• Tidak ada hasil yang ditemukan

LIMBAH KOSMETIK SEBAGAI BAHAN BERKARYA SENI LUKIS PADA SISWA KELAS XI MIPA 4 SMA NEGERI 3 ENREKANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LIMBAH KOSMETIK SEBAGAI BAHAN BERKARYA SENI LUKIS PADA SISWA KELAS XI MIPA 4 SMA NEGERI 3 ENREKANG"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pada Program Studi Pendidikan Seni Rupa

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh: AFRIDALIANI

10541084215

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

(2)
(3)
(4)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : AFRIDALIANI Stambuk : 10541084215

Jurusan : Pendidikan Seni Rupa

Judul Skripsi : Limbah Kosmetik sebagai Bahan berkarya Seni Lukis pada Siswa Kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 3 Enrekang

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan didepan tim penguji adalah hasil karya saya sendiri, bukan hasil ciplakan dan tidak dibuatkan oleh siapapun.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, 10 Agustus 2020 Yang Membuat Pernyataan

(5)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : AFRIDALIANI Stambuk : 10541084215

Jurusan : Pendidikan Seni Rupa

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesainya skripsi ini, saya akan menyusun sendiri skripsi ini (tidak dibuatkan oleh siapapun).

2. Dalam penyusunan skripsi saya, akan selalu melakukan konsultasi dengan pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.

3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (plagiat) dalam menyusun skripsi ini. 4. Apabila saya melanggar perjanjian ini seperti pada butir 1, 2, 3, maka saya

bersedia menerima sanksi sesuai aturan yang berlaku. Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, 10 Agustus 2020 Yang Membuat Perjanjian

(6)

MOTTO

Jangan biarkan kesulitan membuatmu gelisah, karena bagaimanapun juga haya di malam yang paling gelaplah bintang-bintang tampak bersinar lebih terang

(Ali Bin Abi Thalib)

Belajar mengucapkan syukur dari hal-hal baik di hidupmu. Belajar menjadi kuat dari hal-hal buruk dihidupmu

(Bacharuddin Jusuf Habibie)

Jika mampu bersabar, Allah SWT mampu memberikan lebih dari apa yang diharapkan

(7)

vi

“AssalamuAlaikumWarahmatullahiWabarakatu”

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah Subhanauwata’ala atas berkat Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan sahabatnya yang telah membawa kita kepada zaman yang penuh dengan keberkatan dan tantangan. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, olehnya itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritikan yang sifatnya membangun guna penyempurnaan dalam penyusunan skripsi lengkap nantinya.

Demikian pula dengan penyusunan skripsi ini juga tidak luput dari kesulitan-kesulitan, namun Alhamdulillah pada akhirnya kesulitan dan tantangan itu dapat dilalui berkat doa dari berbagai pihak yang senantiasa memberikan dorongan, bantuan, petunjuk dan bimbingan kepada penulis. Oleh karena itu, penulis bersyukur, mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada kedua orang tua penulis Ayahanda Baharuddin dan Ibunda Norma Yulianti atas segala doa, cinta, kasih sayang, perhatian, kepercayaan, dorongan, dan motivasi yang telah diberikan kepada penulis.

Penulis juga mengucapkan terima kasih terkhusus kepada:

1. Ayahanda Prof. Dr. H. Ambo Asse, M. Ag Selaku Rektor Universitas Muhammadyah Makassar.

(8)

vii

2. Ayahanda Dr. Erwin Akib, M.Pd.,Ph.D Selaku Ketua Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. 3. Ayahanda Dr. A. Baetal Mukaddas, S. Pd, M. Sn. Selaku Ketua Program

Studi Pendidikan Seni Rupa Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Ayahanda Makmun, S.Pd,M.Sn Selaku Sekertaris Program Studi Pendidikan Seni Rupa Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. Ayahanda Drs. Benny Subiantoro, M.Sn Selaku Pembimbing I.

6. Ibunda Nurul Inayah Anis Kamah, S.Pd., M.Sn Selaku Pembimbing II. 7. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Seni Rupa Universitas

Muhammadiyah Makassar.

8. Segenap rekan-rekan Mahasiswa Seni Rupa yang telah mendukung kelancara dan penyusunan skripsi ini.

Dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritikan bersifat membangun dari berbagai pihak yang membaca skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Billahi Fisabilil Haq Fastabiqul Khaerat

Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarakatu

Makassar, Februari 2020

(9)

xii

HALAMAN JUDUL ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

SURAT PERNYATAAN ... v

SURAT PERJANJIAN ... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR SKEMA ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Hasil Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR ... 5

A. Tinjauan Pustaka ... 5

B. Bahasan Hasil Penelitian Relevan... 25

(10)

xiii

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

A. Jenis Penelitian ... 27

B. Lokasi Penelitian ... 28

C. Variabel Dan Desain Penelitian ... 29

D. Teknik Pengumpulan Data ... 30

E. Populasi dan Sampel ... 31

F. Teknik Analisis Data ... 32

G. Istrumen Penelitian... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 35

A. Hasil Penelitian ... 35

B. Pembahasan ... 44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 55

A. Kesimpulan ... 55

B. Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 57 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(11)

xiv

2. Denah Lokasi Sekolah... . 28 3. Desain Penelitian... 29

(12)

xv DAFTAR GAMBAR

No

Halaman 1. Lukisan Realisme ... 10 2. Lukisan Naturalisme ... 11 3. Lukisan Impresionisme ... 12 4. Lukisan Ekspresionisme ... 13 5. Lukisan Abstraksionisme ... 14 6. Kosmetik Foundation ... 18 7. Kosmetik Powder ... 18

8. Kosmetik Perona Pipi ... 19

9. Kosmetik Perona Eye Shadow... 19

10. Kosmetik Pensil Alis ... 20

11. Kosmetik Lipstik ... 20

12. Kosmetik Mascara ... 21

13. Lukisan Media Lipstik ... 22

14. Objek Lukisan ... 23

15. Lipstik Sebagai Media Lukis... 23

16. Lukisan Media Lipstik ... 24

17. Lukisan Media Eye Shadow ... 24

18. Lukisan Media Mascara... 25

19. Praktik ... 37

20. Mewarnai Sketsa ... 37

(13)

xvi

2. Wawancara ... 3. Dokumentasi ...

4.

Riwayat Hidup ...

(14)

FORMAT WAWANCARA

Pertanyaan

1. Kesulitan apa apa saja biasa bapak alami dalam mengajarkan seni budaya

... ... ... ...

2. Kesulitan apa pula yang siswa alami dalam belajar seni budaya

... ... ... ...

3. Bagaimana latar belakang pensisiskan bapak, apakah bapak memang alummi jurusan seni atau hanya sekedar jadi penggannti guru seni

... ... ... ...

4. Bagaimana penerapa metode yang bapak terapkan dalam pelajaran seni budaya ... ... ... ...

(15)

... ... ...

6. Apa saja alat dan bahan yang digunakan dalam parktik berkarya

... ... ... ...

(16)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Budaya lokal Indonesia memiliki beragam serta keunikan tersendiri, seiring berkembangnya zaman menimbulkan perubahan pola hidup Masyarakatnya yang lebih modern. Akibatnya, Masyarakat lebih memilih kebudayaan baru yang lebih praktis dibandingkan dengan budaya lokal sendiri. Perkembangan tersebut menjadikan pabrik industri di Indonesia semakin maju mengembangkan produk sesuai dengan permintaan konsumen Masyarakat lokal maupun luar. Tanpa disadari pabrik indrustri yang bertambah pesat dan Masyarakat yang semakin modern menimbulkan sisi negatif, seperti pencemaran lingkungan dan pembuangan limbah yang bukan pada tempatnya.

Limbah sendiri adalah sisa atau buangan sampah kegiatan manusia yang sering kita jumpai di mana-mana baik dari rumah tangga maupun dari pabrik indrustri yang dikenal dengan B3 (bahan beracun dan berbahaya). Kosmetik merupakan salahsatu produk dari B3 namun terlepas dari itu, kosmetik adalah salahsatu kebutuhan penting sehari-hari wanita sebagai alat tata rias wajah (seni

make up). Seni make up adalah sebuah seni mengubah penampilan dari bentuk

asli sebenarnya dengan bantuan alat dan bahan kosmetik untuk menyempurnakan penampilan bentuk wajah.

Membahas tentang pendidikan dan seni tidak lepas dari kehidupan manusia, mengingat pendidikan selalu mengalami perubahan dan perbaikan setiap bidang.

