• Tidak ada hasil yang ditemukan

Membran Kitosan Padat dari Cangkang Rajungan (Portunus pelagicus) dan Aplikasinya sebagai Adsorben Ion Logam Cu(II) dan Cr(III)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Membran Kitosan Padat dari Cangkang Rajungan (Portunus pelagicus) dan Aplikasinya sebagai Adsorben Ion Logam Cu(II) dan Cr(III)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

ISBN:

9?8-g?g-0g?

-

l0S-g

SEMIN{AR

I{ASIONAL

KIMIA

DAI{ PET{DIDIKAI{

KIMIA

2(}1{}

"

Eksplorasi

dan rnovasi

sumber

Daya

Lokar

untuk

penguatan

Daya

saing

rgngsa

daram Bidang

sains,

pendidikan,

Teknologi,

dan

lndustri

Kimia;,

___F-**

I

Semarang,

20

November

20

1

0

Diselenggarakan

oleh Jurusan Kimia

Badan Penerbit

(2)

ISBN: 9?8-929-09?-l

05-9

dr're

I"NqF

"{:' }'-

-*..

"{,..-.;i'-

.r:::r:"'- ...:1' SEMIMRNASIO{AT2OlO

Prosiding

Seminar

Nas

i_onal

Kimia

dan

Pendidi

kan

Kirni

a

2010

Eksplorasi

dan

Inovasi sumber

Daya

tokal

untuk

penguatan

Daya

saing

Bangsa

dalam Bidang

sains,

pendidikan, Teknologi,

dan

Industri Kimia

Senarang, 20 Nopenber Z0l0

Terselenggara

atas kerj as.una

Junrsan

Kimia

Universitas Diponegoro Semarang-Universitas Negeri

Sebelas

Maret Surakarta

universitas Negeri semarang_universitas Jendeial Soedirman purwokerto

Diterbitkan

oleh:

Badan Penerbit

Universitas Diponegoro

(3)

ISBN:

978-9

U9-097-l

05-9

PROSIDING

SEMINAR NASIONAL

KIMIA

DAN

PENDIDIKAN

KIMIA

2O1O

@wi

dan Inovasi

Sumber

Daya

Lokal

Untuk Penguatan

Daya

Saing

Bangsa dalam Bidang

Sadilq

Pendidikan, Tehtologi,

dan

Industri Kimia

TUJUATT

SEMINAR

funinor ini

bertujuan untuk menciptakan suatu sistem komunikasi

ilmiah antor

kimiawan

dan

pemerhati

dari

berbagai kelangan; merintis

kerja

sama

riset

antarpergurudn

tinggi,

lembaga

penelitian, industri,

pemerintah,

dan

masyorakat

bagi

pengembangan

penelitiai- kimia

dan

pendidikan kimia

yang

mendukung

pada penguatan

peran kimia

dan pendidikan

kimia

dalam

mengeksplorasi dan melakukan inovasi sumber daya

lokal

untuk

penguatin

daya

saing

bangsa

Diterbitkan'OIeh

Badan Penerbit Universitas

Diponegoro

Semarang

Tim

Penyunting Prosiding Seminar Nasional

Kimia

dan

Pendidikan

Kimia

2010

Didik

Setiyo

Widodo,

S.Si,

M.Si.

Rahmad Nuryanto, S.Si.,

M.Si.

M. Asy'ari,

S.Si.,

M.Si.

Ismiyarto, S.Si,

M.Si

Sriatun,

M.Si.

Alamat Tim Penyunting

Jurusan

Kimia FMIPA

Universitas

Diponegoro

Semarang

Telp. (024)

76480824 Fax.

(024) 76480824

Emai l: chemistry@undip.ac. id

Web: www.ki m ia.undip.ac. id

(4)

ISBN: 9?8-9?9-092-l

05-9

DAFTAR ISI

Ketua Panitia

Kata Sambutan Ketua Jurusan Kimia Universitas Diponegoro Kata Sambutan Ketua Jurusan Kimia Universitas Negeri Semarang Kata Sambutan Ketua Jurusan Kimia Universitas Sebelas Maret

Kata Sambutan Ketua Jurusan Kimia Universitas Jenderal Soedirman

Kata Sambutan Dekan MIPA Universitas Diponegoro

Daftar Isi

Membangun

Sains

dan

Teknologi Kelas Dunia Berbasis pada

Permasalahan dan

Sumberdaya Lokal

Akhmaloka

Modifikasi Struktur

Kimia

Senyawa

Bahan

Alam:

Sintesis

Seri

Senyawa

Kaliks[4]Resorsinarena dari Minyak Daun Cengkeh dan Minyak Adas serta penerapannya

Sebagai Adsorben dan Antidotum Logam Berat

Jumina

Pemetaan Mikoorganisme dan Potensi Biomolekul dengan pendekatan Molekuler

A.L.NAminin

Kelas

A

I lv vt lv

vlt

viii

dah dan )10. iset,

hya

uksi dan Bara png uan dan Dtuk

dip,

ttuk

Btri

iTi[

rl0t0 3-4

Struktur Solvasi Ion Skandium(I) Triplet Dalam

Air

Dengan Metode Mekanika Molekuler crys Fajar Partana, Ria Armunonto, Harno Dwi

praniwo, M utoro

yahya

Aktivitas katalis PV y-Al2o3 pada Reaksi Hydrodeoxygenation Tetrahydrofuran Y, Hidayat, IF. Nurcahyo, yanuar,

AriJin,

Rio Armunanlo,

Triyoni

Pemanfaatan Kaolinit Sebagai Matriks padat pembuatan Katalis Heterogen Untuk Esterifikasi Asam Lemak Bebas Dalam Lumpur Sawit

Harlia,

Thamrin Usman, Winda Rahmalia,

Nelly

ll/ahyuni

Studi

optimasi

Biosopsi Logam

pb(II)

dan penentuan

orde

Reaksi pada Rumput Laut

Eucheuma spinosum

S. Iltidyaningsih, Eva Vaulina

Pembuatan Membran Nata De cassava Untuk Mengurangi Kadar Besi pada

Air

Sumur Senny

llidyaningsih

Penambahan Monmorillonit dan Zeolit pada Pertakuan

Awal

Dalam Sintesis Biodiesel dari

Minyak Jelantah D. Kartika 5-9

l0-13

l4-18

t9-23

24-27 28-31 lemorono, l0 llorumhr l0l0
(5)

,2-36

,7-40

1t-44

45-47 48-52 53-58 59-63 61-67 6&70

7t-78

79-84 93-97 )&102 t3-r 06

n-ltl

ISBN:

9?8-9

Z9-09?-

I OS-9

Pemanfaatan

Lumut

Hepaticae (Dumortiera

Hirsutq

Sw. Nees)

untuk

Mengadsorpsi

Ion

ll1-ll4

Itembag(II)

M..{

Zulfikar

dan A. Rohman

35i

ne.laPbahan

Kitosan

Secara Reaktif dalam Proses Daur

Ulang

Limbah

Kemasan

p5-120

!,IX+r'Oprlen

C furnowon, llibowo,

A.H., Anang I(.R.^t, Samiyatun

LJi

Aktivitas Antioksidan Ekstrak Buah Pala

(Myristica Frogan Houtt)

dengan

Metode

tzt-124

DPPH ( l, l -Difenil-2-Pikrithidrazil)

ll

Alouhdin

dan

G.

