• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN MATA KULIAH MANAJEMEN PENDIDIKAN (MP) DI PRODI PAI JURUSAN TARBIYAH STAIN PEKALONGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN MATA KULIAH MANAJEMEN PENDIDIKAN (MP) DI PRODI PAI JURUSAN TARBIYAH STAIN PEKALONGAN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

53

DI PRODI PAI JURUSAN TARBIYAH STAIN PEKALONGAN

Pada pembahasan mengenai analisis data yang mengacu pada data-data sebelumnya, yaitu pada teori bab II dan bab III. Bahwa analisis data-data pada penelitian ini adalah hal yang terkait dengan konsep metode dalam proses pembelajaran manajemen pendidikan (MP) di STAIN Pekalongan, analisis tentang penerapan metode dalam proses pembelajaran manajemen pendidikan (MP) di STAIN Pekalongan, analisis tentang faktor penunjang penerapan metode dalam proses pembelajaran manajemen pendidikan (MP) di STAIN Pekalongan.

Sesuai dengan apa yang diteliti dan ditulis dalam judul yang telah dituliskan di atas, peneliti menganalisa data dalam bentuk argumen dengan cara deskriptif analisis, data tersebut diperoleh dari informasi baik dari dosen pengampu mata kuliah manajemen pendidikan (MP), mahasiswa, maupun dari data-data yang ada di STAIN Pekalongan.

(2)

A. Analisis Alasan Penerapan Metode diskusi dalam Proses Pembelajaran Manajemen Pendidikan (MP) di STAIN Pekalongan

Alasan penerapan metode diskusi seperti yang telah tertera pada teori sebelumnya, menurut Muh. Zein yang dikemukakan kembali oleh Abdul Khobir ada tiga faktor yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan metode, antara lain: unsur peserta didik menentukan kecakapan dalam menerima pelajaran, keadaan sekitar dan sifat bahan pelajaran. Begitu juga alasan Dra. Hj. Musfirotun Yusuf, M.M menerapkan metode diskusi seperti yang dikemukakan pada wawancara dengan Dra. Hj. Musfirotun Yusuf, M.M hari Rabu tanggal 3 Desember 2014. Digunakannya metode diskusi karena melihat kemampuan mahasiswa menanfaatkan media yang ada, seperti halnya hand phone (HP) dan laptop yang gunanya untuk mencari informasi Jadi, sangat penting pula mengetahui alasan penerapan metode.

Selain dari itu alasan Turno, M.Pd. menerapkan metode diskusi seperti yang dikemukakannya pada wawancara hari Minggu tanggal 16 November 2014 mengingat metode dan media yang digunakan tidak sesuai dengan materi yang akan disampaikan, maka materi tersebut tidak dapat diterima dengan baik oleh peserta didik, bahkan mungkin tidak menjadikan paham melainkan menjadi semakin bingung. Terutama dari teman dan media yang menunjang pembelajaran itu sendiri. Selain itu Dra. Hj. Musfirotun Yusuf, M.M juga menerapkan metode diskusi karena menurutnya Ketika waktu tidak mendukung seperti siang hari saat badan

(3)

terasa lelah, waktu untuk istirahat, sehingga tepatnya menggunakan metode diskusi. Sehingga tidak ada mahasiswa yang mengantuk dan pembelajaran berjalan secara efektif. Seperti hasil wawancara pada Dra. Hj. Musfirotun Yusuf, M.M pada hari Rabu tanggal 3 Desember 2014.

Dari beberapa alasan dan dilandaskan pada teori sebelumnya, sehingga dirasa sangat tepat apabila metode diskusi diterapkan dalam pembelajaran mata kuliah manajemen pendidikan.

B. Analisis Tujuan Penerapan Metode Diskusi dalam Pembelajaran Mata Kuliah Manajemen Pendidikan (MP).

Metode diskusi merupakan salah satu cara untuk menyampaikan pembelajaran yang sebelumnya telah dirancang dan disesuaikan dengan aspek yang terkait di dalamnya, sehingga tujuan pembelajaran dapat berjalan secara efektif, efisien dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Sedangkan untuk tujuan dari penerapan metode diskusi seperti yang dikemukakan oleh Mulyani Sumantri, yang dikemukakan kembali oleh Abdul Majid diantaranya adalah:

1) Melatih peserta didik mengembangkan keterampilan bertanya, berkomunikasi, menafsirkan dan menyimpulkan bahasan.

