• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN THE BIG FIVE TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA SOSIAL: PERSEPSI TERHADAP LINGKUNGAN PENDIDIKAN SEBAGAI PEMODERASI TESIS UKDW

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN THE BIG FIVE TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA SOSIAL: PERSEPSI TERHADAP LINGKUNGAN PENDIDIKAN SEBAGAI PEMODERASI TESIS UKDW"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN THE BIG FIVE

TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA SOSIAL:

PERSEPSI TERHADAP LINGKUNGAN PENDIDIKAN

SEBAGAI PEMODERASI

TESIS

Disusun Oleh:

KRISTIANA ICHA RAYUNG SINDHU (13160012)

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN FAKULTAS BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA

YOGYAKARTA 2018

(2)

THE INFLUENCE OF THE BIG FIVE PERSONALITY

TRAITS ON SOCIAL ENTREPRENEURSHIP INTENTIONS;

PERCEPTION OF EDUCATIONAL ENVIRONMENT AS

MODERATOR

THESIS

Written by:

KRISTIANA ICHA RAYUNG SINDHU (13160012)

MASTER PROGRAM OF MANAGEMENT FACULTY OF BUSINESS DUTA WACANA CHRISTIAN UNIVERSITY

YOGYAKARTA 2018

(3)

i

PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN THE BIG FIVE TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA SOSIAL: PERSEPSI TERHADAP LINGKUNGAN

PENDIDIKAN SEBAGAI PEMODERASI

TESIS

Diajukan Kepada Fakultas Bisnis, Program Studi Magister Manajemen Universitas Kristen Duta Wacana, Yogyakarata

Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar

Magister Manajemen

Disusun Oleh :

KRISTIANA ICHA RAYUNG SINDHU 13160012

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN FAKULTAS BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA

YOGYAKARTA 2018

(4)

ii

(5)

iii

(6)

iv MOTTO

“YESUS mengatur dan menjamin hidupku dalam segala hal.”

(7)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Seluruh kerja kerja keras, usaha, doa dan perjuangan dalam menyelesaikan tesis ini, saya persembahkan kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kekuatan dan hikmat bagi

Penulis dalam menyelesaikan studi.

2. Kedua Orang Tua yang selalu memberikan nasihat, kasih sayang, dan semangat kepada penulis selama masa studi.

3. Fakultas Bisnis Program Studi Magister Manajemen Universitas Kristen Duta Wacana yang telah memberikan dukungan beasiswa dan mendampingi Penulis hingga menyelesaikan tesis.

4. Teman-teman sejawat dan adik kelas Magister Manajemen Universitas

Kristen Duta Wacana.

(8)

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa kasih dan

karunia-Nya saya dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Pengaruh tipe

kepribadian the big five terhadap intensi berwirausaha sosial: persepsi terhadap lingkungan Pendidikan sebagai pemoderasi”. Tesis ini disusun dalam rangka memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Magister Managemen pada Fakultas

Bisnis Jurusan Magister Manajemen Konsentrasi Social Entrepreneurship

Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta. Dengan selesainya tesis ini, saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu selama proses penelitian dan penulisan tesis. Ucapan terimakasih disampaikan dengan hormat kepada :

1. Dr. Singgih Santoso, M.M. selaku Dekan Fakultas Bisnis Universitas

Kristen Duta Wacana.

2. Dr. Perminas Pangeran selaku Ketua Program Studi Magister Manajemen.

3. Dr. Heru Kristanto selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan sejak penentuan judul hingga selesainya penulisan tesis.

4. Segenap dosen dan civitas akademik Fakultas Bisnis Program Studi

Magister Manajemen Universitas Kristen Duta Wacana yang telah banyak membantu dan membimbing Penulis dalam menuntut ilmu di UKDW. 5. Kedua Orang Tua yang selalu memberikan nasihat, kasih sayang, dan

semangat kepada penulis selama masa studi.

6. Serani Soputri, Elma Fabiola, Gladies Monica dan Likarni Tuati yang senangtiasa bersama-sama mengerjakan tugas akhir setiap hari, serta saling mendukung dalam doa, suka cita, semangat dan kudapan.

7. Rekan-rekan angkatan 1 MM UKDW yang senangtiasa berjuang bersama

serta saling membantu dalam setiap tugas dan belajar.

(9)

vii

Penulis mengharapkan agar tesis ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak terkait dan dapat digunakan semestinya. Penulis meminta maaf apabila ada kekurangan dalam penelitian ini.

