• Tidak ada hasil yang ditemukan

POTENSI DAN PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI SAYURAN (BAWANG DAUN, BUNCIS, DAN TOMAT) BERBASIS KESESUAIAN LAHAN DAN KELAYAKAN FINANSIAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "POTENSI DAN PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI SAYURAN (BAWANG DAUN, BUNCIS, DAN TOMAT) BERBASIS KESESUAIAN LAHAN DAN KELAYAKAN FINANSIAL"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

POTENSI DAN PROSPEK

PENGEMBANGAN USAHATANI SAYURAN

(BAWANG DAUN, BUNCIS, DAN TOMAT)

BERBASIS KESESUAIAN LAHAN DAN KELAYAKAN FINANSIAL

(Studi Kasus Kawasan Agropolitan Ciwidey, Kabupaten Bandung)

Oleh:

ROCHMAN BUDI PATRIYO A24104062

PROGRAM STUDI LMU TANAH

DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBER DAYA LAHAN

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2008

(2)

ABSTRACT

ROCHMAN BUDI PATRIYO. Potency and Prospect of Agribusiness Development for Vegetable Crops (Scallion, String Bean and Tomatoes) Based on Land Suitability and Financial Feasibility (Case Study in Agropolitan Area of Ciwidey). Under Academic Supervision of MOENTOHA SELARI and BOEDI TJAHJONO.

District of Bandung is one of the production centers for vegetables in the mountainous areas of West Java. One area which is potential for vegetable production in Bandung District is the Agropolitan Area of Ciwidey which covers an area of around 40.674,67 ha. Agropolitan area of Ciwidey is located at altitude of ± 1100 m asl and most of its area is dominated by Andisol soils with volcanic tuff parent materials. At present, the soil is used for vegetable crops with superior commodities of scallion, string bean, and tomatoes.

Agropolitan area of Ciwidey comprises 3 subdistricts, namely subdistricts of Ciwidey, Rancabali and Pasirjambu. Based on subdistrict PDRB (Average Gross Domestic Production) values in year 2005 – 2006, agricultural sector in the three subdistricts constitutes the superior sector because it contributes considerably to the PDRB, namely 27,5 % for Ciwidey Subdistrict, 17,8 % for Rancabali Subdistrict, and 32,4 % for Pasirjambu Subdistrict. Considering that agricultural sector has great contribution on PDRB to support the development of Agropolitan area of Ciwidey, therefore, there is a need to learn the potency and prospect of superior commodity development, from the point of view of biophysical and financial aspects.

The objectives of this research were: (1) mapping the spatial pattern of land which is potential to be developed for superior commodities of scallion, string bean and tomatoes in the agropolitan area of Ciwidey, (2) identifying the financial feasibility level of agribusiness and alternatives for developing potential superior commodities. The methods used were analysis of land suitability classes for commodities of scallion, string bean, and tomatoes; with analysis of financial aspect and agribusiness profit values for each commodity.

Results of actual land suitability showed that in the study area with size of 19.502 ha, most of the land was categorized as class S2 and S3 for scallion and tomatoes, which for class S2 was 13.840 ha (71%) and for S3 was 5662 ha (29%).

(3)

If being utilized only for string bean, land categorized as class S2 had area of 13.122 ha (67,29 %), and that of class S3 of 6380 ha (32,71 %). Subclasses in the three commodities comprised S2,eh ; S2,nr ; S2 nr,eh ; S3,eh ; S3,nr ; and S3 nr,eh. The greatest limiting factors were slope classes (8 – 25 %) which conduct with erotion hazard/eh and nutrient retention/nr (pH, percent base saturation and CEC).

Scallion crop at class S2 had average value of B/C ratio of 1,30 and that of class S3 of 1,55. Average values for agribusiness profit for class S2 was Rp 3.356,67 / m2 / planting season, whereas that for class S3 was Rp 3.754,59 /m2 / planting season. Through similar evaluation, scallion crops for class S2 and class S3 had B/C ratio values of 0,22 and 0,28 respectively. Average values for agribusiness profit for class S2 and class S3 were respectively Rp 360,83 / m2 / planting season, and Rp 441,68 /m² / planting season. Tomato crops at class S2 and class S3 had B/C ratio values of 0,86 and 0,84 respectively, with agribusiness profit values for class S2 and class S3 of Rp 1.642,93 / m² / planting season and Rp 1.780,95 / m² / planting season respectively. In this case, scallion was the most prospective crop to be developed.

