Laporan Keuangan Konsolidasi
Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal
31 Maret 2009 dan 2008
PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
31 MARET 2009 DAN 2008
Daftar Isi
Halaman
Neraca Konsolidasi………..………. 1-3 Laporan Laba Rugi Konsolidasi…………..……… 4 Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi...……...………... 5 Laporan Arus Kas Konsolidasi…....….…..……… 6 Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi………....………. 7-36
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
1
31 Maret (tidak diaudit)
Catatan 2009 2008
AKTIVA
AKTIVA LANCAR
Kas dan setara kas 3,23 28.046.652.363 24.057.681.922
Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sejumlah
Rp16.890.976.664 pada periode 2009 dan
Rp14.391.678.948 pada periode 2008 2c,2d,4,23
Pihak ketiga 43.351.453.007 67.088.473.065
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 5 - 2.969.260.937
Piutang lain-lain 5.136.786.950 9.335.674.491
Persediaan 2e,6,9,15 260.946.783.965 277.425.106.232
Biaya dibayar di muka dan aktiva lancar lainnya 2f 38.180.077.333 67.681.952.148
Jumlah Aktiva Lancar 375.661.753.618 448.558.148.795
AKTIVA TIDAK LANCAR
Aktiva pajak tangguhan - bersih 2n,13 49.723.524.268 27.223.709.027
Penyertaan saham - bersih 2b 785.433.000 909.433.000
Hutan tanaman industri - bersih 2g,7,15 41.736.578.806 43.873.674.025
Hutan tanaman industri
Dalam tahap pengembangan 110.253.863.931 91.531.400.512
Aktiva tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan penyisihan penurunan
nilai aset tetap sejumlah Rp1.215.323.287.013
pada periode 2009 dan Rp956.003.042.748 2h,2i,
pada periode 2008 8,9,14,15 1.303.707.455.848 1.203.861.777.861
Biaya pengelolaan hak pengusahaan hutan
- bersih 2j 41.410.011.516 41.520.149.407
Goodwill 101.223.915.757 -
Piutang karyawan 2d 324.732.923 367.659.969
Tagihan restitusi pajak penghasilan 2n,13 25.716.547.653 13.805.559.120
Aktiva tidak lancar lainnya 12.215.975.830 10.448.550.657
Jumlah Aktiva Tidak Lancar 1.687.098.039.532 1.433.541.913.578
JUMLAH AKTIVA 2.062.759.793.150 1.882.100.062.373
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
2
31 Maret (tidak diaudit) Catatan 2009 2008
KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN LANCAR
Hutang bank jangka pendek 6,8,9,23 319.245.493.309 172.239.350.000
Hutang usaha 2d,10,23
Pihak ketiga 133.559.362.559 98.877.561.896
Pihak yang mempunyai hubungan
istimewa 5 774.846.768 1.024.048.299
Hutang lain-lain 67.653.804.789 2.311.618.381
Biaya masih harus dibayar 11,23 44.595.845.517 42.120.910.662
Hutang pajak 2n,13 3.067.461.393 1.712.670.636
Kewajiban jangka panjang yang jatuh tempo
dalam satu tahun
Hutang bank 8,14,23 220.637.712.220 69.893.248.360
Pinjaman dana reboisasi 6,7,15 8.732.115.586 5.500.000.000
Hutang sewa guna usaha 2i,8,23 81.669.328.359 45.994.863.990
Jumlah Kewajiban Lancar 879.935.970.500 439.674.272.224
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR
Kewajiban pajak tangguhan - bersih 2n,13 - 1.014.317.073
Hutang pihak yang mempunyai
hubungan istimewa 2d,5 798.170.400 798.170.000
Kewajiban diestimasi atas imbalan
kerja karyawan 2o,12 22.858.968.064 16.574.093.815
Kewajiban jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun
Hutang bank 8,14,23 679.801.103.505 526.881.721.814
Pinjaman dana reboisasi 6, 7,15 - 5.982.115.586
Hutang sewa guna usaha 2i,8,23 95.763.518.002 106.241.511.952
Kredit yang ditangguhkan atas
pinjaman yang direstrukturisasi - bersih 14 129.870.205.703 148.734.380.658
Jumlah Kewajiban Tidak Lancar 929.091.965.674 806.226.310.898
JUMLAH KEWAJIBAN 1.809.027.936.174 1.245.900.583.122
HAK MINORITAS ATAS AKTIVA BERSIH
ANAK PERUSAHAAN 2b 53.386.324.405 40.800.705.534
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
3
(Dinyatakan dalam Rupiah)
31 Maret (tidak diaudit) Catatan 2009 2008
EKUITAS
Modal saham - nilai nominal Rp1.000 per saham
Modal dasar - 3.000.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh - 1.236.022.143 saham pada periode 2009
dan 1.234.762.143 saham pada periode 2008 1b,14,16 1.236.022.143.000 1.234.762.143.000
Agio saham 1b,16 293.000.000.000 293.000.000.000
Selisih penilaian kembali
aktiva tetap - 102.617.878.164
Saldo laba (defisit)
Ditentukan penggunaannya 1.000.000.000 1.000.000.000
Belum ditentukan penggunaannya (1.329.676.610.429) (1.035.981.247.447)
Ekuitas - Bersih 200.345.532.571 595.398.773.717
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 2.062.759.793.150 1.882.100.062.373
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
4
31 Maret (tidak diaudit) Catatan 2009 2008
PENDAPATAN USAHA 2d,2l,5,18 175.517.945.911 301.703.687.428
BEBAN POKOK PENDAPATAN 2d,2k,5,6,19 192.076.233.329 277.517.656.713
LABA (RUGI) KOTOR (16.558.287.417) 24.186.030.715
BEBAN USAHA 2d,8,20
Penjualan 8.105.969.791 12.748.481.539
Umum dan administrasi 12.794.838.467 9.537.190.430
Jumlah Beban Usaha 20.900.808.258 22.285.671.969
LABA (RUGI) USAHA (37.459.095.675) 1.900.358.746
PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN
Penghasilan bunga 33.498.018 263.438.319
Laba (Rugi) selisih kurs - bersih 2m (79.544.012.726) 18.280.800.876
Beban keuangan 9,14,21 (13.901.224.244) (14.035.780.200)
Laba penjualan aktiva tetap 8 11.652.915.922 -
Penghasilan (beban) lain-lain - bersih (8.640.699.641) (3.088.645.990)
Penghasilan (Beban) Lain-lain - Bersih (90.399.522.670) 1.419.813.004
LABA (RUGI) SEBELUM MANFAAT (BEBAN) PAJAK
PENGHASILAN BADAN (127.858.618.345) 3.320.171.751 MANFAAT (BEBAN) PAJAK
PENGHASILAN BADAN
Tangguhan 2n,13 7.564.709.121 7.784.366.470
Manfaat pajak penghasilan 7.564.709.121 7.784.366.470
LABA (RUGI) SEBELUM HAK PEMEGANG SAHAM MINORITAS ATAS BAGIAN LABA (RUGI) BERSIH
ANAK PERUSAHAAN (120.293.909.224) 11.104.538.221
HAK PEMEGANG SAHAM MINORITAS ATAS BAGIAN LABA (RUGI) BERSIH
ANAK PERUSAHAAN (4.311.201.503) (1.939.090.189)
LABA (RUGI) BERSIH (124.605.110.727) 9.165.448.032
C a ta ta n a ta s La po ra n K e ua nga n K o n s o lida s i me rupa ka n ba gia n y a ng t ida k t e rp is a h ka n da ri la po ra n ke ua nga n ko ns o lida s i s e c a ra ke s e lur uha n. 5 PT SU M A L IN D O L EST A R I J A YA T b k D A N A N A K PE R U S A H A A N L A P O RA N P E RUBA HA N E KUI T A S KO NS O L ID A S I T iga bu la n y a ng be ra k h ir pa da t a ngga l 3 1 M a re t 2 0 0 9 da n 2008 (D isaj ikan d a la m Ru p iah , kecu al i d in yat akan l a in ) S e lisih N ila i T rans ak s i S a ld o Laba ( A k u m u la s i Defi s it) M o dal S a ham S e lisih P e n ila ia n R e s tr u k tur is as i D item p atk a n da n Ke m b a li Ak tiv a E n ti tas D itentuk an B e lu m D itentuk an Ek u ita s Catatan Di s e tor P e nuh A g io S aham Te ta p S epengendal i P e nggunaanny a P e nggunaanny a Be rs ih - B e rs ih 1.228.465.988. 000 293.000.000.000 102.617.878.164 - 1.000. 000.000 ( 1 .045.146.695.479) ( 1 .044.1 46.695.479) 57 9.937.170.685 ahan a ra n 1b,16 6.296.155.0 0 0 - - - - - - 2.121.500.000 - - - - - 9.165.448.032 9.165.448.032 9.165.448.032 1.234.762.143. 000 293.000.000.000 102.617.878.164 - 1.000.000.000 (1 .035.981.247.446) ( 1 .034.981.247.446) 59 5.398.773.717 1.236.022.143. 000 293.000.000.000 - - 1.000.000.000 ( 1 .205.071.499.701) ( 1 .204.071.499. 701) 32 4.950.643.299 - - - - (124 .605 .110 .727) ( 124 .605 .110 .727 ) ( 12 4 .605 .110 .727 ) 1.236.022.143. 000 293.000.000.000 - - 1.000.000.000 (1 .329.676.610.429) ( 1 .329.676.610.429) 20 0.345.532.570
