• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENELITIAN DTPS PENGARUH METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD NEGERI KADINGDING KEC. KIBIN KOTA SERANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENELITIAN DTPS PENGARUH METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD NEGERI KADINGDING KEC. KIBIN KOTA SERANG."

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

PENELITIAN DTPS

PENGARUH METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL

BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD NEGERI KADINGDING

KEC. KIBIN KOTA SERANG.

Oleh:

Nina Gantina, M.Pd

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANTEN

2018

(2)

ABSTRAK

Metode eksperimen adalah metode pemberian kesempatan kepada Siswa perorangan atau kelompok untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui “Pengaruh Metode Eksperimen Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri Kadingding Kec. Kibin Kota Serang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Berdasarkan hasil pengolahan data yang harus dilakukan dengan menggunakan statistik uji t, didapat t hitung=2357 > t tabel1665. Dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pada metode eksperimen terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V siswa lebih aktif dalam belajarnya dan sangat memperhatikan/ menyimak sehingga hasil belajar siswa mencapai sketuntasan. Secara perhitungan nilai posttest dan pre test

(3)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan faktor penting yang menentukan tingkat kemajauan suatu bangsa. Pendidikan yang bermutu tentunya akan mencetak sumber daya manusia yang berkualitas unggul, sehingga kelak generasi penerus bangsa akan mampu bersaing. Akan tetapi sebaliknya apabila hasil dari proses pendidikan ini gagal maka sulit dibayangkan bagaimana suatu bangsa dapat mencapai kemajauan. Oleh karena itu, banyak kebijakan pemerintah yang dititikberatkan pada penguatan sektor pendidikan. Pendidikan adalah proses membantu peserta didik agar berkembang secara optimal yaitu berkembang setinggi mungkin sesuai dengan potensi dan sistem nilai yang dianutnya dalam masyarakat.

Perbaikan dan peningkatan selalu diupayakan di setiap jenjang pendidikan sekolah mulai dari SD (Sekolah Dasar), SMP (Sekolah Menengah Pertama), dan SMA (Sekolah Menengah Atas). Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik, pendidikan merupakan proses untuk meningkatkan martabat manusia secara holistik yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, dan psikomotorik dapat berkembang secara optimal melalui proses interaksi manusiawi antara guru dengan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan.

(4)

Pada zaman yang sudah serba modern dewasa ini, pendidikan harus dapat mempersiapkan manusia yang mampu bersaing, baik dalam pengembangan teknologi maupun perkembangan ilmu. Oleh karena itu, perkembangan pendidikan di Indonesia sangat penting dan perlu di tingkatkan baik dari segi perencanaan, penggunaan metode, alat peraga maupun kemampuan guru dalam mengembangkan kurikulum serta penguasaan konsep secara keseluruhan. Kemajuan IPTEK yang begitu pesat sangat mempengaruhi perkembangan dalam dunia pendidikan terutama pendidikan IPA di Indonesia.

Perkambangan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Hal-hal tersebut akhirnya mendorong pemerintah untuk mewujudkan Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP), yang saat ini sedang dikembangkan di setiap jenjang sekolah. Kurikulum ini menekankan pembelajaran yang berbasis kompetensi, yaitu: pembelajaran ke arah penciptaan dan peningkatan serangkaian kemampuan serta potensi siswa agar mampu mengantisifasi tantangan dalam kehidupannya yang beraneka ragam. Setiap tingkat satuan pendidikan berhak menyusun kurikulum sendiri sesuai eksistensi satuan pendidikan yang bersangkutan.

(5)

Dengan KTSP, guru berperan sebagai subjek yang memiliki posisi sentral dalam pendidikan. Guru memiliki tanggung jawab untuk memilih metode atau teknik penyajian yang tidak saja disesuaikan dengan bahan ajar atau isi pendidikan yang akan disampaikan, tetapi juga disesuaikan dengan kondisi siswa.

Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dinyatakan bahwa, Standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) IPA di SD merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh peserta didik dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan. Pencapaian SK dan KD tersebut pada pembelajaran IPA didasarkan pemberdayaan pesarta didik untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru dengan berorientasi kepada tujuan kurikuler mata pelajaran IPA. Sikap dan cara ilmiah ini terjadi apabila siswa terlibat secara penuh dalam pembelajaran yang sedang berlangsung. Pembelajaran IPA yang menarik bukan hanya pengetahuan berupa fakta, konsep, dan teori yang disampaikan begitu saja kepada siswa, namun pembelajaran tersebut lebih bermakna, menantang, dan merangsang keingintahuan siswa dengan menggunakan informasi tentang lingkungan sekitar secara logis, kritis, dan kreatif. Siswa diharapkan mampu merubah cara pikirnya menjadi lebih cinta terhadap lingkungannya sendiri

(6)

Untuk mencapai tujuan pembelajaran diatas kreativitas guru dalam membelajarkan siswanya. Guru harus memiliki kemampuan dalam menelaah kurikulum, menyusun silabus, dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), menggunakan strategi, metode, dan media yang tepat, serta mengelola kelas yang menyenangkan.

Guru sebaiknya memperhatikan dalam pemilihan dan penentuan metode sebelum kegiatan belajar dilaksanakan, karena keberhasilan siswa sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran dengan menyampaikan materi dengan metode yang tepat maka akan menumbuhkan rasa ketertarikan siswa akan pembelajaran IPA yang dilaksanakan. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar merupakan pondasi awal dalam menciptakan siswa yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Pembelajaran IPA mengarahkan siswa untuk mencari tahu tentang alam secara sistematis, pada saat melakukan percobaan, siswa dilatih untuk dapat bersikap jujur, terbuka, dan memiliki rasa tanggung jawab.

Namun, kenyataan yang terjadi di lapangan menunjukkan bahwa proses pembelajaran IPA yang dilaksanakan belumlah seperti yang diharapkan. Dari hasil observasi yang peneliti lakukan di SD Negeri Kadingding dapat di ketahui bahwa selama ini pembelajaran IPA di Sekolah Dasar baik kelas V cendrung bersifat teoritis, guru hanya menitikberatkan bagaimana menghabiskan materi pelajaran dari buku teks, tanpa memperhatikan tingkat pemahaman siswa secara keseluruhan.

(7)

Pembelajaran di SD Negeri Kadingding belum menggunakan metode eksperimen, guru cendrung menggunakan metode ceramah dan metode hafalan, sehingga siswa menjadi pasif dalam proses pembelajaran.

Mereka hanya mendengar, menulis, dan menghafal apa yang diperintahkan oleh gurunnya. Kegiatan pembelajaran seperti ini akan mengakibatkan siswa menjadi bosen dalam belajar. Siswa jarang diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan terlibat aktif dalam melakukan didkusi kelompok. Kegiatan belajar mengajar seperti ini membosenkan bagi siswa. Siswa kurang antusias dalam mengikuti proses belajar mengajar sehingga menyebabkan hasil belajar afektif siswa menjadi rendah

Memang diakui oleh beberapa guru, ada masalah terkait proses pembelajaran yang belum dapat teratasi, diantaranya adalah fasilitas pembelajaran yang kurang memadai, media pembelajaran tidak tersedia, kurangnya motivasi siswa, dan guru belum dapat menentukan metode pembelajaran yang paling tepat di tengah segala keterbatasan yang ada. Upaya yang telah dilakukan guru kelas V untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas V adalah dengan menerapkan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa belum pernah dilakukan sebelumnya. Metode eksperimen akan memberikan kesempatan pada peserta didik atau percobaan sendiri dengan membuktikan fakta-fakta yang ada, mengamati, menganalisis, dan menarik kesimpulan sendiri.

(8)

Metode eksperimen juga dapat menumbuhkan cara berpikir rasional dan ilmiah. Penggunaan metode eksperimen memberikan pengalaman nyata bagi siswa dalam pembelajaran IPA merupakan salah satu solusi yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar IPA, oleh karena itu metode eksperimen cocok diterapkan di Sekolah Dasar siswa kelas V. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti memilih untuk mengadakan penelitian tentang metode eksperimen dengan tujuan dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Kadingding. B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang dapat diidentifikasikan permasalahan tersebut sebagai berikut:

1. Penggunaan metode yang kurang tepat dalam pembelajaran khususnya pembelajaran IPA kelas V SD Negeri Kadingding. 2. Proses pembelajaran yang belum teratasi diantaranya: fasilitas dan

media yang belum tersedia.

