• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA SKALA TORSO DENGAN BOBOT HIDUP KAMBING 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA SKALA TORSO DENGAN BOBOT HIDUP KAMBING 1"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

18

HUBUNGAN ANTARA SKALA TORSO DENGAN BOBOT HIDUP

KAMBING

1

Oleh

Socheh. M

*)

.. P. Suparman. A. Priyono. dan H. Purwaningsih

2 1

Makalah yang disampaikan dalam rangka Seminar Nasional Pengembangan

Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan VII Lembaga

Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UNSOED

2

Dosen Fakultas Peternakan Unsoed

*)

Correspondence author: moch.socheh@unsoed.ac.id

ABSTRAK

Hubungan antara skala torso dengan bobot tubuh kambing. Tujuan penelitian adalah untuk mempelajari apakah ada hubungan antara skala torso (ukuran panjang tubuh. lingkar dada. dan tinggi pundak) dengan bobot tubuh kambing. Materi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebanyak 70 ekor kambing Jawarandu jantan umur 1 tahun. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan pengambilan sampel secara purposive. Parameter yang diukur adalah skala torso (panjang badan. lingkar dada. tinggi pundak). dan bobot tubuh kambing. Multiple

linear regression of SPSS for windows digunakan untuk menganalisis hubungan antara skala torso

dengan bobot tubuh kambing.Berdasarkan analisis variansi skala torso (panjang tubuh, lingkar dada, dan tinggi pundak) dan lingkar dada mempunyai hubungan yang sangat nyata (P < 0.01) dengan bobot hidup dengan persamaan regresi linier berganda BT = −53.695 + 0.220PB + 0.710LD + 0.258TP dengan R2 sebesar 0.56 dan persamaan regresi linier sederhana BT = −42.206+0.964 LD dengan R2 sebesar 0.44.Kesimpulan dari penelitian ini kedua persamaan regresi dengan menggu-nakan skala torso dapat digumenggu-nakan untuk menduga bobot hidup kambing Jawaran-du jantan umur 1 tahun.

Kata kunci: skala torso, bobot hidup, kambing Jawa Randu

ABSTRACT

The relationship between torso scale and the live weight of goats. The aims of the experiment were to investigate whether there is the relationship between the torso scale (body length measurement, girth, and shoulder high) with the live weight of goats. There were 70 heads of the Jawa Randu bucks aged one year. Survey methods were used in this experiment while sampling by using a purposive. Variables to be measured including torso scale (body length measurement, girth, and shoulder high) and the live weight of goats.Multiple linear regression of SPSS for windows was applied for to analyse the meausured variables. Based on the analysis of variance that the torso scale was a highly signicantdifferent(P < 0.01) with the live weight of goats and the multiple linear regression equation BT = −53.695 + 0.220PB + 0.710LD + 0.258TP, R2 = 0.56 and the simple linear regression equation BT = −42.206+0.964 LD with R2= 0.44. The conclusion that both of the regression equation by using the torso scale can be used for predicting the live weight of buck aged one year.

(2)

PENDAHULUAN

. Ternak kambing memiliki peran peran sangat penting bagi peternak kecil di pedesaan yakni sebagai usaha sampingan. penghasil daging (protein hewani). keperluan adat. tabungan serta sumber pendapatan keluarga. Ternak kambing mampu beradaptasi di daerah dengan kondisi sumber pakan hijauan yang kurang baik. Bermacam-macam jenis kambing yang dipelihara oleh peternak kecildi antaranya adalah kambing Jawa Randu. Ternak ini mampu menghasilkan daging yang cukup menguntungkan bagi peternak.

Menurut Sumoprastowo (1980). kambing Jawarandu merupakan hasil persilangan kambing Peranakan Etawa dan kambing Kacang dan banyak terdapat di sepanjang pesisir pulau Jawa. Selanjutnya. dikemukakan oleh Trisnawanto dkk., (2013) ciri-ciri yang tampak dari kambing ini hampir mirip seperti kambing Kacang tetapi ukuran tubuhnya lebih besar.

Pada umumnya. transaksi jual beli kambing di pasar dilakukan dengan melihat. meraba. dan menaksir bobot tubuhnya. Penaksiran terhadap bobot tubuh yang dilakukan seperti ini hasilnya kurang akurat. Berdasarkan hal tersebut maka perlu dicari cara lain yang mudah dan murah tetapi hasilnya cukup valid. Cara tersebut adalah dengan mengukur skala torso (panjang tubuh. lingkar dada. dan tinggi pundak) dengan pita ukur guna menaksir bobot tubuh kambing. Musa dkk.. (2012) melaporkanuntuk mengestimasi bobot badan dapat dilakukan melalui pengukuran ukuran tubuh.Metode yang akurat untuk mengestimasi bobot tubuh sangat diperlukan untuk program pemuliaan dan produksi.