(17)

Seperti sarana seni digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan diri dalam jiwa. Seni rupa merupakan salahsatu dari seni yang memiliki realisasi imajinasi tanpa batas dan tidak ada batasan dalam berkarya seni. Melukis adalah salahsatu kegiatan seni mengolah medium gambar dua dimensi dan tiga dimensi untuk mendapat kesan tertentu dengan menggunakan media kanvas, kertas, papan, dan bahkan film dan foto di dalam fotografi dianggap sebagai media lukis.

Seperti salahsatu inspirasi peneliti memilih judul ini adalah seniman asal Makassar Zaenal Beta yang menggunakan bahan tanah liat sebagai media dalam berkarya lukis, sedangkan yang diketahui melukis pada umumnya menggunakan media cat air atau cat minyak di atas kanvas dan kertas.

Tanah liat sendiri biasanya dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk membuat bata, gerabah, genteng, patung dan bahan-bahan lainya, demikian juga Zaenal Beta (pelukis tanah liat) menggunakan tanah liat menjadi media dalam berkarya seni lukis, selanjutnya dibuat hingga sampai sekarang dengan memanfaatkan berbagai warna tanah liat yang dikumpulkan dari berbagai daerah di Sulawesi Selatan, dari cerita Zaenal Beta peneliti terinspirasi mengumpulkan Limbah kosmetik dikarenakan warna kosmetik yang menarik dan unik untuk dijadikan bahan seni lukis, dengan mengumpulakan limbah kosmetik ini untuk memudahkan siswa dan siswa dalam melakukan praktik melukis di kelas pada saat pembelajaran berlangsung.

Dan alasan sekolah SMA Negeri 3 Enrekang yang menjadi sasaran penelitian ini karena peneliti adalah salahsatu alumni dari sekolah tersebut sehingga memudahkan pendekan dalam tinjauan selama observasi berlangsung serta pada

(18)

3

pembelajaran seni budaya disekolah SMA Negeri 3 Enrekang mempelajari seni lukis yang telah dalam kurikulum pembelajarannya, Kemudian alasan memilih kelas XI MIPA 4 adalah saat observasi hanya kelas XI MIPA 4 yang belum menyelesaikan mata pelajaran seni budaya(seni lukis) tapi terlepas dari itu kelas XI MIPA 4 siswa dan siswi aktif, kreatif dan inoatif dalam melakukan praktik lukis sesuai yang di arahkan guru seni budaya. Dari beberapa penjelasan di atas penulis tertarik menggunakan limbah kosmetik sebagai bahan berkarya seni lukis pada siswa kelas XI MIPA 4 SMA Negeri 3 Enrekang .

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang dikemukakan, maka penulis merumuskan beberapa masalah, sebagai berikut :

1. Bagaimana praktik pembelajaran seni budaya berkarya seni lukis menggunakan media limbah kosmetik pada siswa kelas XI MIPA SMA Negeri 3 Enrekang ?

2. Bagaimana hasil karya siswa dalam berkarya seni lukis menggunakan media limbah kosmetik pada siswa kelas XI MIPA SMA Negeri 3 Enrekang ? C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang dituliskan pada rumuskan masalah maka pencampaian tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui pencapaian praktik pembelajaran melukis menggunakan media limbah kosmetik pada siswa kelas XI MIPA 4 SMA Negeri 3 Enrekang.

(19)

2. Mengetahui hasil karya siswa dalam berkarya seni lukis dengan menggunakan media limbah kosmetik pada siswa kelas XI MIPA 4 SMA Negeri 3 Enrekang.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat akademik

a) Dapat menjadi masukan bagi Sekolah dalam upaya peningkatan kreativitas dan keterampilan peserta didik dalam berkarya seni lukis. b) Bagi peneliti dapat menjadikan motifasi untuk terus mengembangkan

ilmu yang telah diperoleh secara teoritis dan praktik seni lukis media kosmetik.

2. Manfaat praktik

Dapat memberikan masukan dan informasi bagi siswa kelas XI MIPA 4 SMA Negeri 3 Enrekang tentang praktik kemampuan siswa dalam melukis menggunakan media limbah kosmetik.

3. Latar belakang teoritis

sDapat menambah konsep sebagai landasan teori yang membangun ilmu tentang seni rupa, khususnya yang terkait dengan kemampuan berkarya siswa dalam melukis menggunakan media limbah kosmetik.

(20)

5 BAB II

TINJAUAAN PUSTAKA DAN KARANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

Pada dasarnya tinjauan pustaka dilakukan untuk mengetahui sasaran penelitian secara teoritis, dan pada bagian ini akan diuraikan landasan yang dapat menjadi kerangka acuan dalam melakukan penelitian. Landasan dimaksud adalah teori yang merupakan kajian keputusan dari penelitian yang relevan dengan masalah yang akan diteliti oleh penulis.

1. Seni Lukis

a. Pengertian Seni Lukis

Wahid & Yunus (2014: 35) menyetakan bahwa:

Seni lukis adalah suatu pencurahan pengalaman artistik dengan media garis dan warna diatas bidang dua dimensional. Dapat dihasilkan dengan berbagai teknik misalnya dengan cat air namanya lukisan cat air; cat minyak, pastel, mural, lukis mosaik dari tempelan benda-benda kecil.

Adapun penjelasan seni lukis menurut para ahli sebagai berikut ini. 1) Sumarjo (2002: 62) “Seni lukis adalah ungkapan perasaan dari

pencipta yang disampaikan pada orang lain supaya mereka bisa merasakan apa yang telah dirasakan oleh pelukis”

2) Sukaryono (1998: 02) “Seni lukis adalah ungkapan isi hati serta perasaan yang disebut dengan bahasa seniman yang akan dikomunikasikan.”

(21)

3) Susanto (2002: 101) “Seni lukis adalah alat buatan manusia guna menimbulkan efek-efek psikologi terhadap manusia lain yang telah melihatnya.”

4) Soedarso SP (1990: 11) “Seni lukis adalah cabang seni rupa yang pengungkapannya diwujudkan karya-karya dimensional yang mana unsur-unsur karya adalah garis dan warna.”

5) Ade dan Imam Seni lukis adalah kekuatan peradaban manusia dan kekuatan budaya, dikarenakan ketika melakukan lukis seseorang akan dilatih, cermat lebih teliti untuk mengamati fenomena alam maupun kehidupanya.

6) Suyanto (2014) Seni lukis adalah karya seni rupa dituangkan dalam lukisan hasil ekspresi jiwa seniman.

7) Herbert Read Seni lukis adalah kegiatan rohani yang di dalamnya merefleksikan pada jasmani, serta memiliki daya yang dapat membangkitkan perasaan atau jiwa.

8) Myers (1962: 156) Seni lukis ialah nilai-nilai intelektual, simbol, emosional, religius maupun subjektif lainnya.

9) M. Adler Seni lukis adalah sebagian suatu hal yang memberikan kesenangan.

(22)

7

b. Mengenal Bahan dan Alat dalam Melukis

Adapun beberapa alat dan bahan yang biasa digunakan dalam melukis : pensil, pensil warna, pensil arang, pastel, crayon, cat air, cat minyak, palet, pisau palet, kuas, kertas, dan kanvas.

Berikut ini pejelasan bahan:

a) Pastel (Oil Pastel) dan Crayon

Kedua bahan ini mempunyai sifat yang sama namun berbeda teksturnya, pastel lebih sedikit mengandung minyak dan lebih lembut sehingga mudah digunakan dalam menggambar atau mewarnai karena mengandung kapur, sedangkan crayon lebih banyak mengandung lilin sehingga warna yang dihasilkan cenderung mengkilap dan berminyak.

b) Cat Air

Cat pewarna ini lebih banyak mengandung air oleh karenanya digunakan di atas media kertas dan lebih mudah kering.

c) Cat Minyak

Jenis cat ini digunakan melukis di atas media kanvas, sifatnya tidak mudah kering dan warnanya tahan lama tidak memudar seperti cat air walau dicampur dengan minyaknya.

d) Kertas

Kertas merupakan media lukis yang memiliki daya serap yang tinggi dan tidak berpori. Kertas sangat cocok untuk cat air, pensil dan pastel.

(23)

e) Kanvas

Merupakan media lukis seperti kertas namun bertekstur kasar, kanvas hanya cocok dengan cat minyak karena berpori besar dan tidak mudah untuk bahan lainya diterapkan di atas permukaan kanvas.

