1 A. Latar Belakang
Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) adalah tempat dimana para Narapidana ditahan dan mendapatkan pembinaan. Kehidupan di Lapas hampir sama dengan kehidupan bermsayarakat pada umumnya, hanya saja di dalam Lapas para penghuni tahanan dibina agar setelah keluar dari Lapas menjadi individu yang lebih baik dan tentu saja menaati hukum dan aturan yang berlaku.
Lembaga Pemasyarakatan harusnya menjadi tempat yang aman bagi para Narapidana dan bukan menjadi tempat yang mencekam bagi Narapidana dan penghuni Lapas seperti yang terjadi di sebuah Lapas di Jogjakarta. Seperti yang dikutip dalam surat kabar harian Jawa Pos.
“Suasana mencekam melingkupi Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Cebongan, Sleman, Jogjakarta, sepanjang hari kemarin( 23/3). Hal itu terjadi setelah lapas di jalan Bedingin, Mlati, itu diserang sekelompok orang bercadar ala ninja yang menembak mati empat tahanan.” (24/3/2013)
Hal yang paling memperihatinkan dalam kejadian penyerangan di sebuah Lapas itu terjadi di Jogjakarta, sebuah daerah yang dianggap sebagai miniatur Indonesia karena keberagaman masyarakat yang heterogen. Jogja sebagai sebuah provinsi istimewa yang dipelihara melalui persatuan dalam perbedaan, yang menggambarkan tempat dimana kedamaiaan berada dalam perbedaan harus menjadi tempat kejadian perkara pembunuhan yang melibatkan beberapa Kopassus (Komando Pasukan Khusus). Seperti berita yang dikutip dari surat kabar harian Kedaulatan Rakyat
“Proses hukum terhadap 11 pelaku penyerangan Lapas Cebongan mulai dilakukan Senin (8/4) sore. Begitu pelaku sampai di Semarang dari Puspom Jakarta, mereka menjadi tahanan Pomdam IV Diponegoro.” (10/4/2013)
Media cetak, elektronik, dan internet adalah saluran-saluran dari media massa. Media massa (mass media) adalah saluran-saluran atau cara pengiriman bagi pesan-pesan massa. Media bisa berupa surat kabar, video, CD-ROM, komputer, TV, radio dan sebagainya. Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi kepada khalayak luas dengan
mendapatkan sebuah informasi dan referensi. Surat kabar, majalah, dan tabloid adalah jenis-jenis media cetak. Informasi sekarang menjadi salah satu kebutuhan masyarakat. Informasi memberikan ruang lebih terhadap masyarakat untuk memajukan kehidupan, baik itu berupa edukasi, berita dan hiburan. Media massa adalah alat yang tepat untuk mendapatkan segala informasi tersebut.
Harian surat kabar atau sering di sebut koran masih menjadi media massa yang diminati oleh khalayak. Selain praktis, media cetak berupa koran dengan harga yang relatif murah, dapat terjangkau bagi masyarakat golongan menengah ke bawah. Terlebih lagi dalam kasus penyerangan di Lapas Cebongan. Masyarakat yang ingin menganalisis berita yang lebih kritis lebih memilih surat kabar harian sebagai referensi.
Surat kabar dalam berbagai pemberitaan, bertujuan untuk menyampaikan sebuah informasi terkini kepada khalayak. Pemberitaannya juga bermacam-macam, ada berisikan berita ringan sampai Hard news. Cara surat kabar dalam mengolah pemberitaan kasus pembunuhan dan teror yang terjadi, harus benar-benar baik dan tidak lepas dari kode etika.
Berita tentang pembunuhan di Lapas Cebongan, Sleman, Yogyakarta, terjadi beberapa waktu yang lalu membuat masyarakat Indonesia ingin mengetahui dan mendapatkan informasi dari berita tersebut. Beberapa media cetak dan elektronik lokal maupun luar kota Yogyakarta membuat berita ini sebagai headline mereka.
