REFERAT
HORDEOLUM DAN KALAZION
Pembimbing : dr. Ida Nugrahani, Sp.M
Disusun Oleh : Nafisatun Zahrokh, S.Ked
J500 100 054
KEPANITRAAN KLINIK ILMU MATA RSUD KARANGANYAR FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kelopak mata adalah bagian yang sangat penting. Kelopak mata berfungsi melindungi bola mata serta mengeluarkan sekresi kelenjar yang membentuk film air mata di depan kornea. Penutupan kelopak mata berguna untuk menyalurkan air mata ke seluruh permukaan mata dan memompa air mata ke seluruh permukaan mata serta memompa air mata melalui punctum lakrimalis. Kelainan yang didapat pada kelopak mata bermacam-macam, mulai dari tumor jinak sampai keganasan, proses inflamasi, infeksi, maupun masalah struktur seperti ektropion, entropion dan blefaroptosis.
Hordeolum merupakan infeksi lokal atau inflamasi tepi kelopak mata yang melibatkan glandula Zeiss atau Moll (hordeolum eksterna) dan glandula meibom (hordeolum internal). Kalazion merupakan peradangan granulomatosa kronik yang steril dan idiopatik pada kelenjar meibom yang tersumbat. Umumnya ditandai oleh pembengkakan setempat yang tidak terasa sakit dan berkembang dalam beberapa minggu. Kalazion awalnya dapat berupa radang ringan dan nyeri tekan mirip hordeolum, yang membedakannya yaitu tidak ada tanda-tanda peradangan akut.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengertian hordeolum dan kalazion ? 2. Bagaimana klasifikasi hordeolum ?
3. Bagaimana gejala klinis hordeolum dan kalazion ? 4. Bagaimana penatalaksanaan hordeolum dan kalazion ?
C. TUJUAN
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui : 1. Pengertian hordeolum dan kalazion
2. Klasifikasi hordeolum dan kalazion 3. Gejala klinis hordeolum dan kalazion 4. Penatalaksanaan hordeolum dan kalazion
1. Menambah pengetahuan mengenai penyakit mata khususnya hordeolum dan kalazion.
2. Sebagai proses pembelajaran bagi dokter muda yang sedang mengikuti kepaniteraan klinik bagian ilmu penyakit mata.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. ANATOMI PALPEBRA
Palpebra adalah lipatan tipis yang terdiri dari kulit, otot, dan jaringan fibrosa, yang berfungsi melindungi struktur-struktur mata
yang rentan. Palpebra superior dan inferior adalah modifikasi lipatan kulit yang dapat menutup dan melindungi bola mata bagian anterior. Berkedip melindungi kornea dan konjungtiva dari dehidrasi. Palpebra superior berakhir pada alis mata; palpebra inferior menyatu dengan pipi.
Palpebra terdiri atas lima bidang jaringan utama. Dari superfisial ke dalam terdapat lapis kulit, lapis otot rangka (orbikularis okuli), jaringan areolar, jaringan fibrosa (tarsus), dan lapis membran mukosa (konjungtiva palpebra)1.
Struktur palpebra : 1. Lapisan Kulit
Kulit pada palpebra berbeda dari kulit bagian lain tubuh karena tipis, longgar, dan elastis, dengan sedikit folikel rambut, tanpa lemak subkutan.
2. Musculus Orbikularis Okuli
Fungsi otot ini adalah untuk menutup palpebra. Serat ottnya mengelilingi fissura palpebra secara konsentris dan meluas sedikit melewati tepian orbita. Sebagian serat berjalan ke pipi dan dahi. Bagian otot yang terdapat di dalam palpebra dikenal sebagai bagian pratarsal; bagian diatas septum orbitae adalah bagian praseptal. Segmen luar palpebra disebut bagian orbita. Orbikularis okuli dipersarafi oleh nervus facialis.
3. Jaringan Areolar
Terdapat di bawah musculus orbikularis okuli, berhubungan dengan lapis subaponeurotik dari kulit kepala.