Yogyakarta, 07 Agustus 2018 Penulis

(10)

viii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

ABSTRAKSI ... xiv BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Perumusan Masalah ... 6 1.3 Tujuan Penelitian ... 7 1.4 Manfaat Penelitian ... 7 1.5 Batasan Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS .... 10

2.1 Kewirausahaan ... 10

2.2 Kewirausahaan Sosial ... 11

2.3 Tipe Kepribadian Big Five ... 12

2.4 Lingkungan Pendidikan / Norma Sosial Lingkungan ... 15

(11)

ix

2.5 Pengembangan Hipotesis ... 17

1.5.1. Kepribadian dan Kewirausahaan Sosial ... 17

1.5.2. Peran Lingkungan Pendidikan / Norma Sosial ... 19

1.6. Penelitian Terdahulu ... 22

1.7. Model Penelitian ... 23

BAB III METODA PENELITIAN ... 25

3.1. Populasi dan Sampel ... 25

3.2. Metode Pengumpulan Sampel ... 25

3.3. Jenis dan Sumber Data ... 26

3.4. Definisi Operasional ... 26

3.4.1. Variabel Independen ... 27

3.4.2. Variabel Dependen ... 29

3.4.3. Variabel Moderasi ... 30

3.5. Uji Kualitas Data ... 31

3.5.1. Goodness of Fit ... 31 3.5.1.1. Pengujian Validitas ... 31 3.5.1.2. Pengujian Reliabilitas ... 31 3.5.2. Uji Statistik ... 32 3.5.2.1. Statistik Deskriptif ... 32 3.5.2.2. Uji Hipotesis ... 32

3.5.3. Uji Asumsi Klasik ... 33

3.5.3.1. Uji Normalitas ... 33

3.5.3.2. Uji Multikolineritas ... 34

(12)

x

3.5.3.3. Uji Heteroskedastisitas ... 35

BAB IV HASIL DAN ANALISIS ... 37

4.1. Hasil Pengumpulan Data dan Uji Statistik ... 37

4.1.1. Hasil Pengumpulan Data ... 37

4.1.2. Uji Validitas ... 39 4.1.3. Uji Reliabilitas ... 43 4.2. Statistik Deskriptif ... 44 4.3. Uji Hipotesis ... 46 4.3.1. Uji Normalitas ... 47 4.3.2. Uji Multikolineritas ... 48 4.3.3. Uji Hereroskedastisitas ... 49 4.4. Pembahasan ... 54 BAB V PENUTUP ... 65 5.1. Kesimpulan ... 65 5.2. Keterbatasan Penelitian ... 67 5.3. Saran ... 68 DAFTAR PUSTAKA ... 70 PUBLIKASI ... 74 LAMPIRAN ... 75

©UKDW

(13)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Profil Responden ... 38

Tabel 4.2. Informasi Suku ... 39

Tabel 4.3. Hasil Uji Validitas Trait Kepribadian Big Five ... 41

Tabel 4.4. Hasil Uji Validitas Persepsi Terhadap Lingkungan Pendidikan dan Intensi Berwirausaha Sosial ... 42

Tabel 4.5. Uji Reliabilitas ... 43

Tabel 4.6. Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 45

Tabel 4.7. Hasil Uji Hipotesis 1 ... 47

Tabel 4.8. Hasil Uji Normalitas ... 48

Tabel 4.9. Hasil Uji Multikolineritas ... 49

Tabel 4.10. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 50

Tabel 4.11. Hasil Uji Hipotesis 2a ... 51

Tabel 4.12. Hasil Uji Hipotesis 2b ... 52

Tabel 4.13. Hasil Uji Hipotesis 2c ... 53 Tabel 4.14. Hasil Uji Hipotesis 2d ...

©UKDW

54

(14)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Desain Model Teoritis ... 24

(15)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Profil Responden ... 75

Lampiran 2 Uji Validitas & Reliabilitas ... 77

Lampiran 3 Statistik Deskriptif ... 86

Lampiran 4 Uji Hipotesis 1 ... 88

Lampiran 5 Uji Hipotesis 2 ... 90

Lampiran 6 Kuesioner ... 96

Lampiran 7 Hasil Data Kuesioner ... 101

(16)

xiv ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kecenderungan pengaruh antara tipe kepribadian big five pada intensi berwirausaha sosial dengan peranan persepsi terhadap lingkungan pendidikan sebagai pemoderasi. Penelitian ini menggunakan 204 data responden yang diambil dari mahasiswa semester akhir (semester 6 ke atas) Universitas Kristen Duta Wacana. Hasil penelitian menunjukan bahwa tipe kepribadian agreeableness, openness, conscientiousness dan neuroticism secara langsung berpengaruh signifikan terhadap intensi berwirausaha sosial. Sedangkan hasil pengujian setelah menambahkan peran pemoderasi berupa persepsi terhadap lingkungan pendidikan, hanya tipe kepribadian agreeableness yang memiliki pengaruh positif signifikan terhadap intensi berwirausaha sosial.

Kata kunci: tipe kepribadian big five, persepsi terhadap lingkungan pendidikan, intensi berwirausaha sosial

ABSTRACT

The aim of this study is to measure the influence of relation between big five personality traits on social entrepreneur intentions with educational environment perception as a moderator. This study uses 204 samples which taken from Duta Wacana Christian University final semester students (6th semester and above). The result of this study shows that agreeableness, openness, conscientiousness, and neuroticism have direct relationship and significant to social entrepreneurship intentions. However, after adding educational environment perception as a moderator, only agreeableness which has positive and significant with social entrepreneurship intentions.

