• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA KELAS II DI SMA NEGERI 8 MANDAI-MAROS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA KELAS II DI SMA NEGERI 8 MANDAI-MAROS"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA KELAS II DI SMA NEGERI 8 MANDAI-MAROS

Oleh: EMI RASMIANI

STIKES Nani Hasanuddin Makassar BASMALAH HARUN

Akademi Keperawatan (AKPER) Makassar

ABSTRAK: Perilaku seksual adalah perilaku yang timbul karena adanya dorongan seksual atau kegiatan untuk mendapatkan kesenangan organ seksual melalui berbagai perilaku seperti berfantasi, pegangan tangan berciuman, berpelukan sampai dengan melakukan hubungan seksual (Kusmiran, 2013). Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan seksual, peran orang tua dan media massa terhadap perilaku seksual remaja kelas II di SMA Negeri 8 Mandai – Maros. Penelitian ini menggunakan observasional analitik dengan desain “Cross Sectional study” dengan jumlah populasi yaitu 186 responden.Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling, didapatkan 56 responden sesuai dengan kriteria inklusi.Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Data yang telah terkumpul kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan komputer program microsoft exel dan program statistik (SPSS) versi 16.0. Analisis data mencangkup analisis univariat dengan mencari distribusi frekuensi, analisis bivariat dengan uji statistik chi square dengan tingkat kemaknaan ρ = 0,05. Hasil penelitian ini didapatkan hubungan antara pengetahuan seksual dengan perilaku seksual dengan nilai (𝜌 = 0,035 < 𝜌 = 0,05), terdapat hubungan antara peran orang tua dengan perilaku seksual dengan nilai (𝜌 = 0,009 < 𝜌 = 0,05), dan terdapat hubungan antara media massa dengan perilaku seksual (𝜌 = 0,011 < 𝜌 = 0,05). Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengetahuan, peran orang tua dan media massa berhubungan dengan perilaku seksual remaja.

Kata Kunci : Perilaku seksual, pengetahuan seks, peranan orang tua, media massa PENDAHULUAN

Perilaku seksual adalah perilaku yang timbul karena adanya dorongan seksual atau kegiatan untuk mendapatkan kesenangan organ seksual melalui berbagai perilaku seperti berfantasi, pegangan tangan berciuman, berpelukan sampai dengan melakukan hubungan seksual (Kusmiran, 2013).

WHO (World Healht Organization) memperkirakan dengan rata-rata 100% seluruh remaja yang ada di dunia, diperkirakan 47% nya telah terlibat dalam perilaku seks bebas. Angka ini juga sangat

Immunodeviciency Virus / Aquared Immuno Deficiency Virus) yang terus menerus meningkat setiap tahunnya. Terbukti pada tahun 2002 jumlah penderita diperkirakan 90.000 hingga 160.000-an kasus. Angka ini semakin meningkat ditahun 2006, antara 169.000 hingga 216.000, data akhir di bulan September menunjukkan angka 6.987 dengan kasus baru (Kartono, 2008 dalam Ekryfarizal, 2012).

Jumlah kasus penyakit menular seksual dari tahun ke tahun terus meningkat terutama HIV/AIDS.Menurut WHO (2007) jumlah penderita HIV/AIDS di dunia ada sebanyak 33.300.000 dan di

(2)

Jurnal Mitrasehat, Volume V Nomor 1, Mei 2015 ISSN 2089-2551 Departemen Kesehatan Republik Indonesia

(Depkes RI) pada tahun 2002 penderita HIV/AIDS ada sebanyak 110.000 dan pada 2006 naik menjadi 193.000 dan pada tahun 2007-2008 jumlah kasus ini, ditafsir menjadi 270.000 orang. Salah satu penyebab peningkatan ini adalah perilaku seks bebas yang didominasi oleh kelompok usia remaja (Depkes RI, 2008).

