• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Metode Markov Chain dalam Perencanaan Perawatan Mesin untuk Meminimumkan Biaya Perawatan (Studi Kasus: PTPN IV Unit Usaha Adolina)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan Metode Markov Chain dalam Perencanaan Perawatan Mesin untuk Meminimumkan Biaya Perawatan (Studi Kasus: PTPN IV Unit Usaha Adolina)"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pemeliharaan

Menurut Agus Ahyari (1990) pemeliharaan merupakan suatu kegiatan mutlak yang

diperlukan dalam perusahaan yang saling berkaitan dengan proses produksi,

sehingga antara pemeliharaan yang dilakukan dengan pelaksanaan proses produksi

tidaklah dapat dipisahkan.

Assauri (1998) mengartikan pemeliharaan sebagai kegiatan untuk

memelihara atau menjaga fasilitas/peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau

penyesuaian/penggantian yang diperlukan agar terdapat suatau keadaan operasi

produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang direncanakan. T. Hani Handoko

(2000) pemeliharaan yang baik menjamin bahwa fasilitas-fasilitas produktif akan

dapat beroperasi secara efektif. Hal ini dihasilkan dari suatu kombinasi

pemeliharaan preventif yang mengantisipasi daya pakai mesin-mesin dan perbaikan

kerusakan, bila terjadi secepat mungkin sehingga biaya siste, tidak produktif dan

tenaga kerja menganggur dapat diminimumkan..

2.2 Tujuan Pemeliharaan

Assauri (1998) menyatakan bahwa tujuan utama fungsi pemeliharan adalah:

1. Kemampuan berproduksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana

produksi.

2. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang dibutuhkan

oleh produk itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak tergangu.

3. Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang diluar batas

dan menjaga modal yang diinventasikan dalam perusahaan selama waktu yang

ditentukan sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan mengenai investasi tersebut.

4. Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan

(2)

5. Menghindari kegiatan pemeliharaan yang dapat membahayakan keselamatan

para pekerja.

6. Mengadakan suatu kerja sama yang erat dengan fungsi-fungsi utama lainnya dari

suatu perusahaan dalam rangka untuk mencapai tujuan utama perusahaan, yaitu

tingkat keuntungan atau return of investment yang sebaik mungkin dan total

biaya yang terendah.

2.3 Jenis Pemeliharaan

Assauri (1998) kegiatan pemeliharaan yang dilakukan dalam suatu perusahaan

pabrik dapat dibedakan atas dua macam, yaitu: pemeliharaan preventif (preventive

maintenance) dan pemeliharaan korektif (corrective maintenance).

2.3.1 Pemeliharan Preventif

Assauri (1998) pemeliharaan preventif adalah kegiatan pemeliharaan dan

perawatan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan yang

tidak terduga dan menemukan kondisi atau keadaan yang dapat menyebabkan

fasilitas produksi mengalami kerusakan pada waktu digunakan dalam proses

produksi.

Zulian Yamit (2003) Pemeliharaan preventif dapat dilakukan dalam empat

bentuk alternatif berbeda yaitu:

a. Berdarkan waktu, yaitu melakukan pemeliharaan pada periode waktu yang

teratur, misalnya penggantian oli kendaraan setiap bulan.

b. Berdasarkan pekerjaan, yaitu pemeliharaan dilakukan setelah sejumlah jam

operasi atau sejumlah volume produk tertentu misalnya oli setelah

kendaraan menempuh pekerjaan 2.000 km atau setelah beroperasi selama

500 jam.

c. Berdasarkan kesempatan, yaitu dimana perbaikan atau penggantian

dilakukan apabila ada kesempatan untuk itu, misalnya pada waktu tutup

pabrik karena hari libur.

d. Berdasarkan kondisi terencana, misalnya penggantian kampas rem mobil

dilakukan apabila telah mencapai ketebalan tertentu.

(3)

Assauri (1998) pemeliharaan Korektif adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan

yang dilakukan setelah terjadinya suatu kerusakan atau kelainan pada fasilitas atau

peralatan sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik. Kegiatan pemeliharaan

korektif yang dilakukan sering disebut dengan kegiatan perbaikan atau reparasi.

Maksud dari tindakan perbaikan ini adalah agar fasilitas atau peralatan tersebut

dapat dipergunakan kembali dalam proses produksi, sehingga operasi atau proses

produksi dapat berjalan kembali.