Pengukuran beberapa parameter tubuh ternak yang responsif terhadap bo-bot tubuh dapat digunakan sebagai alternatif penentuan bobot tubuh ternak. Ukuran-ukuran tubuh yang responsif terhadap bobot tubuh seperti lingkar dada. panjang tubuh. dan tinggi pundak digunakan untuk membuat rumus baru yang memudahkan peternak dalam menduga bobot tubuh ternak tanpa melakukan penimbangan.

Tujuan penelitian adalah untuk mempelajari apakah ada hubungan antara skala torso (panjang tubuh, lingkar dada, dan tinggi pundak) dengan bobot tubuh kambing. Manfaat dari penelitian adalah bahwa bobot tubuh kambing dapat diduga dengan melakukan pengukuran skala torso (panjang tubuh, lingkar dada, dan tinggi pundak).

METODE DAN ANALISIS

Materi penelitian adalah kambing Jawa Randu jantan umur satu tahun se-banyak 70 ekor. Kambing tersebut di potong di rumah pemotongan hewan dan milik para penjual sate kambing di Purwokerto dan daerah sekitarnya. Peralatan yang digunakan selama penelitian di antaranya pita ukur atau meatline untuk me-ngukur skala torso. timbangan dacin kapasitas 50 kg dengan akurasi 1 ons untuk menimbang bobot tubuh kambing. tongkat meter untuk mengukur tinggi pundak.

(3)

Parameter yang diukur meliputi panjang tubuh (PT), cm; lingkar dada (LD), cm; tinggi pundak (TP), cm dan bobot tubuh (BT), kg.

Penelitian menggunakan metode survey. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive

sampling (sengaja) yang merupakan teknik pengambilan data dengan pertimbangan tertentu. yakni

kambing Jawa Randu jantan umur 1 tahun.

Multiple linear regression of SPSS for windows digunakan untuk menga-nalisis hubungan antara skala torso dengan bobot tubuh kambing.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Skala torso

Hasil pengukuran skala torso (panjang tubuh, lingkar dada, dan tinggi pundak) dan penimbangan bobot tubuh kambing Jawa Randu tersaji pada Tabel 1.

Tabel 1. Bobot tubuh dan skala torso Kambing Jawarandu jantan umur 1 tahun

Parameter (n = 70)

Rata – rata Minimal Maksimal

BT1, kg 30.3 ± 4.4 21.6 42.1

PB2, cm 53.4 ± 3.9 43.0 64.0

LD3, cm 75.2 ± 3.0 70.7 83.9

TP4, cm 73.0 ± 5.0 61.8 92.1

1

bobot tubuh.2panjang badan. 3lingkar dada. 4tinggi pundak.

Hasil pengukuran bobot tubuh dan skala torso (Tabel 1) adalah sedikit lebih tinggi bila dibandingkan dengan hasil penelitian Komariah, dkk (2015) yang dilakukan di Mitra Tani Farm Desa Tegal Waru RT 04/ RW 05, Kecamatan Ciampea, Kabu-paten Bogor, Jawa Barat yakni sebesar (63.9±6.2) cm dan (53.2±6.2) cm masing-masing untuk panjang badan dan lingkar dada. Sedangkan untuk bobot tubuh, hasil penelitian dari Komariah, dkk (2015) juga lebih rendah yaitu (25.8±4.5) kg.

Hubungan skala torso dengan bobot tubuh

Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0.75. Hal ini menunjukkan ada hubungan yang sangat kuat antara skala torso sebagai

variable independent (PT, LD, dan TP) dengan BT variable dependent. Keterangan: PT= panjang

tubuh, LD = lingkar dada, TP = tinggi pundak dan BT = bobot tubuh. Koefisien determinasi (R2) sebesar 0.56 memberi pengertian bahwa besarnya bobot tubuh yang dapat diterangkan oleh panjang tubuh, lingkar dada, dan tinggi pundak adalah sebesar 56% yang tidak dapat dijelaskan sebesar 44%. Artinya, skala torso sebesar 56% berpengaruh terhadap bobot tubuh kambing sedangkan sisanya 44% dari bobot tubuh dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti, misalnya faktor

(4)

managemen pemeliharaan, genetik, dan lain-lain. Pola pemeliharaan yang baik memegang peranan penting dalam menentukan bobot hidup seekor ternak (Ni’am dkk., 2012).