Media cetak seperti surat kabar harian Kedaulatan Rakyat dan Jawa Pos pada edisi 24 Maret 2013 memberitakan kejadian ini sebagai headline. Satu hari setelah terjadinya pembunuhan di Lapas cebongan, 23 maret 2013. Selama satu bulan, berita yang menyangkut hal ini selalu diberitakan oleh surat kabar harian itu. Begitupun juga dengan surat kabar harian lokal yang berdomisili di kota tempat kejadian perkara. Kedaulatan Rakyat yang telah berpuluh-puluh tahun menjadi koran terpercaya bagi warga Jogja pun memberikan informasi pada setiap kolomnya.
Seperti yang dikatakan oleh Nurudin. Informasi lebih efektif jika melalui media massa. Fungsi informasi merupakan fungsi paling penting yang terdapat dalam komunikasi massa. Komponen paling penting untuk mengetahui fungsi informasi ini adalah berita-berita yang di sajikan. (Nurudin, 2009: 66)
Media cetak selain sebagai fungsi informasi. Pemberitaan dalam hal pengawasan juga sebagai fungsi komunikasi. Bagi Laswell, komunikasi massa mempunyai fungsi pengawasan. Artinya, menunjuk pada pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai kejadian-kejadian yang ada di sekitar kita. Fungsi pengawasan bisa dibagi menjadi dua, yakni warning or beware surveillance atau pengawasan peringatan dan instrumental surveillance atau
pengawasan instrumental. (Nurudin, 2007: 78)
Kedaulatan Rakyat secara demografis sangat dekat dengan tempat kejadian pembunuhan di Lapas Cebongan, yaitu Yogyakarta. Isi berita yang terkandung di dalamnya cenderung lunak atau berkesan ringan, tanpa harus banyak menceritakan apa yang sebenarnya terjadi dalam pemberitaan. Berbeda dengan Jawa Pos yang secara keseluruhan menampilkan pemberitaan secara lugas dan terperinci.
Oleh karena itulah, Peneliti memilih kedua media tersebut untuk menjadi objek penelitian. Yang pada akhirnya akan menjadi suatu perbandingan dalam hal isi berita, kuantitas berita, dan lain-lain. Pemberitaan pada tanggal 24 Maret – 30 April 2013 menjadi fokus penelitian dikarenakan pada antara tanggal tersebut pemberitaan masih meliputi topik utama dalam kedua harian surat kabar tersebut setelah satu hari terjadinya kasus penyerangan pada 23 Maret 2013.
Objek penelitian ini adalah tema yang bisa di katakan menarik untuk di teliti. Mengingat negara ini sering terjadi teror pembunuhan. Terlebih kasus pembunuhan yang terjadi di Lapas Cebongan membawa nama lembaga-lembaga penting di Indonesia, yaitu Lembaga Permasyarakatan dan Kopassus.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana bentuk penyajian berita pembunuhan di Lapas Cebongan (berdasarkan penempatan halaman, sumber berita, serta isi berita tersebut ) Pada surat kabar harian Kedaulatan Rakyat dan Jawa Pos edisi 24 Maret – 30 April 2013 ?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui penyajian bentuk berita Kasus Penyerangan di Lapas Cebongan Pada surat kabar harian Kedaulatan Rakyat dan Jawa Pos, edisi 24 Maret – 30 April 2013, yang dilihat berdasarkan frekuensi isi berita, penempatan halaman berita, dan permasalahan berita.
D. Manfaat Penelitian
Peneliti sangat berharap agar apa yang diteliti dapat bermafaat bagi banyak orang, dan untuk perkembangan peradaban manusia. Manfaat penelitian akan menjadi sesuatu yang berguna bagi kemajuan tanah air Indonesia. Dari apa yang diteliti akan bermanfaat berupa :
1. Manfaat Akademis
a. Bagi Jurusan Ilmu Komunikasi, hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi study/kajian ilmu pengetahuan
b. memberikan sumbangsih maupun rujukan referensi bagi para peneliti lainnya.
2. Manfaat Praktis
b. Bagi pembaca, penelitian ini dapat memberikan informasi secara tertulis maupun sebagai referensi mengenai tulisan dalam berita yang sangat berharga dalam memahami karakteristik isi berita.