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
6
31 Maret (tidak diaudit) Catatan 2009 2008
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan kas dari pelanggan 196.287.421.745 304.432.712.182
Pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan (161.154.700.670) (252.294.685.187)
Kas yang dihasilkan dari aktivitas operasi 35.132.721.076 52.138.026.995
Penerimaan aktivitas operasi lainnya-bersih 9.051.171.549 263.438.319
Pembayaran beban keuangan (9.930.426.050) (17.459.288.038)
Pembayaran untuk beban usaha (19.652.741.537) (22.285.671.969)
Penerimaan (Pembayaran ) untuk pajak penghasilan
dan pertambahan nilai - 7.801.417.910
Penerimaan (Pengembalian) uang muka penjualan Log 2.987.450.000 -
Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi 11.646.773.057 33.901.116.392
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Hasil penjualan aktiva tetap 12.008.350.000 -
Perolehan HTI dalam pengembangan (3.195.937.623) (7.589.932.596) Perolehan aktiva tetap 8 (3.482.773.545) (41.888.867.031)
Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi 5.329.638.833 (49.478.799.627)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Penerimaan hasil perdagangan waran 16 - 6.296.155.000
Pembayaran cicilan pokok hutang bank 14 (10.517.237.409) (17.471.773.773)
Pembayaran hutang sewa guna usaha (3.363.072.702) (17.187.203.087)
Pembayaran hutang Dana Reboisasi 15 - (2.750.000.000)
Penerimaan pinjaman hutang bank - 5.189.724.020
Kas Bersih Dari Aktivitas Pendanaan (13.880.310.110) (25.923.097.840)
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS 3.096.101.779 (41.500.781.075)
KAS AWAL PERIODE 24.950.550.585 65.558.462.997
KAS AKHIR PERIODE 3 28.046.652.363 24.057.681.922
7
1. U M U M
a. Pendirian Perusahaan dan Informasi Umum
PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk ( “ Perusahaan ” ) didirikan di Republik Indonesia berdasarkan akta notaris Ny. Rukmasanti Hardjasatya, S.H., No. 10 tanggal 14 April 1980, yang kemudian diubah dengan akta No. 1 tanggal 3 Juni 1980 dari notaris yang sama. Akta pendirian dan perubahannya tersebut disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. Y.A.5/303/16 tanggal 18 Juni 1980 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 89 Tambahan No. 855 tanggal 4 November 1980. Status Perusahaan kemudian diubah menjadi perusahaan yang didirikan dalam rangka Undang-undang No. 6 tahun 1968, (yang kemudian diubah dengan Undang-undang No. 12 tahun 1970), tentang Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) berdasarkan akta No. 13 tanggal 14 Juli 1980 oleh notaris yang sama dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. Y.A.5/255/12 tanggal 19 Mei 1981, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 99 Tambahan No. 984 tanggal 11 Desember 1981. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir sebagaimana termuat dalam akta No. 67 tanggal 28 Mei 2008 yang dibuat dihadapan notaris Benny Kristianto, S.H., yang antara lain, mengenai peningkatan modal dasar Perusahaan dari Rp1.800.000.000.000 yang terbagi menjadi 1.800.000.000 saham dengan nilai nominal Rp1.000 per saham menjadi Rp3.000.000.000.000, yang terbagi atas 3.000.000.000 saham dengan nilai nominal per saham yang sama dan perubahan anggaran dasar Perusahaan untuk disesuaikan dengan Undang-undang Republik Indonesia No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Perubahan ini telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan Surat Keputusan No. AHU-76787.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 23 Oktober 2008.
Ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama bergerak dalam bidang industri pengolahan kayu terpadu; mendirikan dan menjalankan perusahaan dalam bidang pengembangan/ eksploitasi hasil Hutan Alam dan Hutan Tanaman serta usaha penebangan dan pengangkutan kayu; serta perdagangan impor/ekspor dan lokal. Pada saat ini, Perusahaan bergerak dalam kegiatan-kegiatan usaha tersebut. Perusahaan memulai kegiatan-kegiatan komersialnya sejak tahun 1983. Kantor pusat Perusahaan terletak di Menara Bank Danamon, Lantai 19, Jl. Prof. Dr. Satrio Kav. E IV/6, Mega Kuningan, Jakarta dan kantor pusat operasional dan pabriknya berlokasi di Kalimantan
Timur.
Dengan persetujuan yang diperoleh dari pemegang saham Perusahaan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 29 Desember 1997, Perusahaan dan PT Suryaraya Wahana (SRW ) menandatangani perjanjian penggabungan usaha, yang telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. C2-13.570.HT.01.04.TH.97 tanggal 29 Desember 1997 dan telah memperoleh persetujuan dari Badan Koordinasi Penanaman Modal dengan surat persetujuan No. 225/III/PMDN/1998 tanggal 15 Juli 1998. SRW menggabungkan usahanya dalam Perusahaan efektif pada tanggal 6 Mei 1998.
Dengan persetujuan yang diperoleh dari pemegang saham Perusahaan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 8 November 2000, Perusahaan dan PT Nityasa Mandiri, Anak perusahaan yang dimiliki seluruhnya, menandatangani perjanjian penggabungan usaha pada tanggal 9 November 2000, yang telah didaftarkan pada Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan telah mendapat pengesahan dari Badan Penanaman Modal dan Pembinaan Badan Usaha Milik Negara melalui surat persetujuan No.275/III/PMDN/2000 tanggal 1 Desember 2000. Selanjutnya, PT Nityasa Mandiri menggabungkan usahanya ke dalam Perusahaan efektif pada tanggal 1 Desember 2000.
8
1. U M U M (lanjutan)
a. Pendirian Perusahaan dan Informasi Umum (lanjutan)
Pada tanggal 31 Maret 2009, luas areal Hak Pengusahaan Hutan (HPH) Grup adalah 804.786 hektar, yang terletak di wilayah Propinsi Kalimantan Timur. Rincian luas areal HPH tersebut adalah sebagai berikut (tidak diaudit):
Sisa hutan No. dan Tanggal Luas Masa Sisa manfaat yang belum Surat Keputusan (SK) HPH (Hektar) (Tahun) (Tahun) dikelola (Hektar)
Unit HPH II
SK No. 365/Kpts-II/1993, Tanggal 17 Juli 1993 (Perubahan); SK No. 823/Kpts-II/1999,
Tanggal 1 Oktober 1999 (Pengukuhan batas temu gelang areal HPH)
SK no.400/Menhut II/2004 Tanggal
18 Oktober 2004 267.600 45 42 178.469
Unit HPH IV
SK No. 497/Kpts-II/1992,
Tanggal 1 Juni 1992 (Perubahan) 100.000 20 1 27.046
Unit HPH V SK No. 236/Kpts-II/1998, Tanggal 27 Februari 1998 59.066 20 9 17.351 Jumlah 426.666 222.866 Anak Perusahaan
PT Karya Wijaya Sukses SK No. 192/Menhut-II/2006,
Tanggal 24 Mei 2006 (Perubahan) 22.320 20 12 3/4 8.759 PT Essam Timber SK No. 633/Kpts-II/1992 Tanggal 22 Juni 1992 355.800 20 3 3/4 348.648 804.786 580.273
Pada bulan Mei 2006, PT Karya Wijaya Sukses, Anak perusahaan telah memperoleh izin usaha untuk areal HPH di Kalimantan Timur sesuai dengan Keputusan Menteri Kehutanan SK No. 192/Menhut-II/2006, tanggal 24 Mei 2006. Sesuai dengan keputusan tersebut, masa berlaku HPH
adalah 20 tahun dengan luas area sebesar 22.320 Ha.
