• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Perubahan Status Jalan Provinsi Menjadi Nasional Pada Ruas Jalan Ketapang Batas Kabupaten Pamekasan, Madura (No.link 224)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kajian Perubahan Status Jalan Provinsi Menjadi Nasional Pada Ruas Jalan Ketapang Batas Kabupaten Pamekasan, Madura (No.link 224)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Abstrak— Kejelasan status jalan akan memudahkan penanganan pembiayaan, pembangunan, pemeliharaan dan pengembangan dikemudian hari. Kajian peningkatan status jalan sangat diperlukan untuk mengetahui kelayakan jalan tersebut untuk ditingkatkan. Dalam peningkatan status jalan ini dipilih beberapa kriteria teknis seperti lebar jalan, kapasitas, fasilitas perlengkapan jalan, dan kecepatan untuk dikaji lebih dalam untuk disesuaikan agar memenuhi kriteria jalan nasional. Metode Jasa Marga adalah salah satu cara untuk mengetahui nilai biaya operasional kendaraan dengan mengkombinasikan metode N.D. Lea untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat untuk jumlah kendaraan golongan 1. Kemudian metode Benefit Cost Ratio (BCR) untuk mengetahui kelayakan proyek yang ditinjau, metode-metode tersebut digunakan sebagai dasar analisa secara ekonomi. Berdasarkan penilaian dari hasil analisa tugas akhir ini ruas Jalan Ketapang - batas Kabupaten Pamekasan saat ini masih belum layak ditingkatkan dinilai dari segi teknis DS <0.75 dan segi ekonomi BCR <1 akan tetapi untuk hasil yang lebih baik proyek baru bisa dikatakan layak secara ekonomi pada 2024 (tahun ke-10) dengan hasil DS >0.75 dan BCR >1

Kata Kunci—Analisa Ekonomi, Perencanaan perubahan status jalan.

I. PENDAHULUAN

ALAN sebagai salah satu prasarana perhubungan hakekatnya merupakan unsur penting dalam usaha pengembangan kehidupan bangsa untuk pembinaan kesatuan dan persatuan bangsa dalam mencapai tujuan nasional. Penetapan fungsi dan status jalan perlu diwujudkan agar selalu dapat memenuhi kebutuhan perencanaan, pembangunan dan pemeliharaan. Selain itu kejelasan status jalan akan memudahkan penanganan pembiayaan, pembangunan, pemeliharaan dan pengembangan dikemudian hari. Jawa Timur (khususnya wilayah Madura) adalah salah satu provinsi yang memiliki cukup banyak sumber daya alam yang dapat di manfaatkan untuk menjadikan masyarakat menjadi lebih sejahtera.

Sistem jaringan jalan di ruas jalan Madura ini hanya bertumpu pada satu jalur utama yaitu jalur jalan provinsi/Negara yang melalui pusat kota, sehingga perkembangan kota hanya berada disekitar koridor ruas jalan utama tersebut. Kondisi diruas jalan Ketapang – Batas Kabupaten Pamekasan ini menjadikan kondisi berlalu lintas di daerah tersebut tidak nyaman dan aman dikarenakan bercampurnya lalu lintas antar kota terutama kendaraan berat

dengan lalu lintas local Adanya hal tersebut memerlukan penanganan lebih serius.

Tentunya tidak mudah merencanakan Pembangunan Peningkatan Jalan Provinsi menjadi Jalan Nasional pada saat seperti ini, banyak hal-hal yang harus ditinjau terlebih dahulu. Karena proyek peningkatan jalan ini adalah proyek yang memakan biaya yang besar (high cost) sehingga perlu studi kelayakan agar tidak terjadi keterlanjutan pembangunan dengan menganalisa manfaat proyek tersebut. Oleh karena itu perlu pertimbangan khusus dalam pembangunan proyek publik terutama berkaitan dengan prioritas pembangunan suatu daerah. Disini perlu diadakan analisa dan perhitungan seberapa besar kemanfaatan yang ditimbulkan dari proyek tersebut jika dibandingkan dengan biaya seluruh proyek yang dikeluarkan pemerintah. Biasanya metode rasio manfaat biaya digunakan untuk mengevaluasi proyek-proyek public sehingga banyak badan-badan pemerintah lebih mensyaratkan penggunaan metode Benefit Cost Ratio (BCR) dengan cara menghitung manfaat yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan total biaya yang dikeluarkan dari awal pembangunan proyek hingga akhir.

