• Tidak ada hasil yang ditemukan

MASALAH EKSPOR DAN IMPOR DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA MAKALAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MASALAH EKSPOR DAN IMPOR DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA MAKALAH"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MASALAH EKSPOR DAN IMPOR DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA

MAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH Perekonomian dan Koperasi Indonesia Yang dibina oleh Bapak Drs. H. Gatot Isnani, M.Si.

Oleh

Oktafia Nur Rohmawati 44

085749048896 140413600198

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN

April 2015

(2)

ii DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ...

DAFTAR ISI ... ii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Ekspor dan Impor ... 3

2.2 Syarat Ekspor dan Impor di Indonesia ... 4

2.3 Masalah Ekspor dan Impor terhadap Indonesia ... 5

2.4 Risiko dalam Ekspor dan Impor di Indonesia ... 6

2.5 Cara Mengatasi Masalah Ekspor dan Impor di Indonesia... 7

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan... 10

3.2 Saran ... 11

(3)

1 BAB I

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Purnamawati & Fatmawati (2013:12) mengemukakan pendapat sebagai berikut:

Perkembangan perekonomian suatu negara transaksi ekspor impor merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang penting. Suatu negara selalu berupaya dapat meningkatkan perolehan devisa dari meningkatkan transaksi ekspor dan menekan pengeluaran-pengeluaran devisa dengan cara membatasi aktivitas-aktivitas impor. Mengingat pentingnya transaksi ekspor dan impor dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara.

Menurut Tandjung (2011:387-390) produk-produk dalam negeri belum dapat bersaing dengan produk-produk luar sehingga dalam mencapai ketahanan pangan, peningkatan pendapatan, dan kesejahteraan perekonomian, serta menciptakan stabilitas ekonomi nasional, maka diperlukan insentif untuk membeli produk-produk pada tingkat harga wajar agar produk-produk dalam negeri mampu bersaing dan berkembang. Selain itu, perlu dukungan kebijakan lebih efektif dan memadai dalam bidang ekspor dan impor. Kegiatan produksi penyediaan dan distribusi produk dalam negeri menjadi sangat penting dalam menunjang perekonomian melalui program peningkatan produksi dalam memenuhi kebutuhan industri dalam negeri. Namun, baik mutu dan jumlah belum dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri, sehingga masih diperlukan produk yang bersumber dari impor.

Menurut Tandjung (2011:409-411) keadaan ekonomi indonesia secara keseluruhan masih belum kondusif menyebabkan daya beli industri pengguna barang modal maupun jasa perdagangan masih lemah untuk melaksanakan kegiatan usahanya, sehingga dalam mewujudkan iklim usaha yang sehat dan persamaan perlakuan terhadap barang yang sama didalam perdagangan diperlukan ketentuan umum dibidang impor dan pelaksanaan pengawasan mutu barang impor.

“Barang yang dilarang atau dibatasi untuk impor atau ekspor yang berdasarkan hasil pemeriksaan fisik diketahui tidak diberitahukan secara tidak benar dinyatakan sebagai barang yang dikuasai negara, kecuali terhadap barang

(4)

2 yang dimaksud ditetapkan lain berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku”(Sasono, 2013:101).

Basri (2002:291) mengemukakan pendapat sebagai berikut:

Ekspor memiliki peran yang penting dalam waktu-waktu mendatang, apalagi dengan digulirkannya perundingan-perundingan WTO menuju perdagangan dunia tanpa hambatan. Konsumen dalam negeri membeli barang impor atau konsumen luar negeri membeli barang domestik, menjadi sesuatu yang sangat lazim. Persaingan sangattajam antar berbagai produk. Selain harga, kualitas atau mutu barang menjadi faktor penentu daya saing suatu produk.

Menurut Sasono (2013:142) hambatan-hambatan yang dialami importir dalam ekspor impor yaitu adanya kendala struktur harga dalam kebijakan dan program penganekaragaman sumber daya nasional sehingga mengakibatkan pemanfaatan sumber daya alternatif. Untuk itu perlu adanya kebijakan soal struktur harga yang memadai sehingga minat investor dibidang sumber daya alternatif dapat bersaing secara sehat dengan seumber daya nasional. Kendala yang paling utama harga yang rendah, dalam artian selama harga sumber daya nasional masih jauh dibawah harga alternatif maka investor tidak merasa memiliki insentif untuk melakukan usaha dibidang sumber daya nasional sehingga diperlukannya kebijakan harga yang diatur oleh pemerintah.

