• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kepustakaan yang Relevan

Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang relevan dengan judul skripsi ini. Untuk mempertanggungjawabkan suatu karya ilmiah bukanlah pekerjaan mudah, karena itulah disertakan data-data yang kuat yang ada hubungannya dengan objek yang diteliti.

Ada beberapa buku yang dipakai penulis dalam penelitian ini seperti buku karangan Wahab, yang berjudul Isu Linguistik Pengajaran Bahasa oleh Airlangga University Press, buku Basyarsah II, yang berjudul Kebudayaan Melayu Sumatera Timur, serta beberapa buku bahasa yang lainnya.

2.1.1 Metafora

Metafora berasal dari kata Greek metaphora yang berati ‘memindahkan’ yaitu dari meta ‘di atas’ dan pherein ‘membawa’ (Hawkes, T: 1972:1). Metafora merujuk kepada proses linguistik yang mana aspek tertentu sesuatu objek dibawa atau dipindahkan kepada objek lain, dengan demikian objek kedua diujarkan seolah-olah ia seperti objek yang pertama.

Di dalam Ensiklopedi Amerika (1994) metafora adalah yang digambarkan sebagai suatu perbandingan tersirat antara dua hal berlainan, suatu analogi yang

(2)

dianggap berasal dari kualitas terbaik yang kedua atau menginvestasikan yang pertama dengan arti tambahan lain.

Menurut Glosari Istilah Kesusastraan (1988:188), metafora merupakan satu bentuk kiasan atau analogi yang melambangkan sesuatu bagi sesuatu yang lain, bahwa kedua-duanya terdapat persamaan. Buku Ensiklopedi (1996) mengartikan metafora sebagai kemiripan dengan menerapkan untuk satu hal suatu nama atau suatu tindakan yang kepunyaan hal lain.

Waluyo (1991:88-89) mengatakan bahwa metafora adalah kiasan langsung; artinya benda yang dikiaskan itu tidak disebutkan.

Wahab (1986:11) mengartikan metafora sebagai ungkapan kebahasaan yang tidak dapat diartikan secara langsung dari lambang yang dipakai, melainkan dari predikasi yang dapat dipakai baik oleh lambang maupun oleh makna yang dimaksudkan oleh ungkapan kebahasaan itu.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa metafora merupakan kiasan langsung yang dipakai untuk menggambarkan sebagai suatu perbandingan tersirat antara dua hal berlainan.

2.1.2 Jenis-jenis Metafora

Wahab (1995:72) telah menulis beberapa jenis metafora berdasarkan pandangan sintaksis. Menurutnya metafora dapat dibagi menjadi tiga yaitu:

(3)

1. Metafora Nominatif

Metafora nominatif adalah metafora yang mana penanda metafora hanya terdapat pada nomina kalimat. Karena posisi nomina dalam kalimat berbeda-beda, metafora nominatif dapat pula dibagi menjadi dua macam, yaitu metafora nominatif subjektif dan metafora objektif, atau yang lazim disebut berturut-turut sebagai metafora nominatif dan metafora komplementatif saja. Contoh metafora ini:

'Angin mengatakan padaku tentangmu'.

“Angin mempunyai arti yang tidak sebenarnya. Dalam kalimat di atas, angin adalah subjek kalimat. Angin digunakan untuk membandingkan antara pemesan yang membawa berita. Bagian lain, mengatakan padamu dikatakan secara harfiah dan tentu bukan ekspresi metaforikal”.

2. Metarofa Predikatif

Dalam metafora predikatif, ekspresi metaforikal ditempatkan pada predikatif kalimat, sementara bagian lain diekspresikan secara harfiah. Contoh metafora ini:

'Pelari Indonesia memecahkan rekor dunia'

”Kata memecahkan adalah predikat kalimat yang menandakan metafora. Memecahkan adalah kata kerja transitif yang membutuhkan objek. Objek untuk kata memecahkan biasanya benda nyata, tetapi dalam contoh frase rekor

(4)

dalam contoh rekor dunia dibandingkan ke benda konkrit yang dapat dipecahkan seperti gelas atau balon. Bagian lain kalimat diekspresikan secara harfiah”.

3. Metafora Kalimatif

Metafora sintaktik adalah metafora dalam bentuk kalimat. itu berarti bahwa semua bagian kalimat diekspresikan secara metafora dan tentu mempunyai arti tidak sebenarnya. Contoh metafora ini:

'Malam sedang menunggu matahari'

”Malam dapat digunakan untuk mengekspresikan kesedihan sementara matahari diacukan pada kesenangan dan hidup baru, sedangkan menunggu adalah metafora karena itu digunakan oleh benda yang tidak hidup dan menyarankan perbandingan antara malam dan orang. Malam; benda tidak hidup dan bagaimanapun tidak bisa menunggu untuk beberapa satu atau sesuatu”.

2.2 Teori Yang Digunakan

Teori merupakan suatu prinsip dasar yang terwujud dalam bentuk dan berlaku secara umum yang akan mempermudah seorang penulis dalam memecahkan suatu masalah yang dihadapi. Teori yang diperlukan untuk membimbing dan memberi arah sehingga menjadi penuntun kerja bagi penulis.

(5)

Sebagai acuan yang digunakan oleh penulis dalam penulisan skripsi ini adalah Parera (1987:11) dengan teori kebahasaan struktur. Teori ini meninjau aspek bahasa berdasarkan sudut pandang bahasa itu sendiri, serta menelaah unsur-unsur dan fungsinya dalam bahasa yang diteliti.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994:965) kata struktur membentuk kata benda yang pengertiannya adalah susunan atau keteraturan unsur-unsur dari suatu benda atau ujud. Keraf (1995:57) struktur ialah “… perangkat hubungan antara bagian-bagian yang teratur, yang membentuk suatu kesatuan yang lebih besar”.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut di atas penulis menyimpulkan bahwa struktur merupakan susunan unsur-unsur gagasan antara kelompok-kelompok gejala.

