• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan semakin ketatnya persaingan didunia bisnis maka perusahaan haruslah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan semakin ketatnya persaingan didunia bisnis maka perusahaan haruslah"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

1.1 Latar Belakang Masalah

Dengan semakin ketatnya persaingan didunia bisnis maka perusahaan haruslah mampu untuk memgimbangi perusahaan-perusahaan pesaing yang ada di pasaran, hal utama yang menjadi perhatian produsen tidak hanya bertumpu pada perusahaan itu sendiri akan tetapi perusahaan akan mengorientasikan bisnisnya pada layanan yang diberikan oleh perusahaan. Fenomena ini terjadi karena munculnya pesaing-pesaing baru yang terus berimprovisasi dalam menjalin hubungan dengan konsumen. Konsumen tidak lagi hanya memperhatikan harga barang akan tetapi juga menilai suatu barang dari kualitas barang tersebut, sehingga perusahaan harus berusaha dengan keras untuk tetap mempertahankan mutu dari produk yang dihasilkannya.

Dengan semakin dewasanya konsumen maka permintaan konsumen terhadap mutu atau kualitas dari suatu barang juga turut meningkat, hal ini dapat dilihat dari perkembangan perindustrian-perindustrian didunia dimana perusahaan tidak hanya memproduksi dalam jumlah banyak atau mengejar kuantitas dari barang akan tetapi perusahaan juga berlomba-lomba untuk meningkatkan kualitas dari barang-barangnya. Contoh nyata yang dapat kita ambil yaitu : motor-motor buatan Cina yang sempat mamasuki pasaran Indonesia beberapa waktu yang lalu, akan tetapi sekarang sama sekali tidak kedengaran kabar anginnya, produk-produk tersebut sama sekali tidak mampu bersaing dengan motor-motor dari Jepang, hal

(2)

ini terbukti dari keluhan-keluhan yang sering konsumen dengar bahwa motor-motor dari Cina tidak dapat dipertanggung jawabkan kualitasnya.

Berdasarkan fenomena diatas dapat dinyatakan diatas bahwa mutu atau kualitas merupakan hal yang vital bagi kelangsungan hidup perusahaan, karena akan berpengaruh secara langsung pada konsumen, dimana kita ketahui bahwa konsumen akan kehilangan kepercayaannya apabila sudah dikecewakan oleh produk dengan kualitas yang rendah. Dalam rangka menjaga kekonsistensian suatu produk maka perlu dilakukan suatu usaha untuk meningkatkan performansi kualitas, tidak hanya melalui inspeksi akan tetapi juga melalui pengendalian proses statistik atau Statistical Process Control , peningkatan kualitas dengan proses statistik dapat dipadukan dengan Seven Quality Control Tools yang akan menggambarkan banyaknya jumlah produk cacat, sebab-sebab kecacatan, langkah perbaikan yang perlu diambil dan penggunaan tools pengendali mutu yang lainnya. Hal inilah yang menyebabkan perlunya perbaikan kualitas pada PT. Mitsubishi Krama Yudha Motor & mfg

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah

Setiap konsumen pasti ingin mendapatkan produk yang berkualitas, sesuai dengan apa yang diharapkannya sebelum membeli produk tersebut. Sebagai produsen tentu saja harus memberikan yang terbaik untuk konsumennya dengan kata lain harga barang yang harus dibayar oleh konsumen haruslah sebanding dengan mutu barang yang didapat. Alasan inilah yang telah mendorong setiap

(3)

produsen untuk meningkatkan performansi dari kualitas produk yang dihasilkannya dengan melakukan serangkaian pengujian kualitas.

Konsep dari kulaitas sekarang ini tidak hanya sekedar membuang atau memperbaiki produk yang rusak akan tetapi merupakan suatu sistem yang berorientasi pada pencegahan kerusakan atau produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi dan bukan terfokus pada upaya untuk mendeteksi kerusakan yang terjadi pada produk.

