,ffi
PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA
NOMOR
7'I
IAHUN
2OO9TENTANG
PENGELOLAAN BIAYA PENCATATAN NIKAH DAN RUJUK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,
bahwa untuk kelancaran pengelolaan Biaya Pencatatan Nikah dan
Rujuk dilingkungan Departemen Agama, perlu meninjau kembali
Peraturan Menteri
Agama Nomor
43
Tahun 2006
tentang Pengelolaan Biaya Pencatatan Nikah dan Rujuk;bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada
huruf
a
perlu menetapkaryPdraturan Menteri Agama
tentang Pengelolaan Biaya Pencatatan Nikah dan Rujuk;Undang-Undang
Nomor
20
Tahun 1997 tentang
PenerimaanNegara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik
IndonesiaTahun
1997 Nomor43,
Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 3687);Undang-Undang Nomor
17
Tahun 2003
tentang
KeuanganNegara (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun
2003Nomor
47,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4286),Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun
2OO4Nomor
5,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4355);Undang-Undang
Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik lndonesiaTahun 2004
Nomor66,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);Peraturan Pemerintah Nomor
22Tahun
1997 tentang Jenis danPenyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3694);
Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penggunaan Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Bersumber
dari
KegiatanTertentu
(LembaranNegara
Republik IndonesiaTahun
1999 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3871);Menimbang
'. a.Mengingat
:
1. b. 2. 3. 4. 5, 6.7.
Peraturan ...7.
Peraturan Pemerintah Nomor47
Tahun 2004 tentang Tarif AtasJenis
Penerimaan Negara Bukan
pajak yang
Berlaku
padaDepartemen Agama (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun
2044
Nomor
149,
Tambahan Lembaran
Negara
Republik lndonesia Nomor 4455):8.
Keputusan Presiden Nunep72
Tahun 2004 tentang perubahanftas
Keputusan
presiden Nomor
42
Tahun
z6oz
tentangPedoman Pelaksanaan
Anggaran
pendapatan
dan
Belanji
Negara;9.
Keputusan Presiden Nomor8s
rahun
2002 tentang perubahanAtas
Keputusan
presiden Nomor
49
rahun
z6oz
tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,susunan organisasi
dan TataKerji
Instansi Vertikal Departemen Agama;10. Peraturan Presiden Nomor
20 Tahun
200g tentang perubahan KeempatAtas
Peraturan presiden Nomor 9 Tahun 200s tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,susunan
organisasi dan TataKerji
Kementerian Negara Republik lndonesia;
I
L
KeputusanMenteri_xeuang$
Nomor 33g/KMK.0 61200l tentanglzin
PenggunaanSebagian Dana penerimaan Negara Bukai
fajak
Yang Bersumber Dari pelayanan Jasa Nikah Dan Ruluk dan Pelayanan Jasa Peradilan Agama pada Departemen Agama;12.
Keputusan Menteri Agama Nomor
517
Tahun 2001
tentangPenataan Organisasi Kantor Urusan Agama Kecamatan;
13.
Keputusan Menteri Agama Nomor
490
Tahun 2003
tentangPerubahan
Atas
Keputusan MenteriAgama
Nomor 373 Tahun 2_002tentang organisasi
dan Tata
Kerja
Kantor
wilayah
Departemen Agama Kabupaten/Kota ;14. Peraturan Menteri Keuangan
Nomor
134/pMK.06l2oos tentangPedoman
Pembayaran
Dalam
pelaksanaan
AnggaranPendapatan dan Belanja Negara;
15. Peraturan
Menteri Keuangan Nomor
73lpMK.o6/2009 tentangTata Cara
Penatausahaan
dan
penyusunan
LaporanPertanggungjawaban Bendahara Kementrian Negara/temoaga /Kantor/Satuan Kerja;
16.
Peraturan
Direktur
Jenderal
perbendaharaan Nomor
per-661PB,12005 tentang Mekanisme pelaksanaan pembayaran Atas
Beban Anggaran Pendapatan dan
Belanja
Negara;17.
