• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH COMAND STYLE DAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KETERAMPILAN LAY UP SHOOT PERMAINAN BOLA BASKET | Mauludin | Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan 8065 16181 2 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH COMAND STYLE DAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KETERAMPILAN LAY UP SHOOT PERMAINAN BOLA BASKET | Mauludin | Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan 8065 16181 2 PB"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH COMAND STYLE DAN RECIPROCAL

TEACHING TERHADAP KETERAMPILAN LAY UP SHOOT

PERMAINAN BOLA BASKET

� �

� � ��

,

���

, Unun Umaran

Universitas Pendidikan Indonesia

Jl. Setiabudi No. 229 Sukasari Bandung, Jawa Barat 40154, Indonesia

rizki99.mr@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pelajaranan komando dan model pelajaranan resiprokal terhadap hasil belajar Lay Up Shoot atas dalam permainan bola basket pada siswa ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Karangtengah. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain “randomized pre test-post test design”. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bola basket di SMP Negeri 1 Karangtengah berjumlah 32 siswa. Teknik penyempelandari populasi kesampel menggunkan teknik random sampling sehingga sampel yang digunakan berjumlah 30 siswa. Instrumen yang digunakan adalah ketepatan Lay Up Shoot atas dari Nurhasan (2001:169). Analisis data menggunakan uji prasyarat yang terdiri atas mencari rata-rata kelompok dan simpangan baku selanjutnya uji normalitas semua data yang berdistribusi normal dan uji homogenitas semua data yang bervariansi homogen dan uji t dengan signifikansi 0,05 (5%). Hasil analisis menunjukkan bahwa model pelajaranan resiprokal lebih memberikan pengaruh secara signifikan dibandingkan dengan model pelajaranan Komando terhadap hasil belajar Lay Up Shoot atas dalam permainan bola Basket pada siswa ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Karangtengah, dengan t hitung 4,450 > t tabel 2.05 dengan taraf signifikan α 0.05. Teruji

kebenarannya dalam penelitian ini.

Kata kunci: gaya mengajar komando, gaya mengajar resiprokal, Lay up Shoot.

PENDAHULUAN

Berdasarkan hasil pengamatan penulis, masih banyak siswa yang mengalami kesulitan untuk memperoleh keterampilan Lay Up Shoot yang baik, kesulitan yang di maksud adalah ketidak mampuan siswa untuk mencapai keterampilan Lay Up Shoot yang dianggap baik, dengan melihat kenyataan bahwa rendahnya hasil belajar Lay Up Shoot, maka perlu diadakan berbagai usaha di dalam upaya peningkatan hasil belajar Lay Up Shoot. Untuk itu perlu di terapkan berbagai alternatif gaya mengajar yang sesuai dan tepat agar siswa mempunyai gairah di dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, dengan demikian penulis melakukan penelitian pada siswa tentang

kemampuan Lay Up Shoot dengan menggunakan dua Gaya mengajar, yaitu : Gaya mengajar komando dan Gaya mengajar resiprokal. Pada Lay Up Shoot, penelitian yang dilakukan tentunya yang terkait dengan pencapaian tembakan yang baik.

(2)

satu materi selalu berulang dan selalu dipraktekkan.

Salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang pelatih atau guru yang menangani kegiatan pembinaan prestasi dan kegiatan proses belajar mengajar adalah penguasaan tentang variasi metode mengajar atau gaya mengajar seperti yang diistilahkan oleh Mosston (1981:33). Pengalaman yang terlihat di lapangan bahwa pengetahuan tentang gaya-gaya mengajar ciptaan Moston ini merupakan hal baru yang belum diketahui oleh banyak kalangan. Para guru dan pelatih umumnya hanya mengandalkan metode konvensional seperti gaya komando. Pada hal masih banyak lagi metode atau gaya mengajar yang dapat memberikan hasil yang lebih baik jika dibandingkan dengan metode atau gaya mengajar konvensional tersebut.