3. Hasil belajar masih rendah belum mencapai kretria ketuntasan minimal (KKM).

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penulis memberikan batasan masalah dalam penelitian ini hasil belajar masih rendah, serta penggunaan metode yang kurang tepat dalam pembelajaran IPA di SD Negeri Kadingding Kec. Kibin Kota Serang.

(9)

D. Rumusan masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, penulis memberikan rumusan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh metode eksperimen terhadap hasil belajar IPA Siswa kelas V SD Negeri Kadingding Kec. Kibin Kota Serang

E. Tujuan penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui “Pengaruh Metode Eksperimen Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri Kadingding Kec. Kibin Kota Serang

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah diuraikan di atas, maka penelitian mengharapkan penelitian ini bermanfaat sebagai berikut:

1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi kajian dan bahan pengembangan ilmu pendidikan dalam pengaruh metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa pada anak Sekolah Dasar.

2. Secara Praktis a. Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi penyelenggara lembaga pendidikan atau sekolah pada tingkat Kelas V dapat

(10)

memberikan solusi dalam pengaruh metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa.

b. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan menjadi acuan guru dalam pengaruh metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa pada Kelas V serta dapat diimplementasikan pada saat pembelajaran.

c. Bagi Siswa

Siswa dapat mengetahui kekurangan yang mereka miliki dan dapat memperbaiki dengan bimbingan guru dan orang tua. d. Bagi Peneliti

Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan menambah pengalaman di lapangan terkait dengan masalah yang dihadapi tentang pengaruh metode eksperimen. Serta dapat memahami sebuah masalah secara kritis.

G. Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan bagian ini sesuatu yang diperlukan sebagai penjelasan awal dalam penelitian membuat latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika penulisan.

BAB II Landasan Teori bagian landasan teori ini memiliki peran yang sangat penting dalam memberikan kontek yang jelas

(11)

terhadap permasalahan dalam penelitian, dalam penelitian ini membuat Landasan teori yang terdiri dari:

Penelitian kuantitatif : deskripsi teoritik, kerangka berpikir, penelitian terdahulu yang relevan dan hipotesis penelitian.

BAB III Metodologi penelitian : bagian ini membuat penelitian kuantitatif yang terdiridari : metode penelitian, tempat dan waktu penelitian, variabel penelitian, populasi dan sampling, teknik pengumpulan data, instrument penelitian, teknik analisis data dan daftar pustaka, dan lampiran-lampiran.

(12)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teoritik

1. Hakikat Metode Eksperimen a. Pengertian Metode Eksperimen

Metode eksperimen adalah metode pemberian kesempatan kepada Siswa perorangan atau kelompok untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. Dengan metode ini Siswa dapat diharapkan sepenuhnya terlibat merencanakan eksperimen, menemukan fakta, mengumpulkan data, mengendalikan variabel, dan memecahkan masalah yang diharapkan secara nyata. Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari1.Menurut Rostiyah(dalam buku Trianto)yang berjudul“ Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi Anak Usia Dini” metode eksperimen adalah suatu cara mengajar, dimana peserta didik melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya sertamenuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikandikelasdan dievaluasi oleh guru2.

MenurutTrianto,metodeeksperimenadalahupaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata

1Jumanta.hamdayama,model dan metode pembelajaran kreatif dan berkarakter,Bogor: Ghalia Indonesia,2014,hal.125

2

Trianto,Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi Anak Usia Dini,Jakarta:Kencana,2013,hal.199

(13)

agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal.Metode pembelajaran merupakan bagian dari strategi pembelajaran, yang berfungsi sebagai cara untuk menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan kepada peserta didik untukmenemukanfakta-fakta yang ada sehinggamencapai tujuan tertentu.3Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa metode eksperimen merupakan cara pembelajaran, dimana peserta didik melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari sehingga peserta didik dapat mengembangkan kemampuan berpikir dan kreatifitas secara optimal.

Dengan metode eksperimen, siswa menemukan bukti kebenaran dari teori sesuatu yang sedang dipelajarinya.Agar penggunaan metode eksperimen itu efisien dan efektif, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: (a) Dalam eksperimen, setiap siswa harus mengadakan percobaan maka jumlah alat dan bahan atau materi percobaan harus cukup bagi tiap siswa. (b) Agar eksperimen itu tidak gagal dan siswa menemukan bukti yang menyakinkan atau mungkin hasilnya tidak membahayakan maka kondisi alat dan mutu bahan percobaan yang digunakan harus baik dan bersih (c) Dalam eksperimen, siswa perlu teliti dan konsentrasi dalam mengamatiproses percobaan, maka perlu adanya waktu yang cukup lama, sehingga mereka menemukan pembuktian kebenaran dari teori yang dipelajari itu.

(14)

(d) Siswa dalam eksperimen adalah sedang berlajar dan berlatih, maka perlu diberi petunjuk yang jelas, sebab mereka di samping memperoleh pengetahuan, pengalaman danketerempilan,juga kematangan jiwa dan sikap perlu diperhitungkan oleh guru dalam memilih objek eksperimen itu.(e)Tidak semua masalah bisa dieksperimenkan, seperti masalah mengenai kejiwaan, beberapa segi kehidupan sosial dan keyakinan manusia. Kemungkinan lain karena sangat terbatasnya suatu alat, sehingga masalah itu tidak bisa diadakan percobaan karena alatnya belum ada atau masih kurangnya prasarana.

Metode Penelitian Eksperimen merupakan metode penelitian yang paling produktif, karena jika penelitian tersebut dilakukan dengan baik dapat menjawab hipotesis yang utamanya berkaitan dengan hubungan sebab-akibat.Disamping itu, penelitian eksperimen juga merupakan salah satu bentuk penelitian yang memerlukan syarat yang relatif lebih ketat jika dibandingkan dengan jenis penelitian lainnya.Halinikarenasesuai dengan maksud para penelitiyang menginginkanadanya kepastian untuk memperoleh informasi tentang variabel mana yang menyebabkan suatu terjadi dan variabel yang memperoleh akibat dari terjadinya perubahan dalam suatu kondisi eksperimen. Metode eksperimen ini bertujuan untuk melihat hubngan sebab-akibat(kausal) antar satu atau beberapa variabel, dari suatu perlakuan (treatment) yang dicobakan pada objek, kondisi tertentu, dengan melihat hasil yang tidak diperlukan apa-apa (control).

(15)

b. Kelebihan dan kekurangan Metode Eksperimen Kelebihan Metode Eksperimen

a) Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri dari pada hanya menerima kata guru atau buku.

b) Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi (menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi, suatu sikap yang di tuntut dari seorang ilmuan.

c) Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan-terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaannya yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia. Kekurangan Metode Eksperimen

a) Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak didik berkesempatan mengadakan eksperimen

b) Jika eksperimen menggunakan jangka waktu yang lama, anak didik harus menanti untuk melanjutkan pelajaran.

c) Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan teknologi4.

c. Langkah-langkah Metode Eksperimen

Langkah-langkah yang dapat dipakai dalam metode eksperimen agar mendapatkan hasil yang optimal adalah sebagai berikut5:

4

Jumanta hamdayama,op,cit,hal.125-126

(16)

a) Mempersiapkan pemakaian metode eksperimen, mencakup kegiatan-kegiatan:

1. Menetapkan kesesuaian metode eksperimen terhadap tujuan-tujuan yang hendak dicapai.

2. Menetapkan kebutuhan peralatan, bahan, dan sarana lain yang dibutuhkan dalam eksperimen sekaligus memeriksa ketersediaannya di sekolah.

3. Mengadakan uji eksperimen (guru mengadakan eksperimen sendiri untuk menguji ketepatan proses dan hasilnya sebelum menugaskan kepada siswa, sehingga dapat di ketahui secara pasti kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi.

4. Menyediakan peralatan, bahan, dan sarana lain yang dibutuhkan untuk eksperimen yang akan dilakukan.

5. Menyediakan lembaran kerja (bila di rasa perlu).

b) Melaksanakan pemakaian metode eksperimen, dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1. Mendiskusikan bersama seluruh siswa mengenai prosedur, peralatan, dan bahan untuk eksperimen serta hal-hal yang perlu diamati dan dicatat selama eksperimen.

2. Membantu, membimbing, dan mengawasi eksperimen yang dilakukan para siswa mengamati serta mencatat hal-hal yang dieksperimenkan. 3. Para siswa membuat kesimpulan dan laporan tentang eksperimennya.