Berikut penjelasn alat: a) Pensil

Pensil adalah alat dalam membuat sketsa untuk memulai menggambar subjek dalam melukis, pensil mempunyai tingkatan warna atau kekerasan berdasarkan kode huruf B atau H. Pensil kode B lunak dan mempunyai ketajaman hitam pekat, semakin tinggi tingkatannya maka semakin hitam karbonya sedangkan kode H bertekstur keras dan berwarna hitam pudar.

b) Pensil Warna

Pensil warna adalah pensil yang memiliki berbagai warna untuk memberikan kesan menarik pada setiap subjeknya berbeda dengan penjelsan pensil sebelumnya, pensil warna tidak memiliki kode atau tingkatan warna.

c) Pensil Arang (Contee)

Nama pensil contee diambil dari nama penemunya yaitu Nicholas Jaques Contee, seorang insinyur berkebangsaan Prancis. Pada dasarnya pensil ini merupakan arang halus dan bisa digunakan

(24)

9

untuk menggambar atau melukis potret. Sifatnya hitam pekat dan agak sulit digunakan serta dihapus.

d) Palet

Palet adalah alat yang digunakan untuk mencampurkan cat. Palet yang baik adalah yang permukaanya licin agar air dan minyak tidak mudah meresap ke dalamnya serta mudah dibersikan setelah digunakan.

e) Pisau Palet

Pisau Palet digunakan untuk membuat efek-efek goresan dalam, melukis dan kertas digunakan untuk mencampurkan warna sebelum digunakan agar warna dapat tercampur dengan sempurna.

f) Kuas

Kuas merupakan alat yang digunakan untuk menguas cat ke media kertas atau kanvas. Pemilihan kuas disesuaikan dengan bagaimana goresan yang diinginkan.

c. Macam-Macam Aliran Seni Lukis

Dilihat dari pandangan seniman dan hasil karya yang diciptakan tentu saja seni lukis mempunyai beragam aliran yang berkembang sesuai dengan peradaban kemajuan zaman. Adanya beberapa aliran-aliran tentu saja mempunyai pengaruh di dunia seni rupa terutama dalam seni lukis.

(25)

Berikut ini beberapa aliran seni lukis: 1) Aliran Realisme

Menurut Wahid & Yunus (2014: 61) “Realisme adalah suatu aliran yang ingin menangkap relitas ini seperti apa adanya, tanpa ilusi dan tanpa tambahan apa-apa”.

Hal ini diungkapkan salah seorang seniman memilih aliran ini. Menciptakan hasil seni yang nyata dan kasat mata serta apa yang dilihatnya itu juga yang akan dilukis seperti apa adanya. Adapun tokoh yang memilih aliran ini seperti, Gustove Corbert, Fransisco de Goya, dan Honore Umier.

Gambar 2.1. Jenis Lukisan Realisme

(Sumber: http://www.nesabamedia.com, diakses 12/07/2019) 2) Aliran Naturalisme

Menurut Wahid & Yunus (2014: 63) “Naturalisme dan realisme adalah dua aliran yang tidak mudah dibedakan corak lukisannya”.

Dalam hasil karya lukisan keduanya mengambil persamaan bentuk dari alam, baik anatomi, proporsi, warna dan sebagainya.

(26)

11

Pengertian semacam ini sudah menjadi umum terutama di Indonesia, namun dilihat dalam perkembangannya coraknya ternyata masih terdapat perbedaan. Dalam realisme cenderung memiliki objek yang tidak telalu indah misalnya kemelaratan, sedangkapan naturalisme cenderung memilih objek yang indah. Naturalisme di Indonesia umunya di gelari pada pelukis-pelukis pemandangan alam dan pelukis potret seperti Basuki Abdullah, Wakidi, Sujono Abdullah dan beberapa pelukis lainnya.

Gambar 2.2. Jenis Lukisan Naturalisme

(Sumber http://www.nesabamedia.com, diakses 12/07/2019) 3) Aliran Impresionisme

Menurut Wahid & Yunus (2014: 68) “Menikmati hasil karya lukisan impresionalisme berarti menikmati warna-warna yang cemerlang saling terkombinasi mengesankan seperti pantulan cahaya matahari dari berbagai benda”.

Hal ini sesuai dengan kosepsi Manet ( tokoh impresionalisme) yang menyatakan bahwa persoalan seni rupa bukan pada masalah isi melainkan masalah bentuk dan bukan masalah tema melainkan masalah

(27)

warna, garis, komposisi dan lain-lain. Pada lukisan impresionalisme pelukis menempatkan warna secara berjejeran tidak dengan mencampurnya sehingga kesan warna yang terpancar setelah berekatan nampak lebih cemerlang serta mempunyai corak bermacam-macam. Tokoh-tokoh dalam aliran ini seperti Claude Monet, Aguste Renior, Casmile Pissaro, Sisley, Edward Degas, dan Mary Cassat.

Gambar 2.3. Jenis Lukisan Impresionisme

(Sumber http://www.nesabamedia.com, diakses 12/07/2019) 4) Aliran Ekspresionisme

Menurut Wahid & Yunus (2014: 70) “Aliran yang lebih mengutamakan curahan batin sendiri secara bebas, lukisan Vincent Van Gogh adalah salahsatu contoh dari aliran ini”.

Tetapi dalam perkemabanganya ysng lebih ekstrim misalnya lukisan Jackson Pollock Amerika, Karel Apel dari Belanda. Melukis dengan cara menumpukkan cat di atas kanvas atau dengan bantuan pisau palet yang dapat menghasilkan lukisan eksperionalisme. Di

(28)

13

Indonesia beberapa seniman memilih aliran ini diantaranya Affandi dan lukisan minyak Amri Yahya.

Gambar 2.4.Jenis Lukisan Ekspresionisme

(Sumber http://www.nesabamedia.com, diakses 12/07/2019) 5) Ailran Abstraksionisme

Menurut Wahid & Yunus (2014: 77) “Hasil karya yang bercorak abstrak dalam ciptaan yang semata-mata berasarkan dari ide yang bebas dari ilusi atau bentuk-bentuk yang ada di alam yang hasilnya merupakan garis, bentuk dan warna”.

Seni abstrak dalam arti umum adalah seni yang tidak lagi mengfungsikan bentuk-bentuk di alam ini sebagai objek atau tema yang harus dibawakan, melainkan hanya sekedar sebagai motif saja, sebagai alasan untuk membuat suatu karya seni.Tokoh-tokoh aliran ini adalah Mark Rothko, Clyfford Stll, Adolf Got Lieb, Robert Montherwell, dan Bornet Newman.

(29)

Gambar 2.5. Jenis Lukisan Abstraksionalisme

(Sumber http://www.nesabamedia.com, diakses 12/07/2019)

d. Teknik Seni Lukis 1) Teknik Aquarel

Aquarel merupakan teknik melukis menggunakan cat air atau disebut aquarel yang menggunakan sapuan warna tipis yang membuat hasil

lukisan tersebut trasparan. 2) Teknik Plakat

Teknik melukis menggunakan cat air, cat minyak atau cat akrilik, menggunakan sapuan tebal serta komposisi yang memberikan kesan lebih colorfull untuk karya yang dihasilkan.

3) Teknik Spray

Melukis menggunakan cara menyemprotkan cat pada media lukisan. Dengan teknik ini lukisan yang dihasilkan menjadi lebih halus serta tampak lebih visual, seperti grafiti.

(30)

15

4) Teknik Pointilis

Teknik melukis menggunakan titik-titik dan menghasilkan lukisan sangat menawan. Melukis dengan teknik ini memerlukan kesabaran ekstra. Pelukis juga sering menggunakan gradasi warna pada pengaturan gelap terang lukisan.

5) Teknik Tempera

Teknik melukis menggunakan kuning telur pada cat atau perekatnya. Teknik ini umumnya digunakan di media kayu, kanvas, maupun tembok.

6) Teknik Basah

Teknik melukis menggunakan cara mengencerkan alat lukis cat minyak dengan minyak cat ataupun linseed oil, sesudah dicairkan baru akan diaplikasikan pada kanvas.

7) Teknik Kering

Teknik melukis menggunakan cat minyak tanpa memakai minyak cat.

8) Teknik Campuran

Teknik dari perpaduan teknik basah dengan kering. Umumnya teknik ini diawali memakai teknik kering dilanjutkan teknik basah dengan cara melakukan blok warna dan menambahkan idensitas minyak cat perlahan pada objek lukisan di atas kanvas.

