PEMBERIAN LAYANAN INFORMASI SEBAGAI TINDAKAN PREVENTIF
TERHADAP KENAKALAN REMAJA MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR
PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER 1 TAHUN 2015/2016
SMP NEGERI 1 POGALAN
Oleh:
Sri Oetaminingjatik SMP Negeri 1 Pogalan
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemberian layanan informasi sebagai tindakan
preventif terhadap kenakalan remaja menggunakan media gambar pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Pogalan semester 1 tahun 2015/2016. Populasi penelitian adalah siswa kelas VIII Smp Negeri Pogalan yang berjumlah 164 siswa. Jumlah siswa yang bermasalah adalah 18 siswa dari keseluruhan populasi. Untuk itu sampel dalam penelitian ini adalah 18 siswa kelas VIII semester I tahun 2016/2017. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diketahui bahwa dengan pemebrian layanan infromasi dengan media gambar mampu mengatasi kenakalan remaja yang dil-akukan oleh konseli dengan memberikan pengarahan dan penyadaran diri atas apa yang telah di-perbuat siswa, agar mereka paham bahwa persebut tidak memberikan manfaat dan dampak positif bagi dirinya, mengarahkan kepada siswa agar menggunakan waktu luang dengan perbuatan yang positif dengan cara mengikuti ekstrakurikuler yang telah disediakan sekolah, mendengarkan kelu-han-keluhan siswa dan bersama-sama mencari pemecahannya, melakukan komunikais dengan orang tua mellaui home visit dan alternatif terakhir, pemberian hukuman. Hukuman ditentukan oleh siswa itu sendiri.
Kata Kunci: Layanan Informasi, Kenakalan Remaja, Media Gambar
Berbicara mengenai remaja terutama berkai-tan dengan masalah kenakalan adalah meru-pakan masalah yang dirasakan sangatlah penting dan menarik untuk dibahas karena seseoarang yang namanya remaja yang merupakan bagian dari generasi muda ada-lah asset Negara serta agama. Untuk mewujudkan semuanya dan demi kejayaan bangsa dan Negara serta agama kita ini, maka sudah barang tentu menjadi kewajiban dan tugas kita semua baik orang tua, pen-didik (konselor), dan pemerintah untuk mempersiapkan generasi muda menjadi generasi yang tangguh dan berwawasan atau berpengetahuan yang luas dengan cara membimbing dan menjadikan mereka semua menjadi warga negara yang baik dan ber-tanggung jawab secara moral.
Namun demikian, pendidikan yang berlangsung selama ini masih dianggap ku-rang bermakna bagi pengembangan pribadi dan watak peserta didik, hal ini dibuktikan dengan banyaknya kasus-kasus sosial ke-masyarakatan yang terjadi cenderung mem-bahayakan kepentingan bersama dan kurang memiliki kepekaan yang cukup untuk mem-bina toleransi dalam kondisi masyarakat yang kian majemuk dengan berbagai macam kepentingannya. Akhirnya tidak sedikit para remaja yang terjerumus ke hal-hal yang bertentangan dengan nilai-nilai moral, nor-ma aganor-ma, nornor-ma sosial serta nornor-ma hidup di masyarakat. Oleh karena itu, remaja akan cenderung melakukan tindakan yang tidak pantas.
Adapun bentuk-bentuk kenakalan yang biasanya dilakukan siswa di sekolah,
dalam hal ini Zakiyah Daradjat menyatakan “di Negara kita persoalan ini sangat menarik perhatian, kita dengar anak belasan tahun berbuat jahat, mengganggu ketentraman umum misalnya: mabuk-mabukan, kebut-kebutan, dan main-main dengan wanita”.
Adapun gejala-gejala kenakalan rema-ja atau siswa yang dilakukan di sekolah jenisnya bermacam-macam. Dan bisa digo-longkan dengan kenakalan ringan. Adapun bentuk dan jenis kenakalan ringan adalah tidak patuh kepada orang tua atau konselor, lari atau bolos dari sekolah, sering berkelahi, dan cara berpakaian yang tidak sopan.
Meskipun kenakalan yang terjadi da-lam bentuk kenakalan yang ringan hal itu sudah menimbulkan persoalan yang kurang baik terhadap orang lain maupun dirinya sendiri. Remaja tidak sama satu dengan yang lain, baik dalam sifat maupun kemam-puannya. Ada remaja yang sanggup menga-tasi persoalan tanpa bantuan pihak lain, tetapi tidak sedikit manusia yang tidak mampu mengatasi persoalan bila tidak dibantu oleh orang lain. Khususnya bagi yang terakhir inilah bimbingan dan konsel-ing di sekolah sangat diperlukan.
Kegiatan pendidikan di sekolah, sam-pai saat ini masih merupakan wahana sentral dalam mengatasi berbagai bentuk kenakalan remaja yang terjadi. Oleh karena itu segala apa yang terjadi dalam lingkungan luar sekolah, senantiasa mengambil tolak ukur aktivitas pendidikan dan pembelajaran sekolah.
Tugas dari seorang guru yaitu mela-kukan usaha-usaha untuk dapat menum-buhkan dan memberikan motivasi agar anak didiknya melakukan aktivitas belajar dengan baik. Sardiman (2010:86) dalam bukunya mengatakan bahwa memberikan motivasi kepada seorang siswa berarti menggerakkan
siswa untuk melakukan sesuatu atau ingin melakukan sesuatu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar menurut Chatarina (2006: 158) ada enam faktor yaitu: (1) sikap, (2) kebutuhan, (3) rangsangan, (4) afeksi, (5) kompetensi, (6) penguatan. Menurut McClelland dan Atkinson (dalam Djiwan-dono, 2008: 354), motivasi yang paling penting untuk psikologi pendidikan adalah motivasi berprestasi, dimana seseorang cenderung berjuang untuk mencapai sukses atau memilih suatu kegiatan yang berorien-tasi untuk tujuan sukses atau gagal.
Dari beberapa pengertian motivasi dan pengertian belajar maka dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar dalam penelitian ini merupakan suatu dorongan internal dan ek-sternal pada siswa-siswa yang sedang bela-jar untuk melakukan perubahan tingkah laku berdasarkan pengalaman dalam interaksinya didahului dengan tanggapan adanya tujuan untuk memperoleh kecakapan baru (infor-masi atau materi pelajaran).
