• Tidak ada hasil yang ditemukan

30 JUNI 2011 dan 2010 JUNE 30,2011 and Catatan/ 30/06/2011 Notes 30/06/2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "30 JUNI 2011 dan 2010 JUNE 30,2011 and Catatan/ 30/06/2011 Notes 30/06/2010"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

ASET LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan Setara kas 62,704,988,165 3,24 49,096,695,411 Cash on hand and in banks

Kas dan Setara kas dibatasi Restricted cash and cash

penggunaannya 15,039,012,125 2b,4 7,794,152,456 equvalent

Piutang usaha dengan Trade receivables - Third parties

pihak ketiga 36,515,969,884 2b, 5 41,997,448,429

Piutang lain-lain 95,110,000 2b 87,953,940 Others receivables

Persediaan 38,929,254,115 2f, 6 24,004,958,960 Inventories

Biaya dibayar di muka 397,150,389 222,648,489 Prepaid expenses Uang muka dibayar 4,621,723,687 2b, 7 221,517,698 Advances payments Pajak dibayar dimuka 4,422,294,773 2n,20a 640,757,731 Prepaid tax Jumlah Aset Lancar 162,725,503,138 124,066,133,114 Total Current Assets

ASET TIDAK LANCAR NON-CURRENT ASSETS

Aset tetap - setelah dikurangi

akumulasi penyusutan sejumlah Property, plant and equipment - Rp 160.621.187.807 tahun 2011 net of accumulated depreciaton of

dan Rp 147.543.541.966 pada Rp 160.621.187.807 in 2011 and

tahun 2010 173,645,644,926 2g, 8 181,975,847,876 Rp 147.543.541.966 in 2010 and Piutang hubungan istimewa - Receivables to related parties Aset lain-lain 200,592,900 9 200,592,900 Other assets Jumlah Aset Tidak Lancar 173,846,237,826 182,176,440,776 Total Non-Current Assets

JUMLAH ASET 336,571,740,964 306,242,573,890 TOTAL ASSETS

Lihat Catatan atas laporan keuangan pada Ekshibit E yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan

dari Laporan Keuangan secara keseluruhan

See the accompanying notes to the Financial Statements on Exhibit E which are an integral part

(2)

KEWAJIBAN LANCAR CURRENT LIABILITIES

Hutang bank 59,176,436,601 10, 24 48,621,312,500 Bank loans

Hutang usaha dengan pihak ketiga 10,523,197,945 11, 24 9,743,906,741 Trade payables - Third parties Hutang pajak 561,576,192 2n, 20b 889,456,702 Taxes payable Biaya masih harus dibayar 772,843,021 12 1,152,516,955 Accrued Expenses

Uang muka penjualan 3,888,950,000 2b,q Advance on sales

Bagian kewajiban jangka panjang

yang jatuh tempo dalam Current maturities of long-term debts

waktu satu tahun 123,252,254 13,24 93,003,864

Jumlah Kewajiban Lancar 75,046,256,013 60,500,196,762 Total Current Liabilities

KEWAJIBAN TIDAK LANCAR NON-CURRENT LIABILITIES

Kewajiban diestimasi imbalan 1,924,971,056 2j 22 1,487,063,355 Estimated liablities for post-employment benefits Kewajiban pajak tangguhan - bersih 21,060,173,361 2n,20d 23,641,849,546 Deferred tax liabilities - net Kewajiban jangka panjang -

setelah dikurangi bagian yang Long-term debts - net of current

jatuh tempo dalam waktu satu tahun 86,250,000 13,24 maturities54,252,254 Jumlah Kewajiban Tidak Lancar 23,071,394,417 25,183,165,155 Total Non-Current Liabilities

Jumlah Kewajiban 98,117,650,430 85,683,361,917 Total Liabilities

EKUITAS SHAREHOLDERS' EQUITY

Modal saham - nilai nominal

Rp 100 per saham Capital stock - Rp 100

Modal dasar - 4.000.000.000 saham par value

Modal ditempatkan dan disetor Authorized - 4,000,000,000 shares

penuh- 1.500.000.000 saham 150,000,000,000 14 150,000,000,000 Issued and fully paid - 1.500.000.000 shares Tambahan modal disetor - bersih 33,542,841,148 2k,15 33,542,841,148 Additional paid-in capital - net

Saldo laba 54,911,249,386 37,016,370,825 Retained Earnings

Jumlah Ekuitas 238,454,090,534 220,559,211,973 Total Stockholders' Equity

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 336,571,740,964 306,242,573,890 TOTAL LIABILITIES AND SHAREHOLDERS' EQUITY

2

dari Laporan Keuangan secara keseluruhan

See the accompanying notes to the Financial Statements on Exhibit E which are an integral part

of the Financial Statements taken as a whole Lihat Catatan atas laporan keuangan pada Ekshibit E

(3)

BEBAN POKOK PENJUALAN 129,432,593,695 17 114,974,790,893 COST OF GOODS SOLD

LABA KOTOR 18,844,119,905 18,327,786,881 GROSS PROFIT

BEBAN USAHA 18,22 OPERATING EXPENSES

Penjualan 4,392,272,454 3,212,209,323 Selling

Umum dan administrasi 7,043,159,263 4,807,000,341 General and administrative

Jumlah Beban usaha 11,435,431,717 8,019,209,664 Total Operating Expenses

LABA DARI USAHA 7,408,688,188 10,308,577,217 INCOME FROM OPERATIONS

PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN OTHER INCOME (CHARGES)

Pendapatan bunga 1,470,155,054 2m 749,741,066 Interest income

Beban keuangan (117,200,570) 2h,l,19 (675,486,824) Financing costs

Laba (Rugi) selisih kurs - bersih 2,913,130,009 2i,m 11,135,130,446 Gain (loss) on foreign exchange - net

Laba atas penjualan aset tetap 92,470,833 2g,8 4,000,000 Gain on sale of property

Lain-lain - bersih (169,787,491) (450,274,871) Others - net

Beban Lain-lain - Bersih 4,188,767,835 10,763,109,816 Other Charges -Net

LABA SEBELUM BEBAN INCOME BEFORE INCOME TAX

PAJAK PENGHASILAN 11,597,456,023 21,071,687,033 EXPENSE BENEFIT

BEBAN PAJAK 20c,d TAX EXPENSE

Kini Current

-Tangguhan (2,603,133,033) (5,312,473,646) Deferred

LABA BERSIH 8,994,322,990 15,759,213,387 NET INCOME

Laba per saham 2p,21 Earnings per share

Laba dari usaha 4.94 6.87 Income from operation

Laba bersih 6.00 10.51 Net income

3 Lihat Catatan atas laporan keuangan pada Ekshibit E

yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan

See the accompanying notes to the Financial Statements on Exhibit E which are an integral part