Agus Ahyari (1987) menjelaskan pada umumnya pemeliharaan korektif ini

akan dilakukan di dalam perusahaan apabila terdapat keluhan atau gangguan

jalannya proses produksi, dengan adanya keluhan tentang hambatan atau gangguan

proses produksi yang ada maka perlu diusahakan tindakan untuk mengadakan

perbaikan mesin dan peralatan produksi yang dipergunakan.

2.4 Alasan-Alasan Mengadakan Penggantian Mesin Assauri (1998) alasan-alasan suatu mesin perlu diganti yaitu:

1. Adanya keuntungan potensial dari pengunaan mesin baru. Misalnya pengunaan

mesin baru akan lebih menguntungkan karena pengunaan bahan dan tenaga kerja

yang lebih sedikit, sehingga harga pokok produk menjadi lebih rendah atau

memberikan penghematan yang terbesar.

2. Oleh karena mesin yang dipergunakan sudah rusak sehingga tidak dapat bekerja

sebagaimana mestinya. Mesin rusak ini perlu diganti, karena apabila mesin ini

tidak diganti dan terus dipergunakan maka akan menimbulkan

kerugian-kerugian seperti:

a. waktu pengerjaan (operation time) dari produk di mesin tersebut bertambah;

b. produksi perusahaan menurun, karena waktu produksi per satuan bertambah;

c. kualitas produk menurun;

d. biaya tenaga kerja akan bertambah besar;

e. biaya pemeliharaan juga akan bertambah besar.

Jika mesin yang dipakai telah rusak, maka persoalannya bukan menentukan

mesin ini apakah diganti atau tidak, tetapi mesin mana yang akan dibeli untuk

(4)

3. Oleh karena mesin yang dipergunakan tekah kuno/tua atau ketinggalan zaman.

Walaupun mesin yang kuno ini masih dapat berfungsi, tetapi tidak dapat

memenuhi tuntutan kemajuan teknologi yang modern (dalam arti ekonomis),

sehingga produk yang dihasilkan tidak dapat bersaing dengan produk lain di

pasar, yang diprodusir dengan mesin baru yang lebih efisien.

4. Oleh karena mesin yang dipergunakan tidak cocok atau tidak mampu

menghasilkan produk baru yang berbeda sebagai akibat perubahan keinginan

konsumen atau perubahan pasar. Perubahan keinginan dari konsumen

mengharuskan atau memaksa perusahaan mengadakan perubahan desain dari

produk, perubahan mana dapat merupakan perubahan kecil ataupun perubahan

besar, dan perubahan ini menyebabkan mesin yang dimiliki tidak cocok atau

tidak dapat dipergunakan lagi.

5. Apabila semangat kerja dari para pekerja telah menurun dan kondisi kerja yang

menjadi jelek, karena keadaan-keadaan yang tidak menyenangkan para pekerja

yang ditimbulkan oleh mesin yang dipergunakan. Dalam hal ini mesin-mesin

yang menimbulkan keadaan-keadaan tersebut seperti suara mesin yang

ribut/keras, asapnya banyak, dan sering menimbulkan kecelakaan, haruslah

diganti dengan mesin baru agar semangat kerja dapat bertambah baik dan

kondisi kerja dapat ditingkatkan atau lebih menyenangkan, Jika keadaan ini

dibiarkan, maka akan menimbulkan jumlah produksi menurun, atau kualitas

hasil yang menurun.

2.5 Klasifikasi Kondisi Kerusakan

Sistem mesin akan dikelompokkan sesuai dengan kondisi kerusakannya, untuk

menghitung nilai probabilitas transisi dari suatu proses Markov Chain. Kondisi

disini adalah tingkat kesiapan mesin saat dilakukan pemeliharaan periodik terhadap

mesin tersebut. Untuk menentukan ini, sistem diperiksa secara berkala. Setelah

dilakukan pemeriksaan kondisi mesin dapat digolongkan menjadi 4 yaitu:

Tabel 2.1 Status dan Kondisi Mesin

Status Kondisi

1 Baik

(5)

4 Kerusakan berat Sumber : Endang Pudji, 2012

1. Kondisi Baik

Suatu mesin dikatakan dalam kondisi baik apabila mesin tersebut dapat

digunakan untuk operasi dengan ketentuan-ketentuan yang telah disetujui (baik),

seperti keadaan mesin baru. Perawatan pencegahan dan pemeriksaan dilakukan

supaya mesin dapat beroperasi dengan baik. Kondisi ini disebut status 1.