E. Penelitian Terdahulu 1. Penelitian Terdahulu
a. Nama peneliti terdahulu : Diatmikia Yoga Permana
Pemberitaan Kasus Korupsi Pembangunan Wisma Atlet Sea Games 2011
(Analisis Isi Kuantitatif Penyajian Berita Kasus Korupsi M.Nazarudin Terkait Pembangunan Wisma Atlet Sea Games 2011 di Surat Kabar Harian Kompas dan Media Indonesia Periode 1 juli – 31 juli 2011)
Frekuensi penyajian berita berdasarkan penempatan halaman. Berdasarkan halaman depan, kompas mempunyai 18/29,51% dan Media Indonesia 35/47,3%. Berdasarkan halaman dalam, kompas mempunyai 43/70,49% sedangkan Media Indonesia 39/52,7%. Kesimpulan pemberitaan di Media Indonesia lebih banyak dari pemberitaan di Surat Kabar harian kompas.
b. Nama Peneliti Terdahulu : Erlita Kusumaningtiyas Media Dan Peyanjian Berita Berkonsiliasi
Berdasarkan penyajian berita rekonsiliasi dan konflik pasca rekonsiliasi keraton kasunanan Surakarta berdasar kategori jenis berita. Solopos masih mendominasi angka frekuensi dari berbagai kategori pemberitaan, mulai dari Straight news, Feature news, Depth reporting, dari jumlah total, 48/100% untuk Solopos dan 47/100% untuk Suara Merdeka. Kesimpulannya terdapat variabel dan frekuensi berita yang berbeda. Surat kabar harian Solopos lebih banyak memberitakan berita tersebut daripada Suara Merdeka.
F. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Komunikasi
Komunikasi yang baik haruslah ada pemahaman diantara pembicara dan orang yang mendapatkan pesan tersebut. Apabila seseorang pengirim pesan sedang menyampaikan sebuah informasi, sebagai pendegar yang baik yang harus dilakukan adalah penerima pesan tersebut dapat memahami pesan yang telah disampaikan agar tercipta komunikasi yang baik.
Saat kita berbicara tentang hal komunikasi, tentu tidak akan lepas dari media. Terutama berhubungan dengan komunikasi yang melibatkan orang banyak. Seperti komunikasi melalui surat, kabar, radio, televisi, dan yang semakin berkembang yaitu internet. Kecanggihan zaman menjadikan seluruh informasi lebih cepat sampai tanpa meninggalkan sisi ke-akuratan suatu informasi.
2. Surat Kabar Sebagai Alat Komunikasi Massa
Media massa haruslah mempunyai saluran agar pesan yang ingin dikatakan dapat tersampaikan oleh khalayak luas. Seperti yang diutarakan Richard West dan Lynn H.Turner, Media massa (mass media) adalah saluran-saluran atau cara pengiriman bagi pesan-pesan
massa. Media massa dapat berupa surat kabar, video, CD-ROM, komputer, TV, radio, dan sebagainya. Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi kepada khalayak luas dengan menggunakan saluran-saluran komunikasi ini (West dan Turner , 2007: 41). Ini artinya, surat kabar termasuk dalam media massa yang khalayaknya mencangkup orang banyak.
Jay Back dan Frederick C.Whitney (1998). Menggambarkan Mass communication lebih menunjuk pada media mekanis yang digunakan
dalam komunikasi massa yakni media massa. Sementara itu, mass communication lebih menunjuk pada teori atau proses teoritik. Atau
Avery dan McCain, (1982) menyatakan bahwa Setiap aspek komunikasi massa adalah bermedia (mediated), interaksi dalam bermedia berbeda dengan interaksi personal. Pertama, potensi masukan yang di indera penerima lebih terbatas. Kedua, penerima pesan bermedia mempunyai sedikit kontrol atau tidak mempunyai kontrol sama sekali atas sumber-sumbernya-yakni, umpan baliknya sangat terbatas atau tidak diketahui sama sekali, hanya dibayangkan (Mulyana, 2005: 198).