Peraturan Menteri
Agama
Nomor
2
Tahun
2oo7
tentangPerubahan Atas Peraturan Menteri Agama Nomor 2 tahun 2006
tentang
Mekanisme Pelaksanaan pembayaran
Atas
BebanAnggaran Pendapatan
dan
Belanja
Negara
di
Lingkungan Departemen Agama;l8.Peraturan
Menteri
Agama
Nomor
3
Tahun 2006
tentang Organisasi dan tata Kerja Departemen Agama.1.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan: PERATURAN MENTERI
AGAMA
TENTANG
PENGELOLAAN BIAYA PENCATATAN NIKAH DAN RUJUK.BAB
lrKETENTUAN UMUM Pasal 1
Dalam Peraturan
iniyang
dimaksud dengan:Biaya
Pencatatan Nikahdan
Rujuk untuk selanjutnyadisebut
Biaya NR adalah penerimaan negara bukan pajak (PNBP) yang berasaldari
biaya yang dipungut dari masyarakat atas pencatatan peristiwa nikah dan rujuk.Calon pengantin yang
selanjutnyadisebut Catin adalah pria
atau wanita yangmelaksanakan pernikahan dan/atau rujuk.
Bendahara Penerimaan adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, menyetorkan, menatausahakan d a n mempertanggungjawabkan uang pendapatan
negara dalam rangka pelaksanaan APBN pa$a Kantor/satuan kerja.
Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan,
membayarkan, menatausahakan
dan
mempertanggungjawabkanuang
untukkeperluan
belanja negara dalam rangka pelaksanaan APBN pada kantor/satuankerja.
Bendahara pembantu penerimaan/ pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk
menerima, menyimpan, menyetorkan, membayarkan,
menatausahakan danmempertanggungjawabkan uang pendapatan negara dalam rangka pelaksanaan APBN pada KUA.
Bank/Pos Persepsi adalah bank dan/atau kantor pos dan giro yang ditunjuk oleh
Menteri Keuangan untuk menerima setoran penerimaan negara.
Surat Setoran Bukan Pajak selanjutnya
disebut SSBP
adalah bukti setor yang digunakan oleh Wajib Setor untuk membayarbiaya
NR ke Rekening Kas Negara yang telah mendapatkan pengesahan Banl</Pos operasional.Sekretaris Jenderal adalah Sekretaris Jenderal Departemen Agama.
Direktur Jenderal
adalah
Direktur
Jenderal
Bimbingan Masyarakat
lslam Departemen Agama.Kanwil Depag adalah Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi.
Kandepag adalah Kantor Departemen Agama tingkat Kabupaten/Kota.
Seksi
adalah unit
kerjadi
lingkungan Kandepag yang menangani tugas Urusan Agama lslam.Kantor
Urusan
Agama
Kecamatan, selanjutnya
disingkat
KUA
adalah
unit pelaksana teknis Urusan Agama lslamdiwilayah
kecamatan.Daftar lsian Pelaksanaan Anggaran, selanjutnya disingkat DIPA, adalah dokumen
yang disahkan oleh Menteri Keuangan
yang
berada pada Kantor Dep. Agama yangdidalamnya memuat antara lain target pendapatan dan target pengeluaran sebagai dasar melaksanakan pencairan penggunaan kembali biaya NR.
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. '14. 15. Kantor
(1) (2) (3) (1) (2) (3)
15.
Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara, selanjutnyadisebut KppN,
adalah instansivertikal
Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya bertindak selaku Kuasa BendahaiaUhum
Negara.BAB\\
PENERIMAAN DAN PEruYETONAru
Pasal
2Catin membayar
Biaya
NRkepada
Bendahara penerima pada Kandepag melalui Bendahara Pembantu pada KUA.Bendahara Pembantu pada KUA
wajib
menyetorkan dana tersebutke
RekeningBendahara Penerimaan pada Kandepag paling lambat 5 hari kerja setelah tangga-l
penerimaan
kepada Bendahara penerimaan pada Kandepag.Bendahara
Pembantupada KUA wajib
membukukandan
melaporkan realisasi Penerimaan Biaya NR ke Bendahara Penerimaan pada Kandepag setiap bulan.Pasal
3
1'Bendahara Penerimaan pada Kandepag membuka Rekening penampungan Biaya
NR.
