• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Di SMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Di SMA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil

Belajar Fisika Siswa Di SMA

Elia Putri

Jurusan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muslim Nusantara

(UMN) Al-Washliyah Medan Email : [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini di latar belakangi oleh permasalahan rendahnya hasil belajar fisika siswa yang dikarenakaan guru kurang tepat menggunakan model pembelajaran yang bervariasi sehingga proses pembelajaran menjadi pasif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh model pembelajaran Inquiry Training terhadap hasil belajaar fisika siswa. Penelitian ini di lakukan di SMA An-Nizam pada kelas X semester II TP 2015/2016, pada materi Fluida Statis. Piopulasi penelitian ini berjumlah 70 siswa terdiri dari dua kelas dengan sampel penelitiannya adalah totalitas sampel populasi (keseluruhan populasi), dengan model pembelajaran Konvensional sebagai kelas Kontrol. Dari hasil penelitian dan analisa data diperoleh hasil sebagai berikut: Rata-rata skor yang diperoleh kelompok belajar yang menggunakan model pembelajaran Inquiry Training ´X 1 = 14,771, kelompok yang menggunakan model pembelajaran Konvensional ´X 2 = 12,857. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan diperoleh data berdistribusi normal dan homogen.Dari Pengujian hipotesis di peroleh thitung 2,046 dan ttabel 1,668 berarti thitung > ttabel maka hipotesis Ha di terima. Kesimpulan dari penelitian ini adalah: “Ada pengaruh dari model pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajara Fisika Siswa di Kelas X SMA An-Nizam Medan TP 2015/2016”

Kata Kunci: Inqury Training, Hasil Belajar, SMA ABSTRACT

This research is based on the problem of low learning result of physics of student because the teacher is less precise to use the variedlearning model so that the leraning process becomes passive. The parpose of the research is to know the influence of instructional model of Inquiry Training on student physics lerning result. The research is done in SMA Swasta An-Nizam Medan, in class X second semester of TP 2015/2016, on Static Fluid materi. The population of this study amounted to 70 student with the research sample is the tptality of population samples (whole poipulation). The avarage score obtained by the study group the Inquiry Training model is ´X 1 = 14,771, the group using Convensional learning model is ´X 2 = 12,857. Based on the calculations performed, obtaineed normal and homogenous distribusion data. From Hypothesis obtained tcount 2,046 and ttabel 1,668, this meant tcount > ttabel, then hypothesis Ha accepted. The conclusion

(2)

Keyword: Inquiry Training, Physics Learning, SMA PENDAHULUAN

Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karna itu, perubahan atau perkembangan pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi serta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berahklak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses pembelajaran yang berlangsung dikelas. Misalnya seseorang guru yang mengartikan belajar sebagai kegiatan menghafalkan fakta, akan lain cara mengajarnya dengan guru yang mengartikan bahwa belajar sebagai proses penerapan prinsip. Bidang studi sains fisika sebagian dari Ilmu Pengetahuan Alam merupakan objek mata pelajaran yang menarik dan lebih banyak memerlukan pemahaman dari pada penghafalan. Namun kenyataannya fisika sering dipandang sebagai suatu ilmu yang abstrak oleh siswa dengan teori dan soal-soal yang sulit.

Berdasarkan hasil survey dan wawancara peneliti dengan seorang guru fisika di SMA An-Nizam rendahnya hasil belajar fisika siswa tersebut dikarenakan rendahnya kemampuan awal siswa mengenai konsep-konsep fisika. Hai ini diketahui bahwa hasil belajar siswa berdasarkan ujian. Nilai rata-rata ujian fisika siswa yang diperoleh siswa pada ujian akhir semester ganap yaitu 6,0. Hal ini menunjukkan bahwa untuk bidang studi IPA khususnya fisika, nilai yang diperoleh masih dibawah nilai Kreteria Ketuntasan Minimal (KKM) disekolah tersebut adalah 6,5.

Permasalahan-permasalahan tersebut sebenarnya dapat di atasi jika guru dapat melihat permasalahan-permasalahan di kelas dan mencari suatu pendekatan belajar yang tepat agar materi pelajaran yang disampaikan dapat diserap dan dipahami oleh siswa, salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar fisika siswa adalah menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran dan kemampuan siswa.

Berdasarkan masalah di atas, penulis ingin meneliti tentang pengaruh model pembelajaran Inquiry Training yang sebelumnya model pembelajaran ini jarang ti terapkan di sekolah-sekolah sehingga permasalahan tersebut mudah-mudahan dapat diatasi.. Tujuannya untuk membantu siswa mengembangkan disiplin dan mengembangkan keterampilan intelektual yang diperlukan untuk mengajuakan pertanyaan dan menemukan jawabannya berdasarkan rasa ingin tahunya.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti akan melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training

Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa di Kelas X Semester Genap SMA An-Nizam Medan TP 2015/2017”.