(4)

Capital stock issued Additional paid in earnings and fully Paid Capital - net

Saldo 1 Januari 2010 130,000,000,000 4,367,923,968 21,257,157,438 155,625,081,406 Balance January 1, 2010

Issuance of shares through the

Penerbitan saham melalui company's pre-empties'

penawaran umum terbatas 1 20,000,000,000 29,174,917,180 49,174,917,180 rights issue 1

Laba bersih 30 Juni 2010 - - 15,759,213,387 15,759,213,387 Net Income in 2010

Saldo 30 Juni 2010 150,000,000,000 4,367,923,968 37,016,370,825 220,559,211,973 Balance, June 30, 2010

Saldo 1 Januari 2011 150,000,000,000 33,542,841,148 45,916,926,396 229,459,767,544 Balance January 1, 2011

Laba bersih 30 Juni 2011 8,994,322,990 8,994,322,990 Net Income in 2011

Saldo 30 Juni 2011 150,000,000,000 33,542,841,148 54,911,249,386 238,454,090,534 Balance, June 30, 2011

4

Lihat Catatan atas laporan keuangan pada Ekshibit E See the accompanying notes to the Financial

of the Financial Statements taken as a whole yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan

dari Laporan Keuangan secara keseluruhan

(5)

Pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan (152,969,762,988) (116,245,445,123) Cash paid to suppliers and employee Kas yang dihasilkan dari operasi 2,731,234,891 18,350,383,228 Cash from operating

Penerimaan dari (pembayaran untuk): Receipts from (payments for):

Penerimaan bunga 1,470,155,054 749,741,066 Interest income Pembayaran pajak (8,134,691,200) (3,439,736,869) Income taxes paid Pembayaran beban keuangan (117,200,570) (675,486,824) Financing costs Penerimaan/(pengeluaran) kas dari kegiatan operasi lainnya Other operating activities Arus Kas Bersih yang Diperoleh dari aktivitas operasi (4,050,501,825) 14,984,900,601 Net cash flows provided by operating activities

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES

Perolehan aset tetap (3,845,084,043) (1,109,469,302) Increase to fixed assets Penjualan aset tetap 96,400,000 4,000,000 Proceeds from sale of fixed assets Uang muka penjualan aset tetap 2,992,150,000 Advance from sale of fixed assets Arus kas bersih yang Dipakai untuk aktivitas investasi (756,534,043) (1,105,469,302) Net cash flows used for investing activities

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES

Penerimaan dari (pembayaran untuk): Receipt from (payments for):

Penerimaan PUT 1 - 50,000,000,000 Receipt from right issue 1 Pembayaran biaya emisi saham - (678,126,000) Stock issuance cost payments Pembayaran hutang bank / pembiayaan - (44,357,519,219) Payment for bank loan Hutang sewa guna usaha (81,001,932) (80,407,932) Obligations under capital lease Arus kas bersih dipakai untuk akivitas pendanaan (81,001,932) 4,883,946,849 Net cash flows used for financing activities (PENURUNAN) KENAIKAN BERSIH (4,888,037,800) 18,763,378,148 NET (DECREASE) INCREASE IN

KAS DAN BANK CASH ON HAND AND IN BANKS

KAS DAN BANK AWAL TAHUN 67,593,025,965 30,333,317,263 CASH ON HAND AND IN BANKS AT BEGINNING OF YEAR KAS DAN BANK AKHIR TAHUN 62,704,988,165 49,096,695,411 CASH ON HAND AND IN BANKS AT END OF YEAR

5 dari Laporan Keuangan secara keseluruhan

Lihat Catatan atas laporan keuangan pada Ekshibit E yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan

See the accompanying notes to the Financial Statements on Exhibit E which are an integral part

(6)

1. U M U M 1. GENERAL

a. Pendirian Perusahaan a. Company’s Establishment

PT Asiaplast Industries Tbk (Perusahaan), semula bernama PT Adi Karya Perkasa yang selanjutnya berubah menjadi PT Akasa Pandukarya, didirikan berdasarkan akta Notaris Drs. Sugisno, S.H., No. 14 tanggal 5 Agustus 1992. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik lndonesia melalui Surat Keputusan No. C2-9944.HT.01.O1.TH.93 tanggal 30 September 1993 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik lndonesia No. 78 tanggal 28 September 1999, Tambahan No. 6279. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan dan yang terakhir dengan akta Notaris Buntario Tigris Darmawa Ng, S.H., S.E., M.H., No. 150 tanggal 20 Pebruari 2009 mengenai perubahan anggaran dasar Perusahaan secara keseluruhan untuk menyesuaikan dengan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007, mengenai Perseroan Terbatas dan telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-0073601. AH.01.09.Tahun 2009 tanggal 9 Nopember 2009.

Berdasarkan hasil persetujuan RUPSLB tanggal 25 Mei 2011 perusahaan berniat untuk merubah status dari PMDN menjadi PMA. Surat permohonan perubahan status dari PMDN menjadi PMA telah disampaikan kepada BKPM pada tanggal 17 Juni 2011, dan BKPM telah menyetujui perubahan status perusahaan dari PMDN menjadi PMA berdasarkan surat No. 393/1/IP/I/PMA/2011 pada tanggal 23 Juni 2011. Dan sudah diaktakan oleh notaris Bambang Dharmawan Nomor 172 tanggal 22 Juni 2011.

Sesuai dengan Pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi bidang industri dan perdagangan lembaran plastik PVC dan kulit imitasi. Perusahaan berkedudukan di Menara Imperium, Lantai 10, Jalan H.R. Rasuna Said Kav. 1, Jakarta dengan lokasi pabrik di Jalan Sentosa Desa Gembor, Kecamatan Jatiuwung, Tangerang, Provinsi Banten.