Keywords: big five personality traits, educational environment perception, social entrepreneurship intention.

(17)

xiv ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kecenderungan pengaruh antara tipe kepribadian big five pada intensi berwirausaha sosial dengan peranan persepsi terhadap lingkungan pendidikan sebagai pemoderasi. Penelitian ini menggunakan 204 data responden yang diambil dari mahasiswa semester akhir (semester 6 ke atas) Universitas Kristen Duta Wacana. Hasil penelitian menunjukan bahwa tipe kepribadian agreeableness, openness, conscientiousness dan neuroticism secara langsung berpengaruh signifikan terhadap intensi berwirausaha sosial. Sedangkan hasil pengujian setelah menambahkan peran pemoderasi berupa persepsi terhadap lingkungan pendidikan, hanya tipe kepribadian agreeableness yang memiliki pengaruh positif signifikan terhadap intensi berwirausaha sosial.

Kata kunci: tipe kepribadian big five, persepsi terhadap lingkungan pendidikan, intensi berwirausaha sosial

ABSTRACT

The aim of this study is to measure the influence of relation between big five personality traits on social entrepreneur intentions with educational environment perception as a moderator. This study uses 204 samples which taken from Duta Wacana Christian University final semester students (6th semester and above). The result of this study shows that agreeableness, openness, conscientiousness, and neuroticism have direct relationship and significant to social entrepreneurship intentions. However, after adding educational environment perception as a moderator, only agreeableness which has positive and significant with social entrepreneurship intentions.

Keywords: big five personality traits, educational environment perception, social entrepreneurship intention.

(18)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada bulan Mei 2016 oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2013 mencatat jumlah pengangguran di Republik Indonesia mencapai angka 7,02 Juta Jiwa (5,81 persen dari jumlah penduduk). Sebesar 6,22 % dari jumlah tersebut (sekitar 436 ribu jiwa) adalah sarjana, atau minimal lulusan strata 1. Salah satu faktor yang menyebabkan tingginya angka pengangguran di Indonesia adalah rendahnya angka pertumbuhan ekonomi nasional. Pertumbuhan ekonomi sebagai sebuah proses peningkatan output dari waktu ke waktu menjadi indikator penting untuk mengukur

keberhasilan pembangunan suatu negara (Todaro, 2005). Oleh karena itu identifikasi berbagai macam faktor yang mempengaruhinya termasuk peran swasta dalam menciptakan lapangan pekerjaan menjadi menarik untuk dikaji lebih dalam. Saat ini Indonesia kekurangan sumber daya manusia wirausahawan atau pencipta lapangan pekerjaan, tetapi kelebihan sumber daya manusia pencari kerja. Kondisi ini membutuhkan solusi yaitu menciptakan sebanyak-banyaknya sumber daya manusia pencipta lapangan pekerjaan yang bisa menjadi solusi bagi dirinya sendiri, orang lain, bagi masyarakat dan pemerintah. Di Indonesia jumlah wirausahawan masih tergolong kecil, yaitu 1,58% dari total populasi yang ada. Idealnya, jumlah wirausahawan yang harus dimiliki setiap negara adalah 4% dari total populasi (Bisnis Indonesia, 2003 dalam Sah, 2013).

Selain adanya wirausahawan, salah satu solusi yang dapat diambil untuk memecahkan masalah kesenjangan sosial adalah dengan adanya wirausahawan

(19)

2

sosial. Dengan mengadopsi teori kewirausahawan, wirausahawan sosial merupakan seseorang yang bersedia mengambil risiko (baik risiko finansial, sosial dan psikologi) untuk berkontribusi dalam kesejahteraan masyarakat melalui berbagai inovasi sosial. Beberapa inovasi sosial yang dapat dilakukan antara lain adalah pemberdayaan masyarakat secara berkesinambungan diberbagai bidang industry seperti pertanian, kerajinan, peternakan dan industry kreasi dengan keterlibatan langsung dari masyarakat agar kelak mampu menciptakan kesejahteraan secara mandiri.

Selain memiliki keinginan untuk berwirausaha sosial, sorang wirausahawan sosial harus mampu membaca peluang yang ada dalam masyarakat agar bisa menerapkan pemberdayaan yang tepat kepada masyarakat. Indonesia saat ini mengalami problem kemiskinan yang tidak kunjung teratasi dengan merata, hal ini menjadi salah satu peluang adanya wirausahawan sosial yang tidak hanya peduli terhadap keuntungan pribadi namun juga kesejahteraan masyarakat.