Kurangnya pengetahuan dan keterampilan menerapkan variasi gaya mengajar atau cara mengajar tersebut mengakibatkan kegiatan proses belajar mengajar membosankan dan tidak

bervariasi.

Dalam keadaan lingkungan Unimed kreativitas yang dimiliki oleh setiap siswa memiliki kemampuan untuk melahirkan suatu yang baru dalam bentuk gagasan. Maupun dalam bentuk karya nyata. Kreativitas akan menjadi lebih berguna apabila dikelola dan dikembangkan secara benar sehingga memiliki tingkat kepentingan yang lebih tinggi dalam kehidupan manusia.

Salah satu yang paling penting untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah terciptanya efektifitas belajar dalam melaksanakan setiap kegiatan belajar mengajar. Peranan guru sangat diharapkan untuk mampu menciptakan efektifitas belajar siswa maka peranan guru sangat menentukan apakah efektifitas belajar siswa dapat dilihat dari Manajemen Pelajaranan yang dijalankan oleh guru itu sendiri.

Dari hasil survey sementara yang dilakukan, sebagian besar guru khususnya guru Mata pelajaranan Bola basket dasar masih belum efektif dalam menggunakan gaya mengajar.

Hal ini terlihat dari cara guru bidang studi Mata pelajaranan Bola basket Dasar dalam mengajar masih menggunakan gaya mengajar

komando dengan menghandalkan otot/suara keras dalam mengajar, sehingga mental siswa menjadi kurang baik, selain itu guru sering membiarkan siswa beraktifitas sendiri tanpa dikontrol sehingga siswa kebanyakan main-main dan guru cenderung membiarkan siswa putri kurang aktif dalam melakukan aktifitas olahraga sehingga kegiatan belajar-mengajar pada mata pelajaran Mata pelajaranan Bola basket Dasar itu sendiri kurang terlaksana dengan baik.

HAKIKAT GAYA MENGAJAR KOMANDO Gaya mengajar komando adalah suatu gaya mengajar yang menekankan mahasiswa untuk mengikuti segala instruksi yang disampaikan dosen. Dalam pelaksanaannya mahasiswa tidak mengetahui tujuan pelajaranan sebenarnya karena dosen memegang hak mutlak dalam proses belajar mengajar. Semua keputusan yang diambil oleh dosen atau sepenuhnya di dominasi oleh dosen yang membuat keputusan untuk setiap tahap / periode belajar mengajar. Dengan demikian kebebasan mengajar mahasiswa sangat terbatas hanya kepada mau tidaknya mengikuti atau memenuhi perintah dosen dengan sepenuh hati, atau dengan kata lain dinyatakan bahwa mahasiswa tidak mempunyai kebebasan untuk membuat seperangkat keputusan. Mahasiswa lebih cenderung mengikuti sehingga efektifitas waktu sepenuhnya dikuasai oleh dosen. Untuk membina keseragaman, keserentakan, mempertinggi kedisiplinan dan kepatuhan gaya ini cocok untuk digunakan. Dalam gaya mengajar komando dosen memberikan ransangan / stimulus yang telah direncanakan sehingga mahasiswa dapat meresponnya secara berulang-ulang.

Dalam dunia pendidikan mengajar dan mendidik adalah tugas dari seorang dosen. Dosen berusaha memberikan pengetahuan dan keterampilan melalui penyediaan seperangkat tugas-tugas ajar sebagai pengalaman para mahasiswa. Mengajar dapat didefenisikan sebagai segala usaha yang sengaja dilakukan dalam rangka memberikan kemudahan bagi mahasiswa untuk terjadinya proses belajar sesuai dengan tujuan yang ingin

(3)

mengarahkan mahasiswa dalam melakukan tugas gerak secara akurat dan di dalam waktu yang singkat. Mahasiswa harus mengikuti segala instruksi yang di sampaikan oleh dosen.