Kegiatan operasi komersial Perusahaan dimulai pada tahun 1994. Sejak Nopember 1999, Perusahaan memulai kegiatan produksi untuk lembaran kulit imitasi (PVC synthetic leather). Perusahaan memiliki 5 (lima) lini produksi untuk lembaran plastik PVC dengan jumlah kapasitas produksi 25.000 ton per tahun (tidak diaudit), 2 (dua) lini produksi untuk lembaran kulit imitasi dengan jumlah kapasitas produksi

PT Asiaplast Industries Tbk (the “Company”), formerly PT Adi Karya Perkasa then changed to PT Akasa Pandukarya, was established based on Notarial deed No. 14 dated 5 August 1992 of Drs. Sugisno, S.H. The deed of establishment was approved by the Ministry of Justice of the Republic of lndonesia in its Decision Letter No. C2-9944.HT.01.01.TH.93 dated 30 September 1993, and was published in the State Gazette of the Republic of Indonesia No. 78 dated 28 September 1999, Supplement No. 6279. The Company's articles of association has been amended several times, and the latest of which were drawn up in Notarial deed No. 150 of Buntario Tigris

Darmawa Ng, S.H., S.E., M.H., dated 20 February 2009, concerning the changes to

the Company’s articles of association as a whole to align with Law No. 40 Year 2007, regarding Limited Liability Company, and was approved by the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia in its Decision Letter No. AHU-0073601.AH.01.09. Tahun 2009 dated 9 November 2009.

Based 2011 the company intends to change the status of PMDN to PMA. Letter of request to change the status of PMDN PMA was submitted to the BKPM on June 17, 2011, and the BKPM has approved changes to the status of PMDN

22,

coI/PMA/20 11 on companies into PMA based on the letter No. 393/1/IP/June 23, 2011. And has on the results of the Extraordinary General Meeting of Shareholders dated May 25, been notarized by a notary Bamb

ang Dharmawan No. 172 dated June 2011. Stated in Article 3 of the Company's articles of association, its scope of activities comprises of manufacturing and trading of industrial PVC plastic sheets and synthetic leather. The Company is domiciled at Menara Imperium Building, 10th Floor, JI. H.R. Rasuna Said

Kav. 1, Jakarta, while its factory is located in JI. Sentosa Desa Gembor, Kecamatan Jatiuwung, Tangerang, Banten Province. The Company started its commercial operations in 1994. Since November 1999, the Company started to produce PVC synthetic leather. The Company has 5 (five) production lines for PVC plastic sheets with total production capacity of 25,000 tons per year (unaudited), 2 (two) production lines for PVC synthetic leather with total production

(7)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) 1. U M U M (Lanjutan)

12.000 ton per tahun (tidak diaudit). Pada bulan Nopember 2002, Perusahaan memasang 1 (satu) lini produksi untuk lembaran plastik PVC rigid dengan jumlah kapasitas produksi 6.000 ton per tahun (tidak diaudit).

1. GENERAL (Continued)

capacity of 12,000 tons per year (unaudited). In November 2002, the Company put up 1 (one) production line for PVC rigid sheet with total production capacity 6,000 tons per year (unaudited).

b. Penawaran Umum Efek Perusahaan b. Company's Public Offering

Pada tanggal 31 Maret 2000, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal melalui surat No. S-634/PM/2000 untuk melakukan penawaran sebanyak 60.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 500 per saham kepada masyarakat, dengan harga penawaran Rp 600 per saham dan mencatatkan pada Bursa Efek Jakarta seluruh saham Perusahaan sebanyak 260.000.000 saham pada tanggal 1 Mei 2000. Pada tanggal 15 Agustus 2000, berdasarkan pengumuman dari BEJ No. PENG-117/BEJ.EEM/ 08-2000 yang berlaku efektif pada tanggal 16 Agustus 2000, Perusahaan melakukan pemecahan nilai nominal saham (stock split) dari Rp 500 per saham menjadi Rp 100 per saham sehingga seluruh saham Perusahaan yang tercatat pada BEJ menjadi 1.300.000.000 saham.

Pada tanggal 24 Mei 2010, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (“BAPEPAM-LK”) melalui surat No. S-4559/BL/2010 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas I atas 200.000.000 saham Perusahaan dengan nilai nominal Rp 100 per saham dengan harga penawaran saham sebesar Rp 250 per saham. Pada tanggal 8 Juni 2010, saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Jakarta) dengan Surat Direksi PT Bursa Efek Jakarta No. S-03284/BEI.PPR/05-2010 tanggal 26 Mei 2010.

On 31 March 2000, the Company obtained the notice of effectivity from the Chairman of the Capital Market Supervisory Board in his Letter No. S-634/PM/2000, regarding the offering of 60,000,000 shares with par value of Rp 500 per share to public with offering price of Rp 600 per share and registered at Jakarta Stock Exchange (BEJ) of 260,000,000 shares dated

1 May 2000. On 15 August 2000,

based on the announcement from

BEJ No. PENG-117/BEJ.EEM/08-2000, which effective 16 August 2000, all Company's shares were split down from nominal value of Rp 500 per share into Rp 100 per share, making total registered representing Company's shares in the BEJ become 1,300,000,000 shares.

On 24 May 2010, the Company obtained the effective notification from the Chairman of the Capital Market and Financial Institution Supervisory Board (“BAPEPAM-LK”) through the Letter No. S-4559/BL/2010 for Limited Public Offering I on 200,000,000 shares at par value Rp 100 per shares and the offering price for shares was Rp 250 per shares. On 8 June 2010, the shares were registered at Indonesia Stock Exchange (formerly Jakarta Stock Exchange) based on the Board of Director’s

of Jakarta Stock Exchange Letter

No. S-03284/BEI.PPR/05-2010 dated 26 May 2010.

c. Komisaris, Direksi dan Karyawan c. Commissioners, Directors and Employees

Per tanggal 30 Juni 2011 dan 2010, susunan Komisaris dan Direksi Perusahaan berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang dinyatakan dengan akta Notaris Buntario Tigris Darmawa Ng, S.H., S.E., M.H. No. 191 tanggal 25 Mei 2011 dan No. 372 tanggal 24 Mei 2010 adalah sebagai berikut:

As of 30 June 2011 and 2010, composition of Commissioners and Directors of the Company based on the General Shareholders' Meeting and registered through Notarial deed No. 191 dated 25 May 2011 and No. 372 dated 24 May 2010 of Buntario Tigris Darmawa Ng, S.H., S.E., M.H. are as follows:

Komisaris Commissioner

Komisaris Utama : Alexander Agung Pranoto : President Commissioner

Komisaris lndependen : Hendrata Atmoko : Independent Commissioner

(8)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Direksi Director

Direktur Utama : Wilson Agung Pranoto : President Director

Direktur : Susanto Tjioe : Director

Direktur : Rofie Soeandy : Director

Pada tanggal 30 Juni 2011 dan 2010, Perusahaan memiliki masing-masing 311 dan 301 karyawan tetap (tidak diaudit).