Pada bulan Juni 2008, Perusahaan efektif mengakuisisi 99,99% saham PT Essam Timber (Essam) dari PT Bina Nusa Lestari, Yayasan Adi Upaya dan Koperasi Perumahan Wanabakti Nusantara, pihak ketiga. Essam bergerak dibidang pengusahaan hutan memiliki SK HPH No. 633/Kpts-II/1992. Masa berlaku HPH adalah 20 tahun dengan luas area sebesar 355.800 Ha. Akuisisi saham tersebut telah disetujui Menteri Kehutanan melalui surat No. S.69/Menhut- VI/2008 tanggal 18 Februari 2008.
9
1. U M U M (lanjutan)
b. Penawaran Umum Efek Perusahaan
Pada tahun 1994, Perusahaan telah menawarkan 25.000.000 saham dengan nilai nominal Rp1.000 per saham kepada masyarakat dan dicatatkan di Bursa Efek Jakarta. Pada saat yang sama, Perusahaan juga melakukan pencatatan di Bursa Efek Jakarta atas 100.000.000 saham dengan nilai nominal per saham yang sama, yang sebelumnya telah dikeluarkan oleh Perusahaan kepada para pemegang saham Perusahaan.
Dengan persetujuan yang diperoleh dari para pemegang saham Perusahaan pada tahun 1997, Perusahaan melakukan Penawaran Umum Terbatas I kepada Para Pemegang Saham dalam Rangka Penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu pada tanggal 27 Februari 1998 sejumlah 343.750.000 saham dengan nilai nominal Rp1.000 per saham, dimana setiap pemegang empat (4) saham mempunyai hak untuk membeli sebelas (11) saham baru dengan harga penawaran Rp1.000 per saham.
Dengan persetujuan yang diperoleh dari para pemegang saham, pada tahun 2006 dan 2005 Perusahaan melakukan peningkatan modal ditempatkan dan disetor melalui konversi hutang menjadi modal masing-masing sebanyak 92.950.040 saham dan 58.854.017 saham. Perubahan ini telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia melalui suratnya masing- masing No. C-17151 HT.01.04.TH.2006, No. C-34316.HT.01.04.TH.2005 tanggal 23 Desember 2005, dan No. C-08257.HT. 01.04.TH.2005 tanggal 29 Maret 2005.
Dengan persetujuan yang diperoleh dari para pemegang saham Perusahaan, pada tanggal 26 Juni 2006, melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa, Perusahaan melakukan Penawaran Umum Terbatas II dan penerbitan W aran Seri I masing-masing dengan jumlah yang sama yaitu sebanyak 155.713.448 kepada para pemegang saham dengan nilai nominal Rp1.000 per saham, dimana setiap pemegang enam (6) saham mempunyai hak untuk membeli satu (1) saham baru dan memperoleh satu (1) Waran Seri I dengan harga penawaran Rp1.000 per saham.
Pengeluaran saham dan penerbitan Waran Seri I tersebut telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia melalui suratnya masing-masing No. W7- HT.01.04-855 tanggal 18 September 2006. Pengeluaran saham-saham baru dan penerbitan Waran Seri I tersebut telah dicatatkan di Bursa pada tanggal 10 Juli 2006. Hasil Penawaran Umum Terbatas sejumlah Rp155 miliar bersih setelah biaya penerbitan saham sebesar Rp3 miliar.
Sehubungan dengan persetujuan para pemegang saham pada tanggal 26 Juni 2006, maka sampai dengan tanggal 7 Desember 2007, Perusahaan melakukan penerbitan saham baru sejumlah 138.471.854 saham dengan nilai nominal Rp1.000 per saham yang berasal dari konversi Waran Seri I yang menyertai Penawaran Umum Terbatas II seperti yang disebutkan di atas. Sebagian besar peningkatan modal ditempatkan dan disetor berasal dari konversi Waran tersebut di atas telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia melalui suratnya No. W7-HT.01.04-10041 tanggal 9 Juli 2007 dan No. AHU- 76787.AH.01.02 tanggal 23 Oktober 2008.
Sehubungan dengan persetujuan para pemegang saham pada tanggal 26 Juni 2006, maka selama tahun 2008, Perusahaan melakukan penerbitan saham baru sejumlah 7.556.155 saham dengan nilai nominal Rp1.000 per saham yang berasal dari konversi Waran Seri I yang menyertai Penawaran Umum Terbatas II seperti yang disebutkan di atas. Peningkatan modal ditempatkan dan disetor berasal dari konversi Waran tersebut telah dilaporkan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan bukti pelaporan nomor kendali: 598995 tanggal 16 April 2009 dan sesuai dengan surat keterangan notaris Benny Kristianto SH. Melalui surat No. 141/BK/V/2009 tanggal 1 Mei 2009.
10
1. U M U M (lanjutan)
c. Struktur Perusahaan dan Anak Perusahaan
Pada tanggal 31 Maret 2009 dan 2008, Perusahaan mempunyai Anak perusahaan sebagai berikut:
Jumlah Aktiva -
Sebelum Eliminasi
(dalam Jutaan Rupiah)
Tempat Pusat Persentase ______________ ___________
Anak Perusahaan Kegiatan Pokok Operasional Pemilikan (%) 2009 2008
PT Inti Prona (1) Pengusahaan hutan Riau 99,00 519 24
PT Nityasa Prima (2) - Kalimantan Timur 99,90 6.058 20.886
PT Sumalindo Hutani Jaya (3) Pengembangan hutan
tanaman industri Kalimantan Timur 60,00 61.684 56.775
PT Karya Wijaya Sukses (4) Pengusahaan hutan Kalimantan Timur 98,00 2.418 4.749
PT Kalimantan Powerindo (5)
Pembangkit Listrik Kalimantan Timur 99,99 216.149 291.189
PT Sumalindo Mitra Resindo Perekat Kalimantan Timur 60,00 163.522 86.855
PT Essam Timber Pengusahaan hutan Kalimantan Timur 99,99 102.628 -
PT Sumalindo Alam Lestari Pengembangan hutan Kalimantan Timur 99,98 5.125 125
tanaman industri
PT Wana Kaltim Lestari Pengembangan hutan Kalimantan Timur 99,18 250 -
tanaman industri
(1) Anak perusahaan tidak aktif sejak tahun 2001 setelah hak pengusahaan hutan habis masa berlakunya dan tidak diperpanjang lagi.
(2) Perusahaan yang belum beroperasi, memiliki aset beberapa bidang tanah. (3) beroperasi secara komersial sejak tahun 2000
(4) memiliki izin HPH.
(5) beroperasi secara komersial sejak tahun 2007. PT Essam Timber
Pada tanggal 12 Juni 2008, Perusahaan mengakuisisi 99,99% saham PT Essam Timber (Essam) dari PT Bina Nusa Lestari, Yayasan Adi Upaya dan Koperasi Perumahan Wanabakti Nusantara, pihak ketiga. Essam bergerak dalam bidang pengusahaan hutan alam. Rincian atas transaksi akuisisi tersebut adalah sebagai berikut:
Harga perolehan 25.000.000.000
Nilai wajar aktiva bersih yang diakuisisi (93.738.127.086)
Selisih lebih biaya akuisisi diatas nilai
wajar aktiva bersih investasi 118.738.127.086
PT Wana Kaltim Lestari
Pada tanggal 23 Juli 2008, Perusahaan melalui PT Sumalindo Alam Lestari, Anak perusahaan, mengakuisisi 99,20% saham PT Wana Kaltim Lestari (WKL) dari Tn. Sanjaya Dharmawan, Ny. Lina Hartanti and Tn. Yendy Taniwijaya, pihak ketiga. Proses akuisisi ini berlaku efektif pada tanggal 6 Agustus 2008 (pernyataan efektif). WKL bergerak dalam bidang pengusahaan hutan tanaman industri. Rincian atas transaksi akuisisi tersebut adalah sebagai berikut:
Harga perolehan 5.000.000.000
Nilai wajar aktiva bersih yang diakuisisi (250.000.000)
Selisih lebih biaya akuisisi diatas nilai
wajar aktiva bersih investasi 4.750.000.000
d. Dewan Komisaris dan Direksi, dan Karyawan
Pada tanggal 31 Maret 2008, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan adalah sebagai berikut:
Komisaris Direksi
Ambran Sunarko - Presiden Komisaris Amir Sunarko - Presiden Direktur Kadaryanto - Komisaris David - Wakil Presiden Direktur Setiawan Herliantosaputro - Komisaris Lee Yuen Chak - Direktur
Harbrinderjit Singh Dillon - Komisaris Independen Husni Heron - Komisaris Independen
11
1. U M U M (lanjutan)
d. Dewan Komisaris dan Direksi, dan Karyawan -Lanjutan
Gaji dan kesejahteraan lainnya yang dibayarkan kepada Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan adalah sekitar Rp2,4 miliar dan Rp2,6 miliar masing-masing pada periode 2009 dan 2008. Pada tanggal 31 Maret 2009 dan 2008, Grup mempunyai karyawan tetap masing-masing sekitar 2.711 orang dan 2.966 orang.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI
a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi dan praktik yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), dan peraturan dan pedoman yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM – LK).
