• Tidak ada hasil yang ditemukan

Disusun oleh : Rahajeng Putriningrum, SST, M.Kes NIK Wiwin Anitasari NIM. B10.059

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Disusun oleh : Rahajeng Putriningrum, SST, M.Kes NIK Wiwin Anitasari NIM. B10.059"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

i

LAPORAN PENELITIAN ILMIAH

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU PRIMIGRAVIDA TENTANG PERAWATAN PAYUDARA DENGAN TINDAKAN

MERAWAT PAYUDARA DI BPS SUNARSI SUMBERLAWANG SRAGEN

TAHUN 2013

Disusun oleh :

Rahajeng Putriningrum, SST, M.Kes NIK. 201083059 Wiwin Anitasari NIM. B10.059

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

ii

melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

penelitian yang berjudul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Primigravida

Tentang Perawatan Payudara Dengan Tindakan Merawat Payudara Di BPS

Sunarsi Sumberlawang Sragen Tahun 2013”.

Penelitian ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas tri dharma

perguruan tinggi sebagai salah satunya tri dharma penelitian STIKes Kusuma

Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari

berbagai pihak, penelitian ini tidak diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu

penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIkes Kusuma Husada

Surakarta.

2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka.Prodi DIII Kebidanan Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta.

3. Ibu Sunarsi, Amd. Keb, Pimpinan BPS Sunarsi Kabupaten Sragen yang

telah memberi ijin kepada penulis untuk pengambilan data awal dalam

pembuatan Proposal Karya Tulis Ilmiah

4. Bagian perpustakaan yang telah membantu penulis dalam memperoleh

referensi dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Seluruh responden yang telah bersedia untuk diambil datanya guna

(6)

iii

6. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam

menyelesaikan penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan penelitian ini masih banyak

kekurangan, oleh karena itu penulis membuka kritik dan saran demi kemajuan

penelitian selanjutnya. Semoga penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, Juli 2013

(7)

iv

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU PRIMIGRAVIDA TENTANG PERAWATAN PAYUDARA DENGAN TINDAKAN MERAWAT

PAYUDARA DI BPS SUNARSI SUMBERLAWANG SRAGEN TAHUN 2013

xiii + 47 halaman +13 lampiran + 4 tabel + 2 gambar

ABSTRAK

Latar Belakang : Perawatan payudara masa hamil jika dilakukan dengan benar

dan teratur dapat mendeteksi sejak dini keadaan payudara dan dapat mempersiapkan laktasi saat menyusui pertama kali. Studi pendahuluan di BPS Sunarsi Sumberlawang Sragen pada bulan Juli – Agustus 2012, jumlah ibu hamil tercatat 45 orang. Peneliti berhasil mewawancarai 10 responden. Dimana 3 orang telah mengerti pentingnya perawatan payudara masa kehamilan, sedangkan yang tidak melakukan perawatan payudara 7 orang yang sama sekali belum mengerti

tentang pentingnya perawatan payudara masa kehamilan.

Tujuan : mengetahui tingkat pengetahuan ibu primigravida tentang perawatan

payudara mengetahui distribusi frekuensi tindakan ibu dalam merawat payudara selama hamil. Menganalisa hubungan antara tingkat pengetahuan ibu primigravida dengan tindakan merawat payudara di BPS Sunarsi Sumberlawang, Sragen

Metode penelitian : Penelitian ini merupakan jenis penelitian korelasi. Penelitian

ini dilakukan di BPS Sunarsi Kabupaten Sragen pada bulan Juni 2013. Sampel yang diambil yaitu 30 responden ibu primigravida. Pengambilan sampel dengan teknik total sampling. Instrumen penelitian ini adalah kuesioner tertutup yang diisi oleh responden. Analisa yang digunakn yaitu Koefisien Kontingensi.

Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan ibu primigravida tentang perawatan

payudara di BPS Sunarsi Kabupaten Sragen sebagian besar berkategori cukup sebanyak 28 responden (93,4%), sedangkan responden yang melakukan perawatan payudara ada 12 responden dan berkisar 40%, hasil analisa penelitian ini di dapat nilai koefisien kontingensi 0,49 dengan value 1,429 sehingga

p-value > 5%

Kesimpulan : penelitian ini ternyata menunjukkan tidak adanya hubungan antara tingkat pengetahuan dengan tindakan ibu primigravida dalam merawat payudara selama hamil.

Kata Kunci : Pengetahuan, Ibu primigravida, Perawatan Payudara Kapustakaan : 16 literatur (tahun 2003 - 2012

(8)

v DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

SURAT PERNYATAAN PLAGIATORISME... ii

HALAMAN PERSETUJUAN... iii

HALAMAN PENGESAHAN... iv

KATA PENGANTAR... v

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR GAMBAR... viii

DAFTAR TABEL... ix DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Perumusan Masalah... . 3 C. Tujuan Penelitian... . 4 D. Manfaat Penelitian... . 4

E. Keaslian Studi Kasus... 5

F. Sistematika Penulisan... ... 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori... ... 8 1. Pengetahuan... 8 2. Kehamilan... 15 3. Perawatan payudara... 16 4. Tindakan……….. 24 B. Kerangka Teori... 25 C. Kerangka Konsep... 26

(9)

vi

C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling... 27

D. Instrumen Penelitian... . 28

E. Teknik Pengumpulan Data... 32

F. Variabel Peneiltian... 33

G. Definisi Operasional... 33

H. Metode Pengolahan dan Analisa Data... 34

I. Etika Penelitian... 37

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum... 39 B. Hasil Penelitian... 40 C. Pembahasan... 44 D. Keterbatasan... 45 E. BAB V. PENUTUP 1. Kesimpulan... 47 2. Saran... 47 DAFTAR PUSTAKA... 49 LAMPIRAN... 50

(10)

vii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Teori... 25

(11)

viii

Tabel 3.1 Kisi-kisi Pertanyaan... 29

Tabel 3.2 Definisi Operasional...34

Tabel 4.1 Mean dan Standar Deviasi……….40

Tabel 4.2 Frekuensi tingkat Pengetahuan Ibu Primigravida tentang

Perawatan Payudara di BPS Sunarsi Kabupaten Sragen…………40

Tabel 4.3 Frekuensi Umur Ibu Primigravida di BPS Sunarsi Kabupaten

Sragen……….…41

Tabel 4.4 Frekuensi Pekerjaan Ibu Primigravida di BPS Sunarsi Kabupaten

Sragen……….………42

Tabel 4.5 Frekuensi Tingkat Pendidikan Ibu Primigravida di BPS Sunarsi Kabupaten

Sragen……….…………42

Tabel 4.6 Frekuensi Tindakan Merawat Payudara Ibu Primigravida di BPS Sunarsi Kabupaten

Sragen……….…42

Tabel 4.7 Tabel Silang Pengetahuan dengan Tindakan Merawat Payudara Ibu Primigravida di BPS Sunarsi Kabupaten

Sragen……….43

(12)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian

Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan

Lampiran 3. Surat Balasan dari Lahan

Lampiran 4. Permohonan ijin Penelitian

Lampiran 5 Surat Balasan dari Lahan Uji Validitas

Lampiran 6 Surat Permohonan menjadi Responden

Lampiran 7. Lembar Kesediaan menjadi Responden

Lampiran 8 Kuesioner Penelitian

Lampiran 9 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

(13)

1

A. Latar Belakang

Pemerintah terus berupaya menekan angka kematian balita, bayi,

maupun neonatal dengan terus memperhatikan dan terus memantau

penurunan prevalensi gizi kurang dari 31,0% pada tahun 1989 menjadi 17,9%

pada tahun 2010. Bersamaan dengan itu prevalensi gizi buruk juga turun dari

12,8% pada tahun 1995 menjadi 4,9% pada tahun 2010 (Laksono, 2010).

Penyebab terjadinya gizi yang kurang maupun gizi buruk pada bayi dan

balita dikarenakan pemberian ASI yang seharusnya ekslusif sampai 6 bulan

kurang terpenuhi.

Data menunjukkan bahwa pemberian ASI pada bayi berumur 2 bulan

hanya 64 %. Presentase ini kemudian menurun cukup tajam menjadi 46 %.