Bimbingan dan konseling merupakan pelayanan bantuan yang diberikan kepada peserta didik, baik perorangan maupun ke-lompok agar siswa mampu mandiri dan berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan, minat, bakat, dan potensi mas-ing-masing peserta didik dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi, sosial, belajar, dan perencanaan karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pen-dukung. Tugas dari guru pembimbing ada-lah membantu siswa dalam mengoptimalkan perkembangan diri siswa, salah satunya di bidang belajar yang berkaitan dengan kegiatan belajar siswa di sekolah. Bimo Walgito (2004:4), mendefinisikan bahwa bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau
sekum-pulan individu dalam menghindari atau me-ngatasi kesulitan-kesulitan hidupnya, agar individu dapat mencapai kesejahteraan da-lam kehidupannya.
Oleh karena itu kedudukan konselor terutama konselor BK (bimbingan dan Kon-seling) memiliki peran yang sangat penting dalam turut serta mengatasi terjadinya kena-kalan siswanya, sebab konselor BK adalah sosok yang sangat dekat dengan siswa serta mampu memberikan motivasi-motivasi yang sangat membangun, dan mendengarkan se-mua permasalahan yang dihadapi siswa.
Siswa SMP Negeri 1 Pogalan sebagai salah satu sekolah favorit di wilayah Poga-lan tidak lepas dari permasalahan kenakaPoga-lan remaja. Dari hasil catatan buku kasus ditemukan siswa yang suka menginap di rumah tetangga sehingga sering terlambat datang sekolah, berkelahi dengan teman atar kelas, merokok, balapan motor sepulang sekolah, membolos, dan menargert uang dari temannya. Untuk itu diperlukan pem-berian layanan bimbingan konseling oleh konselor.
Menurut Abu Ahmadi (1991:1), bah-wa bimbingan adalah bantuan yang diberi-kan kepada individu (peserta didik) agar dengan potensi yang dimiliki mampu me-ngembangkan diri secara optimal dengan ja-lan memahami diri, memahami lingkungan, mengatasi hambatan guna menentukan ren-cana masa depan yang lebih baik. Hal sena-da juga dikemukakan oleh Prayitno sena-dan Er-man Amti (2004:99), Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, atau orang dewasa; agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemam-puan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana
yang ada dan dapat dikembangkan berda-sarkan norma-norma yang berlaku.
Konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka antarab dua orang dalam mana konselor melalui hubungan itu dengan kemampuan-kemam-puan khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi belajar. Dalam hal ini konseli dibantu untuk memahami diri sendiri, keadaannya sekarang, dan kemungkinan keadaannya masa depan yang dapat ia ciptakan dengan menggunakan potensi yang dimilikinya, de-mi untuk kesejahteraan pribadi maupun masyarakat. Lebih lanjut konseli dapat bela-jar bagaimana memecahkan masalah-masa-lah dan menemukan kebutuhan-kebutuhan yang akan datang. (Tolbert, dalam Prayitno 2004: 101).
Dari pengertian di atas disimpulkan bahwa pengertian bimbingan dan konsel-ing yaitu suatu bantuan yang diberikan oleh konselor kepada konseli agar konseli mam-pu menyelesaikan masalah yang dihadapi-nya dan juga mampu mengembangkan po-tensi yang dimilikinya.
Pemberian bimbingan konseling dapat dilakukan melalui layanan pemberian in-formasi. Layanan informasi adalah layanan Bimbingan dan Konseling yang memung-kinkan peserta didik (konseli) menerima dan memahami berbagai informasi (seperti in-formasi pendidikan dan inin-formasi jabatan) yang dapat digunakan sebagai bahan per-timbangan dan pengambilan keputusan un-tuk kepentingan peserta didik (konseli).
Untuk memberikan kesan yang mena-rik dan bermakna dalam pemberian layanan informasi dapat dilkaukan oleh kobnselor dengan menggunakan model layanan yang inovatif. Salah model pemberian layanan infromasi yang dilakukan oleh konselor dengan menggunakan media gambar. Media
gambar merupakan salah satu dari media pembelajaran yang paling umum dipakai dan merupakan bahasa yang umum dan dapat dimengerti dan dinikmati dimana-mana. Menurut Sadiman Arief S. (2003:21), media gambar adalah sebagai berikut. Media gambar adalah suatu gambar yang berkaitan dengan materi pelajaran yang berfungsi un-tuk menyampaikan pesan dari konselor kepada siswa. Media gambar ini dapat mem-bantu siswa untuk mengungkapkan informa-si yang terkandung dalam masalah sehingga hubungan antar komponen dalam masalah tersebut dapat terlihat dengan lebih jelas.
Mengingat betapa pentingnya peranan remaja sebagai generasi muda bagi masa depan bangsa, maka masalah tersebut men-dorong peneliti untuk melakukan penelitian terhadap remaja yang masih mempunyai status siswa. Dengan demikian peneliti dapat melihat lebih dekat terhadap ke-hidupan remaja, khususnya remaja atau siswa yang pernah atau terlibat kenakalan. METODE PENELITIAN
Adapun jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan rancangan diskriptif. Penelitian ini dapat memberikan gambaran terkait dengan upaya konselor dalam menanggulangi kenakalan remaja.
Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Studi kasus merupakan suatu pengungkapan secara rinci tentang suatu keadaan atau tempat penyim-panan dokumen maupun fakta-fakta dari suatu peristiwa tersebut. Adapun yang men-jadi studi kasus dalam penelitian ini adalah upaya konselor bimbingan konseling dalam menanggulangi kenakalan remaja siswa SMP Negeri 1 Pogalan.