II. METODOLOGI A. Variabel Penelitian

Variabel yang mempengaruhi perhitungan dalam studi pada analisa ,manfaat dan biaya antara lain sebagai berikut :

1. Manfaat (benefit) adalah semua yang bersifat positif yang akan dirasakan oleh masyarakat umum dengan terlaksananya suatu pembangunan proyek. Yang meliputi manfaat dari peningkatan status jalan ini:

a.Penghematan biaya operasional kendaraan (BOK) akibat peningkatan status jalan

b.Penghematan waktu perjalanan (time value) bagi pengguna jalan akibat adanya selisih kecepatan dan selisih waktu tempuh perjalanan

2. Total Biaya adalah biaya yang dikeluarkan baik biaya awal proyek maupun biaya yang biasanya dibutuhkan untuk operasional dan pemeliharaan rutin dan berkala. Yang meliputi Biaya dari peningkatan status jalan :

a. Biaya konstruksi, biaya perencanaan. b. Biaya perbaikan jalan (Overlay)

Kajian Perubahan Status Jalan Provinsi Menjadi

Nasional Pada Ruas Jalan Ketapang – Batas

Kabupaten Pamekasan, Madura (No.link 224)

Ravialdhi Agatya Putra Purnomo, dan Budi Rahardjo , ST, MT.

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, ITS

Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia

email : ravialdhi@gmail.com

(2)

III. ANALISA DATA

Ruas Ketapang-Batas Kabupaten Pamekasan ini dimulai dari KM 83+818 sampai KM 106+776 dengan titik KM 0 dari Kamal. Disepanjang ruas ini memiliki kondisi yang berbeda-beda, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.2 tentang data teknis jalan eksisting.

-Analisa Kinerja Jalan Eksisting 1. Lalu lintas Harian Rata-rata (LHR)

Untuk menghitung Lalu lintas Harian Rata-rata diperlukan data volume lalu lintas yang didapat dari hasil survey traffic counting dengan lama pengamatan 24 jam.

Untuk Lalu lintas Harian Rata-rata diambil pada jam sibuk saja untuk mendapatkan hasil yang maksimal sebagai berikut :

Jadi, volume peak lalu lintas harian rata-rata di ruas Ketapang - Batas Kabupaten Ketapang tersebut adalah sebesar 708.55 smp/jam.

2. Perhitungan Kapasitas Jalan (C)

Persamaan untuk menentukan kapasitas suatu jalan luar kota 2/2 UD, dengan alinyemen umum menurut MKJI 1997 adalah: C = Co x FCW x FC sp x FC sf (smp/jam) Dimana: Co = 3100 smp/jam (Tabel 2.9 ) FCW = 0.69 (Tabel 2.10) FC sp = 1 (Tabel 2.11) FC sf = 0.94 (Tabel 2.12)

Sehingga didapatkan nilai kapasitas sebesar : C = 3100 x 0.69 x 1 x 0.94 (smp/jam)

= 2010.66 smp/jam 3. Derajat Kejenuhan (DS)

Q = 708.55 smp/jam/2 arah C = 2010.66 smp/jam

Sehingga didapatkan nilai derajat kejenuhan adalah : DS = 708.55 / 2010.66

= 0.352

Dari hasil perhitungan diatas nilai DS <0.75 yang berarti ruas tersebut tidak mempunyai masalah kapasitas (aman).