Laporan keuangan konsolidasi disusun berdasarkan konsep akrual, kecuali laporan arus kas, dan konsep biaya historis, kecuali untuk aktiva tetap tertentu yang dicatat dengan nilai setelah penilaian kembali, persediaan yang dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih dan penyertaan dalam bentuk saham tertentu yang dicatat berdasarkan metode ekuitas.
Laporan arus kas konsolidasi telah disajikan dengan menggunakan metode langsung yang mengklasifikasikan penerimaan dan pembayaran kas ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
Mata uang pelaporan dan fungsional yang digunakan oleh Perusahaan dan Anak perusahaan adalah Rupiah.
b. Prinsip-prinsip Konsolidasi dan Penggabungan Usaha
Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan dan Anak perusahaan (bersama-sama untuk selanjutnya disebut sebagai “Grup”) yang dimiliki lebih dari 50%.
Selisih lebih yang tidak teridentifikasi antara biaya perolehan dan nilai buku aktiva bersih anak perusahaan yang diakuisisi dicatat sebagai “Selisih Lebih Biaya Perolehan Saham di atas Nilai Buku Aktiva Bersih Anak Perusahaan” dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus.
Bagian proporsional dari pemegang saham minoritas atas aktiva bersih Anak perusahaan yang tidak dimiliki sepenuhnya disajikan sebagai “Hak Minoritas atas Aktiva Bersih Anak Perusahaan” pada neraca konsolidasi.
Seluruh saldo akun dan transaksi yang signifikan antar perusahaan yang dikonsolidasi telah dieliminasi.
Penyertaan saham Perusahaan dengan persentase pemilikan paling sedikit 20% tetapi tidak lebih dari 50% dicatat dengan metode ekuitas. Berdasarkan metode ekuitas, biaya perolehan penyertaan saham ditambah atau dikurangi dengan bagian laba atau rugi bersih dari perusahaan asosiasi tersebut serta dikurangi penerimaan dividen kas sejak tanggal akuisisi. Bagian laba atau rugi bersih disesuaikan dengan amortisasi secara garis lurus, selama 20 tahun, atas selisih antara biaya perolehan penyertaan saham dengan bagian proporsional Grup atas nilai buku aktiva bersih pada tanggal akuisisi.
12
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) c. Penyisihan Piutang Ragu-ragu
Penyisihan piutang ragu-ragu ditentukan berdasarkan hasil penelaahan berkala terhadap keadaan akun piutang masing-masing pelanggan pada akhir tahun.
d. Transaksi dengan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Grup melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, sebagaimana didefinisikan dalam PSAK No. 7, “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai
Hubungan Istimewa”. Transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan
istimewa, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasi.
e. Persediaan
Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih. Biaya perolehan ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata tertimbang untuk kayu bulat dan barang jadi, serta metode rata-rata bergerak untuk bahan pembantu, suku cadang dan perlengkapan. Pembelian dengan syarat penyerahan “FOB Shipping Point”, dimana barang belum diterima sampai dengan tanggal neraca, dicatat sebagai “Barang Dalam Perjalanan”.
Nilai realisasi bersih adalah taksiran harga jual dalam kegiatan usaha normal setelah dikurangi dengan taksiran biaya penyelesaian dan taksiran biaya yang diperlukan untuk melakukan penjualan.
f. Biaya Dibayar di Muka
Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya.
g. Hutan Tanaman Industri
Biaya-biaya sehubungan dengan kegiatan pengembangan hutan tanaman industri (HTI) yang meliputi biaya perencanaan, penanaman, pemeliharaan, pembinaan dan pengamanan HTI dalam daur pertama untuk setiap areal penanaman (lokasi) berbeda sampai dengan adanya pohon siap ditebang dikapitalisasi dan disajikan dalam neraca sebagai “Hutan Tanaman Industri dalam Pengembangan”, kecuali beban umum dan administrasi yang tidak berkaitan dengan kegiatan penanaman, pemeliharaan dan pembinaan HTI dibebankan sebagai beban umum dan administrasi pada laporan laba rugi tahun berjalan.
Pada saat areal HTI tersebut menghasilkan/ siap ditebang, akumulasi biaya HTI dalam Pengembangan untuk areal penanaman (lokasi) dimana tersedia pohon siap tebang/menghasilkan dipindahkan ke akun “Hutan Tanaman Industri” dan diamortisasi berdasarkan sisa masa manfaat hak pengusahaan HTI dengan menggunakan metode garis lurus.
h. Aktiva Tetap
Sebelum tanggal 1 Januari 2008, aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan (kecuali aset tetap tertentu yang telah dinilai kembali pada tahun 2005 berdasarkan peraturan pemerintah) dikurangi akumulasi penyusutan (kecuali tanah yang tidak disusutkan). Selisih penilaian kembali aset tetap disajikan sebagai bagian dari ekuitas dalam neraca.
13
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) h. Aktiva Tetap (lanjutan)
Efektif tanggal 1 Januari 2008, Grup menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), “ Aset Tetap ” , yang menggantikan PSAK No. 16 (1994), “ Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain ” dan PSAK No. 17 (1994), “ Akuntansi Penyusutan ” . Perusahaan telah melakukan revaluasi aset tetap sebelum penerapan PSAK No. 16 (Revisi 2007) dan memilih model biaya, maka nilai revaluasi aset tetap tersebut dianggap sebagai biaya perolehan (deemed cost) dan biaya perolehan tersebut adalah nilai pada saat PSAK 16 (Revisi 2007) diterbitkan. Seluruh saldo selisih penilaian kembali aset tetap yang masih dimiliki pada saat penerapan pertama kali PSAK No. 16 (Revisi 2007) yang disajikan sebagai bagian dari ekuitas dalam neraca telah direklasifikasi ke akumulasi defisit pada tahun 2008 (Catatan 30).
Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria untuk diakui sebagai bagian dari aset tetap. Sebaliknya, pada saat inspeksi utama dilakukan, biaya itu diakui ke dalam jumlah tercatat (“ carrying amount ”) aset tetap sebagai penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan diakui dalam laba rugi saat terjadinya.
Penyusutan dihitung dengan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aktiva tetap sebagai berikut:
Tahun
Bangunan, jalan dan jembatan 20
Mesin, alat-alat berat dan peralatan bengkel 3 - 20
Kendaraan, peralatan dan perabot kantor 4 – 5
Komponen aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dimasukkan dalam laba rugi pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.
Hak atas tanah berupa “ Hak Guna Bangunan ” tidak disusutkan, kecuali hak atas tanah yang diperoleh sebelum tahun 1993, yang disusutkan selama 20 tahun.
Sesuai dengan PSAK No. 47, “ Akuntansi Tanah ” , semua biaya yang terjadi sehubungan dengan perolehan hak atas tanah ditangguhkan dan disajikan secara terpisah dari biaya perolehan hak atas tanah. Beban tangguhan tersebut, yang meliputi antara lain, biaya perizinan, biaya notaris, pajak dan biaya lainnya yang berhubungan dengan hal tersebut, diamortisasi selama masa manfaat hak atas tanah yang bersangkutan.
Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing akun aset tetap yang bersangkutan pada saat aset tersebut selesai dikerjakan dan siap digunakan.
Sesuai dengan PSAK No. 48, “ Penurunan Nilai Aktiva ” , mengharuskan nilai aktiva ditelaah
kembali secara berkala atas kemungkinan penurunan pada nilai yang disebabkan oleh peristiwa atau indikasi perubahan keadaan yang menyebabkan nilai tercatatnya mungkin tidak dapat terpulihkan.
Beban penyusutan atas aset tetap peralatan berat yang dipergunakan untuk pembangunan jalan utama dan cabang dan jembatan di areal Hak Pengusahaan Hutan dikapitalisasi ke dalam aset dalam penyelesaian atas jalan dan jembatan tersebut.
14
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) i. Sewa
Sebelum tanggal 1 Januari 2008, transaksi sewa guna usaha diakui dengan menggunakan metode capital lease jika memenuhi seluruh kriteria sebagai berikut:
1. Lessee memiliki hak opsi untuk membeli aktiva yang disewagunausahakan pada akhir masa sewa guna usaha dengan harga yang telah disetujui bersama pada saat dimulainya perjanjian sewa guna usaha.