Mitayani

figmns

Analysis

on

Seed Coat

of

Sansase (Bryonopsis Sp.)

by

High

performance

125-130

n-rryid Chromatography

Arids

M. Jitmuu, H. Semangun, F. Rondonuwu

hEEruh

pH Dalam

Proses Degradasi

Zat

Wama Tartrazin

lfieogunakan Ferrat (FeO4])

D.fr'.

D*iasi

dan T. Setyoningtyas

Ii{ian

Sebaran Partikulat Emisi cerobong Boiler Batubara di Lingkungan Ambien

frdohrlr,, A. Hadiyarto, D. Sutrisnsnto

stim*is

Polieugenol Dengan Katalis BF3 Dietil Eter untuk Ekstraktan Logam Berat

X-

Cholid Djunaidi, R,

Ariadi

L, Nindyu G.

Kartikawoii

F"nlrrrorremediasi

Perairan Tercemar: Deko-lorisasi Larutan Remazol

Black

kmru-tinan Polutan Cu dengan Elekrroda pbo2ipb D-5. W'idodo, A. Haris, Selyowati, dun W.A. Kristianto

@muh

Penambahan Serbuk Titanium Dioksida (TiO2)

Bmgan Elektroda PbO2/Pb

-{,,

-lrio*an,

D.S.

llidodo,

C. Djunaedi

Efisiemi Dye-sensitized

solar

cel/

(DCCS) dengan

zatwarnaAlami

Tumbuhan

.L

Esis,

D.S. Widodo, Gunawan

ranbran

Kitosan Padat dari

-Cangkang Rajungan (Portunus pelagicus) dan

Aplikasinya

160-163

Sifiilgai Adsorben Ion Logam Cu(II) dan

Crlilt;

edib*

Gatot 8.P.,

M.

Cltotid

Djunaidi

Limbah Cair Industri

Mie

t3l-I34

135-138 139-145

B

dan

146-149

PadaFotoelektrokatalisisFenol

150-l53 154-159

re

85-92

fAr

C

r

llimio l0l0 hmDerl0l0

ry*ry

Senyawa Metabolit Sekunder Dari Ekstrak Daun Kaca piring (Gardenia

Augusta,

l6g-l7s

Ikr.l

Dm Uji

Aktivitas Hipoglikemiknya Terhadap Tikus putih

Mi

]tuchamad,

Hartiwi

Diasrufi, Boyu Mahardika

M

de

Uji

Aktivitas

Minyak

Atsiri

Rimpang Temu

Giring

(curcuma Heyneana

val.)

176-179

Toecdap Stapny\lococcus Aureus dan Eschericia Coli

U

-ltnurofiq, Tri

yuliastutik, Nuryana, Tifa lltahyu

fhorasi

hfC-

MAB Anti

Cea dan Studi Biodishibusi pada

Mencit

lg0-lg3

m&ru@Ed. Annu Roseliana, Cecep Tauftk, Karyadi

!d|g

dnn

Uji

Potensi

Enzim

Ekstraseluler

Bakteri Termofilik

Sumber

Air

panas

lg4-lgg

-S,ryo

dengan Media pengaya N{B

(MinimalBroth)

dan TS (Taoge Sukrosa)

ftrfrmdlnrgrum

Ris Sarjono,

iewi

Nuritasari, Agustina L.N. Aiminin

t-'lummcsa dan Karakterisasi Biokimia Lipase Ekstraseluler Bakteri Azospiriltum Sp.

pRDl

lg9-193

rrj

x'rr

rrcn doyani,

puji

Lestari,

oeiiiiono,

Tri Joko Raharjo,

sabirin

Matsjeh
(6)

ISBN: 928-929-09?-l

05-9

MEMBRAN

KITOSAN PADAT DARI CANGKANG RAJUNGAN

(PoTtunus

pelagicus)

SEBAGAI

ADSORBEN

ION LOGAM Cu(II) DAN

Cr(III)

Khabibit,

Gatot B.p.2,

M.

Cholirt Djunaidi3

"'JKimia

Analitik, Jurusan Kimia FMIpA UiVOfp Semarang

(

I

I

( I

ABSTRAK-Telah dilakukan penelitian

tentang

pembuatan membran kitosan padat dari cangkang

rajungan (Portunus pelagicus) sebagai adsorben

ion logam Cu(II) dan

Cr(Il!.

Percobaan penelitian

dimulai dengan mengisolasi

kitin,

kemudian

kitin

ditransformasikan

menjadi kitosan

dengan

penambahan basa

kuat.

Membran kitosan dibuat

dengan mencampurkan kitosan dengan PEG (Poly

Ethylene Glycot) dan berbagai variasi

PYA

(Poly Vinyl Alkohol), kemudian membran diaplikasikan sebagai adsorben

ion

logam

Cu(II)

dan

Cr(II|.

Analisis

FTIR

dilakukan

untuk

memperoleh gambaran spektra yang menunjukkan keberadaan

kitin

dan kitosan serta untuk

menghitung DD

(derajat

deasetilasi), sedangkan

analisis

menggunakan

AAS

untuk menentukan

Cu(II)

dan

C(III)

yang

teradsorpsi. Penentuan kapasitas

adsorpsi maksimum

menggunakan persamaan

Langmuir.

Hasil

peneiitian menunjuiican bahwa

membran

kitosan

dapat dibuat

dari

cangkang

rajungan yang

nilai

derajat deasetilasinya 76Yu

Komposisi membran optimum

adsorpsi Cu(II)

pada

PVA

0,17 gram dan

pH

optimum

4,

sedangkan pada

Cr(IIl)

pada

PVA

0,17 gram dan

pH

optimum

3.

Kapasitas adsorpsi maksimum

yang diperoleh pada ion Cu(II) sebesar 1,351 mg/g sedangkan kapasitas adsorpsi maksimum untuk ion

Cr(III)

sebesar 2,809 mg/g. Pada penelitian ini,

membran kitosan padat

lebih baik

mengadsorpsi

Cr(ili)

ciiban<iing mengacisorpsi

Cu(ii).

Kata kunci

:

membran kitosan,

Cu(ID,

Cr(II),

poly virryl alkohol

PENDAHULUAN

Wilayah

perairan Indonesia merupakan

sumber cangkang hewan invertebrate laut berkulit

keras (Crustacea) yang mengandung

kitin

secara

berlimpah.

