• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Disposisi Matematis Siswa Dengan Pembelajaran Berbasis Masalah (Studi terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri I Padangcermin Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Disposisi Matematis Siswa Dengan Pembelajaran Berbasis Masalah (Studi terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri I Padangcermin Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014)"

Copied!
255
0
0

Teks penuh

(1)42717.pdf. TUGAS AKHIR PROGRAM MAGISTER (TAPM) PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA DENGAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) (Studi Terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Padangcermin Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014). TAPM diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Magister Pendidikan Matematika. Oleh:. Hendy Windya Septa NIM. 017984208. PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS TERBUKA JAKARTA 2013. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(2) 42717.pdf. ABSTRAK. PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN DISPOSISI MA TEMATIS SISWA DENG AN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (Studi terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri I Padangcermin Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014). Hendy Wiodya Septa hendywindya @gmail.com Program Pasca Sarjana Universitas Terbuka. Kemampuan pemecahan masaalah dan disposisi matematis merupakan kemampuan berpikir dan sikap matematis yang harus dimiliki siswa. Melalui penerapan pembelajaran matematika realistik diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan disposisi matematis siswa. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran berbasis masalah ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah dan disposisi matematis siswa. Desain penelitian yang digunakan adalah desain eksperimen semu, yaitu pretest-posttest control group design dengan populasi seluruh siswa kelas VII SMP Negeri I Padangcermin tahun pelajaran 2013/2014. Melalui teknik Purposive Random Sampling diperoleh kelas VII.A dan VII.B sebagai sampel penelitian. Analisis data yang digunakan adalah tes parametrik. Berdasarkan analisis data, diperoleh bahwa peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa yang memperoleh PBM lebih tinggi dari siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. Peningkatan disposisi matematis siswa yang memperoleh PBM lebih tinggi dari siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. Sehingga disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan disposisi matematis siswa.. Kata Kunci: PBM, kemampuan pemecahan masalah, disposisi matematis. ii. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(3) 42717.pdf. ABSTRACT. INCREASING STUDENTS' PROBLEM SOLVING ABILITY AND MATHEMATIC DISPOSITION WITH PROBLEM BASED LEARNING (PBL) ( Studies in the class VII SMP Negeri 1 Padangcermin) Hendy Windya Septa hendywindya@gmail.com Graduate Studies Program Indonesia Open University Problem solving ability and mathematic disposition are mathematic thinking skills and attitudes that students should have. Through the implementation of PBL is expected to increase student's problem solving ability and mathematic disposition. This research was conducted to determine the effect in terms of problem-based learning problem solving ability and mathematic disposition. The research design is. _a quasi-experimental, pretest - posttest control group design with the entire population of students class VII SMP Negeri 1 Padangcermin school academic 2013/2014. Through purposive random sampling technique derived class VII.A and VII.B as research samples. The data analysis is parametric test. Based on data analysis, found that increasing problem solving abilitiy of students who learn with PBL are more than expository learning. And increasing mathematic disposition of students who take PBL are more than the expository learning. Therefore concluded that the implementation of PBL can inscrease student's problem solving ability and mathematic disposition. Keywords: PBL, problem solving ability, mathematic disposition. iii. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(4) 42717.pdf. LEMBARPERSETUJUANTAPM. Judul TAPM. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Disposisi Matematis Sis\\ a dengan Pembelajaran Berbasis Masalah (Studi terhadap SiS\\a Kelas VII SMP Negeri I Padangcermin Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014). Pemusun TAPM. Hendy Windya Septa. S. Pd.. NIM. 017984208. Program Studi. Magister Pendidikan Matematika. Hari/ Tanggal. : Sabtu. 15 November 2014. Menyetu.fui: Pembimbing II. _,.;\. ~~ntoso,. Suflal"S(J,M.P d.. M.Si. NIP. 19640217 199303 I 00 I. 0914 1994403 l 002. Tu udi, M.Ed., M.Sc., Ph.D NIP. 19610112 198703 l 003 Mengetahui. Ketua Bidang Magister llmu Pendidikan dan Keguruan (MIPK).. Direktur rogram Pascasarjana. I'\~ ""'l;:---""'--+-4....-_' ~ "'"'... "'1. ~-. Sandra Sukmaning Adji, M.Pd.,M.Ed. · NIP.19590105 198503 2001. I\. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka. .Sc., Ph.D. . 19520213 198503 200 l.

(5) 42717.pdf. UNIVERSITAS TERBUKA PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN MATEMA TIKA PENGESAHAN Nama. : HENDY WINDY A SEPT A. NIM. : 017984208. Program Studi. : Matematika. Judul TAPM. : Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Disposisi. Matematis Siswa dengan Pembelajaran Berbasis Masalah (Studi terhadap Siswa Kelas Vil Smp Negeri I Padangcermin Semester Ganjil TahW1Pelajaran2013/2014) Telah dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Tugas Akhir Program Magister (TAPM) Pendidikan Matematika Program Pascasarjana Universitas Terbuka pada: Hari/Tanggal. : Sabtu, 15 November 2014. Waktu. : 15.00 - 17.00. Dan telah dinyatakan LULUS P ANITIA PENGUJI T APM Ketua Komisi Penguji Nama : Dr. Tita Rosita, M.Pd. Penguji Ahli Nama :Turmudi, M.Ed., M.Sc., Ph.D. ····~··. Pembimbing I Nama : Dr.Sugeng Sutiarso, M.Pd. ?·. . ... Pembimbing II Nama : Dr.Agus Santoso, M.Si v Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(6) 42717.pdf. KATAPENGANTAR Alhamdulillahirobil'alamin, syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, karunia dan kekuatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan. Tugas. Akhir. Program. Semester (TAPM). yang. berjudul. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Disposisi Matematis Siswa dengan Pembelajaran Berbasis Masalah (Studi terhadap Siswa Kelas VII Smp Negeri I Padangcermin Semester Ganji! Tahun Pelajaran 2013/2014) Dalam penyusuan T APM ini, penulis banyak mendapatkan bantuan, dukungan dan bimbingan yang sangat berharga dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:. 1.. Adek Putri Sukma Dewi yang selalu mendo'akan, membantu dan sabar menunggu keberhasilanku.. 2.. Orang tua, kakak dan adik serta semua keluarga besarku yang selalu menyayangi, mendoakan, selalu menjadi penyemangat.. 3.. Dr. Sugeng Sutiarso, M.Pd., selaku pembimbing I yang telah meluangkan waktu dan memberikan bimbingan serta saran dan motivasi dalam penyusunan TAPM. 4.. Dr.Agus Santoso, M.Si., selaku pembimbing II atas kesediaan memberikan bimbingan dalam penyusunan T APM. 5.. Suciati, M.Sc., Ph.D., selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Terbuka. 6.. Sandra Sukmaning Adji, M.Pd., M.Ed., selaku Ketua Bidang Magister Ilmu Pendidikan dan Keguruan (MIPK). vi. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(7) 42717.pdf. 7.. Drs. lrlan Soelaeman, M.Ed., selaku ketua UPBJJ Universitas Terbuka Bandar Lampung. 8.. Bapak dan ibu dosen Pascasarjana Program Magister Pendidikan Matematika UPBJJ Universitas Terbuka Bandar Lampung, terimakasih atas ilmu yang telah di berikan kepada penulis. 9.. Ors. Sumaryono, MM., selaku kepala sekolah SMP Negeri 1 Padang Cerrnin Pesawaran yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis. 10. Teman-teman seperjuangan Program Pasca Sarjana 2012.1 yang tidak mungkin disebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan bantuan selama perkuliahan (Anugrah terindah kita bisa dipertemukan) semoga silaturahmi tetap terjaga 11. Semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang turut membantu dalam penyelesaian T APM ini Penulis menyadari sepenuhnya bahwa TAPM ini masih jauh dari kesempumaan, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga TAPM ini dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak lain.. Bandar Lampung, Penulis. vii. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka. Mei 2014.

(8) 42717.pdf. DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS TERBUKA JI. Cabe Raya Pondok Cabe Pamulang Tanggerang Selatan 15418 Te/p.021. 7415050 Fax. 021.7415588. RIWAYATHIDUP. Nama. : HENDY WINDY A SEPTA. NIM. :017984208. Program Studi. : Magister Pendidikan Matematika. Tempat dan Tanggal Lahir. : Hanura, 26 September 1987. Registrasi Pertama. : Januari 2012. l. Riwayat Pendidikan. : SON 1 Hanura Lui us Tahun 1996 SMPN 1 Padangcermin Lulus Tahun 2002 SMAN 2 Padangcermin Lulus Tahun 2005 FKIP Matematika STKIP Lulus Tahun 2009. Riwayat Pekerjaan. : Mengajar di SMPN 1 Padangcermin. Alamat rumah. : Jl. Teluk Ratai No. 500 Desa Hanura Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran Lampung. 35454 No Telp/Hp. :085292292204 Bandar Lampung,. Mei 2014. HE~YASEPTA 017984208. viii. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(9) 42717.pdf. DAFTARISI. Halaman Abstrak ........................................................................................................... 11. Lembar Persetujuan........................................................................................ 1v. Lembar Pengesahan ....................................................................................... v. Kata Pengantar ........... ............... ....... .. ......... ........ ........... ........................... ..... vi. Riwayat Hidup ............................................................................................... viii. Daftar Isi ....................................................................................................... 1x. Daftar Gambar................................................................................................ xi. Daftar Ta be I ...................................................... ............................................. xii. Daftar Lampiran ............................................................................................. xiii. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang .... ....................................... ................... ................ B. Perumusan Masalah ..................................................................... C. Tujuan Penelitian ......................................................................... D. Kegunaan Penelitian ..................................................................... 1 5 6 6. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Matematika ............................................................. B. Pemecahan Masalah....... ...... ........................... .. ... ............ ... ........... C. Disposisi Matematis... ......... ........ ....... ...................... ........ .............. D. Pembelajaran Berbasis Masalah ................................................... E. Kerangka Pikir ............................................................................. F. Definisi Operasional...................................................................... G. Anggapan Dasar ............................................................................ H. Hipotesis .. ......... ... .... .. .. .. .. . .. ...... .. ..... ...... .. ..... .. ...... ... .. .... ......... .. ...... 7 8 17 24 36 38 38 38. III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ........................................................................... B. Populasi dan Sampel ...................................................................... C. Instrumen Penelitian ..................................................................... IX. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka. 40 41 41.

