reksangga@gmail.com |Lokasi, Inovasi Produk, Desain Bangunan, dan Daya Saing 1
PENGARUH LOKASI, INOVASI PRODUK DAN DESAIN BANGUNAN
TERHADAP DAYA SAING PADA KEDAI KAKE TASIKMALAYA
Oleh :
ANGGA REKSA NUGRAHA 103402207
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Tasikmalaya
Jalan Siliwangi No.24 Tasikmalaya – Jawa Barat, Email : reksangga@gmail.com
ABSTRAK
Di Bawah Bimbingan:
R. Lucky Radi Rinandiyana. Dian Kurniawan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing Kedai Kake Tasikmalaya yaitu melalui lokasi, inovasi produk, dan desain bangunan.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey Data yang diperoleh langsung melalui kuesioner kepada 72 responden yang diambil dari konsumen Kedai Kake Tasikmalaya. Penarikan sampel menggunakan metode convenience sampling dan metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa lokasi, inovasi produk, desain bangunan serta daya saing pada Kedai Kake Tasikmalaya termasuk dalam klasifikasi sangat baik. Masing – masing variabel lokasi, inovasi produk, dan desain bangunan berpengaruh secara parsial terhadap daya saing pada Kedai Kake Tasikmalaya. Secara simultan lokasi, inovasi produk, dan desain bangunan juga berpengaruh signifikan terhadap daya saing pada Kedai Kake Tasikmalaya.
reksangga@gmail.com |Lokasi, Inovasi Produk, Desain Bangunan, dan Daya Saing 2
ABSTRACT
Under the Guidance:
R. Lucky Radi Rinandiyana. Dian Kurniawan.
The objective of this research is to knows and analyze the factors that affect the competitiveness of Kedai Kake Tasikmalaya is through location, product innovation, and building design.
The method used is survey data obtained directly through questionnaires to 72 respondents drawn from consumers Kedai Kake Tasikmalaya. Sampling using convenience sampling methods and methods of analysis used in this research was the multiple regression.
Based on the research results shows that location, product innovation, building design and the competitiveness in Kedai Kake Tasikmalaya included in very good classification. Eachs variable location, product innovation, and building design of the partial effect of the competitiveness in Kedai Kake Tasikmalaya. Simultaneously location, product innovation, and building design also have a significant effect competitiveness on Kedai Kake Tasikmalaya.
Keywords: location, product innovation, building design, competitiveness
PENDAHULUAN
Seiring perkembangan zaman, cara berinteraksi kian beragam. Salah satunya adalah nongkrong. Nongkrong yaitu kegiatan berkumpul, berbincang, bercanda dan bersantai disuatu tempat yang dilakukan beramai-ramai. Bahkan kini sudah menjadi gaya hidup di kalangan anak muda dan eksekutif. Nongkrong menjadi ritual wajib selepas kuliah atau kerja. Bagi mereka, melewatkan sebuah hari tanpa duduk-duduk di café atau resto rasanya tak lengkap. Nongkrong bagi kalangan muda dan eksekutif menjadi rutinitas pelepas penat namun mengisi kembali ruang diri yang tergerus aktivitas.
Dengan pergeseran gaya hidup masyarakat ke arah moderen terutama pada masyarakat perkotaan yang semakin dinamis, para pengusaha berlomba-lomba mendirikan usaha kuliner untuk dijadikan tempat nongkrong di Tasikmalaya. Salah
reksangga@gmail.com |Lokasi, Inovasi Produk, Desain Bangunan, dan Daya Saing 3 satunya adalah Kedai Kake. Kedai Kake didirikan sejak 8 Juli 2011 yang pada awalnya bernama Kedai Tekko, berawal dari sebuah ide untuk membuat tempat nongkrong yang unik dan nyaman bagi konsumen anak muda di Tasikmalaya. Kartono Aprianto sebagai pemilik usaha terinspirasi sebuah café yang berada di Bali.
Kedai Kake merupakan salah satu tempat nongkrong yang sangat diminati warga Tasikmalaya dengan nuansa yang sangat cocok untuk berbagai kalangan terlebih yang berjiwa muda. Khususnya bagi para penikmat kuliner tentu sudah tidak asing lagi akan Kedai Kake yang menyediakan beragam variasi menu pancake. Walaupun baru muncul di pertengahan 2011, namun kehadirannya mampu melengkapi varian kuliner yang dapat dijumpai di Tasikmalaya. Kedai Kake ini beralamat di Jalan Empang No.32/34 Tasikmalaya. Lokasi ini cukup strategis karena berada dekat dengan pusat keramaian seperti jalan KH. Z Mustofa dan jalan Tentara Pelajar semakin menegaskan bahwa Kedai Kake Tasikmalaya ingin menjadi tempat nongkrong yang memiliki daya saing.
