I.
SEJARAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ... 1
II. GEOGRAFI ... 5
1 Luas dan Batas Wilayah Admistrasi... 5
2 Letak dan Kondisi Geografis ... 6
3 Topografi ... 7
4 Geologi ... 8
5 Hidrologi ... 8
6 Klimatologi ... 10
III. DEMOGRAFI ... 11
1 Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk ... 11
2 Struktur Umur ... 12
3 Jenis Kelamin ... 12
4 Kepadatan Penduduk ... 13
IV. PEMERINTAHAN ... 14
1 Visi Misi Kabupaten Gunungkidul ... 14
2 Organisasi Pemerintahan ... 18
V.
EKONOMI MAKRO... 21
1 Pertumbuhan Ekonomi ... 21
2 Nilai dan Kontribusi PDRB ... 21
3 Struktur Ekonomi ... 21
4 Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita ... 23
5 Laju Inflasi... 23
6 Rasio Gini ... 24
VI. KEUANGAN DAERAH ... 25
1 Pendapatan Daerah ... 25
2 Belanja Daerah ... 26
3 Pembiayaan Daerah ... 27
VII. INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEMISKINAN
1 Indeks Pembangunan Manusia ... 27
2 Kemiskinan ... 29
VIII. PENDIDIKAN ... 31
1 Angka Partisipasi Kasar ... 31
2 Angka Partisipasi Murni ... 31
3 Angka Pendidikan Yang Ditamatkan ... 32
4 Sarana Pendidikan ... 33
IX. SISTEM INFORMASI... 34
X.
PARIWISATA ... 35
1 Wisata Alam ... 37
2 Destinasi Wisata Pantai Yang Sudah Dikelola
Pemerintah Daerah ... 38
3 Wisata Hutan ... 40
4 Wisata Gunung ... 40
5 Wisata Sungai dan Air Terjun ... 40
6 Wisata Goa yang Sudah Berkembang... 41
7 Kawasan Wisata Minat Khusus ... 42
8 Wisata Pendidikan ... 43
I. SEJARAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL
Berdirinya Gunungkidul sebagai daerah administrasi,
menurut
Mr
R.M
Suryodiningrat
dalam
bukunya
”Peprentahan Praja Kejawen” yang dikuatkan buku de
Vorstenlanden terbitan 1931 tulisan G.P Rouffaer, dan
pendapat B.M.Mr.A.K Pringgodigdo dalam bukunya Onstaan
En Groei van het Mangkoenegorosche Rijk, adalah tahun 1831
setahun seusai Perang Diponegoro, bersamaan dengan
terbentuknya kabupaten lain di Yogyakarta. Dan oleh upaya
yang dilakukan panitia untuk melacak Hari Jadi Kabupaten
Gunungkidul tahun 1984 baik yang terungkap melalui fakta
sejarah, penelitian, pengumpulan data dari tokoh masyarakat,
pakar serta daftar kepustakaan yang ada, akhirnya
ditetapkan bahwa Kabupaten Gunungkidul dengan Wonosari
sebagai pusat pemerintahan lahir pada hari Jumat Legi
tanggal 27 Mei 1831 atau 15 Besar Je 1758 dan dikuatkan
dengan Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II
Gunungkidul No : 70/188.45/6/1985 tentang Penetapan hari,
tanggal bulan dan tahun Hari Jadi Kabupaten Gunungkidul
yang ditandatangani oleh bupati saat itu Drs KRT Sosro
Hadiningrat tanggal 14 Juni 1985.
Secara yuridis, status Kabupaten Gunungkidul sebagai
salah satu daerah kabupaten kabupaten yang berhak
mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri dalam
lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta dan berkedudukan di
Wonosari sebagai ibukota kabupaten, ditetapkan pada tanggal
15 Agustus 1950 dengan UU no 15 Tahun 1950 jo Peraturan
Pemerintah No 32 tahun 1950 pada saat Gunungkidul
dipimpin oleh KRT Labaningrat.
Guna
mengabadikan
Hari
Jadi
Kabupaten
Gunungkidul dibangun prasasti berupa tugu di makam
bupati pertama Mas Tumenggung Pontjodirjo dengan
bertuliskan Suryo sangkala dan Condro sangkala berbunyi :
“NYATA
WIGNYA
MANGGALANING
NATA
HANYIPTA
TUMATANING SWAPROJO”.
Nama Bupati Gunungkidul
No. Tahun Nama
1 1831 - …. Mas Tumenggung Pontjodirjo 2 Raden Tumenggung Prawirosetiko
3 Raden Tumenggung Suryokusumo
4 Raden Tumenggung Tjokrokusumo
5 Raden Tumenggung Padmonegoro
6 …. - 1901 Raden Tumenggung Danuhadiningrat 7 1901 – 1914 Raden Tumenggung Wiryodiningrat 8 1914 - 1930 KRT.Yudodiningrat 9 1930 – 1935 KRT.Pringgodiningrat 10 1935 – 1944 KRT.Djojodiningrat 11 1944 - 1945 KRT.Mertodiningrat 12 1945 – 1946 KRT.Dirjodiningrat 13 1946 - 1947 KRT.Tirtodiningrat 14 1947 - 1949 KRT.Suryaningrat 15 1949 - 1952 KRT.Labaningrat 16 1952 - 1955 KRT.Brataningrat 17 1955 - 1958 KRT.Wiraningrat 18 1958 - 1959 Prawirosuwignyo 19 1959 – 1974 KRT.Djojodiningrat,BA
20 1974 – 1984 Ir. Raden Darmakum Darmokusumo 21 1984 – 1989 Drs.KRT.Sosrodiningrat
22 1989 – 1994 Ir. Soebekti Soenarto 23 1994 – 2001 KRT.Harsodingrat,BA
24 2001 – 2005 Drs.KRT.Hardjohadinegoro (Drs.Yoetikno) 25 2005 – 2010 Suharto,SH
26 2010 Prof.Dr Ir Sumpeno Putro, MSc 27 2010 - 2015 Hj Badingah S.Sos
28 2016 - 2021 Hj Badingah S.Sos
LAMBANG KABUPATEN GUNUNGKIDUL
Sesuai dengan Perda Nomor : 1 tahun 1968 Lambang Daerah
pemerintah Kabupaten Gunungkidul mengandung makna
tersendiri sebagai berikut:
1. Perisai sebagai alat penangkis serangan musuh/untuk
melindungi diri.
2. Bintang bersudut 5(lima) berwarna kuning emas,
mengingatkan akan keagunganl Tuhan Yang Maha Esa
sebagai sumber segala perikehidupan dan penghidupan
serta "Sangran paraning dumadi".
3. Lukisan
pohon
beringin
yang
melambangkan
pengayoman, tempat berteduh bagi rakyat yang
memerlukan pimpinan dan perlindungan dengan 5 (lima)
akar dasar yang berarti bahwa kepemimpinan didalam
Daerah Kabupaten Gunungkidul berdasarkan dan
berlandaskan Falsafah Negara Republik Indonesia:
Pancasila. Pohon bercabang 3 (tiga) melambangkan,
bahwa Pemerintah sebagai pelindung dari rakyat
mempunyai 3 (tiga) bidang, yakni : legislatif,eksekutif dan
yudikatif.
Pohon beringin mempunyai sulur (akar angin) 8 buah
(sebelah menyebelah pokok pohon 4 sulur)berarti
bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten Gunungkidul
dalam melindungi, membina dan memimpin maupun
memerintah rakyat mengulurkan tangannya dan
memberikan kesempatan kepada rakyat untuk ikut
serta secara aktif dalam pemerintahan dengan jalan
melaksanakan dan memberikan social control, social
participation dan social responbility sehingga dapat
tercapai koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan
simplifikasi
4. Roda bergigi, dalam naungan/pengayoman pemerintah,
rakyat Gunungkidul giat membangun segala bidang yang
dilukiskan dengan sebuah roda bergigi berwarna putih
perak, karenanya pembangunan dilaksanakan dengan
kesucian lahir batin.
5. Lukisan busur panah berwarna merah putih berarti
rakyat Gunungkidul gigih berjuang melawan semua
penghambat pembangunan di segala bidang yang ada
dalam
semangat kesatuan
dan
persatuan yang
digambarkan dengan, warna-warni sang saka, bendera
pusaka kita: merah putih.