Kitin

yang

terkandung

dalam

Crwtaceq berada dalam kadar yang cukup tinggi berkisar 20-60% tergantung spesies. Salah satu

limbah yang banyak

mengandung

kitin

adalah

cangkang

rajungan.

Limbah

ini

belum

termanfaatkan secara

baik

dan

berdaya guna,

bahkan sebagian besar merupakan buangan yang

turut

mencemari

lingkungan

(Departemen

Kelautan dan Perikanan, 2000).

Salah satu alternatif upaya pemanfaatan

cangkang

rajungan

agar lebih memiliki

nilai

ekonomi

dan

daya guna

adalah

pengolahan

menjadi

kitin

dan kitosan.

Kitin

adalah biopolimer

tersusun

oleh

unit-unit

N-asetil-D-glukosamin

berikatan

p(l-4)

yang paling banyak dijumpai di

alam

setelah

selulosa. Senyawa

ini

dijumpai

sebagai komponen

eksoskeleton

kelompok

Cntstaceae, dinding sel insekta, kapang dan kamir

(Patil et al,

2000). Kitosan merupakan senyawa

hasil

deasetilasi

kitin, terdiri dari unit

N-glukosamin.

Adanya gugus

reaktif

amino

dan

gugus hidroksil yang

memiliki

pasangan elektron

bebas pada

kitosan dapat

mengadsorpsi kation logam. Protonasi dari gugus amino dengan larutan

asam dan menyebabkan

daya tarik

elektrostatik

dari kompleks anionik dengan kation-kation (Sun,

2005)

sehingga bermanfaat

dalam

aplikasinya

yang

luas

yaitu

sebagai adsorben

ion-ion

logam

berat seperti

Cu(II)

dan

Cr(III)

(Muzzarelli et ol, 1997; Shahidi et al,1999).

Beberapa metode yang sering digunakan

untuk

mengurangi

beban

pencemaran limbah logam berat yaitu ion-exchange, tekanan osmosis, adsorpsi, pengompleksan, dan presipitasi (Wu

dkh

2007).

Dibandingkan metode-metode

yang

lain,

adsorpsi merupakan

salah

satu

metode

yang

efektif

dan ekonomis

untuk

membuang polutan

dari limbah air.

Beberapa

penelitian terdahulu

telah

menggunakan

kitin/kitosan sebagai

adsorben,

Amaral

(2005) melaporkan bahwa kitosan yang

dimodifikasi

dengan

cara

fosforilasi

dapat

digunakan sebagai adsorben

ion-ion

logam.

Dekawati

Q007),

melaporkan

kitosan

dapat

<iigunakan sebagai acisorben ion iogam

Cd(II)

cian

Cu(II).

Pemanfaatan

kitosan tersebut

sebagian besar dalam bentuk serbuk, oleh karena

itu

perlu

dicoba apabila kitosan

dibuat dalam

bentuk

membran

padat.

Keuntungan

dibuat

membran adalah lebih praktis, mudah dibersihkan dan dapat

digunakan

kembali

(regenerasi)

(Mulder,

1996).

Membran kitosan merupakan membran organik

yang

mempunyai

kelebihan

yaitu

biaya

pembuatannya

murah

tetapi

mempunyai

kelemahan pada pengoperasiannya tidak bisa pada suhu tinggi. Vieira dkk (2005) melaporkan bahwa

kitosan yang dibuat membran dengan asam asetat

yang

di

crosslinked dengan

glutaraldehid

dan

ephichlorohidrin

dapat mengadsorp

ion

Hg(ll).

Jiahao

dllk

(2003) melaporkan bahwa membran

kitosan

dapat dijadikan

adsorben

untuk

mengadsorpsi urea. Berdasarkan pada

penelitian-penelitian

di

atas maka peneliti

mencoba

memanfaatkan

membran

kitosan

padat

menggunakan bahan pendukung,

yaitu

campuran

Poly

Vinyl Alcohol

(PVA)

yang berfungsi sebagai

bahan pembentuk membran

dan

Poly

Ethylen

Glykol

(PEG)

yang

berfungsi sebagai emulsifier

r60

Iminor fl$ioltol llimh don Pend]difion fiimiil0i0t

(7)

Khabibi: Membran Kitosan Padar Dari canglang

Raiungan (Portunus pelagicus) sebagai Adsorben lon Logam cu(II) dan Cr(III)

lhc

D

dengSn

variasi

yang tepat,

sehingga terbentuk membran padat yang kuat dengan s-usunan pori.

qollanq

bagus, sebagai adsorben ion

C(III)

dan

Cu(II),

de1ea1 mempelajari beberapa parameter

sepgrti

variasi

pH,

variasi

komposisi

iVa a*

variasi konsentrasi larutan logam.

METODOLOGI

Pembuatan

kitin.

Limbah

cangkang rajungan

dicuci

dan

dikeringkan. Selanjutnya

dibuai

bubuk rajungan d3ngan

cara

digiling

kemudian

diayak

d.ngun

ukuran 150 mesh. Serbuk

cangkang kepit-ing

kering

sebanyak

100

g

ditambahkan- SOti mt_

NaOH

lM

kemudian dipanaskan selama

3

jam

pada suhu

80 oC

dengan diaduk menggunakan

magnetik

stirer.

Campuran disaring

din

residu

dicuci

dengan akuadei sampai netr-al, kemudian

ditambahkan 500

mL HCI

lM,

didiamkan selama

l-?

-i*

pada temperatur ruang. Campuran yang djdup.ut

lalu

disaring dan

residu

dicuci

dengan akuades hingga netral. Residu kemudian direndim

{engan 100

mL

H2O2

3o/o

selama

24

jam.

lamquran

disaring kemudian

dicuci

deigan

19ud:r

dan dikeringkan dalam oven pada suhu

.80"

q.

selama

4

jam.

Hasil yang

diperoleh

kemudian dianalisis dengan

qpektrofoiometer

FTIR.

Transformasi

kitin

menjadi kitosan dilakukan

dengan penambahan

NaOH 60 %

sebanyak 500

mL

sambil diaduk selama 4

jam

pada suiru g0oC

fengal

magnetik

stirer.

Campuran

disaring

kemudian

dicuci

dengan akujdes,

kemudian

dikeringkan dalam oven pada suhu g0 oC selama 4

jam.

Untuk

mengetahui apakah

kitosan

sudah

terbentuk

maka

dilakukan analisa

dengan

menggunakan spektrofotometer FTIR.

Pembuatan

Yariasi Larutan pVA.

Sebanyak

6,

8,

10, 12

gram

pVA

dicampurkan dengan aquadest 190

;L,

diaduk

pada magneat

srirer

selama

Z

jam

dengan

dihangatkr"

Pem buaten IIem

bnn

Kitin"rKitosa n.