Dalam gaya komando peran dosen sangat dominan, yaitu :

a. Membuat segala keputusan dalam pelajaranan.

b. Membuat semua keputusan yang terkait dengan mata pelajaran, susunan pelaksanaan tugas, memulai dan mengakhiri waktu pelaksanaan pengajaran, internal, dan mengklasifikasikan berbagai pertanyaan mahasiswa.

c. Memberi umpan balik kepada mahasiswa mengenai peran dosen dan materi.

Dalam gaya mengajar komando ini menurut Supandi (1992 : 24), terdapat beberapa keuntungan yang bisa kita jumpai antara lain adalah :

a. Mampu membina keseragaman dan keserentakan gerakan sesuai dengan yang diinginkan dosen.

b. Mempertinggi disiplin dan kepatuhan.

c. Tidak menuntut pengetahuan yang banyak dari bahan ajarnya.

d. Penggunaan waktu yang sangat singkat dan efisien.

Menurut Mosston (1981 : 33), dalam gaya mengajar komando ada beberapa hal yang tidak dilakukan yang juga merupakan kelemahan dari gaya ini yaitu :

a. Tidak mempertimbangkan tujuan individu (mahasiswa).

b. Tidak mengakui defenisi disiplin yang lebih luas, disiplin diri.

c. Tidak mengakui perbedaan dalam kemampuan cultural.

d. Tidak memungkinkan keputusan oleh mahasiswa dan sehingga menggugurkan potensi pemunculan diri.

e. Tidak mengakui alternatif, hiraiki ganda mahasiswa yang didasarkan pada evaluasi alternatif.

f. Tidak mengakui alternatif yang di desain mahasiswa.

g. Tidak mengakui keunikan individu sebagai fokus pendidikan.

h. Tidak mempertanyakan asetnya sendiri jenjang mengidentifikasi lealibilitasnya.

HAKIKAT GAYA MENGAJAR RESIPROKAL Pelajaranan resiprokal menekankan pada mahasiswa untuk bekerja dalam suatu kelompok kecil yang dibentuk sedemikian hingga setiap anggotanya agar dapat berkomunikasi dengan nyaman dalam menyampaikan pendapat atau pun bertanya dalam rangka bertukar pengalaman keberhasilan belajar satu dengan lainnya (dengan menerapkan teori umpan balik atau feed back). Di dalam gaya mengajar ini pada prinsipnya yang paling diutamakan didalamnya adalah : memberikan umpan balik, mengembangkan cara kerja dalam tim kecil (membuat kelompok kecil), meningkatkan proses belajar mengajar dengan cara mengamati secara sistematis gerakan dari teman, hasil belajar diukur dengan pelaksanaan test (baik itu pre-test atau posttest), menimbulkan perlakuan emosional dalam tim, memantapkan kesalahan dalam menafsirkan pokok bahasan, dan pelajaranan hanya berkuat pada kertas kerja.

Gaya resiprokal merupakan gaya mengajar yang menerapkan teori umpan balik atau feed back. Dalam hal ini mahasiswa diberikan kebebasan untuk membuat keputusan sehubungan dengan pelaksanaan tugas. Mahasiswa diberikan kewajiban untuk memiliki hasil belajar secara terbatas. Penilaian hanya terbatas pada penilaian formatif atau korektif oleh seorang mahasiswa terhadap seorang mahasiswa, oleh sekelompok mahasiswa terhadap sekelompok mahasiswa yang lain, atau sekelompok mahasiswa terhadap hasil belajar seorang mahasiswa.

Namun yang paling umum ialah seorang mahasiswa terhadap hasil belajar seorang mahasiswa atau sering diterapkan dalam formasi berpasangan. Menurut Mosston (Dalam Husdarta

(4)

pada setiap kali melakukan gerakan. Dosen mempersiapkan lembar tugas yang menjelaskan tugas yang harus dilakukan kriteria evaluasi berfungsi untuk menentukan bahwa gerakan yang harus dilakukan oleh pasangannya itu sudah sesuai dengan rujukan.

Deskripsi semacam ini akan membantu mahasiswa selaku pengamat dalam analisis tugasnya. Setiap kali dosen akan mernberikan pelajaran, dosen harus memulainya dengan memberikan peragaan dan menguraikan cara melaksanakan skillnya".