(17)

c) Tindak lanjut pemakaian metode eksperimen, dengan kegiatan-kegiatan:

1. Mendiskusikan hambatan-hambatan dan hasil-hasil eksperimen. 2. Membersihkan danmenyimpan peralatan, bahan atau sarana

lainnya.

3. Evaluasi akhir eksperimen oleh guru.

Metodeeksperimen lebih menekankankepadakeaktifan siswauntuk memproses,memproleh belajar sendiri,daripada keaktipan guru dalam menyajikan isi pelajaran. Metode eksperimen merupakan suatu metode yang menekankan kinerja siswa secara aktif.

d. Tahap-Tahap Metode Eksperimen

Pembelajaran dengan metode eksperimen, menurut palendeng meliputi tahap-tahap sebagai berikut6:

1. Percobaan awal, pembelajaran diawali dengan melakukan percobaan yang didemonstrasikan guru atau dengan mengamati fenomena alam. Demontrasi ini menampilkan masalah-masalah yang berkaitan dengan materi IPA yang akan di pelajari.

2. Pengamatan merupakan kegiatan siswa saat melakukan percobaan. Siswa diharapkan untuk mengamati dan mencatat peristiwa tersebut.

3. Hipotesisawal,siswadapatmerumuskan hipotesissementara berdasarkan hasil pengamatannya.

(18)

4. Verifikasi, kegiatan untuk membutikan kebenaran dari dugaan awal yang telah dirumuskan dan dilakukan melalui kerja kelompok.Siswa

diharapkanmerumuskandanmenemukankonsep,hasilnya

diaplikasikan dalam kehidupannya. Kegiatan inimerupakan pemantapan konsep yang telah dipelajari.

5. Evaluasi, merupakan kegiatan akhir setelah selesai satu konsep. Penerapan pembelajaran dengan metode eksperimen akan membantu siswa untuk memenuhi konsep. Pemahaman konsep dapat diketahui apabila siswa mampu mengutarakan secara lisan, tulisan, maupun aplikasi dalam kehidupannya. Dengan kata lain, siswa memiliki kemampuan untuk menjelaskan , dan menyebutkan

2. Hakikat Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Ahmad susanto, hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadipada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotorik sebagai hasil belajar7.

Menurut winkel, (dalam buku purwanto), Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya8.Menurut Nana sudjana, hasil belajar adalah bagian terpenting dalam pembelajaran. Mendefinisikanhasil belajar siswa pada hakikatnya

7

Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran,Jakarta:Prenada Media Grup,2013, hal.5 8 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar Yogyakarta:Celaban Timur,2013, hal.45

(19)

adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidangkognitif, afektif, dan psikomotorik.9 Menurut Dimyati dan Mudjiono, hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru,tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa hasil belajar adalah berakhirnya pengajaran dari puncak proses hasil belajar.10Dari beberapa pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang diamati dan dikur bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan.

b. Macam-Macam Hasil Belajar

Hasil belajar sebagaimana telah dijelaskan di atas meliputi pemahaman konsep (aspek kognitif), keterampilan (aspek psikomotorik) dan sikap siswa (aspek afektif). Untuk jelasnya dapat dijelaskan sebagai berikut:11 1. Pemahaman konsep

Menurut Bloom, (dalam buku Ahmad susanto) pemahaman konsep adalah seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti apa yang ia baca, yang ia lihat,yang dialami atau yang ia rasakan berupa penelitian atau observasi langsung yang ia lakukan.Menurut Dorothy J. Skeel dalam Nursid Sumaatmadja, konsep adalah sesuatu yang tergambar dalam pikiran, suatu pemikiran, gagasan, atau suatu pengertian.jadi konsep

9

Nana Sudjana, Penilaian Hasil belajar Mengajar,Bandung:Remaja Rosdakarya,2011,hal.3 10

Dimyati dan Mudjiono, belajar dan pembelajran,Jakarta:PT Rineka Cipta,2010, hal.6 11 Ahmad susanto,OP.cit,hal.6

(20)

ini adalah sesuatu yang telah melekat dalam hati seseorang dan tergambar dalam pikiran, atau gagasan.

2. Keterampilan proses

MenurutUsman dan Setiawati, (dalam buku Ahmad susanto) adalah keterampilan yang mengarah kepada pembangunan kemampuan mental, fisik, dan social yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dari dalam individu siswa.

Menurut Indrawati, (dalam buku Ahmad Susanto) adalah keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah baik kognitif dan psikomotorik, yang dapat digunakan untuk menemukan konsep, prinsip atau teori untuk mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya dan menyebutkan ada enam aspek keterampilan proses, yang meliputi: observasi, klasifikasi, pengukuran, mengkomunikasi, memberikan penjelasan terhadap suatu pengamatan dan melakukan eksperimen. 3. Sikap

Menurut lange dalamAzwar, Sikap adalah aspek mental semata, melainkan, mencakup pula aspekresponsfisik. Menurut Azwar, struktursikap adalah komponen kognitif, afektif, dan konatif.

Menurut Sardiman,(dalam buku Ahmad Susanto) sikap adalah kecenderungan untuk melakukan sesuatu dengan cara, metode, pola dan teknik tertentuterhadap dunia sekitarnya baik berupa individu maupun objek-objek tertentu. Sikapmerujuk pada pembuatan, perilaku, dan tindakan seseorang.

(21)

a. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Hasil Belajar

Menurut teori Gestalt, belajar merupakan suatu proses perkembangan. Perkembangan sendiri memerlukan sesuatu baik yang berasal dari diri siswa sendiri maupun ngaruh dari lingkungan. Berdasarkan teori ini hasil belajar siswa di pengaruhi oleh dua hal, siswa itu sendiri dan lingkungannya.Menurut Wasliman, hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik adalah hasil interaksi antara berbagai faktor yang memengaruhi baik faktor internal maupun faktor eksternal. Secara perinci, uraian mengenai faktor internal dan eksternal, sebagai berikut:12

1. Faktor internal: internal adalah faktor yan bersumber dari dalam diri peserta didik, yang memengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi: kecerdasan, minat, dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.

2. Faktor eksternal: faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang memengaruhi hasil belajar yaitu: keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keadaan keluarga yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Sekolah adalah salah satu faktor yang ikut menentukan hasil belajar siswa. Semakin tinggi kemampuan belajar siswa dan kualitas pengajaran di sekolah, semakin tinggi pula hasil belajar siswa.

Menurut Wina Sanjaya, Kualiatas pengajaran di sekolah sangat di tentukan oleh guru. Guru adalah komponen yang sangat menentukan

(22)

dalam implementasi suatu strategi pembelajaran. Guru dalam proses pengajaran memegang peranan sangat penting.

Dengan demikian, semakin jelaslah bahwa hasil belajar siswa adalah hasil dari suatu proses yang di dalamnya terlibat sejumlah faktor yang saling memengaruhinya. Tinggi rendahnya hasil belajar seseorang di pengaruhi oleh faktor-faktor tersebut.13

Faktor- faktor yang mempengaruhi hasil belajar ke dalam sepuluh macam, yaitu:

a. Kecerdasan anak

b. Kesiapan atau kematangan c. Bakat anak

d. Kemauan belajar e. Minat

f. Model penyajian materi pelajaran g. Pribadi dan sikap guru

h. Suana pengajaran i. Kompetensi guru j. Masyarakat. 13 Ibid.,hal.14-18.

(23)

Adapun indikator hasil belajar yaitu sebagai berikut: a. Indikator Hasil Belajar IPA

TABEL 1.1

Indikator Hasil Belajar IPA

No Jenis Hasil Indikator Hasil belajar IPA

Ranah Kognitif a. Knowledge ( pengetahuan) b. Comprehention (pemahaman) c. Application (penerapan) d. Analysis (anallisis) e. Syntesis (sintesisis) f. Evaluation (Evaluasi) Ranah afektif a. Receiving (Sikap menerima) b. Responding Memberi respons) c. Valuing (nilai) d. Organization (organisasi) e. Characterization (karakteritasi)

 Dapat menjelaskan sifat-sifat dan wujud benda

 Dapat memberikan contoh tentang suatu perubahan wujud benda

 Dapat menguraikan tentang materi sifat-sifat benda

 Dapat mengidentifikasi sifat-sifat dan wujud benda

 Dapat mengintegrasikan pendapat siswa tentang

menyimpulkan materi sifat-sifat dan wujud benda

 Dapat menilai suatu manfaat dari sifat-sifat dan wujud benda

 Dapat menerima

kekurangan/kelebihandalam melakukan perubahan sifat-sifatdan wujud benda

 Dapat merespons dalam melakukan eksperimen perubahan wujud benda

 Dapat menilai hasil belajar IPA dengan melakukan eksperimen perubahan wujud benda

 Dapat mengorganisasikan hasil belajar IPA dengan melakukan eksperimen sifat-sifat benda

 Dapat mengetahui karakteristik dalam melakukan eksperimen tersebut.