2. Seluruh pembayaran berkala yang dilakukan oleh lessee ditambah dengan nilai sisa mencakup pengembalian biaya perolehan barang modal yang disewagunausahakan serta bunganya, merupakan keuntungan lessor (full payout lease).
3. Masa sewa guna usaha minimum 2 (dua) tahun.
Transaksi sewa yang tidak memenuhi salah satu kriteria tersebut di atas dibukukan dengan menggunakan metode sewa menyewa biasa (operating lease method) dan pembayaran sewa diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi dengan dasar garis lurus selama masa sewa guna usaha.
Efektif tanggal 1 Januari 2008, PSAK No. 30 (Revisi 2007), “ Sewa ” menggantikan PSAK No. 30 (1990), ” Akuntansi Sewa Guna Usaha ”
Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), penentuan apakah suatu perjanjian merupakan
perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung sewa didasarkan atas substansi perjanjian pada tanggal awal sewa dan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset dan perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tersebut. Menurut PSAK revisi ini, sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset, diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Selanjutnya, suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi, jika sewa tidak mengalihkan secara substantial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset.
Penerapan PSAK revisi ini tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laporan
keuangan konsolidasi Grup untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2007.
j. Biaya Pengelolaan Hak Pengusahaan Hutan
Biaya/iuran yang terjadi untuk memperoleh Hak Pengusahaan Hutan (HPH), seperti iuran HPH, analisis mengenai dampak lingkungan, foto udara dan rencana karya pengusahaan hutan, ditangguhkan dan diamortisasi selama sisa masa manfaat masing-masing HPH tersebut dengan menggunakan metode garis lurus selama jangka waktu HPH.
k. Kapitalisasi Biaya Pinjaman
Sesuai dengan PSAK No. 26 yang telah direvisi mengenai “Biaya Pinjaman”, beban bunga, selisih
kurs dan beban lainnya yang terjadi akibat transaksi pinjaman yang digunakan untuk membiayai pembangunan aktiva tetap dikapitalisasi. Kapitalisasi atas biaya pinjaman ini sampai dengan pembangunan tersebut selesai dikerjakan dan aktiva tersebut siap untuk digunakan.
15
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) l. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Pendapatan diakui pada saat penyerahan barang sesuai dengan perjanjian penjualan umumnya adalah sebagai berikut:
a. dari penjualan ekspor yang menggunakan syarat “FOB Shipping Point” diakui pada saat penyerahan barang di atas kapal di pelabuhan pengiriman.
b. dari penjualan lokal diakui pada saat penyerahan barang kepada pelanggan. Beban diakui pada saat terjadinya.
m. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing
Transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan nilai tukar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia pada hari terakhir transaksi perbankan pada tahun tersebut dan laba atau rugi selisih kurs yang terjadi dikreditkan atau dibebankan pada operasi tahun berjalan.
Pada tanggal 31 Maret 2009 dan 2008, nilai tukar yang digunakan masing-masing adalah Rp11.575 dan Rp9.217 untuk US$1, yang dihitung berdasarkan rata-rata kurs jual dan beli untuk uang kertas asing dan/atau kurs transaksi Bank Indonesia pada tanggal 31 Maret 2009 dan 2008.
n. Perpajakan
Beban pajak kini ditetapkan berdasarkan taksiran pendapatan kena pajak tahun berjalan. Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara aktiva dan kewajiban keuangan untuk tujuan komersial dan untuk tujuan perpajakan setiap tanggal pelaporan. Manfaat pajak di masa mendatang, seperti nilai terbawa atas saldo rugi fiskal yang belum digunakan, juga diakui sejauh realisasi atas manfaat pajak tersebut dimungkinkan.
Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan diukur pada tarif pajak yang diharapkan akan digunakan pada periode ketika aktiva direalisasi atau ketika kewajiban dilunasi berdasarkan tarif pajak (dan peraturan perpajakan) yang berlaku atau secara substansial telah diberlakukan pada tanggal neraca.Perubahan terhadap kewajiban perpajakan diakui pada saat surat Ketetapan Pajak (SKP) diterima atau jika Perusahaan mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan.
o. Dana Pensiun dan Kewajiban Diestimasi atas Imbalan Kerja Karyawan
Grup mengakui penyisihan imbalan kerja karyawan berdasarkan Undang-undang No. 13 tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003. Penyisihan tersebut diestimasikan berdasarkan PSAK No. 24 (Revisi 2004) sehubungan imbalan kerja karyawan dengan menggunakan metode “Projected Unit Credit” yang dihitung oleh aktuaris independen dan perhitungan internal.
Laba dan rugi aktuaris diakui sebagai pendapatan atau beban pada saat akumulasi bersih dari laba dan rugi aktuaris yang belum diakui untuk masing-masing rencana pada akhir pelaporan tahun sebelumnya melebihi 10% dari nilai kini kewajiban manfaat pasti pada saat itu.
Anak perusahaan memiliki program pensiun iuran pasti untuk seluruh karyawan tetap yang memenuhi syarat. Program tersebut dikelola oleh DPLK Manulife Indonesia. Tingkat iurannya sebesar 9% ditanggung oleh Anak perusahaan.
16
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) p. Akuntansi Restrukturisasi Hutang Bermasalah
Restrukturisasi pinjaman bermasalah dicatat sesuai dengan PSAK No. 54, “ Akuntansi Restrukturisasi Hutang Piutang Bermasalah” Sesuai dengan PSAK No. 54, keuntungan restrukturisasi pinjaman diakui apabila nilai tercatat hutang, setelah diperhitungkan dengan penyelesaian pinjaman, yang antara lain, melalui penerbitan saham Perusahaan, lebih besar dari jumlah pembayaran kas masa depan yang ditetapkan dalam persyaratan pinjaman, tanpa memperhitungkan nilai tunainya. Seluruh biaya langsung yang timbul dalam restrukturisasi pinjaman bermasalah dikurangkan dalam perhitungan keuntungan restrukturisasi pinjaman.
q. Informasi Segmen
Segmen merupakan komponen Grup yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa (segmen usaha), atau menghasilkan produk atau jasa dalam suatu lingkungan ekonomi tertentu (segmen geografis).
Segmen usaha menghasilkan produk atau jasa yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen usaha lain. Segmen geografis menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomis tertentu dan komponen tersebut memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi di lingkungan (wilayah) ekonomi lain.
Segmen pendapatan, segmen beban, segmen aktiva dan segmen kewajiban disajikan sebelum saldo dan transaksi antar Perusahaan dan Anak perusahaan dieliminasi sebagai bagian dari proses konsolidasi.
r. Biaya Emisi Saham
Biaya emisi saham dikurangkan dari tambahan modal disetor yang berasal dari emisi saham.
s. Laba (Rugi) Bersih Per Saham Dasar
Sesuai dengan PSAK No. 56, “ Laba Per Saham ” , laba (rugi) bersih per saham dasar dihitung
dengan membagi laba (rugi) bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang ditempatkan dan disetor penuh pada tahun yang bersangkutan.
t. Penggunaan Estimasi
Penyusunan laporan keuangan konsolidasi berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Karena adanya ketidakpastian yang melekat dalam penetapan estimasi, maka jumlah sesungguhnya yang akan dilaporkan di masa mendatang mungkin berbeda dari jumlah yang diestimasi tersebut.
