• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGELOLAAN HUTAN BERBASIS MASYARAKAT (PHBM) DI KAWASAN HUTAN LINDUNG DESA MANDALAMEKAR KECAMATAN JATIWARAS KABUPATEN TASIKMALAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGELOLAAN HUTAN BERBASIS MASYARAKAT (PHBM) DI KAWASAN HUTAN LINDUNG DESA MANDALAMEKAR KECAMATAN JATIWARAS KABUPATEN TASIKMALAYA."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

Erlan firmansyah, 2013

Pengelolaan hutan berbasis masarakat (PHBM)di kawasan hutan lindung desa mandalamekar kecamatan jatiwaras kabupaten tasik malaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PENGELOLAAN HUTAN BERBASIS MASYARAKAT (PHBM) DI KAWASAAN HUTAN LINDUNG DESA MANDALAMEKAR

KECAMATAN JATIWARAS KABUPATEN TASIKMALAYA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Geografi

Oleh:

Erlan Firmansyah

0807020

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

i

Erlan firmansyah, 2013

Pengelolaan hutan berbasis masarakat (PHBM)di kawasan hutan lindung desa mandalamekar kecamatan jatiwaras kabupaten tasik malaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PENGELOLAAN HUTAN BERBASIS MASYARAKAT (PHBM) DI KAWASAN HUTAN LINDUNG DESA MANDALAMEKAR KECAMATAN JATIWARAS KABUPATEN TASIKMALAYA

Oleh: Erlan Firmansyah (0807020)

ABSTRAK

Desa Mandalamekar dinobatkan sebagai pemenang Seacology Prize 2011,sebuah award tingkat internasional untuk konservasi sumber daya alam yang inspiratif.

Seacology adalah organisasi nirlaba yang bertujuan melestarikan keanekaragaman

hayati di seluruh dunia. Organisasi yang berkantor pusat di California, Amerika

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana implikasi pada pengelolaan hutan lindung dan keuntungan yang diperoleh masyarakat dalam pengelolaan hutan berbasis masyarakat (PHBM). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan tekniknya adalah survey. Teknik pengumpulan data adalah observasi, wawancara, studi literature. Adapun populasi penelitian terdiri dari populasi wilayah, yaitu seluruh wilayah desa Mandalamekar dan populasi manusia, seluruh masyarakat desa Mandalamekar. Sedangkan sampelnya adalah untuk sampel wilayah, yaitu kawasan hutan lindungdi desa Mandalamekar yang ditentukan dengan random

sampling dan sampel manusianya adalah 74 orang yang diambil dengan menggunakan

rumus Dixon dan B. Leach. Selanjutnya dilakukan analisi data dengan menggunakan rumus Skala Likert

(3)

ii

Erlan firmansyah, 2013

Pengelolaan hutan berbasis masarakat (PHBM)di kawasan hutan lindung desa mandalamekar kecamatan jatiwaras kabupaten tasik malaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(4)

v Erlan firmansyah, 2013

Pengelolaan hutan berbasis masarakat (PHBM)di kawasan hutan lindung desa mandalamekar kecamatan jatiwaras kabupaten tasik malaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR ISI A. Latar Belakang Masalah………....………… 1

B. Rumusan Masalah………...……….. 6

C. Tujuan Penelitian………..……….… 6

D. Manfaat Penelitian……….……… 6

E. Definisi Oprerasional………....………….…7

BAB II TINJAUAN TEORITIS

B. Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat………..……… 12

C. Implementasi………. 17

D. Partisipasi Masyarakat………..………. 18

1. Pengertian Partisipasi……….……….…...…… 18

2. Persyaratan Partisipasi………...…...……….……. 19

3. Bentuk-Bentuk Partisipasi………...……….…….. 20

4. Jenis-Jenis Partisipasi………..……...………… 21

5. Tingkatan Partisipasi………...….……….……. 21

6. Fungsi Positif dari Partisipasi Masyarakat………...………….…... 22

(5)

vi Erlan firmansyah, 2013

Pengelolaan hutan berbasis masarakat (PHBM)di kawasan hutan lindung desa mandalamekar kecamatan jatiwaras kabupaten tasik malaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1. Kondisi Kawasaan Hutan Lindung Desa Mandalamekar……….….. 24

2. Hutan Lindung Karang Soak……….. 25

3. Hutan Pasir Salam, Ciganasoli, Carulang, Pasir Badak dan Pasir Bentang……….………. 25

4. Cikujang………..………26

F. Kelembagaan Mitra Alam Munggaran Desa Mandalamekar……… 27

1. Pengelolaan dan Perawatan Hutan Lindung dan Hutan Mata Air….. 28

2. Memperkenalkan Ekosistem Hutan Lindung Pada Anak-Anak……. 29

3. Membangun Pos-Pos Penjagaan Hutan……….. 29

4. Pembaharuan Informasi Melalui Radio Komunitas

B. Variabel Penelitian……… 34

C. Populasi dan Sampel Penelitian………..…..………… 35

D. Alat dan Bahan………...……..…. 39

E. Teknik Pengumpulan Data………..…………..………… 39

F. Teknik Pengolahan Data……….…...……… 41

G. Teknik Analisis Data………..………..……. 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Fisik Daerah Penelitian………..……..…… 44