Permasalahan yang terjadi di PT Mitsubishi Krama Yudhamotor adalah pada proses pembuatan pintu dan proses palleting, dimana dalam proses tersebut sering terjadi kecacatan sehingga menganggu proses produksi secara keseluruhannya, karena jika terjadi kecacatan perlu dilakukan Rework atau perbaikan, sehingga akan mengakibatkan pemborosan waktu proses. Cacat yang terjadi juga akan merugikan perusahaan karena terjadi pemborosan bahan baku yang digunakan dalam proses produksi.

Berdasarkan permasalahan diatas pembahasan topik ini diharapkan dapat memberikan suatu solusi atas masalah tersebut, dimana pemecahan masalah tersebut berupa batasan-batasan mutu yang lebih jelas, proses pengendalian kualitas yang lebih sistematis dan terkoordinir.

Perumusan masalah dalam skripsi ini dijabarkan sebagai berikut : a. Apa jenis cacat yang paling sering terjadi pada produk yang diteliti? b. Apakah produk cacat tersebut masih dalam batas yang kendali statistik? c. Apa faktor-faktor yang manjadi penyebab kecacatan?

(4)

1.3 Ruang Lingkup

Dalam skripsi ini akan dibahas produk Door pada bulan juni-juli dari Colt Diesel,Fuso serta L300 dan yang menjadi fokus utama pada penulis yaitu :Door

panel Assy LH / RH (fe 10) Colt Diesel, karena :

• volume produksi mencapai 75% dari total produksi, serta sebagai market leader,oleh karena itu mutu harus tetap terjaga.

• Karena proses produksi melibatkan banyak mesin dan operator memungkinkan banyak kesalahan yang terjadi.

1.4 Tujuan dan Manfaat

Tujuan pembuatan skripsi ini adalah :

1. Mengetahui jenis cacat yang paling sering terjadi pada proses Door. 2. Menjabarkan faktor-faktor yang menjadi Penyebab dari

kerusakan-kerusakan tersebut

3. Memperbaiki system pengendalian kualitas yang ada di perusahaan untuk meminimalkan kecacatan.

Manfaat dari penyusunan skripsi ini adalah :

1. Menberikan usulan perbaikan pada perusahaan untuk menerapkan pengendalian kualitas .

2. Perusahaan akan mengetahui penyebab dari kerusakan yang paling utama.

3. perusahaan dapat meningkatkan produktivitasnya karena kualiats dari produk terkendali.

(5)

1.5 Gambaran Umum Perusahaan 1.5.1 Sejarah Perusahaan

PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing (MKM ), merupakan salah satu perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) patungan antara pihak perusahaan swasta Jepang dan pihak swasta yang bertujuan untuk bekerja sama menghasilkan part atau komponen yang diperuntukkan bagi kendaraan bermotor roda empat dengan merk dagang “MITSUBISHI”.

Persetujuan usaha patungan (joint venture) antara pihak swasta jepang yang diwakili oleh Mitsubishi Corporation (MC) dan Mitsubishi Motors Corporation

(MMC) dengan perusahaan swasta nasional yang diwakili oleh PT. Krama Yudha

Tiga Berlian (PT. KTB) dan PT. Krama Yudha (PT. KY) terjadi pada tanggal 18 januari 1973 dengan persentase kepemilikan jumlah saham, yaitu :

1. PT. Krama Yudha (PT. KY) : 18,2 % 2. PT. Krama Yudha Tiga Berlian Motors (PT.KTB) : 17,2 %, 3. Mitsubishi Motors Corporation (MMC) : 32,3 %

4. Mitsubishi Motors (MC) : 32,3 %. Pada tanggal 19 Mei 1973 didirikan PT.MKM dengan modal dasar sebesar US$42,866,250.00 dan selanjutnya diresmikan dengan berdasarkan akte Notaris Eliza

Pondang pada tanggal 3 Agustus 1973. Pembangunan pabrik yang berlokasi di Jakarta dimulai pada tanggal 14 Januari selama 4 bulan, selanjutnya memasukkan mesin – mesin pada bulan mei 1974. Pada bulan Oktober dimulai produksi

(6)

percobaan PT. MKM yang berlangsung untuk beberapa bulan sedangkan produksi komersial dimulai pada tanggal 6 Januari 1975 dengan pembuatan body part.