(3)

Adapun Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh model pembelajaran Inquiry Training terhadap hasil belajaar fisika siswa. Penelitian ini di lakukan di SMA An-Nizam pada kelas X semester II TP 2015/2016 pada materi Fluida Statis.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh yang signifikan dari sesuatu yang ditimbulkan pada subjek yaitu siswa. Proses penelitian ini diawali dengan memberikan perlakuan model pembelajaran Inquiry Training pada satu kelas X sebagai kelas X1 , dan memberikan perlakuan

model pembelajaran Konvensional pada satu kelas X sebagai X2 . Kemudian

diberikan post-test dalam bentuk soal pilihan berganda yang sudah diuji validitasnya kepada masing-masing kelas untuk memperoleh Skor hasil belajar Fisika siswa.

Tabel 2

DESAIN DALAM PENELITIAN

No Kelas Eksperiment Perlakuan Post-Test Hasil Belajar

1 Model Pembelajaran Inquiry Training X1 T Y1 2 Model Pembelajaran Konvensional X2 T Y2

Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas X SMA Swasta An-Nizam Medan T.P 2016 / 2017 yang terdiri dari dua kelas dengan jumlah 70 siswa.

2. Sampel

Sampel penelitian adalah, totalitas populasi dengan kelompok sampel yaitu kelas yang menggunakan model pembelajaran Inquiry Training dan kelas yang menggunakan model pembelajaran Konvensional sebagai kontronya.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Data skor yang diperoleh melalui instrumen penelitian baik data skor kelompok Inquiry Training, Kontrol, di analisis berturut-turut sebagai berikut:

Tabel 3

DISTRIBUSI FREKUENSI KELOMPOK INNQUIRY TRAINING (X1)

Kelas Interval Xi fi Xi2 fi.Xi fi.Xi2

4 - 6 5 2 25 10 50

7 - 9 8 4 64 32 256

(4)

16 – 18 17 9 289 153 2601

19 – 21 20 9 400 180 3600

Jumlah - 35 1095 517 8363

Rata-rata skor dan simpangan baku hasil tes kelompok siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran dengan

Inquiry Training rumus sebagai berikut:

x=Ʃ ƒ i ᵢ XiᵢƩ fi ᵢ = 51735 = 14,771

fiXi¿2 ¿ fiXi2−¿ n

¿ s2=¿ s2=35.8363−(517) 35(35−1) s2=25416 1190 = 4,621 Tabel 4

DISTRIBUSI FREKUENSI KELOMPOK KONVENSIONAL (X2)

Kelas Interval Xi fi Xi2 fi.Xi fi.Xi2 5 - 7 6 5 36 30 180 8 – 10 9 6 81 54 486 11 - 13 12 9 144 108 1296 14 - 16 15 7 225 105 1575 17 - 19 18 5 324 90 1620 20 - 22 21 3 441 63 1323 jumlah - 35 1251 450 6480

Rata-rata skor dan simpangan baku hasil tes kelompok siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran dengan kontrol rumus sebagai berikut:

(5)

= 45035 = 12,857

fiXi¿2 ¿ fiXi2−¿ n

¿ s2=¿ 450¿2 ¿ 35.6480−¿ s2=¿ = 4,52 2 Uji Normalitas

Untuk menguji apakah kelompok siswa yang di ajarkan dengan menggunakan model Inquiry Training dan Kontrol yang berasal dari populasi yang dapat dilihat dengan menggunakan tabel pembantu untuk uji normalitas sebagai berikut:

Tabel 5

UJI NORMALITAS KELOMPOK INQUIRY TRAINING ( X1)

Xi fi fkum Zi F(zi) S(Zi) │F(zi) - S(zi)│

5 2 2 -2,12 0,017 0,05714 0,04014 8 4 6 -1,4697 0,0721 0,1714 0,0993 11 4 10 -0,8102 0,209 0,2857 0,0767 14 7 17 -0,1507 0,4404 0,486 0,04531 17 9 26 0,5088 0,6915 0,7714 0,07993 20 9 35 1,1683 0,8770 1 0,12300

Dari tabel diatas diperoleh Lhitung = 0,12300 dan Ltabel = 0,1610, Jadi Lhitung <

Ltabel pada taraf α= 0,05, maka sampel yang berasal dari populasi berdistribusi

normal.

Tabel 6

UJI NORMALITAS KELOMPOK KONVENSIONAL (X2)

Xi fi fkum Zi F(zi) S(Zi) │F(zi) -S(zi)│

6 7 7 -1,360 0,0869 0,2 0,11310

9 6 13 -0,7259 0,2358 0,3714 0,1

12 7 20 -0,091 0,4641 0,5714 0,10733

(6)

21 3 35 0,8147 0,9649 1 0,03510

Dari tabel diatas diperoleh Lhitung = 0,11310 dan Ltabel = 0,1610, jadi Lhitung <

Ltabel pada taraf α= 0,05, maka sampel yang berasal dari populasi berdistribusi

normal.