Sebanyak 5 gram khinkitosan, ditambah

IEG

0j

grann dan

5

mL

akrades. pengadukan

hingga

krs-

S€relah

lanrt

ditambahkan larutan

PVA

0.10:

0.1{;

0.17 dan 0.19 gram

(setara

d_.og,

3.4

grm

lamtan

pVA

@a-poin

:.2.2).

Campran kemudian

diaduk

hingd

homogen

selanjutrya ,licetak dalam cetakan dingan

,k;r,

tebal 6 mm ;Ixm diameter

l0

mm dengan Ciberikan

beban seberm 5O

gram dan

dikeringkan secara biasa selarma

I

hari, kemudian

."mb"an

dioven pada

srhu

E0 0C selama

I

jam.

Membran yang sudah

jadi

rtianalisis dengan Scanning

Eleitron

Micrascry

[SE\O.

Tabel membran kitosan

Jenis

Memhmn

Kitosan (gram)

PVA

(gram) Grarn)PEG

A 5 0 0 0.3 B 5 0. 4 0.3

c

5 0. 7 0.3 D 5 0. 9 0.3

*r+rF

L.Ftrsr

hhr

lqlarr

G!i.

iu

,U

clEirrru

i hcn

r

hca

l@rt

r

1Sr,4

bsimna

I

h,gam

I"r*r

Et-r

ruah

h$&"

h *t.

!h@

lag

hm

reh

16a.

hE

!m!"

lTr

)tu

litu

trtu

t

h

Optimasi Adsorpsi

Cu(II)

dan

Cr(II!

menggunakan membran kitosan.

Pengaruh

pH

Terhadap Adsorpsi

Cu(II)

dan

Cr(IIf.

Sebanyak

l0

mL

larutan

Cu(II)

dan

9{ttl

50 ppm

sebanyak

l0

mL

diatur

pU-nyu

dari

2,

3,

4, 5,

6

dan

7

dengan menam'bahkan

Iarutan

buffer tetes demi tetes.

Masing-masing

larutan

tersebut dimasukkan

ke

dalam

tabung.

Adsorpsi dilakukan dengan mengalirkan larutan

logam pada membran kitosan

A,

yang

telah

direkatkan pada

kolom.

Hasil

larutan

setelah

adsorpsi diuji menggunakan AAS.

Pengaruh Komposisi

Membran

Terhadap Adsorpsi Cu(IQ dan

Cr(III).

Sebanyak

l0

mL

larutan

Cu(lI)

dan

C(IID

30

ppm

sebanyak

t0

mL

pada

pH

optimumnya. Selanjutnya masing-masing larutan

tersebut dimasukkan

ke

dalam tabung. Adsorpsi dilakukan dengan mengalirkan larutan logam pada

sgtiap

jenis

membran

kitosan,

yang

ielah

direkatkan pada

kolom.

Hasil

larutan- setelah

adsorpsi diuji menggunakan AAS.

Pengaruh Konsentrasi

Terhadap Adsorpsi

Ion

Cu(It)

dan

Cr(II!.

-

Sebanyak

l0

mL

larutan

Cu(II)

dan

larutan

Cr(II)

masing-masing dengan konsentrasi

10, 30, 50, 70 dan 90 ppm pada

pH

dan membran

optimumnya,

kemudian

masing-masing larutan

dimasukkan ke dalam tabung; Adsorpsi Oitakut an dengan mengalirkan larutan logam pada membran

kitosan yang telah direkatkan pada

kolom.

Hasil

larutan setelah adsorpsi

diuji

menggunakan AAS.

HASIL

DAN

PEMBAHASAN

Isolasi

Kitin

dan

Transformasi

Kitosan

Proses pembuatan

kitin

melalui tiga tahap

yang

dilakukan.

Tahap

pertama

adalah

deproteinasi

yaitu

tahap

untuk

menghilangkan

protein yang

terdapat pada cangkang rajungan.

Tahap

ini

dilakukan dengan menambahkan

WiOft

llv{.

Real$i

antara

NaOH

dengan

protein

akan

membcntuk natrium proteinat yang larut.

Hai

ini ditunjukkan dengan perubahan warna larutan dari

jernih

menjadi

coklat.

Reaksinya adalah sebagai

berikur

Tahap kedua adalah demineralisasi yaitu

tahap

untuk

menghilangkan

mineral

pada

F

n

i

;tr

F

t

n

:

b

l

I

t

>

I

I

I

i

!

r

b

hr!,

rh*r'3

r'or

(8)

gangkang rajungan.

Mineral yang

dihilangkan dengan menggunakan

HCI

lM

adalah kalsium

yang_

terikat pada

kitin.

Kalsium

terlepas membentuk CaCl2:

2HC\"4

+

CaCOacl

-)

H2O1"qyCaCl21url

+

CO21.1 +

(Suhardi, 1993)

Pada

reaksi

di

atas

dihasilkan

gas

karbondioksida

yang

ditunjukkan

dengan

timbulnya

gelembung

gas

selama

reaksi berlangsung.

Tahap yang

ketiga

6dalah depigmentasi

yaitu tahap untuk

menghilangkan

pigmen

atau

warna pada serbuk

kitin

yang diperoleh. Tahap ini

dilakukan dengan menambahkan H2O2 3o/o sebigai oksidator kuat.

Kitin

yang dihasilkan diidentifikasi

dengan

FTIR. Menurut

Sastrohamidjojo (2001)

dan Amaral (2005) bilangan gelombang dan gugus

-

gugus pada spektra

FTIR

menunjukan adanya

kitin, dapat dilihat pada

tabel2.

Tabel2

Bilangan gelombang dan gugus yang ada

pada kitin.

ISBN: 9?8-9?9-092-l0S-9

Bil. Gelombane (Cm'') Prediksi Gusus

3443,18 2959,56 dan 2918,56 1635,65 t379,5t 1072,87 dan 1030,37 I 155.78 Uluran N-H amida primer Uluran C-H aldehid Uluran C=O amida

C-H alkil

Regangan C-N Regangan C-O eter

Berikut

ini

adalah spektra

FTIR dari

kitlq

hasil

isolasi:

asetil

(-COCH3)

dan

digantikan

oleh

at$r

hidrogen

sehingga

gugus amida

(NHCOCF{;

berubah

menjadi gugus amina (-NHz).

prinsry deasetilasi adalah

hidrolisis

amida dalam

lamur

basa yang meliputi

2

tahap yaitu tahap adisi OFf,

dan

tahap

eliminasi yang disertai

serah terirna

proton.

Mekanisme deasetilasi diperkiraka

sebagai berikut : ^o f ''"'n - t"- l*' chcin

CI

I c;- -Ll l, .*-..L, r

*,"-l_.---"""_.{n"_z*

*"_i:

\

_r,

l-*

fl:

Gambar

2

Mekanisme deasetilasi

gugus

asetitr

(Robert, 1992)

Transformasi

kitin

menjadi kitosan

dapau

ditunjukkan oleh gambar berikut :

ti

,r

*.r

{3,j, H

n

\ir9Hf

,,

rga--;I?"

