• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kemampuan Pegawai, dan Kepuasan Masyarakat terhadap Kualitas Pelayanan Kesehatan Puskesmas Pasar Gambir Tebing Tinggi Kota

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Kemampuan Pegawai, dan Kepuasan Masyarakat terhadap Kualitas Pelayanan Kesehatan Puskesmas Pasar Gambir Tebing Tinggi Kota"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam dunia kesehatan khususnya di Negara Indonesia, terdapat istilah yang

disebut Pusat Kesehatan Masyarakat atau disingkat dengan Puskesmas. Dimana

Puskesmas merupakan suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai

pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam

bidang kesehatan, serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang

menyelenggarakan kegiatannya secara menyeluruh, terpadu, dan

berkesinambungan pada masyarakat yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah

tertentu (Mubarak, 2012:182). Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat (1),

menetapkan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat

tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat, serta berhak

memperoleh pelayanan kesehatan. Maka dari itu, setiap individu, keluarga dan

masyarakat berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya, dan negara

bertanggung jawab mengatur agar terpenuhi hak hidup sehat bagi penduduknya.

Kesehatan merupakan kebutuhan dasar manusia untuk dapat hidup layak dan

produktif, untuk itu diperlukan penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang

terkendali biaya dan terkendali mutu. Undang-undang Dasar 1945 pasal 28 H dan

Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, menetapkan bahwa

Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber

(2)

jawab mengatur agar terpenuhinya hak hidup sehat bagi penduduknya. Menurut

Undang-Undang, Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial

yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan kesehatan di Puskesmas

menuntut pelayanan yang berkualitas, tidak hanya menyangkut kesembuhan dari

penyakit secara fisik, akan tetapi menyangkut kepuasan terhadap sikap,

pengetahuan dan keterampilan petugas dalam memberikan pelayanan serta

tersedianya sarana dan prasarana yang memadai dan dapat memberikan

kenyamanan.Pelayanan kesehatan yang memadai merupakan tumpuan masyarakat

dan menjadi salah satu kebutuhan mendasar selain pangan dan juga pendidikan.

Pelayanan kesehatan yang berkualitas adalah pelayanan kesehatan yang peduli

dan terpusat pada kebutuhan, harapan, serta nilai-nilai pelanggan sebagai titik

tolak penyediaan pelayanan kesehatan dan menjadi persyarat yang harus dapat

dipenuhi agar dapat memberikan kepuasan kepada masyarakat sebagai pengguna

jasa pelayanan.

Puskesmas berkaitan erat dengan masalah mutu pelayanan kesehatan dasar

sehingga terkandung makna bahwa puskesmas berkewajiban menjaga bahkan

meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dasar masyarakat.Mutu pelayanan

kesehatan dasar adalah kesesuaian antara pelayanan kesehatan dasar yang

disediakan/ diberikan dengan kebutuhan yang memuaskan pasien atau kesesuaian

dengan ketentuan standar pelayanan. Terselenggaranya pelayanan kesehatan dasar

(3)

peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang

agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Peningkatan derajat kesehatan dapat tercipta dengan didukung oleh

kemampuan kerja yang prima. Tenaga kesehatan yang berkualitas akan

menghasilkan suatu hasil kerja yang optimal sesuai dengan target kerjanya karena

mereka mempunyai bakat, tenaga dan kreativitas dan akan berpengaruh terhadap

kualitas pelayanan yang diberikan kepada masyarakat.

Dalam Undang- Undang No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan dijekaskan

bahwa pelayanan kesehatan sangat dibutuhkan masyarakat terutama pelayanan

kesehatan yang murah dan berkualitas. Pelayanan kesehatan merupakan kegiatan

dengan melakukan pendekatan promotif (upaya meningkatkan kesehatan),

preventif (upaya mencegah penyakit), kuratif (upaya penyembuhan), dan

rehabilitative (upaya memulihkan keadaan seperti semula).(Notoatmodjo, 2003).

Dalam pelayanan kesehatan kesehatan lebih ditujukan untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit suatu kelompok dan

masyarakat. Pelayanan kesehatan dilakukan untuk mendahulukan pertolongan

bagi keselamatan nyawa pasien dibandingkan kepentingan lainnya.

Puskesmas Pasar Gambir Tebing Tinggi Kota adalah salah satu unit pelayanan

kesehatan yang letaknya di pinggir jalan lintas sumatera, ditengah-tengah

masyarakat, sekolah dasar, dan mudah dijangkau. Puskesmas Tebing Tinggi Kota

adalah salah satu bentuk fasilitas yang diberikan kepada masyarakat umum dan

(4)

Sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan bagi seluruh lapisan masyarakat,

tentunya Puskesmas harus memiliki mutu pelayanan yang baik, terutama

kemudahan untuk dijangkau dari aspek lokasinya. Untuk mencapai tujuan tersebut

telah dilakukan peningkatan, pemerataan, dan perluasan jangkauan pelayanan

kesehatan melalui Puskesmas, namun upaya tersebut belum sepenuhnya dapat

memberikan pelayanan kesehatan yang prima. Selain itu, sering juga dijumpai

Puskesmas yang sseharusnya mampu memberikan pelayanan optimal bagi

masyarakat justru tidak mampu melaksanakan tugasnya dengan baik.