Pada bayi berumur 2 hingga 3 bulan dan 14 % pada bayi berumur 4 hingga 5

bulan. Keadaan lain yang memprihatinkan, adalah 13 % dari bayi berumur di

bawah 2 bulan telah di beri susu formula dan 15 % telah di beri makanan

tambahan (SDKI 2005). Untuk Jawa Tengah, pemberian ASI hanya sekitar 54

% pada usia 2 hingga 3 bulan dan untuk usia 4 hingga 12 bulan hanya 35 %

( profil kesehatan provinsi Jateng, 2007 ).

Berdasarkan laporan dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

(SDKI, 2007) diusia lebih dari 25 tahun sepertiga wanita di Dunia (38%)

(14)

2

dan di Indonesia angka cakupan ASI eksklusif mencapai 32,3% ibu yang

memberikan ASI eksklusif pada anak mereka. Survei Demografi dan

Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2008-2009 menunjukkan bahwa 55% ibu

menyusui mengalami mastitis dan putting susu lecet. Puting susu lecet terjadi

karena dua faktor, yaitu karena kondisi puting yang jarang dibersihkan dan

posisi ibu saat menyusui yang kurang benar, hal tersebut disebabkan karena

kurangnya perawatan payudara selama kehamilan.

Seorang ibu diharapkan tidak memiliki unsur keterpaksaan di saat

menyusui bayinya. Oleh karena menyusui merupakan sebuah usaha untuk

memberikan kehidupan awal bagi bayi, ibu mungkin akan merasa sangat

bahagia sekaligus bangga karena bisa menyusui si kecil, terutama setelah

kehamilan anak pertama. Hal tersebut menjadi pengalaman pertama ibu

dalam hal menyusui bayi. Jika ibu dipenuhi rasa cinta, sabar, tekun, percaya

diri, dan menggunakan cara-cara yang benar, maka ibu akan berhasil

menyusui bayinya ( Indarti , 2007 ).

Demi keberhasilan menyusui, payudara memerlukan perawatan sejak

dini secara teratur. Perawatan selama kehamilan bertujuan agar selama masa

menyusui kelak produksi ASI cukup, tidak terjadi kelainan pada payudara dan

agar bentuk payudara tetap baik setelah menyusui ( Nugroho, 2011).

Berbagai komplikasi yang sering dialami selama masa menyusui

antara lain putting susu nyeri, putting susu lecet, payudara bengkak dan

(15)

payudara secara benar, baik untuk mempersiapkan masa menyusui

(selama kehamilan) dan selama masa menyusui (Kristiyanasari , 2009).

Berdasarkan studi pendahuluan di BPS Sunarsi Sumberlawang Sragen

pada bulan Juli – Agustus 2012, jumlah ibu hamil tercatat 45 orang dan 10

orang berhasil diwawancarai oleh peneliti dengan jumlah ibu hamil yang

melakukan perawatan payudara sehari-hari 3 orang dan telah mengerti

pentingnya perawatan payudara masa kehamilan, sedangkan yang tidak

melakukan perawatan payudara tercatat 7 orang yang sama sekali belum

mengerti tentang pentingnya perawatan payudara masa kehamilan.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis bermaksud

melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu

Primigravida Tentang Perawatan Payudara dengan tindakan merawat

payudara di BPS Sunarsi Sumberlawang Sragen Tahun 2013”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah “Apakah Ada Hubungan antara Tingkat Pengetahuan Ibu

Primigravida Tentang Perawatan Payudara dengan Tindakan Merawat

(16)

4

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu primigravida tentang

perawatan payudara dengan tindakan merawat payudara di BPS Sunarsi

Sumberlawang Sragen.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu primigravida tentang perawatan

payudara di BPS Sunarsi Sumberlawang Sragen

b. Mengatahui tindakan ibu primigravida dalam merawatan payudara di

BPS Sunarsi Sumberlawang Sragen.

c. Menganalisa tingkat pengetahuan dengan tindakan pada ibu

primigravida dalam merawatan payudara di BPS Sunarsi

Sumberlawang Sragen

D. Manfaat Penelitian

Hasil yang di peroleh dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan

manfaat kepada :

1. Bagi ilmu pengetahuan

Untuk menambah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan tingkat

pengetahuan ibu primigravida tentang perawatan payudara.

2. Bagi diri sendiri

Menambah ilmu pengetahuan, wawasan dan sekaligus untuk mengasah

(17)

pengetahuan ibu primigravida tentang perawatan payudara untuk

meningkatkan produksi ASI nya.

3. Bagi Institusi Pendidikan Kebidanan

a. BPS atau pelayanan kesehatan

Dapat digunakan sebagai acuan dan masukan dalam upaya

meningkatkan mutu pelayanan dengan meningkatkan pengetahuan ibu

primigravida melalui penyuluhan-penyuluhan tentang perawatan

payudara.

b. Pendidikan

Sebagai bahan referensi tambahan guna meningkatkan pengetahuan

mahasiswa tentang tingkat pengetahuan ibu primigravida tentang

perawatan payudara.

E. Keaslian Penelitian

Yuliana, Intan (2012), dengan judul “Tingkat pengetahuan Ibu Menyusui

Tentang Perawatan Payudara di BPS Ariyanti Gemolong, Sragen”,

metode yang digunakan adalah diskriptif, dengan pendekatan cross

sectional menggunakan data primer dan sekunder, dengan sample yang

digunakan adalah ibu nifas yang melahirkan di BPS Ariyanti Gemolong

Sragen. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling dengan

hasil penelitian sebagian besar tingkat pengetahuan 28 (80,0%) responden

tentang Perawatan payudara termasuk responding cukup. Persamaannya

adalah sama-sama membahas tentang perawatan payudara. Perbedaan dari

(18)

6

F. Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan penelitian ini terdiri dari 5 BAB sistematika

penulisan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisikan tentang latar belakang, perumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian dan

sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Menjelaskan teori-teori dari masalah yang akan diteliti, yaitu teori

tentang pengetahuan meliputi pengertian tingkat pengetahuan,

faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan, sumber

pengetahuan, pengukuran pengetahuan, Menjelaskan teori-teori

dari masalah yang akan diteliti, yaitu teori tentang pengetahuan

meliputi pengertian tingkat pengetahuan, faktor-faktor yang

mempengaruhi pengetahuan, sumber pengetahuan, tinjauan teori

pengetahuan primigravida, perawatan payudara, kerangka teori

kerangka konsep

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Berisi tentang jenis dan rancangan penelitian, lokasi dan waktu

penelitian, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel,

(19)

penelitian, definisi operasional, metode pengolahan dan analisa

data, etika penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisikan tentang hasil penelitian, pembahasan hasil

penelitian serta keterbatasan penelitian

BAB V PENUTUP

Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari penelitian dan saran

DAFTAR PUSTAKA

(20)

8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TinjauanTeori 1. Pengetahuan a. Pengertian

Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan merupakan hasil tahu,

dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu

objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indera penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau

kognitif merupakan domain penting untuk menentukan tindakan

seseorang (Over behavior), karena dari pengalaman dan penelitian

membuktikan bahwa perilaku didasari oleh pengetahuan. Penelitian

Rogers (1974) dalam buku Notoatmodjo (2003) mengungkapkan

bahwa sebelum orang tersebut menghadapi perilaku baru

(berperilaku baru ) dalam arti orang tersebut terjadi proses berurutan,

yakni :

1) Awarness (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam

arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

2) Interest (merasa tertarik) dimana orang mulai tertarik kepada

(21)

3) Evaluation (menimbang-nimbang baik buruknya tindakan

terhadap stimulus atau objek tersebut bagi dirinya). Hal ini

berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

4) Trial, dimana orang telah melalui mencoba melakukan sesuatu

sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.

5) Adaptation, dimana object telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

Namun demikian dari perilaku baru atau adaptasi perilaku melalui

proses seperti itu, dimana didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan

sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng

(long lasting). Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh

pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama, pada

perilaku itu sendiri dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti

:pendidikan, budaya, perilaku, usia, dan sumber informasi

(Notoatmodjo, 2005).

b. Tingkat pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan yang mencakup

didalam Domain Kognitif dibagi menjadi 6 tingkatan, yaitu:

1) Tahu (Know)

Diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah di

pelajari sebelumnya atau pengetahuan mengingat kembali

(22)

10

kerja untuk mengukur tingkat pengetahuan seseorang atau

tentang apa yang telah di pelajari.