As of 30 June 2011 and 2010, the Company has a total of 311 and 301 permanent employees (unaudited), respectively.

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI

2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES

a. Dasar Pengukuran dan penyusunan Laporan

Keuangan

a. Basic of Measurement and Preparation of The Financial Statements

Laporan keuangan disusun berdasarkan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di lndonesia yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), Peraturan Badan Pengawas

Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) dan Pedoman Penyajian dan

Pengungkapan Laporan Keuangan yang diedarkan oleh BAPEPAM-LK bagi Perusahaan manufaktur yang menawarkan sahamnya kepada masyarakat.

The financial statements have been prepared in conformity with generally accepted accounting principles and practices in lndonesia which are based on Statement of Financial Accounting Standards (SFAS), Capital Market and Financial Institution Supervisory Board (BAPEPAM-LK). Financial statement guidelines in the Presentation and Disclosures circularized by the BAPEPAM-LK for manufacturing Companies which offer shares to public.

Laporan keuangan disusun berdasarkan konsep biaya perolehan (historical cost concept), kecuali untuk persediaan yang dinyatakan sebesar nilai yang terendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi bersih (the lower of cost or net

realizable value). Laporan keuangan disusun

dengan menggunakan dasar akrual, kecuali untuk laporan arus kas.

The financial statements have been prepared based on historical cost concept of accounting, except for inventories, which are stated at the lower of cost or net realizable value. The financial statements have been prepared on the basis of accrual concept, except for the statements of cash flows.

Laporan arus kas menyajikan penerimaan serta pembayaran kas dan setara kas yang diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Laporan arus kas dari aktivitas operasi disajikan dengan menggunakan metode langsung (direct method).

The statements of cash flows present receipts and payments of cash and cash equivalents classified into operating, investing and financing activities. The cash flows from operating activities are presented using the direct method.

Mata uang pelaporan yang digunakan dalam laporan keuangan adalah Rupiah (Rp).

The reporting currency used in the preparation of the financial statements is the Indonesian Rupiah (Rp).

b. Aset dan Kewajiban Keuangan b. Financial Assets and Liabilities

Efektif sejak tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan menerapkan PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” dan PSAK No. 50

(Revisi 2006), “Instrumen Keuangan:

Penyajian dan Pengungkapan”, yang

menggantikan PSAK No. 55 (Revisi 1999), “Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai” dan PSAK No. 50 (Revisi 1998), “Akuntansi Investasi Efek tertentu”.

Effective 1 January 2010, the Company adopted SFAS No. 55 (Revised 2006), "Financial Instruments: Recognition and

Measurement" and SFAS No. 50

(Revised 2006), "Financial Instruments: Presentation and Disclosure", which replace SFAS No. 55 (Revised 1999), "Accounting for Derivative Instruments and Hedging Activities" and SFAS No. 50 (Revised 1998), "Accounting for Investments in Certain Securities".

1. Aset dan Kewajiban Keuangan 1. Financial Assets and Liabilities

a. Aset Keuangan a. Financial Assets

Berdasarkan PSAK No. 55 (Revisi 2006), aset keuangan diklasifikasikan sebagai aset

Under SFAS No. 55 (Revised 2006), financial assets are classified as financial

(9)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) a. Aset Keuangan (Lanjutan)

keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, dimiliki hingga jatuh tempo dan tersedia untuk dijual. Perusahaan menentukan klasifikasi aset keuangannya pada saat pengakuan awal, sepanjang diperbolehkan, mengevaluasi penentuan klasifikasi aset keuangan setiap akhir tahun.

a. Financial Assets (Continued)

assets measured at fair value through profit and loss, loans and receivables, held-to-maturity and available-for-sale.

The Company determines the

classification of its financial assets at initial recognition, and where allowed, re-evaluate the classification of such financial assets at each year end.

Aset keuangan terdiri dari kas pada bank, piutang usaha, piutang lain-lain, uang muka dibayar dan aset lain-lain.

Financial assets mainly consist of cash in bank, trade receivables, others receivables, advance payments, and other assets.

b. Kewajiban Keuangan b. Financial Liabilities

Kewajiban keuangan dalam ruang lingkup PSAK No. 55 (Revisi 2006) diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Perusahaan menentukan klasifikasi kewajiban keuangan pada saat pengakuan awal.

Financial liabilities within the scope of SFAS No. 55 (Revised 2006) are classified as financial liabilities measured at fair value through profit and loss, and financial liabilities measured at amortized cost. The Company determines the classification of its financial liabilities at initial recognition.

Kewajiban keuangan terdiri dari pinjaman jangka pendek, hutang usaha, uang muka penjualan, dan kewajiban jangka panjang.

Financial liabilities consist of short - term loans, trade payables, advance receipts, and long term debts.

i. Aset dan kewajiban keuangan diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi

i. Financial assets and liabilities measured at fair value through profit and loss

Aset dan kewajiban keuangan diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi terdiri dari aset dan kewajiban keuangan yang diklasifikasikan ke dalam kelompok untuk diperdagangkan dan aset dan kewajiban keuangan pada saat pengakuan awal ditetapkan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

Financial assets and liabilities measured at fair value through profit and loss include the financial assets and liabilities held for trading and assets and liabilities designated upon initial recognition at fair value through profit and loss.

Aset dan kewajiban keuangan diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk diperdagangkan jika diperoleh untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Aset dan kewajiban derivatif juga diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk diperdagangkan kecuali ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai yang efektif. Aset dan kewajiban keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dicatat di neraca pada nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian diakui dalam laporan laba rugi.

Financial assets and liabilities are classified as held for trading if they are acquired for the purpose of sale or repurchase in the near future. Derivative assets and liabilities are also classified as held for trading unless designated as effective hedging instruments. Financial assets and liabilities measured at fair value through profit or loss are recorded in the balance sheets at fair value with gains or losses are recognized in the statements of income.

ii. Pinjaman yang diberikan dan piutang ii. Loans and receivables

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah

Loans and receivables are non-derivative financial assets with

(10)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

b. Kewajiban Keuangan (Lanjutan)

ditentukan yang tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif dan Perusahaan tidak berniat untuk menjualnya segera atau dalam waktu dekat.

b. Financial Liabilities (Continued)

are not qouted in an active market and the Company does not intend to sell immediately or in the near future.

iii. Dimiliki hingga jatuh tempo iii. Held-to-maturity

Dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh

temponya telah ditetapkan dimana

Perusahaan mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo, dan tidak ditetapkan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi atau tersedia untuk dijual.