Bendahara
Penerimaan
pada Kandepag wajib menyetorkan dana sebagaimana dimaksud dalam Pasal3 ayat(2)
ke rekening Kas Negara pada Banl</pos Fersepsipada wilayah
hukumnya,paling lambat
1
(satu)
haii
setelah
penerimaan danadimaksud
dari
Bendahara Pembantupada KUA dengan
menggunakan blankossBP
sesuai dengan mekanisme penyetoranpNBp
yang berlaku.Bendahara Penerimaan Kandepag wajib mencatat, membukukan dalam Buku Kas
Umum dan Buku
Bank
atas realisasi penerimaanpNBp-NR
pada Kandepag.BAB
IIIPENYUSUNAN DOKUMEN ANGGARAN (RKA.KL/DIPA) Pasal 4
(1)
Biaya
NR
dikelola dalam sistem Anggaran Pendapatan
dan
Belanja Negara(APBN) yang
dimuat datam
RKA-KUD|pA Kandepag.(2)
Target penerimaandan
pengeluaran PNBP-NR diajukan oleh Kepala Kandepagkepada Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama dalam bentuk proposal
yan!
dilampiri dengan realisasi penerimaan serta Rencana PenggunaanDana
pNBp:
NR yang dituangkan dalam format RKA-KL, sesuai denganladwal
dan
ketentuan yang berlaku.(3)
Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama mengajukan usulan target penerimaandan pengeluaran
PNBP-NRdari
masing-masing Kandepag dalJm wilayahnya,kepada
Sekretaris Jenderal Departemen Agamacq. Kepali
Biro Keuangan cianBMN,
dalam
bentuk proposal
yang
dilampiri rencana
penerimain
dan Penggunaan Dana PNBP-NR yang dituangkan dalam formatnfn-Xl
dari setiap Kandepag, sesuai dengan jadwaldan
ketentuan yang berlaku.(4) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (1) (2) b. c. d.
Sekretaris
Jenderal
DepartemenAgama mengajukan target
penerimaan danpengeluaran
PNBP-NR kepada Direktorat Jenderal Anggaran
Departemen Keuangan untuk mendapatkan persetujuan Pagu Anggaran yang bersumber dariPNBP-NR.
BAB
F/PENGGUNAAN BIAYA NR
Pasal
5PNBP-NR dapat
digunakan
sesuai dengan ijin penggunaannya untuk membiayai kegiatan-kegiatanyang termasuk dalam kelompok Belanja Pegawai,
BelanjaBarang, Belanja
Modaldan
Belanja Bantuandengan
Mata Anggaran Keluaran (MAK) sesuai dengan Bagan Akun Standar (BAS).Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1)
adalah kegiatan yang berkaitan dengan substansi PNBP-NR meliputi :a.
peningkatan SDM dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan NR kepada masyarakat;pelayanan dan bimbingan di bidang perkawhan
serta
penegakan hukum;investasi yang berkaitan dengan kegiat*n NR;
pemeliharaan, perbaikan kantor, gedung dan inventaris lainnya yang berkaitan dengan pelayanan NR;dan
operasional
perkantoran dalam rangka
meningkatkan pelayananNR
serta transport Penghulu,pegawai
dan Pembantu Pegawai Pencatat Nikah (P3N);Penggunaan PNBP-NR
dalam
kegiatan sebagaimana dimaksud padaayat
(2)dituangkan dalam RKA-KL dengan porsi sebagai berikut:
a.
Kandepag Kab/Kota sebesar 20 o/o dari Pagu Pengeluaran;b.
KUA sebesar 80 o/o dari Pagu Pengeluaran.Kepala Kandepag memiliki kewenangan
untuk
mengalokasikan penggunaan PNBP-NR sebagaimana dimaksud pada ayat (2),dengan mempertimbangkan skalaprioritas kegiatan pada KUA.
Dalam pelaksanaan penggunaan PNBP-NR, KUA membuka rekening pada Bank Pemerintah terdekat.
Pelaksanaan penggunaan PNBP-NR pada
Kandepag
menggunakan mekanisme pencairan sesuai dengan ketentuan perbendaharaan.BAB V PENCAIRAN
Pasal 6
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) mengajukan SPP kepada Pejabat PenerbitSPM
di
Kandepag dengan melampirkan
SSBP
yang
sudah
mendapatkan
bukti pengesahan dariBank/Pos
Persepsi.Pejabat Penerbit
SPM Kandepag
mengajukanSPM
kepada KPPN setempat,sesuai dengan ketentuan
perbendaharaandengan
melampirkan SSBP
yang sudah mendapatkan pengesahan dari BanUPos Persepsi.e.