(10) 42717.pdf. D. Prosedur Pengumpulan Data......................................................... E. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis............................... DAFTAR PUSTAKA. LAMPIRANII LAMPIRAN III. x. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka. 44 46.

(11) 42717.pdf. DAFTAR GAMBAR. Halaman. Garn bar 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 4.7. Grafik Data Awa! Pencapaian Indikator Pemecahan Masalah ........ Grafik Data Akhir Pencapaian Indikator Pemecahan Masalah........ Grafik Rekapitulasi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis. Siswa................................................................................................ Grafik Rekapitulasi Disposisi Matematis Siswa.............................. Peserta Didik Berdiskusi pada Pembelajaran Berbasis Masalah ..... Peserta Didik Menyampaikan Hasil Diskusi pada ......................... . Pembelajaran Berbasis Masalah ......................... ;............................. Suasana Pembelajaran pada Pembelajaran Konvensional ................ xi. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka. 62 65 67 70 79 80 82.

(12) 42717.pdf. DAFTART ABEL. Tabel. 1.1 3.1 3.2 3.3 3.4 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 4.7 4.8 4.9 4.10 4.1 I 4.12 4.13 4.14 4.15 4.16 4.17 4.18 4.19 4.20 4.21. Halaman. Data Nilai Penerimaan Siswa Baru Tahun 2011-2013 .............................. Desain Penelitian ....................................................................................... Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran......................................................... Interpretasi Nilai Daya Pembeda............................................................... Klasifikasi Gain (g) ................................................................................... Tingkat Kesukaran Tes Uji Coba .............................................................. Daya Beda Tes Uji Coba ........................................................................... Rekapitulasi Hasil Data Tes Uji Coba....................................................... Data Awai Pencapaian Indikator Pemecahan Masalah Kelas .................. . Eksperimen ... ...... .... .. ... ... ....... ... .. ......... .. ... ... .......... ... .. ......... .. .. ....... .. .... ... .. Data Awai Pencapaian Indikator Pemecahan Masalah Kelas .................. . Kontrol....................................................................................................... Data Akhir Pencapaian Indikator Pemecahan Masalah Kelas .................. . Eksperimen ................................................................................................ Data ~khir Pencapaian Indikator Pemecahan Masalah Kelas .................. . Kontrof ·:······································································································ Data Peningkatan Pencapaian Indikator Pemecahan Masalah Kelas ....... . Eksperimen ................................................................................................ Data Peningkatan Pencapaian Indikator Pemecahan Masalah Kelas ....... . Kontrol....................................................................................................... Rekapitulasi Rata-rata Pencapaian Kemampuan Pemecahan Masalah ..... Siswa.......................................................................................................... Pencapaian Indikator Disposisi Matematis Kelas Eksperimen.................. Pencapaian Indikator Disposisi Matematis Kelas Kontrol ........................ Pemyataan Disposisi Matematis pada Kelas dengan PBM .. :.................... Pemyataan Disposisi Matematis pada Kelas dengan konvensional .......... Pemyataan dengan persentase tertinggi pada indicator minat dan keingintahuan............................................................................ Skor Tertinggi, Skor Terendah, Rata-Rata, dan Simpangan Baku .......... . Data Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa.... Nilai Chi Khuadrat Data Kemampuan Pemecahan Masalah..................... Nilai Varian Data Kemampuan Pemecahan Masalah................................ Skor Tertinggi, Skor Terendah, Rata-Rata, dan Simpangan Baku .......... . Data Disposisi Matematis Siswa ............................................................... Nilai Chi Khuadrat Data Disposisi Matematis Siswa................................ Nilai Varian Data Disposisi Matematis Siswa............................................ xii. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka. 3 40 43 44 51 59 59 59 61 61 63 64 66 66 68 68 69 72 72 73 74 74 75 76 77 77.

(13) 42717.pdf. DAFT AR LAMPIRAN. Lampi ran. Halaman. I. PERANGKAT PEMBELAJARAN I. I 1.2 1.3 1.4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Masalah .............................. Lembar Kerja Siswa Kelas Pembelajaran Berbasis Masalah...................... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kanvensianal .................................... Lembar Kerja Siswa Kelas Pembelajaran Kanvensianal............................. J03 123 148 164. II. INSTRUMEN TES DAN NON TES. II. I 11.2 ll.3 Il.4 Il.5. Kisi-kisi Saal Kemampuan Pemecahan Masalah........................................ Saal Kemampuan Pemecahan Masalah ...................................................... Kunci Jawaban Saal Kemampuan Pemecahan Masalah ............................. Rubrik Skaring Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa .......................... Angket Skala Disposisi Matematis .............................................................. 182 186 188 195 198. III. ANALISIS DATA TES DAN NON TES. Ill. I Ill.2 III.3 III.4 III.5 III.6 III.7 III.8 III.9 III. I 0 Ill.11 IIl.12 III.13 III.14 III.15 III.16 IIl.17 III.18 III.19 III.20. Analisis Item Hasil Tes Uji Caba Intrumen Tes......................................... Daya Beda dan Tingkat Kesukaran Analisis Intrumen Tes........................ Analisis Butir Tes Kemampuan Awai Pemecahan Masalah Siswa ........... . Ke las Eksperimen .... .................................... ............ ..... ...... ..................... ... Analisis Butir Tes Kemampuan Akhir Pemecahan Masalah Siswa ........... . Ke las Eksperimen ......................... ........ ... ............ .......... .... ....... ... ............... Gain Kemampuan Pemecahan Masalah Kelas Eksperimen........................ Analisis Butir Tes Kemampuan Awai Pemecahan Masalah Siswa ........... . Kelas Kantral .............................................................................................. Analisis Butir Tes Kemampuan Akhir Pemecahan Masalah Siswa ........... . Kelas Kantral .............................................................................................. Gain Kemampuan Pemecahan Masalah Kelas Kantrol .............................. Uji Narmalitas Data Kemampuan Pemecahan Masalah ........................... . Ke las Eksperimen . ... ... ... ............... ...... ......... ... .. .... .. ...... ... ..... ... ... . ...... ......... Uji Narmalitas Data Kemampuan Pemecahan Masai ah ........................... . Kelas Kantral .............................................................................................. Uji Kesamaan Varians Data Kemampuan Pemecahan Masalah................. Uji Pihak Kanan Antara Kelas Eksperimen dan Kantral ............................ Data Pilihan Siswa dalam Angket Dispasisi Matematis Siswa ................. . Ke las Eksperimen ...................... ......... ......... ... ......... ..... .... .............. .. .......... Analisis Indikatar Dispasisi Matematis Siswa Kelas Eksperimen.............. Data Pilihan Siswa dalam Angket Disposisi Matematis Siswa ................. . Kelas Kantral .............................................................................................. Analisis Indikatar Dispasisi Matematis Siswa Kelas Kantral .................... Uji Hipatesis 2 Kelas Eksperimen .............................................................. Uji Hipatesis 2 Kelas Kantral ..................................................................... Uji Narmalitas Data Kelas Eksperimen ...................................................... Uji Narmalitas Data Kelas Kantral.............................................................. Xlll. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka. 202 204 205 208 211 213 · ·215 217 219 221 223 224 225 227 229 231 233 234 235 237.

(14) 42717.pdf. III.21 Uji Kesamaan Varians Data Disposisi Matematis Siswa............................ 239 III.22 Uji Pihak Kanan Antara Kelas Eksperimen dan Kontrol ............................ 240. xiv. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(15) 42717.pdf. UNIVERSITAS TERBUKA PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA. LEMBAR PERNYATAN BEBAS PLAGIARI. TAPM yang berjudul Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Disposisi Matematis Siswa Dengan Pembelajaran Berbasis Masalah (Studi terhadap Siswa Kelas VII Smp Negeri I Padangcermin Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014) adalah hasil karya sendiri dan seluruh sumber yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan benar. Apabila dikemudian hari temyata ditemukan adanya penjiplakan (plagiat), maka saya brsedia menerima sanksi akademik pencabutan Ijazah dan gelar.. Bandar Lampung, Maret 2015 Yang Menyatakan. ~~~,~~ ! . • HENDY NIM.. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka. NjY~SEPTA. 017184?08.