17
3. KAS DAN SETARA KAS
Kas dan setara kas terdiri dari:
2009 2008 Kas 1.187.751.655 3.479.076.894 Bank Pihak ketiga Dalam Rupiah
PT Bank CIMB Niaga Tbk (dahulu
PT Bank Lippo Tbk) 106.157.234 748.882.391
PT Bank Mega Tbk 25.230.423 6.438.253.728
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 5.074.981.488 385.104.020
PT Bank Danamon Indonesia Tbk 382.034.834 142.108.663
PT Bank Permata Tbk 44.349.493 31.388.434
Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd 3.519.631.465 -
Lain-lain 436.100.711 1.273.082.707
Dalam Dolar AS
PT Bank CIMB Niaga Tbk (dahulu PT Bank Lippo Tbk) (US$646.660
pada periode 2009 dan US$304.110
pada periode 2008) 7.485.093.058 2.802.985.372
PT Bank Danamon Indonesia Tbk
(US$109,861 pada periode 2009
dan US$30.497 pada periode 2008) 1.271.646.862 281.093.975
PT Bank ANZ
(US$ 13.230 pada periode 2009
dan US$14.884 pada periode 2008) 153.135.925 137.182.801 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
(US$390,448 pada periode 2009 dan
US$ 553.008 pada periode 2008) 4.519.438.957 5.097.075.658 Bangkok Bank (US$5.156 pada periode
2009 dan US$350.590 pada periode 2008) 59.675.416 3.231.388.214
Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd
(US$293.736 pada periode 2009) 3.399.994.547 -
Lain-lain (US$31.723 pada periode 2009
dan US$31.724 pada periode 2008) 367.201.386 10.059.065
Sub-jumlah 26.858.900.708 20.578.605.028
Jumlah kas dan bank 28.046.652.363 24.057.681.922
18
4. PIUTANG USAHA
Piutang usaha terdiri dari:
2009 2008
Pihak ketiga
Ekspor
Dalam Dolar AS (US$4.597.059
periode 2009 dan US$4.837.519
pada periode 2008) 35.128.435.154 44.587.410.453
Lokal
Dalam Rupiah 6.905.422.358 15.271.247.931
Dalam Dolar AS (US$542.832
pada periode 2009 dan US$2.345.828
pada periode 2008) 18.208.572.159 21.621.493.629
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
PT Sumber Graha Sejahtera (US$322.150
pada periode 2008) - 2.969.260.937
Jumlah 60.242.429.671 84.449.412.950
Dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu 16.890.976.664 14.391.678.948
Jumlah piutang usaha – bersih 43.351.453.007 70.057.734.002
Rincian dari piutang usaha berdasarkan jenis mata uang dan umur piutang pada tanggal 31 Maret 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:
2009 Mata Uang Dolar AS (Ekuivalen
Rupiah dalam Rupiah) Jumlah
Belum jatuh tempo 622.937.378 17.814.847.006 18.437.784.384
Jatuh tempo:.
1 - 30 hari 278.909.966 23.140.764.066 23.419.674.032
31 - 60 hari 289.758.947 2.236.410.537 2.526.169.484
61 - 90 hari 180.636.182 29.983.253 210.619.435
Lebih dari 90 hari 5.533.179.884 10.115.002.451 15.648.182.335
Jumlah piutang usaha 6.905.422.358 53.337.007.313 60.242.429.671
19
4. PIUTANG USAHA (lanjutan)
2008 Mata Uang Dolar AS (Ekuivalen
Rupiah dalam Rupiah) Jumlah
Belum jatuh tempo - 21.904.728.489 21.904.728.489
Jatuh tempo:.
1 - 30 hari 348.180.911 38.260.456.176 38.608.637.088
31 - 60 hari - 1.907.097.550 1.907.097.550
61 - 90 hari - 1.453.373.244 1.453.373.244
Lebih dari 90 hari 14.923.067.020 5.652.509.560 20.575.576.580
Jumlah piutang usaha 15.271.247.931 69.178.165.019 84.449.412.950
Analisis atas perubahan saldo penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut:
2009 2008
Saldo awal tahun 16.181.592.284 14.391.678.948
Mutasi tahun berjalan:
Penyisihan selama periode berjalan 704.384.380 -
Saldo akhir periode 16.890.976.664 14.391.678.948
Manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu tersebut adalah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang.
Piutang tersebut di atas digunakan sebagai jaminan dengan pemindahan hak secara fidusia sehubungan dengan fasilitas Hutang bank jangka pendek (Catatan 9).
5. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA
Dalam kegiatan usaha normal, Grup melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, antara lain berupa pembelian, dan penjualan.
Sifat hubungan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa terutama adalah kesamaan pemilikan dan/atau manajemen.
Rincian saldo kewajiban dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut: Persentase terhadap jumlah aktiva (%) 2009 2008 2009 2008 Aktiva Lancar
Piutang usaha, pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 4) PT Sumber Graha Sejahtera
(US$14.996 pada periode 2008) - 2.969.260.937 - 0.16
20
5. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAKPIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA -Lanjutan Persentase terhadap jumlah kewajiban (%) 2009 2008 2009 2008 Kewajiban Lancar
Hutang Usaha, pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 10)
Hasan Holding Pte.Ltd
(US$82.641 pada periode 2008) - 761.698.299 - 0.04
PT Pelayaran Nelly Dwi Putri
(US$57.533 pada periode 2009 dan
US$28.464 pada periode 2008) 774.846.768 262.350.000 0.01 0.01
Kewajiban Tidak Lancar
Hutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa
PT Inhutani I 798.170.000 798.170.000 0,08 0,08
Seluruh hutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa tidak dibebani bunga.
6. PERSEDIAAN
Persediaan terdiri dari:
2009 2008
Kayu olahan:
Kayu lapis dan kayu lapis olahan 42.482.503.457 46.728.583.896
Papan serat berkerapatan sedang (MDF) 35.561.786.153 30.192.534.708
Kayu gergajian /woodworking products 1.022.814.527 10.738.700.951
Barang dalam proses 22.449.094.533 28.107.470.753
Kayu bulat 41.547.544.873 48.700.792.445
Resin 12.966.502.679 1.336.055.462
Batu Bara 4.245.443.680 1.252.412.977
Bahan pembantu. suku cadang dan perlengkapan 82.790.949.141 93.041.526.472
Barang dalam perjalanan 17.880.144.922 17.327.028.568
Jumlah persediaan 260.946.783.965 277.425.106.232
Jumlah persediaan – bersih 260.946.783.965 277.425.106.232
Berdasarkan hasil penelaahan terhadap nilai tercatat persediaan pada akhir tahun, manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan persediaan usang tersebut di atas adalah cukup untuk menyesuaikan nilai tercatat persediaan ke nilai realisasi bersihnya.
Persediaan tersebut di atas digunakan sebagai jaminan dengan pemindahan hak secara fidusia sehubungan dengan fasilitas Hutang bank jangka pendek dan pinjaman dana reboisasi seperti dijelaskan dalam Catatan 9 dan 15.
Persediaan tersebut telah diasuransikan terhadap risiko kerugian kebakaran dan pencurian dengan nilai pertanggungan secara keseluruhan sekitar US$17 juta pada tanggal 31 Maret 2009. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut memadai untuk menutupi kemungkinan kerugian atas risiko kebakaran dan pencurian.
21
7. HUTAN TANAMAN INDUSTRI
Akun ini merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan Perusahaan dan PT Sumalindo Hutani Jaya (SHJ) untuk mengembangkan hutan tanaman industri yang terletak di beberapa lokasi di propinsi Kalimantan Timur. Akumulasi biaya tersebut menurut lokasi adalah sebagai berikut:
Lokasi 2009 2008 Sungai Pesab 16.179.320.862 16.179.320.862 Muara Karangan 22.909.007.971 22.909.007.971 Batu Putih 19.663.525.527 19.663.525.527 Sungai Mao 5.008.163.747 5.008.163.747 Jumlah 63.760.018.107 63.760.018.107
Dipindahkan ke akun Hutan Tanaman Industri 63.760.018.107 63.760.018.107
Akumulasi amortisasi ( 22.023.439.302) ( 19.886.344.082 )
Sub-jumlah 41.736.578.806 43.873.674.025
Dikurangi penyisihan atas kerugian penurunan
nilai hutan tanaman industri - -
Hutan Tanaman Industri - Bersih 41.736.578.806 43.873.674.025
Amortisasi atas Hutan Tanaman Industri (HTI) dibebankan dalam usaha periode berjalan sebagai bagian dari beban pokok pendapatan. Sisa umur HPHTI untuk area di atas berkisar antara 29 sampai 35 tahun.