3. Uji Homogenitas

Untuk mengetahui apakah kedua sampel berasal dari populasi yang homogen dapat dilihat dari perhitungan sebagai berikut: a) Fhitung= varians terbesar variansterkecil ¿S1 2 S22 ¿ 21,358 20,420 = 1,0459 b) Taraf signifikan () = 0,1

Dihitung Ftabel dengan rumus :

Ftabel = F ½  (dk varians terbesar – 1, dk varians terkecil – 1)

= F½ (0,1)(35 – 1, 35 – 1) = F0,05 (34,34)

Sehingga diperoleh Fhitung < Ftabel atau 1,078 < 1,776 maka

dapat dinyatakan bahwa kedua sampel berasal dari populasi yang homogen.

4. Uji Hipotesis

Untuk mengetahui adanya perbedaan yang signifikan hasil belajar fisika siswa dari kedua kelas sampel maka dapat dilakukan melalui uji t. Namun sebelumnya dihitung terlebih dahulu standart deviasi gabungan yaitu sebagai berikut :

sgab = (n1 - 1)S12 + (n2 - 1) S22

n1 + n2 - 2

` = (35– 1)(21,358) + (35- 1) (20,420)

35 + 35 - 2

=

20,889 = 4,570

Sehingga uji t dapat dihitung sebagai berikut :

thitung= X´1− ´X2 sgab

(

1 n1+ 1 n2

)

¿(14,77)−(12,857) 4,570

(

1 35+ 1 35

)

(7)

¿=1,913

1,087 = 1,759

Sesuai dengan aturan penggunaan t test maka dapat dirumuskan : Hipotesis diterima jika thitung > ttabel didapat dari nilai

distribusi t dengan dk = (n1 + n2 – 2).

dk = (n1 + n2 – 2).

= (35+ 35 – 2) = 68

Dari analisis perbedaan rata-rata hitung yang diproleh adalah nilai thitung = 2,046 sedangkan nilai ttabel untuk taraf

signifikan 0,05 dan derajat kebebasan 68 adalah 1,668 berarti 2,046 > 1,668. Maka hipotesis diterima dengan kata lain data menunjukkan bahwa hasil belajar Fisika siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Inquiry Training lebih baik dari hasil belajar Fisika siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Konvensional.

Penelitian yang dilakukan di SMA An-Nizam Medan melihat sejauh mana adanya pengaruh dari model pembelajaran Inquiry

Training terhadap hasil belajar fisika siswa. Penelitian yang telah

dilakukan telah diupayakan dengan maksimal dan memperoleh data yang kemudian data tersebut dianalisa dengan tujuan agar dapat memecahkan masalah yang ada.

Pelaksanaan penelitian yang dilakukan telah diupayakan semaksimal mungkin untuk menghindari kekeliruan dan kesalahan, baik dalam pengumpulan data maupun analisis data. Meskipun demikian, peneliti memiliki keterbatasan kemampuan sehingga dalam pelaksanaan peneliti mengalami beberapa kendala dan kelemahan berupa masih kurangnya pengetahuan peneliti terkait dengan model pembelajaran Inquiry Training ini, kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung dan waktu. Selain itu juga jumlah siswa yang banyak sehingga tidak bisa menjangkau semua siswa.

Sebelum melaksanakan proses pembelajaran peneliti melihat kemampuan awal siswa dari nilai yang sudah ada pada guru mata pelajaran fisika. Kemudian setelah proses pembelajaran dilakukan, peneliti memberikan post tes sebagai hasil dari penelitian ini yang kemudian di analisis untuk melihat apakah ada pengaruh yang diberikan oleh model Inquiry Training terhadap hasil belajar fisika siswa.

Dari uraian analisis data dapat dilihat dari penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas X IPA 1 (kelas eksperimen) diperoleh ´XA=14,771 dan SA =4,621.

(8)

Sedangkan pada kelas X IPA 2 (kelas kontrol) diperoleh ´XB=12,857 dan SB =4,52. Sehingga diperoleh Sgab = 4,570

Pada pengujian normalitas untuk kelas eksperimen L0 < L.

Dari hasil perhitungan diperoleh L0 = 0,1230. Sedangkan nilai

kritis L untuk Uji Liliefors dengan n = 35 dan taraf nyatanya  = 0,05 adalah 0,1610. Untuk kelas kontrol diperoleh L0 = 0,11310.