Seiring dengan itu, Mosston (Dalam Brotosuryo, 1992 : 272) mengemukakan bahwa "Anatomi gaya resiprokal di dalam perangkat keputusan sebelum pertemuan. Pengadaan umpan balik langsung digeser kepada seorang pengamat. Kelas diatur berpasangan dengan peranan khusus untuk setiap patner, salah satu dari pasangan adalah pelaku dan yang lain menjadi pengamat. Dosen memegang peranan khusus untuk berkomunikasi dengan pengamat. Peranan pengamat adalah memberikan umpan balik kepada pelaku dan berkomunikasi dengan dosen. Dosen mengamati baik pelaku maupun pengamat tetapi hanya berkomunikasi dengan pengamat.

Dosen membuat semua keputusan sebelum pertemuan, pelaku membuat keputusan selama pertemuan, pengamat membuat keputusan umpan balik sesudah pertemuan".

HAKIKAT LAY UP SHOOT

Lay up shoot bola basket merupakan cara melakukan tembakan yang dilakukan dari perbaduan beberapa teknik dasar permainan bola basket. Biasanya lay up shoot diawali dari dribbling (menggiring bola) atau operan dari teman seregunya. Sodikun (1992, hlm. 104) menyatakan, “Teknik tembakan lay up ada dua cara, yaitu (1) melalui operan dan (2) menggiring

bola”. Hal senada dikemukakan Sarumpaet,

Djazet dan Sodikun (1992, hlm. 234) bahwa,“Tembakan lay up dapat dilakukan berkat kemahirannya dalam menggiring bola, menerobos pertahanan lawan, atau melalui bantuan teman seregunya memberi umpan sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap sambil melayang, diteruskan gerakan lay upshoot”.

Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa,lay up shoot biasanya diawali dari operan, yaitu pemain yang akan melakukan lay up shoot telah dalam posisi siap untuk melakukan tembakan atau diawali dari menggiringbola. Untuk dapat melakukan lay up shoot dengan baik, ada beberapa prinsipdasar yang harus diperhatikan.

Berikut adalah proses gerakan teknik lay up shoot dalam permainan bola basket menurut Hal Wissel (2000: 61-62) :

1. Fase Persiapan : Lihat target, Bahu rileks, Tangan siap membawa bola dari dribble, Kaki dibuka selebar bahu.

2. Fase Pelaksanaan: Melangkah dua kali lebar kanan bergantian kiri kemudian langkah pendek melompat ke atas, Angkat lutut untuk menembak, Rentangkan kaki, punggung dan bahu lurus ke atas, Lepaskan bola saat tangan terjulur ke atas.

3. Fase Follow Through: Lihat sasaran, Mendarat dengan seimbang, Lutut ditekuk, Tangan ke atas.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Karangtengah. Penelitian ini direncanakan akan dimulai pada bulan Juni s/d Agustus 2016. Maka yang menjadi populasi adalah seluruh siswa ekstrakulikuler bol basket yang berjumlah 32 orang. Sampel ditentukan secara acak (random). Jadi, jumlah keseluruhan sampel sebanyak 30 orang. Dari data yang terkumpul kemudian dilakukan pengelompokan dengan menggunakan teknik ordinal pairing dapat di lihat pada gambar dibawah ini :

Kelompok A Rangking

Kelompok B Rangking

1 4 5 8 9 12 13

(5)

16 17

15 18 dst

Gambar 3.1. Teknik Ordinal Pairing Sumber : ( Hadi ,1995, hlm: 485)

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode eksperimen dalam pembuatannya. Metode eksperimen ini diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.

Menurut Sudjana (1992, hlm: 7) menjelaskan sebagai berikut : “Desain penelitian adalah suatu rancangan percobaan sedemikian rupa sehingga informasi yang berhubungan atau diperlakukan untuk persoalan yang sedang diselidiki dapat dikumpulkan, dengan kata lain desain sebuah eksperimen merupakan langkah-langkah lengkap yang perlu diambil jauh sebelum eksperimen dilakukan agar supaya data yang semestinya diperlukan dapat diperoleh sehingga akan membawa kepada analisis objektif dan kesimpulan yang akan berlaku untuk kesimpulan yang sedang dibahas.”