Hasil analisis variansi antara skala torso dengan bobot tubuh tersaji pada Tabel 2. Tabel 2. Analisis variansi skala torso dan bobot tubuh

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 762.116 3 254.039 28.145 .000a

Residual 595.727 66 9.026 Total 1357.843 69

a. Predictors: (Constant), TP, PB, LD b. Dependent Variable: BOBOT

Berdasarkan Tabel 2 Fhitung > Ftabel memberikan pengertian bahwa model per-samaan Y= a + b0X1 + b1X2 + b2X3 dapat diterima. Komponen dari masing-masing skala torso secara bersama-sama berpengaruh sangat nyata (P<0.01) terha-dap bobot tubuh.

Berdasarkan Tabel 3, diperoleh nilai t dari masing-masing skala torso (PT, LD, TP) adalah sangat signifikan (P<0.01). Jadi persamaannya menjadi:

Y = −53.695+0.220PT+0.710 LD+0.258TP. Berdasarkan persamaan tersebut maka apabila seekor kambing memiliki skala torso masing-masing untuk PT=57.2cm, LD=77.5cm, dan TP=77.5cm maka dengan menggunakan persamaan Y = − 53.695+0.220 PT+0.710 LD+0.258TP diduga bobot tubuh kambing terse-but sebesar 33.91kg. Sedangkan hasil penimbangan bobot tubuh kambing dengan

timbangan dacin adalah sebesar 35.8kg. Pendugaan bobot tubuh dengan menggu-

Tabel 3. Nilai koefisien konstanta skala torso, dan nilai uji t partial

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Correlations B Std. Error Beta

Zero-order Partial Part 1 (Constant)

-53.695 9.354

(5)

PT .220 .103 .191 2.134 .037 .456 .254 .174 LD .710 .133 .486 5.347 .000 .659 .550 .436 TP .258 .079 .291 3.248 .002 .529 .371 .265 a. Dependent Variable: BOBOT

nakan persamaan regresi linier berganda lebih rendah 1.9kg daripada bobot tubuh hasil timbangan. Hal ini berarti terdapat penyimpangan dugaan bobot tubuh yang lebih rendah (5.31%) bila dibanding dengan bobot tubuh hasil timbangan.

Hubungan skala torso lingkar dada dengan bobot tubuh

Berdasarkan hasil analisis regresi linier sederhana diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0.66. Hal ini menunjukkan ada hubungan yang sangat kuat antara skala torso lingkar dada sebagai variable independent (X) dengan Y variable dependent. Keterangan: X= lingkar dada, dan Y= bobot tubuh. Koefisien determinasi (R2) sebesar 0.44 memberi pengertian bahwa besarnya bobot tubuh yang dapat diterangkan oleh lingkar dada adalah sebesar 44% yang tidak dapat dijelaskan sebesar 56%. Artinya, skala torso sebesar 44% berpengaruh terhadap bobot tubuh kambing sedangkan sisanya 56% dari bobot tubuh dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti, misalnya faktor managemen pemeliharaan, genetik, dan lain-lain. Pola pemeliharaan yang baik memegang peranan penting dalam menentukan bobot hidup seekor ternak (Ni’am dkk., 2012).

Hasil analisis variansi antara skala torso lingkar dada dengan bobot tubuh tersaji pada Tabel 4.

Tabel 4. Analisis variansi skala torso dan bobot tubuh

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 590.033 1 590.033 52.255 .000a

Residual 767.810 68 11.291 Total 1357.843 69

a. Predictors: (Constant), LD b. Dependent Variable: BOBOT

(6)

Berdasarkan Tabel 4 Fhitung > Ftabel memberikan pengertian bahwa model per-samaan Y= a + b0X dapat diterima. Komponen dari skala torso lingkar dada berpengaruh sangat nyata (P<0.01) terhadap bobot tubuh.

Tabel 5. Nilai koefisien konstanta, skala torso, dan nilai uji t partial

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -42.206 10.034 -4.206 .000 LD .964 .133 .659 7.229 .000

a. Dependent Variable: BOBOT

Berdasarkan Tabel 5, diperoleh nilai t dari skala torso LD adalah sangat signifikan (P<0.01). Jadi persamaannya menjadi:

Y = −42.206+0.964 LD. Berdasarkan persamaan tersebut maka apabila seekor kambing memiliki skala torso masing-masing untuk LD=77.5cm maka dengan menggunakan persamaan Y = −42.206+0.964 LD diduga bobot tubuh kambing tersebut sebesar 32.5kg. Sedangkan hasil penimbangan bobot tubuh kambing dengan timbangan dacin adalah sebesar 35.8kg. Pendugaan bobot tubuh dengan menggunakan persamaan regresi linier sederhana lebih rendah 3.3kg daripada bobot tubuh hasil timbangan. Hal ini berarti terdapat penyimpangan dugaan bobot tubuh yang lebih rendah (9.22%) bila dibanding dengan bobot tubuh hasil timbangan. Malewa (2009) menyatakan bahwa lingkar dada merupakan ukuran tubuh yang mempunyai hubungan paling erat dengan bobot badan. Ukuran lingkar dada bertambah mengikuti pertumbuhan dan perkembangan jaringan otot yang ada didaerah dada. Perbedaan ukuran dimensi tubuh dipengaruhi oleh deposisi lemak dan otot yang berada didaerah dimensi tubuh tersebut seperti pada ukuran lingkar, ketebalan, dan berat tubuh (Semakula, et al., 2010)

KESIMPULAN

Kesimpulan dari penelitian ini kedua persamaan regresi dengan mengukur skala torso dapat digunakan untuk menduga bobot hidup kambing Jawarandu jantan umur 1 tahun.

DAFTAR PUSTAKA

Komariah, D. J. Setyono, dan Aslimah. 2015. Karakteristik Kuantitatif Dan Kualitatif Kambing Dan Domba Sebagai Hewan Qurban Di Mitra Tani Farm. Buletin Peternakan 39 (2): 84-91.

(7)

Malewa, A. 2009. Penaksiran Bobot Badan Berdasarkan Lingkar Dada Dan Panjang Badan Domba Donggala. J. Agroland 16 (1) : 91 – 97.

Musa, A.M., N.Z. Idam dan K.M. Elamin. 2012. Regression analysis of linier body measurements on live weight in Sudanese Shugor sheep. Online Journal. Anim. Feed Res. 2(1): 27-29. Ni’am, H. U. M., A. Purnomoadi dan S. Dartosukarno. 2012. Hubungan Antara Ukuran-Ukuran

Tubuh Dengan Bobot Badan Sapi Bali Betina Pada Berbagai Kelompok Umur. Animal

Agriculture Journal 1(1): 541 – 556.

Semakula, J., D. Mutetikka, R. D. Kugonza and D. Mpairwe. 2010. Variability in Body Morphometric Measurement’s and Their Application in Predicting Live Body Weight of Mubende and Small East African Goat Breeds in Uganda. Middle East J. Sci. Rest. 5(2) : 98-105.

Sumoprastowo, C.D.A. 1980. Beternak Kambing yang Berhasil. Jakarta : Bhratara Karya Aksara. Trisnawanto, R. Adiwinarti dan W. S. Dilaga. 2012. Hubungan Antara Ukuran-ukuran Tubuh

Gambar

Tabel 3.  Nilai koefisien konstanta skala torso, dan nilai uji t partial  Coefficients a Model  Unstandardized Coefficients  Standardized Coefficients  t  Sig
Tabel 4.  Analisis variansi skala torso dan bobot tubuh  ANOVA b
Tabel 5.  Nilai koefisien konstanta, skala torso, dan nilai uji t partial  Coefficients a Model  Unstandardized  Coefficients  Standardized Coefficients  t  Sig

Referensi

Dokumen terkait

Seminar Nasional Tempe Goes International (tahun 2012) untuk 150 UMKM dan pengrajin Tempe guna mendukung upaya Indonesia memperjuangkan SNI tempe menjadi standar

Robet Jaksen Sembiring (2013) dengan judul penelitian “Analisis Alih Fungsi Lahan terhadap Pengembangan Wilayah di Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang” menyimpulkan

Financing Bank Umum Syariah Di Indonesia: Pendekatan Unbalanced Panel Data.

Tidak dijadikannya Banyumas sebagai pusat pemerintaan kerajaan dan kondisi geografis serta alamnya yang berupa bebatuan pegunungan dan sungai-sungai besar yang mengitari,

Dalam penelitin ini penulis menggunakan jenis penelitian Deskriptif. Dimana jenis penelitian ini bertujuan agar dapat memberikan gambaran yang jelas dan lengkap

Dinyatakan selanjutnya bahwa yang dimaksud dengan Konservasi sumber daya air adalah upaya memelihara keberadaan serta keberlanjutan keadaan, sifat, dan fungsi sumber daya air agar

Terkait dengan bidang kesehatan, akhir-akhir ini menjadi sebuah perhatian besar mulai dari wilayah terpencil sampai dengan perkotaan, negara bahkan dunia, yaitu munculnya suatu