4. Kecepatan Arus Bebas 2/2 UD (FV) FV = (FV0 + FVW) x FFVSF + FFVRC Dimana : FV0 (MC)= 55 km/jam (Tabel 2.5) FV0 (LV) = 68 km/jam (Tabel 2.5) FV0 (HV)= 60 km/jam (Tabel 2.5) FVW = -11 (Tabel 2.6) FFVSF = 0.93 (Tabel 2.7) FFVRC = 0.97 (Tabel 2.8) FV LV = (68- 11) x 0.93 + 0.97 = 53.98 km/jam Kecepatan arus bebas kendaraan berat (FVHV) FFV = FVO – FV

= 68 – 53.98 = 14.02 km/jam

FV HV = (FV0(HV) – FFV) x (FV0(HV)/FVO) = (60 – 14.02) x (60/68)= 40,57 km/jam

Dari perhitungan di atas diketahui kecepatan kendaraan berat (VHV), sedangkan kecepatan kendaraan ringan diperoleh dengan cara memplotkan nilai DS pada tabel 4.4 pada grafik

(3)

(gambar 2.3), sehingga didapat kecepatan kendaraan ringan (VLV ). Didapat hasil seperti terlihat pada tabel di bawah.

Tabel 4.3 Kecepatan Kendaraan Ringan dan Berat Ruas

Ketapang-Bts.Kab.Pamekasan Q total (smp/jam) Derajat Kejenuhan (DS) Kecepatan (km/jam) VMC VLV VHV 708.55 0.352 55 46 40.5

Sumber, Hasil analisa

Gambar 4.1 Grafik kecepatan kendaraan ringan dari derajat kejenuhan pada jalan 2/2 UD

V EKSISTING LV = 46 km/jam (actual) V EKSISTING HV= 40.57 km/jam

VRENCANA = 60 km/jam

-Analisa Biaya Operasional Kendaraan

Biaya operasional kendaraan dihitung berdasarkan penjumlahan 7 (tujuh) kategori sebagai variabel penentu BOK, yang meliputi (a) konsumsi bahan bakar, (b) konsumsi minyak pelumas, (c) konsumsi ban, (d) pemeliharaan, (e) depre-siasi, (f) bunga modal, (g) asuransi. Ketujuh katagori tersebut perhitungannya didasarkan pada kecepatan kendaraan.Setelah penjumlahan ketujuh katagori tersebut akan didapat BOK tiap 1 kendaraan/1000km.Berikut perhitungan BOK tiap 1 kendaraan.

-Perhitungan BOK Jalan Eksisting (kend/1000)

Setelah kecepatan kendaraan ruas jalan diketahui (Tabel 4.4) maka BOK bisa dihitung berdasarkan harga dasar komponen Perhitungan BOK. Berikut adalah parameter dalam perhitungan Biaya Operasi Kendaraan (BOK):

1. Kecepatan Eksisting :

 VEKSISTING LV = 46 km/jam  VEKSISTING HV = 40,57 km/jam 2. Harga Kendaraan :

 Golongan I (SUV, MPV, Pickup)  Golongan II A (Truck Kecil,Bus Kecil)  Golongan II B (Truck Besar, Bus Besar) 3. Upah Kerja (UMK Kabupaten Sampang 2014)

Tabel 4.6HasilPerhitungan BOK untuk User Cost (/1000km)

Jenis

Kendaraan

Eksisting

(Rp/1000km)

Rencana

(Rp/1000km)

LV

2.568.381

2,533,045

HV

2.837.550

3.034.354

Sumber ;Analisa Hasil Perhitungan Manual 2014

-Analisa Penghematan Biaya Operasional Kendaraan

Untuk mengetahui besarnya manfaat per km maka nilai di atas dibagi dengan 1000 km. Karena jalan yang direncanakan sepanjang 23 km ,maka nilai BOK/km tersebut dikalikan dengan panjang ruas yang ditinjau yaitu 23 km, kemudian dikalikan lagi dengan beberapa factor yang meliputi LHR untuk tiap kendaraan, PHF, dan waktu jam sibuk. Hasil perhitungan adalah sebagai berikut:

Data jumlah kendaraan/hari Spd Motor = 12437 kend/hari LV = 2021 kend/hari HV = 261 kend/hari Data PHF (Peak Hour Factor) :

PHF merupakan hasil dari QPEAK (jam sibuk) dibagi dengan hasil LHR . Penentuan jam sibuk pada ruas ini berdasarkan hasil survey yaitu pada jam 06.00-10.00 .