1. Lokasi……….…… 44

B. Kondisi Sosial Daerah Penelitian……….…...….. 56

1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk………..……….… 56

2. Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin……… 56

3. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian……..………. 59

(6)

vii Erlan firmansyah, 2013

Pengelolaan hutan berbasis masarakat (PHBM)di kawasan hutan lindung desa mandalamekar kecamatan jatiwaras kabupaten tasik malaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

C. Hasil Mengenai Implementasi dan Keuntungan Dalam Pengelolaan

Hutan Lindung Oleh Masyarakat Desa Mandalamekar…...…………..…62

1. Karakteristik/identitas Responden……….…...………..……… 62

2. Pembahasan Implementasi Pada Pengelolaan Hutan Lindung Oleh Masyarakat Desa Mandalamekar ……….……….… 66

3. Bentuk dan Intensitas Partisipasi yang Dilakukan Masyarakat Desa Mandalamekar Dalam Pengelolaan Kawasan Hutan Lindung………..………..… 84

D. Implikasi Hasil Penelitian Terhadap Pendidikan di Sekolah………….… 88

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan……….……...……… 92

B. Rekomendasi……….……… 95

DAFTAR PUSTAKA………..………… 96

(7)

viii Erlan firmansyah, 2013

Pengelolaan hutan berbasis masarakat (PHBM)di kawasan hutan lindung desa mandalamekar kecamatan jatiwaras kabupaten tasik malaya

(8)

1

Erlan firmansyah, 2013

Pengelolaan hutan berbasis masarakat (PHBM)di kawasan hutan lindung desa mandalamekar kecamatan jatiwaras kabupaten tasik malaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hutan Indonesia dikenal memiliki keanekaragaman sumber daya hayati yang sangat tinggi, sehingga memiliki peranan yang baik ditinjau dari aspek ekonomi, sosial budaya maupun ekologi. Namun, seiring dengan bertambah jumlah penduduk dan laju pertumbuhan ekonomi nasional, desakan akan kebutuhan papan, berdampak terhadap sumber daya hayati semakin meningkat. Menurut Pasal 1 Undang-Undang No. 41 tahun 1999 tentang Kehutanan disebutkan pengertian hutan adalah sebagai berikut : “Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan”.

(9)

Erlan firmansyah, 2013

Pengelolaan hutan berbasis masarakat (PHBM)di kawasan hutan lindung desa mandalamekar kecamatan jatiwaras kabupaten tasik malaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

paling tinggi yang disebabkan oleh adanya keanekaragaman hayati yang terbesar. Bagian terbesar hutan-hutan Indonesia termasuk dalam hutan hujan tropik yang terletak di dataran rendah.

Peran serta masyarakat terhadap pengelolahan hutan bergantung pada kondisi lingkungannya. Oleh karena itu manusia tidak bisa dipisahkan dengan lingkungannya, bahkan sangat tergantung pada lingkungannya. Untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, manusia memanfaatkan sumber daya alam yang ada di lingkungan sekitarnya. Dalam memanfaatkan sumber daya alam sebagai wujud mata pencaharian, kegiatan manusia mengalami tahap perkembangan, yaitu : 1. Sebagai pemburu dan peramu (huntering and gathering);

2. Peternak, penanam tanaman di ladang secara berpindah-pindah (nomaden), penangkap ikan; dan

3. Penanaman tanaman secara menetap dengan memanfaatkan pupuk kimia, pestisida dan irigasi.

(10)

3

Erlan firmansyah, 2013

Pengelolaan hutan berbasis masarakat (PHBM)di kawasan hutan lindung desa mandalamekar kecamatan jatiwaras kabupaten tasik malaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

penduduk transmigran resmi dan swakarsa yang baru di luar pulau Jawa serta petani dan masyarakat kesukuan di berbagai pulau (Iskandar, 2001).

Berdasarkan Data profil Desa Mandalamekar Kecamatan Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya tahun 2011, Desa Mandalamekar berada di wilayah perbukitan sebelah selatan Kabupaten Tasikmalaya yang memiliki morfologi daerah pegunungan.

Dengan luas wilayah 709 Ha di antaranya, seluas 78 Ha digunakan untuk kawasan Hutan Lindung dan 58 Ha merupakan tanah kas desa 18 Ha disewakan untuk lahan pertanian kepada masyarakat dan 40 Ha yang berada di blok Karang Soak dilakukan penghijauan kembali untuk mendukung Daerah Aliran Sungai Ciwulan. Bedasarkan data profil Desa Mandalamekar terdiri dari empat dusun dengan jumlah penduduk 3.239 jiwa. 1743 jiwa laki-laki dan 1496 jiwa perempuan dengan 891 kepala keluarga.