Badan Pusat Statistik (BPS) dalam Kompas.com mencatat Indonesia mengalami titik terendah dalam hal persentase kemiskinan sejak tahun 1999, yakni sebesar 9,82 persen pada Maret 2018. Dengan persentase kemiskinan 9,82 persen, jumlah penduduk miskin atau yang pengeluaran per kapita tiap bulan di bawah garis kemiskinan mencapai 25,95 juta orang. Sedangkan periode sebelumnya, yaitu September 2017, persentase kemiskinan tercatat sebesar 10,12 persen atau setara dengan 26,58 juta orang penduduk miskin di Indonesia.

Berdasarkan data diatas, Indonesia belum mampu mengurangi angka kemiskinan dengan lapangan pekerjaan yang sudah tersedia. Salah satu

(20)

3

penyebabnya adalah tidak mampunya warga desa mengelola potensi mereka baik berupa ketrampilan maupun potensi alam yang dimiliki untuk meningkatkan pendapatan, sementara itu lapangan pekerjaan yang tersedia tidak mampu menampung semua tenaga kerja produktif yang ada. Oleh karena itu, munculnya agen pemberdayaan sosial dalam masyarakat menjadi salah satu solusi untuk mengatasi problem kemiskinan di Indonesia.

Oswary (2005) menegaskan bahwa solusi untuk mengatasi pengangguran

khususnya di kalangan educated people adalah dengan memunculkan intensi/niat

berwirausaha pada diri mahasiswa. Melalui pengetahuan tentang intensi seseorang untuk berwirausaha, secara umum, kemungkinan seseorang tersebut akan memulai suatu usaha atau berwirausaha dimasa depan dapat diprediksi (Krueger, Reilly & Casrud, 2000). Menurut Bird, Katz dan Gatner (dalam Boissin, 2009) intensi merupakan kunci dari sebuah perilaku berwirausaha.

Ajzen (1991) mengemukakan model kerangka konseptual sebagai tiga determinan utama yang digunakan untuk mengukur intensi individu dalam melakukan sesuatu, yaitu:

a. Aspek sikap pribadi, yaitu dorongan, pikiran, dan keinginan untuk melakukan (atau tidak melakukan) wirausaha dipengaruhi oleh keyakinan subyektif akan akibat perilaku wirausaha tersebut.

b. Aspek norma subyekif, yaitu dorongan, pikiran, dan keinginan untuk melakukan (atau tidak melakukan) wirausaha dipengaruhi oleh norma dalam lingkungan sosial (berisi pengaruh dan tekanan dari lingkungan sosial).

(21)

4

c. Aspek kontrol perilaku, yaitu dengan melibatkan dua aspek internal dan eksternal. Aspek internal meliputi: informasi, ketrampilan dan kemampuan individu untuk melaksanakan perilakunya. Sedangkan aspek eksternal meliputi hal-hal yang menghalangi individu untuk melakukan kegiatan, seperti ketergantungan individu pada orang lain.

Berdasarkan adopsi teori di atas dapat dikatakan bahwa salah satu indikator dalam pengukuran intensi berwirausaha sosial seorang juga dipengaruhi oleh tiga aspek yaitu sikap pribadi, norma subyektif, dan kontrol perilaku. Selain itu, kemunculan intensi berwirausaha sosial pada tiap individu dilatarbelakangi oleh banyak faktor, salah satunya adalah tipe kepribadian.

Menurut John (1990) dan Costa dan McCrae (1992) (dalam Pervin & John, 2001) trait dikelompokkan menjadi lima besar dengan dimensi bipolar yang disebut

Big Five. Landy dan Conte (2004) mengungkapkan bahwa five factor model adalah

pengenalan lima komponen yang berbeda, dimana ketika disajikan bersama akan memberikan gambaran yang sebenarnya bagaimana tipe seseorang dalam memberikan respon pada suatu situasi atau pada orang lain. Komponen tersebut merupakan suatu pendekatan kepribadian yang mengacu pada lima aspek dasar kepribadian manusia yaitu conscientiousness, neuroticsm, openness to experience,

agreeableness, dan extraversion.

Penelitian Nga dan Shamuganathan (2010) menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kepribadian dengan intensi start up social

entrepreneur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tipe kepribadian

agreeableness, openness dan conscientiousness memiliki pengaruh positif terhadap

(22)

5

start up social entrepreneur. Sedangkan hasil penelitian Leutner, Ahmetoglu,

Akhtar dan Premuzic (2014) menyatakan bahwa Extraversion dan Agreeableness

berpengaruh positif terhadap kesuksesan entrepreneur.

Berbeda dengan dua penelitian diatas, Zhao, Seibert dan Lumpkin (2009)

menggunakan metode META analitik (Measure of Entrepreneurial Tendencies and

Abilities) pada penelitiannya dan menyatakan bahwa openness dan

conscientiousness berpengaruh signifikan terhadap intensi berwirausaha dan

performance, sedangkan neuriticism berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan

organisasi. Sung dan Choi (2009) menambahkan variable moderasi berupa

ekstrinsik motivasi dan menyatakan bahwa openness dan agreeableness

berpengaruh terhadap kreatifitas individu.