Data kenakalan remaja pada catatan buku merupakan data awal penelitian, se-dangkan observasi, wawancara awal dil-akukan untuk dapat mengetahui layanan in-fromasi yang tepat untuk konseli. Dari hasil data awal, ditetapkanlah bahwa pemberian layanan informasi yang dipergunakan untuk mengatasi kenakalan remaja pada siswa ke-las VIII SMP Negeri 1 Pogalan adalah menggunakan media gambar. Secara lebih rinci prosedur penelitian tindakan untuk si-klus pertama dapat dijabarkan sebagai beri-kut: (1) Perencanan; (2) Pemberian layanan informasi; (3) Observasi; (4) Analisis
Populasi penelitian adalah siswa kelas VIII Smp Negeri Pogalan yang berjumlah 164 siswa. Jumlah siswa yang bermasalah adalah 18 siswa dari keseluruhan populasi. Untuk itu sampel dalam penelitian ini adalah 18 siswa kelas VIII semester I tahun 2016/2017. Lokasi penelitian ini adalah SMP Negeri 1 Pogalan yang beralamatkan dijalan Desa Bendorejo, Kecamatan Pogalan Kabupaten Trenggalek.
Dari data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambaran dan bukan angka-angka karena dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Sedangkan alasan peneliti memilih lokasi tersebut kerena dianggap perlu untuk upaya konselorbimbingan kon-seling dalam menanggulangi kenakalan remaja yang rata-rata dari keluarga yang ku-rang sehat. Selain itu konselorbimbingan konseling yang ada di SMP Negeri 1 Poga-lan diambil dari tenaga yang ahli dalam bi-dang BK.
Dalam penelitian kualitatif ini maka peneliti sendiri dengan bantuan orang lain sebagai alat pengumpulan data utama. Peneliti disini disebut instrumen kreatif, artinya peneliti sendiri yang harus rajin dan giat untuk menggali beberapa informasi dan
sekaligus peneliti juga sebagai pengumpul, penganalisis dan pembuat laporan peneliti-an. Dan tentu juga ditunjang dengan instru-men pelengkap seperti informan, alat-alat dan catatan lapangan. Dengan instrument yang kreatif maka sangat berperan dalam penelitian ini. Peneliti hadir dan terlibat langsung dengan membangun hubungan baik dengan civitas akademik SMP Negeri 1 Pogalan dalam rangka pengumpulan data yang diperlukan.
Yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat diperoleh. Dalam penelitian ini menggunakan sumber data, yaitu: (1) Per-son, yaitu sumber data yang bisa mem-berikan data berupa jawaban lisan melalui wawancara; (2) Place, yaitu sumber data yang menyajikan tampilan berupa keadaan diam atau bergerak; (3) Paper, yaitu sumber data yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf, angka, gambar, atau simbol-simbol lainnya. Dalam hal ini peneliti ingin mem-peroleh data berupa keadaan siswa, keadaan keluarga, struktur organisasi, dan tingkat ketidak disiplinannya siswa.
Valid tidaknya suatu data penelitian tergantung dari jenis penelitian yang digu-nakan. Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk mem-peroleh data. Penulis akan menggunakan beberapa metode pengumpulan data, antara lain Observasi (pengamatan) dan Wa-wancara (interview)
Adapun wawancara dalam penelitian ini ditujukan guna memperoleh data tentang: (1) Bentuk-bentuk kenakalan remaja yang terjadi di SMP Negeri 1 Pogalan; (2) Faktor penyebab kenakalan remaja yang terjadi di MAN Tulungagug 2; (3) Upaya konselor BK dalam menanggulangi kenakalan remaja yang terjadi di SMP Negeri 1 Pogalan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bentuk Kenakalan Remaja Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Pogalan
Sebelum melakukan layanan informasi konselor mengumpulkan data kenakalan remaja yang diperoleh dari buku kasus siswa. Adapaun kenakalan yang muncul pa-da siswa kelas VIII apa-dalah sebagaia berikut: (1) Membolos, dari observasi yang peneliti lakukan pada tanggal 3 Agustus 2015 menunjukkan bahwa salah satu bentuk pelanggaran yang dilakukan siswa SMP Negeri 1 Pogalan adalah membolos, hal ini terbukti dari daftar hadir siswa ditemukan 4 anak tidak hadir tanpa keterangan di sekolah; (2) Berpakaian tidak pantas/tidak rapi, dari observasi yang peneliti lakukan pada tanggal 5 Agustus 2015 pukul 10.00 WIB, peneliti menemukan 2 siswa yang di-anggap berpakaian tidak pantas dan diang-gap perlu ditertibkan adalah rok yang ber-belek, baju tidak dimasukkan dan baju terla-lu ketat; (3) Kurang bersikap hormat kepada guru, pada tanggal 6 Agustus 2015 bersa-maan dengan operasi dadakan dilakukan, siswa yang ditegur oleh bapak N karena berpakaian tidak pantas berbicara tidak sopan ketika melakukan pembelaan; (4) Da-tang terlambat, observasi yang peneliti lakukan pada tanggal 10 Agustus 2015, ketika peneliti sampai pada lokasi penelitian yaitu SMP Negeri 1 Pogalan kira-kira seki-tar jam 07.15 wib, peneliti melihat tiga siswa yang sedang mengisi buku poin di ru-ang BK karena terlambat; (5) Merokok, pa-da waktu tanggal 11 Agustus 2015 tepatnya hari Senin sekitar pukul 11.30 WIB. Ketika peneliti sedang melintas di depan kamar mandi putra peneliti melihat dua siswa nongkrong dan merokok di lingkungan sekolah; (6) Tidak mengikuti KBM, dari
hasil wawancara dengan wali kelas VIII SMP Negeri 1 Pogalan pada tanggal 19 Agustus 2015 tepatnya hari Rabu, diperoleh informasi bahwa anak kelas VIII yang ber-inisial BAG, GAL dan SLA. Dia sering sekali tidak mengikuti KMB, pagi ada nanti setelah istirahat sudah tidak ada lagi; (7) Berkelahi dengan teman antar kelas, pada tanggal 24 Agustus 2015, tepatnya hari Sab-tu, sepulang sekolah peneliti menemukan 3 siswanya di depan sekolah berkelahi dengan rekan antar kelas. Alasan perkelahian karena saling ejek masalah kebiasaan merokok yang dilakukan oleh temannya.