Held to maturity are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments and fixed maturity which the Company has a positive intention and ability to hold to maturity, and are not designated at fair value through profit and loss or available for sale.

iv. Tersedia untuk dijual iv. Available for sale

Kategori tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan ke dalam salah satu kategori aset keuangan lainnya.

Available for sale consist of non-derivative financial assets designated as available for sale or are not classified in any of three preceding categories.

c. Pengakuan c. Recognition

Pada saat pengakuan awal, aset atau kewajiban keuangan diukur pada nilai wajar, kecuali aset dan kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, ditambah atau dikurangi dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung atas perolehan aset keuangan atau penerbitan kewajiban keuangan. Pengukuran aset dan kewajiban keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasi aset dan kewajiban keuangan tersebut.

At initial recognition, financial assets or liabilities are measured at fair value, except for financial assets and liabilities measured at fair value through profit and loss, plus or minus the transaction costs that are directly attributable to the acquisition of financial assets or issuance

of financial liabilities. The subsequent

measurement of financial assets and liabilities depends on the classification of financial assets and liabilities.

2. Pengukuran Nilai Wajar 2. Fair Value Measurement

Nilai wajar adalah nilai di mana suatu aset dapat dipertukarkan, atau suatu kewajiban diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melaksanakan transaksi wajar (arm’s length transaction) pada tanggal pengukuran.

Fair value is the amount for which an asset could be exchanged, or a liability settled between knowledgeable, willing parties in an arm's length transactions on the date of measurement.

Jika tersedia, Perusahaan mengukur nilai wajar instrumen keuangan dengan menggunakan harga kuotasi di pasar aktif untuk instrumen tersebut. Suatu pasar dianggap aktif jika harga kuotasi sewaktu waktu dan secara berkala tersedia dan mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan teratur dalam suatu transaksi yang wajar.

When available, the Company measures the fair value of an instrument using quoted prices in an active market for that instrument. A market is regarded as active if quoted prices are readily and regularly available and present actual and regularly occurring market transactions on an arm’s length basis.

Jika pasar suatu instrumen keuangan tidak aktif, Perusahaan menentukan nilai wajar dengan

menggunakan teknik penilaian mencakup

penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar oleh pihak-pihak yang memahami, berkeinginan, dan jika tersedia, referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama, penggunaan analisa arus kas yang didiskonto dan penggunaan model penetapan harga opsi (option pricing model).

If the market of the financial instrument is inactive, the Company determines fair value by using valuation techniques including using recent market transactions conducted properly by knowledgeable, willing parties, and if available, reference to the current fair value of another instrument which is substantially the same, discounted cash flow analysis and option pricing model.

(11)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) 2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES (Continued)

b. Aset dan Kewajiban Keuangan (Lanjutan) b. Financial Assets and Liabilities (Continued)

3. Pengukuran Biaya Perolehan Diamortisasi 3. Amortized Cost Measurement

Biaya perolehan diamortisasi dari aset dan kewajiban keuangan adalah jumlah aset atau kewajiban keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif dengan menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai awal dan nilai jatuh temponya, dan dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai.

Amortized cost of financial assets or liabilities is the amount at which the financial assets or liabilities measured at initial recognition, minus

principal payments, plus or minus the

cummulative amortization using the effective interest rate method, calculated from the difference between the initial amount and maturity amount, minus any reduction for impairment.

4. Penurunan Nilai dari Aset Keuangan 4. Impairment of Financial Assets

Sejak tanggal 1 Januari 2010, kebijakan akuntansi atas penurunan nilai aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi adalah sebagai berikut:

Starting 1 January 2010, impairment of financial assets is measured using amortized cost as follows:

Pada setiap tanggal neraca, Perusahaan

mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset

keuangan atau kelompok aset keuangan

diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi hanya jika terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara andal.

At each balance sheets date, the Company assesses whether there is objective evidence that a financial assets or group of financial assets is impaired. Financial assets or group of

financial assets decrease in value and

impairment losses occurrs only if there is objective evidence of impairment as a result of one or more events occurring subsequent to initial recognition of these assets (adverse events), and the impact of adverse events on the estimated future cash flows of financial assets or group of financial assets can be estimated reliably.

Perusahaan pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, dan secara individual atau kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual.

The Company considers whether there is objective evidence of impairment individually for financial assets that are individually significant, and individually or collectively for financial assets that are not individually significant.

Jika Perusahaan menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka Perusahaan memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.

If the Company determines that there is no objective evidence of impairment of financial assets assessed on an individual basis, regardless of financial assets is significant or not, the Company includes an assets in a group of financial assets that have similar credit risk characteristics and assesses the impairment of the group collectively. A decline in assets value which is assessed individually, and impairment losses will be recognized or is still recognized, is not included in the collective impairment calculation.

Jumlah kerugian penurunan nilai atas aset keuangan yang penurunan nilainya dievaluasi secara individual diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Nilai tercatat aset tersebut dikurangi melalui akun cadangan kerugian penurunan nilai dan beban kerugian diakui pada laporan laba rugi.

Total impairment losses on financial assets decline in value which is evaluated individually is measured as the difference between the carrying value of financial assets with the present value of estimated future cash flows discounted using the effective interest rate beginning of the financial assets. The carrying amount of the asset is reduced through the loss reserve account and the charges of impairment losses are recognized in statements of income.

(12)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) 2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES (Continued)

b. Aset dan Kewajiban Keuangan (Lanjutan) b. Financial Assets and Liabilities (Continued)

4. Penurunan Nilai dari Aset Keuangan (Lanjutan)

4. Impairment of Financial Assets (Continued)

Arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan yang penurunan nilainya dievaluasi secara kolektif, diestimasi berdasarkan arus kas kontraktual atas aset-aset di dalam kelompok tersebut dan kerugian historis yang pernah dialami atas aset-aset yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dengan karakteristik risiko kredit kelompok tersebut. Kerugian historis yang pernah dialami kemudian disesuaikan berdasarkan data terkini yang dapat diobservasi untuk mencerminkan kondisi saat ini yang tidak berpengaruh pada periode terjadinya kerugian historis tersebut, dan untuk menghilangkan pengaruh kondisi yang ada pada periode historis namun sudah tidak ada lagi pada saat ini.