-q-1.-1on.'lo.

Fol:"

ili' {'"r'"6i'":'o'

ro'-

"--a..\

H S:'O' ir

cHr

',

H'

a,o.

I

"

bx-t

I nilu

t

U .. t

i,*o".1.-q,-. *9"I.

.Jpi.o

t

pr"*

,ol*

ir-rf'-o--1"2*rt:o

rc.";

-\E-,t" lt tr ,t h

Gambar

3

Transformasi

kitin

menjadi

kitosan

(Burke, 1999).

Untuk membuktikan bahwa residu yang diperoleh

adalah

kitosan maka dilakukan analisis hasil

dengan menggunakan spektrofotometer

FIIR

seperti pada gambar di bawah.

Tat pai

D

ha he di ki fll Pl

k

p p (

t

It --^r

.r'' \S

\

irE

,--'it 1

'-E\

ai

r"I

.'

iit

*'*

u.l;

tl

Bi

,

' ll

li

:

oi:

7al t/ t/

t/

-1i

.u1

A|e

*lJ\n

I

\*

iI

t'

ol \

trt

/

.si

ill

\

/

n"i

\

i

1

\/

,uil

!a V t: si , ri \ ./ t \ lt : . I E , a.

i l-i :!

iiilJ'i

i

t:r

cs

Gambar

I

Spektra FTIR

Kitin

Gambar

I

menunjukkan adanya

beberapa

puncak pada bilangan gelombang tertentu sesuai

dengan

prediksi gugus seperti pada tabel

2,

menunjukkan bahwa hasil yang diperoleh adalah

kitin.

Kitin

yang diperoleh

dari

hasil

proses

sebelumnya,

selanjutnya

dideasetilasi

menggunakan

NaOH

60%. Tahap

ini

merupakan

proses

penghilangan

atau

pengurangan gugus

Gambar 4 Spektra FTIR Kitosan

(9)

Khabibi: Memlran Kitosan Padat Dari Canglcang Rajungan (Pornnus pelagictts) Sebagai Adsorben lon Logam CuQI) dan Cr(lll) atom DCHs) Prfusip

krilan

iri

O[f

aErima tnakan o c-3{-'r

Tabel3

Bilangan gelombang dan gugus yang ada

pada kitosan.

Bil. Gelombans (Cm-') Prediksi Gusus 3,+43,08 2920,08 r076,93 1652,84 I 158.36 Uluran N-H amida primer Regangan C-H aldehid Regangan C-N Uluran C=O amida Regangan C-0 eter

Dari

gambar

4

dan tabel

3,

menunjukkan bahwa

hasil yang

diperoleh adalah kitosan.

Dari

data

hasil

spekta

FTIR

kitin

dan

kitosan

dapat

diketahui perbedaan yang utama antara

kitin

dan

kitosan adalah terletak

pada

puncak

yang menunjukkan ikatan

C:O

dan

N-H.

Puncak C=O

pada

kitin

memiliki

Totransmitansi (51.470%)

lebih tinggi dari pada kitosan (55.3ZSyo) dan pada

puncak N-H

juga

penurunan %transmitansinya

yaitu

pada kitin

(36,0587o) sedangkan

pada kitosan

(34.490o/o).

Hal

ini

menunjrrkkan

bahwa semakin

banyak

gugus asetil

yang

terputus

dan

semakin banyak gugus

-NH2

yang terbentuk. Berdasarkan metode

base-iine didapatkan

derajat

deasetilasi kitosan

sebesar 76 % (perhitmgan terdapat di lampiran). Pembuatan Membran

Kitin

dan Kitosan padat

Pada pembuatan membran padat

ini,

terlebih dahulu dibuat larutan

PYA (Poly

Yinyl Alcohot) dengan empat macam variasi.

Hal

ini

dilakukan

untuk

mendapatkan

komposisi

pembuatan

membran

yang

tepat

sehingga

menghasilkan

adsorpsi logam yang

tinggi. PVA

merupakan zat

aditif yang

memiliki

daya regang dan fleksibilitas yang

iinggi,

mempunyai

sitbt

pembentuk lapisan

tipis yang baik dan sebagai perekat antara

serbuk-serbuk

kitin

maupun

kitosan

sehingga menjadi

suatu membran padat yang kuat dan tidak mudah raputr/rusak.

Larutan

PVA

sebanyak

0,10;

0,14;

0,17

dan

0,19 gram

kemudian dicampurkan dengan 0,3

gram

PEG,

5

mL

akuades

dan

5

gram

serbuk

kitosan.

PEG (Poly

Ethylene

Gtycol)

berfungsi

sebagai zat pangemulsi (emulgator) antara larutan

PVA

dan serbuk kitosan. Campuran

yang

teldh

homogen dicetak dalam cetakan dengan diameter

l0

mm

dan

tebal

6

mm,

didiamkan pada suhu

kamar selama 2 hari disertai pembebanan 50 gram.

Hal ini

dilakukan

untuk

menghilangkan kandungan airnya dan dihasilkan membran yang

padat

Membran yang telah

jadi

dikeluarkan dari

cetakan dan dioven selama I jam pada suhu 70 oC.

Pemakaian

suhu

70

oC,

diharapkan

untuk

menghilangkan kadar

air

yang masih ada dalam

membran serta untuk menguatkan membran padat

lersebut, apabila suhu pengovenan

lebih dari

70

"C

dfthawatirkan

PVA

dan PEG dalam membran

akan meleleh kembali sebelum terbentuk ikatan

yang

kuat

antara kitosan, akibatnya

membran

padat akan menjadi lembek.

Adsorpsi

lon

Logam

Cu(II)

dan

Cr([g

Oteh

Membran Kitosan Padat

Proses adsorpsi

ion

logarn

Cu(II)

dan

Cr@)

dilakukan pada membran kitosan padat. Kitosan

yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari

hasil ekshaksi limbah

rajungan dengan derajar

deasetilasi 76 Yo.

Untuk

mengetahui kemampuan

kitin

dan kitosan dalam

menyerap

ion

logam

Cu(II)

dan

Cr(II)

dilakukan

beberapa variasi

variabel yaitu variasi pH, komposisi membran dan konsentrasi larutan logam.

Pengaruh

pH

Terhadap Adsorpsi

Ion

Logam

Cu(II)

dan

Cr(II!

Oleh

Membran Kitosan

Menurut Chiou

dk.,

2003,

proses adsorpsi

logam sangat dipengaruhi oleh

pH.

Pada proses

adsorpsi

ion

logam

oleh

kitosan, pengkondisian

pH

larutan secara signifikan akan mempengaruhi

proses adsorpsi.

Untuk

mengetahui

pH

optimum

adsorpsi

Cu(II)

dan

C(III)

menggunakan

membran

kitosan dilakukan variasi

pH.