Mengingat masih kurang stabilnya perekonomian dalam sistem ekspor dan impor di negara sedang berkembang maka penulis tertarik untuk memilih judul “Masalah Ekspor dan Impor dalam Perekonomian Indonesia”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas sebagai berikut:

1.2.1 Apa pengertian ekspor dan impor?

1.2.2 Bagaimana syarat ekspor dan impor di Indonesia? 1.2.3 Apa masalah ekspor dan impor terhadap Indonesia? 1.2.4 Apa risiko dalam ekspor dan impor di Indonesia?

1.2.5 Bagaimana upaya pemerintah dalam mengatasi masalah ekspor dan impor di Indonesia?

Teknik Penulisan makalah ini berpedoman pada Buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Negeri Malang (UM, 2010)

(5)

3 BAB II

PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Ekspor dan Impor

Purnamawati & Fatmawati (2013:12) mengemukakan pendapat sebagai berikut:

Ekspor adalah kegiatan menjual barang/jasa dari daerah pabean sesuaiperaturan dan perundang-undangan yang berlaku. Daerah pabean adalah seluruh wilayah nasional dari suatu negara, dimana dipungut bea masuk dan bea keluar untuk semua barang yang melewati batas-batas (borderline)wilayah itu, kecuali bagian tertentu di wilayah ituyang secara tegas (berdasarkan undang-undang ) dinyatakan sebagai wilayah diluar wilayah pabean.

Menurut Tandjung (2011:269) ekspor adalah pengeluaran barang/jasa dari daerah pabean indonesia untuk dikirimakan ke luar negeri dengan mengikuti ketentuan yang berlaku terutama mengenai peraturan kepabeanan yang dilakukan oleh seorang ekportir atau yang mendapat izin khusus dari Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri Departemen Perdagangan. (Tandjung, 2011:269).

Menurut Purnamawati & Fatmawati (2013:14) impor adalah kebalikan dari ekspor Impor suatu negara merupakan ekspornya negara mitra dagang. Impor dapat diartikan membeli barang dari luar negeri sesuai dengan ketentuan pemerintah yang dibayar dengan menggunakan valuta asing. Impor merupakan salah satu komponendari pengeluaran atau konsumsi untuk barang atau jasa dari luar negeri.

Menurut Tandjung (2011:379) impor merupakan bagian dari sektor perdagangan yang merupakan variabel yang sangat penting dalam mengendalikan laju inflasi. Jika di dalam negeri terjadi kelangkaan salah satu barang kebutuhan primer yang dibutuhkan oleh rakyat, maka harga barang tersebut pasti akan bergerak naik dan kenaikan harga barang kebutuhan primer tersebut akan menyeret naik harga barang-barang lainnya di pasar. Banyak kebutuhan dalam negeri yang tidak bisa dicukupi oleh hasil produksi dalam negeri, baik kebutuhan barang konsumsi rakyat maupun kebutuhan sektor industri. Impor adalah perdagangan dengan cara memasukkan barang dari luar negeri ke dalam daerah pabean Indonesia dengan memenuhi ketentuan peraturan perundangan-undangan

(6)

4 yang berlaku. Impor yaitu suatu kegiatan memsasukkan barang kedalam daerah pabean Indonesia.

Jadi dapat disimpulkan bahwa ekspor dan impor adalah suatu transaksi yang sederhana yang membeli dan menjual barang antara individu-individu atau perusahaan-perusahaan yang bertempat di negara-negara yang berbeda. Transaksi ekspor dan impor secara langsung akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara.

2.2 Syarat Ekspor dan Impor di Indonesia

Tandjung (2011:271) mengemukakan pendapat sebagai berikut: Persyaratan ekspor: berdasarkan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No. 598/MPP/Kep/12/1998. Tanggal 4 Desember 1998 tentang Ketentuan Umum di Bidang Ekspor sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan peraturan Peraturan Menteri Perdagangan No.01/M-DAG/PER/1/2007. Tanggal 22 Januari 2007, ekspor dapat dilakukan oleh setiap perusahaan atau perorangan yang telah memiliki hal-hal sebagai berikut:

1. Tanda Daftar Usaha Perdagangan (TDUP)/ Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP).

2. Izin Usaha dari departemen teknis pemerintah non departemen terkait berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku 3. Tanda Daftar Perusahaan (TDP) (Tandjung 2011:271).