Antara lain ibu bisa menyebutkan, menguraikan, menyatakan

bahwa perawatan payudara sangat penting.

2) Memahami (Komprehesion).

Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang objek yang di ketahuinya seorang atau ibu yang

telah paham dengan materi yang di berikan dia harus

menyebutkan contoh, menjelaskan, mengumpulkan tentang

materi yang di pelajari misalnya: menjelaskan mengapa

perawatan payudara itu penting.

3) Aplikasi (Aplication).

Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah di pelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya misal: bisa

mempraktekkan cara perawatan payudara.

4) Analisa (Analisis)

Analisa adalah suatu kemampuan untuk materi atau bisa

diartikan sebagai kemampuan si ibu untuk membedakan

keadaan payudara normal dan tidak.

5) Sintesis (Syintesis)

Suatu kemampuan untuk menghubungkan atau menyusun

(23)

6) Evaluasi.

Suatu kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu

materi penilaian berdasarkan suatu kriteria yang di tentukan

sendiri, misal: ibu dapat membandingkan antara payudara yang

di rawat rutin dengan tidak di rawat.

c. Faktor- Faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Faktor internal

a) Umur

Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan

sampai saat berulang tahun, semakin cukup umur tingkat

kematangan dan kekuatan seseorang maka akan lebih matang

dalam berfikir logis (Nursalam, 2009).

b) Pendidikan

Menurut Koencoroningrat (2008) bahwa pendidikan diperlukan

untuk mendapatkan informasi misalnya hal-hal yang menunjang

kesehatan sehingga meningkatkan kualitas hidup. Oleh sebab itu

makin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka makin mudah

menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan

yang dimiliki, sebaliknya pendidikan yang kurang akan

menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai

(24)

12

c) Pengalaman

Pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman

itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran

pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat

digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan.

(Nursalam, 2009).

d) Pekerjaan

Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu,

bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap

kehidupan keluarganya (Nursalam, 2009).

Faktor eksternal

a) Informasi

Informasi adalah penerangan, pemberitahuan, kabar atau berita

tentang suatu keseluruhan makna yang menunjang amanat.

Informasi memberikan pengaruh kepada seseorang meskipun

orang tersebut mempunyai tingkat pendidikan rendah tetapi jika

ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media, maka

hal ini akan dapat meningkatkan pengetahuan orang tersebut.

(Nursalam dan Siti Pariani, 2009).

b) Lingkungan

Lingkungan adalah seluruh kondisi yang ada di sekitar manusia

dan pengaruhnya dapat mempengaruhi perkembangan dan

(25)

c) Sosial budaya

Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan

seseorang. Seseorang memperoleh sesuatu kebudayaan dalam

hubungannya dengan orang lain, karena hubungan ini seseorang

mengalami proses belajar memperoleh sesuatu pengetahuan.

(Nursalam, 2009).

d. Cara Memperoleh Pengetahuan

1) Cara Tradisional atau non ilmiah

a) Coba dan salah (Trial and error)

Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya peradaban pada

waktu itu apabila seseorang menghadapi masalah, upaya

pemecahan dengan cara coba-coba saja. Cara ini

kemungkinan bisa memecahkan masalah, apabila tidak

berhasil dicoba kemungkinan yang lain sampai masalah

terselesaikan.

b) Kekuasaan atau Otoriter

Sumber pengetahuan ini berupa pemimpin masyarakat baik

formal maupun informal, ahli agama, pemegang

pemerintahan dan sebagai berikut. Pengetahuan dapat

diperoleh berdasarkan otoritas, baik tradisi otoritas

pemerintahan, agama, maupun ahli pengetahuan. Dimana

prinsip ini orang berpendapat dikemukakan oleh orang yang

(26)

14

kebenarannya berdasarkan fakta empiris atau penalaran

sendiri.

c) Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Pengalaman pribadi dapat digunakan untuk memperoleh

pengetahuan, dengan cara mengulang kembali pengalaman

yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang di hadapi

dimasa lalu bila ada kegagalan dengan cara ini maka

akandiulang dengan cara ini dan berusaha mencari cara lain

sampai memecahkan masalah.

2) Cara modern atau Ilmiah

Cara baru memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih

sistematis, logis, dan ilmiah yang disebut metode ilmiah.

Kemudian metode berfikir induktif bahwa dalam memperoleh

kesimpulan dilakukan dengan mengadakan observasi langsung

membuat pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan

objek yang diamati. (Notoadmodjo, 2005).

e. Kriteria pengetahuan

Pengetahuan dapat dikategorikan menjadi:

Penilaian-penilaian didasarkan pada suatu kriteria yang di tentukan

sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Misalnya,

dapat membandingkan antara anak yang cukup gizi dengan anak

yang kekurangan gizi. Menurut Nursalam (2008) kriteria untuk

(27)

1) Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1SD

2) Sedang : bila nilai responden mean – 1SD ”[”PHDQ6' 3) Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1SD

2. Kehamilan

a. Pengertian

Menurut Federasi Obstetri ginekologi Internasional, kehamilan

didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan

ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari

saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan

berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan

menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester,

dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester

kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga

13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40) (Sarwono, 2012).

b. Klasifikasi ibu hamil berdasarkan paritas

Istilah medis untuk wanita hamil adalah gravida

1) Primigravida adalah seorang wanita yang hamil untuk pertama

kalinya. Dimana pada masa ini pengetahuan ibu tentang kesehatan

ibu dan anak sangatlah kurang sehingga perlu diberikan banyak

informasi tentang KIA terutama masalah perawatan payudara

(28)

16

2) Multigravida adalah Seorang wanita yang pernah melahirkan anak

hidup beberapa kali, dimana persalinan tersebut tidak lebih dari

empat kali (ilmu kebidanan, 2009).

c. Tujuan Asuhan Antenatal

Menurut Jannah (2012), pemberian asuhan antenatal pada masa

kehamilan sangat penting dilakukan terutama pada ibu primigravida.

Karena pada masa ini adalah masa dimana ibu belum pernah

mengalami kehamilan sebelumnya. Dan ibu memerlukan tenaga

kesehatan, terutama bidan untuk menjelaskan Konseling Informasi

dan Edukasi (KIE) tentang perawatan payudara dengan tujuan untuk

mempersiapkan ibu agar mampu dan terampil dalam memberikan ASI

Eksklusif dan bayi dapat tumbuh kembang secara normal dan sehat.

3. Perawatan Payudara

a. Definisi

Perawatan payudara sering disebut Breast Care yang bertujuan

untuk memelihara kebersihan payudara dan memperbanyak atau

memperlancar produksi ASI. Dengan melakukan Perawatan payudara

selama hamil yang sering disebut dengan Breast Care During

Pregnancy diharapkan segala permasalahn kehamilan dapat ditangani

(Kristiyanasari, 2009).

b. Fisiologi Laktasi

Selama kehamilan, hormone estrogen dan progesterone

(29)

(lactiferus duct) di dalam mammae (payudara), disamping

menstimulasi (merangsang) produksi kolostrum (Perinansia, 2006).

Namun demikian saat ini belum ada produksi ASI. Sesudah

bayi dilahirkan, disusul kemudian terjadi peristiwa penurunan kadar

hormon estrogen. Penurunan kadar hormon estrogen ini mendorong

naiknya kadar prolaktin. Mulailah aktivitas produksi ASI berlangsung

(Saryono, 2009).

Ketika bayi mulai menyusu pada ibunya, aktivitas bayi

menyusu pada mammae ini menstimulai terjadinya produksi prolaktin

yang terus menerus secara berkesinambungan. Sekresi ASI sendiri,

berada dibawah pengaruh atau kendali oleh neuro-endokrin.

Rangsangan sentuhan pada payudara yakni ketika bayi menghisap

puting susu menyebabkan timbulnya rangsangan yang menyebabkan

terjadinya produksi oksitosin. Oksitosin merangsang terjadinya

kontraksi sel-sel miopitel (Perinansia, 2006).

Proses ini disebut refleks “let down” atau “pelepasan ASI”.

Setelah berlangsung beberapa hari, emosi dapat berpengaruh pada

fisiologi pelepasan ASI. Sebagai contoh rasa takut, lelah, malu, kondisi

stress pada ibu dapat menghambat pelepasan ASI keluar payudara.