Kedai Kake menawarkan berbagai berbagai olahan makanan, salah satu yang menjadi andalannya yaitu pancake. Saat ini ada 18 varian pancake, beberapa diantaranya menu favorit yang dijadikan andalan seperti Kake Beri dan Red Velvet Pancake. Selain pancake, menu lain yang juga ditawarkan pengunjung kedai ini antara lain: aneka olahan pisang, kentang, eskrim, kopi, jus, mocktail dan smoothies.
Perbedaan lain yang semakin menambah daya saing Kedai Kake terlihat dari segi desain bangunan fasilitas dan design interior yang bernuansa kayu memberikan kenyamanan pada konsumen. Fasilitas seperti toilet, studio foto, live music setiap malam minggu menambah daya tarik untuk konsumen. Selain itu, desain bangunan yang diterapkan pada Kedai Kake di desain supaya pelaksanaan lingkungan kerja yang berkualitas sehingga kontak dengan konsumen menjadi lebih mudah dan nuansanya yang hommy membuat konsumen yang mayoritas generasi muda rela berlama-lama nongkrong disini.
Akan tetapi untuk meraih daya saing tersebut tidaklah mudah. Sebagai pendatang baru dalam bisnis kuliner di Tasikmalaya, Kedai Kake masih harus bersaing dengan para pesaing yang lain, seperti : Citebaks, Kedai Madu, Kamiyoku, Kedai Stitaco, Muse Café, Par Coffee, Kedai Dimsum yang tidak hanya menjual makanan saja namun juga
reksangga@gmail.com |Lokasi, Inovasi Produk, Desain Bangunan, dan Daya Saing 4 menawarkan tempat nongkrong untuk konsumen anak muda dengan suasana yang tidak monoton.
Ketatnya persaingan bisnis kuliner, perubahan selera konsumen, serta gaya hidup masyarakat memunculkan berbagai tantangan dan peluang dalam bisnis tersebut. Oleh karena itu Kedai Kake harus bisa membuat pilihan terbaik tentang apa yang menjadi keinginan konsumen dan bagaimana memenuhi keinginan atau permintaan konsumen tersebut. Untuk mengatasi berbagai permasalahan tersebut diperlukan suatu strategi dalam meraih daya saing tersebut.
Faktor lokasi dapat mempengaruhi daya saing pada Kedai Kake terutama dalam hal aksesibilitas. Lokasi yang tepat akan mempunyai pengaruh positif bagi kelangsungan Kedai Kake, terutama yang dekat dengan konsumen. . Oleh karena itu, dalam penentuan lokasi perlu mempertimbangkan faktor-faktor yang berpengaruh. Selain itu, juga perlu melihat prospek lokasi tersebut pada masa yang akan datang.
Untuk menambah daya saing, Kedai Kake juga terus mengembangkan penerapan strateginya terutama melalui inovasi produk. Dengan produk yang inovatif berupa berbagai macam menu pancake yang ditawarkan, Kedai Kake optimis mampu bersaing dalam bisnis kuliner di Tasikmalaya.
Untuk efisiensi biaya, penerapan desain bangunan terus diperhatikan untuk meningkatkan lingkungan kerja dan memperlancar kontak dengan konsumen. Seperti yang dinyatakan oleh (Render dan Heizer, 2001) bahwa desain bangunan merupakan salah satu keputusan yang menentukan efisiensi operasi perusahaan dalam jangka panjang.
Namun sebagai pendatang baru dalam bisnis kuliner di Tasikmalaya, Kedai Kake mengalami beberapa kendala dalam melaksanakan strateginya untuk menciptakan daya saing perusahaan. Contohnya yaitu sebagian masyarakat kota Tasikmalaya masih belum mengetahui Kedai Kake. Oleh karena itu, faktor lokasi, inovasi produk dan desain bangunan masih harus diperhatikan dan ditingkatkan agar mampu bersaing dengan rumah makan lain yang lebih dulu eksis dalam persaingan bisnis kuliner.
Berdasarkan masalah pokok yang dikemukakan, penulis merasa tertarik untuk perlu meneliti lebih jauh tentang pengaruh lokasi, inovasi produk dan desain bangunan terhadap daya saing pada Kedai Kake Tasikmalaya. Maka dari itu, hasil penelitian tersebut akan dituangkan dalam skripsi dengan judul “Pengaruh Lokasi, Inovasi
reksangga@gmail.com |Lokasi, Inovasi Produk, Desain Bangunan, dan Daya Saing 5
Produk, dan Desain Bangunan Terhadap Daya Saing pada Kedai Kake Tasikmalaya”.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah survey, menurut Sugima (2008) yaitu Penelitian dengan cara mengajukan pernyataan kepada orang – orang atau subjek dan merekam jawaban tersebut untuk kemudian dianalisis secara kritis.