Dalam berpikir sehari-hari, manusia menggunakan metafora. Menurut George Lakoff dan Mark Johnson (1980:6 dalam Wahab (1995:76))

… metaphor is not just a matter of language, that is, of more words. We shall argue that … human thought processes are largely metaphorical. This is what we mean when we say that the human conceptual system is metaphorically structured and defined.

Sebaliknya, di dalam berpikir dan menciptakan metafora, manusia tidak dapat melepaskan diri dari lingkungannya, karena ia selalu mengadakan interaksi dengan lingkungannya itu. Studi tentang iteraksi antara manusia dengan lingkungannya (makhluk bernyawa maupun benda tak bernyawa) itu disebut studi tentang sistem ekologi. Dengan sendirinya, keadaan sistem ekologi suatu

(6)

diciptakan oleh kelompok masyarakat itu. Sistem ekologi yang diipersepsi manusia tersusun dalam suatu hierarki yang sangat teratur.

Dengan demikian, ruang persepsi manusia yang mempengaruhi penciptaan metafora pada kalangan penyair dan sastrawan juga tersusun menurut hierarki yang teratur pula. Hierarki ruang persepsi manusia itu dapat dilihat diagram berikut. BEING COSMIC ENERGY SUBSTANTIAL TERRESTRIAL OBJECT LIVING ANIMATE HUMAN

Hierarki persepsi manusia terhadap ruang dimulai dari manusia sendiri, karena manusia dengan segala macam tingkah lakunya merupakan lingkungan manusia yang terdekat. Jenjang ruang persepsi yang ada di atas HUMAN ialah ANIMATE (makhluk bernyawa), sebab manusia hanyalah satu bagian saja dari makhluk bernyawa. Sebaliknya, tidak semua makhluk bernyawa dapat dimasukkan ke dalam kategori HUMAN. Hewan, misalnya adalah makhluk bernyawa, tetapi hewan bukanlah manusia. Selanjutnya, kategori di atas makhluk bernyawa ialah LIVING, termasuk di sini alam tumbuhan, sebab tumbuhan itu hidup. Tetapi, tidak semua yang hidup itu tetumbuhan. Begitu hierarki itu seterusnya berjenjang ke atas, sampai pada segala sesuatu yang ada di jagad raya ini, termasuk konsep yang bersifat abstrak yang tidak dapat dihayati oleh indra, walaupun tak dapat disangkal keberadaanya. Karena itu, kategori ruang persepsi

(7)

yang paling atas ialah BEING, untuk mewakili semua konsep abstrak yang tidak dapat dihayati dengan indra manusia.

Perlu diutarakan di sini, bahwa antara nomina kategori ruang persepsi manusia dan prediksi masing-masing kategori harus ada kesesuaian. Kesesuaian antara nomina dan predikasi masing-masing kategori antara lain dapat dibaca pada tabel berikut :

KATEGORI CONTOH NOMINA PREDIKASI

BEING COSMIC ENERGY SUBSTANSIAL TERRESTERIAL OBJECT LIVING ANIMATE HUMAN kebenaran, kasih matahari, bumi, bulan cahaya, angin, api semacam gas gunung, sungai, laut semua mineral flora fauna manusia ada menggunakan ruang bergerak lembam terhampar pecah tumbuh berjalan, lari berpikir

Karena itulah untuk menganalisis atau mengkaji struktur metafora Melayu pada gurindam dua belas dalam skripsi ini penulis menggunakan teori George Lakoff dan Mark Johnson yang menyatakan bahwa metafora mengandung lambang kias dan makna, lambang kias yang dipakai dalam metafora tersebut diambil dari lingkungan manusia dalam sistem ekologi yang tersusun secara teratur dalam satu hierarki.

Referensi

Dokumen terkait

Analisis survival telah menjadi alat penting untuk menganalisis data waktu antar kejadian (time to event data) atau menganalisis data yang berhubungan dengan waktu,

Contoh: Tuturan tanganku gatal misalnya, semata-mata hanya dimaksudkan untuk memberi tahu si mitra tutur bahwa pada saat di munculkanya tuturan itu tangan penutur sedang

Selanjutnya dengan menggunakan teori Stephen Ullman tuturan metafora akan digolongkan ke dalam jenis metafora yang sesuai dengan ciri-ciri yang dimiliki ungkapan metafora

Berdasarkan landasan teori dan hasil dari beberapa penelitian terdahulu, maka faktor-faktor yang akan digunakan untuk menganalisis variabel fundamental dalam penelitian ini

Teori MSA digunakan dalam mengkaji struktur semantik verba ujaran bahasa Bali dengan membatasinya menggunakan teknik parafrasa sedangkan teori peran umum (macro- role)

Hubungan pengertian para ahli ini dengan konsep struktur yang diaplikasikan dalam penelitian cerita rakyat Melayu Batubara adalah, ke-31 teori dari Vladimir Propp yang oleh

Untuk menganalisis konsep cinta, dia menggunakan teori Metafora Konseptual yang bersumber dari linguistik kognitif.. Ada dua masalah yang menjadi fokus pembahasannya, yakni

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Dialektologi Struktural, yaitu menganalisis perbedaan atau variasi isolek berdasarkan strukturnya, misalnya struktur