Pada tahap awal emosi ibu tersebut sama sekali tidak

berpengaruh. Baru setelah bayi menghisap ASI pada hari-hari

berikutnya (tidak sama pada setiap ibu, hari keberapa) maka emosi ibu

(30)

18

Hisapan bayi pada mammae ibu dapat merangsang atau

memicu pelepasan ASI dari alveolus mammae melalui duktus ke sinus

laktiferus. Secara fisiologi, hisapan bayi pada mammae ibu

merangsang produksi oksitosin oleh kelenjar hipofisis posterior.

Oksitosin memasuki darah dan menyebabkan kontraksi sel-sel khusus

(sel-sel mioepitel) yang mengelilingi alveolus mammae dan duktus

laktiferus. Kontraksi sel-sel khusus ini mendorong ASI keluar dari

alveolus melalui duktus laktiferus menuju ke sinus laktiferus dan

disana ASI tersebut akan disimpan. Pada saat bayi menghisap puting

payudara, ASI di dalam sinus tertekan keluar, ke mulut bayi. Gerakan

ASI ini dinamakan “let down’ atau pelepasan. Dikemudian hari atau

pada akhirnya, “let down” tersebut dapat dipicu tanpa rangsangan

hisapan. Mendengar bayi menangis saja bahkan memikirkan kondisi

bayinya sajapun dapat terjadi ‘let down’ tersebut. Menurut Pearce C.E.

(2005), laktasi atau pengeluaran susu serta penyaluran keluar payudara

sewaktu dihisap adalah fungsi payudara. Hal ini dapat diuraikan

menjadi dua tahap :

1) Sekresi air susu (terjadinya didalam jaringan payudara)

2) Pengeluaran dari payudara (Suherni, dkk, 2008)

c. Perawatan payudara masa kehamilan

Menurut Saryono (2009), Kondisi kehamilan membuat banyak

(31)

antara lain berat badan bertambah, perubahan pada kulit, dan

perubahan pada payudara. Daerah puting juga memiliki banyak

kelenjar minyak keringat yang berfungsi agar kulit puting senantiasa

lembut, lentur, dan terlindungi dari iritasi akibat hisapan bayi. Minyak

yang timbul dari kelenjar ini membunuh kuman di sekitar puting .

sementara itu, ASI sendiri dapat membunuh kuman. Selama hamil,

puting menjadi lebih besar. Kadang, kelenjar minyak di daerah ini

menjadi terlihat besar seperti benjolan di daerah areola.

Perawatan payudara selama kehamilan adalah salah satu

bagian penting yang harus diperhatikan sebagai persiapan dalam

pemberian ASI. Kenapa ASI eksklusif penting tak lain karena pada

usia tersebut sesungguhnya bayi belum mampu mencerna makanan

lain selain ASI. Di samping memang ginjalnya belum cukup sempurna

untuk mengeluarkan sisa-sisa pembakaran makanan, enzim-enzim

dalam usus juga belum banyak untuk mencerna makanan lain. Pada

saat hamil, terjadi pembengkakan dari payudara akibat pengaruh

hormonal termasuk juga pembengkakan dari puting susu, selain itu

daerah sekitar puting warnanya akan lebih gelap. Dengan adanya

pembengkakan tersebut, payudara menjadi mudah teriritasi bahkan

mudah luka., oleh karena itu biasanya perlu dilakukkan perawatan

(32)

20

d. Tahapan Perawatan Payudara

Menurut Saryono (2009), tahapan perawatan payudara saat kehamilan,

yaitu :

1) Kehamilan usia 3 bulan

Periksa puting susu untuk mengetahui apakah puting susu datar

atau masuk ke dalam dengan cara memijat dasar puting susu

secara perlahan. Puting susu yang normal akan menonjol keluar.

Apabila puting susu tetap datar atau masuk kembali ke dalam

payudara, maka sejak hamil 3 bulan harus dilakukan perbaikan

agar bisa menonjol. Caranya dengan menggunakan kedua jari

telunjuk atau ibu jari, daerah di sekitar puting susu diurut ke arah

berlawanan menuju ke dasar payudara sampai semua daerah

payudara. Dilakukan sehari dua kali selama 6 menit.

2) Kehamilan usia 6-9 bulan

a) Kedua telapak tangan dibasahi dengan minyak kelapa

b) Puting susu sampai areola mammae ( daerah sekitar puting

dengan warna lebih gelap) dikompres dengan minyak kelapa

selama 2-3 menit. Tujuannya untuk memperlunak kotoran

atau kerak yang menempel pada puting susu sehingga mudah

dibersihkan

c) Jangan membersihkan dengan alkohol atau yang lainnya yang

(33)

d) Kedua puting susu dipegang lalu ditarik, diputar ke arah

dalam dan ke arah luar (searah dan berlawanan jarum jam)

e) Pangkal payudara dipegang dengan kedua tangan, lalu diurut

kearah puting susu sebanyak 30 kali sehari

f) Pijat kedua areola mammae hingga keluar 1-2 tetes

g) Kedua puting susu dan sekitarnya dibersihkan dengan handuk

kering dan bersih

h) Pakailah BH yang tidak ketat dan bersifat menopang

payudara, jangan memakai BH yang ketat dan menekan

payudara. Bila BH sudah mulai terasa sempit, sebaiknya

menggantinya dengan BH yang pas dan sesuai dengan ukuran

untuk memberikan kenyamanan dan juga support yang baik

untuk payudara. Bila berencana untuk menyusui, dapat

memulai menggunakan BH untuk menyusui pada akhir

kehamilan. Pilihlah BH yang ukuranya sesuai dengan

payudara, memakai BH yang mempunyai ukuran yang tidah

sesuai dengan ukuran payudara dapat menyebabkan infeksi

seperti mastitis (suatu infeksi pada kelenjar susu di payudara).

e. Dampak jika tidak dilakukan perawatan payudara

Apabila selama masa kehamilan ibu tidak melakukan perawatan

payudara, dan perawatan tersebut hanya dilakukan pasca

persalinan, maka akan menimbulkan beberapa permasalahan,

(34)

22

1) ASI tidak keluar, susu akan keluar setelah beberapa hari

kemudian

2) Puting susu tidak menonjol (puting inverted) sehingga bayi

sulit menghisap

3) Produksi ASI sedikit dan tidak lancar sehingga tidak cukup

dikonsumsi bayi

4) Infeksi pada payudara, payudara bengkak atau bernanah

5) Muncul benjolan di payudara

f. Tahapan perawatan puting susu

Puting susu memegang peranan penting dalam proses menyusui.

ASI akan keluar dari lubang-lubang puting susu. Oleh karena itu,

puting susu harus dijaga sehingga bisa bekerja dengan baik. Perlu

diketahui bahwa tidak semua wanita memiliki puting susu dengan

bentuk datar atau puting susu yang masuk ke dalam. Kedua puting

susu tersebut tetap dapat mengeluarkan ASI jika dirawat dengan

baik dan benar.

Berikut ini langkah-langkah untuk mendapatkan puting susu yang

sehat dan baik :

1) Kedua puting susu dikompres dengan kapas yang telah

dibasahi minyak selama lima menit agar kotoran disekitar

puting susu mudah terangkat.

(35)

Oleskan minyak pada ibu jari dan telunjuk, lalu tekankan pada

puting susu. Lakukan gerakan memutar ke arah kanan

sebanyak 30 kali putaran untuk kedua puting susu, gerakan ini

meningkatkan elastisitas otot puting susu.