(11)

Erlan firmansyah, 2013

Pengelolaan hutan berbasis masarakat (PHBM)di kawasan hutan lindung desa mandalamekar kecamatan jatiwaras kabupaten tasik malaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Desa Mandalamekar untuk memperlancar gerak ekonomi dan transportasi. Kemudian kualitas kesehatan dan pelayanan jauh dari standar kesehatan yang harus diterima warga Mandalamekar.

Sektor Ekonomi dan Budaya bisa dikatakan punya hal yang sama seperti beberapa alasan sebelumnya. Masyarakat diberikan untuk hidup secara mandiri tanpa tersentuh oleh fasilitas yang diterima diperkotaan. Biaya hidup lebih tinggi dengan nilai jual jauh lebih rendah akibat hancurnya sarana transportasi telah berdampak pada tingginya arus mobilitas kaum muda masyarakat Mandalamekar menuju perkotaan. Warga semakin tidak percaya dapat hidup sejahtera di Desa. Dan tinggal orang tua yang tidak lagi produktif untuk mengisi hari hari di Desa Mandalamekar.

Dengan alasan itulah Desa Mandalamekar secara tidak langsung telah mengalami tempaan yang begitu mendasar dari satu kondisi desa tertinggal. Pemikiran-pemikiran besar dan strategis telah mengemuka disebagian besar masyarakat kembali ke alam dan mengoptimalkan alam menjadi bagian penting yang saat ini muncul dipermukaan dan pikiran warga. Ketersediaan air untuk kebutuhan pertanian dan lainnya kembali diperbaiki. Hutan yang menjadi penopang hidup warga mulai dipulihkan. Sarana desa mulai diperbaiki dengan tentu saja bersumber dari kemandirian dan modal yang bukan dari pemerintah.

(12)

5

Erlan firmansyah, 2013

Pengelolaan hutan berbasis masarakat (PHBM)di kawasan hutan lindung desa mandalamekar kecamatan jatiwaras kabupaten tasik malaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Stalagmit di dalam goa beraneka bentuknya serta artistik, dijadikan

tempat bernaung aneka satwa seperti kera, ular, landak, unggas hutan, Elang dan hewan lainnya, air terjun, tumbuhan khas Jawa Barat masih ada walaupun dalam keadaan yang cukup terancam. kawasan ini menjadi skala prioritas bagi desa Mandalamekar dalam kegiatan penataan fungsi wahana lingkungan hidup dan kelestarian alam. Keberadaan hutan lindung ini merupakan sumber mata air bagi persawahan, kolam dan kebutuhan mandi cuci masyarakat Desa Mandalamekar dan sekitarnya.

Bila dilihat berdasarkan pernyataan di atas maka peran hutan memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan sebagian besar penduduk Indonesia sebagai sumber mata pencaharian yang berada di kawasan lindung, salah satunya di Desa Mandalamekar Kecamatan Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya.

(13)

Erlan firmansyah, 2013

Pengelolaan hutan berbasis masarakat (PHBM)di kawasan hutan lindung desa mandalamekar kecamatan jatiwaras kabupaten tasik malaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dari berbagai macam masalah yang berada di kawasan hutan di Desa Mandalamekar, sebagai wujud kongkret dari upaya penyelamatan kawasan lindung dan peran serta penduduk desa Mandalamekar dalam pelestarian kawasan lindung, peneliti tertarik mengenai masalah tersebut dan mengambil judul penelitian “Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat (PHBM) di Kawasan Hutan Lindung Desa Mandalamekar Kecamatan Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya”.

B. Rumusan Masalah

Bedasarkan latar belakang di atas, masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimana implementasi pada pengelolaan hutan lindung oleh masyarakat desa Mandalamekar?

2. Keuntungan apakah yang diperoleh masyarakat desa Mandalamekar dalam pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat (PHBM)?

C. Tujuan Penelitian

Bedasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dalam penelitian ini dapat dirumuskan dalam bentuk sebagai berikut :

(14)

7

Erlan firmansyah, 2013

Pengelolaan hutan berbasis masarakat (PHBM)di kawasan hutan lindung desa mandalamekar kecamatan jatiwaras kabupaten tasik malaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Memperoleh gambaran mengenai keuntungan yang diperoleh masyarakat desa Mandalamekar dalam pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat (PHBM).

D. Manfaat Penelitian

Bedasarkan tujuan penelitian di atas, untuk manfaat penelitian ini dapat digunakan sebagai berikut :

1. Sebagai masukan bagi stakeholder yang menangani kawasan lindung di Desa Mandalamekar Kecamatan Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya.

2. Bagi instansi-instansi yang terkait, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dan bahan masukan dalam pengelolaan kawasan lindung di Desa Mandalamekar Kecamatan Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya.

3. Sebagai bahan masukan bagi peneliti yang terkait dengan kawasan lindung di Desa Mandalamekar Kecamatan Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya.