Hasil

penelitian adsorpsi

ion

logam

Cu(II)

oleh

membran kitosan dapat

dilihat

pada

gambar

berikut :

Gambar 5 Grafik hubungan antara pH dengan

Cu(II) yang teradsorpsi

Gambar

5.

menunjukkan bahwa adsorpsi ion logam tembaga oleh membran kitosan meningkat

dari pH

2

sampai

pH

4

dan kemudian adsorpsi

mulai menurun sampai

pH

7.

Hal ini

dikarenakan

kitosan mempunyai gugus amina

(NH)

yang

memiliki

sepasang elektron bebas pada atom N.

Gugus

amina

ini

bertindak

sebagai basa lewis

dengan mendonorkan pasangan elektron bebasnya

sehingga

pada

pH

rendalr,/asam

akan

memungkinkan terdapat banyak proton

H*

y*g

mengikat

NH2 menjadi (NHr*).

Pada

pH

yang

sangat asam

(pH=2) jumlah

ion

hidrogen

(tI)

sangat banyak sehingga akan mengurangi CuOf)

yang

terikat

pada

NH2.

pH

optimum

untrk

ion

logam

Cu(II)

yaitu pada pH 4, dimana pada pH 4

adsorpsi

ion

logam

Cu(II)

paling

banyak

pitu

sebesar 36,5 ppm atau73Yo. a I Dleh

Gil

IIR. 70

a60

Bs0

.E

40 F

5t

30

\

t:

\i

\-l

itr

I I I I t

J

8

34567

PH

tmrf

htrhltO

(10)

.

-Hasil adsorpsi maksimum untuk logam

Cr(II!

oleh membran kitosan dapat

dilihat pida

gambar

berikut:

ISBN:

928-929-092-

I

0S-9

Gambar 6 Grafik hubungan antara

pft

aengan

Gambar

7

menunjukkan

hasil

komposisi

membran

optimum

untuk

ion

Cu(It)

'otetr

membran-

kitosan

yaitu

pada

nVe O.ti

gram dengan adsorpsi sebesar 66 %.

__-Hasil adsorpsi

ion

logam

C(IID

pada variasi PVA adalah sebagai berikut :

I I 100 80

x60

9qo

.U

20 F

So

C(III)

yang teradsorpsi

Pada gambar 4.6. menunjukkan hasil adsorpsi

maksimum logam

C(III)

terjadi

pada

pH

3

sebesar

_

48,8

ppm atau 97,6*.

Dingan

bertambahnya

pH

larutan dari

pH 2

sampai

pH

3

adsorpsi semakin bertambah,

hal

ini

dikarenakan

pada

pH

rendah,/asam

(pH=2)

akan

rnemungkinkan

terdapat banyak

proton

If

menjadi

(NH3),

sehingga terjadi kompetisi antara

ion

logam

C(ID

dengan

ion

hidrlgen

untuk

menempati

sisi aktif

(NHr,

akibatnya adsorpsi menjadi berkurang.

Pengaruh

Komposisi Membran

Kitosan

Terhadap Adsorpsi

Ion

Logam

CueI)

dan

Cr(IID

Variasi komposisi membran kitosan yaitu oada

lSralgrra

rva

(Poly yinyt Alcoiot)

i,*g

digunakan

untuk

membuat

membran -kitosan

sebesar

0.10; 0.14; 0.17 dan 0.19

gram.

pVA

sendiri berfungsi sebagai perekat dan pengemulsi

yang

memiliki

sifat

fleksibilitas

yang

-tinggi,

sehingga diharapkan

membran yang

ierben-tuk

menjadi lebih kuat dan tidak mudah ruiak/raputr.

Hasil

adsorpsi

ion

logam

Cu(II)

pada variasi

membran kitosan adalah sebagai berikut :

0.09

0.11 0.13 0.15 0,L7

0.19

gram penambahanp\A

Gambar

g crifik

hubungin*antari*liompoCili

membran

(berat

PVA)

dengan

C(IID

yang teradsorpsi

Gambar

8

menunjukkan

hasil

komposisi

membran optimum untuk

ion

logam

Cr(IIIj

oleh

membran

kitosan

yaitu

pada

pVA

0,17

gram sebesar 79 %. hka dilihat dari hasil adsorpsi antara

logam

Cu(II)

dan

Cr(III),

keduanya ieradsorp

laksimum

pada membran dengan

pVA 0,lZ

gram.

Hal

ini.,dikarenakan

jari-jari

kedua

ion

logam

terseblt tidak

terlalu

jauh

perbedaannya

(Cu

:

1,28

A

sedangkan

Crl,25

A).

Oarl hasil

SEM ukuran

pori

membran kitosan dengan

pVA

0.17

gram memiliki ukuran pori yaitu lebar + 3.33

x

l0-'

mm dan panjang

+

6.46

x

l0'3 mm.

Dilihat

dari

.iari-jari

ion

logam dengan ukuran

pori

membran,

jari-jari

ion logam lebih kecil daripada ukuran pori

membran, sehingga

ion

logam akan masuk dan

terjerat

di

dalam membran karena

pori

membran

yang tidak

teratur

dan multilayer,

sehingga ion

logam teradsorpsi oleh membran.

Berdasarkan gambar 9, tampak pada komposisi

pgrbran

{-.,ngun penambahan

pVA

0,17 -gram

lebih

terlihat

teratur

diandingkan

lada

penambahan

PVA

0,14 gram

sehingga ion_ion

logam

teradsorpsi

lebih

baik

padi-

membran

dengln

komposisi

pVA

O,l7

dibandingkan

membran pada komposisi

pVA

0,14 gram.

Gr P. Ai

K

p( k( k(

u

{

k

ts

ll

Gambar

7

Grafik

antara

komposisi

membran

(berat

pVA)

dengan

Cu(II) yang teradsorpsi

t64

lemolonO,l0 flofmMl0l0 100 95 90 a

Bas

g80

s!

gts

S7a

7a,

60l

sol

40l

rol

20

I

10l

sL

o-09

o.l1

0.13

o.i5

o^17

0.19
(11)

Khabibi: Membron Kitosan P^a-t Doi cat*@gR4,,ng@ @,.aoas pelogicts)

**,g,,

rld-.y,rt

lat

Logotr culll) dat

cr(ll)

B

Gambar

9

Citra SEM

morfologi

membran

kitosan dengan pemberian

pVA

0,14 gram

(A)

dan

pVA

0,17 gram (B)

Pengaruh

Variasi

Konsentrasi Terhadap

A-dsorpsi Ion

Cu(II)

dan

Cr(III)

OIeh membran

Kitosan

Hasil adsorpsi

Cu(II)

dan

CruD

mengalami

peningkatan sebanding

dengan

'p"rrt

Ck*,

konsentasi

awal

larutan

logai.