Pada bulan Desember 1982 pihak Jepang yang juga diwakili oleh Mitsubishi

Corporation (MC) dan Mitsubishi Motors Corporation (MMC) bekerja sama

dengan pihak Indonesia dengan melakukan usaha patungan dengan mendirikan perusahan PT. Colt Engine and Manufacture (PT. CEM) yang mulai berproduksi pada bulan Oktober dan melakukan produksi secara komersial pada tahun 1985.

Pada tanggal 1 Januari 1988, PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing melakukan merger dengan PT. Colt Engine and Manufacture dengan alasan antara lain yaitu untuk efisiensi. Pada saat merger perbandingan saham antara kedua belah pihak yaitu pihak Indonesia sebesar 35.4 % dan jepang sebesar 64.4 %, untuk selanjutnya PT. CEM disebut dengan PT. MKM II yang memproduksi komponen mesin kendaraan

(Engine Plant) dan PT. MKM disebut sebagai PT. MKM I memproduksi komponen badan kendaraan (Stamping Plant).

Gedung pabrik yang dulunya digunakan PT. CEM menjadi PT. MKM 2 memproduksi Engine and Engine part, transmission and transmission parts,

steering and steering parts dan assembling engine seperti crank shaft, cylinder head, connecting rod, cylinder block, cam shaft. Sedangkan PT. MKM 1

memproduksi Body Parts dan chassis parts seperti rear door, bumper, front door,

jigs, dies dengan proses drawing, cutting, stamping, welding, piercing by robot laser, assembling, cad design, CNC machining, die finishing, jig assay dan painting.

(7)

Pada tahun 1991 PT. MKM 2 mulai memproduksi front axle untuk colt diesel L300. Di tahun 1995 melakukan perluasan stamping area dan pemasangan mesin press besar. Pada tahun 1996 dimulai perakitan steering column untuk Fuso truck, colt diesel (FE) dan kendaraan penumpang (passanger car), perluasan pabrik stamping B dan assembling line, engine factory. Pada tahun 1997 pengadaan instalasi baru untuk memproduksi transmision untuk kuda dan colt L300. Ekspor

cylinder head, crank shaft, conecting rod untuk 4G15 ke Mitsubishi Motor Kyoto,

Jepang pada tahun 1998.

Pada tahun 1999 mulai memproduksi MITSUBISHI KUDA dilanjutkan dengan mengekspor stamping part KUDA ke Mitsubishi Motor Philippines Corp.

(MMPC), dilanjutkan pada tahun 2000 mengekspor mesin dan bagian transmisi ke

Filipina (ATC). Tahun 2002 Mitsubishi mengeluarkan sedan baru yang dikenal dengan “ All Mitsubishi Lancer “ dan L200 4WD Strada. Mitsubishi pada tahun 2004 mencapai penjualan hingga naik 16% dari 77.000 unit di tahun 2003 menjadi 90.000 unit, dimana hasil penjualan ini merupakan break record bagi Mitsubishi di Indonesia. Untuk meningkatkan penjualan maka pada tanggal 23 Februari 2005 diluncurkan produk baru yaitu Mitsubishi Grandis 2.4 MIVEC.

PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing menghasilkan produk dengan rincian sebagai berikut :

1. Body Parts and Chasis Parts 2. Engine and Engine Parts

3. Transmission and Transmission Parts 4. Steering and Steering Parts

(8)

5. Fuel Tank, Exhaust Pipe, Muffler 6. Stamping Dies and Jigs.

Produk tersebut diatas disalurkan ke pelanggan internal yaitu PT. KTB dan ekspor ke ATC, MMPC (Filipina), MMC (Jepang), EML (India), Serta ke pelanggan eksternal yaitu PT Indo Mobil Internasional.