(24)

Ranah Psikomotorik a. Keterampilan bergerak/

bertindak

b. Kecakapan ekspresi

 Dapat melakukan eksperimen mengenai sifat-sifat dan wujud benda

 Dapat mengekspresikan dalam melakukan eksperimen dengan baik

3. Hakikat Pembelajaran IPA a. Pengertian Pembelajaran IPA

Pembelajaran IPA adalah interaksi antara komponen-komponen pembelajaran dalam bentuk proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang berbentuk kompetensi yang telah ditetapkan. Tugas utama guru IPA adalah melaksanakan proses pembelajaran IPA. Proses pembelajaran IPA terdiri atas tiga tahap, yaitu: perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran.14

Proses pembelajaran IPA harus memperhatikan karakteristik IPA sebagai proses dan IPA sebagai produk. IPA sebagai intergrative science atau IPA terpadu telah diberikan di SD/MI dan SMP/MTS sebagai mata pelajaran terpadu dan secara terpisah di SMA/MA sebagai mata pelajaran ilmu Biologi, Fisika, IPA, serta Bumi dan antariksa.

(25)

Seorang guru dan dosen IPA wajib memiliki empat kompetensi yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang Guru dan Dosen (UU NO.14 Tahun 2005) dan Standar Nasional pendidikan ( PP NO.19 Tahun 2005). Kompetensi tersebut ialah:Kompetensi pedagogik,Kompetensi profesional, Komptensi kepribadian, dan Kompetensi sosial.

Pengertian IPA adalah rumpun ilmu, memiliki karakteristik khusus. Yaitu: mempelajari fenomena alam yang faktual, baik berupa kenyataan atau kejadian dan ilmu yang mempelajari tentang fenomena alam. Fenomena-fenomena alam yang dipelajari dalam IPA berasal dari fakta-fakta yang ada di alam dan hasil abstraksi pemikiran manusia. Unsur utama IPA meliputi: sikap, proses, produk, dan aplikasi.

Caraberpikir IPA meliputi: observasi, eksperimen, matematika objek atau bidang kajian IPA. Guru IPAharus mampu melaksanakan proses pembelajaran IPA sesuai dengan kurikulum yang berlaku mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga penilaian.

c. Teori Belajar IPA Pengertian Belajar IPA

Belajar IPA adalah belajar tentang fenomena-fenomena alam. Seseorang peserta didik yang belajar di harapkan mampu memahami alam dan mampu memecahkan masalah yang mereka jumpai di alam sekitar. Berikut dikemukakan beberapa teori belajar yang di gunakan dalam menyusun suatu strategi pembelajaran IPA yaitu: teori disiplin mental,

(26)

teori behaviorisme, teori perubahan konsep, teori belajar bermakna ausubel, teori skema, dan teori konstruktivisme.15

Menurut J. J.Rousseau, (dalam buku Eka Sulistyowati) Seorang peserta didik mempunyai bakat yang terpendam, melalui belajar peserta didik di berikan kesempatan mengembangkan potensi-potensi tersebut.

Menurut Teori disiplin mental, (Plato dan Aristoteles) menganggap bahwa dalam belajar mental peserta didik didisiplinkan atau dilatih. Menurut teori ini seorang peserta didik harus selalu dilatih terus-menerus untuk dapat memahami suatu konsep.

Menurut Teori Behaviorisme, (dalam buku Eka sulistyowati) adalah teori yang muncul dengan adanya asumsi bahwa perilaku seseorang timbul/terjadi akibat stimulus yang diberikan dari luar. Couditoning dapat mempengaruhi perilaku seseorang untuk melakukan dan menjauhi sesuatu. Peserta didik yang fobia dengan hamster maka ketika melihat hamster dia akan berusaha menjauhinya dan juga sebaliknya. Penguatan (reinforcement) pada seorang peserta didik merupakan salah satu

stimulus yang mengakibatkan respons. Penguatan adalah suatu hal yang sangat penting dalam dalam menata lingkungan pembelajaran IPA.

Menurut Thorndike teori belajar IPA adalah analisis stimulus dan respons sebagai dasar munculnya teori behaviorisme.

Menurut Teori Behaviorisme, Peran guru dalam proses pembelajaran IPA adalah membuat suatu stimulus yang mampu menciptakan respons peserta

(27)

didik agar tertarik dengan konsep IPA. Stimulus yang di maksud dapat berupa penyajian materi yang menarik, pengembangan eksperimen IPA yang menarik. Menurut posner, Dalam suparno teori perubahan konsep adalah proses yang belajar terdapat proses perubahan konsep yang mirip dengan yang ada dalam fisafat IPA. Tahap pertama dalam perubahan konsep adalah asimilasi, dan tahap kedua akomodasi. Asimilasi adalah seseorang peserta didik menggunakan konsep-konsep yang dimiliki untuk dapat mempelajari fenomena baru.Akomodasi adalah seorang peserta didik akan melakukan penyesuaian konsep yang dimiliki dengan konsep yang sedang di pelajari.

Menurut Ausubel, teori belajar bermakna Ausubel adalah jenis belajar, yaitu: belajar bermakna dan belajar menghafal. Menurut teori ini seorang peserta didik belajar dengan cara mengaitkan dengan pengertian yang sudah dimiliki oleh peserta didik.

Menurut Ausubel, teori Belajar bermakna adalah salah satu metode dan tujuan dalam mempelajari IPA.

Menurut Suparno teori Skema adalah abstraksi mental seseorang yang digunakan untuk mengerti sesuatu hal, menemukan jalan keluar, ataupun memecahkan persoalan. pembelajaran IPA yang membentuk skema peserta didik tentang konsep IPA yang terdiri dari atribut-atribut penyusunnya. Misalnya: skema tentang zat adtif akan membuat atribut-atribut seperti pemanis, pewarna, dan penguat rasa termasuk dalam skema besar senyawa IPA.

(28)

D. Konsep- Konsep IPA

Konsep-konsep IPA adalah suatu konsep yang dianggap sulit oleh peserta didik. Konsep yang sulit ini harus dapat ditata oleh seorang guru IPA sesuai dengan teori behaviorisme. Hal-hal yang perlu dipersiapkan guru IPA dalam menyajikan konsep IPA berdasarkan teori ini adalah:

a. Pengaturan kelas yang mengoptimalkan penguatan positif

b. Memperhatikan peserta didik yang mempunyai tingkat intelektual yang lemah dalam IPA.

c. Optimalisasi pembelajaran individual d. Memperhatikan karakteristik peserta didik.

e. Mampu meningkatkan minat dan motivasi peserta didik untuk belajar IPA.Menurut Thorndike, teori belajar ini adalah pembentukan koneksi stimulus-respons.

B. Kerangka Berpikir

1. Kerangka berpikir dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila dalam penelitian tersebut berkenaan dua variabel atau lebih.

2. Kerangka berpikir yng akan menjelaskan secara teoritis pertautan antara vaiabel independen dan dependen. Kerangka berpikir adalah Penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi obyek permasalahan.16

3. Kerangka berpikir Belajar IPA dilakukan dengan metode eksperimen atau percobaan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar Siswa

(29)

Kelas V SD. Pembelajaran IPA di lakukan di dalam kelas atau di luar kelas dengan melibatkan siswa secara langsung sehingga dapat menemukan atau membuktikan sendiri fakta-fakta yang ada di alam sekitar sehingga mampu memecahkan masalah yang ada di alam sekitar tersebut. Oleh karena itu siswa akan menjadi aktif dalam pembelajaran IPA jika guru selalu melibatkan siswa dalam pembelajaran, Maka siswa tersebut akan merespons apa yang telah di di ajarkan oleh gurunya sehingga siswa akan memahami dan mengingat apa yang di sampaikan atau yang diajarkan gurunya dan menjadi bahan ajaran untuk yang akan datang. Dan hasil belajar akan meningkat jika adanya pengaruh metode eksperimen yang di lakukan dengan baik di sekolah oleh gurunya.

a. Pengertian variabel penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari sehingga di peroleh informasi tentang pengaruh metode eksperimen terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V kemudian di tarik kesimpulannya.17

b. Macam-macam variabel

a. Variabel independen: variabel ini disebut variabel bebas, variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab pengubahan timbulnya variabel dependan terikat.