Dampak negatif lain yang menjadi masalah adalah banyaknya kejadian kehamilan yang tidak diinginkan terutama kehamilan diluar nikah. Kehamilan yang tidak diinginkan ini memicu tingginya angka kejadian aborsi di Indonesia yang mencapai angka 2,5 juta/tahun. Dari hasil survei terakhir di 33 provinsi pada tahun 2008 oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dilaporkan 63 persen remaja di Indonesia pada usia antara SMP dan SMA sudah melakukan hubungan seksual di luar nikah ironisnya 21 persen di antaranya dilaporkan melakukan aborsi. Persentase remaja yang melakukan hubungan seksual pranikah tersebut mengalami peningkatan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Berdasarkan data penelitian pada 2005-2006 di kota-kota besar, angka itu sempat berada pada kisaran 47,54 persen. Namun, hasil survei terakhir 2008 meningkat menjadi 63 persen (BKKBN,2008).

Berdasarkan sebuah Survei yang dilakukan oleh Service Medical du Rectorat de Toulouse pada 33.943 remaja di 24 negara di Amerika Utara dan Eropa menunjukkan, remaja sudah mulai berhubungan seks sejak usia 15 tahun. Selain itu Laporanpenelitianyang dilaporkan oleh SIECUS (Sex Information and Education Council of the United States) menunjukkan bahwa 88% remaja laki-laki pada umur 16 tahun telah melakukan masturbasi dan remaja perempuan sebanyak 62%. Frekuensi ini semakin meningkat sampai pada masa sesudah pubertas.Masturbasi ini dilakukan sendiri-sendiri dan juga dilakukan secara mutual

dengan teman sebaya sejenis kelamin, tetapi sebagian dari mereka juga melakukan masturbasi secara mutual dengan pacar.

Selain itu Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dr Janet Hyde dan kawan-kawan dari University of Wisconsin AS yang dipublikasikan dalam Journal of Youth and Adolescence 2007, menyebutkan hasil serupa. Dari 273 sampel penelitian yaitu remaja berusia 13-15 tahun, sebanyak 15 persen dari mereka telah melakukan hubungan seks dini. Menurut Hyde, penyebabnya adalah terlalu menonton televisi, rendahnya penghargaan terhadap diri sendiri, tingginya tingkat kekecewaan dan buruknya hubungan dalam keluarga.

Survei yang dilakukan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) terhadap 4.500 remaja di 12 kota besar seluruh Indonesia belum lama ini, menyatakan bahwa 62,7 persen remaja Indonesia pernah ML (Making Love) pranikah alias berzina. Dari Hasil penelitian yang juga dilakukan salah satu lembaga survei pada tahun 2008 menunjukkan, 63% remaja Indonesia usia SMP dan SMA, telah melakukan hubungan seks pranikah. Banyak kasus seks pranikah yang terjadi dikalangan remaja dan pelajar Indonesia.

Sekitar 8 ribu atau 57,1% kasus HIV/AIDS terjadi pada remaja antara 15–29 tahun (37,8% terinfeksi melalui hubungan seks yang tidak aman dan 62,2% terinfeksi melalui penggunaan narkoba jarum suntik). Menurut dia, angka temuan penyakit menular mematikan itu masih jauh dari angka sebenarnya. Diperkirakan, angka riil pengidapnya adalah angka temuan dikalikan 1.000 atau sekitar 14,5 juta orang. Sekitar 8 juta di antaranya adalah remaja" (Wibowo 2009).

Penelitian-penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa mayoritas remaja melakukan hubungan seksual pertama kali saat di bangku SMA dan pada usia sekitar 15-18 tahun. Perilaku seksual pranikah remaja adalah segalah tingkah laku seksual

(3)

yang didorong oleh hasrat seksual dengan lawan jenisnya, yang dilakukan oleh remaja sebelum mereka menikah.(Christiana,2011) Berdasarkan data dari kementrian komunikasi dan informasi Republik Indonesia telah melansir data tingginya transaksi dan jumlah pengakses situs-situs porno di Indonesia. Untuk tingkat provinsi Sul-sel termasuk dari 10 besar nama wilayah yang masuk sebagai daerah pengakses situs porno. Selain Sul-Sel, juga ada Jawa Tengah, Sumatra Utara, Bali, Jogyakarta, Kalimantan Timur, Jawa Timur, Sumatra Selatan, Jawa Barat dan Jakarta (jabodetabek).