Menurut Ahsjar & Amirullah (2002:01) adapun ketentuan ekspor yaitu Eksportir wajib mengetahui barang yang dilarang di ekspor oleh Pemerintah atau harus seijin Pemerintah, Eksportir juga harus menegtahui ekspor barang ke suatau negara yang dilarang Pemerintah.

Tandjung (2011:271) mengemukakan pendapat sebagai berikut: Adapun persyaratan dari impor: berdasarkan keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 229/MPP/Kep/7/1997 tentang Ketentuan Umum di Bidang Impor serta Kebijakan Umum di Bidang Impor yang disusun oleh Departemen Perdagangan dan diterbitkan berupa buku akhir tahun 2008, maka ketentuan dan persyaratan impor meliputi:

1. Impor hanya dapat dilakukan oleh perusahaan yang telah memiliki API, kecuali:

Barang pindahan dan Barang Impor, sementara barang kiriman, barang contoh tidak diperdagangkan, hadiah, barang perwakilan negara asinh, dan barang untuk badan internasional/pejabatnya yang bertugas di Indonesia.

(7)

5 Kapal Pesiar dan kapal ikan, ditetapkan lain oleh Menteri

Perdagangan dan barang tertentu lainnya yang ditetapkaan oleh Menteri Perdagangan.

3. Angka Pengenal Impor (API)

2.3 Masalah Ekspor dan Impor terhadap Indonesia

Menurut Purnamawati & Fatmawati (2013:23-24) dalam transaksi jual-beli barang atau jasa harus menyeberangi laut atau darat dari negara yang satu ke negara yang lain, maka akan timbul berbagai masalah yang kompleks di antara pengusaha-pengusaha yang terlibat. Masalah tersebut dapat timbul karena:

1. Perbedaan bahasa 2. Perbedaan kebudayaan 3. Perbedaan adat-istiadat

4. Perbedaan mata uang di antara pelaku

5. Adanya kebijakan pemerintah negara pengekspor dan negara-negara pengimpor

6. Ada kalanya eksportir dan importir tidak saling mengenal.

Menurut Hutabarat (1989:06-09) masalah yang dihadapi eksportir-importir dibagai menjadi dua yaitu:

1. Ekstern

Yang meliputi kepercayaan antara eksportir-importir, pemasaran, sistem kuota dan kondisi hubungan perdagangan dengan negara lain, keterikatan dalam keanggotaan organisasi-organisasi internasional.

2. Intern

Adapun yang bersifat intern antara lain persiapan-persiapan teknis, kemampuan dan pemahaman transaksi luar negeri, pembiayaan, kekurangsempurnaan dalam mempersiapkan barang-barang, kebijaksanaan dalam pelaksanaan ekspor-impor.

Menurut Perpres No. 2 Tahun 2015 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019 Lampiran Buku 1 yaitu beberapa kendala dihadapi oleh eksportir saat ini adalah prosedur dan pemrosesan ekspor belum efisien, karena masih panjangnya waktu dan prosedur untuk proses perizinan dana administrasi ekspor, masih terbatasnya skema pendanaan ekspor, sehingga peluang ekspor belum dapat termanfaatkan secara optimal. Adapun masalah yang dihadapai oleh Bangsa Indonesia ke depan terkait dengan peningkatan ekspor

(8)

6 barang dan jasa adalah sebagian besar ekspor merupakan komoditas, masih rendahnya tingkat diversifikasi pasar tujuan ekspor, masih rendahnya daya saing ekspor jasa, meningkatnya hambatan non tarif, fasilitas ekspor yang belum optimal.

Dengan berbagai permasalahan yang mungkin timbul dalam pelaksanaan transaksi ekspor-impor. Maka berhasil tidaknya transaksi tersebut tergantung pada sejauh mana eksportir/importir tanggap dan sanggup menanggulangi masalah-masalah yang dihadapi. Salah satu faktor sistem yang penting untuk menjamin terlaksananya transaksi antara eksportir dan importir adalah kepercayaan.