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah konsumen Kedai Kake Tasikmalaya rata-rata seminggu sebanyak 217 orang. Untuk menentukan sampel yang diambil penulis berpedoman pada teori yang dikemukakan oleh Hermawan (2009) dan diperoleh sampel yang akan diambil sejumlah 72 konsumen.
Metode yang digunakan dalam penarikan sampel pada penelitian ini adalah dengan teknik pangambilan sampel non-probabilitas (Sugiyono, 2005), yaitu penarikan sampel berdasarkan kemudahan (convenience sampling). Prosedurnya adalah semata-mata langsung menghubungi unit-unit penarikan sampel yang mudah dijumpai dan pernah melakukan pembelian di Kedai Kake Tasikmalaya.
Teknik analisis data yang digunakan yaitu data yang diperoleh dari penelitian ini, kemudian dianalisis dengan menggunakan statistik untuk mengetahui pengaruh lokasi, inovasi produk dan desain bangunan terhadap daya saing. Diantaranya menggunakan :
Pengujian Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui kondisi data yang digunakan dalam penelitian. Hal ini dilakukan agar diperoleh model analisis yang tepat. Model analisis regresi linier penelitian ini mensyaratkan uji asumsi terhadap data yang meliputi: uji multikolinieritas dengan matrik korelasi antara variabel-variabel bebas, uji heterokedastis dengan menggunakan grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZFRED) dengan residualnya (SRESID), uji normalitas menggunakan uji kolmogorov smirnov, dan uji autokorelasi melalui uji Durbin Watson (DW test) Suliyanto (2009). a. Uji Normalitas
Normalitas data dapat di tentukan dengan melihat histogram atau pola distribusi data normal. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari nilai residunya.
reksangga@gmail.com |Lokasi, Inovasi Produk, Desain Bangunan, dan Daya Saing 6 Proses uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Distribusi data dapat dilihat dengan membandingkan Zhitung dengan Ztabel dengan
kriteria sebagai berikut :
- Jika Zhitung (Kolmogorov Smirnov) < Ztabel, atau nilai sign > (𝛼) 0,05 maka distribusi
data dikatakan normal,
- Jika Z hitung (Kolmogorov Smirnov) > Z tabel, atau nilai sign < (𝛼) 0,05 maka distribusi data dikatakan tidak normal.
Uji normalitas data juga dapat dilihat dengan memperlihatkan penyebaran data (titik) pada P-Plot of Regression Standardizer Residual variabel independen, dimana :
- Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagional, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas,
- Jika data menyebar jauh garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagional, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Model regresi yang baik adalah yang mempunyai distribusi data normal atau mendekati normal.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel-variabel independen. Metode untuk mendiagnosa adanya multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF).
- Jika nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10, maka dapat diartikan bahwa tidak terdapat multikolinearitas pada penelitian tersebut.
- Jika nilai tolerance < 0,10 dan VIF > 10, maka dapat diartikan bahwa terdapat multikolinearitas pada penelitian tersebut.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik Scetterplot antara nilai prediksi variabel independen dengan nilai residualnya. Dasar analisis yang dapat digunakan untuk menentukan heteroskedastisitas, antara lain :
- Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka mengindikasikan heteroskedastisitas,
reksangga@gmail.com |Lokasi, Inovasi Produk, Desain Bangunan, dan Daya Saing 7 - Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik penyebaran diatas dan di bawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi merupakan pengujian asumsi dalam regresi dimana variabel dependen tidak berkorelasi dengan dirinya sendiri. Maksud korelasi dengan diri sendiri adalah bahwa nilai dari variabel dependen tidak berhubungan dengan nilai variabel itu sendiri, baik nilai variabel sebelumnya atau nilai periode sesudahnya (Santosa&Ashari, 2005).
Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut: - Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif
- Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi - Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif
Regresi Berganda
Untuk mengukur pengaruh setiap variabel independen terhadap variabel dependen menurut Lupiyoadi (2001), untuk masalah asosiatif hubungan sebab akibat, teknik statistik yang digunakan adalah regresi berganda dengan rumus sebagai berikut :
Y = a + b1 X1 + b2 X2+ b3 X3 dimana : Y = Daya Saing X1 = Lokasi X2 = Inovasi Produk X3 = Desain Bangunan a = Konstanta
b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel independent yang mempunyai nilai tertentu.