Research results showed that difference in land suitability classes was not always in accordance with values of agribusiness profit. For the study area, it could be seen that agribusiness profit values were affected more by factors of accessibility and number and kinds of service factors, rather than the land suitability level itself.

On the basis of financial analysis, among the three commodities of vegetable crops, scallion was the one which was appropriate for being given the first priority to be developed further, from the point of view of aspects of land potency, economic values, competition with the same kind of imported products which had not been existent yet, and the market demand which was still high.

(4)

RINGKASAN

ROCHMAN BUDI PATRIYO. Potensi dan Prospek Pengembangan Usahatani Sayuran (Bawang daun, Buncis, dan Tomat) Berbasis Kesesuaian Lahan dan Kelayakan Finansial (Studi Kasus Kawasan Agropolitan Ciwidey). Di bawah bimbingan MOENTOHA SELARI dan BOEDI TJAHJONO.

Kabupaten Bandung merupakan salah satu sentra produksi sayuran di daerah pegunungan di Jawa Barat. Salah satu wilayah yang potensial untuk produksi sayuran di Kabupaten Bandung adalah Kawasan Agropolitan Ciwidey yang meliputi luas sekitar 40.674,67 ha. Kawasan Agropolitan Ciwidey terletak pada ketinggian ±1100 m dpl yang sebagian besar wilayahnya didominasi oleh tanah Andisols dengan bahan induk tuff vulkan. Tanah tersebut saat ini digunakan untuk tanaman sayuran dengan komoditas unggulan bawang daun, buncis, dan tomat.

Kawasan Agropolitan Ciwidey meliputi 3 Kecamatan, yaitu Kecamatan Ciwidey, Rancabali, dan Pasirjambu. Berdasarkan nilai PDRB Kecamatan tahun 2005 – 2006, sektor pertanian di ketiga kecamatan tersebut merupakan sektor unggulan karena memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap PDRB, yaitu 27,5 % untuk Kecamatan Ciwidey, 17,8 % untuk Kecamatan Rancabali, dan 32,4 % untuk Kecamatan Pasirjambu. Mengingat sektor pertanian mempunyai peranan yang tinggi terhadap PDRB, maka untuk menunjang pengembangan Kawasan Agropolitan Ciwidey, perlu diketahui potensi dan prospek pengembangan komoditas unggulan yaitu bawang daun, buncis, dan tomat yang ditinjau dari aspek biofisik dan finansial.

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) memetakan pola spasial lahan yang potensial dikembangkan untuk budidaya komoditas bawang daun, buncis, dan tomat di Kawasan Agropolitan Ciwidey, (2) mengindentifikasi tingkat kelayakan finansial usaha tani dan alternatif untuk pengembangan komoditas unggulan yang potensial. Metode yang digunakan adalah analisis kelas kesesuaian lahan untuk komoditas bawang daun, buncis, dan tomat serta analisis finansial, dan nilai keuntungan usahatani untuk setiap komoditas.

Hasil evaluasi kesesuaian lahan aktual menunjukkan bahwa pada lokasi penelitian dengan total luas 19.502 ha, sebagian besar tergolong kelas S2 dan

(5)

kelas S3 untuk bawang daun dan tomat, yaitu kelas S2 seluas 13.840 ha (71 %) dan kelas S3 seluas 5662 ha (29 %). Apabila diusahakan untuk tanaman buncis saja, maka lahan yang tergolong kelas S2 memiliki luas 13.122 ha (67,29 %) dan kelas S3 seluas 6380 ha (32,71 %). Sub-kelas pada ketiga jenis komoditas meliputi S2,eh ; S2,nr ; S2 nr,eh ; S3,eh ; S3,nr ; dan S3,nr,eh. Faktor pembatas yang paling besar yaitu kelas lereng (8-25%) dan retensi hara (pH, % Kejenuhan Basa, dan KTK).