4. Sebagai pengetahuan untuk memprediksi keadaan ditempat lain dalam situasi yang mungkin serupa.

5. Bagi penulis, sebagai bahan pengayaan dalam bidang ilmu geografi. 6. Sebagai masukan bagi peneliti selanjutnya yang topiknya hampir sama. 7. Sebagai bahan perbandingan dengan penelitian lainnya.

E. Definisi Operasional

(15)

Erlan firmansyah, 2013

Pengelolaan hutan berbasis masarakat (PHBM)di kawasan hutan lindung desa mandalamekar kecamatan jatiwaras kabupaten tasik malaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

terjadi salah persepsi atau ada kata bermakna ganda, peneliti menggunakan definisi operasional mengenai judul tersebut, yaitu sebagai berikut :

1. Berbasis Masyarakat

Tingkat keterlibatan masyarakat setempat yang tinggi dan dapat dipertanggungjawabkan dari aspek sosial dan lingkungan hidup dengan cara-cara tradisional baik dalam bentuk unit komunitas, maupun individual berskala kecil sampai sedang.

2. Kawasan Hutan Lindung

(16)

33 Erlan firmansyah, 2013

Pengelolaan hutan berbasis masarakat (PHBM)di kawasan hutan lindung desa mandalamekar kecamatan jatiwaras kabupaten tasik malaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Arikunto (2006: 26) mengemukakan “metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam menggunakan data penelitiannya”.

Selanjutnya menurut Surakhmad (2004: 139) menjelaskan bahwa metode adalah “cara utama yang digunakan untuk mencapai tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis atau penelitian dengan menggunakan teknik serta alat tertentu”.

Metode penelitian ini ditentukan apabila konsep telah ditentukan dan ditegaskan. Metode penelitian yang akan digunakan tergantung dari permasalahan dan tujuan penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Surakhmad (2004:139) menungkapkan:

(17)

Erlan firmansyah, 2013

Pengelolaan hutan berbasis masarakat (PHBM)di kawasan hutan lindung desa mandalamekar kecamatan jatiwaras kabupaten tasik malaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Alat pengumpul data yang cocok dalam metode deskriptif adalah wawancara sedangkan tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah mulai dari pengumpulan data yang sederhana yang bersifat deskriptif, evaluasi atau prediksi. Pada penelitian ini metode deskriptif yang digunakan lebih menjelaskan suatu gejala digambarkan apa adanya pada saat penelitian dilakukan tanpa pengujian hipotesis.

B. Variabel Penelitian

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Pada hakikatnya, setiap variabel adalah suatu konsep, yaitu konsep yang bersifat khusus yang mengandung variasi nilai. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah variabel tunggal. Menurut Hadari Nawawi dan H,.M Martini Hadari (1992 : 45) variabel tunggal adalah variabel yang hanya mengungkapkan variabel unutk dideskripsikan unsur atau faktor-faktor didalam setiap gejala yang termasuk variabel tersebut, penelitian seperti ini disebut variabel tunggal.

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel adalah berbagai macam faktor yang berkaitan dan memiliki pengaruh terhadap pengelolaan kawasan hutan lindung di desa Mandalamekar, faktor – faktor tersebut adalah sebagai berikut :

(18)

35

Erlan firmansyah, 2013

Pengelolaan hutan berbasis masarakat (PHBM)di kawasan hutan lindung desa mandalamekar kecamatan jatiwaras kabupaten tasik malaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Tingkat intensitas partisipasi masyarakat desa Mandalamekar dalam pengelolaan kawasan hutan lindung meliputi tinggi, sedang dan rendah partisipasi dalam pengelolaanya.

3. Tingkat ekonomi, tingkat pendidikan, mata pencaharian, dan pengetahuan masyarakat tentang konservasi yang mempengaruhi dalam pengelolaan kawasan hutan lindung di desa Mandalamekar.

Seluruh aspek variabel diatas memiliki keterkaitan terhadap kegiatan masyarakat dalam pengelolaan kawasan hutan lindung yang ada di desa Mandalamekar. Dengan menganalisis setiap variabel tersebut akan menghasilkan rumusan mengenai pengelolaan kawasan hutan lindung yang ada di desa Mandalamekar.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Menurut Pabundu (2005: 24) menyatakan bahwa: “populasi adalah himpunan individu atau objek yang banyaknya terbatas atau tidak terbatas”. Sedangkan menurut Husaini (2009: 42) Populasi ialah “semua nilai baik hasil perhitungan maupun pengukuran, baik kuantitatif maupun kualitatif, dari pada karakteristik tertentu mengenai sekelompok objek yang lengkap dan jelas”.

Populasi dalam penelitian ini terdiri dari:

a. Populasi wilayah, seluruh wilayah Desa Mandalamekar Kecamatan Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya.