PT. MKM memiliki afiliasi dengan beberapa pabrik kelompok Mitsubishi Krama Yudha group dengan rincian sebagai berikut:

1. PT. Krama Yudha Kusuma Motors 2. PT. Krama Yudha Ratu Motors 3. PT. Tri Jaya Union

Sampai saat ini PT. MKM telah mendapat sertifikat standard mutu internasional produk berdasarkan ISO 9001 yang dipergunakan sebagai acuan sistem manajemen mutu dan membangun Sistem Manajemen Lingkungan berdasarkan ISO 14001 yang mengatur tentang pengolahan lingkungan. Hal tersebut terintegrasi dalam :

1. Persyaratan pelanggan, undang – undang, peraturan dan standar yang berkaitan dengan Mutu Produk dan Mutu Lingkungan harus berlaku dalam proses produksi merupakan tanggung jawab dari pimpinan puncak sampai karyawan.

2. Hasil kegiatan internal Audit dan tinjauan manajemen terhadap Sistem Manajemen Lingkungan dan Mutu secara terus – menerus dari Board Of

Director yang terkoordinasi, selalu dikomunikasikan untuk dapat dipahami ke

(9)

3. Melalui Pelatihan yang berkelanjutan untuk memlihara, mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme karyawan guna melaksanakan perbaikan.

4. Pimpinan puncak karyawan selalu berikhtiar melakukan peningkatan keefektifan Sistem Manajemen Mutu dan Mulai membangun Sistem Manajemen Lingkungan secara berkesinambungan.

Dalam penerapan ISO 14001 yang mengatur tentang pengolahan lingkungan pihak PT. MKM membuat kebijakan lingkungan sebagai berikut :

(10)

Gambar 1.1.Kebijakan Lingkungan PT. MKM KEBIJAKAN LINGKUNGAN

PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing secara aktif meningkatkan perlindungan lingkungan, keselamatan dan kesehatan

kerja dengan menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan, beserta tindakan darurat yang bertujuan:

Menekan serendah mungkin pencemaran lingkungan yang bersumber dari bahan baku, proses dan limbah proses yang dapat mencemarkan air,

udara, kebisingan dan getaran yang berdampak pada keselamatan dan kesehatan kerja

Melaksanakan preaturan perundang-undangan secara konsisten berhubungan dengan perlindungan lingkungan yang berdampak pada

keselamatan dan kesehatan kerja

Melaksanakan peraturan perundang-undangan secara konsisten berhubungan dengan perlindungan lingkungan yang berdampak pada

keselamatan dan kesehatan kerja

Meningkatkan pemanfaatan daur ulang limbah proses dengan mengembangkan Sistem Manajemen Lingkungan

Melaksanakan penghematan penggunaan energi dan sumber daya yang lain

Melaksanakan kegiatan kebersihan di lingkungan kerja secara konsisten dan berkesinambungan

(11)

1.1 Visi & Misi Perusahaan

Guna meningkatkan kualitas dan mutu produknya perusahaan ini mempunyai visi, misi, serta kebijakan perusahaan sebagai berikut :

1. Visi MKM

a. Menjadikan perusahaan yang global dan muncul di pasar ASEAN. b. Melaksanakan kontrol Q.C.D (Quality Cost Delivery)

menempatkan prioritas utama untuk mendapatkan kepercayaan konsumen.

c. Meningkatkan kepuasan kepada pemilik perusahaan, pemegang saham, direktur, dan seluruh karyawan.

2. Misi MKM

a. Menurunkan biaya b. Meningkatkan mutu

c. Pengendalian jadwal pengiriman d. Mengembangkan produk baru

(12)

1.1.

Struktur Organisasi dan Tanggung Jawab

Suatu organisasi adalah himpunan para individu – individu yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama. Apabila dua atau lebih individu bekerja sama dalam upaya pekerjaan, salah satu dari mereka harus mengarahkan aktivitas

(13)

Suatu organisasi adalah himpunan para individu – individu yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama. Apabila dua atau lebih individu bekerja sama dalam upaya pekerjaan, salah satu dari mereka harus mengarahkan aktivitas kelompok; jika tidak mereka akan bekerja sebagai individu dengan tujuan berlawanan satu dengan lainnya. Dengan demikian perlu adanya pengarahan dari satu sumber untuk mengkoordinasi kelompok tersebut.