Untuk mengukur derajat pengaruh lokasi, inovasi produk dan desain bangunan terhadap daya saing, penulis menggunakan analisis korelasi ganda, yaitu analisis yang mempelajari hubungan antara dua variabel atau lebih, untuk mengetahui derajat pengaruh dari variabel yang satu terhadap variabel lain. Adapun formula untuk mencari koefisien korelasi berganda digunakan program SPSS 16.0
reksangga@gmail.com |Lokasi, Inovasi Produk, Desain Bangunan, dan Daya Saing 8 Untuk menghitung koefisien determinasi rumusnya (Suharyadi & Purwanto, 2004) adalah sebagai berikut:
Kd = 2
r x 100%
Kd = koefisien determinasi
r2 = koefisien korelasi dikuadratkan
Untuk mengetahui seberapa besar prosentase pengaruh faktor lain di luar variabel yang diteliti dapat dipergunakan koefisien non determinasi yang dapat dicari dengan menggunakan rumus (Suharyadi & Purwanto, 2004) sebagai berikut :
Knd = (1- 2
r ) x 100%
Pengujian Hipotesis
Untuk mengetahui tingkat signifikansi secara bersama-sama pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen digunakan uji F dengan rumus (Sugiyono, 2005) sebagai berikut: 𝐹 = 𝑟 2(k − 1) (1 − 𝑟2)(𝑛 − 𝑘 − 1) Keterangan: F = Nilai F hitung r2 = Koefisien determinasi k = Jumlah variabel independen n = Jumlah sampel
Dengan tingkat keyakinan sebesar 95% atau α = 0,05 dan derajat kebebasan (df)(n-k-1) maka:
Ho : βj = O berarti tidak ada pengaruh lokasi, inovasi produk dan desain bangunan terhadap daya saing.
Ha : βj ≠ O berarti ada pengaruh lokasi, inovasi produk dan desain bangunan terhadap daya saing.
Kriteria:
Ha = diterima apabila F hitung > F tabel Ha = ditolak apabila F hitung ≤ F tabel
reksangga@gmail.com |Lokasi, Inovasi Produk, Desain Bangunan, dan Daya Saing 9 Untuk menguji tingkat signifikansi secara parsial apakah masing-masing variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen digunakan uji t dengan rumus (Mustopa, 1992) sebagai berikut:
𝑡 = 𝛽𝑗 𝑆𝛽𝑗 Keterangan :
t = Nilai T hitung βj = Koefisien regresi S βj = Kesalahan baku regresi
Dengan tingkat keyakinan 95% derajat kebebasan (n-k) maka: Ho1: βj = 0 tidak ada pengaruh antara lokasi terhadap daya saing. Ha1 : βj≠ 0 terdapat pengaruh antara lokasi terhadap daya saing.
Ho2: βj= 0 tidak ada pengaruh antara inovasi produk terhadap daya saing Ha2: βj ≠0 terdapat pengaruh antara inovasi produk terhadap daya saing Ho3: βj = 0 tidak ada pengaruh antara desain bangunan terhadap daya saing. Ha3 : βj≠ 0 terdapat pengaruh antara dengan terhadap daya saing.
Uji signifikansi:
Untuk menguji signifikansi dilakukan 2 pengujian, yaitu: a. Secara parsial menggunakan uji T
b. Secara simultan menggunakan uji F
Kaidah keputusan :
a. Tolak Ho jika t < -t1/2α df (n-2) atau t > t1/2 α df (n-2) Terima Ho jika –t1/2 α df (n-2) ≤ t ≤ t1/2 t1/2 α df (n-2)
Atau
Tolak Ho jika t < -t1/2 α df (n-k-1) atau t > t1/2 α df (n-k-1)
Terima Ho jika –t1/2 α df (n-k-1-1) ≤ t ≤ t1/2 α df (n-k-1)
b. Tolak Ho jika F hitung > F tabel dan terima Ho jika F hitung ≤ F tabel
Untuk mempermudah perhitungan dalam penelitian ini digunakan program SPSS 16.0 dan Microsoft Office Excel 2013.
reksangga@gmail.com |Lokasi, Inovasi Produk, Desain Bangunan, dan Daya Saing 10
PEMBAHASAN Deskripsi Variabel
Lokasi
Berdasarkan data – data yang dikumpulkan diperoleh hasil tanggapan mengenai lokasi Kedai Kake. Secara lengkap hasil dari analisa tanggapan konsumen mengenai lokasi perusahaan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.2 Rekapitulasi Lokasi (X1) No (1) Uraian (2) Skor yang ditargetkan (3) Skor yang dicapai (4) Kriteria (5)
1 Lokasi Kedai Kake mudah dijangkau oleh konsumen
360 309 Sangat Baik
2 Lokasi Kedai Kake dilalui berbagai macam kendaraan
360 304 Sangat Baik
3 Lokasi Kedai Kake tidak mudah dilihat
360 308 Sangat Baik
4 Lokasi Kedai Kake dekat dengan pusat keramaian
360 310 Sangat Baik
5 Lokasi Kedai Kake tidak berada di lalu lintas jalan yang padat
360 312 Sangat Baik
6 Adanya tempat parkir yang aman di Kedai Kake
360 310 Sangat Baik
7 Kedai Kake tidak dapat diperluas
360 313 Sangat Baik
8 Keberadaan Kedai Kake dekat dengan perkantoran
360 313 Sangat Baik
9 Lokasi Kedai Kake berjauhan dengan pesaing
360 311 Sangat Baik
10 Keberadaan Kedai Kake
sesuai dengan aturan Pemerintah
360 309 Sangat Baik
Total 3600 3099 Sangat Baik
Sumber : Data primer yang diolah
Klasifikasi penilaian untuk seluruh indikator lokasi yang diterapkan pada Kedai Kake secara keseluruhan adalah sebagai berikut :
Tabel 4.3
Klasifikasi Penilaian Untuk Indikator Variabel Lokasi (X1) Keseluruhan
reksangga@gmail.com |Lokasi, Inovasi Produk, Desain Bangunan, dan Daya Saing 11 720 – 1295 Tidak Baik 1296 – 1871 Kurang Baik 1872 – 2447 Cukup Baik 2448 – 3023 Baik 3024 – 3600 Sangat Baik
Sumber : Data primer yang diolah
Nilai kumulatif skor yang diperoleh dari variabel lokasi adalah 3099. Hal ini menunjukan bahwa secara keseluruhan lokasi yang diterapkan di Kedai Kake termasuk klasifikasi sangat baik. Hal ini ditunjukan dengan memperhatikan akses bagi konsunen, visibilitas, ekspansi, lingkungan dan kesesuaian dengan peraturan pemerintah.