4. Tarsus
Struktur penyokong utama dari palpebra adalah lapi jaringan fibrosa padat yang disebut tarsus superior dan inferior. Tarsus terdiri atas jaringan penyokong kelopak mata dengan kelenjar Meibom (40 buah di kelopak atas dan 20 buah di kelopak bawah).
Bagian posterior palpebra dilapisi selapis membran mukosa, konjungtiva palpebra, yang melekat erat pada tarsus.
Gambar 2. Palpebra Normal
TEPIAN PALPEBRA
Panjang palpebra adalah 25-30mm dan lebarnya 2mm. Tepian ini dipisahkan oleh garis kelabu (batas mukokutan) menjadi tepian anterior dan posterior.1
1. Tepian anterior
Tepian anterior terdiri dari bulu mata, glandula Zeiss dan Moll. Glandula Zeiss adalah modifikasi kelenjar sebasea kecil yang bermuara dalam folikel rambut pada dasar bulu mata.glandula Moll adalah modifikasi kelenjar keringat yang bermuara ke dalam satu baris dekat bulu mata.
2. Tepian posterior
Tepian posterior berkontak dengan bola mata, dan sepanjang tepian ini terdapat muara-muara kecil dari kelenjar sebasea yang telah dimodifikasi (glandula Meibom atau tarsal).
Terletak pada ujung medial dari tepian posterior palpebra. Punktum inu terfungsi menghantarkan air mata ke bawah melalui kanalikulus terkait ke sakus lakrimalis.
FISURA PALPEBRA
Fisura palpebrae adalah ruang elips diantara kedua palpebra yang terbuka. Fisura ini berakhir di kanthus medialis dan lateralis. Kanthus lateralis kira-kira 0,5 cm dari tepian lateral orbita dan membentuk sudut tajam. Kanthus medialis lebih elips dari kanthus lateralis dan mengelilingi lakus lakrimalis. Lakus lakrimalis terdiri atas dua buah struktur yaitu karunkula lakrimalis, peninggian kekuningan dari modifikasi kulit yang mengandung modifikasi kelenjar keringat dan kelenjar sebasea sebesar-besar yang bermuara ke dalam folikel yang mengandung rmbut-rambut halus dan plica seminularis.1
SEPTUM ORBITALE
Septum orbitale adalah fascia di belakang bagian muskularis orbikularis yang terletak di antara tepian orbita dan tarsus dan berfungsi sebagai sawar antara palpebra orbita. Septum orbitale superius menyatu dengan tendo dari levator palpebra superior dan tarsus superior; septum orbilae inferius menyatu dengan tarsus inferior.1
REFRAKTOR PALPEBRA
Refraktor palpebrae berfungsi membuka palpebra. Di palpebra superior, bagian otot rangka adalah levator palpebra superior, yang berasal dari apeks orbita dan berjalan ke depan dan bercabang menjadi sebuah aponeurosis dan bagian yang lebih dalam yang mengandung serat-serat otot polos dari muskulus Muller (tarsalis superior). Di palpebra inferior, refraktor utama adalah muskulus rektus inferior, yang menulurkan jaringan fibrosa untuk membungkus muskulus obliqus inferior dan berinsersio ke dalam batas bawah tarsus inferior dan orbikularis okuli. Otot polos dari refraktor palpebrae disarafi oleh
nervus simpatis. Levator dan muskulus rektus inferior dipasok oleh nervus okulomotoris.
Pembuluh darah yang memperdarahi palpebrae adalah a. Palpebra. Persarafan sensorik kelopak mata atas didapatkan dari ramus frontal nervus V, sedang kelopak mata bawah oleh cabang kedua nervus V (n. Trigeminus).2
Pada kelopak terdapat bagaian-bagian : 1. Kelenjar
a. Kelenjar sebasea
b. Kelenjar Moll atau kelenjar keringat
c. Kelenjar Zeiss pada pangkal rambut, berhubungan dengan folikel rambut dan menghasilkan sebum
d. Kelenjar Meibom (kelenjar tarsalis)
Terdapat di dalam tarsus. Kelenjar ini menghasilkan sebum (minyak).