6. Setangkai daun ketelah pohon (singkong) menggambarkan
hasil produksi terbanyak didaerah Gunungkidul.
7. Sepasang burung lawet berwarna hitam menggambarkan
salah satu hasil daerah Gunungkidul yang tinggi nilainya
yakni sarang burungnya. Selain itu burung lawet adalah
burung yang tahan hidup di daerah yang sangat sulit.
Demikian pula rakyat Gunungkidul, meskipun tempat
tinggalnya tandus dan sangat sulit, namun dengan
semangat dan penuh keinsyafan dan rasa tanggung jawab
terhadap generasi yang akan datang selalu berusaha
dengan sekuat tenaga menghasilkan kerja yang kondusif
dan produktif.
8. Keris luk 5, dapur : Pandawa, berwarna kuning emas,
mewujudkan senjata ampuh dan naluri di tangan dan
pemimpin-pemimpinnya
dalam
menghadapi
segala
tantangan dan rintangan.
9. Sederetan
bukit
berjumlah
8
(delapan)
buah
menggambarkan daerah Gunungkidul yang berbukit-
bukit. Perlu kemantapan serta keteguhan hati untuk
mengolahnya. Bukit yang berjumlah 8 (delapan) buah
melambangkan "Hasta Dharma yaitu :
Pengayoman seluruh rakyat tanpa membedakan
golongan aliran dan agama.
Pemberi petunjuk dan bimbingan kepada rakyat
menunjukkan ketertiban dan keamanan.
Penyuluh dalam gelap dan penolong dalam penderitaan
bagi seluruh lapisan masyarakat, sehingga terjadi
ketenangan dan ketentraman lahir dan batin.
Pembina semangat kehidupan masyarakat sehingga
tertanam sikap dan sifat dinamis, konstruktis, dan
korektif.
Pembangkit dan pemupuk daya cipta menuju ke arah
kesejahteraan masyarakat.
Sifat sabar, tekun, ulet dan bijaksana agar dapat
menampung dan mencarikan penyelesaian segala
persoalan hidup dan kehidupan rakyat sehari-hari.
Penggerak segala kegiatan masyarakat menuju
tercapainya masyarakat adil makmur yang diridhoi
Tuhan Yang Maha Esa.
Memberantas kejahatan dan kemaksiatan dengan jalan
bertindak tegas, adil dan jujur tanpa pandang bulu dan
harus menjadi teladan didalam kebaikan lahir, batin
dan kemaslahatan.
10. Setangkai padi berisi 5 (lima) butir padi berwarna kuning
emas melambangkan kemakmuran Bangsa Indonesia
umumnya dan khususnya yang dicita-citakan rakyat
Gunungkidul dalam bidang pangan.
11. Setangkai kapas berbunga 4 (empat) buah dan berdaun 8
(delapan) helai melambangkan kemakmuran Bangsa
Indonesia umumnya dan Kabupaten Gunungkidul
khususnya pada bidang sandang.
12. Lukisan laut dengan gelombang/ombak yang berjumlah
17 (tujuh belas) berwarna putih perak menggambarkan
bahwa Daerah Kabupaten Gunungkidul berbatasan
dengan Lautan Indonesia yang kaya raya
13. Rumput laut yang digambarkan berwarna coklat
mewujudkan hasil Gunungkidul yang penting.
14. Sehelai pita kuning bertuliskan "GUNUNGKIDUL" sebagai
petunjuk bahwa lambang tersebut milik Daerah
Kabupaten Gunungkidul
15. Warna-warna melambangkan sifat sebagai berikut:
Kuning/kuning emas: keluhuran yang bijaksanya atau
cendekia
Hijau
: doa, harapan dan Kepercayaan.
Biru
: ketaatan, kesetiaan
Hitam
: Kemantapan, keteguhan dan kekekalan
Merah : berani yang gagah perkasa
Putih
: Kesucian yang bersih tanpa pamrih
Cokelat : kokoh, sentosa
GUNUNGKIDUL HANDAYANI
SK Bupati Gunungkidul Nomor 198/188.45/1990
Tanggal 19 Desember 1990
H IJAU
A MAN
N ORMATIF
D INAMIS
A MAL
Y AKIN
A SAH, ASIH, ASUH
N ILAI TAMBAH
I NDAH
II. GEOGRAFI
1. Luas dan Batas Wilayah Admistrasi
Kabupaten Gunungkidul yang ber-Ibukota di Kota
Wonosari merupakan salah satu kabupaten di Daerah
Istimewa Yogyakarta yang terletak 39 km sebelah tenggara
Kota Yogyakarta. Luas wilayah Kabupaten Gunungkidul
adalah 1.485,36 km
2atau sekitar 46,63 % dari luas wilayah
Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan batas wilayah dirinci
sebagai berikut:
a. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Sleman dan
Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta.
b. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Klaten dan
Kabupaten Sukoharjo Provinsi Jawa Tengah.
c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Wonogiri
Provinsi Jawa Tengah.
d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Hindia
Gambaran wilayah Kabupaten Gunungkidul secara
administratif dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:
Peta Administratif Kabupaten Gunungkidul
Secara administratif, Kabupaten Gunungkidul terbagi
menjadi 18 Kecamatan yang meliputi 144 desa dan 1.431
padukuhan. Luas dan pembagian wilayah administratif
Kabupaten Gunungkidul dapat dilihat pada Tabel berikut :
Luas Dan Pembagian Wilayah Administratif
Kabupaten Gunungkidul
No . KECAMATAN LUAS (km2) PERSENTASE (%) JUMLAH DESA JUMLAH PADUKUHAN 1 Panggang 99,8 6,72 6 44 2 Purwosari 71,76 4,83 5 32 3 Paliyan 58,07 3,91 7 50 4 Saptosari 87,83 5,91 7 60 5 Tepus 104,91 7,06 5 83 6 Tanjungsari 71,63 4,82 5 72 7 Rongkop 83,46 5,62 8 100 8 Girisubo 94,57 6,37 8 82 9 Semanu 108,39 7,30 5 106 10 Ponjong 104,49 7,03 11 119 11 Karangmojo 80,12 5,39 9 104 12 Wonosari 75,51 5,08 14 103 13 Playen 105,26 7,09 13 101 14 Patuk 72,04 4,85 11 72 15 Gedangsari 68,14 4,59 7 67 16 Nglipar 73,87 4,97 7 53 17 Ngawen 46,59 3,14 6 67 18 Semin 78,92 5,31 10 116 Jumlah 1.485,3 6 100,00 144 1.431 Sumber : BPS Kabupaten Gunungkidul, 20162. Letak dan Kondisi Geografis
Secara geografis Kabupaten Gunungkidul berada pada
7
46
LS-8
09
LS dan 110
21
BT-110
50
BT, berada di
bagian tenggara dari Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kabupaten Gunungkidul tidak memiliki kawasan pedalaman
maupun kawasan terpencil. Menurut kondisi geografis,
desa-desa di Kabupaten Gunungkidul sebanyak 18 desa-desa pesisir, 56
desa terletak di lereng/punggung bukit dan 70 desa terletak
di dataran.
Ditinjau
dari
posisi
geostrategis,
Kabupaten
Gunungkidul berbatasan langsung dengan Samudra Hindia
yang kaya akan sumberdaya laut dan menjadikan Kabupaten
Gunungkidul memiliki wilayah berupa kepulauan. Kabupaten
Gunungkidul memiliki 28 pulau tersebar pada lima
kecamatan, yaitu Purwosari, Panggang, Tanjungsari, Tepus,
dan Girisubo. Daftar pulau di wilayah Kabupaten
Gunungkidul tersebut disajikan seperti dalam tabel berikut:
Pulau-Pulau di Wilayah Kabupaten Gunungkidul
No Kecamatan Desa Nama Pulau
1 Purwosari Giricahyo Gunungsemar 2 Panggang Giriwungu Payung
3 Tanjungsari Kemadang Ngrawe Jumpina Lawang Banjarejo Drini
Ngestirejo Watupayungsiratan 4 Tepus Sidoharjo Watulawang
Tepus Timang Purwodadi Ngondo Watupayungsiyung Watupanjang Watunglambor Watuganten Lor Watuganten Kidul Watubebek
5 Girisubo Jepitu Watutogog Jungwok Watutopi Ngusalan
No Kecamatan Desa Nama Pulau Tileng Kalong Amben Pucung Watugrek Songbanyu Gungunggandul Godeg Baron Layar Krokoh
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Gunungkidul 2016
3. Topografi
Berdasarkan kondisi topografi Kabupaten Gunungkidul
dibagi menjadi 3 (tiga) zona pengembangan, yaitu :
a.