Dari tujuh bentuk kenakalan remaja yang dilakukan oleh siswa SMP Negeri 1 Pogalan tersebut rata-rata kenakalan yang bersifat ringan, normatif atau bisa dikatakan tidak melanggar hukum. Walaupun begitu, kenakalan ini harus sedini mungkin dicegah dan diatasi oleh guru BK pada khususnya dan pihak sekolah pada umumnya, dari ben-tuk kenakalan yang ringan inilah yang me-nyebabkan dan mengakibatkan bentuk ke-nakalan yang lebih berat kalau tidak sedini mungkin dicegah dan diatasi. Dari data diat-as diketahui bahwa bentuk-bentuk kenaka-lan remaja yang terjadi di SMP Negeri 1 Pogalan ini masih bersifat normatif atau rin-gan dan belum mengarah pada pelanggaran hukum. Tetapi hal ini bisa saja berubah menjadi suatu pelanggaran hukum jika me-mang pencegahan dan penanggulangannya tidak sungguh-sungguh dan sedini mungkin. Sebab Terjadinya Kenakalan Siswa SMP Negeri 1 Pogalan
Peneliti akan menguraikan sebab ter-jadinya kenakalan yang dilakukan oleh siswa SMP Negeri 1 Pogalan. Dari hasil wa-wancara dengan salah satu guru BK SMP Negeri 1 Pogalan Bapak S mengatakan:
“Latar belakang terjadinya kenakalan remaja yang dilakukan siswa SMP Negeri 1 Poga-lan ini bermacam-macam, diantaranya kare-na pengaruh kondisi keluarga yang kurang memperhatikan perkembangan anaknya ka-rena kebanyakan siswa yang nakal ditinggal mencari uang ke luar negeri, sedangkan anak dititipkan keneneknya yang sudah tua, sehingga pengawasan terhadap anak ku-rang”.
Bersama itu juga guru BK Ibu T mengatakan: “Faktor terjadinya kenakalan remaja bermacam-macam, ada yang diaki-batkan oleh sekedar keisengan karena kon-disi keluarga yang kurang harmonis, mengi-kuti trend, mencari perhatian dan pengaruh lingkungan pergaulan”.
Berbicara mengenai faktor yang me-nyebabkan terjadinya kenakalan yang dil-akukan oleh siswa memang banyak sekali ragamnya, dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan mengenai faktor yang menyebabkan terjadinya kenakalan remaja siswa SMP Negeri 1 Pogalan adalah sebagai berikut: (1) Pengaruh keluarga yang kurang harmonis; (2) Karena iseng; (3) Mencari perhatian; (4) Pengaruh teman/ lingkungan pergaulan; (5) Suasana rumah yang kurang memperhatikan perkembangan anak; (6) Kurangnya pengawasan dari orang tua
Faktor-faktor inilah yang harus dice-gah oleh pihak sekolah khususnya bantuan guru BK serta kerjasama dengan semua guru mata pelajaran guna menanggulangi kenaka-lan remaja yang terjadi di SMP Negeri 1 Pogalan.
Pelaksanaan Layanan Informasi
Pemberian layanan informasi yang pertama pada tanggal 7 September 2015. Konselor mengumpulkan semua konseli di ruang laboratorium SMP Negeri 1 Pogalan
pada pukul 11.00 WIB. Pemilihan tepat layanan konseling adalah ruang laboratori-um lebiuh luas dan tidak dipergunakan un-tuk pembelajaran.
Untuk mengawali pemberian layanan informasi kepada konseli, konselor mem-berikan salam dan mempersilahkan konseli untuk menempati tempat duduk di ruang laboratorium. Konseli dipersilahkan untuk memilh posisi tempat duduk yang nyaman. Konselor menjelaskan tujuan pertemuan yang dilakukan kepada konseli tentang pemberian bantuan layanan informasi yang dilakukan untuk membantu konseli terhadap permasalahan yang dihadapi tentang per-ilaku kenakalan remaja yang dper-ilakukan oleh konseli seperti berkelahi dengan teman. Konselor menyampaikan kepada konseli bahwa konselor berposisi sebagai teman curhat. Hal ini dilakukan agar konseli lebih terbuka terhadap permasalahan yang diha-dapi tanpa rasa takut. Untuk memecah situ-asi yang tegang, konselor memberikan satu set gambar perkelahian anak SMP. Gambar menceritakan tentang peristiwa perkelahian dan dampak yang ditimbulkan baik bagi diri sendiri, orang lain, keluarga, dan sekolah.
Konselor meminta kepada konseli un-tuk menuliskan isi hatinya setelah melihat gambar yang diberikan oleh konselor, ten-tang bagaimana perasaan konseli saat berke-lahi, bagaimana perasaan konseli setelah berkelahi, dan apa yang harus konseli lakukan setelah melihat, merasakan peristi-wa pada gambar. Setelah konseling selesai mengeluarkan semua curahan hatinya, kon-selor memotivasi konseli bahwa tindakan perkelahian akan selalu merugikan diri sendiri dan orang lain.
Pada tanggal 7 September 2015, pukul 14.00 WIB, konselor melakukan Home visit kepada konseli dengan inisial HEL.
Konse-lor disambut baik oleh orang tua dari HEL. Konselor menceritakan maksud dan tujuan kedatangannya. Dari hasil wawancara yang dilakukan diperoleh informasi bahwa orang tua tidak mengetahui perkelahian yang dil-akukan oleh anaknya. Anaknya berperilaku normal seperti biasa. Kebutuhan anak selalu dipenuhi orang tua. Hanya saja si anak ban-yak bermain HP di rumah.
Pada tanggal 8 September 2015, pukul 16.00 WIB, konselor melakukan Home visit kepada konseli dengan inisial FAI. Konselor disambut baik oleh kakak dari FAI. Konse-lor menceritakan maksud dan tujuan ked-atangannya. Dari hasil wawancara yang dil-akukan diperoleh informasi bahwa orang tua dari konseli berada di luar negeri tepatnya di Malaysia dan Arab Saudi untuk menjadi TKI. Kakak konseli tidak mengetahui perke-lahian yang dilakukan oleh adiknya. Kakkanya juga mengatakan bahwa adiknya sulit dberi tahu untuk belajar. Selalu ber-main HP dan menonton TV.
Pada tanggal 9 September 2015, pukul 15.00 WIB, konselor melakukan Home visit kepada konseli dengan inisial RIY. Konselor disambut baik oleh orang tua dari RIY. Konselor menceritakan maksud dan tujuan kedatangannya. Dari hasil wawancara yang dilakukan diperoleh informasi bahwa orang tua konseli bekerja sebagai petani. Kebu-tuhan konseli selalu dipenuhi. Ternyata kon-seli juga anak yang taat beribadah.
