• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI TEMPE THE SUPERFOOD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI TEMPE THE SUPERFOOD"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL

ANIMASI EDUKASI

“TEMPE THE SUPERFOOD”

Nicolas Kristian

Perumahan Kosambi Baru, Jl. Angsana HIjau 2 blok G1/30, Jakarta Barat 11750, +6281807148774, [email protected]

Aris Darisman, S.Sn; Johanes Baptista Permadi, S.Sn

ABSTRAK

Tujuan dari perancangan film animasi edukasi ini adalah untuk memperkenalkan tempe sebagai makanan yang memiliki khasiat dan manfaat yang sangat luar biasa bagi kesehatan. Dengan menggunakan metode studi pustaka, pengumpulan data. Dan hasil yang sudah penulis capai adalah film animasi edukasi berupa film animasi motion graphic yang memperkenalkan kepada para penonton tentang manfaat dan khasiat tempe yang dikemas secara menarik. Dan keseluruhan dari perancangan ini menunjukkan bahwa tempe adalah makanan yang memberikan banyak dampak baik bagi kesehatan orang yang mengkonsumsinya.

Kata Kunci

Tempe, Makanan, Animasi, Motion Graphic.

ABSTRACT

The objective of this educational animation movies is to introduce people the benefits of tempeh, by using a literature methods and data collecting. And the results that writer have been accomplished is an educational animation movie which use a motion graphic style, this educational animation movie introduce to the audience all about the benefits of tempeh. Overall, this educational animation movies showed that tempeh is a superfood that has so many benefits for the consumer.

Keywords

(2)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tempe adalah salah satu makanan tradisional Indonesia yang saat ini sudah banyak diminati dan digemari oleh masyarakat di Negara lain. Selain karena rasanya yang lezat, kandungan gizi dan fitokimia (nongizi) dari tempe pun diketahui sangat baik dan merupakan salah satu bahan pangan yang dapat memenuhi kebutuhan gizi yang seimbang.

Tempe yang merupakan makanan warisan nenek moyang Indonesia memiliki tidak hanya kandungan gizi makro, tetapi juga zat gizi mikro seperti vitamin B kompleks dan mineral seng serta zat besi.

Tempe adalah suatu anugerah Tuhan yang luar biasa bagi pemenuhan gizi untuk dapat hidup sehat bagi siapa saja, tidak hanya untuk kaum vegan, vegetarian, kaum marginal, tetapi juga untuk masyarakat dengan latar belakang ekonomi yang lebih tinggi walaupun mereka mampu membeli daging dan produk hewani lainnya.

Kekurangan gizi pada periode pertumbuhan cepat akan berdampak pada kualitas sumber daya manusia. Anak yang kurang gizi akan tumbuh lebih pendek dan selanjutnya berpengaruh terhadap

perkembangan kecerdasannya. Faktor gizi berkontribusi besar dalam menentukan kemampuan anak untuk mencapai pertumbuhan yang optimal. Zat gizi yang paling berperan dalam pertumbuhan adalah protein dan seng atau zinc.

Namun, masyarakat Indonesia di masa kini, terutama generasi muda, lebih banyak mengandalkan konsumsi daging dan produk hewani lain yang memiliki dampak negatif pada kesehatan manusia sebagai faktor resiko terjadinya penyakit-penyakit degeneratif atau kronis, seperti jantung koroner, stroke,

hipertensi, kanker, diabetes, obesitas, dan lain-lain. Hal yang lebih tragis adalah, banyak dari mereka yang belum pernah mencoba, bahkan tidak mengetahui bahwa tempe merupakan makanan asli Indonesia, serta tidak mengetahui fakta dan khasiat tempe untuk kesehatan.

Penulis mengangkat masalah ini atas dasar keinginan untuk menyediakan wadah informasi dan edukasi mengenai tempe, terutama industri tempe mulai dari sejarah, asal-usul, bahan baku, hingga membahas mengenai manfaat tempe untuk kesehatan.

Kajian Pustaka

Prinsip Animasi

Dalam animasi “TEMPE” ini, prinsip animasi yang saya gunakan antara lain adalah :

Anticipation : sebuah objek yang akan dianimasikan maka hendaknya sebelum bergerak dibuat sedikit

‘ancang-ancang’ atau antisipasi agar gerak objek terlihat luwes.

Staging : animasi motion graphic yang saya buat akan banyak bermain di bidang kosong, tetapi harus

(3)

Pose to pose : agar semakin efisien dalam bekerja. Dalam animasi ini teknik pose to pose kebanyakan

akan dilakukan untuk menentukan posisi objek.

Slow in dan slow out : mengatur kecepatan gerak objek agar terlihat lebih elegan dan tidak terlihat

patah-patah.

Arcs : arcs penting digunakan di dalam animasi saya ketika saya akan membuat animasi yang bersifat

mengalir agar gerakan menjadi semakin halus.

Timing dan spacing : memegang peranan yang sangat penting agar informasi bisa disampaikan secara

optimal. Tidak terlalu cepat, tidak juga terlalu lambat.

Solid drawing : dalam animasi saya yang merupakan animasi 2D gambar yang baik mutlak diperlukan

agar tidak terjadi kesalahan penyampaian pesan ketika gambar yang dibuat tidak sesuai dengan yang ingin disampaikan.

Appeal : jelas amat sangat dibutuhkan karena ini merupakan senjata utama yang saya gunakan untuk

menarik perhatian penonton pada pertama kalinya.

