• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MODUL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN (1)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN

1

Kata “Media” secara etimologi merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang berasal dari bahasa latin “Medius” yang artinya tengah. Bahasa indonesia mengartikan kata “Media” sebagai “antara” atau “sedang”. Pengertian media dapat kita artikan sebagai sesuatu bentuk yang dapat meneruskan informasi antara sumber informasi dan penerima informasi. Asociation of Education Comunication Technology (AECT) memberi batasan bahwa media juga dapat dijadikan sebagai segala bentuk dan saluran penyajian informasi yang didapat dari sumber kepada si penerima informasi sebagai bentuk penyaluran pesan [ CITATION Sus09 \l 1057 ]. Jadi, media adalah bentuk peyaluran pesan dari sumber informan kepada penerima pesan agar terjadi komuikasi yang efektif dan efesien. Media sangat diperlukan dalam perkembangan dunia pendidikan agar guru mampu menyampaikann pesan atau materi kepada siswa di sekolah. Media yang berkualitas tentunya harus dipersiapkan oleh guru sebelum proses pembelajaran dimulai.

2

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menjadikan peserta didik baik dalam sikap dan perilaku sesuai dengan cita-cita pendidikan. Proses pedidikan harus dilakukan secara efesien dan efektif sehigga perlu

dikembangkanya model-model pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Oleh karena itu peran dari media pembelajaran sangatlah penting karena akan menjadikan sebuah proses pembelajaran tidak menjenuhkan dan lebih bervariasi [ CITATION Muh10 \l 1057 ]. Media pembelajaran

merupakan seperangkat alat, bahan, teknik, dan metode yang digunakan oleh guru didalam suatu proses pembelajaran agar tercipta interaksi komunikasi edukatif yang efesien dan efektif. Selain itu media

pembelajaran juga bisa digunakan sebagai alat mencapai tujuan dari seorang pendidik. Media pembelajaran yang diberikan oleh guru harus mampu meingkatkan pemahaman siswa dan mendiskripsikan secara benar mengenai metari pembelajaran. Jadi, media pembelajaran merupakan faktor terpenting dalam neningkatkan suatu proses

pembelajaran. Selain mempermudah pemahaman siswa dengan media pendidik dapat secara efesien dan efektif dalam menyampaikan materi pembelajaran [CITATION Sun14 \l 1057 ].

(2)

audio (suara dan simbol verbal), 7) Media audio visual diam, 8) Media audio visual gerak [ CITATION Muh10 \l 1057 ]. Selain itu, media pembelajaran berdasarkan bentuk penyajian dan cara menyajikanya dapat kelompokan menjadi 7 kelompok. Adapun 7 kelompok tersebut yaitu,

(1) Media grafis, bahan cetak dan gambar diam (2) Media proyeksi diam

(3) Media audio

(4) Media audio visual diam (5) Film (motion pictures) (6) Televisi

(7) Multi media

Media kelompok 1 merupakan media yang biasa digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Ketiga jenis media yang ada di kelompok satu, pemusatan saya berada pada media dalam bentuk bahan cetak. Secara umum media bahan cetak dipilih karena keunggualan daripada media bahan cetak tersebut antara lain dapat memuat banyak informasi terkait materi pelajaran, siswa dapat menyesuaika diri dengan media tersebut baik dari segi kebutuhan, minat, dan kecepatan siswa dalam belajar, siswa mudah membawa media tersebut kemana saja, gambar dann warna yang menarik akan membuat siswa rajin membaca dan apabila terdapat revisi atau kesalahan dapat diperbaiki dengan mudah.[ CITATION Sus09 \l 1057 ]. Jenis dari media cetak tersebut ada tiga macam namun pemusatan saya terletak pada modul sebagai media pembelajaran untuk siswa. Kelemahan modul secara spesifik yaitu siswa bosan karena pemakaian modul yang monoton, tidak semua siswa cocok menggunakan modul, guru tidak mengetahui pemahaman siswa samapi sejauh mana karena modul bersifat mandiri.