Pemberian layanan informasi yang kedua pada tanggal 14 September 2015. Tempat konseling tetap di ruang laboratori-um.
Untuk mengawali pemberian layanan informasi kepada konseli, konselor mem-berikan salam dan mempersilahkan konseli untuk menempati tempat duduk di ruang laboratorium. Konseli dipersilahkan untuk
memilh posisi tempat duduk yang nyaman. Konselor menjelaskan tujuan pemberian layanan informasi yang dilakukan untuk membantu konseli terhadap permasalahan yang dihadapi tentang perilaku kenakalan remaja yang dilakukan oleh konseli seperti membolos, tidak ikut KBM, dan datang ter-lambat. Konselor menyampaikan kepada konseli bahwa konselor berposisi sebagai teman curhat.
Agar situasi nyaman dan santai, pada layanan informasi kali ini konselor menggunakan LCD. Konselor menampilkan gambar tentang anak SMp yang suka mem-bolos, tidak ikut KBM, dan siswa yang da-tang terlambat. Konselor juga menampilkan akibat yang ditimbulkan dengan perilaku yang dilakukan oleh tokoh pada gambar.
Konselor meminta kepada konseli un-tuk menuliskan curahan hatinya ketika kon-seli menjadi tokoh pada gambar. Apa yang konseli rasakan, apa manfaat yang konseli rasakan serta dampak yang konseli terima dengan melakukan perilaku menyimpang tadi. Konseli juga diminta untuk menuliskan usaha yang konseli lakukan agar tidak melakukan tindakan kenakalan seperti pada tayangan slide.
Setelah konseli selesai mengeluarkan semua curahan hatinya, konselor memotiva-si konseli bahwa tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki diri. Hakikatnya semua anak adalah baik, tergantung diri sendiri mau dibawa kearah kabiakan apa ke mu-daratan.
Pada tanggal 14 September 2015, pukul 13.00 WIB, konselor melakukan home visit kepada konseli dengan inisial DHA. Konselor disambut baik oleh orang tua dari DHA. Konselor menceritakan mak-sud dan tujuan kedatangannya. Dari hasil wawancara yang dilakukan diperoleh
infor-masi bahwa orang tua tidak kalau konseli membolos. Orang tua konseli mengatakan bahwa DHA selalu berangkat pagi dan pu-lang tepat waktu. Orang tua sempat me-marahi bahkan nyaris memukul konseli. Ta-pi berhasil dilerai oleh konselor. Konselor meminta orang tua agar memperhatikan ak-tivitas konseli. Orang tua juga dapat berko-munikais dengan konselor tentang perkem-bangan perilaku konseli.
Pada tanggal 14 September 2015, pukul 16.00 WIB, Konselor melakukan home visit kepada konseli dengan inisial GAU. Konselor disambut baik oleh orang tua konseli. Konselor menceritakan maksud dan tujuan kedatangannya. Dari hasil wa-wancara yang dilakukan diperoleh informasi bahwa orang tua dari konseli tidak tahu bahwa konseli sering membolos. Konseli selalu berangkat pagi dan pulang tepat wak-tu. Ketika konseli pulang terlambat ber-alasan ada tugas kelompok. Orang tua kon-seli tampak tenang menghadapi anaknya, bahkan ayahnya membelai kepala konseli agar tidak mengulangi perbuatannya. Satu lagi yang luar biasa ketika ayahnya menga-takan kasihan ibu guru sudah sore harus meluangkan waktu agar konseli menjadi anak yang baik. Orang tua konselijuga me-minta maaf atas perilaku yang dilakukan.
Pada tanggal 15 September 2015, pukul 13.00 WIB, konselor melakukan home visit kepada konseli dengan inisial RIO. Konselor disambut baik oleh orang tua dari RIO. Konselor menceritakan maksud dan tujuan kedatangannya. Dari hasil wa-wancara yang dilakukan diperoleh informasi bahwa orang tua konseli bekerja sebagai guru. Orang tua konseli tidak mengetahui perilaku konseli yang suka membolos. Mendengar informasi dari konselor ayahnya terkejut. Karena setiap sekolah selalu
dian-tar. Ayah konseli menanyakan alasan dan tujuan konseli membolos. Konseli menja-wab ngopi di warung. Sambil menghela na-pas ayah konseli menasehati agar tidak mengulangi lagi. Orang tua juga minta maaf kepada konselor karena sudah direpotkan oleh konseli. Orang tua juga mmeinta nomor telepon konselor agar mudah memantau keberadaan konseli di sekolah.
Pada tanggal 15 September 2015, pukul 16.00 WIB, konselor melakukan home visit kepada konseli dengan inisial TAU. Konselor disambut baik oleh orang tua dari TAU. Konselor menceritakan mak-sud dan tujuan kedatangannya. Dari hasil wawancara yang dilakukan diperoleh infor-masi bahwa orang tua konseli bekerja se-bagai buruh pabrik. Orang tua konseli tidak mengetahui perilaku konseli yang suka membolos. Mendengar informasi dari kon-selor orang tuanya terkejut dan merasa ma-lu. Orang tua konseli meminta maaf atas ke-lakuan konseli. Orang tua meminta nomor telepon konselor agar mudah memantau keberadaan konseli di sekolah.
Pada tanggal 16 September 2015, pukul 13.00 WIB, konselor melakukan home visit kepada konseli dengan inisial BAG. Konselor disambut baik oleh orang tua dari BAG. Konselor menceritakan mak-sud dan tujuan kedatangannya. Dari hasil wawancara yang dilakukan diperoleh infor-masi bahwa orang tua tidak kalau konseli tidak ikut KBM. Orang tua konseli menga-takan bahwa BAG selalu pulang tepat wak-tu. Konselor meminta orang tua agar mem-perhatikan aktivitas konseli. Orang tua juga dapat berkomunikais dengan konselor ten-tang perkembangan perilaku konseli.