Inovasi Produk
Berdasarkan data – data yang dikumpulkan diperoleh hasil tanggapan mengenai inovasi produk yang telah dilaksanakan di Kedai Kake. Secara lengkap hasil dari analisa tanggapan konsumen mengenai inovasi produk perusahaan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.5
Rekapitulasi Inovasi Produk (X2)
No (1) Uraian (2) Skor yang ditargetkan (3) Skor yang dicapai (4) Kriteria (5)
1 Menu pancake yang ditawarkan Kedai Kake berbeda dari rumah makan lain
360 311 Sangat Baik
2 Menu pancake di Kedai Kake tidak sesuai keinginan konsumen
360 313 Sangat Baik
3 Menu pancake di Kedai Kake beragam
360 312 Sangat Baik
4 Tersedianya fasilitas live accoustic yang baik di Kedai Kake
360 312 Sangat Baik
5 Adanya diskon khusus yang meng-update status twitter di Kedai Kake menarik bagi konsumen
360 310 Sangat Baik
6 Pembayaran tidak dapat menggunakan kartu kredit
360 313 Sangat Baik
Total 2160 1871 Sangat Baik
reksangga@gmail.com |Lokasi, Inovasi Produk, Desain Bangunan, dan Daya Saing 12 Klasifikasi penilaian untuk seluruh indikator inovasi produk yang diterapkan pada Kedai Kake secara keseluruhan adalah sebagai berikut :
Tabel 4.6
Klasifikasi Penilaian Untuk Indikator Variabel Inovasi Produk (X2) Keseluruhan
Nilai Klasifikasi Penilaian
432 – 777 Tidak Baik
778 – 1123 Kurang Baik
1124 – 1469 Cukup Baik
1470 – 1815 Baik
1816 – 2160 Sangat Baik
Sumber : Data primer yang diolah
Nilai kumulatif skor yang diperoleh dari variabel inovasi produk adalah 1871. Hal ini menunjukan bahwa secara keseluruhan inovasi produk yang diterapkan di Kedai Kake termasuk klasifikasi sangat baik. Hal ini ditunjukan dengan menu pancake yang berbeda, menu yang variatif, fasilitas yang baik, dan sistem pembayaran yang memudahkan konsumen.
Desain Bangunan
Berdasarkan data – data yang dikumpulkan diperoleh hasil tanggapan mengenai desain bangunan Kedai Kake. Secara lengkap hasil dari analisa tanggapan konsumen mengenai desain bangunan perusahaan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.8
Rekapitulasi Desain Bangunan (X3)
No (1) Uraian (2) Skor yang ditargetkan (3) Skor yang dicapai (4) Kriteria (5)
1 Tata ruang Kedai Kake mudah untuk diubah – ubah
360 310 Sangat Baik
2 Bangunan Kedai Kake dapat diperluas
360 306 Sangat Baik
3 Adanya ruang khusus bagi karyawan di Kedai Kake
360 310 Sangat Baik
4 Fasilitas parkir di Kedai Kake tidak nyaman
360 306 Sangat Baik
5 Tersedia toilet yang bersih disediakan Kedai Kake
360 312 Sangat Baik
Total 1800 1544 Sangat Baik
Sumber : Data primer yang diolah
Klasifikasi penilaian untuk seluruh indikator desain bangunan yang diterapkan pada Kedai Kake secara keseluruhan adalah sebagai berikut :
reksangga@gmail.com |Lokasi, Inovasi Produk, Desain Bangunan, dan Daya Saing 13
Tabel 4.9
Klasifikasi Penilaian Untuk Indikator Variabel Desain Bangunan (X3)
Keseluruhan
Nilai Klasifikasi Penilaian
432 – 777 Tidak Baik
778 – 1123 Kurang Baik
1124 – 1469 Cukup Baik
1470 – 1815 Baik
1816 – 2160 Sangat Baik
Sumber : Data primer yang diolah
Nilai kumulatif skor yang diperoleh dari variabel desain bangunan adalah 1544. Hal ini menunjukan bahwa secara keseluruhan desain bangunan Kedai Kake termasuk klasifikasi sangat baik. Hal ini ditunjukan dari fleksibilitas desain bangunan, kemungkinan perluasan/ekspansi, fasilitas bagi para karyawan/pegawai, fasilitas bagi kendaraan maupun tempat-tempat lain seperti tempat istirahat pekerja, kamar kecil (toilet) dan parkir.