Organisasi yang baik seharusnya cenderung untuk mengurangi banyaknya masalah manajemen yang timbul, membuat upaya menjadi minimum, mengurangi ketegangan dan perselisihan dalam organisasi, meningkatkan kerja regu menjadi lebih efektif dan menekan biaya operasi menjadi minimum serta memperlihatkan arus pekerjaan yang lancar, luwes agar dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan yang terjadi di dunia usaha saat ini dan pengendalian yang mantap sehingga organisasi tersebut dapat terlaksana dengan baik.

Sasaran utama dari organisasi produksi di pabrik ialah untuk mengembangkan pekerjan tim yang berfungsi sebagai instrumen tunggal untuk produksi dengan biaya rendah. Aktivitas departemen di dalam usaha diadakan untuk memperoleh hasil yang maksimum dan efisien. Dari bawah hingga atas, setiap anggota organisasi harus digerakkan untuk mencapai hasil maksimal dipekerjaannya sendiri, mengkoordinasi kerja sama dengan departemen–departemen lainnya dan pada umunya membangkitkan semangat tim yang diperlukan.

(14)

Bentuk Struktur organisasi PT. MKM adalah bentuk fungsional. Hal tersebut dilihat dari adanya spesialisasi fungsional yang bertanggung jawab dalam struktur organisasi perusahaan seperti bagian PPC, Quality, Produksi, dll. Dalam struktur organisasi terutama menjelaskan tentang :

1. Fungsi–fungsi yang ada dari suatu perusahaan

2. Tingkatan–tingkatan manajemen dalam perusahaan, derajat dan posisi masing – masing fungsi

3. Memperlancar kerjasama antar fungsi

4. Memudahkan untuk melakukan kontrol terhadap efisiensi setiap fungsi sehingga dapat membantu manajemen dalm pengendalian manajemen dalam rangka mengambil keputusan

5. Menjelaskan hubungan kerja yang terdapat antara fungsi yang satu dengan lainnya

6. Pedoman maupun standar yang digunakan dalam penyusunan prosedur – prosedur tertulis tentang aktivitas usaha.

PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors And Manufacturing (PT. MKM) mempunyai pimpinan tertinggi yang dipegang oleh Presiden Direktur yang dibantu oleh Tiga Orang Vice President dan lima orang Direktur. Dimana setiap Direktur membawahi beberapa departemen.

1.4 Tanggung Jawab dan Wewenang a. Board of Director

President Director, Senior Executive Advisor, Vice President Director

(15)

secara bersama mempunyai tugas dan wewenang untuk kemajuan PT. MKM yaitu :

1. Membuat Kebijakan Mutu Tahunan Perusahaan 2. Membuat tujuan Mutu Tahunan Perusahaan 3. Memilih Wakil Manajemen

4. Melakukan Kajian Bulanan terhadap pencapaian tujuan mutu

5. Melakukan Kajian hasil audit internal porduk, proses dan audit internal eksternal sistem manajemen mutu

6. Melakukan Kajian sember daya

b. Departemen Human Resources Development

1. Bertanggung jawab terhadap aktivitas dan hasil kerja di departemen HRD

2. Bertanggung jawab terhadap hubungan industrial

3. Bertanggung jawab terhadap pengadaan dan pengembangan karyawan 4. Sebagai wakil perusahaan dalam perundingan Bipartit dengan PUK, dan

berhubungan dengan instansi pemerintah

5. Bertanggung jawab terhadap peningkatan keterampilan dan pengetahuan karyawan

6. Bertanggung jawab terhadap kedisiplinan karyawan 7. Menjalin kerja sama yang baik antar perusahaan 8. Bertanggung jawab terhadap BOD meeting Wewenang :

(16)

2. Menetapkan langkah - langkah pengetahuan dan keterampilan karyawan 3. Berwenang terhadap penegakan disiplin karyawan

c. Departemen General Affair

1. Bertanggung jawab terhadap aktivitas dan hasil kerja di depatemen. 2. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan BOD Meeting