Dan nilai kritis L Uji Liliefors dengan n = 35 yaitu 0,1610. Maka dari itu kedua sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Pada pengujian homogenitas Fhitung < Ftabel yaitu 1,078 <

1,776.. Data hasil perhitungan diperoleh nilai thitung = 2,046. Nilai

ttabel untuk taraf signifikan 0,05 dan derajat kebebasan 68 adalah

1,668. Berarti thitung > ttabel (2,046 > 1,668). Maka dapat dikatakan

bahwa hipotesis diterima dengan kata lain data menunjukkan bahwa terdapat pengaruh dari model pembelajaran Inquiry

Training terhadap hasil belajar Fisika siswa di Kelas X SMA

An-Nizam Medan TP 2015/1016

KESIMPULAN 1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari analisis data dan pengujian hipotesis dari pengolahan data maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

a. Skor rata-rata hasil belajar fisika siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Inquiry Training lebih baik dari pada skor rata-rata hasil belajar fisika siswa yang menggunakan model Pembelajaran Konvensional. b. Dari hasil uji hipotesis bahwa terdapat pengaruh yang signifikan model

pembelajaran Inquiry Training terhadap hasil belajar fisika siswa pada materi pokok Fluida Statis kelas X SMA An-Nizam Medan Tahun Pelajaran 2015/2016

2.Saran.

Berdasarkan pengalaman saat melakukan penelitian, maka ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dan disarankan sebagai berikut:

a. Kepada siswa hendaknya dapat bersemangat dan bekerjasama dengan guru untuk melatih kemampuan dalam proses pembelajaran agar tercapainya hasil belajar yang lebih baik lagi

b. Kepada guru bidang studi fisika agar lebih kreatif dalam menerapkan pembelajaran sehingga siswa lebih tertarik untuk memahami materi pembelajaran sehingga hasil belajar siswa meningkat

(9)

Baharuddin dan Nur Wahyuni. 2015. Teori Belajar dan Pembelajaran. Depok: Ar-ruzz Media

Djamarah, Syaiful Bahari dan Aswan Zain. 2013. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Istarani dan Pulungan. 2015. Ensiklopedia Pendidikan Jilid I. Medan: Media Persada

Joyce, Bruce, Marsha Weil, dan Emily Chalhoun. 2016. Models Of Teaching;

Model-Model Pengajaran Edisi Kedelapan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Rusman, 2014. Model-model Pembelajaran, Mengembangkan Profesionalisme

`Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sani, Ridwan Abdullah. 2013. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Sembiring, Anwar dan M.Ridwan. 2015. Eksiklopedia Pendidikan. Medan: Media

Persada

Shoimin, Aris . 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013. Depok: Ar-ruzz Media

Sugiyono, 2016. Statistik Untuk Penelitian. Alfabeta, BandungSupardi, 2013.Aplikasi Statistika Dalam Penelitian. Jakarta: Publication

_________, 2014. Kinerja Guru. Jakarta: Rajawali Pers

Tarigan,I., 2011. Pengaruh Model Pembelajaran Latihan Inkuiri Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Zat dan Wujudnya Kelas VII MTs Negeri 3 Medan T.P 2009/2010. Skripsi, FMIPA Unimed, Medan. Wahyuni,S., pengaruh model pembelajaran inkuiri training terhadap hasil belajar

fisika siswa di kelas X SMA Negeri 4 Medan T.P 2015/2016. Skripsi, FMIPA Unimed, Medan.

Referensi

Dokumen terkait

Peranan biaya standar dalam efektivitas pengendalian biaya bahan baku bukan melalui pengurangan biaya yang besar dengan mengabaikan kualitas produk yang

Jenis produk yang akan dihasilkan dalam usaha ini adalah jenis makanan ringan, yaitu berupa keripik dan stik yang terbuat dari beberapa jenis talas yang disajikan dengan

PT CIPUTRA SURYA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2010 Dan 2009. (Dalam

Yusnita (2003) menyatakan bahwa kultur jaringan merupakan suatu teknik untuk menumbuhkembangkan bagian tanaman in vitro secara aseptik dan aksenik pada media kultur berisi

Kegiatan yang dilakukan cenderung mengarah kepada kegiatan diskusi Yang tergolong kategori kelas konsultasi ini adalah kegiatan perkuliahan studio, Tugas akhir, Kerja praktek dan

biaya honor pa/kpa. Identifikasi Harga Satuan Tahap Penyusunan Anggaran.. Melakukan identifikasi komponen utama dan komponen-komponen pendukung kegiatan yang diperkenankan

Dari hasil pengamatan terhadap persentase mortalitas Rayap (Cryptotermes cyanocephalus) 3 hari sampai 12 hari setelah aplikasi diperoleh hasil bahwa perlakuan pemanasan

LS untuk RTkRHL- DAS dapat juga dihitung dengan dua rumus yang penggunaannya tergantung pada kemiringan lereng lebih besar atau kurang dari 22%.. Karena rumus kedua