Daya Saing
Berdasarkan data – data yang dikumpulkan diperoleh hasil tanggapan mengenai daya saing Kedai Kake. Secara lengkap hasil dari analisa tanggapan konsumen mengenai daya saing perusahaan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.11
Rekapitulasi Daya saing (Y) No (1) Uraian (2) Skor yang ditargetkan (3) Skor yang dicapai (4) Kriteria (5)
1 Harga menu makanan di Kedai Kake lebih murah dibanding pesaing
360 310 Sangat Baik
2 Daftar harga dan gambar menu makanan terlihat jelas
360 313 Sangat Baik
3 Produk yang disajikan sesuai dengan gambar dalam menu
360 311 Sangat Baik
4 Di Kedai Kake pesanan konsumen disajikan dengan cepat oleh pegawai
360 313 Sangat Baik
5 Pegawai Kedai Kake mengantarkan makanan tidak sesuai pesanan
360 310 Sangat Baik
6 Menu makanan di Kedai Kake variatif
reksangga@gmail.com |Lokasi, Inovasi Produk, Desain Bangunan, dan Daya Saing 14
7 Menu makanan Kedai Kake sesuai dengan selera konsumen
360 310 Sangat Baik
Total 2520 2179 Sangat Baik
Sumber : Data primer yang diolah
Klasifikasi penilaian untuk seluruh indikator daya saing yang diterapkan pada Kedai Kake secara keseluruhan adalah sebagai berikut :
Tabel 4.12
Klasifikasi Penilaian Untuk Indikator Variabel Daya Saing (Y) Keseluruhan
Nilai Klasifikasi Penilaian
504 – 907 Tidak Baik
908 – 1311 Kurang Baik
1312 – 1715 Cukup Baik
1716 – 2119 Baik
2120 – 2520 Sangat Baik
Sumber : Data primer yang diolah
Nilai kumulatif skor yang diperoleh dari variabel daya saing adalah 2179. Hal ini menunjukan bahwa secara keseluruhan daya saing Kedai Kake termasuk klasifikasi sangat baik. Hal ini ditunjukan dari biaya/harga menu makanan, kualitas produk, variasi menu, pelayanan, waktu dan fleksibilitas.
Pengaruh Lokasi (X1), Inovasi Produk (X2) dan Desain bangunan (X3) Terhadap
Daya Saing (Y) pada Kedai Kake Tasikmalaya
Besarnya pengaruh lokasi (X1), inovasi produk (X2) dan desain bangunan (X3)
terhadap daya saing (Y), dapat dilihat dari indikator yang digunakan oleh masing-masing variabel dengan menggunakan Multiple Regression atau Regresi Berganda. Setelah melakukan penelitian dan memperoleh data – data yang diperlukan maka dilakukan pengujian hipotesis yang diajukan. Pengujian hipotesis menggunakan uji t dan uji F, di mana hasil dan pengolahan data dilakukan melalui SPSS versi 16.0.
Hasil pengujian dapat dilihat pada lampiran yaitu output program SPSS tersebut. Dari output SPSS tersebut dapat dilakukan analisis hasil regresi sebagai berikut:
Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh lokasi, inovasi produk dan desain bangunan terhadap daya saing di Kedai Kake dapat menggunakan koefisien determinasi (square/ rd = (r)2) atau menggunakan rumus Kd = r x 100%. Untuk lebih jelas dapat 2
reksangga@gmail.com |Lokasi, Inovasi Produk, Desain Bangunan, dan Daya Saing 15 Dari tabel model summary diperoleh angka R square sebesar 0,862. R square dapat disebut juga koefisien determinasi yang berkisar antara 0 sampai 1, dengan catatan semakin kecil angka R square maka akan semakin kecil pula lemah pula hubungan antar variabel. Dari hasil perhitungan didapat R square 0,862 atau 86,2% yang dalam hal ini berarti lokasi, inovasi produk dan desain bangunan pada Kedai Kake memiliki pengaruh positif terhadap daya saing dengan Standard Error of Estimate (standar penyimpangan) sebesar 1,527 Semakin baik pelaksanaan lokasi, inovasi produk dan desain bangunan pada Kedai Kake maka daya saing pun cenderung akan semakin meningkat. Sedangkan sisanya yaitu 100% - 86,2% = 13,8% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.