(30)

b. Variabel dependen:variabel ini disebut variabel terikat, variabel terikat adalah variabel yang di pengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.

c. Variabelmoderator: variabelyangmempengaruhi memperkuat dan melemahkan hubungan antara variabel independen ke dua.

d. Variabel intervening:variabel yang secara teoritis

mempengaruhi hubungan yang tidak langsung dan diamati dan di ukur.

e. Variabel kontrol: variabel yang sering digunakan oleh peneliti bila akan melakukan penelitian.

Berdasarkan penjelasan di atas variabel independen dan dependen adalah sebagai berikut:

Variabel X Variabel Y

Pengaruh metode eksperimen Terhadap hasil belajar IPA SDN

Kedingding kabupaten Serang

Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka berpikir dalam penelitian kuantitatif itu dapat di gambarkansebagai berikut:18

18Ibid.,hal.94.

(31)

C. Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Setelah peneliti melakukan kajian pustaka terhadap skripsi yang berhubungan dengan judul pada skripsi peneliti, ternyata terdapat beberapa proposal yang mempunyai kemiripan dengan proposal peneliti, yaitu:

No Nama Judul Hasil Penelitian Persamaan dan Perbedaan

Kerangka berpikir

Perumusan

hipotesis

Variabel X Variabel Y

Membaca Buku dan hasil penelitian (HP)

Membaca buku penelitian dan hasil

penelitian

Deskipsi teori dan HP Deskipsi teori dan HP

Analisis kritis terhadap teori dan

HP

Analisis kritis terhadap teori dan HP

Analisis komparatif terhdap teori-teori dan Hp yang di ambil

Analisis komparatif terhadap teori-teori dan

hp yang diambil

Sintesa/ kesimpulan teori dan HP

Sintesa /kesimpulan dan HP

(32)

1 Sri Utami

Pengaruh hasil belajar IPA sifat-sifat cahaya dan benda melalui metode eksperimen pada siswa kelas V SD Negeri Kerta Basuki 02 kecamatan wonosari kabupaten Brebes Tahun Pelajaran 2009/2010. (Skripsi, 2010) Menunjukan hasil yang positif (peningkatan hasil belajar). Dengan nilai rata-rata pada siklus I dengan hasil 64,80 dari nilai sebelumnya yaitu 61,29. Sehingga terdapat kenaikan sebesar 2,88. Sedangkan hasil yang di proleh pada siklus II sebesar 75,29. Jadi dari siklus I ke siklus II terdapat peningkatan 10,49. Sama-sama melakukan penelitian mengunakan metode eksperimen, perbedaannya yaitu pada objek kajian yang di angkat peneliti di atas mengangkat objek materi sifat cahaya dan benda, sedangkan objek yang akan penulis teliti yaitu sifat-sifat benda dan perubahan wujud benda.

2 Marsilah Pengaruh metode eksperimen terhadap hasilbelajar siswapada mata pelajaran IPA materi magnet siswa kelas V SD Negeri 02 Banjaran kecamatan Bangsri Tahun Pelajaran 2009/2010. (Skripsi, 2010) Menunjukkan adanya Pengaruh dari pemahaman dan segi ketuntasan siswa. Dimulai dari awal pelaksanaan siklus II telah menunjukan adannya ketuntasan indukatornya adalah dari 75 siswa yang mengikuti tindakan siklus II . 75 % siswa telah mencapai kriteria ketuntasan minimal kkm yaitu nilai 75 dari 59, dan rata-rata nilai yang di

Persamaan melakukan penelitian mengunakan metode eksperimen, perbedaannya yaitu mengenai pembahasan materi tentang penelitian, lokasi tempat penelitian dan variabelnya.

(33)

capai pada siklus II adalah 81. 3 Pranolo Pengaruh pengunaan metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran IPA SDN Sukamulyo Ngakik pada materi benda dan sikapnya. (Skripsi, 2013) Pengunaan metode eksperimen pada pembelajaran IPA berpengaruh positif dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Nilai rata-rata keadaan awal adalah 55, nilai rata-rata siklus I adalah 62, dan nilai rata-rata siklus II adalah 75.

Ketuntasan pada kondisi awal 20 %, pada siklus I 65 %, dan pada siklus II 85 %. Persamaan melakukan penelitian mengunakan metode eksperimen, perbedaannya yaitu mengenai pembahasannya yang akan di teliti,

mengunakan penelitian kuantitatif. 4 Arum Yuli Widianin gsih Pengaruh Pembelajaran IPA pada materi pokok proses pembentukan tanah karena pelapukan siswa kelas V SD Kinisius Kintelan melalui metode eksperimen dalam hal pencapaian hasil belajar. (Skripsi, 2010) Menunjukan hasil yang baik mengunakan metode eksperimen, nilai rata-rata keadaan awal adalah 57, nilai rata-rata siklus I adalah 65, dan nilai rata-rata siklus II adalah 79. Ketuntasan pada kondisi awal 20 %. Pada siklus I adalah 65 %, dan pada siklus II adalah 85 %. Persamaannya melakukan penelitian mengunakan metode eksperimen, sama-sama melakukan penelitian pada kelas V. perbedaannya yaitu mengenai pembahasannya materi peneliti, tempat lokasi sekolah yang akan di teliti.

(34)

5 Nuning Suprapti

Peningkatan Pembelajaran IPA Siswa kelas IV Kanisius Tegalmulyo pada materi gaya dalam pencapaian hasil belajar melalui metode eksperimen. (Skripsi, 2011) Menunjukan bahwa pengunaan metode eksperimen cukup baik dalam pembelajaran di kelas, nilai rata-rata keadaan awal 62,9 nilai rata-rata siklus I 64,5 dan nilai rata-rata siklus II 76,8. Ketuntasan pada kondisi awal 41,2 % pada siklus I 68,8% dan pada siklus II 87,6 %.

Persamaannya melakukan penelitian mengunakan metode eksperimen dalam pembelajarannya. perbedaannya yaitu penelitian pendekatan (PTK), mengenai pembahasannya materi pembelajarannya. D. Hipotesis Penelitian

Hipotesismerupakanjawaban sementara yang harus di uji kebenarannya dan hipotesis juga suatu kesimpulan belum final, masih harus di buktikan kebenarannya.Berdasarkan yang ada dalam penelitian ini maka hipotesis yang dapat diajukan adalah hipotesis statistik sebagai berikut:

a. Hipotesis Statistik

HO : = 5 jam/ hari Ha : 5 jam/ hari

: adalah nilai rata-rata populasi yang di hipotesiskan atau di taksirkan melalui sampel.

H0 : Tidak terdapat pengaruh hasil belajar IPA

(35)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh penelitian dalam penelitian ini adalah Penelitian eksperimen. Menurut Hadi, penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan dari suatu perlakuan yang di berikan secara sengaja oleh peneliti.19Penelitian eksperimen bertujuanuntuk menilai pengaruh suatu perlakuan/tindakan/treatmen pendidikan terhadap tingkah laku siswa atau menguji hipotesis tentang ada tidaknya pengaruh tindakan jika dibandingkan dengan tindakan lain.20

Bentuk design penelitian ini yaitu rancangan Pre-eksperimental design. Pre-eksperimen design dapat dikatakan bukan eksperimen sungguh-sungguh,karena masih terdapat variabel luar yang mempengaruhi terhadap terbentuknya variabel dependen.Adapun jenis pre-eksperimental design pada penelitian ini menggunakan one group pretest-posttest design, pada design ini diberikan tes awal sebelum diberikan perlakuan atau pembelajaran untuk membandingkan hasilnya. Skema dari model ini adalah sebagai berikut :

19

(36)

O1 X O2

O1 = Nilai pretest (sebelum diberikan perlakuan)

O2 = Nilai posttet (setelah diberikan perlakuan)

Pengaruh metode eksperimen terhadap hasil IPA = (O1-O2).

B. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan secara kolaboratif antara penelitian dengan guru kelas V SD Negeri Kadingding. Subjek penelitian adalah peserta didik kelas V semester SD Negeri Kadingding. Waktu penelitian dilakukan pada tahun ajaran 2018- 2019 yaitu pada semester I.