Modul merupakan media pembelajaran yang mana terdiri dari suatu paket materi yang disusun sedemikian rupa untuk siswa agar tercapai tujuan pembelajaran di kelas.

Menurut Mulyasa dalam Budiono & Susanto (2006) modul merupakan paket belajar mandiri yang dirancang secara sistematis untuk peserta didik agar dapat mencapai tujuan belajar. Modul memiliki beberapa komponen yang terdiri atas :

1. Lembar kegiatan siswa

Lembar kegiata siswa berisi materi pelajaran yang harus dikuasai oleh peserta didik. Materi pelajaran disusun dengan tujuan instruksional yang akan dicapai peserta didik.

2. Lembar kerja

(3)

5. Kunci jawaban untuk lembar soal

Kunci jawaban ini digunaka untuk alat koreksi peserta didik sendiri. Komponen-komponen diatas disusun sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah modul pembelajaran bagi peserta didik. Modul yang dibuat harus menerapkan beberapa prinsip-prinsip penyusunan sebuah modul.

Modul yag diterapkan pada pembebelajaran dapat mempengaruhi hasil belajar pada siswa. Ini berdasarkan pada penelitian Aulia (2013) yang menyimpulkan bahwa penggunaan modul memiliki pengaruh bagi siswa. Nila rata-rata postest pada kelas yang menggunakan modul adalah 89,23 dan nilai rata-rata posttest pada kelas yang tidak menggunakan modul adalah 79,41. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa hasil belajar kelas yang menggunakan modul lebih baik daripada kelas yang tidak menggunakan modul [ CITATION Aul14 \l 1057 ].

4

Penggunaan modul pembelajaran sebagai salah satu media memiliki beberapa kelemahan. Mudhoffir dalam Budiono & Susanto (2006) kelemahan pengguanan modul dalam proses pembelajaran adalah (1) Desain yang kaku dan monoton menimbulkan rasa bosan pada siswa. (2) tidak semua guru dan siswa cocok dengan pembelajaran mandiri. (3) peyusunnan modul melibatkan suatu tim perecanaan yang kompleks dan membutuhkan waktu yang laman untuk menyusu modul berkualitas bagus. (4) guru kesulitan untuk menyusun modul yang berkualitas bagus karena membutuhkan tim yang kompleks dan perencanaan matang [ CITATION Bud06 \l 1057 ]. Kelemahan yang ada dalam modul dapat kita minimalisir apabila dalam pembuatan modul dilakukan dengan kreatif dan penuh dengan inovasi selain itu tetap mempertahankan kualitas dan mutu dari isi maupun bahan yang digunakan. Media cetak atau visual sangat memegang peran penting dalam proses belajar. Gambar representasi, peta, diagram dan grafik merupakan salah satu contoh dari media visual [ CITATION Muh10 \l 1057 ]. Siswa akan lebih mudah dalam mempelajari suatu materi apabila didukung denga media-media tersebut.

5

Pemilihan media yang akan digunakan oleh pendidik tidak sembarangan begitu saja. Ada beberapa pertimbangan untuk menggunakan suatu media yang akan digunakan. Tips memilih media pembelajara yaitu,

(1)Menyesuaikan media pembelajaran dengan kurikulum yang berlaku (2)Keterjagkauan dalam pembiayaan

(3)Ketersediaa media di pasaran

(4)

Seorag pendidik selain mengetahui tips dalam pemilihan media barangkali perlu juga mengetahui teknik-teknik penggunaan media pembelajaran. Adapun teknik penggunaan media pembelajaran antara lain:

1. Penggunaan media berdasarkan tempat a. Penggunaan media di kelas

Media yang digunakan didalam kelas harus sesuai dengan 3 hal yaitu tujuan, materi, dan strategi pembelajaran. Faktor terpenting dalam penggunaan media dalam hal ini yakni media pembelajaran disajikan di ruang kelas sehingga guru dan siswa dapat berinteraksi langsung.

b. Penggunaa media di luar kelas

Penggunaan media dilakukan oleh siswa sendiri tanpa suruhan dari guru atau orang tua. Media yang digunakan di luar kelas ini dikelompokan menjadi dua kelompok utama, yaitu penggunaan media secara tidak terprogam dan secara terprogam.