(31)

e. Unsur Seni Lukis

Ada dua unsur seni lukis di antaranya unsur visual dan non-visual. 1. Unsur visual pada seni lukis seperti:

a) Garis (Line) b) Bidang (Field) c) Ruang (Space) d) Warna (Color)

2. Unsur Non-Visual terdiri atas: a) Imajinasi

b) Suatu pandangan hidup atau pengalaman c) Konsep

d) Sikap estetika aristik 2. Kosmetik

Sesuai judul yang diajukan berkarya seni lukis menggunakan kosmetik, sebelum itu mengenal bahan serta jenis kosmetik dijelaskan di bawah ini:

a. Pengertian Kosmetik

Kosmetik adalah paduan bahan yang siap untuk digunakan pada bagian luar badan seperti epidermis, kuku, rambut, bibir, serta bagian badan luar lainnya untuk menambah daya tarik, merubah penampilan. Kosmetik dalam peraturan Mentri kesehatan RI No. 220/Men.Kes/Per/IX/76 yang menyatakan bahwa kosmetik adalah campuran bahan untuk digosokkan, diletakkan, dituangkan,

(32)

17

dipercikkan, atau disemprotkan pada bagian badan manusia dengan maksud untuk membersihkan, memelihara, menambah daya tarik atau mengubah rupa dan tidak termaksud golongan obat (Wasitaatmadja, 1997).

b. Karakteristik Kosmetik

Sebagian besar perempuan sudah mengenal kosmetik dan tentunya memakai kosmetik disegala aktivitasnya baik di luar ruangan maupun di dalam ruangan untuk selalu tampil cantik serta menarik jadi kosmerik sudah menjadi komsumsi sehari-hari. Kosmetik memiliki beberapa fungsi selain dari kebutuhannya, dengan fungsinya untuk melindungi dari sinar UV (utraviolet), mencerahkan, menunda penuaan dini, melembabkan, dan membuat kulit kencang.

c. Jenis-jenis kosmetik Alas Bedak(Foundation)

Alas bedak (Foundation) merupakan dasar sebelum memakai bedak, menahan bedak, hingga bedak mudah menempel pada kulit wajah. Alas bedak berfungsi untuk menyamarkan warna kulit yang pucat, memperhalus permukaan kulit, menutupi noda bekas jerawat, dan menyamarkan bayangan gelap seputar mata, serta dapat digunakan untuk membuat make up menjadi lebih sempurna.

(33)

Gambar 2.6. Jenis Kosmetik Foundation (Dokumtasi Foto: Afridaliani, 18/07/2019)

Bedak (Powder)

Bedak adalah campuran homogen dari beberapa macam bahan yang tidak larut dalam air, bahan-bahan bedak dicampur rata dan disaring beberapa kali dan hasilnya akam berupa serbuk yang sangat halus ditambah pewarna serta parfum sebelum dikemas. Ada dua jenis bedak yaitu bedak yang berbentuk serbuk (face powder, loose

powder) dan bedak padat (compact powder atau cream puff).

Gambar 2.7. Jenis Kosmetik Powder (Dokumentasi Foto: Afridaliani, 18/07/2019)

(34)

19

Perona Pipi (Blush On atau Rouge)

Perona pipi (blush On) digunakan dengan tujuan, sehingga tampak lebih cantik, lebih berdimensi.

Gambar 2.8. Jenis Kosmetik Perona pipi (Dokumentasi Foto: Afridaliani, 18/07/2019)

Eye Shadow

Eye shadow memiliki beberapa warna yang dapat menambah

keindhan pada bagian mata dan kelopak bagian atas.

Gambar 2.9. Jenis Kosmetik Eye Shadow (Dokumentasi Foto: Afridaliani, 18/07/2019) Pensil Alis (Eye Brow Pencil)

Pensil alis adalah salah satu peralatan make up meski memiliki bentuk sama dengan pensil namun pada dasarnya berbeda fungsinya.

(35)

Gambar 2.10. Jenis Kosmetik Pensil alis (Dokumentasi Foto: Afridaliani, 18/07/2019) Lipstik (Pewarna Bibir)

Lipstik jenis kosmetik paling banyak digunakan oleh kaum wanita kerena salah satu jenis make up penting menambah kepercayaan diri.

Gambar 2.11. Jenis Kosmetik Lipstik (Dokumentasi Foto: Afridaliani, 18/07/2019) Cat Bulu Mata (Mascara)

Maskara salahsatu jenis make up yang digunakan untuk

(36)

21

Gambar 2.12. Jenis Kosmetik Mascara (Dokumentasi foto: Afridaliani, 18/07/2019) d. Lukisan Media Limbah Kosmetik

Selain cat oil ternyata kosmetik juga bisa digunakan sebagai media dalam melukis, seperti beberapa lukisan di antaranya :

1) Lukisan Dari Lipstik

Tema lukisan Madonna menggunakan lipstik sebagian media dalam melukis, indentik berwarna gelap keterang memberikan kesan yang elegan seperti sosok perempuan kalangan atas.

(37)

Gambar 2.13. Jenis Lukisan Media Lipstik (Sumber hhtps://www.google.com, diakses 18/07/2019)

Tema Lukisan wanita berperang juga menggunakan lipstik sebagai media mulukis dengan mengumpulkan lipstik dan disusun sedemikian rupa hingga warna yang diinginkan membentuk sebuah lukisan.

(38)

23

a) Foto objek lukisan

Gambar 2.14.foto Objek Lukisan

(Sumber https://www.google.com, diakses 18/07/2019) b) Lipstik sebagai media lukisan

Gambar 2.15. Lipstik Sebagai Media Lukis (Sumber https://www.google.com, diakses 18/07/2019)

(39)

c) Karya lukisan dari media lipstik

Gambar 2.16. Jenis Lukisan Media Lipstik (Sumber hhtps://www.google.com, diakses 18/07/2019) 2) Lukisan Media Eye Shadow

Tema lukisan potret wajah menggunakan media eye shadow, dengan warna yang beragam dapat dijadiakan pengganti cat dalam melukis. Lukisan potret wajah ini identik berwana cerah dengan dominan warna coklat serta warna soft yang digunakan.

Gambar 2.17. Jenis Lukisan Media Eye Shadow (Sumber hhtps://www.google.com, diakses 18/07/2019)

(40)

25

3) Lukisan Media Mascara

Tema lukisan mata yang identik berwarna hitam pekat menggunakan mascara sebagai media melukisnya. Ternya mascara yang biasanya digunakan pada bulu mata ternyata dapat digunakan untuk membuat karya lukisan.

Gambar 2.18. Jenis Lukisan Media Mascara (Sumber hhtps://www.google.com, diakses 18/07/2019) B. Bahasan Hasil Penelitian Relevan

Adapun penelitian yang relevan dengan judul yang diajukan peneliti Nurdiana (2012) yang berjudul “Pemenfaatan Limbah Kosmetik Sebagai Media Alternatif Dalam Melukis Pada Siswa Keleas IX SMP Negeri 6 Polewali Mandar Sulawesi Barat”. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kemanpuan Pemenfaataan Limbah Kosmetik Sebagai Bahan Alternatif Dalam Melukis Pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 6 Polewali Mandar Sulawesi Barat meningkat setelah menggunakan metode eksperimen. Dengan pemanfaatan limbah kosmetik meningkatkan krativitas serta kemanpuan

(41)

siswa dalam melukis dengan cara memilih warna pada media kosmetik, mengklasifikasikan warna, dan memberikan warna pada bidang gambarnya. C. Kerangka Pikir

Dengan melihat beberapa konsep teori pada pendahuluan, kajian pustaka dan jurnal yang telah diuraikan maka dapat dibuat suatu kesimpulan dalam bentuk skema sebagai berikut:

Gambar 2.19. Kerangka Pikir SMA Negeri 3 Enrekang

Praktik berkarya seni lukis dengan media limbah kosmetik

Siswa Kelas XI MIPA 4

Metode Eksperimen

Pengumpulan data Guru Seni Budaya

Analisis

(42)

27 BAB III

MODEL PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah termaksud dalam jenis penelitian survei menggunakan metode deskriptif kualitatif. Pada penelitian kualitatif dilakukan pada objek berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti. Data diperoleh melalui ovservasi dan mengutamakan data langsung berupa hasil wawancara, survey lapangan dokumentasi tertulis dan visual.

Metode deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas tujuan penelitian ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antara fenomena yang diselidiki menurut Sugiono (2005).

B. Subjek Penelitian, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian difokuskan pada siswa kelas XI MIPA 4 SMA Negeri 3 Enrekang sebanyak 31. Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah limbah kosmetik sebagai media berkarya seni lukis pada siswa kelas XI MIPA 4 SMA Negeri 3 Enrekang.

(43)

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini terletak di Matua Kelurahan Buntu Sugi Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan dan dilakukan secara langsung di Sekolah SMA Negeri 3 Enrekang.

Gambar 3.1. Denah Lokasi ke Sekolah 3. Waktu Penelitian

Waktu Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai September 2019.