(19)

Erlan firmansyah, 2013

Pengelolaan hutan berbasis masarakat (PHBM)di kawasan hutan lindung desa mandalamekar kecamatan jatiwaras kabupaten tasik malaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.1

Sumber: Monografi Desa Mandalamekar, 2012

2. Sampel

Menurut Pabundu (2005: 24) sampel adalah “sebagian dari objek atau individu-individu yang mewakili suatu populasi”. Sedangkan menurut Sumaatmadja (1988: 12) mengenai sampel tidak jauh bebeda, dimana “sampel merupakan bagian dari populasi (cuplikan, contoh) yang mewakili populasi yang bersangkutan”. Mengenai besarnya sampel menurut Pabundu (2005: 25) “sampai saat ini belum ada ketentuan yang jelas tentang batas minimal besarnya sampel yang dapat diambil dan dapat mewakili suatu populasi yang akan di teliti”.

Sampel dalam penelitian ini terdiri dari:

(20)

37

Erlan firmansyah, 2013

Pengelolaan hutan berbasis masarakat (PHBM)di kawasan hutan lindung desa mandalamekar kecamatan jatiwaras kabupaten tasik malaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dengan pertimbangan tertentu”. Sampel wilayah pada penelitian ini

(21)

Erlan firmansyah, 2013

Pengelolaan hutan berbasis masarakat (PHBM)di kawasan hutan lindung desa mandalamekar kecamatan jatiwaras kabupaten tasik malaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data”

Dari data penduduk pada Tabel 2.1 diketahui jumlah penduduk 3239 dan jumlah kepala keluarga 891 Kepala Keluarga (KK) kemudian untuk menentukan jumlah sampel penelitian menggunakan rumus menurut Dixon dan B.Leach dalam Tika (2005: 25). Sebagai berikut:

 Menentukan persentase karakteristik (p)

�= � �

� �100

 Menentukan variabilitas (v) � = �(100− �)

 Menentukan jumlah sampel (n)

= .�

� 2

Keteranagan: n = jumlah sampel

Z = convidence level atau tingkat kepercayaan 95% dilihat dalam table z hasilnya (1,96)

V = variabel yang diperoleh dengan rumus diatas C = convidence limit atau batas kepercayaan (10) Dengan Perhitungan jumlah sampel, sebagai berikut :

�= � �

(22)

39

Erlan firmansyah, 2013

Pengelolaan hutan berbasis masarakat (PHBM)di kawasan hutan lindung desa mandalamekar kecamatan jatiwaras kabupaten tasik malaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu �= 891

Jadi, pengambilan sampel di daerah penelitian berjumlah 74 penduduk atau kepala keluarga.

D. Alat dan Bahan

1. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Alat ukur lapangan.

b. Perangkat computer.

c. Pedoman wawancara dan pedomen observasi. d. Alat tulis .

e. Kamera, digunakan untuk mendokumentasikan objek penelitian di lapangan seperti foto-foto ketika survei lapangan, fenomena kenampakan di lapangan, serta data lain yang emndukung penelitian.

f. Global Positioning System (GPS), digunakan sebagai alat untuk memudahkan penentuan letak atau objek yang akan diukur yaitu letak sumur galian atau bor yang akan dijadikan sampel.

2. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

(23)

Erlan firmansyah, 2013

Pengelolaan hutan berbasis masarakat (PHBM)di kawasan hutan lindung desa mandalamekar kecamatan jatiwaras kabupaten tasik malaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

b. Peta kawasan hutan lindung Kecamatan Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang akurat dan aktual dalam penelitian, maka digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Observasi Lapangan

Observasi yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematik tentang fenomena-fenomena yang akan di teliti. Dalam penelitian ini observasi digunakan untuk melihat kawasan hutan lindung yang ada di daerah penelitian tepatnya di Desa Mandalamekar Kecamatan Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya.Tehnik ini dilakukan dengan menggunakan pedoman observasi

(checklist) yang berisi objek atau fenomena yang diamati mengenai kawasan

hutan lindung dan fenomena tersebut agar memperoleh data fisik objek kajian. Alat observasi yang digunakan di lapangan antara lain kompas, kamera dan pedoman wawancara, pedoman observasi serta angket. Dari observasi lapangan didapatkan data primer diantaranya luas hutan lindung yang di kelolaa masyarakat Desa Mandalameka, peta kawasan hutan lindung.

2. Wawancara

(24)

41

Erlan firmansyah, 2013

Pengelolaan hutan berbasis masarakat (PHBM)di kawasan hutan lindung desa mandalamekar kecamatan jatiwaras kabupaten tasik malaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kemudian mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat pada pedoman wawancara kepada penduduk yang dijadikan responden atau instansi yang terkait dengan pengelolaan hutan berbasis masyarakat seperti aparat desa dan instansi pemerintah yang terkait dengan pengelolaan hutan berbasis masyarakat. Tujuanya untuk mendeskripsikan konsep, bentuk dan intensitas partisipasi masyarakat dalam pengelolaan hutan di desa Mandalamekar.