Sesuai dengan penjelasan di atas, maka secara garis besarnya desain penelitian ini mengacu kepada Arikunto, kemudian dapat peneliti gambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.2. Randomized Pre Test-Post Test Design

Sumber : Arikunto, (2006, hlm: 86)

Penelitian ini dilaksanakan selama 6 minggu, dengan 3 kali pertemuan setiap minggu. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 macam yaitu: Tes lay up shoot

menggunakan underhead dan overhead dengan sudut 45 derajat. Pelaksanaan tes ketrampilan lay up shoot yang sudah dimodifikasi : Penilaian adalah jumlah skor yang diperoleh selama lay up shot 10 kali, dan setiap bola masuk mendapat nilai satu. Disini akan terlihat makin banyak skornya maka hasilnya akan lebih baik. Pelaksanaan tes di awali dengan pemanasan dan dilanjutkan dengan mencoba melakukan lay up shot beberapa kali, kemudian baru dilaksanakan tes lay up shot sebanyak 10 kali. Teknik analisis data yang dilakukan dengan menggunakan analisis statistik yakni; menggunakan uji normalitas, uji homogenitas dan dilanjutkan dengan uji-t.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1.Gaya mengajar komando memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil keterampilan Lay up Shoot dalam permainan bola basket.

Hasil penelitian tersebut dideskripsikan menggunakan analisis statistik dari program statistical product service solutions (SPSS versi 16),untuk hasil tes awalnilai minimal = 31, nilai maksimal = 35, rata-rata = 32,93, simpangan baku = 1.33, sedangkan untuk tes akhirnilai minimal = 32, nilai maksimal = 37, rata-rata = 34,40, simpangan baku = 1,63. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.1.

E

1

O1 X O2

(6)

Tabel 4.1. Hasil Tes Awal Dan Tes Akhir Model Pelajaranan Komando

2.Gaya mengajar resiprokal memberikan pengaruh yang signifikan ternadap hasil keterampilan Lay up Shoot dalam permainan bola basket.

Hasil penelitian tersebut di deskripsikan menggunakan analisis statistik dari program statistical product service solutions (SPSS versi 16), untuk hasil tes awalnilai minimal = 29, nilai maksimal = 32, rata-rata = 34,40, dengan simpangan baku = 1,63, sedangkan untuk akhirnilai minimal = 30, nilai maksimal = 34, rata-rata = 31,93, simpangan baku = 1,38. Hasil data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.2.

No Sub Nama Pretest Posttest

1 Abdul Muiz 32 34

2 A.Suryana 32 34

3 Fahmi Hapid 32 33

4 Ilham Rizqi 32 33

5 Melki Hari P 31 33

6 M. Ichsan 31 33

7 M. Idrus S 31 32

8 M. Mustofa 31 32

9 Rafif A 30 32

10 Rahman M 30 31

11 Aldiansyah 30 31

12 Agung G 30 31

13 Arif R 29 30

14 Yudi J 29 30

15 Panji K 29 30

Mean 34,40 31,93

SD 1,63 1,38

Min 29 30

Mak 32 34

Tabel 4.2. Hasil Tes Awal Dan Tes Akhir Model Pelajaranan Resiprokal

3.Gaya mengajar komando lebih baik dari pada gaya mengajar resiprokal terhadap hasil keterampilan Lay up Shoot dalam permainan bola basket.

Setelah diperoleh data rata-rata post test kelompok gaya mengajar komando dan

rata-rata post test kelompok gaya mengajar resiprokal, maka selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis gabungan antara hasil post test kelompok gaya mengajar komando dan hasil post test kelompok gaya mengajar resiprokal. Dari rata-rata yang diperoleh didapat rata-rata pada kelompok gaya mengajar resiprokal lebih baik dari rata-rata kelompok gaya mengajar komando dari sini dapat dikatakan bahwa kelompok gaya mengajar resiprokal lebih baik dari kelompok gaya mengajar komando.