Teori Taksonomi Bloom

Dalam film pendek animasi ini, penulis mengharapkan agar melalui film animasi edukasi ini segala ranah, terutama ranah kognitif.

Pada tingkatan knowledge diharapkan penonton dapat mengingat beberapa istilah, fakta mengenai tempe, dan manfaat tempe itu sendiri.

Pada tingkatan application, diharapkan penonton dapat menerapkan apa yang telah mereka ketahui tentang tempe dari film tersebut.

Di tingkat analysis, penonton mampu memilah-milah informasi yang didapatkan dari film sampai pada detil terkecil.

Pada tingkat synthesis, penonton akan mampu untuk menjelaskan lagi informasi-informasi yang ada dengan baik dan lebih memahami struktur informasi secara lebih mendalam.

Pada tingkat evaluation, penonton dapat menilai sendiri mana manfaat tempe yang paling tepat untuk dirinya sendiri.

Teori E-learning

Dalam era global sekarang ini tidak jarang kita selalu berhubungan dengan teknologi, khususnya teknologi informasi. Karena pengetahuan (knowledge) yang selalu berkembang mengharuskan kita mengikuti kemajuan teknologi tersebut. Sebut saja saat ini yang sedang berkembang adalah proses

(4)

pembelajaran e-learning. E-learning merupakan suatu teknologi informasi yang sedang dijalani di dunia pendidikan Indonesia. E-learning terdiri dari dua bagian, yaitu e yang merupakan singkatan

dari electronic dan learning yang berarti pembelajaran.

Jadi e-learning berarti pembelajaran dengan menggunakan bantuan perangkat elektronika,

khususnya perangkat komputer. Salah satu definisi yang cukup dapat diterima banyak pihak misalnya dari Darin E. Hartley (Hartley, 2001) yang menyatakan : "E-Learning merupakan suatu jenis belajar

mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media Internet, Intranet atau media jaringan komputer lain". E-learning memiliki fitur-fitur sebagai berikut (Clark & Mayer, 2008, p. 10):

Konten yang relevan dengan tujuan belajar:

1. Menggunakan metode instruksional seperti contoh dan praktek untuk membantu belajar. 2. Menggunakan elemen media seperti kalimat dan gambar untuk mendistribusikan konten dan metode belajar.

3. Pembelajaran dapat secara langsung dengan instruktur (synchronous) ataupun belajar secara individu (asynchronous).

4. Membangun wawasan dan teknik baru yang dihubungkan dengan tujuan belajar.

Definisi e-learning memiliki beberapa elemen tentang apa, bagaimana, dan mengapa dari elearning

(Clark & Mayer, 2008, p. 10):

1. Apa. E-learning memasukkan baik konten, yaitu informasi, dan metode instruksional, yaitu teknik, yang membantu orang mempelajari konten belajar.

2. Bagaimana. E-learning didistribusikan melalui komputer dalam bentuk kalimat dan gambar. Pendistribusiannya dapat dalam bentuk asynchronous yang didesain untuk belajar secara individu dam dalam synchronous yang didesain dengan bimbingan dari instruktur secara langsung.

3. Mengapa. E-learning ditujukan untuk membantu pelajar mencapai tujuan belajarnya atau melakukan pekerjaannya.

(5)

Keuntungan menggunakan e-Learning diantaranya sebagai berikut (Wahono, 2005, p.2): 1. Fleksibel karena siswa dapat belajar kapan saja, di mana saja, dan dengan tipe

pembelajaran yang berbeda-beda.

2. Menghemat waktu proses belajar mengajar. 3. Mengurangi biaya perjalanan.

4. Menghemat biaya pendidikan secara keseluruhan (infrastruktur, peralatan, buku-buku). 5. Menjangkau wilayah geografis yang lebih luas.

6. Melatih pembelajar lebih mandiri dalam mendapatkan ilmu pengetahuan.

Kelemahan menggunakan e-learning diantaranya sebagai berikut (Rosenberg, 2006): 1. Karena e-learning menggunakan teknologi informasi, tidak semua orang terutama orang yang masih awam dapat menggunakannya dengan baik.

2. Membuat e-learning yang interaktif dan sesuai dengan keinginan pengguna membutuhkan programming yang sulit, sehingga pembuatannya cukup lama.

3. E-learning membutuhkan infrastruktur yang baik sehingga membutuhkan biaya awal yang cukup tinggi.

4. Tidak semua orang mau menggunakan e-learning sebagai media belajar. Zainal Hakim (2012), “Pengertian E-Learning”, diakses 19 July 2013 dari http://www.zainalhakim.web.id/pengertian-e-learning.html

Penggunaan Teori E-learning pada video animasi edukasi penulis terdapat pada saat penyusun sebuah struktur penyampaian cerita yang baik dengan pemanfaatan teknologi kepada para penonton. Sehingga lebih sederhana, fleksibel, lebih modern, dapat di akses dimanapun.

Teori Infographic

Infographic atau infografik menurut Doug Newsom dan Jim Haynes dalam bukunya Public Relations Writing (2004), Infografik adalah visual grafis yang menampilkan representasi dari informasi, data dan pengetahuan. Infografik menyajikan informasi yang cepat jelas dan kompleks, seperti tanda,

(6)

peta, jurnalisme, pendidikan, dan pengetahuan. Dengan infografik informasi akan lebih mudah diproses. Dalam video animasi edukasi penulis akan menyajikan visualisasi Infografik, yang akan

mengubah data, informasi, permasalahan yang riil dan kompleks menjadi visual yang lebih sederhana untuk dicerna oleh penonton.