3. Studi Literatur

Tehnik ini bertujuan untuk mengumpulkan data yang diperoleh dari berbagai sumber literature seperti artikel, majalah, Koran, buku-buku yang berkaitan dengan pengelolaan hutan berbasis masyarakat yang relevan dengan objek penelitian. Data yang di butuhkan adalah berkaita dengan profil desa, hutan lindung dan materi mengenai pengelolaan hutan lindung di desa Mandalamekar.

4. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dalam pengumpulan data dilakukan untuk mengumpulkan data berupa dokumen-dokumen yang berhubungan dengan penelitian seperti surat kabar, majalah, buku, instansi terkait, dan lain lain. Data yang dimaksud berupa data fisik dan sosial seperti kodisi kehidupan masyarakat setempat, data kondisi lingkungan di kawasan lindung dan lain sebagainya.

F. Teknik Pengolahan Data

(25)

Erlan firmansyah, 2013

Pengelolaan hutan berbasis masarakat (PHBM)di kawasan hutan lindung desa mandalamekar kecamatan jatiwaras kabupaten tasik malaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 1. Pemeriksaan Data

Data yang telah terkumpul diperiksa kembali kelengkapanya agar ketika menganalisis tidak tersendat karena kekurangan data. Selain itu pemeriksaan data dapat memudahkan pengelolaan dan analisis data yang sudah terkumpul.

2. Pengelompokan Data

Setelah data selesai diperiksa data dikelompokan sesuai dengan klasifikasinya, memudahkan untuk proses pengelolaan data.

3. Penyajian Data

Dari hasil pengelompokan data yang telah dilakukan sebelumnya, data dapat disajikan dalam bentuk table, grafik dan peta.

G. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisi data data yang terkumpul yang kemudian telah diolah maka digunakan beberapa teknik analisis data, yaitu dengan menggunakan teknik analisis kualitatif, yaitu mengolah dan menginterpretasikan data verbal yang bersifat kualitatif.

Dalam penelitian ini teknis analisis data yang digunakan yaitu dengan statistik deksriptif untuk mengidentifikasi kawasan hutan lindung yang ada di daerah penelitian tepatnya di Desa Mandalamekar Kecamatan Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya, dengan rumus presentase sebagai berikut :

�=

� � 100%

Dimana : P = Nilai Presentase

(26)

43

Erlan firmansyah, 2013

Pengelolaan hutan berbasis masarakat (PHBM)di kawasan hutan lindung desa mandalamekar kecamatan jatiwaras kabupaten tasik malaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Keterangan klasifikasi :

Wawancara yang diberikan kepada responden, berupa pernyataan mengenai partisipasi masyarakat dalam pengelolaan kawasan hutan lindung di desa Mandalamekar. Setiap pertanyaan yang diajukan, responden hanya perlu menjawab satu dari pilihan jawaban yang tersedia. Butir-butir pertanyaan yang diajukan mengacu pada tolak ukur yang telah ditetapkan sebelumnya.

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert. Mengenai skala likert. Mengenai skalalikert, Sugiono (2009:134) menyatakan “skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang

atau kelompok orang tentang fenomena sosial”. Pada skala likert, jawaban

responden dari masing-masing pertanyaan diberi skor seperti pada Tabel 2.3.

Tabel 3.2

Alternatif Jawaban Responden dan Skor Penelitian

Sumber: Sugiono, 2009

Setiap pertanyaan akan memiliki nilai maksimun sebesar 370, skor ini diperoleh dari hasil kali 74 sampel dengan skor soal tertinggi yaitu 5. Nilai

Pilihan Skor Masing-masing Pilihan

Selalu 5

Sering 4

Kadang-kadang 3

Hampir Tidak Pernah 2

(27)

Erlan firmansyah, 2013

Pengelolaan hutan berbasis masarakat (PHBM)di kawasan hutan lindung desa mandalamekar kecamatan jatiwaras kabupaten tasik malaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

maksimun 370 tersebut dijadikan tolak ukur untuk menentukan kategori tingkat partisipasi masyarakat dalam pengelolaan kawasaan hutan lindung pada setiap pertanyaan.untuk lebih jelasnya, kategori tingkat pertisipasi setiap soal dilihat pada Tabel 2.4.

Tabel 3.3

Kategori Tingkat Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Kawasan Hutan Lindung

Sumber: Hasil Perhitungan, 2012

Skor Tingkat Partisipasi Kategori

248-370 Pertisipasi Tinggi

124-247 Pertisipasi Sedang

(28)

92

Erlan firmansyah, 2013

Pengelolaan hutan berbasis masarakat (PHBM)di kawasan hutan lindung desa mandalamekar kecamatan jatiwaras kabupaten tasik malaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Hasil penelitian ini mengenai Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat (PHBM) di Kawasan Hutan Lindung Desa Manadalamekar, Kecamatan Jatiwaras, Kabupaten Tasikmalaya yang telah dibahas sebelumya, akan ditutup dengan kesimpulan dari hasil penelitian berikut dengan beberapa rekomendasi yang diharapkan dapat berguna bagi seluruh pihak yang terkait.