Untuk mengetahui perbedaan metode mengajar setelah diberikan perlakuan dilakukan pengujian hipotesis post test. Kriteria

Jenis Tes

Rata- rata

t-test for Equality of means

t-ht t-tb α

Tes

Awal 32,93

81,29 2.05 0.05 Tes

Akhir 34,40

Tabel 4.5.Uji-t Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Model Pelajaranan Komando

No Sub Nama Pretest Posttest

1 Andra A 35 37

2 Parhan M 35 36

3 Hendra S 34 36

4 M. Feri 34 36

5 M. Sani F 34 36

6 M. Yoga A 33 35

7 Restu R 33 35

8 Rizal KZ 33 34

9 Setiawan 33 34

10 Saepul L 33 34

11 Gilang R 32 34

12 Ifan P 32 33

13 Tri S 31 32

14 M. Dandi 31 32

15 M. Hudaya 31 32

Mean 32,93 34,40

SD 1,33 1,63

Minimal 31 32

(7)

Dari hasil uji-t dapat dilihat bahwa thitung 81,29 dan ttabel2.05 dengan nilai signifikansi sebesar 0,05. Oleh karena thitung 81,29 > ttabel 2.05.

Tabel 4.6.Uji-t Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Model Pelajaranan Resiprokal

Dari hasil uji-t dapat dilihat bahwa t hitung 89,16 dan t tabel2.05 dengan nilai signifikansi sig sebesar 0.05. Oleh karena t hitung 89,16> t tabel 2.05.

Tests of Normality

Tabel C.3.Tests of Normality

Kelompok

Kolmogorov-Smirnova

Statistic df Sig.

Tes Awal

Eksperimen

1 .187 15 .169

Eksperimen

II .169 15 .200

*

Tes Akhi r

Eksperimen

1 .169 15 .200

*

Eksperimen

II .179 15 .200

*

a. Lilliefors Significance Correction test distribution is Normal.

Interpretasi: Dari hasil uji Kolmogorov- Smirnov (K-S) diketahui:

2. Nilai Sig. untuk data pretes kelompok

eksperimen 1 adalah 0,169≥ α = 0,05 maka diterima pada taraf signifikansi α = 0,05 (5%).

3. Nilai Sig. untuk data postes kelompok eksperimen 1 adalah 0,200 ≥ α = 0,05 maka diterima pada taraf signifikansi α = 0,05 (5%).

4. Nilai Sig. untuk data pretes kelompokEksperimen II adalah 0,200 ≥ α = 0,05 maka diterima pada taraf signifikansi α = 0,05.

5. Nilai Sig. untuk data postes kelompokEksperimen IIadalah 0,200≥ α = 0,05 maka diterima pada taraf signifikansi α = 0,05.

Kesimpulan: Berdasarkan hasil uji K-S: data pretes dan posteskelompok Eksperimen 1 dan kelompok Eksperimen II berdistribusi normal.

Test of Homogeneity of Variance

Tabel D. 4.Test of Homogeneity of Variance

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

Tes Awal

Based on

Mean 1.253 1 28 .272

Based on

Median 1.000 1 28 .326

Based on Median and with adjusted df

1.000 1 27.44 0 .326

Based on trimmed mean

1.232 1 28 .276

Tes Akhi r

Based on

Mean .560 1 28 .461

Based on

Median .399 1 28 .533

Based on Median and with adjusted df

.399 1 26.15 2 .533

Based on trimmed mean

.549 1 28 .465 Jenis

Tes

Rata- rata

t-test for Equality of means

t-ht t-tb α

Tes Awal 34,40

89,16 2.05 0.05 Tes

(8)

Interpretasi:

Dari hasil uji Levene diketahui nilai Sig. untuk uji homogenitas data kedua kelompok pretes – berdasarkan rata-rata (besed on Mean) adalah 0,272 ≥ α = 0,05 sedangkan postes berdasarkan rata-rata (besed on Mean) adalah 0,461 ≥ α = 0,05 maka diterima pada taraf signifikansi α = 0,05 (5%). Kesimpulannya:Data pretes-postes kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen IIbervariansi homogen.