Zona Utara disebut wilayah Batur Agung dengan
ketinggian 200m - 700m di atas permukaan laut.
Keadaannya berbukit-bukit terdapat sumber-sumber air
tanah kedalaman6m – 12m dari permukaan tanah. Jenis
tanah didominasi latosol dengan batuan induk vulkanik
dan sedimen taufan. Wilayah ini meliputi Kecamatan
Patuk, Gedangsari, Nglipar, Ngawen, Semin, dan Ponjong
bagian utara.
b.
Zona Tengah disebut wilayah pengembangan Ledok
Wonosari, dengan ketinggian 150m – 200m di atas
permukaan laut. Jenis tanah didominasi oleh asosiasi
mediteran merah dangrumosol hitam dengan bahan induk
batu kapur. Sehingga meskipun musim kemarau panjang,
partikel-partikel air masih mampu bertahan. Terdapat
sungai di atas tanah, tetapi di musim kemarau kering.
Kedalaman air tanah berkisar antara 60m – 120m di
bawah permukaan tanah. Wilayah ini meliputi Kecamatan
Playen, Wonosari, Karangmojo, Ponjong bagian tengah,
dan Semanu bagian utara.
c.
Zona Selatan disebut wilayah pengembangan Gunung
Seribu (Duizon gebergton atau Zuider gebergton), dengan
ketinggian 0m – 300m di atas permukaan laut. Batuan
dasar pembentuknya adalah batu kapur dengan ciri khas
bukit-bukit kerucut (Conical limestone) dan merupakan
kawasan karst. Pada wilayah ini banyak dijumpai sungai
bawah tanah. Zone Selatan ini meliputi kecamatan
Saptosari,
Paliyan,
Girisubo,
Tanjungsari,
Tepus,
Rongkop, Purwosari, Panggang, Ponjong bagian selatan,
dan Semanu bagian selatan.
Lahan di Kabupaten Gunungkidul mempunyai tingkat
kemiringan yang bervariasi yang dikelompokkan menjadi
empat bagian, yaitu : datar (0-2%), bergelombang (3-15%),
curam (16-40%) dan sangat Curam (>40%)
Wilayah Kabupaten Gunungkidul terletak pada
ketinggian yang bervariasi antara 0–800 meter di atas
permukaan laut. Sebagian besar wilayah Kabupaten
Gunungkidul yaitu 1.341,71 km2 atau 90,33 % berada pada
ketinggian 100–500 m di atas permukaan laut (dpl).
Sedangkan sisanya 7,75 % terletak pada ketinggian kurang
dari 100 m dpl, dan 1,92 % terletak pada ketinggian lebih dari
500-1.000 m dpl.
4. Geologi
Jenis tanah di wilayah Kabupaten Gunungkidul cukup
beragam, dengan rincian sebagai berikut:
a. Latosol, dengan batuan induk kompleks sedimen tufan dan
batuan vulkanik,yang terletak pada wilayah
bergunung-gunung, tersebar di wilayah Kecamatan Patuk bagian Utara
dan Selatan, Gedangsari, Ngawen, Semin bagian Timur,
dan Ponjong bagian Utara
b. Kompleks latosol dan mediteran merah, dengan batuan
induk batuan gamping, bentuk wilayah bergelombang
sampai berbukit, terdapat di wilayah Kecamatan Panggang,
Purwosari, Saptosari, Tepus, Tanjungsari, Semanu bagian
Selatan dan Timur, Rongkop, Girisubo, serta Ponjong
bagian Selatan.
c. Asosiasi mediteran merah dan renzina, dengan batuan
induk batu gamping, bentuk wilayah berombak sampai
bergelombang, terdapat di wilayah Kecamatan Ngawen
bagian Selatan, Nglipar, Karangmojo bagian Barat dan
Utara, Semanu bagian Barat, Wonosari bagian Timur,
Utara dan Selatan, Playen bagian Barat dan Utara, serta
Paliyan bagian Selatan.
d. Grumosol hitam, dengan batuan induk batu gamping,
bentuk wilayah datar sampai bergelombang, terdapat di
wilayah Kecamatan Playen bagian Selatan, Wonosari bagian
Barat, Paliyan bagian Utara, dan Ponjong bagian Selatan.
e. Asosiasi latosol merah dan litosol, dengan bahan induk
tufan dan batuanvulkanik intermediet, bentuk wilayah
bergelombang sampai berbukit, terdapat di wilayah
Kecamatan Semin bagian Utara, Patuk bagian Selatan, dan
Playen bagian Barat.
Struktur tanah di Kabupaten Gunungkidul dibedakan
atas dasar komposisi komponen pasir, debu, dan lempung,
sehingga secara garis besar dipilahkan menjadi tekstur kasar,
sedang, dan halus.
5. Hidrologi
Di Kabupaten Gunungkidul terdapat dua daerah
aliran sungai (DAS) permukaan yaitu DAS Opak–Oyo dan DAS
Dengkeng. Masing-masing DAS itu terdiri dari beberapa Sub
DAS yang berfungsi untuk mengairi areal pertanian, juga
terdapat DAS bawah permukaan yaitu DAS Bribin.
Air permukaan (sungai dan mata air) banyak dijumpai
di Gunungkidul wilayah utara dan tengah. Di wilayah tengah
beberapa tempat mempunyai air tanah yang cukup dangkal
dan dimanfaatkan untuk sumur ladang. Wilayah selatan
Gunungkidul merupakan kawasan karst yang jarang
ditemukan air permukaan. Di wilayah ini dijumpai sungai
bawah tanah seperti Bribin, Ngobaran, dan Seropan serta
ditemukan juga telaga musiman yang multiguna bagi
penduduk sekitarnya.
Berdasarkan Keputusan Menteri Energi dan Sumber
Daya Mineral Nomor 1659 K/ 40/MEN/2004 Tanggal 1
Desember
2004
tentang
Penetapan
Kawasan
Karst
Gunungsewu dan Pacitan Timur, untuk Kabupaten
Gunungkidul kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan karst
adalah kawasan perbukitan batu gamping yang terletak di
Kecamatan Wonosari, Ponjong, Panggang, Semanu, Purwosari,
Paliyan, Saptosari, Rongkop, Tanjungsari, Tepus, dan
Girisubo. Kawasan tersebut perlu dikelola sesuai dengan daya
dukung lingkungannya dalam upaya mengoptimalkan
pemanfaatan potensi kawasan karst yang berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan.
Jumlah sungai di Kabupaten Gunungkidul ada 14
buah, sebagian besar terdapat di wilayah utara. Sungai
terbesar di Kabupaten Gunungkidul adalah Sungai Oyo
dengan lokasi mata air di Kabupaten Wonogiri (Propinsi Jawa
Tengah) dan bermuara di Samudera Hindia.
Jumlah mata air di wilayah Kabupaten Gunungkidul
ada 215 buah, sedangkan jumlah telaga ada 252 buah. Di
wilayah Kabupaten Gunungkidul bagian tengahdan sebagian
kecil wilayah selatan terdapat sumur bor (deep well) sebanyak
55 buah dengan fungsi untuk irigasi pertanian dan untuk air
minum penduduk setempat. Untuk kepentingan irigasi, satu
sumur bor mempunyai kemampuan oncoran antara 15–50 ha.
Kemampuan masing-masing sumur tergantung pada debit
airnya.
Beberapa sungai bawah tanah dimanfaatkan airnya
untuk memenuhi kebutuhan air baku/air bersih bagi rumah
tangga antara lain, di Bribin, Ngobaran, Seropan, dan Baron.