3) Jika puting susu datar atau masuk ke dalam, lakukan tahap

sebagai berikut :

Letakan kedua jari disebelah kiri dan kanan puting susu,

kemudian tekanan dihentakan kearah luar menjauhi puting

susu secara perlahan. Letakkan ibu jari di atas dan di bawah

puting susu, lalu tekan dan hentakan ke arah luar menjauhi

puting susu secara perlahan (Huliana, 2003)

g. Manfaat Perawatan Payudara saat kehamilan

Menurut (Saryono, 2009), perawatan payudara saat kehamilan

memiliki beberapa manfaat, antara lain :

1) Menjaga kebersihan payudara terutama kebersihan puting susu

2) Melenturkan dan menguatkan puting susu sehingga

memudahkan bayi untuk menyusu,

3) Merangsang kelenjar-kelenjar air susu sehingga produksi ASI

banyak dan lancar

4) Dapat mendeteksi kelainan-kelainan payudara secara dini dan

melakukan upaya untuk mengatasinya

(36)

24

4. Tindakan

Tindakan atau perilaku menurut Lawrence Green di dasari oleh sikap,

pengetahuan. Tindakan seseorang dapat terwujud karena adanya

stimulus dari pengetahuan yang kemudian menimbulkan suatu sikap

dari seseorang, jika stimulus tersebut dianggap seseorang bermanfaat

bagi dirinya maka keputusan untuk melakukan tindakan pun dapat

terwujud. Adapun dengan teori tersebut bahwa perilaku atau tindakan

yang terjadi melalui sebuah proses. Proses terjadinya tindakan atau

perilaku adalah sebagai berikut yaitu di awali dengan awareness atau

kesdaran pada tahap ini seseorang menyadari akan manfaat dari

stimulus yang di dapat, interest atau tertarik stelah menyadari

seseorang tertarik terlebih dahulu dengan stimulus yang ada,

evaluation atau evaluasi tahap ini seseorang mengoreksi diri apakah

lingkungan sekitarnya mendukung untuk melakukan tindakan tersebut,

trial atau mencoba setelah melakukan evaluasi diri dan di rasakan

bahwa lingkungan mendukung maka seseorang berusaha mencoba,

langkah selanjutnya yaitu adoption dimana tahap terakhir proses

perilaku dimana seseorang memutuskan untuk melakukan perilaku

(37)

Definisi Manfaat perawatan payudara Fisiologi Laktasi Perawatan payudara masa kehamilan Masa kehamilan B. Kerangka Teori

Sumber : Notoatmojo (2007), suherni (2009) modifikasi

Gambar 2.1 kerangka teori Perawatan payudara Pengetahuan ibu primigravida Tahapan perawatan payudara 1. Umur 2. Pendidikan 3. Paritas 4. Pekerjaan 5. Informasi

6. Sosial dan ekonomi

T I N D A K A N

(38)

26

C. Kerangka Konsep Penelitian

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Keterangan :

= Variabel Yang diteliti

= Variabel Yang Tidak Diteliti Pengetahuan ibu primigravida tentang perawatan payudara baik sedang kurang 1. Umur 2. Pendidikan 3. Pekerjaan T I N D A K A N

(39)

27

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian corelasi kuantitatif. Korelasi

adalah penelitian yang menguji suatu teori antara variabel bebas dengan

variabel terikat (Sugiyono, 2007). Penelitian ini bertujuan untuk

menghubungkan antara tingkat pengetahuan primigravida dengan tindakan

dalam merawat payudara dalam kehamilannya.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi

Lokasi adalah tempat yang digunakan untuk pengambilan data selama

kasus berlangsung (Notoatmodjo, 2003). Penelitian ini dilakukan di BPS

Sunarsi Sumberlawang Sragen.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah jangka waktu yang dibutuhkan penulis untuk

memperoleh data penelitian yang dilaksanakan (Budiarto, 2005).

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 3 Juni 2013.

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

(40)

28

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau

subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti dan dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya

(Hidayat, 2007). Populasi pada penelitian di BPS Sunarsi Sumberlawang

Sragen adalah ibu primigravida sebanyak 30 responden.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek

yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi Notoatmodjo (2005).

Pada penelitian ini sampel yang diambil yaitu 30 ibu primigravida di BPS

Sunarsi.

3. Teknik sampling

Teknik sampling adalah suatu proses seleksi sampel yang

digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah

sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada (Alimul, 2007).

Dalam penelitian ini teknik sampling dengan menggunakan total

sampling yaitu teknik penelitian sampel bila semua anggota dijadikan

sampel (Sugiyono, 2007).

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini adalah kuesioner tertutup yang diisi oleh

responden. Kuesioner pengetahuan adalah sejumlah penyataan tertulis yang

digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan

tentang hal-hal yang ia ketahui dan sudah disediakan jawabannya (Arikunto,

(41)

ibu primigravida. Pernyataan terdiri dari pernyataan positif (favorable) dan

pernyataan negatif (unfavorabel) dengan pilihan jawaban benar dan salah,

penilaian pernyataan positif (favorable) jika benar

dengan skor 1 dan jika salah dengan skor 0. Pernyataan negatif

(unfavorable) jika benar dengan skor 0 dan jika salah denga skor 1. Pengisian

kuisioner tersebut dengan pemberian tanda centang ( ¥ pada jawaban yang dianggap benar

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Pernyataan

Variabel Sub Variabel Pernyataan Jumlah

Soal Favorable Unfavorable Pengetahuan ibu primigravida tentang perawatan payudara 1. Definisi 2. Manfaat perawatan payudara 3. Fisiologi Laktasi 4. Perawatan payudara masa kehamilan 5. Tahapan perawatan payudara 1,2,3 4,5,33 11,12 7,8,9,14,15, 27,28,29,31 17,18,19,20, 21,22,24,25 10 6,13,26,30, 35 16,23 3 4 2 14 10 Jumlah 33

(42)

30

Sedangkan instrumen yang digunakan untuk menguji variabel

tindakan menggunakan kuesioner dengan pilihan “YA” atau “TIDAK”,

jika mengisi “YA” maka skor 1 dan jika mengisi “TIDAK” maka skor 0.

Kuisioner untuk penelitian terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan

reabilitas dengan karakteristik seperti sejenis di luar lokasi penelitian.

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2006). Validitas

adalah ukuran yang menunjukkan sejauh mana instrument pengukur

mampu mengukur apa yang ingin diukur ( Riwidikdo, 2010).

Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus Korelasi

Pearson Product Moment. Instrumen dikatakan valid jika nilai

rhitung>rtabel. Menurut Riwidikdo (2010), rumus product moment adalah

:

Keterangan :

N : jumlah responden

: koefisien korelasi product moment

x : Skor pernyataan

y : skor total

(43)

Uji validitas dikatakan valid apabila besarnya hitung lebih

besar dari tabel atau secara lebih mudah bila nilai p-value < dari

0,05 (Riwidikdo, 2010).

Uji validitas telah dilaksanakan di BPS Nina Kecamatan

Sumberlawang Kabupaten Sragen pada bulan Januari 2013. Untuk

menarik kesimpulan mengenai validitas suatu item, statistik rhitung

dibandingkan dengan rtabel untuk 30 ibu primigravida dan signifikasi

5% yaitu 0.361, sedangkan untuk signifikasi 1% yaitu sebesar 0.463.

kriteria pegambilan keputusan yang dipergunakan adalah jika nilai

rhitung lebih besar dari rtabel maka item tersebut valid. Setelah 36 soal

dilakukan uji validitas didapatkan hasil 33 soal valid dan 3 soal tidak

valid yaitu pada soal nomer 10, 21 dan 29. Kemudian 3 soal yang tidak

valid tersebut dihilangkan.

2. Uji Reabilitas

Reabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data

karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan

bersifat tendensius, mengarahkan responden memilih jawaban-jawaban

tertentu. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya,

maka berapa kalipun diambil tetap akan sama hasilnya

(44)

32

Untuk menguji reabilitas instrumen, peneliti menggunakan Alpha

Chrobach dengan bantuan program komputer SPSS for windows.

Rumus Alpha Chrobach adalah sebagai berikut :

Keterangan :

= Reabiltas instrument

k = banyaknya butir pernyataan atau banyaknya soal

= jumlah varian butir

=Varians total

Kuesioner dinyatakan reliabel bila nilai alpha chrobach > rkriteria (0,75)

(Riwidikdo, 2010). Setelah 33 soal dilakukan uji reabilitas terhadap 30

responden di BPS Nina Pagak Kecamatan Sumberlawang Kabupaten

Sragen dapat diperoleh hasil reliabel karena besar Alpha Chrobach 0,927

> 0,75

E. Teknik Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar

pernyataan persetujuan dan membagikan kuesioner pada ibu primigravida di

BPS Sunarsi, kemudian menjelaskan tentang cara pengisiannya. Responden

disuruh mengisi quesioner dengan selesai dan kuesioner diambil pada saat itu

juga oleh peneliti. Data yang diperoleh terdiri dari :

(45)

Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya atau objek

penelitian oleh peneliti perorangan atau organisasi (Riwidikdo, 2006).