Teori Naratif

Seymour Chatman (1978) dikenal dengan teori naratif pada sebuah film, beliau berusaha menjelaskan tentang wacana naratif, menurutnya teori ini menjelaskan tentang bagaimana hubungan cerita dari ‘maksud pengarang’ dan ‘penangkapan pembaca’ sebaik ‘narator’ dan ‘naratee’ menuliskan di dalam penggambaran sebuah tampilan.

Pada dasarnya teori naratif adalah studi yang mempelajari tentang hakikat narasi, bercerita, tulisan atau sebaliknya. Menurut Chatman, “narasi adalah komunikasi dan terdapat dua pihak, yaitu pengirim dan penerima.” Chatman juga berpendapat bahwa narasi sebagai pesan yang dikirimkan. Cerita dirangkai dengan rumusan 5 W + 1 H, yaitu :

1. What, apa yang akan diceritakan. 2. Where, dimana setting atau lokasi cerita. 3. When, kapan peristiwa-peristiwa berlangsung. 4. Who, siapa pelaku di ceritanya.

5. Why, mengapa peristiwa-peritiwa itu bisa terjadi 6. How, bagaimana cerita itu di paparkan.

Moulidvi (2013), “Teori Naratif”, diakses 19 July 2013 dari http://moulidvi-r-pfib11. web.unair.ac.id/artikel_detail-81023-Umum-Teori%20Naratif.html

Penggunaan teori naratif/narasi di dalam video animasi edukasi penulis berada ketika penonton melihat visualisai dalam bentuk infografik kemudian diperkuat dengan audio dari “voice over” pada narator sehingga audience mampu memahami maksud penulis dan mendapatkan pengarahan alur cerita yang baik.

(7)

Teori Motion Design “Motion Graphic”

Motion Design adalah pengembangan dari seni graphic design yaitu, konteksnya adalah motion graphic sebagai film, video atau computer animation. Didalamnya juga terdapat tipografi, elemen-elemen grafis, komposisi, warna, style frame dan audio visual.

Menurut Filippo Baraccani, “Motion Desing berawal dari : IDEA – Techniques – Result. “

1. “IDEA : concept, story, message, plot, ect.”

2. “Techniques : film, animation, sfx, sound, music, stop motion, ect.” 3. “Result : Movie, TV Commercial, Cartoon dan semua jenis gambar yang bergerak.”

Basics of Motion Design :

1. TIMING, menurut Wladimir Schwabaer

“Timing yang baik memiliki weight, force, gravity, dynamics, friction.” 2. PRINT VS MOTION DESIGN, menurut Helene Maus

“Print dimana pembaca mendefinisikan tingkat membaca dapat mengulanginya lagi dan lagi. Oleh karena itu dampak dari teks tergantung pada pembaca. Sedangkan Motion Design, penonton harus membayar perhatian. Informasi yang lewat dan tidak dapat kembali lagi. Dampak yang diinginkan tergantung pada animasi.”

3. TRANSITIONS, menurut Elena Fergnani

“Transisi digunakan untuk beralih dari adegan satu ke yang lain. Transisi bisa dengan menggunakan cara dissolving to black. Jumlah waktu yang panjang maka transisi akan

lama pada adegan masing-masing. Memotong transisi berarti adanya adegan yang berturutturut tanpa kesenjangan waktu.”

4. TECHNIQUES BASIC, menurut Filippo Baraccani Aspect Ratio, know the format of the medium.

(8)

First and Last Frame

“Dibanyak kasus di rekomendasikan untuk memulai dan mengakhiri frame dengan warna yang natural, seperti hitam.”

5. THE IMPORTANCE OF SOUND IN MOTION DESIGN, menurut Mikko Gartner “Di samping visual penggunaan suara merupakan elemen kunci dari Motion Design. Penggunaan efek suara membantu mengarahkan atau mengartikan sebuah visual. Dengan background music yang berbeda kita bisa mengekspresikan perbedaan moods dalam sebuah scene.”

6. MOTION, menurut Helene Maus

“Berusahalah agar tetap ada pergerakan dalam setiap durasi. Tidak boleh menjadi image yang diam. Kita bisa melakukan scale, perpindahan atau rotate. Karena motion design bukan print. Jadi buatlah semua tetap bergerak.”

Menurut Wladimir Schwabaer. “Motion design adalah graphic design dengan kekuatan untuk bekerja dengan gerakan dan suara dan didasari dengan “Time – Line” dan memiliki banyak layer untuk proses yang creative.”

7. ACTION, REACTION AND ACTIVITY, menurut Filippo Baraccani “Activity : Lends life to a scene.”

“Action : Is the subject of the scene.”

“Reaction : Roots the action in the environment.” Menurut Helene Mau, “Idea of Motion Design”

“Where : tittle design, commercial, music video, trailer, movie, information, tv design.”

“How : 2D animation, stop motion, 3D animation.”