Air sungai bawah tanah juga dirintis untuk kepentingan
irigasi pertanian seperti Seropan untuk wilayah Kecamatan
Semanu.
Lingkungan Hidup di Kabupaten Gunungkidul
dibedakan menjadi 4 kategori satuan ekosistem yaitu:
a. Satuan Ekosistem Perbukitan Baturagung
b. Satuan Ekosistem Dataran Wonosari
c. Satuan Ekosistem Perbukitan Karst Gunungsewu
d. Satuan Ekosistem Wilayah Kepesisiran.
Gambaran
singkat
untuk
satuan
ekosistem
Baturagung, Dataran Wonosari dan Perbukitan Karst
Gunungsewu sebagaimana diuraikan dalam pembagian tiga
daerah pengembangan. Untuk wilayah pesisir di Kabupaten
Gunungkidul, secara umum dikelompokkan ke dalam 3 (tiga)
tipologi pesisir primer, yaitu:
a. Pesisir erosi lahan-lahan daratan (land erosion coast)
terbentuk akibat bekerjanya proses erosi dan solusional
yang intensif pada topogafi karst akibat air hujan dan
aliran permukaan, yang menyebabkan sebagian permukaan
lahan terkikis membentuk alur-alur atau lembah-lembah
sempit dan igir-igir sisa yang menjorok atau membentuk
pola menjari ke arah laut. Tipologi ini hampir dijumpai
pada seluruh wilayah pesisir di Kabupaten Gunungkidul,
yang secara khusus tampak di wilayah pesisir Ngerenehan,
Baron, Kukup, Sepanjang, Drini, Krakal, dan Sundak.
b. Pesisir akibat aktivitas gunungapi purba (volcanic coast),
yang ditandai oleh adanya bantukan-bentukan morfologi
sisa (residual) yang tersusun atas batuan beku volkan tua
berumur Oligosen, yang berada pada tebing dan pelataran
pantainya. Tipologi ini dijumpai di pesisir Siung dan
Wediombo.
c. Pesisir akibat struktural (structurally shape coast),
merupakan pesisir yang ditandai oleh adanya tebing-tebing
cliff yang curam, pola garis pantai lurus, dengan gua-gua
abrasi (sea cave) yang langsung berbatasan dengan
Samudera Hindia. Tipologi ini meliputi pesisir Ngobaran,
Ngungap, dan Sadeng.
Selanjutnya wilayah pesisir Kabupaten Gunungkidul
dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) zona akuifer dan potensi air
tanahnya, yaitu: akuifer produksi sedang dengan persebaran
lokal, akuifer produksi rendah dengan persebaran lokal, dan
non akuifer atau daerah langka airtanah.
Potensi sumberdaya hayati yang ada di Ekosistem
Wilayah Kepesisiran meliputi keanekaragaman hayati alami,
potensi hasil pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan,
perikanan, maupun kelautan. Sementara itu, sumberdaya
mineral yang umum terdapat di wilayah pesisir Kabupaten
Gunungkidul terbatas pada Bahan Galian Golongan C, yaitu:
batugamping,
lempung,
dan
pasir
marin.
Mineral
batugamping menempati satuan perbukitan karst yang
merupakan batugamping terumbu, dan berlanjut menjadi
pelataran pantai (shore platform) pada dasar pantai dekat
(near shore).
Kawasan pesisir di Kabupaten Gunungkidul terletak di:
1. Desa Girijati, Giricahyo dan Giripurwo, Kecamatan
Purwosari
2. Desa Giriwungu dan Girikarto, Kecamatan Panggang
3. Desa Krambilsawit, Kanigoro dan Planjan, Kecamatan
Saptosari
4. Desa Kemadang dan Banjarejo, Kecamatan Tanjungsari
5. Desa Sidoharjo, Tepus dan Purwodadi, Kecamatan Tepus
6. Desa Balong, Jepitu, Tileng, Pucung dan Songbanyu,
Kecamatan Girisubo
6. Klimatologi
Jumlah rata-rata bulan basah di Kabupaten
Gunungkidul tiap tahunnya berkisar 4-5 bulan, sedangkan
bulan kering berkisar antara 7–8 bulan. Musim hujan dimulai
pada bulan Oktober–Nopember dan berakhir pada bulan
Maret–April setiap tahunnya. Puncak curah hujan terjadi
pada bulan Desember – Pebruari dengan wilayah bagian utara
mengalami curah hujan lebih tinggi dibandingkan wilayah
tengah dan selatan.
Suhu udara Kabupaten Gunungkidul untuk suhu
rata-rata harian 27,7° C, suhu minimum 23,2°C dan suhu
maksimum 32,4° C. Kelembaban nisbi di Kabupaten
Gunungkidul berkisar antara 80% – 85%. Kelembaban nisbi
ini bagi wilayah Kabupaten Gunungkidul tidak terlalu
dipengaruhi oleh tinggi tempat, tetapi lebih dipengaruhi oleh
musim. Kelembaban tertinggi terjadi pada bulan Januari–
Maret, sedangkan terendah pada bulan September.
III. DEMOGRAFI
Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Gunungkidul tahun
2015 berdasarkan hasil estimasi Sensus Penduduk
2010-2035 yang dilakukan BPS berjumlah 704.026 jiwa.
Kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak adalah
Kecamatan Wonosari, yakni 82.103 jiwa.
Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2015
No. Kecamatan Jumlah (Jiwa) Persentase (%)1
Panggang
27.635
3,93
2Purwosari
20.183
2,87
3Paliyan
30.315
4,31
4Saptosari
35.722
5,07
5Tepus
33.240
4,72
6Tanjungsari
26.786
3,80
7Rongkop
28.039
3,98
8Girisubo
23.126
3,28
9Semanu
53.930
7,66
10Ponjong
51.912
7,37
11Karangmojo
50.830
7,22
12Wonosari
82.103
11,66
13Playen
56.808
8,07
14Patuk
31.630
4,49
15Gedangsari
36.757
5,22
16Nglipar
30.945
4,40
17Ngawen
32.964
4,68
18Semin
51.101
7,26
Jumlah704.026
100,00
Sumber : Gunungkidul Dalam Angka Kabupaten Gunungkidul, 2016
Pertumbuhan penduduk merupakan perubahan
jumlah penduduk dari waktu ke waktu. Pertumbuhan
penduduk secara alami dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu
kelahiran, kematian, dan migrasi penduduk.
Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Gunungkidul Tahun 1961-2010
Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Gunungkidul Tahun 2011-2015
Struktur Umur
Komposisi kelompok umur penduduk Gunungkidul
selama kurun waktu 2011-2015 didominasi oleh penduduk
usia dewasa/produktif. Penduduk kelompok umur 0-14 tahun
selama kurun waktu tersebut cenderung tidak mengalami
perubahan. Struktur umur penduduk Gunungkidul dikatakan
sebagai “penduduk usia tua” karena penduduk umur 0-14
tahun kurang dari 30% dan penduduk usia 65 tahun ke atas
mengalami kenaikan. Semakin meningkatnya jumlah
penduduk usia lanjut mengindikasikan tingginya usia
harapan hidup penduduk Gunungkidul. Berikut gambaran
persentase komposisi penduduk menurut umur Kabupaten
Gunungkidul Tahun 2011-2015 dan pirmida penduduk
menurut umur dan jenis kelamin tahun 2015 :
Persentase Komposisi Penduduk Menurut Umur Kabupaten
Gunungkidul Tahun 2011-2015
Jenis Kelamin
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin per Kecamatan di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2015
No . Kecamatan Laki-laki (Jiwa) Perempuan (Jiwa) Rasio Jenis Kelamin (%) 1 Panggang
13.264
14.371
92,3
2 Purwosari9.660
10.523
91,8
3 Paliyan14.562
15.753
92,44
4 Saptosari17.227
18.495
93,14
5 Tepus15.863
17.377
91,29
6 Tanjungsari12.894
13.892
92,82
7 Rongkop13.524
14..515
93,17
8 Girisubo10.989
12.137
90,54
9 Semanu25.999
27.931
93,08
10 Ponjong25..118
26.794
93,74
11 Karangmojo24..512
26.318
93,14
12 Wonosari40.166
41.937
95,78
13 Playen27.476
29.332
93,67
14 Patuk15.441
16.189
95,38
15 Gedangsari18.015
18.742
96,12
16 Nglipar15.018
15.927
94,29
17 Ngawen16.056
16.908
94,96
18 Semin24.747
26.354
93,9
Jumlah340.531
363.495
93,68
Sumber: Gunungkidul Dalam Angka, BPS Tahun 2016
Berdasarkan tabel di atas dapat diartikan bahwa
jumlah penduduk laki-laki 6,37 % lebih sedikit dibanding
jumlah penduduk perempuan atau dari setiap 100 orang
perempuan terdapat 93,68 laki-laki.