C. Variabel penelitian

Menurut sugiyono, variabel penelitian merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati sebagai atribut dari sekelompok orang atau objek yang mempunyai variasi antara satu dengan lainnya dalam kelompok itu.variabel juga merupakan atribut dari bidang keilmuan atau kegiatan tertentu. Tingkat berat badan, sikap, mativasi, kepemimpinan, disiplin kerja, merupakan atribut-atribut dari setiap orang. Berat, ukuran, bentuk, dan warna merupakan atribut-atribut dari obyek.21

1. Variabel bebas (independen) adalah variabel perlakuan atau sengaja dimanipulasi untuk diketahui intensitasnya atau pengaruhnya terhadap variabel terikat yaitu : (X) pengaruh metode eksperimen

2. Variabel terikat (dependen) adalah variabel yang timbul akibat variabel bebas, atau respon dari variabel bebas oleh sebab itu variabel terikat

21Sugiono,MetodePenelitianpendidikan,(2015) hal. 60.

(37)

menjadi tolak ukur keberhasilan variabel bebas yaitu : (Y) hasil belajar IPA

D. Penentuan Populasi dan sampling a. Populasi

Menurut Sugyiono populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.22 Populasi pada penelitian ini adalah seluruh Siswa Kelas V SD Negeri Kadingding Kec. Kibin Kota Serang yang berjumlah 37 siswa.

b. Sampel

Menurut Sugiyono, sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.23 Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sampel kelas V SD Negeri Kadingding, Adapun responden yang diambil sebagai sampel data dalam penelitian ini yaitu: siswa kelas V sebanyak 37 siswa sebagai kelas eksperimen, penelitian ini dilakukan satu romble yaitu: satu kelas pada seluruh siswa kelas V yang berjumlah 37 siswa.

E. Teknik pengumpulan data

22

Suarifqi Diantama,Metode Penelitian Pendidikan,(2018),hal.74 23Sugiono,Metode Penelitian pendidikan,(2015),hal.118

(38)

Test adalah alat yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dengan cara-cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Test dalam penelitian ini terdiri dari test awal (pretest) dan test akhir (posttest).

1. Test awal adalah test yang diberikan sebelum diberikannya perlakuan. 2. Test akhir adalah test yang diberikan setelah perlakuan selesai. F. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh penelitidalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Adapun jenis-jenis instrumen dalam penelitian dalam metode eksperimen adalah sebagai berikut:24

a. Angket

Angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responsden dijawabnya.

Untuk pertanyaan no 1 sampai 10 berilah tanda check list ( ) pada kolom alternatif jawaban yang di sediakan.

No Pertanyaan dan pernyataan Pilihan

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 1 Metode eksperimen baik

dilakukan pada siswa SD

(39)

kelas V supaya belajarnya aktif 2 Saya yakin metode eksperimen

sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa

3 Saya menyediakan alat peraga untuk melakukan metode eksperimen pada siswa kelas V 4 Dengan melakukan metode

eksperimen pada siswa SD kelas V maka kedepannya siswa akan lebih mudah mengingat materi yang telah dipelajari

5 Saya harus semangat belajar dengan adanya metode eksperimen yang dilakukan dengan baik

6 Supaya hasil belajar IPA bagus saya memperhatikan guru saat menjelaskan

(40)

7 Saya tidak yakin jika siswa tidak mendapat hasil belajar IPA yang bagus

8 Saya yakin orang yang rajin belajar pasti hasil belajar IPA nya memuaskan

9 Saya yakin siswa akan aktif belajar jika gurunya profesional

10 Saya semakin aktif belajar setelah di adakannya meode eksperimen pada siswa kelas V SD Negeri Kadingding

a. Observasi

Observasi adalah pengamatan yang dilakukan langsung oleh pengamat pada objek yang diamati.Intrumen yang di gunakan dalam penelitian ini adalah tes, yaitu: soal pilihan ganda dan essay.

b. Dokumentasi

Dokumentasi pada penelitian ini adalah di kelas V SD yang berjumlah 37 siswa dan lokasinya di SD Kadingding Kec. Kibin Kota Serang.

Adapun Langkah-langkah yang dilaksanakan setelah uji coba soal adalah sebagai berikut:

(41)

a. Menguji validitas soal yaitu: menguji tingkat keandalan suatu alat ukur.

b. Menguji reliabilitas soal yaitu: uji ini dilakukan untuk mengukur sejauh mana pengukuran terbebas dari kekeliruan ukur. Reliabilitas instrumen adalah ketetapan alat evaluasi dalam mengukur apa yang akan diukur.

c. Menganalisis butir soal dengan memperhatikan taraf kesukaran soal dan daya pembeda soal.

G. Teknik analisis data

Teknik Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Uji normalitas, bertujuan untuk mengetahui apakah data dari masing- tidak. Dan tes ini berlaku untuk tes awal dan tes akhir dengan syarat yang dikatakan normal. Untuk menghitung normalitas data dalam penelitian ini digunakan statistik Chi- kuadrat25 rumus yang digunakan yaitu:

∑( )

b. Uji homogenitas varians, adalah untuk mengetahui apakah sampel ini berhasil dari populasi dengan varian yang sama, rumus yang digunakan yaitu:

(42)

Ƒ =

( )

( ) c. Uji Hipotesis

Sesuai dengan tujuan dilakukannya tes akhir, yaitu: untuk melihat kemampuan akhir kedua kelompok siswa, maka data hasil tes akhir di uji untuk melihat perbedaan dua rata-rata. Sebelum uji dua rata-rata dilakukan,sebelumnya kita mencari terlebih dahulu kenormalan dan keharmonisan data.

Rumus yang digunakan adalah:

a. Uji f rumusnya adalah sebagai berikut:

Ƒ =

( )

( )

b. Uji t rumusnya adalah sebagai berikut:

t =

̅̅̅̅ ̅̅̅̅

(43)

DESAIN PENELITIAN

Rumusan

Masalah

Kesimpulan dan

Saran

Landasan

Teori

Perumusan

Hipotesis

Pengumpulan

Data

Analisis

Data

Populasi

dan

sampel

Pengembangan

Instrumen

Pengujian

Instrumen

Tabel 1.0 Gambar desain penelitian

Berdasarkan tabel di atas desain penelitian dapat di jelaskan

 Rumusan masalah: rumusan masalah adalah masalah yang di akan diteliti atau suatu pertanyaan yang akan di cari jawabannya melalui pengumpulan data dan bentuk-bentuk rumusan masalah penelitian ini yang terdiri dari rumusan masalah deskriftif, komparatif, dan asosiatif.

 Landasan teori: landasan teori adalah uraian sistematis tentang teori dan bukan sekedar pendapat pakar atau penulis buku dan hasil penelitian yang relevan dengan variabel yang diteliti.

(44)

 Perumusan masalah adalah:suatu penjabaran dari identifikasi masalah dan pembatasan masalah.

 Pengumpulan data: pengumpulan data adalah kegiatan mencari data di lapangan yang akan digunakan untuk menjawab permasalahan penelitian.  Populasi adalah: wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.

 Sampel adalah: bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut atau keseluruhan siswa dalam satu kelas di sebut sampel.  Pengembangan instrumen adalah: suatu kisi-kisi instrumen yang

digunakan untuk mengetahui perkembangan instrumen tersebut.

 Pengujian instrumen: pengujian instrumen terdiri dua yaitu: validitas dan reliabilitas. Pengujian instrumen validitas dapat di bantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen, dan pengujian reliabilitas dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Secara eksternal (tes-retest) dan secara internal dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu.

 Analisis data adalah kegiatan setelah data dari seluruh respondens atau sumber data lain terkumpul.

 Kesimpulan adalah: Pengaruh metode eksperimen berpengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V, Siswa akan lebih aktif dalam proses belajar, dan guru profesional yang dapat mempengaruhi siswa dengan

(45)

metode eksperimen ( percobaan) dengan sebaik-baiknya sehingga mempengaruhi sikap kognitif, afektif dan psikomotorik siswa tersebut.  Saran adalah: pergunakanlah metode eksperimen dengan sebaik-baiknya

agar siswa dapat menarik keterampilan proses belajar di sekolah dengan aktif.