PHF = QPEAK / (jumlah kendaraan/hari) = 0,1

 Penambahan akibat adanya sepeda motor terhadap auto = ([0.18 x 12437/100]/ 2021) x 100% = 1,11% = 2021 x (1,11/100) = 22,422 = 2021 + 22.422 = 2043.43 kend/hari BOK EKSISTING : LV(AUTO) = (2.568.381/1000) x 23 x 2043,43 x 0,1 x 4 = Rp 48.284.422,44 HV = (2.662.904/1000) x 23 x 261 x 0,1 x 4 = Rp 6.394.165,09

Total BOKEKSISTING = Rp 54.678.587,52 /hari x 365 hari = Rp 19.957.869.013 / tahun BOKRENCANA : LV = (2.515.468/1000) x 23 x 2043,43 x 0,1 x 4 = Rp 47.289.681,53 HV = (3.023.389/1000) x 23 x 261 x 0,1 x 4 = Rp 7.259.761,67

Total BOKRENCANA = Rp 54.549.443,2/hari x 365 hari = Rp 19.910.727.532 / tahun

-Nilai Waktu

Nilai waktu sebagai salah satu manfaat yang bisa diperoleh pengguna jalan, dihitung berdasarkan nilai waktu dasar yang telah dipengaruhi oleh koefisien pembanding jalan kota lain dibanding dengan nilai waktu minimum. Nilai waktu yang dipilih adalah nilai waktu maksimum diantara keduanya (Tamin, 2000).

Tabel 4.7 Nilai Waktu Dasar Berbagai Studi

No Nilai Waktu Yang dipakai

Nilai Waktu (Rp/Jam/kend)

Gol I Gol IIa Gol IIb 1 2 3 PCI (1979) JIUTR northern extension (PCI 1989) PT. Jasa Marga (1990-1996), Formula Herbert Mohring 1341 7067 12287 3.827 14670 18534 3152 3659 13768

(4)

No. Kab/Kota Gol I Gol IIa Gol IIb Gol I Gol IIa Gol IIb Jasa Marga JIUTR

1 DKI 8200 12369 9188 8200 17022 4246

2 Selain DKI 6000 9051 6723 6000 12455 3170

Tabel 4.8 Nilai Waktu Minimum

Sumber, Jasa Marga

Tabel 4.9 Nilai K

Sumber, Jasa Marga

(1 + Suku bunga )n + nilai waktu dasar 1996 Suku bunga (i) Bank Indonesia = 7,5 % Gol.I =

= Rp 45.165 jam/kendaraan

Gol.IIa = + Rp 18.534

= Rp 68.127 jam/kendaraan

Nilai waktu dasar untuk kendaraan golongan I tahun 2014 yaitu Rp 45.165 jam/kendaraan dan untuk golongan IIa sebesar Rp 68.127 jam/kendaraan.

- Perhitungan Nilai Waktu Kendaraan

Perhitungan untuk nilai waktu didapat dari pengalian beberapa factor.

Nilai Waktu = Max {(K * Nilai Waktu Dasar) ; Nilai Waktu Minimum}

Berikut perhitungan nilai waktu untuk kendaraan golongan I dan golongan II :

NWeksisting

Gol.I = K x Nw dasar x TT x Jmlh Gol.I x Peak Hour x Commercial trip

= 0,74 x Rp 45.165 x 0,5 x 2043,43 x 4 x 1 = Rp 136.590.249 / hari

Gol.IIa = K x Nw dasar x TT x Jmlh Gol.IIa x Peak Hour x Commercial trip

= 0,74 x Rp 68.127 x 0,56 x 261 x 4 x 1 = Rp 29.525.531 / hari

NWrencana

Gol.I = K x Nw dasar x TT x Jmlh Gol.I x Peak Hour x Commercial trip

= 0,74 x Rp 45.165 x 0,38 x 2043,43 x 4 x 1 = Rp 104.719.191 / hari

Gol.IIa = K x Nw dasar x TT x Jmlh Gol.I x Peak Hour x Commercial trip = 0,74 x Rp 68.127 x 0,38 x 261 x 4 x 1 = Rp 20.175.779 / hari ∑NWEKSISTING = Rp 136.590.249 + Rp 29.525.531 = Rp 166.115.779 ∑NWRENCANA = Rp 104.719.191 + Rp 20.175.779 = Rp 124.894.970

Setelah melakukan perhitungan Biaya Operasional Kendaraan dan Nilai Waktu maka langkah selanjutnya adalah menganalisa saving yang didapat dari perhitungan tersebut.