Kepadatan Penduduk
Kepadatan Penduduk per Kecamatan di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2015
No. KECAMATAN Luas Areal (Km2) Total (Jiwa) Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2) 1 Panggang
99,8
27.635
276,90
2 Purwosari71,76
20.183
281,26
3 Paliyan58,07
30.315
522,04
4 Saptosari87,83
35.722
406,72
5 Tepus104,91
33.240
316,84
6 Tanjungsari71,63
26.786
373,95
7 Rongkop83,46
28.039
335,96
8 Girisubo94,57
23.126
244,54
9 Semanu108,39
53.930
497,56
10 Ponjong104,49
51.912
496,81
11 Karangmojo80,12
50.830
634,42
12 Wonosari75,51
82.103
1.087,31
13 Playen105,26
56.808
539,69
14 Patuk72,04
31.630
439,06
15 Gedangsari68,14
36.757
539,43
16 Nglipar73,87
30.945
418,91
17 Ngawen46,59
32.964
707,53
18 Semin78,92
51.101
647,50
Gunungkidul 1.485,36704.026
487,02
IV. PEMERINTAHAN
1. Visi Misi Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016-2021
Penentuan
arah
pembangunan
di
Kabupaten
Gunungkidul didasarkan pada filosofi atau sesanti yang
adiluhung dari leluhur serta sebagai perspektif ke depan,
maka penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
(RPJMD)
Tahun
2016-2021
dijiwai
filosofi
pembangunan
Kabupaten
Gunungkidul
yaitu:
“DHAKSINARGHA BUMIKARTA” yang memiliki cakrawala yang
luas dan mampu menjadi pedoman bagi daerah dalam
menentukan visi, misi, dan arah pembangunan. Filosofi
pembangunan Kabupaten Gunungkidul tersebut sesuai
dengan
Filosofi
Daerah
Istimewa
Yogyakarta
yaitu:
“HAMEMAYU HAYUNING BAWANA”.
Mendasarkan pada filosofi para the founding fathers atau
sesanti yang adiluhung dari leluhur serta sebagai perspektif
ke depan, maka penyusunan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah dijiwai filosofi pembangunan Kabupaten
Gunungkidul yaitu: “DHAKSINARGHA BHUMIKARTA” yang
memiliki cakrawala yang luas dan mampu menjadi pedoman
bagi daerah dalam menentukan visi, misi, dan arah
pembangunan.
Penjabaran dari filosofi tersebut adalah Dhaksinarga
berasal dari kata-kata dhaksina dan argha yang berarti :
Dhaksina
: Selatan
Argha
: Gunung
Dirangkai menjadi satu kata Dhaksinarga yang artinya
Gunungkidul
Bhumi
: Bumi, tanah, daerah
Karta
: Subur, makmur, rahayu, damai, sejahtera
Filosofi
pembangunan
Kabupaten
Gunungkidul
DHAKSINARGHA
BHUMIKARTA
merupakan
tekad
masyarakat
Gunungkidul
untuk
senantiasa
ingin
mewujudkan semboyan yang mengandung harapan agar
Gunungkidul menjadi Daerah yang subur dan makmur
dengan cara melaksanakan pembangunan di segala bidang
berlandaskan “Hastha Dharma”.
Adapun Hastha Dharma merupakan amanah yang harus
dilaksanakan oleh setiap pemimpin dan aparatur daerah
yaitu:
1. Pengayoman seluruh rakyat tanpa membedakan agama,
aliran, dan golongan.
2. Pemberi petunjuk dan bimbingan kepada rakyat menuju
ketertiban dan keamanan umum.
3. Penyuluh di dalam gelap dan penolong di dalam
penderitaan bagi seluruh lapisan masyarakat, sehingga
tercapai ketenangan dan ketenteraman lahir batin.
4. Pembina semangat kehidupan masyarakat sehingga
terjelma sifat dan sikap dinamis, konstruktif, dan korektif.
5. Pembangkit dan pemupuk daya cipta menuju ke arah
kesejahteraan masyarakat.
6. Bersifat sabar, tekun, ulet, dan bijaksana agar dapat
menampung dan mencarikan pemecahan segala persoalan
hidup dan kehidupan rakyat sehari-hari.
7. Penggerak segala kegiatan masyarakat menuju tercapainya
masyarakat yang adil dan makmur yang diridhoi Tuhan
Yang Maha Esa.
8. Pemberantas kejahatan dan kemaksiatan dengan jelas
bertindak tegas, adil dan jujur tanpa pandang bulu dan
harus menjadi teladan didalam kebaikan lahir, batin, dan
masyarakat.
Implementasi dari filosofi luhur tersebut di atas menjiwai
dan memaknai visi dan misi serta arah kebijakan
pembangunan Kabupaten Gunungkidul jangka panjang dalam
kerangka pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan.
Konsep pembangunan Kabupaten Gunungkidul juga
dilandasi filosofi pembangunan Daerah Istimewa Yogyakarta
sebagaimana tertuang dalam Perda DIY Nomor 6 Tahun 2013
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Daerah Istimewa Yogyakarta adalah Hamemayu Hayuning
Bawana, sebagai cita-cita luhur untuk mewujudkan tata nilai
kehidupan masyarakat Yogyakarta berdasarkan nilai budaya.
Hakekat budaya adalah hasil cipta, karsa dan rasa, yang
diyakini masyarakat sebagai sesuatu yang benar dan
bermanfaat.Demikian pula budaya Jawa, yang diyakini oleh
masyarakat DIY sebagai salah satu acuan dalam hidup
bermasyarakat, baik ke dalam maupun ke luar.Ini berarti
bahwa budaya tersebut bertujuan untuk mewujudkan
masyarakat gemah ripah loh jinawi, ayom, ayem, tata, titi,
tentrem, kerta raharja. Dengan perkataan lain, budaya
tersebut akan bermuara pada kehidupan masyarakat yang
penuh dengan kedamaian, baik ke dalam maupun ke luar.
Enam nilai dasar budaya (Hamemayu Hayuning Bawana,
Sangkan Paraning Dumadi, Manunggaling Kawula Gusti, Tahta
Untuk Rakyat, Golong-Gilig Sawiji Greget Sengguh Ora
Mingkuh, Catur Gatra Tunggal dengan Sumbu Tugu-Krapyak,
dan Pathok Negara) dalam konteks keistimewaan Yogyakarta
perlu didudukkan sebagai nilai rujukan deskriptif dan
preskriptif, serta perlu dijabarkan sebagai pemandu gerak
nyata kehidupan di Yogyakarta.
Demikian juga halnya dengan konsep Tahta Untuk
Rakyat dan Manunggaling Kawulo Gusti sangat dekat dan
mirip dengan konsep-konsep demokrasi dan partisipatori.
Konsep Pathok Nagara memiliki pesan yang mirip dengan
konsep green belt dalam pembangunan kota moderen. Konsep
Catur Gatra Tunggal dan Sumbu Kraton-Tugu mirip dengan
kota-kota Teokrasi di Eropa yang dibangun pada abad
pertengahan yang menyimbolkan centrum dan identitas dan
sampai saat ini masih dirawat dengan sangat baik sehingga
menjadi bagian penting bagi kegiatan pariwisata. Konsep
Sawiji Greget Sengguh Ora Mingkuh, mirip dengan spirit atau
semangat Bushido yang telah menjadi acuan mental manusia
Jepang moderen dalam membangun negara dan bangsanya.