3. Bertanggung jawab terhadap kesejahteraan karyawan

4. Bertanggung jawab terhadap keselamatan pegawai dan aset perusahaan 5. Menjalin kerja sama yang baik antara perusahaan

6. Bertanggung jawab terhadap tugas admninistrasi umum

7. Bertanggung jawab terhadap pelayanan kebutuhan karyawan dalam bekerja

8. Bertanggung jawab terhadap kebutuhan sarana dan prasarana Wewenang :

1. Menetapkan kebijakan departemen dalam ketertiban dan keamanan perusahaan

2. Menetapkan kebijakan perusahan dalam kerja sama dalam group tentang masalah – masalah umum & kepersonaliaan

3. Berwenang terhadap kedisiplinan pegawai

4. Menentukan kebutuhan sarana pendukung administrasi

5. Menetapkan dan menyetujui pelayanan kebutuhan karyawan didalam pekerjaan

6. Menentukan dan mengontrol kebutuhan sarana dan prasarana d. Departemen Marketing

(17)

1. Bertanggung jawab dalam mengukur dan mengontrol pembelian baik pasar domestik maupun luar negeri

2. Bertanggung jawab dalam pembelian sub material dan peralatan dari pemasok / agen dalam negeri

3. Bertanggung jawab dan mengontrol pembelian raw material, peralatan

dan tools import

4. Melakukan kontrol pelaporan penjualan dan pembelian 5. Bertanggung jawab pada pengadaan Local Part / lokasi baru

6. Kontrol Stock

Wewenang :

1. Melakukan seleksi vendor & memutuskan serta negosiasi harga

2. Melakukan evaluasi harga supplier, pembayaran supplier derta penerbitan purchase order

3. Melakukan verifikasi harga material dan memonitoring stock level dari material

4. Memberikan rekomendasi mengenai kondisi stock dan rencana order material

e. Departemen Localization Process

Departemen ini pada intinya memiliki tanggung jawab terhadap perluasan-perluasan lokasi pabrik yang berhubungan dengan proyek–proyek yang akan dijalankan hanya memiliki kepala departemen saja.

(18)

Bertanggung jawab terhadap aktivitas dan hasil kerja di departemen Controlling, seperti :

1. Bertanggung jawab membuat laporan penjualan

2. Bertanggung jawab membuat laporan anggaran perusahaan 3. Memonitoring pengeluaran biaya

4. Memonitoring Pendapatan

5. Bertanggung jawab terhadap kegiatan finansial perusahaan

6. Bertanggung jawab terhadap setiap permasalahan yang menyangkut pembayaran

7. Mengeluarkan laporan jumlah pendapatan perusahaan Wewenang :

1. Mengatur dan mengorganisasikan aktivitas departemen Controlling 2. Berwenang menilai performa pegawai seluruh departemen

3. Berwenang membuat keputusan yang menyangkut seluruh transaksi di perusahaan.

g. Departemen Prod. Stamping Membuat sistem : Kontrol produksi

Kontrol kualitas

Kontrol Keselamatan

Kontrol sub material

Kontrol Mesin / alat

Kontrol Man power

(19)

Peningkatan : Layout

Cara kerja

Sub amterial, Cost Down Man Hour

Wewenang : Mengontrol produktivitas produksi Mengontrol Kualitas produksi

Mengontrol biaya pemakaian sub material

Mengontrol Keselamatan

Mendidik pekerja dibagian departemen Stamping

Effisiensi Man hour

h. Departemen Production Engine

1. Perencanaan dan pengendalian semua aspek manajemen produksi untuk menjamin kelancaran out put produksi sesuai jadwal

2. Menjamin mutu produksi

3. Mengutamakan kepuasan pelanggan dengan standardisasi yang telah ditetapkan.

Wewenang :

1. Meningkatkan produktifitas 2. Mengoptimalkan SDM

3. Meminimumkan distribusi biaya produksi

4. Melaksanakan perbaikan sistem produksi yang efisien 5. Menjaga keselamatan dan kesehatan pekerja

(20)

i. Departemen Production Planning & Controlling

1. Bertanggung jawab terhadap perencanaan dan pengawasan produksi yang meliputi : CKD, material, Sub kontrak, dan vendor, produksi yang di hasilkan pabrik Stamping dan pabrik Engine ,domestik dan Export

Delivery

2. Bertanggung jawab terhadap prasarana kebutuhan perencanaan dan pengawasan produksi dipabrik Stamping dan Engine

3. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tugas dan pengawasan produksi di pabrik Stamping dan Engine

Wewenang :

1. Berwenang terhadap menetapkan hal–hal yang berkaitan dengan perencanaan dan pengawasan kuantiti produksi serta delivery.