(46)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Deskripsi Objek Penelitian

Setelah mengadakan observasi penelitian di SD Negeri Kadingding Kec.Kibin Kota Serang Tahun Pelajaran 2017/2018, tingkat keberhasilan belajar perlu adanya peningkatan cara belajar yang lebih baik, guna mencapai hasil belajar yang sesuai dengan kreteria ketuntasan dan metode - metode pembelajaran yang diberikanoleh pendidik yaitu guru, harus ada variasi metode belajar sehingga tidak menimbulkan kejenuhan siswadalam menerima materipelajaran dikelas. Disamping itu guru harus menerapkan metode eksperimen dikelas V SD dengan sebaik-baiknya Karena metode eksperimen sangat cocok diterapkan dikelas V.Lokasi penelitian di Desa Kibin Kecamatan Kibin Kab. Serang Provinsi Banten dan SD Negeri Kadingding ini lokasinya berhadapan dengan Kantor Desa Kibin. Siswa yang diteliti kelas V berjumlah 37 siswa yang terdiri dari 21 siswa perempuan dan 16 siswa laki-laki.

(47)

Profil SD Negeri Kadingding Kec.Kibin, Kab Serang, Prov. Banten. 1. Identitas sekolah

1 Nama sekolah : SD NEGERI KADINGDING

2 NPSN : 20605808

3 Jenjang pendidikan : SD 4 Status sekolah : NEGERI

5 Alamat sekolah : Jln. Jakarta Serang km 20 kp. Kadingding RT/RW : 1 / 1 Kode pos : 42185 Kelurahan Kecamatan Kabupaten /kota Provinsi Negara : : : : : KIBIN Kec. Kibin Kab. Serang Prov. Banten Indonesia

6 Posisi geografis -6.1616 Lintang l106.327 Bujur

2. Data pelengkap

(48)

8 Tanggal SK Pendirian 1977-11-05 9 Status kepemilikan Pemerintah daerah 11 Tgl SK izin operasional 1910-01-01 12 Kebutuhan khusus dilayani Tidak ada

13 No rekening 0016-8146- 01 100

14 Nama bank Bank Jabar

15 16 17 18 19 20 21 Cabang KCP/ Unit Rekening atas nama MBS

Luas tanah milik (m2) Luas tanah bukan milik(m2) Nama wajib pajak

NPWP SDN KADINGDING Tidak 1967 0 SDN Kadingding 3. Kontak sekolah 22 Nomor telepon 0254 400961 23 Nomor fax 24 Email sdn [email protected] 25 Website http://www.kesekolah.com/direktori/s ekolah/sdn/-kadingding serang banten

4. Data priodik

26 Waktu penyelenggaraan Pagi

(49)

28 Sertifikasi ISO Belum bersertifikat

29 Sumber listrik PLN

30 Daya listrik 600

31 Akses internet Tidak ada 32 Akses internet alternatif

5. Data lainnya

33 KEPALA SEKOLAH DEDAH

34 OPERATOR M. YUSUP 35 AKREDITASI 36 KURIKULUM KTSP

Struktur organisasi

sekolah

KEPALA SEKOLAH DEDAH, S.Pd Ketua komite sekolah AANG JUNAIDI

Petugas tata usaha dan penjaga sekolah M. YUSUP MURTA Unit perpustakaan Kelompok jabatan fungsional/ guru

(50)

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL / GURU NO NAMA PANGKAT GOLONGAN TUGAS POKOK TUGAS TAMBAHAN 1 ENISRI MULYANI,M.PD.I PENATA

TINGKAT/I III/D

GURU MATA PELAJARAN PAI

2 INDAR YUNANI,S.PD PENATA TK.I,III/ D GURU KELAS 3 ROMLI,SPD PENATA MUDA TK.I.III/B GURU KELAS 4 NGADINO,S.PD PENATA MUDA III/A GURU PJOK 5 NENAH ROHAENAH,S.PD PENATA MUDA III/A GURU KELAS

6 MASUKOH,SPD GURU KELAS

7 SRI SUHARTININGSIH GURU KELAS

8 MESA MEIRANI, S.PD GURU KELAS

VISI DAN MISI SD NEGERI KADINGDING VISI :

“Terwujudnya peserta didik yang beraklak mulia, cerdas, terampil, berprestasi dan sadar lingkungan berdasarkan iman dan takwa”

MISI:

1. Menciptakan sekolah yang bernuansa religiousn 2. Melaksanakan pembelajaran PAKEM

3. Menciptakan lingkungan sekolah yang bersih, sejuk, indah, dan nyaman 4. Meningkatkan kedisiplinan seluruh komponen sekolah

(51)

5. Mewujudkan kerjasama yang harmonis, baik di dalam maupun luar sekolah.

6. Meningkatkan kompetensi siswa agar mampu bersaing untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

TUJUAN SEKOLAH:

1. Tertib administrasi secara keseluruhan

2. Meningkatkan proses belajar mengajar secara optimal

3. Dapat mengamalkan ajaran agama hasil proses pembelajaran dan pembiasaaan

4. Meningkatkan prestasi siswa dan profesionalisme guru dan tenaga kependidikan

5. Meraih prestasi akadamik maupun non akademik minimal ditingkat Kecamatan Kibin

6. Semua warga sekolah biasa berprilaku baik, ramah, sopan santun, saling membantu dan memghargai diantara warga sekolah

7. Terjalinnya kerjasama yang baik antara kepala sekolah dan guru, karyawan, komite sekolah, murid, pemerintah serta lingkungan masyarakat 8. Menjadikan sekolah sebagai salah satulembaga yang disenangi dan di

banggakan masyarakat . B. Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa data mengenai siswa SD Negeri Kadingding Kec. Kibin kota serang pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah sebanyak 37 siswa yaitu

(52)

kelas V. Dengan demikian 37 siswa tersebut merupakan sumber data yang mewakili populasi yang ada.

Adapun data yang di peroleh dari hasil penelitian adalah sebagai berikut:

1. Analisis hasil belajar

Peningkatan hasil belajar siswa yang, menerapkan metode eksperimen pada materi besaran dan satuan maka dilihat dari tabel 4.1. daftar nilai pre test dan pos test siswa SD N Kadingding di kelas V

(53)

No Nama Soal pretest Soal pos ttest 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 Aditia gautama Alda aulia putri Aldi setiawan Andi

Anissa tusifa Ayni aprilia Ayu sintia bela Chelsi rahmadani Denny pratama Desti purwati E Deswita anatasya Devina aulia radisty Dhania aulia putri

Dhevina rahmadani giyanto Fernando andika

Gusti sena murti Indira fitriani rolin Kapi M. edu zona Monica febrianti Moza wulandari Muhammad rafly Muhammad rifa’i Novi aprillia Nurazizah Nurul hikmah Rachel nanda amelia Radit

Radja risky pamungkas Randa ramanda

Randianyah Restiana

Riska oktaviani Riyanti hamdayani Shela sintiawati aprilyani Sukri ilhamda

Tri suci indah suryani

35 20 15 30 25 30 30 25 35 60 25 35 40 35 25 35 35 30 25 35 40 35 20 40 25 40 20 40 35 20 35 25 45 30 30 35 40 70 60 75 85 75 60 80 70 60 90 75 70 95 70 95 75 75 80 85 70 75 80 85 70 85 90 85 80 70 85 90 80 75 85 90 85 90

(54)

2. Pengolahan data pree test

Berdasarkan data diatas distribusi frekuensi untuk pre test siswa di peroleh sebagai berikut:

a. Menentukan rentang Rentang

= data terbesar-data terkecil = 60-15 = 45

b. Menentukan banyaknya kelas interval Banyak kelas =1+3,3 log n

=1+3,3 log n =1+3,3 (1,38) =1+4,55 =5,55

= 6 (dibulatkan) c. Menentukan panjang kelas interval

Dik:

P =

= = 7,5

(55)

Tabel 4.2 daftar distribusi frekuensi nilai pretest standar d eviasi Nilaites 15 - 22 9 18,5 342,25 166,5 3,080.25 23 - 30 7 26,5 702,25 185,5 4,915.75 31 - 38 9 34,5 1.190.25 310,5 1,071,225 39 - 46 4 42,5 1.806.25 170 722,500 47 - 54 4 50,5 2.550.25 202 10,201 55 - 62 2 59,5 3.442.25 119 688,450 63 - 70 0 67,5 4.556.25 0 71 - 78 2 75,5 5.700.25 151 1,140 050 1 JUMLAH 37 13045 26.39375.

Sumber hasil pengolahan data 2019.