Tanaman bawang daun pada kelas S2 memiliki rata-rata nilai B/C rasio 1,30 dan untuk kelas S3 adalah 1,55. Nilai keuntungan usahatani rata-rata untuk kelas S2, sebesar Rp. 3.356,67 /m²/musim tanam dan kelas S3 Rp. 3.754,59/m²/musim tanam. Melalui penilaian yang sama, tanaman buncis untuk kelas S2 dan kelas S3 memiliki nilai BC ratio berturut-turut adalah 0,22 dan 0,28. Nilai keuntungan usahatani untuk kelas S2 dan kelas S3 adalah Rp. 360,83/m²/musim tanam dan Rp. 441,68/m²/musim tanam. Tanaman tomat pada kelas S2 dan kelas S3 memiliki nilai BC ratio berturut-turut adalah 0,86 dan 0,84 dengan nilai keuntungan usahatani untuk kelas S2 dan kelas S3 adalah Rp. 1.642,93/m2/musim tanam dan Rp.1.780,95/m²/musim tanam. Dalam hal ini bawang daun merupakan tanaman yang paling prospektif untuk dikembangkan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan kelas kesesuaian lahan tidak selalu sejalan dengan nilai keuntungan usahatani. Untuk daerah penelitian terlihat bahwa nilai keuntungan usahatani lebih dipengaruhi oleh faktor-faktor aksesibilitas serta jumlah dan jenis fasilitas pelayanan daripada tingkat kesesuaian lahannya.

Berdasarkan analisis finansial, di antara ketiga jenis komoditas sayuran, bawang daun layak menempati prioritas pertama untuk dikembangkan jika ditinjau dari aspek-aspek potensi lahan, nilai ekonomi, persaingan terhadap produk impor sejenis yang belum ada, dan permintaan pasar yang masih tinggi.

(6)

POTENSI DAN PROSPEK

PENGEMBANGAN USAHATANI SAYURAN

(BAWANG DAUN, BUNCIS, DAN TOMAT)

BERBASIS KESESUAIAN LAHAN DAN KELAYAKAN FINANSIAL

(Studi Kasus Kawasan Agropolitan Ciwidey, Kabupaten Bandung)

Oleh :

ROCHMAN BUDI PATRIYO A24104062

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian

Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUDI LMU TANAH

DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBER DAYA LAHAN

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2008

(7)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi :

Potensi dan Prospek Pengembangan Usahatani

Sayuran (Bawang daun, Buncis, dan Tomat)

Berbasis

Kesesuaian

Lahan

dan

Kelayakan

Finansial (Studi Kasus Kawasan Agropolitan

Ciwidey)

Nama Mahasiswa

: Rochman Budi Patriyo

NRP

: A24104062

Departemen

: Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan

Menyetujui,

Pembimbing I

Pembimbing II

Ir. Moentoha Selari, MS.

Dr. Boedi Tjahjono, DEA

NIP. 130 367 080

NIP. 131 846 877

Mengetahui,

Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr

NIP. 131 124 019

(8)

RIWAYAT HIDUP

Rochman Budi Patriyo dilahirkan di Bogor, Jawa Barat pada tanggal 28 Juni 1986, dari pasangan Bpk. Poniman dan Ibu Rosita Jumiyati. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara.

Penulis menempuh pendidikannya di SDN Babakan Dramaga IV dan lulus pada tahun 1998. Penulis melanjutkan pendidikan ke SLTP Negeri I Dramaga Kabupaten Bogor, lulus pada tahun 2001. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di SMUN 5 Bogor, Kota Bogor lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2004 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru) sebagai mahasiswa di Program Studi Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB).

Selama menjadi mahasiswa penulis memperoleh kesempatan untuk menjadi asisten praktikum Dasar-Dasar Perencanaan Pengembangan Wilayah. Selain tergabung dalam beberapa kepanitiaan seminar dan lokakarya, penulis juga berkesempatan menjadi tutor mahasiswa tingkat lanjutan dalam program Keaksaraan Fungsional yang diadakan LPPM-IPB di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga untuk periode Juli - Agustus 2008.