Future cash flows of a group of financial assets that decline in value is evaluated collectively, is estimated based on contractual cash flows over assets within the group and historical losses experienced on the assets that have similar credit risk characteristics with the characteristics of credit risk within the group. Historical losses experienced are adjusted based on recent data that can be observed to reflect the current conditions that have no effect on the period in which these historical losses occurred, and to eliminate the conditions that exist in the historical period but no longer exists at this time.

5. Penghentian Pengakuan 5. Derecognition

Perusahaan menghentikan pengakuan aset keuangan pada saat hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut kadaluarsa atau Perusahaan mentransfer seluruh hak untuk menerima arus kas kontraktual dari aset keuangan dalam transaksi di mana Perusahaan secara substansial telah mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan yang ditransfer. Setiap hak atau kewajiban atas aset keuangan yang ditransfer yang timbul atau yang masih dimiliki oleh Perusahaan diakui sebagai aset atau kewajiban secara terpisah.

The Company derecognizes financial assets when the contractual rights to the cash flows arising from financial assets expired or the Company transfers all rights to receive contractual cash flows from financial assets in a transaction where the Company has transferred substantially all the risks and rewards of ownership of transferred financial assets. Any rights or obligations on the transferred financial assets that arise or are still owned by the Company are recognized as assets or liabilities separately.

Perusahaan menghentikan pengakuan kewajiban keuangan pada saat kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluarsa.

The Company derecognizes financial liabilities when the obligation specified in the contract is released or canceled or expires.

Dalam transaksi di mana Perusahaan secara substansial tidak memiliki atau tidak mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan, Perusahaan menghentikan pengakuan aset tersebut jika Perusahaan tidak lagi memiliki pengendalian atas aset tersebut. Hak dan kewajiban yang timbul atau yang masih dimiliki dalam transfer tersebut diakui secara terpisah sebagai aset atau kewajiban. Dalam transfer di mana pengendalian atas aset masih dimiliki, Perusahaan tetap mengakui aset yang ditransfer tersebut sebesar keterlibatan yang berkelanjutan, di mana tingkat keberlanjutan Perusahaan dalam aset yang ditransfer adalah sebesar perubahan nilai aset yang ditransfer.

In transactions where the Company neither retains nor transfers substantially all the risks and rewards of ownership of a financial assets, the Company derecognizes the assets if it does not retain control over the assets. The rights and obligations retained in the transfer are recognized separately as assets and liabilities as appropriate. In transfers where control over the asset is retained, the Company continues to recognize the assets to the extent of its continuing involvement, determined by the extent to which it is exposed to changes in the value of the transferred assets.

(13)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) 2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES (Continued)

b. Aset dan Kewajiban Keuangan (Lanjutan) b. Financial Assets and Liabilities (Continued)

6. Saling Hapus 6. Offsetting

Aset dan kewajiban keuangan saling hapus dan nilai bersih yang dilaporkan dalam neraca jika, dan hanya jika, ada hak hukum saat ini dilaksanakan untuk mengimbangi jumlah yang diakui dan ada niat untuk menyelesaikan secara bersih, atau untuk merealisasikan aktiva dan menyelesaikan kewajiban secara bersamaan.

Financial assets and liabilities are set off and the net amount is presented in the balance sheets if, and only if, the Company has a legal right to set off the amounts and intends either to settle on a net basis or realize the assets and settle the liability simultaneously.

c. Kas dan Setara Kas c. Cash and Cash Equivalents

Kas dan setara kas mencakup kas, simpanan di bank dan deposito berjangka yang akan jatuh tempo tiga

bulan atau kurang dan tidak dibatasi

penggunaannya.

Kas di bank merupakan aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang dan diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Lihat Catatan 2b untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang. Sebelum 1 Januari 2010, kas di bank dinyatakan sebesar saldo penempatan di bank.

Sejak 1 Januari 2010, pada pengukuran awal, kas di bank disajikan sebesar nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.

Cash and cash equivalents include cash on hand, cash in banks and time deposits with original maturities of three months or less and are not restricted.

Cash in banks are financial assets classified as loans and receivables and are measured at amortized cost. See Note 2b for the accounting policy on loans and receivables

Prior to 1 January 2010, cash in banks are stated at placement balance in banks.

Starting 1 January 2010, at the initial measurement, cash in banks are stated at fair value plus transaction costs that are directly attributable.

d. Piutang Usaha d. Trade Receivables

Piutang usaha merupakan aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang dan diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Lihat Catatan 2b untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang. Sebelum 1 Januari 2010, piutang usaha dinyatakan dalam jumlah kotor dikurangi penyisihan piutang tak tertagih.

Perusahaan melakukan penyisihan piutang tak tertagih berdasarkan hasil penelaahan terhadap akun piutang masing-masing pelanggan pada akhir tahun, jika ada.

Sejak 1 Januari 2010, pada pengukuran awal, piutang usaha disajikan sebesar nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.

Trade receivables are financial assets classified as loans and receivables and are measured at amortized cost. See Note 2b for the accounting policy on loans and receivables.

Prior to 1 January 2010, trade receivables are stated at gross less allowance for doubtful accounts.

The Company provides allowance for doubtful accounts based on the result of a review on the status of collectibility of the individual receivable accounts at the end of year, if any.

Starting 1 January 2010, at the initial measurement, trade receivables are stated at fair value plus transaction costs that are attributable directly.

e. Transaksi dengan Pihak yang Mempunyai

Hubungan Istimewa

e. Transactions with Related Parties

Perusahaan melakukan transaksi dengan beberapa pihak tertentu yang mempunyai hubungan istimewa. Sebagaimana didefinisikan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 7, mengenai “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”, yang dimaksud dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut:

The Company has carried out transactions with certain parties, which are related to it as defined on the Statement of Financial Accounting Standards No. 7 (SFAS No. 7), “Related Party Disclosures”, related parties are defined as follows:

(14)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) 2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES (Continued)

e. Transaksi dengan Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa (Lanjutan)

e. Transaction with Related Parties (Continued)

(i) Perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara (intermediaries), mengendalikan atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan perusahaan pelapor (termasuk holding

companies, subsidiaries dan fellow subsidiaries);

(i)Enterprises that, through one or more intermediaries, control, or are controlled by, or are under common control with, the reporting enterprise (including holding companies, subsidiaries and fellow subsidiaries);

(ii)Perusahaan asosiasi (associated company); (ii)Associated companies;

(iii) Perorangan yang memiliki, baik langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di perusahaan pelapor yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksudkan keluarga dekat adalah mereka yang diharapkan dapat mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan perusahaan pelapor);

(iii) Individuals owning, directly or indirectly, an interest in the voting power of the reporting enterprise that gives significant influence over the enterprise, and close members of the family of any such individual; close members of a family are define as those members who are able to exercise influence or can be influenced by such individuals, in conjunction with their transaction with the reporting enterprise;

(iv) Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan perusahaan pelapor yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; dan

(iv) Key management personnel, that is, those

persons having authority and

responsibility for planning, directing and controlling the activities of the reporting enterprise, including commisioners, directors and managers of the enterprise and close member of the families of such individuals; and

(v) Perusahaan dimana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh orang yang diuraikan dalam (iii) dan (iv) atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari perusahaan pelapor dan perusahaan- perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan perusahaan pelapor.