Pada tanggal 16 September 2015, pukul 16.00 WIB, Konselor melakukan home visit kepada konseli dengan inisial
GAL. Konselor disambut baik oleh orang tua konseli. Konselor menceritakan maksud dan tujuan kedatangannya. Dari hasil wa-wancara yang dilakukan diperoleh informasi bahwa orang tua dari konseli tidak tahu bahwa konseli tidak ikut KBM. Konseli selalu belajar setiap habis magrib. Konseli selalu berangkat pagi dan pulang tepat wak-tu. Ketika konseli pulang terlambat beralasan ada tugas kelompok. Orang tua konseli juga meminta maaf atas perilaku yang dilakukan.
Pada tanggal 17 September 2015, pukul 13.00 WIB, konselor melakukan home visit kepada konseli dengan inisial SLA. Konselor disambut baik oleh orang tua dari SLA. Konselor menceritakan maksud dan tujuan kedatangannya. Dari hasil wa-wancara yang dilakukan diperoleh informasi bahwa orang tua konseli bekerja sebagai karyawan bank. Orang tua konseli tidak mengetahui perilaku konseli yang tidak mengikut KBM. Orang tua juga minta maaf kepada konselor karena sudah direpotkan oleh konseli. Orang tua juga meminta nomor telepon konselor agar mudah memantau ak-tivitas konseli di sekolah.
Pada tanggal 17 September 2015, pukul 16.00 WIB, konselor melakukan home visit kepada konseli dengan inisial WAH. Konselor disambut baik oleh orang tua dari WAH. Konselor menceritakan mak-sud dan tujuan kedatangannya. Dari hasil wawancara yang dilakukan diperoleh infor-masi bahwa orang tua konseli bekerja se-bagai wiraswasta. Orang tua konseli tidak mengetahui perilaku konseli sering datang terlambat. Orang tua juga minta maaf kepa-da konselor karena sukepa-dah direpotkan oleh konseli. Orang tua juga meminta nomor tel-epon konselor agar mudah memantau aktivi-tas konseli di sekolah.
Pada tanggal 18 September 2015, pukul 16.00 WIB, konselor melakukan home visit kepada konseli dengan inisial REM. Konselor disambut baik oleh orang tua dari REM. Konselor menceritakan mak-sud dan tujuan kedatangannya. Dari hasil wawancara yang dilakukan diperoleh infor-masi bahwa orang tua konseli bekerja se-bagai pedagang. Orang tua konseli tidak mengetahui perilaku konseli sering datang terlambat. Hanya saja konseli memang ser-ing tidur terlalu malam dan hampir tiap hari selalu dibangunkan oleh ibunya. Orang tua juga minta maaf kepada konselor karena su-dah direpotkan oleh konseli. Orang tua juga meminta nomor telepon konselor agar mu-dah memantau aktivitas konseli di sekolah.
Pada tanggal 19 September 2015, pukul 16.00 WIB, konselor melakukan home visit kepada konseli dengan inisial SIL. Konselor disambut baik oleh orang tua dari SIL. Konselor menceritakan maksud dan tujuan kedatangannya. Dari hasil wa-wancara yang dilakukan diperoleh informasi bahwa orang tua konseli bekerja sebagai wiraswasta. Orang tua konseli tidak menge-tahui perilaku konseli sering datang terlam-bat. Orang tua juga minta maaf kepada kon-selor karena sudah direpotkan oleh konseli. Orang tua juga mmeinta nomor telepon selor agar mudah memantau aktivitas kon-seli di sekolah.
Pemberian layanan informasi yang ke-tiga pada tanggal 21 September 2015. Tem-pat konseling tetap di ruang laboratorium.
Untuk mengawali pemberian layanan informasi kepada konseli, konselor mem-berikan salam dan mempersilahkan konseli untuk menempati tempat duduk di ruang laboratorium. Konselor menjelaskan tujuan pemberian layanan informasi yang dil-akukan untuk membantu konseli terhadap
permasalahan yang dihadapi tentang per-ilaku kenakalan remaja yang dper-ilakukan oleh konseli seperti mengenakan seragam yang terlalu ketat, baju tidak dimasukkan, berkata tidak sopan kepada guru. Konselor menyampaikan kepada konseli bahwa kon-selor berposisi sebagai teman curhat.
Agar situasi nyaman dan santai, pada layanan informasi kali ini konselor menggunakan LCD. Konselor menampilkan gambar tentang anak SMP yang berpakain terlalu ketat dan berkata tidak sopan kepada guru. Konselor juga menampilkan akibat yang ditimbulkan dengan perilaku yang dil-akukan oleh tokoh pada gambar.
Konselor meminta kepada konseli un-tuk menuliskan curahan hatinya ketika kon-seli menjadi tokoh pada gambar. Apa yang konseli rasakan, apa manfaat yang konseli rasakan serta dampak yang konseli terima dengan melakukan perilaku menyimpang tadi. Konseli juga diminta untuk menuliskan usaha yang konseli lakukan agar tidak melakukan tindakan kenakalan seperti pada tayangan slide.
Setelah konseli selesai mengeluarkan semua curahan hatinya, konselor memotiva-si konseli bahwa jika ingin dihargai orang lain maka kita juga harus menghargai orang lain.
Pada tanggal 21 September 2015, pukul 14.00 WIB, konselor melakukan home visit kepada konseli dengan inisial LEO. Konselor disambut baik oleh orang tua dari LEO. Konselor menceritakan mak-sud dan tujuan kedatangannya. Dari hasil wawancara yang dilakukan diperoleh infor-masi bahwa anaknya tidak pernah minta un-tuk dibelikan seragam baru. Orang tua juga minta maaf kepada konselor karena kesibukkan membuat keripik tempe tidak sempat memperhatikan seragam konseli.
Orang tua juga mengatakan bahwa nanti konseli akan dibelikan seragam yang baru. Orang tua mengucapkan terimakasih atas perhatian pihak sekolah kepada konseli.
Pada tanggal 22 September 2015, pukul 16.00 WIB, konselor melakukan home visit kepada konseli dengan inisial MAN. Konselor disambut baik oleh orang tua konseli. Konselor menceritakan maksud dan tujuan kedatangannya. Dari hasil wa-wancara yang dilakukan diperoleh informasi bahwa orang tua kurang memperhatikan se-ragam yang dikenakan oleh konseli. Karena konseli tidak pernah mengeluh dengan sera-gam yang dikenakan. Orang tua juga minta maaf atas perilaku konseli yang telah berani berkata tidak sopan kepada guru. Orang tua juga mohon agar disampaikan permintaan maaf kepada guru yang lain. Orang tua me-ngucapkan terimakasih atas perhatian yang dierbikan oleh konselor kepada konseli.