Pengujian Hipotesis
Untuk melihat pengaruh lokasi terhadap daya saing dapat dilihat dari indikator-indikator yang memengaruhinya. Untuk pengujian secara parsial antara lokasi (X1)
terhadap daya saing (Y) dapat dilihat dari tabel Coefficients (terlampir). Dengan kriteria penolakan Ho jika thitung sebesar 10,302 dengan mengambil taraf signifikansi sebesar 5%
maka nilai ttabel 2,00 sehingga thitung > ttabel, maka tolak Ho atau dengan kata lain lokasi
secara parsial berpengaruh signifikan terhadap daya saing.
Untuk melihat pengaruh inovasi produk terhadap daya saing dapat dilihat dari indikator-indikator yang memengaruhinya. Untuk pengujian secara parsial antar inovasi produk (X2) terhadap daya saing (Y) dapat dilihat dari tabel coefficients (terlampir).
Dengan kriteria penolakan Ho jika thitung > ttabel, maka diperoleh thitung sebesar 7,035
dengan mengambil taraf signifikansi sebesar 5% maka nilai ttabel 2,00. Sehingga thitung >
ttabel, maka tolak Ho atau dengan kata lain inovasi produk secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap daya saing.
Untuk melihat pengaruh desain bangunan terhadap daya saing dapat dilihat dari indikator-indikator yang memengaruhinya. Untuk pengujian secara parsial antar desain bangunan (X3) terhadap daya saing (Y) dapat dilihat dari tabel coefficients (terlampir).
Dengan kriteria penolakan Ho jika thitung > ttabel, maka diperoleh thitung sebesar -3.070
dengan mengambil taraf signifikansi sebesar 5% maka nilai ttabel 2,00. Sehingga thitung >
ttabel, maka terima Ho atau dengan kata lain desain bangunan secara parsial tidak
reksangga@gmail.com |Lokasi, Inovasi Produk, Desain Bangunan, dan Daya Saing 16 Dari Tabel ANOVA (output SPSS terlampir) diketahui bahwa F hitung adalah sebesar 158,390 sedangkan F tabel sebesar 1,75 atau sig. (0,000) ≤ alpha (0,05). Berdasarkan hasil perhitungan ternyata F hitung lebih besar dari pada F tabel ( F hitung > F tabel), atau 158,390 > 1,75 maka Hipotesis nol (Ho) ditolak dan Hipotesis alternatif (Ha) diterima. Diterimanya hipotesis alternatif menunjukkan bahwa pada tingkat keyakinan 95% terdapat pengaruh secara simultan pada lokasi, inovasi dan desain bangunan terhadap daya saing.
Berdasarkan hasil analisis tersebut, dapat diketahui bahwa lokasi, inovasi produk dan desain bangunan yang diterapkan secara parsial dan simultan berpengaruh signifikan terhadap daya saing pada Kedai Kake Tasikmalaya. Walaupun dalam hasil perhitungan variabel X3 yaitu desain bangunan secara parsial tidak berpengaruh signifikan namun
justru hal ini yang harus diperhatikan oleh perusahaan untuk terus ditingkatkan sehingga perusahaan tetap memiliki daya saing dalam bisinis kuliner di Tasikmalaya. Tanggapan sangat baik juga datang dari para konsumen yang artinya konsumen mengakui bahwa lokasi perusahaan sudah strategis dan menerima inovasi produk yang dilakukan perusahaan serta desain bangunan yang unik membuat perusahaan mempunyai daya saing yang sangat baik.
PENUTUP Simpulan
Berdasarkan penelitian dan hasil analisis mengenai pengaruh lokasi, inovasi produk, dan desain bangunan terhadap daya saing pada Kedai Kake Tasikmalaya, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:
1. Lokasi Kedai Kake yang berada di Jl. Empang sudah sangat baik. Lokasi Kedai Kake ini mudah dijangkau oleh konsumen dan dilalui berbagai macam kendaraan, serta dekat dengan pusat keramaian.
2. Inovasi Produk yang diterapkan pada Kedai Kake sudah dilaksanakan dengan sangat baik, hal tersebut dapat dilihat dari indikator-indikator variabel inovasi produk seperti menu pancake yang beragam dan berbeda dari rumah makan lain serta adanya diskon khusus yang meng-update status twitter menarik bagi konsumen.
reksangga@gmail.com |Lokasi, Inovasi Produk, Desain Bangunan, dan Daya Saing 17 3. Desain bangunan Kedai Kake yang unik pun sudah terlihat sangat baik.