C. Variabel dan Desain Penelitian

1. Variabel Penelitian

Variabel adalah suatu besaran yang dapat diubah atau berubah sehingga dapat mempengaruhi peristiwa atau hasil penelitian. Dengan menggunakan variabel peneliti dapat dengan mudah memperoleh dan memahami masalah. Adapun variabel pada penelitian yang akan diteliti yaitu : Jln. Poros Makassar-Tator SMA NEGERI 3 ENREKANG R ondo T U S B KUA P. Sudu

(44)

29

a. Praktik pembelajaran seni budaya berkarya seni lukis menggunakan media limbah kosmetik pada siswa kelas XI MIPA 4 SMA Negeri 3 Enrekang.

b. Hasil karya siswa dalam berkarya seni lukis menggunakan media limbah kosmetik pada siswa kelas XI MIPA 4 SMA Negeri 3 Enrekang.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian digunakan untuk memudahkan proses penelitian agar terlaksana dengan baik sehingga dapat mencapai hasil yang ditargetkan. Agar sasaran penelitian ini dapat dilaksanakan secara sistematik dan terarah, maka perlu dicamtumkan gambaran dari desain penelitian yang akan dilakukan, desain penelitian yang dimaksud adalah sebagai berikut:

Gambar 3.2. Desain Penelitian Pengumpulan Data Observasi Tes Pengolahan Data Analisis Data Deskripsi Data Kesimpulan Wawancara

(45)

3. Devinisi Operasional Variabel

Berdasarkan Variabel Tersebut, maka perlu dilakukan pendefenisian oprasional variabel untuk memperjelas dan menghindari pendefenisian yang keliru. Adapun defenisi oprasional variabel tersebut adalah :

a. Praktik pembelajaran seni budaya menggunakan limbah kosmetik sebagai bahan berkaya seni lukis dan melihat bagaimana siswa melaksanakan membuat karya lukis sampai proses penyelesaian. b. Hasil karya siswa dalam melukis menggunakan media limbah

kosmetik pada kelas XI MIPA 4 SMA Negeri 3 Enrekang.

D. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pegumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian yaitu:

1. Teknik Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencacatan secara sistematik terhadap objek yang diteliti. Observasi ini dilakukan dalam bentuk pengamatan langsung terhadap kegiatan peserta didik dalam berkarya seni lukis dengan metode experimen. Dari teknik observasi dikumpulkan data tentang faktor-faktor yang mempengaruhi hasil karya seni lukis menggunakan bahan limbah kosmetik dengan metode eksperimen.

(46)

31

2. Tes Praktik Berkarya Seni Lukis

Tes adalah alat ukur yang digunakan untuk mengetahui pengetahuan seseorang. Dalam hal ini untuk memperoleh data bagaimana hasil karya seni lukis dengan metode eksperimen. Praktik dilakukan sebanyak 1(satu) kali tes praktik, di mana peserta didik dibuat berkelompok kemudian diberikan arahan sedikit tentang karya apa yang akan dibuat peserta didik menggunakan media limbah kosmetik.

3. Dokumentasi

Teknik ini dilakukan untuk melengkapi perolehan data dilapangan baik pada saat melakukan observasi maupun pada saat melakukan wawancara berupa gambar atau foto. Data yang diperoleh merupakan apa yang dapat menunjukkan proses dan hasil penelitian. Pemilihan cara ini sebagai salahsatu cara untuk memperoleh data secara tepat, cepat dan efisien.

E. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi merupakan objek penelitian yang menjadi sumber informasi dan sumber data tentang apa yang telah diteliti. Populasi adalah responden yang akan dijadikan objek penelitian dengan membatasi sejumlah persamaan sifat-sifatnya. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI MIPA SMA Negeri 3 Enrekang yang berjumlah 140 siswa.

(47)

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti. Pemilihan dan pembatasan sampel dilakukan mengingat besarnya jumlah populasi dalam kelas maka guru yang bersangkutan memilih SMA 3 Enrekang kelas XI MIPA 4 dengan jumlah perserta didik 35 (tiga puluh limah) orang sesuai dengan data absen dari guru mata pelajar seni budaya (seni rupa).

F. Teknik Analisis Data

Adapun langka dalam menganalisis data dalam panelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menghimpun Data

Mengumpulkan data merupakan pekerjaan yang penting dilakukan dalam mencari suatu data yang akurat, dengan tujuan data yang diperoleh relefan dengan data yang diinginkan.

2. Reduksi Data

Reduksi data adalah data yang sudah terkumpul kemudian dipilih antara data yang berguna dan tidak, sehingga dapat menunjukkan sesuatu tentang apa-apa yang akan dipilih.

3. Mengklasifikasi Data

Mengklasifikasi data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi.

(48)

33

4. Menraik Kesimpulan

Langkah ini merupakan bagian dari hasil pengumpulan data yang diperoleh dan merupakan inti dari hasil deskripsi dan uraian yang ditampilkan, sehingga dapat menarik kesimpulan atas data yang diperoleh selama kegiatan.

5. Penyusunan Laporan

Penyusunan laporan adalah seperangkat kumpulan data yang disampaikan dalam bentuk gagasan tertulis yang berisi penjelasan pokok tentang data yang didapat sebagai hasil penelitian.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan non tes.

Berkarya Seni Lukis

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adala tes krativitas atau tes keterampilan yaitu dengan menggunakan limbah kosmetik sebagai media dalam melukis dengan metode eksperimen. Dalam tes diperlukan istrumen alat bantu menilai hasil tes berupa kriteria penilaiaan dan pedoman penelitian. Adapun penilaian pada penelitian ini yaitu 1(satu) orang dari guru mata pelajaran seni budaya. Kriteria dalam berkarya seni lukis meliputi beberapa macam aspek di antaranya adalah:

a) Kerapian b) Komposisi

(49)

No Nama Siswa Daftar Penilaian Aspek Krativitas Jumlah Rata- rata Keterangan A B C D E 1 2 3 4

Tabel 3.2. Kriteria Penilaian Berkarya Seni Lukis Limbah Kosmetik (Sumber: Depdiknas: 2004)

Yang dijadikan acuan dalam penelitian ini untuk mengetahui kategori hasil karya seni lukis media kosmetik sebagai berikut:

No Kategori Skor Keterangn

1 Sangat baik 81-100 A

2 Baik 61-80 B

3 Cukup baik 41-60 C

4 Kurang baik 21-40 D

5 Sangat kurang 0-20 E

Tabel 3.3. Ktegori Penilaian Kemampuan Berkarya Seni Lukis Media kosmetik (Sumber: Depdiknas: 2004)

(50)

35 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pemaparan hasil penelit ini adalah untuk mengetahui bagaimana praktik pembelajaran seni budaya berkarya seni lukis menggunakan media limbah kosmetik pada siswa kelas XI MIPA SMA Negeri 3 Enrekang, di Sekolah tersebut peneliti memperoleh data sebagai berikut:

1. Praktik pembelajaran seni budaya menggunakan limbah kosmetik sebagai bahan berkarya seni lukis dan melihat bagaimana siswa melaksanakan membuat karya lukis sampai prosesnya

Pelaksanaan praktik pembelajaran seni budaya (seni rupa) menggunakan limbah kosmetik merupakan kegiatan yang dilakukan oleh siswa kelas XI MIPA 4 SMA Negeri 3 Enrekang dalam melaksanakan membuat karya seni lukis melalui ide dan gagasan serta melalui bahan yang telah disediakan sehingga menghasilkan karya yang indah.

Hasil karya praktik pembelajaran seni budaya (seni lukis) dengan menggunakan limbah kosmetik sebagai bahan merupakan salahsatu unsur penting untuk membuat karya dan memberikan kesan warna pada karya lukisan. Berkarya dengan menggunakan media limbah kosmetik adalah salahsatu cara untuk menghasilkan karya seni yang memiliki nilai unik seperti hasil karya yang dibuat oleh siswa kelas XI MIPA 4 SMA Negeri 3 Enrekang. Di mana limbah kosmetik dijadikan media utama yang digunakan untuk menghasilan karya seni lukis.

Adapun langka-langka pelaksanaan praktik pembelajaran melukis menggunakan media limbah kosmetik adalah sebagai berikut:

1. Pertemuan I

Pada pertemuan pertama guru memberikan materi kepada siswa tentang berkarya seni lukis menggunakan media limbah kosmetik.

(51)

yang akan digunakan dalam membuat karya seni lukis dengan media limbah kosmetik.

3. Pertemuan III

Pada pertemuan ke III guru mengarahkan siswa untu membuat sketsa benda yang telah dipaparkan di atas meja untuk kemudian diwarnai dengan media limbah kosmetik yang telah disediakan.

4. Pertemuan IV

Pada pertemuan ke IV guru meminta siswa agar menyelesaikan tugas melukis menggunakan media limbah kosmetik dan segera mengumpulkan ke meja guru dengan tertip.

Adapun prosen pembuatan sampai penyelesaian pelaksanann melukis dengan media limbah kosmetik sebagai berikut:

1. Menyiapkan alat dan bahan

a. Alat: Pensil, penghapus, cuttonbud

b. Bahan: Limbah kosmetik, air, botol, buku gambar 2. Memberikan arahan untuk membuat sketsa

Tahapan ke dua ini guru menyiapkan benda di atas meja untuk selanjutnya siswa diarahkan membuat sketsanya. Sketsa sendiri adalah tahapan awal untuk membuat gambar atau lukisan.