S"-rki;G;",

konsentasi larutan

logam maka

kemamDuan

adsorpsi kitin juga semakin U".ur.

Husilftnriitiun

adsorpsi

Cu(II) dan Cr(III)

puau'--ruriuri

konsentani

analit

kemudian'aiiit..pr"turif,un

ir^or:.rrr- adsorpsi Langmuir, seperti p"a'"

g"ri.,

l0

dan I

l.

Gambar

l0

Grafrk adsorpsi isoterm logam Cu(II)

pada membran kitosan

Gambar I

I

Grafik adsorpsi isoterm logam

C(lIf

pada membran kitosan

.

Kapasitas adsorpsi maksimum dapat diperoleh

dari.persamaan

grafik

isoterm

ud.o.pri

oleh

p:Tl*,

kitosan padat

untuk ion

Cu(I)

sebesar

1,i11

,9e,

sedangkan unruk

ion

C(I6

sebesar

2,809 mg/g. Hasil perhirungan dari grafik tersebut

diperoleh

kapasitas adsorpsi

makiimum

logam

komium

iebih

besar

dari

pada logam temixga.

Hal

ini

dikarenakan logam

kromium

merupakan

logam

golongan asam

keras

sedangkan iogarn

tembaga merupakan logam golongatl borderline. Menurut teori HSAB

(Hard

Sofi

icid

base) yaitu

asam keras akan kuat berikatan dengan basa keras sedangkan asam

lemah akan berrtatan

dengan

basa lemah. Sehingga

logam

Cr(III)

akan lebih

kuat tertarik oleh sisi aktif dari kitosan yaitugugus

-NH2

(amina) gan

gugus

hidroksi

1-Op'run,

merupakan basa keras (Robert, lgg2).

KESIMPULAN

Membran kitosan padat dapat dibuat dengan

mencampurkan

kitosan

dengan campuran

pVA

dan

PEG.

Kitosan

yang

digunakan Lerasal dari

cangkang rajungan dengan derajat

deasetilasi

sebesar. 76Yo. Komposisi membran'optimum dan

pH

optimum untuk adsorpsi ion

Cu(I)

pada

pVA

0,l7.gram

dan pH 4, sedingkan

tonaisi

ortiru,

untuk adsorpsi

ion

Cr(III)

pada

pVA

0,17 gram

lu,

qU 3.

Kapasitas adsorpsi

maksimum'ion

Cu(II)

pada membran kitosaniebes ar 1,3 5 1 mgl g,

sedangkan pada

ion

Cr(II|

sebesar Z',gOg

;g/g

sehingga membran

kitosan

lebih

baik mengadsorpsi

C([l)

dibandingkan mengadsorpsi

Cu(II).

DAFTARPUSTAKA

Afrianto,

E.

dan

Liviawaty,

E.,

lgg2,

Pemelihsraon

Kepiting,

Kanisius,

Yogyakarta, hal. 12,

lg

Alberty

R.A.

and Daniels,

p.,

19g0, physical

Chemistry,

I't

edition, John

Wiley:

New

York,

134-140. -v=0.356x+ 3.1J9

R::0

96: 18 16 1tt 12

Clo

t98

g6

E4

z 0

y:0.?40x+

3.929

Rr:0.917

50

,40

^30

r=

*9zo

'o.r

'F

ro

U

o

lmoroUililonmkl0l0

l6s

(12)

ISBN:

928-9U

9-092-l

0S-9

Alexander,

M. N.,

lg7g,

The

lrwertebrates,

Departemen

o{lure

and

Applied

Zoology,

Cambridge Uni Fress, London, New yori<,

Melbourne, Aushalia. Amaral,

-I,f,-

G_rania,

p.L.,

dan

Barbosa, M.A.,

2005, Chemical Modification of

ihitosan

by

phosphorylation: an

XpS, FT-IR

and

lEM

,Study,

J.

Biomater.

Sci.

potwer

Edn,yol.l6,No.

12, Hal. 1575_1593

Annadurai G., dan Krishnan, M.

R.V.,

1997,Batch Equilibrium Adsorption

of

Reactive Dye

onto

Natural

Biopolymer,

Iranian

Polymer Journal,

yol.

6, No.

3,

169_17 S.

Burke, Ayer.,

yilmaz,

Evan., Hasirc, Nesrin, 1999, Evaluation

of

Chitosan

As

a

poiential

Medical lron

([I)

Ion Adsorbent, Turk J.

Med Sci., Vol. 30, No. 2000, 341_345.

Bailey, S. E., Olin, T. J., Bricka, R.

M.

dan Adrian,

D. D.,

1999,

A

Revew

of

potentially

Low-Cost Sorbents

for

Heavy Metah,

j

-

Wat Res.,

Vol.33, No.

tt,ppi+A}-Z+le.

Cowd,

M.

A.,

1991,

Kimia

iiii*", ,

ITB,

Bandung.

Chiou,

M.S.,

Ho,

p.

y.,

Li, H.

y.,

2003,

Adsorption Behavior

of

Dye

AAVlrl

and

RB4

in

Acid

Solutions

on

Chemically

Cross-Linked Chitosan Beads,

J.

Chin.

Inst. Chem. Engrs.,

Vol.

34,

No.

6, 625-634.

Darmono,

-l??!,_

Logam Dalqm

Sistem

Biologi

Makhluk Hidup, Ul_press, Jakart4

hal

i,

109_l 13,130.

Dekawati,

L.,2007,

Kitosan

dari

Limbah Udang

Putih

(paneaus Merguensis)

Sebagai

Adsorben

Ion

Log?m Kadmium (Cd:')

!11!emUaga

(Cu2),

Slaipsi,

nma,

I.JNDIP

Departemen Kelautan

dan

perilonarL

2OOO,

Statistik

Data

perikanan,

Departemen

Kelautan dan perikanan.

Jakarta.-Hartono, E.S., 1993, pengaruh Lama Kontak dan

4

Terhadap Kemampuan

Chitosan

Menlterap

lon

Logam, Warta

Akab,

Bogor, hlm 25-2g

Jiahao,

L.,

Chen,

X.,

Shao,

2.,

and

Zho,p.,20O3,

Preparation

and

Characterization

of

Chitosan/Cu(fl)

Affinity

Membrane

for

Urea Adsorption,

Journal

of

Applied

Polymer Scietre,

Vol.

90, ttOC_t f

iZ.

Khopkar,

S.M.,

19il),

Konsep

Dasar

Kimia

Analitik,alih

bahasa

A.

Saptorahardio,

UI

Press: Jakart4 hal. 237, 27 S _290. Mulder,

M.,

1996, Basic, principles of Membrane

Technologt, Kfu*-er Academic publisher, London.

Mulyatn4

L.,

Pradiko,

H.,

dan Nasution,

U.