∑EKSISTING = ∑BOKEKSISTING +∑NWEKSISTING = Rp 19.957.869.013 + Rp 166.115.779 = Rp 220.794.367

∑RENCANA = ∑BOKRENCANA + ∑NWRENCANA = Rp 19.910.727.532 + Rp 124.894.970 = Rp 179.444.413

Saving = ∑EKSISTING - ∑RENCANA

= Rp 220,794,367 - Rp 179,444,413 = Rp 41.349.954 / hari

Saving/ tahun = Rp 41.349.954 / hari x 365 hari =

Rp 15,256,471,722

/ tahun

4.3 Analisa Ekonomi Akibat Pertumbuhan Penduduk

Tabel 4.12 Pertumbuhan Penduduk

1 2007 764134 3322240.11 3817933 2 2008 774969 3802957.84 4268970 3 2009 785870 4385414.21 5075743 4 2010 795918 4916530.99 5618627 5 2011 800396 5614928.69 6280857 6 2012 812300 6118099.372 6895078 7 2013 821647 6687994.403 7522629 8 2014 830994 7257889.434 8150179 9 2015 840342 7827784.465 8777730 10 2016 849689 8397679.496 9405280 11 2017 859036 8967574.527 10032831 12 2018 868383 9537469.558 10660381.81 13 2019 877731 10107364.59 11287932.46 14 2020 887078 10677259.62 11915483.12 15 2021 896425 11247154.65 12543033.78 16 2022 905773 11817049.68 13170584.43 17 2023 915120 12386944.71 13798135.09 18 2024 924467 12956839.74 14425685.74 NO Tahun Jumlah Penduduk PDRB PDRB Perkapita

Sumber,BPS Jawa Timur 2013

Tabel 4.13 Presentase Pertumbuhan Penduduk

2007 2008 2009 2010 2011

Madura 3817933 4268970 5075743 5618627 6280857 11.8% 18.9% 10.7% 11.8% 13.3% PDRB Perkapita

angka pertumbuhan rata rata Kabupaten

/Kota

Sumber,BPS Jawa Timur 2013

-Analisa Kinerja Jalan Akibat Pertumbuhan Kendaraan

Karena adanya pertumbuhan kendaraan secara tidak langsung akan mengganggu kinerja jalan eksisting, kapasitas / Derajat Kejenuhan (DS) akan meningkat. Berikut hasil analisa kinerja jalan akibat pertumbuhan kendaraan.

Tabel 4.14 Pertumbuhan Kendaraan

Gol.II A

Sepeda Motor Kendaraan Ringan Mini Bus/Mini Truck Bus Besar Truk Besar Ekivalen dengan PDRB 2014 12473 2021 261 0 0 14755 2015 13433 2177 264 10 10 15893.95 2016 14394 2332 267 10 11 17014 2017 15354 2488 270 10 11 18134 2018 16315 2643 273 10 12 19253 2019 17275 2799 276 10 13 20373 2020 18235 2955 279 11 14 21493 2021 19196 3110 282 11 14 22613 2022 20156 3266 284 11 15 23732 2023 21117 3422 287 11 16 24852 2024 22077 3577 290 11 17 25972 2025 23037 3733 293 11 17 27092 2026 23998 3888 296 11 18 28212 2027 24958 4044 299 11 19 29331 2028 25919 4200 302 11 19 30451 2029 26879 4355 305 12 20 31571 2030 27839 4511 308 12 21 32691 2031 28800 4666 311 12 22 33811 2032 29760 4822 314 12 22 34930 2033 30721 4978 317 12 23 36050 2034 31681 5133 320 12 24 37170 Total Tahun Jenis Kendaraan Gol.II B Ekivalen dengan I jumlah penduduk Ekivalen dengan I PDRB Perkapita