(52)

37

Gambar 4.1. Praktik Melukis

(Dokumentasi Foto : Afridaliani, 08/11/2019) 3. Proses mewarnai sketsa

Pada proses ini tiap kelompok mewarnai sketsa dengan media kosmetik yang telah disediakan. Di mana media kosmetik adalah bahan pendukung dalam praktik ini

Gambar 4.2. Proses mewarnai sketsa (Dokumentasi Foto: Afridaliani, 15/11/2019)

4. Finishing

Proses ini dilakukan tiap kelompok untuk menyelesaikan karya lukisannya sebelum guru menilai.

(53)

Gambar 4.3. Finishing

(Dokumentasi Foto: Afridaliani, 29/11/2019

2. Hasil karya siswa dalam melukis menggunakan media limbah kosmetik pada kelas XI MIPA 4 SMA Negeri 3 Enrekang

Pada bagian ini akan diuraikan hasil yang diperoleh peneliti selama praktik berlangsung, yaitu berkarya seni lukis menggunakan media limbah kosmetik bagi siswa kelas XI MIPA 4 SMA Negeri 3 Enrekang melalui teknik pengumpulan data berupa tes praktik berkarya seni lukis. Hasil karya siswa diukur berdasarkan beberapa pencapaiaan penilaian yang terdiri atas beberapa aspek diantaranya: kerapian dalam melukis, komposisi lukisan, dan penguasaan bahan.

Untuk lebih jelasnya peneliti menjabarkan penvapaian hasil praktik kelompok siswa kelas XI MIPA 4 yang dinilai oleh guru mata pelajaran seni budaya (seni rupa).

Gambar 4.4. Karya lukis media limbah kosmetik kelompok 1 XI MIPA 4 (Dokumentasi Foto Karya Seni Lukis Alam Benda: Afridaliani, 2019)

(54)

39

Nama-nama kelompok 1: 1. Izra Zul Taqwa 2. Adriyan Nur Hidaya 3. Anugerah Raudatul J. 4. Isdawati

5. Nur Hidayah

Penilaian Rata-rata Keterangan

Kerapian Komposisi Penguasaan

Bahan

82

A

80 81 85

Gambar 4.5. Karya Lukis Media Limbah Kosmetik Kelompok 2 XI MIPA 4 (Dokumentasi Foto Karya Seni Lukis Alam Benda: Afridaliani, 2019) Nama-nama Kelompok 2:

1. Anita Rahmadani

2. Cindi Rahayu Nursasapila 3. Putri Handayani

4. Siti Sarah Ashari Jufri 5. Wardina

(55)

Kerapian Komposisi Penguasaan Bahan

84

A

85 82 85

Gambar 4.6. Karya Lukis Limbah Kosmetik Kelompok 3 XI MIPA 4 (Dokumentasi Foto Karya Seni Lukis Alam Benda: Afridaliani, 2019)

Nama-nama Kelompok 3 1. Marummy

2. Marny Kaendar Wati 3. Ikramawati

4. Hasdinar

5. Nur Fadyia Hasbar

Penilaian Rata-rata Keterangan

Kerapian Komposisi Penguasaan

Bahan

78

B

(56)

41

Gambar 4.7. Kraya Lukis Media Limbah Kosmetik Kelompok 4 XI MIPA 4 (Dokumentasi Foto Karya Seni Lukis Alam Benda: Afridaliani, 2019)

Nama-nama Kelompok 4: 1. Aini Anugerah

2. Anggita Tiara 3. Nur Aslina 4. Nur Sarfika

Penilaian Rata-rata Keterangan

Kerapian Komposisi Penguasaan

Bahan

82

A

81 80 85

Gambar 4.8. Karya Lukis Media Limbah kosmetik Kelompok 5 XI MIPA 4 (Dokumentasi Foto Karya Seni Lukis Alam Benda: Afridaliani, 2019)

(57)

1. Tiara Tisa Putri 2. Wuud Anugrah 3. Miftahul Khar 4. Muh. Naim A

5. Muh. Ikhsan Wiqaldi

Penilaian Rata-rata Keterangan

Kerapian Komposisi Penguasaan

Bahan

80

B (Baik)

75 80 85

Gambar 4.9. Karya Lukis Media Limbah Kosmetik Kelompok 6 XI MIPA 4 (Dokumentasi Foto Karya Seni Lukis Alam Benda: Afridaliani, 2019) Nama-nama Kelompok 6:

1. Nur Azmi Hamzah 2. Nur Azisah

3. Musfirah Syam 4. Hisbul Najamuddin 5. Syutra Indah Magfirani

(58)

43

Penilaian Rata-rata Keterangan

Kerapian Komposisi Penguasaan

Bahan

85

A (Sangat baik)

80 85 90

Gambar 4.10. Karya Lukis Media Limbah Kosmetik Kelompok 7 XI MIPA 4 (Dokumentasi Foto Karya Seni Lukis Alam Benda: Afridaliani, 2019) Nama-nama Kelompok 7 XI MIPA 4:

1. Marhama BL 2. Nur Miati Arifin 3. Ardina

4. Nur Aqila Baguna 5. Aisyah Ahmad

Penilaian Rata-rata Keterangan

Kerapian Komposisi Penguasaan

Bahan

75

(Baik)

(59)

1 Sangat baik 81-100 A

2 Baik 61-80 B

3 Cukup baik 41-60 C

4 Kurang baik 21-40 D

5 Sangat kurang 0-20 E

Dalam pelaksanaan tes praktik melukis dilakukan pengukuran dengan melibatkan Guru seni budaya SMA Negeri 3 Enrekang selaku penilai. Berdasarkan klasifikasi nilai di atas maka dapat dideskripsikan bahwa siswa yang memperoleh nilai 100-81 dianggap baik (A), nilai 61-80 dianggap cukup baik (B), nilai 41-60 kurang baik (C), nilai 21-40 dianggap cukup baik (D), nilai 0-20 dianggap sangat kurang (E).

B. Pembahasan

1. Praktik pembelajaran seni budaya menggunakan limbah kosmetik sebagai bahan berkarya seni lukis dan melihat bagaimana siswa melaksanakan membuat karya lukis sampai prosesnya

Dari hasil praktik yang telah dilaksanakan siswa kela XI MIPA 4 melalui penerapan analisis dan penelitian data yang mengcangkup di antaranya: kurikulum yang digunakan, sarana dan prasarana, pembelajaran melukis menggunakan media limbah kosmetik.

Adapun langka-langka praktik pembelajaran berkarya seni lukis menggunakan media limbah kosmetik sebagai berikut:

a. Menyiapkan rancangan pelaksanaan pembelajaran berupa RPP dan SILABUS. b. Menyiapkan alat dan bahan untuk kegiatan penelitian dalam pelajaran berkarya

(60)

45

c. Kegiatan praktik pembelajaran berdasarkan langkah-langkah rencana pelaksanan pembelajaran.

Pertemuan I ( 3X40 ) 1. Kegiatan Pendahuluan

Persiapan siswa dalam belajar dengan menciptakan suasana menyenangkan dan motivasi siswa pelaksanaan pembelajaran berkarya seni lukis dengan menggunakan media limbah kosmetik yang akan dicapai.

2. Kegiatan inti

Menyampaikan materi pembelajaran dengan menjelaskan materi berkarya seni lukis menggunakan media limbah kosmetik serta menyiapkan bahan dan alat yang akan digunakan.

3. Kegitan akhir

Tanya jawab dilakukan guru kepada siswa selama pelaksanaan pembelajaran berkarya seni lukis menggunakan media limbah kosmetik dan menyimpulkan materi pembelajaran.

Pertemuan II

1. Kegiatan Pendahuluan

Melanjutkan materi pembelajaran sebelumnya dengan guru meminta siswa untuk menjelaskan tentang materi pertemuan sebelumnya.

2. Kegiatan Inti

Guru membentuk kelompok yang terdiri atas 5 orang siswa, kemudia siswa diperlihatkan referendi atau contoh benda yang akan dibuat karya seni lukis dan siswa diarahkan untuk mulai membuat sketsa.

(61)

menyimpan karyanya namun tidak dilanjutkan di rumah melainkan dilanjutkan dipertemuan selanjutnya karena waktu telah selesai pada pertemuan ke 2 ini. Pertemuan III

1. Kegitan Pendahuluan

Apresiasi dengan menanyakan pembelajaran sebelumnya, guru menanyakan pembelajaran sebelumnya kepada siswa dan kembali membahas pelajaran pada pertemuan sebelumnya.