Salah satu bukti imbas dari tingginya akses situs porno ataupun peredaran video porno dapat dilihat dari beberapa kejadian di Makassar.November, 2012 lalu Polsek Biringkanaya menangkap dua orang siswa menengah, inisial AA dan II.Dia ditangkap karena dugaan kasus pemerkosaan terhadap seorang siswi salah satu Sekolah Menengah Pertama inisial, ST, 13 tahun kedua remaja ini bahkan menggilir perempuan itu disebuah rumah di wilayah Kelurahan Sudiang (Rakyat sulsel Online).

SMA Negeri 8 Mandai-Maros telah berdiri pada tahun 2004, yang dulu bernama SMA Negeri 1 Mandai-Maros sebelum namanya diganti menjadi SMA Negeri 8 Mandai-Maros yang berlokasi di Mandai. Tepatnya di Kecamatan Mandai Kabupaten Maros, yang beralamat di Jalan Poros Kariango KM 5 No. 77. Hingga saat ini, jumlah siswa secara keseluruhan yaitu 577 siswa yang terdiri dari kelas I berjumlah 243 siswa, kelas II yang terdiri dari II IPA dan II IPS berjumlah 186 siswa dan kelas III yang terdiri dari III IPA dan III IPS berjumlah 148 siswa. Dengan total pengajar sebanyak 44 orang yang terdiri dari 7 orang guru honor, 37 orang PNS, 9 orang tenaga Administrasi dan 1 kepala sekolah.

Berdasarkan hasil penelitian

peran orang tua yang kurang atau lebih besar dibanding siswa yang memiliki peran orang tua yang cukup sebanyak 18 (38,29%) siswa.

Melihat kenyataan di atas maka penulis ingin mengadakan penelitian dengan judul ”Faktor-faktor yang berhubungan dengan Perilaku Seksual Remaja pada Siswa kelas II di SMA Negeri 8 Mandai - Maros”

BAHAN DAN METODE

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian Observasional Analitik dengan pendekatan cross – sectional Study yaitu untuk mengetahui Faktor – faktor yang berhubungan dengan Perilaku Seksual Remaja pada Siswa Kelas II SMA Negeri 8 Mandai - Maros, dimana variabel penelitiannya dilakukan secara simultan pada suatu saat.

A. Lokasi dan waktu penelitian 1. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian yaitu di SMA Negeri 8 Mandai - Maros yang merupakan salah satu SMA Negeri yang terletak di Kecamatan Mandai Kabupaten Maros.

Dengan total pengajar sebanyak 44 orang yang terdiri dari 7 orang guru honor, 37 orang dari PNS dan 1 kepala sekolah.

2. Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 17 Juni – 17 Juli 2013 B. Populasi dan sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2010).

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas II SMA Negeri 8 Mandai-Maros yang berjumlah 186 siswa.

2. Sampel

(4)

Jurnal Mitrasehat, Volume V Nomor 1, Mei 2015 ISSN 2089-2551 Jumlah sampel dalam

penelitian ini sebanyak 56 siswa a. Besar sampel

Besar sampel dapat merupakan langkah penting dalam pengambilan sampel. Secara statistik penentuan besarnya sampel ini akan tergantung pada jenis dan besarnya populasi (Notoatmodjo, 2010)

b. Cara Pengambilan Sampel

Sampling adalah suatu proses dalam menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi (Notoatmodjo, 2010).