K.,

2003,

Pemilihot pqsanaan

Adsorbsi

Isotrm Poda

penentuan

Kapasitas

Adsorbsi

Kulit Kacory

Tonah Tirhadap

Zat

Warna Remazol

Golden yellow

6,

volume 5 nomor 3, Universias pasundan,

l3t-t40.

Muzzarelli R.A.A.,

Rochetti

R.,

Stanic

R.,

dan

Weckx

M..

1997. Methods

for

the determinotion of the degree of aietvlation

of

chitin and

chitosan

pi

nilam ir.e.e.

Muzzarelli

dan

M.G. peter (ed).

Chitin

Handbook. European

Chitin

Soc.,

Grottamare

Oscik,

J.,

1982,

Adsorpstion,

Joln Wiley

and

Sons: Chichester

Patil, R. S., Chormade

V.,

and Desphande

M.

V..

2000.

Chitinolytic enzymes

an

exploration. Eru

Microb

Technal

26:473-483.

Reyrold,

T.D.,

1982,

IJnit

Operations

and

Process

in

Erniromental

Engineering,

Wadsworth Inc, California.

Robert,

G.

A. F.,

1992,

Chitin

Chemistry, The

Mac Milan press

LTD,

London, hal

l.

Roger,

A.,

1977, Encyclopedia

of

Siience

and Tecnologt,4ft eriision, Mc

draw Hill:

New York, 365-369

Shahidi

F. Arachchi JKV.

and Jeon

y-J.

1999.

Food

Applications

of

Chitin

and

Chitosans. Trends

in

Food

Science and

Technology

l0

:

37- Slepecky, R.

A.

and

H.

E.

Hemphill.

1991.

The

genus

Bacillius-nonmedical the prokaryotis.

/n

Balows,

A.

(ed).

The procoryotes, 2nd.

Edn.,

Chapter

76,

pp.

1663-1696.

Springer Verlag.

Ny.

Samosir,

N.,

1998, Teknik

Analisis

Dengan

Menggunakan

Scanning

Electro

Microscope

(SEM)

dan

Spektrometer.

PEBN-BATAN, Serpong.

Santoso,

U.,

1990, Studi feniang-Xhitin

Cangkang UdonS (panaeus merguiensis)

I:

iotasi

Menggunakan

Actinase

E

dan

EDTA,

Agritec[ Vol.l0,

No.3, Majalah Ilmu dan

Teknologi pertanian,

UGM, yogyakart4

3,7.

Sastrohamidjojo,

H.,-

2OOl,

Spektroskopi,

yogyakarta: Liberti,

Edisi ke_2,

hal46.

Siahaan, P. dan Suseno

A.,1997,

f*gor:il,

iany

terhadap permeabilitas

aZ"

niiefsi

Menbran

Selulosa

Asetat,

penerbit

MIPA

UNDIp,

Semarang.

Smith,

J. M.,

1981,

Chemial

Engineering

Kinetics,

3'd

edition,

N"w y?rtc

fUc

Graw-Hill Company. Inc, 5 l2_530.

Suhardi, 1993,

Khitin don

Khitosan,

Buku

Monograf

,

pusat

Antar

Universitas

Pangan dan Gizi

UGM,

yogyakarta,2T2-278.

Sun,

S., dan

Wan&

A.,

2006,

Adsomtion

Properties

of

Carboxymethyl_Chiiosan

and

Cross_Linked

Carbtxymethyl_

h

r66

(13)

Khrtiti:

'tdanbrzr Kitosan Padat Dari Conglong Ra1'ungan (Porrurus pelagicas) sebagai Adsorben

lon Logam cuQt) dan cr(III)

Chirosan Resin

With Cu(II)

as Template,

J.

Sep

o

at i on a na

_r ur yi

i

ati o

i

; ; ;;;j,s,

VoL 49, hat. t97_204.

Unaerwoo4

A.L.

dan

Day, Jr., R.A.,

a.b.

$endoro,

Analisa

Xirrwitil;

Aiii

r"-t,

John.Willey

&_Sons,

N"*

V*{-iqr&

441459,427428.

Victt:r,

O_S., 2000,

Indirect

Food Additives qnd

P^^\ners: Migration

ona foriirtogt,

CRC,page.

Il14_llt6.

vrcr4

RS.

and BEppU,

_y..M., 2005, Mercury

Ion

Recovery

Using Nutorui-'io

Crosslinked Chitosan

Membranes, J.

_

Adsorption,

Vol.

I

l,

hat 731_736 Vogel,

A.

I.,

1990,

gutu

fei

initxis"inorsanik

Makro dan

Semimikro,

atm

tairasa:

Setiono,

Ir.

L.,?udjaatrnaku,

Or.

A.'g.,

Edisi Kelima, pT.

Kiknan

Vf"aiu

pr.utu,

hat229-230.

Wu,

2.B.,

Ni,

W.N. and

Guan,

8.H.,

2007,

Application

of

Chitosan u,

f

lo."rlani fo.

Coprecipitation

of Mn(II)

una Srspera"a

Sotids

from

oual_Alkali

'eio

Regenerating process,

J.

Hororaou,

Moterials vol.42,No.Z, trat. S.

Gambar

Gambar  3  Transformasi  kitin  menjadi  kitosan
Gambar  5.  menunjukkan bahwa  adsorpsi  ion logam  tembaga  oleh  membran  kitosan  meningkat
Gambar 6  Grafik  hubungan  antara  pft  aengan
Gambar  9  Citra SEM  morfologi  membran

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahun ketiga program IbPE, UKM Lestari Jaya memiliki jumlah tenaga kerja sebanyak 25 orang, hal ini menunjukkan peningkatan yang signifikan sebesar 150 persen dibandingkan

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian ini, maka diberikan saran bagi peneliti dan pengembang selanjutnya supaya dalam mengembangkan modul multimedia harus

Desain taman Balearjosari memiliki banyak fungsi, hal tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat serta penataan ruang terbuka hijau yang memberikan kesan berbeda

Inflasi ini terjadi terutama karena adanya kenaikan harga yang mengakibatkan indeks naik pada kelompok bahan makanan sebesar 1,99 persen, kelompok perumahan, air,

Peningkatan kemampuan mengenal bentuk geometri dapat ditentukan dengan indikator yang harus dicapai anak adalah mampu menyebutkan dan menunjukkan bentuk geometri,

Hasil diskusi dengan beberapa tim mengenai desain alternatif maskot “Rovid” yang sudah didigitalisasi mendapatkan evaluasi dan revisi pada karakter yang kedua yang berupa

 Pada awal pertemuan dilaksanakan penilaian awal kompetensi kognitif dengan kuesioner 2 pilihan yang bertujuan untuk menilai sejauh mana peserta didik telah

Menurut Kunandar (2014, h. 118) adanya kelebihan dan kelemahan penilaian kompetensi sikap diantaranya yaitu; Kelebihan dari penilaian kompetensi sikap adalah; Dapat