2.4 Risiko dalam Ekspor dan Impor di Indonesia

Menurut Purnamawati & Fatmawati (2013:23-24) berdasarkan masalah yang muncul dalam pelaksanaan Ekspor dan Impor yang sedikit rumit kemungkinan akan mengahadapi risiko yang lebih besar. Adapun risiko-risiko dalam Ekpor dan Impor antar lain:

1. Risiko Transportasi

Transaksi Ekspor dan Impor yang menenpuh jarak lebih jauh dan muatan yang sering berpindah tangan serta penyimpanan di gudang yang bertambah lama, akan menimbulkan risiko kerusakan, kehilangan, dan risiko pencurian. Dengan demikian, untuk mengindari risiko tersebut, seorang importir harus memahami besar hak-haknya yang sah dalam urusan pengangkutan.

2. Risiko Kredit

Ekportir yang sering menghadapi kesulitan untuk menelusuri reputasi calon pembeli luar negeri (importir). Hal ini akan menimbulkan risiko untuk tidak bayar, terlambat dibayar, bahkan risiko ditipu.

3. Risiko Mutu Barang

Importir akan sulit memeriksa secara fisik mutu barang sebelum dikapalkan. 4. Risiko Nilai Tukar

Apabila harga telah ditetapkan dalam mata uang tertentu dalam kontrak ekspor dan impor, fluktuasi nilai tukar tidak dapat dihindari akan menguntungkan atau merugikan salah satu pihak.

(9)

7 Risiko peristiwa tak terduga dapat mengubah biaya transportasi karena kenaikan harga bahan bakar kapal atau tertutupnya jalur pelayaran yang ekonomis. Misalnya trejadi pemogokan, bencana alam, atau perang mengakibatkan kegagalan pengiriman barang.

6. Risiko Hukum

Peraturan dan Hukum di negara mitra dagang bisa saja berubah atau diterapkan berbeda dengan masa sebelumnya, misalanya izin pabean bisa saja secara mendadak tidak dapat diperoleh. Selain itu apabila suatu kontrak bersyarat tunduk pada hukum asing, dapat menimbulkan kemungkinan tidak dapatnya diselenggarakan pengadian yang cepat bila terjadi sengketa.

7. Risiko Investasi

Investasi untuk memperlancar program ekspor yang dilakukan suatu perusahaan dapat menghadapi risiko yang disebabkan oleh ketidakstabilan nilai tukar mata uang asing.

2.5 Cara Mengatasi Masalah Ekspor dan Impor di Indonesia

Dalam mengatasi masalah ekspor dan impor di Indonesia adapun masalah yang akan terjadi yaitu masalah perbedaaan bahasa, perbedaan budaya, perbedaan adat-istiadat, serta perbedaan mata uang di antara pelaku, maka eksportir-importir harus saling menghargai, memahami, dan toleransi.

Menurut Hutabarat (1989:04) dalam mengatasi masalah ekspor dan impor yang terpenting yaitu adanya kepercayaan antara eksportir dan importir. Dua belah pihak yang tempatnya berjauhan dan belum saling mengenal maka sebelum kontrak jual-beli diadakan masing-masing pihak harus sudah mengetahui kredibilitas dari rekan dagangnya melalui bantuan bank di dalam dan atau di luar negeri yang mempunyai atau dapat mengusahakan status report atau credit information dari perusahaan-perusahaan tersebut. Saling mempercayai antara kedua belah pihak ekportir dan importir adalah mutlak perlu agar tidak terjadi kesulitan-kesulitan dan persilisihan-persilisihan di kemudian hari.

Haruslah diingat bahwa bank hanyalah berkepentingan dalam dokumen-dokumen pengapalan dan tidak turut terlibat dalam soal kontrak dagang antara ekportir dan importir. Menurut Hutabarat (1989:05) “adapun masalah dalam pemasaran untuk mendapatkan harga yang sebaik-baiknya adalah faktor yang

(10)

8 perlu dipertimbangkan. Bagi importir yang penting diketahui adalah dari mana barang-barang tertentu sebaiknya akan diimpor untuk memperoleh kondisi pembayaran yang lebih baik”.

Menurut Tambunan (2004:326) dengan cara membatasi eksporyang tujuannya untuk mengawasi produk dan mengendalikan harga untuk mencapai stabilitas harga. Restriksi ekspor dengan menggunakan kuota ini umumnya dikenakan terhadap bahan-bahan mentah yang merupakan barang perdagangan dunia penting di bawah pengawasan organisasi atau badan internasional. Selain itu, dengan melakukan subsidi ekspor. Jika pemerintah memberikan subsidi ekspor pengirim akan mengekspor barang sampai batas dimana selisih harga domestik dan harga luar negeri sama dengan nilai subsidi. Adapun Pembatasan impori biasanya diberlakukan dengan memberikan lisensi kepada beberapa kelompok individu atau perusahaan.