“With : typography, sound, illustration, image, footage, effect.” 8. SUSPENCE, menurut Elena Fergnani

(9)

mengacu pada persepsi penonton dalam sebuah karya dramatis.” 9. KEYFRAMES, menurut Mikko Gartner

“Jika benda bergerak dari satu posisi ke posisi lainnya, pertama kita harus menentukan 2 posisi. The starting point and the final position disebut dengan keyframes. Waktu antara keyframes menentukan kecepatan dari gerakan. Kita bisa menambahkan keyframes diantara the starting point dan the final position untuk memperjelas gerakan. Kita juga bisa

menambahkan gerakan diantara keyframes. Untuk membuat gerakan yang lebih dinamis tambahkan easy in and easy out.”

10. COLOURS, menurut Wladimir Schwabaer

“Gunakan warna untuk memperjelas pesan kita, tapi tetap di padukan sesuai dengan arti dari warna tersebut.”

11. CARTOONING, menurut Filippo Baraccani

“Cartooning, digunakan untuk mencapai hal lebih hidup, dan gerakan yang dinamis. Dari A ke B dengan linear atau bisa juga menekankan perbedaan langkah dalam animasi. Seperti : Stretching, Squashing, Rotating.”

12. TYPE IN MOTION, menurut Helene Maus

“Typeface, bukan hanya sebuah pesan yang terdiri dari surat. Dengan dukungan music, colour dan motion. Typface bisa menjadi “strict” dan “meaningful” seperti penyiar. Typeface bisa jadi lucu dan menggembirakan seperti comedy show. Dalam motion design mudah untuk menyampaikan perbedaan moods hanya dengan satu typeface. Typeface bisa jadi thrilling and dangerous seperti action movie.”

13. MOTION BLUR, menurut Filippo Baraccani

“Motion Blur membuat ilusi untuk gerakan yang lebih smooth dengan interpolanting dua atau lebih frames kedalam satu blurred frame.”

Menurut Elena Fergnani, “pengertian Motion Design adalah untuk memberikan bentuk yang benar kedalam sebuah pesan. Agar mudah dimengerti dan menjadi menarik. Sehingga

(10)

sampai ke penonton.”

14. THE 4TH DIMENSION, menurut Filippo Baraccani

“Ketika kita bekerja dengan gambar yang bergerak, kita tidak hanya memiliki satu dimensi tapi memiliki 4 dimensi. Ini dapat menjadi berkat dan kutukan, jika penonton merasa kehilangan sesuatu maka pesan itu tidak sampai. Waktu adalah elemen desain curcial.” 15. EMOTION, menurut Mikko Gartner

“Jika tidak adanya emotion maka motion akan terlihat hambar.” 16. MOVEMENT, menurut Elena Fergnani

“Consider the power of movement”

17. INFORMATION AND TIME, menurut Filippo Baraccani

“Jika kebanyakan teks dalam video, pastikan agar terbaca dengan menunjukkan satu-satu perkalimat atau perkata. Dengan pemanfaatan waktu maka akan lebih mudah penonton untuk membacanya.”

18. ZOOM, menurut Wladimir Schwabaer

“Digunakan untuk menunjukkan hal-hal yang penting. Jangan lupa untuk memberikan kedalaman.”

19. NEGATIVE SPACE, menurut Elena Fergnani

“Negative space sangat penting dalam memberikan keunggulan. Tetapi dalam motion design ada empat dimensi sehingga dapat menggunakan waktu sebagai negative space untuk menekankan tindakan.”

20. MOTION TYPE HAS TO FLY, menurut Wladimir Schwabaer

“Gerakan memungkinkan kata-kata muncul sebagai aktor. Yang menguatkan emosi dan

dapat membuat pesan dengan jelas. Harus menjelaskan mengapa bergerak bukan digerakgerakkan saja tanpa alasan.”

Rogge & Pott (2009), “The Basic of Motion Design”, diakses 12 Maret 2013 dari https://vimeo.com/7440725

(11)

Seluruh penerapan teori pada motion design (motion graphic) diatas ada didalam video penulis. Karena sesuai dengan konsep utama penulis adalan video animasi edukasi 2D berupa motion graphic berbentuk infographic. Penulis harus selalu mengambil perhatian penonton dengan selalu membuat pergerakan didalam video, tidak ada yang diam karena ini adalah motion graphic, fokus pada gerak “motion” bukan sebagai karya “print.” Penulis akan sangat membutuhkan attention dari penonton itu sendiri. Juga memperhatikan timming yang tepat untuk penonton dalam menikmati visual dari video penulis. Media ini sangat tepat untuk menkomunikasikan kepada para penonton mengenai info yang menggunakan text, angka, gambar, grafik yang singkat, langsung pada intinya dengan visual yang sederhana namun menyatu secara keseluruhan.

Teori Tipografi

Menurut buku “Tipografi Dalam Desain Grafis” sebuah huruf harus memiliki potensi untuk menerjemahkan atmosfir yang tersirat dalam sebuah komunikasi verbal. Dengan memperhatikan kriteria jenis tipografi yang memiliki “clarity” (jelas), “readability” (keterbacaan), “legability” ( kemudahan untuk dibaca), dan “visibility” (mudah dilihat).

Di dalam film edukasi animasi ini akan sering muncul berbagai teks yang menyangkut informasi. Tulisan jenis sherif akan dihindari karena akan menimbulkan kesulitan ketika dibaca. Penulis akan banyak bermain di font yang simpel dan juga terlihat modern.