Box Plot Uji Normalitas

One-Sample Test

Tabel F.05.One-Sample Test

Test Value = 0

t df Sig.

(2-tailed

)

Mean Differen

ce

95% Confidence

Interval of the Difference

Lowe r

Uppe r

Tes Akhir Ekspeim en1

81.29

7 14 .000 34.400 33.49 35.31

Tes Akhir Eksperi menII

89.16

8 14 .000 31.933 31.17 32.70

Interpretasi :

Dari tabel one-sample test diketahui nilai t Eksperimen 1 tes akhir sebesar 81.297 sedangkan nilai t untuk EksperimenIItes akhir sebesar 89.168. Artinya jika kedua model pelajaranan tersebut dibandingkan maka model pelajaranan resiprokallebih besar memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar Lay Up Shoot atas dalam permainan bola basket pada siswa ekstrakurikuler bola basket di SMP Negeri 1 Karangtengah. Karena nilai t Eksperimen II tes akhir yaitu sebesar 89.168.> dari nilai t Ekspeimen1 tes akhirsebesar 81.297.

ANOVA

Tabel G.6. ANOVA

Sum of Squar

es df

Mean

Square F Sig.

Tes Aw al

Between Groups

16.13

3 1 16.133 7.224 .012

Within Groups

62.53

3 28 2.233

Total 78.66

7 29

Tes Ak hir

Between Groups

45.63

3 1 45.633 19.80

0 .000

Within Groups

64.53

3 28 2.305

Total 110.1

67 29

(9)

Dari Tabel I.9 ANOVA diketahui nilai F tes awal sebesar 7,224 sedangkan nilai F untuk tes akhir sebesar 19,800. Artinya terdapat peningkatan setelah memberikan sebuah perlakuan yaitu model pelajaranan komando dan model pelajaranan resiprokal terhadap hasil belajar Lay Up Shoot atas dalam permainan bola basket pada siswa ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Karangtengah.

Independent Samples Test

Tabel H. 7.Independent Samples Test

Leve

t-test for Equality of Means

F Si

Dari tabel Independent Samples Test untuk kolom Equal variances assumed (uji-t) diketahui nilai thitung = 4,450 dan nilai ttabel 2,05,maka Ha

diterima pada taraf signifikansi α = 0,05 (5%).

Kesimpulan:Model pelajaranan resiprokal lebih memberikan pengaruh secara signifikan dibandingkan dengan model pelajaranan komando terhadap hasil belajar Lay Up Shoot atas dalam permainan bola basket pada siswa ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Karangtengah. Karena Dari tabel Independent Samples Test untuk kolom Equal variances assumed (uji-t) diketahui nilai thitung = 4,450> nilai ttabel 2,05, maka Ha diterima pada taraf

signifikansi α = 0,05 (5%) dan teruji kebenarannya dalam penelitian ini.

Tabel I.8. Tabel-t

(10)

20 2. 2.85 3.85

21 2. 2.83 3.82

22 2. 2.82 3.79

23 2. 2.81 3.77

24 2. 2.80 3.75

25 2. 2.79 3.73

26 2. 2.78 3.71

27 2. 2.77 3.69

28 2. 2.76 3.67

29 2. 2.76 3.66

30 2. 2.75 3.65

KESIMPULAN

Dari hasil pengujian hipotesis dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1.

Model pelajaranan kooperatif memberikan pengaruh secara signifikan terhadap hasil

belajar Lay Up Shoot atasdalam permainan bola basket pada siswa ekstrakurikuler bola basket di SMP Negeri 1 Karangtengah.

2.

Model pelajaranan resiprokal memberikan pengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar Lay Up Shoot atasdalam permainan bola basket pada siswa ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Karangtengah.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, (1993), Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Kesembilan, Rineka Cipta, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi, (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta, PT Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsmi. (2010). Prosedur Penelitian, Rineka Cipta Jakarta.