A. Kesimpulan

Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat adalah segala bentuk pengelolaan hutan dan hasil hutan yang dilakukan oleh masyarakat dengan cara-cara tradisional baik dalam bentuk unit komunitas, unit usaha berbasis komunitas (koperasi dalam arti luas), maupun individual berskala kecil sampai sedang. Pengelolaan hutan berbasis masyarakat mempunyai maksud dan tujuan, yaitu memberikan arah pengelolaan sumberdaya hutan dengan memadukan aspek ekonomi, ekologi dan sosial secara proporsional dan profesional. Adapun tujuan dari pengelolaan hutan berbasis masyarakt adalah untuk meningkatkan peran dan tanggung jawab Perum Perhutani, masyarakat desa hutan dan pihak yang berkepentingan terhadap keberlanjutan fungsi dan manfaat sumberdaya hutan, melalui pengelolaan sumberdaya hutan dengan model kemitraan.

(29)

Erlan firmansyah, 2013

Pengelolaan hutan berbasis masarakat (PHBM)di kawasan hutan lindung desa mandalamekar kecamatan jatiwaras kabupaten tasik malaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Memperoleh gambaran mengenai keuntungan yang diperoleh masyarakat desa Mandalamekar dalam pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat (PHBM).

Setelah dilakukan proses perhitungan menenai bentuk dan intensitas partisipasi sebagai wujud dari implementasi pada pengelolaan hutan lindung oleh masyarakat desa Mandalamekar, untuk menjawab tujuan penelitian yang pertama hasilnya untuk intensitas partisipasi masyarakat desa mandalamekar setelah dilakukan perhitungan dari empat kategori bisa dikatakan sedang. Hal ini mengindikasikan bahwa keikutsertaan masyarakat dalam pengelolaan kawasan hutan lindung di desa Mandalamekar masih harus ditingkatkan lagi terutama dalam kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan kawasan hutan lindung. Hal tersebut tentunya memiliki tujuan yang baik bagi kelangsungan hidup bagi masyarakat khususnya masyarakat desa Mandalamekar. Serta selalu menjaga kondisi kawasan hutan lindung dengan baik agar tercipta keharmonisan antara manusia dengan lingkungannya tetap terjaga hingga generasi-generasi yang akan datang.

(30)

94

Erlan firmansyah, 2013

Pengelolaan hutan berbasis masarakat (PHBM)di kawasan hutan lindung desa mandalamekar kecamatan jatiwaras kabupaten tasik malaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Alam Munggaran yang didirikan sebagai wadah untuk menampung aspirasi masyarakat yang peduli akan kelestarian hutan dan mengelola hutan yang berfungsi sebagai hutan mata air dan habitat beberapa satwa memberikan peluang pada masyarakat desa mandalamekar untuk bisa memanfaatkan lahan garapan untuk dijadikan sumber mata pencaharia pendapatan dalam pertanian.

B. Rekomendasi

Mengacu pada pembahasan seluruh hasil penelitian ini, penulis ingin memberikan beberapa rekomendasi kepada berbagai pihak yang terkait, berikut rekomendasi yang ingin disampaikan:

1. Berdasarkan hasil penelitian, bentuk dan intensitas partisipasi masyarakat desa mandalamekar dalam pengelolaan kawasan hutan lindung bisa di katakan sedang, maka diharapkan masyarakat desa Mandalamekar mempertahankan dan meningkatkan kesadaran dalam pengelolaan hutan serta mampu meningkatkan peran dan tanggung jawab masyarakat terhadap keberlanjutan fungsi dan manfaat sumberdaya hutan melalui pengelolaan sumber daya hutan sebaik-baiknya dengan berorientasikan pembagunan berkelanjutan.

(31)

Erlan firmansyah, 2013

Pengelolaan hutan berbasis masarakat (PHBM)di kawasan hutan lindung desa mandalamekar kecamatan jatiwaras kabupaten tasik malaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dikhawatirkan kondisi lingkungan disana akan mengalami kerusakan akibat dari aktifitas para wisatawan tersebut.

(32)

96

Erlan firmansyah, 2013

Pengelolaan hutan berbasis masarakat (PHBM)di kawasan hutan lindung desa mandalamekar kecamatan jatiwaras kabupaten tasik malaya

(33)

Erlan firmansyah, 2013

Pengelolaan Hutan Berbasis Masarakat (PHBM) Di Kawasan Hutan Lindung Desa Mandalamekar Kecamatan Jatiwaras Kabupaten Tasik Malaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

96

DAFTAR PUSTAKA

Abubakar, Iskandar. (2001). Antisipasi penggunaan bahan bakar untuk

transportasi di Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal Perhubungan Darat

Adimihardja, Kusnaka. (1998). Petani Merajut Tradisi Era Globalisasi. Bandung:

Humaniora Utama Press (HUP)

Arief, A (1994) Hutan: Hakikat dan Pengaruhnya terhapad Lingkungan. Jakarta: Penerbit Yayasan Obor Indonesia

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta : Rineka Cipta

Asdak, C., (2002). Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Jogjakarta:

Gadjah Mada University Pres

Contreras, Arnold. (2008). Memperkokoh pengelolaan Hutan Indonesia. World Agroforestry Centre

Indriyanto. (2006). Ekologi Hutan. Jakarta : Bumi Aksara

Lianti, April. (2009). PartisipasiMasyarakat Dalam Penanggulangan Dalam

Pengelolaan Hutan Mangrove di Laguna Sagara Anakan. Skripsi Pada

Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS UPI : tidak diterbitkan

Listyani, Linda. (2011). Partisipasi Masyarakat Dalam Penanggulangan Abrasi

Pantai di Desa Balongan Kecamatan Balongan Kabupaten Indramayu.