Dalam masalah sistem kuota dan kondisi hubungan perdagangan dengan negara lain dapat dilakukan dengan normalisasi hubungan-hubungan dagang dengan negara-negara rekan (partner) dagang kita. Menurut Hutabarat (1989:06) “keterikatan dalam keanggotan organisasi-organisasi internasional, Indonesia merupakan anggota beberapa dari organisasi internasional yang berkaitan dengan komoditi-komiditi ekspor sehingga, dengan adanya organisasi ini dapat mengatur stabilisasi harga dari barang-barang komoditi ekspor di pasar internasional.”

Menurut Hutabarat (1989: 06) “Kurangnya pemahaman akan tersediannya kemudahan-kemudahan internasional banyak membantu eksportir menyediakan tarif untuk barang tertentu bagi pengembangan perdagangan.”Tarif spesifik (Specific Tariffs) dikenakan sebagai beban tetap atas unit barang yang diimpor. Misalnya $6 untuk setiap barel minyak). Tarifold Valorem (od Valorem Tariffs) adalah pajak yang dikenakan berdasarkan persentase tertentu dari nilai barang-barang yang diimpor (misalnya, tarif 25 % atas mobil yang diimpor). Dalam kedua kasus dampak tarif akan meningkatkan biaya pengiriman barang ke suatu negara.

Perusahaan yang melakukan ekspor-impor maka harus menyiapkan persiapan-persiapan teknis, perusahaan ekspor-impor yang baik harus menjaga reputasi perusahaannya di samping itu untuk menjamin kelangsungan izin

(11)

9 usahanya maka kontinuitas aktivitas-aktivitas transaksinya harus dipertahankan dan ditingkatkan. Dengan adanya kemampuan dan pemahaman transaksi luar negeri maka eksportir-importir tidak akan melakukan kekeliruan-kekeliruan yang merugikan dan dapat melihat lebih jauh ke depan tentang kemungkinan-kemungkinan yang dapat dilakukannya untuk meningkatkan transaksi. Masalah pembiayaan dapat diseesaikan dengan cara perusahaan mampu mengatur keuangannya secara bijaksana dan mempelajari serta memanfaatkan kemungkinan fasilitas-fasilitas pembiayaan untuk melaksanakan transaksi-transaksi yang dilakukan. (Hutabarat, 1989:08).

Adapun kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi masalah ekspor-impor yaitu memberikan subsidi ekspor, pengekangan ekspor sukarela, dan persyaratan kandungan lokal.

(12)

10 BAB III

PENUTUP 3.1 Kesimpulan

3.1.1 Ekspor adalah suatu barang pabean yang dikirimkan ke luar negeri yang sesuai dengan peraturan yang berlaku. Impor adalah pembelian barang dari luar negeri, impor terjadi jika terjadi kelangkaan barang yang dibutuhkan oleh rakyat. Maka, Ekspor dan Impor adalah suatu transaksi menjual dan membeli barang yang dilakukan oleh dua atau lebih negara untuk mendapatkan barang-barang yang diperlukan di negara yang bersangkutan.

3.1.2 Syarat Ekspor di Indonesia harus mempunyai TDUP/SIUP, Izin Usaha dari departemen teknis pemerintah non departemen terkait berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, Tanda Daftar Perusahaan (TDP). Sedangkan syarat Impor hanya dapat dilakukan oleh perusahaan yang telah memiliki API, barang yang di impor harus dalam keadaan baru, serta mempunyai Angka Penenal Impor (API).

3.1.3 Masalah ekspor dan impor di indonesia disebabkan karena perbedaan bahasa, kebudayaan, adat-istiadat, mata uang di antara pelaku. Selain itu, ada kalanya eksportir dan importir tidak saling mengenal. Maka, kunci yang paling utama adalah adanya kepercayaan antara eksportir dan Importir.

3.1.4 Banyak risiko yang dihadapi dalam kegiatan ekspor dan impor di indonesia yaitu risiko dalam pengangkutan barang, risiko kredit yang sulit untuk menelusui calon pembeli dari luar negeri, kemudian risiko mutu barag importir akan mengalami kesulitan untuk memeriksa barang sebelum dikirimkan, adapun risiko dalam nilai tukar, risiko peristiwa tak terduga ini terjadi jika harga bahan bakar naik maka akan mempengaruhi biaya transportasi selain itu, misalnya terjadi bencana alam, risiko hukum, dan risiko investasi.