Fleksibilitas desain bangunan dan Fasilitas- fasilitas yang disediakan seperti, toilet, fasilitas live acoustic, serta tempat khusus karyawan sudah nyaman. 4. Daya saing Kedai Kake termasuk dalam klasifikasi baik. Lokasi yang mudah
dijangkau oleh konsumen, kemudian inovasi produk terutama pada menu pancake yang berbeda dari rumah makan lain, serta desain bangunan dengan fasilitas yang lengkap dan nyaman merupakan kunci Kedai Kake dalam persaingan bisnis kuliner di Tasikmalaya.
5. Lokasi, Inovasi Produk, dan Desain Bangunan terhadap Daya Saing berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap Kedai Kake Tasikmalaya.
Saran
Adapun saran yang dapat diberikan kepada manajemen Kedai Kake Tasikmalaya berdasarkan hasil penelitian yang diambil dari poin terendah dari masing-masing indikator tiap variabel adalah sebagai berikut :
1. Mengenai lokasi Kedai Kake yang sedikit dilalui kendaraan umum yang melintas walaupun konsumen tetap bisa menggunakan kendaraan pribadi, namun ini menjadi salah satu perhatian perusahaan untuk dipertimbangkan strategi untuk kedepannya.
2. Memperhatikan tentang adanya diskon khusus yang meng-update status twitter di Kedai Kake agar lebih ditingkatkan karena masih ada konsumen yang tidak mengetahui promo tersebut.
3. Mencari lahan lain untuk dijadikan parkiran yang lebih luas dan strategis, karena lahan parkir kendaraan roda dua yang tersedia sekarang ini terlalu sempit.
4. Memperhatikan mengenai desain bangunan agar lebih ditingkatkan dari setiap indikatornya sehingga perusahaan dapat meningkatkan daya saingnya dalam persaingan bisnis kuliner di Tasikmalaya.
DAFTAR PUSTAKA
Anatan, Lina dan Ellitan, Lena.,. 2009. Strategi Bersaing Konsep Riset dan Instrumen. Jakarta: Alfabeta.
reksangga@gmail.com |Lokasi, Inovasi Produk, Desain Bangunan, dan Daya Saing 18 Assauri, Sofjan. 2008. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Revisi 2008. Jakarta :
LP-FEUI.
Cravens, D. W. (2000) pemasaran strategis, (terjemahan), Jakarta : Penerbit Erlangga. DST. 28.8.2012. Nongkrong is Lifestyle. http://kafeten.com
Ellitan, Lena dan Lina Anatan. 2007. Manajemen Strategi Operasi (Teori Dan Riset Di Indonesia). Bandung : Alfabeta
Gravity.13.02.2013. Apa sih itu Nongkrong. http://shanexa.wordpress.com
Handoko T.Hani. 2000. Dasar-dasar Manajemen Operasi dan Produksi. Edisi pertama. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Heizer, Jay dan Barry Render. 2001. Manajemen Operasi. Edisi ke sembilan. Jakarta: Salemba Empat.
Herjanto, Eddy. 2008. Manajemen Operasi. Edisi ke tiga.Jakarta: PT Grasindo. . Ishak, Aulia. 2010. Manajemen Operasi. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Kotler, Philip. 2003. Marketing Insights From A to Z: 80 Concepts Every Manager Needs to Know. Dialih Bahasakan oleh Anies Lastiati. 80 Konsep yang Harus Dipahami oleh Setiap Manajer. Jakarta: Erlangga.
Kurniawan, Roni. 2013. Pengaruh Inovasi Produk, Lokasi dan Tata Letak terhadap Keunggulan Bersaing. Volume 1. Tasikmalaya : Universitas Siliwangi.
Muhardi. 2007. Strategi Operasi Untuk Keunggulan Bersaing. Yogyakarta : Graha Ilmu. Porter, Michael. 2007. Strategi Bersaing. Jakarta : Kharisma Publising Group.
SD. 01.10.2012. Desain. http://www.wikipedia.com
Sudjana. 2000, Statistik Untuk Ekonomi Dan Niaga, Edisi Baru (Edisi Kelima), Bandung, Penerbit Tarsito.
Sugiyono. 2003. Statistik Untuk Penelitian. Cetakan Ketiga, CV. Bandung : Alfabeta.
Suliyanto, 2009. Praktikum Analisis Statistik. Purwokerto : Program Pascasarjana Magister Sains Ekonomi Manajemen UNSOED.
Sunarya, Yudi. 2013. Pengaruh Integrasi Teknologi dan Desain Bangunan terhadap Daya Saing Operasi. Volume 1. Tasikmalaya : Universitas Siliwangi.
reksangga@gmail.com |Lokasi, Inovasi Produk, Desain Bangunan, dan Daya Saing 19 Vandal. 09.01.2014. Bangunan. http://www.wikipedia.com
Wignjosoebroto, Sritomo. 2009. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Edisi Ketiga Cetakan Keempat. Surabaya : Gunadaya.