(12)

Contoh font pertama yang akan banyak dipakai adalah font

SFComicSCript

Teori Warna

Menurut teori warna dari Teori Brewster yang pertama kali dikemukakan pada tahun 1831. Warna-warna yang ada di alam jika disederhanakan dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok warna, yaitu Warna Primer, warna Sekunder, warna Tersier dan warna Netral. dan ini diwujudkan dalam bentuk lingkaran warna, lingkaran warna brewster mampu menjelaskan teori kontras warna (komplementer), split komplementer, triad, dan tetrad.

Secara psikologis diuraikan oleh J. Linschoten dan Drs. Mansyur tentang warna sbb: Warnawarna itu bukanlah suatu gejala yang hanya dapat diamati saja, warna itu mempengaruhi kelakuan,

memegang peranan penting dalam penilaian estetis dan turut menentukan suka tidaknya kita akan bermacam-macam benda. Dari pemahaman diatas dapat dijelaskan bahwa warna, selain hanya dapat dilihat dengan mata ternyata mampu mempengaruhi perilaku seseorang, mempengaruhi penilaian estetis dan turut menentukan suka tidaknya seseorang pada suatu benda.

Warna adalah salah satu unsur yang penting dalam sebuah desain, karena dengan warna suatu karya desain akan memiliki arti dan nilai yang lebih (added value) dari utilitas karya tersebut. Warna juga bisa memberikan pengaruh emosional kepada mood atau suasana yang diciptakan. Pemilihan warna juga harus diperhatikan agar tidak salah pengertian dalam komunikasi visual. Warna memiliki arti dari

(13)

masing-masing warna. Dengan warna suatu karya memiliki arti dan nilai lebih. Zainal Hakim (2012), “Mengenal Istilah Warna”, diakses 12 Maret 2013 dari http://www.zainalhakim.web.id/posting/mengenal-istilah-warna.html

Dalam konteks tugas akhir ini, penulis menggunakan beberapa warna yang dianggap dapat cukup representatif dalam pembahasan “TEMPE” ini, antara lain:

Warna yang bersifat warm

Kebanyakan dari skema warna yang memiliki sifat bersahabat memasukkan warna oranye sebagai salah satu elemen warnanya. Warna-warna yang sering dipakai di restoran fast-food untuk memancing nafsu makan dan kafe yang memiliki target market terutama anak muda.

Warna yang memiliki sifat earthy

Sifat earthy di dalam warna memiliki sifat bersahabat, nyaman, dan terkesan friendly.

Penggunaan warna ini bertujuan selain meniru warna coklat dari warna tempe yang sudah matang, juga agar para penonton merasa nyaman ketika menyaksikan video edukasi ini.

Penerapan mood warna menggunakan warna-warna yang cerah, terang, blok warna Untuk pemilihan warna karena media video yang menggunakan basic RGB makan penulis menggunakan

(14)

website di internet yang bernama “Adobe Kuller” (https://kuler.adobe.com/create/color-wheel/) untuk membantu penulis dalam memilih warna, Seperti :

Rumusan Masalah

Merancang sebuah komunikasi visual yang informatif, edukatif, dan kreatif yang dapat mengedukasi para penonton agar mengenal tempe dan menyadari manfaatnya. Untuk ke depannya, tempe dapat menjadi pilihan para masyarakat yang peduli dengan kesehatannya dibandingkan dengan produk hewani. Pengaplikasian visual dan ilustrasi yang interaktif dalam video akan mempermudah dalam mengerti dan memahami informasi yang ingin disampaikan.

Tujuan Penelitian

Tujuan desain video ini antara lain:

• Membuat sebuah video edukasi yang berisi informasi tentang tempe yang menarik dan mudah dicerna,

• Mempromosikan gaya hidup sehat dengan mengkonsumsi tempe,

• Menumbuhkan kembali rasa bangga terhadap kuliner asli Indonesia,

• Dan membuat penonton merasa terhibur,

• Memberikan tontonan berupa animasi yang beda kepada masyarakat Indonesia.

METODE PERANCANGAN

Berikut merupakan tahap perancangan dengan melakukan pengumpulan data dengan metode

penelitian berupa Tinjauan Pustaka (dari media maupun internet), mewawancarai salah seorang yang bekerja sebagai training dan Wholesale Manager Anomali Coffee, yaitu Ibu Resiantri Triane sebagai nara sumber. Setelah seluruh data rampung, saya menganalisa data untuk pembanding video-video yang sudah ada mengenai kopi dan analisa SWOT untuk memfokuskan lagi perancangan yang saya buat. Setelah itu mulai mencari referensi visual yang mendekati kepada visual yang akan di gunakan. Selanjutnya

melakukan sketsa Aset dari logo, karakter, background dan elemen visual pendukung lainnya. Lalu sketsa storyboard. Setelah Storyboard rampung selanjutnya saya membuat vectornya dan mulai memberikan warna sesuai teori warna yang sudah dipelajari. Kemudian membuat Animatic yang sudah dilengkapi dengan voice over dan backsound untuk mengetahui timming dan look dari keseluruhan video.

(15)

Selanjutnya tahap animated di after effect hingga compositing dan editing untuk akhir final.

1. Literatur Buku

Literatur buku “Fakta Ajaib Khasiat Tempe”

Buku kesehatan yang berjudul “Fakta Ajaib Khasiat Tempe” ditulis oleh Dr. Drs. Susianto, MKM. & Rita Ramayulis, DCN., M.Kes. dan diterbitkan oleh penerbit PenebarPlus+. Buku ini berisi tentang informasi lengkap mengenai tempe, terutama mengenai kandungan gizi dan khasiat dari tempe, dan juga resep-resep pengolahan tempe dengan kreatif dan lezat.