Menurut Alma (2010) faktor yang mendorong seseorang untuk memasuki karir wirausaha adalah adanya (1) personal attributes, termasuk didalamnya adalah

kepribadian individu dan (2) personal environment. Minat berwirausaha juga

dipengaruhi oleh potensi kepribadian wirausahawan dan lingkungannya. Kewirausahaan dapat diajarkan melalui pendidikan dan pelatihan, yang ditunjukan sebagai berikut “... entrepreneurship has models, processes, and case studies that

allow the topic to be studied and the knowledge to be acquired” (Kuratko dan Hodgetts, 2007). Namun demikian, realita di lapangan menunjukan bahwa sistem pembelajaran saat ini belum sepenuhnya secara efektif menyadarkan peserta didik akan pentingnya kewirausahaan untuk membangun bangsa. Proses pembelajaran di universitas belum sepenuhnya mampu membangun potensi kepribadian wirausaha.

(23)

6

Pembekalan pengetahuan kewirausahaan kepada mahasiswa sangat perlu dilakukan. Semakin tinggi pengetahuan kewirausahaan seseorang akan semakin terbuka wawasannya tentang kewirausahaan. Lingkungan pendidikan idealnya dapat membantu pembentukan minat siswa berwirausaha.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penelitian ini mengambil judul pengaruh tipe kepribadian big five terhadap intensi berwirausaha sosial; persepsi

terhadap lingkungan pendidikan sebagai pemoderasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan atau seberapa besar hubungan antara tipe kepribadian big five terhadap intensi berwirausaha sosial, dengan peranan

persepsi terhadap lingkungan pendidikan sebagai pemoderasi.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah tipe kepribadian Big Five (Extraversion, Openness to Experience,

Neuriticism, Conscientiousness, Agreeableness) mempengaruhi intensi

berwirausaha sosial secara positif dan signifikan ?

2. Bagaimana peran persepsi lingkungan pendidikan sebagai pemoderasi

hubungan antara tipe kepribadian Big Five (Extraversion, Openness to

Experience, Neuriticism, Conscientiousness, Agreeableness) dengan

intensi berwirausaha sosial ?

(24)

7

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji:

1. Pengaruh tipe kepribadian Big Five (Extraversion, Openness to Experience,

Neuriticism, Conscientiousness, Agreeableness) terhadap intensi

berwirausaha sosial.

2. Peranan lingkungan pendidikan sebagai pemoderasi hubungan antara tipe

kepribadian Big Five (Extraversion, Openness to Experience, Neuriticism,

Conscientiousness, Agreeableness) dengan intensi berwirausaha sosial.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pertimbangan bagi:

1. Universitas dan Lembaga Pendidikan

a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadikan masukan bagi pihak

Universitas, khususnya Fakultas Bisnis Program Studi Magister Manajemen Universitas Kristen Duta Wacana dalam mengembangkan kurikulum atau proses belajar mengajar yang lebih baik terutama berhubungan dengan kewirausahaan sosial di masa mendatang.

b. Mengembangkan lingkungan akademis yang kondusif dalam

menghasilkan wirausahawan (termasuk wirausahawan sosial).

c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu

pengetahuan serta dapat dijadikan acuan bagi penelitian-penelitian selanjutnya.

(25)

8

2. Organisasi Sosial

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi beberapa organisasi sosial untuk turut berkontribusi dalam mendukung terciptanya wirausahawan sosial muda di Indonesia.

3. Calon-calon Wirausahawan Sosial

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi acuan dan motivasi bagi generasi muda di Indonesia khususnya yang bergerak dibidang sosial untuk lebih menggali potensi dan peluang di masyarakat yang mampu diterapkan untuk menciptakan pemerataan kesejahteraan bagi masyarakat di Indonesia.

4. Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan mampu membuka pola pikir masyarakat, khususnya para pemimpin di lingkungan masyarakat agar mampu berinovasi dengan cara menjalin kerjasama pemberdayaan masyarakat bersama pemerintah maupun instansi pendidikan.

1.5. Batasan Masalah

Penelitian ini memiliki beberapa Batasan untuk menghindari agar tidak terjadi pembahasan yang meluas dan lebih fokus terhadap permasalahan yang ada. Batasan masalah tersebut antara lain:

1. Penelitian ini membahas tentang intensi berwirausaha sosial di kalangan mahasiswa Universitas Kristen Duta Wacana.

(26)

9

2. Tipe kepribadian big five yang digunakan adalah:

a. Extraversion

b. Openness to Experience

c. Neuriticism

d. Conscientiousness

e. Agreeableness

3. Persepsi tentang lingkungan pendidikan adalah persepsi mahasiswa

terhadap proses belajar mengajar dan kondisi lingkungan di Universitas Kristen Duta Wacana.