Jenis transaksi dan saldo dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, apakah dilaksanakan dengan atau tidak dengan syarat atau kondisi normal yang sama untuk pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.

(v)Enterprises in which a substantial interest in the voting power is owned, directly or indirectly, by any person described in (iii) or (iv) above or over which such a person is able to exercise significant influence. This definition includes enterprises owned by commissioners, directors, major shareholders of the reporting enterprise and enterprises that have a member of key management in common with the reporting enterprise.

The nature of transactions and balances of accounts with related parties, whether or not transacted at normal terms and conditions similar to those with non related parties, are disclosed in the notes to financial statements.

(15)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) 2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES (Continued)

f. Persediaan f. Inventories

Persediaan dinyatakan sebesar nilai terendah yang antara biaya perolehan atau nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable

value). Biaya perolehan ditentukan dengan

metode rata-rata tertimbang (weighted-average

method). Penyisihan persediaan usang dan

penurunan nilai persediaan ditetapkan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan persediaan pada akhir tahun untuk mengurangi nilai tercatat persediaan menjadi nilai realisasi bersih.

Inventories are stated at the lower of cost or net realizable value. Cost is determined by the weighted-average method. Allowance for inventory obsolescence and decline in value of inventories is provided based on a review of the inventories condition at the end of the year to reduce the carrying value of inventories to their net realizable values.

g. Aset Tetap g. Property, Plant and Equipment

Efektif 1 Januari 2008, Perusahaan menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), “Aset Tetap”, yang menggantikan PSAK No. 16 (1994), “Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain” dan PSAK No. 17 (1994), “Akuntansi Penyusutan”. Berdasarkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), suatu entitas harus memilih model biaya (cost model) atau model revaluasi (revaluation model) sebagai kebijakan akuntansi pengukuran atas aset tetap. Perusahaan telah memilih untuk menggunakan model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya. Penerapan revisi ini tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan Perusahaan.

Effective 1 January 2008, the Company applied SFAS No. 16 (Revised 2007), “Fixed Assets”, which supersedes SFAS No. 16 (1994), “Fixed Assets and Other Assets”, and SFAS No.17 (1994), “Accounting for Depreciation”. Under SFAS No. 16 (Revised 2007), an entity shall choose between the cost model or revaluation model as the accounting policy for its property, plant and equipment measurement. The Company has chosen the cost model as the accounting policy for its property, plant and equipment measurement. The adoption of this revised SFAS did not have significant effect in the Company’s financial statements.

Penyusutan terhadap aset tetap dihitung dengan metode garis lurus (straight line method), berdasarkan taksiran masa manfaat aset yang bersangkutan, seperti berikut :

Depreciation of property, plant and equipment computed using the straight-line method, over the estimated useful lives of the assets, as follows :

Tahun/Years

Bangunan dan prasarana 20 Buildings and improvements

Mesin dan peralatan 5-30 Machineries and equipments

Perabotan dan inventaris kantor 5 Furniture, fixtures and office equipments

Perabotan dan inventaris pabrik 5 Furniture, fixtures and factory equipments

Alat-alat pengangkutan 5 Transportation equipments

Beban pemeliharaan dan perbaikan rutin dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya, sedang pemugaran dan penambahan dalam jumlah yang cukup berarti, dikapitalisasi. Aset tetap tidak dipergunakan lagi atau dijual dikeluarkan dari kelompok aset tetap dan laba atau rugi yang bersangkutan diperhitungkan ke dalam perhitungan laba rugi tahun yang bersangkutan.

The cost of maintenance and repair expenses are charged to the statements of income as incurred, significant renewals and betterment are capitalized. When assets are retired or otherwise disposed off, their carrying value and related accumulated depreciation are removed from the accounts and any resulting gains or losses are reflected in the statements of income for the year.

(16)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) 2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES (Continued)

g. Aset Tetap (Lanjutan) g. Property, Plant and Equipment (Continued)

Sesuai dengan PSAK No. 47, “Akuntansi Tanah” perolehan tanah setelah tanggal 1 Januari 1999 dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan. Biaya-biaya tertentu sehubungan dengan perolehan atau perpanjangan hak pemilikan atas tanah, ditangguhkan dan diamortisasi sepanjang periode pemilikan hak atas tanah.

According to SFAS No. 47, “Accounting for Land”, the acquisition of land prospective from 1 January 1999 is stated at acquisition cost and not depreciated. Certain costs concerning acquisition or renewal of land right ownership are deferred and amortized over the term of related landright.

Berdasarkan PSAK No. 48, “Penurunan Nilai

Aset”, nilai aset ditelaah kembali atas

kemungkinan penurunan pada nilai wajarnya yang disebabkan oleh peristiwa dan/atau perubahan keadaan yang menyebabkan nilai tercatatnya mungkin tidak dapat dipulihkan. Penurunan nilai aset, jika ada, diakui sebagai beban pada usaha tahun berjalan.

In accordance with SFAS No. 48, “Impairment of Asset Values”, asset values are reviewed for any impairment and/or possible write down to fair values whenever events or changes in circumstances indicate that their carrying values may not be fully recovered. Impairment in asset value, if any, is recognized as loss in the current year operation.

Akumulasi biaya konstruksi bangunan serta pemasangan mesin dan peralatan, dikapitalisasi sebagai aset dalam penyelesaian. Biaya tersebut direklasifikasi ke akun aset tetap pada saat aset tersebut siap digunakan. Penyusutan mulai dibebankan pada tanggal yang sama.