3. Fungsi Media Massa
Fungsi media massa bagi kehidupan sangatlah besar dan beragam. Saat pertama kali media berkembang membawa perubahan yang signifikan didalam kemajuan zaman. Media juga berperan vital dalam perkembangan dan kemajuan suatu negara.
a. Informasi
Fungsi media massa adalah untuk memberitakan sebuah informasi kepada khalayak agar khalayak yang membaca atau melihat medapatkan sebuah informasi yang berguna dan bermanfaat (Nurudin, 2009: 66).
b. Hiburan
bahagia ketika melihat atau membaca sebuah media massa (Nurudin, 2009: 69).
c. Persuasi
Bagian ini menjelaskan bahwa dalam sebuah media massa juga terdapat bagian yang mengajak atau merayu khalayak yang menikmati sebuah media massa untuk mengikuti apa yang di sampaikan.
Dalam surat kabar biasa kita menemui kolom opini atau tajuk rencana ataupun iklan yang memberi bujukan agar dapat mempercayai dan mengikuti apa yang disampaikan ( Nurudin, 2009: 72 )
d. Pengawasan
Nurudin menjelaskan bahwa fungsi ini memberikan informasi kepada khalayak tentang sesuatu hal yang terjadi belakangan ini. Hal ini terkait dengan peran media dalam melihat fenomena yang terjadi saat ini sebagai bagian dari informasi yang penting diketahui para khalayak. Misalnya seperti bahaya yang terjadi pada suatu wilayah dan media memberikan peringatan bahaya kepada para khalayak ( Nurudin, 2009: 78-79 ).
e. Korelasi
membaca. Fungsi ini cenderung digunakan dalam sebuah Negara yang menganut paham demokrasi (Nurudin, 2009: 82).
4. Berita Dalam Surat Kabar
Dalam surat kabar harian terdapat banyak jenis berita. Memberikan suatu informasi adalah pesan yang ingin disampaikan dalam suatu berita surat kabar harian. Drs.Dja’far H.Assegaff menyatakan beberapa jenis berita yang terdapat di dalamnya.
a. Berita politik dalam Surat Kabar Harian
Berita politik adalah berita yang sangat penting bagi suatu khalayak yang hidup dalam tatanan pemerintahan karena semua menyangkut diri sendiri dan berbagai hal dalam suatu negara. Pengertian politik di sini adalah dalam arti yang luas, yakni sebagai ilmu pemerintahan Negara, jadi tidak hanya terbatas kepada pengertian partai dan kegiatannya. Jadi, politik dalam arti luas yang dimaksudkan itu akan mencakupi tidak saja masalah-masalah kenegaraan, sejak dari diplomasi Internasional, pemilihan umum dan krisis kabinet, akan tetapi juga sampai kepada masalah-masalah politik yang timbul di daerah-daerah (Assegaff, 1985: 40-47).
b. Berita kejahatan dalam Surat Kabar Harian
bahwa berita-berita kejahatan pada harian-harian di Indonesia tidak diolah dengan serba sensasional, yang dapat memberikan pengaruh yang tidak baik terhadap masyarakat (Assegaff, 1985: 40-47).
c. Berita Militer dalam Surat Kabar Harian
Dalam keadaan dunia kita yang ada dalam keadaan perang permanen atau perang dingin, berita militer selalu akan kita jumpai di dalam pemberitaan surat kabar. Dalam keadaan perang dingin dan adanya multi polarisasi dunia serta ancaman kemusnahan oleh senjata nuklir. Pamer senjata dan pamer kekuatan menjadi alat utamanya dan pers selalu dilibatkan, untuk merebut dan menaklukan pikiran manusia yang dikenal sebagai “perang urat syaraf” (psy-war) (Assegaff, 1985: 40-47).
5. Kajian Analisis Teks Dalam Media
Dalam meneliti teks suatu media, terutama media massa. Hal yang harus dipahami terlebih dahulu adalah media. Karena media berada ditengah khalayak banyak. Beritanya yang berbeda antara satu media dengan media lain membuat kajian analisis teks sangat bervarian.
komunikator kepada pihak tertentu. Nasibnya mirip bahasa yang sudah lebih lama dilecehkan sebagai alat komunikasi.