(16) 42717.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(17) 42717.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(18) 42717.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(19) 42717.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(20) 42717.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(21) 42717.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(22) 42717.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(23) 42717.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(24) 42717.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(25) 42717.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(26) 42717.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(27) 42717.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(28) 42717.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(29) 42717.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(30) 42717.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(31) 42717.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(32) 42717.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(33) 42717.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(34) 42717.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(35) 42717.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(36) 42717.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(37) 42717.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(38) 42717.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(39) 42717.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(40) 42717.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(41) 42717.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(42) 42717.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(43) 42717.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(44) 42717.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(45) 42717.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(46) 42717.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(47) 42717.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(48) 42717.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(49) 42717.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(50) 42717.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(51) 42717.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(52) 42717.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(53) 42717.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(54) 42717.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(55) 42717.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(56) 42717.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(57) 42717.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(58) 42717.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(59) 42717.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(60) 42717.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(61) 42717.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(62) 42717.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(63) 42717.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(64) 42717.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(65) 42717.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(66) 42717.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(67) 42717.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(68) 42717.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(69) 42717.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(70) 42717.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(71) 42717.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(72) 42717.pdf. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Objek Penelitian SMP Negeri 1 Padangcermin merupakan sekolah menengah pertama di desa Hanura kecamatan Teluk Pandan Pesawarari. Kondisi geografis sekolah ini sangat menarik, diapit oleh pegunungan dan pantai. Desa hanura merupakan desa pariwisata kabupaten pesawaran. Bentang alam yang indah kemudian letaknya yang tak jauh dari pusat kota membuat desa ini sering dikunjungi wistawan saat musim liburan. Desa hanura merupakan desa pinggiran kota yang cukup dekat dengan pusat ibu kota provinsi yaitu kota Bandar Lampung. Perjalanan ke Bandar Lampung dapat ditempuh dalam 30 - 60 menit. Beberapa objek wisata yang dekat dengan desa ini di antara nya pantai, air terj un bahkan pulau. Pulau yang ada di dekat desa hanura ini memiliki pesona alam yang sangat indah, aimya yangjemih. Selain itujuga wisatawan dapat menikmati water sport yang relatifmurah. Kondisi geografis ini tentu mempengaruhi mata pencaharian di desa ini. Meskipun umumnya beragam tapi banyak yang bermatapencaharian di bidang wisata, seperti kuliner, menyewakan alat-alat water sport, jasa penyeberangan, nelayan, penjaga pulau, dll. Siswa yang bersekolah ini di sekolah ini umumnya berasal dari kecamatan teluk pandan dan beberapa di kecamatan sekitar yang terdekat. Beberapa siswa yang cukup mampu banyak bersekolah di Bandar Lampung karena jarak tempuh yang tidak terlalu jauh.. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(73) 42717.pdf. 58. Kondisi pendidikan ini belum bisa dikatakan maju, hanya sekitar 25 % dari lulusan sekolah menengah yang melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Bahkan banyak siswa tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang menengah dari pendidikan SMP. lklim sosial dan pendidikan kurang menjadi perhatian di daerah ini, lebih pada wisata dan ekonomi. Kondisi pembelajaran di sekolah ini sama dengan sekolah pada umumnya, masih banyak guru menggunakan pembelajaran konvensional. Jumlah siswa di sekolah ini terbilang banyak, siswanya mencapai 764 siswa yaitu 256 siswa kelas VII, 253 siswa VIII dan 255 IX SMP. Sekolah ini adalah sekolah negeri paling dekat dengan desa hanura dan beberapa desa kecil di sekitarnya. Sehingga menjadi pilihan utama bagi masyarakat kelas menangah ke bawah yang tidak bisa menyekolahkan anaknya ke kota dan menginginkan pendidikan yang baik bagi putra putrinya. Beberapa putra putri terbaik dari sekolah ini juga sering mendapat prestasi baik akademik maupun non akademik. Prestasi yang diraih terbilang banyak melihat beberapa piala yang menghiasi kantor guru. Prestasi yang diraih pun tidak hanya tingkat desa saja, tapi di kabupaten maupun provinsi.. B. Hasil Penelitian Analisis Instrumen. Sebelum dilakukan uji coba intrumen diuji validitas nya, yaitu validitas isi. Uji ini melibatkan ahli yaitu guru mitra dan dosen pembimbing. Setelah terdapat kesesuai atau valid maka intrumen diujicobakan. Dari data hasil uji coba tes, didapat bahwa r 11. =. 0, 78 maka menurut uji, tes dinyatakan reliabilitas.. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran III. I. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(74) 42717.pdf. 59 Dari perhitungan uji coba tes yang dilakukan didapat perhitungan tingkat kesukaran soal sebagai berikut:. Tabel 4.1 Tingkat Kesukaran Uji Coba Tes. 1 0,78. Soal No Taraf Kesukaran Kriteria. Mudah. 2. 3. 4. 5. 6. 0,62. 0,41. 0,35. 0,45. 0,67. Sedang. Sedang Sedang. Sedang Sedang. Dari perhitungan uji coba tes yang telah dilakukari didapat perhitungan daya beda soal sebagai berikut :. Tabel 4.2 Daya Beda Uji Coba Tes Soal No Daya Pembeda. 1 0,31 Baik. Kriteria. 2 0,41. 4 3 0,72 0,53 Sangat Sangat Baik Baik. Baik. 5 0,38. 6 0,50 Sangat Baik. Baik. Dari perhitungan uji coba tes yang dilakukan didapatkan data validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran sebagai berikut :. Tabel 4.3 Rekapitulasi Basil Data Uji Coba Tes 1. Soal No. Kriteria. 4. 5. 6. 0,45. 0,67. 0,78 ( Reliabilitas). Reliabilitas Taraf Kesukaran Kriteria Daya Pembeda. 3. 2 0,62. 0,41. 0,35. Mudah 0,31. Sedang 0,41. Baik. Baik. Sedang 0,72 Sangat Baik. Sedang Sedang Sedang 0,53 0,38 0,50 Sangat Sangat Baik Baik Baik. 0,78. Dari Tabel 4.3, dapat kita lihat bahwa instrumen tes telah reliabel, memiliki daya beda dan tingkat kesukaran yang baik sehingga dapat dijadikan instrument dalam penelitian. Untuk melihat perhitungan secara lengkap dapat dilihat di lampiran Ill. I dan III.2. Berdasarkan hasil analisis skor tes akhir yang memuat indikator-indikator kemampuan pemecahan masalah, diperoleh hasil sebagai berikut:. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(75) 42717.pdf. 60 1. Pencapaian Indikator Pemecahan Masalah. Kemampuan pemecahan masalah diperoleh dari data awal, data akhir dan data peningkatan pada kedua kelas yang diteliti yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk melihat lebih jelas dan detail maka pembahasannya akan dibagi menjadi: a.. Indikator pemecahan masalah pada data kemampuan awal siswa. b.. Indikator pemecahan masalah pada data kemampuan akhir siswa. c.. Indikator pemecahan masalah pada data peningkatan kemampuan siswa. Indikator pemecahan masalah yang dimaksud adalah memahami masalah, merencanakan pemecahannya, menyelesaikan masalah sesuai perencanaannya dan memeriksa kembali hasil yang diperoleh. Dari setiap poin akan dilihat ketercapaian peserta didik pada tiap tahapan proses pada tiap kelas.. a.. lndikator pemecahan masalah pada data kemampuan awal siswa Untuk mengetahui pencapaian indikator kemampuan pemecahan masalah. matematis pada data kemampuan awal siswa pada kedua kelas, maka dilakukan analisis skor kemampuan awal pemecahan masalah untuk tiap indikator. Tabel 4.4 berikut ini menyajikan data awal pencapaian indikator pemecahan masalah pada kelas eksperimen. Berdasarkan data pada Tabel 4.4, diketahui bahwa ratarata awal pencapaian indikator pemecahan masalah pada kelas eksperimen adalah sebesar 27,55, dan indikator yang paling baik dicapai oleh siswa yaitu memahami masalah yaitu sebesar 67%. Analisis lebih lengkap terdapat pada Lampiran 111.3.. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(76) 42717.pdf. 61. Tabel 4.4 Data Awai Pencapaian lndikator Pemecahan Masalah Kelas Eksperimen NO I 2 3 4. Indikator Memahami masalah Merencanakan pemecahannya Menyelesaikan masalah sesuai perencanaan Memeriksa kembali hasil yang diperoleh Rata-rata pencapaian. Skor yang dicapai 67% 38% 2% 0% 27,55. Tabel 4.5 berikut ini menyajikan data awal pencapaian indikator pemecahan masalah pada kelas kontrol.. Berdasarkan data pada Tabel 4.5,. diketahui bahwa rata-rata pencapaian indikator pemecahan masalah pada kelas kontrol adalah sebesar 27,99, dan indikator yang paling baik dicapai oleh siswa adalah memahami masalah yaitu sebesar 97%. Analisis lebih lengkap terdapat pada Lampiran III.6. Tabel 4.5 Data Awai Pencapaian Indikator Pemecahan Masalah Kelas Kontrol Kode I 2 3 4. Indikator Memahami masalah Merencanakan pemecahannya Menyelesaikan masalah sesuai perencanaan Memeriksa kembali hasil yang diperoleh Rata-rata pencapaian. Rekapitulasi. hasil. kemampuan. awal. Skor yang dicapai 97% 43% 2% 0% 27,99. pemecahan. masalah. pada. pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran konvensional dapat dilihat pada Gambar 4.1. Berdasarkan rekapitulasi tersebut terlihat bahwa persentase indikator memahami masalah dan merencanakan pemecahannya pada pembelajaran konvensional lebih dari pembelajaran konvensional kecuali pada indikator menyelesaikan masalah sesuai perencanaannya dan memeriksa kembali hasil yang diperoleh kedua kelas memperoleh pencapaian yang sama. Meskipun secara. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(77) 42717.pdf. 62. umum rata-rata pencapatan indikator pemecahan masalah pada pembelajaran berbasis masalah relatif sama dengan pembelajaran konvensional yaitu 27,55% dan 27,99%. Perbedaan pencapaian pada indikator memahami masalah cukup signifikan yaitu 97% dan 67% sedangkan pada merencanakan pemecahannya hanya sedikit yaitu 43% dan 38%. Sedangkan pada indikator yang memperoleh pencapaian yang sama menunjukkan nilai yang sangat rendah yaitu 2% dan 0%. Hal ini bisa terjadi karena kemampuan pemecahan masalah siswa yang masih rendah seperti yang dipaparkan pada latar belakang sebelumnya. Hal lain yang bisa menjadi penyebab adalah materi belum pemah diberikan kepada siswa. Dan siswa belum dipancing untuk dapat memecahkan masalah yang diberikan kepadanya. Minat siswa atau secara umum disposisi matematis siswa yang rendah dapat pula menjadi penyebab dari masalah ini. 120% -1 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - · - - - - - - - -. 100%. 98%. 1. ·--· - - - - .. ~··. 80%. --·-·--·___77% .. -----------------·----. 60%. --------- ---54%-·-----. Cll. ..."'c Ill. Cll. ..."' Cll. Cl.. 40% • Eksperimen 20%. • Kontrol. -· -. 0% Memahami masaiah. Merencanakan pemecahannya. Menyelesaikan masaiah sesuai perencanaan. Memeriksa kembali hasil yang diperoleh. Gambar 4.1 Grafik Data Awai Pencapaian lndikator Pemecahan Masalah. I. ---- -- --- _______J. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(78) 42717.pdf. 63 b.. Indikator pemecahan masalah pada data kemampuan akhir siswa Untuk mengetahui pencapaian indikator kemampuan pemecahan masalah. matematis pada data kemampuan akhir siswa pada kedua kelas, maka dilakukan analisis skor kemampuan akhir pemecahan masalah untuk tiap indikator. Tabel 4.6 berikut ini menyajikan data akhir pencapaian indikator pemecahan masalah pada kelas eksperimen. Berdasarkan data pada Tabel 4.6, diketahui bahwa ratarata akhir pencapaian indikator pemecahan masalah pada kelas eksperimen adalah sebesar 80, 11, dan indikator yang paling baik dicapai oleh siswa yaitu merencanakan pemecahan masalah yaitu sebesar 91 %.. Analisis lebih lengkap. terdapat pada Lampiran III.4.. Tabel 4.6 Data Akhir Pencapaian lndikator Pemecahan Masalah Kelas Eksperimen. NO 1 2 3 4. Indikator Memahami masalah Merencanakanpemecahannya Menyelesaikan masalah sesuai perencanaan Memeriksa kembali hasil yang diperoleh Rata-rata pencapaian. Skor yang dicapai 90% 91% 77% 54% 80,11. Tabel 4.7 berikut ini menyajikan data akhir pencapaian indikator pemecahan masalah pada kelas kontrol.. Berdasarkan data pada Tabel 4.7,. diketahui bahwa rata-rata pencapaian indikator pemecahan masalah pada kelas kontrol adalah sebesar 67 ,84, dan indikator yang paling baik dicapai oleh siswa adalah memahami masalah yaitu sebesar 98%. Analisis lebih lengkap terdapat pada Lampiran IIl.6. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(79) 42717.pdf. 64. Tabel 4.7 Data Akhir Pencapaian lndikator Pemecahan Masalah Kelas Kontrol. Kode 1 2. 3 4. Indikator Memahami masalah Merencanakan pemecahannva Menyelesaikan masalah sesuai perencanaan Memeriksa kembali hasil yang diperoleh Rata-rata pencapaian. Rekapitulasi. data. akhir. kemampuan. Skor yang dicapai 98% 85% 45% 43% 67,84. pemecahan. masalah. pada. pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran konvensional dapat dilihat pada Gambar 4.2. Berdasarkan rekapitulasi tersebut terlihat bahwa persentase tiap indikator pada pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi dari pembelajaran konvensional kecuali pada indikator memahami masalah. Meskipun secara umum rata-rata pencapaian indikator pemecahan masalah pada pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi dari pembelajaran konvensional. Indikator tersebut adalah memahami masalah, pada pembelaj aran berbasis masalah mencapai 90% sedangkan pada pembelajaran konvensional mencapai 98%. Perbedaan 8% ini merupakan perbedaan yang cukup signifikan. Hal ini dapat terjadi karena siswa pada pembelajaran berbasis masalah lebih tertarik pada penyelesaian masalah saja. Secara logika tahapan memahami seharusnya dilewati terlebih dahulu, namun karena tahapan ini terkesan procedural dan telah tercantum atau otomatis ada pada tahapan selanjutnya beberapa siswa cenderung melewatkannya.. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(80) 42717.pdf. 65. 80%. .."' al. IQ. c. al. 60%. "'al ~. Cl.. 40%. Memahami masalah. Merencanakan pemecahannya. Menyelesaikan masalah sesuai perencanaan. Memeriksa kembali hasil yang diperoleh. Gambar 4.2 Grafik Data Akhir Pencapaian lndikator Pemecahan Masalah - - - - -·- --·· .. ·-- -------------------------~. c.. lndikator pemecahan masalah pada data peningkatan kemampuan siswa. Untuk mengetahui pencapaian indikator kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada kedua kelas, maka dilakukan analisis skor kemampuan pemecahan masalah untuk tiap indikator. Tabel 4.8 berikut ini menyajikan data peningkatan pencapaian indikator pemecahan masalah pada kelas eksperimen. Berdasarkan data pada Tabel 4.8, diketahui bahwa rata-rata pencapaian indikator pemecahan masalah pada kelas eksperimen adalah sebesar 73, dan indikator yang paling baik dicapai oleh siswa yaitu merencanakan pemecahan masalah yaitu sebesar 85%. Analisis lebih lengkap terdapat pada Lampiran III.5 ~. ---. -·. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(81) 42717.pdf. 66 Tabel 4.8 Data Peningkatan Pencapaian lndikator Pemecahan Masalah Kelas Eksperimen. NO 1 2 3 4. Indikator Memahami masalah Merencanakan pemecahannya Menyelesaikan masalah sesuai perencanaan Memeriksa kembali hasil yang diperoleh Rata-rata pencapaian. Skor yang dicapai 68% 85% 76% 54% 73. Tabel 4.9 berikut ini menyajikan data peningkatan pencapaian indikator pemecahan masalah pada kelas kontrol.. Berdasarkan data pada Tabel 4.9,. diketahui bahwa rata-rata pencapaian indikator pemecahan masalah pada kelas kontrol adalah sebesar 55, dan indikator yang paling baik dicapai oleh siswa adalah memahami masalah yaitu sebesar 95%. Analisis lebih lengkap terdapat pada Lampiran III.6 Tabel 4.9 Data Peningkatan Pencapaian Indikator Pemecahan Masalah Kelas Kontrol. Ko de 1 2 3 4. Indikator Memahami masalah Merencanakan pemecahannya Menyelesaikan masalah sesuai perencanaan Memeriksa kembali hasil yang diperoleh Rata-rata pencapaian. '. SkOF yang dicapai 95% 73% 44% 43% 55. Rekapitulasi hasil pemecahan masalah pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran konvensional dapat dilihat pada Gambar 4.3. Berdasarkan rekapitulasi tersebut terlihat bahwa persentase tiap indikator pada pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi dari pembelajaran konvensional kecuali pada indikator memahami masalah. Meskipun secara umum rata-rata pencapaian indikator pemecahan masalah pada pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi dari pembelajaran konvensional. Hal ini dapat terjadi karena aktivitas siswa. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(82) 42717.pdf. 67 banyak:. terkontruksi. pada. kegiatan. selanjutnya. yaitu. merencanak:an. pemecahannya. Sedangkan pada pembelajaran konvensional siswa lemah dalam rnerencanak:an dan menyelesaikan sehingga siswa memiliki sedikit wak:tu ketika rnenuliskan analisa rnasalah secara lengkap dan detail. Siswa cenderung rnenfokuskan pekerjaannya pada ketiga langkah ak:hir dari pada langkah awal yang sesungguhnya juga penting. r- - - - - - - - - - - - - - - - - - - · - - - - - - - - - - - - - • Pembelajaran Konvensional 100%. • Pembelajaran Berbasis Masalah. 95%. 90%. 85% 76%. 80% 70%. .."' Cll. 60%. 54%. nl. c. Cll. "'... Cll. 0... 50% 40% 30% 20% I. 10% ~ 0%. I. 1- - · •. Memahami masalah. Merencanakan pemecahannya. Menyelesaikan Memeriksa masalah sesuai kembali hasil yang perencanaan diperoleh. Gambar 4.3 Grafik Rekapitulasi Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa. _J. Untuk memperdalam pembahasan, pada Tabel 4.10 dapat kita lihat rata-rata pencapaian siswa pada kemampuan awal, kemampuan akhir dan peningkatannya. Secara lebih jelas dapat kita lihat bahwa sama-sarna terjadi peningkatan. Namun pada kelas dengan pernbelajaran berbasis rnasalah peningkatannya lebih tinggi. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(83) 42717.pdf. 68 dari pada pembelajaran konvensional begitu pula pada data akhir. Sedangkan pada data awal rata-rata kemampuan pemecahan masalah relatif sama.. Tabel 4.10 Rekapitulasi Rata-rata Pencapaian Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kemampuan Pemecahan Masalah KelasYBM Kelas Konvensional. Rata-rata Pencapaian Data Awai. Data Akhir. 27,55 27,99. 80,11 67,84. Data Penin~katan. 73 55. 