Filosofi pembangunan daerah Kabupaten Gunungkidul
yang juga dilandasi filosofi pembangunan Daerah Istimewa
Yogyakarta selanjutnya menjadi ruh atau jiwa dalam Visi
pembangunan daerah sebagai suatu pernyataan yang
merupakan ungkapan atau artikulasi dari citra, nilai arah,
dan tujuan organisasi yang realistis, memberikan kekuatan,
semangat, dan komitmen serta memiliki daya tarik yang dapat
dipercaya sebagai pemandu dalam pelaksanaan aktivitas dan
pencapaian tujuan organisasi.
Visi
Dengan berdasarkanpada arah kebijakan dan sasaran
pembangunan jangka panjang, memperhatikan Visi dan Misi
RPJMN, Visi dan Misi RPJMD DIY, serta visi kepala daerah
dan wakil kepala daerah terpilih Hj.Badingah,S.Sos. dan
Dr.H. Immawan Wahyudi,M.Hum dirumuskan visi Kabupaten
Gunungkidul Tahun 2016-2021 :
“Mewujudkan Gunungkidul sebagai daerah tujuan wisata
yang terkemuka dan berbudaya menuju masyarakat yang
berdaya saing, maju, mandiri, dan sejahtera
tahun 2021”.
Daerah tujuan wisata yang terkemuka dimaknai
sebagai sebuah kondisi kabupaten Gunungkidul mampu
menjadi salah satu tujuan wisata utama dalam skala regional
dan nasional. Daerah tujuan wisata yang berbudaya dimaknai
bahwa
dalam
pengembangan
pariwisata
yang
juga
mengoptimalkan potensi dan kekayaan budaya lokal dengan
konsep mengembangkan dan mempertahankan budaya, adat
istiadat, serta nilai-nilai luhur budaya (keistimewaan).
Berbudaya juga dimaknai sebagai kondisi dimana budaya
lokal juga mampu menyerap dan menyaring budaya asing
namun tetap mempertahankan identitas budaya lokal.
Dengan terwujudnya Gunungkidul sebagai daerah
tujuan wisata yang terkemuka dan berbudaya, maka
masyarakat yang berdaya saing, maju, mandiri, dan sejahtera
akan tercapai.
Masyarakat yang berdaya saing adalah kondisi
masyarakat Gunungkidul dengan tingkat pendidikan dan
kesehatan yang baik, mempunyai kemampuan dan
keterampilan memadai untuk bersaing dalam berbagai bidang
dengan berlandaskan pada keunggulan komparatif dan
kompetitif.
Masyarakat yang maju adalah kondisi masyarakat
Gunungkidul yang tumbuh dan berkembang secara ekonomi
dan dan politik. Ditinjau dari aspek ekonomi masyarakat yang
maju diukur dari tingkat pendapatan yang lebih baik dan
distribusi yang lebih merata. Proses produksi telah
berkembang dengan keterpaduan antar sektor, terutama
sektor industri, sektor pertanian, dan sektor jasa-jasa
terutama pariwisata, didukung pemanfaatan sumber daya
alam secara rasional, efisien, dan berwawasan lingkungan.
Dalam aspek politik, masyarakat yang maju adalah
masyarakat yang mampu mengembangkan sistem dan
kelembagaan politik yang demokratis, hak-hak politik
masyarakat terjamin, dan peran serta masyarakat dalam
berbagai bidang tinggi.
Masyarakat yang mandiri adalah kondisi masyarakat
Gunungkidul yang memiliki kemampuan untuk mengelola
dan memanfatkan potensi dan kemampuan yang dimiliki
sendiri dengan baik, efektif, dan efisien untuk memenuhi
kebutuhan dan meningkatkan taraf hidupnya, tanpa harus
meninggalkan
kerjasama
dengan
pihak
lain
untuk
melaksanakan pembangunan daerah.
Masyarakat yang sejahtera adalah kondisi masyarakat
Gunungkidul yang telah terpenuhi kebutuhan dasar hidup
lahir dan batin, yang ditandai oleh kecukupan pangan,
sandang, papan, kesehatan, pendidikan, situasi keamanan
yang kondusif, suasana kehidupan yang religius, rukun,
saling menghormati dan menghargai, serta menjunjung tinggi
nilai-nilai demokrasi, hak asasi manusia, dan keadilan.
Misi
Misi merupakan penjabarkan dari visi dan disusun
dalam rangka mengimplementasikan langkah-langkah yang
akan dilakukan dalam mewujudkan visi tersebut. Rumusan
misi merupakan penggambaran visi yang ingin dicapai dan
menguraikan upaya-upaya apa yang harus dilakukan.
Rumusan misi disusun untuk memberikan kerangka bagi
tujuan dan sasaran serta arah kebijakan yang ingin dicapai
dan menentukan jalan yang akan ditempuh untuk mencapai
visi.
Untuk mencapai Visi Kabupaten Gunungkidul tahun
2021, ditetapkan misi pembangunan sebagai berikut :
1. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good
Governance).
2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang
berdaya saing.
3. Memantapkan pengelolaan pariwisata yang profesional.
4. Meningkatkan infrastruktur yang memadai untuk
menggerakkan perekonomian yang tangguh berbasis
potensi daerah.
5. Mengembangkan sektor-sektor unggulan daerah dan iklim
investasi yang kondusif.
6. Meningkatkan pengelolaan dan perlindungan sumber
daya alam secara berkelanjutan.
Penjelasan misi sebagai berikut:
Misi 1 : Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik
(Good Governance).
Misi
ini
adalah
upaya
Pemerintah
Daerah
untuk
menyelenggarakan tata pemerintahan dengan berlandaskan
asas prinsip good governance melalui sinergisme antar
stakeholders pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha
dalam rangka pengelolaan dan manajemen pembangunan
daerah. Prinsip yang menjadi landasan good governance
adalah:
1. Akuntabilitas yaitu meningkatkan akuntabilitas para
pengambil kebijakan daerah dalam segala bidang yang
menyangkut kepentingan masyarakat.
2. Pengawasan yaitu meningkatkan upaya pengawasan
terhadap
penyelenggaraan
pemerintahan
dan
pembangunan dengan mengefektifkan keterlibatan swasta
dan masyarakat luas.
3. Daya tanggap yaitu meningkatkan kepekaan para
penyelenggara
pemerintahan
terhadap
aspirasi
masyarakat tanpa kecuali.
4. Profesionalisme yaitu meningkatkan kemampuan dan
moral penyelenggaraan pemerintahan agar mampu
memberi pelayanan yang mudah, cepat, tepat dengan
biaya terjangkau.
5. Efisiensi dan efektifitas yaitu menjamin terselenggaranya
pelayanan kepada masyarakat dengan menggunakan
sumber daya yang tersedia secara optimal dan
bertanggung jawab.
6. Transparansi yaitu mampu menciptakan kepercayaan
timbal-balik antara pemerintah dan masyarakat melalui
penyediaan informasi dan menjamin kemudahan didalam
memperoleh informasi.
7. Kesetaraan yaitu mampu memberi peluang yang sama
bagi setiap anggota masyarakat untuk meningkatkan
kesejahteraannya.
8. Wawasan ke depan (strategic vision) yaitu Pemerintah
Daerah berupaya membangun daerah berdasarkan visi
strategis yang jelas dan mengikuti-sertakan warga dalam
seluruh proses pembangunan, sehingga warga merasa
memiliki dan ikut bertanggungjawab terhadap kemajuan
daerahnya.
9. Partisipasi yaitu Pemerintah Daerah mendorong setiap
warga untuk mempergunakan hak dalam menyampaikan
pendapat dalam proses pengambilan keputusan, yang
menyangkut kepentingan masyarakat, baik secara
langsung mapun tidak langsung.
10. Penegakan hukum adalah mewujudkan penegakan
hukum yang adil bagi semua pihak tanpa pengecualian,
menjunjung tinggi hak asasi manusia dan memperhatikan
nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat.
Misi 2 : Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang
berdaya saing.
Misi ini adalah upaya Pemerintah Kabupaten Gunungkidul
untuk membangun sumberdaya manusia yang berkualitas
dan berdaya saing di segala bidang melalui human investment
sebagai pilar pokok pembangunan daerah. Upaya tersebut
sebagai rangkaian upaya untuk mewujudkan manusia
Gunungkidul seutuhnya dan masyarakat Gunungkidul
seluruhnya yaitu mencakup pembangunan manusia, baik
sebagai insan maupun sumber daya pembangunan manusia.