3.1.5 Dengan adanya kebijakan-kebijakan yang diupayakan pemerintah dalam kegiatan ekspor impor di Indonesia maka seiring waktu, ekspor impor akan semakin menuju target dari tujuan-tujuan negara Indonesia.

(13)

11 3.2 Saran

3.2.1 Bagi Pemerintah

Upaya yang menyinergikan ekspor dan impor perlu dikembangkan untuk memberikan pertumbuhan yang berkualitas, karena impor lebih didominasi produk hulu dan ekspor didominasi produk hilir. Sambil terus berupaya mengurangi ketergantungan bahan baku dan memberdayakan sumber daya alam Indonesia, yang akan menciptakan kemandirian bangsa ditengah persaingan perdagangan yang semakin ketat.

3.2.2 Bagi Masyarakat

Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan hasil produksi di setiap negara. Faktor-faktor tersebut diantaranya: kondisi geografi, iklim, tingkat penguasaan iptek dan lain-lain. Dalam era perdagangan global sekarang ini, arus barang masuk dan keluar sangatlah cepat, untuk memperlancar urusan bisnisnya, para pengusaha seharusnya memiliki pengetahuan yang cukup mengenai prosedur ekspor impor, baik dari segi peraturan yang selalu diperbarui terutama yang berhubungan dengan perdagangan internasional, kepabeanan, maupun perbankan, yang semuanya ini saling berkaitan dan selama ini sering terjadi permasalahan di lapangan.

(14)

12 DAFTAR RUJUKAN

Ahsjar, D & Amirullah. 2002. Teori dan Praktek Ekspor Impor. Malang: Graha Ilmu.

Basri, F. 2002. Perekonomian Indonesia: Tantangan dan Harapan bagi Kebangkitan Ekonomi Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Hutabarat, R. 1989. Transaksi Ekspor Impor. Jakarta: Erlangga.

Perpres No 2 Tahun 2015Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019. (online), (http://Sipuu.setkab.go.id), diakses tanggal 29 Januari 2015.

Purnamawati, A & Fatmawati, S. 2013. Dasar-dasar Ekspor Impor Teori, Praktik, dan Prosedur. Edisi Kesatu. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Sasono, H. B. 2013. Manajemen Impor dan Importasi Indonesia. Yogyakarta: ANDI.

Tambunan, T.H. 2004. Globalisasi dan Perdagangan Internasional. Bogor: Ghalia Indonesia.

Tandjung, M. 2011. Aspek dan Prosedur Ekspor-Impor. Jakarta: Salemba Empat. Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skipsi,

Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah, Tugas Akhir, Laporan Penelitian. Edisi Kelima. Malang: Universitas Negeri Malang.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa masa karbon aktif adsorben yang paling baik pada penelitian ini adalah 3 g jika dibandingkan dengan masa

Dalam penelitiannya Daryanto (2014:39) menyatakan kemunculan perangkat Gamelan Pakurmatan Sekaten sebagai sarana penyebaran agama Islam dapat dimaknai sebagai konsep

Variabel Umur, ukuran, dan konsentrasi kepemilikan hasilnya signifikan , sedangkan leverage dan profitabilitas tidak signifikan dalam mempengaruhi pengungkapan

Jika jiwa kepemimpinan ini diterapkan sedini mungkin saat berada ditingkat Sekolah Dasar dan terus dilatih hingga dewasa maka bangsa yang ditempatinya dan

Dengan menggunakan metode pengumpulan data melalui stock-taking dari berbagai textbook, jurnal dan dokumen yang ada, serta dengan melakukan observasi dalam kurun waktu

sebagai tes hasil belajar di uji cobakan kepada kelas tingkat di atasnya.. yang terdiri dari 10 siswa kelas IX SMPN 3 Kedungwaru. b) Uji Reabilitas. Uji reliabilitas digunakan untuk

Setelah dilaksanakannya pembelajaran menulis puisi dengan pemanfaatan media sosial Beetalk siswa kelas VIII SMPN 2 Paciran, Kabupaten Lamongan peneliti dapat

Selisih nilai yang tampak tipis pada grafik tidak didukung analisis statistik untuk uji perbedaan nilai (Tabel 4.7.). Hasil uji beda nilai menunjukkan bahwa 7 dari 12 data