2. Kondisi kerusakan ringan

Suatu mesin dikatakan dalam kondisi kerusakan ringan apabila mesin tersebut

dapat beroperasi dengan baik, tetapi kadang-kadang terjadi kerusakan kecil.

Kerusakan yang ditimbulkan relatif ringan dengan biaya perbaikan relatif kecil.

Kerusakan ringan biasanya diikuti dengan pembongkaran 2-3 unit yang kotor,

dilakukan pembersihan ataupun dilakukan penggantian. Kondisi ini disebut

status 2.

3. Kondisi kerusakan sedang

Suatu mesin dikatakan dalam kondisi kerusakan sedang apabila mesin tersebut

dapat beroperasi tapi dengan keadaan yang mengkhawatirkan. Kerusakan

sedang termasuk semua kegiatan yang dilakukan dalam kerusakan ringan akan

tetapi pembongkaran dilakukan terhadap lebih dari 3 unit. Kondisi ini disebut

status 3.

4. Kondisi kerusakan berat

Suatu mesin dikatakan dalam kondisi kerusakan berat apabila mesin tersebut

tidak dapat beroperasi sehingga proses produksi berhenti, waktu perbaikan

relatif lama dengan biaya perbaikan relatif besar, dan juga diikuti dengan

penggantian komponen (Overhaul). Kondisi ini disebut status 4.

2.6 Rantai Markov

Secara khusus akan dibahas proses skotastik yang disebut rantai markov (Markov

Chain), dimana setiap kejadian atau keadaan (state) hanya bergantung pada

kejadian atau keadaan yang terjadi sebelumnya. Model ini pertama kali

(6)

“Untuk setiap waktu , maka kejadian pada waktu adalah ��. Probabilitas �

hanya dipengaruhi oleh kejadian � . Probabilitas � hanya dipengaruhi oleh

kejadian � dan demikian untuk seterusnya.

Gambaran mengenai Rantai Markov diberikan pada gambar berikut

Gambar 2.1 Kejadian dalam Rantai Markov

Maka apabila < < < � = , , … menyatakan titik-titik waktu,

kumpulan variabel random { � } adalah suatu proses markov jika memenuhi

sifat berikut ini:

P { � = � | � − = � − , … , � = � }

P { � = � | � − = � − }

Untuk seluruh harga � , � , … , � .

Probabilitas �� , � = �{ � = � | � = � } disebut

sebagai probabilitas transisi. Probabilitas transisi ini menyatakan probabilitas

bersayart dari sistem yang berada dalam � pada saat jika diketahui bahwa sistem

ini berada dalam � pada saat − .

Definisikan:

� = �{ � = | � = } (2.1)

Sebagai probabilitas transisi dari state pada ke state pada saat ,

dan asumsikan bahwa probabilitas ini tetap sepanjang waktu. Maka probabilitas

transisi dari state ke state ini akan lebih mudah jika disusun dalam suatu bentuk

(7)

� =

Diuraikan tentang pengertian dasar rantai Markov (Markov Chain) dan proses

stokastik karena metode Markov Chain merupakan kejadian khusus dari proses

stokastik.

Pangestu Subagyo et al. (2000) rantai markov (Markov Chain) adalah suatu

teknik matematika yang biasa digunakan untuk melakukan pembuatan model

(modelling) bermacam-macam sistem dan proses bisnis. Teknik ini dapat

digunakan untuk memperkirakan perubahan-perubahan dari variabel-variabel

dinamis atas dasar perubahan-perubahan dari variabel-variabel tersebut di waktu

yang lalu. Teknik ini dapat juga digunakan untuk menganalisa kejadian-kejadian di

waktu-waktu mendatang secara sistematis. Rantai Markov telah banyak diterapkan

untuk menganalisa tentang pemeliharaan mesin.

Suatu proses skokastik dikatakan sebagai proses Markov Chain bila

perkembangannya dapat disebut sebagai deretan peralihan-peralihan diantara

nilai-nilai tertentu yang disebut sebagai probabilitas yang mempunyai sifat bahwa nilai-nilai

diketahui proses berada pada status tertentu, maka kemungkinan berkembangnya

proses dimasa yang akan datang hanya bergantung pada saat ini dan tidak

tergantung dari cara-cara bagaimana proses itu mencapai status tersebut.