Kualitas pelayanan publik merupakan hasil interaksi dari berbagai aspek,

yaitu system pelayanan, sumber daya manusia pemberi pelayanan, strategi, dan

pelanggan. Sistem pelayanan publik yang baik akan menghasilkan kualitas

pelayanan publik yang baik pula. Sistem pelayanan yang baik akan memberikan

prosedur pelayanan yang terstandar dan memberikan mekanisme control di dalam

dirinya sehingga segala bentuk penyimpangan yang terjadi akan mudah diketahui.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya suatu fakta yang menunjukkan

bahwa kualitas pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh Puskesmas Tebing

Tinggi Kota masih belum mencapai tujuan yang diinginkan, secara umum masih

terdapat banyak kelemahan. Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan

oleh peneliti melihat secara langsung proses pelayanan kesehatan pada Puskesmas

terkait dan wawancara tidak terstruktur yang peneliti lakukan kepada masyarakat

pengguna layanan Puskesmas Tebing Tinggi Kota. Peneliti menemukan beberapa

(5)

Pertama, terkait dengan aspek yang meliputi pengetahuan dan kelemahan

petugas pemberi pelayanan serta kemampuan mereka untuk menginspirasi

kepercayaan dan kenyaman bagi pengguna layanan, maka sesuai dengan masalah

yang ditemukan di lapangan yaitu kurangnya kuantitas dan kualitas Sumber Daya

Manusia dalam menangani pelayanan di puskesmas. Kurangnya kualitas Sumber

Daya Manusia ditunjukkan dengan ketidaktepatan dokter dalam menganalisa

masalah pasien. Dampak yang diterima pasien dalam hal ketidaktepatan ini adalah

terjadinya kesalahan pemberian obat kepada pasien.

Kedua, terkait dengan rendahnya profesionalitas aparaturyang ditunjukkan

dari tata cara pemberian obat kepada pasien yaitu pegawai tidak secara rinci

dalam menjelaskan jenis, manfaat, serta efek samping obat yang diberikan kepada

pasien, serta tidak adanya kejujuran pihak apoteker dalam pemberian jumlah obat,

dimana pasien sering mendapati kurangnya jumlah jenis obat yang diterima.

Selain itu, ditemukan sarana dan prasarana komunikasi yang tidak digunakan

secara efektif oleh petugas Puskesmas, misalnya pegawai yang bertugas di loket,

dan petugas apotik tidak menggunakan pengeras suara, baik dalam pemanggilan

nama pasien yang hendak berobat atau dalam hal pemberian obat kepada pasien,

sehingga pasien harus berdiri di dekat loket pemberian obat karena khawatir

namanya terlewatkan.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Kemampuan Pegawai, dan Kepuasan

(6)

1.2 Perumusan Masalah

Dari uraian yang telah dikemukakan diatas, maka dapat dirumuskan

permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh Kemampuan Pegawai terhadap Kualitas Pelayanan

Kesehatan pada Pusat Kesehatan Masyarakat Pasar Gambir di Tebing Tinggi

Kota?

2. Apakah terdapat pengaruh yang Kepuasan Masyarakat terhadap Kualitas

Pelayanan Kesehatan pada Pusat Kesehatan Masyarakat Pasar Gambirdi

Tebing Tinggi Kota.?

3. Apakah terdapat pengaruh secara simultan Kemampuan Pegawai dan

Kepuasan Mayarakat tehadap Kualitas Pelayanan Kesehatan pada Pusat

Kesehatan Masyarakat Pasar Gambir di Tebing Tinggi Kota?

1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruhkemampuan pegawai

kesehatan terhadap kualitas pelayanan kesehatan,

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruhkepuasan masyarakat

kesehatan terhadap kualitas pelayanan kesehatan,

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kemampuan pegawai, dan

(7)

1.3.2 Manfaat Penelitian

Adapun hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat antara

lain adalah sebagai berikut:

1. Bagi Puskesmas

Penelitian diharapkan dapat memberikan informasi mengenai hubungan

kemampuan pegawai, dan kepuasan masyarakat terhadap kualitas

pelayanan kesehatan di Puskesmas Pasar Gambir Tebing Tinggi Kota

2. Bagi peneliti

Penelitian ini meningkatkan pengetahuan serta pemahaman penulis

mengenai pelayanan dan sebagai syarat kelulusan.

3. Bagi akademisi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk

Referensi

Dokumen terkait

 Menurut Asosiasi Teknologi Komunikasi Pendidikan (AECT), Sumber belajar adalah semua sumber (baik berupa data, orang, maupun benda) yang dapat dipergunakan untuk

Karena semakin banyak pengguna di lingkungan kampus Universitas Gunadarma yang menggunakan fasilitas jaringan nirkabel ini,sehingga perlu dilakukan suatu pengamatan tentang

Nama Sekolah : SMK Bangun Nusantara 2 Mata Pelajaran : Kompetensi Kejuruan Kelas/Semester : X/1..

Karena semakin banyak pengguna di lingkungan kampus Universitas Gunadarma yang menggunakan fasilitas jaringan nirkabel ini,sehingga perlu dilakukan suatu pengamatan tentang

Berdasarkan pengalaman nyata dari hasil penelitian, murid yang diajar oleh guru yang menggunakan media bervariasi dibandingkan dengan murid yang diajar oleh

Tahap I, Pengumpulan data dasar Tahap II, interpretasi data dasar Tahap III, Identifikasi diagnosis/masalaj potensial dan antisipasi penanganannya Tahap IV,

As shown in Figure 1, the framework consists of two stages: (1) determining preliminary position and attitude using built-in sensory data such as velocity and angular rates, and

Specifically, a 3D model is computed from the overlapping views, and the model is segmented into semantic labels using height information, color and planar qualities.. 2D detector