1) Penggunaan media secara tidak terprogam

Penggunaan media pembelajara ini bersifat bebas artinya tidak ada kontrol dari pihak guru, sekolah, maupun orang tua. Penyebaran media dilakukan oleh pembuat media kepada masyarakat, biasanya dengan cara diperjual belikan di pasaran dengan harapan media pembelajaran tersebut efektif da efesien dalam mencapai tujuan tertentu. Pemakaian media tergantug dari kebutuhann masing-masing orang dan tidak menuntut orang agar dapat mecapai tingkat pemahaman tertentu. Selain itu dalam media secara tidak terprogam ini orang yang membeli atau mempunyai tidak wajib mengikuti sebuah tes atau ujia tertentu. Contoh dari penggunaan mdia secara tidak terprogam ini antara lain kaset bahasa inggris untuk meingkatkan ketrampilan mendengarkan dalam bahasa inggris dan siaran di televisi atau radio tentang pendidikan.

2) Penggunaan media secara terprogam

Medi pembelajaran ini digunakan dalam ragkaian kegiatan pembelajaran yang tersusun secara sistematik atau urut yang digunakan sesuai dengan kurikulum pada saat mengajar. Siswa dikelompokan menjadi beberapa kelompok yang tiap-tiap kelompok mempunyai pemimpin dan tutor. Tujuan pembelajaran terlebih dahulu dibahas oleh tiap kelompok. Kemudian mereka dapat belajar dengan media tersebut secara perorangan ataupun perkelompok. Contoh dari penggunaan media secara terprogam antara lain siaran radio di SMA dan pemakaian e-Learing di sekolah Indonesia.

(5)

Variasi penggunaan media dapat dikelompokan menjadi 2 kelompok yakni,

a. Media yang digunakan oleh perorangan

Media dengan cara penggunaan perorangan ini biasanya dilengkapi petunjuk yang jelas agar mudah dipahami oleh orang yang menggunakanya.

b. Media yang digunakan secara berkelompok

Media ini dirancang untuk penggunaa secara kelompok bisa terdiri atas kelompok kecil (2 sampai 8 orang) maupun kelompok besar (4 sampai 90 orang). Buku petunjuk pada media ini juga tersedia. Media yang digunakan secara berkelompok harus memenuhi persyaratan, yaitu :

1. Suara

Suara pada media pembelajaran harus cukup keras agar semua orang dalam kelompok bisa mendengarnya.

2. Gambar

Gambar yang tersedia dalam media harus cukup besar agar terlihat oleh semua orang dalam kelompok.

3. Amplifier dan proyektor

Kedua alat tersebut harus ada agar biasa memperkeras usra dan memperbesar gambar [ CITATION Dar10 \l 1057 ].

Penjelasan diatas merupakan teknik-teknik secara umum untuk

memilih media yang tepat dengan situasi dan kondisi suatu pembelajaran. Media bahan cetak khususnya modul merupakan media yang

penggunaanya dapat digunakan didalam maupun diluar ruangan. Selain itu pemakaian modul digunakan secara perorangan. Jadi setiap individu dapat menerima pesan dari modul tersebut tergatung minat dan

kebutuhan masing-masing.

6

Beberapa literatur menjelaskan bahwa kelemahan dari modul sebagai media pembelajaran yaitu :

1. Proses pembuatanya memakannn waktu yang lama

2. Bahan cetakan yang tebal bisa saja mematikan minat siswa

3. Modul akann cepat rusak apabila kertas yag digunakan berkualitas rendah [ CITATION Sul13 \l 1057 ]

(6)

penyusunan modul. Nana Sujana dalam Budiono & Susanto (2006) mengemukakan mengenai prinsip-prinsip tersebut yaitu :