Proses stokastik {��} dikatakan mempunyai sifat Markovian jika

�{��+ = | � = , � = , … , ��− = �− , � = } untuk = , , … dan

setiap urutan , , , , … , �− .

(8)

adalah independen terhadap kejadian di waktu lalu dan hanya tergantung pada state

saat ini.

Proses stokastik {��} = , , … adalah rantai Markov jika sifat tersebut

mempunyai sifat Markovian.

Probabilitas bersyarat �{��+ = | � = } untuk rantai Markov disebut

probabilitas transisi (satu langkah). Jika, untuk setiap dan ,

�{��+ = | ��= } = �{��+ = | � = } untuk semua = , , …

maka probabilitas transisi tidak berubah seiring dengan waktu. Keberadaan

probabilitas transisi stasioner (satu langkah) juga menyiratkan bahwa untuk tiap ,

dan � � = , , , … ,

�{��+ = | �� = } = �{� = | � = } untuk semua = , , …

Probabilitas bersyarat ini disebut probabilitas transisi �-langkah. Untuk

menyederhanakan notsi penulisan dengan probabilitas transisi stasioner, misalkan

� = �{��+ = | �� = }

� = �{��+ = | �� = }

Oleh karena itu, probabilitas bersyarat ini disebut probabilitas transisi �

-langkah � hanyalah merupakan probabilitas bersyarat sehingga sistem akan

berada pada state tepat setelah � langkah (satuan waktu), jika sistem tersebut

bermula pada state pada waktu kapan pun. Ketika � = , perhatikan bahwa

� = � (Untuk � = , � adalah hanya jika �{� = | � = } dan itu adalah ketika = dan ketika ≠ .

Oleh karena � adalah probabilitas bersyarat, probabilitas tersebut harus

non-negatif, dan oleh karena prosesnya harus membuat perubahan ke state lain

maka probabilitas tersebut harus memenuhi sifat

� > , untuk semua dan , dan � = , , , … dan

∑� � =

= untuk semua ; � = , , , …

Cara mudah untuk menunjukkan semua probabilitas transisi �-langkah

adalah dalam bentuk matriks. Matriks merupakan sekelompok bilangan dalam

suatu jajaran berbentuk persegi panjang yang diatur berdasarkan baris dan kolom

(9)

� =

Atau, ekuivalen dengan matriks �-langkah

= …

Perhatikan bahwa probabilitas transisi pada baris dan kolom tertentu adalah

untuk transisi dari state baris ke state kolom. Ketika � = , kita buang superscript

� dan menyebutnya hanya matriks transisi. Untuk setiap rantai Markov, lim

→∞� ada dan independen terhadap . Lebih lanjut lagi,

lim→∞� = � > ,

dimana � memenuhi persamaan steady state berikut:

� = ∑� � �

atau dapat ditunjukkan dalam bentuk matriks,

(10)

�� = � � �+ � �� + + ���� = � + � + + �� 2.8 Keputusan Markov

Keputusan tertentu yang dibuat untuk suatu periode yang jika digabungkan dengan

keadaan sebenarnya akan menghasilkan suatu harga yang dinamakan kriteria. Suatu

kriteria dalam pengambilan keputusan dipengaruhi oleh keadaan proses Markov

dan keputusan yang sudah diambil atau sedang diambil. Kondisi sebuah mesin yang

digunakan dalam suatu proses peroduksi diketahui menurun dengan cepat, baik

dalam kualitas maupun outputnya. Karena itu terhadap mesin tersebut perlu

dilakukan pemeriksaan secara periodik, yaitu pada setiap akhir bulan. Setelah

dilakukan serangkaian pemeriksaan, kondisi mesin ini dicatat dan diklasifikasikan

ke dalam salah satu dari tiga keadaan (state) berikut ini:

Tabel 2.2 Kriteria Kondisi Mesin

Status Kondisi

1 Baik

2 Kerusakan ringan 3 Kerusakan sedang 4 Kerusakan berat

Keputusan yang diambil dalam menentukan perawatan adalah sebagai berikut:

Tabel 2.3 Jenis Keputusan

No Tindakan yang dilakukan Status

1 Tidak melakukan perawatan 1,2,3

2 Dilakukan perawatan pencegahan

(sistem kembali ke status sebelumnya) 2,3

3 Dilakukan perawatan korektif (sistem

kembali ke status 1) 2,3,4

Dari uraian di atas dapat dibuat skema himpunan tertutup (close set) dan peralihan

status seperti gambar 2.1 dibawah ini.