Auto

Sumber,Analisa hasil perhitungan (forecasting) 2014

No Kabupaten/Kota Nilai K 1 Jakarta 1.00 2 Cianjur 0.15 3 Bandung 0.39 4 Cirebon 0.06 5 Semarang 0.52 6 Surabaya 0.74 7 Gresik 0.25 8 Mojokerto 0.02 9 Medan 0.46 Gol.II A

Sepeda Motor Kendaraan Ringan Mini Bus/Mini Truck Bus Besar Truk Besar Ekivalen dengan PDRB 2014 12473 2021 261 0 0 14755 2015 13433 2177 264 10 10 15893.95 2016 14394 2332 267 10 11 17014 2017 15354 2488 270 10 11 18134 2018 16315 2643 273 10 12 19253 2019 17275 2799 276 10 13 20373 2020 18235 2955 279 11 14 21493 2021 19196 3110 282 11 14 22613 2022 20156 3266 284 11 15 23732 2023 21117 3422 287 11 16 24852 2024 22077 3577 290 11 17 25972 2025 23037 3733 293 11 17 27092 2026 23998 3888 296 11 18 28212 2027 24958 4044 299 11 19 29331 2028 25919 4200 302 11 19 30451 2029 26879 4355 305 12 20 31571 2030 27839 4511 308 12 21 32691 2031 28800 4666 311 12 22 33811 2032 29760 4822 314 12 22 34930 2033 30721 4978 317 12 23 36050 2034 31681 5133 320 12 24 37170 Total Tahun Jenis Kendaraan Gol.II B Ekivalen dengan I jumlah penduduk Ekivalen dengan I PDRB Perkapita

(5)

Dari data sebelumnya ditahun 2014 dapat dilihat bahwa pada ruas jalan studi untuk kendaraan golongan IIb sama sekali tidak ada yang melewati daerah tersebut berdasarkan hasil survey yang dilakukan surveyor. Kemudian untuk peramalan pertumbuhan kendaraan ditahun-tahun berikutnya diramalkan akan ada beberapa pertumbuhan kendaraan golongan IIb yang diasumsikan akan melintasi daerah tersebut dengan tujuan mengembangkan perekonomian daerah tersebut.Berikut hasil analisa pertumbuhan kendaraan yang berdampak pada meningkatnya nilai DS (Derajat Kejenuhan).

Tabel 4.15 Peningkatan nilai DS

Tahun ke- Q C DS 0 2014 957.57 2736.37 0.35 1 2015 1085 2736.37 0.40 2 2016 1229 2736.37 0.45 3 2017 1393 2736.37 0.51 4 2018 1578 2736.37 0.58 5 2019 1788 2736.37 0.65 6 2020 2026 2736.37 0.74 7 2021 2295 2736.37 0.84 8 2022 2600 2736.37 0.95 9 2023 2946 2736.37 1.08 10 2024 3338 2736.37 1.22

Sumber, Hasil perhitungan analisa 2014

-Analisa Penghematan BOK dan Nilai Waktu

Analisa penghematan BOK pada bab ini dihitung berdasarkan pertumbuhan penduduk pada tahun ke-10 yaitu pada tahun 2024. Sama seperti bab sebelumnya untuk mendapatkan hasil analisa perhitungan BOK dengan tepat digunakan metode kombinasi jasa marga dengan N.D lea ,karena dalam metode jasa marga untuk kendaraan beroda 2 (MC) tidak diperhitungkan akan tetapi didalam metode N.D Lea terdapat cara untuk memperhitungkan BOK kendaraan beroda 2 (MC) dengan asumsi kendaraan tersebut membebani kendaraan ringan (LV). Berikut merupakan tabel perhitungan pertumbuhan kendaraan akibat MC membebani LV yang tergabung dalam Auto.