Dalam mengkaji teks suatu media, hal yang diteliti bisa berupa simbol, bahasa, tanda-tanda dan tulisan. Teks dalam konteks pemaknaan adalah bagian dari kajian teks media. Dalam meneliti teks suatu media bisa menggunakan beberapa teori. Dalam buku Analisis Teks Media, yang diterbitkan oleh Remaja Rosdakarya. Drs.
Alex Sobur, M.si. menyatakan ada 3 analisis yang bisa digunakan, yaitu analisis wacana, analisis semiotik dan analisis framing.
a. Analisis isi
Dalam mengkaji media terutama surat kabar, analisis isi menjadi salah satu rujukan teori yang dapat digunakan, setelah Max Weber mengusulkan analisis isi berskala besar terhadap pers.
Surat kabar harian sebagai objek yang diteliti mempunyai data-data yang lengkap karena berupa gambaran dan berita yang dimuat didalam sebuah kertas. Holsti (1969: 28) menyatakan bahwa analisis isi banyak dipakai untuk menggambarkan karakteristik dari suatu pesan. Analisis isi digunakan untuk menjawab pertanyaan “what, to whom, dan how” dari suatu proses komunikasi (Eriyanto, 2013: 32-33).
Isi menggambarkan secara detail deskripsi dari suatu pesan. Ada analisis isi yang hanya menggambarkan pesan (teks). Tetapi ada juga analisis isi yang didesain untuk melakukan perbandingan (komparatif). Misalnya perbandingan antarwaktu, antar komunikator yang berbeda, dan antar khalayak yang berbeda (Eriyanto, 2013: 33)
1. Unit Analisis
Unit analisis adalah bagian dari pendekatan analisis isi yang bertujuan untuk menentukan apa yang diobeservasi, dicatat, dan dianggap sebagai data. Eriyanto menjelaskan unit analisis adalah untuk memisahkan menurut batas-batasnya dan mengindentifikasi untuk analisis berikutnya. (Eriyanto: 2013: 71)
Penelitian ini akan menggunakan unit sintaksis. Yang bertujuan untuk meneliti suatu berita melalui bagian bahasa dari suatu isi pemberitaan Penelitian dalam kedua surat kabar harian mengenai berita penyerangan Lapas Cebongan oleh oknum Kopassus. Kata-kata “Lapas Cebongan” dan “Kopassus” menjadi kata utama dalam meneliti suatu pemberitaan.
yang dapat digunakan dalam meneliti teks. Berikut adalah ketiga analisis tersebut :
1. Analisis Wacana
Analisis ini digunakan untuk mencari semua ujaran atau teks yang terdapat makna di dalamnya dan dalam teks tersebut mempunyai makna dan kaitannya dalam dunia nyata. ( Sobur. 2004: 11)
2. Analisis Semiotik
Berita dalam media mempunyai makna di dalam bentuk penyajiannya. Semiotik sebagai pendekatan untuk menganalisis teks yang terdapat dalam sebuah media yang dikomunikasikan melalui seperangkat tanda. Saat ini Analisis ini lebih banyak digunakan untuk mengungkap makna isi media yang berupa visual ataupun motion (Sobur, 2004: 95)
3. Analisis Framing
Anlaisis ini merupakan perkembangan dari analisis wacana. Analisis ini adalah pendekatan yang masih baru diantara analisis yang sebelumnya sudah ada.