2) Melatih peserta didik untuk berani berpendapat tentang suatu masalah.

(4)

Adapun tujuan utama dari penerapan metode diskusi sendiri seperti yang di kemukakan oleh Dra. Hj. Musfirotun Yusuf, M.M adalah sebagai bekal para siswa yang nantinya akan menjadi seorang guru.

Selain dari pada itu, dengan diterapkannya metode diskusi terutama dengan permasalahan yang terkait dengan kejadian yang nyata sehingga mereka mahasiswa berpikir dan sebaliknya, ketika ada yang bertanya terkait dengan itu, mahasiswa juga mau berpendapat. Memberikan poin tersendiri pada peserta didik yang mau aktif. Sehingga mereka termotivasi untuk aktif. Seperti yang telah dikemukakan oleh Turno, M.Pd pada wawancara pada hari Minggu tanggal 16 November 2014.

Namun tujuan tersebut belum tercapai dengan baik. Seperti apa yang di paparkan oleh mahasiswa yang mengikuti mata kuliah manajemen pendidikan dalam wawancara mahasiswa yang mengikuti mata kuliah manajemen pendidikan (MP), pada hari Rabu tanggal 29 Oktober 2014. banyak mahasiswa yang kurang memperhatikan, belum dapat mengembangkan ketrampilan bertanya dan bahkan ada juga yang hanya diam. Sehingga diskusi lebih cenderung pada mahasiswa yang aktif saja. Akibat masih banyak mahasiswa yang kurang memperhatikan saat proses pembelajaran berlangsung berpengaruh pada hasil yang diperoleh mahasiswa itu sendiri.

(5)

C. Analisis Penerapan Metode Diskusi dalam Pembelajaran Mata Kuliah Manajemen Pendidikan (MP) di PRODI PAI JURUSAN TARBIYAH STAIN PEKALONGAN.

Untuk Penerapan Metode diskusi dalam Pembelajaran Mata Kuliah Manajemen Pendidikan (MP) di prodi pai jurusan tarbiyah stain pekalongan yang sering digunakan yaitu diskusi kelompok: seperti yang dikemukakan oleh Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya pada teori sebelumnya. Diskusi Kelompok: Biasanya dapat berupa diskusi kelompok kecil yang terdiri 4-6 peserta, dan dapat juga kelompok besar yang terdiri dari 7-15 peserta. Sepertti metode yang di gunakan oleh Dra. Hj. Musfirotun Yusuf, M.M yang membagi mahasiswa menjadi 5 (lima) sampai 6 (enam) orang, masing-masing kelompok diberikan satu tema untuk mereka diskusikan dalam kelompok yang kemudian tema tersebut diberikan seketika itu. Jadi, mahasiswa diberikan tugas namun tugas itu dikerjakan dalam perkuliahan dan materi yang diberikan yang telah disesuaikan dengan kurikulum yang ada. Untuk sumber atau bahan referensi bisa diperoleh dari buku, artikel maupun website. Setelah penulisan dituliskan sumbernya, kemudian didiskusikan, ditulis dan salah satu dari perwakilan kelompok berdiri dan memaparkan hasil diskusi. Setelah itu memberikan kesempatan pada kelompok lain untuk bertanya maupun menambahkan.

