BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
2.1. Gambaran Kota Medan Dalam Sektor Industri
Kota Medan memiliki luas 26.510 Ha (3,6% dari luas Provinsi Sumatera
Utara). Secara administratif hampir seluruh wilayah Kota Medan berbatasan
dengan Kabupaten Deli Serdang, hanya bagian utara yang berbatasan dengan
Selat Malaka. Secara geografis Kota Medan didukung oleh daerah-daerah yang
kaya sumber daya alam, khususnya dibidang perkebunan dan kehutanan.
Disamping itu Kota Medan mempunyai posisi yang strategis dimana berfungsi
sebagai gerbang (pintu masuk) kegiatan perdagangan barang dan jasa baik
perdagangan domestic maupun luar negeri (ekspor-impor). Kondisi ini mendorong
perkembangan Kota Medan dalam 2 (dua) kutub pertumbuhan yaitu daerah
terbangun Belawan dan pusat Kota Medan saat ini.
Secara demografis jumlah penduduk Kota Medan saat ini sudah melebihi 2
juta jiwa (salah satu Kota Metropolitan di luar Pulau Jawa). Sebagai pusat
perdagangan sejak awal Kota Medan sudah memiliki keragaman suku (etnis) dan
agama. Oleh karenanya budaya masyarakat yang ada sangat pluralis yang
berdampak beragamnya nilai-nilai budaya. Adanya pluralisme ini juga ternyata
merupakan peredam untuk munculnya isu-isu primordialisme yang dapat
Pengelolaan sektor industri pada dasarnya merupakan masalah yang
dihadapi semua negara, baik negara berkembang maupun negara maju. Walaupun
intensitas dari masalah tersebut mungkin sekali berbeda karena adanya perbedaan
pada faktor-faktor yang mempengaruhi seperti laju pertumbuhan ekonomi,
teknologi yang dipergunakan dan kebijaksanaan pemerintah. dilihat dari sudut
pandang makro ekonomi, perluasan sektor industri dapat terjadi melalui
pertumbuhan ekonomi yaitu melalui proses kenaikan output produksi secara
konstan dalam jangka panjang. Untuk itu kontribusi sektor industri sangatlah
penting dalam meningkatkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), dengan
peningkatan output dari sektor industri maka tentu saja berdampak postif terhadap
PDRB.
Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu
daerah dalam satu periode tertentu adalah data Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB), baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDRB
pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit
usaha dalam suatu daerah tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa
akhir (netto) yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDRB atas dasar harga
berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung
menggunakan harga berlaku pada setiap tahunn, sedangkan PDRB atas dasar
harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung
menggunakan harga berlaku pada suatu tahun tertentu sebagai dasar. PDRB
adalah jumlah nilai produksi barang dan jasa yang dihasilkan disuatu wilayah atau
Permasalahan yang ada di Kota Medan adalah kontribusi sektor industri
terhadap PDRB berjumlah maksimal meskipun output dari sektor industri terus
meningkat. Namun, peningkatannya masih kecil dibandingkan sektor lainnya
seperti sektor perdagangan dan sektor Bank dan Keuangan lainnya. Untuk itu
perlu adanya peran pemerintah untuk dapat meningkatkan output produksi yang
maksimal agar kontribusinya terhadap PDRB semakin baik dan konsisten.
Berkaitan dengan itu maka permasalahan pertumbuhan PDRB dan sektor industri
di Kota Medan harus mendapat perhatian yang menyeluruh dan terpadu, karena
salah satu esensi yang penting dalam pembangunan ekonomi adalah pengelolaan
sektor industri yang cukup, untuk mengimbangi pertambahan angkatan kerja yang
akan terus ke pasar kerja.
Kinerja perekonomian di Kota Medan selama periode tahun 2000-2010
secara keseluruhan menunjukkan prestasi yang positif. Hal ini dapat dilihat dari
perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang berfluktuasi
meningkat. Data pertumbuhan PDRB di Kota Medan dapat dilihat pada tabel 1
berikut ini.
Tabel 1 : Pertumbuhan PDRB Kota Medan dari Tahun 2000 – 2010
2007
Sumber : BPS Kota Medan 2012
Dari tahun 2000-2004 pertumbuhan PDRB Kota Medan mengalami
kenaikan dari 4,60% di tahun 2000 menjadi 7,23% di tahun 2004, dimana PDRB
di tahun 2000 sebesar Rp 18,96 Trilyun dan di tahun 2004 menjadi sebesar Rp
23,62 Trilyun. Kemudian di tahun 2005 mengalami penurunan sedikit menjadi
6,98% pertumbuhannya dan mengalami kenaikan kembali di tahun 2006 dan
tahun 2007 sebesar 7,76% dan 7,78%. Dan akhir di tahun 2010 pertumbuhan
PDRB Kota Medan meningkat kembali menjadi sebesar 7,16%.