2. Kegiatan Inti

Guru mengarahkan siswa untuk masing-masing kelompok kembali melanjutkan karya pada pertemuan sebelumnya dengan memberikan warna pada karya lukisnya dengan menggunakan media limbah kosmetik yang telah disediakan.

3. Kegiatan Akhir

Sebelum menutup pelajaran guru kembali meminta siswa untuk mempelajari kembali pelajarannya di rumah dan tidak melanjutkannya di rumah namun tetap memperbaikinya.

Pertemuan IV

1. Kegiatan Pendahuluan

Apresiasi dengan pembelajaran sebelumnya, guru kembali memberikan tanya jawab materi apa yang diberikan minggu lalu.

(62)

47

2. Kegiatan Inti

Guru meminta kepada tiap masing-masing kelompok untuk melanjutkan tugas pada pertemuan sebelumnya, menyelesaikan karya lukis dengan merapikan dan menyelesaikan sebelum dievaluasi oleh guru.

3. Kegiatan Akhir

Guru melanjutkan memberikan nilai rata-rata yang diperoleh dari hasil praktik berkarya seni lukis dengan menggunakan media limbah kosmetik. Berdasarkan hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran berkarya seni lukis menggunakan media limbah kosmetik ternya menimbulkan rasa saling kerja sama antar siswa dengan membuat kelompok. Pada pelaksanaan pembelajaran praktik berkarya seni lukis menggunakan media limbah kosmetik, siswa mulai antusias dan termotivasi mengikuti kegiatan pembelajaran dengan berusaha membangun kerja sama anatar kelompok dalam membuat karya seni lukis. Maka dapat disimpulkan bahwa praktik pembelajaran berkarya seni lukis dengan menggunakan media limbah kosmetik pada siswa kelas VI SMA Negeri 3 Enrekang dikategorikan baik, namun masih ada dari beberapa siswa yang masih kurang paham mengenai praktik pembelajaran berkarya seni lukis dengan baik. Telepas dari itu proses praktik pembelajaran berkarya lukis hampir semua siswa baik dalam membuat karya terlihat dari rata-rata nilai yang didapat masing-masing kelompok.

(63)

a. Kelompok 1

Gambar 4.11. Karya lukis media limbah kosmetik kelompok 1 XI MIPA 4 (Dokumentasi Foto Karya Seni Lukis Alam Benda: Afridaliani, 2019) 1) Kerapian Dalam Melukis

Hasil karya kelompok 1 dalam kerapian melukis dapat dikategorikan sangat baik dilihat dari aspek penilaiaan, pewarnaan, dan pembuatan karya yang hati-hati sehingga mengjasilkan karya yang rapi. Oleh karena itu nilai yang diperoleh adalah 80.

2) Komposisi

Dilihat dari hasil karya parktik kelompok 1 sudah paham mengenai komposisi. Terlihat dari lukisan maka nilai yang dipoleh kelompok 1 adalah 81.

3) Penguasan Bahan

Penguasaan bahan pada karya kelompok 1 sudah menguasai bahan terlihat dari hasil praktik karya dan pencampuran warna yang indah. Oleh karna itu nilai yang diperoleh kelompok 1 adalah 85.

(64)

49

b. Kelompok 2

Gambar 4.12. Karya lukis media limbah kosmetik kelompok 2 XI MIPA 4 (Dokumentasi Foto Karya Seni Lukis Alam Benda: Afridaliani, 2019) 1) Kerapian

Hasil karya kelompok 2 sangat berhati-hati dalam membuat karyanya, terlihat dari garis, warna dan bacground yang indah serta kerja sama kelompok yang kompak dan bersemangat dalam membuat karya. Oleh karna itu nilai yang didapat kelompok 2 dari segi kerapian adalah 85.

2) Komposisi

Hasil karya kelompok 2 dari segi komposisi lukisan terlihat hampir melewati garis namun terlihat seimbang. Oleh karena itu nilai yang diperoleh kelompok 2 dari segi komposisi adalah 82.

3) Penguasaan bahan

Hasil karya kelompok 2 dari segi penguasaan bahan terlihat sudah menguasai dan paham akan kerja sama kelompok terlihat dari pencampuran warna yang indah. Oleh karna itu nilai yang dihasilkan kelompok 2 dari segi penguasaan bahan adalah 85.

(65)

Gambar 4.13. Karya lukis media limbah kosmetik kelompok 3 XI MIPA 4 (Dokumentasi Foto Karya Seni Lukis Alam Benda: Afridaliani, 2019)

1) Kerapiaan

Hasil karya kelompok 3 dilihat dari garis dan warnanya terlihat tergesa-gesa dalam membuatnya namun tetap terlihat indah. Oleh karna itu nilai yang diperoleh kelompok 3 dari segi kerapian adalah 75.

2) Komposisi

Hasil karya kelompok 3 terlihat tidak terlalu memahami komposisi baik, seperti yang terlihat pada gambar di atas. Oleh karena itu nilai yang diperoleh kelompok 3 adalah 70.

3) Penguasaan Bahan

Hasil karya kelompok 3 terlihat meguasaai bahan karena pencampuran warna yang dibuat terlihat indah dan berani. Oleh karena itu nilai yang diperoleh kelompok 3 dari segi penguasaan bahan adalah 80.

(66)

51

d. Kelompok 4

Gambar 4.14. Karya lukis media limbah kosmetik kelompok 4 XI MIPA 4 (Dokumentasi Foto Karya Seni Lukis Alam Benda: Afridaliani, 2019) 1) Kerapiaan

Hasil karya kelompok 4 terlihat dari garisnya yang sedikit kaku tapi warna yang dibuat terlihat rapi dan indah. Oleh karena itu nilai yang diperoleh kelompok 4 dari segi kerapian adalah 75.

2) Komposisi

Hasil karya kelompok 4 terlihat dari sudah pandang komposisi sudah terlihat memahami penentapan objek yang dilukisnya. Oleh karena itu nilai yang diperoleh dari kelompok 4 adalah 80.

3) Penguasaan Bahan

Dilihat dari hasil penguasaan bahan kelompok 4 sudah menguasai dan pencampuran warna kombinanisi yang dibuat terlihat indah. Maka nilai yang diperoleh kelompok 4 dari hasil karya melukis adalah 85.

(67)

Gambar 4.15. Karya lukis media limbah kosmetik kelompok 5 XI MIPA 4 (Dokumentasi Foto Karya Seni Lukis Alam Benda: Afridaliani, 2019) 1) Kerapian

Dilihat dari hasil karya kelompok 5 sedikit menjaga kerapian terlihat dari garis yang sedikit berantakan serta teknik arsir yang tdak terlalu merata dan agak berantaka. Maka nilai yang diperoleh kelompok 5 dari segi kerapian adalah 75. 2) Komposisi

Dilihat dari hasil karya kelompok 5 juga sangat menjaga komposisi karya. Terlihat pada gambar di atas komposisinya sangat baik, maka nilai yang diperoleh kelompok 5 adalah 85.

3) Penguasaan Bahan

Dilihat dari hasil karya kelompok 5 ini sudah menguasai bahan terlihat dari pencampuran warna-warna yang digunakan. Oleh karena itu nilai yang diperoleh kelompok 5 adalah 80.

(68)

53

f. Kelompok 6

Gambar 4.16. Karya lukis media limbah kosmetik kelompok 6 XI MIPA 4 (Dokumentasi Foto Karya Seni Lukis Alam Benda: Afridaliani, 2019) 1) Kerapian

Dilihat pada karya di atas kerapian kelompok 6 sangat berhati-hati dalam membuatnya sehingga karya yang dihasilkan juga sangat bagus. Oleh karena itu nilai yang diperoleh dari kelompok 6 adalah 80.

2) Komposisi

Terlihat juga pada komposisi karya yang dibuat terlihat kerja sama yang bagus dan penetapan ojek karya sudah dipahami oleh kelompok 6. Maka nilai yang diperoleh kelompok 6 adalah 85.

3) Penguasaan Bahan

Adapun karya kelompok 6 sudah sangat menguasai bahan dilihat pada gambar yang tidak ragu dalam memberikan warna pada karya serta kerja kelompok yang bagus. Maka nilai yang diperoleh kelompok 6 adalah 90.

(69)

Gambar 4.13. Karya lukis media limbah kosmetik kelompok 7 XI MIPA 4 (Dokumentasi Foto Karya Seni Lukis Alam Benda: Afridaliani, 2019) 1) Kerapian

Dilihat dari hasil karya melukis menggunakan limbah kosmetik kelompok 7 terlihat cukup baik dari segi warna dan bacground. Oleh karena itu nilai yang di peroleh oleh kelompok 7 adalah 70.