Rincian mutasi saldo dari akumulasi biaya HTI dalam pengembangan selama tiga bulan yang dikelompokkan menurut komponen kegiatan pembangunan HTI adalah sebgai berikut:
2009 2008
Saldo awal periode – hutan tanaman
Industri dalam pengembangan 107.057.926.308 83.354.944.165
Penambahan periode berjalan 3.195.937.623 8.176.456.347
Jumlah 110.253.863.931 91.531.400.512
Saldo akhir periode - hutan tanaman
industri dalam pengembangan 110.253.863.931 91.531.400.512
22
8. AKTIVA TETAP
Rincian aktiva tetap adalah sebagai berikut:
2009
Akumulasi
Nilai Tercatat Penyusutan Nilai buku
Hak atas tanah 45.789.872.204 4.171.813.022 41.618.059.182
Bangunan 207.272.887.767 64.983.604.375 142.289.283.392
Jalan dan Jembatan 376.530.705.966 149.866.718.798 226.663.987.168
Mesin. alat-alat berat dan
peralatan bengkel 1.492.215.322.616 868.438.302.625 623.777.019.991
Kendaraan 15.916.128.927 13.789.633.139 2.126.495.788
Peralatan dan perabot kantor 14.800.606.268 12.363.572.771 2.437.033.497
2.152.525.523.748 1.113.613.644.730 1.038.911.879.018
Aktiva dalam penyelesaian 78.216.492.068 - 78.216.492.068
Aktiva Sewa Guna Usaha 257.945.943.867 71.366.859.104 186.579.084.763
Total 2.488.687.959.682 1.184.980.503.834 1.303.707.455.848 2008 Akumulasi
Nilai Tercatat Penyusutan Nilai buku
Hak atas tanah 47.117.673.294 4.164.533.304 42.953.139.990
Bangunan 133.866.607.204 56.973.670.150 76.892.937.054
Jalan dan Jembatan 228.618.753.289 63.461.689.256 165.157.064.033
Mesin. alat-alat berat dan
peralatan bengkel 1.308.076.878.503 769.394.339.760 538.682.538.743
Kendaraan 14.084.883.873 12.476.620.511 1.608.263.362
Peralatan dan perabot kantor 13.390.986.248 11.398.406.681 1.992.579.567
1.745.155.782.411 917.869.259.662 827.286.522.749
Aktiva dalam penyelesaian 188.395.847.744 - 188.395.847.744
Aktiva Sewa Guna Usaha 226.313.190.454 38.133.783.086 188.179.407.368
Total 2.159.864.820.609 956.003.042.748 1.203.861.777.861
23
8. AKTIVA TETAP (lanjutan)
Alokasi pembebanan penyusutan aktiva tetap pemilikan langsung dan aktiva sewa guna usaha pada laporan laba rugi konsolidasi adalah sebagai berikut:
2009 2008
Beban pokok pendapatan 32.451.986.089 30.549.992.915
Beban penjualan (Catatan 20) 59.450.805 44.935.423
Beban umum dan administrasi (Catatan 20) 250.258.762 406.700.931
Jumlah 32.761.695.656 31.001.629.269
Jumlah penyusutan untuk aktiva tetap pemilikan langsung yang dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi untuk periode 2009 dan 2008 masing-masing adalah sebesar Rp23.041.464.988 dan
Rp21.891.407.271, sedangkan penyusutan untuk aktiva sewa guna usaha adalah sebesar Rp9.720.230.668 pada periode 2009 dan sebesar Rp9.110.221.998 pada periode 2008.
Jumlah penyusutan yang dikapitalisasi ke dalam aktiva dalam penyelesaian jalan dan jembatan dan hutan tanaman industri dalam pengembangan adalah sebesar Rp1.244.555.016 pada periode 2009 dan Rp3.138.153.333 pada periode 2008.
Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat dari seluruh aktiva tetap Grup dapat dipulihkan, sehingga tidak diperlukan adanya penurunan nilai atas aktiva tetap tersebut pada tanggal 31 Maret 2009 dan 2008.
Aktiva tetap pemilikan langsung digunakan sebagai jaminan sehubungan dengan fasilitas pinjaman seperti dijelaskan dalam Catatan 9,14 dan 15.
Aset tetap pemilikan langsung dengan nilai buku sebesar Rp1.054 miliar pada tanggal 31 Maret 2009 telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya dengan nilai pertanggungan sekitar US$160 juta dan Rp12,49 miliar. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas risiko tersebut. Bangunan, jalan dan jembatan di areal
HPH dan HTI Grup tidak diasuransikan..
Pada tanggal 31 Maret 2008, persentase penyelesaian dari aktiva dalam penyelesaian, dipandang dari sudut keuangan, adalah berkisar antara 70% sampai dengan 95%.
Hak pemilikan atas hak atas tanah Grup adalah merupakan Hak Guna Bangunan yang memiliki sisa hak secara legal berkisar antara 6 sampai dengan 23 tahun. Manajemen berpendapat bahwa hak pemilikan atas hak atas tanah tersebut dapat diperbaharui/diperpanjang pada saat jatuh tempo. Perusahaan melakukan perjanjian sewa guna usaha (meliputi hak opsi untuk membeli pada akhir masa sewa guna usaha) peralatan tertentu dengan jangka waktu sekitar dua (2) sampai empat (4) tahun. Pada tanggal 31 Maret 2009 dan 2008, pembayaran sewa minimum di masa yang
akan datang berdasarkan perjanjian sewa guna usaha tersebut adalah sebagai berikut:
2009 2008
Nilai sekarang dari pembayaran sewa minimum
di masa yang akan datang 177.432.846.362 152.236.375.942
Jatuh tempo dalam satu tahun (81.669.328.360) (45.994.863.990)
Hutang sewa guna usaha jangka panjang 95.763.518.002 106.241.511.952
24
9. HUTANG BANK JANGKA PENDEK
Rincian dari hutang bank jangka pendek adalah sebagai berikut:
2009 2008
Pinjaman dengan mata uang asing Modal kerja
PT Bank Lippo Tbk
(US$8.000.000 pada periode 2009
dan US$8.000.000 pada periode 2008) 92.600.000.000 73.736.000.000
Bangkok Bank PCL, cabang Jakarta
(US$3.000.000 pada periode 2009
dan US$2.550.000 pada periode 2008) 34.725.000.000 23.503.350.000
PT Danamon Indonesia Tbk
(US$5.600.000 pada periode 2009) 64.820.000.000 -
The Hongkong and Shanghai Banking
Corporation Ltd., Cabang Jakarta
(US$ 2.649.407) 30.666.893.548 -
Pinjaman dalam Rupiah PT Bank CIMB Niaga Tbk
(dahuluPT Bank Lippo Tbk) 75.000.000.000 75.000.000.000
Anak Perusahaan
Pinjaman dalam mata uang asing
Modal Kerja
PT Bank CIMB Niaga Tbk (dahulu
PT Bank Lippo Tbk) (US$1.426.461) 16.511.287.464 -
Pinjaman dalam Rupiah
PT Bank CIMB Niaga Tbk (dahulu
PT Bank Lippo Tbk) 4.922.312.297 -
Jumlah hutang bank jangka pendek 319.245.493.309 172.239.350.000
Pada tanggal 20 Oktober 2006, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas Pinjaman Berulang dengan Bangkok Bank PCL, Cabang Jakarta. Fasilitas pinjaman tersebut terdiri atas:
• Fasilitas “Packing Loan” dengan batas maksimum kredit sebesar US$3.000.000.
• Fasilitas “Bills Receivable under Letter of Credit” dengan batas maksimum kredit sebesar
US$1.000.000.
Pinjaman tersebut dikenakan bunga tahunan sebesar 8,5% per tahun dan dijaminkan dengan pemindahan hak secara fidusia atas aktiva tetap tertentu yang dimiliki oleh Perusahaan. Pada tanggal 31 Maret 2009 dan 2008, fasilitas kredit yang digunakan masing-masing sebesar US$3.000.000 atau setara Rupiah sebesar Rp34.725.000.000 dan US$2.550.000 atau setara Rupiah sebesar Rp23.503.350.000.
Pada tanggal 13 November 2006, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman modal kerja dari PT Bank CIMB Niaga Tbk (dahulu PT Bank Lippo Tbk) dengan batas maksimum kredit sebesar US$8.000.000. Pinjaman tersebut dikenakan bunga sebesar 10% per tahun dan telah diperpanjang sampai dengan tanggal 29 Juni 2008. Pada tanggal 31 Maret 2009 dan 2008, fasilitas pinjaman tersebut telah digunakan sepenuhnya dengan setara Rupiah masing-masing sebesar Rp92.600.000.000 dan Rp73.736.000.000.
25
9. HUTANG BANK JANGKA PENDEK - Lanjutan
Pada tanggal 19 November 2007, Perusahaan mendapat fasilitas tambahan pinjaman modal kerja dari bank yang sama dengan batas maksimum kredit sebesar Rp75.000.000.000. Fasilitas pinjaman tersebut dikenakan bunga sebesar 15% per tahun dan jatuh tempo pada tanggal 20 November 2008.
Pada tanggal 31 Maret 2008, seluruh fasilitas pinjaman modal kerja tersebut telah digunakan.
Seluruh pinjaman jangka pendek Perusahaan yang berasal dari PT Bank CIMB Niaga Tbk (dahulu PT Bank Lippo Tbk) belum mendapatkan perpanjangan karena Perusahaan dalam proses negosiasi untuk direstrukturisasi.