Dalam penelitian ini data primer didapatkan dari pengisian kuesioner

tentang perawatan payudara yang diisi ibu primigravida di BPS Sunarsi

Sragen.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat secara langsung dari objek

penelitian (Riwidikdo, 2006). Data sekunder didapatkan dari data rekam

medis di BPS Sunarsi Sragen tentang jumlah ibu primigravida.

F. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007).

Dalam penelitian ini variabel yang digunakan ada 2 sebagai berikut:

1. Variabel Bebas yaitu Tingkat pengetahuan ibu hamil primigravida

Skala yang digunakan skala ordinal

2. Variabel Terikat yaitu tindakan merawat payudara

Skala yang digunakan skala nominal

G. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang

lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti

(46)

34

Tabel 3.2

Definisi Operasional

Nama

Variabel

Pengertian Indikator Skala

Pengetahuan ibu tentang perawatan payudara Tindakan Kemampuan ibu menjawab kuesioner perawatan payudara Melakukan perawatan payudara

1. Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1SD 2. Cukup : bila nilai responden mean

– 1SD ”[”PHDQ6'

3. Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1SD 1. Ya

2. Tidak

Ordinal

Nominal

H. Metode pengolahan dan Analisi Data

1. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya

adalah pengolahan data. Proses pengolahan data menurut Arikunto (2006)

adalah :

a. Editing

Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data hasil jawaban dari

kuesioner yang telah diberikan kepada responden dan kemudian

(47)

dilakukan di lapangan sehingga bia terjadi kekurangan atau tidak

sesuai dapat segera dilengkapi.

b. Coding

Kegiatan ini memberi kode angka pada kuesioner terhadap tahap-tahap

dari jawaban responden agar lebih mudah dalam pengolahan data

selanjutnya.

c. Tabulating

Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari jawaban

kuesioner responden yang sudah diberi kode, kemudian dimasukkan

kedalam tabel.

2. Analisa Data

Analisa data yang digunakan menggunakan analisa bivariat yaitu

menganalisa terhadap 2 variabel dimana 1 variabel sebagai variabel

independence dan 1 variabel sebagai variabel dependent (Notoatmodjo,

2005). Penelitian ini mencari hubungan antara tingkat pengetahuan ibu

hamil primigravida dengan tindakan merawat payudara di BPS Sunarsi

Sumberlawang, Sragen. Menurut Riwidikdo (2009) dalam menghitung

analisa pengetahuan, maka digunakan perhitungan sebagai berikut :

Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1SD

Sedang : Bila nilai responden mean – 1SD ”[”PHDQ+ 1 SD Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1SD

Menurut Riwidikdo (2009) , rumus mean yaitu :

(48)

36

Keterangan :

X : rata- rata (mean)

™[ : Jumlah seluruh jawaban responden n : jumlah responden

Menurut Riwidikdo (2009), simpangan baku (standart deviation)

adalah ukuran yang dapat di pakai untuk mengetahui tingkat penyebaran

nilai-nilai (data) terhadap rata-ratanya.

Rumus :

Keterangan :

x : Nilai responden

n : jumlah responden

Sedangkan untuk menganalisa hubungan atau korelasi pada penelitian ini

menggunakan analisa data koefisien kontingansi yang berkaitan dengan

chi kuadrat disebabkan data yang digunakan adalah skala nominal.

Adapun rumusnya sebagai berikut:

X

2

=

™ ™

Ket :

X2 = Chi Kuadrat

f0 = Frekuensi yang diobservasi

k I=1 (f0 + fh)2 Fh r j=1

(49)

fh = Frekuensi yang diharapkan

Setelah chi kuadrat dihitung maka di masukan dalam rumus koefisien

kontingensi C, adapun rumusnya sebagai berikut:

C= ¥;2 Ket C = Koefisien kontingensi X2 = Chi kuadrat N = Jumlah sampel I. Etika Penelitian

Setelah mendapat persetujuan, peneliti mulai melakukan penelitian

dengan memperhatikan maslah etika menurut Hidayat (2007), meliputi :

1. Informed consent (lembar persetujuan menjadi responden)

Sebelum lembar persetujuan diberikan pada subjek penelitian peneliti

menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan serta

manfaat yang dilakukannya penelitian. Setelah diberikan penjelasan,

lembar persetujuan diberikan kepada subjek penelitian. Jika subjek

penelitian bersedia diteliti maka mereka harus menandatangani lembar

persetujuan, namun jika subjek penelitian menolak untuk diteliti maka

mereka harus menandatangani lembar persetujuan, namun jika subjek

penelitian menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan

tetap menghormati haknya.

(50)

38

2. Anonimity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan subjek penelitian, peneliti tidak

mencantumkan namanya pada lembar pengumpulan data, cukup dengan

inisial dan memberi nomor pada masing – masing lembar tersebut.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Kerahasiaan semua informasi yang diperoleh oleh subyek penelitian

dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu saja yang akan

(51)

39

A. Gambaran Umum

Penelitian ini dilakukan di BPS Sunarsi Kabupaten Sragen dengan

jumlah responden 30 responden. BPS Sunarsi terletak di Desa Sumberlawang

kabupaten Sragen dengan luas BPS 96 m². Sebelah timur berbatasan dengan

Desa Pagak, sebelah barat berbatasan dengan Desa Ngandul, sebelah selatan

berbatasan dengan Desa Mojopuro dan sebelah utara berbatasan dengan Desa

Tlogotirto. Secara umum jenis pelayanan yang diberikan di BPS Sunarsi

Kabupaten Sragen antara lain pelayanan kesehatan yang meliputi ANC

(Ante Natal Care), persalinan normal, KB, Imunisasi, konseling gizi dan

pelayanan balita. Tenaga Kesehatan di BPS Sunarsi Kabupaten Sragen yaitu

terdiri 1 bidan sebagai pimpinan BPS dan 1 bidan sebagai asisten bidan.

Fasilitas untuk mendukung pelayanan rawat inap khususnya persalinan sudah

cukup memadai, yaitu 1 ruang nifas ibu dan bayi dirawat dengan sistem rawat

gabung (rooming in) selama 24 jam penuh, 1 ruang bersalin, 1 ruang

pemeriksaan. Keadaan BPS Sunarsi Sragen dengan tempat pelayanan bersih,

(52)

40

B. Hasil Penelitian

Hasil penelitian di dapatkan sebagai berikut, setelah dilakukan

penelitian didapatkan nilai mean dan standar deviasi yaitu :

Tabel 4.1 Mean dan Standar Deviasi

Variabel Mean Standar Deviasi

Tingkat Pemgetahuan Ibu Primigravida tentang Perawatan Payudara

23.3 5,04

Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1SD

x > 23,3+ 1x 5,04 = x > 28,34

Jadi pengetahuan baik jika nilai responden > 28,34

Sedang : Bila nilai responden mean – 1 SD ” x ”PHDQSD 23,3–1x 5,04 ” x ”23,3 +1x 5,04 = 18,26 ”[” 28,34 Jadi pengetahuan cukup jika nilai responden 18,26 ”[” 28,34

Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh ( x ) < mean – 1 SD

( x ) < 23,3 – 1 x 5,04 = x < 18,34

Jadi pengetahuan kurang jika nilai responden < 18,34

Sehingga tingkat pengetahuan ibu primigravida tentang perawatan payudara

di BPS Sunarsi Kabupaten sragen didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.2 Frekuensi tingkat Pengetahuan Ibu Primigravida tentang Perawatan Payudara di BPS Sunarsi Kabupaten Sragen

No Pengetahuan Jumlah Prosentase ( % )

1 Baik 1 3,3

2 Cukup 28 93,4

(53)

Total 30 100 Sumber : Data Primer, 2012

Berdasarkan tabel diatas tingkat pengetahuan ibu primigravida

tentang perawatan payudara di BPS Sunarsi Kabupaten Sragen dapat

dikategorikan pengetahuan baik sebanyak 1 responden (3,33%),

pengetahuan cukup sebanyak 28 responden (93,4%), dan pengetahuan

kurang sebanyak 1 responden (3,33%). Jadi Tingkat pengetahuan Ibu

Primigravida tentang perawatan payudara di BPS Sunarsi kabupaten

Sragen mayoritas dapat dikategorikan pengetahuan cukup yaitu sebanyak

28 responden (93,4%).