The accumulated costs of construction of buildings and installation of machinery and equipment are capitalized as construction in progress. These costs are reclassified to property, plant and equipment account when the asset is ready to use. Depreciation is charged from such date.

h. Pinjaman h. Loans

Pada saat pengakuan awal, pinjaman diakui sebesar jumlah bersih nilai wajar setelah dikurangi biaya transaksi yang terjadi. Setelah pengakuan awal, pinjaman diakui sebesar biaya perolehan diamortisasi. Pinjaman diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek dan jangka panjang kecuali yang akan jatuh tempo dalam waktu 12 bulan setelah tanggal neraca.

Loans are recognized initially at fair value, net of transaction costs incurred. Loans are subsequently stated at amortized cost. Loans are classified under short term debts and longterm debts unless their maturities are within 12 months after the balance sheets date.

i. Hutang Usaha i. Trade Payables

Hutang usaha timbul dari pengadaan jasa dan barang dalam Perusahaan. Hutang usaha diakui sebesar nilai wajar pada saat pengakuan awalnya dan selanjutnya diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

Trade payables represents service and goods procurement in the Company. Trade payables are recognized initially at fair value and subsequently measured at amortized cost using the effective interest method.

j. Kewajiban diestimasi imbalan pasca-kerja j. Estimated liabilities for Post-employment Benefits

Imbalan kerja jangka pendek diakui pada saat terutang kepada karyawan.

Perusahaan membentuk penyisihan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan tetap sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan oleh Perusahaan sehubungan dengan imbalan pasca - kerja ini.

Short-term employee benefits are recognized when they accrued to the employees.

The Company provides provision for defined post-employment benefits to its permanent

employees in accordance with Labor Law No. 13/2003. No funding has been made to this

(17)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) 2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES (Continued)

j. Kewajiban diestimasi imbalan Pasca-kerja

(Lanjutan)

j. Estimated liabilities for Post-employment

Benefits (Continued)

Perhitungan imbalan pasca - kerja dilakukan sesuai

dengan Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan No. 24 (Revisi 2004) “Imbalan

Kerja“dengan menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10 % dari nilai kini kewajiban imbalan pasti diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diperkirakan dari para karyawan tetap. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi hak atau vested.

Jumlah yang diakui sebagai penyisihan imbalan pasca kerja di neraca merupakan nilai kini kewajiban imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian akturial yang belum diakui dan biaya jasa lalu yang belum diakui.

The cost of providing post-employment benefits is determined based on SFAS No. 24 (Revision 2004)

“Employee Benefits” and using Projected – Unit -

Credit Method. The accumulated unrecognized actuarial gains and losses that exceed 10 % of the present value of the Company’s defined benefit obligations is recognized on straight-line basis over the expected average remaining working lives of the permanent employees. Past service cost is recognized immediately to the extent that the benefits are already vested, and otherwise is amortized on straight-line basis over the average period until the benefits become vested.

The provision for post-employment benefits recognized in the balance sheets represents the present value of the defined benefit obligation, as adjusted for unrecognized actuarial gains and losses and unrecognized past service cost.

k. Agio Saham - Bersih k. Additional Paid-in Capital-Net

Merupakan selisih antara jumlah tunai bersih yang diterima dari hasil penawaran umum perdana dan penawaran umum terbatas I saham Perusahaan dengan nilai nominal saham (sebagaimana yang tercantum dalam anggaran dasar Perusahaan) setelah dikurangi dengan biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan penawaran umum perdana dan penawaran umum terbatas I saham tersebut.

Represents the differences between the proceeds from Company’s initial public offering and rights issued of shares with the shares at par value (as stated in the Company's articles of association), net off the expenses incurred in connection with the initial public offering and rights issued of shares.

l. Pengakuan Pendapatan dan Beban l. Revenue and Expenses Recognition

Pendapatan dari penjualan diakui pada saat penyerahan barang kepada pelanggan. Beban diakui pada saat terjadinya (basis akrual).

Revenue from sales is recognized when the goods are delivered to the customers. Expenses are recognized when incurred (accrual basis).

m. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing m. Foreign Currency Transactions and Balances

Transaksi dalam mata uang asing dicatat dalam Rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah untuk mencerminkan kurs tengah terakhir yang dipublikasikan oleh Bank lndonesia pada tahun yang bersangkutan. Laba atau rugi kurs yang terjadi, dikreditkan atau dibebankan pada operasi tahun berjalan.

Pada tanggal 30 Juni 2011 dan 2010, nilai tukar mata uang asing yang digunakan berdasarkan rata-rata kurs beli dan jual uang kertas asing dan/atau nilai tukar transaksi Bank Indonesia, masing-masing pada tanggal 30 Juni 2011 dan 2010, adalah sebagai berikut:

Transactions involving foreign currencies are recorded in Rupiah amounts at the rates of exchange prevailing at the time the transactions are made. At balance sheets date, monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies are converted to Rupiah to reflect the last published prevailing rate of exchange by Bank lndonesia for the year. Any resulting gains or losses are credited or charged to operations of the current year.

On 30 June 2011 and 2010, the rates of exchange used, were computed by taking the average of the last published buying and selling rates for bank notes and/or transaction exchange rate by Bank Indonesia, as of 30 June 2011 and 2010, respectively, are as follows:

Referensi

Dokumen terkait

Dari gambar 4.35-4.66, menunjukkan Deviasi Kecepatan (  ) dan sudut rotor masing-masing generator untuk kondisi N-1 ketika terjadi gangguan dalam hal ini diberi gangguan

Alat ini dapat dipasang (preliminary cleaners) gas dari sistem penanganan debu yang ada. Alat ini dapat dipasang sejumlah tray pada tiap sisi chamber untuk

Sikap dan Persepsi masyarakat terhadap kegiatan sosialisasi menunjukkan 100% memahami isi materi, demontrasi pengolahan gula aren cetak inovasi 60% memahami dan

Bagi seseorang wanita yang memasuki masa menopause, dukungan dari orang terdekat seperti dukungan dari suami adalah hal yang penting karena akan menentukan atau

Dari beberapa hasil wawancara yang telah dilakukan dalam penelitian ini sesuai dengan teori yang menjelaskan bahwa Penggajian, sistem penilaian, pelatihan, seleksi, desain

Untuk mengetahui hubungan antara kebutuhan pelatihan K3 dengan peningkatan performa K3 pada sumber daya manusia maka penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan

46 Body Care Bayi Tempat kapas Tempat kapas ini berguna untuk menaruh kapas dan air matang yang akan digunakan untuk..

Hasil analisis menunjukkan bahwa perusahaan pelanggar perjanjian utang melakukan manajemen laba dengan cara meningkatkan jumlah akrual diskresioner sebelum perioda