(27)

65 BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menguji apakah terdapat pengaruh tipe kepribadian big five terhadap intensi berwirausaha sosial dengan peranan persepsi

terhadap lingkungan pendidikan sebagai pemoderasi. Hasil pengujian hipotesis dari penelitian ini adalah:

Hipotesis 1a: agreeableness berpengaruh positif pada intensi berwirausaha

sosial. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif signifikan antara tipe kepribadian agreeableness dengan intensi berwirausaha sosial pada mahasiswa

tingkat akhir Universitas Kristen Duta Wacana, sehingga hipotesis 1a dalam penelitian ini terdukung.

Hipotesis 1b: openness berpengaruh positif pada intensi berwirausaha

sosial. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif signifikan antara tipe

kepribadian openness dengan intensi berwirausaha sosial pada mahasiswa tingkat

akhir Universitas Kristen Duta Wacana, sehingga hipotesis 1b dalam penelitian ini terdukung.

Hipotesis 1c: conscientiousness berpengaruh positif pada intensi

berwirausaha sosial. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif signifikan antara tipe kepribadian conscientiousness dengan intensi berwirausaha

sosial pada mahasiswa tingkat akhir Universitas Kristen Duta Wacana, sehingga hipotesis 1c dalam penelitian ini terdukung.

(28)

66

Hipotesis 1d: extraversion berpengaruh positif pada intensi berwirausaha

sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komponen variable extraversion tidak

memenuhi syarat reliabilitas, maka pengujian hipotesis tipe kepribadian

extraversion tidak dapat dilakukan. Sehingga hipotesis 1d dalam penelitian ini tidak

dapat disimpulkan.

Hipotesis 1e: neuroticism berpengaruh positif pada intensi berwirausaha

sosial. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif signifikan antara tipe kepribadian neuroticism dengan intensi berwirausaha sosial pada mahasiswa

tingkat akhir Universitas Kristen Duta Wacana, sehingga hipotesis 1e dalam penelitian ini terdukung.

Hipotesis 2a: persepsi terhadap lingkungan pendidikan memoderasi pengaruh tipe kepribadian agreeableness terhadap intensi berwirausaha sosial.

Hasil penelitian menunjukkan pemoderasi berpengaruh positif signifikan dengan tipe kepribadian agreeableness dalam intensi berwirausaha sosial mahasiswa

tingkat akhir Universitas Kristen Duta Wacana.

Hipotesis 2b: persepsi terhadap lingkungan pendidikan memoderasi pengaruh tipe kepribadian openness terhadap intensi berwirausaha sosial. Hasil

penelitian menunjukkan pemoderasi tidak berpengaruh pada hubungan antara tipe kepribadian openness dan intensi berwirausaha sosial mahasiswa tingkat akhir

Universitas Kristen Duta Wacana.

Hipotesis 2c: persepsi terhadap lingkungan pendidikan memoderasi pengaruh tipe kepribadian conscientiousness terhadap intensi berwirausaha sosial.

Hasil penelitian menunjukkan pemoderasi tidak berpengaruh pada hubungan antara

(29)

67

tipe kepribadian conscientouisness dan intensi berwirausaha sosial mahasiswa

tingkat akhir Universitas Kristen Duta Wacana.

Hipotesis 2e: persepsi terhadap lingkungan pendidikan memoderasi pengaruh tipe kepribadian neuroticism terhadap intensi berwirausaha sosial. Hasil

penelitian menunjukkan pemoderasi tidak berpengaruh pada hubungan antara tipe kepribadian neuroticism dan intensi berwirausaha sosial mahasiswa tingkat akhir

Universitas Kristen Duta Wacana.

Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini, hasil pengujian pada keseluruhan hipotesis tidak semua hipotesis dapat terdukung. Peran variabel pemoderasi pada penelitian ini hanya berhasil meningkatkan intensi berwirausaha sosial pada seseorang dengan tipe kepribadian

agreeableness, sedangkan pada tipe kepribadian openness, conscientiousness dan

neuroticism peran pemoderasi memperlemah intensi berwirausaha sosial

mahasiswa.

5.2. Keterbatasan

Penelitian ini mempersempit lingkup penelitian dengan hanya menguji faktor internal berwirausaha sosial berupa tipe kepribadian big five untuk melihat

kecenderungan intensi berwirausaha sosial pada mahasiswa. Dalam penelitiannya Susanti (2012) membagi faktor-faktor yang mempengaruhi intensi seseorang dalam berwirausaha ke dalam tiga variable yaitu: sikap (attitude), norma subjektif

(subjective norm) dan kontrol perilaku (perceived behavioral control). Sedangkan

Nga dan Shamuganathan (2010) menambahkan faktor demografi. Selain itu penelitian lain oleh Sung dan Choi (2009) juga menambahkan variasi pemoderasi

(30)

68

berupa ekstrinsik motivasi. Sehingga meskipun menguji tipe kepribadian big five

pada intensi berwirausaha sosial, penelitian ini belum mampu mendeskripsikan faktor eksternal apa saja yang mempengaruhi intensi berwirausaha sosial pada mahasiswa.