Tehnik pengambilan sampling dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling yaitu didasarkan pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri yaitu sebanyak 56 siswa sesuai dengan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi yang ada.

c. Kriteria sampel 1. Kriteria inklusi :

a) Siswa kelas II IPS yang ada pada saat dilaksanakan penelitian. b) Siswa yang berumur 15-18 tahun c) Siswa yang bersedia menjadi

responden 2. Kriteria eksklusi :

a) Siswa SMA Negeri 8 Mandai - Maros yang tidak bersedia menjadi responden atau sakit.

b) Siswa SMA Negeri 8 Mandai - Maros yang pulang pada saat dilakukan pembagian kuesioner atau pada saat penelitian.

c) Siswa SMA Negeri 8 Mandai-Maros yang belum menikah. B. Cara pengumpulan data

1. Data primer

Data yang diperoleh peneliti dari hasil pengumpulan data secara langsung dengan membagikan kuisioner kepada responden yaitu data tentang pengetahuan tentang perilaku, peranan orang tua dan media massa.

2. Data sekunder

Data diperoleh dari SMA Negeri 8 Mandai - Maros dengan jumlah seluruh siswa kelas II sebanyak 186 siswa.

HASIL

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual remaja, maka dapat diambil kesimpulan bahwa Faktor pengetahuan berhubungan dengan perilaku seksual remaja kelas II di SMA Negeri 8 Mandai - Maros. Peran orang tua berhubungan dengan perilaku seksual remaja kelas II di SMA Negeri 8 Mandai - Maros dan Faktor media massa berhubungan dengan perilaku seksual remaja kelas II di SMA Negeri 8 Mandai – Maros.

B. SARAN

1. Perlunya diberikan pengetahuan reproduksi dan seksual untuk menambah pengetahuan siswa hal ini bisa dilakukan oleh pihak sekolah dengan memasukkan dalam kurikulum pendidikan di sekolah

2. Perlunya peranan orang tua dalam memberikan bimbingan dan informasi mengenai seksual kepada remaja khususnya pada siswa. Sehingga siswa tidak mencari sumber informasi dari luar.

3. Melakukan pengawasan pada sumber-sumber informasi yang dimiliki siswa sehingga siswa dapat memiliki sumber informasi dalam hal ini media massa yang tidak menjerumuskannya ke perilaku seksual.

DAFTAR PUSTAKA

Andarmoyo. S. 2012. Psikoseksual Dalam Pendekatan Konsep Dan Proses Keperawatan. Ar-Ruzz Media: Jogjakarta

Anggia, F.K., Devi, R., Zahtamal. 2011. Faktor-faktor yang Mempengaruhi

(5)

Seks Pranikah pada Remaja SMA di Rengat Kabupaten Indragiri Hulu. Jurnal 10-13

Ali. M dan asrori. A. 2008. Psikologi Remaja. PT Bumi Askara: Jakarta Azis. K. 2013. Makassar Masuk 10 Besar

Pengakses Video Bokep. http:// Rakyatsulsel.com ( diakses 29 Maret 2013)

Christiana, I.S. 2011.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Pranikah pada Remaja. Jurnal. 1-4 Ekryfarizal. 2012. Bebas Pada Remaja.http

: // ekryfarizal. blogspot. Com/2012/12/bab1 – seks – bebas – pada - remaja (diakses 29 Maret 2013)

Fadhilah Arbidyah Kusumastuti. 2010. Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Seksual Pranikah Remaja. Skiripsi tidak diterbitkan. Surakarta: Fakultas Kedokteran-universitas sebelas maret

Fransiska Bengang. 2011. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Seksual Di SMA Wahyu. Skripsi tidak diterbitkan. Makassar: Kesehatan Masyarakat-Yapma Ihsan. 2009. Menggagas Pendidikan Seks

Berbasis Fiqih. Jurnal Pendidkan seks ISSN 2085 – 3033. Vol. 1, No.01, : 37. (diakses tanggal 28 Maret 2013)