Tabel 4.17 Perkembangan Kendaraan

Tahun Jenis Kendaraan AUTO HV Gol 2a Gol 2b Bus Besar Truk Besar 2014 2043 261 0 0 2015 2201 284 10 10 2016 2358 288 10 11 2017 2515 291 10 11 2018 2673 295 10 12 2019 2830 299 10 13 2020 2988 303 11 14 2021 3145 307 11 14 2022 3302 310 11 15 2023 3460 314 11 16 2024 3617 318 11 17

Sumber, Analisa hasil perhitungan Auto akibat penambahan sepeda motor. 2014

Tabel 4.18 Perhitungan BOK eksisting tahun 2024

Sumber, Analisa perhitungan 2014

Tabel 4.19Perhitungan Nilai Waktu eksisting tahun 2024

Sumber, Analisa perhitungan 2014

Tabel 4.20 Perhitungan BOK rencana tahun 2024

Sumber, Analisa perhitungan 2014

Tabel 4.21 Perhitungan Nilai Waktu rencana tahun 2024

Sumber, Analisa perhitungan 2014

-

Analisa Biaya Pembangunan dan Perawatan Berkala

Biaya pembangunan didapat dari hasil perhitungan manual yang kemudian dijumlahkan dengan hasil biaya pemeliharaan/maintenance. Berikut hasil analisa dan tabel biaya(cost) untuk pembangunan dan pemeliharaan berkala. Biaya Pembangunan (Investasi) = Rp 98,172,097,290 Biaya Perawatan Berkala/tahun = Rp 4,525,047,562

Untuk lebih jelasnya tentang perhitungan biaya investasi (cost) dapat dilihat pada halaman lampiran.

BI Rate=7.5%(http://www.bi.go.id/en/moneter/bi-rate/data/Default.aspx)

Inflasi = 9.3% (http://www.bps.go.id/aboutus.php?inflasi=1)

Tabel 4.22 Analisa Perhitungan Present Worth Cost

Sumber, Analisa Perhitungan 2014

(6)

-Analisa Benefit Cost Ratio (BCR) Tabel 4.23 Perhitungan Benefit Cost Ratio

Sumber,Analisa Perhitungan 2014

BCR 2014 = 0.16 < 1 …… Tidak Layak Secara Ekonomi BCR 2024 = 1.03 > 1 …… Layak Secara Ekonomi

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

Dari penelitian yang telah dilakukan, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.Hasil analisa teknis menunjukkan bahwa kondisi jalan saat ini masih baik dan tidak ada kemacetan yang berarti karena nilai DS juga rendah 0.35 < 0.75 selain itu perhitungan BCR kurang dari 1, yang berarti proyek peningkatan status jalan ini masih belum layak untuk dikerjakan saat ini.

2.Untuk meningkatkan status jalan pada suatu ruas jalan diperlukan beberapa kriteria yang harus dipenuhi baik dari segi teknis maupun ekonomi. Pada jalan studi ini hal-hal yang harus dilakukan agar status provinsi jalan tersebut dapat ditingkatkan menjadi nasional perlu penyesuaian dengan ketentuan yang telah ditetapkan pemerintah tentang jalan nasional seperti jumlah lalu lintas harian rata-rata, lebar jalan, kecepatan dll. 3.Hasil analisa ekonomi dari perubahan status jalan ini

didapat nilai saving BOK dan Nilai Waktu sebesar Rp. 15.256.471.722 dimana nilai Cost sebesar Rp. 98.172.097.290 sehingga menghasilkan nilai BCR <1, karena hasil BCR tidak layak maka dilakukan uji peramalan lalu lintas dimana untuk 10 tahun kedepan menunjukkan bahwa proyek peningkatan status jalan ini telah layak dari segi teknis DS > 0.75 dan nilai BCR >1 Saran yang dapat penulis rekomendasikan adalah melakukan kajian ulang rencana pemerintah tentang peningkatan status jalan diruas Jalan Ketapang-Batas Kabupaten Pameksan, dan menunda pengerjaan proyek ini agar tidak terjadi kerugian dikedua belah pihak baik penyelenggara maupun kontraktor yang bersangkutan selain itu akan lebih efisien jika proyek dilakukan disaat yang tepat.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Direktorat Bina Jalan Kota. 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), Dirjen

Bina Marga, Republik Indonesia.