Output dari sektor industri dari tahun ke tahun terus mengalami
peningkatan tetapi pertumbuhannya berfluktuasi menurun. Pertumbuhan sektor
industri yang paling tinggi pada tahun 2006 dan tahun 2007 sebesar 6,59% dan
6,08%. dan pertumbuhan yang paling kecil adalah pada tahun 2002 dan tahun
2009 sebesar 0,50% dan 1,71%. Nilai produksi sektor industri dan
pertumbuhannya dapat diihat pada tabel 3 dibawah ini.
Tabel 2 : Pertumbuhan Sektor Industri di Kota Medan Tahun 2000 – 2010
2005
Sumber : BPS Kota Medan Tahun 2012
Nilai produksi sektor industri Kota Medan dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan tetapi kontribusi sektor industri terhadap PDRB Kota Medan
mengalami penurunan. Ini di karenakan oleh semakin besarnya sektor-sektor lain
yang memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap PDRB dan dikarenakan
potensi ekonomi Kota Medan adalah pada sektor perdagangan, sektor angkutan
dan komunikasi serta sektor keuangan dan jasa.
2.2. Kawasan Industri Medan Sebagai Pusat Lapangan Kerja
Kehadiran sektor industri dituntut untuk menciptakan keanekaragaman
kehidupan ekonomi, artinya dengan kehadiran suatu kawasan industri akan
menciptakan berbagai lapangan pekerjaan misalnya bidang jasa dan perdagangan,
disamping lapangan pekerjaan disektor industri itu sendiri. Dengan membuka
lapangan kerja berarti menigkatkan aktivitas ekonomi ekonomi, serta mendukung
munculnya multiplier effects dari sektor lainya.
Letak Kota Medan sangat strategis karena keberadaannya dekat dengan
Pelabuhan Belawan di jalur Selat Malaka yang merupakan pintu gerbang atau
pintu masuk wisatawan dan perdagangan barang dan jasa baik perdagangan
fungsi, yaitu sebagai pusat administrasi pemerintahan, pusat industri, pusat jasa
pelayanan keuangan, pusat komunikasi, pusat akomodasi kepariwisataan, serta
berbagai pusat perdagangan regional dan internasional.
Di Kota Medan terdapat beberapa bidang usaha potensial. Perekonomian
Kota Medan tahun 2000 didominasi oleh kegiatan perdagangan, hotel dan restoran
(35,02%), yang disusul oleh sektor industri pengolahan sebesar 19,70%. Dari
besaran nilai kedua sektor tersebut maka dapat dikatakan bahwa potensi unggulan
yang paling mungkin berkembang di Kota Medan adalah sektor perdagangan dan
industri. Seperti diketahui, dengan status Kota Medan sebagai salah satu kota
terbesar di Indonesia maka wajar bila arahan pembangunan kota lebih
menitikberatkan pada kedua sektor tersebut, apalagi dengan didukung oleh sarana
dan prasarana yang ada.
Sebagai kota industri, perdagangan dan jasa terkemuka di Indonesia, Kota
Medan telah menyiapkan berbagai fasilitas penunjang bagi kegiatan industri,
termasuk menyediakan sebuah kawasan yang modern dan terkelola secara
professional. Kawasan Industri Medan (KIM) berlokasi di Kelurahan Mabar,
Kecamatan Medan Deli dengan areal seluas 524 hektar. PT. KIM resmi berdiri
menjadi perseroan sejak tanggal 7 Oktober 1988. Areal kawasan ini dibelah oleh
dua jalur tol dari Kota Medan menuju pelabuhan Belawan. Posisinya sangat
strategis dengan jarak 8 kilometer ke pelabuhan belawan, serta 10 kilometer ke
pusat Kota Medan.
Berbagai fasilitas penunjang yang dimiliki kawasan industri medan antara
pemadan kebakaran dan poliklinik. Investor asing yang menanamkan modalnya di
KIM antara lain berasal dari Singapura, Malaysia, Thailand, Jepang, Australia,
Swedia, Filipina, Jerman, Swiss dan Yaman. Pada tahun 2004 berdasarkan Medan
Dalam Angka 2007 Data Industri, Listrik, Gas dan Air Minum Kota Medan, jenis
perusahaannya terdiri dari PMDN berjumlah 135, Perusahaan Non-PMDN
berjumlah 78 dan Perusahaan BUMN/BUMD berjumlah 4. Dan Kota Medan
dinilai sebagai kota yang aman untuk berinvestasi di Indonesia.