Pada tanggal 23 September 2015, pukul 13.00 WIB, konselor melakukan home visit kepada konseli dengan inisial DEW. Konselor disambut baik oleh orang tua dari DEW. Konselor menceritakan mak-sud dan tujuan kedatangannya. Dari hasil wawancara yang dilakukan diperoleh infor-masi bahwa orang tua konseli bekerja se-bagai pengrajin alen-alen. Orang tua minta maaf karena tidak memperhatikan seragam yang dikenakan oleh konseli. Orang tua ber-janji akan membelikan seragam baru. Orang tua juga mengucapkan terimakasih atas per-hatian pihak sekolah.
Pemberian layanan informasi yang ke-empat pada tanggal 28 September 2015. Tempat konseling tetap di ruang laboratori-um.
Untuk mengawali pemberian layanan informasi kepada konseli, konselor mem-berikan salam dan mempersilahkan konseli
untuk menempati tempat duduk di ruang laboratorium. Konselor menjelaskan tujuan pemberian layanan informasi yang dil-akukan untuk membantu konseli terhadap permasalahan yang dihadapi tentang per-ilaku kenakalan remaja yang dper-ilakukan oleh konseli seperti merokok. Konselor menyam-paikan kepada konseli bahwa konselor ber-posisi sebagai teman curhat.
Agar situasi nyaman dan santai, pada layanan informasi kali ini konselor menggunakan LCD. Konselor menampilkan gambar tentang anak SMP yang merokok. Konselor juga menampilkan akibat yang ditimbulkan dengan perilaku yang dilakukan oleh tokoh pada gambar.
Konselor meminta kepada konseli un-tuk menuliskan curahan hatinya ketika kon-seli menjadi tokoh pada gambar. Apa yang konseli rasakan, apa manfaat yang konseli rasakan serta dampak yang konseli terima dengan melakukan perilaku menyimpang tadi. Konseli juga diminta untuk menuliskan usaha yang konseli lakukan agar tidak melakukan tindakan kenakalan seperti pada tayangan slide.
Setelah konseli selesai mengeluarkan semua curahan hatinya, konselor memotiva-si konseli bahwa jika ingin dihargai orang lain maka kita juga harus menghargai orang lain.
Pada tanggal 29 September 2015, pukul 14.00 WIB, konselor melakukan ho-me visit kepada konseli dengan inisial GIL. Konselor disambut baik oleh orang tua dari GIL. Konselor menceritakan maksud dan tujuan kedatangannya. Dari hasil wawancara yang dilakukan diperoleh informasi bahwa anaknya tidak pernah merokok di rumah. Ayahnya memang perokok. Orang tua juga minta maaf kepada konselor karena belum bisa mendidik anak dengan baik. Orang tua
juga mengatakan akan selalu memberi per-hatian kepada konseli. Orang tua men-gucapkan terimakasih atas perhatian pihak sekolah kepada konseli. Konselor meminta nomor telepon orang tua agar dapat mem-berikan informasi perkembangan konseli kepada orang tua.
Pada tanggal 30 September 2015, pukul 16.00 WIB, konselor melakukan ho-me visit kepada konseli dengan inisial RIA. Konselor disambut baik oleh bibi dan paman konseli. Konselor menceritakan maksud dan tujuan kedatangannya. Dari hasil wawancara yang dilakukan diperoleh informasi bahwa orang tua konseli sudah bercerai. Ibunya bekerja di hongkong. Kebutuhan konseli selalu dipenuhi. Paman dan bibi konseli minta maaf atas kebiasan keponakannya. Orang tua mengucapkan terimakasih atas perhatian yang diberikan oleh konselor kepada konseli.
Penerapan layanan informasi dengan media gambar
Konselor dalam memberikan layanan infromasi menggunakan media gambar, konseli mencurahkan isi hatinya setelah melihat gambar atau tayangan pada LCD tanpa rasa takut dan tekanan. Konselor menggunakan home visit untuk memberikan layanan informasi kepada keluarga tentang perkembangan konseli. Hal ini dilakukan untuk mendengarkan keluhan-keluhan siswa dan bersama-sama mencari pemecahannya. Dengan cara 1) Mengidentifikasi penyim-pangan tingkah laku baik verbal maupun non verbal, 2) Menskenario tingkahlaku ba-ru sama dengan saat penyimpangan tingkah laku terdahulu. 3) Menggunakan obyek ber-upa peristiwa, orang-orang, alam dalam kondisi yang sama saat penyimpangan ting-kah laku. 4) Menggugah kognitif, afektif,
dan action. 5) Meniadakan hukuman. 6) Tidak memberikan kesempatan berulangnya penyimpangan tinggkah laku.
Upaya konselor dalam mengatasi kenaka-lan remaja konseli
Tindak lanjut pemberian layanan in-formasi dengan media gambar sebagai beri-kut: (1) Memberikan pengarahan dan pen-yadaran diri atas apa yang telah diperbuat siswa, agar mereka paham bahwa perbuatan yang dilakukannya tidak memberikan man-faat dan dampak positif bagi dirinya, dil-akukan dengan cara: (a) Mengidentifikasi penyimpangan apakah termasuk dalam kat-egori hukum agama; (b) Mengingatkan kembali bahwa penyimpangan tingkah laku tidak sesuai dengan ajaran Tuhan; (c) Mere-inforcement adanya pahala bagi perubahan tingkah laku baru, adanya ampunan Tuhan dan kasih sayang Tuhan; (d) Melakukan penundaan bantuan. (2) Mengarahkan kepa-da siswa agar menggunakan waktu luang dengan perbuatan yang positif dengan cara mengikuti ekstrakurikuler yang telah dise-diakan sekolah. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk menyalurkan bakat yang dimil-iki. Selain itu kegiatan ini disediakan agar siswa mampu mengisi waktu luang diisi dengan kegiatan-kegiatan yang positif. (3) Alternatif terakhir, pemberian hukuman. Hukuman ditentukan oleh siswa itu sendiri. (4) Menyenangkan hati anak. Kebanyakan konseli yang nakal diakibatkan oleh kegeli-sahan dan kebingungan karena mereka tidak mengerti pertumbuhan yang sedang mereka lalui dan kurang adanya pengertian dari orang tua terhadap mereka. Sehingga mere-ka sangat membutuhmere-kan bimbingan yang khusus serta memberikan rasa nyaman dan aman diharapkan dari lingkungan sekolah.