Pada penelitian kali ini juga di dapatkan data karateristik

berdasarkan umur, pekerjaan dan pendidikan, adapun hasilnya distribusi

frekuensinya sebagai berikut:

Tabel 4.3 Frekuensi Umur Ibu Primigravida di BPS Sunarsi Kabupaten Sragen

No Umur Jumlah Prosentase ( % )

1 ”WDKXQ 4 13,3

2 20-35 tahun 24 80,0

3 > 35 2 6,7

Total 30 100

Berdasarkan pada tabel 4.3 bahwa umur responden ”WDKXQDGD 4 responden (13,3%), umur 20-35 tahun ada sebanyak 24 responden

(54)

42

Tabel 4.4 Frekuensi Pekerjaan Ibu Primigravida di BPS Sunarsi Kabupaten Sragen

No Pekerjaan Jumlah Prosentase ( % )

1 IRT 23 76,7

2 Swasta 7 23,3

Total 30 100

Berdasarkan tabel 4.4 bahwa pekerjaan dari responden hanya ibu

rumah tangga berjumlah 23 responden (76,7%), yang pekerjaan swasta

terdapat 7 responden (23,3%).

Tabel 4.5 Frekuensi Tingkat Pendidikan Ibu Primigravida di BPS Sunarsi Kabupaten Sragen

No Pendidikan Jumlah Prosentase ( % )

1 SD 5 16,7

2 SLTP 12 40,0

3 SLTA 13 43,3

Total 30 100

Berdasarkan tabel 4.5 tingkat pendidikan Ibu Primigravida di BPS

Sunarsi Kabupaten Sragen yang berpendidikan SD berjumlah 5 responden

(16,7%), SLTP ada 12 responden (40,0%), SLTA ada 13 responden

(43,3%).

Tabel 4.6 Frekuensi Tindakan Merawat Payudara Ibu Primigravida di BPS Sunarsi Kabupaten Sragen

No Tindakan Jumlah Prosentase ( % )

1 Ya 12 40,0

2 Tidak 18 60,0

(55)

Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui responden yang melakukan

perawatan payudara ada 12 responden (40,0%) dan yang tidak melakukan

perawatan payudaran ada 18 responden (60,0%).

Tabel 4.7 Tabel Silang Pengetahuan dengan Tindakan Merawat Payudara Ibu Primigravida di BPS Sunarsi Kabupaten Sragen

Tindakan Ya Tidak Total Pengetahuan Baik Jml 0 1 1 Sedang Jml 12 16 28 Kurang Jml 0 1 1 Total 12 18 30

Berdasarkan hasil tabel silang dapat diketahui bahwa responden

yang berpengatahuan baik dan melakukan perawatan payudara justru tidak

ada. Responden yang berpengetahuan sedang dan yang melakukan

perawatan payudara ada 12 responden, sisanya tidak melakukan perawatan

payudara. Pengetahuan responden yang berkategori kurang juga tidak ada

yang melakukan perawatan payudara.

Tabel 4.8 Tabel Chi Kuadrat

Value df Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square 1.429a 2 .490 Likelihood Ratio 2.138 2 .343 Linear-by-Linear Association .000 1 1.000 N of Valid Cases 30

a. 4 cells (66,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,40.

(56)

44

Hasil data yang tercantum di atas kemudian di lakukan analisa data

dengan uji koefisiensi kontingensi dengan SPSS 16 di dapatkan hasil

0,490, sedangkan p-value 1,429 dengan taraf taraf signifikansi 5%. Maka

dari itu p-value di bandingkan dengan taraf signifikansi. Pada perhitungan

di atas di dapatkan hasil bahwa tidak ada hubungan antara tingkat

pengetahuan tentang perawatan payudara selama hamil dengan tindakan

merawat payudara selama hamil, karena value > 5%, dalam hal ini

p-value 1,429 > 5%.

C. Pembahasan

Tingkat pengetahuan ibu primigravida tentang perawatan payudara

dengan tindakan merawat payudara selama hamil tidak terdapat hubungan

yang signifikan. Melihat hasil distribusi frekuensi juga menunjukan bahwa

responden yang berpengetahuan baik yang seharusnya sudah mengetahui

manfaat dan cara merawat payudara di masa kehamilan ternyata tidak

melakukan perawatan. Sedangkan untuk responden yang berpengetahuan

sedang, tidak di sangka mereka banyak yang melakukan perawatan payudara

selama hamil, hal itu ditunjang juga pada saat pemeriksaan putting susu dan

areola mamae terlihat bersih.

Berdasarkan teori bahwa perilaku atau tindakan dipengaruhi oleh

pengetahuan, sikap, kepercayaan dan lingkungan(Notoadmodjo, 2003).

Seseorang akan melakukan sesuatu memang berdasarkan dari pengetahuan

yang mereka terima, dimana pengetahuan itu sendiri juga banyak faktor yang

(57)

pengetahuan antara lain berdasarkan pikiran kritis pengalaman yang disusun

secara sistematis oleh otak. Sesuatu yang pernah dialami oleh seseorang akan

menambah tentang sesuatu yang bersifat informasi. Pengalaman itu

merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman itu merupakan suatu cara

untuk memperoleh kebenaran. Pengalaman pribadi dapat digunakan supaya

memperoleh pengetahuan. Dalam hal ini responden penelitian merupakan ibu

hamil primigravida dimana mereka baru pertama kali hamil, sehingga

pengetahuan mereka masih belum baik. Terbukti dalam penelitian di dapat

hasil pengetahuan sedang terdapat 28 responden dan yang baik hanya 1

responden. Tidak menuntut kemungkinan responden yang berpengetahuan

sedang mereka memutuskan untuk melakukan perawatan payudara karena

dipengaruhi oleh lingkungan, usia, pekerjaan maupun pendidikan. Lingkungan

yang dimaksud di sini yaitu responden bergaul sehari-hari dengan siapa dan

apakah sarana prasarana mendukung untuk perawatan payudara. Bisa jadi

responden yang berpengetahuan baik tersebut tidak mempunyai komunitas

yang mendukung responden untuk melakukan perawatan payudara, contohnya

: responden malas melakukan pembersihan payudarannya dan keluarga masa

bodoh dengan si responden. Faktor usia juga bisa menjadi suatu pendukung

dalam sebuah tindakan, pada penelitian usia terbanyak responden berkisar

20-35 tahun hal ini menunjukkan pada usia tersebut seorang wanita merupakan

masa bereproduksi dan sudah mampu berpikir bahwa dia sudah tidak lagi

hidup sendiri, sehingga dia harus memikirkan kebutuhan dari si jabang bayi.

(58)

46

pekerjaan terbanyak responden merupakan ibu rumah tangga, sehingga waktu

yang diperlukan lebih banyak dari pada ibu yang bekerja swata. Tingkat

pendidikan juga mempunyai peranan dalam pengambilan keputusan. Maka

dari itu hubungan dan pengaruh usia, pekerjaan dan pendidikan sebaiknya di

lakukan penelitian lanjutan, agar bisa menganalisa apa penyebab keberhasilan

perawatan payudara. Menjaga payudara dengan rutin melakukan perawatan

setiap hari merupakan awal dari keberhasilan ASI ekslusif.

D. Keterbatasan

1. Kelemahan penelitian ini yaitu hanya di spesifikan pada ibu primigravida

saja. Penelitian ini dilakukan pada saat kelas ibu hamil, ada beberapa

responden yang datang terlambat atau tidak tepat waktu sehingga kesulitan

memberikan informasi ulang kepada responden yang baru datang sehingga

mungkin responden tidak terlalu paham.

2. Keterbatasan yaitu terletak pada variabel penelitian ini merupakan 2

variabel, sehingga hasil penelitian terbatas pada pengetahuan dan tindakan

tentang perawatan payudara dan penelitian ini akan berbeda hasil jika

faktor yang mempengaruhi diteliti. Kuesioner yang digunakan kuesioner

tertutup sehingga responden hanya bisa menjawab ya atau tidak dan

jawaban responden belum bisa untuk mengukur pengetahuan secara

(59)

47

A. Kesimpulan

Penelitian ini mengambil judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu

Primigravida tentang Perawatan Payudara dengan Tindakan Merawat

Payudara di BPS Sunarsi Sumberlawang Kabupaten Sragen Tahun 2013“

dengan jumlah responden 30 ibu primigravida.