Aspek sosial ekonomi terlihat dari adanya mobilitas tenaga kerja yang
tinggi ke daerah kawasan industri, Dampak ekonomi yang diterima oleh
masyarakat sekitar kawasan industri dan daerah terdampak akan sangat
mendominasi kehidupan sehari-hari dari perubahan pendapatan hingga mata
pencahaRian. Pendapatan sering digunakan sebagai tolak ukur kemakmuran dan
tingkat pembangunan suatu daerah, semakin besar pendapatan perkapitanya maka
akan semakin besar tingkat kemakmuran di daerah tersebut.
Pendapatan suatu daerah juga berpengaruh pada tingkat pengangguran dan
tenaga kerja di daerah tersebut. Masalah ketenagakerjaan juga merupakan salah
satu faktor penghambat kemakmuran dan pembangunan di suatu daerah. Beberapa
masalah ketenagakerjaan yang sering terjadi ialah rendahnya kualitas tenaga kerja,
jumlah angkatan kerja yang tidak sebanding dengan kesempatan kerja, persebaran
tenaga kerja yang tidak merata, dan pengangguran.
Perubahan akibat pembangunan yang berlangsung dengan pesat, selain
mendatangkan kemakmuran bagi masyarakat juga memberi pengaruh terhadap
industri harus memperhitungkan dampak yang mungkin ditimbulkan. Dampak ini
meliputi dampak yang bersifat positif dan negatif. Dampak positif dari
pembangunan industri diharapkan mampu menyerap tenaga kerja dan
meningkatkan pendapatan masyarakat. Hanya saja dampak yang bersifat positif
ini hanya dinikmati oleh sebagian kecil masyarakat, yaitu mereka yang memiliki
tingkat pendidikan dan keterampilan tertentu.
2.3. Gambaran Keadaan Penduduk Kelurahan Tanjung Mulia Hilir
Lokasi yang menjadi tempat penelitian adalah Kelurahan Tanjung Mulia
Hilir yang terletak di Kecamatan Medan Deli. Kelurahan Tanjung Mulia Hilir
merupakan daerah yang mengalami perkembangan yang pesat dan sebagai
kawasan industri dan pergudangan. Kelurahan ini diapit oleh dua jalan utama kota
yaitu Tol Belmera disebelah timur dan Jalan Alumunium di sebelah barat.
Kelurahan ini mempunyai jumlah penduduk yang cukup tinggi yaitu
mencapai 35.000 jiwa dengan pembagian 22 Lingkungan (seperti unit RW di
pulau Jawa). Rata-rata penduduk per Lingkungan berkisar antara 300-600 KK.
Mayoritas penduduk di kelurahan ini bermata pencahaRian buruh (industri) dari
perusahaan yang ada disekitarnya. Sedangkan dilihat dari segi etnis, terdapat
beberapa etnis dengan didominasi oleh etnis Jawa. Meskipun demikian faktor
keragaman etnis dan agama tidak menjadi faktor penghambat bagi interaksi sosial
dari masyarakat kelurahan ini.
Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Kelurahan Tanjung Mulia Hilir
sering sekali menghadapi kondisi yang tidak menyenangkan terkait lokasi pabrik
tidak sedap yang tercium hingga ke seluruh wilayah Kelurahan Tanjung Mulia
Hilir, bau tersebut berasal dari pabrik udang yang letaknya berada di KIM.
Kemudian banyaknya abu dan polusi asap yang berasal dari mobil-mobil
petikemas milik pabrik-pabrik yang lalu lalang di Jalan Pematang Pasir menuju
pabrik-pabrik ataupun keluar melewati Jalan Tol Belmera.
Gambar 1. Peta Kelurahan Tanjung Mulia Hilir
Sumber : googlemap.com
Bisa dikatakan masyarakat Kelurahan Tanjung Mulia Hilir memiliki
aktifitas ekonomi selama 24 jam. Banyaknya pabrik-pabrik yang beroperasi
selama 24 jam baik yang berada di Kelurahan Tanjung Mulia Hilir, maupun di
KIM membuat masyarakat yang bekerja di tempat tersebut akhirnya turut sibuk
membuka usahanya selama 24 jam, hal ini terjadi karena banyaknya buruh pabrik
yang membeli makanan pada saat jam istirahat makan tengah malam. Kemudian
banyaknya truk yang lalu-lalang dan berhenti untuk mencari makan akhirnya
memacu tumbuh pesatnya usaha rumah makan yang buka 24 jam di Kelurahan
Tanjung Mulia Hilir.