2) Komposisi

Dilahat juga dari komposisi garis dan objek karya yang dibuat penuh kehati-hatian sehingga terlihat bagus. Oleh karena itu nilai yang diperoleh kelompok 7 adalah 80.

3) Penguasaan Bahan

Adapun penguasaan bahan limbah kosmetik yang digunakan kelompok 7 terlihat cukup baik namun ragu dalam mencampurkan bahan yang ada. Oleh karena itu nilai yang diperoleh dari kelompok 7 adalah 75.

(70)

55

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari pembahasan bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai berikut:

1. Praktik berkarya seni lukis dengan menggunakan media limbah kosmetik yang dilakukan siswa dalam berkarya dari beberapa tahap seperti membuat seketsa, mencampurkan setiap media kosmetik dengan menggunakan cuttonbud serta mencampurnya dengan sedikit air ke wadah yang disediakan, dan menyempurnakan atau menyelesaikan lukisan dengan memberikan warna dengan menggunakan limbah kosmetik. Di mana proses melukis menggunakan media kosmetik tidaklah semudah menggunakan bahan melukis pada umunya karena dibutuhkan kesabaran, ketekunan, kreativitas serta kerja sama kelompok yang baik.

2. Hasil karya melukis menggunakan media limbah kosmetik oleh siswa kelas XI MIPA 4 SMA Negeri 3 Enrekang dapat dikatakan memiliki kemampuan dan kreativitas yang baik. Dilihat dari hasil karya beberapa kelompok siswa yang mampu mencapai rata-rata nilai standar yang diberikan oleh guru seni budaya. Berdasarkan pembahasan indikator penilaian hasil karya melukis tersebut dapat disimpulkan bahwa melukis menggunakan media limbah kosmetik pada siswa kelas XI MIPA 4 SMA Negeri 3 Enrekang memiliki tingkat kemampuan yang baik dalam berkarya.

B. Saran

Setelah menguraikan tentang pemanfaatan limbah kosmetik sebagai media dalm berkarya seni lukis maka penulis atau peneliti menyarankan beberapa hal:

(71)

2. Diharapkan siswa lebih banyak melihat ide-ide karya untuk lebih mengembangkan krativitas dan pemahaman secara visual maupun verbal, serta lebih memperjelas pemahaman mengenai krativitas agar siswa mampu mengembangkan idenya dengan baik.

3. Diharapkan kepada pihak sekolah untuk lebih memberikan ruangan yang luas dengan memberikan kebebasan kepada siswa untuk membuat karya seni.

4. Siswa diharapkan lebih aktif dalam pembelajaran khususnya dalam praktik membuat karya.

5. Baiknya pihak guru atau stap sekolah membuat ekstra kulikuler khususnya pengembangan pembelajaran praktik.

(72)

57

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 1994. Kurikulum Standar Kompetenssi TK dan RA. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Djamarah. 1995. Strategi Belajar Mengajar. Jakarata: Rineka Cita.

Faisal, M. 2017. Autropologi Seni. Program Studi Pendidikan Seni Rupa. Makassar: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unversitas Muhammadiyah Makassar.

Nurdiana. 2012. “Pemanfaatan Limbah Kosmetik Sebagai Media Alternatif Dalam Melukis Pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 6 Polewali Mandar Sulawesi Barat”. Skripsi: Program Studi Pendidikan Seni Rupa. Universitas Negeri Makassar.

Purnamawati & Eldarni. 2001. Media Pembelajaran. Jakarta: CV. Rajawali. Roestiyah, N. K. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Sriwirasto. 2010. Mari Melukis. Jakarta: PT Gramedia.

Suharsimi, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara. Syamsuri S, dkk. 2014. Pedoman Penulis Skripsi. Makassar: Panrita Press

Unismuh Makassar.

Wahid, A. K & Yunus, P. P. 2014. Apresiasi Seni. Makassar: CV Prince Publishing.

Sumber Internet:

https://id.scribd.com/document/325511873/Permenkes-No-220 diakses 14 Juli 2019 pukul 20.39 WITA. Fitra, N. Permenkes RI No. 220/Men.Kes/Per/IX/76

http://nurkomestikunpacti.blogspot.com diakses 14 Juli 2019 pukul 21.23 WITA. Namma, S. N. 2010. Kosmetik dan Penggolongannya

http://www.nesabamedia.com diakses 12 July 2019 pukul 11.49 WITA. Nilakandi, Z. 2019. Aliran Seni Lukis Beserta Contoh dan Pejelasannya

https://m.liputan6.com/hot/read/4053672/jenis-limbah-b3-dan-penggunaanya-yang-ada-di-sekitar-perlu-dikurangi diakses 15 Juli 2019 pukul 14.45 WITA. Sari, M. N. Jenis Limbah B3 dan Penggunaanya

(73)

http://dapo.dikdasmen.kemdikbut.go.id, diakses 12 Agustus 2019 pukul 14.30 WITA. Tahir, M. 2019. Data Pokok Pendididkan Dasar dan Menegah Sumber Wawancara:

Pertanyaan pembelajaran seni budaya, Buntu sugi Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang, 28 Desember 2019.

(74)
(75)

1. Kesulitan apa apa saja biasa bapak alami dalam mengajarkan seni budaya

... ... ... ...

2. Kesulitan apa pula yang siswa alami dalam belajar seni budaya

... ... ... ...

3. Bagaimana latar belakang pensisiskan bapak, apakah bapak memang alummi jurusan seni atau hanya sekedar jadi penggannti guru seni

... ... ... ...

4. Bagaimana penerapa metode yang bapak terapkan dalam pelajaran seni budaya ... ... ... ...

(76)

5. Apa saja media yang digunakan dalam parktik berkarya

... ... ... ...

6. Apa saja alat dan bahan yang digunakan dalam parktik berkarya

... ... ... ...

(77)

Gambar 5.1 : Pengenalan Materi Melukis Menggunakan Limbah Kosmetik (Dokumentasi Foto: Afridaliani, 2019)

Gambar 5.2 : Objek Lukisan Menggunakan Limbah Kosmetik (Dokumentasi Foto: Afridaliani, 2019)

(78)

Gambar 5.3 : Limbah Kosmetik Sebagai Media Melukis (Dokumentasi Foto: Afridaliani, 2019)

Gambar 5.4 : Proses Melukis Menggunakan bahan Limbah Kosmetik (Dokumentasi Foto: Afridaliani, 2019)

Gambar 5.5 : Proses pewarnaan Menggunakan Bahan Limbah Kosmetik (Dokumentasi Foto: Afridaliani, 2019)

(79)
(80)

RIWAYAT HIDUP

Aridaliani. Dilahirkan di Laiya, Desa Sumillan, Kecamatan Alla, Kabupaten Enrekang pada tanggal 18 April 1996. Merupakan anak ke 2 dari tujuh bersaudara pasangan Baharuddin T. dan Norma Yulianti. Penulis masuk Sekolah Dasar pada tahun 2003 di SDN 32 Cece dan tamat tahun 2009, tamat MTSN Alla pada tahun 2012, dan tamat SMA Negeri 1 Alla tahun 2015. Pada tahun yang sama Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar dan selesai tahun 2020.

Gambar

Gambar 2.1. Jenis Lukisan Realisme
Gambar 2.2. Jenis Lukisan Naturalisme
Gambar 2.3. Jenis Lukisan Impresionisme
Gambar 2.4.Jenis Lukisan Ekspresionisme
+7

Referensi

Dokumen terkait

N a m a : ... mengajukan diri untuk mengikuti Seleksi Pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama ...*) dan akan mengikuti seluruh ketentuan yang telah ditetapkan oleh panitia

Percepatan pelaksanaan Sistem Resi Gudang adalah upaya Pemerintah Provinsi untuk mempercepat pelaksanaan Sistem Resi Gudang di daerah melalui sosialisasi, pemberian

Adapun judul dari skripsi ini yaitu “Pemanfaatan Limbah Kulit Durian sebagai Bahan Baku Pembuat Briket Arang Sistem Kempa Hidrolik ( Hydraulic press) ” yang merupakan salah

Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling Dalam Jalur Pendidikan Formal.. Kepribadian Teori Klasik dan

Keputusan Presiden No.55 Tahun 1993 tentang Pengadaan Tanah bagi. Pelaksanaan Pembangunan untuk

[r]

Untuk menjawab rumusan masalah yang pertama yang menyatakan bahwa ada perbedaan pendapatan kotor antara beternak itik dengan sistem gembala dan sistem intensif,

Kegiatan pembelajaran siklus II pada pertemuan pertama sebagai berikut: Aktivitas guru memperoleh nilai rata-rata sebesar 64,28. Nilai rata-rata aktivitas siswa adalah