Literatur buku “Bunga Rampai Tempe Indonesia”

Buku yang ditulis dan diterbitkan oleh Institusi Yayasan Tempe Indonesia pada tahun 1996. Berisi informasi lengkap tentang segala hal yang berkaitan dengan tempe, dari sejarah, fakta gizi, proses fermentasi dan lain-lain.

2. Literatur Dokumen Simposium Nasional “Pengembangan Tempe dalam Industri Pangan Modern”

Makalah yang disampaikan pada Simposium Nasional: “Pengembangan Tempe dalam Industri Pangan Modern,” tanggal 15-16 April, 1995 di Yogyakarta. Makalah ini berisi tentang sejarah tempe, aspek sosial dan kandungan lengkap dari tempe.

4. Data Umum

Sekilas Tentang Tempe

Hasil penelitian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan bahwa ketika proses fermentasi terjadi peningkatan nilai asam lemak, vitamin, dan mineral. Pada asam lemak terdapat peningkatan ketidakjenuhan sehingga asam lemak tidak jenuh ganda atau polyunsaturated fatty acid (PUFA) meningkat jumlahnya, yaitu pada asam oleat dan linoleat. Linoleat merupakan asam lemak esensial yang harus didatangkan dari makanan karena tubuh tidak bias membuatnya. Pada kedelai tidak terdapat kandungan linoleat tersebut.

Jenis vitamin yang terkandung dalam tempe antara lain vitamin B1 (tiamin), B2 (riboflavin), B3 (niasin), B6 (pirioksin), B12 (sianokobalamin), dan asam pantotenat. Vitamin B12 umumnya terdapat pada produk hewani dan tidak dijumpai pada produk nabati. Namun, tempe mengandung vitamin B12 antara 1,5-6,3 µg/100g tempe kering sehingga tempe menjadi satu-satunya pangan nabati yang mengandung vitamin B12.

Bau yang normal pada tempe adalah tidak berbau benda asing, tetapi berbau khas tempe. Jika terdapat bau asing, dapat dikatakan tempe tersebut tidak normal. Warna normal tempe mentah adalah putih atau keabu-abuan. Jadi, selain warna putih keabu-abuan maka warna tempe dikatakan tidak normal. Adapun untuk rasa tempe yang normal adalah tidak terdapat rasa selain rasa tempe.

(16)

Tempe mempunyai tekstur yang lebih lunak daripada kedelai, karena tepung tempe mencernakan matriks di antara sel-sel biji kedelai, sehingga sel terlepas dari bahan-bahan di sekitarnya. Fermentasi kedelai menjadi tempe juga menghilangkan zat-zat yang tidak diinginkan yang terdapat di dalam kedelai. Kedelai tergolong sebagai bahan pangan yang kandungan asam fitatnya cukup tinggi. Dengan demikian kedelai walaupun kandungan zat besinya cukup besar, namun belum direkomendasikan sebagai bahan pangan sumber zat besi yang berkualitas tinggi. Setiap 100g tempe segar mengandung 4mg zat besi, atau 9mg zat besi/100 g tempe kering. Selain zat besi tempe juga mengandung mineral Cu dan Zn sebanyak 2,87 dan 8,05 mg/100 g tempe kering. Dengan demikian, konsumsi tempe dapat dipergunakan untuk menaikkan kadar hemoglobin ataupun untuk regenerasi hemoglobin.

Jumlah asam amino bebas pada tempe meningkat 1-85 kali dari kedelai, dari 0,5 pada kacang kedelai menjadi 7,3-12 pada tempe. Selain itu ketersediaan nitrogen pada tempe juga meningkat dari 6,5 pada kacang kedelai menjadi 39 pada tempe. Oleh karena itu, dikatakan tempe mempunyai kandungan protein yang tinggi dengan nilai PER (Protein Efficiency Ratio) yang sama dengan kasein dan susu skim.

Tempe hanya memerlukan 3-4 menit saat digoreng sehingga siap dimakan dan tidak besar pengaruhnya terhadap kerusakan protein. Dengan alasan tersebut tempe dapat dikatakan quick cooking

food.

Keistimewaan karbohidrat pada tempe adalah mudah dicerna dan diserap karena adanya enzim pencernaan amilase dan glukoamilase dengan ratio 66% dan 34%.

Keistimewaan protein yang terkandung pada tempe adalah mudah diuraikan menjadi peptide dan asam amino bebas, yaitu lebih tinggi 8,5 kali dibandingkan kacang kedelai.

Keistimewaan lemak pada tempe adalah jenis asam lemaknya yaitu saat proses fermentasi terdapat peningkatan asam lemak esensial, yaitu asam oleat serta terbentuk asam lemak linoleat yang sebelumnya tidak terdapat pada kedelai.

Tempe sekarang sudah banyak diproduksi dengan cara yang higienis dan kemasan mewan dan dijual di mal dan supermarket. Bahkan tempe sudah mulai menjadi menu-menu restoran ternama. Di luar negeri, seperti negara Jepang, Eropa, Amerika, dan Australia, tempe sangat dihargai dan digemari

sehingga dijual di supermarket dengan kemasan mewah. Bahkan saat ini, tempe sudah mulai dijual dalam bentuk formula temped an juga dalam bentuk isolasi seperti isolasi isoflavon dalam kapsul.