2. Berwenang dalam mengurus dan mengatur prasarana kebutuhan yang berkaitan dengan perencanaan dan pengawasan kuantiti produksi serta delivery di pabrik Stamping dan Engine

3. Berwenang dalammenetapkan tugas perencanaan dan pengawasan kuantiti produksi serta delivery di pabrik Stamping dan Engine

j. Departemen Production engineering 1. Manejemen total pekerjaan di departemen

∼ Proses reakisasi produk baru, model baru / ganti model ∼ Pelaksanaan perubahan barang

∼ Proses pembuatan master schedule ∼ Die / Jig Manufacturing & maintenance

(21)

∼ Proses Die, / jig / pallet / Lau out disign & cost estimate ∼ Proses Jig machinning

∼ Proses Die / Jig Finishing & Maintenance 2. Leader total pekerjaan di departemen

3. Monitoring total pekerjaan di departemen 4. Evaluasai total pekerjaan di departemen

5. Budgeting dan Invesment

6. Promotion Man power total departemen Wewenang :

1. Approval Planning dan report section

2. Memutuskan pelasanaan pekerjan

3. Koreksi terhadap kesalahan / kekurangan pelakasanaan 4. Pelaksanaan perbaikan departemen

5. Memutuskan sistem budgeting departemen

6. Approval promotion Man Power

k. Departemen Quality Engineering

1. Menganalisa dan mengevaluasi dari kegiatan realisasi produk baru untuk mencapai kualitas produk yang sesuai dengan standard yang telah disepakati

2. Melaporkan kegiatan di seksi yang bersangkutan dan mengevaluasi dari kegiatan untuk tindakan perbaikan guna mencapai sasaran ,utu departemen & sasaran mutu perusahaan

(22)

Wewenang :

1. Memutuskan kualitas hasil suatu produk pada saat kgiatan realisasai produk baru

2. Memutuskan kualitas produk terhadap part yang keluar dari spec / standart

3. Memutuskan kegiatan overtime di seksinya

l. Departemen Maintenance Improve Valuation ( MIV )

1. Membuat laporanan kemajuan tentang kebijakan dan penilaian perusahaan

2. Membuat laporan kemajuan MKM terhadap sistem pembangunan manajemen mutu

3. Membuat laporan kemajuan MKM terhadap penerapan sistem manajemen

Wewenang :

1. Kebijakan perusahaan tentang ISO 9001 : 2000 , ISO 14001 : 1996, TPM and keselamatan.

2. Menetapkan tujuan dan sasaran perusahaan tentang ISO 9001 : 2000, ISO 14001 : 1996, TPM keselamatan.

3. Memberikan penilaian kembali terhadap ISO 9001 : 2000, ISO 14001 : 1996, TPM dan keamanan

4. Rapat bulanan 5. Tinjauan Manajemen

(23)

1.4. Mekanisme Kegiatan PT. MKM

PT. MKM merupakan perusahaan assembling dan manufacturing yang memproduksi bodypart dan engine kendaraan dengan merk “MITSUBISHI”. Manajemen PT. Mitshubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing, di dalam memasuki abad ke-21 telah menetapkan kebijakan pembangunan sistim manejemen mutu perusahaan didasarkan sistem manajemen mutu berlandas ISO-9001:2000.

Manual Mutu PT. MKM ini di buat dengan tujuan untuk memberikan pengertian yang baik tentang “KEBIJAKAN MUTU”, TUJUAN MUTU”, “PROSEDUR MUTU” bagi kepentingan internal (Sistem Manajemen Mutu Organisasi) dan eksternal (Pelanggan, Pemasok dan pihak-pihak terkait), sehingga mampu memberikan garansi bahwa mutu produk yang dihasilkan sudah sesuai dengan persyaratan pelanggan, sekaligus sebagai prasayarat guna mendapatkan sertifikasi sistem manajemen mutu ISO-9001:2000.