2. Pencapaian Indikator Disposisi Matematis Siswa Untuk mengetahui pencapaian indikator kemampuan disposisi matematis siswa pada kedua kelas, dilakukan analisis skor disposisi matematis siswa untuk tiap indikator.. Tabel 4.11 berikut ini menyajikan data pencapaian indikator. disposisi matematis pada kelas eksperimen. Berdasarkan data pada Tabel 4.11 , diketahui bahwa rata-rata pencapaian indikator disposisi matematis pada kelas eksperimen adalah sebesar 83%, dan indikator yang paling baik dicapai oleh siswa yaitu kepercayaan diri yaitu sebesar 88%. Analisis lebih lengkap terdapat pada Lampiran IIl.5. Tabel 4.11 Pencapaian lndikator Disposisi Matematis Kelas Eksperimen. No 1 2 3 4 5. Skoryang dicapai Indikator Kepercayaan Diri 655 631 Kegigihan atau Ketekukan Berpikir Terbuka dan Fleksibel 313 Minat dan Keingintahuan 593 694 Memonitor dan Mengevaluasi Rata-rata pencapaian. Skor maksimal 744 744 372 744 868. Persentase 88% 85% 84% 80% 80% 83%. Tabel 4.12 berikut ini menyajikan data pencapaian indikator disposisi matematis pada kelas kontrol. Berdasarkan data Tabel 4.12, diketahui bahwa ratarata pencapaian indikator disposisi matematis pada kelas kontrol adalah sebesar. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(84) 42717.pdf. 69. 72%, dan indikator yang paling baik dicapai oleh siswa sama seperti kelas kontrol yaitu kegigihan dan ketekunan yaitu sebesar 77%. Analisis lebih lengkap terdapat pada Lampiran 111.6 Tabel 4.12 Pencapaian lndikator Disposisi Matematis Kelas Kontrol Skoryang dicapai Indikator No 1 Kepercayaan Diri 569 594 2 Kegigihan atau Ketekukan 271 3 Beroikir Terbuka dan Fleksibel 4 Minat dan Keingintahuan 546 605 5 Memonitor dan Mengevaluasi Rata-rata pencapaian. Skor maksimal. 768 768 384 768 896. Persentase. 74% 77% 71% 71% 68% 72%. Rekapitulasi hasil disposisi matematis s1swa pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran konvensional dapat dilihat pada Gambar 4.4. Berdasarkan reakapitulasi tersebut terlihat bahwa persentase tiap indikator disposisi matematis yang dicapai pada pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi dari pembelajaran konvensional. Hal ini terjadi karena tiap indikator dikontruksi pada setiap langkah pembelajaran berbasis masalah. Pada pembelajaran berbasis masalah aktivitas siswa tinggi. Siswa aktif dalam memahami masalah, menyampaikan ide dari rasa dan analisa yang dilakukan saat menemukan masalah. Kegiatan diskusi yang menjadi kegiatan inti dalam pembelajaran ini sehingga siswa aktif dan bersemangat menyelesaikan masalah yang diberikan. Berbeda dengan pembelajaran konvensional yang cenderung pasif, siswa banyak diam dan mencatat. Sehingga terbuat jarak antara guru dan murid, siswa pasif karena malu dan segan dalam mengajukan pertanyaan. Hanya beberapa siswa dengan kemampuan tinggi yang berani bertanya sedangkan siswa lain cenderung memilih diam.. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(85) 42717.pdf. 70. • Pembelajaran Konvensional. • Pembelajaran Berbasis Masalah. 70%. .."'. 60%. Cll la. c. Cll. "'Cll.... 50%. Cl.. 40%. 30%. 20%. Kepercayaan Kegigihan atau Diri Ketekukan. Berpikir Terbuka dan Fleksibel. Minat dan Memonitor dan Keingintahuan Mengevaluasi. Gambar 4.4 Grafik Rekapitulasi Disposisi Matematis Siswa. I. ________J Untuk memperdalam pembahasan, perhatikan Tabel 4.13 .. Pada tabel ini diberikan data presentase pencapaian tertinggi dan terendah pemyataan angket disposisi matematis pada kelas dengan pembelajaran berbasis masalah. Sedangkan pada Tabel 4.14. Diberikan data presentase pencapaian tertinggi dan terendah pemyataan angket disposisi matematis pada kelas dengan pembelajaran konvension~ 1.. Dari data pada Tabel 4.13. Terdapat perbedaan pemyataan presentase pencapaian data tertinggi, pada kelas dengan pembelajaran berbasi masalah. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(86) 42717.pdf. 71. pencapaian tertinggi pada pemyataan "saya yakin dapat memperoleh nilai yang baik dalam matematika" sedangkan pada kelas dengan pembelajaran konvensional pada pemyataan "saya belajar matematika ketika di sekolah saja". Jika dihubungkan dengan. presentasen perolehan tertinggi. indikator disposisi. matematis, dapat kita lihat bahwa indikator tertinggi adalah kepercayaan diri. Pernyataan yakin memperoleh nilai yang baik sebanyak 94% menunjukkan kepercayaan diri siswa yang tinggi pada siswa. Sedangkan pada pembelajaran konvensioanl presentase tertinggi. sebesar 84% pada pernyataan negatif yang. artinya siswa tidak belajar matematika hanya di sekolah. Ini menunjukkan sikap rajin, gigih atau tekun. Sesuai dengan pencapaian disposisi matematis siswa pada pembelajaran konvensional yang tertinggi adalah ketekunan atau kegigihan. Pencapaian terendah pada pembelajaran berbasis masalah adalah pernyataan "saya menghindari soal matematika yang sulit" sebesar 72%. Pernyataan ini merupakan pernyataan negatif sehingga memiliki makna 28% siswa menghindari soal matematika yang sulit. Sedangkan pada pembelajaran konvensional pencapaian terendah pada pemyataan "saya tertantang mengerjakan soal matematika yang sulit" dan pernyataan "saya berusaha mengetahui kelebihan dan kekurangan saya dalam belajar matematika" masing-masing sebesar 48%. Artinya siswa pada pembelajaran konvensional kurang tertantang pada soal yang sulit dan kurang berusaha mengetahui kelebihan kekurangannya. Siswa pada pembelajaran berbasis masalah cenderung percaya diri dan aktif namun kurang tertarik dengan hal prosedural apalagi raj in dalam mencatat. Namun sebaliknya siswa pada pembelajaran konvensional senang dengan hat. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(87) 42717.pdf. 72 prosedural namun kurang aktif dan memiliki minat yang rendah dalam memperdalam materi. Tabel 4.13. Pernyataan Disposisi Matematis pada Kelas deogan Pembelajaran Berbasis Masalah No. 1 2. Pernyataan. Saya yak.in dapat memperoleh nilai yang baik dalam matematika Saya menghindari soal matematika yang sulit. Persentase Pencapaian. 94% 72%. Indikator Disposisi Kepercayaan diri Minatdan keingintahuan. Hal menarik yang penulis lihat dari kedua Table 4.13 dan 4.14 adalah kedua pembelajaran pada indikator disposisi matematis memiliki nilai pencapaian terendah pada indikator memonitor dan mengevaluasi namun pada pemyataan angket disposisi pencapaian terendah pada indikator minat dan keingintahuan. Sehingga penulis melihat kembali peroleh persentase tertinggi pada kedua kelas pada indikator minat dan keingintahuan seperti pada Gambar 4 ... Tabel 4.14 Pernyataan Disposisi Matematis pada Kelas dengan Pembelajaran Konvensiooal No 1. 2 3. Pernyataan. Saya belajar matematika ketika di sekolah sa.ia Saya tertantang untuk mengerjakan soal matematika yang sulit Saya berusaha mengetahui kelebihan dan kekurangan saya dalam belajar matematika. Persentase lndikator Pencapaian Disoosisi Kegigihan 84% atau ketekunan Minat dan 48% keingintahuan Memonitor 48% dan mengevaluasi. Dari Tabel 4.15 dapat kita lihat bahwa kedua kelas mencapai persentase tertinggi pada pemyataan yang sama yaitu "Saya mempelajari buku matematika selain yang digunakan di kelas" masing-masing sebesar 90% dan 83%. Pada. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(88) 42717.pdf. 73 pemyataan yang mendapat persentase terendah penyataan tersebut justru berbeda namun jika diperhatikan sama-sama mengandung kata yang sama yaitu kata "sulit". Padahal sebagian besar siswa mempelajari buku matematika selain yang mereka pelajari di sekolah namun kata negatif sulit tetap memberi ketakutan yang lain. Dari penelitian ini, penulis menyarankan untuk tidak menggunakan kata sulit namun menantang atau soal yang barn. Jika mudah akan dirasa menjadi kebohongan.. Tabel 4.15 Pernyataan dengan Persentase Tertinggi pada Indikator Minat dan Keingintahuan. No. 1. 2. Jenis Kelas. Pernyataan pada angket. Saya mempelajari matematika selain digunakan di kelas Ke las Saya mempelajari Konvensional matematika selain digunakan di kelas Kelas PBM. Rata-rata pencapaian Persentase indikator Pencapaian minat dan keineintahuan. buku yang. 90%. 80%. buku yang. 83%. 71%. 3. Pengujian Hipotesis a. Pengujian Hipotesis 1 Hipotesis 1 penelitian iru adalah kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti PBM lebih baik dari pada kemampuan pemecahan masalah siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Setelah dilakukan pengolahan data peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh skor tertinggi, rata-rata skor, dan simpangan baku, yang selengkapnya disajikan dalam Tabel 4.16 berikut ini.. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(89) 42717.pdf. 74 Tabel 4.16 Skor Tertinggi, Skor Terendah, Rata-Rata, dan Simpangan Baku Data Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Skor Maks. Kelas Eksperimen Xmin. Xmaks. 100. 50. 89. x 72,52. Kelas Kontrol. s. Xmin. Xmaks. 10,97. 44. 75. x 55,32. s 8,71. Berdasarkan data pada Tabel 4.16, nilai tertinggi siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada siswa pada kelas kontrol. Rata-rata skor yang diperoleh kelas eksperimen juga lebih baik, yakni 72,52 dengan simpangan baku I 0,97 daripada kelas kontrol dengan rata-rata 55,32 dengan simpangan baku 8,71. Selanjutnya akan dilakukan uji-t untuk mengetahui apakah peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan PBM lebih baik dari pada pembelajaran dengan konvensional secara statistika. Sebelum dilakukan uji-t, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas, dan uji homogenitas varians terhadap data kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji normalitas dilakukan dengan rumus uji Chi-Kuadrat. Rekapitulasi hasil perhitungan uji normalitas terhadap data tes kemampuan pemecahan masalah matematis siswa terdapat pada Tabel 4.17. Tabel 4.17 Nilai Chi kuadrat (X2 ) Data Kemampuan Pemecahan Masalah Ke las Eksperimen Kontrol. Xlituna. xt~bel. 5.805439 7.638555. 7,81 7,81. Keterangan Normal Normal. Berdasarkan data pada Tabel 4.17 tersebut, diketahui bahwa X~itung < Xfabel. yang artinya kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari populas yang. berdistribusi normal. Perhitungan selengkapnya terdapat pada Lampiran IIl.9 dan IIl.10. Syarat lain yang harus dipenuhi sebelum melakukan uji-t adalah uji homogenitas varians dengan menggunakan rumus uji-F.. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka. Rekapitulasi hasil uji.