Selanjutnya adalah keterbatasan pada variabel yang digunakan, penelitian ini juga terbatas hanya dalam lingkup Universitas Kristen Duta Wacana. Dengan kata lain penelitian kali ini memiliki tingkat generalisasi yang rendah, sehingga apabila diujikan pada subjek yang berbeda hasil yang didapat akan berbeda.

Selain itu, keterbatasan juga didapati pada sampel subjek penelitian dimana sampel diambil dari mahasiswa tingkat akhir Universitas Kristen Duta Wacana semua jurusan. Hal ini rentan terhadap pengertian mahasiswa terhadap definisi sosial entrepreneur.

5.3. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan dari penelitian ini, penulis memberikan saran yang dapat diberikan pada penelitian selanjutnya agar bias mendapatkan hasil yang jauh lebih baik, sebagai berikut:

1. Penelitian ini hanya menggunakan variabel independen berupa tipe kepribadian

big five dalam mengukur kecenderungan intensi berwirausaha sosial.

Diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel-variabel dari kategori selain tipe kepribadian big five seperti faktor demografi dan pola

asuh orang tua.

(31)

69

2. Penelitian selanjutnya juga diharapkan dapat meneliti peran variabel kontrol seperti usia, jenis kelamin, suku dan latar belakang pendidikan yang dalam penelitian ini hanya digunakan sebagai informasi umum.

3. Selain itu, diharapkan pula penelitian selanjutnya dapat menggunakan peran variabel pemoderasi selain persepsi terhadap lingkungan pendidikan seperti motovasi, lingkungan sosial secara umum dan peran norma subjektif.

4. Memilih sampel (subjek penelitian) dalam lingkup pelaku social entrepreneur.

(32)

70

DAFTAR PUSTAKA

Ajzen, I., & Fishbein, M. (1975). Belief, attitude, intention, and behavior: an introduction to theory and research. Addison Wesley Publishing Company Inc, Menlo Park. California.

Ajzen. (1991). The theory of planned behaviour. Organizational Behavior and Human Decision Process 50.

Allport, S.C.D. & Mille, S. (2008). Psikologi kepribadian 3 : Teori-teori sifat dan behavioristik. Yogyakarta: Kanisius anggota IKAPI.

Alma, B. (2007). Kewirausahaan untuk mahasiswa dan umum. Bandung:

Alfabeta.

Badan Pusat Statistik. (2013). Diakses pada tanggal 20 Februari 2018 jam 10:30

PM : hhtp//www.bps.go.id.

Baron,R. A. & Byrne, D. (2005). Psikologi sosial (10th ed.). Jakarta: Erlangga.

Basu, A., & Meghn, V. (2007). Assesing entrepreneurial intentios among students:

A comparative study. Peer-Reviewed Papers.

Boissin, J-P. (2009). Student and enterpreneurship ; A comparative study of france and the united states. Journal of small and entrepreneurship, volume.22.

Caprara, G.V., & Cervone, D. (2000). Personality: determinants, dynamics, and potentials. UK: Cambridge University Press.

Cattel, R. & Scheier, I. (2009). The meaning and measurment of neuroticism and anxiety. New York: Oring Cloth Binding.

Cavazos-Arroyo, J., Puente-Diaz, R., & Agarwal, N. (2016). An examination of certain antecendents of social entrepreneurial intentions among mexico

residents. Journal Review of Business management.

Drucker, P. E. (1985). Innovation and entrepreneurship. McGraw Hill Book. New

York.

Feist, & Feist. (2009). Teori kepribadian jilid 1. Jakarta: Salemba Humanika.

Friedman, H.S., & Schustack, M.W. (2006). Kepribadian teori klasik dan riset modern. (Edisi ketiga jilid 1). Jakarta: Erlangga.

Ghozali, I. (2009). Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS.

Semarang: Universitas Diponegoro.

(33)

71

Goldberg, L.R. (1990). An alternative “description of personality”. The big five factor structure. Journal of Personality and Social Psychology vol 59.

Hair, J.F., Black, W.C., Babin, B.J., Anderson, R.E., & Tatham, R. L. (2006).

Multivariat data analysis sixth edition. New Jersey: Peasrson Prentice Hall.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/07/16/130732026/bps-maret-2018-persentase-kemiskinan-indonesia-terendah-sejak-1999. Diakses pada 1 Agustus 2018, 12.30 WIB.

Kao, R.W.Y. (1997). An entrepreneurial approach to corporate management. Singapore: Prentice Hall.

Kember, D. & Leung, D. Y. P. (2009). “Development of a questionnaire for assessing students’ perceptions of the teaching and learning environment and its use in quality assurance”. Journal Learning Environ Res.

Krueger, N. F. Jr., Reilly, M. D., & Carsrud, A. L. (2000). “Competing models of entrepreneurial intentions”. Journal of Business Venturing Volume 15.