Kepentingan internal berguna bagi organisasi untuk melakukan kajian terhadap pengendalian manual mutu, sistem manajemen mutu, tanggung jawab manajemen, manajemen sumber daya, realisasi produk, pengukuran, analisa dan peningkatan sistem mutu, sehingga mampu meningkatkan kinerja perusahaan dalam mencapai sasaran mutu secara efektif dan effisien. Kepentingan eksternal berguna bagi pelanggan dalam melakukan kajian apakah persyaratan yang diminta pelanggan telah dapat dipenuhi oleh PT. MKM sehingga pelanggan puas terhadap pelayanan PT. MKM, bagi pemasok yang melakukan transaksi bisnis dan mengirimkan part atau komponen ke PT. MKM dapat dijadikan sebagai pedoman

(24)

“Sistem Jaminan Mutu Produk” yang dipersyaratkan oleh PT. MKM, serta pihak-pihak terkait dengan kegiatan non-business PT. MKM akan tetapi berpengaruh kepada produk yang dihasilkan oleh PT. MKM. Manajemen PT. MKM memiliki komitmen penuh untuk melakukan penyempurnaan dan Peningkatan Sistem Manajemen Mutu dengan melakukan revisi-revisi di dokumen Manual Mutu, Prosedur Mutu, Instruksi Kerja, Lembar Data dan dokumen penunjang lainnya serta implementasi pelaksanaan beserta kajian evaluasinya.

Secara singkat proses produksi PT. MKM dapat digambarkan sebagai berikut: PT. MKM melakukan assembling transmission, engine, machining engine

components seperti cylinder head, crank shaft, cam shaft di MKM II. Proses

produksi bagian lain antara lain design engineering, stamping part, assembling

body part, dies manufacturing, jig manufacturing dan painting di MKM-I. Hasil

proses engine assy dan stamping part tersebut dikirim ke PT. Krama Yudha Ratu Motor (PT. KRM) untuk L300, 120SS dan truck, PT. Krama Yudha Kesuma Motor (PT. KKM) untuk Mitsubishi KUDA dan PT. Trijaya Union (PT. TJU) untuk kendaraan jenis bis. Proses perakitan selesai kemudian dikirim ke PT. Krama Yudha Tiga Berlian Motors (PT. KTB) untuk di distribusikan ke konsumen.

Gambar

Gambar 1.1.Kebijakan Lingkungan PT. MKM KEBIJAKAN LINGKUNGAN
Gambar 1.3.  Aliran produk PT. MKM

Referensi

Dokumen terkait

Dari penjelasan diatas, dapat kita ketahui bahwa keharmonisan dalam keluarga sangat mendukung terhadap terciptanya generasi berkualitas. Keduanya memiliki

Hambatan yang dialami oleh aparat desa untuk pencairan dana bantuan atau pengalokasian terkendala dengan data yang ada dikarena masih sederhana dan pendataannya

- Pada hari Minggu tanggal yang sudah tidak dapat diingat oleh saksi korban KORBAN Binti Ahmad Tamrin yang masih berusia 14 tahun atau yang tahir pada hnggal 09 Agustus

Pemaparan dari penulis yang terakhir mengenai hubungan bilateral Indonesia dan Italia yang semakin erat pasca investasi PT Saipem Indonesia di Kabupaten Karimun

Transparasi pengungkapan informasi kinerja Pemerintah Daerah melalui media internet dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah persaingan politik,

Dengan pertimbangan diatas, maka dilakukan penelitian mengenai pengaruh serat ampas tebu sebagai bahan penambah campuran beton.Penelitian ini diharapkan dapat mengurangi

Alasan IUD cukup menjadi pilihan dikarenakan IUD memiliki keuntungan yaitu : sangat efektif, praktis, bisa digunakan dalam jangka waktu lama, tidak mengganggu ASI,

Dari penjelasan latar belakang diatas maka permasalahan yang muncul adalah bagaimana menyajikan model rumah tinggal dalam bentuk 3D (tiga dimensi), bagaimana meminimalisasi biaya