(90) 42717.pdf. 75. homogenitas kedua kelas terhadap data kemampuan pemecahan masalah terdapat pada Tabel 4.18. Berdasarkan data pada tabel tersebut, diketahui bahwa Fhitung. <. Ftabel. yang. artinya kedua kelas homogen secara signifikan.. Perhitungan selengkapnya terdapat pada Lampiran III. I I.. Tabel 4.18 Nilai Varians Data Kemampuan Pemecahan Masalah Kelas Eksperimen Kontrol. Varians I20.4137 66.87398. Data skor. Fhitun_q. Ftabel. Keterangan. 1.585. I,82. Homo gen. kemampuan pemecahan masalah matematis s1swa telah. memenuhi syarat-syarat untuk dapat diuji dengan rumus uji-t, yaitu data berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan kedua data homogen secara statistik. Hipotesis uji pada penelitian ini adalah : Ho : kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti PBM sama dengan kemampuan pemecahan masalah siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional H1. :. kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti PBM lebih baik dari pada kemampuan pemecahan masalah siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional Dari perhitungan dengan uji-t, diperoleh nilai thitung. =. 6,9 sedangkan nilai. tiabet = 1,67. Karena thitung > trabet maka Ho ditolak. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran IIl.12. Dari pemyataan di atas dapat disimpulkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti PBM lebih baik dari pada kemampuan pemecahan masalah siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(91) 42717.pdf. 76. b. Pengujian Hipotesis 2 Hipotesis 2 dalam penelitian ini adalah rata-rata disposisi matematis siswa yang memperoleh PBM lebih baik dari pada kemampuan pemecahan masalah siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional ( H 1: µ 1 > µ2 ). Setelah dilakukan pengolahan data hasil disposisi matematis siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh skor tertinggi, rata-rata skor, dan simpangan baku, yang selengkapnya disajikan dalam Tabel 4.19 berikut ini.. Tabel 4.19 Skor Tertinggi, Skor Terendah, Rata-Rata, dan Simpangan Baku Data Disposisi Matematis Siswa Skor Maks. Xmin. 100. 78. Kelas Eksperimen s Xmaks x 83,00 2,93 89. Xmin. 44. Kelas Kontrol Xmaks x 75 55,32. s 8,71. Berdasarkan data pada Tabel 4.19, nilai tertinggi disposisi matematis siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada siswa pada kelas kontrol. Rata-rata skor yang diperoleh kelas eksperimen juga lebih baik, yakni 83,00 dengan simpangan baku 2,93. daripada kelas kontrol dengan rata-rata 55,32 dengan. simpangan baku 8, 71. Selanjutnya akan dilakukan uji-t untuk mengetahui apakah disposisi matematis siswa dengan PBM lebih baik dari pada pembelajaran dengan konvensional secara statistika. Untuk dapat menguji hipotesis tersebut, dilakukan perhitungan dengan menggunakan rumus uji-t. Namun terlebih dahulu dilakukan uji normalitas, dan uji homogenitas varians terhadap data kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas eksperimen. Rekapitulasi hasil perhitungan uji normalitas terhadap data tes kemampuan pemecahan masalah matematis siswa terdapat pada Tabel 4.20.. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(92) 42717.pdf. 77 Tabel 4.20 Nilai Chi kuadrat (X2 ) Data Kemampuan Pemecahan Masalah. Kelas Eksperimen Kontrol. x~ituna. xt abel. 7,55 2,92. 7,81 7,81. 2. Keterangan Normal Normal. Berdasarkan data pada Tabel 4.20 tersebut, diketahui bahwa X~itung < Xfabel. yang artinya kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari polulasi yang. berdistribusi normal. Perhitungan selengkapnya terdapat pada Lampiran III.19 dan III.20. Syarat lain yang harus dipenuhi sebelum melakukan uji-t adalah uji homogenitas varians dengan menggunakan rumus uji-F. Rekapitulasi hasil uji homogenitas kedua kelas terhadap data disposisi matematis terdapat pada Tabel 4.21. Berdasarkan data pada tabel tersebut, diketahui bahwa. Fhitung. <. Ftabel. yang artinya kedua kelas homogen secara signifikan. Perhitungan selengkapnya terdapat pada Lampiran III.21. Tabel 4.21 Nilai Varians Data Kemampuan Pemecahan Masalah. Ke las Eksperimen Kontrol. Varians 120.4137 66.87398. Fhituna. Ftabel. Keterangan. 1.585. 1,82. Homo gen. Data skor disposisi matematis siswa telah memenuhi syarat-syarat untuk dapat diuji dengan rumus uji-t, yaitu data berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan kedua data homogen secara statistik. Berdasarkan data pada Tabel 4.20 dan 4.21 dapat dilihat bahwa kedua data berdistribusi normal dan homogen maka dapat dilakukan uji-t untuk menguji L ~ -- -. ~ mpuu;:s1:s. ..i._ -. -. -. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(93) 42717.pdf. 78. Hipotesis uji pada penelitian ini adalah: Ho. : disposisi matematis siswa yang mengikuti PBM sama dengan disposisi matematis siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.. H1. : disposisi matematis siswa yang mengikuti PBM lebih baik dari pada disposisi matematis siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.. Dari perhitungan dengan uji-t, diperoleh nilai -thitung. =. 6,295 sedangkan. nilai tiabel = 1,67. Karena thitung > t1abel maka Ho ditolak. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran IIl.22. Dari pemyataan di atas dapat disimpulkan disposisi matematis siswa yang mengikuti PBM lebih baik dari pada disposisi matematis siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.. C. Pembahasan Dari penelitian dan analisa yang sudah dilakukan sebelumnya, penulis akan mencoba menjelaskan secara detail proses pembelajaran yang pada akhimya dapat mengkontruksi kedua kemampuan matematis. Pembelajaran berbasis masalah telah mengkontruksi setiap indikator kemampuan pemecahan masalah dan disposisi matematis siswa pada setiap langkah pembelajarannya. Sedangkan pembelajaran konvensional tidak dapat melakukannya dengan baik. Hal ini disebabkan aktivitas siswa yang terbatas. Sayangnya aktivitas yang terbatas ini bukan hanya membatasi gerak namun rasa, minat yang kemudian mengarah pada disposisi matematis yang rendah. Pada pembelajaran berbasis masalah s1swa lebih banyak berdiskusi. Tahapan pada pembelajaran berbasis masalah adalah memberikan masalah pada siswa, membimbing siswa mengumpulkan fakta, membimbing penyelesaian. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(94) 42717.pdf. 79 individual maupun kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, serta menganalisis. dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Kelima langkah. tersebut memberikan kesempatan pada siswa untuk aktif berdiskusi. Seperti pada Gambar 4.5 dapat kita lihat siswa berdiskusi dalam kelompoknya. Beberapa siswa memilih berdiskusi di meja belajamya, sedangkan yang lain berdiskusi di lantai kelasnya. Siswa terlihat lebih nyaman dan menikmati proses pembelajaran. Suasana belajar jugajauh dari kesan kaku dan membosankan.. Gambar 4.5 Peserta didik berdiskusi pada pembelajaran berbasis masalah. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(95) 42717.pdf. 80 Siswa berdiskusi saat diberikan masalah pada LKS secara berkelompok. Siswa juga berdiskusi saat menyelesaikan masalah. Saat mengembangkan dan menyajikan hasil karya diskusi melebar menjadi diskusi kelas seperti pada Gambar 4.6. Pada proses ini siswa mulai menunjukkan kepercayaan dirinya, keterbukaannya serta menunjukkan kapabilitasnya dalam menyelesaiakan masalah yang diberikan.. Gambar 4.6 Peserta Didik Menyampaikan Hasil Diskusinya pada Pembelajaran Berbasis Masalah. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(96) 42717.pdf. 81 Kondisi yang berbeda terjadi pada kelas dengan pembelajaran konvensional. Siswa cenderung duduk diam di bangkunya seperti pada Gambar 4.7. Langkah pada pembelajaran konvensional adalah memberikan informasi, menerapkan konsep, memberikan latihan berupa soal dan tugas, serta menyimpulkan. Pada saat memberikan informasi guru menerangkan materi yang akan diberikan kemudian siswa mendengarkan dan mencatat beberapa hal penting. Sangat jarang siswa bertanya walaupun ketika guru bertanya beberapa siswa menjawab dengan salah atau bahkan diam. Saat menerapkan konsep guru memberikan beberapa contoh soal dan penyelesaiannya. Siswa pun hanya menerima procedural cara penyelesaian soal tanpa mengembangkan cara penyelesaian lain. Meskipun diberi kesempatan namun suasana belajar yang membuat siswa merasa lebih aman mencatat. Sehingga wajar kerajinan, ketekunan dan kegigihan menjadi senjata sukses pada pemebalajaran ini. Guru memberikan latihan berupa soal dan tugas yang sesuai dengan contoh soal sebelumnya. Saat memberikan pengembangan soal, siswa cenderung diam dan menunggu. Seperti yang terjadi pada penilitian ini ketika membahas LKS 4 tentang materi bruto, netto dan tara. Pada pemberian informasi guru memberikan informasi sebatas menghitung bruto, netto dan tara. Ketika soal yang diberikan berkembang, meskipun berhubungan dengan pembahasan sebelumnya, semuajawaban siswa kosong. Selanjutnya untuk lebih detail membahas tentang peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan disposisi matematis siswa pada pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran konvensional. Maka pembahasan selanjutnya akan. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(97) 42717.pdf. 82 terbagi menjadi dua pembahasan. Karena penelitian ini tidak meneliti hubungan kedua kemampuan, namun hanya melihat peningkatannya ma.sing-ma.sing pada pembelajaran yang berbeda.. .... ..,., , ........,.....,.. •. ••·. . . . . . _ _ . . . . . . . . . . . ._,, - -. ~. .. -4. •. .... r,. ........, ......,. ,.,,._. .._.... ~,. q .. ---. • Uil•ii ' ' .... _...,. --~ ~ '!ll.~ _._.,. wt~ ·--~ ~~ ~~ """';"" ....,...~, \. .............. ) Y,le. Gambar 4.7 Suasana Pembelajaran pada Pembelajaran Konvensional. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(98) 42717.pdf. 83 1.. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis. Kemampuan pemecahan masalah awal pada kedua kelas relatif sama secara statistik. Sebelum pembelajaran dilakukan kemampuan pemecahan masalah yang dimiliki sangat rendah. Indikator yang paling rendah adalah memeriksa kembali sedangkan yang tinggi adalah memahami masalah. Namun setelah pembelajaran, kemampuan pemecahan masalah akhir siswa pada pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi. Indikator yang unggul adalah memahami masalah dan merencakan penyelesaian masalah. indikator memahami masalah paling tinggi di kelas dengan pembelajaran konvensional. Meskipun tidak kalah jauh namun pada indikator selanjutnya indikator kemampuan pemecahan masalah pada pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi. Analisa yang terjadi karena hal-hal yang perlu disampaikan peserta didik saat memahami masalah sudah secara otomatis terangkum pada indiaktor merencanakan. Sehingga siswa lebih terfokus pada langkah yang panjang untuk mengefektifkan waktu pengerjaan soal. Namun secara umum kemampuan akhir pemecahan masalah pada kelas dengan pembelajaran berbasis masalah lebih dari kemampuan pemecahan masalah siswa dengan pembelajaran konvensional. Peningkatan kemampuan pemecahan masalah yang paling tinggi terjadi pada indikator memahami masalah dan merencanakannya. Indikator memahami masalah paling tinggi pada kelas konvensional sedangkan pada pembelajaran berbasis masalah indikator paling tinggi adalah merencanakan masalah. lndikator paling rendah adalah memeriksa kembali. Dari pemaparan di atas mengenai kemampuan awal, akhir dan peningkatan kemampuan pemecahan masalah. Dapat kita lihat bahwa ada pola yang sama,. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(99) 42717.pdf. 84 indikator kemampuan pemecahan masalah yang paling mudah atau tinggi pencapaiannya adalah memahami masalah dan merencanakan penyelesaian masalah. Sedangkan yang paling sulit atau rendah pencapaiannya adalah memeriksa kembali. Pada indikator memahami masalah siswa mengidentifikasi masalah yang dihadapinya dalam hal ini adalah soal kemampuan pemecahan masalah. Soal kemampuan pemecahan masalah adalah soal yang barn bagi peserta didik. Seperti yang dikemukakan Wardhani (2005) bahwa seorang siswa dikatakan mampu menyelesaikan masalah apabila ia dapat menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya ke dalam situasi barn yang belum dikenal. Karena kebaruannya ini lah siswa perlu menggunakan pengetahuannya untuk merasa pada soal pemecahan masalah yang diberikan. Karena ini soal merasa atau memahami sehingga siswa dapat menggunakan kemampuannya dengan mudah untuk memahami masalah tersebut. Pada indikator memeriksa kembali, banyak siswa tidak mengerjakannya. Ketika memeriksa kembali siswa perlu mengulang kembali pengerjakan secara singkat, atau mencari cara lain dalam penyelesaian atau pembuktian langsung atau pembuktian terbalik. Sebetulnya banyak alternative cara yang bisa dilakukan. Namun perlu dipahami bahwa tahapan ini memang cukup sulit apalagi untuk siswa pada usia sekolah menengah pertama. Beberapa siswa cukup merasa puas dengan solusi yang sudah ditemukan, sehingga merasa tidak perlu menguji kembali dengan cara lain. Mungkin hanya dengan mengulang kembali pengerjaan yang telah dilakukan sebelumnya dengan lebih teliti. Pada taksonomi bloom (1956) disebutkan bahwa tahap evaluasi. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(100) 42717.pdf. 85. merupakan tahap akhir yang bisa dikuasai siswa. Karena memang tahapan ini merupakan tahapan yang cukup sulit sehingga siswa juga perlu memiliki kegigihan yang tinggi. Mungkin hal ini bisa dianalisis lebih mendalam dengan menghubungkan disposisi terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa. Berdasarkan hasil penelitian ketika berlangsungnya pembelajaran dengan PBM, pembelajaran menjadi menarik karena siswa belajar dari pengalaman, ketrampilan dan pengetahuan yang mereka miliki. Seperti yang dikemukakan Turmudi (2008) bahwa siswa lebih tertarik dengan apa yang mereka pelajari dan berprestasi baik kalau mereka menyukainya. Melalui masalah, mereka bermain dengan pengalaman mereka dan pengetahuan mereka untuk menemukan solusi dari masalah. Ketika proses belajar pun kelas lebih hidup dan lebih menarik daripada kelas konvensional yang cenderung pasif.. Pada awal materi, siswa. memberikan jawaban yang berbeda-beda dari tiap kelompok.. Sehingga guru. perlu mengakomodir semua jawaban, memberikan stimulus dan mendiskusikan kesimpulannya di kelas. Ketika sampai pada kesimpulan pun siswa masih banyak yang memberikan pertanyaan, karena pengetahuan baru ini berawal dari pengetahuan mereka maka siswa lebih tertarik untuk memperdalam konsep yang dimiliki. Ketika mulai masuk pada pembahasan soal-soal lain, siswa mulai ingin menunjukkan kelompoknya lebih baik dengan berbagai macam cara yang mereka mencoba menemukan, mencari yang paling mudah dan mencari jawaban berbeda dari kelompok lainnya sehingga siswa dapat terlatih merencanakan pemecahan masalah dan menyelesaikannya dengan cara mereka masing-masing. Siswa lebih. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(101) 42717.pdf. 86 percaya diri karena pembelajaran memperbolehkan s1swa menjawab dengan berbagai macam cara dan jawaban. Pada pembelajaran konvensional siswa banyak memperoleh informasi dari guru sehingga mereka tidak berusaha mencari informasi lain, serta kurangnya minat siswa dalam bekerja secara kelompok untuk menyelesaikan latihan soal yang ada pada LKS.. Berbeda dengan pembelajaran dengan PBM yang. mengarahkan mereka untuk berdiskusi dengan teman kelompok mereka, bukan hanya dalam menyelesaikan masalah yang ada pada LKS namunjuga membangun suatu pemahaman konsep untuk mencapai ketercapaian tujuan pembelajaran serta sebagai konsep awal untuk dapat memecahkan masalah. Seacara teoretis, PBM yang didasarkan pada masalah akan memberikan stimulan bagi siswa untuk menganalisis dengan pengetahuan, ketrampilan dan caranya berpikir yang telah dipelajari sebelumnya. Pertanyaan menyebabkan yang ditanya untuk membuat hipotesis, perkiraan, mengemukakan pendapat, menilai menunjukkan perasaannya, dan menarik kesimpulan, memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh wawasan barn (new insight) dalam pengetahuan rnereka.. Wawasan barn yang mereka konstruksi dari pernahaman sendiri itu. sernakin lebih bermakna dan lebih dipahami. Pada tahapan rnenganalisis dengan pengetahuan ketrampilan dan caranya berpikir yang telah dipelajari sebelurnnya, siswa rnenganalisa rnasalah yang diberikan untuk memahami masalah.. Siswa dibebaskan dalam kelompoknya. untuk menganalisa masalah yang diberikan sehingga siswa tertarik. Guru dalam hal ini memberikan stimulan j ika dirasa siswa kurang tepat dalam memahami rnasalah.. Namun perlu dipahami bahwa guru hanya mernberikan pancingan. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(102) 42717.pdf. 87 bukan menjelaskan masalah. Sehingga guru dapat melihat sejauh mana siswa dapat menganalisa masalah dan melihat keberagaman persepsi siswa, untuk kemudian diluruskan atau dikembalikan pada tujuan masalah tersebut. Selanjutnya siswa membuat hipotesis terhadap jawaban dari masalah yang diberikan.. Dalam hal ini, guru memberikan pengertian pada siswa bahwa. perkiraan hipotesis jawabannya dapat beragam, guru menunjukkan kebebasan masalah. Hipotesis jawaban kemudian menstimulan siswa untuk perkiraan cara penyelesaian yang mungkin. Perkiraan ini melatih siswa dalam merencanakan dan membuat strategi dalam penyelesaian masalah. dengan berbagai macam. kemungkinan. Setelah s1swa menyelesaikan permasalahan. yang diberikan, s1swa. melaksanakan tahapan selanjutnya yaitu mengemukakan pendapat. Ketika siswa mengemukakan pendapat siswa lain memasuki tahapan selanjutnya yaitu menilai menunjukkan perasaannya. Guru membimbing siswa dalam diskusi yang terjadi agar ke an yang terjadi dapat mengerucut pada sebuah konsep, sehingga dapat diambil kesimpulan yang diharapkan. Dalam kesemua tahapan yang dilakukan guru hanya berperan sebagai fasilitator yang memberikan pancingan atau stimulan serta pemandu diskusi.. Setelah semua tahapan ini selesai maka siswa dapat. mendapatkan wawasan baru yang diharapkan. Dari proses pembelajaran dengan PBM di atas dapat terlihat bahwa proses yang terjadi mendukung siswa untuk dapat memahami konsep sebagai tujuan pembelajaran serta melatih s1swa memecahkan masalah.. Melatih s1swa. memecahkan masalah dari dari tiap tahapan seperti menganalisa melatih siswa memecahkan masalah, hipotesis dan perkiraan melatih siswa dalam merencanakan. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(103) 42717.pdf. 88 dan menggunakan strategi pemecahan masalah. Kemudian tahapan selanjutnya menilai atau menunjukkan perasaannya melatih siswa menguji kembali kebenaran jawaban yang telah sebelumnya mereka diskusikan dalam kelompok. Sehingga ketika diberi soal kemampuan pemecahan masalah siswa cenderung memiliki pengalaman untuk menggunakan pemikirannya secara mandiri dan berpikir untuk solusi jawab atau penyelesaian dari masalah yang diberikan.. Hal ini melatih. siswa berpikir untuk menentukan strategi pemecahan masalah yang muncul dari pemahaman mereka sendiri. Berdasarkan hasil penelitian, secara keseluruhan terlihat bahwa kelas dengan PBM efektif. Hal tersebut terlihat dari ketercapaian tujuan pembelajaran. Hal tersebut karena siswa memahami konsep yang diberikan dengan mengkonstruksinya dari pengetahuan yang mereka miliki. Siswa terlatih untuk mengerjakan soal yang menjadikan mereka lebih percaya diri dalam mengerjakan soalsoal sehingga termotivasi untuk mencoba mengerjakan soal-soal yang diberikan. Keefektifan PBM juga terlihat dari ketepatgunaannya yaitu ketercapaian nilai kemampuan pemecahan masalah yang lebih tinggi dari pembelajaran konvensional. Hal tersebut disebabkan, pada kelas dengan PBM siswa diajak berpikir secara dari pengetahuan yang mereka miliki. Sehingga siswa menerima konsep dari pengetahuan yang dia miliki, ketika siswa diminta untuk memecahkan masalah, siswa dilatih untuk menggunakan nalamya dengan lebih baik. Sedangkan pada kelas dengan pembelajaran konvensional, siswa menerima konsep langsung dari guru dan siswa terbiasa mendapatkan penyelesaian masalah dari guru. Jadi siswa tidak terlatih untuk menggunakan nalar dari pengetahuannya sendiri. Siswa cenderung menggunakan ingatan dalam mengerjakan masalah.. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(104) 42717.pdf. 89 Hal yang samajuga terlihat dari pencapaian indikator pemecahan masalah. Rata-rata pencapaian indikator siswa yang diajar dengan PBM lebih baik dari siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional. Indikator yang paling baik dicapai oleh siswa yaitu merencanakan pemecahan masalah. Ini karena siswa pada kelas PBM terbiasa dengan berpikir mengembangan. cara-cara. atau. sehingga cenderung terkonstruksi untuk rencana-rencana. yang. mungkin. untuk. menyelesaikan suatu masalah. Sedangkan pada kelas dengan pembelajaran konvensional siswa tidak terbiasa menyelesaikan masalah. Ketika ada soal sulit siswa cenderung menegosiasikannya dengan guru atau hanya diam menunggu penyelesaian dari guru. Dari pemaparan di atas dapat dilihat bahwa peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa pada kelas dengan pembelajaran berbasis masalah lebih baik dari siswa pada pembelajaran konvensional.. 2.. Disposisi Matematis Siswa Selain kemampuan pemecahan masalah yang terkonstruksi dengan baik. disposisi matematis siswa juga dapat terkontruksi dengan baik. Saat siswa memahami masalah, kepercayaan diri siswa terlatih dengan baik. Saat siswa mulai menyelesaikan masalah, siswa mengungkapkan pendapat mereka masing-masing. Sehingga kepercayaan diri dan ketekunan siswa dalam menyelesaikan masalah dapat terkontruksi. Disposisi matematis siswa terlihat paling baik dikembangkan saat siswa mendiskusikan hasil jawabannya. Saat mendiskusikan siswa mengungkapkan idenya dengan percaya diri. Ide tersebut tentu didukung dengan data yang telah disiapkan dengan ketekunan dan keuletannya saat menyelesaikan masalah. Sebagimana yang dikemukakan De Porter (1999) bahwa dalam menghadapi. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(105) 42717.pdf. 90 masalah peserta didik justru mendapat kesempatan mengambil resiko yang dapat menjadi pembangkit minat belajamya. Disposisi matematis siswa pada pembelajaran berbasis masalah banyak terkontruksi dari siswa cenderung aktif. Siswa dihargai pendapatnya j ustru siswa diminta lebih banyak berpendapat dan aktif dalam pembelajaran. Sehingga aktivitas siswa pada pembelajaran berbasis masalah sangat menarik dalam proses mencari pengetahuan barn. Dari deskripsi di atas dapat kita lihat bahwa disposisi matematis siswa pada pembelajaran berbasis masalah lebih baik dari siswa dengan pembelajaran konvensional. Pada pencapaian indikator disposisi matematis siswa dapat kita lihat sebelumnya bahwa indikator yang paling tinggi dicapai siswa adalah indikator kepercayaan diri untuk pembelajaran berbasis masalah sedangkan pada pembelajaran konvensional indikator kegigihan atau ketekunan. Dapat kita lihat bahwa siswa pada pembelajaran berbasis masalah lebih percaya diri dari siswa pada. pembelajaran. konvensional.. Sedangkan. siswa. pada. pembelajaran. konvensional lebih gigih atau tekun dari siswa pada pembelajaran berbasis masalah. Meskipun masih membutuhkan kajian yang lebih mendalam, namun apabila kita hubungkan dengan pembahasan kemampuan pemecahan masalah dapat kita lihat bahwa hal ini dapat menjadi alasan indikator memahami masalah pada kelas dengan pembelajaran konvensional lebih tinggi. Siswa yang lebih tekun atau gigih lebih banyak menuangkan identifikasinya terhadap masalah. Namun karena kemampuannya dalam menganalisa solusi kurang sehingga langkah selanjutnya menjadi diabaikan atau tidak dikerjakan.. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