(9)

i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbilalamin, Puji syukur Ke-Hadirat Allah SWT karena berkat rahmat, taufik dan Hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul

Potensi dan Prospek Pengembangan Usahatani Sayuran

(Bawang daun, Buncis, dan Tomat) Berbasis Kesesuaian Lahan dan

Kelayakan Finansial (Studi Kasus Kawasan Agropolitan Ciwidey).

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih banyak kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini terimakasih yang sebesar-besarnya ditujukan khususnya untuk :

1. Bapak Ir. Moentoha Selari, MS. selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang telah membimbing dengan penuh kesabaran dan ketelitian serta meluangkan segenap waktu, tenaga, dan pikiran di tengah kesibukan beliau sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Dr. Boedi Tjahyono, DEA. selaku Dosen Pembimbing Skripsi II atas ilmu, arahan dan bimbingannya melalui kemudahan dan kelancaran yang diberikan, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan, penulis banyak menyampaikan terima kasih.

3. Dr. Ir. Dwi Putro Tejo Baskoro selaku Dosen Penguji Tamu yang telah memberikan kemudahan dan masukan kepada penulis.

4. Dr. Ir. Kukuh Murtilaksono, MS. selaku Ketua Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Institut Pertanian Bogor atas semangat dan dukungan yang diberikan selama ini.

5. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Tanah khususnya Laboratorium Perencanaan dan Pengembangan Sumberdaya Lahan.

6. Rekan-rekan seperjuangan : Anto, Bey, Gita, Rahmi, Eka, Septi, Fremi, Rita, Rumiris, Okta, dan Ariesta atas bantuan dan dukungan yang diberikan selama ini, terutama Nana untuk finishing touch-nya serta rekan lain dalam Keluarga Besar Soiler`s 41 yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah mengisi cerita-cerita di kampus selama ini, semoga tali silaturahmi kita semua takkan luntur ditelan waktu.

(10)

ii 7. Keluarga Bpk. H. Muchtar Effendi atas dukungan dan semangat selama

proses pengumpulan data di Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung. Akhirnya sembah bakti tak lupa juga penulis ingin sampaikan kepada Ayahanda Poniman, Ibunda Rosita Jumiyati, Budhe Sri, Pakde, Keluarga Besar Partowiharjo atas segala dukungan moril maupun materil melalui kasih sayang, doa dan motivasi kepada penulis.

Penulis sangat mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pemerintah Kabupaten Bandung umumnya, serta secara khusus kepada pemerintah dan masyarakat Kawasan Agropolitan Ciwidey dan juga pihak-pihak lain yang memerlukan.

Semoga Allah memberikan balasan atas semuanya..Amin.

Bogor, September 2008

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dalam ketentuan pasal 7 ayat 3 huruf (c), yaitu adanya keraguan tentang sah atau tidaknya salah satu syarat perkawinan, hal ini justru mengarahkan kepada apa yang

Setelah sel mengalami plasmolisis,maka diteteskan akuades pada preparat untuk mengamati proses deplasmolisis sel daun jadam.daun jadam mengamali

(3) Inspektorat menyampaikan laporan hasil pembinaan dan pengawasan terhadap Perangkat Daerah dan pembinaan dan pengawasan terhadap desa serta pembinaan dan pengawasan lain

Kitab dan sunnah serta ijma' telah menunjukan kewajibanya, barang siapa mengingkari kewajibanya maka ia adalah kafir dan murtad dari Islam dan harus diminta agar bertaubat, jika tidak

Kurniawan dan Indriantoro (2000) melakukan penelitian untuk meng- uji hubungan antara arus kas operasi dan data akrual terhadap return saham, menggunakan data

Investasi pada produk unit link mengandung risiko, termasuk namun tidak terbatas pada risiko politik, risiko perubahan peraturan pemerintah atau perundang-undangan lainnya,

[r]