1. Bahasa modul harus menarik dan merangsang siswa untuk berfikir 2. Informasi materi pelajara dilengkapi gambar-gambar

3. Modul memungkinkan penggunaan multimedia yang relevan dengan tujuan

4. Waktu untuk mengerjakan modul berkisar 4-8 jam pelajaran

5. Modul disesuaikan dengan tingkat kemampuan peserta didik [ CITATION Bud06 \l 1057 ].

7

Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya memperoleh pengetahuan, skills dan nilai-nilai positif dengan memanfaatkan suatu sumber untuk belajar. Pembelajaran yang terjadi melibatkan 2 pihak yaitu guru dan siswa yang dapat berkomunikasi sehingga pesan atau informasi yang diberikan dapat tersampaikan sehingga terjadi proses belajar. Seorang guru dapat memanfaatkan media pembelajaran dalam kegiatan belajar dikelas.

Modul merupakan media pembelajaran yang mana terdiri dari suatu paket materi yang disusun sedemikian rupa untuk siswa agar tercapai tujuan pembelajaran.

Media bahan cetak khususnya modul merupakan media yang penggunaanya dapat digunakan didalam maupun diluar ruangan. Selain itu pemakaian modul digunakan secara perorangan. Jadi setiap individu dapat menerima pesan dari modul tersebut tergatung minat dan kebutuhan masing-masing.

DAFTAR PUSTAKA

Aulia, F., Zulhendra & Jaya, P., 2014. PENGARUH PENGGUNAAN MODUL PADA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM

ACHIEVEMENT DIVISIONS. 7-11.

Budiono, E. & Susanto, H., 2006. PENYUSUNAN DAN PENGGUNAAN MODUL. Jurnal Pend. Fisika Indonesia, 4: p.80.

Daryanto, 2010. Media Pembelajaran. Pertama ed. Yogyakarta: Gava Media.

Hamsa, 2009. Optimalisasi Penggunaan Media Pembelajaran. [Online] Available at: http://alief-hamsa.blogspot.com/2009_10_01_archive.html [Accessed 05 Maret 2015].

(7)

Sari, R.A., Saputro, S. & S, A.N.C., 2014. Pengembangan Modul

Pembelajaran Kimia Berbasis Blog untuk Materi Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur SMA KELAS XI. Jurnal Pendidikan Kimia, 3: 7-15.

Sulistyani, N.H.D., Jamzuri & Rahardjo, D.T., 2013. Perbedaan Hasil Belajar Siswa Antara Menggunakan Media Pocket Book dan Tanpa Pocket Book pada Materi Kinematika Gerak Melingkar Kelas X. Jurnal Pendidikan Fisika, 1: p.164.

Sungkono, 2014. Pemilihan dan Penggunaan Media dalam Proses Pembelajaran. Oktober. 1-8.

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu, dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Muaro Jambi 2006 - 2025 disebutkan bahwa salah satu misi pembangunan Kabupaten Muaro

Bibit kemukus berasal dari setek bertapak dan sulur panjat menghasilkan persentase daya tumbuh, panjang tunas, bobot kering tunas, jumlah akar, panjang akar dan bobot kering

penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Kajian Dampak Penerapan Skema FSC (Forest Stewardship Council) Pada Hutan Rakyat di Wilayah Kerja Koperasi Alas

[r]

Sedangkan hukum Islam nya adalah diperbolehkan (mubah), karena sudah sesuai dengan konsep hotel syariah serta dalam menjalankan bisnisnya sudah sesuai dengan bisnis syariah

Hubungan kepatuhan konsumsi tablet Fe dengan kejadian anemia pada ibu hamil Tabel 4 menunjukkan hasil analisis hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet Fe dengan kejadian

Perkembangan yang terjadi pada musik dol setelah dilakukan penelitian yakni pertama : musik dol yang sebelumnya sebagai media pendukung dalam suatu upacara, beralih

Metode pengambilan sampel dilakukan dalam 2 tahap yakni; sampel sedimen mangrove diambil dengan menggunakan bor tanah pada kedalaman 30 dan 60 cm, selanjutnya dilakukan