Gambar

Tabel 4.1  Tingkat Kesukaran Uji Coba Tes
Tabel 4.4 Data Awai Pencapaian lndikator Pemecahan Masalah Kelas  Eksperimen
Gambar 4.1  Grafik Data Awai Pencapaian lndikator
Tabel 4.6 Data Akhir Pencapaian lndikator Pemecahan Masalah Kelas  Eksperimen
+7

Referensi

Dokumen terkait

Apakah faktor Store Contact, Store Image, Store Atmospherics dan Store Theatrics mempengaruhi minat konsumen untuk melakukan pembelian di Toko Buku Gramedia Yogyakarta?...

Selanjutnya label sebagai fungsi pemenuhan peraturan perundang- undangan, memiliki konsekuensi bahwa hal yang tercantum pada label harus sesuai dengan kandungan bahan pangan

A National Survey of Nitrite/ Nitrate Concentration in Cured Meat Products and Non Meat Foods Avalable at Retail.. Research Report

[r]

Analisis Pengaruh Pengetahuan Gizi Siswa SMP Terhadap Keputusan Pembelian Makanan Jajanan Sekolah Di Wilayah Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung.. Universitas Pendidikan Indonesia

Penelitianinidilatarbelakangidenganpelatihan “PedomanUmumGiziSeimbang” yang telahdiberikankepada Guru SekolahDasar di

Kamus pengenalan bahasa tuna rungu berbasis android merupakan suatu cara untuk memperkenalkan kata, angka, huruf dalam bentuk bahasa isyarat tangan kepada tuna rungu

Radiografi bitewing adalah radiografi yang digunakan untuk melihat permukaan gigi yang meliputi mahkota gigi, interproksimal dan puncak alveolar pada maksila dan mandibula