Tempe tidak dapat menyebabkan penyakit asam urat atau gout. Penyakit gout terjadi ketika asam urat dalam darah meningkat. Asam urat berasal dari metabolism asam amino purin. Makanan yang mengandung asam purin tinggi asalah jeroan, seafood, dan kaldu daging (100-1000mg/100g), sedangkan kacang kering seperti kacang kedelai hanya mengandung purin (9-100mg/100g) jauh lebih rendah, yaitu hanya 1/10 dari kadar purin pada jeroan, seafood, dan kaldu daging.

Selama proses fermentasi tempe dihasilkan enzim prostease dan peptidase sehingga protein diurai menjadi asam amino. Peningkatan asam amino bebas sebesar 7,3% hingga 12% dan dengan

meningkatnya pelepasan asam amino ini akan membuat protein lebih mudah dicerna sehingga produk dari metabolism protein seperti asam urat akan menurun.

(17)

Tempe mengandung isoflavon, senyawa antioksidan ini dapat berperan melawan sel kanker yang dapat memicu kanker prostat, payudara & cervix. Isoflavon ini juga dapat membantu mengatur estrogen sehingga bisa mengurangi rasa panas & tidak nyaman pada wanita menopause.

Tempe dapat diolah menjadi pengganti daging dalam berbagai macam jenis masakan modern dan populer seperti burger, brownies, sate, bahkan sajian makanan dingin seperti eskrim dan puding.

Proses Pembuatan Animasi Motion Design (Motion Graphic) 1. Development

- Brainstorming, mind mapping dan menemukan BIG IDEA.

- Moodboard Ideas, berdasarkan referensi dan tujuan visual yang ingin dicapai. - Survey dan pencarian sumber data pendukung.

- Treatment, Sinopsis, Script, dan Narasi. - Timeline All Production.

2. Pre-Production

- Desain Karakter dan Desain Aset / Element Design. - Bakground.

- Coloring.

- Look and Feel (style frame). - Storyboard and Animatic Preview. - Voice Over I

- Sound Effect dan Backsound untuk Animatic Preview. 3. Production

- Komposisi dan Layout. - Animate, key frame. 4. Post-Production - Compositing, Cut to cut. - Editing.

(18)

- Clearing all. - Final render. - Final project.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Film animasi edukasi “TEMPE THE SUPERFOOD” menggunakan warna kuning kecoklatan sebagai warna yang paling dominan, dipadukan dengan warna coklat, hitam, putih serta warna biru. Kelima warna tersebut digunakan secara terus menerus dari awal hingga akhir sehingga menjadi suatu

unity.

Dalam film animasi edukasi ini, penulis menggabungkan 3 elemen grafis yaitu, ilustrasi, tipografi dan vector. Ketiga elemen grafis tersebut diselaraskan dengan typeface “SFComicScript” yang penulis pilih karena dirasa cocok untuk menimbulkan kesan simple dan modern sehingga seimbang dengan topik yang dibahas dan tidak memunculkan rasa bosan.

Setelah melakukan proses sketsa yang dibutuhkan untuk aset dan storyboard, Penulis langsung masuk ke proses pewarnaan secara digital. Lalu, aset-aset tadi disusun sesuai aset yang berbentuk

vectordisimpan dalam bentuk file .ai sesuai dengan scene nya, aset yang berbentuk ilustrasi disimpan

dalam bentuk file .pngdan disesuaikan juga dengan scene nya. File-file tersebut lalu dipindahkan ke after

effect untuk dianimasikan. Berikut ini adalah hasil style frame dari setiap scene.

2. Aset (Elemen Desain) 2.1 Background

Untuk warna background, penulis menggunakan warna kuning gading sebagai warna utamanya. Berikut ini adalah contoh background yang digunakan oleh penulis dalam film animasi edukasi “TEMPE THE SUPERFOOD”.

2.2 Judul Film

Untuk Judul film animasi edukasi “TEMPE THE SUPERFOOD”, penulis menggunakan ilustrasi,

vector dan tipografi yang digabungkan dengan metode mixmedia, yang bisa dilihat di gambar di bawah

ini.

2.3 Typeface

Untuk typeface dalam film ini, hanya pada saat munculnya judul film saja penulis menggunakan

font selain SFComicScript. Font yang penulis pakai pada saat munculnya judul film ada 3 tipe, yaitu SF

COMIC SCRIPT, Little Caesar dan Eggs. Berikut adalah penjelasan typeface yang dipakai dalam pembuatan film animasi edukasi ini.

(19)

Typeface di atas adalah font buatan penulis yang digunakan untuk keperluan judul film. Typeface

di atas mengilustrasikan tekstur dari tempe. Warna coklat dipilih sebagai warna utama dalam typeface di atas karena warna tersebut adalah warna dari tempe yang sudah matang setelah digoreng.

2.4 Aset Vector

Aset vector juga digunakan oleh penulis sebagai bagian dari ilustrasi dari informasi yang diberikan agar penonton lebih mudah menerima informasinya serta membuat visual lebih menarik dan lain daripada yang lainnya.

3. Bahasan Karya

Karya animasi edukasi ini merupakan sebuah metode penyampaian informasi yang dikemas dalam bentuk media animasi 2D motion design (motion graphic) berbentuk infographic yang menarik, menggunakan asset (element design) dan karakter yang simple tetapi tetap dapat dimengerti dan menarik. Dengan harapan informasi yang diberikan dapat lebih mudah dicerna guna menambah pengetahuan penonton akan tempe serta meluruskan anggapan atau isu yang beredar dan seringkali salah.