G. Kerangka Berpikir
Gambar. 1.1 Pola Kerangka Berpikir
1. Definisi Konseptual
Definisi konseptual adalah suatu bentuk penelitian yang mencangkup prosedur-prosedur khusus untuk memproses data ilmiah yang menjabarkan pengetahuan, membuka wawasan baru, menyajikan fakta dan panduan praktis pelaksanaannya. Dapat kita artikan definisi konseptual sebagai sebuah bagian dalam menjelaskan suatu penelitian. Dalam hal ini peneliti menyajikan definisi konseptual penelitian sebagai berikut :
Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat ,
edisi 24 Maret – 30 April 2013
Surat Kabar Harian Jawa Pos, edisi 24 Maret – 30
April
Pemberitaan Kasus penyerangan di Lapas Cebongan Oleh Oknum
Kopassus
Proses produksi berita pada Kedaulatan
Rakyat
Proses produksi berita pada Jawa Pos
Pesan dan kategori Dalam pemberitaan
pada Kedaulatan Rakyat
Pesan dan kategori Dalam pemberitaan
pada Jawa Pos
Perbedaan pemberitaan pada surat kabar harian Kedaulatan
a. Surat Kabar Harian adalah media massa yang paling awal muncul sebelum radio, televisi, dan internet. Surat kabar juga dapat diartikan sebagai catatan tertulis yang dapat merekam berita dengan mengkliping atau pengarsipan sebagai dokumentasi sebuah peristiwa.
b. Berita menurut J.B.Wahyudi mendefinisikan berita sebagai suatu laporan peristiwa yang terjadi , yang di dalamnya terdapat nilai penting dan menarik bagi sebagian khalayak dan dipublikasikan melalui media massa (Tamburaka, 2013: 88). 2. Definisi Operasional
Definisi Operasional merupakan proses dimana objek penelitian dirturunkan dari abstrak ke konkret. Melalui variable dan kategori. Hal ini dapat diukur serta diteliti (Eriyanto, 2013: 176-177). Dalam kaitannya penjelasan diatas, penelitian ini terbagi atas kategorisasi sebagai berikut :
1. Penempatan halaman depan
a. Headline adalah kolom dalam koran yang menunjukan fokus pemberitaan pada saat itu.
2. Sumber Berita
Sumber berita adalah asal muasal sebuah berita itu dimuat dihalaman surat kabar. Bisa berupa kesaksisan para narasumber maupun pendapat. Kategori itu akan dibagi empat, yaitu : a. Pihak anggota TNI dan Kopassus
Kategori ini menyajikan berita yang bersumber dari oknum Kopassus, yang memang dari awal pemberitaan mengenai kasus pembunuhan di Lapas Cebongan selalu disangkut-pautkan.
b. Pihak Aparatur Negara
Pihak ini melibatkan anggota kepolisian, pengadilan, dan orrang yang bekerja dalam ruang lingkup hukum. Dalam hal ini juga termasuk orang yang bekerja didalam pemerintahan seperti; Gubernur, pejabat anggota DPRD, dan lain sebagainya.
c. Pihak Akademisi
Kategori ini melibatkan politisi, mahasiswa, dan orang lain yang mempunyai intelektual serta mengetahui hal yang berhubungan dengan kasus Cebongan.
d. Professional
3. Permasalahan berita
a. Berita positif mengenai aksi kopassus
Bagian ini menjelaskan isi berita yang menyangkut aksi oknum kopassus yang menyerang korban di Lapas Cebongan adalah benar. Dalam arti yang sama memberitakan kabar yang positif terhadap Kopassus di dalam kolom berita.
b. Berita negative mengenai aksi Kopassus
[image:21.595.219.512.499.668.2]Bagian yang menyatakan penolakan terhadap aksi penyerangan oknum kopassus ke Lapas Cebongan adalah salah. Kolom berita di surat kabar harian memberitakannya secara negative
Tabel 1.1 Kategori Permasalahan Berita
No Kategori Indikator
1 Berita
positif Mengandung kata : Bertanggung Jawab Jiwa Korsa atau Ksatria Membantah keterlibatan Memberantas Premanisme
2 Berita
Negatif Mengandung kata : Membalaskan dendam Mengusut tuntas
H. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian
Metode kuantitatif berlandaskan pada anggapan-anggapan tertentu yang telah disusun terlebih dahulu, jika anggapan-anggapan tersebut tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya, apalagi jika menyimpang jauh maka keampuhan metode ini tidak dapat dijamin atau bahkan dapat menyesatkan. Selanjutnya implementasi metode kuantitatif dapat dilakukan dalam beberapa tahapan.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif yaitu jenis penelitian yang mendiskripsikan hasil penelusuran informasi ke fakta yang diolah menjadi data, dengan tujuan menggambarkan sistematika fakta atau karakteristik secara faktual dan seksama
2. Objek penelitian
Objek penelitian yang akan diteliti adalah berita atau tulisan yang bersangkutan dengan berita pembunuhan dilapas cebongan. Pada surat kabar harian Kedaulatan Rakyat dan Jawa Pos edisi 24 Maret – 30 April. Peneliti akan meneliti pemberitaan mengenai berita pembunuhan di Lapas Cebongan.