1. Tingkat pengetahuan ibu primigravida tentang perawatan payudara di BPS

Sunarsi Kabupaten Sragen dikategorikan pengetahuan cukup sebanyak

28 responden 93,4 %.

2. Tindakan ibu primigravida dalam merawatan payudara di BPS Sunarsi

Kabupaten Sragen dari responden 30 yang melakukan perawatan payudara

hanya ada 12 responden aja atau 40%

3. Antara tingkat pengetahuan ibu primigravida dengan tindakan merawat

payudara selama hamil di BPS Sunarsi ternyata tidak ada hubungan yang

signifikan.

B. Saran

1. Bagi responden

Responden lebih memperbanyak pengetahuan tentang perawatan payudara

masa hamil untuk mempersiapkan laktasi saat menyusui dan mningkatkan

(60)

48

pembengkakan payudara dan hendaknya aktif mengikuti penyuluhan pada

kelas ibu hamil dan mencari informasi dari media, baik elektronik maupun

media cetak.

2. BPS / Pelayanan kesehatan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dan masukkan dalam

upaya meningkatkan mutu pelayanan bidan dalam upaya menekankan

pentingnya perawatan payudara pada ibu primigravida melalui

penyuluhan-penyuluhan maupun pelatihan.

3. Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya untuk mengembangkan variabel dalam penelitian

dan menambah jumlah sempel penelitian, sehingga didapatkan hasil yang

lebih baik.

4. Bagi Pendidikan

Pendidikan mampu memberikan referensi lebih banyak tentang perawatan

(61)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S,2006, Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek, Edisi revisi V. Jakarta : Rineka Cipta

Ghoozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS/ Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hidayat, Alimul Aziz, A.2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa

Data. Jakarta : Salemba Medika

Jannah, 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Kehamilan. Yogyakarta : Penerbit Andi

Kary, 2012. Kehamilan. http://www.kehamilan.com. 17 Januari 2012

Kristiyanasari, Weny, 2009. ASI, Menyusui dan Sadari. Yogyakara: Nuha Medika

Notoatmodjo, S,2003. Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan seni. Jakarta : Rineka Cipta

____________, 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

____________, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Riwidikdo, H. 2006. Statistik Kesehatan, Yogyakarta : Mitra Cendekia Press. Bunda

Riwidikdo, H. 2010. Statistik untuk Penelitian Kesehatan, Yogyakarta : Pustaka Rihama

Saryono, 2009. Perawatan Payudara. Yogyakarta : Mitra Cendikia

Sugiyono, 2007. Statistik Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta

Syah, Muhibbin, 2003.Psikologi pendidikan dengan Pendekatan Baru.. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Yuliana, Intan 2012, “Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Perawatan

(62)
(63)

3 27 729 Cukup 4 25 625 Cukup 5 21 441 Cukup 6 20 400 Cukup 7 25 625 Cukup 8 19 361 Cukup 9 24 576 Cukup 10 24 576 Cukup 11 7 49 Kurang 12 29 841 Baik 13 27 729 Cukup 14 27 729 Cukup 15 22 484 Cukup 16 22 484 Cukup 17 22 484 Cukup 18 21 441 Cukup 19 26 676 Cukup 20 22 484 Cukup 21 26 676 Cukup 22 25 625 Cukup 23 20 400 Cukup 24 27 729 Cukup 25 19 361 Cukup 26 27 729 Cukup 27 25 625 Cukup 28 24 576 Cukup 29 26 676 Cukup 30 22 484 Cukup Total 699 17024

Baik = 1 responden, jadi prosentasenya ͳ

͵Ͳ x 100 %= 3,33 % Cukup = 28 responden, jadi prosentasenya ʹͺ

͵Ͳ x 100 %= 93,4 % Kurang = 1 responden, jadi prosentasenya ͳ

(64)

DATA HITUNG PENELITIAN ۻ܍܉ܖ ൌܒܝܕܔ܉ܐ ܐ܉ܛܑܔ ܒ܉ܟ܉܊܉ܖ ܓܝ܍ܛܑܗ ܖ܍ܚܒܝܕܔ܉ܐ ܚ ܍ܛܘ ܗ ܖ܌ ܍ܖ ݔ ൌσx n ݔ ൌ͸ͻͻ͵Ͳ = 23,3 ࡿࡰ ൌ ඨσ ࢞ ૛െ ሺσ ࢞ሻ૛ ࢔ ࢔ െ ૚ ൌ ඨͳ͹ͲʹͶ͵Ͳ െ ͳെ Ͷͺͺ͸Ͳͳ͵Ͳ ൌ ඨͳ͹ͲʹͶ െ ͳ͸ʹͺ͸ǡ͹ʹͻ ൌ ඥʹͷǡͶʹ = 5,04 ™x = 699 ™ݔʹ = 17024 (™ݔሻʹ = (699)² = 488601 Dikatakan : Baik = x > 23,3 + 1. 5,04 x > 28,34 Cukup = 23,3 – 1. 5,04” x ” 23,3+1. 5,04 18,26 ” x ” 28,34 Kurang = x < 23,3 – 1. 5,04 x < 18,26 n = 30 n – 1 = 29

(65)
(66)

KUESIONER

TINGKAT PENGETAHUAN IBU PRIMIGRAVIDA TENTANG PERAWATAN PAYUDARA DI BPS SUNARSI

SUMBERLAWANG SRAGEN

Petunjuk umum pengisian.

1. Isilah identitas ibu secara lengkap

2. Berilah tanda ( ¥ SDGDNRORPMDZDEDQbenar jika anda anggap benar dan pada kolom jawaban salah jika anda anggap salah

3. Dalam menjawab pertanyaan, anda diminta tidak bertanya pada teman yang ada didekat anda.

4. Anda diminta menjawab sejujurnya sesuai dengan hati nurani.

5. Dalam memilih jawaban anda hanya cukup memilih satu jawaban dalam setiap pertanyaan. A. Identitas responden 1. Nama ibu : 2. Umur : 3. Pekerjaan : Ƒ,57 Ƒ6ZDVWD Ƒ316

4. Pendidikan terakhir ibu : Ƒ6'

Ƒ6/73 Ƒ6/7$ Ƒ6DUMDQD

5. Tindakan Perawatan Payudara a. Ya

Gambar

Gambar 2.2 Kerangka Konsep
Tabel 3.1  Kisi-Kisi Pernyataan
Tabel 3.2  Definisi Operasional  Nama
Tabel 4.1 Mean dan Standar Deviasi
+4

Referensi

Dokumen terkait

the ability to read, write, and think musik-is the right of every human being; (2) music learning must begin with the voice; (3) the education of the musical ear must begin

Sedangkan metode yang digunakan untuk melihat pemaknaan dari penonton mengenai transgender adalah Reception Analysis yang dibagi menjadi tiga bentuk yaitu

Fungsi utama dari serat adalah sebagai penopang kekuatan dari komposit, sehingga tinggi rendahnya kekuatan komposit sangat tergantung dari serat yang digunakan, karena tegangan

Sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi serta kewenangan RSUD Dr.Achmad Mochtar Bukittinggi dan mengacu kepada RPJMD Provinsi Sumatera Barat Prioritas 4 yaitu peningkatan

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran terhadap Kinerja Manajerial: Komitmen Organisasi dan Pelimpahan Wewenang sebagai Variabel Moderating (Studi Kasus pada

Produk samping yang dihasilkan adalah tepung coklat (cocoa powder), kandungan lemak tidak lebih dari 2 % dan pelarut tidak lebih dari 5 ppm, dalam % berat... Hammer Mill

Hal ini dikarenakan SPT tersebut merupakan tanah gambut yang kaya akan bahan organik, sedangkan SPT 1, 2, 3, 4, 5, 12, dan 13 merupakan tanah mineral dengan kandungan bahan

Ikatan ganda diperoleh dari karbon yang memiliki empat elektron valensi, namun pada molekul terkonjugasi hanya memiliki tiga (kadang-kadang dua) atom lain.... Elektron yang