Skripsi Pada Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS UPI : tidak diterbitkan Mubyarto. (1988). Strategi Pembangunan Pedesaan. Yogyakarta: P3PK

Pasaribu dan Simanjuntak. (1986). Sosiologi dan Pembangunan. Bandung : Tarsito

Rafi’I, S (1985). Meteorologi dan Klimatologi. Bandung : Angkasa

Keppres Nomor 3. (1990). Tentang Pengelolaan Kawasan Lindung. Jakarta:

Direktorat Jenderal Lingkungan Hidup

Keputusan Direksi Perum Perhutani No.268/2007 Tentang Pedoman Pengelolaan

Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat

(34)

97

Erlan firmansyah, 2013

Pengelolaan Hutan Berbasis Masarakat (PHBM) Di Kawasan Hutan Lindung Desa Mandalamekar Kecamatan Jatiwaras Kabupaten Tasik Malaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sastropoetro. (1988). Partisipasi, Komunikasi, Persuasi dan Disiplin Dalam

Pembangunan Nasional. Bandung : Alumni

Satriani, Leni. (2011). Parsipasi Masyarakat Dalam Pengembangan Hutan Rakyat

di Desa Seri Tanjung Kecamatan Semende Darat Tengah Kabupaten Muara Enim. Skripsi Pada Jurusan Pendidikan Geografi FPIPF UPI :

tidak diterbitkan

Soemarwoto, O (1983). Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta:Djambantan

Sumaatmaja, Nursid. (1998). Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisis

Keruangan. Bandung : Alumni

Supardi, I (1994). Lingkunga Hidup dan Pelestarianya. Bandung: Alumni

Suparmoko. (1997). Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Yogyakarta : BPFE

Surakhmad, Winarno. (1994). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito

Tika, M. Pabundu. 2005. Metode Penelitian Geografi. Jakarta : Bumi Aksara

Umar. (2009). Persepsi dan Perilaku Masyarakat Dalam Pelestarian Fungsi

Hutan Sebagai Daerah Resapan Air. Tesis pada Program Studi Ilmu

Lingkungan UNDIP : tidak diterbitkan

Undang-Undang Nomor 5 Tahun (1990) tentang Kawasan pelestarian Hutan

Undang-Undang Nomor 41 Tahun (1999 ) tentang Pengertian Hutan Lindung

Universitas Pendidikan Indonesia. (2011) Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI

Usman, Husaini. (2009). Manajemen Teori, Praktek Dan Riset Pendidikan, Jakarta

(35)

Erlan firmansyah, 2013

Pengelolaan Hutan Berbasis Masarakat (PHBM) Di Kawasan Hutan Lindung Desa Mandalamekar Kecamatan Jatiwaras Kabupaten Tasik Malaya

Gambar

Tabel 3.1 Data Kependudukan Desa Mandalamekar
Tabel 3.2  Alternatif Jawaban Responden dan Skor Penelitian
Tabel 3.3 Kategori Tingkat Partisipasi Masyarakat

Referensi

Dokumen terkait

Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) merupakan pola pengelolaan seluruh sumberdaya hutan di wilayah Perhutani oleh perhutani, masyarakat desa hutan, dan berbagai pihak

Salah satunya ialah melalui pendidikan nonformal yaitu dengan pengetahuan kognitif petani hutan dalam pelaksanaan program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat

Partisipasi masyarakat di desa Girimulyo dalam pelaksanaan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) cukup baik dilihat dari berbagai kegiatan teknis kehutanan

(Studi Evaluasi Program Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat di Lembaga Masyarakat Desa Hutan Artha Wana Mulya Desa Sidomulyo

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui partisipasi masyarakat dalam pelestarian kawasan lindung di Desa Dieng Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo.. Kawasan

Dari hasil penelitian Studi Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat (PHBM) di Desa Bangkat Monteh Kecamatan Brang Rea Kabupaten Sumbawa Barat dapat ditarik kesimpulan

Secara tidak langsung adanya program PHBM (Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat) juga membawa dampak secara ekonomi bagi masyarakat desa hutan yang tidak mengelola

Komposisi jens-jenis vegetasi yang ditemukan pada semua plot dan jalur pengamatan pada Kawasan Hutan Lindung Desa Ensa Kecamatan Mori Atas Kabupaten Morowali