Kusmiran. E. 2013. Kesehatan Reproduksi Remaja Dan Wanita.Salemba Medika: Jakarta

Narendra, M .B, Sularyo, T. S, Soetjiningsih, Suyitno. H, Ranuh. I. N. G, Wiradisuria. S. 2010. Buku Ajar I Tumbuh Kembang Anak Dan Remaja. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI): Jakarta

Notoatmodjo. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan.Rineka Cipta: Jakarta Notoatmodjo. 2010. Metode Penelitian

Kesehatan. RinekaCipta: Jakarta

Melakukan Hubungan Seks Pranikah.: 6 dan 8. (diakses 28 Maret 2013)

Pinem. S. 2009. Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi. CV Trans Info Medika (TIM): Jakarta

Sarwono S. W. 2009. Sejarah Dan Konsep Perilaku

manusia..http://books.google.co.id/ book. (diakses 7 April 2013). Setianingsih. E, Uyun. Z, Yuwono. S. 2006.

Hubungan Antara Penyesuaian

Sosial Dan Kemampuan

Menyelesaikan Masalah Dengan Kecenderungan Perilaku Delinkuen Pada Remaja.Jurnal psikologi Universitas Diponegoro. Vol.3 No. 1, : 30 (diakses 29 Maret 2013) Scorviani dan Nugroho.2012.Mengungkap

Tuntas 9 Jenis PMS. Nuha Mediaka: Jogyakarta

Setiadi. 2007. Konsep Dan Penulisan Riset Keperawatan. Graha Ilmu: Yogyakarta

Tut Uri Prihatin. 2007. Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Sikap Siswa SMA Terhadap Hubungan Seksual Pranikah di Kota Sukoharjo.Skripsi tidak diterbitkan. Semarang: Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat-Universitas Ponegoro

Wawan.A dan Dewi. M. 2011. Teori Dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap,

Dan Perilaku Manusia.

NuhaMedika: Jogyakarta

Wibowo. S. W. 2009. “Remaja, NAPZA, dan Seks Bebas” Di SMA 13 Bandung. Dosen/Peneliti FIP-PLB UPI, Praktisi Medis, Pemerhatian Masalah Remaja. Makalah Disajikan Dalam talk Show ( diakses 29 Maret 2013)

Willis. S. S. 2012. Remaja dan Masalahnya. Alfabeta: Bandung Yulian, E. Parmadi,S,P. 2006. Hubungan

(6)

Jurnal Mitrasehat, Volume V Nomor 1, Mei 2015 ISSN 2089-2551 Perilaku Seksual Beresiko Pada

Remaja di SMK Negeri 4 Yogyakarta. Jurnal, 9-12

Zuhri S dan Herlina. 2008. Model Pendidikan Seks (Sex Education) Orang Tua Bagi Remaja Guna

Mencegah seks Pranikah Serta Model Tayangan Alternatif Seksualitas. Jurnal Ilmu Komunikasi FISID – UPN “Veteran” Jatim.:19 (diakses 29 Maret 2013)

Referensi

Dokumen terkait

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional yang bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan

Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan menggunakan desain cross sectional , yaitu dengan cara pengumpulan data sekaligus pada suatu waktu

Penelitian ini menggunakan metode survey Analitik dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional dengan maksud untuk mengetahui hubungan antara

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional yang bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan

Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional study yaitu observasi variable dependen (Rencana Pemilihan Pertolongan Persalinan

Desain dalam penelitian adalah deskriptif analitik dengan pendekatan study cross sectional mengenai dinamika hubungan antara faktor umur, jenis kelamin, keturunan,

Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan menggunakan desain cross sectional study untuk mengetahui hubungan antara faktor pengetahuan, sikap,

3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Rancangan Penelitian Jenis penelitian merupakan analitik observasional dengan pendekatan cross sectional untuk mengetahui hubungan antara frekuensi