BAB VI
PENATAUSAHAAN DAN LAPORAN KEUANGAN Pasal 7
(1)
Bendahara Penerimaan
dan
Bendahara
Pengeluaran
pada
Kandepag wajib menatausahakandokumen
pengelolaanbiaya
NR sebagai
pertanggunjawaban sesuai denganketentuan.
)(2)
Kuasa Pengguna Anggaran wajib melakukan pemeriksaan pembukuan Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran pada Kandepag sesuaidengan ketentuanyang berlaku.
(3)
Kepala
KUA wajib
melakukan pemeriksaan pembukuan Bendahara Pembantu Penerimaan dan Pengeluaran pada KUA sesuai dengan ketentuan yang berlaku.(4)
Kepala
KUA wajib
menyampaikan
laporan
realisasi
penerimaan
dan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan yang bersumber dari PNBP-NR kepadaKepala Kandepag pada tanggal 5 setiap bulan.
(5)
Kepala
Kandepag
wajib
menyampaikan
laporan
realisasi penerimaan
dan pertanggungjawaban pelaksanaan DIPA yang bersumber dari PNBP NR kepada Kepala Kanwil Dep. Agama pada tanggal10
setiap bulan.(6)
Kepala Kanwil Dep. Agama wajib menyampalRan laporan realisasi penerimaan dan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan yang bersumber dari PNBP-NR kepadaSekretaris Jenderal
c.q
Kepala Biro Keuangandan
BMN pada tanggal 15 setiapbulan.
(7)
Dalamhal
tanggal sebagaimana dimaksud pada ayat (4), ayat (5), dan ayat (6),adalah hari libur maka laporan
disampaikanpada hari kerja
setelahhari
libur tersebut.Pasal 8
Bendahara penerimaan Kandepag wajib menyampaikan bukti setor (SSBP)kepada
petugas Sistem Akuntansi
Keuangan(SAK) Unit Akuntansi Kuasa
PenggunaAnggaran (UAKPA)
Kandepaguntuk
dilakukan perekaman pada Aplikasi SAK sebagai penerimaan PNBP NR Departemen Agama.Bendahara Pengeluaran pada
Kandepagwajib membuat dan
menyampaikan laporan real isasi anggaran yang bersumber dari PN BP-N R berdasarkan SP2D yangditerbitkan oleh
KPPN
kepada Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran Kantor Wilayah Dep. Agama.Laporan keuangan
yang
berkaitan dengan pelaksanaan anggaran dilaksanakan sesuai dengan Sistem Akuntansi Instansi dan ketentuan lain yang berlaku.BAB VII
xETeTTUAN
PERALIHAN Pasal 9Realisasi penerimaan Biaya NR yang diterima
di
Kantor Wilayah Departemen Agama dan belum dicairkan sampai akhir tahun anggaran 2008 merupakan bagian realisasi penerimaan Biaya NR tahun anggaran berkenaan dan dapat digunakan untuk membiayai kegiatan pada DIPA Kandepag tahun anggaran 2009.(1)
(z',)
(3)
(1)
(2)
(3)
(1)
(2)
Penggunaan kembali realisasi penerimaan Biaya NR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan setelah Kantor Wilayah Departemen Agama melaksanakan verifikasi
dan
rekonsiliasi dengan Kantor Departemen Agama dan di sahkan olehKPPN Pembayar sebagai dasar untuk perhitungan realisasi
pendapatan dan penggunaan dana PNBP dalam DIPA Kandepag tahun 2009.Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksangan Peraturan MenteriAgama ini, diatur
dengan Peraturan Direktur Jenderal
Bimbingan Masyarakatlslam
Departemen Agama dan Direktur Jenderal Perbendaharaan Departemen Keuangan baik secara bersama-sama maupun secarasendiri-sendiri
menurut bidang tugasnya masing-masing.BAB VII
KETENTUAN PENUTUP Pasal 10
Pada
saat
Peraturan Menteri Agama ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Agama Nomor43 Tahun
2006 tentang Pengelolaan Biaya Pencatatan Nikahdan
Rujuk dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditebpk'an.
Ditetapkan di Jakarta
pada
tanggal
13
Mei
2OO9MENT REPUBLIK INDONESIA,
BASYU