SIMPULAN DAN SARAN

1. SIMPULAN

Masih banyak fakta-fakta yang belum penulis bahas ataupun belum difahami secara lebih mendalam oleh para ilmuwan yang bisa dipelajari lebih detail mengenai khasiat dan manfaat tempe. Film animasi edukasi ini diharap akan menghadirkan suatu alternatif baru dibandingkan film edukasi yang lainnya baik yang membahas tentang tempe ataupun film yang membahas materi lain.

Visual grafis dengan gaya yang lebih menarik dan agak modern, dilengkapi dengan aset ilustrasi dan

vector, penggunaan tipografi yang mendukung penyampaian materi serta penggunaan narasi, backsound

dan sound effects adalah elemen penting dalam pembuatan film animasi edukasi. Sehingga, para penonton bisa dengan mudah mencerna informasi sekaligus menikmati visual yang ada di dalam film. Hal ini adalah salah satu daya tarik dari penggunaan motion graphic.

2. SARAN

Inisiatif dan perilaku aktif harus kita biasakan dalam kehidupan kita. Banyak hal yang bisa kita gali dan pelajari untuk menambah wawasan kita, sama halnya dengan tempe. Banyak orang yang sudah

mengetahui makanan tempe, namun tidak semua orang mengetahui manfaat dan khasiat tempe bagi kesehatan mereka. Kesan makanan murah selalu disertai dengan kesan tidak bergizi, padahal tidak demikian dengan tempe, yang khasiatnya diakui oleh dunia.

(20)

Dunia animasi juga sebenarnya sangat luas.Tidak hanya harus berpaku kepada karya-karya yang bersifat 3d saja. Karena inti dari animasi adalah membuat suatu karya yang bergerak, jadi membuat film animasi edukasi atau dokumenter juga merupakan sebuah karya animasi. Kurangnya referensi mengenai film animasi yang menggunakan metode motion graphic juga menjadi salah satu penghalang sebagian orang untuk mempertimbangkan membuat suatu karya menggunakan motion graphic. Saran yang bisa penulis berikan untuk pihak yang diperkirakan bisa memetik manfaat dari hasil penelitian ini adalah jangan hanya terpaku kepada karya yang bersifat 3d saja, pertimbangkan metode-metode lain untuk membuat suatu karya grafis yang tidak kalah kualitasnya dengan film animasi 3d.

REFERENSI

A Dr. Drs. Susianto, MKM. & Rita Ramayulis, DCN., M.Kes.(2013). Fakta Ajaib Khasiat Tempe. Jakarta : PenebarPlus+.

Yayasan Tempe Indonesia.(1996). Bunga Rampai Tempe Indonesia. Jakarta.

Mary Astuti.(1995). Simposium Nasional Pengembangan Tempe dalam Industri Pangan Modern,

Yogyakarta, 15-16 April 1995. Jakarta : Yayasan Tempe Indonesia.

Haris Munandar.(2013). Fakta Unik Dan Menarik Tentang Tempe. 03-04-2014. http://infounikmenarikterbaru.blogspot.com/2013/07/fakta-unik-menarik-tempe.html

Fazar.(2011). Manfaat Dan Fakta Tempe. 03-04-2014. http://www.fazar.net/manfaat-dan-fakta-tempe/ Artikel Kesehatan.(2013). 6 Manfaat Tempe Bagi Kesehatan Tubuh. 03-04-2014. http://www.artikelkesehatan99.com/tempe-makanan-asli-indonesia-kaya-manfaat/#

(2011). 1001 Khasiat Manfaat Tempe (Sehat, Lezat, Murah & Super Food / Makanan Super Asli Indonesia). 03-04-2014. http://www.iniunik.web.id/2011/06/1001-khasiat-manfaat-tempe-sehat-lezat.html#ixzz34PFj6HqB

RIWAYAT PENULIS

Nama : Nicolas Kristian

Tempat / Tanggal Lahir : Jakarta, 27 September 1991

Referensi

Dokumen terkait

Model pengembangan sistem yang dipakai untuk membangun aplikasi game edukasi pembelajaran anak usia dini (calistung) berbasis Android, penulis menggunakan model

Pada penelitian Syafriani (2013) status gizi normal lebih banyak ditemukan pada anak yang jarang mendapat kejadian penyakit infeksi yaitu 77,4% dibandingkan

Heart Rate Variability (HRV) pada perokok dalam penelitian ini memiliki mayoritas HRV dengan kategori yang sangat tinggi karena responden dalam penelitian ini termasuk

Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat 84.2% responden yang memiliki distorsi citra tubuh dan 15.8% yang tidak memiiliki distorsi citra tubuh.Dari hasil uji

Proses program : pada form data Angsuran terdapat beberapa

Dalam penulisan skripsi ini, peneliti akan memfokuskan penelitian tentang strategi Sekretariat Jenderal DPR RI dalam memperbaiki citra DPR RI terkait pertemuan

Di dalam inti pesan al-Qur’an terdapat ajaran yang utuh dan lengkap mengenai Allah yang bersifat transenden dan imanen, yang Maha Kuasa dan Maha indah, Yang Esa, dan

Dewi Athena, tokoh wanita perkasa dalam mitologi Yunani yang menjadikan penulis takjub, tertarik dan ingin mengeksplorasi lebih tentang kisah-kisahnya kedalam