FIBA. (2010). Peraturan Resmi Bola Basket Bandung: FPOK UPI.

Fraenkel, J.P dan Wallen N.E. (2006). “How to Design and Evaluate Research in Education (Eight Edition). New York: McGraw Hill Companies.

Fraenkel, J.R. &Wallen, N.E. (1993). How to Design and Evaluate Research. New York : Mc Graw-Hill Inc.

Hadi, Sutrisno, (2004). Statistik, Yogyakarta :Rineka Cipta.

Hall, Wissel. (2000). Bola basket Dilengkapi Dengan Program Pemahiran teknik dan taktik. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Kosasih, Danny. (2008). Fundamental Basketball First Step To Win.Semarang: Karangturi Media.

Metzler, M.W. (2005). Implications of model-based instruction for research on teachingA focus on teaching games for understanding. In L.L. Griffin & J.L. Butler (Eds.), Teaching games for understanding Theory, research and practice (pp. 183-198). Champaign, IL: Human Kinetics.

Muhadi.(1992). Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdikbud. Dirjendikti. Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan

Nurhasan. (2001). Tes dan Pengukuran Dalam Pendidikan Jasmani : Prinsip-Prinsip dan penerapannya. Depdiknas. Ditjen Dikdasmen. Ditjen Olahraga. Jakarta Pusat.

PERBASI.(2008). Peraturan Resmi Bolabasket 2004. Jakarta : PERBASI.

Saputra, Yudha. Dkk. (2008). Pendidikan Jasmani dan Olahraga. MKU UPI.Bandung

Sodikun, 1992. Olahraga Pilihan Bolabasket. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta

Sodikun.(1992). Olahraga Pilihan Bolabasket. Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Sudjana, 1992. Metoda Statistika, Tarsito, Bandung

Suherman, Adang. (2009). Revitalisasi Pengajaran dalam pendidikan jasmani. Penerbit CV.Bintang Warli Artika. Bandung.

Suyatno. 2009. Menjelajah Pelajaranan Inovatif. Buana Pustaka. Surabaya.

Sugiyono.(2009). Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RND. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Tarigan, Beltasar. (2009). Optimalisasi Pendidikan Jasmanidan Olahraga Belandaskan Ilmu Faal Olahraga. FPOK.UPI

Gambar

Gambar 3.2.  Randomized Pre Test-Post Test
Tabel 4.1. Hasil Tes Awal Dan Tes Akhir
Tabel D. 4.Test of Homogeneity of Variance
Tabel F.05.One-Sample Test
+2

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui (1) Efektivitas perhatian orangtua dan fasilitas belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas tinggi SD Muhammadiyah 15 Surakarta Tahun

Graph bisa dibayangkan sebagai kumpulan objek atau aktifitas sebagai contoh adalah perjalanan pengiriman suatu barang dari satu kota ke kota lainnya, dalam teori graph hal ini

Rekan-rekan mahasiswa manajemen stambuk 2014 Program S-1 Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara khususnya Endang, Tata, Rina, Wenni, Yuni,

Pengaruh olahraga renang terhadap tingkat kebugaran jasmani anak tunarungu.. (studi eksperimen terhadap siswa kelas viii di slb - b yplb

Untuk mempercepat proses penerimaan mahasiswa baru, penulis menggunakan program visual basic dalam hal menginput, mengedit, mencetak hingga output data dengan menggunakan program

3 (tiga) rasio EWS dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio profitabilitas dan rasio sovabilitas tidak berbeda signifikan dengan perusahaan asuransi swasta, sedangkan

Inti dari penulisan ilmiah ini adalah membahas suatu tanda-tanda patah tulang tertentu lalu mencari diagnosanya.Untuk menemukan cara penanganannya cukup dengan menjawab ya atau

The results showed that simultaneous shows that Brand Awareness, Brand Association, Perceived Quality, And Brand Loyalty have a significantly positive effect on purchase