3. Populasi
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008: 80).
Dalam penelitian Analisis Isi Berita Kasus Penyerangan di Lapas Cebongan Oleh Oknum Kopassus Pada Surat Kabar Harian
Kedaulatan Rakyat dan Jawa Pos. Peneliti memberi batasan untuk
menggunakan Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat dan Jawa Pos, edisi 24 Maret – 30 April 2013.
4. Sumber Data
Sesuai dengan data yang peneliti dapatkan. Penelitian akan membagi sumber data berdasarkan sumber berupa kata-kata dan grafik yang menyangkut objek penelitian. Peneliti membagi dua hal, yaitu
a. Data Primer
Data primer merupakan bentuk dari seluruh isi berita yang menyangkut berita pembunuhan di Lapas Cebongan pada Surat kabar harian Kedaulatan Rakyat dan Jawa Pos edisi 24 Maret – 30 April 2013, terdapat 24 berita pembunuhan di Lapas Cebongan, pada 10 kali terbit.
b. Data Sekunder
5. Validitas
Penelitian haruslah mempunyai tingkat validitas yang tinggi. Hal ini menyangkut alat ukur yang digunakan secara tepat dalam mengukur konsep yang ingin diteliti.
Eriyanto menjelaskan bahwa dalam analisis isi validities merupakan bagian yang terpenting. Hal ini dikarenakan dalam analisis isi temuan-temuannya didasarkan pada alat ukur yang dipakai (Eriyanto,
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Content Validity atau validitas isi. Validitas isi yang digunakan dalam meneliti surat kabar harian yang memberitakan penyerangan Lapas Cebongan oleh oknum Kopassus adalah pemberitaan positif dan negatif dalam pemberitaan di surat kabar harian Kedaulatan Rakyat dan Jawa Pos, edisi 24 Maret 2013 – 30 April 2013.
6. Reliabilitas
Penelitian yang menggunakan analisis isi sangat objektif. Tidak boleh ada penafsiran antara coder 1 dengan coder lainnya. Oleh sebab itu perlu dilakukan reliabilitas agar mendapatkan bentuk reliabel dalam objek yang diteliti. Alat ukur yang dapat dipakai adalah pengkodingan.
dihitung dari berapa jumlah persetujuan dibagi dengan jumlah sampel khusus yang dihitung (Eriyanto, 2013: 288).
Peneliti akan menggunakan Formula Holsti dalam mengkaji penelitian ini. Formula ini diciptakan oleh R.Holsti (1969) untuk menguji reliabilitas. Eriyanto menyatakan bahwa reliabilitas ditunjukan dalam persentase persetujuan- berapa besar persentasem persamaan antar-code ketika menilai suatu rumus isi (Eriyanto, 2013: 290).
CR =
CR : Coeficient Reliability
M : Jumlah Pernyataan yang diinginkan pengkode, N1 dan N2 N1 : Pengkoding 1 (Peneliti)
N2 : Pengkoding 2 (Sidiq Nur Ichsan) 7. Pengkodingan
8. Teknik Analisis Data
Penelitian ini akan menggunakan frekuensi absolut seperti isi berita teks dan banyaknya berita itu dimuat yang terdapat dalam objek yang diteliti dan frekuensi relatif seperti ukuran teks berita.
Penelitian ini akan melihat kecenderungan berita pembunuhan di Lapas Cebongan pada surat kabar harian Kedaulatan Rakyat dan Jawa pos edisi 24 Maret – 30 April 2013. Maka karena itu peneliti menggunakan olah data tabulasi frekuensi