Berdasarkan data diatas diperoleh rata-rata dan standar deviasi sebagai berikut:

̅=∑

=

(56)

= 352,58

3. Pengolahan data post test

Pengolahan data untuk post test dilakukan langkah-langkah yang sama dengan data pre test.

a. Menentukan rentang

Rentang = data besar dan data terkecil = 95 - 60

= 35

b. Menentukan banyaknya kelas interval Banyaknya kelas = 1+3,3 log n = 1+3,3 log 24 = 1+3,3 (1,38) = 1+4,55

= 5,55 di bulatkan = 6

c. Menentukan panjang kelas interval P =

=

= 5,8 di bulatkan = 6

(57)

Tabel 4.3 Daftar distribusi frekuensi nilai post test standar deviasi Nilai tes 60 - 65 5 62,5 3906,25 25015625 65 - 71 8 68,5 4692,25 54837538 72 - 77 5 74,5 5550,25 29822201 78 - 83 6 80,5 6480,25 241,5 19440,75 84 - 89 5 86,5 7482,25 173 14964,5 90 - 95 8 92,5 8556,25 277,5 25668,75 ∑ 37 46,5 1788 135438

Sumber: hasil belajar pengolahan data 2019.

Berdasarkan data di atas diperoleh rata-rata dan standar deviasi sebagai berikut:

̅2=∑

= = 48,5

4. Uji normalitas data pretest dan post test

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data dari pree test dan post test dalam penelitian ini dari populasi yang berdistribusinormalatautidak.Berdasarkan perhitungansebelumnya, untuk nilai pre test siswa diperoleh ̅1 = 352,58.

(58)

Fungsi uji homogenitas varian adalah untuk mengetahui apakah sampel ini berhasil dari populasi dengan varian yang sama, sehingga hasil dari penelitian ini berlaku bagi populasi berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, maka diperoleh ̅1 = 352,5Sedangkan untuk test akhir 48,5

6. Pengujian hipotesis

Pengujian hipotesis adalah dilakukan dengan taraf signifikan

a = 00,5 dan derazat kebebasan(dk = n-1) dengan kriteria tolak H0 Jika

thitung > ttabel terima H0 dalam hal lainnya. Rumusan hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H0: Tidak terdapat pengaruh hasil belajar IPA

Ha: Terdapat pengaruh metode eksperimen terhadap hasil belajar IPA Hipotesis yang akan di uji pihamkanan kreteria adalah tolak jika F > F r (n1- n2 -1) dalam hal ini H0 diterima.

Berdasarkan perhitungan diatas uji F adalah

F= ( ( ))

= = 72,69.

Data distribusi f adalah

F > F r( n1 – 1,n2 -1) = f (0,05) (37 -1,37 -1)

= f (0,05) (36,36) =3,6

(59)

Dapat di simpulkan perhitungan diatas F hitung < F tabel atau 72,69 < 3,6. Tabel 4.4 Uji t data siswa pretest dan post test

No Pretest Post test Gain (d) Md xd (d-Md) x2d (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 35 20 15 30 25 30 30 25 35 60 25 35 40 35 35 35 30 25 35 70 60 75 85 75 60 80 70 60 90 75 70 95 70 95 75 75 85 70 35 40 60 55 50 45 25 30 50 55 35 42,7 42,7 42,7 42,7 42,7 42,7 42,7 42,7 42,7 42,7 42.7 -7,7 -2,7 17,3 12,3 7,3 -12,7 7,3 2,3 -17,7 -12,7 7,3 59,29 7,29 299,29 151,29 53,29 161,29 53,29 5,29 313,29 161,29 53,29

(60)

12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 40 35 20 40 25 40 20 40 35 20 35 25 45 30 30 35 45 35 JUMLAH 75 80 85 70 85 90 85 80 70 85 90 80 75 85 90 85 90 85 30 65 35 45 45 35 45 45 50 30 50 42,7 42,7 42,7 42,7 42,7 42,7 42,7 42,7 42,7 42,7 42,7 -7,7 12,3 -7,7 -12,7 22,3 -7,7 2,3 2,3 7,3 -12,7 7,3 59,29 151,29 59,29 161,29 497,29 59,29 5,29 5,29 161,29 151,29 53,29

(61)

23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 40 50 50 60 40 45 50 45 50 60 50 45 42,7 42,7 42,7 42,7 42,7 42,7 42,7 42,7 42,7 42,7 42,7 42,7 -2,7 7,3 7,3 17,3 -2,7 2,3 7,3 2,3 7,3 17,3 7,3 2,3 7,29 53,29 53,29 299,29 7,29 5,29 53,29 151,29 53,29 299,29 53,29 5,29

(62)

35 36 37 40 35 50 1665 42,7 42,7 42,7 - -2,7 -7,7 7,3 7,29 59,29 53,29 3,139.41

Sumber: Hasil pengolahan data 2019. Md =

Md = Md = 45

Berdasarkan perhitungan diatas dapat di hitung nilai t sebagai berikut: t =̅̅̅̅̅̅̅̅ n-(n-1) t = 42,7 t = ( ) t = 42,7 t=235,7.

(63)

Berdasarkan langkah-langkah yang telah diselesaikan diatas, maka didapat t = 235,7. Dengan demikianH0 ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar yang diajarkan dengan metode eksperimen lebih besar dari pada hasil belajar karena belum diterapkan, metode eksperimen sangat berpengaruh terhadap hasil belajar IPA materi sifat-sifat benda dan perubahan wujud benda. Sehingga menunjukkan bahwa hipotesis H0 ditolak dan diterima dari analisis data diatas dapat di simpulkan bahwa pengaruh metode eksperimen salah satu metode yang sangat cocok khususnya pada materi perubahanwujud benda.

Hasilpenelitian juga didapatkan nilai rata-rata pre test adalah 352,58 dan rata-rata post test 48,5. Lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram yang terdapat di gambar 4.5 berikut ini:

Dari diagram diatas dapat di jelaskan bahwa hasil belajar IPA siswa di SD Negeri Kadingding sangat berpengaruh karena menerapkan metode eksperiman di SD kelas V sangat cocok sehingga siswa aktif dalam belajar dan mencapai nilai yang sangat baik. 0 20 40 60 80 100 120 352.5848.5

nilai rata-rata hasil belajar siswa post test pre test

(64)

C. Pembahasan penelitian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode eksperimen berpengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa Kelas V SD Negeri Kadinding, Metode eksperimen adalah metode pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya pada materi sifat-sifat benda dan perubahan wujud benda dikelas V SD Negeri Kadingding.Berdasarkan hasil pengolahan data yang harus dilakukan dengan menggunakan statistik uji t, didapat t hitung=2357 > t tabel1665.

Gambar

Tabel  1.0 Gambar desain penelitian
Gambar Struktur Organisasi Sekolah 4.1
Tabel 4.2  daftar distribusi frekuensi nilai pretest standar d      eviasi  Nilaites                       15 - 22  9  18,5  342,25  166,5  3,080.25  23 - 30  7  26,5  702,25  185,5  4,915.75  31 - 38  9  34,5  1.190.25  310,5  1,071,225  39 - 46  4  42,5
Tabel 4.4 Uji  t  data siswa  pretest dan post test  No      Pretest    Post test    Gain (d)   Md    xd (d-Md)    x 2 d  (1) (2)              (3)            (4)          (5)       (6)            (7)  1  2  3  4  5  6  7  8  9  10  11  35 20 15 30 25 30 30

Referensi

Dokumen terkait

Keuntungan dari penerapan cara tersebut dapat memutuskan daur hidup serangga yang biasa menyerang tanaman hortikultura.Secara keseluruhan hasil penelitian ini

Penelitian ini bertujuan (1) mengembangkan aplikasi mobile kamus istilah jaringan pada platform android, (2) mengetahui kualitas aplikasi yang dikembangkan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi keragaman morfometrik (panjang cangkang, panjang ligamen, tebal cangkang, tinggi cangkang kanan dan kiri,

Lompat jauh adalah suatu bentuk gerakan melompat mengangkat kaki ke atas-kedepan dalam upaya membawwa titik berat badan selama mungkin di udara (melayang

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH UTARA.. DINAS PERINDUSTRIAN

[r]

Terkait dengan hal tersebut Rencana Kerja (Renja) Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Kediri ini menyajikan dasar pengukuran kinerja kegiatan dan

Bagi Pak Suwarji yang seorang Bekel (kepala dusun), hal yang sama kurang lebih juga terjadi. Hadirnya televisi di dalam rumahnya selain menegaskan posisinya sebagai