Sebagai insan memberikan tekanan pada harkat, martabat,
hak, dan kewajiban manusia yang tercermin dalam nilai-nilai
yang terkandung dalam diri manusia baik segi etika, estetika,
maupun logika yang meliputi nilai-nilai rohaniah, kepribadian
dan kejuangan.
Misi 3 : Memantapkan pengelolaan pariwisata yang
profesional.
Misi ini adalah upaya Pemerintah Daerah Pariwisata untuk
meningkatkan berbagai macam kegiatan wisata yang
didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan
oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah
Daerah yang berupa hasil olah cipta, rasa dan karsa manusia
sebagai makhluk budaya, baik yang bersifat berwujud
(tangible) maupun tidak berwujud (intangible) dengan
didukung sumber daya manusia yang dapat turut membentuk
sikap dan perilaku serta kepribadian yang tangguh,
sementara kepribadian yang tangguh tersebut merupakan
prasyarat dalam membentuk profesionalisme.
Misi 4 : Meningkatkan infrastruktur yang memadai untuk
menggerakkan perekonomian yang tangguh berbasis potensi
daerah.
Misi ini adalah upaya Pemerintah Daerah dalam membangun
konektivitas antar wilayah melalui peningkatan kondisi jalan
dan
jembatan,
sarana-prasarana
transportasi
dan
telekomunikasi dalam rangka percepatan pembangunan dan
dukungan bagi pengembangan potensi pariwisata, serta
penyediaan infrastruktur pelayanan dasar berupa air bersih,
irigasi, dan sanitasi yang merata di wilayah Kabupaten
Gunungkidul.
Misi 5 : Mengembangkan sektor-sektor unggulan daerah dan
iklim investasi yang kondusif.
Misi
ini
adalah
upaya
Pemerintah
Daerah
untuk
meningkatkan daya saing sektor-sektor unggulan daerah dan
iklim investasi yang kondusif yang menjadi penggerak dan
penguat bagi perekonomian daerah yang meliputi bidang
pertanian dalam arti luas, industri kecil, usaha mikro kecil
dan menengah, serta investasi yang mampu menjadi
pendorong pertumbuhan ekonomi daerah yang inklusif. Peran
Pemerintah adalah sebagai fasilitator yang mendampingi
masyarakat dengan meningkatkan akses bagi masyarakat
agar lebih mudah berusaha, sehingga kemampuan ekonomi
rakyat lebih berkembang dan semakin kuat.
Misi 6 : Meningkatkan pengelolaan dan perlindungan sumber
daya alam secara berkelanjutan.
Misi
ini
adalah
upaya
Pemerintah
daerah
untuk
meningkatkan pengelolaan sumber daya alam (SDA) dan
lingkungan hidup yang lestari berorientasi pada pelestarian
fungsi lingkungan hidup bagi peningkatan kesejahteraan
masyarakat dengan memperhatikan daya dukung sumber
daya alam dan lingkungan hidup.
2. Organisasi Pemerintahan
Organisasi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul terdiri
dari Kepala Daerah beserta Perangkat Daerah yang terdiri
atas Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah,
Lembaga Teknis Daerah, Rumah Sakit Umum Daerah, dan
Kecamatan. Perangkat Daerah dimaksud bertanggung jawab
kepada Kepala Daerah dan membantu Kepala Daerah dalam
penyelenggaraan pemerintahan. Meskipun pada bulan
September tahun 2016 telah disusun Perda Nomor 7 Tahun
2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
Kabupaten Gunungkidul, namun Perda tersebut baru efektif
berlaku di tahun 2017, sehingga sampai pada akhir tahun
2016 masih berlaku susunan perangkat daerah yang lama.
A. Struktur Organisasi Sekretariat Daerah yaitu :
2. Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, yang
membawahi:
a. Bagian Administrasi Pemerintahan Umum.
b. Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat.
c. Bagian Administrasi Pemerintahan Desa.
3. Asisten Perekonomian dan Pembangunan, yang
membawahi :
a. Bagian Administrasi Sumber Daya Alam.
b. Bagian Administrasi Pembangunan.
4. Asisten Administrasi Umum, yang membawahi :
a. Bagian Umum.
b. Bagian Hubungan Masyarakat, dan Protokol.
c. Bagian Hukum.
d. Bagian Organisasi.
5. Staf Ahli, yang terdiri dari :
a. Staf Ahli Bidang Hukum dan Politik.
b. Staf Ahli Bidang Pemerintahan.
c. Staf Ahli Bidang Pembangunan.
d. Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya
Manusia.
e. Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Keuangan.
6. Kelompok Jabatan Fungsional.
B. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dengan
struktur organisasi sebagai berikut :
1. Sekretaris DPRD.
2. Bagian Tata Usaha.
3. Bagian Perencanaan dan Keuangan.
4. Bagian Risalah dan Perundang-undangan.
5. Bagian Persidangan dan Protokol.
6. Kelompok Jabatan Fungsional.
C. Lembaga Teknis Daerah :
1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.
2. Badan Kepegawaian Daerah.
3. Inspektorat Daerah.
4. Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, dan
Keluarga Berencana.
5. Kantor Kesatuan Bangsa, dan Politik.
6. Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan.
7. Kantor Pengelolaan Pasar.
8. Kantor Pengendalian Dampak Lingkungan.
9. Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah.
10. Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu.
11. Satuan Polisi Pamong Praja.
D. Dinas-Dinas Daerah :
1. Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga.
2. Dinas Kesehatan.
3. Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura.
4. Dinas Peternakan.
5. Dinas Kelautan dan Perikanan.
6. Dinas Kehutanan dan Perkebunan.
7. Dinas Pekerjaan Umum.
8. Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi.
9. Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Energi,
dan Sumber Daya Mineral.
10. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.
11. Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika.
12. Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan.
13. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset
Daerah.
Pada Tahun 2016 penyelenggaraan pemerintahan
Kabupaten Gunungkidul didukung oleh pegawai sebanyak
10.118 orang PNS, yang tersebar pada seluruh instansi/SKPD
di lingkungan pemerintah Kabupaten Gunungkidul.
Jumlah PNS Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2016
Komposisi PNS Kabupaten Gunungkidul Menurut Golongan Tahun 2012-2016
URAIAN
TAHUN
2012
2013
2014
2015
2016
Golongan I
459
447
362
282
208
Golongan II
2,721 2,116 1,840 1,739 1,620
Golongan III
4,209 4,280 4,539 4,642 4,688
Golongan IV
3,749 3,834 3,863 3,695 3,602
Jumlah
11,138
10,677
10,604
10,358 10,118
Sumber : Badan Kepegawaian Kabupaten Gunungkidul2016
Jumlah Pejabat Struktural Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2016 No Jabatan L/P 2012 2013 2014 2015 2016 TAHUN 1 Eselon II L+P 24 24 26 24 24 -IIA L 1 1 1 0 0 P 0 0 0 0 0 -IIB L 21 21 23 22 22 P 2 2 2 2 2 2 Eselon III L+P 146 145 147 148 140 -IIIA L 51 51 51 52 51 P 7 7 9 9 8 -IIIB L 66 66 66 65 60 P 22 22 21 22 21 3 Eselon IV L+P 510 508 519 524 498 -IVA L 293 291 293 300 286 P 112 112 112 110 106 -IVB L 72 72 74 73 68 P 33 33 40 41 38 4 Eselon V L+P 53 51 61 65 60 -VA L 39 37 45 48 45 P 14 14 16 17 15 Jumlah L+P 733 728 753 761 722
V. EKONOMI MAKRO
Pertumbuhan Ekonomi
Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Gunungkidul
menunjukkan perbaikan kinerja selama periode 2011-2013,
dari 4,52 persen pada tahun 2011 menjadi 4,97 persen pada
tahun 2013. Perekonomian Gunungkidul pada tahun 2014
mengalami perlambatan bila dibandingkan pertumbuhan
tahun 2013. Laju pertumbuhan ekonomi Gunungkidul tahun
2014 mencapai 4,54%, sedangkan tahun 2013 sebesar 4,97%.