1 2

(11)

Gambar 2.2 Skema himpunan tertutup

Keterangan:

1. Menyatakan status 1 (baik)

2. Menyatakan status 2 (kerusakan ringan)

3. Menyatakan status 3 (kerusakan sedang)

4. Menyatakan status 4 (kerusakan berat)

Bertitik tolak pada asumsi diatas maka dapat diungkapkan bahwa suatu item

mempunyai probabilitas transisi � yang menyatakan bahwa suatu item berada

pada status maka pada selang waktu berikutnya akan beralih pada status . Dalam

bentuk matriks, probabilitas-probabilitas transisi tersebut diatas dapat dinyatakan

sebagai berikut:

Tabel 2.4 Probabilitas Kerusakan Status Akhir (j)

Status Awal (i) 1 2 3 4

1 � � � �

2 � � �

3 � �

4

Keterangan: → jika dilakukan perbaikan

→jika tidak dilakukan perbaikan

Dengan menentukan probabilitas status akan ditentukan terlebih dahulu

besarnya probabilitas transisi yang dapat dihitung dari jumlah mesin yang

mengalami transisi status, selanjutnya dibentuk matrik transisi awal yang

merupakan pemeliharaan usulan perencanaan pemeliharaan � .

Tabel 2.5 Probabilitas Transisi Item Bulan Januari 2016-Desember 2016

Bulan Status

� � � � � � � � � �

Januari

Februari

(12)

April

Mei

Bulan Status

� � � � � � � � � �

Juni

Juli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

Keterangan:

� = Kondisi baik ke kondisi baik.

� = Kondisi baik ke kondisi kerusakan ringan. � = Kondisi baik ke kondisi kerusakan sedang. � = Kondisi baik ke kondisi kerusakan berat.

� = Kondisi kerusakan ringan ke kondisi kerusakan ringan. � = Kondisi kerusakan ringan ke kondisi kerusakan sedang. � = Kondisi kerusakan ringan ke kondisi kerusakan berat. � = Kondisi kerusakan sedang ke kondisi kerusakan sedang. � = Kondisi kerusakan sedang ke kondisi kerusakan berat. � = Kondisi kerusakan berat ke kondisi baik.

Dengan menentukan probabilitas status akan ditentukan terlebih dahulu

besarnya probabilitas transisi yang dapat dihitung dari jumlah mesin yang

mengalami transisi status. Matriks transisi satu langkah item-i yang merupakan

usulan perencanaan pemeliharaan adalah:

j

(13)

1

maka akan didapat persamaan sebagai berikut:

� + � + � + � = � � + � � = � � � + � � = � � � + � � + � � = � � � + � � + � � = �

2.9 Perencanaan Pemeliharaan Markov Chain

Untuk mendapatkan pemeliharaan yang lebih baik sehingga bisa mengurangi biaya

pemeliharaan, maka diusulkan empat perencanaan pemeliharaan dari mesin-mesin

produksi pada Stasiun Kempa yang didapat dari perubahan matriks transisi awal

sesuai dengan tindakan yang dilakukan. Dari keempat usulan tersebut yang akan

dipilih adalah usulan yang mempunyai biaya ekspektasi terkecil.

1. Pemeliharaan korektif pada status 4 dan pemeliharaan preventif pada status

3. Matriks transisinya sebagai berikut:

j

i 1 2 3 4

1 � � � �

(14)

3

4

Dengan menggunakan persamaan serta hasil untuk matriks transisi tersebut,

dalam jangka panjang probabilitas terjadi kerusakan dan dalam keadaan

mapan (steady state) dapat dituliskan sebagai berikut:

[

maka akan didapat persamaan sebagai berikut:

� + � + � + � =

status 2. Matriks transisinya sebagai berikut:

j

Dengan menggunakan persamaan serta hasil untuk matriks transisi tersebut,

dalam jangka panjang probabilitas terjadi kerusakan dan dalam keadaan

mapan (steady state) dapat dituliskan sebagai berikut:

(15)

maka akan didapat persamaan sebagai berikut:

� + � + � + � = � � + � + � + � = � � � + = � � � + = � � � + = �

3. Pemeliharaan korektif pada status 4 dan pemeliharaan preventif pada status

2, 3. Matriks transisinya sebagai berikut:

j

i 1 2 3 4

1 � � � �

2

3

4

Dengan menggunakan persamaan serta hasil untuk matriks transisi tersebut,

dalam jangka panjang probabilitas terjadi kerusakan dan dalam keadaan

mapan (steady state) dapat dituliskan sebagai berikut:

[ � � � �

] = [� � � � ] [

� � � �

]

Catatan: � + � + � + � =

maka akan didapat persamaan sebagai berikut:

� + � + � + � = � � + � � = � � � + � = � � � = � � � = �

(16)

j

i 1 2 3 4

1 � � � �

2 � � �

3

4

Dengan menggunakan persamaan serta hasil untuk matriks transisi tersebut,

dalam jangka panjang probabilitas terjadi kerusakan dan dalam keadaan

mapan (steady state) dapat dituliskan sebagai berikut:

[ � � � �

] = [� � � � ] [

� �

� �� �� ]

Catatan: � + � + � + � =

maka akan didapat persamaan sebagai berikut:

� + � + � + � = � � + � + � = � � � + � � = � � � + � � = � � � + � � = �

2.10 Analisis Biaya

Galih Chrissetyo (2006) Penentuan biaya perawatan meliputi biaya perawatan

preventif dan perawatan korektif yang dilakukan pada saat mesin berhenti dan

menitik beratkan pada biaya downtime yang terjadi. Dan apabila dikalikan dengan

probabilitas status dalam keadaan steady state untuk masing-masing perawatan.

Akan dipilih oleh perusahaan perencaan perawatan dan yang mempunyai biaya

rata-rata ekspektasi yang terkecil.

a. Biaya downtime

Suatu sistem yang tidak produktif selama sistem dalam perawatan atau

perbaikan akan mengakibatkan hilangnya keuntungan. Biaya tersebut

(17)

biaya downtime adalah biaya operator mesin, hilangnya sebagian output

produksi.

1. Biaya perawatan preventif

Biaya perawatan preventif dilambangkan dengan �

� = waktu rata-rata perawatan preventif * biaya downtime 2. Biaya perawatan korektif

Biaya perawatan preventif dilambangkan dengan �

� = waktu rata-rata perawatan korektif * biaya downtime b. Biaya rata-rata ekspektasi

Hiller (2008) berdasakan pada biaya downtime dan waktu perawatan maka

akan didapatkan biaya perawatan untuk masing-masing item. Apabila

dikaitkan dengan probabilitas status dalam keadaan steady state pada jangka

panjang, maka akan didapatkan biaya rata-rata ekspektasi untuk

masing-masing perawatan dan dapat dinyatakan dengan rumus yaitu:

� = ∑�= � � (2.3)

= � … + � … + … + �� …

keterangan:

� = biaya rata-rata ekspektasi perawatan

� = biaya perawatan korektif untuk setiap item ke-

Gambar

Tabel 2.2 Kriteria Kondisi Mesin
Tabel 2.5 Probabilitas Transisi Item Bulan Januari 2016-Desember 2016

Referensi

Dokumen terkait

tabungan kepada pengelola KJKS Mawar. d) Pengambilan tunai yang dilakukan oleh bukan penabung. sendiri, harus dilengkapi dengan surat kuasa

Beberapa hal sebagai rekomendasi adalah: (1) sebagai program rintisan, indikator keberhasilan yang terpenting adalah terimplementasinya semua konsep, strategi serta

keanggotan ke kanan atau ke kiri. Setelah itu kode-kode tersebut dirangkai untuk menjadi sebuah partikel lengkap. Prinsip penalaan fungsi keanggotaan. Proses pencarian PSO

Peneliti melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Kepemimpinan Pelayanan , Kompetensi, Dan Motivasi Terhadap Komitmen Afektif Serta Implikasinya Pada

Supervisi klinis merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan peningkatan mutu proses belajar mengajar di sekolah. Supervisi dipandang sebagai bantuan yang

Lingkungan Propinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 25), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang – Undang

[r]

rumusan pelaksanaan kajian program dan kegiatan serta koordinasi peningkatan kapasitas kelembagaan, SDM dan mitra lingkungan di daerah dalam rangka pengendalian dampak