2. Otot-otot palpebra a. M. Orbikularis Okuli
Berjalan melingkar di dalam kelopak atas dan bawah, dan terletak di bawah kuit kelopak. Pada dekat tepi margo palpebra terdapat otot orbikularis okuli disebut sebagai M. Rioland. M. Orbikularis berfungsi menutup bola mata yang dipersarafi N.fasialis.
b. M. Levator Palpebra
Berorigo pada anulus foramen orbbita dan berinsersi pada tarsus atas dengan sebagian menembus M.orbikularis okuli menuju kulit kelopak bagian tengah. Otot ini dipersarafi oleh N. III yang berfungsi untuk mengangkat kelopak mata atau membuka mata.
Gerakan palpebra 1. Menutup
Kontraksi M. Orbikularis Okuli (N. VII) dan relaksasi M.Levator Palpebra Superior. M, Rioland menahan bagian belakang palpebra terhadap dorongan bola mata.
2. Membuka
Kontraksi M. Levator palpebra superior (N.III). M. Muller mempertahankan mata agar tetap terbuka.2
1. Definisi
Hordeolum merupakan peradangan supuratif kelenjar kelopak mata. 1
2. Etiologi
Staphylococcus aureus adalah agent infeksi pada 90-95% kasus
hordeolum.3
3. Klasifikasi
Hordeolum dibagi menjadi5 : a. Hordeolum internum
Radang kelenjar meibom, dengan penonjolan terutama ke daerah konjungtiva tarsal.
Gambar 3. Hordeolum Internum b. Hordeolum ekstrenum
Radang kelenjar zeis atau moll, dengan penonjolan terutama ke daerah kulit kelopak.
Gambar 4. Hordeolum Eksternum
4. Faktor Resiko
Meliputi :
a. Penyakit kronik.
b. Kesehatan atau daya tahan tubuh yang buruk. c. Peradangan kelopak mata kronik, seperti blefaritis.
d. Diabetes.
e. Hiperlipidemia, termasuk hiperkolesterolemia f. Penyakit hordeolum sebelumnya.
g. Higiene dan lingkungan yang tidak sehat. h. Kondisi kulit seperti dermatitis seboroik.4
5. Patofisiologi
Hordeolum externum timbul dari blokade dan infeksi dari kelenjar Zeiss atau Moll. Hordeolum internum timbul dari infeksi pada kelenjar Meibom yang terletak di dalam tarsus.
Obstruksi dari kelenjar-kelenjar ini memberikan reaksi pada tarsus dan jaringan sekitarnya. Kedua tipe hordeolum dapat timbul dari komplikasi blefaritis. Apabila infeksi pada kelenjar Meibom mengalami infeksi sekunder dan inflamasi supuratif dapat menyebabkan komplikasi konjungtiva.2
6. Gejala Klinis 3
a. Nyeri pada kelopak mata b. Bengkak
c. Merah d. Eritem
e. Terasa panas dan tidak nyaman. f. Sakit bila ditekan
g. Ada rasa yang mengganjal Stadium hordeolum meliputi: a. Stadium infiltrat
Ditandai dengan kelopak mata bengkak, kemerahan, nyeri tekan dan keluar sedikit kotoran.
b. Stadium supuratif
Ditandai dengan adanya benjolan yang berisis pus (core)
7. Penatalaksanaan 1,2 a. Medikamentosa
Antibiotik a) Lokal
Bila berbakat rekuren atau terjadinya pembesaran kelenjar aurikular
b) Sistemik
Eritromisin 250mg atau 125-250mg diklosasilin 4 kali sehari, dapat juga diberi tetrasiklin. Bila terdapat infeksi stafilokokus di bagian tubuh lain maka sebaiknya diobati juga bersama-sama. Pada