Serta metode diskusi Symposium seperti yang dikemukakan M. Basyiruddin Usman pada teori sebelumnya. Bahwa diskusi ini hampir sama dengan diskusi panel, hanya saja lebih formal, diadakan apabila ada

(6)

pertentangan pendapat. Biasanya terdiri dari pembawa makalah, penyanggah, moderator, dan notulis, serta beberapa peserta simposium. Seperti metode diskusi yang diterapkan oleh Turno, M.Pd. yang membagi kelompok juga dibagi menjadi 2 (dua) sampai 3 (tiga) kelompok tergantung pada kapasitas mahasiswa yang ada di dalam kelas. Kemudian masing-masing kelompok diberikan 1 (satu) tema, dan perlu diketahui bahwa antara tema yang satu dengan yang lain berbeda-beda. Setelah itu kelompok tadi dituntut untuk membuat karya ilmiah atau makalah yang dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan namun ada juga waktu pengumpulan makalah sebelum pemaparan hasil makalah atau presentasi.

Namun, untuk penerapan Metode diskusi dalam Pembelajaran mata kuliah manajemen pendidikan belum tercapai dengan baik. Seperti halnya teori sebelumnya yang dikemukakan oleh Syaiful Bahri Djamarah menyebutkan bahwa kekurangan dari metode diskusi sendiri adalah pembelajaran dapat dikuasai oleh orang yang suka berbicara dan informasi yang diterima terbatas. Teori lain seperti yang dikemukakan oleh Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya juga berpendapat bahwa dalam metode diskusi mahih ada mahasiswa yang tidak aktif. Mahasiswa juga berpendapat bahwa yang paham dalam pembelajaran ini adalah peserta didik yang berminat untuk belajar saja. Karena banyak mahasiswa yang kurang memperhatikan dalam diskusi. Serta, tidak jarang dalam diskusi ada mahasiswa yang hanya diam. Sehingga diskusi lebih cenderung pada mahasiswa yang aktif-aktif saja.

(7)

masih banyak mahasiswa yang membuat forum di dalam forum atau ngobrol sendiri-sendiri. Bahkan ada juga yang membuka internet bukan mencari informasi melainkan membuka hal-hal yang tidak ada kaitannya dengan mata kuliah.

Sehingga, yang paham dalam pembelajaran ini hanya peserta didik yang berminat untuk belajar saja. Karena banyak mahasiswa yang kurang memperhatikan dalam diskusi serta, tidak jarang dalam diskusi mahasiswa yang hanya diam. Sehingga diskusi lebih cenderung pada mahasiswa yang aktif-aktif saja. karena masih banyak mahasiswa yang kurang memperhatikan saat proses pembelajaran berlangsung. Seperti yang telah diperoleh dari wawancara mahasiswa yang mengikuti mata kuliah manajemen pendidikan (MP), pada hari Rabu tanggal 29 Oktober 2014

Referensi

Dokumen terkait

Hasil perhitungan analisis B/C Ratio (B/CR) yang dilakukan terhadap pengusahaan kayu bulat HPHTI menunjukkan bahwa dengan menggunakan tingkat bunga efektif sebesar 5,19%,

Anton menambahkan dengan segala fakta tersebut maka wilayah sengketa KP/IUP masih dalam proses peninjauan kembali (PK) di Mahkamah Agung RI dan sampai saat ini belum ada putusan

Penggambaran tokoh-tokoh dari cerita Angsa teken Empas ini sebagai berikut: (a) Tokoh utama adalah Si Empas dengan karakter emosional dan tidak menaati aturan;

Perairan Lubuk Lampam merupakan salah satu kawasan lelang lebak lebung yang saat ini masih dikelola oleh masyarakat dan berperan penting sebagai mata pencaharian. Lubuk Lampam

Dari permasalahan di atas, mengingat sangat pentingnya peranan jarak tanam dan pemupukan unsur hara N dan S sebagai unsur hara yang dapat meningkatkan mutu dan kualitas

konsignes kepada personilnya, terkait hal-hal yang diperbolehkan maupun dihindari saat mengungkap kasus penambangan timah tanpa ijin di wilayah hukumnya.

Eksplorasi data mengenai miskonsepsi mahasiswa dalam Analisis Real merupakan salah satu analisis kebutuhan (need assessment) dalam pengembangan buku teks tersebut. Tujuan dari

Namun, setelah mengimplementasikan teknologi finansial, Bank X memunculkan produk/layanan baru berbasis digital yang dapat mempermudah nasabah dalam bertransaksi dan