Pada tahun 2015 Perekonomian Gunungkidul mengalami
peningkatan dibanding tahun 2014 dengan laju pertumbuhan
4,81%.
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Gunungkidul Tahun 2011-2015 (%)
Nilai dan Kontribusi PDRB
Besarnya nilai PDRB yang berhasil dicapai dan
perkembangannya merupakan refleksi dari kemampuan
daerah dalam mengelola sumber daya alam dan sumber daya
manusia. Keberhasilan tersebut dicapai melalui berbagai
sasaran pembangunan sesuai dengan prioritas serta
kebijakan yang disusun untuk menghadapi tantangan
pembangunan untuk mencapai target sasaran pembangunan
yang telah ditetapkan.
Perkembangan PDRB Kabupaten Gunungkidul Tahun Dasar 2010 Tahun 2011-2015(Juta Rp.)
Struktur Ekonomi
Besarnya peranan berbagai lapangan usaha ekonomi
dalam memproduksi barang dan jasa sangat menentukan
struktur ekonomi suatu daerah. Struktur ekonomi yang
terbentuk dari nilai tambah yang diciptakan oleh
masingmasing lapangan usaha dapat menggambarkan
seberapa besar ketergantungan suatu daerah terhadap
kemampuan berproduksi dari setiap lapangan usaha.
Struktur
perekonomian
sebagian
masyarakat
Gunungkidul
masih
didominasi
kategori
Pertanian,
Kehutanan, dan Perikanan. Sumbangan kategori ini masih
mencapai lebih dari seperempat nilai PDRB. Sumbangan
masing-masing kategori pada 2015 ini masih didominasi oleh
kategori tersebut, diikuti oleh kategori konstruksi; kategori
industri pengolahan; kategori administrasi pemerintahan,
pertahanan dan jaminan sosial wajib serta kategori
perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda
motor. Kategori lain yang menyumbang lebih dari 5% adalah
kategori transportasi dan pergudangan; kategori penyediaan
akomodasi
dan
makan
minum,
kategori
informasi
komunikasi, serta kategori jasa pendidikan. Sementara
peranan kategori lainnya di bawah 5%.
PDRB Kabupaten Gunungkidul Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010 Menurut Lapanga Usaha Tahun 2010-2015 (%)
No. LAPANGAN USAHA TAHUN
2011 2012 2013 2014 2015 A Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan
26,21 26,92 26,43 25,77 25,56
B Pertambangan dan Penggalian 1,61 1,52 1,48 1,58 1,36
C Industri Pengolahan 10,07 9,07 9,42 9,47 9,28
D Pengadaan Listrik dan Gas 0,08 0,08 0,07 0,06 0,06
E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
0,18 0,17 0,17 0,17 0,17
F Konstruksi 9,32 9,52 9,62 9,58 9,61
G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
8,76 8,87 8,70 8,76 8,79
H Transportasi dan Pergudangan 5,37 5,23 5,23 5,19 5,12
No. LAPANGAN USAHA TAHUN
2011 2012 2013 2014 2015 I Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum
5,25 5,16 5,45 5,71 5,88
J Informasi dan Komunikasi 7,72 7,66 7,42 7,20 6,97
K Jasa Keuangan dan Asuransi 1,92 2,01 2,11 2,26 2,33
L Real Estat 3,28 3,34 3,35 3,38 3,43
M,N Jasa Perusahaan 0,49 0,47 0,43 0,43 0,44
O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
8,43 8,82 9,10 9,17 9,39
P Jasa Pendidikan 6,15 5,97 5,89 6,08 6,33
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
1,92 1,97 1,97 1,94 2,01
R,S,T, U
Jasa lainnya 3,25 3,21 3,18 3,22 3,27
Produk Domestik Regional Bruto 100 100 100 100 100 Sumber : Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Lapangan
Usaha 2011-2015
PDRB Kabupaten Gunungkidul Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2011-2015 (%)
No. LAPANGAN USAHA
TAHUN
2011 2012 2013 2014 2015
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan -1.22 4.16 2.3 -0.62 2.58 B Pertambangan dan Penggalian 7.13 0.87 4.86 1.6 0.25 C Industri Pengolahan 5.42 -3.41 8.21 4.11 2.64 D Pengadaan Listrik dan Gas 5.36 11.26 6.91 4.22 -0.71 E Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur Ulang
No. LAPANGAN USAHA TAHUN
2011 2012 2013 2014 2015
F Konstruksi 4.9 5.87 4.52 5.06 4.36
G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
5.65 7.01 5.11 6.77 6.89
H Transportasi dan Pergudangan
3.31 2.59 4.73 2.43 3.68 I Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum
4.98 4.76 8.31 8.61 6.43 J Informasi dan Komunikasi 13.3 10.56 6.23 7.9 5.65 K Jasa Keuangan dan
Asuransi
15.34 2.79 11.89 11.05 8.54
L Real Estat 7.17 5.53 4.44 8.09 6.65
M,N Jasa Perusahaan 8.97 8.75 3.53 6.37 7.04 O Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
4.95 7.77 4.54 5.79 5.26
P Jasa Pendidikan 7.81 5.64 4.92 8.13 7.61 Q Jasa Kesehatan dan
Kegiatan Sosial
6.58 10.89 8.42 7.37 7.19 R,S,T,U Jasa lainnya 7.81 5.64 5.17 6.42 8.65 Produk Domestik Regional Bruto 4.52 4.84 4.97 4.54 4.81 Sumber : Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Lapangan
Usaha 2011-2015
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Per Kapita
Salah satu indikator tingkat kemakmuran penduduk di
suatu daerah/wilayah dapat dilihat dari nilai PDRB per
kapita, yang merupakan hasil bagi antara nilai tambah yang
dihasilkan oleh seluruh kegiatan ekonomi dengan jumlah
penduduk. Oleh karena itu, besar kecilnya jumlah penduduk
akan mempengaruhi nilai PDRB per kapita, sedangkan besar
kecilnya nilai PDRB sangat tergantung pada potensi sumber
daya alam dan faktor-faktor produksi yang terdapat di daerah
tersebut. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku
menunjukkan nilai PDRB per kepala atau per satu orang
penduduk.
Pada tahun 2015, PDRB per kapita Gunungkidul
mencapai 19,34 juta Rupiah dengan pertumbuhan sebesar
8,96%. Pertumbuhan ini sedikit menurun dibandingkan
dengan pertumbuhan tahun sebelumnya yaitu sebesar 9,09%.
PDRB Per Kapita Kabupaten Gunungkidul Tahun 2011- 2015(Juta Rupiah)
Laju Inflasi
Pada tahun 2016, laju inflasi tahun ke tahun (year on
year) kota Wonosari sebesar 2,58 % tercatat lebih tinggi bila
dibanding dengan kota Yogyakarta yang tercatat mengalami
laju inflasi tahun ke tahun sebesar 2.29 %, namun lebih
rendah bila dibanding dengan nasional yang tercatat
mengalami laju inflasi sebesar 3,02 %.
Kelompok perumahan,
air, listrik, gas dan bahan bakar menunjukkan angka inflasi
tertinggi di kota Wonosari. Kelompok sandang mengalami laju
inflasi tertinggi untuk kota Yogyakarta, sedangkan pada
kelompok
makanan
jadi,
minuman
rokok
dan
tembakaumengalami laju inflasi tertinggi untuk nasional.
Nilai Inflasi YoYdi Kota Wonosari, Kota Yogyakarta dan Nasional Tahun 2012-2016
Laju Inflasi Tahunan Kota Wonosari, Kota Yogyakarta dan Nasional Tahun 2016
No. Kelompok Pengeluaran Wonosari Yogyakarta Nasional
1 Umum 2,58 2,29 3,02 2 Bahan Makanan 3,65 4,77 5,69 3 Makanan Jadi, Minuman, Rokok, Tembakau 5,72 3,84 5,38 4 Perumahan 1,09 1,64 1,90 5 Sandang 5,03 3,04 3,05 6 Kesehatan 5,32 4,17 3,92 7 Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 0,17 2,40 2,73 8 Transportasi,
Komunikasi dan Jasa Keuangan
-1,02 -2,06 -0,72
Sumber : Warta Indeks Harga Konsumen Kota Wonosari Desember 2016