Pada tanggal 7 April 2008, Perusahaan mendapatkan fasilitas kredit berulang “ Omnibus Trade Finance dan Foreign Exchange ” dari PT Bank Danamon Indonesia Tbk dengan batas maksimum kredit sebesar US$7.500.000. Pinjaman tersebut dikenakan bunga tahunan SIBOR + 3,5%. Pada tanggal 31 Maret 2009, fasilitas pinjaman yang telah digunakan sebesar US$5.600.000 atau setara Rupiah sebesar Rp64.820.000.000.
Pada tanggal 15 Agustus 2008, Perusahaan menandatangani perjanjian Fasilitas Pinjaman dengan The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd. (HSBC), Cabang Jakarta. Fasilitas pinjaman tersebut terdiri atas:
• Fasilitas “ Packing Credit ” dengan batas maksimum kredit sebesar US$3.000.000. • Fasilitas “ Treasury ” dengan batas maksimum kredit sebesar US$1.000.000.
Pinjaman tersebut dikenakan bunga harian sebesar 5,25% per tahun dibawah “ Best Lending Rate ” HSBC. Pada tanggal 31 Maret 2009, fasilitas kredit yang digunakan masing-masing sebesar US$2.649.407 atau setara Rupiah sebesar Rp30.666.893.548.
Pada tanggal 6 Agustus 2007, Anak perusahaan mendapatkan fasilitas kredit modal kerja dari PT Bank CIMB Niaga Tbk (dahulu PT Bank Lippo Tbk) (CIMB) dengan batas maksimum kredit sebesar US$1.000.000. Pinjaman tersebut dikenakan bunga tahunan 10% per tahun. Pada tanggal 17 September 2008, CIMB menyetujui penambahan fasilitas kredit tersebut menjadi US$1.500.000 dan memperpanjang jangka waktu kredit sampai dengan tanggal 6 Agustus 2009 dan menambah fasilitas Pinjaman Rekening Koran dengan batas maksimum kredit sebesar Rp5.000.000.000 dengan tingkat bunga 15% setahun sampai jangka waktu 6 Agustus 2009. Pada tanggal 31 Desember 2008, fasilitas pinjaman modal kerja yang telah digunakan adalah sebesar US$1.426.461 atau setara Rupiah sebesar Rp16.511.287.464 dan fasilitas pinjaman rekening koran sebesar Rp4.922.312.297.
Perjanjian pinjaman ini memuat beberapa syarat dan ikatan tertentu, antara lain: kewajiban menjaga rasio keuangan tertentu. Pinjaman ini dijamin dengan piutang usaha, persediaan dan aktiva tetap tertentu.
Pada tanggal 31 Maret 2009, Grup telah gagal dalam memenuhi persyaratan kredit yaitu mengenai kewajiban menjaga rasio keuangan tertentu.
26
10. HUTANG USAHA
Akun ini terutama merupakan kewajiban yang timbul atas pembelian bahan baku dan bahan pembantu, dengan rincian sebagai berikut:
2009 2008
Pihak ketiga
Dalam Rupiah 93.509.202.603 63.408.836.666
Dalam Dolar AS (US$2.765.550
pada periode 2009 dan US$3.187.315
pada periode 2008) 32.011.247.699 29.377.483.616
Dalam mata uang asing lainnya 8.038.912.257 6.091.241.614
Sub-jumlah 133.559.362.559 98.877.561.896
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
PT Pelayaran Nelly Dwi Putri 774.846.768 262.350.000
Hasan Holding Pte. Ltd
(SIN$35.270 dan EUR36.128 pada periode 2008) - 761.698.299
134.334.209.327 99.901.610.195
Rincian dari hutang usaha berdasarkan umur hutang pada tanggal 31 Maret 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:
2009 2008
Belum jatuh tempo 20.659.678.376 50.894.255.248
Jatuh tempo:
1 - 30 hari 14.812.318.376 23.381.453.930
31 - 60 hari 25.388.282.436 13.080.138.056
61 - 90 hari 25.078.313.796 3.782.100.129
Lebih dari 90 hari 48.395.616.343 8.763.662.832
Jumlah hutang usaha 134.334.209.327 99.901.610.195
Hutang usaha lokal kepada pihak ketiga terutama merupakan hutang kepada pemasok utama Grup, yaitu PT Pertamina (Persero).
11. BIAYA MASIH HARUS DIBAYAR
Biaya masih harus dibayar terdiri dari:
2009 2008
Pemakaian kayu bulat 13.674.864.265 9.178.526.779
Pengangkutan dan transportasi 18.217.120.538
13.119.362.800
Honorarium kontraktor - 7.470.542.788
Pajak bumi dan bangunan 2.223.911.593 2.999.703.455
Gaji. upah dan kesejahteraan karyawan 669.319.975 2.211.948.982
Honorarium profesional - 600.150.000 Sewa 2.979.808.339 583.484.622 Lain-lain 6.830.820.807 5.957.191.236 Jumlah 44.595.845.517 42.120.910.662
27
12. PENYISIHAN ATAS KESEJAHTERAAN KARYAWAN
Grup mencatat kewajiban kesejahteraan karyawan sebesar Rp 21.247.090.286 dan Rp 16.574.093.815 masing-masing pada tanggal 31 Maret 2009 dan 2008, pada akun “Penyisihan atas Kesejahteraan Karyawan” pada neraca konsolidasi.
Manajemen berkeyakinan bahwa jumlah di atas memadai untuk kebutuhan Undang-undang No. 13 Tahun 2003 dan PSAK No. 24 (Revisi 2004) pada tanggal 31 Maret 2009 dan 2008 sesuai peraturan yang berlaku.
13. PERPAJAKAN
Hutang pajak terdiri dari:
2009 2008 Pajak penghasilan Pasal 4 ayat 2 63.240.430 59.696.407 Pasal 15 15.014.786 28.914.226 Pasal 21 1.347.772.026 734.709.653 Pasal 22 18.962.255 312.959.907 Pasal 23/26 161.934.310 576.390.443
Pajak Pertambahan Nilai 1.460.537.586 -
Jumlah 3.067.461.393 1.712.670.636
Pada tanggal 31 Maret 2008, Kantor Pelayanan Pajak telah menerbitkan beberapa Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan atas tahun fiskal 2006 sebagai berikut:
Jenis Ketetapan Tanggal Nomor
Jumlah
SKPKB PPh Badan 31 Maret 2008 00011/206/06/092/08 111.500.153.911
SKPKB PPh Pasal 21 31 Maret 2008 00014/201/06/092/08 435.852.322
SKPKB PPh Pasal 23 31 Maret 2008 00014/203/06/092/08 55.613.026
SKPKB PPh Pasal 26 31 Maret 2008 00013/204/06/092/08 1.448.430.902
SKPKB Pajak Pertambahan Nilai 31 Maret 2008 00026/207/06/092/08 21.102.836.078
STP Pajak Pertambahan Nilai 31 Maret 2008 00026/207/06/092/08 5.146.083.396
SKPKB Pajak Pertambahan Nilai 31 Maret 2008 00015/277/06/092/08 399.004.943
SKPKB PPh Pasal 23 31 Maret 2008 00029/203/06/722/08 2.030.480.058 SKPKB PPh Pasal 15 31 Maret 2008 00005/241/06/722/08 86.392.201 SKPKB PPh Pasal 22 31 Maret 2008 00001/202/06/722/08 129.404.545 142.334.251.382
Perusahaan telah mengajukan keberatan atas hasil pemeriksaan pajak tersebut. Manajemen berkeyakinan dapat menang dalam proses keberatan tersebut. Sampai dengan tanggal laporan auditor independen, belum ada keputusan atas keberatan hasil pemeriksaan pajak Perusahaan. Pada tanggal 13 Agustus 2008, Kantor Pajak telah menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar Pajak Penghasilan Badan No. 00208/406/06/052/08 yang menyesuaikan rugi fiskal Anak perusahaan pada tahun 2006 dari sejumlah Rp33.918.456.038 menjadi sejumlah Rp15.082.495.472. Dalam surat tersebut, Kantor Pajak juga menyetujui pengembalian seluruh kelebihan pembayaran pajak penghasilan sebesar Rp472.677.015 yang telah diterima oleh Anak perusahaan pada bulan September 2008. Anak perusahaan dalam proses mengajukan keberatan atas hasil pemeriksaan pajak tersebut di atas.
Pada tanggal 26 Maret 2007, Kantor Pelayanan Pajak telah menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar Pajak Penghasilan Badan No. 00009/406/05/092/07, yang menetapkan rugi fiskal Perusahaan pada tahun 2005 sebesar Rp2.816.056.856 menjadi laba fiskal sebesar Rp9.677.643.296.