Kuratko, D.F. & Hodgetts, R.M. (2007). Entrepreneurship: Theory, process, practice (7th ed). Canada: Interactive Composition Corporation.

Landy & Conte, (2004). Work in the 21th century : An introduction to industrial & organizational psychology. New York : McGraw Hill.

Landy,F.J & Conte,J.M. (2004). Work In the 21 st century. An introduction to industrial and organizational psychology. New York : Mc.Graw Hill.

Leutner, F., Ahmetoglu, G., Akhtar, R., & Premuzic, T.C. (2014). The relationship between the entrepreneurial personality and the big five personality traits.

Journal of Personality and Individuaal Differences 63.

Nga, J.K.W., & Shamuganathan, G. (2010). The influence of personality traits and demographic factors on social entrepreneurship start up intension. Journal of Business Ethics.

Nicholls, A. (2008). Social entrepreneurship: New models of sustainable social

change. New York: Oxford University Press.

Oswari, T. (2005). ". Hand out Proceding. Seminar Nasional Pesat: Membangun

Jiwa Kewirausahaan (Enterpreneurship) " Menjadi mahasiswa pengusaha (enterpreneur student) sebagai modal untuk menjadi pelaku usaha baru.

(34)

72

Pervin, L.A & John, O.P. (2001). “Personality; theory and reasearch. 8 ed”. New

York: John Wiley & Sons, Inc.

Priyono, S. & Soerata, M. (2005). Kiat sukses wirausaha. Yogyakarta: Palem.

Purwanto, N. 2000, Psikologi pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Riyanti, B.P.D. (2003). Kewirausahaan dari sudut pandang psikologi

kepribadian. Jakarta : Grasindo.

Sah, M. P. (2013). Hubungan antara big five personality, sikap dan entrepreneurial intention (berwirausaha) dikalangan mahasiswa. Calyptra: Jurnal Ilmiah Universitas Surabaya Vol 2. No 2.

Schumpeter, J. A. (2003). The theory of economic development. cambridge, m. a.

: Harvard University Press.

Sekaran, U. (2003). Research methods for business: a skill building aproach. New York-USA: John Wiley and Sons, Inc

Soetomo. 2006. Strategi-strategi pembangunan masyarakat. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Suharti, L., & Hani, S. (2011)’ “Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap niat kewirausahaan (studi terhadap mahasiswa universitas kristen satya wacana

salatiga)”. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, VOL.13, NO. 2.

Sung, S.Y. & Choi, J.N. (2009). Do big five personality factors affect individual creativity? the moderating role of extrinsic motivation. Journal of Social Behavior and Personality. Seoul National University.

Surya, M. (2004). Psikologi pembelajaran dan pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.

Susanti, R.D. (2012). Pengaruh the big five personality, dan materialisme konsumen terhadap pembelian impulsif dan dampaknya terhadap pembelian kompulsif pada pengunjung mall di kota bandung (studi pada perilaku

konsumen sebagai dasar perumusan strategi pemasaran). Jurnal Business

Management.

Todaro, S. (2005). Pembangunan ekonomi di dunia ketiga, edisi kedelapan.

Jakarta : Erlangga.

(35)

73

Wijaya, T. (2008). Studi meta-analisis hubungan efikasi diri dan sikap toleransi

risiko dengan intensi berwirausaha. Tugas MetaAnalisis Program Doktor

Psikologi UGM.

Winardi. (2003). Entrepreneur & entrepreneurship. Bogor: Kencana Prenada Media Group.

Zhao, H., Seibert, S.E. & Lumpkin,G.T. (2009). The relationship of personality to entrepreneuralintentions and performance: a meta -analytic review. Journal of Management 2010 36:318.

Gambar

Gambar 2.1. Desain Model Teoritis ..............................................................

Referensi

Dokumen terkait

Baik konstitusional bersyarat maupun inkonstitusional bersyarat pada dasarnya merupakan model putusan yang secara hukum tidak membatalkan dan menyatakan tidak berlaku

[r]

Ads be berapa faktor yang diperkirakm1 mendukung keg:iatan dakwah eehingga mempunyai gerakan yang cukup se- marak cli tengah"·tengah masyarakat.. faktor

jurusan Multimedia SMK Saraswati Salatiga meningkat dari 46.15% pada siklus I dan dikategori sedang, meningkat pada siklus II menjadi 75.78% dan dikategori tinggi. Kata

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar fashion dan aksesoris pada indikator konsep dasar fashion dan aksesoris (definisi, sejarah perkembangan, dan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Distribusi industri tapioka, (2) Karakteristik sosial-ekonomi pengusaha dan tenaga kerja industri tapioka, (3)

[r]

Sebagian besar subyek memiliki emosi yang cenderung tidak stabil ini ditandai adanya ketidakmatangan dalam emosinya, sensitif dalam arti mudah terpengaruh, mudah marah dan