Foto 1 : Suasana Lalu Lintas Di Kelurahan Tanjung Mulia Yang Padat Dengan Kendaraan Besar
Sumber : Peneliti
Sementara itu jika dilihat dari komposisi jumlah penduduk, jumlah
penduduk Kelurahan Tanjung Mulia Hilir pada Tahun 2015 cukup banyak yaitu
berjumlah 35.064 jiwa yang terdiri dari :
- Kepala Keluarga : 18.486 KK
- Jumlah Pria : 18.009 Jiwa
- Kewarganegaraan : - Warga Negara Indonesia 35.064 jiwa
- Warga Negara Asing : 0 jiwa
Adapun perincian keadaan Kelurahan Tanjung Mulia Hilir menurut
kelompok mulai dari umur pendidikan dapat dilihat pada Tabel 3 sebagai berikut :
Tabel 3. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Pendidikan Tahun 2015
No. Tingkat Umur Jumlah Jiwa
1. 04 – 06 2.000
2. 07 – 12 8.600
3. 13 – 18 7.000
4. 16 – 18 9.000
5. 19 Ke atas 13.400
Jumlah 40.000
Sumber : Kantor Kelurahan Tanjung Mulia Hilir, Tahun 2015
Dari Tabel 3. jumlah penduduk tertinggi pada usia pendidikan adalah
tingkat umur 16 – 18 tahun yaitu 9.000 jiwa. Sementara itu untuk jumlah
penduduk menurut usia tenaga kerja adalah sebagai berikut:
• 20 – 26 tahun : 7.000 jiwa
• 27 – 40 tahun : 6.400 jiwa
Dilihat dari komposisi penduduk menurut usia tenaga kerja Kelurahan
Tanjung Mulia Hilir memiliki tenaga kerja produkti yang lebih banyak
dibandingkan dengan penduduk usia dewasa dengan perbandingan 7.000 dan
6.400. artinya dari segi potensi sumber daya manusia Kelurahan Tanjung Mulia
Hilir memiliki manusia-manusia yang berada dalam usia produktif yang siap
Kemudian ditinjau dari segi pendidikan, penduduk Kelurahan Tanjung
Mulia Hilir ada yang tergolong pendidikan cukup sedang rata-rata masyarakatnya
sudah mencapai tamatan SLTP, SLTA, juga Sarjana. Yang mana jumlah
penduduk menurut jenis pendidikan adalah sebagai berikut:
• Landasan Pendidikan Umum : 20.900 jiwa
• Landasan Pendidikan Khusus : 700 jiwa
Tabel 4. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Umum Tahun 2015 No. Jenis Pendidikan Jumlah Jiwa
1. Taman Kanak-kanak 2.000
2. Tamatan SD 4.200
3. Tamatan SMP 6.300
4. Tamatan SMA/SMK 8.000
5. Tamatan Akademi/Diploma 550
6. Tamatan Sarjana 450
Jumlah 21.600
Sumber : Kantor Kelurahan Tanjung Mulia Hilir Tahun 2015
Untuk jenis pendidikan khusus dapat dilihat pada Tabel 5. Adalah sebagai
berikut:
Tabel 5. Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan Khusus Tahun 2015
No. Jenis Pendidikan Jumlah Jiwa
1. Pondok Pesantren 150
2. Madrasah 500
3. Sekolah Luar Biasa 20
4. Kursus 30
Jumlah 700
Matapencaharian penduduk Kelurahan Tanjung Mulia Hilir sebagian besar
adalah buruh pabrik, karena di Kelurahan Tanjung Mulia Hilir terdapat banyak
pabrik industri dan juga gudang-gudang ekspedisi. Faktor lainnya juga adalah
dekatnya Kelurahan Tanjung Mulia Hilir dengan Kawasan Industri Medan (KIM)
yang memiliki banyak sekali pabrik sehingga memancing banyaknya pekerja yang
bekerja sebagai buruh di pabrik-pabrik tersebut. Untuk lebih jelasnya jenis dan
mata pencaharian penduduk dapat dilihat pada Tabel 6 sebagai berikut:
Tabel 6. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian tahun 2015
Sumber : Kantor Kelurahan Tanjung Mulia Hilir Tahun 2015
Dari Tabel 6 di atas dapat dilihat bahwa penduduk Kelurahan Tanjung
Mulia Hilir sebahagian besar mata pencahariannya adalah menjadi buruh pabrik
dengan jumlah 6.000 orang, kemudian disusul dengan pekerjaan tentara dan juga
karyawan/PNS dengan masing-masing berjumlah 1.000 orang
No. Mata PencahaRian Jumlah Jiwa
1. Karyawan/PNS 1.000
2. Wiraswasta 600
3. Petani 100
4. Pensiunan 500
5. Jasa 100
6. Buruh 6.000
7. Tentara 1.000