Perkembangan konseli setelah dilakukan layanan informasi dengan media gambar Tabel 1 Perkembangan Konseling
No Konseli Permasalahan Konseli Hasil Layanan Informasi 1 HEL Berkelahi dengan rekan
antar kelas. Menyesali perbuatannya, perilaku di kelas baik dalam mengikuti KBM, perilaku di rumah belajar dengan tertib, frekuensi bermain sudah berkurang (setelah belajar baru bermain HP) dan beribadah meski kadang diingatkan oleh orang tua.
2 FAI Berkelahi dengan rekan
antar kelas Menyesali perbuatannya, aktif dalam kegiatan KBM, belajar dengan tertib, kebiasaan bermain HP dan menonton TV sudah berukurang 3 RIY Berkelahi dengan rekan
antar kelas Menyesali perbuatannya, tidak mau ikut-ikutan temannya nakal, belajar dengan tekun, beribadah tertib. 4 DHA Membolos Menyesali perbuatannya, tidak mau membuat orang tua malu, aktif dalam
KBM.
5 GAU Membolos Menyesali perbuatannya, aktif dalam KBM, patuh pada peraturan sekolah. 6 RIO Membolos Menyesali perbuatannya, aktif dalam KBM, patuh pada peraturan sekolah. 7 TAU Membolos Menyesali perbuatannya, aktif dalam KBM, patuh pada peraturan sekolah. 8 BAG Tidak mengikuti KBM Menyesali perbuatannya, aktif dalam KBM, patuh pada peraturan sekolah. 9 GAL Tidak mengikuti KBM Menyesali perbuatannya, aktif dalam KBM, patuh pada peraturan sekolah. 10 SLA Tidak mengikuti KBM Menyesali perbuatannya, aktif dalam KBM, patuh pada peraturan sekolah. 11 WAH Datang terlambat Menyesali perbuatannya, tidak mengulangi lagi, bangun pagi.
12 REM Datang terlambat Menyesali perbuatannya, tidak mengulangi lagi, memgurangi kebiasaan tidur larut malam, bagun pagi sendiri.
13 SIL Datang terlambat Menyesali perbuatannya, tidak mengulangi lagi, bangun pagi. 14 LEO Berpakain ketat Menyesali perbuatannya, memakai seragam yang sopan. 15 MAN Berpakaian ketat,
ber-katan tidak sopan pada guru
Menyesali perbuatannya, memakai seragam yang sopan, meminta maaf pada guru
16 DEW Berpakaian ketat Menyesali perbuatannya, memakai seragam yang sopan. 17 GIL Merokok Menyesali perbuatannya, lebih dekat dengan orang tua.
18 RIA Merokok Menyesali perbuataannya, lebih berkomunikasi dengan keluarga di rumah Dari tabel Tabel 1 dapat diketahui
bahwa dengan pemberian layanan informasi menggunakan media gambar mampu me-ngatasi kenakalan remaja yang terjadi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Pogalan dengan perubahan sikap dan perilaku kon-seli yang baik.
PENUTUP Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan bahasan dapat diketahui bahwa dengan pem-berian layanan infromasi dengan media gambar mampu mengatasi kenakalan remaja yang dilakukan oleh konseli dengan mem-berikan pengarahan dan penyadaran diri atas apa yang telah diperbuat siswa, agar mereka paham bahwa persebut tidak memberikan
manfaat dan dampak positif bagi dirinya, mengarahkan kepada siswa agar meng-gunakan waktu luang dengan perbuatan yang positif dengan cara mengikuti ekstra-kurikuler yang telah disediakan sekolah, mendengarkan keluhan-keluhan siswa dan bersama-sama mencari pemecahannya, me-lakukan komunikais dengan orang tua mel-laui home visit dan alternatif terakhir, pem-berian hukuman. Hukuman ditentukan oleh siswa itu sendiri.
Saran
Siswa diharapkan bisa mempunyai ra-sa lebih mantap terhadap sekolah lanjutan yang akan diambilnya, sehingga informasi yang negatif tentang jurusan yang diperoleh dan membikin siswa menjadi bingun bisa
teratasi dengan di berikannya layanan in-formasi karir ini. Hasil penelitian menun-jukkan bahwa pemberian layanan informasi karir berpengaruh terhadap kemantapan keputusan pengambilan jurusansiswa Kelas IX-ESMP Negeri 1 Pogalan Kabupaten Trenggalek, maka pihak sekolah dan konse-lor di SMPdapat lebih sering memberikan layanan informasi karir, utamanya yang berkaitan dengan studi lanjut ke SMA atau
SMK untuk membantu siswa yang kurang mantap dalam mengambil keputusan studi lanjut. Untuk peneliti lanjutan hendaknya mampu memperhatikan aspek metode pe-ngumpulan data semaksimal mungkin untuk menghindari subyektifitas dalam penelitian serta memperhatikan alokasi waktu yang ada dalam pemberian layanan informasi ka-rir dengan sebaik mungkin agar siswa benar-benar terbantu dan merasakan manfaatnya. DAFTAR PUSTAKA
Anni, Chatarina Tri. 2006. Psikologi Bela-jar. Semarang: UNNES Press
Ahmadi, Abu. Rohani, Ahmad.1991. Bimb-ingan dan Konseling di Sekolah. Ja-karta: Rineka Cipta.
Arief S. Sadirman. 2003. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pem-anfaatan. Jakarta: Raja Grafindo Per-sada.
Bimo, Walgito. 2004. Pengantar Psikologi Umum. Andi: Jakarta
Prayitno. 2004. Layanan Informasi. Padang: Universitas Negeri Padang.
Prayitno dan Amti, Erman.1999. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Ja-karta: Rineka Cipta.
Sardiman, A.M. 2010. Interaksi dan Moti-vasi Belajar-Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.