[2] Grant, E.L., W.G Ireson, R.S. Leavenworth, 1991. Dasar-Dasar Ekonomi Teknik Jilid 1,

Rineka Cipta.

[3] Kartika, A.A.G. 2006. Buku Ajar Ekonomi Jalan Raya, Jurusan Teknik Sipil Fakultas

Teknik Sipil dan Perencanaan ITS, Surabaya.

[4] Tamin, OZ 2000. Perencanaan dan Permdelan Transportasi, Edisi Kedua. Penerbit ITB,

Bandung.

[5] De Garmo P.E, Sullivan W.G 1977, Engineering Economy. Prenice Hall, New Jersey.

[6] Siswanto Sutojo, 2000. Studi Kelayakan Proyek, PT Damar Mulia Pustaka,

Jakarta.

[7] N.D. LEA & Associates, Ltd.1975. Traffic And Economic Studies And Analyses,

USA

[8] PT.Jasa Marga, 1996, Perhitungan BOK dan Nilai Waktu Formula Herbert Mohring. Jasa Marga

Jakarta

[9] Undang-Undang nomor 38. 2004, Definisi Jalan Menurut Statusnya. Republik Indonesia

[10] Peraturan Pemerintah no 34. 2006. Tentang Jalan ,Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia

Total Biaya (Cost) Jumlah Eksisting Jumlah Rencana Total saving (Benefit) (Rupiah/Tahun) ∑BOK+∑NW ∑BOK+∑NW (Rupiah/Tahun)

a b c d e f=d-e g=f/c

2014 0 Rp 98,172,097,290.00 Rp 80,590,131,703.76 Rp 65,333,659,981.05 Rp 15,256,471,722.71 0.16 2024 10 Rp 143,583,110,834.88 Rp 500,594,218,981.72 Rp 352,746,530,170.03 Rp 147,847,688,811.69 1.03

n BCR

Gambar

Tabel  4.3  Kecepatan  Kendaraan  Ringan  dan  Berat  Ruas  Ketapang- Ketapang-Bts.Kab.Pamekasan  Q total  (smp/jam)  Derajat  Kejenuhan  (DS)  Kecepatan (km/jam)  V MC   V LV V HV 708.55  0.352  55  46  40.5
Tabel 4.8 Nilai Waktu Minimum

Referensi

Dokumen terkait

Lebih jelasnya akan dibahas mengenai karakterisasi ideal prima, karakterisasi ideal maksimal, keterkaitan antara kedua ideal tersebut, dan keterkaitan antara kedua

Berdasarkan analisis yang didapat dari observasi terhadap anak usia 5-6 tahun di TK Kasih Ibu Desa Muara Jalai Kecamatan Kampar Utara dapat dilihat dari 35 anak, bahwa :

Identifikasi senyawa hasil katalisis menggunakan instrumen GC-MS bertujuan untuk mengetahui senyawa produk hasil trans- esterifikasi berdasarkan fragmen-fragmen senyawa

Hasil penelitian yang telah dicapai sampai dengan waktu laporan kemajuan hasil penelitian (bulan Juli 2014) menunjukkan bahwa kesalahan yang banyak dilakukan mahasiswa

Hubungan kuantitatif struktur kimia dan aktivitas biologis obat (HKSA) merupakan bagian penting rancangan obat, dalam usaha untuk mendapatkan suatu obat baru

Negeri 4 Seluma masih tergolong kurang, oleh karena perlu diperbaiki di masa yang akan datang dengan melakukan pemilihan pemain bola voli yang lebih

Makalah ini bertujuan untuk menganalisis rugi-rugi panas pada tangki penyimpan panas dalam sistem pembangkit listrik tenaga matahari untuk mengetahui nilai panas yang hilang selama

Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel pemanfaatan perpustakaan multimedia terhadap prestasi belajar mata pelajaran produktif